Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN DASAR – DASAR INSTRUMENTASI

“MODUL 3 – JEMBATAN LISTRIK AC (JEMBATAN WIEN)”

Nama : Angga Amalul Ahli


NIM : 40040319650020
Kelas : 19 B
Prodi : Teknologi Rekayasa Otomasi

UNIVERSIAS DIPONEGORO
SEKOLAH VOKASI
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI

STr- TEKNOLOGI REKAYASA OTOMASI


2020
MODUL 3 – JEMBATAN LISTRIK AC (JEMBATAN WIEN)

A. Tujuan percobaan

• Memahami prinsip kerja jembatan wien


• Mampu mencari nilai kapasitor yang tidak diketahui

B. Dasar Teori
Jembatan wien adalah sebuah rangkaian jembatan yang digunakan untuk mengukur kapasitansi yang
tidak diketahui dengan menyeimbangkan beban dari empat lengan, salah satunya berisi kapasitansi.
Jembatan Wien dapat pula digunakan untuk mengukur frekuensi dan berbagai rangkaian lain seperti
saringan pencatat (notch filter) yang membedakan terhadap satu frekuensi
tertentu. Pemakaian jembatan Wien juga terdapat di dalam osilator audio dan frekuensi
tinggi (high frequency, HF) sebagai elemen pengukur frekuensi (frequency determining
element).
Pemakaian jembatan Wien juga terdapat di dalam osilator audio dan frekuensi tinggi (high frequency,
HF) sebagai elemen pengukur frekuensi (frequency determining element). Namun dalam bab ini,
jembatan Wien dibahas dalam bentuk dasarnya yang direncanakan untuk mengukur frekuensi.
Jembatan Wien memiliki sebuah kombinasi seri RC dalam satu lengan dan sebuah kombinasi paralel
RC dalam lengan di sebelahnya. Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar 1 berikut:

Impedansi lengan 1 adalah Z1 = R1 – j/ωC1. Admitansi lengan 3 adalah Y3 = 1/R3 +jωC3. Dengan
menggunakan persamaan dasar untuk kesetimbangan jembatan dan memasukkan nilai-nilai yang
tepat diperoleh:
R2 = ( R1 - ( j/ωC1 ) ) R4 ( 1/R3 + jωC3 )
Dengan menguraikan bentuk ini diperoleh
R2 = R1.R4/R3 + ( JωC3.R1.R4 ) - jR4/ω.C1.R3 + R4.C3/C1
Dengan menyamakan bagian-bagian nyata diperoleh
R2 = R1.R4/R3 + R4.C3/C1
yang berubah menjadi
R2/R4 = R1/R3 + C3/C1
Dengan menyamakan bagian-bagian khayal diperoleh
ω.C3.R1.R3 = R4/ω.C1.R1
di mana ω = 2.phi.f, dan penyelesaian bagi f diperoleh
f = 1 / 2.phi ( C1.C3.R1.R3 )^½
Perhatikan bahwa kedua persyaratan bagi kesetimbangan jembatan sekarang menghasilkan sebuah
persamaan yang menentukan perbandingan tahanan R2/R4 yang diperlukan, dan sebuah persamaan
lain yang menentukan frekuensi tegangan yang dimasukkan. Dengan perkataan lain, jika kita
memenuhi persamaan :
R2/R4 = R1/R3 = C3/C1
menghidupkan (mengeksitasi) jembatan dengan suatu frekuensi yang diberikan oleh persamaan
f = 1 / 2π ( C1.C3.R1.R3 )^½
Maka jembatan tersebut akan setimbang. Dalam kebanyakan rangkaian jembatan Wien, komponen-
komponen dipilih sedemikian sehingga R1 = R3 dan C1 = C3. Ini menyederhanakan persamaan
kesetimbangan menjadi R1/R4 = 2 dan persamaan frekwensinya menjadi
f = 1/ 2πRC
Yang merupakan pernyataan umum bagi frekuensi jembatan Wien. Dalam sebuah jembatan praktis,
kapasitor C1 dan C3 adalah kapasitor-kapasitor tetap, dan tahanan R1 dan R2 adalah tahanan
variabel yang dikontrol oleh sebuah poros bersama. Dengan menetapkan bahwa sekarang R2 = 2R4,
jembatan dapat digunakan sebagai alat pengukur frekuensi yang disetimbangkan oleh satu
pengontrol tunggal. Pengontrol ini dapat dikalibrasi langsung dalam frekuensi.
Karena sensitivitas frekuensinya, jembatan Wien mungkin sulit dibuat setimbang (kecuali bentuk
gelombang tegangan yang dimasukkan adalah sinus murni). Karena jembatan tidak setimbang untuk
setiap harmonik yang terdapat di dalam tegangan yang dimasukkan, harmonik-harmonik ini kadang-
kadang akan menghasilkan suatu tegangan keluar yang menutupi titik setimbang yang benar.

