Anda di halaman 1dari 12

ELECTRONIC BOOK KEPOLISIAN 24 HOURS ZONE

BY :
LATAR BELAKANG

Dalam dunia instansi, terkadang beberapa perubahan dari system internal akan
memberikan dampak yang luar biasa bagi instansi itu sendiri maupun eksternal. Apalagi
perubahan system atau standar operasional prosedur oleh instansi yang bisa dikatakan vital
dalam suatu susunan tatanan negara, seperti halnya Kepolisian. Adanya perubahan ini
dikarenakan adanya beberapa hal yang kurang tepat pada saat penerapan system yang telah di
pakai sebelumnya. Maka dari itu, pembuatan electronic book yang berisikan perubahan
perubahan dan perbaikan dari system sebelumnya yang pernah di anut akan di buat.
Electronic Book, atau buku eletronik ini di buat dengan tujuan agar anggota
kepolisian lebih memahami mengenai standar operasional prosedur yang lebih kompleks dan
electronic book ini juga mencakup beberapa hal yang akan di operasikan Kepolisian
kedepanya.
Beberapa hal yang akan di operasikan kepolisian kedepanya dari segi saat penanganan
kasus
A. KEPOLISIAN 24 HOURS ZONE

1. Pengertian Kepolisian 24 HOURS ZONE


Polisi adalah suatu pranata umum sipil yang menjaga ketertiban, keamanan,
dan penegakan hukum di seluruh wilayah 24 HOURS ZONE. Kepolisian adalah suatu
Lembaga yang penting yang memainkan tugas utama sebagai penjaga keamanan,
ketertiban dan penegakan hukum, sehingga Lembaga kepolisian ini adalah Lembaga
yang berdaulat.
2. Kedudukan Kepolisian Di 24 HOURZ ZONE
Kepolisian di 24 hours zone bersifat independent di mana kepolisian berada
langsung di bawah Undang Undang Negara 24 hours zone yang telah di atur.
Sehingga kepolisian 24 hours zone memiliki wewenang untuk melakukan suatu
pemeriksaan atau penegakan dimana ada delik yang jelas, delik yang dimaksud adalah
delik laporan dan pengaduan. Selain itu kepolisian juga berwewenang menindak
apabila kepolisian melihat langsung suatu tindak pidana yang melawan Undang
Undang. Sedangkan, Undang Undang yang ada di 24 hours zone ini berlaku bagi
semua warga 24 hours zone, sehingga bagi siapapun yang berani melawan undang
undang akan langsung di tindak tegas oleh kepolisian 24 hours zone sebagai instansi
yang langsung di bawah Undang Undang.
B. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGANAN SUATU TINDAK
PIDANA

1. Etika Radio Kepolisian


Radio, adalah salah satu sarana penunjang kesuksesan dalam menangani
suatu kasus atau dalam melakukan komunikasi dari jarak jauh. Di mana radio ini
sangat vital bagi kepolisian karena salah satu sarana yang akan menyambungkan
satu kegiatan dengan kegiatan lainya. Maka dari itu, di dalam radio kepolisian ini
sangat di utamakan kenyamanan antara satu pihak dengan pihak lainy, sehingga di
aturlah beberapa etika dalam menggunakan radio seperti :
a. Apabila ingin berbicara di radio harus di sebutkan nama anggota
kepolisian terlebih dahulu
b. Dalam berkominikasi di radio harus dengan jelas dan padat
c. Dilarang untuk menggunakan Bahasa yang tidak baku atau Bahasa yang
tidak sopan
d. Ketika akan memasuki radio kepolisian, anggota harus melakukan izin
memasuki radio dengan tata cara menyebutkan nama dan pangkat, akan
tetapi, apabila dalam radio sedang melakukan suatu penanganan, anggota
yang ingin memasuki radio tidak perlu meminta izin dan cukup menyimak
isi radio.
e. Setiap berbicara di radio harus di akhiri dengan kata ganti
f. Jika ingin berbicara di radio Ketika saat menangani suatu kasus, maka
anggota harus meminta izin berbicara terlebih dahulu
g. Harus di biasakan berbicara menggunakan code radio police agar
mempermudah berkomunikasi dan mempersingkat penggunaan radio
h. Segala sesuatu Tindakan yang dilakukan saat melakukan operasi, harus
ditunjuk siapa yang berbicara di radio sehingga terhindar informasi yang
tidak penting
i. Dalam suatu penanganan kasus yang berhak berbicara adalah informan
point dan komando tertinggi atau komando yang di pilih
j. segala perintah atau komando yang di keluarkan oleh komando tertinggi di
radio harus di ikuti bagi anggota yang berada di radio dan mengikuti misi.
Penggunaan code radio sangatlah membantu dalam berkomunikasi di radio
kepolisian, dikarenakan akan mempersingkat pembicaraan di radio dan tidak
akan memakan waktu untuk berbicara di radio, maka dari itu seluruh anggota
kepolisian WAJIB untuk menghafal code radio yang sudah di sediakan. Code
radio yang di gunakan oleh kepolisian 24 hours zone antara lain :
10-1 : Perintah Komando untuk
berkumpul 10-2 : Menanyakan Lokasi
10-3 : Keluar dari radio
10-4 : Di mengerti
10-5 : Ingin menyampaikan pesan langsung kepada yang di tuju
10-6 : Sedang sibuk / sedang melakukan operasi lainya
10-7 : Mengalami kerusakan kendaraan
10-8 : Menuju Lokasi yang di tuju
10-9 : Suara dari radio kurang jelas
10-10 : Sedang berlangsung suatu
peperangan 10-13 : Anggota Down
10-18 : Memerintahkan untuk mempercepat aktifitas
10-23 : Sudah sampai di lokasi
10-31 : Sedang berlangsung suatu Tindak kejahatan (perampokan dll)
10-32 : Seseorang membawa senjata
10-41 : On duty
10-42 : Off duty
10-50 : terjadi kecelakaan
10-52 : Membutuhkan EMS
10-71 : Suspect melakukan penembakan
8-1-3 : Selamat Bertugas
Code radio kepolisian ini WAJIB untuk di hafal oleh anggota kepolisan dan
harus di biasakan di dalam radio kepolisian

2. SOP Penangan Peperangan


Peperangan biasa terjadi oleh 2 kelompok atau lebih dalam suatu lokasi,
dimana peperangan adalah salah satu tindak kejahatan yang melawan hukum.
Banyaknya senjata illegal serta Tindakan yang melawan hukum dalam suatu
peperangan mengakibatkan hal ini menjadi prioritas utama kepolisian untuk
menangani hal tersebut. Berikut SOP penanganan peperangan ,yaitu :
a. Apabila terdapat suatu laporan penembakan oleh warga setempat,
kepolisian berhak mengecek dan memastikan apakah benar adanya
peperangan atau penembakan di lokasi tersebut
b. Setelah dipastikan adanya peperangan, maka kepolisian berhak untuk
mengeluarkan pengumuman yang berisikan “apabila polisi sampai di
lokasi dan yang melakukan peperangan tidak bubar, maka akan di tindak
tegas oleh kepolisian”
c. Selain unit evakuasi, ada pula unit yang bertugas unutk mencari bukti dan
keterangan bagi siapapun yang berada di lokasi peperangan.
d. Apabila tidak kooperatif, maka kepolisian dapat mengejar bagi siapapun
yang berada di lokasi
e. Selama tim evakuasi melakukan evakuasi, tim pencari bukti akan terus
mencari bukti yang di ambil dan meminta keterangan sampai siapapun
yang berada di lokasi mau kooperatif dengan kepolisian
f. Selama melakukan evakuasi, kepolisian berhak untuk membuat parimeter
dan mengumumkanya. Dan bagi siapapun yang mendekat dapat di tindak
langsung oleh kepolisian
g. Apabila kepolisian menemukan suatu bukti, maka dari itu kepolisian
berwewenang untuk melakukan pengamanan terhadap suspect dan dapat di
perdalam di Kantor Polisi terdekat

3. SOP Pengejaran

Pengejaran adalah salah satu kegiatan kepolisian yang dilakukan saat


suspect yang di crugai lari dari TKP, operasi pengejaran adalah suatu operasi
yang melibatkan banyak pihak dari kepolisian serta sangat berdampak bagi
keamanan serta kenyaman warga di sekitar yang sedang melakukan aktifitas
public. Maka dari itu, suatu system pengejaran yang kompleks akan
mengurangi resiko mengganggu kenyamanan public dan kerusakan fasilitas
umum.
Pihak pihak yang terlibat saat pengejaran adalah :
a. Polisi Sabhara
b. Brimob
c. Polantas
d. Dan seluruh anggota kepolisian yang terjun saat
operasi Komposisi kendaraan yang di anjurkan adalah :
a. 3 Motor sebagai pencari visual (boleh lebih akan tetapi harus berada di
ujung paling belakang
b. Beberapa kendaran mobil yang di fungsikan untuk P.I.T dan intersafe
untuk melakukan blocking
c. 1 buah helicopter sesuai dengan operasi pengejaran yang di
jalankan
Mekanisme Pengejaran :
a. Object pengejearan / suspect yang dikejar di tentukan oleh komando pusat
dan anggota di larang untuk mengajukan object lainya
b. Pengejaran di pimpin oleh komando pusat dan diteruskan informasi
pengejaran oleh helicopter atau unit ground
c. Susunan dari unit ground atau unit darat ini berisikan 3 motor di depan
yang berposisi seperti ular dan diikuti oleh mobil.
d. Posisi kendaraan bermotor ini juga menentukan fungsinya yaitu di paling
depan adalah primary radio, yang kedua adalah secondary radio apabila
primary mengalami vehicle damage, dan yang ketiga adalah informan
cadangan.
e. Di belakang dari kendaraan bermotor ini adalah kendaraan mobil polisi
yang berfungsi untuk melakukan P.I.T atau intersafe ke depan dan posisi
kendaraan mobil ini dilarang melewati kendaraan bermotor kecuali sudah
mendapatkan izin untuk melakukan P.I.T
f. P.I.T hanya boleh dilakukan di jalan tol (highway) dan harus mendapat
izin dari komando pusat, dan apabila sudah mendapat izin P.I.T dari
komando pusat, maka kendaraan bermotor yang berfungsi untuk informan
point dipersilahkan untuk memperlebar posisi dan memberi ruang mobil
untuk melakukan intersafe ke depan
g. Apabila suspect yang di kejar sudah dapat di lumpuhkan, kepolisian
DILARANG untuk langsung melumpuhkan dan harus menunggu suspect
untuk kooperatif dan berlutut. Apabila suspect lari, maka kepolisian dapat
juga melakukan pengejaran dengan on foot dan dilarang untuk langsung
mentaser sebelum adanya izin.
h. Apabila dalam posisi pengejaran suspect sudah melakukan SHOT FIRE
kepada kepolisian, maka kepolisian berhak untuk melumpuhkan ban
kendaraan suspect dan tetap mempertahankan formasi. Apa ban dari
suspect sudah lumpuh, maka kepolisian akan membentuk formasi dimana
kendaraan mobil dapat di fungsikan sebagai covering fire untuk
melindungi dari tembakan suspect
i. Apabila suspect sudah diamankan, maka suspect disuruh menjauh dari
kendaraan sejauh mundur 5 langkah dan belutut.
j. Apabila suspect diamanakan dalam kondisi pingsan, maka kepolisian dapat
mengirimkan sinyal untuk memanggil EMS.

4. SOP Penanganan Perampokan


Salah satu tindak kejahatan yang ada di 24 hours zone adalah perampokan,
perampokan yang terjadi ada dua jenis yaitu perampokan warung dan perampokan
bank, dimana pada tiap tiap perampokan ini kepolisian memiliki SOP yang
berbeda dalam menangani tindak kejahatan tersebut.
a. Perampokan Warung
1. Dalan perampokan warung, kepolisian dalam penanganya di utamakan
oleh unit SABHARA dan di backup oleh unit POLANTAS maupun
BRIMOB
2. Subsidi dalam menangani perampokan warung ini adalah 5 orang untuk
operasi penanganan di dalam dam 4 orang untuk melakukan penjagaan
parimeter oleh POLANTAS
3. Dalam penanganan perampokan warung ini hal pertama yang harus
dilakukan adalah memberikan berita kepada warga untuk tidak mendekar
dan harus adanya negosiasi dari kepolisian dan apabila negosiasi berakhir
dengan hal yang tidak diinginkan, maka kepolisian berhak untuk
melakukan 3 kali tembakan peringatan untuk menyatakan bahwa suspect
akan di tindak tegas oleh kepolisian
4. Persenjataan yang di gunakan dalam melakukan perampokan ini adalah
PISTOL & REVOLVER
5. Apabila kepolisian dalam penanganan merasa tidak mampu menangani,
kepolisian dapat melakukan penarikan mundur untuk menyudahi operasi
ini
6. Apabila kepolisian dapat menangani perampokan, maka kepolisian akan
melakukan evakuasi ke tempat yang aman dan memanggil EMS untuk
menuju lokasi.
7. Pada saat evakuasi, diharap untuk memberikan pengumuman bahwa
perampokan clear akan tetapi warga masih belum diperbolehkan mendekat
dikarenakan area harus tetap clear

