Abstrak
Abstract
1
Keywords : biodistribution, 99mTc-MDP, ovariectomy, and osteoporosis
2
3
1. PENDAHULUAN angka insiden gabungan antara serangan
Osteoporosis adalah penyakit yang jantung, stroke, dan kanker payudara,
sering muncul tanpa gejala, dan biasanya sedangkan menurut World Health
ditandai dengan rendahnya massa tulang, Organization (WHO) dalam IOF (2010),
kerusakan arsitektur jaringan tulang mikro, osteoporosis merupakan penyakit ke dua
dan penurunan kekuatan tulang (Cao, et al., setelah penyakit kardiovaskular. Studi
2017). Osteoporosis terjadi karena menunjukkan, bahwa perempuan berusia 50
ketidakseimbangan remodelling tulang, yang tahun memiliki risiko meninggal karena hip
menyebabkan penurunan kekuatan tulang fracture yang sama dengan kanker payudara
(Vijayakumar et al., 2016). (Hi’miyah, dkk., 2013); Deteksi dini
Osteoporosis merupakan salah satu osteoporosis masih agak sulit ditegakkan.
penyakit degeneratif. Penelitian terbaru dari Pemakaian radiasi dalam penelitian
International Osteoporosis Foundation medik, diagnosis, perawatan, maupun terapi
(IOF), mengungkapkan bahwa 1 dari 4 telah berhasil menolong banyak orang di
perempuan di Indonesia dengan rentang usia berbagai penjuru dunia. Dari segi
50-80 tahun memiliki risiko terkena penggunaannya di rumah sakit,
osteoporosis, dan juga risiko osteoporosis radiofarmaka paling banyak digunakan
pada perempuan di Indonesia 4 kali lebih untuk tujuan diagnosis, dan biasanya
tinggi dibandingkan dengan laki-laki. diberikan hanya sekali, sewaktu-waktu, atau
Biasanya penyakit keropos tulang ini dalam keadaan tertentu, dan hanya
menjangkiti sebagian besar wanita pasca mengandung sejumlah kecil senyawa
menopause. Hilangnya hormon estrogen dengan radionuklida yang terikat padanya
setelah menopause meningkatkan risiko (Aguswarini, 2007). Kedokteran nuklir pada
terkena osteoporosis. Tidak dapat dipungkiri umumnya menggunakan sumber radiasi
osteoporosis pada wanita ini dipengaruhi terbuka untuk menunjang diagnostik. Salah
oleh hormon estrogen. Namun, karena gejala satu dari sekian banyak sediaan radiofarmasi
baru muncul di usia setelah ±50 tahun, (radiofarmaka), 99mTc-MDP sangat lazim
osteoporosis tidak mudah dideteksi secara digunakan untuk tujuan diagnosis pada
dini (Infodatin, 2015). bagian tulang yang memiliki risiko untuk
Badan Litbang Gizi Depkes RI tahun terjadinya fraktur (patah), kanker, atau
2006, menunjukkan angka prevalensi gangguan tulang lainnya (Milvita, 2014).
osteopenia (osteoporosis dini) adalah 41,7% Penelitian mengenai biodistribusi
99m
dan prevalensi osteoporosis sebesar 10,3% radiofarmaka Tc-MDP sebagai penyidik
yang berarti 2 dari 5 penduduk Indonesia tulang telah dilakukan oleh banyak peneliti,
berisiko terkena osteoporosis. Menurut data antara lain Sugiharti dkk. (2009) dan
Indonesian White Paper yang dikeluarkan Mandiwana et al. (2018). Pada penelitian
Perhimpunan Osteoporosis Indonesia Sugiharti dkk. dilakukan uji biodistribusi
99m
(PEROSI), prevalensi osteoporosis pada Tc-MDP pada mencit untuk mengetahui
tahun 2007 mencapai 28,8% untuk pria, dan uptake tulang dan organ lainnya, hasil
32,3% untuk wanita (Hi’miyah, dkk., 2013). uptake tersebut menunjukkan bawa
Data di atas menunjukkan bahwa persentase uptake akan semakin melemah
osteoporosis merupakan salah satu masalah seiring berjalannya waktu injeksi.
kesehatan masyarakat yang membutuhkan Mandiwana et al., melakukan penelitian
perhatian serius. Selain karena prevalensi untuk menunjukkan serapan in vivo dan
99m
yang terus meningkat, akibat yang distribusi jaringan dari Tc-MDP
ditimbulkan karena penyakit osteoporosis ini encapsulated Solid Lipid Nanoparticles
juga cukup berat. IOF menyebutkan bahwa (SLNs) pasca administrasi pada hewan uji.
