Anda di halaman 1dari 23

PERAWATAN ICU HIPERTENSI GESTASIONAL

DENGAN KOMPLIKASI

FRANSISCUS JEFRI MANIBUY

BAGIAN ANESTESI,PERAWATAN INTENSIF DAN MANAJEMEN NYERI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
PENDAHULUAN
• Hipertensi pada kehamilan merupakan gangguan medis
tersering pada kehamilan.

• Hipertensi menjadi salah satu penyebab utama kematian


maternal (sekitar 26% di Amerika Latin dan Karibia, 9% di
Afrika dan Asia, dan 16% di negara berkembang).

• Hipertensi merupakan faktor risiko penting pada janin, termasuk


kelahiran preterm, pertumbuhan janin terhambat, dan kematian
janin/neonates.
*Sebelumnya dianggap sebagai preeklampsia ringan

From the Report of the National High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy. Am J Obstet
Gynecol 2000; 183:S1-S22; and American College of Obstetricians and Gynecologists Taskforce on Hypertension in Pregnancy. Hypertension inpregnancy.
ACOG. Washington, DC, 2013
Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang terjadi pada usia kehamilan >
20 minggu tanpa ada gejala preeklampsia dan diikuti oleh normalnya
tekanan darah pada periode post partum
Komplikasi yang dapat terjadi pada hipertensi
gestasional

 Ensefalopati hipertensi
 Perdarahan cerebrovaskuler
 Iskemia miokard
 Gagal jantung kongestif
 Edema paru
 Kejang
 Cedera ginjal akut
 HELLP syndrome
 Inflamasi hati dengan atau tanpa disfungsi hati
Indikasi perawatan ICU

• Hipertensi emergensi
• Membutuhkan ventilasi mekanik
• Preeklamsia berat dengan komplikasi berikut :
– Eklamsi – HELLP syndrome
– Perdarahan – Hiperkalemia
– Oliguria berat – Coagulation support
– Terapi antihipertensi IV – Stabilisasi hipertensi berat
– Gagal jantung – Gangguan neurologi
Prinsip Manajemen ICU
ABCD
 A : Mejaga Patensi jalan napas ( oral airway,
intubasi )
 B : Bantuan ventilasi ( suplemen O2, ventilator )
 C : Manajemen hipertensi (Kontrol tekanan darah)
 D : Cegah kejang, cegah komplikasi
Monitoring kontinius( invasif/noninvasif)
Topangan fungsi organ
PENANGANAN HIPERTENSI GESTASIONAL
DENGAN KOMPLIKASI

Pastikan
Perlu pendekatan ketersedian unit
multidisiplin perawatan tingkat
tinggi (HCU, ICU)

Kontrol TD yang Pemantuan


ketat diperlukan keadaan maternal
(monitoring kontinus- dan janin secara
arterial line) ketat
MANAJEMEN HIPERTENSI AKUT

• Penurunan TD yang cepat


• Kontrol TD sangat krusial berbahaya untuk perfusi dan
oksigenasi janin

• Penurunan tekanan darah tidak boleh > 15 – 25%


• Target TDS 120 – 160 mmHg, TDD 80 – 105 mmHg

Penanganan hipertensi sebaiknya segera dimulai demi mengurangi risiko


perdarahan intracranial maternal
HIPERTENSI MODERAT

 Tidak ada perbedaan risiko keguguran, perawatan neonates tingkat tinggi, atau komplikasi
maternal antara “less tight control” (TDD target 100 mmHg) dan “tight control” (TDD
target 85 mmHg) pada wanita dengan usia kehamilan 14–36 weeks minggu
 Hati-hati penurunan perfusi plasenta dengan penurunan TD agresif

Pertimbangkan terapi obat jika :


 TDS 140-160 mmHg atau lebih
 TDD 90-100 mmHg atau lebih
 Sudah mulai ada tanda-tanda dan gejala-gejala preeklampsia
HIPERTENSI MODERAT

 Tidak ada perbedaan risiko keguguran, perawatan neonates tingkat tinggi, atau komplikasi
maternal antara “less tight control” (TDD target 100 mmHg) dan “tight control” (TDD
target 85 mmHg) pada wanita dengan usia kehamilan 14–36 weeks minggu
 Hati-hati penurunan perfusi plasenta dengan penurunan TD agresif

Pertimbangkan terapi obat jika : Target TD


 TDS 140-160 mmHg atau lebih  Tergantung individu wanita
 TDD 90-100 mmHg atau lebih hamil
 Sudah mulai ada tanda-tanda dan  TDS < 140 mmHg
gejala-gejala preeklampsia  TDD < 90 mmHg
PENANGANAN HIPERTENSI MODERAT
PENANGANAN HIPERTENSI BERAT

 Terapi hipertensi persisten atau berat dapat memerlukan dosis ulangan dan obat IV
 Pemberian obat oral jangka panjang akan menghasilkan efek penurunan tekanan darah
yang lebih lama

Indikasi terapi Obat Target TD


 TDS ≥ 160 mmHg  TDS 130 - 150 mmHg
 TDD ≥ 100 mmHg  TDD 80 - 90 mmHg
 TDS ≥ 170 mmHg dengan atau  Usahakan penurunan TD
tanpa TDD ≥ 110 mmHg dianggap bertahap demi memlihara
kegawatdaruratan medis perfusi ke janin
Pemberian antihipertensi oral versus intravena pada
onset akut hipertensi berat
 Rekomendasi terapi awal pada peningkatan tekanan
darah yang kritis pada wanita hamil (160/105-110 mmHg)
adalah dengan IV labetolol atau hydralazine.
 Bila belum tersedia jalur IV maka dapat diberikan
nifedipine oral (10 mg) dan dapat diberikan kembali 30
menit kemudian, atau labetolol 200 mg per os.

