Anda di halaman 1dari 69

Obstetri &

ginekologi

Råñdÿ Rïçhtër
Catatan Koas | Ilmu Kebidanan dan Kandungan
OBSTETRI

Pintu atas panggul (pelvic inlet)


- Conjugata vera (true conjugate) 9,5 11 cm CD 1,5 cm
- Conjugata diagonalis (CD) 11,5 cm bisa dilakukan saat VT
Pintu tengah panggul
- Daerah tersempit dari panggul
- Diameter interspinosum 9,5 10,5 cm antara spina ischiadika
Pintu bawah panggul (pelvic outlet)
- Diameter anteroposterior 11,5 12 cm

Hodge 1 pada tepi atas simfisis (PAP)


Hodge 2 pada tepi bawah simfisis
Hodge 3 sejajar spina ischiadica (PTP)
Hodge 4 ujung bawah os coccygeus

Hodge 3 = station 0 (jarak antar station 1


cm)
Periksa luar (5/5) VT (Hodge 1) kepala diatas PAP, mudah digerakkan
Periksa luar (4/5) VT (Hodge 1-2) sulit digerakkan, bagian terbesar
kepala belum masuk panggul
Periksa luar (3/5) VT (Hodge 2-3) bagian terbesar kepala sudah masuk
panggul
Periksa luar (2/5) VT (Hodge 3) bagian terbesar kepala sudah masuk
panggul
Periksa luar (1/5) VT (Hodge 3-4) kepala didasar panggul
Periksa luar (0/5) VT (Hodge 4) perineum

Kriteria :
Pintu atas panggul
- Diameter transversa < 11 cm
- Diameter anteroposterior < 10 cm
- Conjugata vera < 9,5 cm
- Conjugata diagonalis < 11,5 cm
Pintu tengah panggul
- Diameter interspinosum < 9,5 cm
Pintu bawah panggul
- Diameter intertuberosum < 8 cm
- Diameter anteroposterior < 11,5 cm

Tipe-tipe panggul :
Ginekoid diameter anteroposterior = diameter transversa normal
pada perempuan
Android diameter anteroposterior = diameter transversa, tetapi
meruncing ke depan tipikal laki-laki
Arthropoid diameter anteroposterior > diameter transversa
Plathypelloid diameter anteroposterior < diameter transversa
1. Presumptif (anamnesis)
Amenorrhea telat haid
Mual dan muntah peningkatan estrogen dan beta HCG,
penurunan motilitas gaster pagi hari
Rasa kencang dan nyeri pada payudara vaskularisasi
bertambah banyak, proliferasi asinus dan duktus
Bisa juga ditemukan linea nigra atau striae gravidarum
stimulasi MSH oleh estrogen
2. Probable (PF tetapi tidak membuktikan adanya janin)
Chadwick sign perubahan warna kebiruan atau ungu pada
cervix, vagina dan labia karena peningkatan vaskularisasi
Goodel sign perlunakan portio vaginalis karena peningkatan
vaskularisasi
Hegar sign perlunakan pada segmen bawah rahim (antara
uterus dan cervix)
3. Definite (PF dan bukti adanya janin)
DJJ laennec (usia kehamilan 17-18 minggu) dan doppler (usia
kehamilan 12 minggu)
USG gestational sac (3-5 minggu), polus embrional (6-7
minggu), gerak janin (8-9 minggu), plasenta (9-10 minggu), dua
gestational sac di minggu ke-6 (gemelli)

Dihitung berdasarkan HPHT (Hari Dihitung berdasarkan HPHT (Hari


Pertama Haid Terakhir) Pertama Haid Terakhir)

Rumus Naegle syaratnya siklus Rumus Parikh syaratnya siklus


mens 28 hari (reguler) mens bukan 28 hari (ireguler)
Untuk bulan > 4 Untuk bulan > 4
Tanggal (+ 7) Tanggal (hari + (siklus - 21))
Bulan (- 3) Bulan (- 3)
Tahun (+ 1) Tahun (+ 1)
Untuk bulan < 4 Untuk bulan < 4
Tanggal (+ 7) Tanggal (hari + (siklus - 21))
Bulan (+ 9) Bulan (+ 9)
Tahun (+ 0) Tahun (+ 0)

Misal HPHT 20 Januari 2021, Misal HPHT 15 Mei 2020, siklus


siklus mens 28 hari mens 25 hari
Usia kehamilan 27 Oktober 2021 Usia kehamilan (15 + (25-21)),
(mei 3), (2020 + 1) 19 Februari
2021
Taksiran usia kehamilan : Taksiran berat janin :
Ukur simfisis pubis hingga TBJ = (TFU n) x 155 gram
TFU dengan pita meter n = 12 (belum masuk PAP)
Usia kehamilan (minggu) n = 11 (sudah masuk PAP)
TFU x 8 / 7
TFU usia kehamilan + 2
cm

12 minggu simfisis pubis

22 minggu umbilikus

38 minggu processus xyphoideus

Nuligravida belum pernah hamil


Multigravida hamil > 1 kali
Primigravida hamil pertama kali
Multigrande gravida hamil > 5 kali
Nulipara belum pernah melahirkan
Multipara melahirkan > 1 kali
Primipara melahirkan pertama kali

Trimester I 0 sampai 14 minggu


Trimester II 15 sampai 28 minggu
Trimester III 29 sampai 42 minggu

Preterm < 38 minggu


Aterm 38 42 minggu
Postterm > 42 minggu
Pemeriksaan TFU (Tinggi Fundus Uteri)
Pemeriksaan DJJ (Denyut Jantung Janin) normal 120-160 x/menit
Pemeriksaan laboratorium Hb, golongan darah & rhesus, HIV, sifilis
dan HbsAg (kunjungan pertama)
Pemeriksaan USG minimal 3 kali (usia kehamilan < 15 minggu cek
gestasional sac, usia kehamilan 20 minggu cek BPD dan cacat, dan
saat trimester III cek femur length dan tanda persalinan)
Pemeriksaan Leopold menentukan posisi janin
1. Leopold I meraba fundus, pemeriksa menghadap wajah ibu
2. Leopold II meraba bagian samping kanan dan kiri, pemeriksa
menghadap wajah ibu
3. Leopold III meraba bagian terbawah janin, pemeriksa
menghadap wajah ibu
4. Leopold IV sudah masuk PAP atau belum, pemeriksa
menghadap kaki ibu
10 standar pelayanan antenatal
1. Timbang badan dan ukur tinggi badan
2. Ukur tekanan darah
3. Nilai status gizi (ukur LILA)
4. Ukur tinggi fundus uteri
5. Tentukan presentasi janin dan DJJ
6. Skrining status imunisasi TT
7. Pemberian tablet besi (90 tablet selama kehamilan)
8. Tes lab sederhana
9. Tatalaksana kasus
10. Temu wicara (konseling)
Jadwal pemeriksaan kunjungan ANC
- Trimester I 1 kali
- Trimester II 1 kali
- Trimester III 2 kali
Pemberian imunisasi TT (tetanus toksoid)
- Pemberian 1 pertama kali datang
- Pemberian 2 4 minggu setelah TT pertama
- Pemberian 3 6 bulan setelah TT kedua
- Pemberian 4 1 tahun setelah TT ketiga
- Pemberian 5 1 tahun setelah TT keempat
Nutrisi dalam kehamilan
- Kalori 2300 kkal (ibu hamil), 2800 kkal (ibu menyusui)
- Protein 30 gr/hari
- Kalsium 1,5-2 gr/hari
- Zat besi 60 mg/hari
- Asam folat 400 mcg/hari, jika anak ada riwayat spina bifida 4
mg/hari
Tanda APN
Usia kehamilan aterm (38 42 minggu)
Persalinan terjadi spontan (tidak ada induksi)
Presentasi belakang kepala
Berlangsung tidak lebih dari 18 jam
Tidak ada komplikasi pada ibu dan janin

Fase persalinan normal


1. Kala 1
- Fase laten pembukaan serviks 1-3 cm, berlangsung + 8 jam
- Fase aktif pembukaan serviks 4-10 cm, berlangsung + 6 jam
2. Kala 2 (pembukaan lengkap sampai bayi lahir)
- Primigravida 1 jam
- Multigravida 2 jam
3. Kala 3 (segera setelah bayi lahir sampai plasenta lahir lengkap, + 30
menit)
4. Kala 4 (segera setelah lahirnya plasenta, + 2 jam postpartum)

+ 18 jam + 1-2 jam + 30 menit + 2 jam

Kala I Kala II Kala III Kala IV

Tanda Pembukaan Bayi lahir Plasenta Selesai


inpartu lengkap lepas

Tanda inpartu : Tanda kala II : Tanda plasenta lepas :


His adekuat Dorongan Semburan darah
- Laten 2-3x (10 meneran banyak tiba-tiba
menit), durasi 20-30 Tekanan Uterus globuler
detik pada anus Tali pusat
- Aktif 3-4x (10 Perineum memanjang
menit), durasi 30-40 menonjol
detik Vulva
Lendir darah membuka
Ketuban pecah
Pembukaan dan
penipisan serviks
Pembukaan dan penipisan serviks :
Fase laten pembukaan mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam
Fase aktif pembukaan dari 4 cm sampai 10 cm (lengkap, berlangsung
sekitar 6 jam)
- Fase akselerasi sekitar 2 jam, pembukaan 3 cm sampai 4 cm
- Fase dilatasi maksimal sekitar 2 jam, pembukaan 4 cm sampai 9
cm
- Fase deselerasi sekitar 2 jam, pembukaan 9 cm sampai 10 cm
(lengkap)

Diagnosis obstetri
Wanita x tahun GxPxAx umur kehamilan x minggu, janin hidup/mati, satu/lebih
dari satu, intrauterin/ekstrauterin, inpartu/belum inpartu, letak, presentasi,
punggung kanan/kiri

