Anda di halaman 1dari 19

LK. 2.

2 Menentukan Solusi
FITRIA WINDIARNI
201901306556

Solusi yang Analisis


No. Eksplorasi alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan alternatif solusi
1 RENDAHNYA MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA Berdasarkan Alasan mendasar pemilihan solusi Berdasarkan hasil
hasil analisis mengajar dengan menggunakan analisis terhadap
Kajian literatur hasil model PBL dan PJBL dilengkapi eksplorasi alternatif
1.Indikator akar penyebab masalah wawancara dengan media berbasis teknologi makadiperoleh
Guru belum melakukan proses tanya jawab diawal dengan pakar, adalah untuk mendorong siswa ikut beberapa solusi, yaitu:
pembelajaran. Ketika masuk kelas guru langsung wawancara berperan aktif dalam proses 1. Menggunakan
menyampaikan materi. dengan membangun pengetahuan. model PBL
Alternatif solusi : berbagai Kegiatan pembelajaran Problem dalam
Proses tanya jawab merupakan bagian dari sumber, dan Based Learning dan Project based pelaksanaan
keterampilan apersepsi guru hasil learning yang pada pelaksanaannya proses
(file:///C:/Users/User1/Downloads/1828-4218- kajianliteratur dilakukan dalam kelompok- pembelajaran
1-PB.pdf) maka solusi kelompok kecil juga memberikan 2. Menggunakan
Cara melakukan apersepsi yang baik menurut yang paling kesempatan kepada siswa untuk media untuk
Munif Chatib (2001:88) diantaranya : relevan untuk mengembangkan kecerdasan menayangkan
a. Membawa siswa ke zona Alfa (zona fokus), menyelesaikan sosialnya, karena dalam kelompok masalah
yaitu dengan memusatkan perhatian siswa. masalah itu terjadi interaksi sosial dan konstektal yang
Bisa dilakukan dengan fun story,music,ice rendahnya emosional antara siswa yang satu berkaitan
breaking motivasi belajar dengan siswa yang lainnya. dengan materi
b. Pemanasan ( Warmer ) Warmer atau matematika ajar
pemanasan adalah mengulang materi yang adalah mengajar Selain itu, penggunaan media
3. Untuk
dengan berbasis teknologi diharapkan dapat
sebelumnya diajarkan oleh guru, caranya penggunaan
menggunakan memberikan pengaruh positif dalam
dengan mencoba melakukan peninjaun ulang waktu, guru
model PBL dan pembelajaran sehingga siswa
terlebih dahulu terhadap materi yang sebaiknya
PJBL tertarik untk mempelajari suatu
lalu,sebelum materi hari itu diteruskan. melihat dan
dilengkapi materi. Hal tersebut dilakukan
c. Pre – Teach yaitu dengan menginformasikan mengecek
dengan media dengan penayangan masalah
alur pembelajaran yang akan dilakukan. alokasi waktu
d. Scene setting yaitu dengan menjelaskan berbasis kontekstual tentang materi ajar. dari setiap
manfaat pembelajaran tersebut baginya. teknologi Masalah yang diangkat adalah sintaks dan
(Munif Chatib. Gurunya manusia. Kaifa Learning permasalahan sehari-hari di dunia durasi video
Mizan Media Utama. Bandung. 2001. hlm 88) nyata yang ditemukan oleh yang
siswa.Kehadiran media ditampilkan
2.Indikator akar penyebab masalah pembelajaran berbasis teknologi agar seluruh
Proses pembelajaran masih satu arah, dimana diharapkan akan lebih mebantu sintaks dapat
guru menerangkan materi sementara siswa hanya proses terjadinya pembelajaran terlaksana
mendengarkan dan mencatat. yang lebih bermakna. dengan baik.
Alternatif solusi :
Diskusi dan simulasi merupakan strategi yang Kekurangan yang mungkin terjadi
dapat mengembangkan komunikasi banyak arah pada saat pelaksanaan PBL dan
(Nana Sudjana,1989). Dalam kegiatan PJBL berbantu media berbasis
mengajar,siswa memerlukan sesuatu yang teknologi adalah dalam
memungkinkan dia berkomunikasi secara baik management waktu. Guru kadang
dengan guru,teman,maupun dengan lupa memperhatikan waktu
ligkungannya. sehingga pembelajaran dikelas
(Nana Sudjana, 1989, Dasar-Dasar Proses belum selesai namun waktunya
Belajar Mengajar, Bandung: Angkasa.) sudah habis

Contoh pembelajaran yang berpusat pada siswa:


1. Model pembelajaran Project Based Learning
dimana proses pembelajaran menghasilkan
suatu produk.
(https://www.kajianpustaka.com/2017/08/mo
del-pembelajaran-berbasis-proyek.html)
2. Problem based learning (PBL) atau
pembelajaran berbasis masalah sehingga
menghasilkan solusi.
(https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/perb
edaan-project-based-learning-dan-problem-
based-learning)
3.Indikator akar penyebab masalah
Guru belum menampilkan masalah kontekstual
yang berkaitan dengan materi ajar.
Alternatif solusi :
Dalam jurnal Universitas Kristen satya wacana
dijelaskan bahwa Semakin banyak keterkaitan
yang ditemukan siswa dalam suatu konteks yang
luas, semakin bermaknalah isinya bagi mereka.
Artinya dengan membawa situasi dunia nyata ke
dalam pembelajaran di kelas yang mudah
dipahami atau dirasakan oleh siswa.
(https://repository.uksw.edu/bitstream/
123456789/16012/2/T1_292011052_BAB
%20II.pdf )

4.Indikator akar penyebab masalah


Guru tidak mengajar dengan media yang menarik
(hanya menggunakan spidol dan papan tulis).
Alternatif solusi :
Terdapat beberapa penyebab/alasan orang
memilih media, antara lain dijelaskan oleh Arif
Sadiman (1996:84) sebagai berikut :
a. Demonstration. Dalam hal ini media dapat
digunakan sebagai alat untuk
mendemonstrasikan sebuah konsep, alat,
objek, kegunaan, cara mengoperasikan dan
lainlain.
b. Familiarity. Pengguna media pembelajaran
memiliki alasan pribadi mengapa ia
menggunakan media, yaitu karena sudah
terbiasa menggunakan media tersebut.
c. Clarity. Alasan ketiga ini mengapa guru
menggunakan media adalah untuk lebih
memperjelas pesan pembelajaran dan
memberikan penjelasan yang lebih konkrit.
(Arief S. Sadiman dkk. 1996. Media Pendidikan.
Jakarta: CV Rajawali)
Hasil wawancara
1. Etrin Juninta P, S.Pd .Gr (SMPN SATAP
EMBOAN)
Menurut beliau alternatif solusi yang dapat
dilakukan :
a. Berupaya agar pembelajaran
menyenangkan dengan cara gunakan
model belajar atau media yang menarik
b. Upayakan berikan siswa pertanyaan yang
menantang, yang menggugah mereka
untuk belajar