insiden fraktur osteoporosis per tahun pada Hasil pemberian secara intra vena 99mTc-
99m
wanita lebih tinggi dibandingkan dengan MDP ataupun Tc-MDP-SLN
4
menunjukkan serapan yang sama sesuai hewan itu dipertahankan di bawah suhu
yang diharapkan, yaitu menunjukkan terkontrol pada 22±2oC dengan siklus gelap
penyerapan tulang visual yang dominan dan atau cahaya 12 jam dengan akses tidak
akumulasi tinggi di ginjal. terbatas untuk menyadap air dan makanan.
Pada penelitian sebelumnya, hewan uji Jumlah hewan uji yang digunakan sebanyak
yang digunakan dalam keadaan normal, 18 ekor, dibagi ke dalam dua kelompok,
sedangkan pada penelitian kali ini dilakukan diantaranya kelompok normal dan
dengan menggunakan hewan uji mencit osteoporosis masing-masing kelompok
betina strain BALB/c setelah ovariektomi, terdiri dari 9 ekor hewan uji.
yaitu pengambilan ovarium sebagai tempat
penghasil hormon estrogen sehingga hewan B. Pembuatan Hewan Ovariektomi
uji mengalami defisiensi estrogen yang Anastesi dilakukan dengan injeksi
menyebabkan osteoporosis, kemudian ketamine/xylazine (75/10 mg/kg BB)
dilakukan perbandingan biodistribusi intraperitonial (IP). Mencit yang dibius
radiofarmaka 99mTc-MDP di antara hewan dibiarkan tengkurap di atas meja operasi.
uji normal dan hewan uji model Area yang menonjol di bagian belakang
osteoporosis. dicukur secara bilateral. Indung telur
ditemukan di kedua sisi perut, sedikit di
2. METODOLOGI bawah ginjal, sayatan kulit dilakukan di
2.1 Alat posisi medial ke bagian paling
Alat yang digunakan dalam penelitian menggembung dari belakang. Untuk
ini diantaranya adalah dose calibrator membuat sayatan, ibu jari ditempatkan di
(Biodex), Automatic Gamma Counter daerah proksimal paha paling atas. Bagian
Wizard 2470 dengan detektor NAI(TI) medial dari dasar phalanx distal adalah situs
(Perkin Elmer), TLC Scanner (Bioscan), sayatan. Sayatan kulit 1,5 cm dibuat untuk
anesthesia chamber (RWD Life Science), mengekspos otot perut dorso-lateral seperti
satu set peralatan kromatografi kertas, satu otot miring eksternal. Pintu masuk ke rongga
set peralatan bedah, dan syringe. peritoneum diperoleh dengan membedah
otot yang mengungkapkan jaringan adiposa
2.2 Bahan yang mengelilingi ovarium. Setelah
Bahan yang digunakan dalam mengidentifikasi tanduk ovarium dan uterus,
penelitian ini diantaranya adalah radioisotop ligase dilakukan pada tanduk uterus distal
99m
Tc dalam bentuk larutan perteknetat untuk menghilangkan jaringan ovarium
(Na99mTcO4) yang berasal dari generator sepenuhnya dalam satu tindakan. Tanduk itu
99
Mo/99mTc (Poltechnet), kit kering dikembalikan ke rongga perut dan otot serta
radiofarmaka MDP (BATAN), kertas kulit dijahit (Park, 2010). Hewan pasca
Whatman-3MM, NaCl fisiologis (IPHA), ovariektomi dilakukan adaptasi terlebih
aseton (Merck), ketamin (Lucas Djaya), dahulu sekitar 14 hari untuk mencapai massa
xylazine (Interchemie), dan hewan uji menopause atau keadaan penurunan kadar
mencit betina dengan berat 20-40 gram. estrogen dalam tubuh.
2.3 Penyiapan Hewan Model
A. Penyiapan Hewan Model 2.4 Preparasi 99mTc-MDP
Hewan model mencit betina (n=9) Sebanyak 2 mL larutan radioisotop
jenis BALB/c berumur ±3 bulan Na99mTcO4 dengan aktivitas ±500 µCi
dikembangbiakkan di Laboratorium Hewan dimasukkan ke dalam vial kit yang berisi
PSTNT (Pusat Sains dan Teknologi Nuklir formula radiofarmaka MDP dalam wadah
Terapan, BATAN). Penggunaan hewan uji Pb. Campuran MDP dikocok sempurna dan
telah mendapatkan persetujuan (Ethical dibiarkan pada temperatur kamar selama 10
Approval) berdasarkan Komisi Etik menit sehingga dihasilkan produk
Penggunaan dan Pemeliharaan Hewan radiofarmaka 99mTc-MDP.