Kekuatan ibu sendiri (spontan)


Bayi tunggal, hidup, intrauterine
Genap bulan
Letak belakang kepala
Berat bayi lahir 2500 gram atau kurang dari 4000 gram
Berlangsung kurang dari 18 jam
Tidak ada komplikasi pada kala I, II, III dan IV

1. Fetal distress
2. Plasenta previa totalis
3. Panggul sempit / CPD (cephalo pelvic disproportion)
4. Sudah pernah SC 2 kali
5. Letak lintang
6. Tumor yang menghalangi jalan lahir
7. Sesudah operasi vaginal
8. Ibu menderita herpes genitalis
9. Dagu posterior
10. Presentasi ganda
1. Engaged
2. Penurunan
3. Fleksi
4. Internal rotasi
5. Ekstensi
6. Eksternal rotasi
7. Ekspulsi

Produksi urin, protein


Tiap 2-4 jam -
dan aseton
Tekanan darah dan
Setiap 4 jam Setiap 4 jam
suhu
Pembukaan serviks Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Penurunan Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Nadi Setiap 30 menit Setiap 30-60 menit
DJJ Setiap 30 menit Setiap 30 menit
Setiap 30 menit, 1-2 Setiap 30 menit, 3-4x
Kontraksi normal
x/jam selama 20 detik selama 10/30-40 detik
Pembukaan serviks lengkap
Kepala janin tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm
Penanganan
- Kosongkan kandung kemih
- Mengatur posisi partus (posisi saat mengejan)
- Jaga kenyamanan ibu, asupan nutrisi dan rehidrasi
- Ajarkan cara mengejan
- Cek DJJ saat dan setelah kontraksi
Indikasi episiotomi
- Perineum rigid
- Pertolongan persalinan kala II primigravida
- Patologi tumor atau sikatriks
- Indikasi tertentu makrosomia, distosia bahu, gawat janin, forceps

Masase uteri cek tonus uteri, arah kraniokaudal


Injeksi oksitosin 10 unit oksitosis IM pada 1/3 bawah paha kanan
bagian luar
Peregangan tali pusat terkendali jika plasenta belum lahir dalam
waktu 15 menit 10 IU oksitosis IM 30 menit plasenta belum lahir
rujuk atau manual plasenta
2 jam postpartum
Monitor tanda vital
- Setiap 15 menit selama jam pertama
- Setiap 30 menit selama jam kedua
Monitor kontraksi uterus
Perineorafi
Evaluasi dan estimasi jumlah perdarahan
IMD (inisiasi menyusu dini)

Uterus involusi sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil


Bekas implantasi mengecil karena kontraksi cavum uteri
Jalan lahir sembuh dalam 6-7 hari
Lochia cairan sekret berasal dari cavum uteri
- Lochia rubra (cruenta) 2 hari postpartum berwarna merah
- Lochia sanguinolenta hari ke 3-7 postpartum, berwarna merah
kuning berisi darah dan lendir
- Lochia serosa hari ke 7-14 postpartum, berwarna kuning tidak
berdarah
- Lochia alba > 14 hari, berwarna putih
- Lochia purulenta jika ada infeksi, berwarna hijau

Setinggi umbilikus, 2 jari


Bayi lahir 1000 gram
dibawah umbilikus
Pertengahan umbilkus
1 minggu 750 gram
simfisis pubis
Tidak teraba di atas
2 minggu 500 gram
simfisis pubis
6 minggu Normal 50 gram
8 minggu Normal 30 gram
Partograf alat untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu
menentukan keputusan dalam pentalaksanaan
Informasi tentang ibu identitas
Keadaan janin
- Dicatat tiap 30 menit
- Warna air ketuban (dinilai dengan VT, catat dibawah lajur DJJ)
U ketuban utuh
J ketuban sudah pecah, warna jernih
M ketuban sudah pecah, warna coklat bercampur
mekonium
D ketuban sudah pecah bercampur darah
K ketuban sudah pecah dan kering
- Molase (penyusupan kepala janin)
0 tulang kranium janin terpisah, sutura mudah melewati
panggul
1 tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2 tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih
dapat dipisahkan
3 tulang kepala janin tumpang tindih, tidak dapat
dipisahkan
Kemajuan persalinan
- Pembukaan serviks dicatat tiap 4 jam, catat dengan tanda X
- Penurunan terbawah janin diperiksa tiap 3 jam, catat dengan
tanda O
- Garis waspada dan bertindak
Garis waspada dimulai pada pembukaan 4 cm, dan
berakhir pada titik dimana pembukaan 1 cm /jam. Jika
pembukaan mengarah ke sebelah kanan garis waspada
(pembukaan < 1 cm /jam) maka harus dipertimbangkan
adanya penyulit
Garis bertindak tertera sejajar garis waspada, jika
pembukaan serviks berada disebelah kanan garis bertindak
maka persalinan harus diakhiri
Persalinan patologis
- Persalinan lama his ada tetapi memang lama (biasanya di kala I)
- Persalinan macet his sudah tidak ada (biasanya di kala II)
Masalah persalinan lama
- Power his tidak adekuat (< 2 kali/10 menit, durasi < 40 detik)
- Passage keadaan jalan lahir yang mengganggu (panggul
sempit/CPD, tumor, dll)
- Passenger keadaan janin (malpresentasi, malposisi, dan
makrosomia)
Kelainan kala I fase aktif distosia, grafik pembukaan serviks berada
pada antara garis waspada dan bertindak atau sudah memotong garis
bertindak
- Persalinan lama
Nulipara kemajuan pembukaan cervix pada fase aktif < 1,2
cm/jam dan kemajuan turunnya bagian terendah < 1 cm/jam
Multipara kemajuan pembukaan cervix pada fase aktif < 1,5
cm/jam dan kemajuan turunnya bagian terendah < 2 cm/jam
- Persalinan macet
Nulipara fase deselerasi memanjang (> 3 jam), tidak ada
pembukaan > 2 jam, tidak ada penurunan bagian terendah
janin > 1 jam
Multipara fase deselerasi memanjang (> 1 jam), tidak ada
pembukaan > 2 jam, tidak ada penurunan bagian terendah
janin > 1 jam
Kala II memanjang
- Max 2 jam (nulipara) dan 1 jam (multipara)
- Max 3 jam (nulipara) dan 2 jam (multipara) dengan anestesi
epidural
Tatalaksana
- Persalinan lama rujuk ke RS
- Persalinan macet rujuk ke RS + infus oksitosin
Oksitosin drip
- 5 IU oksitosin dalam 500 cc D5% mulai 8 tpm, dinaikkan 4 tetes tiap
15 menit sampai max 40 tpm
- Bila botol I habis belum inpartu teruskan dengan botol II yang
berisi 5 IU dengan tetesan tetap, atau diisi 10 IU oksitosin dengan
jumlah tetesan setengah semula dan dinaikkan 4 tetes tiap 15 menit
- Bila botol II gagal diistirahatkan 24 jam, kemudian ulang lagi
Syarat ekstraksi forcep/cunam : Syarat ekstraksi vakum :
Presentasi belakang kepala Presentasi belakang kepala
atau muka dengan dagu di (vertex)
depan atau kepala menyusul Janin aterm
pada sungsang Pembukaan lengkap
Pembukaan lengkap Kepala pada 1/5-2/5 (Hodge III-
Penurunan kepala 0/5 (Hodge IV)
IV) Pasien masih bisa meneran /
Kontraksi baik dan ibu tidak mengejan
gelisah
Ketuban sudah pecah
Ibu sudah lelah
Dilakukan di RS rujukan

Kegagalan persalinan vakum


- 3 tarikan pada 3 kontraksi tidak ada kemajuan
- 3 kali lepas
- Setelah 30 menit tidak ada kemajuan
Komplikasi persalinan vakum
- Maternal laserasi vagina, episiotomi, hematoma
- Fetal cephal hematoma (tidak melewati sutura), caput
succadeneum (melewati sutura)
Induksi persalinan (membuat yang belum inpartu menjadi inpartu)
- Darurat HT gestational berat, IUGR berat, korioamnionitis,
komplikasi janin akut
- Segera KPD saat aterm / dekat aterm, DM tidak terkontrol
- Tidak segera kehamilan post term, DM terkontrol, riwayat IUFD

Position Posterior Mid-position Anterior -


Consistency Keras Medium Lembut -
Effacement 0-30% 30-50% 60-70% >80%
Dilation Tertutup 1-2 cm 3-4 cm >5 cm
Station -3 -2 -1 +1, +2

Bishop score menghitung kemungkinan apakah bisa diinduksi atau tidak


Bishop score > 6 bisa di induksi
Bishop score < 6 pematangan serviks terlebih dahulu
Oksitosin
- 2,5 5 unit oksitosin dilarutkan dalam 500 ml kristaloid dan diberikan
dengan dosis awal 8-10 tpm
- Naikkan jumlah tetesan sampai tercapai kontraksi uterus yang
adekuat (max 40 tpm)
- Jika terjadi hiperstimulasi (lama kontraksi > 60 detik atau > 4 kali
kontraksi per 10 menit) hentikan infus dan kurangi hiperstimulasi
Terbutalin 250 mcg IV perlahan selama 5 menit
Salbutamol 5 mg dalam 500 ml cairan RL 10 tpm
Misoprostol
- Intravagina dosis 25 mikrogram pada fornix posterior (dosis max 4 x
50 mikrogram)