ACOG practice issued updated guidelines 2015


IV, intravenously; PO, per os.
*Systolic blood pressure ≥ 160 mm Hg, diastolic blood
pressure ≥ 110 mm Hg, or both, if sustained

†From Stoelting R, Hillier S. Pharmacology & Physiology


in Anesthetic Practice. Philadelphia, Lippincott Williams
& Wilkins, 2006.

‡Risk for fetal cyanide poisoning with treatment > 4


hours.

Modified from Report of the National High Blood Pressure


Education Program Working Group on High Blood Pressure in
Pregnancy. Am J Obstet Gynecol 2000; 183:S1-S22; Marik PE,
Rivera R. Hypertensive emergencies: an update. Curr Opin Crit
Care 2011; 17:569-80; and Shekhar S, Sharma C, Thakur S,
Verma S. Oral nifedipine or intravenous labetalol for
hypertensive emergency in pregnancy: a randomized
controlled trial. Obstet Gynecol 2013; 122:1057-63.
PENANGANAN HIPERTENSI BERAT

• Alpha- dan beta-adrenergic receptor antagonist


• Sebaiknya dihindari pada pasien Asthma dan CHF
Labetalol • Efikasi sama dengan hydralazine dengan ES
maternal minimal

• Lini-pertama untuk terapi hipertensi berat pada


kehamilan
Hydralazine • Terkait takikardi dan palpitasi maternal namun
bradikardi neonates minimal
PENANGANAN HIPERTENSI BERAT

• Calcium antagonist
Nifedipine • Diberikan per oral saat hipertensi berat telah distabilkan

• Jika labetalol, hydralazine, atau nifedipine tidak efektif


dalam control hipertensi
Nicardipine • Ca antagonist yang dapat diberikan secara intravena
kontinyu
• Penurunan TDD dan TDS yang cepat
PENANGANAN HIPERTENSI BERAT

• Vasodilator kuat yang menginduksi pelepasan NO


• Digunakan untuk wanita hamil dengan hipertensi berat
yang tidak respon terhadap hydralazine atau labetalol
Sodium • Hanya digunakan untuk durasi singkat
nitroprusside • Hasil metabolisme berupa sianida yang bisa berakibat
fatal untuk janin
• Pemantauan tekanan darah intra-arterial diwajibkan

• Beta-adrenergic receptor kerja singkat


Esmolol • Untuk terapi hipertensi akut
• Bisa berakibat bradikardi janin jangka panjang
PENANGANAN KEJANG

 Jalan napas bebas


 Magnesium Sulfat Dosis awal 4 g harus diberikan sevara
intavena selama 5 menit diikuti dengan infus kontinius 1
g/jam dipertahankan selama 24 jam.
 Monitoring tanda vital dan deep tendon reflexes selama dosis
awal dan selama infusion diberikan.
 Therapeutic serum magnesium levels are 1.7–3.5 mmol/L
 Pada kejang yang refrakter pemberian pelumpuh otot dapat
dilakukan untuk mengontrol kejang untuk menjamin jalan
napas yang bebas dan menjamin oksigenasi yang baik.
Edema paru
 Suplementasi O2 dengan NRM, untuk memperbaiki
hipoksemia, bila diperlukan dapat dengan batuan NIV
atau intubasi endotrakeal pada kasus yang berat.
 Furosemide 10-40 mg iv dan dapat diikuti dosis kontinus
10-20 mg/iv kontinius.
 Balans cairan secara ketat.
 Arteriodilator atau venodilator untuk menurunkan
afterload terutama pasa kasus hipertensi kronis dan
superimposed preeklamsia.
Masalah Serebrovaskuler

 Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan CT Scan/MRI


kepala.

Penatalaksaan
 Jalan napas bebas, ventilasi adekuat, suplementasi O2.
 Stroke iskemik akut : tekanan darah di turunkan
bertahap tidak lebih dari 10-15 % selama 24 jam
pertama.
 Stroke hemoragik : Tekanan darah diturunkan 15-25%
selama 24 jam pertama
 Kerjasama Neurologi dan Bedah saraf.
PENUTUP

 Diagnosis dan manajemen hipertensi pada kehamilan masih


menjadi tantangan.

 Diperlukan pemahaman yang baik akan fisiologi kehamilan,


dan komorbiditas maternal serta penegakkan diagnosis yang
tajam dan penanganan yang cepat untuk menurunkan
mortalitas.

 Komplikasi yang berat membutuhkan keterlibatan multidisiplin


dalam perawatan ICU
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai