Råñdÿ Rïçhtër
Catatan Koas | Ilmu Kesehatan Anak
“ANAMNESIS & PEMERIKSAAN FISIK ANAK”
Anamnesis :
- Keluhan utama sacred seven (onset, lokasi, durasi, karakteristik,
faktor yang memperberat, faktor yang memperingan, terapi saat ini)
- Fundamental four (riwayat peyakit sekarang, dahulu, keluarga
buat pedigree, sosial ekonomi)
- Keluhan penyerta
- Riwayat perinatal prenatal (ANC), natal, postnatal
- Riwayat nutrisi ASI/sufor, MPASI, kualitas dan kuantitas makanan)
- Riwayat pertumbuhan Kartu Menuju Sehat / KMS (PB/TB, BB,
lingkar kepala)
- Riwayat perkembangan milestone atau KPSP (motorik kasar,
motorik halus, bahasa dan sosial)
- Riwayat imunisasi
Pemeriksaan fisik :
- Keadaan umum
- Kesadaran
- Tanda-tanda vital
- Status antropometri
- Pemeriksaan head to toe
Kepala mata, telinga, hidung, tenggorokan
Leher
Thoraks paru-paru dan jantung (inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultasi)
Abdomen (inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi)
Genital
Ekstremitas
Punggung
- Postur
- Pemeriksaan neurologis
“NEONATOLOGI”
Persiapan bayi :
- Bernapas atau menangis ?
- Tonus baik atau tidak ?
- Bayi cukup bulan atau tidak ?
Jika 1 diatas ada yang tidak baik ikuti algoritma resusitasi neonatus
Jika semua diatas baik ikuti 10 asuhan bayi baru lahir
Langkah awal jika tidak menangis, tonus tidak baik atau preterm :
1. Hangatkan 1 kain
2. Atur posisi sniffing position (kepala meneladah keatas dengan
memberikan 1 kain yang sudah digulung diletakkan dibawah
kepala agar jalan napas lurus/terbuka)
3. Isap lendir suction
4. Keringkan dan stimulasi 1 kain
5. Atur posisi kembali
6. Nilai Apgar
Jika dilakukan langkah awal tetapi denyut jantung < 100 x/menit VTP
Jika dilakukan langkah awal tetapi denyut jantung < 60 x/menit VTP
dulu (jangan tergesa-gesa untuk kompresi dada, karena di algoritma
hanya ada < 100)
Jika sudah dilakukan VTP kemudian masih < 100 x/menit atau
pengembangan dada tidak adekuat, lakukanlah langkah evaluasi :
1. Sungkup nilai posisinya harus menutupi hidung dan mulut
2. Reposisi benarkan sniffing position (semi ekstensi)
3. Isap lendir pastikan lendir bersih
4. Buka mulut pastikan terbuka
5. Tekanan pastikan tekanan (2 VTP tiap 1 napas)
6. Alternatif O2 via intubasi
Jika sudah dilakukan VTP kemudian masih < 60 x/menit (lakukan
langkah evaluasi dulu, ingat jangan tergesa-gesa kompresi karena di
algoritma masih < 100)
Jika sudah langkah evaluasi < 60 x/menit VTP + kompresi dada (3
kompresi tiap 1 napas), karena di algoritma sudah menunjukkan < 60
Jika masih tetap < 60 x/menit setelah VTP + kompresi pemberian
epinefrin, dosis 0,1-0,3 mcg/kg
Pengenceran epinefrin 1:10000 1 ml epinefrin + 9 ml NaCl diisi pada
spuit 10 cc atau 0,1 ml epinefrin + 0,9 NaCl diisi pada spuit 1 cc,
kemudian disuntikkan 0,1 – 0,3 cc (kalau bayi beratnya 1 kg)
Jika denyut jantung sudah > 100 x/menit, lihat apakah bernapas spontan
atau tidak
- Jika ada distress napas CPAP
- Jika ada sianosis sentral persisten tanpa distress napas
suplementasi oksigen
- Jika normal ikuti 10 asuhan bayi baru lahir
Penilaian dilakukan pada menit ke-1 dan 5 serta dilanjutkan tiap 5 menit
Penilaian dihentikan sampai nilai Apgar mencapai 7
Contoh AS : 5/5/6/8 atau 7/9
Interpretasi :
- > 7 tidak asfiksia
- 4-6 asfiksia ringan-sedang
- < 3 asfiksia berat
0 1 2
