Anda di halaman 1dari 16

Mengenal 19 Macam Sifat Sifat Huruf Dalam Ilmu Tajwid

1). Hams (‫)همس‬


Yaitu sifatnya huruf yang mengeluarkan desis atau nafas terlepas ketika hurufnya
ُْ ‫سك‬
diucapkan. Huruf-hurufnya ada 10 yang disingkat dengan ‫َت‬ َ ُ‫فَ َحثَّه‬.
َ ُ‫ش ْخص‬

2). Jahr (ٌ‫) َجهْر‬


Yaitu sifatnya huruf yang tidak mengeluarkan desis atau nafas tertahan ketika huruf
tersebut diucapkan atau dimatikan. Huruf-hurufnya adalah selain huruf hams, yaitu:
‫ي‬
ُ ،‫ و‬،‫ ن‬،‫ م‬،‫ ل‬،‫ ق‬،‫ غ‬،‫ ع‬،‫ ظ‬،‫ ط‬،‫ ز‬،‫ ر‬،‫ ذ‬،‫ د‬،‫ ب‬،‫ء‬

3). Syiddah (‫)شدة‬


Yaitu tertahan atau berhentinya huruf di ucapkan atau dimatikan. Huruf-hurufnya ada
15 (selain huruf syiddah dan tawassut) hurufnya ada 8 yaitu ‫ ت‬،‫ ك‬،‫ ب‬،‫ ط‬،‫ ق‬،‫ د‬،‫ ج‬،‫ أ‬dan
disingkat dengan ‫َت‬ُْ ‫أ َ ِجدُ قَطُ َبك‬

4). Tawassuth (‫)توسط‬


Yaitu suara yang berada diantara terlepas dan bertahan ketika hurufnya diucapkan
ُْ ‫ل‬.
atau dimatikan. Hurufnya ada 5 yaitu ‫ ر‬،ُ ‫ م‬،‫ ع‬،‫ ن‬،‫ ل‬yang disingkat dengan ‫ِن ع َم َُر‬

5). Rikhwah (‫)رخوة‬


Yaitu terlepasnya suara yang mengikuti suara huruf ketika huruf tersebut dimatikan
atau diucapkan. Huruf hurufnya ada 15 (selain huruf syiddah dan tawassut)
yakni: ‫ ي‬،‫ ه‬،‫ و‬،‫ ف‬،‫ غ‬،‫ ظ‬،‫ ض‬،‫ ص‬،‫ ش‬،‫ س‬،‫ ز‬،‫ ذ‬،‫ خ‬،‫ ح‬،‫ ث‬.

6). Isti'la' (‫)إستعالء‬


Yaitu terangkat atau naikkanya lidah ke langit-langit mulut ketika huruf diucapkan.
Huruf-hurufnya ada 7 yakni ‫ ظ‬،‫ ق‬،‫ ط‬،‫ ض‬،‫ ص‬،‫ خ‬yang disingkat dengan ‫ِظ‬ ُْ ‫ض ْغطُ ق‬ َُّ ‫خ‬.
َ ‫ص‬

7). Istifal (‫)استفال‬


Yaitu turunnya lidah ke dasar mulut ketika diucapkan atau dimatikan. Huruf-hurufya
ُ ،‫ ه‬،‫ و‬،‫ ن‬،‫ م‬،‫ ل‬،‫ ك‬،ُ ‫ ف‬،‫ ع‬،‫ ش‬،‫ س‬،‫ ز‬،‫ ر‬،‫ ذ‬،‫ د‬،‫ُ ح‬،‫ ج‬،‫ ث‬،‫ ت‬،‫ ب‬،‫ء‬.
ada 21 (selain huruf isti'la) yakni: ‫ي‬

8). Ithbaq (‫)إطباق‬


Yaitu melekatnya lidah ke langit-langit atas ketika mengucapkan atau mematikan
huruf. Huruf-hurufnya ada 4 yaitu: ‫ ظ‬،‫ ط‬،‫ ض‬،‫ص‬.

9). Infitah (‫)إنفتاح‬


Yaitu merenggangnya lidah dari langit-langit mulut ketika mengucapkan atau
mematikan huruf. Huruf-hurufnya ada 24 (selain huruf ithbaq) yakni: ‫ س‬،‫ ز‬،‫ ذ‬،‫ خ‬،‫ ح‬،‫ث‬،
‫ ي‬،‫ ه‬،‫ و‬،‫ ف‬،‫ غ‬،‫ ظ‬،‫ ض‬،‫ ص‬،‫ش‬.

10). Ishmat (‫)إصمات‬


Yaitu huruf-huruf yang tidak keluar dari ujung lidah atau dari ujung bibir, biasanya
huruf-huruf ini tidak bisa dilafadhkan dengan cepat. Huruf-hurufnya ada 22 yaitu : ‫ء‬،
‫ ي‬،‫ه‬،‫ و‬،‫ ك‬،‫ ق‬،‫ غ‬،‫ ع‬،‫ ظ‬،‫ ط‬،‫ ض‬،‫ ص‬،‫ ش‬،‫ س‬،‫ ز‬،‫ ذ‬،‫ د‬،‫ خ‬،‫ ح‬،‫ ج‬،‫ ث‬،‫ت‬.
11). Idzlaq (‫)إذالق‬
yaitu huruf-huruf yang keluar dari ujung lidah atau dari ujung bibir (kebalikan dari
Ishmat), biasanya huruf-huruf ini bisa diucapkan dengan cepat. Huruf-hurufnya ada 6
ُْ ِ‫ف َُِّر م‬.
yaitu: ‫ ف‬،‫ر‬،‫ م‬،‫ ن‬،‫ ل‬،‫ ب‬yang disingkat dengan ُ‫ن لب‬

12). Shafir (‫)صفير‬


Yaitu sifat huruf yang bisa mengeluarkan suara seruit ketika huruf tersebut
diucapkan atau dimatikan. Huruf-hurufnya ada 3, yaitu: ‫ ص‬،‫ س‬،‫ز‬.

13). Qalqolah (‫)قلقلة‬


Yaitu pantulan suara yang kuat yang terdengar ketika hurufnya dimatikan, karena
ada guncangan pada makhrajnya. Huruf-hurufnya ada 5 yaitu ‫ د‬،‫ ج‬،‫ ب‬،‫ ط‬،‫ ق‬yang
ْ َ‫ق‬.
disingkat dengan ُ‫طبُ َجډ‬

14). Al-Liin (‫)اللين‬


Yaitu keluarnya huruf dengan lunak tanpa paksaan, merupakan sifatnya
ُْ َ ‫ أ‬،‫أ َ ْو‬
huruf ‫ و‬dan ‫ ي‬yang mati dan jatuh setelah fathah. Contoh: ‫ي‬

15). Inhiraf (‫)إنحراف‬


Yaitu condongnya makhraj suatu huruf pada makhrajnya huruf lain, ini merupakan
sifatnya huruf ‫ ل‬dan ‫ر‬.

16). Attakrir (‫)التكرير‬


Yaitu bergetarnya ujung lidah ketika mengucapkan huruf (‫)ر‬. Dalam mengucapkan
ro' sebaiknya keadaan lidah ditegangkan agar tidak terlalu banyak getaran, cukup
satu getaran saja.

17). Attafasyiyi (‫)التفشي‬


Yaitu meratanya angin pada mulut ketika mengucapkan huruf ‫ش‬.

18). Istitholah (‫)إستطالة‬


Yaitu memanjangnya suara ‫ ض‬dari permulaan tepi lidah (bersambung dengan
makhraj lam), boleh tepi yang kanan atau kiri terlebih dengan keduanya.

19). Ghunnah (‫)غنّة‬


Yaitu dengung yang enak dalam hidung dari huruf mim atau nun ketika ikhfa', idhhar
atau idhghom baik huruf tersebut hidup atau mati, contohnya:
َ ‫ ت َْرمِ ْي ِه ُْم بِحِ َج‬، ‫أ َ ُْم لَ ُْم ت ْنذ ِْره ُْم‬.
ُْ ِ‫ م‬،‫ارة‬
ُ‫ن َمال‬
Ghunnah merupakan sifat yang tetap atas kedua huruf mim dan nun, hanya saja
waktu tasydid (ُ‫أ َ َّما‬-‫ )أَنَّا‬lebih kuat dari pada waktu idghom (‫طةُ نَُ ْغف ِْرلَك ُْم‬ َّ ِ‫ ح‬- ُ‫ن َمال‬
ُْ ِ‫ )م‬dan juga
waktu idghom lebih kuat dari pada waktu sukun (‫ن‬ ُْ ‫ َم‬- ‫ )أَ ُْم‬dan waktu sukun lebih kuat
dari pada waktu hidup, contoh: (ُ‫ن ن‬ ُِ َُ‫ ن‬- ُ‫) َُم ُِم م‬.
Arti dan Jenis-Jenis Makhorijul Huruf
1. Asy-Syafatain (dua bibir) 4 Huruf
Asy-Syafatain artinya dua bibir, yaitu tempat keluarnya huruf
hijaiyah yang berada di bibir. Asy-Syafatain terdiri dari 4 huruf
dengan perincian sebagai berikut:

• Fa’ ( ‫ ) ف‬keluar dari dalamnya bibir yang bawah, serta


menepati dengan ujung dua gigi seri yang atas.
• Wawu ( ‫) و‬, ba’ ( ُ‫) ب‬, mim ( ُ‫ ) م‬keluar di antara dua bibir
(antara bibir atas dan bawah). Hanya saja untuk wawu bibir
membuka, sedangkan untuk ba’ dan mim bibir membungkam.

2. Al-Halq (tenggorokan) 6 Huruf

Al-Halq artinya tenggorokan, yaitu tempat keluar bunyi huruf


hijaiyah yang terletak pada tenggorokan. Al-Halq terdiri dari
6 huruf yang dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan
pelafalannya, yaitu:

• Asyqal Halqi (pangkal tenggorokan), yaitu hamzah ( ‫ ) ء‬dan


ha’ ( ‫) هـ‬.
• Wasthul Halqi (pertengahan tenggorokan), yaitu ha’ ( ‫ ) ح‬dan
‘ain ( ‫) ع‬.
• Adnal Halqi (ujung tenggorokan), yaitu ghoin ( ‫ ) غ‬dan kho’ ( ُ‫خ‬
).

3. Al-Lisan (lidah)
Al-Lisan artinya lidah, yaitu tempat keluarnya huruf-huruf hijaiyah
yang berada di lidah. Bunyi huruf hijaiyah dengan tempat
keluarnya dari lidah ada 18. Berdasarkan 18 huruf itu dapat
dikelompokkan menjadi 10 makhraj, yaitu:
a. Sisi/tepi lidah/pangkal tepi lidah, yaitu huruf dho’ ( ‫) ض‬.
Bunyinya keluar dari tepi lidah (boleh tepi lidah kanan atau kiri)
hingga sambung dengan makhrojnya huruf lam, serta menepati
geraham.

b. Pangkal lidah (2 huruf)

1. Pangkal lidah dan langit-langit mulut bagian belakang, yaitu


huruf qof ( ‫) ق‬. Bunyinya keluar dari pangkal lidah dekat
dengan kerongkongan yang dihimpitkan ke langit-langit
mulut bagian belakang.
2. Pangkal lidah bagian tengah dan langit-langit mulut bagian
tengah, yaitu huruf kaf ( ‫) ك‬. Bunyinya keluar dari pangkal
lidah di depan makhroj huruf qof, yang dihimpitkan ke langit-
langit bagian mulut bagian tengah.

c. Tengah-tengah lidah, yaitu huruf jim ( ‫) ج‬, syin ( ‫) ش‬, dan ya’ ( ُ‫ي‬
). Bunyinya keluar dari tengah-tengah lidah, serta menepati langit-
langit mulut yang tepat di atasnya.
d. Ujung tepi lidah, yaitu huruf lam ( ‫) ل‬. Bunyinya keluar dari tepi
lidah (sebelah kiri atau kanan) hingga penghabisan ujung lidah,
serta menepati dengan langit-langit mulut atas.
Ujung lidah, yaitu huruf nun ( ‫) ن‬. Bunyinya keluar dari ujung lidah
(setelah makhrojnya lam), lebih masuk sedikit ke dasar lidah
daripada lam, serta menepati dengan langit-langit mulut atas.
f. Ujung lidah tepat, yaitu huruf ro’ ( ‫) ر‬. Bunyinya keluar dari ujung
lidah tepat (setelah makhrojnya nun dan lebih masuk ke dasar lidah
daripada nun) serta menepati dengan langit-langit mulut atas.
g. Kulit gusi atas, yaitu huruf dal ( ُ‫) د‬, ta’ ( ُ‫) ت‬, dan tho’ ( ‫) ط‬.
Bunyinya keluar dari ujung lidah serta menepati dengan pangkal
gigi seri yang atas.
h. Runcing lidah, yaitu huruf shod ( ‫) ص‬, sin ( ‫) س‬, dan za’ ( ‫) ز‬.
Bunyinya keluar dari ujung lidah serta menepati ujung dua gigi seri
yang bawah.
i. Gusi, yaitu huruf dho’ ( ‫) ظ‬, tsa’ ( ‫) ث‬, dan dzal ( ُ‫) ذ‬. Bunyinya
keluar dari ujung lidah serta menepati dengan ujung dua gigi seri
yang atas.
4. Al-Jauf (rongga mulut) 3 Huruf
Al-Jauf artinya rongga mulut, yaitu tempat keluarnya huruf-huruf
hijaiyah yang terletak pada rongga mulut. Bunyi huruf yang keluar
dari Al-Jauf terdiri dari tiga macam, yaitu alif ( ‫) ا‬, wawu ( ‫) و‬, ya’ ( ‫ي‬
).
5. Al-Khaisyum (pangkal hidung)
Al-Kaishyum artinya pangkal hidung, yaitu tempat keluarnya huruf
hijaiyah yang terletak pada jalur hidung dengan suara dengung
atau gunnah. Adapun huruf-hurufnya yaitu huruf-huruf gunnah
mim dan nun dengan ketentuan sebagai berikut.

• Nun bertasydid
• Mim bertasydid
• Nun sukun yang dibaca idgham bighunnah, iqlab, dan ikhfa’
haqiqi
• Mim sukun yang bertemu dengan mim atau ba’

a Tafkhim ( ‫) تَ ْف ِخ ْي ُم‬
Ra Tafkhim adalah huruf ra ( ‫ ) ُر‬yang dibaca tebal yang terdapat pada kalimat atau lafal dalam
perkataan bahasa arab. Hukum Ra dibaca tafkhim apabila:

No Harakat

Ra yang berharakat fathah atau fathahtain dan berharakat dhommah atau dhommahtain, contohnya:
ُْ َ‫ب ْالفَل‬
1
ُ‫َارا – نَارُ – َكفَر ْوا – ا ِمر ُْوا‬ َُ َّ‫ْت الن‬
ً ‫اس – ن‬ َُ ‫ق – َراَي‬ ُِ ‫َر‬
Ra sukun / mati ( ْ‫ ) ر‬yang sebelumnya terdapat huruf yang berharakat fathah ataupun yang
2 berharakat dhommah, contohnya:
ُ‫ب ْال ِهي ِْم‬
َُ ‫َوا ْن َح ُْر – ت َْر ِم ْي ِه ُْم – فَأَث َ ْرنَُ – ز ْرت ُْم – َو َمآا ْر ِسل ْوا – ش ْر‬
Ra sukun / mati ( ْ‫) ر‬, namun huruf sebelumnya berharakat kasroh dan tidak huruf asli yang berasal
3 dari perkataan bahasa arab, contohnya:
َُ َ ‫ا ِْر ِج ِعي – ا ِْر َك ْمنَُ – ا ِْر َكبُْ َم َعنَا – ا ِْرت‬
ُ‫ضى‬
Ra sukun / mati bertemu huruf sebelumnya yang berharakat kasroh yang merupakan huruf asli,
namunْsetelahْhurufْRaْterdapatْhurufْIsti’laْyaituْKhoْ(ْ‫) خ‬, Shod ( ‫) ص‬, Dlod ( ‫) ض‬, Ghain ( ‫) ض‬, Tha’ْ(ْ
‫) ط‬, Qaf ( ‫ ) ق‬danْDho’ْ(ْ‫) ظ‬. HurufْIsti’laْtersebutْtersusun dalam kalimat.
4 ْ ‫ض ْغطُ ِق‬
ُ‫ظ‬ َ ‫َص‬
َُّ ‫خ‬
contoh bacaannya:
ُ‫اس – فِ ْرقَ ْة‬ َ ‫ص ُْد – قِ ْر‬
ُْ ‫ط‬ َ ‫ِم ْر‬

Ra Tarqiq ( ‫) ت َْر ِقيْق‬


Ra Tarqiq adalah huruf ra ( ‫ ) ر‬yang dibaca tipis yang terdapat pada kalimat atau lafal dalam
perkataan bahasa arab. Hukum Ra dibaca tarqiq apabila:

No Harakat

Ra yang berharakat kasrah, yaitu semua huruf ra dalam kata bahasa arab yang terletak diawal,
1 ditengahْataupunْdiakhirْkataْpadaْFi’ilْ(kataْkerja)ْmaupunْpadaْIsimْ(kataْbenda),ْcontohnya:
ُ‫طلَ ُِع ْالفَجْ ُِر – فَ ْليَ ْنظ ِر‬
ْ ‫َر – َم‬ ُْ ‫ع ُْة – ا َ ْلبَ ِريَّ ُِة – ِم‬
ُِ ‫ن ش‬ ِ َ‫ِرحْ لَ ُْة – ا َ ْلق‬
َ ‫ار‬
RaْyangْsebelumnyaْterdapatْhurufْYa’ْsukunْ/ْmatiْ(ْْ‫) ي‬, contohnya:
2
ًُ ‫ت – َخيْرُ – يَ ِسي‬
‫ْرا‬ َ – ‫ْر‬
ُِ ‫طي ًْرا – م ِغي َْرا‬ ًُ ‫غي‬
َ
Ra sukun / mati ( ْ‫ ) ر‬yang huruf sebelumnya berharakat kasroh dan merupakan huruf asli serta huruf
3 berikutnyaْbukanْhurufْIsti’la, contohnya:
ُ‫ن – فَبَش ِْرهُ – ا َ ْملَ ُْم ت ْنذ ِْره ْم‬ َ ‫َوا ْست َ ْغ ِف ْرهُ – فِ ْر‬
ُْ ‫ع ْو‬
Ra dibaca Tebal atau Tipis
Hukum Ra ( ‫ ) ر‬boleh dibaca tebal atau tipis apabila huruf Ra’ berharakat sukun ( ‫ ) ُْر‬atau mati
dan huruf sebelumnya berharakat kasrah serta huruf setelahnya adalah huruf Isti’la, contohnya:

‫ِع ُْرض‬
Tajwid adalah mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan
memberikan sifat yang dimiliki. Berbagai tempat keluarnya huruf
hijaiyah tersebut dapat menentukan jenis dan hukum tajwid yang
berlaku.
Dengan demikian, ilmu hukum tajwid merupakan ilmu yang
mempelajari cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
Tujuannya agar makna di dalamnya menjadi sempurna saat
dilantunkan.

ahkamul huruf:
1. Hukum nun mati dan tanwin
Dalam ilmu tajwid, hukum nun mati atau tanwin dapat dibagi
menjadi empat jenis, di antaranya:

• Hukum bacaan izhar halqi

Secara bahasa, izhar halqi artinya jelas atau tampak. Sementara itu,
secara istilah jenis hukum tajwid yang satu ini memiliki
pengucapan nun sukun atau tanwin yang sesuai dengan
makhrajnya. Adapun huruf izhar halqi, yaitu Alif atau Hamzah,
ْ ‫ِي َحتَّىُ َم‬
Kha','Ain, Ha', Ghain, dan Ha'. Contohnya ‫طلَ ُِع ْالفَجْ ُِر‬ َ ,
َُ ‫س ََلمُ ه‬
yang dibaca salaamun hiya hattaa mat la'il fajr karena terdapat nun
mati bertemu huruf ha’.

• Hukum bacaan idgham

Idgham secara bahasa berarti meleburkan atau memasukkan.


