Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG


MODUL EA: 04
RANGKAIAN APLIKASI DIODA

Anggota Kelompok :
Gilang Rahmat Agung(19/439628/TK/48358)
Alfitra Heydar A (19/439620/TK/48350)
Azizah Fitriani (18/424994/TK/46689)
Gilang Krisnanda A (18/431096/TK/47689)
Azkia Mareta W (19/439622/TK/48352)
Fanuel Ari Kristian (19/439624/TK/48354)
M Hasan Fatahuddin N (19/439631/TK/48361)
Ribka Prilia (19/439635/TK/48365)
Tita Zahra Alifa P (19/439636/TK/48366)

Hari, Tanggal Praktikum : Sabtu, 10 Oktober 2020

Asisten : Christiningrum (17/410169/TK/45526)

LAB. SENSOR DAN SISTEM TELEKONTROL (SSTK)


JURUSAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Mempelajari fungsi dioda dalam rangkaian penyearah dan rangkaian regulator.
B. HASIL PRAKTIKUM
Tabel I Hasil Percobaan 1 : Rangkaian Penyearah Jembatan (Bridge)
Pengukuran Perhitungan
Vrms kumparan sekunder 11,9 V 12 V
Tegangan DC pada RL 10,7 V 10,8 V
Tegangan puncak pada RL 15,5 V 16, 971 V
Frekuensi Ripple 100 Hz 100 Hz
Tabel II Hasil Percobaan 2 : Filter Capacitor-Input
Pengukuran Perhitungan
C = 47 µF
VRMS kumparan sekunder 12.1 V 12 V
Tegangan DC pada RL 14.1 V 16.97 V
Arus DC pada RL 14.1 mA 16,97 mA
Tegangan puncak pada RL 15.5 V 16.97 V
Ripple 2.3 V 3.6
Frekuensi Ripple 2.fin=100Hz 100Hz
C = 470 µF
VRMS kumparan sekunder 12.1 V 12 V
Tegangan DC pada RL 15.2 V 16.97 V
Arus DC pada RL 15.2 mA 16,97 mA
Tegangan puncak pada RL 15.4 V 16.97 V
Ripple 0.3 V 0.36
Frekuensi Ripple 2.fin = 100Hz 100Hz

Tabel III. Hasil Percobaan 3 : Rangkaian Regulator


Regulator Positif Regulator Negatif
Pengukuran Perhitungan Pengukuran Perhitungan
RL = 470 Ω
V in 5,05 V 7,785 V -5,05 V -7,785 V
V Ripple -in 1,735 mV 1,659 V 1,725 mV 1,659 V
V out 5,05 V 6,2 V -5,05 V 6,2 V
V Ripple -out 1,320 mV 77 mV 1,325 mV 77 mV
RL = 47 kΩ
V in 6,23 V 7,785 V -6,23 V -7,785 V
V Ripple -in 1,040 mV 1,659 V 1,040 mV 1,659 V
V out 6,23 V 6,2 V -6,23 V 6,2 V
V Ripple -out 31,75 mV 77 mV 31,75 mV 77 mV
C. PEMBAHASAN
Percobaan 1 :
Sebagian besar perangkat elektronik digital yang biasa kita temui membutuhkan arus
bertipe DC (Direct Current) yang konstan. Sementara, sumber listrik dari pembangkit atau
PLN berupa sumber AC (Alternating Current) berbentuk sinusoidal. Untuk itu, diperlukan
sebuah rangkaian penyearah yang gunanya untuk mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi
arus searah (DC). Salah satu fungsi penyearah yang banyak dipakai adalah dengan
menggunakan dioda.
Secara umum, rangkaian penyearah memiliki tiga jenis, yaitu rangkaian penyearah
setengah gelombang, rangkaian penyearah gelombang penuh, dan rangkaian penyearah
gelombang jembatan (bridge). Pada praktikum ini dilakukan percobaan terhadap suatu
rangkaian bridge.
Rangkaian bridge umumnya berfungsi sebagai penyearah daya untuk mengubah arus
AC ke arus DC atau digunakan pada sebuah sistem perbaikan dalam tipe penyearah seperti
AC Voltmeter. Bridge intinya adalah sebuah penyearah gelombang penuh, menggunakan
empat dioda pada empat lengan berbeda. Keuntungan menggunakan bridge ini adalah dia
tidak membutuhkan center tap pada lilitan sekunder trafo. Oleh karena itu, sebenarnya bridge
dapat langsung disambungkan dengan AC Voltage Source tanpa sebuah trafo (A.P.Godse &
U.A.Bakshi, 2009b).

Gambar I Rangkaian bridge (Sumber : Electronic Devices And Circuits )

Dioda D1 dan D2 akan ON saat siklus positif dan dioda D3 dan D4 akan ON saat
siklus negatif. Selama kedua siklus, tegangan pada hambatan beban RL mempunyai polaritas
yang sama dan arus pada hambatan beban RL mempunyai arah yang sama. Rangkaian
merubah tegangan masukan ac menjadi pulsa-pulsa tegangan keluaran dc. Tegangan keluaran
yang dihasilkan adalah tegangan gelombang penuh.
Pada praktikum ini, sebuah rangkaian bridge disusun dengan sebuah trafo step down
dan satu resistor (R load). Kemudian, dilakukan pengukuran terhadap beberapa parameter
yaitu Vrms kumparan sekunder, tegangan DC pada RL , tegangan puncak pada RL dan
frekuensi ripple.
Untuk mengukur V rms sekunder, dilakukan dengan cara melihat nilai yang ditunjukkan
oleh AC Voltmeter yang dipasang setelah kumparan sekunder trafo. Tegangan DC pada RL
dilihat dari nilai yang ditunjukkan oleh Voltmeter yang tersusun paralel dengan resistor.
Sementara, tegangan puncak pada R L dan frekuensi ripple dilihat dari grafik osiloskop.
Tegangan puncak berada di titik teratas gunung grafik channel B (terhubung dengan RL)
osiloskop sementara frekuensi ripple dilihat dari jumlah gunung dan lembah (jumlah
gelombang) dari Vin (channel A) dibandingkan dengan Vout (channel B). Gambar lengkap
rangkaiannya dapat dilihat di hasil recording praktikum pada bagian lampiran.
Dilihat dari hasil yang ada pada tabel hasil, terdapat sedikit perbedaan pada hasil
pengukuran dan hasil perhitungan. Perbedaan ini disebabkan karena pada saat perhitungan
digunakan pendekatan dioda yang ideal sementara pada pengukuran sudah
mempertimbangkan Vf.. Selisih ini juga bisa disebabkan ketidakketelitian praktikan.
Kesimpulannya, dengan rangkaian ini sudah bisa dihasilkan tegangan DC setelah
melewati bridge yang telah diturunkan oleh transformator. Meskipun, masih memiliki ripple
yang tinggi.
Percobaan 2 :
Pada percobaan yang kedua, disusun lagi sebuah rangkaian penyearah bridge tapi
dilengkapi dengan filter capacitor input. Kapasitor pada sebuah rangkaian penyearah
dipasang paralel dengan RL. Kegunaan kapasitor ini salah satunya untuk meminimalisir ripple
pada Vout (A.P.Godse & U.A.Bakshi, 2009a). Filter Capasitor-Input menghasilkan tegangan
keluaran dc yang besarnya sama dengan nilai tegangan puncak tegangan hasil penyearah.
Pada awalnya kapasitor dalam keadaan kosong. Selama seperampat siklus positif,
dioda akan ON, akan terjadi proses pengisian pada kapasitor sampai mencapai nilai
maksimum, yaitu VP . Setelah itu, sumber akan turun, dioda akan OFF karena tegangan
sumber lebih kecil dari tegangan pada kapasitor. Pada kondisi ini kapasitor akan menguras
muatannya melewati hambatan beban. Sepanjang harga konstanta waktu RL C lebih besar dari
periode sumber, maka kapasitor akan berada di sekitar kondisi terisi penuh, dan tegangan
pada RL mendekati VP .
Pada percobaan ini, setelah dirangkai rangkaian penyearah dengan filter capacitor
input (C = 47 µF), dilakukan pengukuran terhadap beberapa parameter. VRMS pada kumparan
sekunder diukur dengan melihat angka pada AC Voltmeter yang dipasang setelah kumparan
sekunder trafo. Tegangan dan arus DC pada R L masing-masing diukur oleh DC Voltmeter
yang terpasang paralel dengan resistor dan DC Ammeter yang terpasang seri dengan resistor.
Tegangan puncak pada RL dapat dilihat pada osiloskop dan memperhatikan bagian
puncak gelombang channel B yang terhubung dengan RL. Cursor osiloskop pada proteus bisa
dinyalakan agar mendapat hasil yang lebih tepat. Sementara, ripple diukur dengan melihat
selisih voltase pada gelombang channel B antara titik paling atas dan titik paling bawahnya.
Terakhir, frekuensi ripple dilihat dengan membandingkan jumlah gelombang dari Vin
(channel A) dan Vout (channel B) yang pada percobaan ini terlihat frekuensi ripple dua kali
dari fin-nya.
Percobaan yang sama diulang lagi dengan memvariasikan kapasitansi kapasitor
menjadi C = 470 µF. Semua parameter diukur dengan cara yang sama seperti sebelumnya.
Setelah dilakukan percobaan, diketahui terdapat perbedaan hasil antara kapasitor 47 µF dan
kapasitor 470 µF seperti yang ada pada tabel hasil.
Nilai arus dan tegangan DC pada kapasitor 470 µF lebih besar daripada kapasitor 47
µF. Pada rangkaian dengan kapasitor 47 µF, nilainya adalah 14.1mA dan 14.1V sementara
pada rangkaian dengan kapasitor 470 µF nilainya adalah 15.2mA dan 15.2V. Perbedaan yang
signifikan terlihat pada nilai ripple-nya. Pada rangkaian dengan kapasitor 47 µF ripple-nya
adalah 2.3 V dan berkurang cukup drastis pada rangkaian dengan kapasitor 470 µF menjadi
0.3 V saja. Sementara, untuk nlai-nilai yang lain seperti V rms sekunder, tegangan puncak pada
RL, dan frekuensi ripple tidak mengalami perubahan berarti ketika nilai kapasitansi kapasitor
divariasikan.
Seperti yang bisa dilihat pada tabel hasil, terdapat perbedaan antara hasil pengukuran
dan perhitungan. Perbedaan ini disebabkan karena pada saat perhitungan digunakan
pendekatan dioda yang ideal sementara pada pengukuran sudah mempertimbangkan V f..
Selisih ini juga bisa disebabkan kesalahan teori dalam praktikan melakukan perhitungan atau
ketidakketelitian praktikan.
Kesimpulannya, dengan menambahkan filter capacitor input akan membuat tegangan
keluaran semakin konstan. Adanya kapasitor juga membuat ripple semakin kecil terutama
apabila nilai kapasitansinya besar sehingga tentunya akan semakin baik untuk R L perangkat
elektronik yang disambungkan.
Percobaan 3 :
Rangkaian penyearah yang telah dilengkapi filter capacitor sudah cukup bagus karena
nilai ripple-nya yang kecil, tapi masih memiliki masalah stabilitas. Jika tegangan PLN
naik/turun, maka tegangan outputnya pun akan naik/turun. Untuk beberapa aplikasi,
perubahan tegangan ini cukup mengganggu, sehingga diperlukan komponen aktif yang dapat
meregulasi tegangan keluaran ini menjadi stabil (Muda, 2013).
Fungsi penstabil tegangan ini dilakukan oleh dioda zener. Dioda zener, merupakan
salah satu jenis dioda yang beroperasi pada daerah breakdown. Saat dioda di daerah
breakdown, dioda seolah-olah seperti sumber DC dengan hambatan dalam yang relatif kecil.
Hal ini menguntungkan karena akan menghasilkan tegangan yang konstan.
Pada rangkaian ini, dipasang dua dioda zener dari sambungan bridge dengan arah
yang berlawanan. Perbedaan arah dioda zener ini dimaksudkan agar membentuk regulator
positf dan negatif. Regulator dengan dioda zener mengarah ke atas merupakan regula tor
positif sementara regulator dengan dioda zener mengarah ke bawah merupakan regulator
negatif.
Pada percobaan 3 ini, dilakukan pengukuran terhadap Vin, Vout, Vripple-in, dan
Vripple-out baik pada regulator positif maupun regulator negatif. Nilai Vin dan Vout dilihat
dari alat ukur DC Voltmeter. Sementara Vripple in dan Vripple out dilihat dari selisih titik
paling atas dan titik paling bawah gelombang. Cursor pada osiloskop bisa digunakan agar
mempermudah pembacaan. Setiap regulator (positif dan negatif) diukur Vripple-in dan
Vripple-out nya. Pengukuran dilakukan dua kali dengan memvariasikan nilai R L pada 470 Ω
dan 47 kΩ.
Setelah dilakukan pengukuran, diketahui nilai Vin sama dengan nilai Vout baik pada
regulator positif maupun negatif. Nilainya adalah 5,05 V pada RL = 470 Ω dan 6,23 V pada RL
= 47 kΩ. Sementara nilai ripple out akan lebih kecil dibanding ripple in. Untuk R L = 470 Ω,
pada regulator positif nilai ripple in dan ripple out-nya adalah 1735mV dan 1320 mV.
Sementara pada regulator negatif masing-masing adalah 1725 mV dan 1325 mV. Untuk RL =
47 kΩ, pada regulator positif nilai ripple in dan ripple out-nya adalah 1040mV dan 31,75 mV.
Sementara pada regulator negatif masing-masing adalah 1040 mV dan 31,75 mV.
Seperti yang bisa dilihat pada tabel hasil, terdapat perbedaan antara hasil pengukuran
dan perhitungan. Perbedaan ini disebabkan karena pada saat perhitungan digunakan
pendekatan ideal. Selisih ini juga bisa disebabkan kesalahan teori dalam praktikan melakukan
perhitungan atau bisa juga dari ketidakketelitian praktikan.
Kesimpulannya, nilai yang keluar pada regulator positif dan negatif semestinya sama
semua baik Vin, Vout, maupun ripple. Sedikit perbedaan angka yang ditemukan akibat dari
ketidakketelitian praktikan membaca osiloskop atau menempatkan cursor yang ada di
osiloskop. Dari memvariasikan nilai R L juga dapat disimpulkan bahwa semakin besar resistansi
RL maka akan membuat Vin dan Vout semakin besar dan nilai ripple semakin kecil.