Appearance Seluruh tubuh biru / Tubuh kemerahan, Seluruh tubuh
(warna kulit) pucat ekstremitas biru kemerahan
Pulse
Tidak ada < 100 x/menit >100 x/menit
(laju jantung)
Gerakan sedikit
Grimace Tidak bereaksi Reaksi melawan
dan menangis
(refleks) terhadap stimulasi dan menangis
lemah
Activity Ekstremitas fleksi
Lumpuh Gerakan aktif
(tonus otot) sedikit
Respiration
Tidak ada Lambat Menangis kuat
(usaha napas)
0 1 2
Skor -10 -5 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Usia (minggu) 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44
BMK Besar Masa Kehamilan
SMK Sesuai Masa Kehamilan
KMK Kecil Masa Kehamilan
Moro biasa disebut refleks kejut, saat bayi terkejut karena suara yang
keras atau gerakan yang tiba-tiba, positif bila abduksi ekstensi keempat
ekstremitas serta pengembangan jari-jari
Palmar grasp jari telunjuk pemeriksa menyentuh sisi luar tangan
menuju bagian tengah telapak tangan secara cepat sambil menekan
permukaan telapak tangan, positif bila fleksi seluruh jari (memegang
tangan pemeriksa)
Plantar grasp ibu jari pemeriksa menekan pangkal ibu jari bayi atau
di daerah plantar, positif bila fleksi plantar seluruh jari kaki
Asymmetric tonic neck bayi ditidurkan kemudian kepalanya diarahkan
menoleh ke satu sis, positif bila lengan dan tungkai yang sesisi menjadi
hipertonus dan ekstensi sedangkan lengan dan tungkai di sisi lainnya
menjadi hipertonus dan fleksi
Sucking positif jika bayi menggerakkan kepala untuk berusaha
memasukkan jari ke dalam mulut
Rooting positif jika bayi menggerakkan kepala untuk menuju jari yang
menyentuh sudut mulutnya
Stepping bayi dipegang pada daerah dada, lalu pemeriksa
mendaratkan bayi dengan posisi berdiri, positif bila seolah-olah kaki bayi
melangkah untuk melakukan gerakan berjalan secara otomatis
Babinski ketika permukaan telapak kaki digores pada bagian lateral,
positif bila ibu jari kaki dorsofleksi diikuti dengan mekarnya jari lain
“GASTROENTEROHEPATIK”
Diare akut perubahan pola defekasi yang frekuensinya > 3 kali atau
lebih sering dari biasanya dalam 24 jam dan durasi < 14 hari
Diare persisten diare akut dengan atau tanpa disertai darah yang
berlangsung selama 14 hari
Diare kronik diare dengan atau tanpa disertai darah yang berlangsung
> 14 hari yang bukan disebabkan oleh infeksi
Mikroorganisme tersering menyebabkan diare Rotavirus pada anak
Disentri diare berdarah akibat Shigella
Etiologi :
- Infeksi intestinal dan ekstra intestinal
- Non infeksi obat-obatan, alergi makanan, kelainan proses cerna,
defisiensi vitamin, tertelan logam berat, keganasan
Gelisah, lemas,
Keadaan umum Baik Lesu, haus
mengantuk, syok
Mata Biasa Cekung Sangat cekung
Mulut Biasa Kering Sangat kering
Pernapasan <30 x/menit 30-40 x/menit >40 x/menit
Turgor Baik Kurang Jelek
Nadi <120 x/menit 120-140 x/menit >140 x/menit
Misalnya BB anak 15 kg
Berarti kebutuhan cairan (10x100) + (5x50) = 1000 + 250 = 1250 cc/24 jam
Kebutuhan cairan per jam 1250 cc/24 jam dibagi 24 = 52 cc/jam
Serum indirect
Meningkat Meningkat Normal
bilirubin
Serum direct
Normal Meningkat Meningkat
bilirubin
Urine direct
Tidak Meningkat Meningkat
bilirubin
Urine urobilin Meningkat Meningkat Tidak
Steatorrhea
Feses pigmen Gelap Pucat keabuan atau seperti
dempul
Kramer (sifat sefalokaudal) :
0 tidak ada
1 ikterus sampai wajah dan leher
2 ikterus sampai dada dan
punggung
