Anda di halaman 1dari 12

UJI BIODISTRIBUSI RADIOFARMAKA 99mTc-MDP PADA MENCIT

MODEL OSTEOPOROSIS DENGAN METODE OVARIEKTOMI

Yulianne Mahesa1, A. Hanafiah1, Isti Daruwati2, Ahmad Kurniawan2


1
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia (STFI), Jl. Soekarno-Hatta No.354 (Parakan Resik 1),
Bandung
2
Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri – BATAN, Jl. Tamansari 71, Bandung.

Abstrak

Telah dilakukan uji biodistribusi radiofarmaka Teknesium Metilen-difosfonat ( 99mTc-MDP)


pada hewan uji (Mus musculus) yang mengalami osteoporosis karena defisiensi estrogen
sebagai akibat perlakuan ovariektomi. Uji biodistribusi ditujukan untuk melihat perbedaan
uptake radiofarmaka 99mTc-MDP pada hewan uji dalam kondisi osteoporosis dibandingkan
dengan hewan uji normal. Hasil uji biodistribusi pada hewan model osteoporosis
menunjukkan bahwa akumulasi 99mTc-MDP dalam organ tulang berturut-turut adalah sebesar
7,42 ± 2,61; 5,25 ± 0,25; dan 5,99 ± 2,17 %ID / g masing-masing pada 1, 2, dan 3 jam
pasca injeksi intravena. Hasil ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan akumulasi 99mTc-
MDP pada hewan uji normal, yaitu sebesar 20,32 ± 1,38; 13,75 ± 0,01; dan 13,53 ± 2,66
%ID/g masing-masing untuk periode waktu dan cara pemberian yang sama. Perbedaan ini
menunjukkan bahwa kondisi osteoporosis dapat mengurangi penyerapan 99mTc-MDP pada
organ tulang. Hasil ini juga menunjukkan bahwa 99mTc-MDP, yang saat ini lebih umum
digunakan untuk pencitraan tulang dalam kasus metastasis kanker, memiliki potensi lain
dalam menilai osteoporosis.

Kata kunci: biodistribusi, 99mTc-MDP, ovariektomi, dan osteoporosis

Abstract

Biological distribution of Technetium Methylene-diphosphonate ( 99mTc-MDP)


radiopharmaceuticals has been carried out in osteoporotic animal model (Mus musculus)
due to estrogen deficiency as a result of ovariectomy. Biodistribution test is intended to
compare uptake of 99mTc-MDP in animal models that have osteoporosis with test animals
under normal conditions. The biodistribution results in osteoporotic animals showed that
accumulation 99mTc-MDP in bone organ was 7,42 ± 2,61; 5,25 ± 0,25; dan 5,99 ± 2,17
%ID/g respectively at 1, 2, and 3 hours after intravenous injection. This result is much lower
compared to 99mTc-MDP accumulation in normal animals, which is 20,32 ± 1,38; 13,75 ±
0,01; dan 13,53 ± 2,66 %ID/g respectively for the same time period and method of
administration. This difference indicates that the condition of osteoporosis can reduce the
uptake of 99mTc-MDP. These results also show that 99mTc-MDP, which are currently more
commonly used for bone imaging in cases of cancer metastases, have other potentials in
assessing osteoporosis.

1
Keywords : biodistribution,  99mTc-MDP, ovariectomy, and osteoporosis

2
3
1. PENDAHULUAN angka insiden gabungan antara serangan
Osteoporosis adalah penyakit yang jantung, stroke, dan kanker payudara,
sering muncul tanpa gejala, dan biasanya sedangkan menurut World Health
ditandai dengan rendahnya massa tulang, Organization (WHO) dalam IOF (2010),
kerusakan arsitektur jaringan tulang mikro, osteoporosis merupakan penyakit ke dua
dan penurunan kekuatan tulang (Cao, et al., setelah penyakit kardiovaskular. Studi
2017). Osteoporosis terjadi karena menunjukkan, bahwa perempuan berusia 50
ketidakseimbangan remodelling tulang, yang tahun memiliki risiko meninggal karena hip
menyebabkan penurunan kekuatan tulang fracture yang sama dengan kanker payudara
(Vijayakumar et al., 2016). (Hi’miyah, dkk., 2013); Deteksi dini
Osteoporosis merupakan salah satu osteoporosis masih agak sulit ditegakkan.
penyakit degeneratif. Penelitian terbaru dari Pemakaian radiasi dalam penelitian
International Osteoporosis Foundation medik, diagnosis, perawatan, maupun terapi
(IOF), mengungkapkan bahwa 1 dari 4 telah berhasil menolong banyak orang di
perempuan di Indonesia dengan rentang usia berbagai penjuru dunia. Dari segi
50-80 tahun memiliki risiko terkena penggunaannya di rumah sakit,
osteoporosis, dan juga risiko osteoporosis radiofarmaka paling banyak digunakan
pada perempuan di Indonesia 4 kali lebih untuk tujuan diagnosis, dan biasanya
tinggi dibandingkan dengan laki-laki. diberikan hanya sekali, sewaktu-waktu, atau
Biasanya penyakit keropos tulang ini dalam keadaan tertentu, dan hanya
menjangkiti sebagian besar wanita pasca mengandung sejumlah kecil senyawa
menopause. Hilangnya hormon estrogen dengan radionuklida yang terikat padanya
setelah menopause meningkatkan risiko (Aguswarini, 2007). Kedokteran nuklir pada
terkena osteoporosis. Tidak dapat dipungkiri umumnya menggunakan sumber radiasi
osteoporosis pada wanita ini dipengaruhi terbuka untuk menunjang diagnostik. Salah
oleh hormon estrogen. Namun, karena gejala satu dari sekian banyak sediaan radiofarmasi
baru muncul di usia setelah ±50 tahun, (radiofarmaka), 99mTc-MDP sangat lazim
osteoporosis tidak mudah dideteksi secara digunakan untuk tujuan diagnosis pada
dini (Infodatin, 2015). bagian tulang yang memiliki risiko untuk
Badan Litbang Gizi Depkes RI tahun terjadinya fraktur (patah), kanker, atau
2006, menunjukkan angka prevalensi gangguan tulang lainnya (Milvita, 2014).
osteopenia (osteoporosis dini) adalah 41,7% Penelitian mengenai biodistribusi
99m
dan prevalensi osteoporosis sebesar 10,3% radiofarmaka Tc-MDP sebagai penyidik
yang berarti 2 dari 5 penduduk Indonesia tulang telah dilakukan oleh banyak peneliti,
berisiko terkena osteoporosis. Menurut data antara lain Sugiharti dkk. (2009) dan
Indonesian White Paper yang dikeluarkan Mandiwana et al. (2018). Pada penelitian
Perhimpunan Osteoporosis Indonesia Sugiharti dkk. dilakukan uji biodistribusi
99m
(PEROSI), prevalensi osteoporosis pada Tc-MDP pada mencit untuk mengetahui
tahun 2007 mencapai 28,8% untuk pria, dan uptake tulang dan organ lainnya, hasil
32,3% untuk wanita (Hi’miyah, dkk., 2013). uptake tersebut menunjukkan bawa
Data di atas menunjukkan bahwa persentase uptake akan semakin melemah
osteoporosis merupakan salah satu masalah seiring berjalannya waktu injeksi.
kesehatan masyarakat yang membutuhkan Mandiwana et al., melakukan penelitian
perhatian serius. Selain karena prevalensi untuk menunjukkan serapan in vivo dan
99m
yang terus meningkat, akibat yang distribusi jaringan dari Tc-MDP
ditimbulkan karena penyakit osteoporosis ini encapsulated Solid Lipid Nanoparticles
juga cukup berat. IOF menyebutkan bahwa (SLNs) pasca administrasi pada hewan uji.
insiden fraktur osteoporosis per tahun pada Hasil pemberian secara intra vena 99mTc-
99m
wanita lebih tinggi dibandingkan dengan MDP ataupun Tc-MDP-SLN
4
menunjukkan serapan yang sama sesuai hewan itu dipertahankan di bawah suhu
yang diharapkan, yaitu menunjukkan terkontrol pada 22±2oC dengan siklus gelap
penyerapan tulang visual yang dominan dan atau cahaya 12 jam dengan akses tidak
akumulasi tinggi di ginjal. terbatas untuk menyadap air dan makanan.
Pada penelitian sebelumnya, hewan uji Jumlah hewan uji yang digunakan sebanyak
yang digunakan dalam keadaan normal, 18 ekor, dibagi ke dalam dua kelompok,
sedangkan pada penelitian kali ini dilakukan diantaranya kelompok normal dan
dengan menggunakan hewan uji mencit osteoporosis masing-masing kelompok
betina strain BALB/c setelah ovariektomi, terdiri dari 9 ekor hewan uji.
yaitu pengambilan ovarium sebagai tempat
penghasil hormon estrogen sehingga hewan B. Pembuatan Hewan Ovariektomi
uji mengalami defisiensi estrogen yang Anastesi dilakukan dengan injeksi
menyebabkan osteoporosis, kemudian ketamine/xylazine (75/10 mg/kg BB)
dilakukan perbandingan biodistribusi intraperitonial (IP). Mencit yang dibius
radiofarmaka 99mTc-MDP di antara hewan dibiarkan tengkurap di atas meja operasi.
uji normal dan hewan uji model Area yang menonjol di bagian belakang
osteoporosis. dicukur secara bilateral. Indung telur
ditemukan di kedua sisi perut, sedikit di
2. METODOLOGI bawah ginjal, sayatan kulit dilakukan di
2.1 Alat posisi medial ke bagian paling
Alat yang digunakan dalam penelitian menggembung dari belakang. Untuk
ini diantaranya adalah dose calibrator membuat sayatan, ibu jari ditempatkan di
(Biodex), Automatic Gamma Counter daerah proksimal paha paling atas. Bagian
Wizard 2470 dengan detektor NAI(TI) medial dari dasar phalanx distal adalah situs
(Perkin Elmer), TLC Scanner (Bioscan), sayatan. Sayatan kulit 1,5 cm dibuat untuk
anesthesia chamber (RWD Life Science), mengekspos otot perut dorso-lateral seperti
satu set peralatan kromatografi kertas, satu otot miring eksternal. Pintu masuk ke rongga
set peralatan bedah, dan syringe. peritoneum diperoleh dengan membedah
otot yang mengungkapkan jaringan adiposa
2.2 Bahan yang mengelilingi ovarium. Setelah
Bahan yang digunakan dalam mengidentifikasi tanduk ovarium dan uterus,
penelitian ini diantaranya adalah radioisotop ligase dilakukan pada tanduk uterus distal
99m
Tc dalam bentuk larutan perteknetat untuk menghilangkan jaringan ovarium
(Na99mTcO4) yang berasal dari generator sepenuhnya dalam satu tindakan. Tanduk itu
99
Mo/99mTc (Poltechnet), kit kering dikembalikan ke rongga perut dan otot serta
radiofarmaka MDP (BATAN), kertas kulit dijahit (Park, 2010). Hewan pasca
Whatman-3MM, NaCl fisiologis (IPHA), ovariektomi dilakukan adaptasi terlebih
aseton (Merck), ketamin (Lucas Djaya), dahulu sekitar 14 hari untuk mencapai massa
xylazine (Interchemie), dan hewan uji menopause atau keadaan penurunan kadar
mencit betina dengan berat 20-40 gram. estrogen dalam tubuh.
2.3 Penyiapan Hewan Model
A. Penyiapan Hewan Model 2.4 Preparasi 99mTc-MDP
Hewan model mencit betina (n=9) Sebanyak 2 mL larutan radioisotop
jenis BALB/c berumur ±3 bulan Na99mTcO4 dengan aktivitas ±500 µCi
dikembangbiakkan di Laboratorium Hewan dimasukkan ke dalam vial kit yang berisi
PSTNT (Pusat Sains dan Teknologi Nuklir formula radiofarmaka MDP dalam wadah
Terapan, BATAN). Penggunaan hewan uji Pb. Campuran MDP dikocok sempurna dan
telah mendapatkan persetujuan (Ethical dibiarkan pada temperatur kamar selama 10
Approval) berdasarkan Komisi Etik menit sehingga dihasilkan produk
Penggunaan dan Pemeliharaan Hewan radiofarmaka 99mTc-MDP.
Percobaan (KEPPHP) BATAN. Hewan-
5
Kemurnian radiofarmaka 99mTc-MDP Manufacture of Kits dari International
ditentukan dengan metode kromatografi. Atomic Energy Agency, 2008.
Kertas Whatman-3MM dengan eluen aseton
digunakan untuk memisahkan pengotor
99m
radiokimia Tc-perteknetat bebas,
sedangkan kertas Whatman-3MM dengan
eluen NaCl digunakan untuk memisahkan
pengotor 99mTc-tereduksi.

2.5 Uji Biodistribusi


Sebanyak 100μl 99mTc-MDP dengan
aktivitas ±25μCi disuntikkan melalui vena
ekor mencit setelah berat masing-masing Gambar 1. Rf dengan fase gerak aseton
hewan uji tersebut diketahui. Pembedahan
dilakukan dengan interval waktu 1, 2, dan 3
jam pasca injeksi dengan terlebih dahulu
dilakukan euthanasia menggunakan
anesthesia chamber yang dialiri dengan CO2.
Organ-organ berupa kulit, otot, tulang,
darah, usus halus, hati, limpa, ginjal,
jantung, paru-paru, lambung, dan kandung
kemih diambil. Setiap organ ditimbang
kemudian dicacah dengan alat Automatic
Gamma Counter Wizard 2470 dan Gambar 2. Rf dengan fase gerak NaCl
persentase cacahan pada setiap gram organ
dihitung. 3.2 Hasil Uji Biodistribusi
Rumus perhitungan penimbunan per A. Biodistribusi 99mTc-MDP pada Hewan
gram organ (%ID/g) adalah sebagai berikut: Normal
Hasil uji biodistribusi radiofarmaka
%ID / g =cacahan per gram organ x 100% 99m
Tc-MDP pada hewan normal
cacahan dosis yang diberikan memperlihatkan akumulasi (%ID/g)
tertinggi terdapat pada organ tulang sebagai
2.6 Analisis Data organ target yaitu sebesar 20,32 ± 1,38;
Representasi data dilakukan dengan 13,75 ± 0,01; dan 13,53 ± 2,66 %ID/g
penentuan rata-rata ± standard deviasi. berturut-turut pada 1, 2, dan 3 jam pasca
ANOVA satu arah digunakan untuk injeksi secara intravena. Hal ini terjadi
melakukan analisis statistik. P > 0,05 terpilih karena senyawa fosfonat yang terdapat
sebagai tingkat signifikansi. Analisis dalam 99mTc-MDP terakumulasi di tulang
statistik digunakan melalui perangkat lunak berdasarkan ikatan antara gugus fosfonat
SPSS 24. dengan ion kalsium yang terdapat pada
kristal hidroksiapatit, dan terjadinya
3. HASIL DAN PEMBAHASAN penurunan pada periode waktu di atas adalah
3.1 Kualitas Kit Cair 99mTc-MDP sebagai akibat proses bioditribusi.
Efisiensi penandaan senyawa bertanda Kelompok fosfat dari permukaan matriks
99m
Tc-MDP ditentukan berdasarkan tulang bereaksi dengan PO3H2 dari
kemurnian radiokimia. Kemurnian methylene diphosphonate (MDP) yang
99m
radiokimia Tc-MDP hasil penandaan pada terikat dengan teknesium. Hasil reaksi
pH 6, memberikan hasil sebesar 98,47% pertukaran ion ini terlihat dari aktivitas 99mTc
(Gambar 1 dan 2) dan kemurnian tersebut di matriks tulang (Purwati, dkk., 2016).
telah memenuhi persyaratan (USP, 2007) Paparan hidroksiapatit selama remodeling
dan persyaratan menurut petunjuk tulang semakin meningkatkan kemampuan
6
MDP untuk terikat (Farrel, et al., 2018), dan radiofarmaka 99mTc-MDP tetap memberikan
ini menjadi prinsip dasar scintigraphy tulang akumulasi yang tinggi pada tulang.
methylene diphosphonate (MDP) di mana Akumulasi di darah dan jantung