His normal mulai dari fundus menjalar ke korpus, dominasi di fundus


dan disertai relaksasi yang merata
Distosia macet
Jenis kelainan his
- Inersia uteri kontraksi uterus hipotonik his lemah
- His terlalu kuat kontraksi uterus hipertonik his terlalu kuat
- Incoordinate uterine contraction tidak ada koordinasi
Diagnosis distosia bahu
- Setelah kepala dilahirkan, bahu anterior tidak dapat dibawah simfisis
pubis
- Kegagalan melahirkan bahu dengan metode biasa
- Turtle sign kepala bayi melekat erat di vulva atau bahkan tertarik
kembali
- Kegagalan paksi luar kepala bayi
- Kegagalan turunnya bahu
Tatalaksana distosia bahu ALARMER
- Ask for help minta bantuan
- Lift Manuver Mc Robert
- Anterior disimpaction of shoulder Manuver Rubin (diambil bahu
anteriornya) dan Masanti (ditekan suprapubiknya)
- Rotation of the posterior shoulder Manuver Wood (diambil bahu
posterior)
- Manual remover of posterior arm Manuver Schwartz
- Episiotomi
- Roll over Manuver Gaskin (tengkurap)
Prolaps tali pusat (prolaps funikuli) terjadi ketika tali pusat keluar dari
uterus sebelum janin
Tipe prolaps tali pusat
- Occult diatas bagian terbawah/terendah janin
- Terkemuka disamping bagian terbawah/terendah janin
- Menumbung dibawah bagian terbawah/terendah janin
Faktor risiko
- Multiparitas
- BBLR (< 2500 gram)
- Prematur
- Anomali kongenital
- Presentasi sungsang
- Letak lintang atau oblique
- Polihidramnion
- Presentasi janin belum engaged
- Plasenta letak rendah
Tatalaksana prolaps tali pusat
- Terkemuka
Posisi knee chest atau Trendelenburg
Segera rujuk ibu ke layanan yang menyediakan SC
- Menumbung
Jika masih berdenyut berikan oksigen, hindari
memanipulasi tali pusat, posisi knee chest atau Trendelenburg
jika sudah tidak berdenyut artinya janin telah mati dan
sebisa mungkin pervaginam tanpa tindakan agresif
Segera rujuk ibu ke layanan yang menyediakan SC

Catatan :
Tokolitik mengurangi kontraksi uterus Nifedipin 30 mg (memakai
efek sampingnya)
Bayi baru lahir dengan BBL > 4000 gram
Riwayat DM pada ibu
Faktor risiko
- Riwayat melahirkan bayi besar
- Obesitas
- Multiparitas
- Postterm
- Usia ibu sudah tua
Tatalaksana
- Untuk persalinan rujuk
- > 5000 gram + tanpa DM SC
- > 4500 gram + DM SC
- > 4500 gram + kala II memanjang SC

Jumlah cairan amnion berlebihan


Riwayat ibu DM
Diagnosis
- Jumlah cairan amnion > 2000 ml
- Temuan klinis
Ukuran uterus besar dan tegang
Kesulitan meraba bagian janin atau mendengarkan DJJ
Kesulitan bernapas, pembengkakan tungkai dan oliguria
USG AFI (amniotic fluid index) > 24 cm polihiramnion,
volume > 2000 ml
USG AFI (amniotic fluid index) < 7 cm oligohidramnion,
volume < 200 ml atau < 500 ml
Malformasi kongenital menyebabkan kelainan amnion
- Atresia esofagus polihidramnion
- bilateral renal agenesis (tidak terbentuk ginjal)
oligohidramnion
Diagnosis :
Uterus lebih besar dari kehamilan tunggal
Aktifitas janin meningkat
Berat badan ibu hamil cepat bertambah
Anemia hipokromik normositik
USG ditemui 2 atau lebih janin
Hipertensi kronis hipertensi tanpa proteinuria yang timbul dari
sebelum kehamilan, saat kehamilan dan menetap setelah persalinan
Tekanan darah > 140/90 mmHg, diketahui pada usia kehamilan < 20
minggu
Tidak ada proteinuria
Tatalaksana
- Antihipertensi (CCB), jika TD > 160/110 mmHg
- Suplementasi kalsium 1,5-2 gr/hari
- Aspirin 75 mg/hari mulai dari usia kehamilan 20 minggu

Hipertensi gestasional hipertensi tanpa proteinuria yang sebelum


kehamilan tidak ada hipertensi, tetapi timbul setelah kehamilan, dan
menghilang setelah persalinan
Tekanan darah > 140/90 mmHg, timbul pada usia kehamilan > 20
minggu
Tidak ada proteinuria
Tatalaksana
- Pantau TD dan kondisi janin
- Jika TD meningkat tangani sebagai preeklampsia

Preeklampsia adanya hipertensi dalam kehamilan dan adanya


proteinuria atau diikuti gangguan organ
Tekanan darah > 140/90 mmHg
Proteinuria
- Tes urin dipstick > +1
- Urin takar per 24 jam > 300 mg
Jika tidak didapatkan proteinuria, hipertensi dapat diikuti oleh gangguan
organ
- Trombositopenia
- Gangguan ginjal
- Gangguan fungsi hati
- Edema paru
- Gejala neurologis
- Gangguan sirkulasi
- Uteroplasenta
Preeklampsia adanya hipertensi dalam kehamilan dan adanya
proteinuria atau diikuti gangguan organ
Tekanan darah > 160/110 mmHg
Proteinuria
- Tes urin dipstick > +1
- Urin takar per 24 jam > 300 mg
Jika tidak didapatkan proteinuria, hipertensi dapat diikuti oleh gangguan
organ
- Trombositopenia
- Gangguan ginjal
- Gangguan fungsi hati
- Edema paru
- Gejala neurologis
- Gangguan sirkulasi
- Uteroplasenta

Superimposed preeklampsia ibu dengan riwayat hipertensi kronik


(sudah ada sebelum usia kehamilan 20 minggu), tetapi ketika hamil
tekanan darah lebih meningkat dari sebelumnya dan muncul proteinuria
Proteinuria tes urin dipstick > +1 atau urin takar per 24 jam > 300 mg
Trombosit < 100.000 sel/ul pada usia kehamilan < 20 minggu

Ada tanda dan gejala dari preeklampsia


Ada kejang umum dan/atau koma
Tidak ada kemungkinan penyebab lain (epilepsi, perdarahan
subaraknoid, dan meningitis)
Tatalaksana preeklampsia dan eklampsia
- Antihipertensi
Pilihan nifedipin (30-120 mg/hari) atau metildopa (0,5-3
gr/hari, terbagi 2 dosis)
Kontraindikasi ACE inhibitor, ARB, dan thiazid
- Magnesium sulfat (profilaksis kejang dan anti kejang)
Loading dose injeksi 4 gr IV bolus (MgSO4 20%) 20 cc
selama 5 menit
Maintenance injeksi 6 gr IV bolus
- Syarat pemberian MgSO4 (magnesium sulfat)
RR > 16x/menit
Refleks patella (+)
Urin output >100 cc/4 jam atau > 0,5 ml/kgBB/jam
Tersedia Ca glukonas 10% (sebagai antidotum)
HELLP syndrome tekanan darah meningkat + proteinuria + gejala
dibawah ini
- Hemolisis
Hapusan darah tepi schistocytes, burr cell, ekinosit
Meningkatnya total bilirubin > 1,2 mg/dl
Hemoglobin rendah
- Elevated liver enzymes
Meningkatnya transaminase (AST dan ALT > 70 IU/L)
Meningkatnya laktat dehidrogenase > 600 IU/L
- Low platelet trombositopenia (< 100.000)
Tatalaksana
- Rujuk (apalagi kalau masih preterm)
- Jika perlu magnesium sulfat IV
- Jika TD > 160/110 mmHg pemberian antihipertensi
- Terminasi kehamilan preeklampsia jika ada gawat janin atau
gawat ibu
- Jika ada edema paru pada ibu oksigen, posisikan ibu dalam posisi
tegak dan furosemide 40 mg IV, dan terminasi kehamilan
- Pemantauan
Pemeriksaan fisik tiap jam
RR < 16x/menit, refleks patella (-), oliguria hentikan MgSO4
Terjadi depresi napas Ca glukonas 1 gr IV (10 ml dalam
larutan 10%) bolus dalam 10 menit
Jika terjadi eklampsia berikan kembali MgSO4 2 gr IV
perlahan (15-20 menit), bila masih kejang lini terakhirnya
diazepam 10 mg IV selama 2 menit

MgSO4 sediaan 1
flakon 25 cc 40%
10 gram

4 gram (loading dose) :


(10 cc MgSO4 + 10 cc
aquades) selama 20
menit

6 gram (maintenance) :
(15 cc MgSO4 + 1 botol
RL 500 cc) selama 6
jam, kecepatan 1 gr/jam
dalam 24 jam
WHO usia kehamilan < 22 minggu
Beberapa literatur usia kehamilan < 20 minggu atau berat janin < 500
gram

Sesuai
Abortus Tidak ada ekspulsi
Sedikit Sedang usia Tertutup
Iminens jaringan konsepsi
kehamilan
Sesuai
Abortus Sedang- Sedang- Tidak ada ekspulsi
usia Terbuka
Insipiens banyak hebat jaringan konsepsi
kehamilan
Sesuai
Abortus Sedang- Sedang- Ekspulsi seluruh
usia Terbuka
Inkomplit banyak hebat jaringan konsepsi
kehamilan
lebih kecil
Abortus Tanpa / Terbuka / Ekspulsi seluruh
Sedikit dari usia
Komplit sedikit tertutup jaringan konsepsi
kehamilan
lebih kecil Janin telah mati
Missed Tidak
Tidak ada dari usia Tertutup tapi tidak ada
Abortion ada
kehamilan ekspulsi

Tatalaksana Abortus
Periksa tanda-tanda syok jika ada lakukan tatalaksana syok
Terdapat tanda-tanda sepsis :
- Ampicillin 2 gr IV/IM kemudian 1 gr diberikan setiap 6 jam
- Gentamicin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam
- Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam
Segera rujuk ibu ke RS
1. Tatalaksana abortus iminens
Pertahankan kehamilan
Tidak perlu pengobatan khusus
Jangan melakukan hubungan seksual
Perdarahan berhenti pantau kondisi ibu
Perdarahan tidak berhenti nilai kondisi janin dengan USG
2. Tatalaksana abortus insipiens
Usia kehamilan < 16 minggu
Evakuasi konsepsi dengan aspirasi vakum manual
Jika tidak bisa ergometrin 0,2 mg IM (dapat diulang tiap
15 menit jika perlu), atau
Misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang tiap 4 jam jika
perlu)
Usia kehamilan > 16 minggu
Tunggu ekspulsi spontan atau evakuasi sisa konsepsi
Jika perlu oksitosin 40 IU dalam 1000 cc NaCl 0,9% atau
RL 40 tpm (mempercepat ekspulsi)
3. Tatalaksana abortus inkomplit
Usia kehamilan < 16 minggu + perdarahan ringan-sedang
Gunakan jari atau forsep cincin untuk mengeluarkan hasil
konsepsi
Usia kehamilan < 16 minggu + perdarahan banyak
Aspirasi vakum manual untuk evakuasi jaringan
Jika tidak ada kuretase dengan sendok kuret tajam
Jika perlu ergometrin 0,2 mg IM (dapat diulang setelah
15 menit) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang
setelah 4 jam)
Usia kehamilan > 16 minggu
Oksitosin 400 IU dalam 1000 cc RL drip 40 tpm sampai
terjadi ekspulsi
Jika perlu misoprostol 200 mcg pervag tiap 4 jam
sampai ekspulsi (max 800 mcg)
Jika perlu kuretase (membersihkan sisa jaringan)
4. Tatalaksana abortus komplit
Tidak perlu evakuasi lagi
Observasi keadaan ibu
Jika mengalami anemia sedang tablet SF 600 mg/hari selama
2 minggu
Jika mengalami anemia berat transfusi darah
5. Tatalaksana missed abortion
Usia kehamilan < 12 minggu
Evakuasi dengan AVM atau sendok kuret
Usia kehamilan 12-16 minggu
Pastikan serviks terbuka, bila perlu lakukan pematangan
serviks sebelum D&C (dilatasi dan kuretase)
Usia kehamilan > 16 minggu
Lakukan pematangan serviks
Infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml NaCl 0,9% / RL,
kecepatan 40 tpm hingga ekspulsi
24 jam tidak terjadi evaluasi lebih lanjut

Jenis abortus lain


Abortus rekuren / abortus habitualis
- Abortus spontan berturut-turut selama 3 kali atau lebih
- Etiologi anomali kromosom
Abortus septik
- Demam
- Sekret vagina berbau
- Dapat terjadi syok septik

Mola hidatidosa menunjukkan plasenta dengan pertumbuhan


abnormal dari vili korionik (membesar, edema dan vili vesikular dengan
banyak trofoblas proliferatif)
Tipe mola (USG honeycomb appearance)
- Komplit jaringan embrionik (-), pembengkakan vili korionik difus,
hiperplasia trofoblas difus, scalloping vili korionik (-), inklusi stroma
trofoblas (-), snow storm appearance
- Parsial jaringan embrionik (+), pembengkakan vili korionik fokal,
hiperplasia trofoblas fokal, scalloping vili korionik (+), inklusi stroma
trofoblas (+), honeycomb appearance
Tatalaksana
- Kuretase dengan kuret tumpul
- 7-10 hari setelah kuret tumpul dilakukan kuret tajam (memastikan
uterus benar-benar kosong dan memeriksa tingkat proliferasi sisa-
sisa trofoblas yang dapat ditemukan)
- Cegah kehamilan minimal 1 tahun
- Pemeriksaan HCG serum setiap 2 minggu
Kehamilan ektopik kehamilan yang terjadi di luar cavum uteri, paling
sering biasanya di tuba fallopi pars ampularis
Kehamilan ektopik terganggu ketika janin sudah mulai membesar di
tuba fallopi, kemudian robek dan terjadi perdarahan dan akhirnya muncul
syok
Manifestasi klinis
- Perdarahan pervaginam di trimester I
- Tanda-tanda kehamilan (+)
- Nyeri abdomen dan pelvis
- Nyeri goyang porsio chandelier sign
- Penumpukan cairan di cavum Douglas
- Serviks tertutup
- Pucat
- Hipotensi dan hipovolemia
- Bisa sampai penurunan kesadaran
- Plano test (+)
Diagnosis USG
Tatalaksana
- Tangani kegawatan resusitasi cairan kristaloid NaCL 0,9% atau
RL 500 ml dalam 15 menit pertama atau 2 L dalam 2 jam pertama
- Ekspektan (observasi) dilakukan pada lokasi kehamilan belum
diketahui dan serum HCG < 200 mIU/ml
- Metotreksat dilakukan pada hemodinamik stabil, serum HCG < 5000
mIU/ml, DJJ (-) dan ukuran massa maksimal 3-4 cm
- Pembedahan dilakukan pada hemodinamik tidak stabil atau KET
- Tablet besi sulfas 60 mg/hari anemia
Plasenta previa implantasi plasenta terletak pada bagian bawah rahim
sehingga menutupi jalan lahir
Etiologi
- Endometrium di fundus belum siap menerima implantasi
- Bekas SC, bekas operasi dan kelainan janin
Gejala dan tanda
- Perdarahan dari jalan lahir tanpa rasa nyeri
- Darah berwarna merah segar
Lokasi plasenta previa
- Total OUI komplit
- Sebagian OUI parsial
- Tepat di ostium marginal
- < 2 cm dari OUI low-lying / letak rendah
Pemeriksaan penunjang transvaginal USG (gold standard)
Tatalaksana
- Inspekulo + USG + koreksi cairan dengan infus (NaCl 0,9% atau RL)
- Jumlah perdarahan banyak SC tanpa melihat usia kehamilan
- Jumlah perdarahan sedikit rawat jalan
- Ekspektan (observasi / menunggu)
Syarat janin preterm, perdarahan sedikit, tidak ada tanda
persalinan, keadaan umum ibu baik, tidak ada gawat janin
Sentinel bleeding rawat inap, observasi 48 jam untuk
perdarahan berulang
Kontraksi (+) berikan tokolitik MgSO4 4 gr IV dilanjutkan 4
gr setiap 6 jam atau nifedipin 3x20 mg
Pematangan paru
- Pertimbangkan SC
Solutio plasenta / abruptio plasenta terlepasnya plasenta dari tempat
implantasinya
Gejala dan tanda
- Perdarahan kehitaman dan cair
- Syok tidak sesuai dengan jumlah darah keluar (tersembunyi)
- Anemia berat
- Gawat janin atau hilangnya DJJ
- Uterus tegang dan nyeri
Faktor risiko hipertensi, versi luar, trauma abdomen, hidramnion,
defisiensi besi
Derajat solutio plasenta
- Ringan luas plasenta yang terlepas < 25% atau 1/6 bagian (jumlah
perdarahan < 250 ml) dan komplikasi ibu serta janin belum ada
- Sedang luas plasenta yang terlepas 25-50% dan gejala serta
tanda sudah jelas (nyeri pada perut yang terus-menerus, DJJ
menjadi cepat, hipotensi dan takikardia)
- Berat luas plasenta yang terlepas > 50% (jumlah perdarahan >
1000 ml) dan gejala serta tanda klinik jelas (keadaan umum buruk +
syok)
Tatalaksana
Perdarahan hebat dengan tanda awal syok ibu
- Pembukaan lengkap ekstraksi vakum
- Pembukaan belum lengkap perabdominal / SC
Perdarahan ringan-sedang dan belum terdapat tanda syok
- Pembukaan kenyal, tebal dan tertutup perabdominal / SC
- DJJ normal SC
- DJJ tidak terdengar, namun nadi dan tekanan darah ibu normal
pertimbangkan persalinan pervaginam
- DJJ tidak terdengar, nadi dan tekanan darah ibu bermasalah
pecahkan ketuban dengan koher
Kontraksi jelek perbaiki dengan oksitosin
DJJ abnormal persalinan pervaginam segera atau SC
Vasa previa pembuluh darah janin melintasi membran amnion
Etiologi terjadi fetal distress yang tidak sebanding dengan jumlah
perdarahan
Gejala dan tanda
- Perdarahan tidak nyeri dan ketuban pecah
- Fetal distress DJJ naik atau turun
- Perdarahan janin Kleihauer-betke test (+) reaksi dengan HbF
pada janin oksidasi menjadi warna pink
Pemeriksaan penunjang USG doppler + posisi Trendelenburg +
pemindahan posisi presentasi janin dengan lembut
Jenis vasa previa
- Velamentous insertion korda umbilikalis berjalan diantara amnion
dan korion serta tidak dilindungi oleh Wharton jelly
- Plasenta bilobus plasenta yang lebih kecil (plasenta succentaria)
Tatalaksana
- SC emergensi (pada pasien inpartu, KPD dan gawat janin)
Kehilangan darah > 500 ml setelah persalinan pervaginam
Kehilangan darah > 1000 ml setelah persalinan SC
Perdarahan primer muncul < 24 jam pasca salin
Perdarahan sekunder muncul > 24 jam pasca salin
Etiologi 4T
- Tone atonia uteri tersering
- Trauma laserasi, hematoma, inversio uteri, ruptur uteri
- Tissue retensio plasenta, sisa plasenta
- Thrombin koagulopati
Gejala dan tanda
- Atonia uteri perdarahan segera, uterus lembek atau tidak kontraksi
- Robekan jalan lahir perdarahan segera, laserasi
- Ruptur uteri perdarahan segera, nyeri perut hebat, kontraksi hilang
- Inversio uteri fundus tidak teraba pada palpasi abdomen, lumen
vagina berisi massa, kontraksi hilang, akibat tidak dilakukan
peregangan tali pusat terkendali
- Retensio plasenta plasenta lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir
- Sisa plasenta plasenta atau sebagian selaput lahir tidak lengkap
- Koagulopati perdarahan tidak berhenti
Klasifikasi syok hipovolemik pada perdarahan postpartum
- Derajat 0 perdarahan < 500 ml (< 10%) terapi (-)
- Derajat 1 perdarahan 500-1000 ml (< 15%) observasi ketat dan
infus
- Derajat 2 perdarahan 1200-1500 ml (20-25%) infus dan
uterotonika
- Derajat 3 perdarahan 1800-2100 ml (30-35%) manajemen aktif
dan agresif
- Derajat 4 perdarahan > 2400 ml (> 40%) manajemen aktif
kritikal
Panduan tatalaksana
- Help meminta bantuan
- Akses intravena
- Etiologi cari 4T
- Masase uterus
- Oksitosin uterotonika
- Siap ke OK atau rujuk singkirkan sisa plasenta dan trauma,
kompresi bimanual atau kompresi aorta abdominalis
- Tampon uterus kondom kateter (batas terapi dokter umum)
- Aplikasi kompresi uterus B-lynch atau modifikasi
- Sistemik pelvis devaskularisasi
- Intervensi radiologi embolisasi arteri uterina
- Subtotal total histerektomi
Tatalaksana atonia uteri
- Oksitosin
Dosis awal 20 unit IV dalam 1 L larutan garam fisiologis
dengan tetesan cepat
Dosis lanjutan 10 unit IV dalam 1 L larutan garam fisiologis
dengan 40 tpm
Dosis max per hari tidak lebih dari 3 L larutan dengan
oksitosin
Kontraindikasi pemberian IV secara cepat atau bolus
- Ergometrin
Dosis awal 0,2 mg IV (secara lambat)
Dosis lanjutan ulangi 0,2 mg IM setelah 15 menit, bila masih
diperlukan beri IM/IV setiap 2-4 jam
Dosis max per hari 1 mg atau 5 dosis
Kontraindikasi preeklampsia, hipertensi
- Misoprostol
Dosis awal oral atau rektal 400 mg
Dosis lanjutan 400 mg, selama 2-4 jam setelah dosis awal
Dosis max per hari 1200 mg atau 3 dosis
Kontraindikasi asma
Retensio plasenta plasenta belum lahir dalam 30 menit setelah bayi
lahir
Etiologi menurut kedalaman implantasi
- Plasenta akreta vili chorialis menanamkan diri sampai batas atas
lapisan otot rahim
- Plasenta inkreta vili chorialis menanamkan diri sampai masuk ke
dalam lapisan otot rahim
- Plasenta perkreta vili chorialis menanamkan diri sampai
menembus lapisan otot mencapai serosa atau menembusnya
Faktor risiko plasenta previa, riwayat SC, kuretase uterus
Manifestasi klinis perdarahan, plasenta tidak dapat dilahirkan, pada
ektraksi manual tidak ditemukan cleavage plane, inversio uteri apabila
penarikan terlalu kuat
Pemeriksaan penunjang USG
- Dapat menemukan plasenta previa
- Hilangnya zona retroplasenta hipoekoik yang ada diantara plasenta
dan uterus
- Gambaran swiss-cheese appearance
Tatalaksana
- Lahirkan secara SC
- Kuretase plasenta akreta
- Histerektomi plasenta inkreta dan perkreta
- Berikan 20-40 unit oksitosin dalam 1000 ml NaCl 0,9% atau RL
dengan kecepatan 60 tpm dan 10 unit oksitosin IM
- Lanjutkan infus dengan kecepatan 40 tpm hingga perdarahan
berhenti
- Lakukan peregangan tali pusat terkendali, jika tidak berhasil
manual plasenta
- Antibiotik profilaksis Ampisilin 2 gr IV dan Metronidazole 500 mg
IV
- Jangan berikan ergometrin
Sisa plasenta tertinggalnya sisa plasenta dan membrannya dalam
kavum uteri
Tatalaksana
- Berikan 20-40 unit oksitosin dalam 1000 ml NaCl 0,9% atau RL
dengan kecepatan 60 tpm dan 10 unit oksitosin IM, lanjutkan dengan
kecepatan 40 tpm hingga perdarahan berhenti
- Lakukan eksplorasi digital (bila serviks masih terbuka) dan keluarkan
bekuan darah serta jaringan
Luasnya robekan sampai mukosa vagina, komisura posterior
tanpa mengenai kulit perineum
Robekan terjadi lebih dalam yaitu mengenai mukosa vagina,
komisura posterior, kulit perineum dan otot perineum
Robekan terjadi mengenai mukosa vagina, komisura posterior,
kulit perineum, otot perineum hingga otot sfingter ani
3a < 50% sfingter ani eksterna
3b > 50% sfingter ani eksterna
3c sfingter ani interna
Robekan mengenai mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perineum, otot sfingter ani sampai ke dinding depan rektum /
anus