3 ikterus dari umbilikus sampai
lutut
4 ikterus sampai lengan dan
tungkai bawah
5 ikterus sampai tangan dan kaki
Diatas garis
putus-putus
tipis harus
diberikan terapi
Onset Early onset Late onset
Gagal laktasi karena Tingginya kadar enzim beta
menurun saat eleminasi glukoronidase ASI yang membuat
Patofisiologi bilirubin dan susahnya terkonjugasi bilirubin di
meningkatnya sirkulasi usus dan meningkatnya sirkulasi
enterohepatik enterohepatik
Manifestasi
Tanda dehidrasi Pemberian ASI masih adekuat
klinis
Tatalaksana Berikan ASI adekuat Fototerapi
Perempuan rhesus (-) tidak
boleh menikah dengan laki-laki
rhesus (+) karena akan terjadi
proses sensitisasi ibu dengan
rhesus (-) menyangka ada
antigen dengan rhesus (+)
akhirnya ibu membuat antibodi
untuk melawan antigen
Untuk kehamilan pertama
masih aman
Untuk kehamilan kedua
karena ditubuh ibu sudah siap
antibodi untuk melawan antigen
bayi akan ikterus
Untuk kehamilan ketiga
hidrops fetalis / kematian
Perempuan rhesus (+) boleh
menikah dengan laki-laki rhesus
(-) karena aman
Jika ibu hamil rhesus (-) dan belum tersensitisasi berikan human anti-
D immunoglobulin (Rh IgG atau RhoGAM)
Jika ibu sudah tersensitisasi pemberian Rh IgG tidak berguna
Jika bayi telah lahir dan mengalami inkompatibilitas lakukan fototerapi
atau transfusi tukar tergantung dari kadar bilirubin serum, turunnya
hematokrit dan naiknya retikulosit
Menahun, perlahan,
Onset Akut
sering kambuh
Masif, biasanya
Edema Minimal
anasarka
Hipertensi Tidak ada Ada
Tekanan vena jugularis Normal Meningkat
Hematuria Tidak ada Ada
Hiperkolesterolemia Ada (> 200 mg%) Tidak ada
Hipoalbuminemia Ada (<2,5 g/dl) Tidak ada
Komplemen C3 dalam
Normal Menurun
darah
Titer ASTO (-) Meningkat
Respon terhadap steroid Ya Tidak
Proteinuria Masif (++++) (++)
Relaps / kambuh timbulnya proteinuria kembali (> 4 mg/m2/jam) atau
> 2+ selama 3 hari berturut-turut
Sindrom nefrotik relaps jarang mengalami relaps < 2 kali dalam 6
bulan sejak respon awal atau < 4 kali dalam 1 tahun
Sindrom nefrotik relaps sering mengalami relaps > 2 kali dalam 6
bulan sejak respon awal atau > 4 kali dalam 1 tahun
Remisi / sembuh keadaan proteinuria (-)selama 3 hari berturut-turut
Sindroma nefrotik resisten steroid sindrom nefrotik dengan pemberian
prednisone dosis penuh (2 mg/kg/hari) selama 4 minggu tidak
mengalami remisi
Sindroma nefrotik dependen steroid sindrom nefrotik dengan
pemberian prednisone dosis penuh (2 mg/kg/hari) selama 4 minggu
mengalami remisi, tetapi masuk dosis alternatif proteinurianya muncul
lagi
Sindroma nefrotik sensitif steroid sindrom nefrotik dengan pemberian
prednisone dosis penuh (2 mg/kg/hari) selama 4 minggu mengalami
remisi, masuk dosis alternatif proteinurianya tidak muncul
Sindroma nefritik sindrom yang ditandai dengan hematuria, edema,
hipertensi dan penurunan fungsi ginjal (azotemia)
Sindroma nefritik hipersensitivitas tipe 3 terjadi penumpukan
kompleks imun antibodi pada glomerulus yang menimbulkan respon
inflamasi
Etiologi GNAPS (Glomerulonephritis Acute Post Streptoccocus)
Tanda dan gejala :
- Riwayat ISPA 1-2 minggu atau infeksi kulit 3-6 minggu
- Urin kemerahan (seperti cucian daging)
- Bengkak pada kedua mata
- BAK menjadi sakit
- Peningkatan tekanan darah
Pemeriksaan laboratorium :
- Proteinuria
- Gross hematuria > 10/LPB
- Silinder eritrosit
- ASTO (+)
- Komplemen C3 menurun