terjadi akumulasi radiotracer di daerah memperlihatkan adanya perbedaan yang
peningkatan deposisi hidroksiapatit atau signifikan. Akumulasi (%ID/g) terendah
pembentukan tulang (Davila, et al., 2015). terdapat pada organ otot sebesar 0,12 ± 0,03;
Akumulasi yang tinggi pula terlihat 0,14 ± 0,09; dan 0,05 ± 0,01 %ID/g (Gambar
pada organ hati dan kandung kemih. Hal ini 4.)
mengindikasikan bahwa radiofarmaka 99mTc-
MDP dieksresikan melalui urin dan feses
(Sugiharti, dkk., 2009). Akumulasi di darah
dan kandung kemih memperlihatkan
perbedaan yang signifikan karena hilangnya
99m
Tc-MDP dalam darah yang dipengaruhi
oleh fiksasi tulang dan ekskresi urin (Saha,
2004). Akumulasi di lambung juga
memperlihatkan perbedaan yang signifikan.
Akumulasi (%ID/g) terendah terdapat pada
organ usus sebesar 0,20 ± 0,00; 0,15 ± 0,04;
dan 0,11 ± 0,05 %ID/g yang
Gambar 4. Biodistribusi 99mTc-MDP pada
mengindikasikan bahwa radiofarmaka 99mTc- hewan model osteoporosis
MDP dieksresikan melalui feses (Sugiharti,
dkk. 2009) (Gambar 3). C. Perbandingan Biodistribusi pada
Hewan Normal dan Osteoporosis
Hasil uji biodistribusi radiofarmaka
99m
Tc-MDP di tulang sebagai organ target
pada hewan osteoporosis lebih rendah
dibandingkan dengan hewan normal terlihat
pula pada data analisis Anova dengan p
value > 0,005, signifikansi pada tulang
sebesar 0,000 dan secara berturut-turut pada
1, 2, dan 3 jam sehingga menunjukkan
adanya perubahan yang signifikan (Gambar
5). Terjadi Perbedaan akumulasi pada hewan
model osteoporosis sebanyak 2,74; 2,62; dan
Gambar 3. Biodistribusi 99mTc-MDP pada 2,26 kali dari hewan normal secara berturut-
hewan normal turut 1, 2, dan 3 jam (Tabel 2). Kehilangan
estrogen pada osteoporosis pada hewan
B. Biodistribusi 99mTc-MDP pada Hewan model dengan metode ovariektomi sangat
Model Osteoporosis berpengaruh dalam proses pembentukan
Hasil uji biodistribusi radiofarmaka tulang sehingga aktivitas osteoblas menurun
99m
Tc-MDP pada hewan osteoporosis dan mengakibatkan resorpsi tulang
memperlihatkan akumulasi (%ID/g) meningkat (Tangalayuk. dkk., 2015).
tertinggi yang sama dengan hewan normal Perbedaan akumulasi yang terjadi pada
99m
yaitu terdapat pada organ tulang sebagai Tc-MDP diakibatkan karena adanya
organ target, yaitu sebesar 7,42 ± 2,61; 5,25 perubahan kristal hidroksiapatit di tulang
± 0,25; dan 5,99 ± 2,17 %ID/g berturut- osteoporosis. Porositas tulang sebanding
turut pada 1, 2, dan 3 jam pasca injeksi dengan ukuran kristal hidroksiapatit, di
intravena. Meskipun terjadi perubahan pada mana peningkatan porositas dapat
struktur tulang akibat terjadi osteoporosis, meningkatkan ukuran kristal hidroksiapatit.

