Anda di halaman 1dari 477

LAPORAN STUDI KELAYAKAN

PT. KARYA INTI SAKTI BARA REVISI I


BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH & TABALONG, KALIMANTAN SELATAN
SK IUP Produksi BPKM No. 68/1/IUP/PMA/2018

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (YME) atas segala kemudahan
yang diberikan kepada tim penyusun untuk bisa menyelesaikan Laporan Studi Kelayakan
Revisi I PT. Karya Inti Sakti Barat (KISB), Barito Timur, Kalimantan Tengah dan Tabalong,
Kalimantan Selatan dengan IUP OP Kepala BPKM No. 68/1/IUP/PMA/2018 dengan luas
704.5 ha.

Dokumen Studi Kelayakan Revisi I ini disusun mengacu pada Keputusan Menteri ESDM
No. 1806/K/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Penyusunan, Evaluasi, Persetujuan
Rencana Kerja dan Anggaran Biaya, Serta Laporan Pada Kegiatan Usaha Pertambangan
Mineral dan Batubara. Acuan tersebut digunakan sebagai dasar dalam menganalisis unsur
tekno-ekonomi serta menyesuaikan dengan rencana operasi pertambangan kedepannya.

Kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan dokumen ini, kami ucapkan
terima kasih dan semoga dokumen Studi Kelayakan Revisi I ini dapat dijadikan sebagai
acuan dan bahan informasi dalam rencana usaha perusahaan kedepannya, serta dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.

Jakarta Selatan, Februari 2021


PT. Karya Inti Sakti Bara

(Rawi Sangker)
Direktur

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | ii
RINGKASAN EKSEKUTIF

Legalitas dan Administrasi

PT. KISB memiliki Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP) berdasarkan
Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Nomor
68/I/IUP/PMA/2018 tentang Persetujuan Penyesuaian dan Perpanjangan Kedua Izin Usaha
Pertambangan Operasi Produksi dalam Rangka Penanaman Modal Asing untuk Komoditas
Batubara Kepada PT Karya Inti Sakti Bara pada tanggal 15 Oktober 2018 704.5 Ha.

Pada tahun 2020, PT. KISB melakukan verifikasi lokasi IUP sesuai dengan Surat dari
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral
Nomor 193/35/DBP.PW/2020 Perihal Verifikasi Lokasi IUP PT Karya Inti Sakti Bara yang
menjelaskan wilayah PT KISB berada pada 2 provinsi yaitu di Kabupaten Tabalong,
Provinsi Kalimantan Selatan dan Kabupaten Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah.

Secara administratif pemerintahan, IUP OP PT. KISB berada pada 3 (tiga) kecamatan yaitu
Kecamatan Patangkep Tutui, Awang, dan Paku, Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan
Selatan dan Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah.

Sumberdaya dan Cadangan

Dari hasil pemodelan geologi yang dilakukan di dokumen studi kelayakan revisi I ini,
terdapat 4 (empat) lapisan utama batubara yang disusun dari muda ke tua yaitu S0, S1 Grup,
S2 Grup, dan S3, dimana S1 memiliki splitting menjadi S1A dan S1B, dan S2 memiliki
splitting menjadi S2A dan S2B. Estimasi sumber daya pada dokumen studi kelayakan revisi
I adalah 0.64 juta sumber daya tereka, 2.35 juta sumber daya tertunjuk, dan 2.00 juta sumber
daya terukur.

Estimasi cadangan batubara pada dokumen studi kelayakan sebelumnya adalah sebesar
1,167,045.92 ton yang terdiri dari pit 1, 2, 3, dan 4, dengan SR 5.38 dan umur tambang 6
tahun. Dalam dokumen studi kelayakan revisi I, estimasi cadangan hanya dilakukan di pit
Blok Bahalang, karena setelah pit Jango selesai ditambang, PT. KISB berencana akan
membuka lokasi penambangan di Blok Bahalang. Setelah mengikuti workframe Kode
KCMI 2017, maka didapat cadangan terbukti sebesar 549 ribu ton dan cadangan terkira 87
ribu ton, sehingga cadangan batubara PT. KISB Blok Bahalang adalah sebesar 636 ribu ton.

Kualitas batubara per seam berdasarakan estimasi cadangan pada dokumen studi kelayakan
sebelumnya tidak dibahas, sedangkan kualitas batubara per seam berdasarkan estimasi
cadangan pada dokumen studi kelayakan revisi I dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Cadangan Ash FC IM TS VM TM CV (Kcal/kg)


Seam
Terbukti Terkira Total ( % adb) (% ar) Adb Ar
S0 84,836.56 22,803.25 107,639.81 13.00 41.11 2.71 2.29 43.18 3.83 6,836.00 6,757.00
S1A 28,498.93 88.54 28,587.47 24.87 35.57 2.90 1.32 36.66 7.05 5,835.00 5,606.00
S1B 65,715.67 3,877.42 69,593.09 21.30 40.52 2.47 1.21 35.71 5.02 6,056.00 5,899.00
S2 320,973.96 60,836.89 381,810.85 21.39 37.51 2.57 1.51 38.53 5.25 6,123.57 5,956.51
S2A 25,879.57 - 25,879.57 28.84 32.92 2.77 1.60 35.47 5.83 5,521.00 5,347.00
S2B 22,968.70 - 22,968.70 18.23 39.36 2.50 1.57 39.91 4.92 6,398.00 6,240.00
Total 548,873.40 87,606.09 636,479.49 20.31 38.24 2.60 1.61 38.85 5.08 6,209.11 6,055.30

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | iii
Metode dan Rencana Penambangan
Sistem penambangan yang akan dilakukan terhadap endapan batubara di IUP OP PT. KISB
masih sama antara dokumen studi kelayakan sebelumnya dan revisi I, yaitu metoda tambang
terbuka (open pit) dengan sistem backfilling.

Kapasitas produksi dalam dokumen studi kelayakan revisi I direncanakan akan meningkat
dibanding dokumen studi kelayakan sebelumnya, yaitu dari 200,000 ton menjadi 321,980.86
ton.

Tahun Ke-
Total
I II III IV
Burden 1,159,768.77 2,276,596.02 2,349,423.32 821,856.48 6,607,644.59
Coal 95,800.72 47,617.45 321,980.86 171,080.46 636,479.49
SR 12.11 47.81 7.30 4.80 10.38

Investasi dan Keekonomian

Pada dokumen studi kelayakan sebelumnya, untuk memulai kegiatan penambangan, maka
diperlukan investasi sebesar USD22.541.675,- dengan IRR yang diperoleh 18.47%, dan
NPV USD2.969.043,- serta PBP di tahun ke 4.

Sedangkan pada dokumen studi kelayakan revisi I ini, dengan adanya rencana penambahan
area penambangan di Blok Bahalang dan peningkatan kapasitas produksi, maka investasi
yang diperlukan adalah Rp. 32.561.494.000,- atau USD 2.325.487,- (kurs JISDOR awal
tahun 2020 Rp. 13.901), dengan IRR yang diperoleh adalah 20%, dan NPV
Rp.55.918.176.501,- (USD 4.022.601) dan PBP di bulan ke 26.

Pada dokumen studi kelayakan sebelumnya, penerimaan negara hanya terdiri dari Pajak
Bumi Bangunan (PBB), iuran tetap (dead rent), dan iuran produksi (royalti) yaitu sebesar
USD25.550.859,-.

Sedangkan pada dokumen studi kelayakan revisi I, penerimaan negara setelah adanya
rencana penambahan lokasi penambangan di Blok Bahalang dan peningkatan produksi,
diperkirakan sebesar Rp. 45.734.290.000,- (USD3.290.000) untuk penerimaan non-pajak
atau PNBP yang meliputi iuran tetap (dead rent) dan iuran produksi (royalti), serta
penerimaan negara dari pajak adalah sebesar Rp. 96.611.950.000,- (USD6.950.000) yang
meliputi PPN, PPh21, PPh22, Corporate Tax, dan PBB. Sehingga total penerimaan negara
pada dokumen studi kelayakan revisi I ini diharapkan sebesar Rp. 142.346.240.000,-
(USD10.240.000,-).

Dari analisis tekno ekonomi yang telah dilakukan terhadap rencana penambahan lokasi
penambangan dan peningkatan kapasitas produksi, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa
secara tekno ekonomi, rencana perubahan tersebut masih layak untuk dilakukan.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | iv
TERMINOLOGI
APL Area Penggunaan Lain, merupakan fungsi lahan yang bisa digunakan untuk
aktivitas penambangan

BCM Bank Cubic Metre merupakan satuan yang dipakai untuk waste/ over burden/
inter burden material

BPS Badan Pusat Statistik, merupakan badan yang bertugas untuk malakukan
pendataan statistic di Indonesia

CoG Cut-off grade

DEM Digital elevation model

DMT Dry metric tonnes/tons

DTM Digital terrain model

GIS Geographic Information System

GPS Global Positioning System

ha Hektar

IUP Izin Usaha Pertambangan, merupakan izin yang diberikan oleh pemerintah
Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dalam
melakukan operasi kegiatan eksplorasi ataupun produksi

KISB PT. Karya Inti Sakti Bara

Km Kilometer

m Meter

mdpl Meter diatas permukaan laut

OB Overburden

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | v
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii


RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................ iii
TERMINOLOGI ................................................................................................................... v
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xvi
1. PENDAHULUAN .................................................................................................... 1-1
Latar Belakang .......................................................................................... 1-1
Maksud dan Tujuan .................................................................................. 1-2
Ruang Lingkup dan Metode Studi ............................................................ 1-2
Pelaksana Studi ......................................................................................... 1-3
Jadwal Waktu Studi .................................................................................. 1-4
2. KEADAAN UMUM ................................................................................................. 2-1
Lokasi dan Luas Wilayah IUP yang Dimohon ......................................... 2-1
Kesampaian Daerah dan Sarana Perhubungan Setempat.......................... 2-3
Keadaan Lingkungan Daerah .................................................................... 2-5
3. GEOLOGI DAN KEADAAN ENDAPAN .............................................................. 3-1
Geologi Regional ...................................................................................... 3-1
Topografi dan Geomorfologi ................................................................ 3-1
Litologi .................................................................................................. 3-1
Struktur Geologi .................................................................................... 3-5
Geologi Lokal ........................................................................................... 3-9
Topografi dan Geomorfologi ................................................................ 3-9
Litologi .................................................................................................. 3-9
Struktur Geologi .................................................................................. 3-15
Bentuk dan Penyebaran Endapan ........................................................ 3-17
Sifat dan Kualitas Endapan ................................................................. 3-20
4. ESTIMASI SUMBER DAYA DAN CADANGAN ............................................... 4-24
Estimasi Sumber Daya ............................................................................ 4-24
Metoda ................................................................................................. 4-24
Parameter Estimasi ............................................................................. 4-25
Pemodelan ........................................................................................... 4-28
Jumlah dan Klasifikasi Sumber Daya ................................................. 4-29
Pernyataan Competent Person ............................................................. 4-35
Estimasi cadangan ................................................................................... 4-36
Metoda ................................................................................................. 4-36

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | vi
Parameter Estimasi .............................................................................. 4-36
Pemodelan ........................................................................................... 4-43
Jumlah dan Klasifikasi Cadangan ....................................................... 4-45
Pernyataan Competent Person ............................................................. 4-49
5. GEOTEKNIK, HIDROLOGI DAN HIDROGEOLOGI .......................................... 5-1
Geoteknik .................................................................................................. 5-1
5.1.1. Akuisisi data .......................................................................................... 5-1
5.1.1.1. Jenis .................................................................................................... 5-1
5.1.1.2. Jumlah ................................................................................................. 5-2
5.1.1.3. Sebaran Data ....................................................................................... 5-3
5.1.2. Analisis Geoteknik ................................................................................ 5-5
5.1.2.1. Kemampugalian dan Kemampugaruan ............................................... 5-5
5.1.2.2. Kestabilan Lereng Tambang ............................................................... 5-5
5.1.2.3. Kestabilan Lereng Timbunan............................................................ 5-15
5.1.3. Rekomendasi Geoteknik ..................................................................... 5-21
5.1.3.1. Rekomendasi Penggalian dan Penggaruan ....................................... 5-21
5.1.3.2. Rekomendasi Geometri dan Dimensi Lereng ................................... 5-21
5.1.3.3. Rekomendasi Faktor Keamanan Statis dan Dinamis, Probabilitas
Longsor, dan Tingkat Keparahan Longsor ..................................................................... 5-22
5.1.3.4. Rekomendasi Pemantauan Geoteknik ................................................. 5-23
5.1.4. Studi Geokimia.................................................................................... 5-24
Hidrologi – Hidrogeologi........................................................................ 5-28
Akuisisi Data ....................................................................................... 5-28
Jenis .................................................................................................. 5-28
Jumlah ............................................................................................... 5-29
Sebaran data ...................................................................................... 5-29
Analisis Hidrologi-Hidrogeologi......................................................... 5-29
Hidrologi ........................................................................................... 5-29
Rekomendasi Hidrologi dan Hidrogeologi ......................................... 5-41
Rencana Penyaliran Tambang (Dimensi Sump, Dimensi Ditch,
Horizontal /Vertical Drain, Dimensi Settling Pond) ...................................................... 5-41
Kebutuhan Pompa ............................................................................. 5-43
6. RENCANA PENAMBANGAN ............................................................................... 6-1
Sistem/Metoda dan Tata Cara Penambangan ........................................... 6-1
Rencana Produksi ..................................................................................... 6-4
Jadwal Rencana Produksi ...................................................................... 6-5
Sekuen Penambangan dan Penimbunan .............................................. 6-10
Rencana Pengangkutan Material (top soil, OB, dan batubara) ........... 6-26

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | vii
Asumsi Perhitungan Jam Kerja ............................................................... 6-29
Jumlah Hari Kerja Efektif ................................................................... 6-29
Jumlah Gilir Kerja ............................................................................... 6-29
Standby/Delay dan Idle ....................................................................... 6-29
Jam Kerja Efektif Alat......................................................................... 6-29
Peralatan Penambangan .......................................................................... 6-30
Jenis dan Spesifikasi Alat Utama dan Penunjang ............................... 6-30
Jumlah Alat Utama dan Penunjang ..................................................... 6-33
Unjuk Kerja Alat Dan Produktivitas ................................................... 6-34
Rencana Recovery Penambangan ........................................................... 6-38
Rencana Penanganan/Perlakuan Batubara yang Belum Terpasarkan ..... 6-38
Rencana Penanganan/Perlakuan Sisa Sumber Daya pada Pascatambang. . 6-
38
7. RENCANA PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN................................................. 7-1
Studi/Percobaan Pengolahan..................................................................... 7-1
Tata cara Pengolahan ................................................................................ 7-1
Peralatan Pengolahan ................................................................................ 7-2
Jenis ....................................................................................................... 7-2
Jumlah ................................................................................................... 7-2
Kapasitas ............................................................................................... 7-2
Ketersediaan Peralatan Pengolahan (Availability) ................................ 7-3
Jenis, Jumlah, Kualitas, Dan Recovery Hasil Pengolahan ........................ 7-3
Penanganan Reject Coal ........................................................................... 7-3
Rencana Pengangkutan Produk Pengolahan ............................................. 7-4
8. INFRASTRUKTUR PERTAMBANGAN ............................................................... 8-1
Jenis dan Spesifikasi Infrastruktur ............................................................ 8-1
Infrastruktur Utama ............................................................................... 8-1
Infrastruktur Pendukung ........................................................................ 8-2
Peta Rencana Konstruksi ....................................................................... 8-6
Jadwal Konstruksi ..................................................................................... 8-9
Rincian Biaya Konstruksi ......................................................................... 8-9
9. LINGKUNGAN DAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN ............................. 9-1
Perlindungan Lingkungan ......................................................................... 9-1
9.1.1. Dampak Kegiatan .................................................................................. 9-1
9.1.2. Pengelolaan Lingkungan ..................................................................... 9-13
9.1.2.1. Pengelolaan Limbah ......................................................................... 9-13
9.1.2.2. Rencana Reklamasi ............................................................................. 9-18
9.1.2.2. Studi Geokimia Mengenai Potensi Air Asam Tambang ................... 9-22

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | viii
9.1.2.3. Penanganan Air Asam Tambang ...................................................... 9-24
9.1.2.4. Pengelolaan Lubang Bekas Tambang (Void).................................... 9-29
9.1.3. Pemantauan Lingkungan ..................................................................... 9-31
9.1.3.1. Pemantauan Kualitas Air Permukaan ............................................... 9-31
9.1.3.2. Pemantauan Kualitas Udara Ambien dan Kebisingan ...................... 9-34
9.1.3.3. Pemantauan Emisi Udara .................................................................. 9-34
9.1.3.4. Pemantauan Kualitas Tanah.............................................................. 9-34
9.1.3.5. Pemantauan Stabilitas Lereng, Erosi dan sedimentasi...................... 9-35
9.1.3.6. Pemantauan Limbah B3 .................................................................... 9-35
9.1.3.7. Pemantauan Revegetasi .................................................................... 9-36
9.1.3.8. Pemantauan Flora dan Fauna Darat .................................................. 9-36
9.1.3.9. Pemantauan Biota Air ....................................................................... 9-36
9.1.3.10. Pemantauan Sosekbudmas .............................................................. 9-37
9.1.4. Organisasi Perlindungan Lingkungan ................................................. 9-37
9.1.5. Kegiatan Pascatambang....................................................................... 9-38
9.1.5.1. Pemanfaatan Lahan Pascatambang ................................................... 9-39
9.1.5.2. Jadwal Pelaksanaan Pascatambang ................................................... 9-40
9.1.5.3. Rencana Biaya Pascatambang .......................................................... 9-42
9.2. Keselamatan Pertambangan .................................................................... 9-44
9.2.1. Manajemen Risiko Keselamatan Pertambangan ................................. 9-45
9.2.2. Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan ......... 9-51
9.2.2.1. Pengelolaan Keselamatan Kerja ....................................................... 9-52
9.2.2.2. Pengelolaan Kesehatan Kerja ........................................................... 9-59
9.2.2.3. Pengelolaan Lingkungan Kerja ......................................................... 9-64
9.2.2.4. Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan .............................. 9-69
9.2.3. Pengelolaan Keselamatan Operasi Pertambangan .............................. 9-70
9.2.3.1. Sistem dan Pelaksanaan Pemeliharaan/Perawatan Sarana, Prasarana,
Instalasi dan Peralatan Pertambangan ............................................................................ 9-71
9.2.3.2. Pengamanan Instalasi ........................................................................ 9-72
9.2.3.3. Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi dan Peralatan Pertambangan .. 9-
72
9.2.3.4. Kompetensi Tenaga Teknik .............................................................. 9-73
9.2.3.5. Evaluasi Laporan Hasil Kajian Teknis Pertambangan ..................... 9-74
9.2.4. Organisasi dan Personil Keselamatan Pertambangan ......................... 9-74
9.2.5. Penyediaan Peralatan Pertambangan ................................................... 9-76
9.2.6. Rencana Penggunaan dan Pengamanan Bahan Peledak dan Bahan
Berbahaya Lainnya (Jika Menggunakan) ....................................................................... 9-78
10. PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ...................... 10-1

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | ix
10.1 Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat ...................... 10-7
10.2 Biaya Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat ......................... 10-13
11. ORGANISASI DAN TENAGA KERJA .............................................................. 11-17
Bagan Organisasi .................................................................................. 11-17
11.1.1 Board of Directors dan Senior Management .................................... 11-18
11.1.2. Struktur Organisasi Tambang ............................................................... 11-20
11.2 Tabel Tenaga Kerja ............................................................................... 11-25
11.3 Program Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kerja ................................ 11-35
11.4 Tenaga Kerja Subkontraktor ................................................................. 11-36
12. PEMASARAN ........................................................................................................ 12-1
Kebijakan Pemerintah ............................................................................. 12-1
Prospek Pemasaran ................................................................................. 12-2
Dalam Negeri ...................................................................................... 12-2
Luar Negeri ......................................................................................... 12-5
Jenis dan Jumlah Produk, serta Asumsi Harga ..................................... 12-10
13. INVESTASI DAN ANALISIS KELAYAKAN ..................................................... 13-1
Parameter Analisis Keekonomian ........................................................... 13-1
Investasi .................................................................................................. 13-1
Modal Tetap ........................................................................................ 13-2
Modal Kerja......................................................................................... 13-2
Sumber Dana ....................................................................................... 13-3
Biaya Produksi ........................................................................................ 13-3
Pendapatan .............................................................................................. 13-4
Laporan Keuangan .................................................................................. 13-4
Laba Rugi ............................................................................................ 13-4
Arus Kas .............................................................................................. 13-4
Neraca.................................................................................................. 13-5
Analisis Kelayakan ................................................................................. 13-6
Perhitungan Internal Rate of Return (IRR) ......................................... 13-6
Perhitungan Net Present Value (NPV) ................................................ 13-7
Perhitungan Pay Back Period (PBP)................................................... 13-8
Analisis Kepekaan dan Resiko (sensitivity) ........................................... 13-9
Penerimaan Negara ............................................................................... 13-10
14. KESIMPULAN ....................................................................................................... 14-1
LAMPIRAN ........................................................................................................................... I
A. Perizinan........................................................................................................................ I
A-1 SK Kuasa Pertambangan (KP) Ekplorasi PT. KISB ......................................... I
A-2 SK IUP OPerasi Produksi (OP) PT. KISB .................................................... VI

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | x
A-3 SK Perpanjangan IUP Operasi Produksi (OP) PT. KISB ........................... XVI
A-4 Sertifikat Clear and Clean ........................................................................ XXVI
B. Peta-Peta ............................................................................................................................ I
B.1 Lokasi dan Kesampaian Wilayah IUP PT. KISB .............................................. I
B.2 Peta Situasi Wilayah Kawasan Hutan IUP OP PT. KISB ................................II
B.3 Peta Geologi Regional Lembar Buntok Skala 1 : 250.000 (Soetrisno dkk.,
1994) .................................................................................................................................. III
B.4 Peta Geologi Lokal PT. KISB ......................................................................... IV
B.5 Peta Lokasi Pengambilan Conto Batuan .......................................................... V
B.6 Peta Topografi Wilayah IUP OP PT. KISB .................................................... VI
B.7 Peta Penyebaran Titik Bor Eksplorasi ...........................................................VII
B.8. Peta Penyebaran Sumber Daya Seam S0 .................................................... VIII
B.9 Peta Penyebaran Sumber Daya Seam S1 Grup ............................................... IX
B.10 Peta Penyebaran Sumber Daya Seam S2 Grup .............................................. X
B.11 Peta Penyebaran Sumber Daya Seam S3 ...................................................... XI
B.12 Pernyataan Competent Person Estimasi Sumberdaya ..................................XII
B.13 Peta Jalan Angkut IUP ke Pelabuhan PT. BNJM ...................................... XIII
B.14 Peta Penyebaran Cadangan Seam S0 ......................................................... XIV
B.15 Peta Penyebaran Cadangan Seam S1 Grup ................................................. XV
B.16 Peta Penyebaran Cadangan Seam S2 Grup ................................................ XVI
B.17 Pernyataan Competent Person Estimasi Cadangan ................................... XVII
B.18 Lokasi Titik Bor Geoteknik PT. KISB ................................................... XVIII
B.19 Peta Penyaliran Tambang Tahun Ke I ....................................................... XIX
B.20 Peta Penyaliran Tambang Tahun Ke- II...................................................... XX
B.21 Peta Penyaliran Tambang Tahun Ke- III ................................................... XXI
B.22 Peta Penyaliran Tambang Tahun Ke-IV ................................................... XXII
B.23 Peta Rencana Penambangan dan Penimbunan Tahun ke-I ..................... XXIII
B. 24 Peta Rencana Reklamasi Tahun ke-I ..................................................... XXIV
B. 25 Peta Rencana Penambangan dan Penimbunan Tahun ke-II .................XXV
B. 26 Peta Rencana Reklamasi Tahun ke-II .................................................... XXVI
B. 27 Peta Rencana Penambangan dan Penimbunan Tahun ke-III ................ XXVII
B. 28 Peta Rencana Reklamasi Tahun ke-III .................................................XXVIII
B. 29 Peta Rencana Penambangan dan Penimbunan Tahun ke-IV ................. XXIX
B. 30 Peta Rencana Reklamasi Tahun ke-IV.....................................................XXX
B. 31 Peta Situasi Konstruksi PT. KISB.......................................................... XXXI
B. 32 Peta Rencana Konstruksi PT. KISB ...................................................... XXXII
C Laporan Kajian Geoteknik .................................................................................XXXIII

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | xi
D. Laporan Studi Geokimia ........................................................................................ XCV
E. Perhitungan Kebutuhan Peralatan ........................................................................ XCIX
F. Perhitungan Kebutuhan Bahan Peledak (Jika Menggunakan Peledakan).................. CI
G. Kajian Kelayakan Ekonomi ...................................................................................... CII
G.1 Harga Pokok Penjualan .................................................................................. CII
G.2 Laporan Laba Rugi dan Arus Kas.............................................................. CVII
G.3 Neraca .......................................................................................................... CIX
G.4 Analisis Sensitivitas ..................................................................................... CXI
H. Estimasi Sumber Daya dan Cadangan ................................................................. CXIV
H.1 Klasifikasi sumberdaya batubara di area PT KISB .................................. CXIV
H.2 Klasifikasi sumberdaya lapisan batubara PT KISB berdasarkan kedalaman
lapisan ............................................................................................................................ CXV
H.3 Estimasi dan Klasifikasi Cadangan Batubara PT. KISB .......................... CXVI

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2-1 Peta Situasi Wilayah Kawasan Hutan IUP OP PT. KISB .............................. 2-2
Gambar 2-2 Lokasi dan Kesampaian Wilayah IUP PT. KISB ........................................... 2-4
Gambar 3-1 Kolom Stratigrafi Regional Cekungan Barito ................................................ 3-4
Gambar 3-2 Modifikasi Sebaran Seam Batuan Pengaruh Dari Struktur Regional Di
Cekungan Barito (Asminco,1996) .................................................................... 3-6
Gambar 3-3 Bentuk Struktur Regional Yang Berkembang Di Cekungan Barito, Secara
Mayor Perkembangan Dari Perlipatan Pada Fase Peremajaan Mengikuti
Struktur Sesar Aktif Yang Menjadi Antithetic Perlipatan ................................ 3-7
Gambar 3-4 Peta Geologi Regional Lembar Buntok Skala 1 : 250.000 (Soetrisno dkk.,
1994) ................................................................................................................. 3-8
Gambar 3-5 Peta Geologi Lokal PT. KISB ...................................................................... 3-12
Gambar 3-6 Penampang Geologi Lokal PT. KISB .......................................................... 3-13
Gambar 3-7 Kolom Stratigrafi Lokal Wilayah Penyelidikan ........................................... 3-14
Gambar 3-8 Stratigrafi Lokal Dari Pengamatan Data Bor (Sumber: Laporan eksplorasi oleh
Britmindo, 2011) ............................................................................................ 3-15
Gambar 3-9 Pola Transkompresi Yang Ada Pada Area Penyeldidikan ........................... 3-17
Gambar 3-10 Penampang Batubara A-B Searah Dengan Kemenerusan Batubara, Berada
Pada Area Tengah Konsesi ............................................................................. 3-19
Gambar 3-11 Penampang Batubara C-D Searah Dengan Down Dip Batubara Yang Berada
Pada Area Tengah Konsesi ............................................................................. 3-19
Gambar 3-12 Lokasi Pengambilan Conto Batuan ............................................................ 3-21
Gambar 4-1 Hubungan antara Hasil Eksplorasi, Sumber Daya mineral dan Cadangan
Mineral. .......................................................................................................... 4-25
Gambar 4-2 Peta Topografi Wilayah IUP OP PT. KISB ................................................. 4-27
Gambar 4-3 Peta Penyebaran Titik Bor Eksplorasi .......................................................... 4-31
Gambar 4-4 Peta Penyebaran Sumber Daya Seam S0 ..................................................... 4-32
Gambar 4-5 Peta Penyebaran Sumber Daya Seam S1 Grup ............................................ 4-33
Gambar 4-6 Peta Penyebaran Sumber Daya Seam S2 Grup ............................................ 4-34
Gambar 4-7 Peta Penyebaran Sumber Daya Seam S3 ..................................................... 4-35
Gambar 4-8 Peta Jalan Angkut IUP ke Pelabuhan PT. BNJM ......................................... 4-39
Gambar 4-9 Alur Logistik Batubara PT. KISB ................................................................ 4-40
Gambar 4-10 Histori HBA Januari 2017-Mei 2020. ........................................................ 4-41
Gambar 4-11 Peta Penyebaran Cadangan Seam S0 ......................................................... 4-47
Gambar 4-12 Peta Penyebaran Cadangan Seam S1 Grup ................................................ 4-48
Gambar 4-13 Peta Penyebaran Cadangan Seam S2 Grup ................................................ 4-49
Gambar 5-1 Lokasi Titik Bor Geoteknik PT. KISB ........................................................... 5-4
Gambar 5-2 Rentang Distribusi Kuat Tekan Batuan PT. KISB ......................................... 5-5
Gambar 5-3 Sebaran Sayatan Studi Geoteknik Pada Perencanaan Life Of Mine (LOM)
WIUP OP PT. KISB ......................................................................................... 5-7
Gambar 5-4 FK dan Sudut Keseluruhan Sayatan A-A’ ...................................................... 5-8
Gambar 5-5 FK dan Sudut Keseluruhan Sayatan B-B’ ...................................................... 5-9
Gambar 5-6 FK dan Sudut Keseluruhan Sayatan C-C’ .................................................... 5-10
Gambar 5-7 Sayatan LOM Pit PT. KISB ......................................................................... 5-11
Gambar 5-8 Studi Kestabilan Lereng Sayatan A (Highwall) ........................................... 5-12
Gambar 5-9 Studi Kestabilan Lereng Sayatan B (Highwall) ........................................... 5-12
Gambar 5-10 Studi Kestabilan Lereng Sayatan D (Lowwall) .......................................... 5-13
Gambar 5-11 Studi Kestabilan Lereng Sayatan E (Lowwall)........................................... 5-13
Gambar 5-12 Studi Kestabilan Lereng Sayatan F (Lowwall) ........................................... 5-14
Gambar 5-13 Studi Kestabilan Lereng Sayatan C (Sidewall) .......................................... 5-14

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | xiii
Gambar 5-14 Sayatan Disposal PT. KISB ....................................................................... 5-16
Gambar 5-15 Studi Kestabilan Lereng Disposal Sayatan G’ ........................................... 5-17
Gambar 5-16 Studi Kestabilan Lereng Disposal Sayatan Gpad ....................................... 5-17
Gambar 5-17 Studi Kestabilan Lereng Disposal Sayatan F ............................................. 5-18
Gambar 5-18 Studi Kestabilan Lereng Disposal Sayatan F’ ............................................ 5-18
Gambar 5-19 Sayatan Studi Geoteknik Kestabilan Lereng Inpit Dump .......................... 5-19
Gambar 5-20 Studi Kestabilan Lereng Inpit Dump Sayatan H ........................................ 5-20
Gambar 5-21 Studi Kestabilan Lereng Inpit Dump Sayatan I .......................................... 5-20
Gambar 5-22 Pengukuran Lebar Rekahan Menggunakan Sepasang Bin Baja ................ 5-23
Gambar 5-23 Pengukuran Lebar Rekahan Menggunakan Kawat Ekstensometer ............ 5-24
Gambar 5-24 Penyaliran Tambang tahun I....................................................................... 5-37
Gambar 5-25 Penyaliran Tambang tahun II ..................................................................... 5-38
Gambar 5-26 Penyaliran Tambang tahun III .................................................................... 5-39
Gambar 5-27 Penyaliran Tambang tahun IV .................................................................... 5-40
Gambar 5-28 Desain Saluran PT. KISB ........................................................................... 5-41
Gambar 5-29 Sketsa KPL PT. KISB................................................................................. 5-43
Gambar 6-1 Aktivitas Pengupasan Material Tanah Pucuk (Top Soil)................................ 6-2
Gambar 6-2 Pengupasan Material OB ................................................................................ 6-2
Gambar 6-3 Sudut Gali Optimum Coal Getting................................................................. 6-3
Gambar 6-4 Bagan Alir Kegiatan Penambangan PT. KISB ............................................... 6-4
Gambar 6-5 Grafik Jadwal Rencana Produksi Blok Bahalang .......................................... 6-9
Gambar 6-6 Peta Rencana Penambangan dan Penimbunan Tahun ke-I .......................... 6-12
Gambar 6-7 Peta Rencana Reklamasi Tahun ke-I ............................................................ 6-13
Gambar 6-8 Peta Rencana Penambangan dan Penimbunan Tahun ke-II ......................... 6-16
Gambar 6-9 Peta Rencana Reklamasi Tahun ke-II .......................................................... 6-17
Gambar 6-10 Peta Rencana Penambangan dan Penimbunan Tahun ke-III ...................... 6-20
Gambar 6-11 Peta Rencana Reklamasi Tahun ke-III ....................................................... 6-21
Gambar 6-12 Peta Rencana Penambangan dan Penimbunan Tahun ke-IV...................... 6-24
Gambar 6-13 Peta Rencana Reklamasi Tahun ke-IV ....................................................... 6-25
Gambar 6-14 Lebar Jalan Angkut Dua Jalur. ................................................................... 6-26
Gambar 6-15 Lebar Jalan Angkut Dua Jalur pada belokan. ............................................. 6-27
Gambar 7-1 Kolam Pengendapan di Stock ROM ............................................................... 7-4
Gambar 7-2 Peta Jalan Angkut IUP ke Pelabuhan PT. BNJM ........................................... 7-5
Gambar 7-3 Alur Logistik Batubara PT. KISB .................................................................. 7-6
Gambar 8-1 Hauling Road Existing PT. KISB................................................................... 8-2
Gambar 8-2 Peta Situasi Konstruksi PT. KISB .................................................................. 8-7
Gambar 8-3 Peta Rencana Konstruksi PT. KISB ............................................................... 8-8
Gambar 9-1 Penempatan Batuan Pembangkit Asam Dibawah Batuan Netral ................. 9-25
Gambar 9-2 contoh instalasi penambahan kapur untuk pengelolaan AAT secara Active
treatment yang akan diterapkan di PT. KISB ................................................. 9-27
Gambar 9-3 Contoh Lahan Basah Buatan Untuk Pengelolaan AAT Secara Passive
Treatment yang akan diterapkan di PT. KISB ................................................ 9-28
Gambar 9-4 Cara kerja teknologi passive treatment untuk memperbaiki kualitas
lingkungan ...................................................................................................... 9-29
Gambar 9-5 Bagan Organisasi Perlindungan Lingkungan PT. KISB .............................. 9-38
Gambar 9-6 Matriks Penilaian Risiko .............................................................................. 9-50
Gambar 9-7 Contoh kampanye yang akan dilakukan di PT. KISB. ................................. 9-56
Gambar 9-8 Contoh Penerapan Higiene Dan Sanitasi di PT. KISB ................................. 9-61
Gambar 9-9 Elemen Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan ............................ 9-70
Gambar 9-10 Organisasi Keselamatan Pertambangan Secara Struktural ......................... 9-76