- Ureum kreatinin meningkat sedikit
Tatalaksana :
- Medikamentosa
Amoksisilin 50 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis selama 10 hari
Prokain penisilin 10 hari atau ampicilin 100 mg/kgBB/hari
Eritromisin 30 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis (jika alergi
penicilin)
Diuretik (untuk retensi cairan dan hipertensi)
- Suportif
Istirahat total (3-4 minggu)
Dietetik rendah protein (1 mg/kgBB/hari) dan rendah garam
(1 gr/hari)
IVFD glukosa 10-15% pada penderita anuria/muntah, bila
terjadi anuria selama 5-7 hari maka dilakukan dialisis
peritoneum (DP), hemodialisis, atau transplantasi
Diuretik (bila ureum meningkat)
“IMUNOLOGI”
IgM (+) dan IgG (-) IgM (+) dan IgG (+)
Nyeri perut hebat Expanded Dengue Syndrome :
Muntah persisten/profuse Demam berdarah dengan
Akumulasi cairan secara klinis manifestasi yang unusual
Perdarahan pada mukosa Keterlibatan organ seperti
Penurunan kesadaran/letargi hepar, ginjal, jantung dan
Hepatomegali otak (ensefalopati)
Peningkatan hematokrit diikuti
dengan penurunan trombosit
secara cepat
Oliguria
Nyeri tekan abdomen
Takayasu Arteritis
- Arteri besar
- Predileksi aorta dan cabang utamanya
- Gejala klaudikasio pada tangan yang terkena dampak
- Tanda khas tekanan darah tangan kanan dan kiri berbeda (tangan
yang terkena inflamasi lebih tinggi tekanannya)
Poliarteritis Nodosa
- Arteri sedang
- Predileksi sistem pencernaan, saraf perifer dan arteri renalis
- Gejala gejala gastrointestinal, kesemutan, hipertensi sekunder
- Tanda khas adanya infeksi hepatitis A atau hepatitis B
Henoch-Schonlein Purpura
- Arteri dan vena kecil
- Predileksi traktus gastrointestinal dan urinaria
- Gejala gejala gastrointestinal, urinaria, arthritis
- Tanda khas palpable purpura
Granulomatosis dengan Poliangiitis (Wagener Granulomatosis)
- Arteri dan vena kecil-sedang
- Predileksi traktus gastrointestinal dan urinaria
- Gejala respirasi dan urinaria
- Tanda khas gangguan pendengaran
Etiologi Parvovirus B19 atau Eritrovirus
Tanda khas :
- Demam
- Ruam pada wajah slapped cheek (seperti ditampar)
- Ruam pada ekstremitas lacy look (seperti renda)
Etiologi Coxsackievirus A 16
Hand foot mouth disease (HFMD) disebut juga flu singapura
Tanda dan gejala :
- Gejala prodromal (demam, malaise, nyeri tenggorokan, anoreksia)
- Enantema menyerang mukosa
- Lesi vesikel ulkus dasar eritema krusta (lesi berada di mukosa
bukal, lidah, menyebar ke palatum uvula) lesi bergerombol dengan
dasar eritematosa
- Eksantema vesikopustula putih keabu-abuan di lengan dan kaki
termasuk telapak
Diagnosis Tzank test
Terapi simptomatis
Riwayat kontak dengan siput (berenang di danau Lindu atau danau Toba)
GDS < 47 GDS < 25 / dengan gejala D10% 2 cc/kgBB (gizi baik)
GDS < 47 GDS < 25 / dengan gejala D10% 5 cc/kgBB (gizi buruk)
GDS < 47 GDS 25-47 nutrisi oral/parenteral ASI/PASI 100
ml/kg/hari
Gangguan pertumbuhan menjadi besar :
1. Gigantisme
- Etiologi meningkatnya growth hormone
- Dimulai pada saat anak-anak
- Proporsional badan dan ekstremitas ukurannya ideal
2. Akromegali
- Etiologi meningkatnya growth hormone
- Dimulai pada saat dewasa lempeng epifisis sudah menutup
- Disproporsional badan dan ekstremitas ukurannya tidak
ideal
- Penyakit tumor adenoma hipofisis mensupresi chiasma
optikum hemianopsia bitemporal (penglihatan temporal