2. Ahmad Haerozi, S. Pd. Gr ( SMPN 9 SATAP


DOMPU)
Menurut beliau alternatif solusi yang dapat
dilakukan dengan membaca karakteristik belajar
siswa di kelas tersebut. Dengan melihat mana
yang dominan maka itulah yang harus kita
kemas dalam proses pembelajaran. Misalnya jika
mereka suka musik, silahkan selingi
pembelajaran dengan iringan musik. Iringan
musik bisa diperoleh dari internet, sambungkan
dengan media pengeras suara yg volumenya
cukup untuk kelas tersebut agar tidak
mengganggu kelas yang lain.
2 RENDAHNYA PENGETAHAN GURU TERKAIT Berdasarkan Alasan mendasar pemilihan solusi Berdasarkan hasil
PEDAGOGIK hasil analisis Pembelajaran dengan menggunakan analisis terhadap
Kajian literatur hasil Model Problem Based Learning eksplorasi alternatif
1. Indikator akar penyebab masalah wawancara adalah membantu siswa makadiperoleh
Guru belum menyesuaikan model dengan dengan pakar, mengembangkan beberapa solusi ntuk
karakter peserta didik, dimana siswa yang lebih wawancara keterampilan berpikir dan mengatasi kelamahan
banyak fakum di ajarkan dengan metode dengan keterampilan mengatasi dari PBL, yaitu:
ceramah sehingga siswa tidak turut aktif dalam berbagai masalah. Adapun 1. Memperhatikan
proses membangun pengetahuan tentang materi sumber, dan kelebihannya ; alokasi waktu
yang diajarkan. hasil 1. Dapat melatih siswa pada setiap
Alternatif solusi : kajianliteratur untuk proses berpikir sintaks
Menurut Rasma dalam jurnalnya ( 2019) Model maka solusi tingkat tinggi (HOTS) 2. Mempelajari
pembelajaran inovatif, siswa dilibatkan secara yang paling 2. Pemecahan masalah dan memahami
aktif dan bukan sekedar dijadikan sebagai objek. relevan untuk menjadikan aktivitas dengan baik
Guru memfasilitasi siswa untuk belajar sehingga menyelesaikan pembelajaran siswa kegiatan di
mereka lebih leluasa untuk belajar. masalah lebih meningkat. setiap sintaks
(file:///C:/Users/User1/Downloads/Artikel rendahnya 3. Memfasilitasi
%20Rasma_1351042026_PBSI%20(1).pdf) pengeahuan Kekurangannya : siswa
guru terkait 1. Alokasi waktu tidak berkemampuan
Menurut Nur Indha Permata Sari, 2016) Pada pedagogik sesuai rendah pada
adalah mengajar 2. Sintaks dengan proses
hakekatnya kegiatan pembelajaran matematika
dengan pelaksanaan tidak pemecahan
berhubungan dengan pembuatan dan
menggunakan sesuai masalah melalui
pemanfaatan penguasaan berpikir.
model PBL dan diskusi, dimana
(Nur Indha Permata Sari, S. E. (2016). Diagnosis 3. Siswa kemampuan
PJBL dengan proses diskusi
Kesulitan Penalaran Matematis Siswa Dalam rendah kesulitan
mempelajari diharapkan
Menyelesaikan Masalah Pola Bilangan Dan dalam proses
dengan baik optimal.
Pemberian Scaffolding. Prosiding.) pemecahan masalah
setiap sintaks
4. Proses diskusi
pada model Sementara itu,
Menurut Aminah Nur Khasanah dalam disesuaikan
tersebut.
jurnalnya, Salah satu opsi model pembelajaran dengan aturan
yang kira – kira dapat mengembangkan bahwa setiap
Kelebihan Project anggota
ketrampilan berfikir siswa (penerjemahan, kelompok harus
komunikasi, dan hubungan) dalam memahami
pememecahan masalah yaitu pembelajaran Based Learning pekerjaan yang
berbasis masalah atau problem based learning. dilakukan,
(file:///C:/Users/User1/Downloads/31967- karena pada
Article%20Text-38274-1-10-20200128.pdf) / Menurut Daryanto dan saat konfirmasi
Rahardjo (2012, hlm. 162) hasil pekerjaan
Menurut Tan (2008) Problem based learning model pembelajaran project guru akan
merupakan pembaruan dalam pembelajaran menunjuk