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | xiv
Gambar 10-1 Strategi Penyusunan Program PPM PT.KISB ............................................ 10-4
Gambar 10-2 Alur Pelaksanaan Program PPM ................................................................ 10-8
Gambar 11-1 Struktur Organisasi board of director dan Senior Management .............. 11-20
Gambar 11-2 Struktur Organisasi PT. KISB di Lapangan ............................................ 11-24
Gambar 12-1 Proyeksi Kebutuhan Batubara untuk PLTU Selama Tahun 2016-2019..... 12-4
Gambar 12-2 Grafik Proyeksi Pertumbuhan Kebutuhan Batubara Sektor Industri Non
PLTU Periode 2015–2018 .............................................................................. 12-5
Gambar 12-3 Grafik Persentase Batubara dalam Kontribusi untuk Pembangkit Listrik
Dunia .............................................................................................................. 12-6
Gambar 12-4 Persentase Produsen Baja Dunia Tahun 2017 ............................................ 12-7
Gambar 12-5 Proyeksi Konsumsi Batubara 2035 Berdasarkan Wilayah (dalam Juta Ton)
........................................................................................................................ 12-8
Gambar 12-6 Negara Eksportir dan Importir Batubara Terbesar Dunia Tahun 2017 ...... 12-9
Gambar 12-7 Negara Eksportir dan Importir Batubara Terbesar Dunia Tahun 2017 ...... 12-9
Gambar 12-8 Histori HBA Januari 2017-Mei 2020 ....................................................... 12-11
Gambar 12-9 Grafik Acuan Harga Batubara Forecast IMF ........................................... 12-12
Gambar F-1 Grafik Analisis Sensitivitas NPV @10% ..................................................... CXI
Gambar F-2 Grafik Analisis Sensitivitas NPV @12% .................................................... CXII
Gambar F-3 Grafik Analisis Sensitivitas Biaya Capital .................................................CXIII

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2-1 Batas Koordinat IUP PT. KISB ......................................................................... 2-1
Tabel 2-2 Jumlah Penduduk Kabupaten Barito Timur Tahun 2018 ................................... 2-5
Tabel 2-3 Jumlah Sekolah, Guru, Murid, dan Rasio Murid-Guru Taman Kanak-kanak (TK)
Kabupaten Barito Timur 2018/2019 ................................................................. 2-6
Tabel 2-4 Jumlah Sekolah, Guru, Murid, dan Rasio Murid-Guru Raudatul Athfal (RA)
Kabupaten Barito Timur 2018/2019 ................................................................. 2-6
Tabel 2-5 Jumlah Sekolah, Guru, Murid, dan Rasio Murid-Guru Sekolah Dasar (SD)
Kabupaten Barito Timur 2017/2018 ................................................................. 2-6
Tabel 2-6 Jumlah Sekolah, Guru, Murid, dan Rasio Murid-Guru Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Kabupaten Barito Timur 2017/2018 ................................................................. 2-7
Tabel 2-7 Jumlah Sekolah, Guru, Murid, dan Rasio Murid-Guru Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Kabupaten Barito Timur 2018/2019 ....................................... 2-7
Tabel 2-8 Jumlah Sekolah, Guru, Murid, dan Rasio Murid-Guru Madrasah Tsanawiyah
(MTs) Kabupaten Barito Timur 2018/2019 ..................................................... 2-7
Tabel 2-9 Jumlah Sekolah, Guru, Murid, dan Rasio Murid-Guru Sekolah Menengah Atas
(SMA) Kabupaten Barito Timur 2018/2019 .................................................... 2-8
Tabel 2-10 Jumlah Sekolah, Guru, Murid, dan Rasio Murid-Guru Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Kabupaten Barito Timur 2017/2018..................................... 2-8
Tabel 2-11 Jumlah Sekolah, Guru, Murid, dan Rasio Murid-Guru Madrasah Aliyah (MA)
Kabupaten Barito Timur 2018/2019 ................................................................. 2-8
Tabel 2-12 Jumlah Penduduk Menurut Agama Kabupaten Barito Timur 2018................. 2-9
Tabel 2-13 Jumlah Tempat Peribadatan Kabupaten Barito Timur 2018 ............................ 2-9
Tabel 2-14 Sarana Kesehatan Kabupaten Barito Timur Tahun 2018 ............................... 2-10
Tabel 2-15 Tenaga Kesehatan Kabupaten Barito Timur Tahun 2018 .............................. 2-10
Tabel 2-16 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu
yang Lalu Menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin di
Kabupaten Barito Timur Tahun 2018 ............................................................. 2-11
Tabel 3-1 Lokasi Pengamatan Batubara Di Dalam Area Konsesi PT. KISB ................... 3-11
Tabel 3-2 Standar Pengujian Conto Batuan Dari Pemetaan Geologi Lanjut ................... 3-20
Tabel 3-3 Ringkasan Dari Analisis Kualitas Pada Pemetaan Geologi Detail .................. 3-20
Tabel 3-4 Hasil Analisis Proksimat, Kadar Air, Kalori, Dan Density .............................. 3-22
Tabel 3-5 Hasil Analisis Total Sulfur ............................................................................... 3-22
Tabel 3-6 Ringkasan Data Kualitas Batubara Berdasarkan Data Laporan Eksplorasi Yang
Dikeluarkan Oleh Britmindo Pada Tahun 2011 ............................................. 3-23
Tabel 4-1 Statistik Pengeboran di PT. KISB .................................................................... 4-26
Tabel 4-2 Paramater Model Untuk Estimasi Sumber Daya PT. KISB ............................. 4-28
Tabel 4-3 Klasifikasi sumberdaya batubara di area PT KISB .......................................... 4-29
Tabel 4-4 Klasifikasi sumberdaya lapisan batubara PT KISB berdasarkan kedalaman
lapisan ............................................................................................................. 4-30
Tabel 4-5 Histori Harga Batubara Acuan (HBA) ............................................................. 4-40
Tabel 4-6 Kualitas Produk Batubara PT. KISB ................................................................ 4-41

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | xvi
Tabel 4-7 Parameter Biaya dan Perhitungan BESR ......................................................... 4-42
Tabel 4-8 Estimasi dan Klasifikasi Cadangan Batubara PT. KISB .................................. 4-46
Tabel 5-1 Sebaran Kode Sampel Geoteknik di WIUP PT. KISB. ..................................... 5-2
Tabel 5-2 Sebaran Titik Bor Geoteknik di WIUP PT. KISB. ............................................ 5-3
Tabel 5-3 Nilai Faktor Keamanan dan Probabilitas Longsor Lereng Tambang................. 5-6
Tabel 5-4 Hasil Studi Geoteknik Kestabilan Lereng Highwall Pada Sayatan A-A’ Dengan
Tinggi Jenjang Tunggal 8 m ............................................................................. 5-8
Tabel 5-5 Hasil Studi Geoteknik Kestabilan Lereng Highwall Pada Sayatan B-B’ Dengan
Tinggi Jenjang Tunggal 8 m ............................................................................. 5-9
Tabel 5-6 Hasil Studi Geoteknik Kestabilan Lereng Highwall Pada Sayatan C-C’ Dengan
Tinggi Jenjang Tunggal 8 m ........................................................................... 5-10
Tabel 5-7 Rekomendasi Geometri Bukaan Tambang....................................................... 5-10
Tabel 5-8 Parameter Desain Lereng Timbunan Disposal ................................................. 5-15
Tabel 5-9 Rekomendasi Geometri dan Dimensi Lereng Tambang .................................. 5-21
Tabel 5-10 Rekomendasi Geometri dan Dimensi Lereng Timbunan ............................... 5-22
Tabel 5-11 Rekomendasi Faktor Keamanan dan Probabilitas Kelongsoran Lereng
Tambang ......................................................................................................... 5-22
Tabel 5-12 Rekomendasi Faktor Keamanan dan Probabilitas Kelongsoran Lereng
Timbunan ........................................................................................................ 5-22
Tabel 5-13 Sebaran Kode Sampel Uji Geokimia Batuan PT KISB ................................. 5-26
Tabel 5-14 Hasil Uji Statik Sampel PT KISB .................................................................. 5-27
Tabel 5-15 Penentuan Kriteria Batuan PAF atau NAF .................................................... 5-27
Tabel 5-16 Hasil Studi Geokimia Batuan PT KISB ......................................................... 5-27
Tabel 5-17 Pengolahan Data Curah Hujan Tahun 2005-2014 ......................................... 5-31
Tabel 5-18 Resiko Hidrologi pada Periode Ulang Hujan ................................................. 5-32
Tabel 5-19 Perhitungan Curah Hujan Rencana ................................................................ 5-33
Tabel 5-20 Intensitas Curah Hujan Rencana .................................................................... 5-34
Tabel 5-21 Nilai Koefisien Limpasan .............................................................................. 5-34
Tabel 5-22 Nilai Koefisien Limpasan dan Luas DTH ...................................................... 5-35
Tabel 5-23 Debit Air Limpasan ........................................................................................ 5-36
Tabel 5-24 Dimensi dan Debit Saluran Air ...................................................................... 5-41
Tabel 5-25 Dimensi dan Kapasitas KPL .......................................................................... 5-43
Tabel 5-26 Perhitungan Analisis Pompa .......................................................................... 5-44
Tabel 6-1 Standard Parameter Operation (SPO) .............................................................. 6-5
Tabel 6-2 Jadwal Rencana Produksi per Tahun Blok Bahalang ........................................ 6-6
Tabel 6-3 Jadwal Rencana Produksi Burden per Seam Blok Bahalang ............................. 6-7
Tabel 6-4 Jadwal Rencana Produksi Burden dan Batubara per Seam Blok Bahalang ....... 6-8
Tabel 6-5 Rencana Kegiatan Penambangan Tahun ke-I .................................................. 6-11
Tabel 6-6 Rencana Kegiatan Penambangan Tahun ke-II ................................................. 6-15
Tabel 6-7 Rencana Kegiatan Penambangan Tahun ke-III ................................................ 6-19

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | xvii
Tabel 6-8 Rencana Kegiatan Penambangan Tahun ke-IV................................................ 6-23
Tabel 6-9 Grade Jalan Angkut .......................................................................................... 6-28
Tabel 6-10 Spesifikasi Peralatan Utama Excavator ......................................................... 6-30
Tabel 6-11 Spesifikasi Peralatan Utama Dump Truck...................................................... 6-30
Tabel 6-12 Spesifikasi Peralatan Utama Bulldozer .......................................................... 6-31
Tabel 6-13 Spesifikasi Peralatan Penunjang Grader ........................................................ 6-31
Tabel 6-14 Spesifikasi Peralatan Penunjang Excavator Support ..................................... 6-32
Tabel 6-15 Spesifikasi Peralatan Penunjang Wheel Loader ............................................. 6-32
Tabel 6-16 Spesifikasi Peralatan Penunjang Dewatering Pump ...................................... 6-33
Tabel 6-17 Spesifikasi Peralatan Penunjang Generator Sets ........................................... 6-33
Tabel 6-18 Kebutuhan Jumlah Peralatan Utama .............................................................. 6-34
Tabel 6-19 Kebutuhan Jumlah Peralatan Penunjang ........................................................ 6-34
Tabel 6-20 Rencana Kebutuhan Jumlah Peralatan Utama dan Penunjang ....................... 6-36
Tabel 8-1 Jadwal Rencana Konstruksi PT. KISB .............................................................. 8-9
Tabel 8-2 Jadwal dan Biaya Konstruksi Jalan .................................................................. 8-10
Tabel 8-3 Jadwal dan Biaya Konstruksi Kantor Tambang ............................................... 8-10
Tabel 8-4 Jadwal dan Biaya Konstruksi Workshop .......................................................... 8-11
Tabel 8-5 Jadwal dan Biaya Konstruksi Mushola ............................................................ 8-11
Tabel 8-6 Jadwal dan Biaya Konstruksi Pos Keamanan .................................................. 8-11
Tabel 8-7 Jadwal dan Biaya Konstruksi Generator Sets House ....................................... 8-12
Tabel 8-8 Jadwal dan Biaya Konstruksi Stasiun BBM .................................................... 8-12
Tabel 8-9 Jadwal dan Biaya Konstruksi Jembatan Timbang ........................................... 8-13
Tabel 8-10 Jadwal dan Biaya Konstruksi Checker Post dan Stock ROM Post ................ 8-13
Tabel 8-11 Jadwal dan Biaya Konstruksi KPL 1 ............................................................. 8-13
Tabel 8-12 Jadwal dan Biaya Konstruksi KPL 2 ............................................................. 8-14
Tabel 8-13 Jadwal dan Biaya Parking Area ..................................................................... 8-14
Tabel 8-14 Jadwal dan Biaya Konstruksi TPS B3 ........................................................... 8-14
Tabel 8-15 Jadwal dan Biaya Konstruksi Mes ................................................................. 8-15
Tabel 8-16 Jadwal dan Biaya Konstruksi Klinik .............................................................. 8-15
Tabel 8-17 Jadwal dan Biaya Konstruksi Kantin ............................................................. 8-16
Tabel 8-18 Jadwal dan Biaya Konstruksi Warehouse ...................................................... 8-16
Tabel 9-1 Dampak Lingkungan Pada Kegiatan Pra Operasi .............................................. 9-3
Tabel 9-2 Dampak Lingkungan Dan Sosial Pada Tahap Operasi Penambangan ............... 9-7
Tabel 9-3 Dampak Lingkungan Dan Sosial Yang Terjadi Pada Saat Tahap Pascatambang
PT. KISB .......................................................................................................... 9-9
Tabel 9-4 Matriks Identifikasi Dampak Potensial Kegiatan Pertambangan Batubara PT.
KISB ............................................................................................................... 9-10
Tabel 9-5 Neraca Limbah Yang dihasilkan oleh PT. KISB ............................................. 9-17
Tabel 9-6 Perkiraan Volume Tanah Pucuk yang Dihasilkan Oleh PT. KISB .................. 9-19

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | xviii
Tabel 9-7 Perkiraan Volume Overburden (OB) yang Dihasilkan Oleh PT. KISB........... 9-19
Tabel 9-8 Luas Lahan yang Akan di Reklamasi Pertahun ............................................... 9-19
Tabel 9-9 Estimasi Volume Tanah Pucuk Yang dikembalikan pada saat operasi produksi 9-
20
Tabel 9-10 Rencana lahan yang akan dibuka oleh PT. KISB Pertahun ........................... 9-20
Tabel 9-11 Klasifikasi Jenis Batuan Berdasarkan Potensi Pembentukan Asam Tambangnya
........................................................................................................................ 9-23
Tabel 9-12 Hasil Studi Geokimia Batuan PT KISB ......................................................... 9-24
Tabel 9-13 Pemantauan Lingkungan yang akan dilakukan oleh PT. KISB ..................... 9-33
Tabel 9-14 Rincian peruntukan lahan pasca tambang ...................................................... 9-40
Tabel 9-15 Rencana Jadwal Perencanaan Pascatambang ................................................. 9-42
Tabel 9-16 Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko yang dilakukan
oleh PT. KISB ................................................................................................ 9-50
Tabel 9-17 Daftar SOP di PT. KISB ................................................................................ 9-54
Tabel 9-18 Program pendidikan dan pelatihan keselamatan kerja yang akan direncanakan
bagi karyawan PT. KISB ................................................................................ 9-55
Tabel 10-1 Rencana Anggaran Biaya PPM .................................................................... 10-14
Tabel 10-2 Kriteria Keberhasilan PPM PT. KISB ......................................................... 10-16
Tabel 11-1 Kebutuhan Tenaga Kerja PT. KISB Dokumen FS Revisi I Berdasarkan
Klasifikasi Jabatan ........................................................................................ 11-29
Tabel 11-2 Kebutuhan Tenaga Kerja Per divisi Managerial. .......................................... 11-30
Tabel 11-3 Rincian Gaji Tenaga Kerja ........................................................................... 11-31
Tabel 11-4 Uang Pesangon dan Uang Penghargaan Masa Kerja ................................... 11-33
Tabel 11-5 Rencana Program Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kerja ........................ 11-35
Tabel 12-1 Sumber Daya dan Cadangan Batubara Indonesia Tahun 2017 (Juta Ton) .... 12-1
Tabel 12-2 Produksi dan Ekspor Batubara Indonesia ...................................................... 12-2
Tabel 12-3 Konsumsi Batubara Dalam Negeri ................................................................ 12-3
Tabel 12-4 Rencana dan Realisasi DMO pada Pemakai Batubara Tahun 2017 .............. 12-3
Tabel 12-5 Wilayah dan Presentase Cadangan Batubara Dunia ...................................... 12-5
Tabel 12-6 Jumlah Produk Batubara PT. KISB ............................................................. 12-10
Tabel 12-7 Histori Harga Batubara Acuan (HBA) ......................................................... 12-10
Tabel 12-8 Kualitas Produk Batubara PT. KISB ............................................................ 12-11
Tabel 12-9 Tabel Acuan Harga Batubara Forecast IMF ................................................ 12-13
Tabel 12-10 Tabel Standar Batubara Indonesia (ICI Index) .......................................... 12-13
Tabel 12-11 Asumsi Harga Jual Batubara PT. KISB dari Tahun ke Tahun ................... 12-13
Tabel 14-1 Estimasi dan Klasifikasi Cadangan Batubara PT. KISB ................................ 14-3
Tabel 14-2 Jadwal Rencana Produksi per Tahun Blok Bahalang .................................... 14-4
Tabel 14-3 Kebutuhan Peralatan Penambangan Dokumen Studi Kelayakan Sebelumnya 14-
4
Tabel 14-4 Kebutuhan Peralatan Penambangan Dokumen Studi Kelayakan Revisi I ..... 14-5

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | xix
Tabel 14-5 Rencana Anggaran Biaya PPM ...................................................................... 14-7
Tabel 14-6 Kebutuhan Jumlah Tenaga Kerja Dokumen Studi Kelayakan Sebelumnya .. 14-8
Tabel 14-7 Kebutuhan Jumlah Tenaga Kerja Dokumen Studi Kelayakan Revisi 1 ........ 14-8
Tabel D-1 Rencana Kebutuhan Jumlah Peralatan Utama dan Penunjang ..................... XCIX
Tabel F-1 Harga Pokok Penjualan Setelah Inflasi .............................................................. CII
Tabel F-2 Inflasi Biaya/Beban ............................................................................................ CII
Tabel F-3 Biaya Bahan Bakar ............................................................................................ CII
Tabel F-4 Biaya Land Clearing .........................................................................................CIII
Tabel F-5 Biaya Peralatan Utama Penambangan ..............................................................CIII
Tabel F-6 Biaya Peralatan Support Penambangan ........................................................... CIV
Tabel F-7 Biaya Perbaikan dan Perawatan Peralatan Utama dan Support .........................CV
Tabel F-8 Biaya Pengangkutan (Coal Hauling) ke Pelabuhan PT. BNJM ....................... CVI
Tabel F-9 Laporan Laba Rugi dan Arus Kas ................................................................... CVII
Tabel F-10 Neraca Keuangan ........................................................................................... CIX
Tabel F-11 Analisis Sensitivitas NPV @10% .................................................................. CXI
Tabel F-12 Analisis Sensitivitas NPV @12% ................................................................. CXII
Tabel F-13 Analisis Sensitivitas Biaya Capital .............................................................. CXIII

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | xx
1. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Batubara adalah salah satu energi fosil yang saat ini banyak dibutuhkan sebagai
pembangkit tenaga listrik. Beberapa tahun terakhir proses pemanfaatan batubara pada
industri hilirisasi semakin bervariasi. Dengan demikian, industri batubara masih memiliki
nilai ekonomi yang baik hingga beberapa tahun mendatang. Merujuk dari hal tersebut, PT.
Karya Inti Sakti Bara (PT. KISB) yang merupakan perusahaan batubara yang terletak di
Barito Timur, Kalimantan Tengah dan Tabalong, Kalimantan Selatan merasa perlu adanya
peningkatan aktivitas meliputi kegiatan eksplorasi lanjutan dan penambangan di dalam area
konsesi.
PT. KISB mendapatkan Kuasa Pertambangan (KP) Eksplorasi pada 21 Mei 2001
merujuk dari Keputusan Direktur Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral No.
025K/20.01/DJG/2001. Kemudian, pada tahun 2002 terjadi perubahan luas dan penjelasan
batas wilayah KP Eksplorasi dari keputusan Direktur Jendral Geologi dan Sumber Daya
Mineral Nomor : 239.K/40.OO/DJG/2002, tanggal 19 Desember 2002 yang berada pada
Lubung, Jango, Panaan dan sekitarnya, Kecamatan Dusun Tengah, Awang dan Patangkep
Tutui, Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah, dengan areal seluas 2,109
Hektar. Dilanjutkan, pada tahun 2013 terdapat pengajuan untuk melakukan perpanjangan
IUP Produksi. Dimana merujuk dari Keputusan Bupati Barito Timur No. 314a tahun 2013
yang semula luasan IUP yaitu 753.4 ha berubah menjadi 704.5 ha. Kemudian pada tahun
2018, PT. KISB memperoleh persetujuan perpanjangan 10 tahun kedua (sampai pada tanggal
29 Agustus 2028) sesuai Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Nomor 68/I/IUP/PMA/2018 tentang Persetujuan Penyesuaian dan Perpanjangan Kedua Izin
Usaha Pertambangan Operasi Produksi dalam Rangka Penanaman Modal Asing untuk
Komoditas Batubara Kepada PT Karya Inti Sakti Bara pada tanggal 15 Oktober 2018. Pada
tahun 2020, PT. KISB melakukan verifikasi lokasi IUP sesuai dengan Surat dari Direktur
Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral Nomor
193/35/DBP.PW/2020 Perihal Verifikasi Lokasi IUP PT Karya Inti Sakti Bara yang
menjelaskan wilayah PT KISB berada pada 2 provinsi yaitu di Kabupaten Tabalong,
Provinsi Kalimantan Selatan dan Kabupaten Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 1-1
Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan studi kelayakan revisi I ini adalah membuat kajian terhadap
potensi batubara di wilayah IUP Operasi Produksi (OP) PT. KISB layak atau tidak untuk
ditambang dari sisi tekno-ekonomi setelah adanya rencana perubahan yang meliputi;
penambahan lokasi penambangan yang semula di Blok Jango akan dibuka di Blok Bahalang,
rencana penambahan lokasi ini dilakukan setelah dilakukannya pit optimasi di Blok
Bahalang. Penambahan lokasi penambangan tentunya akan merubah rona akhir
pascatambang PT. KISB. Selain itu, adanya rencana peningkatan kapasitas produksi yang
semula 200,000 ton menjadi 321,980.86 ton.
Beberapa parameter yang akan dikaji, meliputi jumlah cadangan, strategi
penambangan, cara pengangkutan dan penimbunan, pengelolaan dampak lingkungan yang
mungkin terjadi, cara pengolahan, tinjauan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), kebutuhan
sumber daya manusia, dan berapa besar perkiraan investasi yang diperlukan akibat adanya
rencana perubahan tersebut.
Tujuan dilakukan penyusunan dokumen studi kelayakan revisi I ini diharapkan dapat
menggantikan dokumen studi kelayakan sebelumnya. Sehingga pada tahap selanjutnya dapat
digunakan sebagai acuan dan pertimbangan untuk menyusun program kegiatan dan prioritas
kegiatan tambang yang akan dilakukan. Disamping itu, kajian studi kelayakan ini dapat
dijadikan sebagai salah satu alat dan panduan bagi pemerintah daerah maupun pusat untuk
menilai dan mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh PT. KISB.

Ruang Lingkup dan Metode Studi

Ruang lingkup kajian yang dilakukan pada dokumen studi kelayakan revisi I ini
meliputi:
• Kondisi umum lokasi tambang mencakup lokasi dan luas wilayah penambangan,
kesampaian daerah, keadaan lingkungan daerah penyelidikan, kondisi geologi, topografi,
hidrologi, serta sarana dan prasarana;
• Keadaan geologi yang berkaitan dengan endapan batubara mencakup struktur geologi,
kemenerusan dan kemiringan batubara, kuantitas dan kualitas batubara;
• Aspek penambangan yang terdiri dari sistem dan metode penambangan, tahapan
penambangan, rencana produksi, serta peralatan tambang yang meliputi jumlah dan jenis
peralatan yang akan digunakan;

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 1-2
• Sistem pengangkutan dan penimbunan batubara yang meliputi lokasi dan luas areal
penimbunan, jalan angkut, dan kondisi infrastruktur;
• Aspek sosial yang meliputi kondisi masyarakat sekitar berdasarkan kondisi geografi,
demografi, adat dan budaya, serta mata pencarian masyarakat;
• Kondisi lingkungan yang meliputi dampak lingkungan, pemantauan dan pengelolaan
pada saat operasi produksi dan pasca penambangan, serta aspek kesehatan dan
keselamatan kerja, dan;
• Keekonomian batubara yang mencakup biaya operasional batubara berdasarkan dengan
target produksi dan harga pasar, untuk bisa menciptakan nilai ekonomi dari aktivitas
penambangan;
Metode yang digunakan yaitu dengan studi pustaka dari dokumen studi kelayakan
dan laporan eksplorasi sebelumnya. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan kegiatan
pemetaan ulang kondisi geologi detail, memperbarui model geologi, setelah itu terhadap
tekno ekonomi tambang akan dilakukan kajian ulang mengikuti rencana penambahan lokasi
penambangan dan peningkatan kapasitas produksi. Kajian tersebut meliputi rencana
produksi, target pasar, harga jual, pengembangan infrastruktur dalam beberapa tahun
mendatang, dan aspek keekonomian yang menjadi akibat dari perubahan tersebut.

Pelaksana Studi

Dalam menyusun studi kelayakan, perlu adanya beberapa disiplin ilmu yang bisa
menunjang studi secara baik dan benar dalam kegiatan observasi lapangan, pengolahan data
studio, analisis conto, dan pembuatan laporan. Sehingga, penyusun dokumen studi
kelayakan revisi I terdiri dari berbagai bidang keahlian, diantaranya:
• Ahli Geologi, yang terdiri dari sub keahlian dalam memetakan kondisi geologi detail,
ahli geologi struktur, permodelan geologi dan perhitungan sumber daya yang
menjadi acuan dalam perencanaan dan keekonomian pertambangan;
• Ahli Pertambangan, yang terdiri dari sub keahlian perencanaan tambangan dan
cadangan yang datanya diperoleh dari ahli geologi. Setelah itu, dilakukan persiapan
infrastruktur, penentuan dalam penggunaan alat berat, dan perhitungan cadangan
pertambangan;
• Ahli Lingkungan dan Kesehatan Keselamatan Kerja (K3), yang bertugas untuk
mengidentifikasi dampak lingkungan, pemantauan dan pengelolaan lingkungan yang

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 1-3
baik, perencanaan pasca tambang, serta bagaimana melakukan manajemen tentang
K3 pekerja tambang dan penduduk di lingkar tambang;
• Ahli Sosial, yang memiliki kemampuan dalam melakukan pemetaan sosial
masyarakat lingkar tambang untuk bisa mengetahui apa yang bisa dikembangkan dan
memajukan perekonomian masyarakat dengan program-program unggulan yang
akan dicanangkan oleh perusahaan.
• Ahli Ekonomi, yang memiliki kemampuan untuk bisa melakukan analisis investasi,
sumber modal, menghitung biaya produksi, penghitungan IRR, NPV dan PBP, serta
aspek pemasaran batubara.

Jadwal Waktu Studi

Pelaksanaan studi berlangsung selama 6 (enam) bulan dengan rentang waktu


September 2019 hingga Maret 2020. Adapun dalam rentang waktu tersebut terdiri dari
observasi lapangan, preparasi laboratorium, pekerjaan studio, validasi dan verifikasi data.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 1-4
2. KEADAAN UMUM

Lokasi dan Luas Wilayah IUP yang Dimohon

Merujuk dari Keputusan Kepala BKPM dengan No. 68/1/IUP/PMA/2018 pada 15


Oktober 2018, luas area konsesi turun PT. KISB seluas 704.50 ha yang berada pada 3 (tiga)
kecamatan yaitu Kecamatan Patangkep Tutui, Awang, dan Paku, Kabupaten Barito Timur,
Provinsi Kalimantan Tengah. Pada tahun 2020, PT. KISB melakukan verifikasi lokasi IUP
sesuai dengan Surat dari Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan
Sumberdaya Mineral Nomor 193/35/DBP.PW/2020 Perihal Verifikasi Lokasi IUP PT Karya
Inti Sakti Bara yang menjelaskan wilayah PT KISB berada pada 2 provinsi yaitu di
Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan dan Kabupaten Barito Timur Provinsi
Kalimantan Tengah. Adapun batas koordinat dari lokasi IUP dapat dilihat pada Tabel 2-1.

Tabel 2-1 Batas Koordinat IUP PT. KISB


No Garis Bujur (BT) Garis Lintang (LS)
Titik ° ' " ° ' "
1 115 19 52.4 1 52 38.4
2 115 20 15.1 1 52 38.4
3 115 20 15.1 1 52 44.7
4 115 20 26.2 1 52 44.7
5 115 20 26.2 1 55 58.8
6 115 19 10 1 55 58.8
7 115 19 10 1 54 31
8 115 20 1 1 54 31
9 115 20 1 1 53 44
10 115 19 52.1 1 53 44

Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik


Indonesia Nomor SK.8108/MENLHK-PKTL/KUH/PLA.2/11/2018 pada tanggal 23
November 2018, bahwa pada IUP OP PT. KISB seluas 267.57 ha di bagian utara termasuk
dalam Kawasan Hutan Produksi Tetap (HP), sedangkan bagian selatan termasuk Area
Penggunaan Lain (APL) seluas 436.83 ha. Peta situasi wilayah kawasan hutan di IUP OP
PT. KISB dapat dilihat pada Gambar 2-1.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 2-1
Gambar 2-1 Peta Situasi Wilayah Kawasan Hutan IUP OP PT. KISB

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 2-2
Kesampaian Daerah dan Sarana Perhubungan Setempat

Lokasi penyelidikan dapat ditempuh dari Ibukota Negara yaitu Jakarta dengan
menggunakan transportasi udara melalui Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan ataupun
langsung menuju Kalimantan Tengah, setelah itu dilanjutkan dengan perjalanan darat untuk
bisa sampai ke lokasi tambang. Adapun 2 (dua) skema rute sebagai berikut:
• Jakarta melalui Bandar Udara Soekarno Hatta/ Halim Perdana Kusuma menuju
Bandar Udara Syamsudin Noor, Kalimantan Selatan dengan perjalanan selama 1
jam 40 menit ke arah Timur Timur laut, kemudian dilanjutkan perjalanan darat
menuju Tanjung, Kabupaten Tabalong ke utara sejauh 5 jam 40 menit (± 206 km),
setelah itu ke arah timur menuju Desa Jango selama 1 jam 10 menit (± 41 km), dan;
• Jakarta melalui Bandar Udara Soekarno Hatta/ Halim Perdana Kusuma menuju
Bandar Udara Warukin, Tanjung, Kalimantan Tengah (Penerbangan hanya ada pada
hari tertentu) sejauh 1 jam 50 menit kearah Timur Timur Laut, kemudian dilanjutkan
dengan perjalanan darat ke arah utara menuju Desa Jango selama 1 jam 30 menit (±
52.3 km).
Jalan yang dilalui untuk bisa menuju lokasi tambang melalui jalan provinsi yang
menghubungkan antara Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah yaitu Jl. Ahmad Yani
dan disambung melalui Jl. Basuki Rahmat, dimana kondisi jalan pada umumnya bisa dilalui
oleh 2 (dua) kendaraan sekaligus. Adapun lokasi IUP PT. KISB dapat dilihat pada Gambar
2-2.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 2-3
Gambar 2-2 Lokasi dan Kesampaian Wilayah IUP PT. KISB

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 2-4
Keadaan Lingkungan Daerah

Barito Timur merupakan salah satu kabupaten dengan area yang memiliki banyak
lokasi pertambangan, berdasarkan Laporan Badan Pusat Statistik 2019, pada tahun 2018
terdapat 60 IUP Produksi Batubara dengan luas 97,081.58 ha, dan 5 (lima) IUP Eksplorasi
Batubara dengan luas 10,157.30 ha. Berikut adalah keadaan di Kabupaten Barito Timur:
A. Kependudukan
Berdasarkan data statistik Kabupaten Barito Timur yang terangkum dalam laporan
yang dipublikasikan dengan judul Kabupaten Barito Timur Dalam Angka 2019 yang
dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Kabupaten Barito Timur mempunyai luas
wilayah 3,834 km2 yang terdiri dari 10 kecamatan dengan jumlah desa/kelurahan sebanyak
97 desa/kelurahan.
Jumlah penduduk Kabupaten Barito Timur pada tahun 2018 adalah 123,557 jiwa,
terdiri atas 51.54% laki-laki dan 48.45% perempuan dengan kepadatan penduduk yang
tergolong jarang, yakni sekitar 31-32 jiwa per km2.
Jumlah rumah tangga tahun 2018 sebanyak 32,493 rumah tangga yang tersebar di 10
kecamatan. Kecamatan dengan jumlah penduduk tertinggi adalah Dusun Timur dengan
penduduk 31,846 jiwa. Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan
Dusun Tengah dengan kepadatan 71-72 jiwa/km2. Sedangkan kecamatan dengan jumlah dan
kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Paju Epat dengan jumlah penduduk 5,116
jiwa dan kepadatan penduduk 7 jiwa/km2. Data penduduk Kabupaten Barito Timur dapat
dilihat pada Tabel 2-2.

Tabel 2-2 Jumlah Penduduk Kabupaten Barito Timur Tahun 2018


Laju
Persentase Kepadatan Rasio
Penduduk Pertumbuhan per
No Kecamatan Penduduk Penduduk Jenis
(ribu) Tahun 2010-2018
(%) per Km2 Kelamin
(%)
1 Benua Lima 7,034 1.44 5.69 27.26 111.93
2 Dusun Timur 31,846 4.02 25.77 36.70 103.11
3 Paju Epat 5,116 2.47 4.14 7.70 110.88
4 Awang 6,241 1.08 5.05 30.74 104.82
5 Patangkep Tutui 9,844 3.08 7.97 38.60 113.03
6 Dusun Tengah 26,935 1.74 21.80 72.60 103.42
7 Raren Batuah 9,398 2.09 7.61 50.53 111.43
8 Paku 8,815 1.51 7.13 32.41 107.36
9 Karusen Janang 5,764 3.17 4.67 32.38 106.82
10 Pematang Karau 12,564 1.08 10.17 21.79 107.60
Total 123,557 2.36 100.00 32.23 106.38
Sumber: BPS Kabupaten Barito Timur Dalam Angka 2019.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 2-5
B. Pendidikan
Pada tahun 2018, rasio murid terhadap guru di Barito Timur termasuk ideal, rata-rata
seorang guru menangani 7 orang murid untuk Sekolah Dasar (SD), 7 orang murid untuk
Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan 9 orang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA). Data
jumlah sekolah, guru, murid, dan rasio murid-guru dapat dilihat pada Tabel 2-3 sampai 2-
11.

Tabel 2-3 Jumlah Sekolah, Guru, Murid, dan Rasio Murid-Guru Taman Kanak-kanak (TK) Kabupaten Barito Timur
2018/2019
Sekolah Guru Murid
Kecamatan Rasio Murid-Guru
Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
Benua Lima 1 8 16 26 21 169 5.93
Dusun Timur 1 33 9 146 56 946 6.46
Paju Epat - 10 - 25 - 244 9.76
Awang - 12 - 23 - 161 7.00
Patangkep Tutui - 13 - 26 - 208 8.00
Dusun Tengah - 19 - 53 - 557 10.50
Raren Batuah - 8 - 17 - 158 9.29
Paku - 14 - 36 - 266 7.38
Karusen Janang - 9 - 22 - 153 6.95
Pematang Karau - 13 - 34 - 288 8.47
Total 2 139 25 408 77 3,150 8.42
Sumber: BPS Kabupaten Barito Timur Dalam Angka 2019.

Tabel 2-4 Jumlah Sekolah, Guru, Murid, dan Rasio Murid-Guru Raudatul Athfal (RA) Kabupaten Barito Timur
2018/2019
Kecamatan Sekolah Guru Murid Rasio Murid-Guru
Benua Lima - - - -
Dusun Timur 1 8 57 7.12
Paju Epat - - - -
Awang - - - -
Patangkep Tutui - - - -
Dusun Tengah 2 12 117 9.75
Raren Batuah 4 17 112 6.58
Paku - - - -
Karusen Janang - - - -
Pematang Karau 1 4 53 13.25
Total 8 41 339 8.26
Sumber: BPS Kabupaten Barito Timur Dalam Angka 2019.

Tabel 2-5 Jumlah Sekolah, Guru, Murid, dan Rasio Murid-Guru Sekolah Dasar (SD) Kabupaten Barito Timur 2017/2018
Kecamatan Sekolah Guru Murid Rasio Murid-Guru
Benua Lima 11 104 502 4.83
Dusun Timur 29 381 3.367 8.84
Paju Epat 8 104 657 6.32
Awang 12 89 605 6.80
Patangkep Tutui 13 123 914 7.43
Dusun Tengah 22 233 2.214 9.50
Raren Batuah 9 112 802 7.16
Paku 14 138 926 6.71
Karusen Janang 10 115 662 5.76
Pematang Karau 18 181 1.252 6.92

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 2-6
Kecamatan Sekolah Guru Murid Rasio Murid-Guru
Total 146 1,580 11,901 7.53
Sumber: BPS Kabupaten Barito Timur Dalam Angka 2019.

Tabel 2-6 Jumlah Sekolah, Guru, Murid, dan Rasio Murid-Guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kabupaten Barito Timur
2017/2018
Kecamatan Sekolah Guru Murid Rasio Murid-Guru
Benua Lima 1 15 108 7.20
Dusun Timur 2 28 502 17.92
Paju Epat - - - -
Awang - - - -
Patangkep Tutui - - - -
Dusun Tengah 4 64 907 14.17
Raren Batuah 1 11 139 12.63
Paku - - - -
Karusen Janang - - - -
Pematang Karau 1 30 185 6.16
Total 10 148 1,832 12.37
Sumber: BPS Kabupaten Barito Timur Dalam Angka 2019.

Tabel 2-7 Jumlah Sekolah, Guru, Murid, dan Rasio Murid-Guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kabupaten Barito
Timur 2018/2019
Kecamatan Sekolah Guru Murid Rasio Murid-Guru
Benua Lima 2 54 208 3.85
Dusun Timur 6 124 1,164 9.39
Paju Epat 4 65 270 4.15
Awang 2 42 310 7.38
Patangkep Tutui 2 39 335 8.59
Dusun Tengah 4 93 843 9.06
Raren Batuah 2 35 233 6.66
Paku 2 43 495 11.51
Karusen Janang 2 32 234 7.31
Pematang Karau 2 41 365 8.68
Total 28 568 4,448 7.83
Sumber: BPS Kabupaten Barito Timur Dalam Angka 2019.

Tabel 2-8 Jumlah Sekolah, Guru, Murid, dan Rasio Murid-Guru Madrasah Tsanawiyah (MTs) Kabupaten Barito Timur
2018/2019
Kecamatan Sekolah Guru Murid Rasio Murid-Guru
Benua Lima 1 13 74 5.69
Dusun Timur 1 25 336 13.44
Paju Epat - - - -
Awang - - - -
Patangkep Tutui - - - -
Dusun Tengah 3 51 597 11.70
Raren Batuah 1 6 53 8.83
Paku - - - -
Karusen Janang - - - -
Pematang Karau 1 14 170 12.14
Total 7 105 1,230 11.71
Sumber: BPS Kabupaten Barito Timur Dalam Angka 2019.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 2-7
Tabel 2-9 Jumlah Sekolah, Guru, Murid, dan Rasio Murid-Guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Kabupaten Barito Timur
2018/2019
Kecamatan Sekolah Guru Murid Rasio Murid-Guru
Benua Lima 1 30 158 5.27
Dusun Timur 2 49 722 14.73
Paju Epat 2 35 189 5.40
Awang 1 23 169 7.35
Patangkep Tutui 1 23 155 6.74
Dusun Tengah 1 39 694 17.79
Raren Batuah 1 17 78 4.59
Paku 1 22 250 11.36
Karusen Janang 1 18 83 4.61
Pematang Karau 1 23 239 10.35
Total 12 279 2,736 9.81
Sumber: BPS Kabupaten Barito Timur Dalam Angka 2019.

Tabel 2-10 Jumlah Sekolah, Guru, Murid, dan Rasio Murid-Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kabupaten Barito
Timur 2017/2018
Kecamatan Sekolah Guru Murid Rasio Murid-Guru
Benua Lima - - - -
Dusun Timur 4 95 1,115 9.37
Paju Epat - - - -
Awang - - - -
Patangkep Tutui - - - -
Dusun Tengah - - - -
Raren Batuah 1 43 592 13.77
Paku 1 14 170 12.14
Karusen Janang - - - -
Pematang Karau - - - -
Total 6 176 1,877 10.66
Sumber: BPS Kabupaten Barito Timur Dalam Angka 2019.

Tabel 2-11 Jumlah Sekolah, Guru, Murid, dan Rasio Murid-Guru Madrasah Aliyah (MA) Kabupaten Barito Timur
2018/2019
Kecamatan Sekolah Guru Murid Rasio Murid-Guru
Benua Lima - - - -
Dusun Timur 1 16 123 7.68
Paju Epat - - - -
Awang - - - -
Patangkep Tutui - - - -
Dusun Tengah 1 19 194 10.21
Raren Batuah - - - -
Paku - - - -
Karusen Janang - - - -
Pematang Karau 1 19 142 7.47
Total 3 54 459 24.15
Sumber: BPS Kabupaten Barito Timur Dalam Angka 2019.

C. Agama
Masyarakat yang ada di Kabupaten Barito Timur mayoritas merupakan penganut
agama Islam, kemudian disusul agama Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan lainya, secara
rinci dapat dilihat pada tabel 2-12. Tempat peribadatan di Kabupaten Barito Timur paling

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 2-8
banyak adalah Gereja Protestan, disusul Mushola, Masjid, Gereja Katolik, Pura, dan Vihara
(Tabel 2-13).

Tabel 2-12 Jumlah Penduduk Menurut Agama Kabupaten Barito Timur 2018
Islam Protestan Katolik Hindu Budha Lainnya
Kecamatan
Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa
Benua Lima 2,938 3,308 276 53 4 -
Dusun Timur 11,255 13,392 2,370 459 6 1
Paju Epat 3,331 1,751 530 160 - -
Awang 720 3,138 1,457 987 - -
Patangkep Tutui 2,407 3,069 671 693 12 1
Dusun Tengah 18,946 3,680 1,086 1,409 1 -
Raren Batuah 4,948 2,574 840 106 - -
Paku 1,776 5,001 1,314 886 - 1
Karusen Janang 1,271 3,072 632 84 - -
Pematang Karau 9,714 2,454 410 183 - -
Total 57,306 41,439 9,586 5,020 23 3
Sumber: BPS Kabupaten Barito Timur Dalam Angka 2019.

Tabel 2-13 Jumlah Tempat Peribadatan Kabupaten Barito Timur 2018


Gereja Gereja
Kecamatan Masjid Mushola Pura Vihara
Protestan Katolik
Benua Lima 4 8 11 4 - -
Dusun Timur 10 23 52 14 1 -
Paju Epat 4 5 10 4 4 -
Awang 1 4 22 11 7 -
Patangkep Tutui 8 7 24 6 7 1
Dusun Tengah 12 35 14 6 8 -
Raren Batuah 9 16 13 6 3 -
Paku 5 2 25 6 8 -
Karusen Janang 4 7 17 4 2 -
Pematang Karau 13 26 14 5 2 -
Total 70 133 202 66 42 1
Sumber: BPS Kabupaten Barito Timur Dalam Angka 2019.

Umumnya, kepercayaan yang dianut oleh masyarakat di sekitar IUP PT. KISB yaitu
pada Kecamatan Patangkep Tutui, Paku, dan Awang adalah Kristiani (Protestan & Katolik),
Muslim dan Hindu, dimana mayoritas penduduk beragama Kristiani, dengan suku Dayak
Maanyan.
D. Kesehatan
Berdasarkan BPS Kabupaten Barito Timur Dalam Angka Tahun 2019, jumlah rumah
sakit yang ada di Kabupaten Barito Timur sebanyak 1 unit, yaitu terletak di Dusun Timur.
Selain itu terdapat 2 unit rumah sakit bersalin di Dusun Timur. Terdapat 10 unit klinik, yang
paling banyak berada di Dusun Timur sebanyak 4 unit, begitu juga dengan puskesmas paling
banyak berada di Dusun Timur sebanyak 2 unit. Sarana kesehatan yang ada di Kabupaten

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 2-9
Barito Timur secara rinci dapat dilihat pada tabel 2-14. Sedangkan rincian jumlah tenaga
kesehatan yang ada di Kabupaten Barito Timur dapat dilihat pada tabel 2-15.

Tabel 2-14 Sarana Kesehatan Kabupaten Barito Timur Tahun 2018


Fasilitas Kesehatan
Kecamatan Rumah Rumah Sakit
Klinik Puskesmas Pustu Apotek
Sakit Bersalin
Benua Lima - - - 1 4 -
Dusun Timur 1 2 4 2 9 9
Paju Epat - - 2 1 9 -
Awang - - - 1 6 -
Patangkep Tutui - - 1 1 5 -
Dusun Tengah - - 2 1 5 5
Raren Batuah - - - 1 8 -
Paku - - - 1 8 1
Karusen Janang - - - 1 4 -
Pematang Karau - - 1 1 8 -
Total 1 2 10 11 66 15
Sumber: BPS Kabupaten Barito Timur Dalam Angka 2019.

Tabel 2-15 Tenaga Kesehatan Kabupaten Barito Timur Tahun 2018


Tenaga Kesehatan
Kecamatan
Dokter Perawat Bidan Farmasi Ahli Gizi
Benua Lima 1 22 18 2 2
Dusun Timur 3 62 55 5 5
Paju Epat 1 20 14 1 1
Awang 1 16 14 2 1
Patangkep Tutui 2 23 16 2 1
Dusun Tengah 2 41 22 7 1
Raren Batuah 1 20 14 - 1
Paku 1 6 4 1 1
Karusen Janang 1 27 17 3 2
Pematang Karau 3 22 24 1 1
Total 16 259 198 24 16
Sumber: BPS Kabupaten Barito Timur Dalam Angka 2019.

E. Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk Kabupaten Barito Timur sebagian besar adalah di sektor
pertanian, kehutanan, perburuan, dan perikanan yang mempunyai persentase 52.20% dari
jumlah angkatan kerja tahun 2018. Kemudian disusul di sektor jasa kemasyarakatan, sosial,
dan perorangan dengan persentase 19.52%, secara rinci dapat dilihat pada tabel 2-16.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 2-10
Tabel 2-16 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu Menurut Lapangan
Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin di Kabupaten Barito Timur Tahun 2018
No Sektor Mata Pencaharian Laki-laki Perempuan Jumlah
Pertanian, Kehutanan, Perburuan,
1 18,585 17,669 36,254
dan Perikanan
2 Pertambangan dan Penggalian 4,157 125 4,282
3 Industri Pengolahan 1,030 927 1,957
4 Listrik, Gas, dan Air 353 0 353
5 Bangunan 2,552 174 2,726
Perdagangan Besar, Eceran,
6 3,296 4,122 7,418
Rumah Makan, dan Hotel
Angkutan, Pergudangan, dan
7 1,946 79 2,025
Komunikasi
Keuangan, Asuransi, Usaha
8 Persewaan Bangunan, Tanah, dan 254 617 871
Jasa Perusahaan
Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan
9 8,485 5,078 13,563
Perorangan
Total 40,658 28,791 69,449
Sumber: BPS Kabupaten Barito Timur Dalam Angka 2019.

F. Flora dan Fauna


Berdasarkan dokumen studi kelayakan sebelumnya, jenis flora yang ada di IUP OP
PT. KISB sebagian besar berupa hutan sekunder, dan selebihnya berupa hutan primer,
perkebunan, dan ladang perorangan. Jenis fauna yang masih banyak ditemukan berupa satwa
liar antara lain babi hutan, ular, kera, rusa, dan berbagai jenis burung dengan habitat yang
relatif agak jauh masuk ke dalam hutan dan jauh dari pemukiman penduduk. Sedangkan
satwa yang dipelihara oleh penduduk setempat diantaranya adalah sapi, kambing, babi,
anjing, itik, dan ayam.
G. Klimatologi
Sebagian daerah di Kabupaten Barito Timur beriklim tropis, rata-rata suhu udara
tahun 2018 diantara 21.9oC-35.0oC. Rata-rata curah hujan setiap bulan mengalami
penurunan cukup besar, yaitu 232.06 mm di tahun 2017 menjadi 205.70 mm di tahun 2018.
Penurunan curah hujan terbesar terjadi di bulan Agustus 2018. Demikian juga dengan
banyaknya hari hujan setiap bulannya yang mengalami penurunan dari 21 hari di tahun 2017
menjadi 17 hari di tahun 2018.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 2-11
3. GEOLOGI DAN KEADAAN ENDAPAN

Geologi Regional

Daerah penelitian terletak pada Cekungan Barito yang berada di sebelah Tenggara
Kalimantan serta dibatasi oleh Pegunungan Meratus pada bagian timur dan Sundaland pada
bagian barat. Pada bagian utara terdapat Sesar Andang atau Barito-Kutei Cross Fault yang
membatasi antara Cekungan Barito dan Cekungan Kutai (Kusuma dan Darin, 1989).
Cekungan Barito memiliki bentuk yang asimetri dan terdiri dari fore deep pada zona frontal
dari Pegunungan Meratus dan platform yang berbatasan dengan kerak Sundaland (Satyana
dan Silitonga, 1994). Secara umum struktur yang berkembang pada Cekungan Barito dapat
terbagi menjadi dua rezim tektonik (Patra Nusa Data, 2006).
Rezim pertama berupa rezim transtensional yang menghasilkan sesar geser sinistral
yang memiliki orientasi arah barat laut - tenggara dan rezim kedua berupa rezim
transpresional yang diikuti convergent up-lift, reaktivasi dan pembalikan dari struktur yang
telah ada sebelumnya dan menghasilkan wrenching, lipatan, serta patahan.

Topografi dan Geomorfologi

Geomorfologi daerah penelitian secara bentukan elevasi merupakan daerah


perbukitan bergelombang hingga dataran rendah dan di beberapa tempat terdapat daerah
perbukitan terjal. Morfogenesa dan morfometri berdasarkan hasil analisis data geomorfologi
menurut Van Zuidam (1983) dapat dibedakan menjadi dua satuan bentuk lahan yaitu Satuan
Bentuklahan Perbukitan Antiklin dan Satuan Lereng Denudasi yang terdiri dari dua unit
bentuk lahan yaitu Perbukitan Terjal dan Perbukitan Landai. Dari kenampakkan peta
topografi daerah penelitian memperlihatkan adanya kelurusan-kelurusan punggungan yang
berarah barat daya - timur laut, kenampakkan ini memperlihatkan adanya suatu keterkaitan
dan hubungan antara kelurusan punggungan, perbukitan maupun lembah dengan jurus dan
kemiringan pelapisan batuan serta litologi penyusunnya yang mengindikasikan adanya
gejala serta kontrol struktur geologi.

Litologi

Secara umum sedimentasi di Cekungan Barito ialah suatu daur lengkap sedimentasi
yang terdiri dari seri transgresi dan regresi. Fase transgresi terjadi pada kala Eosen – Miosen
Awal dan disertai dengan pengendapan Formasi Tanjung dan Berai, sedangkan fase regresi
berlangsung pada kala Miosen Tengah hingga Pliosen bersamaan dengan diendapkannya

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 3-1
Formasi Warukin dan Dahor (Gambar 3-1). Dengan kondisi tersebut, Cekungan Barito
tersusun dari beberapa litologi yang terbentuk dalam lingkungan pengendapan dan kontrol
struktur geologi yang berbeda-beda. Stratigrafi Cekungan Barito dari tua ke muda yaitu
sebagai berikut:
• Formasi Tanjung
Formasi batuan sedimen yang paling tua, berumur Eosen, yang diendapkan pada
lingkungan paralis hingga neritik dengan ketebalan 900-1100 meter, terdiri dari (atas
ke bawah ) batunapal, batulanau, batupasir, sisipan batubara dan konglomerat
sebagai komponen utama. Hubungannya tidak selaras dengan batu pra-tersier.
• Formasi Berai
Formasi ini diendapkan pada lingkungan lagoon hingga neritik tengah dengan
ketebalan 107-1300 meter. Berumur Oligosen bawah sampai Miosen awal,
hubungannya selaras dengan Formasi Tanjung yang terletak dibawahnya. Formasi
ini terdiri dari pengendapan laut dangkal di bagian bawah, batu gamping dan napal
dibagian atas.
• Formasi Montalat
Formasi ini terdiri atas batupasir kuarsa dan batulempung bersisipan batulanau,
serpih dan batubara. Batupasir, kuning muda-kelabu, berbutir halus-sedang, kuarsa
dominan, kekompakan sedang, struktur sedimen cross-bedding, laminasi paralel dan
bioturbasi. Batulempung, kelabu–kehijauan, masif, laminasi, mengandung sisipan
batulanau, lempung karbonan, serpih dan batubara. Batulanau, kelabu, laminasi,
setempat berkarbon. Serpih, coklat- kehitaman, kaya kandungan organik,
mengindikasikan bitumen padat. Batubara, hitam, memiliki tekstur massive – brittle.
Formasi Montalat diperkirakan diendapkan di lingkungan laut dangkal.
• Formasi Warukin
Formasi ini diendapkan pada lingkungan neritik dalam hingga delta dengan
ketebalan 1000 - 2400 meter, dan merupakan formasi paling produktif, berumur
Miosen Tengah sampai Pleistosen Bawah. Pada formasi ini ada tiga lapisan paling
dominan, yaitu :
a. Batulempung dengan ketebalan ± 100 meter
b. Batunapal dan batupasir dengan ketebalan 600 - 900 meter, dengan bagian atas
terdapat deposit batubara sepanjang 10 meter.
c. Lapisan batubara dengan tebal cadangan 20 - 50 meter, yang pada bagian bawah
lapisannya terdiri dari batupasir yang tidak kompak dan lapisan bagian atasnya

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 3-2
yang berupa lempung dengan ketebalan 150 - 850 meter. Formasi Warukin ini
hubungannya selaras dengan Formasi Berai yang ada dibawahnya.
• Formasi Dahor
Formasi ini diendapkan pada lingkungan litoral hingga supra-litoral, yang berumur
Miosen sampai Plio-Plistosen dengan ketebalan 450 - 840 meter. Formasi ini
hubungannya tidak selaras dengan ketiga formasi di bawahnya dan tidak selaras
dengan endapan aluvial yang ada di atasnya. Formasi ini terdiri dari perselingan
batuan konglomerat dan batupasir yang tidak kompak, pada formasi ini juga
ditemukan batulempung lunak, lignit dan limonit.
• Endapan Aluvium
Merupakan kelompok batuan yang paling muda yang tersusun oleh kerikil, pasir,
lanau, lempung, dan lumpur yang tersebar di morfologi dataran dan sepanjang aliran
sungai.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 3-3
Gambar 3-1 Kolom Stratigrafi Regional Cekungan Barito

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 3-4
Struktur Geologi

Pada Cekungan Barito, jika diurutkan sejarah struktur ditandai oleh perbedaan yang
jelas pada zaman Paleogen dan Neogen. Pemekaran basement adalah awal mula
pembentukan struktur cekungan pada kala Paleosen – Eosen. Kondisi ini terus terjadi hingga
kala Oligosen – Miosen dengan terjadi subsidence secara lokal dan regional serta proses
peregangan lithosfer yang mempengaruhi cekungan pada pertengahan Miosen, struktur yang
terjadi berubah menjadi pengkerutan. Pengangkatan secara regional dan patahan yang
bersifat kompresional muncul pada kala Miosen Tengah hingga Pliosen-Plistosen. Proses
inversi dan pengaktifan kembali sesar tua secara extensional menghasilkan kenampakkan
yang sekarang terbentuk pada cekungan barito. Pola struktur yang berkembang di pulau
Kalimantan berarah Meratus (Timur laut-Barat daya). Pola ini tidak hanya terjadi pada
struktur-struktur sesar tetapi juga pada arah sumbu lipatan. Perbukitan Tutupan yang berarah
timur laut-barat daya dengan panjang sekitar 20 km terbentuk akibat pergerakan dua patahan
anjakan yang searah. Salah satunya dikenal dengan nama Dahai Thrust Fault yang
memanjang pada kaki bagian barat perbukitan Tutupan. Patahan lain bernama Tanah Abang-
Tepian Timur Thrust Fault yang memanjang pada kaki bagian timur perbukitan Tutupan.
Keberadaan patahan ini diketahui berdasarkan data seismik dan pengeboran sumur minyak
(Asminco,1996). Patahan lain yang tidak berhubungan dengan perbukitan Tutupan dan
berarah timur laut-barat daya terdapat di daerah Wara dengan nama Maridu Thrust Fault.
Patahan-patahan yang terjadi pada umumnya searah dengan bidang pelapisan sehingga tidak
mengganggu penyebaran batubara (Gambar 3-2).

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 3-5
Gambar 3-2 Modifikasi Sebaran Seam Batuan Pengaruh Dari Struktur Regional Di Cekungan Barito (Asminco,1996)

Perlipatan yang menjadi pusat gaya sebagai sumbu sintetik, dan pelepasan pada gaya
antitetik menyusun kembali sesar-sesar pada Cekungan Barito, hal ini menghasilnya
banyaknya sebaran batubara yang terlipat lalu tersesarkan dengan orientasi sudut berselisih
45o-60o (Gambar 3-3).

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 3-6
Gambar 3-3 Bentuk Struktur Regional Yang Berkembang Di Cekungan Barito, Secara Mayor Perkembangan Dari
Perlipatan Pada Fase Peremajaan Mengikuti Struktur Sesar Aktif Yang Menjadi Antithetic Perlipatan

Merujuk dari pengamatan geologi regional IUP PT. KISB dari lembar Buntok Skala
1:250.000 yang dibuat oleh Soetrisno, S. dkk, 1996 terdapat dua formasi termuat dalam area
konsesi, yaitu Formasi Tanjung dan Formasi Berai. Pola kemenerusan relatif barat baratlaut
– selatan menenggara dengan ditemukan adanya perlipatan antiklin dan sesar geser pada
bagian selatan area konsesi (Gambar 3-4).

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 3-7
Gambar 3-4 Peta Geologi Regional Lembar Buntok Skala 1 : 250.000 (Soetrisno dkk., 1994)

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 3-8
Geologi Lokal

Topografi dan Geomorfologi

Secara fisiografi, daerah penyelidikan berada pada daerah barat laut Pegunungan
Meratus yang berpapasan dengan paparan sundaland. Berdasarkan keadaan roman bumi
disepanjang daerah penyelidikan, topografi morfologi memiliki elevasi berkisar dari 74 mdpl
hingga 256 mdpl dengan kemiringan lereng agak terjal hingga terjal. Vegetasi tumbuh subur
dengan beberapa kehadiran perkebunan warga. Kondisi geologi lokal didominasi oleh dari
perbukitan lipatan, dan zona patahan dimana dengan pola sungai pada bagian selatan wilayah
studi berpola semi paralel dengan orientasi arah aliran Selatan baratdaya- utara timurlaut.
Stadia sungai didominasi sungai muda dengan dipenuhi zona rembesan mata air akibat dari
adanya zona lemah dari perkembangan struktur yang ada daerah penyelidikan.

Litologi

Berdasarkan ciri litologi, keberadaan struktur dan pendekatan dengan peta geologi
regional, area konsesi pada Desa Jango, dan sekitarnya, termasuk kedalam Formasi Tanjung.
Pembagian pada Formasi Tanjung dibagi menjadi dua satuan batuan yaitu satuan batu
lempung yang merupakan lapisan pembawa batubara, dan lapisan batupasir. Pada kedua
satuan batuan tersebut ditemukan beberapa litologi yang tersebar, diantaranya; Batupasir
kuarsa, Batupasir, Batukonglomerat pasiran, Batubara, Batulempung, dan batuserpih
karbonan (Gambar 3-5 dan Gambar 3-6). Adapun ciri dari masing-masing litologi yaitu:
• Batupasir kuarsa, memiliki ciri warna segar putih, dan beberapa kondisi lapukan
berwarna putih kemerahan, dan putih kekuningan. memiliki ukuran butir halus-kasar
dengan fragmen berukuran granule hingga peble dengan struktur sedimen yang
berkembang graded bedding.
• Batupasir, memiliki ciri warna segar putih, dan warna lapukan putih kekuningan
dengan ukuran butir halus-sedang, dengan struktur sangat kompak dan beberapa
tempat terdapat bentukan channel yang kontak dengan batu lempung dierosi oleh
batupasir dengan fragmen berukuran granule.
• Batukonglomerat pasiran, memiliki ciri warna putih kekuningan, dengan ukuran butir
batupasir halus-sedang, dengan dominasi fragmen kuarsit dengan ukuran gravel-
cobble. Beberapa tempat mengerosi lapisan batubara.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 3-9
• Batubara, memiliki ciri warna hitam, dengan kilap dull-bright, dengan warna gores
coklat-kehitaman, dengan pecahan uneven-even, brittle, dan memiliki parting berupa
clay putih keabuan, dan clay kekuningan yang memiliki kadar besi tinggi.
• Batulempung, memiliki ciri warna abu-abu terang, dan abu-abu gelap, beberapa
tempat terdapat perselingan dengan clay berwarna merah kehitaman dengan tekstur
sangat keras yang memiliki kadar besi sangat tinggi.
• Batuserpih karbonan, memiliki ciri warna putih, merah, kuning, dan hitam. Memiliki
struktur papery-blocky dan terdapat perselingan tipis batupasir putih keabuan.
Dilakukan pengamatan ulang pada singkapan batubara yang ada di area konsesi,
terdapat 24 titik pengamatan untuk melakukan deskripsi dari kondisi batubara yang ada saat
ini. Berdasarkan dari pengamatan yang telah dilakukan, umumnya tebal batubara yang
ditemukan cukup bervariasi dari 0.1 – 1.2 m. Dimana kemenerusan batubara umumnya
relatif utara baratlaut – selatan menenggara dengan interval kemiringan lapisan yaitu 18 –
36°, terdapat satu lapisan batubara yang memiliki kemiringan hingga 82°, hal tersebut terjadi
karena pada titik pengamatan tersebut dipengaruhi oleh kontrol struktur berupa pembalikan
perlipatan lapisan batubara. Elevasi yang ditemukan pada pengamatan berada pada interval
89–156 mdpl yang tersebar pada beberapa tebing-tebing bukaan dari jalan hauling, aktivitas
penambangan, sungai utama dan alur sungai (Tabel 3-1).

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 3-10
Tabel 3-1 Lokasi Pengamatan Batubara Di Dalam Area Konsesi PT. KISB

Coordinate (UTM 50S) Trend


No Code Location RL (m) Apparent Thickness (m)
X Y Strike (°) Dip (°)
1 FE 01 Jango 314978 9789531 118
2 FE 02 Jango 314992 9789588 112 63 32 0.76
3 FE 03 Jango 315092 9789546 132 217 34 1.12
4 FE 04 Jango River 315064 9791944 89 145 32 0.95
5 FE 05 Jango River 315049 9791999 116 172 21 0.87
6 FE 06 Jango River 315014 9792195 101 161 22 0.8
7 FE 07 Jango 315010 9791787 136 146/ 320 82/ 36 0.45
8 FE 09 Jango 315147 9790136 153 125 26 0.7
9 FE 10 Bahalang 314533 9787363 164 251 18 0.72
10 FE 11 Bahalang 314258 9787740 124 246 21 0.83
11 FE 12 Bahalang 314217 9787904 123 283 31 0.3
12 FE 13 Bahalang 314340 9787945 128 212 28 0.28
13 FE 14 Bahalang 314035 9787138 124 201 29 0.64
14 FE 15 Bahalang 314321 9786964 171 28 0.85
15 FE 16 Jango 314937 9789321 91 183 44 0.4
16 FE 17 Jango 314993 9789049 156 171 29 0.1
17 FE 18 Jango 314836 9788505 137 185 23 0.39
18 FE 19 Jango 315008 9792179 185 21 0.2
19 FE 20 Jango 315307 9792055 116 201 32 0.13
20 FE 21 Jango 315336 9792045 116 175 32 0.52
21 FE 22 Jango 315357 9792196 118 0.56
22 FE 23 Bahalang 314796 9787935 234 23 0.84
23 FE 24 Bahalang 314691 9787780 225 31 1.1

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 3-11
Gambar 3-5 Peta Geologi Lokal PT. KISB

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 3-12
Gambar 3-6 Penampang Geologi Lokal PT. KISB

Bagian bawah Formasi Tanjung pada daerah penyelidikan terdiri atas perselingan
batupasir berbutir kasar, batupasir konglomeratan, dan konglomerat, dengan ketebalan
berkisar antara 4 – 6 m. Selanjutnya didominasi oleh batulempung kelabu berselingan
dengan serpih dengan sisipan beberapa seam batubara berkisar 20 - 50 cm dan sisipan tipis
batulempung berkisar 5 - 10 cm. Selanjutnya perselingan batulempung – batulanau warna
kelabu kecoklatan, serpih karbonan, dan batupasir halus. terdiri atas batulempung warna
kelabu kehijauan, setempat dijumpai batulanau-batupasir halus mengandung oksida besi.
Lapisan berikutnya terdapat perselingan batulempung kelabu, setempat sampai kehitaman,
mengandung sisipan tipis (1 - 3 cm) batupasir halus warna kelabu, kompak, dan batupasir
(100 - 300 cm), berbutir sedang – kasar, warna kelabu terang, setempat menunjukkan
struktur sedimen silang-siur. Lapisan atas pada daerah penyelidikan dijumpai perselingan
batulanau dengan batupasir berbutir halus (1 - 3 cm), dan batubara. Batubara warna hitam,
mengilap (bright), gores warna coklat kehitaman, dan ringan. Batubara ini dijumpai sebagai
sisipan dengan ketebalan antara 30 sampai 90 cm (Gambar 3-7).

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 3-13
Gambar 3-7 Kolom Stratigrafi Lokal Wilayah Penyelidikan

Berdasarkan karakteristik urutan batuan sedimen di atas, dimana ciri-ciri


batulempung – batulanau warna kelabu kecoklatan, setempat terserpihkan, dengan sisipan
tipis batupasir halus. Selanjutnya, ke arah atas dijumpai perselingan antara batulempung
dengan batubara yang relatif tipis. Diantara runtunan tersebut banyak dijumpai batupasir
berbutir sedang sampai kasar, hal ini menunjukkan bertambahnya energi pada perairan
dangkal sehingga menggunakan pendekatan tersebut karakteristik endapan yang ada pada
daerah penyelidikan merupakan daerah delta.
Sedangkan bila merujuk dari stratigrafi yang diperoleh dari pengeboran yang
dilakukan sebelumnya pada tahun 2011 oleh Britmindo. Dijumpai adanya beberapa lapisan
batubara yang terdiri dari Seam S0, Seam Grup S1, Seam Grup S2, dan S3.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 3-14
Gambar 3-8 Stratigrafi Lokal Dari Pengamatan Data Bor (Sumber: Laporan eksplorasi oleh Britmindo, 2011)

Struktur Geologi

Keterdapatan struktur geologi pada daerah penyelidikan sebagai pengontrol utama


area konsesi merupakan sesar mendatar yang menerus dari arah barat laut hingga menuju
tenggara dari Cekungan Barito, selain itu efek dari perlipatan regional juga dapat diikuti
jejaknya dari beberapa bukti data lapangan. Sesar mendatar pada wilayah penyelidikan
merupakan sesar mendatar antitetik dari pola sesar mendatar regional dari platform
Cekungan Barito menerus hingga ke Cekungan Tarakan. Sementara pola perlipatan

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 3-15
merupakan hasil dari reaktivasi peremajaan struktur pada fase transpressional baratlaut
tenggara yang menghasilkan pola pola kelurusan lipatan berarah timurlaut baratdaya.
• Sesar Mendatar Jango
Sesar mendatar Jango memiliki pola Barat Baratlaut-Timur Menenggara dengan
pergeseran ofset sebesar 120-300 meter, ofset diindikasikan dari pergeseran sungai
yang ada pada wilayah tengah area konsesi. Pola ini menggeser dibagian tengah
daerah penyelidikan yang mengakibatkan hilangnya kemenerusan seam batubara.
• Lipatan Bahalang
Lipatan Bahalang merupakan struktur sebagai akibat dari fase peremejaan
transpresional yang menghasilkan lipatan yang berpola Baratdaya-Timurlaut dengan
relatif arah penunjaman kearah Baratdaya dengan besar sudut penunjaman sebesar
24o
• Lipatan Jango
Lipatan Jango merupakan produk lipatan orde 2 sebagai akibat dari pola
transpresional sehingga mengakibatkan terbentuknya model dragfold pada lipatan
jango. Lipatan ini memiliki sudut penunjaman sebesar 320 dengan arah hampir
baratlaut tenggara.
Dari perkembangan rezim struktur tersebut, ketiga pola struktur berkembang pada
Eosen Akhir dimana fase peremajaan bertipe wrenching sehingga mengaktifkan kembali
sesar sesar lama yang telah lama terbentuk. Pada perkembangan fase ini di daerah
penyelidikan, jejak dapat terakam terdapat dua periode pergerakan, produk utama
pergerakan merupakan sebagai fase orde 1 menghasilkan sesar mendatar dan perlipatan.
Selanjutnya pada orde dua menghasilkan lipatan dengan tipe drag fold (Gambar 3-9).

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 3-16
Gambar 3-9 Pola Transkompresi Yang Ada Pada Area Penyeldidikan

Bentuk dan Penyebaran Endapan

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, umumnya kemenerusan lapisan batuan


memiliki pola relatif utara baratlaut – selatan menenggara, dip lapisan berkisar 15-35°,
semakin kebarat maka lapisan batubara yang ditemukan akan semakin dalam. Berdasarkan
klasifikasi dan penamaan lapisan batubara sebelumnya, pada area konsesi PT. KISB terdapat
lima seam batubara (Gambar 3-8), dari tua ke muda yaitu:
a. Seam LS, merupakan lapisan paling tua, umumnya memiliki tebal lapisan 0.17 – 0.23
m, dimana ciri yang ditemukan yaitu hitam cerah, kompak, gores hitam, dan ringan.
Umumnya, seam ini hanya ditemukan pada bagian selatan area konsesi. Berdasarkan
hubungan secara vertikal, seam LS diendapkan tidak selaras dengan seam batubara
lainnya.
b. Seam S3, merupakan seam yang memiliki ketebalan lapisan 0.15 – 0.6 m, umumnya
lapisan ini tidak dijumpai pada bagian selatan konsesi. Memiliki ciri hitam kilap,
banyak dijumpai cleat, gores hitam, dan uneven. Seam S3 memiliki jarak yang dekat
dengan lapisan pada Seam Group S2.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 3-17
c. Seam Group S2, terdiri dari Member Seam S2A dan S2B, tebal lapisan yang
ditemukan pada S2A yaitu 0.23 – 0.3 m, sedangkan Seam S2B memiliki tebal 0.2 –
0.4 m. Umumnya ciri batubara yang dijumpai pada group ini yaitu hitam kilap, gores
hitam, memiliki kandungan sulfur yang cukup tinggi, cleat berkembang cukup
massif, uneven, ditemukan adanya sisipan coaly shale pada roof batubara. Umumnya,
semakin ke utara lapisan batubara pada Group Seam S2 akan mengalami splitting
dengan interval yang cukup jauh, jarak interburden antar anggota seam yaitu 0.3 –
1.2 m.
d. Seam Group S1, terdiri dari member Seam S1A dan S1B, secara umum Seam S1B
memiliki tebal rata-rata yang lebih baik dibanding dari S1A, yaitu 0.47 – 1.48 m,
sedangkan pada S1A berkisar 0.28 – 1.20 m. Terdapat interburden dari lapisan
batubara yaitu 0.06 – 2.1 m. Ciri batubara pada Grup S1 yang dijumpai adanya
kandungan sulfur yang cukup intens. Pada bagian roof lapisan biasanya dijumpai
adanya kehadiran batuan coaly shale dan shale warna keabuan-abuan. Kandungan
sulfur pada lapisan S1 juga cukup tinggi.
e. Seam S0, memiliki ketebalan lapisan antara 0.09 – 0.47 m, umumnya berwarna hitam
kecoklatan, gores coklat hitam, agak berat, uneven, masih banyak mengandung
carbonaceous shale sebagai sisipan batubara, terdapat juga beberapa serat-serat kayu
yang tampak, umumnya lapisan S0 berada dekat dengan lapisan Group S1.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 3-18
Gambar 3-10 Penampang Batubara A-B Searah Dengan Kemenerusan Batubara, Berada Pada Area Tengah Konsesi

Gambar 3-11 Penampang Batubara C-D Searah Dengan Down Dip Batubara Yang Berada Pada Area Tengah Konsesi

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 3-19
Sifat dan Kualitas Endapan

Pengujian conto dari hasil pemetaan geologi detail dilakukan pada Laboratorium
Pusat Sumber Daya Mineral Batubara Dan Panas Bumi, Badan Geologi, Kementerian Energi
Dan Sumber Daya Mineral. Adapun standar pengujian conto dapat dilihat pada tabel
3-2. Lokasi pengambilan conto dapat dilihat pada Gambar 3-12.

Tabel 3-2 Standar Pengujian Conto Batuan Dari Pemetaan Geologi Lanjut
PARAMETER METODE STANDAR
Preparasi dan Kadar Air Bebas ASTM D.2013/D2013M-12
Kadar Air Total ASTM D.3302/D3302M-12
Kadar Air (Manual) ISO 11722-13
Kadar Zat Terbang (Manual) ISO 562-10
Kadar Abu (Manual) ISO 1171-10
Karbon Tertambat (Manual) Perhitungan
Proksimat (TGA) ASTM D7582-12
Nilai Kalori ASTM D5865-13
Relative Density AS 1038.21.1.1-2002
Kadar Karbon ASTM D5373-14
Kadar Hidrogen ASTM D5373-14
Kadar Nitrogen ASTM D5373-14
Kadar Oksigen Perhitungan
HGI ASTM D409/D409M-12 tahun 2014

Berdasarkan informasi yang diperoleh, nilai interval kalori yang terdapat dari hasil
pemetaan geologi detail memperlihatkan distribusi yang bervariasi. Adapun ringkasan hasil
analisis dapat dilihat pada Tabel 3-3.

Tabel 3-3 Ringkasan Dari Analisis Kualitas Pada Pemetaan Geologi Detail
Analisis Satuan Min Max Average
Kadar Air Bebas % 1.54 16.01 7.10
Kadar Air Total % 4.2 19.99 10.38
Kadar Air % 2.04 6.09 3.56
Kadar Zat Terbang % 24.71 47.32 39.75
Kadar Abu % 3.71 54.65 17.58
Karbon Tertambat % 17.38 45.05 39.12
Nilai Kalori cal/gr 2870 7248 6177.40
Relative Density 1.31 1.82 1.43

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 3-20
Gambar 3-12 Lokasi Pengambilan Conto Batuan

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 3-21
Berdasarkan hasil analisis laboratorium, terdapat beberapa nilai yang memiliki anomali, hal tersebut bisa terjadi akibat adanya kurang
tepatnya metode dalam pengambilan conto, atau adanya pengotor saat proses preparasi. Hal tersebut terlihat pada kode conto FE20 dimana nilai
kalori hanya berkisar 2,870 cal/gr, menunjukkan nilai yang sangat bias dibanding conto yg lainnya yaitu pada interval 5,385 – 7,130 cal/gr,
sedangkan nilai kadar abu menunjukkan nilai yang tinggi yaitu 54.65 (% adb). Adapun hasil analisis proksimat, kadar air, dan density dapat
dilihat pada tabel 3-4, sedangkan nasil total sulfur dapat dilihat pada Tabel 3-5.

Tabel 3-4 Hasil Analisis Proksimat, Kadar Air, Kalori, Dan Density
Kode Conto
Analisis Satuan Basis
FE 04 FE 06 FE 07 FE 10 FE 11 FE 12 FE 13 FE 14 FE 15 FE 16 FE 18 FE 19 FE 20 FE 24 FE 25
Kadar Air Bebas % ar 3.53 6.68 8.71 9.84 4.81 6.03 1.71 14.80 6.61 1.54 4.96 2.34 12.29 16.01 6.62

Kadar Air Total % ar 6.27 10.18 11.24 13.13 8.97 9.44 4.43 19.99 10.63 4.20 7.11 4.33 15.16 19.35 11.22
PROKSIM AT

Kadar Air % adb 2.84 3.75 2.77 3.65 4.37 3.63 2.77 6.09 4.30 2.70 2.26 2.04 3.27 3.98 4.93

Kadar Zat Terbang % adb 38.27 44.38 39.05 35.10 47.32 34.55 45.83 42.49 42.18 42.97 36.41 40.07 24.71 41.20 41.77

Kadar Abu % adb 20.61 6.83 15.80 24.68 3.71 25.76 11.08 9.44 9.89 10.94 29.57 21.21 54.65 10.40 9.12

Karbon Tertambat % adb 38.29 45.05 42.39 36.58 44.61 36.06 40.33 41.99 43.64 43.39 31.77 36.69 17.38 44.42 44.18

Nilai Kalori cal/gr adb 6176 6983 6527 5385 7248 5447 7042 6012 6614 7130 5662 6372 2870 6708 6485

Relative Density adb 1.42 1.36 1.39 1.52 1.31 1.50 1.33 1.42 1.37 1.35 1.50 1.44 1.82 1.39 1.39

Tabel 3-5 Hasil Analisis Total Sulfur


Kode Conto
Analisis Satuan Basis
FE 04 FE 06 FE 07 FE 10 FE 11 FE 12 FE 13 FE 14 FE 15 FE 16 FE 18 FE 19 FE 20 FE 24 FE 25
Total Sulfur % Adb 0.91 1.24 0.68 0.53 1.00 0.37 0.45 0.79 0.74 1.81 2.56 1.48 0.29 0.74 0.51

Sedangkan hasil analisis laboratorium batubara pada conto batubara dari hasil pengeboran yang dilakukan oleh Britmindo, dapat dilihat
pada tabel 3-6.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 3-22
Tabel 3-6 Ringkasan Data Kualitas Batubara Berdasarkan Data Laporan Eksplorasi Yang Dikeluarkan Oleh Britmindo Pada
Tahun 2011
Proximate Analysis Caloric Value
TM TS
IM Ash VM FC (adb) (ar)
HOLE_ID SEAM RD
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
Kcal/Kg Kcal/Kg
ar adb adb adb adb adb
CR021 S0 3.83 2.71 13.00 43.18 41.11 2.29 6836 6757 1.35
MIN S0 3.83 2.71 13.00 43.18 41.11 2.29 6836 6157 1.36
AVG S0 3.83 2.71 13.00 43.18 41.11 2.29 5836 6757 1.37
MAX S0 3.83 2.71 13.00 43.18 41.11 2.29 6836 6757 1.38

CR018A S1 3.48 1.63 14.46 37.35 46.56 1.38 6867 6738 1.29
CR018A S1 4.10 2.28 24.66 38.88 34.18 1.15 5901 5791 1.43
CR020 S1 3.55 2.62 13.37 41.26 42.75 1.61 6803 6738 1.30
CR020 S1 3.36 2.40 13.55 40.93 43.12 1.40 6828 6761 1.31
MIN S1 3.36 1.63 13.37 37.35 34.18 1.15 5901 5791 1.29
AVG S1 3.62 2.23 16.51 39.61 41.65 1.39 6500 6507 1.33
MAX S1 4.10 2.62 24.66 41.26 46 56 1.61 686,' 6761 1.43

CR009 S1A 7.05 2.67 25.10 36.97 35.26 1.60 5830 5568 1.46
CR013 S1A 4.04 2.54 28.85 36.65 31.96 2.13 5838 5748 1.47
CR013 S1A 3.50 2.45 14.59 40.26 42.70 0.68 6784 6711 1.37
CR023R S1A 13.60 3.94 30.95 32.75 32.36 0.86 4888 4396 1.55
MIN S1A 3.50 2.45 14.59 32.75 31.96 0.68 4888 4396 1.37
AVG S1A 7.05 2.90 24.87 36.66 35.57 1.32 5835 5606 1.46
MAX S1A 13.60 3.94 30.95 40.26 42.70 2.13 6784 6711 1.55

CR009 S1B 4.49 2.46 13.63 41.91 42.00 1.87 6843 6701 1.37
CR009 S1B 6.38 2.36 24.46 37.56 35.62 1.50 5647 5415 1.48
CR013 S1B 2.60 2.08 18.83 40.46 38.63 0.71 6499 6464 1.39
CR013 S1B 5.13 2.38 21.73 17.01 58.88 1.07 6058 5887 1.44
CR013 S1B 3.33 2.12 25.44 38.60 33.84 0.82 5725 5654 1.47
CR023R S1B 8.03 3.45 18.89 38.31 39.35 0.94 6096 5807 1.42
CR023R S1B 5.20 2.47 26.09 36.13 35.31 1.56 5521 5366 1.49
MIN S1B 2.60 2.08 13.63 17.01 33.84 0.71 5521 5366 1.37
AVG S1B 5.02 2.47 21.30 35.71 40.52 1.21 6056 5899 1.44
MAX S1B 8.03 3.45 26.09 41.91 58.88 1.87 6843 6701 1.49

CR022 S2A 5.83 2.77 28.84 35.47 32.92 1.60 5521 5347 1.47
MIN S2A 5.83 2.77 28.84 35.47 32.92 1.60 5521 5347 1.47
AVG S2A 5.83 2.77 28.84 35.47 32.92 1.60 5521 5347 1.47
MAX S2A 5.83 2.77 28.84 35.47 32.82 1.60 5521 5347 1.47

CR022 S2B 4.85 2.65 16.97 41.14 39.24 1.68 6594 6445 1.39
CR022 S2B 5.43 2.57 21.37 38.41 37.65 1.34 6092 5913 1.41
CR022 S2B 4.47 2.28 16.35 40.18 41.19 1.69 6509 6363 1.37
MIN S2B 4.47 2.28 16.35 38.41 37.65 1.34 6092 5913 1.37
AVG S2B 4.92 2.50 18.23 39.91 39.36 1.57 6398 6240 1.39
MAX S2B 5.43 2.65 21.37 41.14 41.19 1.69 6594 6445 1.41

CR021 S3 3.12 2.18 28.22 37.66 31.94 2.62 5506 5453 1.49
MIN S3 3.12 2.18 28.22 37.66 81.94 2.62 5506 5453 1.49
AVG S3 3.12 2.18 28.22 37.66 31.94 2.62 5506 5453 1.49
MAX S3 3.12 2.18 28.22 37.66 31.94 2.62 5506 5453 1.49

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 3-23
4. ESTIMASI SUMBER DAYA DAN CADANGAN

Estimasi Sumber Daya

Metoda

Perhitungan sumber daya yang dilakukan merujuk dari standar klasifikasi yang ada
di Indonesia, yaitu Kode Cadangan Mineral Indonesia (KCMI) tahun 2017. Metode dalam
perhitungan sumber daya merujuk dari tingkat pengetahuan dan keyakinan geologi yang ada
pada area penyelidikan. Berdasarkan klasifikasi yang ada, tingkat kayakinan sumber daya
dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu Sumber daya tereka, tertunjuk, dan terukur (Gambar 4-1).
Dalam klasifikasi sumber daya pada penyelidikan, dibagi menjadi 3 (tiga) diantaranya:
• Sumber daya tereka, dimana informasi tentang kuantitas dan kualitas diestimasi
berdasarkan bukti-bukti geologi dan percontoan yang terbatas. Bukti geologi
dapat digunakan sebagai bukti keterjadiannya, tetapi tidak memverifikasi
kemenerusan dan kualitas atau kadar dan kemenerusan geologinya;
• Sumber daya tertunjuk, dimana informasi tentang kuantitas, kadar atau kualitas,
kerapatan, bentuk, dan karakteristik fisiknya dapat diestimasi dengan tingkat
keyakinan yang cukup berdasarkan faktor-faktor pengubah yang memadai.
Bukti geologi didapatkan dari hasil eksplorasi, pengambilan conto dan pengujian
cukup detail dan andal, dan memadai untuk mengasumsikan kemenerusan
geologi dan kadar atau kualitas diantara titik-titik pengamatan;
• Sumber daya terukur, yaitu tingkat kepercayaan yang paling tinggi pada
klasifikasi sumber daya. Dimana kuantitas, kadar atau kualitas, kerapatan,
bentuk, karakteristik fisiknya dapat diestimasi dengan tingkat keyakinan yang
memadai untuk memungkinkan penerapan faktor-faktor pengubah untuk
mendukung perencanaan tambang detail dan evaluasi akhir dari kelayakan
ekonomi tersebut.
Dalam perhitungannya, pekerjaan yang dilakukan dibantu dengan menggunakan
software pertambangan yaitu MineScape 5.7.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 4-24
Gambar 4-1 Hubungan antara Hasil Eksplorasi, Sumber Daya mineral dan Cadangan Mineral.

Parameter Estimasi

1) Validasi Batas Fisik


Batas fisik (surface constraint) yang menjadi pengaruh estimasi sumber daya di IUP
PT. KISB yaitu batas wilayah IUP OP yang telah merujuk pada wilayah IUP OP
PT. KISB terbaru sesuai dengan Keputusan Kepala BKPM No. 68/1/IUP/PMA/2018 pada
15 Oktober 2018 seluas 704.5 ha. Selain itu, batas fisik estimasi sumber daya adalah batas
polygon sumber daya. Batas polygon sumber daya akan di jelaskan pada penjelasan di bawah
ini.
2) Analisis dan Validasi Data Bor
Data pengeboran yang digunakan merupakan data kegiatan eksplorasi yang
berlangsung pada pertengahan tahun 2011, dimana kegiatan tersebut disupervisi oleh
Britmindo. Kontraktor pengeboran adalah PT Pandawa Cipta Konsulindo (PCK) Jakarta,
dengan menggunakan portable rig spesifikasi JACRO 175, pipa AW (44.50 mm diameter),
dengan target pengeboran mencapai 55 m untuk open hole, serta 30 m untuk coring yang
menggunakan pipa HQ. Sedangkan, data logging geofisika dilakukan oleh PT Recsalog
Bandung menggunakan gamma dual density and caliper. Sedangkan analisis laboratorium,
dilakukan oleh PT Geoservices laboratory. Adapun informasi tentang pekerjaan pengeboran
yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 4-1.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 4-25
Tabel 4-1 Statistik Pengeboran di PT. KISB
Jumlah Min Maks Rerata Total Julah Assay Total
Lubang Kedalaman Kedalaman (m) Kedalaman Batubara Logging
(m) (m) (m) Geofisika
36 6 52.2 32.67 1,208.75 28 21

3) Validasi Data Topografi


Data topografi yang digunakan untuk estimasi sumber daya diperoleh dari hasil foto
udara Lidar yang berisi informasi grid point elevasi area IUP PT. KISB. Peta topografi area
IUP PT. KISB dapat dilihat pada Gambar 4-2.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 4-26
Gambar 4-2 Peta Topografi Wilayah IUP OP PT. KISB

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 4-27
4) Validasi Data Model
Berdasarkan kondisi kompleksitas geologi di wilayah IUP, klasifikasi dibagi
menjadi:
• Sumber daya tereka : spasi 1,000–2,000 m (radius pengaruh 1,000 m);
• Sumber daya tertunjuk: spasi 500–1,000 m (radius pengaruh 500–1,000 m), dan;
• Sumber daya terukur : spasi 0–500 m (radius pengaruh 250 m).
Sedangkan beberapa faktor lain yang digunakan dalam pengklasifikasian batubara
dan parameter yang digunakan dalam pemodelan yaitu:

Tabel 4-2 Paramater Model Untuk Estimasi Sumber Daya PT. KISB
Attribute Parameter
Topograhy model cell size 20 x 20 m
Geology model cell size 20 x 20 m
Model option All
Interpolation Search radius 1000 m
Model extrapolation distance 500 m
Interpolation - thickness Planar
Interpolation - surface FEM
Interpolation – trend Planar
Trend surface Planar
Minimum interval parting 0.2 m
Mininum interval splitting 0.2 m
Survey Yes
Faults modelling 1 line

Pemodelan

Dari informasi yang diperoleh tentang pekerjaan eksplorasi dan pengeboran yang
dilakukan pada tahun 2011, dilakukan pemodelan geologi untuk mengestimasi sumber daya
batubara menggunakan software MineScape 5.7. Adapun data yang dibutuhkan dalam
estimasi diantaranya:
• Data topografi, merupakan informasi yang diperoleh dari hasil foto udara Lidar yang
berisi informasi tentang grid point tentang elevasi area konsesi;
• Data survei, yaitu berisi tentang informasi hole id, koordinat, elevasi, dan total
kedalaman pengeboran;
• Data litologi, berisi informasi tentang interval lapisan batuan meliputi batubara (CO)
dan zona pelapukan (weathering) (W), kemudian klasifikasi seam batubara, dan
pengelompokkan stratigrafi.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 4-28
• Data kualitas, yang terdiri dari informasi data hasil analisis proksimat, total moisture
(TM), insitu density, caloric value, dan total sulfur;
Semua data-data di atas akan dilakukan kroscek terlebih dahulu sebelum dilakukan
pemodelan lebih lanjut, dimana jika terjadi missing data, ataupun error akan dilakukan
fitting data menyesuaikan dengan kondisi yang sebenarnya yang ditemukan di area
penyelidikan. Adapun tahapan pemodelan yang dilakukan diantaranya:
• Pembuatan database drillhole yang diubah menjadi format ASCII MineScape,
selanjutnya dilakukan validasi databor;
• Pembuatam skema batubara yang terdiri dari metode interpolasi, zona radius
pengaruh, jenis kemenerusan batubara, zona patahan, dan kondisi topografi;
• Penentuan stratigrafi dilakukan untuk mendefinisikan antara parting dan splitting
batubara;
• Zona pelapukan yang digunakan yaitu 3 m dari kondisi topografi, dan;
• Informasi tentang data kualitas disusun secara ply by ply basis.

Jumlah dan Klasifikasi Sumber Daya

Dari hasil pemodelan geologi yang dilakukan, terdapat 4 (empat) lapisan utama
batubara yang disusun dari muda ke tua yaitu S0, S1 Grup, S2 Grup, dan S3, dimana S1
memiliki splitting menjadi S1A dan S1B, dan S2 memiliki splitting menjadi S2A dan S2B.
Pada IUP PT. KISB sejauh ini tidak terdapat cadangan marginal, berdasarkan hasil
pengolahan data menggunakan software Minescape dalam perhitungan sumberdaya dan
cadangan yang berada di IUP PT. Karya Inti Sakti Bara, sehingga potensi cadangan marginal
tidak dicantumkan dalam tabel estimasi sumberdaya dan cadangan. Adapun estimasi sumber
daya batubara dapat dilihat pada Tabel 4-3. Sedangkan klasifikasi sumber daya berdasarkan
kedalaman lapisan dapat dilihat pada Tabel 4-4. Peta sebaran titik bor dan area sumber daya
diperlihatkan pada Gambar 4-3 sampai 4-7.

Tabel 4-3 Klasifikasi sumberdaya batubara di area PT KISB


Terukur Tertunjuk Tereka Total
Klasifikasi sumberdaya
(juta mt) (juta mt) (juta mt) (juta mt)
Total 2.00 2.35 0.64 4.99

* Perhitungan menggunakan klasifikasi SNI:5015 tahun 2019;


* Satuan yang digunakan metric tonnes dengan insitu density rerata yaitu 1.3;

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 4-29
Tabel 4-4 Klasifikasi sumberdaya lapisan batubara PT KISB berdasarkan kedalaman lapisan
Klasifikasi (mt)
No Elevasi (m) Seam
Terukur Tertunjuk Tereka
1 150 - 125 S0 130,434 28,557 -
S1 50,002 51,872 -
S1A 37,477 2,966 -
S1B 103,668 20,456 -
S2 36,240 484,155 61,445
S2A - - -
S2B - - -
S3 3,853 28,759 -
Sub-total 361,675 616,765 61,445
2 125 - 100 S0 75,912 74,594 1,596
S1 3,297 171,368 3,941
S1A 108,385 120,365 2,356
S1B 167,919 63,284 528
S2 628,791 766,260 174,571
S2A 56,901 34,729 125,829
S2B 63,499 7,046 11,733
S3 21 86,956 1,441
Sub-total 1,104,725 1,324,601 321,996
3 100 - 75 S0 35,961 22,356 855
S1 - 51,112 -
S1A 111,048 65,841 9,872
S1B 150,710 73,965 7,615
S2 875 33,814 214,425
S2A - - -
S2B 25,876 26,833 8,301
S3 21,868 32,656 11,134
Sub-total 346,337 306,577 252,201
3 75 - 50 S0 5,050 1,090 -
S1 - - -
S1A 58,895 31,452 -
S1B 63,350 22,338 -
S2 38,821 44,419 1,910
S2A -
S2B 19,770 898 -
S3 4,303 1 -
Sub-total 190,189 100,198 1,910
4 50 - 25 S0 - - -
S1 - - -
S1A - 1,372 -
S1B - - -
S2 - - -
S2A - - -
S2B - - -
S3 - - -
Sub-total - 1,372 -
Total 2,002,926 2,349,514 637,553

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 4-30
Gambar 4-3 Peta Penyebaran Titik Bor Eksplorasi

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 4-31
Gambar 4-4 Peta Penyebaran Sumber Daya Seam S0

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 4-32
Gambar 4-5 Peta Penyebaran Sumber Daya Seam S1 Grup

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 4-33
Gambar 4-6 Peta Penyebaran Sumber Daya Seam S2 Grup

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 4-34
Gambar 4-7 Peta Penyebaran Sumber Daya Seam S3

Pernyataan Competent Person

Pernyataan competent person dapat dilihat pada lampiran B-12.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 4-35
Estimasi cadangan

Estimasi cadangan menggunakan ketentuan yang tertera dalam Kode KCMI 2017
dan SNI: 5015 tahun 2019. Berdasarkan workframe konversi sumber daya ke cadangan Kode
KCMI 2017, hanya sumber daya terukur dan tertunjuk yang dipertimbangkan untuk
dikonversi menjadi cadangan.
Sumber daya batubara dapat ditingkatkan menjadi cadangan setelah
mempertimbangkan modifying factor (faktor pengubah). Faktor pengubah menjadi hal yang
penting untuk diperhatikan meliputi penambangan, pengolahan, metalurgi, ekonomi,
pemasaran, hukum, lingkungan, infrastruktur, sosial, dan pemerintahan. Adapun klasifikasi
yang digunakan dalam perhitungan cadangan yaitu:
• Cadangan terkira, bagian dari sumberdaya batubara tertunjuk yang dapat ditambang
secara ekonomis setelah faktor-faktor penyesuaian terkait diterapkan, dapat juga sebagai
bagian dari sumber daya batubara terukur yang dapat ditambang secara ekonomis, tetapi
ada ketidakpastian pada salah satu atau semua faktor penyesuai yang terkait diterapkan.
• Cadangan terbukti, merupakan bagian yang dapat ditambang secara ekonomis dari
sumber daya batubara terukur setelah faktor-faktor penyesuaian yang terkait diterapkan.

Metoda

Metoda yang digunakan dalam estimasi menggunakan block model dan merujuk dari
klasifikasi cadangan yang telah disusun di SNI 5015:2019 berdasarkan faktor pengubah yang
ada.

Parameter Estimasi

1) Perizinan
Beberapa izin yang sudah diperoleh oleh PT. KISB, antara lain:
• Sertifikat Clear and Clean Nomor 963/Bb/03/2017 pada tanggal 4 Januari 2018.
• Keputusan Direktur Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral Nomor
025K/20.01/DJ6/2001 tentang Pemberian Kuasa Pertambangan Eksplorasi (KW
00NPP005) pada tanggal 21 Mei 2001 seluas 5,179 ha di Kabupaten Tabalong dan
Barito Selatan Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
• Keputusan Bupati Barito Timur Nomor 314a Tahun 2013 tentang Persetujuan
Perubahan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Kepada PT. Karya Inti Sakti

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 4-36
Bara pada tanggal 11 Juli 2013 dengan luas penciutan dari 753.4 ha menjadi 704.5
ha.
• Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 68/I/IUP/PMA/
2018 tentang Persetujuan Penyesuaian dan Perpanjangan Kedua Izin Usaha
Pertambangan Operasi Produksi Dalam Rangka Penanaman Modal Asing Untuk
Komoditas Batubara Kepada PT. Karya Inti Sakti Bara pada tanggal 15 Oktober 2018
seluas 704.5 ha di Kecamatan Patangkep Tutui, Awang, dan Paku, Kabupaten Barito
Timur, Provinsi Kalimantan Tengah.
• Advice Planning atau Informasi Tata Ruang IUP OP A.n. PT. Karya Inti Sakti Bara
dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Kabupaten Barito Timur
pada tanggal 12 Maret 2020.
2) Teknis Penambangan
Potensi batubara PT. KISB berada tidak jauh dari permukaan, sehingga akan dipilih
metode penambangan terbuka. Untuk pembuangan OB direncanakan akan menggunakan
sistem backfilling setelah tersedia ruang dan jarak yang aman untuk penimbunan di area
backfill. Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM No. 1827/K/30 /MEM/2018 yaitu jarak
antara kaki timbunan OB dengan area kerja aktif sekurang-kurangnya 3 kali tinggi total
timbunan atau berdasarkan hasil kajian teknis.
Peralatan utama penambangan direncanakan akan menggunakan 1 unit excavator
PC400, 1 unit excavator PC300, 1 unit PC200, 1 unit Bulldozer D85ESS, dan dump truck
dengan kapasitas 8 m3. Tidak menutup kemungkinan PT. KISB akan menggunakan merk
peralatan lainnya, tetapi memiliki spesifikasi yang tidak jauh berbeda. Pada dokumen studi
kelayakan revisi I ini tidak ada perubahan dari studi kelayakan sebelumnya, bahwa PT. KISB
melakukan kegiatan penambangan sendiri. Tetapi tidak menutup kemungkinan akan
menggunakan jasa penambangan kontraktor bila ada suatu kondisi tertentu di kemudian hari.
Adapun parameter estimasi yang dipengaruhi saat proses penambangan, yaitu:
• Minimum mineable coal thickness 0.30 m;
• Minimum mineable parting thickness 0.10 m;
• Nilai losses 0.10 m untuk roof dan 0.10 m untuk floor;
• Nilai dilusi 0.025 m untuk roof dan 0.025 m untuk floor;
Pada saat dilakukan kegiatan penambangan, 4 parameter di atas akan selalu
diperhatikan oleh PT. KISB, karena hal tersebut sesuai dengan tujuan konservasi dan dapat
meningkatkan keuntungan perusahaan.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 4-37
Untuk meminimalisir losses dan dilusi, PT. KISB merencanakan kegiatan cleaning
di bagian roof batubara menggunakan excavator support berukuran kecil (Komatsu PC200
atau kelas yang sama) yang dilengkapi dengan flat cutting edge.
Ketika kegiatan coal getting telah mendekati floor, maka dilakukan collecting atau
memaksimalkan keterambilan batubara di floor. Proses collecting juga menggunakan
excavator support berukuran kecil yang dilengkapi dengan flat cutting edge. Batubara yang
telah terberai harus ditumpuk jauh dari material OB di sekitar area kerja untuk kemudian
dimuat ke dalam dump truck. Sebelum batubara dimuat ke dump truck, PT. KISB akan
memastikan bak dump truck benar-benar bersih dari sisa-sisa OB yang tidak ter-dumping.
Setelah batubara ditumpuk di stock ROM, maka akan dilakukan pengukuran oleh
department survey. Kemudian batubara akan dibawa ke port stockpile. Pengangkutan
(hauling) dilakukan melalui jalan angkut milik PT. Pertamina dengan jarak ±75.5 km
(Gambar 4-8). Setelah tiba di port stockpile, batubara akan diukur oleh independent surveyor
dan kemudian dilakukan pemuatan ke tongkang (barge loading). Dalam penjualannya, PT.
KISB tidak merubah titik penjualan (at sale point) yaitu masih tetap secara FOB barge.
Pelabuhan yang digunakan oleh PT. KISB adalah pelabuhan milik PT. Bangun Nusantara
Jaya Makmur (BNJM) di Kecamatan Paju Epat, Kabupaten Barito Timur. Status penggunaan
pelabuhan tersebut oleh PT. KISB adalah sewa, saat ini jangka waktu sewa tersebut hingga
tahun 2025. Tidak menutup kemungkinan PT. KISB akan memperpanjang kontrak sewa
tersebut menyesuaikan dengan penjualan PT. KISB. Alur logisitik batubara PT. KISB
ditunjukkan pada Gambar 4-9.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 4-38
Gambar 4-8 Peta Jalan Angkut IUP ke Pelabuhan PT. BNJM

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 4-39
Pengangkutan (Hauling)
Stock ROM di IUP OP
Batubara menuju Port Pemuatan ke Tongkang Tongkang
PT. KISB
Stockpile

Gambar 4-9 Alur Logistik Batubara PT. KISB

3) Harga Jual Batubara


Penentuan harga jual batubara PT. KISB mengacu pada Harga Batubara Acuan
(HBA) rata-rata dari Januari 2017-Mei 2020, yaitu sebesar USD84.88. Tabel 4-5 dan
Gambar 4-10 menunjukkan histori HBA dari Januari 2017-Mei 2020.

Tabel 4-5 Histori Harga Batubara Acuan (HBA)


2017 2018 2019 2020
Jan 86.23 95.54 92.41 65.93
Feb 83.32 100.69 91.80 66.89
Mar 81.90 101.86 90.57 67.08
Apr 82.51 94.75 88.85 65.77
May 83.81 89.53 81.86 61.11
Jun 75.46 96.61 81.48 -
Jul 78.95 104.65 71.92 -
Aug 83.97 107.83 72.67 -
Sep 92.03 104.81 65.79 -
Oct 93.99 100.89 64.80 -
Nov 94.80 97.90 66.27 -
Dec 94.04 92.51 66.30 -

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 4-40
Histori HBA Januari 2017-Mei 2020
120,00

100,00

80,00

60,00

40,00

20,00

-
Aug-17

Aug-18

Aug-19
Apr-17
May-17

Nov-17

Apr-18
May-18

Nov-18

Apr-19
May-19

Nov-19

Apr-20
May-20
Mar-17

Mar-18

Mar-19

Mar-20
Feb-17

Jun-17
Jul-17

Dec-17

Feb-18

Jun-18
Jul-18

Dec-18

Feb-19

Jun-19
Jul-19

Dec-19

Feb-20
Jan-17

Sep-17
Oct-17

Jan-18

Sep-18
Oct-18

Jan-19

Sep-19
Oct-19

Jan-20
2017 2018 2019 2020

Gambar 4-10 Histori HBA Januari 2017-Mei 2020.

Harga jual batubara PT. KISB dihitung menggunakan persamaan Harga Patokan
Batubara (HPB). HPB dihitung dengan mengacu pada batubara acuan (brand marker).
Kualitas produk batubara PT. KISB menunjukkan bahwa batubara PT. KISB mengacu pada
batubara brand marker nomor 3, Pinang 6150. Kualitas produk batubara PT. KISB dapat
dilihat pada Tabel 4-6.

Tabel 4-6 Kualitas Produk Batubara PT. KISB


Quality Parameter Basis Units Typical
Caloric Value (CV) Gross AR Kcal/kg 6,055.30
Total Moisture Ar % 5.08
Inherent Moisture Adb % 2.60
Volatile Matter Adb % 38.85
Fixed Carbon Adb % 38.24
Ash Adb % 20.31
Total Sulfur Adb % 1.61

Persamaan untuk menghitung HPB dari produk batubara yang mengacu ke brand
marker 1 sampai 7, adalah sebagai berikut:
HPB(j) = {(HPB price marker(i) + (B(i) + U(i))) x (K(j) / K(i)) x [(100 –
kandungan air(j)) / (100 – kandungan air(i)] x [(100 – 8)/(100 – 8)]}
– (B(j) + U(j))
Dimana:
HPB(j) = HPB batubara selain batubara price marker

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 4-41
B(i) = (Kandungan belerang batubara(i) – 0.8) x 4
U(i) = (Kandungan abu batubara(i) – 15) x 0.4
B(j) = (Kandungan belerang batubara(j) – 0.8) x 4
U(j) = (Kandungan abu batubara(j) – 15) x 0.4
K(j) / K(i) = Nilai kalor batubara (j) / nilai kalor batubara (i)
(i) = Price marker 1-7
(j) = Batubara lain

Setelah dilakukan perhitungan HPB, maka didapatkan harga jual batubara PT. KISB
adalah sebesar USD78.53/ton untuk at sale point FOB vessel. Sehingga untuk menghitung
harga jual at sale point FOB barge dapat dihitung dengan mengurangkan harga jual FOB
vessel dengan biaya operasional dari barge ke vessel. Total biaya operasional dari barge ke
vessel terdiri dari biaya barging sejauh 200 mil laut atau 370.40 km ke transhipment point
sebesar USD3.70/ton, dan biaya transhipment sebesar USD4.11/ton. Sehingga diperoleh
harga jual FOB barge sebesar USD70.71/ton. Dengan menggunakan kurs Jakarta Interbank
Spot Dollar Rate (JISDOR) awal tahun 2020 yaitu Rp13,901.00, maka harga jual batubara
PT. KISB at sale point FOB barge adalah Rp982,987.25/ton.
4) Break Even Stripping Ratio (BESR)
BESR digunakan sebagai batas acuan SR yang menghasilkan nilai impas (break
even). BESR dipengaruhi oleh harga jual batubara, biaya coal getting, OB removal, serta
biaya lain-lain. Perhitungan BESR dapat dilihat pada Tabel 4-7.

Tabel 4-7 Parameter Biaya dan Perhitungan BESR


Value
Parameters Unit (Include Quantity Value
VAT)
Rata-rata Harga Batubara Acuan (HBA)
$/t 84.88
Januari 2017-Mei 2020
Brand Marker Pinang 6150
Brand Marker vs Project Brand Marker Project
Coal CV (gar) kcal/kg 6,200 6,055.30
Coal TM % 14.50 5.08
Coal TS % 0.60 1.61
Coal Ash % 5.50 20.31
Coal Price (HPB) $/t 81.96 78.53

Direct Costs
OB Removal Costs
OB removal (max 1 km) –
include land clearing, topsoil $/bcm 2.30 - 2.30
removing, dewatering
$/bcm-
Overhaulage distance 0.70 - 0.70
km

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 4-42
Value
Parameters Unit (Include Quantity Value
VAT)

Coal Getting Costs


Coal getting $/t 2.00 - 2.00
Coal hauling to port $/t-km 0.10 75.50 km 7.63
Fee hauling road $/t-km 0.11 75.50 km 8.15
Coal road maintenance $/t-km 0.04 - 0.04
Stockpiling $/t 0.30 - 0.30
Coal crushing/processing $/t 3.60 - 3.60
Barge loading $/t 2.77 - 2.77
Barging $/t-km 0.01 370.40 km 3.70
Independent surveyor $/t 0.25 - 0.25
Exporting document $/t 0.06 - 0.06
Insurance $/t 0.05 - 0.05
Transhipment & stevedoring $/t 4.00 - 4.00

Indirect Costs
Administration & overhead $/t 1.00 - 1.00
Comdev $/t 0.05 - 0.05
Land compensation $/t 1.72 - 1.72
Rehab environment $/t 0.30 - 0.30
Marketing commision $/t 2.00 - 2.00
Royalty 7.00% - 5.50

Break Even Striping Ratio (BESR) BCM/t 15.40

Pemodelan

Pemodelan yang digunakan merujuk dari data hasil model geologi dan estimasi
sumber daya yang telah dilakukan sebelumnya, adapaun tahapan pemodelan yang dilakukan
diantaranya:
• Menghitung Break Even Stripping Ratio (BESR) sebagai batas acuan SR yang
menghasilkan nilai break even. Perhitungan BESR dapat dilihat pada tabel 4-7 di
atas.
• Melakukan proses pit optimasi dengan memasukkan parameter teknik dan ekonomi.
Parameter teknik terdiri dari:
i. Batas fisik; yaitu meliputi batas IUP OP PT. KISB sesuai dengan Keputusan
Kepala BKPM No. 68/1/IUP/PMA/2018 pada 15 Oktober 2018 seluas 704.5 ha.
Selain itu, yang menjadi batas fisik dalam melakukan pit optimasi adalah batas
wilayah kawasan hutan. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,
bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia Nomor SK.8108/MENLHK-PKTL/KUH/PLA.2/11/2018
pada tanggal 23 November 2018, di dalam wilayah IUP OP PT. KISB seluas
267.57 ha di bagian utara termasuk dalam Kawasan Hutan Produksi Tetap (HP),

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 4-43
sedangkan bagian selatan termasuk Area Penggunaan Lain (APL) dengan luas
436.83 ha. Hingga saat ini, PT. KISB belum memiliki Izin Pinjam Pakai
Kawasan Hutan (IPPKH) pada area kawasan hutan tersebut. Tetapi, tidak
menutup kemungkinan dalam beberapa tahun ke depan PT. KISB akan
mengurus perizinan IPPKH dan melakukan pemodelan di wilayah kawasan
hutan tersebut.
ii. Struktur model batubara; struktur model batubara yang digunakan dalam proses
pit optimasi adalah model batubara yang telah dibuat saat proses estimasi
sumberdaya.
iii. Model kualitas batubara; model kualitas batubara yang digunakan dalam proses
pit optimasi adalah model kualitas batubara yang telah dibuat saat proses
estimasi sumberdaya.
iv. Topografi permukaan; topografi permukaan yang digunakan adalah data
topografi Lidar yang diambil pada tahun 2011.
v. Cut of thickness; minimum mineable coal thickness adalah 0.30 m.
vi. Nilai losses 0.10 m untuk roof dan 0.10 m untuk floor.
vii. Nilai dilusi 0.025 m untuk roof dan 0.025 m untuk floor.
viii. Density dilusi 2.10 t/m3.
ix. Geological factor 96%.
x. Minimum mineable parting thickness yaitu 0.10 m.
xi. Estimasi menggunakan metode polygon triangle dengan cell size 20 x 20 m.
xii. Adjustment insitu density.
xiii. Rekomendasi geoteknik (overall slope pit).
Parameter ekonomi berupa harga jual batubara, biaya pengupasan OB, biaya
penambangan batubara, dan biaya lain-lain mengikuti biaya yang ada di perhitungan
BESR.
• Selanjutnya akan diperoleh beberapa pit shell penambangan yang kemudian akan
dihitung volume OB dan batubara, serta SR untuk masing-masing pit shell. Dari
beberapa pit shell tersebut akan dipilih pit shell yang memberikan keuntungan paling
optimal sebagai acuan untuk lanjut ke tahap pembuatan practical pit design.
• Practical pit design dibuat dengan mempertimbangkan kajian geoteknik untuk
mendapatkan geometri lereng yang aman. Setelah practical pit design selesai dibuat,
maka akan dilakukan perhitungan OB dan batubara, sehingga akan diperoleh
cadangan batubara.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 4-44
Jumlah dan Klasifikasi Cadangan

Estimasi cadangan batubara PT. KISB terdiri dari cadangan terbukti sebesar 549 ribu
mt dan cadangan terkira 87 ribu mt, sehingga cadangan batubara PT. KISB sebesar 636 ribu
mt (Tabel 4-8). Peta penyebaran cadangan dapat dilihat pada Gambar 4-11 sampai 4-13.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 4-45
Tabel 4-8 Estimasi dan Klasifikasi Cadangan Batubara PT. KISB
Cadangan Ash FC IM TS VM TM CV (Kcal/kg)
Seam
Terbukti Terkira Total ( % adb) (% ar) Adb Ar
S0 84,836.56 22,803.25 107,639.81 13.00 41.11 2.71 2.29 43.18 3.83 6,836.00 6,757.00
S1A 28,498.93 88.54 28,587.47 24.87 35.57 2.90 1.32 36.66 7.05 5,835.00 5,606.00
S1B 65,715.67 3,877.42 69,593.09 21.30 40.52 2.47 1.21 35.71 5.02 6,056.00 5,899.00
S2 320,973.96 60,836.89 381,810.85 21.39 37.51 2.57 1.51 38.53 5.25 6,123.57 5,956.51
S2A 25,879.57 - 25,879.57 28.84 32.92 2.77 1.60 35.47 5.83 5,521.00 5,347.00
S2B 22,968.70 - 22,968.70 18.23 39.36 2.50 1.57 39.91 4.92 6,398.00 6,240.00
Total 548,873.40 87,606.09 636,479.49 20.31 38.24 2.60 1.61 38.85 5.08 6,209.11 6,055.30

* Perhitungan menggunakan klasifikasi KCMI 2017 dan SNI:5015 tahun 2019;


* Satuan yang digunakan metric tonnes dengan insitu density rerata yaitu 1.3

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 4-46
Gambar 4-11 Peta Penyebaran Cadangan Seam S0

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 4-47
Gambar 4-12 Peta Penyebaran Cadangan Seam S1 Grup

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 4-48
Gambar 4-13 Peta Penyebaran Cadangan Seam S2 Grup

Pernyataan Competent Person

Pernyataan competent person dapat dilihat pada lampiran B-17

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 4-49
5. GEOTEKNIK, HIDROLOGI DAN HIDROGEOLOGI

Geoteknik

Perencanaan penambangan terlebih khusus dalam mendesain suatu bukaan tambang


diperlukan adanya studi geoteknik. Studi geoteknik sangat berkaitan dengan sudut aman
yang optimal dalam pembuatan jenjang bukaan tambang. Litologi suatu batuan juga
berpengaruh dalam keamanan kestabilan lereng bukaan tambang, sehingga berpengaruh
pada sudut jenjang. Sudut jenjang kesuluruhan (overall slope) disini akan mempengaruhi
stripping ratio (SR) dan mempengaruhi keterambilan kuantitas bahan galian dengan resiko
kelongsoran yang kecil.
Studi geoteknik dapat dilakukan untuk kajian operasional agar aktivitas
penambangan dapat berjalan dengan aman hingga mencapai akhir umur tambang. Studi ini
memerlukan adanya analisis terhadap pit slope dengan dukungan data geoteknik dari hasil
pengeboran dan analisa sampel di laboratorium.
Studi geoteknik dalam mendapatkan desain optimal bukaan tambang harus melewati
tahapan–tahapan berupa pemetaan dan pengeboran geoteknik di permukaan, pengujian hasil
sampel pengeboran di laboratorium, pengolahan dan interpretasi data, pemodelan hingga
laporan kesimpulan dari hasil analisis yang dilihat dari bentuk lapisan dan karakteristik
batuan. Studi ini akan memberikan kesimpulan secara profesional mengenai tingkat
keamanan dari suatu lereng.
Studi kestabilan lereng bertujuan agar dapat memberikan sudut lereng final sebuah
pit dengan risiko kelongsoran yang kecil dan tertambangnya batubara secara maksimal.
Dengan begitu penambangan dapat berjalan aman dan tetap ekonomis. Maka dari itu, studi
ini diperlukan suatu penyelidikan yang terdiri dari data primer di lapangan maupun
laboratorium dan data sekunder agar dapat memberikan rekomendasi terbaik dan dapat
dipertanggung jawabkan.

5.1.1. Akuisisi data

5.1.1.1. Jenis

Jenis data yang digunakan dalam studi ini terdiri dari data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang didapatkan dari hasil studi yang dilakukan langsung berupa
litologi hasil pengeboran geoteknik sebanyak 5 titik pengeboran dan data laboratorium
berupa masa jenis, sudut geser, dan kohesivitas suatu batuan. Sedangkan data sekunder

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-1
berupa hasil studi yang pernah dilakukan sebelumnya seperti peta formasi geologi, peta
topografi, geologi struktur, peta situasi, dan desain pit LOM (life of mine).

5.1.1.2. Jumlah

Kegiatan penyelidikan geoteknik PT. KISB dilakukan di 5 lokasi titik bor, antara lain
SPT_LW01, SPT_LW02, SPT_HW01, SPT_HW02, dan SPT_OPD01. Jumlah sampel uji
terdapat 21 sampel dengan pengujian brazillian test, uji uniaksial, pengujian kuat geser, dan
sifat fisik batuan (Tabel 5-1). Pengujian laboratorium dilakukan mandiri secara inhouse di
Laboratorium PT. KISB dan dilakukan pengujian pembanding di laboratorium yang sudah
terakreditasi. Hasil uji laboratorium yang telah dilakukan berupa hasil pengujian abrasivitas,
uji kuat tarik tidak langsung batuan (brizillian test), uji kuat tekan uniksial, pengujian uji
kuat geser, dan uji sifat fisik batuan dimana seluruh pengolahan hasil perhitungan dari
pengujian ini mendapatkan data variable-variabel kunci berupa kohesivitas, sudut geser
dalam, dan nilai sifat fisik batuan yang berfungsi untuk melakukan perhitungan kestabilan
dan probabilitas lereng lebih lanjut. Hasil uji laboratorium selengkapnya akan ditampilkan
pada Lampiran C.
Tabel 5-1 Sebaran Kode Sampel Geoteknik di WIUP PT. KISB.

No. Kode Sampel Deskripsi


1 SPT_LW01/38/7 Sandstone
2 SPT_LW01/51/9 Claystone
3 SPT_LW01/54/10 Sandstone
4 SPT_LW01/81/13 Claystone
5 SPT_LW01/124/16 Sandstone
6 SPT_LW02/33/6 Sandstone
7 SPT_LW02/70/10 Claystone
8 SPT_LW02/120/14 Sandstone
9 SPT_LW02/136/15 Siltstone
10 SPT_HW01/43/6 Claystone
11 SPT_HW01/98/11 Siltsone
12 SPT_HW01/125/14 Sandstone
13 SPT_HW02/19/3 Claystone
14 SPT_HW02/28/4 Claystone
15 SPT_OPD01/16/3 Siltstone
16 SPT_OPD01/18/6 Sandstone
17 SPT_OPD01/26/4 Claystone
18 SPT_OPD01/41/5 Claystone
19 SPT_OPD01/54/6 Siltstone
20 SPT_OPD02/54/6 Sandstone
21 SPT_OPD02/54/6 Siltstone

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-2
5.1.1.3. Sebaran Data

Kegiatan studi geoteknik yang telah dilakukan adalah:


1. Studi geoteknik untuk desain perencanaan tambang berupa desain final pit dan disposal
LOM pada tahun 2012 oleh konsultan PT. BRIMINDO.
2. Studi geoteknik untuk desain perencanaan tambang berupa desain final pit dan disposal
LOM pada tahun 2019 oleh PT. KISB.
Informasi logbore studi geoteknik beserta koordinat terdapat pada Tabel 5-2. Untuk
informasi penyebaran titik logbore geoteknik dalam bentuk peta dapat dilihat pada Gambar
5-1.

Tabel 5-2 Sebaran Titik Bor Geoteknik di WIUP PT. KISB.

Total
No Nama Logbore Kordinat X (UTM) Kordinat Y (UTM) Tahun Kedalaman
(M)

1 SPT_LW01 314959.688 9788991 2019 61.5

2 SPT_LW02 314731 9788580 2019 58.9

3 SPT_HW01 315189.844 9788584 2019 58.5

4 SPT_HW02 315188 9788187 2019 60.4

5 SPT_OPD01 314210.406 9787521 2019 59.4

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-3
Gambar 5-1 Lokasi Titik Bor Geoteknik PT. KISB

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-4
5.1.2. Analisis Geoteknik

5.1.2.1. Kemampugalian dan Kemampugaruan

PT. KISB memiliki litologi batuan yang terdiri dari siltstone, claystone, dan
sandstone. Hasil dari studi pengujian kuat tekan dari batuan-batuan tersebut dapat dilihat
dari Gambar 5-2.

Sandstone

Claystone

Siltstone

- 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00

. Kuat Tekan (MPa)

Gambar 5-2 Rentang Distribusi Kuat Tekan Batuan PT. KISB

Berdasarkan dari hasil pengujian dengan metode kuat tekan uniaksial (UCS) dari
Durst dan Vorght (1988), bahwa ketiga hasil uji batuan yang terdiri dari sandstone, siltstone,
dan claystone memiliki kuat tekan kurang dari 20 MPa. Maka kriteria ini dikatagorikan
bahan galian yang cukup lunak sehingga tidak diperlukannya adanya aktivitas peledakan
untuk pemberaian batuan. Penggunaan alat gali dengan gigi baja seperti excavator sudah
cukup digunakan pada kegiatan penambangan.

5.1.2.2. Kestabilan Lereng Tambang

Faktor keamanan dan probabilitas longsor telah diatur oleh pemerintah melalui
Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827K/30/MEM/2018 (Tabel 5-3).

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-5
Tabel 5-3 Nilai Faktor Keamanan dan Probabilitas Longsor Lereng Tambang

Kriteria Dapat Diterima (Acceptance Criteria)


Keparahan
Faktor
Longsor Faktor Probabilitas Longsor
Jenis Lereng Keamanan (FK)
(Consequences Of Keamanan (FK) (Probability Of
Dinamis
Failure/Cof) Statis (Minimal) Failure) (Maksimal)
(Minimal)
Lereng Tunggal Rendah s.d Tinggi 1.10 Tidak ada 25.00%-50.00%
Rendah 1.15-1.20 1.00 25.00%
Inter-ramp Menengah 1.20-1.30 1.00 20.00%
Tinggi 1.30 1.00 10.00%
Rendah 1.20-1.30 1.00 15.00%-20.00%
Lereng
Menengah 1.30 1.05 10.00%
Keseluruhan
Tinggi 1.30-1.50 1.10 5.00%

Kriteria keparahan longsor terdiri dari:


i. Tinggi bila ada konsekuensi terhadap:
(i) Kematian manusia;
(ii) Cidera berat manusia lebih dari 3 orang;
(iii) Kerusakan sarana dan prasarana pertambangan lebih dari 50%;
(iv) Terhentinya produksi lebih dari 24 jam;
(v) Cadangan hilang dan tidak bisa diambik; dan/atau
(vi) Kerusakan lingkungan yang berdampak sampai ke luar wilayah IUP termasuk
pemukiman
ii. Menengah bila ada konsekuensi terhadap:
(i) Cidera berat manusia;
(ii) Kerusakan sarana dan prasarana pertambangan lebih dari 25% sampai 50%;
(iii) Terhentinya produksi lebih dari 12 jam sampai kurang dari 24 jam;
(iv) Cadangan tertimbun tetapi masih diambil; dan/atau
(v) Kerusakan lingkungan di dalam wilayah IUP.
iii. Rendah bila ada konsekuensi terhadap:
(i) Cidera ringan manusia;
(ii) Kerusakan sarana dan prasarana pertambangan dari 25%; dan/atau
(iii) Terhentinya produksi kurang dari 12 Jam.
PT. KISB melakukan studi geoteknik berdasarkan per sayatan yang melingkupi
masing-masing berupa low wall, high wall, dan jenjang disposal. Secara rinci dapat dilihat
pada Gambar 5-3.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-6
C

A A’

B B’

D’
C’

E
E’

Gambar 5-3 Sebaran Sayatan Studi Geoteknik Pada Perencanaan Life Of Mine (LOM) WIUP OP PT. KISB

Analisa yang digunakan pada permodelan perhitungan geoteknik untuk kestabilan


lereng tunggal baik lereng tambang dan timbunan adalah menggunakan metode perhitungan
Morgerstern-Price dengan piezometric line sebagai interpretasi air tanah yang nantinya akan
mengeluarkan output berupa safety factor atau faktor keamanan (FK) dengan menggunakan
perangkat lunak GeoStudio. Analisa faktor keamanan dinamis dilakukan dengan melakukan
iterasi penambahan beban dinamis sebesar 10 kN secara vertikal.
Studi geoteknik dari sayatan yang telah dibuat akan digunakan untuk menganalisis
sudut dari lereng highwall pada rencana bukaan tambang. Sayatan A-A’, sayatan B-B’, dan
sayatan C-C’ merupakan sayatan yang akan dianalisis kestabilan lerengnya. Parameter yang

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-7
digunakan dalam parameter ini dengan menggunakan pendekatan kondisi jenuh air dengan
acuan interpretasi garis piezometric. Litologi yang masuk kedalam parameter inputan adalah
claystone, coal, sandstone, dan siltstone melalui nilai unit weight, cohessian, dan nilai phi
dimana masing-masing nilainya terdapat pada lampiran C. Hasil ouput dalam proses
perhitungan ini akan menghasilkan safety factor atau factor keamanan dan dapat melakukan
interpretasi perhitungan probabilitas longsor berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor
1827K/30/MEM/2018.
Rekomendasi geometri lereng dari keseluruhan highwall pada sayatan A-A’ yaitu
dengan sudut lereng tunggal 360 dan tinggi jenjang tunggal 8 m, lebar berm 4 m, nilai FK =
1.25 dan PoF = 0.00%. Penyebaran data dari faktor keamanan (FK) lereng highwall pada
sayatan A-A’ dapat dilihat pada Gambar 5-4. Hasil output studi highwall dengan tinggi
jenjang tunggal yaitu 8 m dapat dilhat pada Tabel 5-4.

2
Faktor Keamanan (FK)

1,5

1 Berm 3 m
Berm 4 m
0,5
Berm 5 m
0
26 27 28 29 30 31 32
Sudut Keseluruhan (0)

Gambar 5-4 FK dan Sudut Keseluruhan Sayatan A-A’

Tabel 5-4 Hasil Studi Geoteknik Kestabilan Lereng Highwall Pada Sayatan A-A’ Dengan Tinggi Jenjang Tunggal 8 m

Berm (m) Sudut Lereng Tunggal (0) Sudut Lereng Keseluruhan (0) Faktor Keamanan (FK)
33 27.85 1.198
3m 36 29.52 1.181
38 31.74 1.126
33 27.03 1.312
4m 36 29.39 1.252
38 31.21 1.223
33 26.47 1.312
5m 36 28.85 1.263
38 30.88 1.115

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-8
Rekomendasi geometri lereng dari keseluruhan highwall pada sayatan B-B’ adalah
dengan sudut lereng tunggal 380 dan tinggi jenjang tunggal 8 m, lebar berm 3 m, nilai FK =
1.38 dan PoF = 0.00%. Penyebaran data dari faktor keamanan (FK) lereng highwall pada
sayatan B-B’ dapat dilihat pada Gambar 5-5. Hasil output studi highwall dengan tinggi
jenjang tunggal yaitu 8 m dapat dilhat pada Tabel 5-5.

2
Faktor Keamanan (FK)

1,5

1 Berm 3 m
Berm 4 m
0,5
Berm 5 m
0
26 27 28 29 30 31 32
Sudut Keseluruhan (0)

Gambar 5-5 FK dan Sudut Keseluruhan Sayatan B-B’

Tabel 5-5 Hasil Studi Geoteknik Kestabilan Lereng Highwall Pada Sayatan B-B’ Dengan Tinggi Jenjang Tunggal 8 m

Berm (m) Sudut Lereng Tunggal (0) Sudut Lereng Keseluruhan (0) Faktor Keamanan (FK)
33 28.816 1.417
3m 36 29.81 1.394
38 31.75 1.381
33 27.10 1.465
4m 36 28.38 1.462
38 30.39 1.429
33 25.46 1.712
5m 36 28.31 1.430
38 29.01 1.392

Rekomendasi geometri lereng dari keseluruhan highwall pada sayatan C-C’ adalah
dengan sudut lereng tunggal 380 dan tinggi jenjang tunggal 8 m, lebar berm 3 m, nilai FK =
1.32 dan PoF = 0.00%. Penyebaran data dari faktor keamanan (FK) lereng highwall pada
sayatan C-C’ dapat dilihat pada Gambar 5-6. Hasil output studi highwall dengan tinggi
jenjang tunggal 8 m dapat dilihat pada Tabel 5-6.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-9
1,80
Faktor Keamanan (FK) 1,60
1,40
1,20
1,00 Berm 3 m
0,80 Berm 4 m
0,60
Berm 5 m
0,40
0,20
0,00
26,00 27,00 28,00 29,00 30,00 31,00 32,00
Sudut Keseluruhan (0)

Gambar 5-6 FK dan Sudut Keseluruhan Sayatan C-C’

Tabel 5-6 Hasil Studi Geoteknik Kestabilan Lereng Highwall Pada Sayatan C-C’ Dengan Tinggi Jenjang Tunggal 8 m

Berm (m) Sudut Lereng Tunggal (0) Sudut Lereng Keseluruhan (0) Faktor Keamanan (FK)
33 29.85 1.36
3m 36 29.47 1.33
38 31.35 1.32
33 27.07 1.40
4m 36 28.89 1.32
38 30.80 1.29
33 25.97 1.67
5m 36 28.58 1.42
38 29.95 1.35

Berdasarkan hasil studi geoteknik kestabilan lereng, dapat disimpulkan bahwa


geometri desain bukaan tambang yang direkomendasikan dapat dilihat pada Tabel 5-7.

Tabel 5-7 Rekomendasi Geometri Bukaan Tambang


Parameter Satuan Highwall (0) Sidewall (0)
Sudut Lereng Keseluruhan derajat 30 25
Sudut Lereng Tunggal derajat 36 33
Tinggi Lereng Tunggal meter 8 8
Lebar Berm meter 4 10
Lebar Jalan Tambang meter 20 20
Grade Jalan Tambang Maksimum % 10 10

Setelah beberapa simulasi terkait geometri lereng untuk mencari nilai FK yang
optimal selesai dilakukan terhadap area yang direncanakan akan dibuka sebagai lokasi
kegiatan penambangan, maka selanjutnya adalah melakukan kajian kestabilan lereng

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-10
terhadap LOM pit yang telah dibuat berdasarkan rekomendasi geometri lereng pada Tabel
5-7 di atas. Sayatan-sayatan pada LOM pit PT. KISB dapat dilihat pada Gambar 5.7.

Gambar 5-7 Sayatan LOM Pit PT. KISB

Studi geoteknik kestabilan lereng LOM pit PT. KISB dilakukan terhadap 6 sayatan
yang terdiri dari 2 sayatan untuk highwall (sayatan A dan B), 3 sayatan untuk low wall
(sayatan D, E, dan F), dan 1 sayatan (sayatan C) untuk sidewall.
Secara rinci 2 sayatan highwall dapat dilihat pada gambar 5-8 dan 5-9, 3 sayatan
untuk low wall pada gambar 5-10 sampai 5-12, dan 1 sayatan sidewall pada gambar 5-13.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-11
Gambar 5-8 Studi Kestabilan Lereng Sayatan A (Highwall)

Gambar 5-9 Studi Kestabilan Lereng Sayatan B (Highwall)

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-12
Gambar 5-10 Studi Kestabilan Lereng Sayatan D (Lowwall)

Gambar 5-11 Studi Kestabilan Lereng Sayatan E (Lowwall)

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-13
Gambar 5-12 Studi Kestabilan Lereng Sayatan F (Lowwall)

Gambar 5-13 Studi Kestabilan Lereng Sayatan C (Sidewall)

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-14
5.1.2.3. Kestabilan Lereng Timbunan

Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827 K/30/MEM/2018, khusus


untuk lereng timbunan, faktor keamanan dihitung dengan menggunakan kohesi dan sudut
gesek dalam residual. Namun demikian, disebutkan bahwa dalam hal nilai faktor keamanan
lereng timbunan dengan menggunakan kohesi dan sudut gesek residual tidak memenuhi nilai
dalam studi kelayakan, maka berdasarkan hasil kajian teknis yang paling kurang mencakup
geometri dan dimensi lereng timbunan, umur pakai timbunan, faktor keamanan lereng, upaya
penguatan timbunan, rencana pemantauan dan tindak lanjut, serta analisis resiko.
Sesuai dengan komposisi batuan penutup berdasarkan stratigrafi secara umum, maka
material timbunan yang dipakai sebagai dasar analisis adalah merupakan komposisi dari
30% batupasir, 40% batu lempung dan 30% batulanau. Berdasarkan pengukuran di area
timbunan selama ini, bahwa angle of repose material timbunan adalah 200-300, parameter
tersebut dipakai sebagai parameter sudut lereng tunggal timbunan sebelum dilakukan
penataan lahan untuk reklamasi. Setelah dilakukan penataan lahan, maka sudut lereng
tunggal akan dilandaikan menjadi antara 150-200. Setelah sudut lereng tunggal dilandaikan,
diharapkan masih ada berm selebar 4-5 m untuk digunakan sebagai akses dalam melakukan
reklamasi pada jenjang di atasnya. Oleh sebab itu, lebar berm timbunan akan dipersiapkan
dengan lebar sekitar 5-7 m. Sehingga sudut lereng keseluruhan timbunan menjadi sekitar
250-300. Ringkasan parameter design lereng timbunan dapat dilihat pada Tabel 5-8.

Tabel 5-8 Parameter Desain Lereng Timbunan Disposal

Disposal Outpit Dump &


Parameter Satuan
Inpit Dump
Sudut Lereng Keseluruhan Derajat 250-300
Sudut Lereng Tunggal (Angle Of Repose) Derajat 200-300
Sudut Lereng Tunggal (Setelah Reklamasi) Derajat 150-200
Tinggi Lereng Tunggal Meter 15
Lebar Berm Meter 5-7
Lebar Berm (Setelah Reklamasi) Meter 4-5
Lebar Jalan Disposal Meter 20
Grade Jalan Disposal Maksimum % 10

Gambar 5-14 memperlihatkan disposal PT. KISB dan garis sayatan. Hasil sayatan
dan analisis kestabilan lereng timbunan disposal diperlihatkan pada Gambar 5-15 hingga
Gambar 5-16.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-15
Gambar 5-14 Sayatan Disposal PT. KISB

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-16
Gambar 5-15 Studi Kestabilan Lereng Disposal Sayatan G’

Gambar 5-16 Studi Kestabilan Lereng Disposal Sayatan Gpad

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-17
Gambar 5-17 Studi Kestabilan Lereng Disposal Sayatan F

Gambar 5-18 Studi Kestabilan Lereng Disposal Sayatan F’

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-18
Analisis design timbunan untuk inpit dump juga telah dilakukan untuk menjamin
stabilitas timbunan pada area bekas tambang yang telah selesai ditambang. Design timbunan
inpit dump PT. KISB dan garis sayatan diperlihatkan pada Gambar 5-19. Hasil sayatan dan
analisis kestabilan lereng timbunan inpit dump diperlihatkan pada Gambar 5-20 sampai
Gambar 5-21.

Gambar 5-19 Sayatan Studi Geoteknik Kestabilan Lereng Inpit Dump

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-19
Gambar 5-20 Studi Kestabilan Lereng Inpit Dump Sayatan H

Gambar 5-21 Studi Kestabilan Lereng Inpit Dump Sayatan I

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-20
5.1.3. Rekomendasi Geoteknik
5.1.3.1. Rekomendasi Penggalian dan Penggaruan

Kesimpulan yang didapat dari hasil analisis kemampugalian, yaitu batuan yang ada
di PT. KISB dapat diberai dengan free digging menggunakan loader dengan gigi gali wedge
tooth.
Daya dukung material menggunakan perhitungan menurut Goodman (1989) dengan
memperhitungkan nilai kuat tekan dan nilai sudut gesek dalam litologi dengan faktor
keamanan yang digunakan ialah FK = 3. Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan nilai
daya dukung terlemah ialah pada litologi siltstone sebesar 42.79 kgf/cm2, sehingga untuk
pemilihan unit loader direkomendasikan untuk menggunakan loader yang memiliki ground
preasure tidak melebihi 42.79 kgf/cm2, serta jangkauan galian sekitar 8 m (ketinggian lereng
tunggal). Pemilihan unit hauler disesuaikan dengan ground preasure yang tidak melebihi
42.79 kgf/cm2 dengan memperhatikan bobot total hauler dan muatan serta distribusi beban
pada tiap gardan untuk mendapatkan beban pada tiap ban per luasan ban yang kontak dengan
permukaan jalan.

5.1.3.2. Rekomendasi Geometri dan Dimensi Lereng

Berdasarkan analisis yang telah dijelaskan pada subbab 5.1.2.2 untuk kestabilan
lereng tambang dan 5.1.2.3 untuk kestabilan lereng timbunan, maka geometri dan dimensi
lereng yang direkomendasikan dapat dilihat pada Tabel 5-9 untuk lereng tambang dan tabel
5-10 untuk lereng timbunan disposal dan inpit dump.