C.Percobaan
Percobaan 1 Mengukur arus yang mengalir pada jembatan wien dengan memvariasi nilai
capasitor C3

• Buatlah rangkaian berikut ini secara simulasi

• Gunakan nilai masing masing komponen R1=10k, R2=50k, R3=2k, R4=10k, C1=100nF,
Sumber tegangan 12V AC / 50Hz
• Berikan nilai C3 dengan nilai masing masing 1nf, 2nf, 5nf, 10nf, 20nf, 50nf, 100nf dan
200nf
• Ukur nilai arus yang diperoleh kemudian masukkan tabel berikut ini:
Tegangan Sumber AC Frekuensi
(Volt) (Hz) C3 (nF) Arus (uA)
12V 50 Hz 1 nF 181,716
12V 50 Hz 2 nF 181,676
12V 50 Hz 5 nF 181,555
12V 50 Hz 10 nF 181,354
12V 50 Hz 20 nF 180,955
12V 50 Hz 50 nF 179,781
12V 50 Hz 100 nF 177,884
12V 50 Hz 200 nF 174,37

• Analisa: Hasil dari praktikum ini yang terjadi akibat adanya penggantian pada capasitor C3
yaitu semakin besar nilai kapasitansi pada kapasitor arus akan semakin kecil. Nilai arus
yang mengalir semakin kecil dikarenakan semakin besarnya nilai kapasitor, nilai kapasitor
yang semakin besar arus akan mendapatkan arus yang kecil tak selamanya akan
mendapatkan nilai arus yang kecil, perubahan ini harus diikuti nilai komponen yang
terdapat pada rangkaian tersebut.

Percobaan 2 Mengukur arus yang mengalir pada jembatan wien dengan memvariasi nilai
capasitor C3

• Buatlah rangkaian berikut ini secara simulasi


• Gunakan nilai masing masing komponen R1=10k, R2=50k, R3=2k, C3=50nF, C100nF,
Sumber tegangan 12V AC / 50Hz
• Berikan nilai R4 dengan nilai masing masing 1k, 2k, 5k, 10k, 20k, 50k, 100k, dan 200k
• Ukur nilai arus yang diperoleh kemudian masukkan tabel berikut ini:

Tegangan Sumber AC Frekuensi


(Volt) (Hz) R4 (K ohm) Arus (uA)
12V 50 Hz 1k 222,561
12V 50 Hz 2k 175,377
12V 50 Hz 5k 161,382
12V 50 Hz 10 k 179,781
12V 50 Hz 20 k 198,646
12V 50 Hz 50 k 213,987
12V 50 Hz 100 k 219,861
12V 50 Hz 200 k 222,95

• Analisa: Hasil dari simulasi ini yang terjadi akibat adanya perubahan terhadapat
perubahan resistansi R4 yaitu terjadinya perubahan pada percobaan pergantian R4 pada
nilai 1k,2k dan 5k adanya penurunan nilai arus. Kemudian pada pergantian R4 pada nilai
10k,20k,50k,100k, dan 200k terjadinya kenaikan arus. Dari hasil ini dapat disimpulkan
bahwa penurunan arus pada rangkaian ini pada perubahan R4 memiliki batas yaitu pada
nilai 5k.