mata kanan dan mata kiri akan mengalami kebutaan)
- Wajah (tampak frontal bossing) dan dagu (tampak seperti
katak)
- Ginekomastia
- Kifosis
- Telapak tangan dan kaki membesar spade-like sign
Gangguan pertumbuhan menjadi kecil :
1. Dwarfisme
- Etiologi menurunnya growth hormone
- Proporsional badan dan ekstremitas ukurannya ideal
- IQ normal atau pintar
- Hipopituitarisme
- Sexual infantil
2. Kretinisme
- Etiologi menurunnya hormon tiroid (hipotiroid)
- Proporsional badan dan ekstremitas ukurannya ideal
- Penurunan T3 dan T4
- IQ rendah atau retardasi mental
- Wajah (tampak jelek)
- Sexual infantil
- Hernia umbilikalis
- Makroglossia
3. Akondroplasia
- Etiologi mutasi FGFR3
- Disproporsional badan dan ekstremitas ukurannya tidak
ideal
- Makrosefal
- Trident hand (tangan pendek dengan jari gemuk trisula)
- Rhizomelia (disproporsi pada tungkai proksimal)
Perawakan pendek :
- Tinggi badan < persentil 3 atau < -2 SD pada kurva pertumbuhan
- Etiologi
Familial short stature
Constitutional Delay of Growth and Puberty
- Familial short stature
Secara genetik keluarga pendek
Bone age normal
Pendek pada usia dewasa
- Constitutional Delay of Growth and Puberty
Riwayat pubertas terlambat dalam keluarga
Bone age terlambat
Tinggi dewasa normal
Kecepatan pertumbuhan normal
Perawakan tinggi :
- Tinggi badan > persentil 97 atau > 2 SD pada kurva pertumbuhan
- Etiologi pubertas prekoks, obesitas, genetik, hormonal (growth
hormone meningkat, hipertiroid, androgen atau estrogen meningkat)
G1 prapubertas
G2 kulit skrotum menipis dan
berwarna merah muda
G3 penis membesar dan
memanjang, skrotum membesar
G4 penis lebih membesar,
skrotum berwarna lebih gelap
G5 bentuk dewasa
M1 prapubertas
M2 menonjol seperti bukit
kecil, areola melebar
M3 payudara dan areola
membesar tanpa dapat
dipisahkan bentuknya masing-
masing
M4 areola dan papila
membentuk bukit kedua
M5 matang, papila menonjol,
areola sebagai bagian dari
bentuk payudara
P1 prapubertas
P2 jarang, pigmen sedikit, lurus
atau sedikit ikal,hanya pada labia
(wanita) atau pangkal penis (pria)
P3 lebih hitam, ikal, menyebar ke
mons pubis
P4 tebal, seperti bentuk dewasa tapi
belum menyebar ke medial paha
P5 bentuk dewasa, berbentuk
segitiga, menyebar ke medial paha
Timbulnya tanda-tanda seks sekunder sebelum :
- Laki-laki 9 tahun
- Perempuan 8 tahun
Klasifikasi :
- GnRH dependen (sentral) reaktivasi dini poros hipotalamus-
hipofisis-gonad
- GnRH independen (perifer) sumber seks steroid bersifat otonom,
tidak dipengaruhi oleh poros hipotalamus-hipofisis-gonad
Terminologi :
- Intersex DSD
- Male pseudohermaphroditism 46, XY DSD
- Female pseudohermaphroiditism 46, XX DSD
- True hermaphrodite Ovotestikular DSD
- Sex Reversal XX male 46, XX DSD testikular
- Sex Reversal XY female 46, XY disgenesis gonadal komplit
Turner syndrome (45, X0) perempuan
- 46, XY DSD gangguan pada perkembangan testis, disgenesis
gonadal komplit (sindrom Swyer, disgenesis gonadal parsial, regresi
gonadal, ovotestikular DSD)
- 46, XX DSD gangguan pada perkembangan ovarium (SRY,
duplikat SOX9, disgenesis gonadal)
Klinefelter syndrome (47, XXY) laki-laki
- 46, XY DSD gangguan pada sintesis androgen (defisiensi 17-
HSD, defisiensi 5ARD2, mutasi StAR, defek pada CAIS/PAIS)
- 46, XX DSD androgen yang berlebihan (defisiensi 2IOH)
46, XX DSD :
- Hiperplasia adrenal kongenital ambigus genitalia pada perempuan
