MATARAM
1
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
2
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Ditetapkan di : Mataram
Pada tanggal : 10 Februari 2019
Direktur RS Universitas Mataram
3
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
DAFTAR ISI
4
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
5
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit adalah
melalui pelayanan penunjang medic,khususnys dalam pengelolaan linen
dirumah sakit.Linen dirumah sakit dibutuhkan disetiap ruangan.Kebutuhan akan
linen disetiap ruangan sangat bervariasi,baik jenis jumlah dan kondisinya.Alur
pengelolaan linen cukup panjang,membutuhkan pengelolaan khusus dan tenaga
kesehatan dengan bermacam-macam klasifikasi.Klasifikasi tersebut adalah
ahlimanajemen,tehnisi,perawat,tukang cuci,penjahit,tukang setrika,ahli
sanitasi,serta ahli kesehatandan keselamatan kerja.Untuk memperoleh kualitas
linen yang baik,nyaman dansiap pakai,diperlukan perhatian khusus terhadap
kemungkinan terjadinya pencemaran infeksi dan efek akibat penggunaan bahan-
bahan kimia.
B. PERMASALAHAN
Bahwa dalam pengelolaan linen di rumah sakit sering dijumpai kendala-
kendala-kendala seperti:
1. Kualitas linen yang tidak baik,dalam arti linen sudah kedaluwarsa dan tidak
memenuhi persyaratan
2. Hasil pencucian sulit menghilangkan noda berat seperti darah,bahan
kimia,dan lain-lain.
3. Unit-unit pengguna linen tidak melakukan pembasahan terlebih dahulu
terhadap noda yang ada sehingga noda menjadi kering dan sulit dibersihkan
pada saat proses pencucian.
4. Ruangan tidak memisahkan linen kotor terinfeksi dan linen kotor tidak
terinfeksi.
5. Kurangnya koordinasi antara ruangan danbagian pencucian.
6. Kurangnya kemampuan dalam pemilihan jenis linen.
6
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
C. TUJUAN UMUM
Untuk meningkatkan mutu pelayanan linen di rumah sakit.
D. TUJUAN KHUSUS
1. Sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan linen di rumah sakit.
2. Sebagai pedoman kerja untuk mendapatkan linen yang bersih,kering,rapih
utuh dan Siap pakai
3. Sebagai panduan dalam meminimalisasi kemungkinan terjadinya infeksi
silang.
4. Untuk menjamin ketersediaan linen disetiap unit rumah sakit.
F. BATASAN OPERASIONAL
1. Penerimaan linen adalah serangkaian kegiatan yang terdiri dari serah terima
linen kotordari ruang perawatan, kamar operasi, atau poli kepada unit linen,
transportasi ke unit linen, penimbang linen kotor, dan penyortiran linen
kotor berdasarkan jenis bahan dan tingkat kotor, untuk kemudian diserahkan
ke bagian pencucian.
2. Pencucian linen adalah proses membuat linen kotor menjadi bersih. Linen
kotor yang telah melalui proses penerimaan, dicuci baik secara
otomatismenggunakan mesin cuci yang tersedia maupun proses pencucian
secara manual, untuk kemudian diserahkan kepada bagian seterika/pressing.
3. Seterika/pressing adalah proses pengeringan linen setelah melalui proses
pencucian. Seterika/pressing menggunakan mesin pengering dan mesin
7
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
8
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
BAB ll
STANDAR KETENAGAAN
9
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
10
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
B. STANDAR FASILITAS
1. SARANA FISIK
Sarana fisik untuk instalasi pencucian mempunyai
persyaratantersendiri,terutama untuk pemasangan peralatan pencucian
yangbaru.Sebelumpemasangan,datalengkap SPA(sarana,prasarana,alat) di
perlukan untuk memudahkan koordinasi dan jejaring selama
pengopersiannya.Tata letak dan hubungan antar ruanganmemerlukan
perencanaan tehnik yang matang,untuk memudahkan penginstalasian termasuk
listrik,uap,air panas, dan penunjang lainnya,misalnya mendekatkan power
house dengan steam boiler dan penunjang lainnya.Sarana fisik instalasi
pencucian terdiri dari beberapa ruang antara lain :
11
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
12
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
b. Prasarana Air
Air untuk instalasi pencucian memerlukan sedikitnya 40% dari kebutuhan
air di rumah sakit atau 200 liter/tempat tidur/hari.Kebutuhan air untuk
proses pencucian harus dengan kualitas sesuai standar,yaitu :
1). Hardness (Calsium,Carbonate,Chloride) standar Baku Mutu : 0 – 90
ppm
2). Iron – Fe (besi) standar Baku Mutu : 0 – 0,01 ppm
c. Prasarana Uap pada instalasi pencucian digunakan pada
prosespencucian,pengeringan dan seterika.Kualitas uap yang baik adalah
dengankekeringanminimum 70% dan temperature ideal 70 oC.
13
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
14
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
15
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
1. Biasanya mencuci dengan hygienic dengan sabun paling tidak 10-15 detik
sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan.