D. KESIMPULAN
Praktikan telah memahami fungsi dioda dalam rangkaian penyearah yang memiliki tiga jenis
yaitu rangkaian penyearah setengah gelombang, gelombang penuh, dan bridge. Rangkaian
penyearah ini akan menghasilkan tegangan keluaran DC dari sumber PLN yang AC. Apabila,
penyearah ditambah filter capacitor maka ripple akan semakin berkurang dengan besarnya
kapasitansi kapasitor, tegangan semakin konstan. Praktikan juga telah memahami rangkaian
regulator yang berfungsi untuk meregulasi tegangan agar menjadi lebih baik dan stabil.
DAFTAR PUSTAKA
A.P.Godse, & U.A.Bakshi. (2009a). Electronics Circuits—I. Technical Publications.

A.P.Godse, & U.A.Bakshi. (2009b). Electronics Devices And Circuits. Technical Publications.

A.P.Godse, & U.A.Bakshi. (2009c). Electronics Engineering. Technical Publications.

Muda, Imam. (2013). ELEKTRONIKA DASAR. Gunung Samudera [ PT Book Mart Indonesia ].
LAMPIRAN
A. Perhitungan
B. Link Google Meet
https://drive.google.com/file/d/1JZEBJFJsXMBOraBjS8PJHChZuQXH7Zp3/view

C. Penilaian Peer to Peer


Nama Apa yang dikerjakan Nilai
Alfitra Heydar A Percobaan 3, membantu diskusi 93
Azizah Fitriani Ikut berperan pada praktikum 80
Gilang Krisnanda A Membantu percobaan pertama 87
Azkia Mareta W Melakukan percobaan pertama 87
Fanuel Ari Kristian Ikut berperan pada praktikum 80
M Hasan Fatahuddin N Membantu percobaan ketiga 89
Ribka Prilia Berperan aktif pada praktikum, bantu perc. 2 87
Tita Zahra Alifa P Melakukan percobaan pertama 86

Anda mungkin juga menyukai