- Defisiensi enzim 21-hidroksilase
- Peningkatan kadar 17-OH progesteron
- Autosomal resesif
- Gagal memproduksi mineralkortikoid hiperkalemia dan natriuresis
- Ambigus genitalia dan tanda-tanda virilisasi (tingginya tingkat
testosteron pada wanita) klitoromegali, atrofi payudara,
hiperpigmentasi
- Pertumbuhan TB terlalu cepat
- Warna kulit menghitam
46, XY DSD :
- Partial Androgen Insensitivity Syndrome (PAIS) atau Complete
Androgen Insensitivity Syndrome (CAIS)
- Defisiensi enzim 5-alpha-reduktase dan dihidrotestosteron (DHT)
- Hormon anti-Mullerian (+)
- Mixed gonadal disgenesis perempuan, teraba testis, tidak
terbentuk struktur Mullerian
- CAIS disfungsi gen SRY, pubertas terlambat, amenorea primer,
peningkatan FSH/LH, androgen meningkat, klitoromegali, sebagian
besar diasuh sebagai perempuan
- Sindrom Swyer tidak ada gen SRY, hormon anti-Mullerian (-),
hipoplasia uterus, hormon steroid (-), genitalia eksterna perempuan
Ovotestikular DSD :
- Ovarium disatu sisi dan disisi lainnya testis (bilateral ovotestis)
- Genitalia interna (ada struktur Mullerian perempuan dan ada
struktur Wolffian laki-laki)
Kesulitan minum 1
Konstipasi 1
Kurang aktif / letargi 1
Hipotonia 1
Hernia umbilikalis 1
Makroglosia (lidah membesar) 1
Skin mottling (cutis mamorata) 1
Kulit kering dan kasar 1,5
Ubun-ubun belakang / fontanela mayor terbuka 1,5
Muka yang khas (facies dismorfik) 3
Total (bila skor > 4 periksa TSH dan T4) 13
Pemeriksaan penunjang :
- Darah lengkap
- Hormon tiroid TSH meningkat dan FT4 menurun atau normal
- Darah lengkap
- Ibu cek antibodi (TPOAb) jika FT4 menurun, jika (+) autoimun
Hashimoto, jika (-) akibat obat-obatan atau kekurangan yodium
- Bone age terlambat
- Skintigrafi tiroid
- Skrining usia 2-5 hari atau 2-6 minggu
Tatalaksana Levotiroksin
Obesitas (IMT > 25)
Ya Tidak
VSD
Overriding aorta
Aorta keluar dari ventrikel kanan
Stenosis pulmonal
Hipertrofi ventrikel kanan
Jari tabuh (clubbing finger), sianosis,
Sianosis, gagal tumbuh, gagal jantung
cyanotic spells, gagal tumbuh, Posisi
kongestif (tertukar antara aorta dan
squating (jongkok) (right-to-left
arteri pulmonalis)
shunt)
Foto thorax jantung seperti bentuk Foto thorax jantung seperti bentuk
sepatu (boot shape) + vaskularisasi telur yang ditidurkan (egg shape) +
paru menurun vaskularisasi paru meningkat
Catatan :
Eisenmenger syndrome Right-to-left shunt hipertensi pulmoner
resistensi aliran darah balik akibat VSD yang lama tak diobati
Coarctasio aorta figure of 3 sign penyempitan pada aorta
tekanan darah kanan kiri serta atas bawah berbeda
“NUTRISI DAN GIZI”
Kurva WHO
Misalnya :
Usia = 8 tahun
BB = 30 kg
TB = 115 cm
Imunisasi 8 benar
1. Benar anak
2. Benar jadwal
3. Benar vaksin dan pelarut
4. Benar dosis
5. Benar rute, panjang jarum, dan teknik
6. Benar lokasi
7. Benar dokumentasi
8. Benar penanganan limbah
Vaksin bakteri hidup BCG
Vaksin bakteri inaktif DPT, HiB
Vaksin virus hidup campak, varisela, rubela, OPV
Vaksin virus inaktif IPV, hepatitis B
Jadwal imunisasi (Kemenkes) :
- 0 bulan hepatitis B dan OPV
- 1-2 bulan BCG
- 2,3,4 bulan Pentabio (DPT, hepatitis B, HiB) dan IPV
- 9 dan 18 bulan MR
Pemberian imunisasi :
- Hepatitis B
Didahului pemberian vitamin K minimal 30 menit sebelumnya
Dosis 0,5 ml IM paha kanan (1/3 medial vastus lateralis
atau anterolateral paha)