Tabel 5-9 Rekomendasi Geometri dan Dimensi Lereng Tambang

Parameter Satuan Highwall (0) Sidewall (0)


Sudut Lereng Keseluruhan derajat 30 25
Sudut Lereng Tunggal derajat 36 33
Tinggi Lereng Tunggal meter 8 8
Lebar Berm meter 4 10
Lebar Jalan Tambang meter 20 20
Grade Jalan Tambang Maksimum % 10 10

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-21
Tabel 5-10 Rekomendasi Geometri dan Dimensi Lereng Timbunan

Disposal Outpit Dump &


Parameter Satuan
Inpit Dump
Sudut Lereng Keseluruhan Derajat 250-300
Sudut Lereng Tunggal (Angle Of Repose) Derajat 200-300
Sudut Lereng Tunggal (Setelah Reklamasi) Derajat 150-200
Tinggi Lereng Tunggal Meter 15
Lebar Berm Meter 5-7
Lebar Berm (Setelah Reklamasi) Meter 4-5
Lebar Jalan Disposal Meter 20
Grade Jalan Disposal Maksimum % 10

5.1.3.3. Rekomendasi Faktor Keamanan Statis dan Dinamis, Probabilitas Longsor, dan
Tingkat Keparahan Longsor

Dari hasil analisis terhadap desain lereng tambang maupun timbunan yang telah
dijelaskan pada subbab 5.1.2.2 untuk lereng tambang dan 5.1.2.3 untuk lereng timbunan,
maka didapatkan faktor keamanan dan probabilitas kelongsoran yang direkomendasikan.
Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 5-11 untuk faktor keamanan dan probabilitas
kelongsoran lereng tambang dan Tabel 5-12 untuk lereng timbunan.

Tabel 5-11 Rekomendasi Faktor Keamanan dan Probabilitas Kelongsoran Lereng Tambang

Faktor Faktor Probabilitas Probabilitas


Sayatan Keamanan Keamanan Kelongsoran Kelongsoran Catatan
Stastis Dinamis Statis(%) Dinamis(%)
A 1.634 1.547 0.00% 0.00% Highwall
B 1.936 1.835 0.00% 0.00% Highwall
C 1.871 1.775 0.00% 0.00% Sidewall
D 2.251 2.133 0.00% 0.00% Lowwall
E 2.258 2.148 0.00% 0.00% Lowwall
F 2.673 2.543 0.00% 0.00% Lowwall

Tabel 5-12 Rekomendasi Faktor Keamanan dan Probabilitas Kelongsoran Lereng Timbunan

Sayatan Probabilitas Probabilitas Faktor Keamanan Faktor Keamanan


Kelongsoran Statis Kelongsoran Statis Dinamis
(%) Dinamis (%)
Outpit Dump
G 0.00% 0.00% 2.967 2.823
G’ 0.00% 0.00% 1.797 1.710
F 0.00% 0.00% 3.031 2.884
F’ 0.00% 0.00% 2.192 2.086
Inpit Dump
H 0.00% 0.00% 8.317 8.478
I 0.00% 0.00% 7.111 7.084

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-22
5.1.3.4. Rekomendasi Pemantauan Geoteknik

Pergeseran lereng yang besar, saat terjadinya longsoran atau runtuhan selalu diawali
dengan pergerakan yang kecil. Pergerakan tersebut dapat dideteksi dengan bantuan alat yang
sensitif. Kegiatan pemantauan sangat penting dilakukan karena terkait langsung dengan
stabilitas lereng.
Rekahan tarik menjadi ciri yang hampir selalu ada pada lereng yang bergerak. Oleh
karena itu, pengukuran lebar rekahan menjadi cara yang dapat diandalkan dalam pemantauan
lereng. Dengan mengetahui pola rekahan tarik yang terbentuk pada bagian atas lereng, dapat
diperoleh informasi mengenai mekanisme dan arah pergerakan lereng.
Menurut Mah dan Wyllie (2004), pengukuran lebar rekahan yang terbentuk pada
lereng dapat dilakukan dengan 2 cara. Cara yang paling sederhana adalah dengan memasang
dua buah pin di kedua sisi rekahan. Lalu jarak diantara kedua pin tersebut diukur dengan
suatu alat ukur (Gambar 5-22). Jarak maksimum yang dapat diukur dengan cara ini adalah
sekitar 2 meter. Hasil Analisa dari controlling dan monitoring geotek ini dapat menjadi dasar
dalam bagian pemantauan kestabilan lereng tambang maupun suatu timbunan.

Gambar 5-22 Pengukuran Lebar Rekahan Menggunakan Sepasang Bin Baja

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-23
Sementara itu untuk mengukur lebar serangkaian rekahan pada suatu lereng dapat
digunakan ekstensiometer (wire extensometer) seperti ditunjukkan pada gambar 5-23.
Extensiometer juga berfungsi untuk melihat pergesaran suatu tanah dari hasil uji petik suatu
titik di daerah zona lereng. Pergerakan ini harus dicatat setiap harinya agar mitigasi dari
potensinya longsor dapat dicegah.
Jika suatu lereng mengalami pergerakan yang melebihi batas normal sesuai dengan
pengambilan data harian yang dilakukan maka akan dilakukan pemberian perilaku
perubahan kemiringan lereng dengan yang lebih landai dan akan dilakukan monitoring
kembali.

Gambar 5-23 Pengukuran Lebar Rekahan Menggunakan Kawat Ekstensometer

Jika level air tanah di dalam lereng cukup tinggi mendekati jenuh (fully saturated),
disarankan untuk membuat sistem penirisan dengan horizontal drainhole di muka lereng.
Namun perlu dicatat, bahwa air yang keluar dari horizontal drainhole harus diupayakan agar
masuk ke dalam saluran sistem penanggulangan air di permukaan lereng dan dapat mengalir
bersama air limpasan menuju sump pada lantai tambang.

5.1.4. Studi Geokimia

Air asam tambang yang dicirikan oleh tingginya tingkat keasaman atau rendahnya
nilai pH air yang berasal dari areal kegiatan pertambangan dan/atau penimbunan dan/atau
stockpile, merupakan salah satu dampak lingkungan penting dari kegiatan pertambangan.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-24
Tingginya tingkat keasaman dapat meningkatkan kandungan logam terlarut di dalam air
asam tambang. Salah satu langkah untuk penanganan masalah ini adalah karakterisasi
berbagai jenis batuan yang menyusun overburden dan/atau interburden ditinjau dari
kemampuannya membentuk asam.

Potensi terbentuknya air asam tambang di dalam suatu area tambang, dapat diprediksi
dari conto (sample) lapisan batuannya dengan mengetahui nilai kandungan sulfur, kapasitas
penetralan asam dan kapasitas pembentukan asam netto. Untuk mengetahui potensi air asam
tambang dilakukan pengujian conto batuan

PT KISB melakukan uji geokimia batuan pada tahun 2017 di Laboratorium


Lingkungan Tambang Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Tekhnologi
Bandung.
Uji yang dilakukan menggunakan uji statik batuan menggunakan metode NAPP
(Potensi Pembentukan Asam Netto /Net Acid Producing Potential ) yang terdiri dari:
• Kandungan Sulfur Total
Merupakan jumlah sulfur yang terkandung pada conto batuan yang dinyatakan dalam
satuan %. Pengujian dilakukan berdasarkan standar ISO 351/1984 Solid Mineral Fuels
Determination of Total Sulfur High Temperature Combustion Method.
• Pasta pH
Berdasarkan metode Sobek, dkk., (1978) Field and Laboratory Methods Applicable to
Overburden and Minesoils, US EPA 600/2-78-054. Pasta pH didapatkan dari conto halus
yang dicampur air sehingga membentuk pasta.
• Kapasitas penetralan Asam (Acid Neutralizing Capacity/ANC)
Kapasitas penetralan asam merupakan ukuran kemampuan suatu batuan untuk
menetralkan asam berdasarkan kandungan mineral karbonat. Analisis ini dilakukan
menurut standar pengujian EPA-600 (Sobek, dkk., 1978) yang dinyatakan dalam satuan
jumlah kg CaCO3 per ton batuan atau kg H2SO4 per ton batuan.
• Asam Netto (Net Acid Generating/NAG)
Pembentukan asam netto ini dianalisis dengan menambahkan hydrogen peroksida untuk
mengoksidasi sulfide yang bersifat reaktif dan selanjutnya ditentukan asam netto yang
terbentuk setelah terjadi proses netralisasi internal. Pengujian ini dilakukan berdasarkan
rancangan standar pengujian SNI (Rancangan Standar Nasional Indonesia, RSNI PU 36-
1997).
Dari hasil pengujian di atas kemudian akan ditentukan:

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-25
a) Maximum Potential Acidity (MPA)
MPA merupakan potensi maksimal asam yang dapat terbentuk berdasarkan asumsi
bahwa semua unsur sulfur yang terkandung dalam conto batuan dapat menghasilkan
asam yang dihitung dari kandungan sulfur total serta dinyatakan dalam satuan kg H2SO4
per ton batuan.
b) Potensi Pembentukan Asam Netto (Net Acid Producing Potential/NAPP)
NAPP adalah hasil perhitungan asam-basa (acid-base accounting) yang merupakan
selisih antara MPA dengan ANC yang dinyatakan dalam satuan kg H2SO4 per ton batuan.

Hasil perhitungan asam basa dan nilai NAG dipakai untuk mengklasifikasikan conto
batuan yang diuji ke dalam kelompok-kelompok batuan sesuai dengan potensi pembentukan
asam tambangnya, yaitu batuan bukan pembentuk asam, batuan pembentuk asam kapasitas
rendah, batuan pembentuk asam kapasitas tinggi dan batuan pembentuk asam.

Di Indonesia, analisa statik NAPP adalah yang paling banyak dikenali baik oleh
pemerintah, laboratorium independent dan perusahaan pertambangan itu sendiri. Pada
metode ini potensi keasaman maksimum dari tanah tambang yang dianalisis ditentukan
berdasarkan jumlah total sulfur sebesar 1% pada batuan sebanyak 1 ton akan menghasilkan
asam sulfat sebanyak 30,62 kg yang membutuhkan 31,25kg CaCo3 untuk menetralkannya
(Gautama, 2012).

Sampel batuan yang di uji oleh PT KISB yaitu 5 sampel yang didapatkan dari
kedalaman bervariasi dan dari 5 titik yaitu KISB-01-LW1, KISB-01-LW2, KISB-01-HW5,
KISB-01-HW7, KISB-01-LW6. Kedalaman yang digunakan dari kedalam 15.9 meter
sampai 57.5 meter (Tabel 5.13).

Tabel 5-13 Sebaran Kode Sampel Uji Geokimia Batuan PT KISB

No Kode Kedalaman (m) Ket

1 KISB-01-LW1 15.9-16.2

2 KISB-01-LW2 37.2-37.5

3 KISB-01-HW5 44.2-44.6

4 KISB-01-HW7 46.9-47.2

5 KISB-01-LW6 57.2-57.5

Hasil dari analisis metode NAPP di laboratorium mengindikasikan bahwa tambang


batubara PT KISB yang diidentifikasi didominasi oleh batuan NAF (Non Acid Forming)

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-26
dengan kisaran NAG pH 3,38– 7,74 dan NAPP antara -4,77 hingga 4,69. Lapisan PAF
(Potential Acid Forming) hanya pada sampel KISB-01-HW5 dan KISB-01-HW7. Hasil uji
static secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 5.14. Penentuan kriteria batuan PAF atau NAF
berdasarkan Tabel 5.15.

Tabel 5-14 Hasil Uji Statik Sampel PT KISB


Total
NAG
Depth Sulfur pH NAG
No Code MPA ANC ANC/MPA NAPP
(m) Paste pH pH
(%) pH4.5
7
1 KISB-01-LW1 15.9-16.2 0.17 5.21 1.91 0.37 3.3 7.04 5.19 - 3.42
2 KISB-01-LW2 37.2-37.5 0.12 3.67 8.44 2.3 -4.77 8.15 7.44 - -
3 KISB-01-HW5 44.2-44.6 0.71 31.55 - 0.00 11.55 2.9 2.45 3.68 7.21
4 KISB-02-HW7 46.9-47.2 0.21 6.43 6.03 0.94 0.4 7.52 6.84 - 0.25
5 KISB-02-LW6 57.2-57.5 0.26 7.96 3.27 0.41 4.69 4.57 3.38 3.0 6

Tabel 5-15 Penentuan Kriteria Batuan PAF atau NAF

Penyebaran batuan PAF hanya terfokus pada lokasi lokasi yang mempunyai
karaketeristik batuan tertentu, seperti sekitar lapisan batubara. Secara keseluruhan lapisan
NAF lebih mendominasi dari pada lapisan PAF. Selain itu, pada area ini tidak
diketemukannya lapisan uncertain pada lapisan alluvial (Tabel 5.16).

Tabel 5-16 Hasil Studi Geokimia Batuan PT KISB

No Kode Kedalaman (m) Ket

1 KISB-01-LW1 15.9-16.2 NAF

2 KISB-01-LW2 37.2-37.5 NAF

3 KISB-01-HW5 44.2-44.6 LAF

4 KISB-01-HW7 46.9-47.2 N-PAF

5 KISB-01-LW6 57.2-57.5 NAF

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-27
Hidrologi – Hidrogeologi

Menurut Singh (1992), hidrologi adalah sebuah cabang ilmu yang membahas
karakteristik waktu dan ruang, kuantitas, dan kualitas air di bumi. Menurut Marta dan
Adidarma (1983), hidrologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai pergerakan dan
distribusi air di bumi baik di atas maupun di bawah permukaan bumi, tentang sifat kimia dan
fisika air dengan reaksi terhadap lingkungan dan hubungannya dengan kehidupan.
Hidrogeologi merupakan bagian ilmu hidrologi yang mempelajari penyebaran dan
pergerakan air tanah dalam tanah dan batuan di kerak bumi.
Secara umum sumber air yang sering masuk ke bukaan tambang dapat dibedakan
menjadi empat macam, yaitu air yang berasal dari permukaan tanah baik berupa air sungai,
air danau, air rawa, serta air limpasan dari daerah sekitarnya yang topografinya lebih tinggi,
dan juga air yang berasal dari dalam tanah atau disebut dengan air tanah.
Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827/K/30/MEM/2018, kajian
hidrologi adalah kegiatan penelitian untuk mempelajari dan mengetahui pergerakan,
distribusi, kuantitas, dan kualitas air permukaan dalam rangka perencanaan dan kegiatan
pertambangan. Kajian hidrogeologi adalah kegiatan penelitian untuk mengidentifikasi dan
mempelajari lapisan batuan yang mengandung air tanah, serta kuantitas dan kualitas air tanah
dalam rangka perencanaan dan kegiatan pertambangan. Oleh karena itu, PT. KISB
melakukan kajian hidrologi dan hidrogeologi yang menjadi salah satu aspek penting dalam
perencanaan tambang.

Akuisisi Data

Jenis

Jenis data yang digunakan untuk kajian hidrologi dan hidrogeologi PT. KISB antara
lain:
• Data curah hujan
Data curah hujan diambil dari data curah hujan yang dikeluarkan oleh Badan
Meteorologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Banjarbaru Kalimantan Selatan.
• Peta topografi
Peta topografi yang digunakan dalam kajian ini didapatkan dari departemen
engineering
PT. KISB.
• Data luas daerah tangkapan hujan (DTH)

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-28
Data luas DTH didapatkan dari analisis terhadap peta topografi dan desain tambang
tiap tahun.
• Data lubang bor
Data lubang bor yang digunakan berupa data yang didapatkan dari hasil identifikasi
terhadap lubang bor yang dibuat untuk sumur uji dalam rangka penyelidikan
hidrogeologi di wilayah IUP OP PT. KISB. Identifikasi lubang bor untuk sumur uji
menghasilkan data seperti data litologi, tinggi muka air tanah (watertable), dan data
kualitas air tanah.
• Data slug test
Data slug test digunakan untuk mengetahui karakteristik dari jenis lapisan akuifer yang
berada di wilayah IUP OP PT. KISB. Kegiatan slug test dapat dilakukan setelah
dilakukan kegiatan konstruksi sumur uji pada lubang bor yang telah ditentukan untuk
kegiatan penyelidikan hidrogeologi di wilayah IUP OP PT. KISB.

Jumlah

Jumlah data yang digunakan untuk kajian hidrologi dan hidrogeologi secara lengkap
yaitu:
• Data curah hujan dalam rentang waktu 10 tahun (tahun 2005 sampai dengan tahun
2014).
• Data masing-masing area Luas DTH (catchment area) per tahun penambangan.
• Data slug test didapatkan dari pengujian slug test pada tiga titik lubang bor.

Sebaran data

Data yang telah diambil untuk analisis hidrologi dan hidrogeologi telah
memperhitungkan dan mewakili serta dapat menggambarkan pengaruh air terhadap rencana
penambangan di wilayah IUP OP PT. KISB.

Analisis Hidrologi-Hidrogeologi

Hidrologi

Kegiatan analisis hidrologi yang dilakukan berupa analisis data curah hujan,
perhitungan curah hujan rencana, perhitungan intensitas curah hujan rencana, penentuan
koefisien limpasan, dan perhitungan debit air limpasan.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-29
• Analisis Data Curah Hujan
Hujan rencana ditentukan dari hasil analisis frekuensi data curah hujan yang tersedia,
penetapan seri data dalam penyelidikan ini dilakukan dengan menggunakan metode
partial series, yaitu dengan mengambil/mencatat curah hujan bulanan maksimum
pada setiap tahun. Perhitungan tersebut dilakukan berdasarkan data curah hujan
untuk selama rentang periode 2005-2014. Analisis ini menggunakan frekuensi
Gaumbell dengan memakai data 10 tahun pengamatan.
Untuk menghitung curah hujan rencana, terlebih dahulu harus dicari Reduced Mean
(Yn), Reduced Variate (Yt), Standard Deviation (SD), dan Reduced Standard
Deviation (Sn) dari data curah hujan yang ada. Untuk hasil pengolahan data curah
hujan dapat dilihat pada Tabel 5-17.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-30
Tabel 5-17 Pengolahan Data Curah Hujan Tahun 2005-2014

Curah Hujan Curah Hujan (X-Xr)2


No. Tahun Sd n m Yn Ynr (Yn-Ynr)2 Sn
Maximum (X) (mm) Rata-rata (Xr) (mm) (mm)

1 2005 13.85 25.06 125.59 20.70 10 10 -0.02 0.58 0.35 0.19

2 2006 19.45 25.06 31.51 20.70 10 4 0.71 0.58 0.02 0.19

3 2007 82.10 25.06 3,252.91 20.70 10 1 1.38 0.58 0.65 0.19

4 2008 22.07 25.06 8.92 20.70 10 3 0.86 0.58 0.08 0.19

5 2009 15.75 25.06 86.69 20.70 10 8 0.25 0.58 0.11 0.19

6 2010 14.57 25.06 110.00 20.70 10 9 0.13 0.58 0.20 0.19

7 2011 31.72 25.06 44.33 20.70 10 2 1.06 0.58 0.23 0.19

8 2012 15.76 25.06 86.48 20.70 10 7 0.36 0.58 0.05 0.19

9 2013 18.30 25.06 45.76 20.70 10 5 0.58 0.58 0.00 0.19

10 2014 17.04 25.06 64.36 20.70 10 6 0.47 0.58 0.01 0.19

Jumlah 250.61 3,856.53 5.77 1.70

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-31
Periode ulang hujan yang digunakan PT. KISB adalah periode ulang 5 tahun.
Perhitungan resiko hidrologi berdasarkan periode ulang hujan dan umur tambang
dapat dilihat pada Tabel 5-18.

Tabel 5-18 Resiko Hidrologi pada Periode Ulang Hujan

Periode Ulang Resiko Hidrologi

(Tahun) (%)

1 100.00

2 99.90

3 98.27

4 94.37

5 89.26

6 83.85

7 78.59

8 73.69

9 69.21

10 65.13

Perhitungan periode ulang hujan digunakan sebagai pertimbangan teknis dalam


perancangan sistem penyaliran tambang agar efektif dan efisien.
• Curah Hujan Rencana
Air hujan akan menjadi masalah bagi kegiatan penambangan jika jumlah curah hujan
tidak direncanakan. Oleh karena itu, kemungkinan jumlah hujan yang datang harus
dihitung dan diketahui sehingga dapat digunakan untuk rencana penambangan.
Analisis curah hujan ekstrim digunakan untuk mengantisipasi kemungkinan periode
pengembalian yang ekstrim dan intensitas maksimum yang mungkin terjadi.
Perhitungan curah hujan rencana berdasarkan analisis data curah hujan yang telah
dihitung dapat dilihat pada Tabel 5-19.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-32
Tabel 5-19 Perhitungan Curah Hujan Rencana
Periode Ulang (Tahun) 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Yt 0.52 0.75 0.90 1.01 1.10 1.17 1.24 1.29 1.34

Yn rata-rata 0.58 0.58 0.58 0.58 0.58 0.58 0.58 0.58 0.58

Sn 0.19 0.19 0.19 0.19 0.19 0.19 0.19 0.19 0.19

K -0.30 0.94 1.73 2.31 2.77 3.16 3.49 3.78 4.03

SD 20.70 20.70 20.70 20.70 20.70 20.70 20.70 20.70 20.70

Curah Hujan Rata-rata (mm) 25.06 25.06 25.06 25.06 25.06 25.06 25.06 25.06 25.06

Curah Hujan Rencana (mm) 18.94 44.45 60.77 72.86 82.47 90.45 97.28 103.25 108.55

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-33
• Intensitas Curah Hujan Rencana
Intesitas curah hujan artinya tinggi curah hujan yang terjadi sekian mm dalam kurun
waktu selama jam (Syahril, 2011). Perhitungan intensitas yang telah dilakukan
didasarkan pada periode ulang 5 tahun. Perhitungan intensitas curah hujan rencana
dilakukan dengan menggunakan rumus Monnonobe. Perhitungan intensitas curah
hujan dapat dilihat pada Tabel 5-20.

Tabel 5-20 Intensitas Curah Hujan Rencana

Periode Ulang (Tahun) 5

Curah Hujan Max Rencana (mm/hari) 72.86

Intensitas Curah Hujan Rencana (mm/jam) 25.26

• Koefisien Limpasan
Untuk menentukan koefisien limpasan di daerah penambangan, dipengaruhi oleh
macam permukaan dan luas DTH, dimana tiap permukaan mempunyai koefisien
limpasan yang bervariasi. Luas DTH ditentukan berdasarkan peta topografi daerah
yang akan diteliti dan desain pit penambangan. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi harga koefisien limpasan, antara lain kondisi permukaan tanah, luas
DTH, dan kemiringan permukaan tanah. Tiap-tiap permukaan tanah mempunyai
koefisien limpasan berbeda-beda, menurut Rudy Sayoga Gautama, secara umum
dapat dilihat pada Tabel 5-21.

Tabel 5-21 Nilai Koefisien Limpasan

Topografi (Ct) Tanah (Cs) Vegetasi (Cv)

Datar <1% 0.03 Pasir dan Gravel 0.04 Hutan 0.04

Bergelombang 1-10% 0.08 Lempung berpasir 0.08 Pertanian 0.11

Perbukitan 10-20% 0.16 Lempung dan lanau 0.16 Padang Rumput 0.21

Pegunungan >20% 0.26 Lapisan Batu 0.26 Tanpa Tanaman 0.28

Sumber: Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan (Supirin, 2004)

Untuk masing-masing daerah dan periode penambangan mempunyai nilai the


cacthment average volumetric runoff coefficient (Cv) yang selanjutnya disebut
sebagai koefisien limpasan (C) yang menyesuaikan dengan luas dari DTH tersebut

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-34
dan jenis permukaan limpasan curah hujan.
Rincian nilai koefisien limpasan di wilayah IUP OP PT. KISB menurut DTH masing-
masing dapat dilihat pada Tabel 5-22.

Tabel 5-22 Nilai Koefisien Limpasan dan Luas DTH

Koefisien Luas
Tahun DTH Ct Cs Cv
Limpasan (Km2)

I DTH 1 0.08 0.08 0.28 0.44 0.254

II DTH 2 0.08 0.08 0.28 0.44 0.455

III DTH 3 0.08 0.08 0.28 0.44 0.537

IV DTH 4 0.08 0.08 0.28 0.44 0.545

Luas Daerah Tangkapan Hujan Tahun ke-1 sampai tahun ke-4


• Tahun Ke-1
Luasan area penambangan untuk tahun pertama dengan luas total 0.254 Km2
yang terdiri dari 0.125 Km2 untuk area penambangan dan 0.129 Km2 untuk area
disposal. Gambar penyaliran tambang tahun 2020 dapat dilihat pada Gambar 5-
24.
• Tahun Ke-2
Luasan area penambangan untuk tahun kedua dengan luas total 0.455 Km2 yang
terdiri dari 0.224 Km2 untuk area penambangan dan 0.2308 Km2 untuk area
disposal. Gambar penyaliran tambang tahun 2021 dapat dilihat pada Gambar 5-
25.
• Tahun Ke-3
Luasan area penambangan untuk tahun ketiga dengan luas total 0.537 Km2 yang
terdiri dari 0.281 Km2 untuk area penambangan dan 0.255 Km2 untuk area
disposal. Gambar penyaliran tambang tahun 2022 dapat dilihat pada Gambar 5-
26.
• Tahun Ke-4
Luasan area penambangan untuk tahun keempat dengan luas total 0.545 Km2
yang terdiri dari 0.291 Km2 untuk area penambangan dan 0.255 Km2 untuk area
disposal. Gambar penyaliran tambang tahun 2023 dapat dilihat pada Gambar 5-
27.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-35
• Debit Air Limpasan
Menurut Budiarto, dkk. (2008), air limpasan disebut juga dengan air permukaan,
yaitu semua air yang mengalir lewat permukaan tanah sampai badan tanah.
Perhitungan debit air limpasan yang dilakukan oleh PT. KISB adalah dengan
menggunakan persamaan rasional. Hasil perhitungan debit air limpasan di daerah
penyelidikan PT. KISB dapat dilihat pada Tabel 5-23.

Tabel 5-23 Debit Air Limpasan

I A Q
Tahun DTH C
(mm/jam) (km2) (m3/detik)

I DTH 1 0.44 25.26 0.254 0.39

II DTH 2 0.44 25.26 0.455 0.69

III DTH 3 0.44 25.26 0.537 0.86

IV DTH 4 0.44 25.26 0.545 0.90

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-36
Gambar 5-24 Penyaliran Tambang tahun I

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-37
Gambar 5-25 Penyaliran Tambang tahun II

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-38
Gambar 5-26 Penyaliran Tambang tahun III

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-39
Gambar 5-27 Penyaliran Tambang tahun IV

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-40
Rekomendasi Hidrologi dan Hidrogeologi

Rencana Penyaliran Tambang (Dimensi Sump, Dimensi Ditch, Horizontal /Vertical


Drain, Dimensi Settling Pond)

Berdasarkan kajian hidrologi yang telah dilakukan, maka debit air yang akan masuk
ke tambang dapat diprediksi. Oleh karena itu, PT. KISB merencanakan sistem penyaliran
tambang agar kegiatan penambangan dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
• Saluran (Drainage)
Rencana penyaliran tambang di wilayah IUP OP PT. KISB direncanakan
menggunakan saluran terbuka untuk mengalirkan air agar dapat meminimalisir air
yang masuk ke dalam pit tambang. Penentuan dimensi dan desain saluran
berdasarkan pada debit air yang diprediksi masuk ke pit tambang.
Desain saluran dapat dilihat pada gambar 5-28 dan dimensi saluran pada setiap DTH
dapat dilihat pada tabel 5-24.

Tabel 5-24 Dimensi dan Debit Saluran Air


b y z A P V Q (saluran)
Tahun DTH n S 2
m m m m m m/s m3/s
I 0.50 0.50 0.03 1% 0.82 0.66 2.42 1.40 0.93 0.50
II 0.50 0.50 003 1% 0.82 0.66 2.42 1.40 0.93 0.50
III 0.50 0.50 0.03 1% 0.82 0.66 2.42 1.40 0.93 0.50
IV 0.50 0.50 0.03 1% 0.82 0.66 2.42 1.40 0.93 0.50

Gambar 5-28 Desain Saluran PT. KISB

• Sumuran (Sump)
Sumuran utama dibuat pada elevasi yang paling rendah di area pit penambangan.
Sumuran utama letaknya akan berpindah-pindah sesuai dengan kemajuan tambang.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-41
Sumuran utama dapat juga diletakkan di daerah yang telah selesai ditambang (mine
out). Pada area yang telah selesai ditambang sebelum dilakukan backfill, maka area
tersebut dapat dijadikan sumuran utama. Sumuran utama ini juga dapat dipakai untuk
pengendapan, sebelum di pompa ke kolam pengendapan lumpur.
• Kolam Pengendapan Lumpur (Settling pond)
Kolam pengendapan lumpur (KPL) atau yang sering disebut dengan settling pond
berfungsi untuk mengendapkan lumpur yang terbawa air sebelum air tersebut dilepas
ke badan air penerima atau sungai. Sesuai dengan fungsi tersebut, maka pada KPL
diperlukan waktu tunggu air di dalam KPL tersebut.
PT. KISB merencanakan KPL menurut Keputusan Menteri ESDM Nomor
1827/K/30/MEM/2018 pada Lampiran V, yaitu KPL harus dilengkapi dengan
perlengkapan berikut:
1) Akses pemeliharaan dan pemantauan yang terpelihara dengan baik.
2) Alat yang berfungsi menghentikan aliran air di titik keluar menuju badan
perairan umum jika terjadi pelampauan baku mutu lingkungan hidup pada titik
keluar (outlet) kolam pengendap.
3) Sarana pengukur debit air pada titik keluar kolam pengendap.
4) Papan informasi hasil pemantauan kualitas air limbah pertambangan.
Bentuk KPL PT. KISB berupa kolam berbentuk zigzag. Bentuk ini dimaksudkan agar
kecepatan aliran lumpur relatif rendah, sehingga partikel padatan cepat mengendap.
KPL yang dibuat terdiri atas 4 zona yaitu:
1) Zona masukan (inlet zone)
Zona ini berfungsi sebagai tempat masuknya air yang bercampur dengan padatan
dalam bentuk lumpur ke dalam KPL.
2) Zona pengendapan (settlement zone)
Zona ini berfungsi sebagai tempat partikel padatan untuk mengendap secara
maksimal.
3) Zona endapan lumpur (sediment zone)
Zona ini merupakan tempat material padatan yang bercampur bersama air akan
mengalami sedimentasi.
4) Zona keluaran (outlet zone)
Zona ini merupakan tempat keluaran air yang diharapkan hampir jernih.
Sketsa KPL yang direncanakan PT. KISB dapat dilihat pada Gambar 5-29.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-42
Gambar 5-29 Sketsa KPL PT. KISB

PT. KISB merencanakan kapasitas KPL dengan pertimbangan dapat menampung air
yang masuk ke tambang selama 5 jam. Adapun dimensi KPL berdasarkan debit air
yang masuk pada setiap DTH dapat dilihat pada Tabel 5-25.

Tabel 5-25 Dimensi dan Kapasitas KPL


Q t Qtotal P L T Kapasitas
Tahun DTH
(m3/jam) jam m3 M M m m3
I DTH 1 1,390.28 5 6,951.41 50 40 4 8,000
II DTH 2 2,480.26 5 12,401.32 60 55 4 13,200
III DTH 3 3,107.56 5 15,537.80 75 55 4 16,500
IV DTH 4 3,225.46 5 16,127.28 75 55 4 16,500

Kebutuhan Pompa

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan mengenai potensi debit air yang akan
masuk ke dalam lubang bukaan tambang, maka diperlukan pompa untuk mengalirkan air
tersebut agar tidak mengganggu kegiatan penambangan. Pompa digunakan untuk
mengalirkan air dari sump ke KPL. Hal ini agar ada keseimbangan antara air yang masuk ke
dalam tambang dengan air yang dikeluarkan.
Pompa yang direkomendasikan untuk digunakan oleh PT. KISB adalah pompa
dengan rotaty per minute (rpm) sebesar 1.400 rpm, dengan debit yang dialirkan mencapai
1.300 m3/hour, dengan head 110 m dan efisiensi pompa minimal 70%.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-43
Adapun hasil perhitungan analisis pompa yang direkomendasikan untuk
mengeluarkan air yang masuk ke dalam bukaan tambang pada setiap DTH di PT. KISB dapat
dilihat pada Tabel 5-26.

Tabel 5-26 Perhitungan Analisis Pompa


Q Head Flowrate Waktu Pemompaan
Tahun DTH 3
RPM 3
m /jam m m /jam jam
I DTH 1 1,390.28 110 1,400 1,300 1.07
II DTH 2 2,480.26 110 1,400 1,300 1.91
III DTH 3 3,107.56 110 1,400 1,300 2.39
IV DTH 4 3,225.46 110 1,400 1,300 2.48

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 5-44
6. RENCANA PENAMBANGAN

Sistem/Metoda dan Tata Cara Penambangan

Penambangan yang dilakukan di IUP OP PT. KISB menggunakan sistem tambang


terbuka (open pit). Secara umum penentuan sistem dan tata cara penambangan
membutuhkan beberapa parameter diantaranya:
• Karakteristik seam batubara;
• Karakteristik batuan penutup (OB);
• Pertimbangan geoteknik;
• Pertimbangan kualitas batubara; dan
• Target produksi.
Rencana kegiatan penambangan PT. KISB tidak ada yang berubah dari dokumen
studi kelayakan sebelumnya, yaitu:
• Pembersihan lahan, pengupasan, dan pemindahan tanah pucuk (top soil)
Kegiatan ini dimulai dengan membersihkan semua vegetasi di sekitar wilayah yang
akan dijadikan lokasi kegiatan penambangan (pit), penimbunan batuan penutup
(disposal), penimbunan top soil (stock soil), dan fasilitas maupun infrastruktur
penunjang kegiatan penambangan seperti jalan, kantor, Kolam Pengendap Lumpur
(KPL), dan fasilitas lainnya sesuai dengan kebutuhan PT. KISB.
Setelah kegiatan pembersihan lahan selesai, maka area yang direncanakan akan
digunakan untuk kegiatan penambangan akan dilakukan kegiatan pengupasan top
soil (Gambar 6-1). Top soil tersebut akan diangkut dan dipindahkan ke lokasi
penimbunan top soil yang disebut stock soil dan disediakan secara khusus untuk
memelihara unsur hara yang terkandung di dalam top soil agar tetap terjaga, sehingga
nantinya setelah kegiatan penambangan selesai atau memasuki fase reklamasi, top
soil tersebut dapat digunakan kembali. Lokasi stock soil ini umumnya berada tidak
terlalu jauh dari pit penambangan.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 6-1
Gambar 6-1 Aktivitas Pengupasan Material Tanah Pucuk (Top Soil)

• Pembongkaran/pemberaian dan pengangkutan overburden


Overburden (OB) diberaikan dengan cara digali langsung menggunakan alat berat
jenis excavator (Gambar 6-2). Pemuatan OB ke truk dilakukan di bawah atau dekat
dengan excavator, tergantung pada kondisi pit. Kemudian OB digunakan sebagai
material backfill (pada area penambangan yang sudah final) atau diangkut menuju
disposal.