karna dalam PBL ketrampilan berfikir kritis based learning mempunyai secara acak
peserta didik benar – benar di maksimalkan kelebihan sebagai berikut. siswa untuk
lewat kegiatan kelompok yang teroganisasi, menyampaikan
sehingga peserta didik bisa memberdayakan, hasil kinerja
melatih, mencoba, dan meningkatkan 1. Meningkatkan motivasi kelompoknya.
ketrampilan berfikir secara berkelanjutan. belajar peserta didik untuk
(Tan.O.S.2008. Problem-Based Learning And belajar, mendorong
Creativity.Singapore: Cengage Learning.)
kemampuan mereka untuk
Selain PBL terdapat PjBL yang dapat melakukan pekerjaan
meningkatkan kreatifitas, berpikir kritis,dan penting, dan mereka perlu
keikutsertaan peserta didik dalam belajar.
untuk dihargai.
Project based learning adalah model
pembelajaran yang dirancang untuk 2. Meningkatkan kemampuan
memberikan siswa kesempatan agar dapat pemecahan masalah.
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan 3. Membuat peserta didik
melalui proyek-proyek yang melibatkan
tantangan dan masalah yang akan mereka menjadi lebih aktif dan
hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Contoh berhasil memecahkan
Penerapan Project Based Learning dalam problem-problem kompleks.
pembelajaran matematika 4. Meningkatkan daya
1. Membuat Bangunan (geometri/bangun ruang)
kolaborasi.
2. Melukis di Dinding ( Phytagoras) 5. Mendorong peserta didik
3. Membuat Jadwal Kegiatan (Aljabar)
untuk mengembangkan dan
4. Menggandakan atau Membagi 2 Resep
Makanan(Aljabar) mempraktikkan keterampilan
5. Menghitung Peluang Meninggal Dalam komunikasi.
Kecelakaan Mobil (teori peluang) 6. Meningkatkan keterampilan
(https://blog.kocoschools.com/20-ide-project-based-learning-
berdasarkan-mata-pelajaran/)
peserta didik dalam
mengelola sumber.
7. Memberikan pengalaman
2. Indikator akar penyebab masalah kepada peserta didik
Guru kurang memahami sintaks dari model pembelajaran dan praktik
pembelajaran yang akan diterapkan di kelas
sehingga bingung pada saat megaplikasikannya
dalam mengorganisasi
di kelas. proyek, dan membuat
Alternatif solusi : alokasi waktu dan sumber-
Mendeskripsikan kegiatan guru pada sintaks sumber lain seperti
model PBL
Sintaks Pelaksanaan Pembelajaran PBL perlengkapan untuk
menyelesaikan tugas.
Sintaks Model Kegiatan Guru 8. Menyediakan pengalaman
PBL
“Tahap 1 Menyelesaikan belajar yang melibatkan
Memberikan tujuan peserta didik secara
orientasi tentang pembelajaran,
permasalahan menjelaskan kompleks dan dirancang
pada siswa kebutuhan- untuk berkembang sesuai
kebutuhan yang
diperlukan, dan dengan dunia nyata.
memotivasi siswa
agar terlibat pada
9. Membuat suasana belajar
kegiatan menjadi menyenangkan,
pemecahan
sehingga peserta didik
masalah maupun pendidik menikmati
Tahap 2 Membantu siswa
Mengorganisasi menentukan dan proses pembelajaran.
siswa untuk mengatur tugas
meneliti belajar yang
berkaitan dengan Kelemahan Project
masalah yang
diangkat Based Learning
Tahap 3 Mendorong siswa
Membimbing untuk
penyelidikan mengumpulkan Menurut Widiasworo (2016,
siswa secara informasi yang
mandiri maupun sesuai, hlm. 189) project based
kelompok melaksanakan learning memiliki kelemahan
eksperimen untuk
mendapatkan sebagai berikut.
penjelasan dan
pemecahan
masalah. 1. Pembelajaran berbasis
Tahap 4 Membantu siswa
Mengembangkan dalam proyek memerlukan banyak
dan menyajikan merencanakan
hasil karya dan
waktu yang harus disediakan
menyiapakankary untuk menyelesaikan
a yang ssesuai