Percobaan (KEPPHP) BATAN. Hewan-
5
Kemurnian radiofarmaka 99mTc-MDP Manufacture of Kits dari International
ditentukan dengan metode kromatografi. Atomic Energy Agency, 2008.
Kertas Whatman-3MM dengan eluen aseton
digunakan untuk memisahkan pengotor
99m
radiokimia Tc-perteknetat bebas,
sedangkan kertas Whatman-3MM dengan
eluen NaCl digunakan untuk memisahkan
pengotor 99mTc-tereduksi.
7
Ukuran kristal yang lebih besar radiofarmaka 99mTc-MDP di kandung kemih
menyebabkan peningkatan jumlah rongga memperlihatkan perbedaan yang signifikan
total, sehingga rasio kekosongan juga yaitu 0,006. Setelah radiofarmaka 99mTc-
meningkat (Noor, et al., 2011). Perubahan MDP yang terakumulasi pada tulang lambat
ukuran dan pemusnahan kristal laun akan diekresikan melalui ginjal dan
hidroksiapatit oleh osteoklas menyebabkan kandung kemih (Mandiwana, et al., 2018)
radiofarmaka 99mTc-MDP tidak dapat terikat (Gambar 5). Biodistribusi dipengaruhi oleh
pada hidroksiapatit sehingga akumulasi ikatan dari senyawa obat dengan organ atau
hewan osteoporosis menjadi lebih rendah kelenjar dalam tubuh, serta laju absorbsi dan
dibandingkan hewan normal. eliminiasi organ / sistem organ (Indartati,
Akumulasi di jantung memperlihatkan 2012).
perbedaan yang signifikan yaitu 0,009.
99m
Tc-MDP yang disuntikkan melalui Tabel 2. Perubahan Biodistribusi 99mTcMDP
pembuluh darah akan mengikuti Hewan Normal dan Osteoporosis
metabolisme tubuh dan masuk ke jantung, Kondisi
selanjutnya oleh jantung dipompa ke seluruh 1 Jam 2 Jam 3 Jam
Tulang
tubuh dan akan ditahan di dalam tulang 20,32 ± 13,75 ± 13,53 ±
kemudian dieksresikan ke dalam kandung Normal
1,38 0,01 2,66
kemih. Hal tersebut menegaskan bahwa Osteoporosi 7,42 ± 5,25 ± 5,99 ±
jantung hanya menjadi organ tempat s 2,61 0,25 2,17
penyaluran radiofarmaka untuk bersirkulasi 2,74 2,62 2,26
Perubahan
dengan darah sebelum menuju tulang kali kali kali
(Milvita, dkk., 2014). Akumulasi
8
pada 1 jam pasca injeksi. Untuk studi Rasio radioaktivitas per satuan massa di
diagnostik, diharapkan bahwa radiofarmasi tulang paha terhadap otot tidak kurang dari
dilokalkan secara istimewa dalam organ 100, dan di tulang terhadap darah tidak
target karena aktivitas dari organ non target kurang dari 40 (Zolle, 2007). Rasio tulang
dapat mengaburkan detail struktural gambar terhadap otot tulang tersebut sesuai dengan
pada organ target. Oleh karena itu, rasio literature yaitu 259,47 dan 95,39 pada
organ target terhadap organ non target hewan normal 3 jam pasca injeksi,
memiliki rasio aktivitas yang tinggi (Saha, sedangkan untuk hewan osteoporosis hanya
2018). sesuai pada organ otot yaitu 110,81.
9
Desita, D., Budi, W.S., dan Gunawan, G.
2017. ”Biodistribusi radiofarmaka Mandiwana, V., Kalombo, L., Grobler, A.,
Tc99m DTPA pada Pemeriksaan dan Zeevaart, J. R. 2018. “99mTc-MDP
Renografi.” Youngster Physics Journal as an imaging tool to evaluate the in
6(2): 160. vivo biodistribution of solid lipid
nanopartikels.” Applied Radiation and
Farrell, K.B., Karpeisky, A., Thamm, H., Isotopes. P. 9-11.
Zinnen, S., 2018. “Biphosphonate
conjugation for bone specific drug Merchenthaler, I., 2018. “Estrogens.”
targeting.” Bone Reports 9: 47-60. Encyclopedia of Reproduction 2nd
Edition 2: 176.
