Anda di halaman 1dari 38

1.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) PENGENDALIAN MASSA


( DALMAS )

1.

Tujuan

Standar Operasional Prosedur (SOP ) Pengendalian Massa bertujuan sebagai


pedoman bagi personel Subdit Dalmas Dit Sabhara Polda Sumsel dalam
menyelenggarakan tugas pengendalian massa di wilayah hukum Polda Sumsel.

2.

Pedoman / acuan

a.

peraturan Kapolri nomor 16 tahun 2006 tanggal 5 Desember 2006


tentang Pedoman Pengendalian Massa.

b.

prosedur tetap nomor 01 tahun 2010 tanggal 08 Oktober 2010 tentang


Penanggulangan Anarkis.

c.

peraturan Kapolri nomor 01 tahun 2009 tentang Penggunaan Kekuatan


Dalam Tindakan Kepolisian.

d.

Undang undang nomor 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan


Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.

3.

Pengertian

a.

pengendalian massa adalah kegiatan yang dilakukan oleh satuan Polri


dalam rangka menghadapi massa pengunjuk rasa;

b.

dalmas awal adalah satuan dalmas yang tidak dilengkapi dengan alat
alat perlengkapan khusus kepolisian, digerakan dalam menghadapi
kondisi massa masih tertib dan teratur / situasi hijau;

c.

dalmas lanjut adalah satuan dalmas yang dilengkapi dengan alat alat
perlengkapan khusus kepolisian, digerakan dalam menghadapi kondisi
massa sudah tidak tertib / situasi kuning;

d.

lapis ganti adalah kegiatan peralihan kendali dari satuan dalmas awal ke
dalmas lanjut;

e.

lintas ganti adalah kegiatan peralihan kendali dari satuan kompi dalmas
lanjut kepada satuan kompi / detasemen penanggulangan huru hara
brimob;

f.

negosiator adalah anggota polri yang melaksanakan perundingan


melalui tawar menawar dengan massa pengunjuk rasa untuk
mendapatkan kesepakatan bersama;

g.

penanggulangan huru hara adalah rangkaian kegiatan atau proses /


cara dalam mengantisipasi atau menghadapi terjadinya kerusuhan massa
atau huru hara guna melindungi warga masyarakat dari ekses yang
ditimbulkan:

h.

alih kendali adalah peralihan kendali dari Kapolsek / Kapolsekta /


Kapolsek Metro kepada Kapolres / Kapolresta / Kapolres Metro /
Kapoltabes, dari Kapolres / Kapolresta / Kapolres Metro kepada
Kapolwil / Kapolwiltabes / Kapolda;

i.

kendali taktis adalah pengendalian oleh Kapolsek, Kapolsekta, Kapolsek


Metro, Kapolres, Kapolresta, Kapolres Metro, Kapoltabes, Kapolwil,
Kapolwiltabes, Kapolda yang berwenang mengatur segala tindakan
pasukan di lapangan pada lokasi unjuk rasa;

j.

kendali teknis adalah pengendalian oleh pejabat Pembina fungsi atau


pimpinan pasukan atau perwira lapangan di kesatuan masing masing
yang bertanggung jawab atas teknis pelaksanaan tugas semua anggota
yang menjadi tangung jawabnya;

k.

kendali umum adalah pengendalian oleh Kapolda untuk mengatur


seluruh kekuatan dan tindakan pasukan dilapangan dalam unjuk rasa
pada kondisi dimana massa pengunjuk rasa sudah melakukan tindakan
tindakan melawan hukum dalam bentuk mengancam, pencurian dengan

kekerasan,

perusakan,

pembakaran,

penganiayaan

berat,

terror,

intimidasi, penyanderaan, dan lain sebagainya selanjutnya disebut situasi


merah.

4.

Susunan Kekuatan Satuan Pengendali Massa ( Dalmas )

a.

Satuan Peleton

1).

2)

3)

Peleton Dalmas Awal dengan jumlah personel 38 orang terdiri dari :


a)

Danton

orang;

b)

Anggota

30 orang;

c)

Caraka

orang;

d)

Kamerawan

orang;

e)

Petugas Tali Dalmas

orang;

f)

Negosiator

orang;

Peleton Dalmas Lanjut dengan jumlah personel 37 orang terdiri dari :


a)

Danton

orang;

b)

Anggota

30 orang;

c)

Caraka

orang;

d)

Kamerawan

orang;

e)

Pemadam Api

orang;

f)

Penembak Gas

orang;

Unit Satwa terdiri dari :


a)

Anjing

unit;

b)

Kuda

unit;

b.

Satuan Kompi.
1)

2)

Kompi Dalmas Awal dengan jumlah personel 116 orang terdiri dari :
a)

Dan Kompi

orang;

b)

Wadan Kompi

orang;

c)

Danton

orang;

d)

Caraka

orang;

e)

Kamerawan

orang;

f)

Petugas Tali Dalmas

orang;

g)

Kompi Dalmas

90 orang;

h)

Negosiator

10 orang;

Kompi Dalmas Lanjut dengan jumlah personel 138 orang terdiri dari :
a)

Dan Kompi

orang;

b)

Wadan Kompi

orang;

c)

Danton

orang;

d)

Caraka

orang;

e)

Kamerawan

orang;

f)

Penembak Gas Air Mata

orang;

g)

Pemadam Api

orang;

h)

Pok Rantis Pengurai Massa

orang;

i)

Pok Rantis Penyelamat

orang;

j)

Pok Kawat Penghalang Massa

10 orang;

k)

Kompi Dalmas

90 orang;

3)

c.

5.

Unit Satwa terdiri dari :


a)

Anjing

10 unit;

b)

Kuda

10 unit;

Satuan Pendukung terdiri dari :


1)

Satuan Penindak Sabhara;

2)

Fungsi Intelijen;

3)

Fungsi Reskrim;

4)

Fungsi Binamitra;

5)

Fungsi lalulintas;

6)

Fungsi Polair;

7)

Fungsi Poludara;

8)

Fungsi Propam;

9)

Fungsi Keslap;

10)

Fungsi Humas;

11)

Fungsi Telematika;

12)

Fungsi Logistik;

Susunan Perlengkapan Satuan Pengendali Massa ( Dalmas )

a.

Satuan Peleton

1)

Peleton Dalmas Awal :


a)

Bus

unit;

2)

b)

Truk

unit;

c)

Sepeda motor

unit;

d)

Handy Talky

unit;

e)

Tali Dalmas (20 mtr)

unit;

f)

HP dengan headset

unit;

g)

Pakaian PDL Sabhara-l, selempang, tutup kepala baret;

Peleton Dalmas Lanjut :


a)

Bus

unit;

b)

Truk

unit;

c)

Sepeda motor

unit;

d)

Megaphone

unit;

e)

Handy Talky

unit;

f)

HP dengan headset

unit;

g)

Mobil Penerangan Dalmas

unit;

h)

Kamera Video (camcorder)

unit;

i)

Pemadam Api

unit;

j)

Senjata Laras Licin (Gas Gun )

unit;

k)

Helm dengan pelindung muka

35 unit;

l)

Pelindung Kaki dan Tangan

35 unit;

m)

Gas Masker ( Caneste )

35 unit;

n)

Tameng

30 unit;

o)

Tongkat Polri

30 unit;

p)

b.

Pakaian PDL Sabhara-lI;

Satuan Kompi

1)

2)

Kompi Dalmas Awal :


a)

Bus

unit;

b)

Truk

unit;

c)

Sepeda Motor

unit;

d)

Megaphone

unit;

e)

Handy Talky

unit;

f)

Tali Dalmas (20 mtr)

roll;

g)

HP dengan headset

unit;

h)

Toilet Mobile

unit;

i)

Ransus R4 Kamerawan:

j)

Mobil Penerangan Dalmas

k)

Pakaian PDL-l, selempang, tutup kepala baret;

1 unit;
:

unit;

Kompi Dalmas Lanjut :


a)

Bus

unit;

b)

Truk

unit;

c)

Sepeda Motor

unit;

d)

Megaphone

unit;

e)

Handy Talky

unit;

6.

f)

HP dengan headset

unit;

g)

Mobil Penerangan Dalmas

unit;

h)

Kamera Video (camcorder)

unit;

i)

Pemadam Api

unit;

j)

Senjata Laras Licin (GasGun)

unit;

k)

Helm dengan pelindung muka

124

unit;

l)

Pelindung kaki dan tangan

124

unit;

m)

Gas Masker (caneste)

124

unit;

n)

Tameng

119

unit;

o)

Tongkat Polri

119

unit;

p)

Jeep

unit;

q)

Toilet Mobile

unit;

r)

Ransus R4 Kamerawan

unit;

s)

Kawat Penghalang Massa

unit;

t)

Rantis Pengurai Massa

unit;

u)

Rantis Penyelamat

unit;

v)

Pakaian PDL Sabhara-II.

Ruang Lingkup

a.

Jalan Raya;

b.

Gedung / Bangunan Penting;

c.

Lapangan / Lahan Terbuka;

7.

Prosedur Pelaksanaan

a.

Dalmas Di Jalan Raya :


1)

Tahap Persiapan :
a)

Setiap menerima pemberitahuan akan dilaksanakan unjuk


rasa, maka Kapolsek / Kapolres / Kapolresta / Kapolda
melakukan kegiatan persiapan.

b)

Kegiatan persiapan sebagaimana dimaksud berupa :


(1)

Menyiapkan surat perintah;

(2)

Menyiapkan kekuatan dalmas yang memadai


untuk

dihadapkan

dengan

jumlah

dan

karakteristik massa;
(3)

Melakukan

pengecekan

personel,

perlengkapan / peralatan dalmas, konsumsi,


kesehatan;
(4)

Menyiapkan route pasukan dalmas menuju


obyek dan route penyelamatan (escape) bagi
pejabat VVIP / VIP dan pejabat penting lainnya;

(5)

Menentukan pos komando lapangan / pos aju


yang dekat dan terlindung dengan obyek unras

(6)

Menyiapkan sistem komunikasi ke seluruh unit


satuan Polri yang dilibatkan;

c)

Sebelum

pelaksanaan

dalmas,

Kepala

kesatuan

melaksanakan Acara Pimpinan Pasukan ( APP ) kepada

seluruh anggota satuan dalmas yang terlibat dalmas dengan


menyampaikan :
(1)

Gambaran massa yang akan dihadapi satuan


dalmas ( jumlah, karakteristik, tuntutan, dan alat
yang dibawa serta kemungkinan kemungkinan
yang terjadi selama unjuk rasa );

(2)

Gambaran situasi obyek dan jalan raya tempat


unjukrasa;

(3)

Rencana urutan langkah dan tindakan yang


akan dilakukan oleh satuan dalmas, dan;

(4)

Larangan dan kewajiban yang dilakukan oleh


satuan dalmas;

d)

Larangan / hal hal yang tidak boleh dilakukan satuan


dalmas :
(1)

Bersikap arogan dan terpancing oleh prilaku


massa;

(2)

Melakukan

tindakan

kekerasan

yang

tidak

sesuai dengan prosedur;


(3)

Membawa peralatan diluar peralatan dalmas;

(4)

Membawa senjata tajam dan peluru tajam;

(5)

Keluar

dari

melakukan

ikatan

satuan

pengejaran

formasi

massa

dan

secara

perorangan;
(6)

Mundur membelakangi massa pengunjuk rasa;

(7)

Mengucapkan kata kata kotor, pelecehan


seksual / perbuatan asusila, memaki maki
pengunjuk rasa; dan

(8)

Melakukan perbuatan lainnya yang melanggar


peraturan perundang undangan;

e)

Kewajiban bagi satuan dalmas :


(1)

Menghormati hak asasi manusia dari setiap


orang yang melakukan unjuk rasa;

(2)

Melayani dan mengamankan unjuk rasa sesuai


ketentuan;

(3)

Setiap pergerakan pasukan dalmas selalu dalam


ikatan satuan dan membentuk formasi sesuai
ketentuan;

(4)

Melindungi jiwa dan harta benda;

(5)

Tetap menjaga dan mempertahankan situasi


hingga unjuk rasa selesai; dan

(6)

Patuh dan taat kepada perintah kepala satuan


lapangan

yang

bertanggung

jawab

sesuai

tingkatannya;

2)

Tahap Pelaksanaan :
a)

Situasi Tertib / Hijau :


(1)

Pada saat massa unjuk rasa bergerak dan / atau


pawai, dilakukan pelayanan melalui pengawalan
dan pengamanan oleh anggota sabhara / lantas;

(2)

Satuan dalmas dan atau satuan pendukung


memberikan himbauan kepolisian dan himbauan
dapat

dilakukan

dengan

menggunakan

helikopter;
(3)

Pada saat massa unjuk rasa tidak bergerak /


mogok, komandan kompi ( Danki ) dan atau

Komandan peleton ( Danton ) dalmas awal


membawa pasukan menuju objek dan turun
dari kendaraan langsung membentuk formasi
dasar bersap satu arah dengan memegang tali
dalmas yang sudah direntangkan oleh petugas
dali dalmas;
(4)

Melakukan

rekaman

jalannya

unjuk

rasa

menggunakan video kamera baik bersifat umum


maupun khusus / menonjol selama unjuk rasa
berlangsung;
(5)

Satuan pendukung melakukan kegiatan sesuai


fungsi masing masing;

(6)

Negosiator berada di depan pasukan dalmas


awal,

melakukan

perundingan

negosiasi

dengan kordinator lapangan (korlap) untuk


menampung dan menyampaikan aspirasi;
(7)

Negosiator melaporkan kepada Kapolsek dan


atau Kapolres tentang tuntutan pengunjuk rasa
untuk diteruskan kepada pihak yang dituju;

(8)

Negosiator

dapat

mendampingi

perwakilan

pengunjuk rasa menemui pihak yang dituju


untuk menyampaikan aspirasi;
(9)

Apabila massa pengunjuk rasa tuntutannya


meminta kepada pimpinan instansi / pihak yang
dituju untuk datang di tengah tengah massa
pengunjuk rasa guna memberikan penjelasan
maka negosiator melaporkan kepada Kapolsek /
Kapolres / Kapolresta / Kapolda meminta agar
pimpinan instansi / pihak yang dituju dapat
memberikan penjelasan ditenmgah
pengunjuk rasa;

- tengah

(10)

Kapolsek / Kapolres / kapolresta / Kapolda dan


negosiator mendampingi pimpinan instansi /
pihak yang dituju atau yang mewakili pada saat
memberikan penjelasan;

(11)

Mobil penerangan dalmas berada di belakang


pasukan

dalmas

awal

untuk

melakukan

himbauan kepolisian oleh Kapolsek / kapolres /


Kapolresta selaku pengendali taktis;
(12)

Danton dan / atau Danki Dalmas melaporkan


setiap perkembangan situasi kepada Kapolsek /
Kapolres / Kapolresta;

(13)

Apabila situasi meningkat dari tertib / hijau ke


tidak tertib / kuning, maka dialkukan lapis ganti
dengan dalmas lanjut;

b)

Situasi Tidak Tertib / Kuning :


(1)

Pada saat massa menutu jalan dengan cara


duduk, tidur tiduran, aksi teaterikal, dan aksi
sejenisnya,

maka

pasukan

membantu

menertibkan,

dalmas

mengangkat

awal
dan

memindahkan ketempat yang netral dan atau


lebih aman dengan cara persuasif dan edukatif;
(2)

Negosiator tetap melakukan negosiasi dengan


korlap semaksimal mungkin;

(3)

Satuan pendukung lainnya melaksanakan tugas


sesuai dengan fungsi dan peranannya;

(4)

Dapat menggunakan unit satwa dengan formasi


bersap di depan dalmas awal untuk melindungi
saat melakukan proses lapis ganti dengan
dalmas lanjut;

(5)

Atas perintah Kapolres pasukan dalmas lanjut


maju dengan cara lapis ganti dan membentuk
formasi

bersap

dibelakang

dalmas

awal

kemudian sap kedua dan ketiga dalmas awal


membuka kekanan dan kekiri untuk mengambil
perlengkapan

dalmas

guna

melakukan

penebalan kekuatan dalmas lanjut, diikuti sap


kesatu untuk melakukan kegiatan yang sama
setelah tali dalmas digulung;
(6)

Setelah

dalmas

lanjut

dan

dalmas

awal

membentuk lapis bersap, unit satwa ditarik


kebelakang menutup kanan dan kiri dalmas;
(7)

Apabila

pengunjuk

rasa

semakin

memperlihatkan perilaku menyimpang maka


Kapolres / Kapolresta memberikan himbauan
kepolisian;
(8)

Apabila eksalasi meningkat dan/atau massa


melempari

petugas

dengan

benda

keras,

dalmas lanjut melakukan sikap berlindung,


selanjutnya

Kapolres

Kapolresta

memerintahkan

Danki Dalmas lanjut

untuk

melakukan tindakan hukum sebagai berikut;


(a)

Ran

taktis

pengurai

massa

bergerak maju melakukan tindakan


mengurai

massa,

bersamaan

dengan itu dalmas lanjut maju


melakukan pendorongan massa;
(b)

Petugas
melakukan
(

pemadam

api

pemadaman

pembakaran

ban,

dapat
api

spanduk,

bendera dan alat peraga lainnya;


dan
(c)

Melakukan

pelemparan

dan

penembakan gas air mata ;


(9)

Evakuasi terhadap VIP / pejabat penting lainnya


dapat

menggunakan

kendaraan

taktis

penyelamat;
(10)

Danki dalmas melaporkan setiap perkembang


an situasi kepada Kapolres / Kapolresta; dan

(11)

Apabila

situasi

meningkat

maka

Kapolres/

Kapolresta melaporkan kepada Kapolda selaku


pengendali umum agar dilakukan lintas ganti.

3)

Tahap Pengakhiran / konsolidasi :


a)

Konsolidasi dilakukan oleh satuan dalmas dalam rangka


mengakhiri

kegiatan

Dalmas

dengan

melakukan

pengecekan kekuatan personel dan peralatan;


b)

Konsolidasi dapat dilakukan oleh :


(1)

Kapolsek dalam situasi hijau;

(2)

Kapolres / Kapolresta dalam situasi kuning;

(3)

Kapolda

selaku

pengendali

umum,

dalam

situasi merah;
c)

Setelah selesai pelaksanaan tugas dalmas, satuan dalmas


kembali ke markas satuan masing masing dengan tertib;

b.

Dalmas Di Gedung / Bangunan Penting :


1)

Tahap Persiapan :

a)

Setiap menerima pemberitahuan akan dilaksanakan unjuk


rasa, maka Kapolsek / Kapolres / Kapolresta / Kapolda
melakukan kegiatan persiapan.

b)

Kegiatan persiapan sebagaimana dimaksud berupa :


(1)

Menyiapkan surat perintah;

(2)

Menyiapkan kekuatan dalmas yang memadai


untuk

dihadapkan

dengan

jumlah

dan

karakteristik massa;
(3)

Melakukan

pengecekan

personel,

perlengkapan / peralatan dalmas, konsumsi,


kesehatan;
(4)

Menyiapkan route pasukan dalmas menuju


obyek dan route penyelamatan (escape) bagi
pejabat VVIP / VIP dan pejabat penting lainnya;

(5)

Menentukan pos komando lapangan / pos aju


yang dekat dan terlindung dengan obyek unras

(6)

Menyiapkan sistem komunikasi ke seluruh unit


satuan Polri yang dilibatkan;

c)

Sebelum

pelaksanaan

dalmas,

Kepala

kesatuan

melaksanakan Acara Pimpinan Pasukan ( APP ) kepada


seluruh anggota satuan dalmas yang terlibat dalmas dengan
menyampaikan :
(1)

Gambaran massa yang akan dihadapi satuan


dalmas ( jumlah, karakteristik, tuntutan, dan alat
yang dibawa serta kemungkinan kemungkinan
yang terjadi selama unjuk rasa );

(2)

Gambaran situasi obyek dan jalan raya tempat


unjukrasa;

(3)

Rencana urutan langkah dan tindakan yang


akan dilakukan oleh satuan dalmas, dan;

(4)

Larangan dan kewajiban yang dilakukan oleh


satuan dalmas;

d)

Larangan / hal hal yang tidak boleh dilakukan satuan


dalmas :
(1)

Bersikap arogan dan terpancing oleh prilaku


massa;

(2)

Melakukan

tindakan

kekerasan

yang

tidak

sesuai dengan prosedur;


(3)

Membawa peralatan diluar peralatan dalmas;

(4)

Membawa senjata tajam dan peluru tajam;

(5)

Keluar

dari

melakukan

ikatan

satuan

pengejaran

formasi

massa

dan

secara

perorangan;
(6)

Mundur membelakangi massa pengunjuk rasa;

(7)

Mengucapkan kata kata kotor, pelecehan


seksual / perbuatan asusila, memaki maki
pengunjuk rasa; dan

(8)

Melakukan perbuatan lainnya yang melanggar


peraturan perundang undangan;

e)

Kewajiban bagi satuan dalmas :


(1)

Menghormati hak asasi manusia dari setiap


orang yang melakukan unjuk rasa;

(2)

Melayani dan mengamankan unjuk rasa sesuai


ketentuan;

(3)

Setiap pergerakan pasukan dalmas selalu dalam


ikatan satuan dan membentuk formasi sesuai
ketentuan;

(4)

Melindungi jiwa dan harta benda;

(5)

Tetap menjaga dan mempertahankan situasi


hingga unjuk rasa selesai; dan

(6)

Patuh dan taat kepada perintah kepala satuan


lapangan

yang

bertanggung

jawab

sesuai

tingkatannya;

2)

Tahap Pelaksanaan :
a).

Situasi Tertib / Hijau :


(1)

Melakukan

rekaman

jalannya

unjuk

rasa

menggunakan viedo kamera baik bersifat umum


maupun khusus selama unjuk rasa berlangsung;
(2)

Satuan dalmas dan/atau satuan pendukung


memberikan himbauan kepolisian dan himbauan
dapat dilakukan menggunakan helikopter;

(3)

Negosiator berada di depan pasukan dalmas


awal melakukan perundingan atau negosiasi
dengan

korlap

untuk

menampung

dan

menyampaikan aspirasi;
(4)

Pasukan dalmas awal sudah berada di areal


pengamanan di luar pagar membentuk formasi
bersap lurus dengan sikap siaga menggunakan
tali dalmas untuk menjaga agar massa tidak
masuk menerobos ke area gedung;

(5)

Negosiator melaporkan kepada Kapolsek dan


atau Kapolres tentang tuntutan pengunjuk rasa
untuk diteruskan kepada pihak yang dituju;

(6)

Negosiator

dapat

mendampingi

perwakilan

pengunjuk rasa menemui pihak yang dituju


untuk menyampaikan aspirasi;
(7)

Apabila massa pengunjuk rasa tuntutannya


meminta kepada pimpinan instansi / pihak yang
dituju untuk datang di tengah tengah massa
pengunjuk rasa guna memberikan penjelasan
maka negosiator melaporkan kepada Kapolsek /
Kapolres / Kapolresta / Kapolda meminta agar
pimpinan instansi / pihak yang dituju dapat
memberikan penjelasan ditenmgah

- tengah

pengunjuk rasa;
(8)

Kapolsek / Kapolres / kapolresta / Kapolda dan


negosiator mendampingi pimpinan instansi /
pihak yang dituju atau yang mewakili pada saat
memberikan penjelasan;

(9)

Mobil penerangan dalmas berada di belakang


pasukan

dalmas

awal

untuk

melakukan

himbauan kepolisian oleh Kapolsek / kapolres /


Kapolresta selaku pengendali taktis;
(10)

Danton dan / atau Danki Dalmas melaporkan


setiap perkembangan situasi kepada Kapolsek /
Kapolres / Kapolresta;

(11)

Apabila situasi meningkat dari tertib / hijau ke


tidak tertib / kuning, maka dialkukan lapis ganti
dengan dalmas lanjut;

b)

Situasi Tidak Tertib / Kuning :

(1)

Dapat

menggunakan

unit

satwa

dengan

menggunakan formasi bersap lurus didepan


dalmas awal untuk melindungi saat melakukan
proses lapis ganti dengan dalmas lanjut;
(2)

Atas perintah Kapolres pasukan dalmas lanjut


maju dengan cara lapis ganti dan membentuk
formasi

bersap

dibelakang

dalmas

awal

kemudian sap kedua dan ketiga dalmas awal


membuka kekanan dan kekiri untuk mengambil
perlengkapan

dalmas

guna

melakukan

penebalan kekuatan dalmas lanjut, diikuti sap


kesatu untuk melakukan kegiatan yang sama
setelah tali dalmas digulung;
(3)

Setelah

dalmas

lanjut

dan

dalmas

awal

membentuk lapis bersap, unit satwa ditarik


kebelakang menutup kanan dan kiri dalmas;
(4)

Apabila

pengunjuk

rasa

semakin

memperlihatkan perilaku menyimpang maka


Kapolres / Kapolresta memberikan himbauan
kepolisian;
(5)

Apabila eskalasi meningkat dan/atau massa


melempari

petugas

dengan

benda

keras,

dalmas lanjut melakukan sikap berlindung,


selanjutnya

Kapolres

memerintahkan

danki

dalmas

Kapolresta
lanjut

untuk

melakukan tindakan hukum sebagai berikut :


(a)

Ran

taktis

pengurai

massa

bergerak maju melakukan tindakan


mengurai

massa,

bersamaan

dengan itu dalmas lanjut maju


melakukan pendorongan massa;

(b)

Petugas

pemadam

melakukan
(

api

dapat

pemadaman

pembakaran

ban,

api

spanduk,

bendera dan alat peraga lainnya;


dan
(c)

Melakukan

pelemparan

dan

penembakan gas air mata;


(6)

Evakuasi terhadap VIP / pejabat penting lainnya


dapat

menggunakan

kendaraan

taktis

penyelamat;
(7)

Apabila gedung tidak memiliki pagar, maka


pemasangan kawat penghalang disesuaikan
dengan situasi dan kondisi area gedung;

(8)

Danki dalmas melaporkan setiap perkembangan


situasi kepada Kpolres / Kapolresta, dan;

(9)

Apabila situasi meningkat, Kapolres / Kapolresta


melaporkan kepada Kapolda selaku pengendali
umum agar dilakukan lintas ganti dengan
detasemen / kompi PHH brimob;

3)

Tahap Pengakhiran / konsolidasi :


a)

Konsolidasi dilakukan oleh satuan dalmas dalam rangka


mengakhiri

kegiatan

Dalmas

dengan

melakukan

pengecekan kekuatan personel dan peralatan;


b)

Konsolidasi dapat dilakukan oleh :


(1)

Kapolsek dalam situasi hijau;

(2)

Kapolres / Kapolresta dalam situasi kuning;

(3)

Kapolda

selaku

situasi merah;

pengendali

umum,

dalam

c)

Setelah selesai pelaksanaan tugas dalmas, satuan dalmas


kembali ke markas satuan masing masing dengan tertib;

c.

Dalmas Di Lapangan / Lahan Terbuka :


1)

Tahap Persiapan :
a)

Setiap menerima pemberitahuan akan dilaksanakan unjuk


rasa, maka Kapolsek / Kapolres / Kapolresta / Kapolda
melakukan kegiatan persiapan.

b)

Kegiatan persiapan sebagaimana dimaksud berupa :


(1)

Menyiapkan surat perintah;

(2)

Menyiapkan kekuatan dalmas yang memadai


untuk

dihadapkan

dengan

jumlah

dan

karakteristik massa;
(3)

Melakukan

pengecekan

personel,

perlengkapan / peralatan dalmas, konsumsi,


kesehatan;
(4)

Menyiapkan route pasukan dalmas menuju


obyek dan route penyelamatan (escape) bagi
pejabat VVIP / VIP dan pejabat penting lainnya;

(5)

Menentukan pos komando lapangan / pos aju


yang dekat dan terlindung dengan obyek unras

(6)

Menyiapkan sistem komunikasi ke seluruh unit


satuan Polri yang dilibatkan;

c)

Sebelum

pelaksanaan

dalmas,

Kepala

kesatuan

melaksanakan Acara Pimpinan Pasukan ( APP ) kepada


seluruh anggota satuan dalmas yang terlibat dalmas dengan
menyampaikan :
(1)

Gambaran massa yang akan dihadapi satuan


dalmas ( jumlah, karakteristik, tuntutan, dan alat

yang dibawa serta kemungkinan kemungkinan


yang terjadi selama unjuk rasa );
(2)

Gambaran situasi obyek dan jalan raya tempat


unjukrasa;

(3)

Rencana urutan langkah dan tindakan yang


akan dilakukan oleh satuan dalmas, dan;

(4)

Larangan dan kewajiban yang dilakukan oleh


satuan dalmas;

d)

Larangan / hal hal yang tidak boleh dilakukan satuan


dalmas :
(1)

Bersikap arogan dan terpancing oleh prilaku


massa;

(2)

Melakukan

tindakan

kekerasan

yang

tidak

sesuai dengan prosedur;


(3)

Membawa peralatan diluar peralatan dalmas;

(4)

Membawa senjata tajam dan peluru tajam;

(5)

Keluar

dari

melakukan

ikatan

satuan

pengejaran

formasi

massa

dan

secara

perorangan;
(6)

Mundur membelakangi massa pengunjuk rasa;

(7)

Mengucapkan kata kata kotor, pelecehan


seksual / perbuatan asusila, memaki maki
pengunjuk rasa; dan

(8)

Melakukan perbuatan lainnya yang melanggar


peraturan perundang undangan;

e)

Kewajiban bagi satuan dalmas :


(1)

Menghormati hak asasi manusia dari setiap


orang yang melakukan unjuk rasa;

(2)

Melayani dan mengamankan unjuk rasa sesuai


ketentuan;

(3)

Setiap pergerakan pasukan dalmas selalu dalam


ikatan satuan dan membentuk formasi sesuai
ketentuan;

(4)

Melindungi jiwa dan harta benda;

(5)

Tetap menjaga dan mempertahankan situasi


hingga unjuk rasa selesai; dan

(6)

Patuh dan taat kepada perintah kepala satuan


lapangan

yang

bertanggung

jawab

sesuai

tingkatannya;
2)

Tahap Pelaksanaan :
a)

Situasi Tertib / Hijau :


(1)

Melakukan

rekaman

jalannya

unjuk

rasa

menggunakan viedo kamera baik bersifat umum


maupun khusus selama unjuk rasa berlangsung;
(2)

Satuan dalmas dan/atau satuan pendukung


memberikan himbauan kepolisian dan himbauan
dapat dilakukan menggunakan helikopter;

(3)

Pada saat massa unjuk rasa sudah menduduki


lapangan / lahan terbuka, Danki dan/atau
Danton

Dalmas

menuju

objek

awal
dan

membawa

turun

dari

pasukan
kendaraan

langsung membentuk formasi busur satu arah


dengan memegang tali dalmas yang sudah
direntangkan oleh petugas tali dalmas;
(4)

Satuan pendukung melakukan kegiatan sesuai


dengan fungsi masing masing;

(5)

Negosiator berada di depan pasukan dalmas


awal melakukan perundingan atau negosiasi
dengan

korlap

untuk

menampung

dan

menyampaikan aspirasi;
(6)

Negosiator melaporkan kepada Kapolsek dan/


atau Kapolres tentang tuntutan pengunjuk rasa
untuk diteruskan kepada pihak yang dituju;

(7)

Negosiator

dapat

mendampingi

perwakilan

pengunjuk rasa menemui pihak yang dituju


untuk menyampaikan aspirasi;
(8)

Apabila massa pengunjuk rasa tuntutannya


meminta kepada pimpinan instansi / pihak yang
dituju untuk datang di tengah tengah massa
pengunjuk rasa guna memberikan penjelasan
maka negosiator melaporkan kepada Kapolsek /
Kapolres / Kapolresta / Kapolda meminta agar
pimpinan instansi / pihak yang dituju dapat
memberikan penjelasan ditengah

- tengah

pengunjuk rasa;
(9)

Kapolsek / Kapolres / kapolresta / Kapolda dan


negosiator mendampingi pimpinan instansi /
pihak yang dituju atau yang mewakili pada saat
memberikan penjelasan;

(10)

Mobil penerangan dalmas beradadi belakang


pasukan

dalmas

awal

untuk

melakukan

himbauan kepolisian oleh Kapolsek / kapolres /


Kapolresta selaku pengendali taktis;
(11)

Danton dan / atau Danki Dalmas melaporkan


setiap perkembangan situasi kepada Kapolsek /
Kapolres / Kapolresta;

(12)

Apabila situasi meningkat dari tertib / hijau ke


tidak tertib / kuning, maka dialkukan lapis ganti
dengan dalmas lanjut;

b)

Situasi Tidak Tertib / Kuning :


(1)

Pada saat massa melakukan aksi duduk


duduk , tidur tiduran dan aksi sejenisnya serta
melibatkan wanita dan anak anak yang
melakukan
penanganan

tindakan
dilakukan

menyimpang,
oleh

maka

Polisi

Wanita

( Polwan ), sedangkan dalmas awal tetap siaga


dalam formasi busur berlapis menggunakan tali
dalmas mengahadap massa;
(2)

Negosiator tetap melakukan negosiasi dengan


Korlap semaksimal mungkin;

(3)

Satuan pendukung lainnya tetap melaksanakan


tugas sesuai dengan fungsi dan peranannya;

(4)

Atas perintah Kapolres pasukan dalmas lanjut


maju dengan cara lapis ganti dan membentuk
formasi busur berlapis di belakang dalmas awal,
kemudian sap keduan dan sap ketiga dalmas
awal

membuka

mengambil

kekanan

dan

perlengkapan

kiri

dalmas

untuk
guna

melakukan penebalan kekuatan dalmas lanjut,


diikuti sap kesatu untuk melakukan kegiatan
yang sama setelah tali dalmas digulung;
(5)

Setelah

dalmas

lanjut

dan

dalmas

awal

membentuk formasi busur berlapis, unit satwa


ditarik kebelakang menutup kanan dan kiri
dalmas;
(6)

Apabila

pengunjuk

rasa

semakin

memperlihatkan perilaku menyimpang, maka

Kapolres / Kapolresta memberikan himbauan


kepolisian;
(7)

Apabila eskalasi meningkat dan/atau massa


melempari

petugas

dengan

benda

keras,

dalmas lanjut melakukan sikap berlindung,


selanjutnya

Kapolres

memerintahkan

danki

dalmas

Kapolresta
lanjut

untuk

melakukan tindakan hukum sebagai berikut :


(a)

Ran taktis pengurai massa bergerak


maju melakukan tindakan mengurai
massa,

bersamaan

dalmas

lanjut

dengan

maju

itu

melakukan

pendorongan massa;
(b)

Petugas

pemadam

melakukan
(

api

pemadaman

pembakaran

ban,

dapat
api

spanduk,

bendera dan alat peraga lainnya;


dan
(c)

Melakukan

pelemparan

dan

penembakan gas air mata;


(8)

Melakukan

pemasangan

kawat

penghalang

massa membentang di depan massa untuk


melindungi objek dan mempersempit ruang
gerak massa;
(9)

evakuasi terhadapo VIP / pejabat penting


lainnya dapat menggunakan kendaraan taktis
penyelamat;

(10)

Danki dalmas melaporkan setiap perkembangan


situasi kepada Kapolres / Kapolresta; dan

(11)

Apabila situasi meningkat, Kapolres / Kapolresta


melaporkan kepada kapolda selaku pengendali

umum agar dilakukan lintas ganti dengan


Detasemen / Kompi PHH Brimob;

3)

Tahap Pengakhiran / konsolidasi :


a)

Konsolidasi dilakukan oleh satuan dalmas dalam rangka


mengakhiri

kegiatan

Dalmas

dengan

melakukan

pengecekan kekuatan personel dan peralatan;


b)

Konsolidasi dapat dilakukan oleh :


(1)

Kapolsek dalam situasi hijau;

(2)

Kapolres / Kapolresta dalam situasi kuning;

(3)

Kapolda

selaku

pengendali

umum,

dalam

situasi merah;
c)

Setelah selesai pelaksanaan tugas dalmas, satuan dalmas


kembali ke markas satuan masing masing dengan tertib;

8.

Persyaratan yang harus dimiliki Satuan Dalmas

a.

Mental dan moral yang baik;

b.

Keteguhan hati dan loyalitas yang tinggi;

c.

Dedikasi dan disiplin yang tinggi;

d.

Nilai kesamaptaan jasmani paling rendah 65;

e.

Penguasaan terhadap apsal pasal dalam undang undang yang berkaitan


dengan dalmas;

f.

Jiwa korsa yang tinggi;

g.

Sikap netral;

h.

Kemampuan bela diri;

i.

Kemampuan dalam menggunakan perlatan dalmas;

j.

Kemampuan membentuk / mengubah formasi dengan cepat;

k.

Kemampuan menilai karakteristik massa secara umum;

l.

Kemampuan menggunakan kendaraan taktis pengurai massa dan alat khusus


dalmas lainnya dengan baik;

m.

9.

Kemampuan naik turun kendaraan dengan tertib dan kecepatan berkumpul;

Gambar Formasi Bersap Satu Arah ( Dalmas Awal / Situasi Hijau ) ;

Gambar Formasi Kompi Lapis Ganti ( Situasi Kuning ) ;

...

Palembang,
2013

Juni

DIREKTUR
SABHARA
POLDA SUMSEL

YASRIL ZAKIR
KOMISARIS BESAR POLISI
NRP 62110767

2.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) NEGOSIATOR

1.

Tujuan

Standar Operasional Prosedur (SOP ) Negosiator bertujuan sebagai pedoman


bagi personel Negosiasi Subdit Dalmas Dit Sabhara Polda Sumsel dalam
menyelenggarakan Negosiator Sabhara di wilayah hukum Polda Sumsel.

2.

Pedoman / acuan

a.

peraturan Kapolri nomor 16 tahun 2006 tanggal 5 Desember 2006 tentang


Pedoman Pengendalian Massa;

b.

prosedur tetap nomor 01 tahun 2010 tanggal 08 Oktober 2010 tentang


Penanggulangan Anarkis.

c.

peraturan Kapolri nomor 01 tahun 2009 tentang Penggunaan Kekuatan


Dalam Tindakan Kepolisian.

d.

undang

undang

nomor

tahun

1998

tentang

Kemerdekaan

Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.


e.

surat keputusan Kapolri No. Po. : Skep / 257 / IV / 2004 tanggal 21 April
2004.

3.

Pengertian

a.

negosiator adalah seni dan teknik berkomunikasi untuk menyelesaikan


sengketa atau perselisihan dari kedua belah pihak yang berbeda
kepentingan melalui perundingan dengan melakukan tawar menawar yang
menguntungkan kedua belah pihak;

b.

tujuan negosiator adalah melaksanakan komunikasi agar unjuk rasa


berjalan aman, tertib dan lancar tidak mengganggu / diganggu pihak lain
dan menanamkan kepercayaan pada massa bahwa Polri adalah mitranya;

c.

sasaran negosiator adalah harus mengetahui karakteristik kelompok


unjuk rasa tersebut ( kompromis, radikal / militant ) sehingga bernegosiasi
dapat menyesuaikan diri dengan kelompok unjuk rasa sehingga di
harapkan proses berjalan aman, tertib dan damai;

d.

kelompok media massa adalah untuk menghindari terganggunya proses


negosiasi antara petugas dan massa maka diperlukan negosiasi tentang
posisi aman bagi media dalam meliput kegiatan unjuk rasa agar tidak
terjadi ekses yang merugikan media itu sendiri;

e.

satuan dalmas adalah untuk menjaga stabilitas emosional, kemungkinann


yang timbul dari sikap, ucapan dan tindakan yang menyinggung perasaan
anggota satuan dalmas maka peranan negosiator perlu untuk meredam
emosi satuan dalmas;

f.

kelompok masyarakat sekitar adalah jika memungkinkan tim negosiator


berusaha agar masyarakat sekitar ikut membantu menciptakan situasi
damai atau sebaliknya meninggalkan tempat .

4.

Alat

a.

alat dan perlengkapan yang dipergunakan dalam pelaksanaan negosiasi


meliputi :

1)

Mobil ( R4 ) negosiator;

b.

2)

Toa ( pengeras suara );

3)

Handy Talky ( HT );

4)

Hand Phone ( HP );

ruang kerja untuk membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan


negosiator.

5.

Prosedur Pelaksanaan

a.

negosiasi mulai dilaksanakan sejak penanggung jawab unjuk rasa


mengurus surat pemberian ijin di Kantor Polisi, berkisar tentang
sasaran unjuk rasa, kekuatan unjuk rasa, tema dan peralatan yang
digunakan ( kendaraan, spanduk, pengeras suara, dll ), titik gerak,
titik kumpul, route yang dilalui;

b.

negosiasi dilaksanakan kembali pada titik gerak, sepanjang route, dan


kepada sasaran yang dituju;

c.

pada saat berada di sasaran terakhir yang dituju oleh pengunjuk rasa,
tim negosiator menghadapi tugas untuk bernegosiasi baik dengan
kelompok unjuk rasa, sasaran unjuk rasa, media, masyarakat
penonton maupun kepada satuan dalmas sendiri tim negosiator untuk
melayani sasaran tersebut sesuai dengan jumlah massa;

d.

mengucapkan terimakasih kepada kelompok pengunjuk rasa, karena


selama unjuk rasa berjalan damai;

e.

apabila terjadi kebuntuan negosiasi agar diupayakan dengan cara lain


seperti mengganti tim negosiator yang lain atau meminta bantuan
kepada tokoh masyarakat yang berpengaruh terhadap kelompok
unjuk rasa tersebut yakni Tomas, Toda, Toga dan organisasi lainnya;

f.

apabila upaya negosiasi gagal maka ketua tim negosiator melapor


kepada perwira pengendali;

6.

Mekanisme Negosiasi dalam menghadapi unjuk rasa.

FACE TO FACE
( TATAP MUKA )

PIMPINAN

NEGOSIATOR

UNRAS

KEPUTUSAN
PENGENDALI
DALMAS

/
PERSETUJUAN
DALMAS
/
DANKI

KABAG OPS

KAPOLRESTA/ KAPOLRES

7.

SEBAGAI MEDIATOR/ FASILITATOR KEPADA


OBYEK UNRAS ( BUPATI, GUBERNUR, KETUA
DPRD, DLL

Redaksional kalimat himbauan himbauan Kepolisian.

a.

Himbauan Kepolisian sebagaimana dimaksud pada pasal 8 (1)b, pasal 9 (1)c,


pasal 15 (1)b, pasal 16 (1)d, pasal 22 (1)b, pasal 23 (1)c :
1)

Kepada saudara saudara pengunjuk rasa kami dari jajaran Kepolisian;

2)

Memohon dengan sangat kepada saudara saudaraku :


a)

Agar saudara saudara dapat menjaga ketertiban dan


keamanan, jangan melakukan pelanggaran hukum;

b)

Sampaikan asprirasi dan pendapat saudara saudara secara


sopan dan baik, saudara saudara jangan terprovokasi oleh
tindakan tindakan orang yang tidak bertanggung jawab;

c)

Jangan menyusahkan anggota masyarakat lainnya;

d)

Jaga

kehormatan

dan

martabat

kita

sebagai

anggota

masyarakat;
b.

Himbauan

Kepolisian

sektor

sebagaimana

di

maksud

pasal

(1)k,

pasal 15 (1)I :
1)

Kepada saudara saudara pengunjuk rasa, saya selaku Kepala


Kepolisian sektor

2)

Memohon dengan sangat kepada saudara saudaraku :


a)

Selama saudara saudaraku melakukan unjuk rasa ini, berlakulah


secara tertib, sopan dan jaga keamanan;

b)

Jangan menyusahkan saudara saudara kita yang lain, jangan


terprovokasi oleh tindakan tindakan orang lain yang tidak
bertanggung jawab;

c)

Patuhi seluruh aturan aturan yang ada, hormati petugas yang


melayani saudara saudara semua;

d)

3)

Sampaikan aspirasi saudara saudara secara baik dan sopan;

Terima kasih dan selamat untuk saudara saudara semua;

Palembang,
2013

Juni

DIREKTUR
SABHARA
POLDA SUMSEL

YASRIL ZAKIR
KOMISARIS BESAR POLISI
NRP 62110767

Anda mungkin juga menyukai