PENDAHULUAN
yang berasal dari sel epitel nasofaring (Brennan, 2006; Wei, 2006).
keganasan di daerah kepala dan leher serta termasuk urutan kelima pada
Singapura) insidensinya 5-9 kasus per 100.000 populasi (Her, 2001, Chen
KNF tertinggi yakni 25-50 per 100.000 penduduk (Lu et al, 2013). Di
penderita KNF dari 1370 pasien baru onkologi kepala dan leher (Lutan,
(Susworo, 2010).
1
Universitas Sumatera Utara
tersebut mencurigakan akan adanya suatu proses keganasan.
sebagian besar penderita datang pada stadium lanjut (stadium III dan IV),
Diagnosis dini seringkali sulit dilakukan karena gejala yang tidak khas dan
Selain itu KNF dikenal sebagai tumor ganas yang berpotensi tinggi
KNF (Demizu, 2006). Hingga saat ini, hasil dari 6 penelitian dan 2 meta-
dan overall survivor (Agulnik dan Siu, 2005). Namun pasien yang
meningkat pada sel tumor dan jaringan kanker setelah radiasi dan
Terdapat dua bentuk COX yaitu COX-1 dan COX-2. COX-1 berfungsi
angiogenesis, invasi sel tumor dan metastasis (Choy dan Milas, 2003).
penderita KNF, yaitu 70,6% dan 79% (Tan dan Putti, 2005; Soo, 2005).
Factor (Murono, 2001; Kyzas, 2005; Kaul, 2006; Soo, 2005). VEGF
matrix. Hal ini merangsang migrasi sel endotel. Sel endotel mulai
lambung.
2003).
secara signifikan.
yang lebih besar dari celecoxib dan memiliki efek samping gastrointestinal
yang lebih rendah. Etoricoxib memiliki waktu paruh 20 jam sehingga dapat
puncak 3-5 jam setelah pemberian secara oral. Obat ini memiliki waktu
paruh yang panjang yaitu 50 jam (Gramke, 2006; Keles, 2010) sehingga
Untuk menilai respon klinis, akan di nilai perubahan gejala klinis dan
2 non selektif dan plasebo. Karena gejala klinis cenderung subjektif, maka
pembesaran kelenjar getah bening dan stadium tumor. Pada penelitian ini
maupun apoptosis (Nasr, 2009). Untuk melihat kerja anti COX-2 ini di
konkuren.
yang menilai efek penghambat COX-2 selektif atau non selektif pada
1.2.1 Umum :
1.2.2 Khusus :
karsinoma nasofaring.
nasofaring.
nasofaring.
nasofaring.
COX-2.
1.5 Orisinalitas
NF-κB, PPARγ dan EGFR) dapat menjadi parameter bagi efek terapi