Berdasarkan istilahnya, hukum bacaan yang satu ini memiliki
pengucapan nun sukun atau tanwin yang melebur disertai atau
tanpa dengungan. Inilah mengapa, hukum idgham terbagi menjadi
idgham bighunnah atau disertai dengungan dan idgham
bilaghunnah atau tanpa disertai dengungan.
Huruf dalam idgham bighunnah terdiri dari Nun, Mim, Wau, Ya'.
Misalnya َُ‫ ِمنُ َّمالُ َّو َب ِنين‬yang dibaca mimmaaliw-wa baniin karena
terdapat tanwin bertemu huruf wau.
Sedangkan huruf dalam idgham bilaghunnah terdiri dari Lam dan
Ro’. Contoh bacaannya ُ‫ن لَّه‬
ُْ ‫ َُيك‬yang dibaca yakul-lahu, karena nun
sukun bertemu huruf lam.

• Hukum bacaan iqlab

Iqlab merupakan hukum bacaan dalam Al-Qur’an yang terjadi bila


nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf Ba'. Hal tersebut
menyebabkan jenis bacaan ini memunculkan bunyi huruf mim
mati. Sebab, iqlab memiliki arti mengganti suatu huruf menjadi
huruf lainnya. Misalnya ‫ن بَ ْع ُِد‬
ُْ ‫ ِم‬yang dibaca mimm-ba’di.

• Hukum bacaan ikhfa’ haqiqi

Ikhfa berarti menyamarkan. Hukum bacaan ini berlaku apabila


huruf nun mati atau tanwin bertemu huruf Ta', Tha', Tsa’, Jim, Dal,
Dzal, Za’, Zha’, Sin, Syin, Shad, Dhad, Fa', Qaf, Kaf. Misalnya ‫َر‬
ُِ ‫ِمن ش‬
َُ‫ َما َخلَق‬yang dibaca Minnn syarri maa kholaq.
Hukum mim mati
Seperti namanya, hukum tajwid yang satu ini merupakan
pertemuan antara mim mati dengan huruf tertentu. Adapun hukum
mim mati terbagi menjadi tiga macam, antara lain:

• Hukum bacaan ikhfa’ syafawi

Hukum bacaan yang satu ini yakni pertemuan antara mim mati
dengan huruf Ba'. Cara bacanya pun hampir sama dengan hukum
bacaan iqlab. Misalnya ‫س َّواهَا‬
َ َ‫ َربه ُْم ِبذَ ْن ِب ِه ُْم ف‬yang dibaca rabbuhum
bidzammbihim fasawwaahaa
• Hukum bacaan idgham mimi

Hukum bacaan yang juga disebut dengan idgham mutamasilain ini


terjadi saat mim mati bertemu huruf mim. Cara melafalkannya,
yakni dengan merangkap huruf mim disertai dengungan. Contoh
bacaan idgham mimi atau idgham mutamasilain yaitu ُ‫ن بَ ْع ِد‬
ُْ ‫َوه ُْم ِم‬
yang dibaca wahummin-ba'di.

• Hukum bacaan izhar syafawi

Izhar syafawi terjadi saat mim mati bertemu dengan salah satu
huruf hijaiyah selain mim dan ba’. Sama halnya dengan izhar halqi,
cara membaca hukum bacaan yang satu ini harus jelas. Misalnya ُ‫لَ ْم‬
‫ يَ ِل ُْد َولَ ُْم يولَ ُْد‬yang dibaca lam yalid walam yuulad.
3. Hukum idgham shagir
Idgham shaghir adalah hukum bacaan bila huruf yang diidghamkan
(huruf pertama) berupa huruf mati, sedangkan huruf kedua berupa
huruf hidup. Hukum bacaan idgham shaghir terbagi menjadi tiga
jenis, di antaranya:

• Hukum bacaan idgham mutamatsilain

Idgham mutamatsilain, yaitu hukum bacaan tajwid yang terjadi jika


suatu huruf bertemu dengan huruf yang sama. Misalnya huruf Dal
bertemu dengan huruf Dal. Misalnya ُْ‫ قَُد دَخَلوا‬yang dibaca qad-
dakhaluu.

• Hukum bacaan idgham mutajanisain

Idgham mutajanisain merupakan hukum bacaan ketika dua huruf


yang memiliki makhraj yang sama. Akan tetapi tak memiliki sifat
yang sama dan saling bertemu. Misalnya, huruf Ta' bertemu Tha,
Dzal, dan huruf Zha, Dal bertemu Ta’ dan sebagainya. Contohnya
َ ‫ فَ َما َح‬dibaca famaa khashattum, bukan famaa khashad tum.
‫صدْت ُْم‬
• Hukum bacaan idgham mutaqaribain

Idgham mutaqaribain, yaitu bertemunya dua huruf yang memiliki


makhraj dan sifat yang hampir sama, seperti huruf Mim bertemu
Ba', huruf Kaf bertemu Qaf. Misalnya ‫ ن َْخل ْقك ُْم‬dibaca nakhlukkum,
bukan nakhluq kum.