Ruptur uteri robeknya uterus


Tanda dan gejala
- Perdarahan
- Nyeri perut hebat dan nyeri tekan abdomen
- Syok
- Perut distensi
- Kontur uterus tidak normal
- Bagian janin mudah dipalpasi
- Gerakan janin dan DJJ tidak ada
- Nadi ibu cepat
Tatalaksana
- Hidrasi dengan cairan IV
- Antibiotik profilaksis Ampisilin 2 gr IV, dosis tunggal
- Rujuk laparatomi, histerorafi, atau histerektomi
Inversio uteri kejadian terbaliknya uterus bagian dalam ke arah luar,
sehingga bagian fundus uteri dipaksa melalui serviks dan menonjol ke
dalam atau keluar dari vagina
Sering disebabkan oleh penekanan fundus uteri yang terlalu kuat pada
saat kala II dan menarik tali pusat terlalu kuat pada saat akan melahirkan
plasenta
Tatalaksana rujuk
Emesis gravidarum mual dan muntah pada kehamilan tanpa
komplikasi, frekuensi < 5 kali/hari, hingga < 16 minggu
Hiperemesis gravidarum mual dan muntah hebat, BB turun > 5% dari
sebelum hamil, ketonuria, dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit
Derajat hiperemesis gravidarum
- Derajat 1 lemah, nafsu makan menurun, BB turun, nyeri
epigastrium, nadi meningkat, turgor kulit berkurang, TD sistolik
menurun, lidah kering, mata cekung (tanda-tanda dehidrasi)
- Derajat 2 apatis, nadi cepat dan kecil, lidah kering dan kotor, mata
sedikit ikterik, oliguria, aseton tercium dalam pernapasan (tanda-
tanda dehidrasi + keton)
- Derajat 3 kesadaran menurun, takikardi, ikterik, TD lebih turun
(tanda-tanda dehidrasi + keton + penurunan kesadaran)
Tatalaksana
- Lini pertama doksilamin 10 mg + vitamin B6 10 mg hingga 4 tablet
per hari
- Lini kedua tambahkan dimenhidrinat 50-100 mg per oral atau
supositoria, 4-6 kali/hari (max 200 mg/hari) atau prometazin 5-10 mg,
3-4 kali/hari per oral atau supositoria
- Lini ketiga
Klorpromazin 10-25 mg PO atau 50-100 mg IM, tiap 4-6 jam
Prometazin 12,5-25 mg PO atau IM, tiap 4-6 jam
Metoklopramid 5-10 mg PO atau IM, tiap 8 jam
Proklorperazin 5-10 mg PO atau IM atau supp, tiap 6-8 jam
Ondansetron 8 mg PO, tiap 12 jam
- Bila belum teratasi dan terjadi dehidrasi pasang kanul IV dan
berikan cairan
Suplemen multivitamin IV
Dimenhidrinat 50 mg dalam 50 ml NaCl 0,9% IV, selama 20
menit tiap 4-6 jam sekali
Satu dari obat ini klorpromazin 25-50 mg IV, prometazin 5-
10 mg IV, metoklopramid 5-10 mg IV, proklorperazin 5-10 mg
IV, ondansetron 8 mg IV
Metilprednisolon 15-20 mg IV, tiap 8 jam
Letak hubungan sumbu panjang janin dan ibu
- Letak memanjang atau membujur (longitudinal)
- Letak melintang (transversal)
- Letak miring (oblique)
Presentasi bagian terbawah janin
- Presentasi kepala (vertex)
- Presentasi bokong
- Presentasi bahu
- Presentasi muka
Posisi hubungan antara denominator fetus (UUK, dagu, sakrum,
akromion) terhadap jalan lahir (kiri, kanan, depan, belakang atau lintang)
Sikap hubungan antara sumbu kepala janin dengan sumbu tengah
janin (fleksi, defleksi ringan, sedang, defleksi penuh), fleksi presentasi
vertex, defleksi penuh presentasi muka

Simfisis (anterior)

Dextra Sinistra

UUK /
Sakrum (posterior) oksiput

oksiput sinistra transversalis


Letak : membujur
Presentasi : muka denominator dagu
Posisi : mental dextra posterior

Letak : membujur
Presentasi : kepala denominator UUK
Posisi : oksiput dextra anterior
Sikap : fleksi

Letak : melintang
Presentasi : bahu denominator akromion
Posisi : akromion (right arm dorsoposterior)
Leopold 1 teraba 1 bagian besar, keras, melenting, simetris
(menunjukkan kepala) pada daerah fundus
Leopold 2 teraba 1 tahanan memanjang di sebelah kiri dan 1 bagian kecil-
kecil asimetris di sebelah kanan (menunjukkan bagian kiri punggung dan
bagian kanan ekstremitas)
Leopold 3 teraba 1 bagian besar, lunak, asimetris (menunjukkan bokong)
menunjukkan presentasi
Leopold 4 apakah bisa menangkupkan tangan / konvergen (belum masuk
PAP) atau tidak bisa menangkupkan tangan / divergen (sudah masuk PAP)

Letak membujur
Presentasi bokong (frank breech)
Denominator sakrum
Posisi sakrum sinistra posterior
Sikap fleksi

Letak lintang
- Perut melebar ke samping
- Palpasi bagian besar (kepala dan bokong) teraba di samping,
fundus dan bagian bawah rahim kosong
- Bahu menjadi bagian terendah disebut juga presentasi bahu
- Lakukan versi luar bila pemulaan inpartu dan ketuban intak, bila ada
kontraindikasi versi luar SC
Presentasi dagu
- Dagu anterior masih bisa pervaginam, bisa dibantu ekstraksi
forsep
- Dagu posterior SC
Presentasi kepala
- Oksiput posterior ke arah sakrum ibu
- Oksiput anterior ke arah simfisis ibu
Presentasi bokong
- Frank breech bokong saja 1 bagian besar, lunak, asimetris
- Complete breech teraba bokong dan kedua kaki teraba 1
bagian besar, lunak, asimetris dan 2 bagian kecil-kecil asimetris
- Incomplete breech teraba bokong dan satu kaki teraba 1 bagian
besar, lunak, asimetris dan 1 bagian kecil asimetris
Presentasi dahi
- Sikap defleksi ringan-sedang
- Kedudukan sementara yang sebagian besar akan berubah muka
atau kepala
Perasat Persalinan
1. Bracht manuver
- Presentasi bokong sempurna (flank breech)
- Pelvimetri klinis adekuat
- Janin tidak terlalu besar
- Tidak ada riwayat SC
- Kepala fleksi
- Jika prolaps tali pusat SC
- Caranya setelah tali pusat lahir dikendorkan lalu bokong
dipegang dengan 2 tangan pelan-pelan tidak menarik lalu
bokong dituntun ke arah perut ibu setelah suboksiput ada
dibawah simfisis, badan janin diputar ke perut ibu
2. Klasik manuver
- Caranya setelah ujung skapula depan tampak, kaki
diangkat cunam ke kanan atas sejauh mungkin melahirkan
bahu belakang, jari menelusuri bahu sampai lengan atas,
kemudian dilahirkan
3. Lovset manuver
- Lahirkan tangan
- Caranya badan ditarik ke bawah sambil memutar punggung
ke depan sampai bahu depan lahir di bawah simfisis badan
ditarik ke bawah lagi sambil memutar punggung ke depan
sampai bahu belakang menjadi bahu depan, dan lahir
dibawah simfisis
4. Muller manuver
- Caranya badan bayi ditarik ke bawah sampai bahu depan
lahir badan ditarik ke atas kanan sampai bahu belakang
lahir
5. Mauriceau-Smellie-Viet manuver
- Lahirkan kepala
Paritas Primi Multi (-)
Pernah letak
Tidak 1 kali 2 kali
sungsang
Taksiran berat
>3650 gram 3649-3176 gram <3176 gram
janin
Usia kehamilan >39 minggu 38 minggu <37 minggu
Station <-3 -2 >-1
Pembukaan
2 cm 3 cm 4 cm
serviks
>4 pervaginam
Total
<4 SC

Bracht
manuver

Lovset
manuver

Klasik
manuver
Muller
manuver

Mauriceau
Smellie Viet
manuver

Prague
terbalik
manuver
Ketuban pecah dini pecah sebelum tanda-tanda inpartu
Pecah < 37 minggu preterm prelabor rupture of membrane
Pecah > 37 minggu prelabor rupture of membrane
Gejala dan tanda
- Pengumpulan cairan di vagina mengalir keluar dari lubang serviks
saat pasien batuk atau saat penekanan fundus
- Nitrazin test kertas lakmus berubah menjadi biru (cairan amnion
lebih basa)
- Mikroskopik ferning sign (gambaran daun pakis)
Tatalaksana
- Antibiotik profilaksis Penicillin dan Makrolida
Ampicilin 2 gr IV tiap 6 jam + Eritromisin 4x250 mg IV jam
selama 2 hari diikuti Amoxcicillin 3x250 mg oral + Eritromisin
3x250 mg oral, atau
Eritromisin 4x250 mg oral, selama 10 hari
- Usia > 34 minggu induksi persalinan dengan oksitosin bila tidak
ada kontraindikasi
- Usia 24-33 minggu
Betametasone 12 mg IM tiap 24 jam selama 48 jam
Dexametasone 6 mg IM tiap 12 jam selama 48 jam
Cek serial keadaan ibu dan janin
Kemudian diperiksa kematangan paru
- Usia < 24 minggu terminasi kehamilan
Korioamnionitis infeksi pada korion dan amnion sebelum persalinan
Diagnosis demam > 380C + 2 atau lebih tanda di bawah
- DJJ > 160 x/menit
- Frekuensi nadi ibu > 100 x/menit
- Nyeri tekan fundus saat tidak berkontraksi
- Cairan amnion berbau
Faktor predisposisi
- Persalinan prematur
- Persalinan lama
- Pemeriksaan dalam yang dilakukan berulang-ulang
- Adanya bakteri patogen pada traktus genitalia
- Ketuban pecah lama
Tatalaksana
- Ampisilin 2 gr IV tiap 6 jam + Gentamisin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam
- Jika serviks matang induksi persalinan dengan oksitosin untuk
terminasi kehamilan
- Jika serviks belum matang matangkan dengan prostaglandin dan
infus oksitosin atau lakukan SC untuk terminasi kehamilan
- Jika pervaginam hentikan antibiotik setelah persalinan
- Jika SC tambahkan Metronidazol 500 mg IV tiap 8 jam sampai
bebas demam selama 48 jam

Metritis infeksi pada uterus setelah persalinan, keterlambatan terapi


akan menyebabkan abses, peritonitis, syok, trombosis vena, emboli
paru, infeksi panggul kronik, sumbatan tuba dan infertilitas
Gejala dan tanda
- Demam > 380C dapat disertai menggigil
- Nyeri perut bawah
- Lokia berbau dan purulen
- Nyeri tekan uterus
- Subinvolusi uterus
- Dapat disertai perdarahan pervaginam dan syok
Tatalaksana
- Ampisilin 2 gr IV tiap 6 jam + Gentamisin 5 mg/kgBB IV tiap 24 jam +
Metronidazol 500 mg IV tiap 8 jam
Prolaps uteri kondisi ketika otot dasar dan jaringan ikat (ligamen) dari
pelvis melemah dan meregang sehingga tidak bisa menyangga rahim
Faktor risiko usia tua, grande multipara
Grade
- 0 posisi normal
- 1 menurun setengah hymen (> 1 cm diatas hymen)
- 2 menurun sampai hymen (1 cm diatas hymen atau 1 cm dibawah
hymen)
- 3 menurun setengah melewati hymen (> 1 cm dibawah hymen)
- 4 Menurun / keluarnya maksimum (terlihat pakai mata, melewati
vagina /diluar vagina)
Gejala seperti ada yang turun, peningkatan frekuensi kencing, stress
inkontinensia, masalah saat berhubungan
Tatalaksana pesarium (non invasif seperti bentuk donat), anterior
kolporafi atau posterior kolpoperineorafi
1. Fistula yang berhubungan dengan traktus urinarius
Fistula Vesikovagina (tidak ngompol, tetapi kencing keluar dari
vagina)
Fistula Ureterovagina (ngompol terus sedikit-sedikit, tetapi masih
ingin miksi)
Fistula Vesikouterina (ngompol terus-menerus dan pasien tidak
pernah ingin miksi lagi)
2. Fistula yang berhubungan dengan saluran pencernaan
Fistula rektovagina (inkontinensia feses / flatus dari vagina, jarak
> 3 cm proximal dari sfingter ani eksterna)
Fistula anovagina (terletak dekat dengan sfingter ani eksterna)

Intoleransi glukosa yang dikenali pertama kali saat kehamilan


Biasanya muncul pada usia gestasi > 24 minggu
Gejala polifagi, polidipsi, poliuri, peningkatan BB
Tanda makrosomia
Diagnosis
- Ada faktor risiko (obesitas, riwayat DM, abortus berulang, riwayat
preeklampsia, riwayat melahirkan bayi > 4000 gram) cek GDS (>
200) atau GDP (> 126) atau HbA1C (> 6,5%) DM
- Jika ada risiko, tetapi GDS (< 200) atau GDP (< 126) atau HbA1C (<
6,5%) ikuti alur tidak ada faktor risiko
- Jika tidak ada faktor risiko TTGO di usia kehamilan 24-28 minggu
GDP (> 92) atau gula darah setelah 1 jam (> 180) atau gula darah
setelah 2 jam (> 153) DM gestasional
Tatalaksana
- Target GDP < 95 mg/dl
- Target GD2PP < 120 mg/dl
- Modifikasi gaya hidup selama 2 minggu, jika gagal insulin
- Insulin 0,5-1,5 unit/kgBB/hari
- Jika insulin tidak ada golongan sulfonilurea
- Skrining kembali 6-12 minggu pasca persalinan
Anemia pada ibu hamil Hb < 11 gr/dl (WHO)
Bahaya pada bayi
- Neural tube defect
- IUGR
- Prematuritas
- IUFD
Bahaya pada ibu
- Dekompensasi kordis atau gagal jantung
- Perdarahan postpartum
- Persalinan prematur
- Kematian
Tatalaksana
- Suplementasi besi (sejak trimester II)
- Kadar Hb < 7 gr/dl (anemia berat) atau hematokrit < 20%
transfusi
- Kadar Hb < 7 gr/dl (anemia berat) + gejala klinis (pusing,
pandangan berkunang-kunang, takikardi) transfusi