7
Ukuran kristal yang lebih besar radiofarmaka 99mTc-MDP di kandung kemih
menyebabkan peningkatan jumlah rongga memperlihatkan perbedaan yang signifikan
total, sehingga rasio kekosongan juga yaitu 0,006. Setelah radiofarmaka 99mTc-
meningkat (Noor, et al., 2011). Perubahan MDP yang terakumulasi pada tulang lambat
ukuran dan pemusnahan kristal laun akan diekresikan melalui ginjal dan
hidroksiapatit oleh osteoklas menyebabkan kandung kemih (Mandiwana, et al., 2018)
radiofarmaka 99mTc-MDP tidak dapat terikat (Gambar 5). Biodistribusi dipengaruhi oleh
pada hidroksiapatit sehingga akumulasi ikatan dari senyawa obat dengan organ atau
hewan osteoporosis menjadi lebih rendah kelenjar dalam tubuh, serta laju absorbsi dan
dibandingkan hewan normal. eliminiasi organ / sistem organ (Indartati,
Akumulasi di jantung memperlihatkan 2012).
perbedaan yang signifikan yaitu 0,009.
99m
Tc-MDP yang disuntikkan melalui Tabel 2. Perubahan Biodistribusi 99mTcMDP
pembuluh darah akan mengikuti Hewan Normal dan Osteoporosis
metabolisme tubuh dan masuk ke jantung, Kondisi
selanjutnya oleh jantung dipompa ke seluruh 1 Jam 2 Jam 3 Jam
Tulang
tubuh dan akan ditahan di dalam tulang 20,32 ± 13,75 ± 13,53 ±
kemudian dieksresikan ke dalam kandung Normal
1,38 0,01 2,66
kemih. Hal tersebut menegaskan bahwa Osteoporosi 7,42 ± 5,25 ± 5,99 ±
jantung hanya menjadi organ tempat s 2,61 0,25 2,17
penyaluran radiofarmaka untuk bersirkulasi 2,74 2,62 2,26
Perubahan
dengan darah sebelum menuju tulang kali kali kali
(Milvita, dkk., 2014). Akumulasi

Gambar 5. Perbandingan Biodistribusi 99mTc-MDP pada Hewan Normal dan Osteoporosis

3.3 Rasio Organ Akumulasi radiofarmaka 99mTc-MDP 3


Dari hasil pengujian biodistribusi pada jam pasca injeksi pada hewan normal
hewan normal dan osteoporosis pasca injeksi maupun osteoporosis di organ tulang lebih
1, 2, dan 3 jam terlihat bahwa akumulasi optimal dilihat dari rasio target organ tulang
radiofarmaka 99mTc-MDP yang tertinggi
berada pada 1 jam pasca injeksi, kemudian terhadap otot, kulit, dan darah, sedangkan
menurun pada 2 hingga 3 jam pasca injeksi. rasio terhadap hati dan ginjal lebih optimal

8
pada 1 jam pasca injeksi. Untuk studi Rasio radioaktivitas per satuan massa di
diagnostik, diharapkan bahwa radiofarmasi tulang paha terhadap otot tidak kurang dari
dilokalkan secara istimewa dalam organ 100, dan di tulang terhadap darah tidak
target karena aktivitas dari organ non target kurang dari 40 (Zolle, 2007). Rasio tulang
dapat mengaburkan detail struktural gambar terhadap otot tulang tersebut sesuai dengan
pada organ target. Oleh karena itu, rasio literature yaitu 259,47 dan 95,39 pada
organ target terhadap organ non target hewan normal 3 jam pasca injeksi,
memiliki rasio aktivitas yang tinggi (Saha, sedangkan untuk hewan osteoporosis hanya
2018). sesuai pada organ otot yaitu 110,81.