Mad Thabi’i
Mad Thabi’i(mad asli) merupakan macam-macam mad yang
terjadi apabila ada alif yang terletak sesudah fathah, atau ya’
sukun terletak sesudah kasrah atau juga huruf wau yang
terletak sesudah dhammah maka ini dihukumi sebagai
bacaan mad thabi’i. Dimana Mad berarti panjang dan Thabi’i
yang artinya biasa.
Cara membacanya harus sepanjang dua harakat atau
disebut satu alif, contohnya:
ِ – ‫ يَقُ ْو ُل‬- ‫ب‬
‫سم ْي ٌع‬ ٌ ‫كتَا‬

CABANG NYA :
Mad Badal
Mad Badal terjadi jika terdapat hamzah ( ‫ ) ء‬bertemu dengan
sebuah Mad , maka cara untuk membacanya adalah seperti
Mad Thobi’i. Contohnya:
‫آ َد َم إيْما َ ٌن‬
Mad ‘Iwad
Mad ‘Iwadl adalah mad yang dibaca jika terdapat fathatain
yang ditemukan pada waqaf atau pemberhentian pada akhir
kalimat atau ayat. Untuk cara membaca mad ini adalah
seperti mad thobi’i. Contohnya adalah:
‫ع ِل ِِ ْي ًما َح ِكي ًما‬
َ ‫سم ْيعًا َبصي ًْرا‬
َ

Mad Shilah Qashirah


Mad Shilah Qashirah terjadi jika ada haa dhamir sedangkan
sebelum haa tadi terdapat huruf hidup (berharakat). Maka
untuk cara membacanya haruslah panjang seperti halnya
mad thobi’i. Contohnya:
ُ‫اِنَّهُ َكانَ َﻻش َِريْك لَه‬
Mad Tamkien
Macam-macam mad selanjutnya adalah Mad Takien. Mad ini
terjadi jika terdapat ya’ sukun yang didahului dengan ya’ yang
bertasydid dan harakatnya kasra. Contohnya:
‫النَبِيّيْنَ ُحي ِيّ ْيت ُ ْم‬

Mad Far'i
Mad Far'i secara bahasa artinya adalah cabang. Sedangkan
menurut istilah Mad Far'i adalah mad yang merupakan
hukum tambahan dari mad asli (sebagai hukum asalnya),
yang disebabkan oleh hamzah atau sukun. Nah, Mad Far'i ini
terbagi menjadi beberapa macam, diantaranya sebagai
berikut:
Mad Wajib Muttasil
Macam-macam mad selanjutnya adalah bagian dari Mad
Far’I, pertama yaitu Mad Wajib Muttasil. Terjadinya mad ini
apabila mad thabi’I bertemu dengan hamzah pada satu
kalimat atau ayat. Untuk cara membacanya, wajib
dipanjangkan sepanjang lima harakat atau setara dengan
dua setengah kali dari mad thabi’i (dua setengah alif). Dalam
hal ini hukum Mad Wajib Muttasil ini adalah wajib 6 ketukan.
Begini contohnya:
‫ ِج ْي َء‬- ‫ َجآ َء‬- ‫س َوآ ٌء‬
َ
2. Mad Jaiz Munfashil
Mad Jaiz Munfasil terjadi apabila ada mad thabi’i yang
bertemu dengan hamzah, namun hamzah tersebut berada
pada lain kalimat. Jaiz sendiri berarti boleh, sedangkan
Munfashil memiliki arti terpisah.
Cara membaca dari Mad Jaiz Munfashil ini adalah boleh
panjang 1 alif (2 harakat), 2 alif (4 harakat), ataupun juga bisa
3 alif (6 harakat). Begini contohnya:
‫َو َﻻأ ْنت ُ ْم ِب َما أ ُ ْن ِز َل‬
Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi
Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi ini masih termausk ke dalam
macam-macam mad. Mad ini terjadi jika ada Mad Thabi’i
bertemu dengan tasydid pada satu kata atau ayat. Cara
membaca mad ini adalah harus panjang selama tiga kali Mad
Thabi’i atau sekitar enam harakat. Contohnya:
ّ ‫َو َﻻالضَّآ ِلّينَ اَل‬
ُ‫صا َخة‬
Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi
Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi ini adalah mad yang terjadi jika
ada Mad Thob’i bertemu dengan huruf mati atau sukun. Cara
membacanya adalah sepanjang enam harakat. Contohnya:
‫َآﻻن‬
Mad Layyin
Macam-macam mad selanjutnya adalah Mad Layyin. Mad ini
terjadi jika setelah huruf yang berharakat fatha wau sukun
atau ya’ sukun. Cara membacanya adalah dengan membaca
mad dengan sekedar lunak dan lemas saja. Contohnya:
‫ف‬
ٌ ‫ْب خ َْو‬
ٌ ‫َري‬
6. Mad ‘Arid Lisuukun
Mad ‘Arid Lissukun dibaca jika terdapat waqaf atau tempat
pemberhentian membaca, sedangkan sebelum waqaf
tersebut terdapat Mad Thobi’i atau Mad Lein. Cara
membacanya adalah terbagi menjadi tiga macam:
a. Yang paling utama dibaca panjang seperti halnya mad
wajib muttashil atau setara 6 harakat.
b. Yang pertengahan bisa dibaca sepanjang empat harakat
ya’ni dua kalinya mad thobi’i.
c. Yang pendek ya’ni boleh hanya dibaca seperti mad thobi’i
biasa.
Contohnya:
‫س ِم ْي ٌع‬ ِ َّ‫صي ٌْر خَا ِلد ُْونَ والن‬
َ ‫اس‬ ِ َ‫ب‬
Mad Lazim Harfi Mukhaffaf
Yaitu apabila ada permulaan surat dari Al-Qur’an ada
terdapat salah satu atau lebih dari antara huruf yang lima
ya’ni :
‫ح–ي–ط–ﻫ–ر‬
Cara membaca Mad Lazim Harfi Mukhaffaf yitu suatu hukum
tajwid yang dikhususkan untuk kombinasi dari 14 huruf yang
berada di 13 ayam pembuka pada 29 surah di dalam kitab
Alquran. Contohnya adalah:
‫حم الم‬
Mad Lazim Harfi Musyabba’
Mad Lazim Harfi Musyabba’ adalah bacaan mad yang
biasanya kita temukan pada permulaan surat dari beberapa
surat di Al-Qur’an. Beberapa huruf mad yang biasanya kita
temukan pada surat-surat di Al-Qur’an tersebut ada 8 huruf
dimana diantaranya adalah sebagai berikut:
‫ن–ق–ص–ع–س–ل–ك–م‬
Cara membaca mad ini sama seperti Mad Lazim yaitu
sepanjang enam harakat. Contohnya adalah:
‫َوالقلَم آلم ن يس‬