Ibu hamil perlu dilakukan pemeriksaan HbsAg pada trimester I


Ibu HbsAg (+) maka bayi suntik HBIG 0,5 ml IM pada lengan atas
segera setelah lahir (dalam 12 jam kelahiran) dan vaksin hepatitis B 0,5
ml IM pada lengan atas sisi lain pada saat yang sama, kemudian pada
usia 1 bulan dan 6 bulan
Ibu HbsAg (-) vaksin hepatitis saja
Tidak ada larangan pemberian ASI eksklusif pada bayi dengan ibu
HbsAg (+), terutama bila bayi telah divaksinasi HBIG (asalkan tidak ada
cracked nipple)
GINEKOLOGI
Bentuk puting datar atau terlalu pendek kesulitan dalam menyusui
bayi
Gejala dan tanda
- Ibu kesulitan menyusui bayi
- Puting susu tertarik ke dalam
- Puting datar atau tenggelam
Grade
- Derajat 1 dipencet keluar sebentar dan masuk lagi
- Derajat 2 dipencet keluar, pencetan dilepas langsung masuk lagi
- Derajat 3 dipencet tidak keluar lagi

Terjadi akibat posisi menyusui yang tidak benar sehingga latch on tidak
sempurna
Bayi menggigit papila mammae sehingga luka
Dapat terjadi abses mammae
Tatalaksana
- Oleskan ASI pada papila lini pertama
- Oleskan lanolin alternatif
Bendungan payudara yang terjadi akibat ekspansi dan penampungan
ASI berlebih
Faktor predisposisi
- Posisi menyusui yang salah
- Penyapihan yang terlalu cepat
- Pemberian ASI jarang
- Cracked nipple
- Implan payudara
Gejala dan tanda
- Payudara bengkak dan keras
- Nyeri pada payudara
- Biasa terjadi 3-5 hari pasca persalinan
- Mengenai kedua payudara (bilateral)
Tatalaksana
- Kompres hangat payudara selama 5 menit
- Urut payudara dari pangkal papila
- Susukan bayi atau pompa ASI setiap 2-3 jam sekali
- Bromokriptin 2,5 mg agonis dopamin, mencegah sekresi prolaktin

Infeksi pada kelenjar mammae, sering terjadi pada minggu 3-4 post
partum
Etiologi Staphylococcus aureus
Gejala dan tanda
- Demam biasanya menghilang dalam 48-72 jam setelah terapi
- Eritema, nyeri dan bengkak pada payudara
- Curiga abses payudara bila demam tidak menghilang dalam 72 jam
setelah terapi dan fluktuasi (+)
Tatalaksana
- Kompres dingin
- Paracetamol 3x500 mg oral
- Antibiotik
Kloksasilin 4x500 mg oral, selama 10-14 hari
Eritromisin 3x250 mg oral, selama 10-14 hari
- Tetap menyusui di payudara yang tidak nyeri (unilateral)
- Monitoring dalam 72 jam
- Pada abses insisi drainase + antibiotik
Gejala dan tanda
- Demam tidak membaik dalam 72 jam setelah terapi sebagai
mastitis
- Merah pada payudara
- Fluktuasi (+)
- Ada pus / nanah
Tatalaksana
- Insisi dan drainase
- Jangan menyusui terlebih dahulu
- Paracetamol 3x500 mg oral
- Antibiotik
Kloksasilin 4x500 mg oral, selama 10-14 hari
Eritromisin 3x250 mg oral, selama 10-14 hari

Kegunaan kontrasepsi
- Menunda kehamilan
- Menjarangkan kehamilan
- Tidak hamil lagi
Metode kontrasepsi
1. Berbantu
- Permanen
Vasektomi (pada laki-laki vas deferens)
Tubektomi (perempuan tuba falopi)
- Sementara
Barrier (mekanik)
IUD / AKDR
Kondom / diafragma
Spermisida
Hormonal
Implan
Pil KB / suntik KB
Kontrasepsi darurat
2. Alami
- Metode amenore laktasi (ibu menyusui)
- Pantang berkala (menggunakan kalender)
- Senggama terputus
Cara Pemilihan KB
- Fase menunda kehamilan (urutan berdasarkan prioritas)
1. Pil
2. AKDR
- Fase menjarangkan kehamilan (urutan berdasarkan prioritas)
1. AKDR
2. Suntikan
- Fase tidak hamil lagi (urutan berdasarkan prioritas)
1. Steril (tubektomi atau vasektomi)
2. AKDR

Metode amenorea laktasi pemberian ASI eksklusif untuk menekan


ovulasi
Metode ini memiliki 3 syarat :
- Ibu belum mengalami haid lagi
- Bayi disusui secara eksklusif dan sering, sepanjang siang dan malam
- Bayi berusia kurang dari 6 bulan
Keuntungan
- Mendorong pola ASI yang benar
- Efek samping tidak ada

Menghalangi bertemunya sperma dan sel telur


Keuntungan
- Efektivitas tinggi 98%
- Mencegah penularan penyakit menular seksual
Kerugian
- Dapat memicu reaksi alergi lateks
- ISK
- Keputihan (diafragma)
Menekan ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan
lendir serviks sehingga sulit dilalui oleh sperma, dan
Pil kombinasi
mengganggu pergerakan tuba sehingga transportasi telur
terganggu
Supresi ovulasi, menekan puncak LH dan FSH,
meningkatkan kekentalan lendir serviks, menurunkan
Pil progestin
jumlah dan ukuran kelenjar endometrium, menurunkan
motilitas silia di tuba falopi
Menekan ovulasi, mengentalkan lendir serviks sehingga
penetrasi sperma terganggu, atrofi pada endometrium
Suntik kombinasi
sehingga implantasi terganggu, menghambat transportasi
gamet oleh tuba
Mencegah ovulasi dengan menekan LH dan FSH, serta LH
Suntik progestin
surge
Kombinasi antara supresi LH surge, supresi ovulasi,
Implan mengentalkan lendir serviks, mencegah pertumbuhan dan
perkembangan endometrium

Dimulai minum hari pertama haid


mulai minum tablet putih (isinya
placebo / isinya kosong) sampai
hari ke -7
Hari ke 8 sampai 28 minum
tablet kuning (isinya hormon)
Efek samping
- BB meningkat
- Jerawat muncul
- Siklus haid tidak teratur

Jenis suntikan kombinasi


- 25 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat + 5 mg Estradiol Sipionat,
IM sebulan sekali
- 50 mg Noretindron Enantat + 5 mg Estradiol Valerat, IM sebulan
sekali
Pil progestin
- Isi 35 pil 300 mikrogram levonorgestrel atau 350 mikrogram
noretindron
- Isi 28 pil 75 mikrogram norgestrel
Suntikan progestin
- Depo Medroksiprogesteron Asetat 150 mg, IM di bokong per 3
bulan
- Depo Norestisteron Enantat 200 mg, IM di bokong per 2 bulan
1 tablet setiap hari pada waktu yang sama untuk mengurangi
kemungkinan efek samping
Lupa minum 1 butir pil hormonal (warna kuning) harus minum 2 butir
pil hormonal segera keesokan harinya, kemudian di hari berikutnya tetap
1 butir
Lupa minum 2 butir pil hormonal (warna kuning) harus minum 2 butir
keesokan harinya dan 2 butir lusa, lalu dihari berikutnya tetap 1 butir
Lupa minum 3 butir diulang dari awal yaitu tunggu haid dulu (absen
dari koitus)
Lupa minum tablet putih buang saja tablet yang terlupakan

Efek samping serupa dengan hormonal (pil dan suntikan)


Kontraindikasi serupa dengan hormonal (pil dan suntikan)
Jenis implan
- Norplant 36 mg levonorgestrel, lama kerjanya 5 tahun
- Jadena dan Indoplant 75 mg levonorgestrel, lama kerjanya 3 tahun

AKDR bekerja dengan membuat


inflamasi ringan pada rahim
AKDR dapat keluar dari uterus
secara spontan khusunya selama
beberapa bulan pertama
Tidak ada efek samping hormonal
dari CuT-380A
AKDR mungkin dilepas setiap
saat atas kehendak pasien
AKDR blokade sperma dan
membuat inflamasi
Waktu pemasangan AKDR pasca salin
- Segera pasca salin 10 menit 48 jam pasca salin
- Pasca salin tertunda setelah 48 jam 4 minggu pasca salin
(tidak dianjurkan)
- Pasca salin tertunda setelah 4 minggu (tidak dianjurkan karena
angka ekspulsi tinggi)

Definisi
- Menutup tuba falopi (mengikat dan memotong atau memasang
cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum
perempuan
- Oklusi vas deferens sehingga alur transportasi sperma terhambat
dan proses fertilisasi tidak terjadi laki-laki
Efek samping nyeri pasca operasi
Kerugian infertilitas bersifat permanen