sepeti laporan,
permasalahan yang
video, model dan kompleks
membantu siswa
dalam berbagai
2. Banyak orang tua peserta
tugas dengna didik yang merasa dirugikan
temannya untuk
menyampaikan karena menambah biaya
kepada orang lain. untuk memasuki sistem
Tahap 5 Membantu siswa
Menganalisis dan melakukan baru.
mengevaluasi refleksi dan 3. Banyak instruktur merasa
proses mengadakan
pemecahan evaluasi terhadap nyaman dengan kelas
masalah penyelidikan dan tradisional, di mana
prosesproses
belajar yang instruktur memegang peran
mereka lakukan”.
utama di kelas. Ini
Sumber: Suherti dan Rohimah, 2018, hlm. 69-70
(http://repository.unpas.ac.id/ merupakan tradisi yang sulit,
48892/7/14.%20BAB%20II.pdf) terutama bagi instruktur
yang kurang atau tidak
Sintaks model PjBL
Sintaks Kegiatan guru Kegiatan siswa menguasai teknologi.
Pertanyaan Guru Mengajukan 4. Banyaknya peralatan yang
Mendasar menyampaikan pertanyaan
topik mendasar apa harus disediakan. Oleh
danmengajukan yang harus karena itu, disarankan untuk
pertanyaan dilakukan peserta
bagaimana cara didik terhadap menggunakan team
memecahkan topik/ pemecahan
masalah. masalah.
teaching dalam
Mendesain Guru memastikan Peserta didik pembelajaran.
Perencanaan setiap peserta berdiskusi
Produk didik dalam menyusun
5. Peserta didik memiliki
kelompok memilih rencana kelemahan dalam percobaan
dan mengetahui pembuatan proyek
prosedur pemecahan
dan pengumpulan informasi
pembuatan masalah meliputi akan mengalami kesulitan.
proyek/produk pembagian tugas,
yang akan persiapan alat, 6. Ada kemungkinan peserta
dihasilkan. bahan, media, didik yang kurang aktif
sumber yang
dibutuhkan. dalam kerja kelompok.
Menyusun Jadwal Guru dan peserta Peserta didik 7. Apabila topik yang diberikan
Pembuatan didik membuat menyusun jadwal
kesepakatan penyelesaian pada masing-masing
tentang jadwal proyek dengan kelompok berbeda,
pembuatan proyek memperhatikan
(tahapan-tahapan batas waktuyang dikhawatirkan peserta didik
dan telah ditentukan tidak memahami topik
pengumpulan). bersama. secara keseluruhan.
Memonitor Guru memantau Peserta didik
Keaktifan dan keaktifanpeserta melakukan
Perkembangan Pro didik selama pembuatan proyek
yek melaksanakan sesuai jadwal,
proyek, memantau mencatat setiap
realisasi tahapan,
perkembangan mendiskusikan
dan membimbing masalah yang
jika mengalami muncul
kesulitan. selamapenyelesaia
n proyek dengan
guru.
Menguji Hasil Guru berdiskusi Membahas
tentang prototipe kelayakan proyek
proyek, memantau yang telah dibuat
keterlibatan dan membuat
peserta didik, laporan produk/
mengukur karya untuk
ketercapaian dipaparkan
standar. kepada orang lain.
Evaluasi Guru membimbing Setiap peserta
Pengalaman proses pemaparan didik memaparkan
Belajar proyek, laporan, peserta
menanggapi hasil, didik yang lain
selanjutnya guru memberikan
dan peserta didik tanggapan, dan
merefleksi/ bersama guru
kesimpulan. menyimpulkan
hasil proyek.
(https://bertema.com/sintaks-model-project-based-
learning-dalam-pembelajaran)
Hasil wawancara
1. Etrin Juninta P, S.Pd .Gr (SMPN SATAP
EMBOAN)
Menurut beliau alternatif solusi yang dapat
dilakukan :
Kita bisa melakukan coba-coba, coba
menerapkan berbagai model sampai kita
temukan mana yang dirasa paling sesuai. Atau
kita bisa bertukar pikiran dengan guru lain atau
orang yang pernah melakukan penelitian. Kita
ceritakan kondisi siswa dan materi ajar, siapa
tau ada model yang pernah mereka trapkan di
kelas yang sekiranya bisa kita lakukan juga
dikelas.