PEMBAGIAN WAQAF

1. WAQAF IKHTIBARI (menguji atau mencoba). Maksudnya adalah waqaf yang dilakukan untuk
mengujiْqari’ْatauْmenjelaskanْagarْdiketahuiْcaraْwaqafْdanْibtida’ْyangْsebenarnya.ْWaqafْiniْ
dibolehkan hanya dalam proses belajar mengajar, yang sebenarnya tidak boleh waqaf menurut
kaidah ilmu tajwid.

2. WAQAF IDHTHIRARI (terpaksa). Maksudnya adalah waqaf yang dilakukan dalam keadaan terpaksa,
mungkin karena kehabisan nafas, batuk atau bersin dan lain sebagainya. Apabila terjadi waqaf ini,
hendaklah mengulang dari kata tempat berhenti atau kata sebelumya yang tidak merusak arti yang
dimaksud oleh ayat.

3. WAQAF INTIZHARI (menunggu). Maksudnya adalah waqaf yang dilakukan pada kata yang
diperselisihkanْolehْulama’ْqiraatْantaraْbolehْdanْtidakْbolehْwaqaf.ْUntukْmenghormati
perbedaan pendapat itu, sambil menunggu adanya kesepakatan, sebaiknya waqaf pada kata itu,
kemudian diulangi dari kata sebelumnya yang tidak merusak arti yang dimaksud oleh ayat, dan
diteruskan samapi tanda waqaf berikuitnya. Dengan demikian terwakili dua pendapat yang berbeda
itu.

4. WAQAF IKHTIARI (pilihan). Maksudnya adalah waqaf yang dilakukan pada kata yang dipilih,
disengaja dan direncanakan, bukan karena ada sebab-sebab lain.

WAQAF IKHTIARI ADA EMPAT

1. WAQAF TAM (sempurna). Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang sudah sempurna,
baik menurut tata bahasa maupun arti. Pada umumnya terdapat pada akhir ayat dan di akhir
keterangan, cerita atau kisah. Dan tidak ada kaitannya sama sekali dengan ayat berikutnya. Seperti
ْ
waqaf pada ْ‫ ال ُمفْ ِل ُحون‬dalam ayat berikut :
ْ ُ ُ ُ ً ُ َ ُ
]5: ‫م ال ُمف ِل ُحونْ [البقرة‬ ْ ْ‫ل هدى ِّمنْ َّرِّب ِهم‬
ْ ‫ل واول ِئكْ ه‬ ْ ‫اول ِئكْ ع‬
َّ َ
- Waqaf Tam bisa terjadi sebelum habisnya ayat, seperti waqaf pada kata ْ‫ ا ِذلة‬dalam ayat :
ُ َ َّ َ َ َ ُ ُ َ ً ُ ُ ْ َّ َ
ْ ‫ن ال ُملوكْ ِاذْا دخلوْا قري ْة افسدوهاوجعلوْا ا ِع َّزْة اه ِلهْا ا ِذلةْ وقف ِوكذ ِالكْ يفعلونْ [النم‬
] 34: ‫ل‬ ْ ‫قالتْ ِا‬
- Waqaf Tam terkadang terjadi pada pertengahan ayat, seperti waqaf pada kata ‫ن‬
ْ ِ ِ ْ‫ ِا ْذ جاء‬dalam ayat :

ً ُ ُ َّ َ ْ ِّ َّ َ َ
]29: ‫ل [الفرقان‬
ْ ‫ان خذو‬
ْ ِ ‫ان ِل ِإلنس‬
ْ ‫ف وكانْ الشيط‬
ْ ‫ن وق‬
ْ ِ ِ ‫اء‬
ْ ‫ن الذك ِْر بعدْ ِاذْ ج‬
ِْ ‫ن ع‬
ْ ِ ِ ‫لقدْ اضل‬

- Dan waqaf Tam dapat terjadi pula sesudah habis ayat tambah sedikit, seperti waqaf pada kata
َّ
‫ل‬
ْ ِ ‫ و ِباللي‬dalam ayat :

ُ َ َّ َ َ ُ َّ
]138 - 137: ‫ت‬
ْ ‫ل تع ِقلونْ [الصفا‬ ْ ‫وِانكمْ لت ُم ُّرونْ علي ِهمْ ُمص ِب ِح‬
ْ ‫ي☼ وِْبالليلْ وقف اف‬