Gambar 6-2 Pengupasan Material OB

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 6-2
• Penggalian dan pengangkutan batubara (coal getting)
Tahap awal yang dilakukan setelah batubara terekspos, yaitu melakukan cleaning di
bagian roof batubara menggunakan excavator support berukuran kecil (umumnya
Komatsu PC200 atau kelas yang sama) yang dilengkapi dengan flat cutting edge. Hal
ini dimaksudkan agar meminimalisir losses batubara sesuai dengan tujuan konservasi
dan memaksimalkan pendapatan perusahaan.
Setelah itu dilakukan percobaan stocking menggunakan alat support, jika batubara
terberai, maka stocking akan dilanjutkan, tetapi jika batubara keras, maka stocking
akan digantikan dengan teeth bucket. Posisi bucket saat melakukan stocking harus
berada diantara 75o-90o (Gambar 6-3).
Tahap akhir kegiatan coal getting adalah melakukan collecting atau memaksimalkan
keterambilan batubara di floor. Proses collecting juga menggunakan excavator
support berukuran kecil yang dilengkapi dengan flat cutting edge. Target losses PT.
KISB adalah 0.1 m di roof dan 0.1 m di floor. Sedangkan untuk dilusi adalah 0.025
m di roof dan 0.025 m di floor. Batubara yang telah terberai harus ditumpuk jauh dari
material OB di sekitar area kerja untuk kemudian dimuat ke dalam dump truck.
Sebelum batubara dimuat ke dump truck, PT. KISB akan memastikan bak dump truck
benar-benar bersih dari sisa-sisa OB yang tidak ter-dumping

Gambar 6-3 Sudut Gali Optimum Coal Getting

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 6-3
• Reklamasi
Area tapak bekas tambang (area tambang yang sudah final) dan bekas disposal yang
tidak digunakan lagi harus segera direklamasi. Kegiatan reklamasi ini meliputi
penatagunaan lahan, revegetasi, dan pemeliharaan. Secara rinci rencana reklamasi
akan dibahas secara terpisah dalam Dokumen Rencana Reklamasi yang dibuat setiap
lima tahun.
• Pascatambang
Ketika kegiatan penambangan berakhir, maka perlu dilakukan kegiatan
pascatambang. Kegiatan ini meliputi pembongkaran fasilitas dan infrastruktur
tambang yang tidak digunakan untuk peruntukan lain, reklamasi area yang belum
direklamasi pada saat kegiatan penambangan masih berlangsung, serta pemantauan
dan pengelolaan void. Untuk lebih detail rencana pascatambang akan dibahas dalam
Dokumen Rencana Pascatambang.
Tata cara dan urutan kegiatan penambangan PT. KISB dari hulu ke hilir dapat dilihat
pada ilustrasi yang disajikan dalam bagan alir sebagai berikut (Gambar 6-4).

Pembersihan lahan, Pemberaian dan


Penggalian dan
pengupasan dan pengangkutan
pengangkutan batubara
pemindahan top soil overburden

Kegiatan
Kegiatan reklamasi
pascatambang

Gambar 6-4 Bagan Alir Kegiatan Penambangan PT. KISB

Rencana Produksi

Pada dokumen studi kelayakan revisi I ini, PT. KISB merencanakan perubahan lokasi
penambangan yang sebelumnya berada di Blok Jango, kemudian berencana membuka
penambangan di Blok Bahalang. Adanya lokasi baru yang dibuka PT. KISB tentu akan
merubah rona akhir pascatambang. Selain itu, PT. KISB berencana meningkatkan rencana
kapasitas produksi dari yang semula 200,000 mt menjadi 321,980.86 mt. Peningkatan

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 6-4
produksi ini dikarenakan adanya penambahan lokasi penambangan yang telah dilakukan
pengkajian terhadap pit optimasi di lokasi Blok Bahalang.
Pada dokumen studi kelayakan sebelumnya, umur tambang PT. KISB diperkirakan
selama 6 tahun (2007-2012) dengan rencana produksi flat 200,000 mt. Karena dalam
perjalanannya PT. KISB mengalami kendala internal perusahaan, sehingga pada akhir 2019
di Blok Jango masih menyisakan cadangan sebanyak 11,175 mt. Pada dokumen studi
kelayakan revisi I ini, sisa umur tambang PT. KISB diperkirakan 3 tahun (Juni 2020-Juni
2023). Diperkirakan cadangan yang ada di pit Blok Jango selesai ditambang pada bulan Juni
2020. Setelah Blok Jango selesai, pada bulan Juli 2020 rencananya penambangan akan
berpindah ke Blok Bahalang, dengan cadangan sebesar 636 ribu mt dan kapasitas tertinggi
di tahun 2022 sebesar 321,980.86 mt.
PT. KISB merencanakan kegiatan penambangan dengan melakukan penambangan
sendiri, tapi tidak menutup kemungkinan apabila di kemudian hari terdapat kondisi tertentu
yang mengharuskan PT. KISB menggunakan kontraktor sebagai jasa penambangan dalam
kegiatan penambangannya.

Jadwal Rencana Produksi

Sebelum melakukan shceduling penambangan di Blok Bahalang, maka dibuat


standard parameter operation (SPO) penambangan. SPO PT. KISB dapat dilihat pada tabel
6-1.
Tabel 6-1 Standard Parameter Operation (SPO)

Jam Kerja Efektif Tahun Ke-


Satuan
Deskripsi Durasi I II III IV
Hari Kalender 1,095.00 Hari 184.00 365.00 365.00 181.00
Libur 60.00 Hari 6.00 20.00 20.00 14.00
Hari Available 1,035.00 Hari 178.00 345.00 345.00 167.00
Jam Available 24,840.00 Jam 4,272.00 8,280.00 8,280.00 4,008.00

Standby
Istirahat, Ibadah, dan Makan 2.00 Jam/hari 356.00 690.00 690.00 334.00
Ibadah Jumat 1.00 Jam/hari 26.00 52.00 52.00 26.00
Perawatan dan Pemeliharaan Harian
20.00 Menit/hari 59.33 115.00 115.00 55.67
(P2H)
Penempatan Kerja Alat Berat 30.00 Menit/hari 89.00 172.50 172.50 83.50
Peledakan - Menit/hari - - - -
Alat Berat Menunggu Alat Berat
16.00 Menit/hari 47.47 92.00 92.00 44.53
Lainnya
Pertemuan Lima Menit (P5M) 10.00 Menit/hari 29.67 57.50 57.50 27.83

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 6-5
Jam Kerja Efektif Tahun Ke-
Satuan
Deskripsi Durasi I II III IV
Menit/pek
General Safety Talk 10.00 4.33 8.83 8.83 4.50
an
Waiting Survey 10.00 Menit/hari 29.67 57.50 57.50 27.83
Shift Change 30.00 Menit/hari 89.00 172.50 172.50 83.50

Idle
Hujan Jam/hari 385.00 834.00 834.00 449.00
Jalan Licin Jam/hari 192.50 417.00 417.00 224.50
Kabut 1.00 Menit/hari 2.97 5.75 5.75 2.78
Total Operational Delays Hours jam 1,310.93 2,674.58 2,674.58 1,363.65
Percentage Use OF Availibility % 69.31% 67.70% 67.70% 65.98%

Setelah melakukan proses scheduling penambangan di Blok Bahalang, dengan


peralatan utama yang direncanakan, yaitu 1 unit PC400, 1 unit PC300, dan 1 unit PC200,
maka didapat umur tambang selama 3 tahun, yaitu Juni 2020-Juli 2020 di Blok Jango dan
Juli 2020-Juni 2023 di Blok Bahalang. Scheduling penambangan Blok Bahalang per tahun
dapat dilihat pada Tabel 6-2, sedangkan rincian jadwal rencana produksi per bulan
ditampilkan pada Tabel 6-3 dan 6-4 serta Gambar 6-5.

Tabel 6-2 Jadwal Rencana Produksi per Tahun Blok Bahalang

Tahun Ke-1
Total
I II III IV

Burden 1,159,768.77 2,276,596.02 2,349,423.32 821,856.48 6,607,644.59

Coal 95,800.72 47,617.45 321,980.86 171,080.46 636,479.49

SR 12.11 47.81 7.30 4.80 10.38

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 6-6
Tabel 6-3 Jadwal Rencana Produksi Burden per Seam Blok Bahalang
Equipment Source SEAM Total July 2020 August 2020 September 2020 October 2020 November 2020 December 2020 January 2021 February 2021 March 2021 April 2021 May 2021 June 2021 July 2021 August 2021 September 2021 October 2021 November 2021 December 2021

PC400 UNASSIGNED 37,470.44 3,521.56 8,346.60 2,238.95 355.72 2,860.70 4,635.93 1,194.72 - - - - - 2,094.40 382.25 - - - -

SEAM_S0 2,565,538.76 121,733.68 93,963.15 102,248.07 57,742.55 1,939.92 - - 110,672.58 122,530.36 118,577.76 122,530.36 118,577.76 120,435.96 122,148.11 118,577.76 122,340.82 118,577.76 122,530.03

SEAM_S1A 111,048.66 335.32 1,816.97 77.54 996.48 876.55 - - - - - - - - - - 189.54 - 0.33

SEAM_S1B 203,718.86 239.40 2,640.02 445.22 2,394.92 5,557.88 3,544.02 1,041.92 - - - - - - - - - - -

SEAM_S2 606,772.57 934.89 20,096.44 14,127.07 51,305.09 91,420.24 69,578.44 7,379.95 - - - - - - - - - - -

SEAM_S2A 294,467.10 - - - - 540.19 708.55 40.99 - - - - - - - - - - -

SEAM_S2B 24,977.33 - - - - - - - - - - - - - - - - - -

PC400 Total 3,843,993.73 126,764.85 126,863.18 119,136.86 112,794.76 103,195.48 78,466.94 9,657.58 110,672.58 122,530.36 118,577.76 122,530.36 118,577.76 122,530.36 122,530.36 118,577.76 122,530.36 118,577.76 122,530.36

PC300 UNASSIGNED 7,977.69 6.40 1,851.82 1,399.91 4,081.62 225.35 - - - - - - - - - - - - -

SEAM_S0 1,834,698.92 83,247.85 80,954.53 74,331.54 17,619.44 59,602.25 83,254.25 80,410.83 72,629.13 80,410.83 77,816.93 80,410.83 77,816.93 80,410.83 80,410.83 77,816.93 80,410.83 77,816.93 80,410.83

SEAM_S1A 34,889.06 - - - 57.70 3.99 - - - - - - - - - - - - -

SEAM_S1B 178,516.89 - - - 23.78 1,042.88 - - - - - - - - - - - - -

SEAM_S2 574,760.58 - 447.90 4,837.18 59,864.15 19,689.44 - - - - - - - - - - - - -

SEAM_S2A 124,523.43 - - - - 4.71 - - - - - - - - - - - - -

SEAM_S2B 8,284.27 - - - - - - - - - - - - - - - - - -

PC300 Total 2,763,650.83 83,254.25 83,254.25 80,568.63 81,646.69 80,568.63 83,254.25 80,410.83 72,629.13 80,410.83 77,816.93 80,410.83 77,816.93 80,410.83 80,410.83 77,816.93 80,410.83 77,816.93 80,410.83

PC200 SEAM_S0 - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

SEAM_S1A - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

SEAM_S1B - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

SEAM_S2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

SEAM_S2A - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

SEAM_S2B - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

PC200 Total - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Grand Total 6,607,644.56 210,019.10 210,117.42 199,705.48 194,441.44 183,764.11 161,721.19 90,068.41 183,301.71 202,941.18 196,394.69 202,941.18 196,394.69 202,941.18 202,941.18 196,394.69 202,941.18 196,394.69 202,941.18

September November December


Equipment Source SEAM January 2022 February 2022 March 2022 April 2022 May 2022 June 2022 July 2022 August 2022 October 2022 January 2023 February 2023 March 2023 April 2023 May 2023 June 2023
2022 2022 2022

PC400 UNASSIGNED - - 142.80 - - - 8.76 46.57 - 116.45 - 532.42 1,044.13 769.36 2,177.33 6,166.33 835.46 -

SEAM_S0 121,150.20 108,330.28 17,129.08 36,617.10 88,569.78 84,385.11 74,731.63 79,140.66 58,351.60 52,512.15 15,289.55 48,158.69 22,166.27 13,980.85 37,340.84 12,558.36 - -

SEAM_S1A 3.41 6.61 75.11 580.75 2,241.46 8,101.61 4,901.26 7,304.01 4,251.20 10,274.69 14,160.79 9,059.68 13,610.21 11,116.10 21,069.03 0.01 -

SEAM_S1B - 1,092.18 19.76 7,552.32 13,441.28 17,897.66 19,188.41 13,189.38 10,050.50 21,593.02 17,034.96 13,690.32 17,116.56 10,774.52 6,972.76 12,200.17 6,041.69 -

SEAM_S2 - - 103,861.97 73,000.90 18,561.81 12,721.19 17,887.67 19,023.85 20,521.49 22,758.66 39,486.03 6,685.08 3,362.53 147.59 9,367.41 4,353.77 190.48 -

SEAM_S2A - - - - - - 1,235.53 4,851.89 14,404.30 19,177.06 31,062.06 32,968.95 40,325.78 36,942.67 5,505.02 13,662.73 87,118.65 5,922.74

SEAM_S2B - - - - - - - - 90.30 745.07 871.06 1,510.22 2,468.61 1,456.65 378.06 1,240.20 12,298.49 3,918.66

PC400 Total 121,153.61 109,429.07 121,153.61 117,245.43 121,153.61 117,245.43 121,153.61 121,153.61 110,722.20 121,153.61 114,018.34 117,706.48 95,543.57 77,681.85 72,857.51 71,250.59 106,484.78 9,841.40

PC300 UNASSIGNED - - - - - - - - - - - - - - 412.59 - - -

SEAM_S0 79,507.33 70,196.67 18,252.62 9,397.78 58,377.02 43,534.93 58,470.98 19,539.94 10,770.27 13,259.22 19,906.19 5,259.69 32,252.79 21,329.91 26,315.83 2,347.78 197.48 -

SEAM_S1A - - - - - 1,866.83 1,238.43 1,482.21 1,478.47 2,117.78 2,262.19 13,662.24 83.97 10,635.25 - - -

SEAM_S1B - - - 5.31 182.07 20,365.36 13,591.73 29,120.29 12,258.99 4,920.97 9,806.78 11,990.64 19,057.08 9,878.20 12,540.98 13,383.36 15,229.76 5,118.71

SEAM_S2 - 1,616.41 61,254.71 67,539.49 20,948.24 11,175.46 6,205.90 27,418.01 52,415.61 55,840.88 39,165.69 43,723.27 7,551.79 16,446.20 14,361.36 35,458.53 28,621.15 179.21

SEAM_S2A - - - - - - 0.30 1,946.88 19.24 5,486.26 5,946.13 16,270.78 4,081.15 17,158.55 1,488.80 22,286.49 32,556.67 17,277.46

SEAM_S2B - - - - - - - - - - - 0.78 - 160.05 5,613.58 227.69 - 2,282.18

PC300 Total 79,507.33 71,813.08 79,507.33 76,942.58 79,507.33 76,942.58 79,507.33 79,507.33 76,942.58 79,507.33 76,942.58 79,507.33 76,605.06 65,056.86 71,368.39 73,703.85 76,605.06 24,857.56

PC200 SEAM_S0 - - - - - - - - - - - - - - - - - -

SEAM_S1A - - - - - - - - - - - - - - - - - -

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 6-7
SEAM_S1B - - - - - - - - - - - - - - - - - -

SEAM_S2 - - - - - - - - - - - - - - - - - -

SEAM_S2A - - - - - - - - - - - - - - - - - -

SEAM_S2B - - - - - - - - - - - - - - - - - -

PC200 Total - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Grand Total 200,660.94 181,242.14 200,660.94 194,188.01 200,660.94 194,188.01 200,660.94 200,660.94 187,664.78 200,660.94 190,960.92 197,213.82 172,148.62 142,738.72 144,225.90 144,954.44 183,089.84 34,698.96

Tabel 6-4 Jadwal Rencana Produksi Burden dan Batubara per Seam Blok Bahalang
September November December September November December
Equipment Source SEAM Total July 2020 August 2020 October 2020 January 2021 February 2021 March 2021 April 2021 May 2021 June 2021 July 2021 August 2021 October 2021
2020 2020 2020 2021 2021 2021

PC400 Burden 3,843,993.73 126,764.85 126,863.18 119,136.86 112,794.76 103,195.48 78,466.94 9,657.58 110,672.58 122,530.36 118,577.76 122,530.36 118,577.76 122,530.36 122,530.36 118,577.76 122,530.36 118,577.76 122,530.36

PC300 Burden 2,763,650.83 83,254.25 83,254.25 80,568.63 81,646.69 80,568.63 83,254.25 80,410.83 72,629.13 80,410.83 77,816.93 80,410.83 77,816.93 80,410.83 80,410.83 77,816.93 80,410.83 77,816.93 80,410.83

Burden Total 6,607,644.56 210,019.10 210,117.42 199,705.48 194,441.44 183,764.11 161,721.19 90,068.41 183,301.71 202,941.18 196,394.69 202,941.18 196,394.69 202,941.18 202,941.18 196,394.69 202,941.18 196,394.69 202,941.18

PC200 SEAM_S0 107,639.80 283.03 3,444.15 2,839.95 13,368.09 1,022.23 - - - - - - - - - - 1,681.87 - -

SEAM_S1A 28,587.46 2.51 678.96 58.99 982.16 786.40 - - - - - - - - - - 380.35 - -

SEAM_S1B 69,593.07 - 652.39 360.16 1,049.36 1,349.54 - - - - - - - - - - - - -

SEAM_S2 381,810.85 - - - - 10,343.90 58,578.90 45,554.74 - - - - - - - - - - -

SEAM_S2A 25,879.57 - - - - - - 0.49 - - - - - - - - - - -

SEAM_S2B 22,968.69 - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Coal Total 636,479.43 285.54 4,775.50 3,259.10 15,399.60 13,502.06 58,578.90 45,555.23 - - - - - - - - - -

SR 10.38 735.53 44.00 61.28 12.63 13.61 2.76 1.98 - - - - - - - - 98.41 - -

Equipment Source SEAM January 2022 February 2022 March 2022 April 2022 May 2022 June 2022 July 2022 August 2022 September 2022 October 2022 November 2022 December 2022 January 2023 February 2023 March 2023 April 2023 May 2023 June 2023

PC400 Burden 121,153.61 109,429.07 121,153.61 117,245.43 121,153.61 117,245.43 121,153.61 121,153.61 110,722.20 121,153.61 114,018.34 117,706.48 95,543.57 77,681.85 72,857.51 71,250.59 106,484.78 9,841.40

PC300 Burden 79,507.33 71,813.08 79,507.33 76,942.58 79,507.33 76,942.58 79,507.33 79,507.33 76,942.58 79,507.33 76,942.58 79,507.33 76,605.06 65,056.86 71,368.39 73,703.85 76,605.06 24,857.56

Burden Total 200,660.94 181,242.14 200,660.94 194,188.01 200,660.94 194,188.01 200,660.94 200,660.94 187,664.78 200,660.94 190,960.92 197,213.82 172,148.62 142,738.72 144,225.90 144,954.44 183,089.84 34,698.96

PC200 SEAM_S0 1.22 9,159.25 6,904.51 4,348.14 4,877.75 15,284.54 6,374.86 4,599.47 6,614.94 4,521.18 1,888.09 5,142.10 4,558.57 2,103.56 3,524.56 5,097.75 - -

SEAM_S1A - - - - 403.71 2,931.74 4,146.46 2,883.95 5,241.19 2,090.10 2,622.33 - 19.43 113.25 513.75 4,732.16 0.03 -

SEAM_S1B - - - 1,325.87 1.54 11,747.81 6,129.02 9,050.83 7,495.15 6,307.98 5,059.85 1,433.67 2,355.10 1,675.05 3,453.73 9,592.16 553.88 -

SEAM_S2 - - - 31,357.33 58,061.56 29,638.34 15,762.54 - - - 3,982.96 44,590.88 35,918.81 32,344.27 888.66 1,016.61 5,348.90 8,422.45

SEAM_S2A - - - - - - - - - - - - 4,110.70 977.10 10,877.60 - 204.56 9,709.12

SEAM_S2B - - - - - - - - - - - - 3,045.66 4.85 11,064.09 - 47.38 8,806.72

Coal Total 1.22 9,159.25 6,904.51 37,031.35 63,344.56 59,602.43 32,412.89 16,534.25 19,351.27 12,919.25 13,553.22 51,166.66 50,008.26 37,218.08 30,322.38 20,438.68 6,154.75 26,938.29

SR 165,017.22 19.79 29.06 5.24 3.17 3.26 6.19 12.14 9.70 15.53 14.09 3.85 3.44 3.84 4.76 7.09 29.75 1.29

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 6-8
Jadwal Rencana Produksi Burden dan Batubara per Seam Blok Bahalang
300.000,00

250.000,00

200.000,00

150.000,00

100.000,00

50.000,00

0,00
Jul-20 Agu-20 Sep-20 Okt-20 Nov-20 Des-20 Jan-21 Feb-21 Mar-21 Apr-21 Mei-21 Jun-21 Jul-21 Agu-21 Sep-21 Okt-21 Nov-21 Des-21 Jan-22 Feb-22 Mar-22 Apr-22 Mei-22 Jun-22 Jul-22 Agu-22 Sep-22 Okt-22 Nov-22 Des-22 Jan-23 Feb-23 Mar-23 Apr-23 Mei-23 Jun-23

PC400 Burden PC300 Burden PC200 SEAM_S0 PC200 SEAM_S1A PC200 SEAM_S1B PC200 SEAM_S2 PC200 SEAM_S2A PC200 SEAM_S2B

Gambar 6-5 Grafik Jadwal Rencana Produksi Blok Bahalang

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 6-9
Sekuen Penambangan dan Penimbunan

Situasi penambangan terakhir yang telah dilakukan oleh PT. KISB hingga kini telah
berada pada elevasi 23 m, dengan luas tambang yang aktif yaitu 9.83 ha, dan belum ada
luasan tambang selesai. Selain itu bukaan kumulatif sampai dengan tahun 2019 adalah stock
soil 1 ha, jalan tambang 1 ha, dan KPL 0.5 ha.
Dengan adanya perubahan lokasi penambangan dan kapasitas produksi, maka sekuen
penambangan dan penimbunan pun berubah. Secara rinci kegiatan penambangan dan
penimbunan PT. KISB dalam dokumen studi kelayakan revisi I ini antara lain:
1) Rencana penambangan dan penimbunan tahun ke-I (Juli 2020-Januari 2021)
Penambangan tahun ke-I dilakukan di lokasi pit Blok Bahalang dengan rencana bukaan
pit seluas 12.5 ha. Penggalian dilakukan dari elevasi 185 mdpl sampai elevasi galian
terendah di 110 mdpl. Jumlah batubara yang ditambang sebanyak 95,800.72 mt, OB
dan top soil 1,159,768.77 BCM, dengan SR 12.11.
Batubara hasil penambangan akan dimuat dan diangkut menuju stock ROM. OB akan
ditimbun di disposal, sedangkan top soil akan ditimbun di lokasi stock soil dan
sebagian akan digunakan untuk kegiatan reklamasi.
Pada akhir tahun ke-I, telah ada area penambangan yang sudah tidak diusahakan lagi
(area tidak produktif), yaitu seluas 3.09 ha, sehingga tambang aktif (area produktif) di
akhir tahun ke-I seluas 9.41 ha. Meskipun telah ada area penambangan yang selesai,
backfilling belum bisa dilakukan karena masih berdekatan dengan area penambangan
aktif. Pada tahun ini direncanakan area reklamasi di area disposal yang telah final
seluas 2.88 ha.
Secara rinci luasan lahan terganggu dan kegiatan penambangan pada tahun ke-I dapat
dilihat pada Tabel 6-5. Peta rencana penambangan dan penimbunan tahun ke-I dapat
dilihat pada Gambar 6-6 dan reklamasi pada Gambar 6-7.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang Tahun 2020 | 6-10
Tabel 6-5 Rencana Kegiatan Penambangan Tahun ke-I

Deskripsi Penggunaan Lahan Satuan Rencana

Lahan terganggu untuk pit Ha 12.50

Kumulatif tambang aktif / area produktif akhir tahun Ha 9.41

Kumulatif tambang selesai / area tidak produktif akhir tahun Ha 3.09

Sisa area cadangan produksi akhir tahun Ha 15.67

Lahan terganggu untuk disposal Ha 12.80

Kumulatif disposal aktif akhir tahun Ha 9.92

Kumulatif disposal selesai akhir tahun Ha 2.88

Lahan terganggu untuk stocksoil Ha 11.98

Lahan terganggu untuk stock ROM Ha 1.38

Lahan terganggu untuk KPL Ha 0.54

Lahan terganggu untuk jalan Ha 7.88

Lahan terganggu untuk fasilitas penunjang Ha 3.25

Luas area backfilling Ha -

Luas area rencana reklamasi Ha 2.88

Maks jarak angkut (pit-disposal) Km 701.32

Tonase batubara Mt 95,800.72

Volume OB dan top soil BCM 1,159,768.77

SR 12.11

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang Tahun 2020 | 6-11
Gambar 6-6 Peta Rencana Penambangan dan Penimbunan Tahun ke-I

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang Tahun 2020 | 6-12
Gambar 6-7 Peta Rencana Reklamasi Tahun ke-I

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang Tahun 2020 | 6-13
2) Rencana penambangan dan penimbunan tahun ke-II (Januari 2021-Januari 2022)
Penambangan tahun ke-II dilakukan di lokasi kerja tahun ke-I dan mengarah ke utara,
dengan rencana lahan terganggu untuk pit seluas 9.79 ha. Penggalian dilakukan dari
elevasi tertinggi di 220 mdpl sampai elevasi galian terendah di 105 mdpl. Jumlah
batubara yang ditambang sebanyak 47,617.45 mt, OB dan top soil 2,276,596.02 BCM,
dan SR 47.81.
Batubara hasil penambangan akan dimuat dan diangkut menuju stock ROM. OB akan
ditimbun di disposal, sedangkan top soil akan ditimbun di lokasi stock soil dan
sebagian akan digunakan untuk kegiatan reklamasi.
Pada akhir tahun ke-II, kumulatif area tambang yang tidak diusahakan lagi (area tidak
produktif) seluas 5.35 ha, sehingga kumulatif tambang aktif (area produktif) di akhir
tahun ke-II seluas 16.94 ha. Meskipun telah ada area penambangan yang selesai,
backfilling belum bisa dilakukan karena masih berdekatan dengan area penambangan
aktif. Pada tahun ini direncanakan area reklamasi di area disposal yang telah final
seluas 4.86 ha dan reklamasi jalan yang telah final 2.10 ha.
Secara rinci luasan lahan terganggu dan kegiatan penambangan pada tahun ke-II dapat
dilihat pada Tabel 6-6. Peta rencana penambangan dan penimbunan tahun ke-II dapat
dilihat pada Gambar 6-8 dan reklamasi pada Gambar 6-9.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang Tahun 2020 | 6-14
Tabel 6-6 Rencana Kegiatan Penambangan Tahun ke-II

Deskripsi Penggunaan Lahan Satuan Rencana

Lahan terganggu untuk pit Ha 9.79

Kumulatif tambang aktif / area produktif akhir tahun Ha 16.94

Kumulatif tambang selesai / area tidak produktif akhir tahun Ha 5.35

Sisa area cadangan produksi akhir tahun Ha 5.88

Lahan terganggu untuk disposal Ha 9.58

Kumulatif disposal aktif akhir tahun Ha 14.64

Kumulatif disposal selesai akhir tahun Ha 7.74

Lahan terganggu untuk stocksoil Ha -

Lahan terganggu untuk stock ROM Ha -

Lahan terganggu untuk KPL Ha -

Lahan terganggu untuk jalan Ha -

Lahan terganggu untuk fasilitas penunjang Ha -

Luas area backfilling Ha -

Luas area rencana reklamasi Ha 6.96

Maks jarak angkut (pit-disposal) Km 1,731.49

Tonase batubara Mt 47,617.45

Volume OB dan top soil BCM 2,276,596.02

SR 47.81

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang Tahun 2020 | 6-15
Gambar 6-8 Peta Rencana Penambangan dan Penimbunan Tahun ke-II

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang Tahun 2020 | 6-16
Gambar 6-9 Peta Rencana Reklamasi Tahun ke-II

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang Tahun 2020 | 6-17
3) Rencana penambangan dan penimbunan tahun ke-III (Januari 2022-Januari 2023)
Penambangan tahun ke-III dilakukan di lokasi kerja tahun ke-II dan mengarah ke barat,
dengan rencana lahan terganggu untuk pit seluas 5.65 ha. Penggalian dilakukan dari
elevasi tertinggi di 165 mdpl sampai elevasi galian terendah di 103 mdpl. Jumlah
batubara yang ditambang sebanyak 321,980.86 mt, OB dan top soil 2,349,423.32
BCM, dan SR 7.30.
Batubara hasil penambangan akan dimuat dan diangkut menuju stock ROM. Top soil
akan ditimbun di lokasi stock soil dan sebagian digunakan untuk kegiatan reklamasi.
Sedangkan OB akan digunakan sebagai material backfilling.
Pada akhir tahun ke-III, kumulatif area tambang yang tidak diusahakan lagi (area tidak
produktif) seluas 19.79 ha, sehingga kumulatif tambang aktif (area produktif) di akhir
tahun ke-III seluas 8.15 ha. Pada tahun ini direncanakan area reklamasi di area disposal
seluas 16.95 ha, seluruh area disposal sudah tidak digunakan lagi karena backfilling
telah dilakukan. Area backfilling belum bisa dilakukan reklamasi karena masih akan
dilakukan penimbunan dengan material OB.
Secara rinci luasan lahan terganggu dan kegiatan penambangan pada tahun ke-III dapat
dilihat pada Tabel 6-7. Peta rencana penambangan dan penimbunan tahun ke-III dapat
dilihat pada Gambar 6-10 dan reklamasi pada Gambar 6-11.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang Tahun 2020 | 6-18
Tabel 6-7 Rencana Kegiatan Penambangan Tahun ke-III

Deskripsi Penggunaan Lahan Satuan Rencana

Lahan terganggu untuk pit Ha 5.65

Kumulatif tambang aktif / area produktif akhir tahun Ha 8.15

Kumulatif tambang selesai / area tidak produktif akhir tahun Ha 19.79

Sisa area cadangan produksi akhir tahun Ha 0.23

Lahan terganggu untuk disposal Ha 2.28

Kumulatif disposal aktif akhir tahun Ha -

Kumulatif disposal selesai akhir tahun Ha 24.69

Lahan terganggu untuk stocksoil Ha -

Lahan terganggu untuk stock ROM Ha -

Lahan terganggu untuk KPL Ha -

Lahan terganggu untuk jalan Ha -

Lahan terganggu untuk fasilitas penunjang Ha -

Luas area backfilling Ha 4.20

Luas area rencana reklamasi Ha 16.95

Maks jarak angkut (pit-disposal) Km 516.78

Tonase batubara Mt 321,980.86

Volume OB dan top soil BCM 2,349,423.32

SR 7.30

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang Tahun 2020 | 6-19
Gambar 6-10 Peta Rencana Penambangan dan Penimbunan Tahun ke-III

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang Tahun 2020 | 6-20
Gambar 6-11 Peta Rencana Reklamasi Tahun ke-III

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang Tahun 2020 | 6-21
4) Rencana penambangan dan penimbunan tahun ke-IV (Januari 2023-Juni 2023)
Penambangan tahun ke-IV dilakukan di lokasi kerja tahun ke-III dan sedikit mengarah
ke utara, dengan rencana lahan terganggu untuk pit seluas 0.23 ha. Penggalian
dilakukan dari elevasi tertinggi di 135 mdpl sampai elevasi galian terendah di 107
mdpl. Jumlah batubara yang ditambang sebanyak 171,080.46 mt, OB dan top soil
821,856.48 BCM, dan SR 4.80.
Batubara hasil penambangan akan dimuat dan diangkut menuju stock ROM. Top soil
akan digunakan untuk kegiatan reklamasi. Sedangkan OB akan digunakan sebagai
material backfilling.
Pada akhir tahun ke-IV, seluruh area penambangan telah selesai. Pada tahun ini
direncanakan area reklamasi di area pit selesai seluas 12.49 ha, jalan tambang 5.06 ha,
dan fasilitas penunjang 3.25 ha. Pada akhir tambang, PT. KISB akan meninggalkan
lubang void sebesar 4.28 ha.
Secara rinci luasan lahan terganggu dan kegiatan penambangan pada tahun ke-IV dapat
dilihat pada Tabel 6-8. Peta rencana penambangan dan penimbunan tahun ke-IV dapat
dilihat pada Gambar 6-12 dan reklamasi pada Gambar 6-13.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang Tahun 2020 | 6-22
Tabel 6-8 Rencana Kegiatan Penambangan Tahun ke-IV

Deskripsi Penggunaan Lahan Satuan Rencana

Lahan terganggu untuk pit Ha 0.23

Kumulatif tambang aktif / area produktif akhir tahun Ha -

Kumulatif tambang selesai / area tidak produktif akhir tahun Ha 28.17

Sisa area cadangan produksi akhir tahun Ha -

Lahan terganggu untuk disposal Ha 0.03

Kumulatif disposal aktif akhir tahun Ha -

Kumulatif disposal selesai akhir tahun Ha 24.69

Lahan terganggu untuk stocksoil Ha -

Lahan terganggu untuk stock ROM Ha -

Lahan terganggu untuk KPL Ha -

Lahan terganggu untuk jalan Ha -

Lahan terganggu untuk fasilitas penunjang Ha -

Luas area backfilling Ha 11.04

Luas area rencana reklamasi Ha 20.80

Maks jarak angkut (pit-disposal) Km 458.29

Tonase batubara Mt 171,080.46

Volume OB dan top soil BCM 821,856.48

SR 4.80

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang Tahun 2020 | 6-23
Gambar 6-12 Peta Rencana Penambangan dan Penimbunan Tahun ke-IV

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang Tahun 2020 | 6-24
Gambar 6-13 Peta Rencana Reklamasi Tahun ke-IV

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang Tahun 2020 | 6-25
Rencana Pengangkutan Material (top soil, OB, dan batubara)

Pengangkuatan material direncanakan berdasarkan kondisi dari beberapa faktor


penting meliputi dimensi alat angkut, material konstruksi jalan, dan geomteri jalan angkut.
Dalam melakukan perumusan dari pembuatan jalan tambang, dilakukan metode sebagai
berikut:
1) Dasar Perhitungan Jalan Tambang
• Lebar jalan lurus; kondisi ini dapat diperhitungkan dengan menggunakan
persamaan berikut:
L = n. Wt + (n + 1) (0,5. Wt) .......................................... (6.1)
Dimana:
L = Lebar jalan minimum (m)
n = Jumlah lajur
Wt = Lebar alat angkut (m)

Gambar 6-14 Lebar Jalan Angkut Dua Jalur.

