Anda di halaman 1dari 8

e-commerce dalam

perspektif syariah
Anita Trisdiawati 2102059001
Merupakan kumpulan
teknologi, aplikasi, dan
bisnis yang

definisi menghubungkan
perusahaan atau

e-commerce perseorangan sebagai


konsumen untuk
melakukan transaksi
elektronik, pertukaran
barang, dan
pertukaran informasi
melalui internet atau
televisi, atau jaringan
komputer lainnya.
E-Commerce dalam
Konsep Bai’ as-Salam
Ba'i as-salam adalah prinsip jual beli suatu barang tertentu antara pihak
penjual dan pembeli sebesar harga pokok ditambah nilai keuntungan yang
disepakati, dimana waktu penyerahan barang dilakukan dikemudian hari
sementara penyerahan uang dilakukan di muka (secara tunai).

E-commerce dengan bai’ as-salam memiliki beberapa persamaan dan


perbedaan yang sangat mendasar.

Maka seperti halnya transaksi jual beli, disyaratkan paling tidak ada 4 hal
yang harus terpenuhi; yaitu pembeli, penjual, alat tukar (uang), dan barang
yang diperjualbelikan.
penawaran
Dalam penawaran, bai’ as-salam mensyaratkan agar hubungan
kontraktual antara penjual dan pembeli menghentikan penyerahan
objek transaksi. Untuk penawaran e-commerce, dilakukan oleh penjual
atau pelaku usaha melalui situs web di internet.

pembayaran
Setelah terjadinya akad jual beli, maka pembayaran/penyerahan dalam
transaksi as-salam hendaklah disegerakan. Sedangkan pembayaran
dalam e-commerce, melalui ATM, pembayaran yang dilakukan langsung
antara kedua pihak tanpa perantara dengan menggunakan uang
nasionalnya.
pengiriman dan penerimaan

Pada e-commerce dikenal istilah pengiriman barang. Hal itu


terjadi karena biasanya antara penjual dan pembeli tidak
tinggal berdekatan, bahkan bisa sangat jauh terpisah dari kota,
daerah bahkan Negara.

Dalam bai’ as-salam tidak dibahas tentang pengiriman barang,


tetapi membahas tentang temapt penyerahan barang dan lama
masa penyerahan atau masa tangguh.
E-Commerce dalam Perspektif Syariah

Untuk mengetahui kesesuaian transaksi e-commerce

dengan keabsahan akad dalam perspektif syariah, maka

ada beberapa hal yang harus ditinjau. Dalam rukun akad

dijelaskan bahwa suatu akad akan sah jika subjek, barang,

dan sighat (ijab qabul) memenuhi ketentuan.


e-commerce menurut pandangan
ulama
Apabila rukun dan syarat jual beli sudah benar-benar

diterapkan, maka pelaku e-commerce sudah menjalankan nilai-

nilai ajaran Islam. Islam memang melarang transaksi jual beli

yang mengandung unsur riba (kelebihan/tambahan dalam

pembayaran utang piutang/jual beli yang disyaratkan

sebelumnya oleh salah satu pihak), gharar (ketidakpastian),

penipuan, paksaan, dan maisir (judi), serta haram.


Thank you for
your attention!

Anda mungkin juga menyukai