2. WAQAF KAFI (cukup). Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang menurut tata bahasa
sudah dianggap cukup, tetapi dari segi arti, cerita atau kisah masih ada kaitannya dengan ayat
ُ
berikutnya. Seperti waqaf pada ☼ْ‫ ُيو ِقنون‬dalam ayat berikut :

ْ ُ ُ ً ُ َ ُ ُ ُ ُ َ ُ ُ َّ
ْ ‫ن َّ ِّرب ِهمْ ل واول ِئكْ ه ُْم ال ُمف ِل ُحو‬
‫ن‬ ْ ‫ل هدى ِّم‬ْ ‫ن ُيؤ ِمنونْ ِبمْا ان ِزلْ ِاليكْ ومْا ان ِزلْ ِمنْ قب ِلكْ ج و ِباأل ِخرِْة همْ ُيو ِقنونْ ☼ اول ِئكْ ع‬
ْ ‫☼وال ِذي‬
[ 5 – 4 : ‫] البقرة‬

3. WAQAF HASAN (baik). Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang sudah dianggap baik
menurut tata bahasa, tetapi masih ada kaitan dengan ayat berikutnya, baik dari segi arti maupun
َ ْ
tata bahasa. Seperti waqaf pada ☼ ْ‫ العال ِم ي‬dalam ayat berikut :

ِّ َّ ‫ن‬ َ َ ْ ِّ ُ َْ
ْ ِ ‫الر ِحي ِ ْم ☼ م ِال‬
ْ‫ك يو ِ ْم الدي ِن‬ ْ ِ ‫ب الع ال ِم يْ☼ ا َّلرحم‬ ِْ ‫☼ الحم ْد‬
ْ ‫لل ر‬

4. WAQAF QABIH (buruk). Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang menurut tata bahasa
tergolong buruk dan bahkan merusak arti atau maksud dari makna ayat yang sebenarnya. Seperti
ِّ ْ
waqaf pada ☼ ْ‫ ِلل ُمصلي‬dalam ayat berikut :

ُ ُ َّ ِّ ْ
ْ‫☼ فويلْ ِلل ُمصليْ ☼ ال ِذينْ همْ عنْ صلْ ِت ِهمْ ساهون‬

ِّ ْ
Waqaf pada ☼ ْ‫ ِلل ُمصلي‬akan merusak arti atau maksud ayat. Maksud dari ayat adalah :ْ“Nerakaْituْ
ِّ ْ
untuk orang-orangْyangْmelalaikanْshalat”ْKetikaْwaqafْpadaْ☼ ْ‫ ِلل ُمصلي‬, maka maksud ayat lalu
berubah menjadi :
“Nerakaْituْuntukْorang-orang yang mengerjakan shalat"

TANDA-TANDA WAQAF
1. ‫ م‬WAQAF LAZIM [ْ‫ ]وقفْ ل ِزم‬Tanda mesti berhenti.
2. ‫ ل‬LA WAQFA [ ْ‫ل وقف‬ ْ ] Tanda tidak boleh berhenti.
َ
1. ‫ ط‬WAQAF MUTHLAQ [ ْ‫ ] وقفْ ُمطلق‬Tanda sempurna berhenti.
2. ‫ ج‬WAQAF JAIZ [ ‫ف جا ِئ ْز‬ ْ ‫ ] وق‬Tanda boleh berhenti dan boleh terus.
3. ‫ ز‬WAQAF MUJAWWAZ [ ْ‫] ُمج َّوز‬Tanda boleh berhenti, terus lebih baik.
َّ
4. ‫ ص‬WAQAF MURAKH-KHASH [ ْ‫ ] وقفْ ُمرخص‬Tanda diringankan (di bolehkan) berhenti karena
mempunyai nafas pendek, terus lebih baik.
5. ‫ قف‬WAQAF MUSTAHAB [‫ب‬ ْ ‫ف ُمستح‬
ْ ‫] وق‬. Tanda berhenti lebih baik, tidak salah kalau terus.
َ َ
6. ‫ قل‬WAQAF AULA [‫ل‬ ْ ‫]وقفْ او‬. Tanda berhenti lebih baik.
7. ‫ ق‬QILA WAQAF [ ‫ف‬ ْ ‫ ] ِقيلْ وق‬Sebagian pendapat, tanda boleh berhenti.
َ َ
8. ‫ صل‬WASHAL AULA [‫ل‬ ْ ‫ل او‬ ْ ‫ ]وص‬Tanda terus lebih baik.
َُ َ
11.‫ ك‬Kadza lika Muthabiq lima qablahu [‫] كذ ِالكْ ُمط ِابقْ ِلمْْا قبل ْه‬Tanda berhenti seperti tanda waqaf
sebelumnya.
12.ْ…ْ___…ْWAQAFْMU’ANAQAHْ[ْ‫] وقفْ ُمعانق ِْة‬Tanda boleh berhenti pada salah satu titik tiga.
ْ
13. ‫ت‬
ْ ‫سك‬/‫س‬
ْ SAKTAH [ ْ‫] سكتة‬Tanda berhenti sejenak tanpa ambil nafas

AYAT KURSI

Anda mungkin juga menyukai