Anda di halaman 1dari 12

ELEKTRONIC BOOK DAN RANCANGAN UNIT BARU KEPOLISIAN

Valentine

BY Jendral Kepolisian :
Briliatnz Putra Tatang
LATAR BELAKANG

Dalam dunia instansi, terkadang beberapa perubahan dari system


internal akan memberikan dampak yang luar biasa bagi instansi itu
sendiri maupun eksternal. Apalagi perubahan system atau standar
operasional prosedur oleh instansi yang bisa dikatakan vital dalam
suatu susunan tatanan negara, seperti halnya Kepolisian. Adanya
perubahan ini dikarenakan adanya beberapa hal yang kurang tepat
pada saat penerapan system yang telah di pakai sebelumnya. Maka
dari itu, pembuatan electronic book yang berisikan perubahan
perubahan dan perbaikan dari system sebelumnya yang pernah di
anut akan di buat.

Electronic Book, atau buku eletronik ini di buat dengan tujuan


agar anggota kepolisian lebih memahami mengenai standar
operasional prosedur yang lebih kompleks dan electronic book ini
juga mencakup beberapa hal yang akan di operasikan Kepolisian
valentine kedepanya.

Beberapa hal yang akan di operasikan kepolisian kedepanya


adalah dengan ditambahnya beberapa unit baru di kepolisian yang
bekerja sama dengan instansi lain dan beberapa perubahan SOP
dalam menangani beberapa kasus di lapangan. Penambahan unit
yang dimaksud adalah unit Dokter Polisi, Unit Kejahatan Narkotika
dam Reserse Kriminal. Sedangkan perubahan SOP adalah dari segi
perubahan saat penanganan kasus
A. KEPOLISIAN VALENTINE

1. Pengertian Kepolisian VALENTINE Polisi adalah suatu


pranata umum sipil yang menjaga ketertiban, keamanan,
dan penegakan hukum di seluruh wilayah VALENTINE .
Kepolisian adalah suatu Lembaga yang penting yang
memainkan tugas utama sebagai penjaga keamanan,
ketertiban dan penegakan hukum, sehingga Lembaga
kepolisian ini adalah Lembaga yang berdaulat.

2. Kedudukan Kepolisian Di valentine

Kepolisian di VALENTINE bersifat independent di mana


kepolisian berada langsung di bawah Undang Undang
Negara VALENTINE yang telah di atur. Sehingga kepolisian
valentine memiliki wewenang untuk melakukan suatu
pemeriksaan atau penegakan dimana ada delik yang jelas,
delik yang dimaksud adalah delik laporan dan pengaduan.
Selain itu kepolisian juga berwewenang menindak apabila
kepolisian melihat langsung suatu tindak pidana yang
melawan Undang Undang. Sedangkan, Undang Undang yang
ada di VALENTINE ini berlaku bagi semua warga
VALENTINE , sehingga bagi siapapun yang berani melawan
undang undang akan langsung di tindak tegas oleh
kepolisian VALENTINE sebagai instansi yang langsung di
bawah Undang Undang.
B. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGANAN SUATU TINDAK PIDANA

1. Etika Radio Kepolisian

Radio, adalah salah satu sarana penunjang kesuksesan dalam


menangani suatu kasus atau dalam melakukan komunikasi dari jarak
jauh. Di mana radio ini sangat vital bagi kepolisian valentine karena
salah satu sarana yang akan menyambungkan satu kegiatan dengan
kegiatan lainya. Maka dari itu, di dalam radio kepolisian valentine ini
sangat di utamakan kenyamanan antara satu pihak dengan pihak lainy,
sehingga di aturlah beberapa etika dalam menggunakan radio seperti :

a. Apabila ingin berbicara di radio harus di sebutkan nama anggota kepolisian terlebih dahulu

b. Dalam berkominikasi di radio harus dengan jelas dan padat

c. Dilarang untuk menggunakan Bahasa yang tidak baku atau Bahasa yang tidak sopan

d. Ketika akan memasuki radio kepolisian, anggota harus melakukan izin memasuki radio dengan
tata cara menyebutkan nama dan pangkat, akan tetapi, apabila dalam radio sedang melakukan suatu
penanganan, anggota yang ingin memasuki radio tidak perlu meminta izin dan cukup menyimak isi
radio.

e. Setiap berbicara di radio harus di akhiri dengan kata ganti

f. Jika ingin berbicara di radio Ketika saat menangani suatu kasus, maka anggota harus meminta izin
berbicara terlebih dahulu

g. Harus di biasakan berbicara menggunakan code radio police agar mempermudah berkomunikasi
dan mempersingkat penggunaan radio

h. Segala sesuatu Tindakan yang dilakukan saat melakukan operasi, harus ditunjuk siapa yang
berbicara di radio sehingga terhindar informasi yang tidak penting

i. Dalam suatu penanganan kasus yang berhak berbicara adalah informan point dan komando
tertinggi atau komando yang di pilih

j. segala perintah atau komando yang di keluarkan oleh komando tertinggi di radio harus di ikuti bagi
anggota yang berada di radio dan mengikuti misi.
2. SOP Penangan Peperangan
Peperangan biasa terjadi oleh 2 kelompok atau lebih dalam suatu lokasi, dimana
peperangan adalah salah satu tindak kejahatan yang melawan hukum. Banyaknya senjata illegal
serta Tindakan yang melawan hukum dalam suatu peperangan mengakibatkan hal ini menjadi
prioritas utama kepolisian untuk menangani hal tersebut. Selama ini, apabila terjadi peperangan
kepolisian hanya melakukan evakuasi dan tidak sama sekali menindak para pihak yang jelas
membawa senjata illegal (bukti) dan yang melakukan penembakan langsung. Maka dari itu,
mulai di bentuknya e-book ini, dalam penanganan peperangan akan sedikit lebih di modifikasi
yaitu :

a. Apabila terdapat suatu laporan penembakan oleh warga setempat, kepolisian berhak mengecek
dan memastikan apakah benar adanya peperangan atau penembakan di lokasi tersebut

b. Setelah dipastikan adanya peperangan, maka kepolisian berhak untuk mengeluarkan


pengumuman yang berisikan “apabila polisi sampai di lokasi dan yang melakukan peperangan tidak
bubar, maka akan di tindak tegas oleh kepolisian VALENTINE ”

c. Kepolisian akan membentuk unit baru dalam satuanya yaitu unit Kedokteran Polisi atau biasa di
sebut DOKPOL

d. Dokpol ini akan bertanggung jawab penuh untuk melakukan evakuasi terhadap korban
peperangan yang ada di bantu dengan unit yang di pilih lainya pada saat 10-1 atau di saat briefing
langsung di radio

e. Selain unit evakuasi, ada pula unit yang bertugas unutk mencari bukti dan keterangan bagi
siapapun yang berada di lokasi peperangan.

f. Apabila di kooperatif, maka kepolisian dapat mengejar bagi siapapun yang berada di lokasi g.
Selama tim evakuasi melakukan evakuasi, tim pencari bukti akan terus mencari bukti yang di ambil
dan meminta keterangan sampai siapapun yang berada di lokasi mau kooperatif dengan kepolisian

h. Selama melakukan evakuasi, kepolisian berhak untuk membuat parimeter dan mengumumkanya.
Dan bagi siapapun yang mendekat dapat di tindak langsung oleh kepolisian Valentine

i. Apabila kepolisian menemukan suatu bukti, maka dari itu kepolisian berwewenang untuk
melakukan pengamanan terhadap suspect dan dapat di perdalam di Kantor Polisi terdekat
3. SOP Pengejaran

Pengejaran adalah salah satu kegiatan kepolisian yang dilakukan saat suspect yang di crugai
lari dari TKP, operasi pengejaran adalah suatu operasi yang melibatkan banyak pihak dari
kepolisian serta sangat berdampak bagi keamanan serta kenyaman warga di sekitar yang
sedang melakukan aktifitas public. Maka dari itu, suatu system pengejaran yang kompleks
akan mengurangi resiko mengganggu kenyamanan public dan kerusakan fasilitas umum .
Pihak pihak yang terlibat saat pengejaran adalah :

a. Polisi Sabhara

b. Brimob

c. Polantas

d. Dan seluruh anggota kepolisian yang terjun saat operasi

Komposisi kendaraan yang di anjurkan adalah :


a. 3 Motor sebagai pencari visual (boleh lebih akan tetapi harus berada di ujung paling belakang

b. Beberapa kendaran mobil yang di fungsikan untuk P.I.T dan intersafe untuk melakukan blocking

c. 1 buah helicopter sesuai dengan operasi pengejaran yang di jalankan


Mekanisme Pengejaran :
a. Object pengejearan / suspect yang dikejar di tentukan oleh komando pusat dan anggota di larang
untuk mengajukan object lainya

b. Pengejaran di pimpin oleh komando pusat dan diteruskan informasi pengejaran oleh helicopter
atau unit ground

c. Susunan dari unit ground atau unit darat ini berisikan 3 motor di depan yang berposisi seperti ular
dan diikuti oleh mobil.

d. Posisi kendaraan bermotor ini juga menentukan fungsinya yaitu di paling depan adalah primary
radio, yang kedua adalah secondary radio apabila primary mengalami vehicle damage, dan yang
ketiga adalah informan cadangan.

e. Di belakang dari kendaraan bermotor ini adalah kendaraan mobil polisi yang berfungsi untuk
melakukan P.I.T atau intersafe ke depan dan posisi kendaraan mobil ini dilarang melewati kendaraan
bermotor kecuali sudah mendapatkan izin untuk melakukan P.I.T

f. P.I.T hanya boleh dilakukan di jalan tol (highway) dan harus mendapat izin dari komando pusat,
dan apabila sudah mendapat izin P.I.T dari komando pusat, maka kendaraan bermotor yang
berfungsi untuk informan point dipersilahkan untuk memperlebar posisi dan memberi ruang mobil
untuk melakukan intersafe ke depan

g. Apabila suspect yang di kejar sudah dapat di lumpuhkan, kepolisian DILARANG untuk langsung
melumpuhkan dan harus menunggu suspect untuk kooperatif dan berlutut. Apabila suspect lari,
maka kepolisian dapat juga melakukan pengejaran dengan on foot dan dilarang untuk langsung
mentaser sebelum adanya izin.

h. Apabila dalam posisi pengejaran suspect sudah melakukan SHOT FIRE kepada kepolisian, maka
kepolisian berhak untuk melumpuhkan ban kendaraan suspect dan tetap mempertahankan formasi.
Apa ban dari suspect sudah lumpuh, maka kepolisian akan membentuk formasi dimana kendaraan
mobil dapat di fungsikan sebagai covering fire untuk melindungi dari tembakan suspect

i. Apabila suspect sudah diamankan, maka suspect disuruh menjauh dari kendaraan sejauh mundur 5
langkah dan belutut.

j. Apabila suspect diamanakan dalam kondisi pingsan, maka kepolisian dapat mengirimkan sinyal 13
untuk memanggil EMS dan pihak DOKPOL dapat memberikan pertolongan pertama terhadap
suspect sebelum EMS sampai di lokasi
4. SOP Penanganan Perampokan:

Salah satu tindak kejahatan yang ada di valentine adalah perampokan, perampokan yang
terjadi ada dua jenis yaitu perampokan warung dan perampokan bank, dimana pada tiap tiap
perampokan ini kepolisian memiliki SOP yang berbeda dalam menangani tindak kejahatan
tersebut

A. Perampokan Warung
1. Dalan perampokan warung, kepolisian dalam penanganya di utamakan oleh unit
SABHARA dan di backup oleh unit POLANTAS maupun BRIMOB
2. MIN. 3 ANGGOTA POLISI ON-DUTY
3. MIN. 1 EMS ON-DUTY
4.HELIKOPTER TIDAK DIPERKENANKAN UNTUK MENGUDARA
5.MAX. 5 POLISI VS 5 PERAMPOK
6. BATAS PERSENJATAAN 1 PYTHON UNTUK PERAMPOK & 1 HR / 1 DA UNTUK
KEPOLISIAN
7.PERSENJATAAN DI BOLEHKAN P.50, TEC-9 UNTUK PERAMPOK DAN KEPOLISIAN DI
BOLEHKAN AP-PISTOL & COMBAT PISTOL
8.TIDAK DI PERKENANKAN SNIPER
9. Dalam penanganan perampokan warung ini hal pertama yang harus dilakukan adalah
memberikan berita kepada warga untuk tidak mendekar dan harus adanya negosiasi dari
kepolisian dan apabila negosiasi berakhir dengan hal yang tidak diinginkan, maka
kepolisian berhak untuk melakukan 3 kali tembakan peringatan untuk menyatakan
bahwa suspect akan di tindak tegas oleh kepolisian
10. Apabila kepolisian dalam penanganan merasa tidak mampu menangani, kepolisian
dapat melakukan penarikan mundur untuk menyudahi operasi ini
11. Apabila kepolisian dapat menangani perampokan, maka kepolisian akan melakukan
evakuasi ke tempat yang aman dan DOKPOL dapat melakukan Tindakan pertama selagi
menunggu pihak EMS datang untuk melakukan proses medis.
12. Pada saat evakuasi, diharap untuk memberikan pengumuman bahwa perampokan
clear akan tetapi warga masih belum diperbolehkan mendekat dikarenakan area harus
tetap clear
B.Perampokan Bank
1. Dalam perampokan Bank, Kepolisian yang melakukan penanganan adalah
BRIMOB dan di backup oleh SABHARA atau POLANTAS
2. MIN. 7 ANGGOTA POLISI ON-DUTY
3. MIN. 2 EMS ON-DUTY
4. MAX. 15 POLISI VS 15 PERAMPOK
5.HELIKOPTER DIPERKENANKAN UNTUK MENGUDARA
6. TIDAK ADA BATASAN SENJATA
7. SENJATA BERAT LARAS PANJANG MAX. 1 DI TIAP REGU
8. MAX. 5 ORANG DARI TIAP REGU MEMAKAI SENJATA LARAS PANJANG
(SISANYA SENJATA PISTOL)
9. MAX 1 SNIPER DARI TIAP MASING-MASING
5. SOP Penyanderaan
Penyanderaan, adalah suatu Tindakan kejahatan dimana warga akan di sandera
guna ditukarkan dengan keinginan suspect, dalam prakterknya. Penyanderaan biasanya di
gunakan untuk melakukan perampokan atau digunakan untuk melakukan penukaran untuk
tebusan. Maka dari itu, disini SOP yang digunakan harus tepat, apabila penyanderaan yang
di lakukan dengan tujuan untuk melakukan perampokan, maka SOP yang digunakan harus
tetap SOP perampokan. Akan tetapi. Apabila penyanderaan dilakukan untuk penebusan,
maka SOP yang di gukanan adalah SOP dari penyanderaan itu sendiri yaitu :

a. Dimana dalam melakukan penanganan penyanderaan ini akan di pimpin oleh komando
tertinggi
b. Persentaan yang digunakan adalah 1 buah unit sniper dan sisanya adalah handgun/SMG
c. Kepolisian akan mengirimkan beberapa negosiator untuk melakukan negosiasi, negosiator
yang dikirim tidak harus sepenuhnya menuruti keinginan suspect, maka dari itu kepolisian
membutuhkan negosiator yang memang berkompeten di bidangnya
d. Disaat negosiator sedang melakukan negosiasi, sisa dari kepolisian dapat melakukan set
up parimeter di wilayah dari lokasi penyanderaan itu
e. 1 unit sniper dapat menentukan lokasi di mana dapat melakukan CLEAR SHOT kepada
suspect apabila memungkinkan, kondisi memungkinkan yang di maksud antara lain adalah
suspect sendirian dan lengah. Akan tetapi clear shot ini tidak hanya di tujukan ke suspect,
akan tetapi dapat dilakukan ke ban kendaraan suscpet apabila nanti nya melakukan pelarian
f. Disaat pelarian, maka yang di gunakan adalah SOP PENGEJARAN dan improve command
dari komando pusat
6. SOP dan ETIKA melakukan pemeriksaan
Pemeriksaan adalah salah satu Langkah kepolisian untuk menemukan bukti, dimana
pemeriksaan ini melibatkan individua tau warga yang akan kepolisian periksa. Pemeriksaan ini tidak
hanya dilakukan di TKP, akan tetapi juga dilakukan di sel penjara dan biasa disebut sebagai introgasi.
Dikarenakan ini berkaitan langsung dengan warga, maka dalam melakukan pemeriksaan ini harus
ada etika atau attitude untuk tetap menjaga citra kepolisian di depan warga. Etika dan SOP nya
adalah

a. Anggota yang melakukan pemeriksaan di utamakan yang menguasai kasus dan mengikuti kasus
dari awal sampai dengan akhir

b. Anggota yang melakukan pemeriksaan harus mempkenalkan diri dengan menyebut Nama,
Pangkat, dan dari unit bagian mana

c. Anggota kepolisian wajib untuk menyebutkan alasan kenapa warga tersebut di tangkap dan
dijelaskan

d. Anggota kepolisian juga dapat menjelaskan bahwa warga tersebut berhak untuk diam sampai
dengan menunggu kuasa hukumnya

e. Aggota kepolisian wajib untuk mengecek MDT terlebih dahulu apakah warga yang di periksa ada
dalam Daftar Pencarian Orang oleh Kepolisian

f. Apabila warga yang diperiksa melakukan pembelaan, maka anggota kepolisian harus dapat
menentukan pembelaan tersebut terbukti atau tidak

g. Dalam melakukan pemeriksaan, kepolisian harus memperkuat bukti yang ada dan mencocokan
dengan dugaan

h. Apabila sudah, maka anggota kepolisian dapat menentukan vonis hukuman dan anggota
kepolisian wajib untuk menanyakan apakah suspect tersebut menerima atau tidak

i. Apabila menerima, maka dapat langsung di kirim ke penjara sesuai dengan vonis hukuman yang
berlaku

j. Apabila tidak, maka warga tersebut di beri kesempatan untuk melakukan pembelaan di pengadilan
dengan kuasa hukum yang di miliki
k. Maka, status warga tersebut dapat menjadi tahanan kota dan diberikan kebebasan bersyarat
sampai dengan tanggal persidangan dan berkas dari kepolisian kepada kejaksaan terkumpul.

Anda mungkin juga menyukai