Bayi dari ibu HbsAg HbIg untuk cegah infeksi perinatal
- BCG
Dosis 0,05 ml intrakutan (deltoid kanan)
Optimal diberikan usia 2 bulan, jika > 3 bulan uji tuberkulin
- DPT
Dosis 0,5 ml IM paha kanan
- Polio
OPV oral diberikan saat akan pulang dari RS atau saat
lahir (2 tetes peroral)
IPV 0,5 ml IM
Booster usia 18 bulan dan 5 tahun
- Campak
Dosis 0,5 ml subkutan (deltoid)
Diberikan kedua pada usia 18 bulan (kecuali sudah pernah
diberikan MMR)
Booster saat usia 2 tahun dan 6 tahun
Sisa vaksin
- BCG setelah dilarutkan harus segera diberikan dalam 3 jam
(simpan dalam suhu 2-80C)
- Polio setelah dibuka harus segera diberikan dalam 7 hari (simpan
dalam suhu 2-80C)
- DPT bila ada penggumpalan atau partikel yang tidak hilang
setelah dikocok (jangan dipakai) berarti vaksin pernah beku dimana
setelah dikocok kemudian ditunggu sampai 1 jam ada penggumpalan
- Campak setelah dilarutkan harus diberikan dalam 8 jam (simpan
dalam suhu 2-80C)
Kondisi khusus :
Bayi lahir dari ibu HbsAg (+)
HBIg 0,5 ml IM + vaksin
hepatitis B pada 2 tempat
yang berbeda dalam 12 jam
setelah lahir
Bayi prematur perlu
mendapat imunisasi hepatitis
B saat itu juga (pakai usia
aktual bukan usia koreksi),
bayi prematur dengan berat
lahir < 2000 gram dosis
pertama saat lahir tidak
dihitung dan bayi perlu
mendapat 3 dosis vaksin
hepatitis B tambahan
Pertumbuhan mengukur panjang badan/tinggi badan, berat badan,
lingkar kepala (kurva Nellhaus), status gizi (kurva WHO atau CDC
tergantung usia)
Perkembangan
- Bisa menggunakan Milestone, Denver II atau KPSP
- Aspek yang diperiksa
Motorik halus berhubungan dengan postur (gerakan dan
posisi tubuh)
Motorik kasar memungkinkan anak berinteraksi dengan
lingkungan melalui inspeksi visual
Bahasa upaya berkomunikasi dimana pikiran, ide dan
perasaan disimbolisasikan (reseptif/memahami) dan ekspresif
(mengungkapkan)
Sosial penyesuaian diri dan perhatian terhadap kebutuhan
perorangan
- Motor kasar contoh refleks Moro dan ATNR
- Motor halus contoh kemampuan ekstremitas superior, tangan
serta jari dan koordinasi mata-tangan untuk memanipulasi
lingkungan
Sistem skoring
TB anak
Tidak ada /
terkonfirmasi TB anak Ada kontak
klinis (RHZ) tidak jelas
bakteriologis TB paru
kontak TB paru
(RHZE)
Curiga asma :
- Episodik / berulang
- Nokturnal (memberat pada malam hari)
- Reversibel (FEV1 pasca bronkodilator membaik)
- Gejala wheezing, batuk, sesak napas, dada tertekan dan produksi
sputum
- Pre bronkodilator (FEV1 rendah <80% nilai prediksi) setelah pasca
bronkodilator (FEV1 > 12%)
Tatalaksana asma :
- Serangan ringan-sedang nebulisasi (via nebulizer atau MDI) 3 kali
(SABA 2 kali lalu SABA + ipatropium bromida) + kortikosteroid oral
(Prednison 1-2 mg/kgBB/hari)
- Serangan berat dan mengancam jiwa SABA + ipatropium bromida
+ kortikosteroid IV (Prednison 1-2 mg/kgBB/hari) + oksigen (2
L/menit) sambil dirujuk
- Catatan (ventolin = SABA (salbutamol), combivent = SABA +
ipatropium bromida), (SABA short acting beta agonis, LABA
long acting beta agonis)
Rawat jalan :
- Obat pereda (reliever) lanjut sampai gejala reda atau hilang (SABA
dan antikolinergik kerja cepat / ipatropium bromida)
- Obat pengendali (controller) dimulai, dilanjutkan, dinaikkan sesuai
dengan derajat kekerapan asma (kortikosteroid inhalasi dan LABA)
- Steroid oral (lanjut 3-5 hari)
- Evaluasi faktor risiko