2. Ahmad Haerozi, S. Pd. Gr ( SMPN 9 SATAP


DOMPU)
Menurut beliau alternatif solusi yang dapat
dilakukan :
Membuat list tentang apa yang disukai dan
dibutuhkan oleh siswa dalam proses
pembelajaran agar sesuai dengan kaakteistik
siswa. Haruslah kita sebagai guru menggunakan
model yang bisa memfokuskan siswa dalam
belajar dan mengajak siswa aktif dalam belajar.
Apabila kita kesulitan dalam menyesuaikan
model pembelajaran, kita bisa melihat di youtube
sebagai bahan referensi kemudian kita pelajari
dan adaptasi dikelas.

3 GAGALNYA PESERTA DIDIK DALAM MENJAWAB Berdasarkan Alasan mendasar guru Berdasarkan hasil
SOAL HOTS hasil analisis melakukan pembiasaan soal analisis terhadap
hasil HOTS pada siswa adalah eksplorasi alternatif
Kajian literatur wawancara untuk melatih kemampuan makadiperoleh
1. Indikator akar penyebab masalah dengan pakar, berfikir kritis dan beberapa solusi ntuk
Guru lebih sering memberikan soal LOTS saat wawancara kreatif.Kelebihan dan mengatasi kelmahan
latihan di kelas. dengan Kekurangan Soal HOTS dari pembiasaan soal
Alternatif solusi berbagai adalah: HOTS pada siswa
Menurut Indri Haryani dalam jurnal Analisis sumber, dan adalah dengan
Langkah-Langkah Penyelesaian Soal Matematika hasil Kelebihan mengoptimalkan
Tipe High Order Thinking Skill (HOTS), Dalam kajianliteratur proses latihan soal dan
maka solusi  Siswa akan lebih berpikir diskusi kelompok.
situasi nyata pembelajaran matematika, guru sistematis dan logis
perlu memberikan soalsoal HOTS sesuai dengan yang paling  Memiliki kemampuan
Guru
pengalaman belajar yang berjenjang dari mudah relevan untuk menganalisa pemasalahan mengelompokkan
ke sulit dan tidak terjebak dengan sesuatu yang menyelesaikan dengan lebih kritis siswa secara heterogen
segalanya harus “sulit”. Soal HOTS dapat masalah  Pembelajaran dengan tingkat
didesain gradasi tingkat kesukarannya dan dapat gagalnya konsep HOTS bisa kemampuannya.
peserta didik membiasakan siswa Sehingga siswa
dikembangkan untuk beragam materi berpikir lebih luas dan
matematika. dalam mampus mengikuti jaman
berkemampuan tinggi
menjawab soal yang berkembang dapat membantu siswa
HOTS adalah  Membuat siswa lebih berkemampuan rendah
2. Indikator akar penyebab masalah guru kreatif, terasah serta lebih dalam menyelesaikan
Guru kurang memberikan stimulus yang memberikan banyak mempertanyakan permasalahan yang
lebih banyak segala sesuatu dengan diberikan. Proses kerja
mengarahkan peserta didik untuk menyelesaikan kritis.
soal HOTS latihan soal kelompok diberikan
 Siswa akan lebih
yang disertai memahami konsep aturan yang dapat
Alternatif solusi dengan pembelajaran karena memastikan seluruh
Menurut Indri Haryani dalam jurnal Analisis pemberian mampu mengkaji anggota kelompok
Langkah-Langkah Penyelesaian Soal Matematika stimulus, keterkaitan antara materi. memahami dan
Tipe High Order Thinking Skill (HOTS), Soal membuat LKPD memberikan andil
yang Kelemahan dalam menyelesaikan
matematika tipe HOTS memuat stimulus yang
dapat berupa wacana, gambar, tabel data, grafik, mengarahkan permasalahan/ LKPD
 Siswa yang memiliki
informasi, diagram dan lain-lain. Stimulus sangat siswa untuk kemampuan kognitif yang yang dibuat.
dianjurkan diambil dari konteks nyata/kehidupan menyelesaikan baik lebih mudah untuk
sehari-hari. Pertanyaan yang diajukan menuntut soal dan memahami materi dan
membuat soal menjawab soal, sedangkan
proses berpikir secara kritis, logis, metakognisi bagi siswa yang memiliki
dengan gradasi
dan kreatif. Soal tipe HOTS juga tetap kemampuan kognitif
dari mudah
memperhatikan kaidah penulisan soal pilihan kurang bagus akan lebih
hingga sulit. kesulitan.
ganda maupun uraian.
(file:///C:/Users/User1/Downloads/
267884779.pdf)

Tips menjawab soal HOTS:


1. Menemukan kata kunci
2. Memahami konsep, bukan menghapal
3. Memecahkan soal secara sistematis
4. Membaca soal dengan hati-hati
5. Memeriksa jawaban kembali
6. Berlatih banyak soal
(https://alef.co.id/tips-belajar-matematika-agar-
mudah-memahami-soal-hots/)

3. Indikator akar penyebab masalah


Guru belum melibatkan LKPD untuk
mengarahkan peserta didik menyelesaikan soal
HOTS
Alternatif solusi
Jenis-jenis LKPD
1. LKPD penemuan
2. LKPD Aplikatif integratif
3. LKPD Penuntun
LKPD ini memuat petunjuk, langkah kerja,
dan urutan materi yang harus dikuasai oleh
peserta didik secara bertahap mulai dari
konkret ke abstrak, faktual ke konseptual,
formal ke nonformal, dan mudah ke sulit
untuk membantu peserta didik dalam
memahami materi pembelajaran yang sedang
dipelajari.
4. LKPD penguatan
5. LKPD Praktikum
(https://www.lamaccaweb.com/2021/08/16/jenis-
jenis-lembar-kerja-peserta-didik-atau-lkpd/2/)
LKPD yang akan didesain oleh penulis adalah
LKPD yang membantu peserta didik untuk
menemukan suatu konsep sekaligus membantu
peserta didik menerapkan konsep yang telah
ditemukan. LKPD dilihat dari formatnya memuat
setidaknya delapan unsur, yaitu :
1) judul;
2) kompetensi dasar yang akan dicapai;
3) waktu penyelesaian;
4) peralatan atau bahan yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas;
5) informasi singkat;
6) langkah kerja;
7) tugas yang harus dilakukan; dan
8) laporan yang harus dikerjakan (Prastowo,
2011 : 207-208).
(Prastowo, Andi. 2013. Panduan Kreatif Membuat
Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: DIVA Press)