Kontrasepsi yang digunakan untuk mencegah kehamilan setelah


senggama tanpa pelindung atau tanpa pemakaian kontrasepsi yang
tepat dan konsisten sebelumnya
Indikasi
- Pemerkosaan
- Senggama tanpa menggunakan kontrasepsi
- Pemakaian kontrasepsi tidak benar atau tidak konsisten (kondom
bocor, diafragma pecah/robek, senggama terputus gagal, salah
hitung masa subur, AKDR ekspulsi, lupa minum pil KB lebih dari 2
tablet)
Jenis kontrasepsi darurat
- AKDR-Cu Copper T atau Nova T 1 kali pemasangan dalam
waktu 5 hari pascasenggama
- Pil kombinasi dosis tinggi (0,05 mg etinil-estradiol + 0,25 mg levo-
norgestrel) 2x2 tablet dalam waktu 3 hari pascasenggama,
dosis kedua 12 jam kemudian
- Pil kombinasi dosis rendah (0,03 mg etinil-estradiol + 0,15 mg levo-
norgestrel) 2x4 tablet dalam waktu 3 hari pascasenggama,
dosis kedua 12 jam kemudian
- Progestin (1,5 mg levo-norgestrel) postinor 2x1 tablet dalam
waktu 3 hari pascasenggama, dosis kedua 12 jam kemudian
Inspeksi genitalia eksterna
- Rambut kemaluan dan kelainan dari folikelnya
- Keadaan kulit di vulva
- Keadaan klitoris
- Keadaan labia mayora dan minora
- Keadaan perineum dan komisura posterior (utuh atau tidak)
- Keadaan introitus vagina
- Apakah terdapat discharge yang mengalir keluar dari vagina (jumlah,
warna, bau, dll)
Palpasi genitalia eksterna
Pemeriksaan bimanual tangan kiri memegang dinding abdomen
bawah, sedangkan satu atau dua jari tangan kanan berada dalam vagina
VT dilakukan dengan 2 jari telunjuk dan tengah atau 1 jari pada wanita
tua (tidak boleh pada virgin)
- Vulva / vagina (benjolan, indurasi, jaringan parut)
- Serviks (konsistensi, mobilitas, nyeri)
- Corpus uteri (bentuk, besar, mobilitas, posisi, konsistensi, nyeri)
- Adneksa (bentuk, konsistensi, mobilitas, ovarium & tuba tak teraba)
- Parametrium (kaku/lemas (seopel), nyeri)
- Cavum douglasi (infiltart, nyeri goyang, tumor)
Inspekulo
- Vagina (dinding vagina, darah/discharge, benjolan)
- Serviks uteri (bentuk portio, OUE, permukaan, warna, mudah
berdarah / tidak)
RT rectal touche
- Tonus sfingter ani
- Mukosa rektum sampai kedalaman 9 cm
- Hemoroid interna atau eksterna
- Penyebaran carcinoma serviks ke parametrium
Rectovaginal jari telunjuk di dalam vagina dan jari tengah di dalam
rektum
- Mengukur panggul
- Dinilai supel/kaku, jaringan parut, indurasi benjolan, penyebaran
carcinoma
- Cavum douglas tumor, corpus, uteri/adneksa/parametrium
Amenorrhea primer tidak pernah menstruasi setelah berusia 16 tahun,
atau berusia 14 tahun tanpa menstruasi sebelumnya dan tidak terdapat
tanda-tanda perkembangan seksual sekunder
Amenorrhea sekunder tidak terdapat menstruasi selama 3 bulan pada
wanita dengan siklus haid teratur, atau 9 bulan pada wanita dengan
siklus menstruasi tidak teratur
Oligomenorrhea menstruasi yang jarang atau dengan perdarahan
yang sangat sedikit
Menorrhagia perdarahan yang banyak dan memanjang pada interval
menstruasi yang teratur (> 7 hari)
Metrorrhagia perdarahan pada interval yang tidak teratur, biasanya
diantara siklus
Menometrorrhagia perdarahan yang banyak dan memanjang, lebih
sering dibandingkan dengan siklus normal
Perdarahan uterus abnormal (PUA) adanya perdarahan pervaginam
tetapi tidak hamil
Penyebab struktural (kelainan anatomi ) PALM
- Polip
- Adenomiosis
- Leiomioma
- Malignancy / keganasan
Penyebab non struktural (tidak tampak kelainan anatomi) COIEN
- Coagulopathy
- Ovulatory
- Endometrial
- Iatrogenic
- Not otherwise classified
Mioma uteri nama lain fibroid, leiomioma, leiomiomata, fibromioma
Mioma uteri tumor jinak yang tumbuh dari jaringan otot uterus
(miometrium)
4 tipe mioma uteri
- Subserosa tumbuh dilapisan luar uterus dan kearah luar
- Intramural tumbuh didalam dinding uterus
- Submukosa dibawah lapisan kavum uteri (polimenorrhea,
infertilitas, keguguran)
- Pedunculated memiliki tangkai
Mioma submukosa dapat keluar dari rongga rahim ke vagina melalui
saluran serviks mioma geburt / mioma yang dilahirkan
Faktor predisposisi nullipara, infertilitas, riwayat keluarga
Gejala dan tanda
- Perdarahan banyak dan lama selama masa haid ataupun diluar
masa haid
- Rasa nyeri karena tekanan tumor dan terputarnya tangkai tumor,
serta adanya infeksi pada uterus
- Penekanan organ sekitar tumor seperti kandung kemih, ureter,
rektum, organ lain gangguan BAK dan BAB
- Infertilitas akibat penekanan pada saluran indung telur
- Pada bagian bawah perut dekat rahim terasa kenyal
- Massa yang menonjol atau teraba bagian janin
- Tes HCG (-)
Terapi
- Hormonal preparat progestin atau GnRH efek hipoestrogen
- Operasi miomektomi atau histerektomi
Endometriosis adanya jaringan endometrium (kelenjar atau stroma)
di luar uterus disebabkan karena adanya gangguan estrogen dependen
Patofisiologi
- Teori transplantasi ektopik jaringan endometrium
- Teori metaplasia jaringan selomik
- Teori induksi
Gejala dan tanda
- Dismenore
- Dispareunia
- Subfertilitas/infertilitas
- Nyeri pelvis kronik
- Abortus spontan
- Keluhan lain kolon & rektum (distensi abdomen dan konstipasi),
ureter (disuria, hematuria, dll)
Tatalaksana
- Operatif diangkat jaringan endometrium adanya chocolate cyst
endometrioma
- Non operatif anti nyeri dan hormonal
Kista gartner kista pada vagina pada kelenjar Skene
Etiologi sisa jaringan embrional (duktus Wolffian)
Gejala dan tanda
- Didapatkan di dinding anterolateral superior vagina
- Ukuran pada umumnya < 2 cm, dapat berkembang lebih besar
- Bila ukuran kista besar disuria, gatal, dispareunia, nyeri pelvis,
protrusi dari vagina
Pemeriksaan penunjang PA (epitel kuboid selapis)
Tatalaksana drainase
Kista bartholini kista pada vulva pada kelenjar Bartholin
Etiologi obstruksi sekunder pada duktus akibat inflamasi non spesifik
atau trauma
Terapi
- Kateter word selama 4-6 minggu
- Marsupialisasi bentuk kista, biasanya dilakukan jika rekuren, tidak
boleh dilakukan bila masih terdapat abses
- Eksisi bila tidak ada respon terhadap terapi sebelumnya, jarang
dilakukan karena menyebabkan disfigurasi anatomis serta nyeri
Kista nabothi kista pada serviks
Etiologi kelenjar penghasil mukus di permukaan serviks tersumbat
epitel
Gejala dan tanda
- Berbentuk seperti beras dengan permukaan licin
- Pemeriksaan pelvis kadang dengan kolposkopi
Terapi simptomatik

PCOS pembentukan ovum berlebihan (> 12 folikel atau lebih) di satu


ovarium
Gejala dan tanda
- Gangguan siklus haid yaitu siklus haid jarang
- Gangguan kehamilan
- Subfertilitas
- Tumbuh rambut yang berlebihan dimuka, dada, perut, anggota badan
dan rambut yang mudah rontok (hirsutisme)
- Obseitas dan jerawat
- USG gambaran seperti roda pedati dan ukuran satu/kedua ovarium
membesar
Meigs syndrome PCOS + ascites + edema pulmo
Tatalaksana
- Lini pertama Klomifen sitrat
- Lini kedua gonadotropin
- Lini ketiga IVF (in vitro fertilization) bayi tabung
- Metformin
Oligospermia jumlah sperma kurang
Asthenospermia motilitas sperma berkurang
Teratospermia abnormal morfologi / bentuk sperma
Azoospermia tidak ada sperma dalam ejakulat
Necrozoospermia tidak ada sperma yang hidup
Ca cervix keganasan pada serviks yang diakibatkan oleh HPV tipe 16
dan 18, multipartner atau perokok
Gejala dan tanda
- Perdarahan pervaginam
- Perdarahan post menopausal
- Keputihan berlebihan, berbau busuk dan berdarah
- Perdarahan pasca coitus
- Gambaran porsio seperti bunga kol
Deteksi lesi pra kanker IVA (inspeksi visual asam asetat) Kasivo
- Apakah porsio tampak kanker
Tidak bukan ca
Ya cek SSK
- Cek apakah tampak SSK (sambungan skuama kolumnar)
- Jika SSK tampak, lakukan pemeriksaan IVA dengan memulas
serviks dengan asam asetat 5% (jika tidak ada pakai asam cuka
dapur 25% yang harus dilakukan pengenceran dengan 1 bagian
cuka dan 4 bagian air) dari bening menjadi putih / acetowhite
IVA (+)
- Jika temuan IVA (+) dinilai apakah kasus tersebut dapat dilakukan
krioterapi
Pap Smear
- Waktu terbaik pengambilan lendir serviks adalah 2 minggu setelah
hari pertama mendapat haid
- Jangan menggunakan pembasuh atau sabun antiseptik di sekitar
vagina selama 72 jam sebelum pengambilan lendir serviks
- Sudah pernah melakukan hubungan seksual
- Tidak melakukan hubungan seksual dalam 24 jam terakhir
- Tidak sedang hamil
- Tidak sedang menstruasi

Anda mungkin juga menyukai