Bronkiolitis inflamasi pada bronkiolus yang disebabkan oleh RSV
Bronkiolitis usia < 2 tahun (karena mucus clearance belum baik)
Gejala :
- Demam
- Rhinorrea, nasal discharge
- Batuk kering dan mengi
- Sesak napas
Pemeriksaan fisik
- Takipneu
- Retraksi dinding dada
- Bentuk dada tampak hiperinflasi
- Auskultasi ditemukan wheezing
- Radiologis hiperekspansi, infiltrat, peribronkial thickening, air
trapping
- AGD hiperkarbia atau asidosis
Tatalaksana :
- Suportif oksigen
- Simptomatik paracetamol
- SABA Salbutamol (jika perlu)
Obstruksi di bawah
trakea atau dekat
bronkus
Gejala :
- Lemah, lelah, letih, lesu dan lunglai
- Sakit kepala
- Light-headedness (penglihatan berkunang-kunang)
- Kesemutan
- Rambut rontok
- Restless leg
Tanda :
- Konjungtiva anemis
- Glossitis (lidah warna merah permukaan licin)
- Stomatitis (sariawan)
- Angular cheilitis (radang pada ujung sudut bibir)
- Koilonikia / spoon nail (kuku cekung)
- Disfagia
- Pica (makanan yang tidak lazim, seperti tanah)
- Atrofi papil
- Tidak ada ikterus, organomegali, dan limfadenopati
Pemeriksaan penunjang :
- Besi serum menurun
- TIBC meningkat
- Feritin serum menurun
- Saturasi transferin menurun (< 15%)
- Morfologi mikrositik hipokromik
- Apusan darah tepi anisositosis, poikilositosis, sel pensil
Patofisiologi :
- Proses absorpsi besi diserap di duodenum dalam bentuk ferro
(Fe2+)
- Pengaruh antasida terhadap suplemen besi absorpsi Fe
berkurang
Tatalaksana :
- Sulfas ferosus sediaan 325 mg, kandungan besi elemental 65 mg
- Fero fumarat sediaan 325 mg, kandungan besi elemental 107 mg
- Fero glukonat sediaan 325 mg, kandungan besi elemental 39 mg
- Kandungan Fe elemental terbanyak Fero fumarat > sulfas ferosus
> fero glukonat
- Dosis 3-6 mg besi elemental/kgBB/hari
- Target Hb meningkat 1 gr/dl dalam 2-3 minggu
Nilai normal Hb : Derajat anemia :
Neonatus 14-27 gr/dl Anemia ringan 9-12 gr/dl
Bayi 10-17 gr/dl Anemia sedang 7-8 gr/dl
Batita 9-15 gr/dl Anemia berat < 7 gr/dl
Anak 11-16 gr/dl
Tatalaksana
- Transfusi PRC
Indikasi Hb < 8
Indikasi Hb > 8 (bila keadaan umum kurang baik, anoreksia,
gangguan aktivitas, gangguan pertumbuhan, splenomegali,
perubahan pada tulang
Diberikan sampai target Hb 12
Bila Hb > 5 dosis PRC diberikan 10-15 ml/kgBB/kali dalam
2 jam atau 20 ml/kgBB/kali dalam 3-4 jam
- Iron chelating agent
Biar pemberian besi tidak berlebihan
Deferiprox 75 mg/kg/hari dibagi 3 dosis PO
Deferasirox 20-40 mg/kgBB, diberikan 1 kali per hari
Diberikan bersamaan dengan transfusi PRC (agar tidak
hematochrosis)
Jika berlebihan sirosis, kardiomiopati, DM, infertilitas
Indikasi feritin > 1000 mg/dl, transfusi > 5 liter, transfusi >
10 kali, transfusi > 1 tahun
Hemofilia kelainan pembuluh darah tersering yang diturunkan dengan
pola X-linked resesif baik A dan B
Jenis hemofilia (defisiensi faktor intinsik) :
- Hemofilia A defisiensi faktor VIII
- Hemofilia B defisiensi faktor IX
- Hemofilia C defisiensi faktor XI (jarang)
Diagnosis :
- Riwayat perdarahan pada pria
- Hemarthrosis spontan (perdarahan spontan pada sendi)
- Trombosit normal
- Bleeding time normal
- Clotting time memanjang
- PT normal
- APTT memanjang
Tatalaksana :
- Cegah terjadinya perdarahan
- Pemberian suntikan dihindari
- Hemofilia A konsentrat faktor VIII + kriopresipitat
- Hemofilia B konsentrat faktor IX + FFP (fresh frozen plasma)