Percobaan 3 Mengamati pengaruh frekuensi terhadap arus yang mengalir pada jembatan wien

• Buatlah rangkaian berikut ini secara simulasi


• Gunakan nilai masing masing komponen R1=10k, R2=50k, R3=2k, R4=10k, C3=50nF,
C100nF, Sumber tegangan 12V AC / 50Hz
• Berikan variasi frekuensi dengan nilai masing masing 25Hz, 50Hz, 75Hz, 100Hz, 125Hz,
150Hz, 175Hz, dan 200Hz.
• Ukur nilai arus yang diperoleh kemudian masukkan tabel berikut ini:

Tegangan Sumber AC Frekuensi


(Volt) (Hz) Arus (uA))
12V 25 Hz 189,862
12V 50 Hz 179,781
12V 75 Hz 165,579
12V 100 Hz 149,615
12V 125 Hz 133,575
12V 150Hz 118,394
12V 175Hz 104,458
12V 200 Hz 91,852

• Analisa perubahan apakah yang terjadi terhadap perubahan variasi frekuensi


• Analisa: Dari hasil simulasi ini yang terjadi akibat adanya perubaha memvariasikan nilai
frekuensi yaitu arus yang mengalir mengalami penurunan. Ini dikarenakan sesuai dengan
rumus frekuensi yang berbanding terbalik dengan rangkaian RC. Semakin besar frekuensi
maka akan setimbang arus yang dihasilkan

D. Tugas (Ditambahkan di laporan)


Carilah pembuktian dengan menggunakan rumus untuk mencari nilai C3 dengan percobaan 1 atau
sesuai nilai pada rangkaian berikut ini:

Sumber tegangan yang digunakan adalah AC 12V/50Hz. Tentukan nilai C3 dengan simulasi dan
buktikan dengan perhitungan bahwa hasil yang diperoleh secara simulasi dan perhitungan adalah
sama.
Caranya pada saat simulasi ubah-ubahlah nilai C3 sampai diperoleh nilai arus mendekati nol. Jika
arus sudah mendekati nol berati nilai C3 yang digunakan sudah sesuai dan dapat dicatat.
Kemudian dari perhitungan dibandingkan dengan menghitung nilai-nilai untuk mendapatkan nilai C3
sesuai rumus:
ω.C3.R1.R3 = R4/ω.C1.R1
Sehingga akan diperoleh nilai C3 sama dengan percobaan simulasi saat arus bernilai mendekati nol.

Simulasi :

Analisa: Dari hasil simulasi untuk mencari keadaan dimana arus mendekati 0 pada perubahan C3
yaitu didapat nilai kapasitansi pada C3 yaitu 920nF
Perhitungan:

• Diketahui :
V = 12Volt f
= 50 Hz C1
= 100nF R1
= 10k Ω R2
= 50k Ω R3
= 2k Ω R4 =
10k Ω

Ditanya : C3

Jawab :
ω x C2 x R1 x R3 = R4/ω x C1 x R1 F 2𝜋f
x C2 x R1 x R3 = R4/2𝜋f x C1 x R1 F

2 x 3.14 x 50 x C2 x 10k x 2k = 10k/2 x 3.14 x 50 x (100x109)𝑥 10𝑘 F C2 =


10k/(2 x 3.14 ) 2x 50 x (100x109)𝑥 10𝑘2 𝑥 2𝑘 F
C2 = 10k/(2 x 3.14 x 50) 2 x (100x109)𝑥 10𝑘2 𝑥 2𝑘 F C2
= 1 (1971920 x 10) 17 F
C2 = 0.0000050712 F
C2 = 50712 nF

Perbandingan: Dari hasil simulasi dan hasil perhitungan terdapat adanya perbedaan nilai capasitor yang
didapat untuk mendapatkan nilai arus yang mendekati 0. Pada hasil simulasi mendapatkan nilai arus
162,647uA dengan nilai kapasitansi pada kapasitor 920nF sedangkan pada hasil perhituangn mendapatkan nilai
arus 237,336uA dengan nilai kapasitansi pada kapasitor 50712nF.

E. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, bahwa dapat disimpulkan, bahwa Jembatan wien adalah sebuah rangkaian
jembatan yang digunakan untuk mengukur kapasitansi yang tidak diketahui dengan menyeimbangkan beban
dari empat lengan, salah satunya berisi kapasitansi. Atau digunakan untuk mengukur sebuah frekuensi. Karena
sensitivitas frekuensinya, jembatan Wien mungkin sulit dibuat setimbang (kecuali bentuk gelombang tegangan
yang dimasukkan adalah sinus murni). Karena jembatan tidak setimbang untuk setiap harmonik yang terdapat
di dalam tegangan yang dimasukkan.
Tandatangan Praktikan

Angga Amalul Ahli


NIM. 40040319650020

Anda mungkin juga menyukai