Misalnya, di daerah tempat tinggal Anda belum ada yang menjual sarapan,
padahal area tersebut merupakan daerah pabrik dan banyak pekerja. Dari
situ, bisa muncul ide usaha untuk menjual menu sarapan saat pagi hari.
2. Analisis awal
Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis awal. Coba
perhatikan bagaimana nanti usaha tersebut berjalan, apa saja
keunggulannya, hingga hambatan yang mungkin muncul.
Kembali pada ide menjual menu sarapan. Anda sudah punya target
pasarnya, tapi bagaimana cara agar produk tersebut menarik? Apa produk
yang kira-kira tinggi peminatnya? Berapa perkiraan biaya produksi yang
diperlukan?
3. Evaluasi
Jika Anda sudah menemukan keunggulan dan hambatan yang
nantinya akan muncul, sekarang waktunya melakukan evaluasi.
Ukurlah dengan cermat, apakah keunggulan yang Anda miliki ini
mampu mengatasi potensi hambatan?
4. Penentuan kelayakan
Ide bisnis dikatakan layak jika hasil evaluasi menunjukkan bahwa
keunggulan usaha Anda melampaui hambatan. Dari sini, Anda bisa
mengambil keputusan untuk melanjutkan ide usaha tersebut dan
mulai merancang usaha atau justru memilih berhenti dan mencari ide
lain.
5. Perencanaan pelaksanaan
Keputusan sudah bulat untuk memulai usaha? Sekarang waktunya
membuat rencana pelaksanaan. Anda bisa menggunakan hasil studi
kelayakan sebagai panduan untuk mulai mendirikan usaha Anda.
6. Pelaksanaan
Kini waktunya mulai menjalankan usaha Anda. Semuanya memang
terasa baru, tapi tidak perlu khawatir. Studi kelayakan bisnis yang
telah Anda lakukan sebelumnya akan membantu. Jangan lupa juga
untuk selalu melakukan evaluasi secara berkala agar kinerja bisnis
tetap optimal.