4. Indikator akar penyebab masalah


Dalam menyusun soal HOTS :

a. Guru belum menganalisis KD yang akan


dibuat sebagai soal HOTS
b. Guru belum menyusun kisi-kisi soal HOTS
c. Guru belum menulis butir soal yang sesuai
dengan kisi-kisi soal HOTS
d. Guru belum membuat pedoman penskoran
dan kunci jawaban soal HOTS
Alternatif solusi
Adapun langkah-langkah penyusunan soal HOTS
sebagaimana tercantum pada Buku Panduan
Penilaian HOTS yang diterbitkan oleh Kemdikbud
(2018 : 17-18) sebagai berikut:
a. Menganalisis KD yang dapat dibuat soal-soal
HOTS
b. Menyusun kisi-kisi soal
Secara umum, kisi-kisi tersebut diperlukan
untuk memandu guru dalam:
memilih KD yang dapat dibuat soal-soal
HOTS
merumuskan IPK
memilih materi pokok yang terkait
dengan KD yang akan diuji
merumuskan indikator soal
menentukan level kognitif
Menentukan bentuk soal dan nomor
soal
c. Memilih stimulus yang menarik dan
kontekstual
d. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-
kisi soal
e. Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau
kunci jawaban
(Kemdikbud.. Panduan Penilaian HOTs. Jakarta:
Diraktorat Guru dan Tenaga Kependidikan ,2017)

Hasil wawancara
1. Etrin Juninta P, S.Pd .Gr (SMPN SATAP
EMBOAN)
Menurut beliau alternatif solusi yang dapat
dilakukan :
a. Memberikan lebih banyak latihan soal
kepada peseta didik
b. Memastikan bahwa peserta didik sudah
menguasai konsep awal materi
c. Memberikan soal yang levelnya bertingkat,
jangan langsung berikas soal sulit.
2. Ahmad Haerozi, S. Pd. Gr ( SMPN 9 SATAP
DOMPU)
Menurut beliau alternatif solusi yang dapat
dilakukan :
a. Guru sebaiknya membuat soal denga tingkat
yang rendah sampai tingkat yang tinggi,
misalkan ada 10 soal maka soal awal berikan
yang mudah dulu supaya peseta didik merasa
senang untuk memulai mengerjakan soal.
Ketika peserta didik sudah merasa senang
maka untuk melaju ke soal hots, peserta didik
sudah mampu merangkai pikirannya.
b. Buatlah soal yang berkaitan satu sama lain,
atinya memuat jejaring fikir. Artinya soal-soal
awal itu memiliki keterkatian untuk
menyelesaikan soal HOTS
4 BELUM TERINTEGRASINYA TPACK DALAM Berdasarkan Alasan mendasar Berdasarkan hasil
PEMBELAJARAN DI KELAS hasil analisis pengitengrasian TPACK analisis terhadap
hasil dalam pembelajaran adalah eksplorasi alternatif
Kajian literatur wawancara untuk membuat makadiperoleh
1. Indikator akar penyebab masalah dengan pakar, pembelajaran lebih menarik beberapa solusi ntuk
Guru belum melibatkan media berbasis teknologi wawancara dan bermakna. Guru dapat mengatasi kelmahan
untuk menunjang pembelajaran di kelas, misalnya dengan menyertakan video atau PPT pengintegrasian
untuk menayangkan masalah kontekstual yang berbagai yang sesuai dengan materi TPACK dalam
berkaitan dengan materi ajar. sumber, dan ajar. Muatan video atau PPT pembelajaran dikelas :
Alternatif solusi hasil Guru dapat mencari
Menurut Joko Suyamto,dkk (2020) TPACK adalah kajianliteratur adalah masalah kontekstual referensi video di
dasar dari mengajar efektif dengan teknologi. maka solusi tenntang materi yang sedang youtube dan mencari
Dalam penerapan TPACK, guru: yang paling dibelajarkan. file PPT di google
 memerlukan pemahaman relevan untuk
tentang kemudian di
representasi dari konsep – konsep yang menyelesaikan Kelebihan Media Video modifikasi untuk
menggunakan teknologi, masalah belum Pembelajaran disesuaikan dengan
 memerlukan pemahaman teknik pedagogis terintegrasinya tujuan pembelajaran
penggunaan teknologi dalam cara yangTPACK dalam yang ingin dicapai.
kontruktif untuk mengajarkan materi, pembelajaran di  Mampu menggambarkan Dengan begitu dapat
kelas adalah peristiwa-peristiwa masa meminimalisir waktu
 memerlukan pengetahuan tentang apa yang lalu secara realistis
membuat konsep sulit atau mudah untuk dengan persiapan pembuatan
melibatkan dalam waktu yang media berbasis IT.
belajar singkat
LCD untuk
 memelukan pengetahuan tentang
menayangkan
bagaimana teknologi dapat digunakan  Dapat diulang-ulang bila
video
untuk membangun pengetahuan dan perlu untuk menambah
pembelajaran kejelasan
untuk mengembangkan metode / cara baru
atau PPT
atau memperkuat yang lama. tentang masalah
(file:///C:/Users/User1/Downloads/41381-  Pesan yang
konntekstual disampaikannya cepat
104139-3-PB.pdf) yang berkaitan dan mudah diingat.
dengan materi
Menurut Tejo Nurseto (2011:20) Dewasa ini
ajar.  Mengembangkan
perkembangan teknologi informasi dan dunia
imajinasi
hiburan semakin pesat, sehingga anak-anak kita
lebih suka melihat sinetron, film, main game,  Memperjelas hal-hal yang
internet yang akan menjadi guru mereka daripada abstrak dan memberikan
mendengarkan pelajaran guru di kelas. Oleh penjelasan yang
karena itu guru zaman sekarang dituntut untuk lebih realistik
menciptakan pembelajaran yang menarik
sekaligus menghibur agar tidak kalah dengan
teknologi informasi dan dunia hiburan yang
semakin canggih. Untuk membuat media yang Kelemahan Media Video
Pembelajaran
tepat bagi kegiatan pembelajaran biasanya akan
meliputi salah satu dari tiga kemungkinan yaitu 1. Sulitnya membuat video
1. Memilih media pembelajaran yang sudah yang sesuai dengan
tersedia, materi ajar
2. Merubah media yang sudah ada, dan
3. Merancang pembuatan media yang baru. 2. Membutuhkan waktu
yang lama dalam proses
(https://media.neliti.com/media/publications/
membuat PPT
17286-ID-membuat-media-pembelajaran-yang-
menarik.pdf)