b. Perampokan Bank Kecil.


1. Dalam perampokan Bank, Kepolisian yang melakukan penanganan adalah
BRIMOB dan di backup oleh SABHARA atau POLANTAS
2. Subsidi dalam menangani perampokan BANK KECIL ini adalah 8 orang
untuk operasi penanganan di dalam dam 4 orang untuk melakukan
penjagaan parimeter oleh POLANTAS
3. Dalam penanganan perampokan bank ini hal pertama yang harus
dilakukan adalah memberikan berita kepada warga untuk tidak mendekar
dan harus adanya negosiasi dari kepolisian dan apabila negosiasi berakhir
dengan hal yang tidak diinginkan, maka kepolisian berhak untuk
melakukan 3 kali tembakan peringatan untuk menyatakan bahwa suspect
akan di tindak tegas oleh kepolisian
4. Persenjataan yang di gunakan dalam melakukan penanganan perampokan
ini adalah LARAS PENDEK & SMG
5. Apabila kepolisian dalam penanganan merasa tidak mampu menangani,
kepolisian dapat melakukan penarikan mundur untuk menyudahi operasi
ini
6. Apabila kepolisian dapat menangani perampokan, maka kepolisian akan
melakukan evakuasi ke tempat yang aman dan memanggil EMS.
7. Pada saat evakuasi, diharap untuk memberikan pengumuman bahwa
perampokan clear akan tetapi warga masih belum diperbolehkan mendekat
dikarenakan area harus tetap clear
C. Perampokan Bank Besar

1. Dalam perampokan Bank, Kepolisian yang melakukan penanganan adalah


BRIMOB dan di backup oleh SABHARA atau POLANTAS
2. Subsidi dalam menangani perampokan BANK BESAR ini adalah 10 orang
untuk operasi penanganan di dalam dam 4 orang untuk melakukan
penjagaan parimeter oleh POLANTAS
3. Dalam penanganan perampokan bank ini hal pertama yang harus
dilakukan adalah memberikan berita kepada warga untuk tidak mendekar
dan harus adanya negosiasi dari kepolisian dan apabila negosiasi berakhir
dengan hal yang tidak diinginkan, maka kepolisian berhak untuk
melakukan 3 kali tembakan peringatan untuk menyatakan bahwa suspect
akan di tindak tegas oleh kepolisian
4. Persenjataan yang di gunakan dalam melakukan penanganan perampokan
ini adalah ALL WEAPON DAN 1 SNIPER
5. Apabila kepolisian dalam penanganan merasa tidak mampu menangani,
kepolisian dapat melakukan penarikan mundur untuk menyudahi operasi
ini
6. Apabila kepolisian dapat menangani perampokan, maka kepolisian akan
melakukan evakuasi ke tempat yang aman dan memanggil EMS.
7. Pada saat evakuasi, diharap untuk memberikan pengumuman bahwa
perampokan clear akan tetapi warga masih belum diperbolehkan mendekat
dikarenakan area harus tetap clear

D. Perampokan JEWELRY

1. Dalam perampokan Bank, Kepolisian yang melakukan penanganan adalah


BRIMOB dan di backup oleh SABHARA atau POLANTAS
2. Subsidi dalam menangani perampokan JEWELRY ini adalah 6 orang
untuk operasi penanganan di dalam dam 2 orang untuk melakukan
penjagaan parimeter oleh POLANTAS
3. Dalam penanganan perampokan bank ini hal pertama yang harus
dilakukan adalah memberikan berita kepada warga untuk tidak mendekar
dan harus adanya negosiasi dari kepolisian dan apabila negosiasi berakhir
dengan hal yang tidak diinginkan, maka kepolisian berhak untuk
melakukan 3 kali tembakan peringatan untuk menyatakan bahwa suspect
akan di tindak tegas oleh kepolisian
4. Persenjataan yang di gunakan dalam melakukan penanganan perampokan
ini adalah PISTOL & REVOLVER
5. Apabila kepolisian dalam penanganan merasa tidak mampu menangani,
kepolisian dapat melakukan penarikan mundur untuk menyudahi operasi
ini
6. Apabila kepolisian dapat menangani perampokan, maka kepolisian akan
melakukan evakuasi ke tempat yang aman dan memanggil EMS.
7. Pada saat evakuasi, diharap untuk memberikan pengumuman bahwa
perampokan clear akan tetapi warga masih belum diperbolehkan mendekat
dikarenakan area harus tetap clear
2. SOP Penyanderaan
Penyanderaan, adalah suatu Tindakan kejahatan dimana warga akan di sandera
guna ditukarkan dengan keinginan suspect, dalam prakterknya. Penyanderaan
biasanya di gunakan untuk melakukan perampokan atau digunakan untuk melakukan
penukaran untuk tebusan. Maka dari itu, disini SOP yang digunakan harus tepat,
apabila penyanderaan yang di lakukan dengan tujuan untuk melakukan perampokan,
maka SOP yang digunakan harus tetap SOP perampokan. Akan tetapi. Apabila
penyanderaan dilakukan untuk penebusan, maka SOP yang di gukanan adalah SOP
dari penyanderaan itu sendiri yaitu :
a. Dimana dalam melakukan penanganan penyanderaan ini akan di pimpin oleh
komando tertinggi
b. Persentaan yang digunakan adalah 1 buah unit sniper dan sisanya adalah
handgun/SMG
c. Kepolisian akan mengirimkan beberapa negosiator untuk melakukan negosiasi,
negosiator yang dikirim tidak harus sepenuhnya menuruti keinginan suspect, maka
dari itu kepolisian membutuhkan negosiator yang memang berkompeten di
bidangnya
d. Disaat negosiator sedang melakukan negosiasi, sisa dari kepolisian dapat
melakukan set up parimeter di wilayah dari lokasi penyanderaan itu
e. 1 unit sniper dapat menentukan lokasi di mana dapat melakukan CLEAR SHOT
kepada suspect apabila memungkinkan, kondisi memungkinkan yang di maksud
antara lain adalah suspect sendirian dan lengah. Akan tetapi clear shot ini tidak
hanya di tujukan ke suspect, akan tetapi dapat dilakukan ke ban kendaraan suscpet
apabila nanti nya melakukan pelarian
f. Disaat pelarian, maka yang di gunakan adalah SOP PENGEJARAN dan improve
command dari komando pusat

3. SOP dan ETIKA melakukan pemeriksaan


Pemeriksaan adalah salah satu Langkah kepolisian untuk menemukan
bukti, dimana pemeriksaan ini melibatkan individua tau warga yang akan
kepolisian periksa. Pemeriksaan ini tidak hanya dilakukan di TKP, akan tetapi
juga dilakukan di sel penjara dan biasa disebut sebagai introgasi. Dikarenakan ini
berkaitan langsung dengan warga, maka dalam melakukan pemeriksaan ini harus
ada etika atau attitude untuk tetap menjaga citra kepolisian di depan warga. Etika
dan SOP nya adalah :
a. Anggota yang melakukan pemeriksaan di utamakan yang menguasai kasus
dan mengikuti kasus dari awal sampai dengan akhir
b. Anggota yang melakukan pemeriksaan harus mempkenalkan diri dengan
menyebut Nama, Pangkat, dan dari unit bagian mana
c. Anggota kepolisian wajib untuk menyebutkan alasan kenapa warga tersebut di
tangkap dan dijelaskan
d. Apabila warga yang diperiksa melakukan pembelaan, maka anggota
kepolisian harus dapat menentukan pembelaan tersebut terbukti atau tidak
e. Dalam melakukan pemeriksaan, kepolisian harus memperkuat bukti yang ada
dan mencocokan dengan dugaan
f. Apabila sudah, maka anggota kepolisian dapat menentukan vonis hukuman .

Anda mungkin juga menyukai