Tabel 3. Rasio Target Organ


Rasio Akumulasi Berdasarkan Jam
1 Jam 2 Jam 3 Jam
Rasio Target Organ
Norma Osteoporosi Norma Osteoporosi Norma Osteoporosi
l s l s l s
Tulang Terhadap Otot 34,17 61,42 192,94 38,50 259,47 110,81
Tulang Terhadap Kulit 85,52 23,62 67,54 32,90 122,35 39,44
Tulang Terhadap
Darah 51,58 14,73 56,15 17,24 95,39 27,50
Tulang Terhadap Hati 5,72 3,26 3,78 2,26 4,57 2,06
Tulang Terhadap
Ginjal 12,99 3,51 6,26 3,62 5,89 4,22

4. SIMPULAN DAN SARAN pencitraan (imaging) sediaan 99mTc-MDP


4.1 Simpulan pada hewan model osteoporosis dan/atau
Uji biodistribusi radiofarmaka 99mTc- apabila memungkinkan dapat dilakukan
MDP memberikan hasil akumulasi di tulang pada pasien volunteer penderita
hewan model osteoporosis dengan metode osteoporosis.
ovariektomi sebesar 7,42 ± 2,61; 5,25 ±
0,25; dan 5,99 ± 2,17 %ID/g berturut-turut 5. DAFTAR PUSTAKA
pada 1, 2, dan 3 jam pasca injeksi secara Aguswarini, S., G. Adang H., Karyadi, A.,
intravena dengan perbandingan rasio target dan Bagiawati, S. 2007. ”Evaluasi
organ (tulang) yang sangat signifikan Biologis Senyawa Kompleks Renium-
terhadap organ non target (otot, kulit, darah, 186 Fosfonat sebagai Radiofarmaka
hati, dan ginjal). Dari penelitian ini dapat Terapi Paliatif Kanker Tulang.” Jurnal
diketahui bahwa kondisi osteoporosis akan Radioisotop dan Radiofarmaka 10: 2.
menurunkan uptake radiofarmaka 99mTc-
MDP pada organ tulang dibandingkan pada Cao, H., Zhang, Y., Qian, W., Guo, X., Sun,
hewan uji normal. Hasil penelitian juga C., Zhang, L., and Cheng, X. 2017.
menunjukkan bahwa radiofarmaka 99mTc- “Effect of icariin on fracture healing in
MDP yang sementara ini lebih sering a ovariectomized rat model of
digunakan untuk bone imaging pada kasus osteoporosis.” Experimental and
metastase kanker, ternyata memiliki potensi Therapeutic Medicine 13: 2400.
lain dalam menilai kondisi osteoporosis.
Davila, Diego., Antoniou, Alexancer.,
Chaudhry, M., 2015. “Evaluation of
4.2 Saran Ossesous Metastasis Bone
Saran yang dapat penulis berikan yaitu Scintigraphy.” Bone Scintigraphy: 2-3.
melakukan penelitian lanjutan untuk
mengetahui perbedaan gambaran nyata hasil

9
Desita, D., Budi, W.S., dan Gunawan, G.
2017. ”Biodistribusi radiofarmaka Mandiwana, V., Kalombo, L., Grobler, A.,
Tc99m DTPA pada Pemeriksaan dan Zeevaart, J. R. 2018. “99mTc-MDP
Renografi.” Youngster Physics Journal as an imaging tool to evaluate the in
6(2): 160. vivo biodistribution of solid lipid
nanopartikels.” Applied Radiation and
Farrell, K.B., Karpeisky, A., Thamm, H., Isotopes. P. 9-11.
Zinnen, S., 2018. “Biphosphonate
conjugation for bone specific drug Merchenthaler, I., 2018. “Estrogens.”
targeting.” Bone Reports 9: 47-60. Encyclopedia of Reproduction 2nd
Edition 2: 176.
Fogelman, Ignac., Blake, Glen M., 2005.
“Bone densitometry: an update.” 366. Milvita. D., Mulyadi, S., Khairah, H., dan
P. 2068. Nazir, F. 2014. “Analisis Akumulasi
Radiofarmaka Tc-99m MDP pada
Hi’miyah, D. A., dan Martini, S. 2013. Pasien Kanker Payudara.” Jurnal
“Hubungan antara Obesitas dengan Forum Nuklir 8(1): 49-54.
Osteoporosis Studi di Rumah Sakit
Husada Utama Surabaya.” Jurnal National Osteoporosis Foundation, 2014.
Berkala Epidemiologi 1(2): 173. Clinician’s Guide to Prevention and
Treatment of Osteoporosis. Wahington
Hurwitz, S., 2016. “Osteoporosis and DC: National Osteoporosis Foundation.
Fracture.” Journal of Osteoporosis P. 46.
and Physical Activity 4(4): 1.
Park, S.B., Lee, Y.J., Chung, C.K. 2010.
Indartati, 2012. “Penentuan Biodistribusi ”Bone Mineral Density Changes after
dan Dosis Intenal Berbagai Organ Ovariectomy in Rats as ana
pada Pemeriksaan Renografi Osteopoenic Model: Stepwise
99
TcmDTPA.” Tesis. Kekhususan Description of Double Dorso-Lateral
Fisika Medis. Depok. Universitas Approach.” The Korean Neurosurgical
Indonesia. Hal. 7. Society 48: 310.