2. Gunakan APD :sarung tangan,masker,dan apron.
3. Persiapan alat dan bahan:sikat,spayer,ember, dengan tulisan linen tidak
terinfeksi,kantung linen tidak terinfeksi.
4. Lipat bagian yang terkena noda di bagian dalam lalu masukan linen kotor ke
dalam ember Tertutup dan bawa ke spoel hock.
5. Siapkan troli linen kotor dekat ruang spoel hock
6. Beberapa kantung linen kotor yang sudah tertutup siap di masukan dan di
kumpulkan ke troli Linen kotor untuk dibawa ke laundry.
B. TRANSPORTASI
Transportasi dapat merupakan bahaya potensial dalam penyebaran
organism,jika linen kotor tidak tertutup dan bahan troli tidak mudah di
bersihkan.
Persyaratan alat transportasi linen :
1. Dipisahkan antara troli linen kotor dengan linen bersih,jika tidak,maka
wadah penampung yang terpisah.
2. Bahan troli terbuat dari stainless steel (baja antikarat)
3. .Jika menggunakan wadah dan warna berbeda.
4. Wadah mudah di lepas dan setiap saat habis difungsikan selalu
dicuci(siapkan cadangan – demikian pula dengan trolinya selalu
dibersihkan
5. Muatan/loading linen kotor/bersih tidak berlebihan.
6. Wadah memiliki tutup.
C. TAHAPAN KERJA DI LOUNDRY :
1.Penerimaan linen kotor dengan prosedur pencatatan.
2.Pemilahan dan penimbangan linen kotor
3.Pencucian
4.Pemerasan
5.Pengeringan
16
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
6.Penyetrikaan
7.Pelipatan
8.Penyimpanan
9.Pendistribusian
D. PROSES PENERIMAAN LINEN KOTOR SENDIRI TERDIRI DARI
TAHAP-TAHAP SEBAGAI BERIKUT
A. Petugas memakai alat pelindung diri (APD)
B. Jadwal Penerimaan Linen pukul 07.30 – 09.00
C. Linen kotor dari ruangan di bawah dengan kereta linen melalui pintu linen
kotor
D. Linen kotor dari masing-masing ruangan ditimbang
E. Berat linen kotor dicatat di buku timbangan
F. Selain berat juga dihitung jumlah tiap macam linen oleh petugas
penerimaan dan petugas pengiriman linen.
E. PEMILAHAN
1) Warna dan jenis
- Linen berwarna hijau (khusus kamar operasi)
- Linen putih, biru, hijau dan merah muda untuk semua ruangan
- Popok bayi
- Baju pasien
2) Jumlah dan jenis noda
- Linen kotor tidak terkena noda darah, debu dan minyak
- Linen kotor kena daerah yang sedikit.
- Linen kotor kena darah yang merata
- Linen kotor terkena bab/ bak
- Linen kotor dari penderita berpenyakit menular / linen infeksius
- Untuk memudahkan pencucian, linen berwarna didahulukan agar tidak
pudar terkena obat pemutih.
17
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
F. PENCUCIAN
Proses pencucian dapat dilakukan secara manual atau otomatis menggunakan
mesin cuci yang tersedia. Pencucian dengan mesin cuci sesuai tahap-tahap
berikut :
1. Petugas memakai Alat Pelindung Diri (APD)
2. Linen Kotor infeksius direndam dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit
3. Linen kotor yang terkena darah sedikit/bab dicari bagian yang
bernoda,mdisikat, hingga bersih.
4. Linen kotor kena darah merata, bab, minyak gosok
Linen semacam ini sudah disphoel di ruangan, agar tidak bau anyir disiram
creolin, kemudian disabun merata dan disikat, kemudian di bawa ke
pencucian.
Setelah perendaman masukkan linen ke dalam mesin cuci dan dibilas 1
kali.
5. Masukkan sabun berturut – turut L9, L8, L13 sebanyak 450 – 500 ml
untuk linen 60 kg. Untuk linen putih tambahkan L13 sebanyak 100 ml
untuk linen 60 kg. Terakhir masukkan pewangi pakaian L14 sebanyak
200 ml untuk linen 60 kg.
6. Nyalakan mesin cuci selama 45 menit
7. Pembilas dilakukan sebanyak 4 kali
8. Setelah dibilas linen diperas dengan mesin pemeras.
9. Linen yang telah diperas dimasukkan ke mesin pengering sekaligus
disterilisasi dengan uap yang dihasilkan ketel uap / boiler
10. Setelah pengeringan selesai dilakukan maka siap untuk diseterika
11. Petugas mencuci tangan dengan antiseptic
Sabun yang digunakan adalah :
a. Lunix / L 8 untuk noda ringan dan linen berwarn
b. Lunix / L9 untuk noda berat dan linen putih
c. Lunix / L10 untuk noda berat dan linen putih
18
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
19
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
J. PELIPATAN
a.melipat linen mempunyai tujuan selain kerapian juga mudah digunakan pada
saat penggantian linen dimana tempat tidur kosong.
b.Proses pelipatan sekaligus juga melakukan pemantauan antara linen yang
masih baik dan sudah rusak agar tidak dipakai lagi.
K. PENYIMPANAN
Penyimpanan mempunyai tujuan selain melindungi linen dari kontaminasi
ulang baik dari bahaya seperyo mikroorganisme dan pest,juga mengontrol posisi
linen tetap stabil.sebaiknya posisi linen yang terdapat diruang penyimpanan 1,5
par dan 1,5 par di ruangan-ruangan. Ada baiknya lemari Penyimpanan
dipisahkan menurut masing-masing ruangan dan diberi obat ngengat yaitu kapur
barus.Sebelum disimpan sebaiknya linen dibungkus dengan plastic
transparan,sebelum didistribusikan.
L. PENDISTRIBUSIAN
Pendistribusian merupakan aspek administrasi yang penting yaitu
pencatatan linen yang keluar.Disini diterapkan system FIFO yaitu linen yang
tersimpan sebelumnya yaitu 1,5 par yang mengendap di penyimpanan
harusdikeluarkan,sedangkan yang selesai di cuci disiapkan untuk yang
berikutnya,sehingga tidak ada pekerjaan yang menunggu setiap kali selesai
mencuci.Sedangkan linen yang berada di ruangan harus disimpan untuk di
gunakan kembali.Setiap linen yang dikeluarkan harus dicatat sesuai identitas
yang tertera disetiap linen,nomor berapa yang keluar dan nomor berapa yang
disimpan.
20
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
BAB V
LOGISTIK
A. DANA
1. Pembiayaan operasional unit linen adalah dari anggaran operasional bagian
Rektorat yang disusun dan ditetapkan pada setiap tahun anggaran
2. Rencana anggaran tahunan diusulkan ke bagian Rektorat
3. Kebutuhan bahan kimia diajukan setiap awal bulan di bagian Farmasi
21
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
BAB VI
KESELAMATAN KERJA
A. LATAR BELAKANG
Upaya kesehatan kerja menurut UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan
khususnya pasal 23 tentang kesehatan kerja,menyatakan bahwa kesehatan kerja
harus diselenggarakan disemua tempat kerja,khususnya tempat kerja yang
berisiko bahaya kesehatan,mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan
lebih dari sepuluh.
Pekerja yang berada di sarana kesehatan sangat berfariasi baik jenis
maupun jumlahnya,sesuai fungsi sarana kesehatan tersebut,semua pekerja
dirumah sakit dalam melaksanakan tugasnya selalu berhubungan dengan bahaya
potensial yang tidak ditanggulangi dengan baik dan benar dapat menimbulkan
dampak negative terhadap keselamatan dan kesehatan,yang pada akhirnya akan
menurunkan produktivitas kerja.
Pada hakekatnya kesehatan kerja merupakan penyerasian antara kapasitas
kerja,beban kerja dan lingkungan kerja,bila bahaya dilingkungan kerja tidak
diantisipasi dengan baik akan menjadi beban tambahan bagi pekerjanya.Khusus
untuk petugas rumah sakit di instansi pencucian menerima ancaman kerja
potensial dari lingkungan bila keselamatan kerja tidak diperhatikann dengan
cepat.
22
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
23
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
24
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
Ada upaya perbaikan dan peningkatan mutu secara terus menerus yang
dibina oleh Kaur Linen
c. Aspek Keluaran
Terdapat hasil pencatatan kegiatan yang sah dan bisa dilaporkan kepada
yang berwenang
Terdapat rencana lebih lanjut untuk tindak lanjut dari hasil temuan/penilaian
mutu pelayanan dengan berbagai indicator yang ditetapkan.
25
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
BAB VIII
PENUTUP
Pedoman kerja unit linen Rumah Sakit Pendidikan Universitas Mataram
telah disusun dan ditetapkan sebagai acuan dan pedoman bagi anggota unit linen
dalam melaksanakan pengelolaan linen di Rumah Sakit Pendidikan Universitas
Mataram
Pedoman ini merupakan pokok-pokok yang perlu dikembangkan agar
dapat dijadikan pegangan oleh semua petugas unit kerja Rumah Sakit
Pendidikan Universitas Mataramyang terkait.
Guna mewujudkan maksud tersebut pedoman dilengkapi dengan SOP
linen Rumah Sakit Pendidikan Universitas Mataram, dengan harapan unit kerja
dapat melaksanakan sesuai dengan visi, misi, falsafah dan tujuan.
Pedoman dapat diperbaiki sesuai kebutuhan dan perkembangan di
Rumah Sakit Pendidikan Universitas Mataramuntuk itu diterapkan partisipasi
semua pihak bagi penyempurnaannya.
Harapan kami semoga pedoman ini dapat menjadi salah satu sarana bagi Rumah
Sakit Pendidikan Universitas Mataram dalam upaya meningkatkan kinerja
layanan melalui unit linen.
Semoga Tuhan senantiasa memberkati dan menyertai pelayanan kita
Rumah Sakit Pendidikan Universitas Mataram.
26