Fogelman, Ignac., Blake, Glen M., 2005.
“Bone densitometry: an update.” 366. Milvita. D., Mulyadi, S., Khairah, H., dan
P. 2068. Nazir, F. 2014. “Analisis Akumulasi
Radiofarmaka Tc-99m MDP pada
Hi’miyah, D. A., dan Martini, S. 2013. Pasien Kanker Payudara.” Jurnal
“Hubungan antara Obesitas dengan Forum Nuklir 8(1): 49-54.
Osteoporosis Studi di Rumah Sakit
Husada Utama Surabaya.” Jurnal National Osteoporosis Foundation, 2014.
Berkala Epidemiologi 1(2): 173. Clinician’s Guide to Prevention and
Treatment of Osteoporosis. Wahington
Hurwitz, S., 2016. “Osteoporosis and DC: National Osteoporosis Foundation.
Fracture.” Journal of Osteoporosis P. 46.
and Physical Activity 4(4): 1.
Park, S.B., Lee, Y.J., Chung, C.K. 2010.
Indartati, 2012. “Penentuan Biodistribusi ”Bone Mineral Density Changes after
dan Dosis Intenal Berbagai Organ Ovariectomy in Rats as ana
pada Pemeriksaan Renografi Osteopoenic Model: Stepwise
99
TcmDTPA.” Tesis. Kekhususan Description of Double Dorso-Lateral
Fisika Medis. Depok. Universitas Approach.” The Korean Neurosurgical
Indonesia. Hal. 7. Society 48: 310.
Infodatin. 2015. Data dan Kondisi Penyakit Parvaneh, K., Ebrahimi, M., Sabran, M.R.,
Osteoporosis di Indonesia. Jakarta: Karimi, G., Hwei, A., Majeed, S.A.,
Kementerian Kesehatan RI. Hal: 2. Ahmad, Z., Ibrahim, Z., and
Jamaluddin, R., 2015. ”Probiotics
International Atomic Energy Agency, 2008. (Bifidobacterium longum) Increase
Techetium-99m Radiopharmaceuticals: Bone Mass Density and Upregulate
Manufacture of Kits. Austria: Sparc and Bmp-2 Genes in Rats with
International Atomic Energy Agency: Bone Loss Resulting from
68. Ovariectomy.” Biomed Research
International 2015. P. 2.
Laswati, H., Hendarto, H., Irawati, D., dan
Mahaputra, L., 2015. “Jus Tomat Purwati, T., dan Setiabudi, W., 2016.
Meningkatkan Kepadatan Tulang Tikus “Penentuan Waktu Paro Biologi Tc99m
Menopause.” Jurnal Veteriner MDP pada Pemeriksaan Bone
September 16(3). Hal. 458-460. Scanning.” Youngster Physics Journal
5(4): 261-268.
Link, M. Thomas, 2016. “Radiology of
Osteoporosis” Canadian Association of
Radiologists Journal. P. 33-35.
10
99m
Saha, G. B. 2004. Foundamentals of Biodistribusi Tc-CTMP dan
Nuclear Pharmacy 5th ed. New York: 99m
TcMDP pada Hewan Uji sebagai
Springer. P. 25-111. Radiofarmaka Penyidik Tulang.”
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir
Saha, G. B. 2018. Foundamentals of Indonesia 10(2): 91.
Nuclear Pharmacy 7th ed. New York:
Springer. P. 97-168. The United States Pharmacopeial
Convention. 2007. The United States
Souza, V. R., Mendes, E., Casaro, M., Pharmacopeia The National Formulary
Antirio A., Oliveira, F.A., and Ferreira, (USP NF) Vol 3. Rockville: United
C.M., 2019. “Description of States. P. 3281.
Ovariectomy Protokol in Mice.”
Method in Molecular Biology 1916. P. Vijayakumar, R., Busselberg, D., 2016.
304. “Osteoporosis: An Under-Recognized
Public Health Problem”. J. of Local
Stevani, Hendra. 2016. Praktikum and Global Health Science 2: 2.
Farmakologi. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 6. Zolle, Ilse. 2007. Technetium-99m
Pharmaceuticals. Austria: Departemen
Sudoyo, Aru W., Setiyohadi, B., Alwi, I., of Medicinal. P. 17-18.
K., Marcellus S., dan Setiadi, S. 2007.
Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, Ed 4.
Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia: Departemen Ilmu Penyakit
Dalam. Hal. 1269-1279.
11