Menurut (Batubara & Ariani, 2016) prosedur


utama dalam menerapkan media video dalam
kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut. a.
Siapkan media video yang akan ditonton peserta
didik, Syaratnya :
1. isi video yang ditampilkan harus yang
berkaitan dengan tema atau topik pelajaran.
2. gambar-gambar yang ada di dalam video tidak
memuat unsur pornografi, tindakan susila,
tindakan yang menistakan RAS, dan tindakan
kekerasan.
3. durasi setiap video tidak terlalu panjang,
disarankan 3-5 menit saja.
(Batubara, H. H., & Ariani, D. N. (2016).
Pemanfaatan Video sebagai Media Pembelajaran
Matematika SD/MI. Muallimuna, 2(1), 47–66)

Hasil wawancara
1. Etrin Juninta P, S.Pd .Gr (SMPN SATAP
EMBOAN)
Menurut beliau alternatif solusi yang dapat
dilakukan :
Ini merupakan sifat alami manusia yaitu sulit
keluar dari zona nyaman. Sumber belajar itu
banyak, misalnya youtube. Hal itu bisa
dimanfaatkan, apalagi kondisi sekolah di
mataram kan fasilitasnya sudah lengkap. Jadi
cobalah kombinasikan agar pembelajaran yang
terbaik. Gunakan ATM, analisis tiru dan
modifikasi.

2. Ahmad Haerozi, S. Pd. Gr ( SMPN 9 SATAP


DOMPU)
Menurut beliau alternatif solusi yang dapat
dilakukan :
Guru harus menyadari bahwa dirinya adalah
pelayan bagi siswa untuk menyajikan
pembelajaran terbaik. Kita tidak boleh menutup
diri dengan arus perkembangan teknologi saat ini
yang berdampak pada siswa. Kita harus
menyesuaikan dengan hal tesebut. Melalui
teknologi kita bisa mengajak siswa untuk
mencari sember belajar secara lebih luas. Kita
bisa manfaatkan fasilitas yang ada di sekolah
untuk menunjang hal tersebut.

Anda mungkin juga menyukai