Infodatin. 2015. Data dan Kondisi Penyakit Parvaneh, K., Ebrahimi, M., Sabran, M.R.,
Osteoporosis di Indonesia. Jakarta: Karimi, G., Hwei, A., Majeed, S.A.,
Kementerian Kesehatan RI. Hal: 2. Ahmad, Z., Ibrahim, Z., and
Jamaluddin, R., 2015. ”Probiotics
International Atomic Energy Agency, 2008. (Bifidobacterium longum) Increase
Techetium-99m Radiopharmaceuticals: Bone Mass Density and Upregulate
Manufacture of Kits. Austria: Sparc and Bmp-2 Genes in Rats with
International Atomic Energy Agency: Bone Loss Resulting from
68. Ovariectomy.” Biomed Research
International 2015. P. 2.
Laswati, H., Hendarto, H., Irawati, D., dan
Mahaputra, L., 2015. “Jus Tomat Purwati, T., dan Setiabudi, W., 2016.
Meningkatkan Kepadatan Tulang Tikus “Penentuan Waktu Paro Biologi Tc99m
Menopause.” Jurnal Veteriner MDP pada Pemeriksaan Bone
September 16(3). Hal. 458-460. Scanning.” Youngster Physics Journal
5(4): 261-268.
Link, M. Thomas, 2016. “Radiology of
Osteoporosis” Canadian Association of
Radiologists Journal. P. 33-35.
10
99m
Saha, G. B. 2004. Foundamentals of Biodistribusi Tc-CTMP dan
Nuclear Pharmacy 5th ed. New York: 99m
TcMDP pada Hewan Uji sebagai
Springer. P. 25-111. Radiofarmaka Penyidik Tulang.”
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir
Saha, G. B. 2018. Foundamentals of Indonesia 10(2): 91.
Nuclear Pharmacy 7th ed. New York:
Springer. P. 97-168. The United States Pharmacopeial
Convention. 2007. The United States
Souza, V. R., Mendes, E., Casaro, M., Pharmacopeia The National Formulary
Antirio A., Oliveira, F.A., and Ferreira, (USP NF) Vol 3. Rockville: United
C.M., 2019. “Description of States. P. 3281.
Ovariectomy Protokol in Mice.”
Method in Molecular Biology 1916. P. Vijayakumar, R., Busselberg, D., 2016.
304. “Osteoporosis: An Under-Recognized
Public Health Problem”. J. of Local
Stevani, Hendra. 2016. Praktikum and Global Health Science 2: 2.
Farmakologi. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia. Hal. 6. Zolle, Ilse. 2007. Technetium-99m
Pharmaceuticals. Austria: Departemen
Sudoyo, Aru W., Setiyohadi, B., Alwi, I., of Medicinal. P. 17-18.
K., Marcellus S., dan Setiadi, S. 2007.
Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, Ed 4.
Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia: Departemen Ilmu Penyakit
Dalam. Hal. 1269-1279.

Sugiharti, R.J., Sumpena, Y., dan Misyetti.


2009. “Perbandingan Pola

11

Anda mungkin juga menyukai