“PENGENDALIAN”
OLEH :
KELOMPOK IX
1. Pengertian
Pengendalian sediaan adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya
sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan
sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di rumah sakit.
Pengendalian sediaan farmasi adalah kegiatan penggunaan obat sesuai
dengan formularium, sesuai dengan diagnosis, dan terapi serta memastikan
persediaan efektif dan efisien atau tidak terjadi kelebihan dan juga kekurangan atau
kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, dan kehilangan serta pengembalian pesanan
sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai (Menkes RI, 2014).
Pengendalian sediaan farmasi Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran
yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga
tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan Obat di unit pelayanan
kesehatan dasar (Menkes RI, 2016).
Pengendalian persediaan merupakan kegiatan untuk memastikan tercapainya
target yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan
sehingga tidak ada kelebihan dan kekurangan atau kekosongan pada produk
farmasi (Anata dkk, 2021).
Sistem pengendalian persediaan dapat didefinisikan sebagai serangkaian
kebijakan pengendalian untuk menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga,
kepan pesanan untuk menambah persediaan harus dilakukan dan berapa besar
pesanan harus diadakan. Sistem ini menentukan dan menjamin tersedianya
persediaan yang tepat dalam kuantitas dan waktu yang tepat (Herjanto, 2008)
2. Tujuan
2.1. Penggunaan Obat sesuai dengan Formularium Rumah Sakit;
2.2. Penggunaan Obat sesuai dengan diagnosis dan terapi; dan
2.3. Memastikan persediaan efektif dan efisien atau tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan/kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, dan kehilangan serta
pengembalian pesanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai.
Keterangan :
SO = Stok Optimum
SK = Stok Kerja (stok pada periode berjalan)
SWK = Stok Waktu Kosong (jumlah yang dibutuhkan pada
waktu kekosongan obat)
SWT = Stok Waktu Tunggu (jumlah yang dibutuhkan pada
waktu tunggu (lead time)
Buffer Stok = Stok pengaman
c) Menghitung Economic Order Quantity (EOQ)
Economic Order Quantity (EOQ) adalah model kontrol inventori
paling sederhana namun digunakan paling luas. Economic Order
Quantity(EOQ) berfungsi untuk mengoptimalkan pembelian
barangatau obat yang dapat menekan biaya-biaya persediaan sehingga
lebih efisien (menentukan jumlah barang yang harus dipesan agar lebih
ekonomis). Adapun perhitungan EOQ adalah sebagai berikut:
Keterangan:
A : biaya pemesanan/setiap kali pesan
D : jumlah permintaan/pemakaian
h : ongkos simpan/unit/satuan waktu
d) Menghitung Reorder Point (ROP)
Reorder Point (ROP) adalah penentuan waktu pemesanan kembali agar
tidak mengganggu kontinuitas pelayan. Reorder pointmasing-masing
item obat penting diketahui supaya ketersediaan obat terjamin,
sehingga pemesanan obat dilakukan pada saat yang tepat yaitu saat stok
obat tidak berlebih dan tidak kosong. Perhitungan reorder point ini
ditentukan oleh lamanya lead time, pemakaian rata-rata obat dan safety
stock. Adapun rumus perhitungan ROP adalah sebagai berikut:
Keterangan:
LT : Lead Time
AU : Average Usage (Pemakaian rata-rata)
SS : Safety Stock
e) Menghitung Inventory Turn Over Ratio (TOR)
Efisiensi persediaan diukur dengan besaran nilai Inventory Turn Over
Ratio (TOR) yaitu besarnya perputaran dana untuk tiap-tiap jenis obat
dalam satu periode. Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi
pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini merupakan indikasi
yang cukup popular untuk menilai efisiensi operasional,
yangmemperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal
yang ada pada persediaan Adapun rumus perhitungan TOR adalah
sebagai berikut:
Anata I.,M.,A., I Made A.,G.,W., 2021, Study Of Pharmaceutical Inventory Control System
In Several Pharmacies In Karangasem, Bali, Journal of Pharmaceutical Science
and Application, Vol.3(1).
Fedrini, s., 2015, Analisis Sistem Formularium 2013 Rumah Sakit St. Elisabeth – Bekasi,
Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan, Vol 1(2).
Indarti. T.R, 2019. Pengendalian Persediaan Obat dengan Minimum-Maximum Stock Level
di Instalasi Farmasi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. JMPF. Vol 9(3).
Kencana, G.G., 2016, Analisis Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Obat Antibiotik di
RSUD Cicalengka Tahun 2014, Jurnal Administrasi Rumah Sakit, Vol 3 (1).
Menkes RI, Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, 2019,
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Menkes RI, Peraturan Menteri Kesehatan No.74 tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian Di Puskesmas.
Menkes RI, Peraturan Menteri Kesehatan No.72 tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian Di Rumah Sakit
Menkes RI, Peraturan Menteri Kesehatan No.58 tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian Di Rumah Sakit.
Purnomo, Hari. (2004). Pengantar Teknik Industri. Edisi 1. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
Rofik. A. 2020. Analisis Pengendalian Persediaan Obat Dengan Metode ABC, VEN dan
EOQ di Rumah Sakit Bhayangkara Kediri. Journal of Pharmaceutical Science and
Clinical Research, 02 : 97-109
Komisi Akreditasi Rumah Sakit, Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1, Agustus
2017.
Winda, S., 2018, Formularium Nasional (FORNAS) dan e-Catalogue Obat Sebagai Upaya
Pencegahan Korupsi dalam Tata Kelola Obat Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN), INTEGRITAS, Vol 4(2).
.