• Lebar jalan tikungan; kondisi ini dapat diperhitungkan dengan menggunakan


persamaan berikut:
W = 2 ( U + Fa + Fb + Z ) + C.................................................. (6.2)
𝑈+𝐹𝑎+𝐹𝑏
C =z= ............................................................ (6.3)
2

Dimana:
Lb = Lebar minimum jalan pada tikungan (m)
U = Lebar jejak roda (m)
Fa = Lebar juntai (overhang) depan (m)

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang Tahun 2020 | 6-26
Fb = Lebar juntai (overhang) tikungan (m)
C = Jarak dua alat angkut pada waktu berpapasan (m)

Gambar 6-15 Lebar Jalan Angkut Dua Jalur pada belokan.

• Jari Jari Tikungan; besarnya jari jari tikungan harus disesuaikan dengan
konstruksi sudut penyimpangan alat angkut, dimana sudut lingkaran yang
dibentuk oleh jalan sama dengan sudut depan alat angkut, besar jari jari tikungan
dapat diperhitungkan dengan menggunakan persamaan berikut:
R = Wb x θ .................................................................... (6.4)
Dimana :
R = Jari Jari Belokan
Wb = Jarak poros depan dengan belakang
Θ = Sudut Penyimpangan roda depan
2) Struktur perkerasan jalan
• Indeks peremukan awal (IPo) = 3.00
• Indeks peremukan akhir (IPt) = 1.50
• Faktor regional = 2.50
• Koefisien kekuatan relatif (a):
• Aggregate base, kelas B = 0.13
• Aggregate sub base, kelas C = 0.11
• Lebar jalur lalu lintas = 14.00
• Lebar bahu jalan = 2.50
• Lebar tanggul = 2.00
• Tinggi tanggul = 1.50
• Lebar space lahan = 1.00

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang Tahun 2020 | 6-27
• Lebar saluran drainase = 2.00
• Tinggi saluran drainase = 1.00
• Jumlah lajur = 2.00
• Jumlah jalur = 1.00
• Kecepatan rencana (Vr) = 30.00
• Nilai CBR = 5.00
• Kemiringan melintang = 2.00
• Kemiringan bahu jalan = 4.00
• Lapis pondasi bawah = Sirtu kelas C
• Lapis pondasi atas = Batu pecah kelas B
• Lapis permukaan = Sirtu kelas C
Pengambilan jenis material yang diangkut akan dibagi berdasarkan beberapa
kondisi. Umumnya penggunaan dump truck untuk mobilisasi kegiatan top soil, OB,
dan batubara yang melewati hauling road menggunakan dump truck dengan lebar
yang hampir sama yaitu ±2.45 m. Berdasarkan menggunakan persamaan yang ada
6.1 dan 6.2 geometri jalan yang digunakan antara lain lebar jalan lurus 9.075 m,
lebar minimum jalan tikungan adalah 12.075 m, sehingga kelebaran jalan lurus yang
akan dibuat yaitu yaitu 12–14 m dengan tikungan yaitu 18–20 m.
3) Rencana Grade Jalan Angkut
Grade jalan angkut yang akan digunakan didapatkan dari perhitungan Rolling
Resistance dan Grade Resistance dan perhitungan Rimpull alat yang digunakan
seingga nilai maksimum Grade jalan angkut yang dapat dilalui alat adalah sebesar
11%.

Tabel 6-9 Grade Jalan Angkut

Kriteria Nilai Minimum / Maksimum Yang direncanakan


Lebar Jalan lurus (m) 9,07 12-14
Lebar Bahu Jalan dan Parit 1,5 x 2 1,5 x 2
(m)
Lebar Jalan Tikungan (m) 12,07 18-20
Jari Jari Tikungan (m) 6,8 7,1
Grade Jalan 11% 8-10%

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang Tahun 2020 | 6-28
Asumsi Perhitungan Jam Kerja

Jumlah Hari Kerja Efektif

Jumlah hari dalam 1 tahun kalender adalah 365 hari untuk tahun bukan kabisat, dan
366 hari untuk tahun kabisat. Jumlah hari kerja efektif adalah selisih antara jumlah hari pada
tahun tersebut dengan hari libur. Berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri
Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 728 Tahun 2019, Nomor 213 Tahun 2019, dan Nomor 01 Tahun
2019 pada Tanggal 27 Agustus 2019 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun
2020 menyatakan bahwa ada 20 hari libur nasional dan cuti bersama, dengan rincian 16 hari
libur dan 4 hari cuti bersama Hari Raya Idul Fitri dan Natal. Jumlah hari kerja efektif dapat
dilihat di SPO pada Tabel 6-1.

Jumlah Gilir Kerja

Gilir kerja yang direncanakan PT. KISB yaitu berjumlah 2 shift per hari, dimana
setiap shift memiliki jumlah jam yaitu 12 jam (di dalamnya terdapat standby dan idle). Jam
kerja setiap karyawan tersebut diatur dalam perjanjian kerja bersama maupun peraturan
perusahaan, dimana setiap karyawan wajib mematuhinya dengan keseimbangan akan
memperoleh hak-hak yang diterima karyawan melalui persetujuan kedua belah pihak.

Standby/Delay dan Idle

Standby yang direncanakan PT. KISB antara lain istirahat, ibadah dan makan, ibadah
jumat, perawatan dan pemeliharaan harian (P2H), penempatan kerja alat berat, alat berat
menunggu alat berat lainnya, pertemuan lima menit (P5M), general safety talk, waiting
survey, dan shift change. Sedangkan waktu idle terdiri dari hujan, slipery, dan kabut. Secara
rinci waktu standby dan idle dapat dilihat di SPO pada Tabel 6-1.

Jam Kerja Efektif Alat

Jam kerja efektif alat berat dapat dihitung dengan mengurangkan total jam tersedia
setiap tahun dengan total waktu standby dan idle tiap tahun. Secara rinci jam kerja efektif
dapat dilihat di SPO pada Tabel 6-1.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang Tahun 2020 | 6-29
Peralatan Penambangan

Jenis dan Spesifikasi Alat Utama dan Penunjang

Peralatan utama adalah peralatan inti atau utama yang digunakan untuk kegiatan
penambangan yang meliputi excavator, dump truck, dan bulldozer. Sedangkan peralatan
penunjang digunakan sebagai support peralatan utama dalam kegiatan penambangan.
Peralatan penunjang yang direncanakan akan digunakan PT. KISB terdiri dari grader,
excavator support, wheel loader, dewatering pump, fuel truck, water truck, generator sets,
lighting plant, light vehicle, dan peralatan survey Sokkia IM 101.
Penentuan spesifikasi peralatan utama penambangan dipengaruhi oleh rencana
produksi serta kondisi area kerja yang direncanakan. Spesifikasi peralatan utama dan
penunjang dapat dilihat pada Tabel 6-10 sampai 6-17.

Tabel 6-10 Spesifikasi Peralatan Utama Excavator

Item PC400 PC300 PC200 Unit


Operating Weight 41,740.00 31,100.00 20,010.00 kg
Bucket Capacity 1.30-2.20 0.52-2.30 0.50-1.20 m3
Boom Length 7.06 6.47 5.70 m
Arm Length 3.38 3.185 2.925 m
Swing Speed 9.10 9.50 12.40 rpm
Max Travel Speed
High Speed 5.50 5.50 5.50 kph
Medium Speed 4.00 4.50 4.10 kph
Low Speed 3.00 3.20 3.00 kph
Ground Pressure 0.79 0.64 0.35 kg/cm2
Fuel Tank Capacity 650.00 605.00 400.00 liter
Hydraulic Oil Tank Capacity 248.00 188.00 135.00 liter
Fuel Consumption
Low 19.30-25.70 10.80-15.40 6.20-8.90 liter/hour
Medium 25.70-32.10 15.40-23.10 8.90-13.40 liter/hour
High 32.10-48.20 23.10-38.50 13.40-22.30 liter/hour

Tabel 6-11 Spesifikasi Peralatan Utama Dump Truck

Item DT Coal Removal DT Coal Getting Unit


Panjang 6.00 5.50 m
Lebar 2.40 2.30 m
Tinggi 2.00 1.40 m
Kapasitas Bak 8.00 8.00 m3
Fuel Consumption 12.00 12.00 liter/hour

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang Tahun 2020 | 6-30
Tabel 6-12 Spesifikasi Peralatan Utama Bulldozer

Item D85ESS Unit


Operating Weight 21,490.00 kg
Blade Capacity 5.00 m3
Ground Pressure 0.52 kg/cm2
Travel Speed
Forward 1st 3.90 kph
Forward 2nd 6.80 kph
Forward 3rd 10.60 kph
Reverse 1st 5.00 kph
Reverse 2nd 8.60 kph
Reverse 3rd 13.40 kph
Fuel Tank Capacity 407.00 liter
Fuel Consumption
Low 8.40-16.80 liter/hour
Medium 16.80-25.20 liter/hour
High 25.20-33.60 liter/hour

Tabel 6-13 Spesifikasi Peralatan Penunjang Grader

Item GD511A Unit


Operating Weight 10,800.00 kg
Travel Speed
Forward 1st 3.40 kph
Forward 2nd 6.10 kph
Forward 3rd 10.70 kph
Forward 4th 14.10 kph
Forward 5th 25.50 kph
Forward 6th 44.50 kph
Forward 7th - kph
Forward 8th - kph
Reverse max 54.40 kph
Fuel Tank Capacity 227.00 liter
Fuel Consumption
Low 7.50-12.00 liter/hour
Medium 12.00-16.50 liter/hour
High 16.50-21.00 liter/hour

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang Tahun 2020 | 6-31
Tabel 6-14 Spesifikasi Peralatan Penunjang Excavator Support

Item PC200 Unit


Operating Weight 20,010.00 kg
Bucket Capacity 0.50-1.20 m3
Boom Length 5.70 m
Arm Length 2.925 m
Swing Speed 12.40 rpm
Max Travel Speed
High Speed 5.50 kph
Medium Speed 4.10 kph
Low Speed 3.00 kph
Ground Pressure 0.35 kg/cm2
Fuel Tank Capacity 400.00 liter
Hydraulic Oil Tank Capacity 135.00 liter
Fuel Consumption
Low 6.20-8.90 liter/hour
Medium 8.90-13.40 liter/hour
High 13.40-22.30 liter/hour

Tabel 6-15 Spesifikasi Peralatan Penunjang Wheel Loader

Item WA180-3 Unit


Operating Weight 9,330.00 kg
Bucket Capacity 1.60 m3
Max Speed Forward 34.50 kph
Max Speed Reverse 35.00 kph
Fuel Tank Capacity 170.00 liter
Fuel Consumption
Low 5.90-8.30 liter/hour
Medium 8.30-10.40 liter/hour
High 10.40-14.50 liter/hour

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang Tahun 2020 | 6-32
Tabel 6-16 Spesifikasi Peralatan Penunjang Dewatering Pump

Item Unit
Capacity 1,300.00 m3/hour
Head 110.00 m
Suction Lift 2.00 m
Inlet/Outlet 14.00 inch
Power 160.00 kW
Cylinder 6.00 cylinders
Speed 1,400.00 rpm
Cooler Type Water Cooler / Air Cooler -
Fuel Consumption 57.50 liter/hour

Tabel 6-17 Spesifikasi Peralatan Penunjang Generator Sets

Item WA180-3 Unit


Rated Output
Frequency 50 Hz 80.00 kW
Frequency 60 Hz 94.00 kW
Horsepower
Frequency 50 Hz 92.70 kW
Frequency 60 Hz 104.40 kW
Capacity Coolant 19.00 liter
Capactiy Lubricant 22.00 liter
Capacity Fuel Tank 200.00 liter
Dimension (L x W x H) 3.40 x 0.95 x 1.75 m
Fuel Consumption 1.05 liter/hour

Jumlah Alat Utama dan Penunjang

Kebutuhan jumlah peralatan utama penambangan alat gali-muat disesuaikan dengan


target produksi perusahaan dan kebutuhan pasar, sedangkan kebutuhan jumlah dump truck
disesuaikan dengan spesifikasi alat gali-muat dan jarak pit ke lokasi pembuangan.
Kebutuhan jumlah bulldozer dipengaruhi oleh jumlah fleet dan dump truck. Kebutuhan
jumlah peralatan utama dapat dilihat pada Tabel 6-18. Sedangkan kebutuhan peralatan
penunjang penambangan disesuaikan dengan jumlah dan spesifikasi peralatan utama, serta
kondisi area kerja penambangan. Rencana jumlah peralatan penunjang diperlihatkan pada
Tabel 6-19.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang Tahun 2020 | 6-33
Tabel 6-18 Kebutuhan Jumlah Peralatan Utama

Tahun ke-
Peralatan Utama
I II III IV
OB Removal
PC400 1 1 1 1
PC300 1 1 1 1
Dump Truck 6 8 6 5
Coal Getting
PC200 1 1 1 1
Dump Truck 3 3 3 3
Bulldozer 2 2 2 2

Tabel 6-19 Kebutuhan Jumlah Peralatan Penunjang

Tahun Ke-
Peralatan Utama
I II III IV

Sokkia IM 101 1 1 1 1

Grader GD511A 2 2 2 2

Excavator Support PC200 1 1 1 1

Wheel Loader WA180-3 1 1 1 1

Dewatering Pump 1 1 1 1

Fuel Truck 1 1 1 1

Water Truck 1 1 1 1

Generator Sets 1 1 1 1

Lighting Plant Yanmar 250 W 7 7 7 7

Triton D/Cabin Exceed 4x4 M/T 16 16 16 16

Unjuk Kerja Alat Dan Produktivitas

Ketersediaan (availability) adalah keadaan siap suatu mesin/peralatan baik dalam


jumlah (kuantitas) maupun kualitas sesuai dengan kebutuhan yang digunakan untuk
melaksanakan proses operasi. Availability tersebut dapat digunakan untuk menilai
keberhasilan atau efektifitas dari kegiatan perawatan yang telah dilakukan, sedangkan
utilisasi berasal dari kata utilization yang berarti pemanfaatan dan penggunaan.
Pada rencana kegiatan penambangan ini diharapkan avaibility peralatan (physical
availability) adalah sebesar 90% di tahun pertama, dan asumsi mengalami penurunan 1%

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang Tahun 2020 | 6-34
saja setiap tahunnya. Hal ini ditempuh dengan cara melakukan perawatan dan pemeliharaan
alat berat setiap hari sebagaimana telah direncanakan di SPO, yaitu kegiatan perawatan dan
pemeriksaan harian (P2H). Selain itu, jadwal servis berkala peralatan juga harus
diperhatikan, jangan sampai terlewat dari schedule yang telah direncanakan. Apabila alat
berat breakdown, maka departemen plant harus segera melakukan perbaikan dan dilakukan
dengan cara yang tepat. Sedangkan untuk nilai utilization telah dihitung dan telah
diperlihatkan pada tabel SPO di Tabel 6-1. Secara rinci, rencana penggunaan peralatan utama
penambangan dan peralatan penunjang dapat dilihat pada Tabel 6-20.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang Tahun 2020 | 6-35
Tabel 6-20 Rencana Kebutuhan Jumlah Peralatan Utama dan Penunjang

Tahun
Keterangan
I II III IV

OB (BCM) 1,159,768.77 2,276,596.02 2,349,423.32 821,856.48

Coal (ton) 95,800.72 47,617.45 321,980.86 171,080.46

SR 12.11 47.81 7.30 4.80

OB Removal & Hauling

Excavator Komatsu PC400

PA (%) 90.00% 90.00% 90.00% 90.00%

UA (%) 85.00% 85.00% 85.00% 85.00%

Produktivitas (m3/jam) 246.51 246.51 246.51 246.51

Kapasitas Produksi (m3) 656,939.29 1,229,794.22 1,215,976.31 567,117.09

Jumlah PC400 (unit) 1.00 1.00 1.00 1.00

Status Kepemilikan PT. KISB PT. KISB PT. KISB PT. KISB

Distance (m) 290.00 1,731.49 516.78 417.87

Jumlah Dump Truck (unit) 3.00 5.00 4.00 3.00

Status Kepemilikan PT. KISB PT. KISB PT. KISB PT. KISB

Match Factor 0.95 0.95 0.95 0.95

Excavator Komatsu PC300

PA (%) 90.00% 90.00% 90.00% 90.00%

UA (%) 85.00% 85.00% 85.00% 85.00%

Produktivitas (m3/jam) 235.31 235.31 235.31 235.31

Kapasitas Produksi (m3) 627,091.74 1,173,919.43 1,160,729.32 541,350.54

Jumlah PC300 (unit) 1.00 1.00 1.00 1.00

Status Kepemilikan PT. KISB PT. KISB PT. KISB PT. KISB

Distance (m) 701.32 830.79 487.16 458.29

Jumlah Dump Truck (unit) 3.00 3.00 2.00 2.00

Status Kepemilikan PT. KISB PT. KISB PT. KISB PT. KISB

Match Factor 0.95 0.95 0.95 0.95

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang Tahun 2020 | 6-36
Tahun
Keterangan
I II III IV

Coal Getting & Hauling

Excavator Komatsu PC200

PA (%) 90.00% 90.00% 90.00% 90.00%

UA (%) 85.00% 85.00% 85.00% 85.00%

Produktivitas (m3/jam) 86.23 86.23 86.23 86.23

Kapasitas Produksi (m3) 229,796.84 430,181.03 425,347.54 198,377.10

Jumlah PC200 (unit) 1.00 1.00 1.00 1.00

Status Kepemilikan PT. KISB PT. KISB PT. KISB PT. KISB

Distance (m) 1,200.00 1,200.00 1,200.00 1,200.00

Jumlah Dump Truck (unit) 3.00 3.00 3.00 3.00

Status Kepemilikan PT. KISB PT. KISB PT. KISB PT. KISB

Match Factor 0.94 0.94 0.94 0.94

Support Equipment

Bulldozer D85ESS 2.00 2.00 2.00 2.00 Scope Pekerjaan: Land Clearing, Pit Service, dan Penataan Disposal

Motor Grader GD511A 2.00 2.00 2.00 2.00 Scope Pekerjaan: Meratakan Jalan Tambang

Excavator Support PC200 1.00 1.00 1.00 1.00 Scope Pekerjaan: Cleaning dan Collecting Batubara, Pembuatan Tanggul Air dan Jalan, Merapikan Slope Pit

Wheel Loader WA180-3 1.00 1.00 1.00 1.00 Scope Pekerjaan: Coal Loading di stockROM

Dewatering Pump 1.00 1.00 1.00 1.00 Scope Pekerjaan: Pemompaan Air di Pit

Generator Sets 1.00 1.00 1.00 1.00 Scope Pekerjaan: Sumber Tenaga Listrik di Camp, Office, dan Workshop

Fuel Truck 1.00 1.00 1.00 1.00 Scope Pekerjaan: Pengisian Bahan Bakar Peralatan Utama dan Pendukung

Water Truck 1.00 1.00 1.00 1.00 Scope Pekerjaan: Mengurangi Debu Penambangan

Lighting Plant Yanmar 250 W 7.00 7.00 7.00 7.00 Scope Pekerjaan: Penerangan Pit, Jalan, Disposal, KPL, Camp, dan Workshop

Light Vehicle 16.00 16.00 16.00 16.00 Scope Pekerjaan: Mobilisasi Karyawan Setiap Departemen

Sokkia IM 101 1.00 1.00 1.00 1.00 Scope Pekerjaan: Pengukuran Progress dan Pemasangan Batas Rencana Penambangan dan Penimbunan

*Status kepemilikan peralatan utama dan penunjang merupakan milik PT. KISB

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang Tahun 2020 | 6-37
Rencana Recovery Penambangan

Recovery penambangan merupakan angka yang menunjukan perbandingan antara


produksi penambangan mineral dan batubara ROM dengan jumlah cadangan mineral dan
batubara yang diestimasi pada periode dan lokasi tertentu, dinyatakan dalam persen.
Perhitungan recovery penambangan baik mineral maupun batubara pada prinsipnya adalah
sama, karena hasil inputnya dalam bentuk tonnase. Secara singkat rumus perhitungan
recovery penambangan adalah sebagai berikut: MR = P/ C x 100%. MR adalah mining
recovery dinyatakan dalam persen, P adalah realisasi produksi yang dinyatakan dalam ton
dan cadangan adalah jumlah cadangan (terbukti) yang direncanakan untuk ditambang dan
dinyatakan dalam ton.
Recovery penambangan pada kegiatan penambangan di IUP PT. KISB adalah 99%
berdasarkan hasil perencanaan pemilihan peralatan pertambangan yang sesuai dengan
keadaan cadangan atau Bijih/Batubara, Cut off thickness menyesuaikan dengan standar
sesuai peraturan serta meminimalisir terjadinya dilusi serta meminimalisir terjadinya looses
pada saat penambangan.

Rencana Penanganan/Perlakuan Batubara yang Belum Terpasarkan

Merujuk dari nilai weighted average kualitas batubara PT. KISB yang cukup tinggi,
yaitu 6,055.30 kcal/kg (ar), batubara yang memiliki kalori tinggi umumnya dapat digunakan
sebagai bahan blending ataupun sebagai kebutuhan industri tertentu dengan kadar yang
tinggi. Sejauh ini dalam hal penjualan batubara, tidak ada kendala terhadap kualitas produk
batubara PT. KISB. Batubara yang dihasilkan oleh PT. KISB memiliki spesifikasi yang
dibutuhkan pasar.

Rencana Penanganan/Perlakuan Sisa Sumber Daya pada Pascatambang.

Dari total cadangan batubara yang masih tersisa sebesar 636 ribu mt, direncanakan
akan dihabiskan sesuai dengan umur tambang yang diperkirakan akan habis pada tahun ke-
4 dengan total produksi 636 ribu mt. Namun apabila terdapat sisa cadangan yang tidak dapat
dimaksimalkan sampai dengan akhir IUP OP, maka cadangan tersebut akan kembali
dikonversi menjadi sumberdaya sesuai dengan Kode KCMI, dimana cadangan yang tidak
dapat diusahakan akan dikembalikan menjadi sumberdaya.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 6-38
7. RENCANA PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN

Studi/Percobaan Pengolahan

Secara umum, pengolahan batubara terdiri dari tahap preparasi (coal preparation)
dan pencucian (coal washing). Proses preparasi bertujuan untuk mereduksi ukuran sesuai
dengan kebutuhan, hal tersebut dapat dilakukan menggunakan alat peremuk (crusher).
Sedangkan proses pencucian batubara adalah kegiatan untuk memisahkan material yang
dianggap sebagai pengotor dengan batubara. Hal tersebut dapat meningkatkan nilai kalori
dan mengurangi kandungan air dan debu dari batubara.
Dalam kegiatan pertambangannya, PT. KISB tidak melakukan kegiatan pengolahan
batubara. Batubara run of mine (ROM) langsung diangkut dari stockROM menuju pelabuhan
PT. BNJM. Produk batubara PT. KISB secara weighted average memiliki kualitas sebagai
berikut:
• Total moisture = 5.08 (% ar);
• Inherent moisture = 2.60 (% adb);
• Ash = 20.31 (% adb);
• Volatile matter = 38.85 (% adb);
• Fixed carbon = 38.24 (% adb);
• Total sulfur = 1.61 (% adb), dan;
• Kalori = 6,055.30 kcal/kg (ar).
Berdasarkan weighted average dari kualitas produk batubara PT. KISB, didapat nilai
kadar ash cukup tinggi, yaitu >10 % adb, selain itu kandungan sulfur yang relatif tinggi. Hal
tersebut mengharuskan PT. KISB harus selalu memperhatikan nilai ash dan sulfur, sehingga
masih tetap di bawah ketentuan pasar.

Tata cara Pengolahan

Metode pengolahan dilakukan berdasarkan pertimbangan jenis dan peruntukan


bahan galian. Pemilihan metode pengolahan juga didasarkan pada perolehan hasil yang
terbaik sebagai produk sebuah usaha. Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi pemilihan metode pengolahan pada bahan galian, seperti:
a. Karakteristik spasial dari material meliputi; ukuran, kekerasan, dan produk.
b. Kondisi Luar, meliputi; ukuran permintaan pasar, perbandingan hasil produk, parameter
kualitas, dan keseragaman.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 7-1
c. Kondisi Ekonomi
Faktor-faktor ini mempengaruhi investasi, aliran kas, masa pengembalian dan
keuntungan, meliputi; cadangan, target produksi, umur alat, produktivitas, dan
perbandingan biaya pengolahan dalam memilih metode pengolahan yang sesuai.
d. Faktor Teknologi, meliputi; perolehan, dilusi, fleksibilitas metode dengan perubahan
kondisi, selektivitas, modal, pekerja, dan intensitas mekanisasi.
e. Faktor Lingkungan
Kegiatan pengolahan batubara tidak dilakukan PT. KISB. Proses peremukan hanya
dilakukan menggunakan excavator saat proses coal getting. Kegiatan pemisahan material
pengotor “batu pek” (silicified coal) dilakukan secara manual oleh tim geologist untuk
melakukan quality control.

Peralatan Pengolahan

Jenis

Peralatan yang biasanya digunakan dalam proses pengolahan terdiri dari peralatan
utama dan peralatan penunjang. Peralatan utama adalah peralatan yang berperan langsung
dalam menghasilkan suatu produk dari proses pengolahan. Sedangkan peralatan penunjang
adalah peralatan yang berfungsi sebagai penunjang dalam mendukung kinerja dari peralatan
utama. PT. KISB tidak melakukan kegiatan pengolahan, sehingga tidak direncanakan jenis
alat yang dibutuhkan.

Jumlah
Jumlah peralatan pengolahan yang diperlukan disesuaikan dengan target produksi,
jam kerja, dan kemampuan alat dalam mengolah. Karakteristik material yang diolah dapat
mempengaruhi pemilihan alat yang dibutuhkan. PT. KISB tidak melakukan kegiatan
pengolahan batubara, sehingga tidak direncanakan jumlah peralatan pengolahan yang
dibutuhkan.

Kapasitas
Kapasitas dari alat pengolahan disesuaikan dengan jam kerja dan target produksi
terbesar yang direncanakan. PT. KISB tidak ada pengolahan batubara, sehingga tidak ada
kapasitas alat pengolahan yang dibutuhkan.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 7-2
Ketersediaan Peralatan Pengolahan (Availability)
Dalam menjalankan kegiatan pertambangannya, PT. KISB saat ini tidak
merencanakan kegiatan pengolahan batubara, sehingga kajian terhadap ketersediaan
peralatan pengolahan tidak dilakukan.

Jenis, Jumlah, Kualitas, Dan Recovery Hasil Pengolahan

PT. KISB tidak melakukan kegiatan pengolahan batubara sehingga tidak ada jenis,
jumlah, kualitas, dan recovery dari hasil proses pengolahan pada batubara yang
direncanakan.

Penanganan Reject Coal

Batubara yang tidak dapat diproses atau mengalami reject coal dilakukan dengan
beberapa metode, diantaranya:
• Menempatkan sisa fine coal pada daerah yang tinggi
• Menjaga daerah sekeliling fine coal dari erosi akibat air hujan
• Membuat saluran drainase yang dialirkan menuju settling pond
Kolam pengendapan (settling pond) dibuat dengan tujuan untuk menampung
batubara halus yang terbawa air akibat hujan atau lainnya agar tidak menimbulkan
pencemaran akibat limpasan air. Secara kimiawi air yang bercampur dengan partikel halus
dari batubara dapat berpotensi menimbulkan air asam. Lokasi kolam pengendapan dibuat
pada daerah yang lebih rendah dari lokasi stockpile. Settling pond terdiri dari 4 kompartemen
dengan dimensi seperti pada Gambar 7-1.
Kegiatan pencucian dan pemurnian batubara tidak dilakukan, sehingga tidak ada
tailing yang dihasilkan dan tidak diperlukan kolam pengendapan (settling pond) khusus
untuk pencucian dan pemurnian. Air larian dari area sekitar tempat penimbunan batubara
akan diarahkan mengalir menuju kolam pengendapan yang terhubung secara seri.
Kegiatan pengapuran dilakukan secara teratur agar air yang keluar dari kolam
pengendapan telah sesuai dengan baku mutu lingkungan yang berlaku. Padatan yang berupa
butiran batubara dan lumpur yang terperangkap di dalam kolam pengendapan, akan dikeruk
dan dikeringkan untuk selanjutnya diangkut dan dipindahkan ke tempat timbunan tanah
penutup di lokasi tambang.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 7-3
Gambar 7-1 Kolam Pengendapan di Stock ROM

Rencana Pengangkutan Produk Pengolahan

Saat ini PT. KISB tidak merencanakan proses pengolahan dalam kegiatan
pertambangannya. Tetapi tidak menutup kemungkinan apabila di kemudian hari terdapat
kondisi yang mengharuskan, maka PT. KISB akan merencanakan kegiatan pengolahan
tersebut.
Setelah batubara ditumpuk di stock ROM, maka batubara akan ditata, dipantau, dan
dikelola agar tidak terjadi spontaneous combustion yang dapat menurunkan kualitas batubara
dan polusi lingkungan. Kemudian batubara di stock ROM akan diukur oleh department
survey. Kemudian batubara akan dibawa ke port stockpile. Pengangkutan (hauling)
dilakukan melalui jalan angkut milik PT. Pertamina dengan jarak ±75.50 km (Gambar 7-2).
Setelah tiba di port stockpile, batubara akan diukur oleh independent surveyor dan kemudian
dilakukan pemuatan ke tongkang (barge loading). Dalam penjualannya, PT. KISB tidak
merubah titik penjualan (at sale point) yaitu masih tetap secara FOB barge.
Pelabuhan yang digunakan oleh PT. KISB adalah pelabuhan milik PT. Bangun
Nusantara Jaya Makmur (BNJM) di Kecamatan Paju Epat, Kabupaten Barito Timur. Status
penggunaan pelabuhan tersebut oleh PT. KISB adalah sewa, saat ini jangka waktu sewa
tersebut hingga tahun 2025. Tidak menutup kemungkinan PT. KISB akan memperpanjang

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 7-4
kontrak sewa tersebut menyesuaikan dengan penjualan PT. KISB. Alur logisitik batubara
PT. KISB ditunjukkan pada Gambar 7-3.

Gambar 7-2 Peta Jalan Angkut IUP ke Pelabuhan PT. BNJM

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 7-5
Pengangkutan (Hauling)
Stock ROM di IUP OP
Batubara menuju Port Pemuatan ke Tongkang Tongkang
PT. KISB
Stockpile

Gambar 7-3 Alur Logistik Batubara PT. KISB

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 7-6
8. INFRASTRUKTUR PERTAMBANGAN

Jenis dan Spesifikasi Infrastruktur

Infrastruktur pertambangan merupakan salah satu faktor penting pendukung kegiatan


penambangan dan dapat memberi dampak terhadap aspek teknis dan ekonomis. Dalam
rangka membangun infrastruktur tersebut, maka perlu dilakukan kegiatan konstruksi.
Kegiatan konstruksi adalah kegiatan usaha pertambangan untuk melakukan pembangunan
seluruh fasilitas operasi produksi, termasuk pengendalian dampak lingkungan.
Sampai dengan akhir tahun 2019, PT. KISB telah membangun beberapa infrastruktur
seperti stock ROM, jalan, dan KPL. Sementara itu, pembangunan kantor dan mes karyawan
terhenti karena adanya kendala.
Pada dokumen studi kelayakan revisi I ini, PT. KISB merencanakan pembangunan
infrastruktur dikarenakan adanya perubahan dari dokumen studi kelayakan sebelumnya,
yaitu penambahan lokasi penambangan dan peningkatan kapasitas produksi.

Infrastruktur Utama

Infrastruktur utama adalah jenis infrastruktur yang berkaitan langsung dengan usaha
pertambangan. Dalam menunjang kegiatan pertambangan, PT. KISB telah memiliki stock
ROM dan jalan tambang. Meskipun begitu, PT. KISB berencana membangun stock ROM
dan jalan untuk menunjang penambahan lokasi penambangan dan peningkatan kapasitas
produksi.
1) Stock ROM
Batubara yang berasal dari front penambangan ditimbun di stock ROM yang terletak
di utara IUP PT. KISB. Dalam rangka peningkatan kapasitas produksi, PT. KISB
berencana membangun stock ROM di dekat pit baru (Blok Bahalang) yang terletak di
sebelah sisi timur IUP PT. KISB. Luas area yang akan dimanfaatkan sebagai lokasi
tersebut adalah seluas 1.50 ha untuk stock ROM permanent beserta fasilitas
penunjangnya, seperti checker post dan weighbridge. Sedangkan luas lahan untuk
tumpukan batubara pada stock ROM permanent seluas 1.38 ha.
2) Jalan Tambang
Jalan tambang terdiri dari jalan antar front kerja (ramp) dan jalan angkut (surface
road). Khusus untuk ramp dapat dibuat dengan material OB atau menyisakan material
asli di pit. Jalan ini bersifat sementara sehingga sering mengalami perubahan sesuai

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 8-1
dengan kemajuan tambang. Sedangkan jalan angkut (surface road atau hauling road)
dibangun dengan menggunakan material OB yang ditambahkan batu pecah sebagai
lapisan perkerasan, hal ini perlu dilakukan karena hauling road tersebut umumnya
digunakan dalam waktu yang cukup lama.
PT. KISB berencana membuat jalur angkut baru dari pit ke disposal dan pit ke stock
ROM dengan panjang total ±1.70 km. Hingga akhir tahun 2019, PT. KISB telah
membangun infrastruktur hauling road sepanjang ±2.00 km.

Sumber: Dokumentasi Tim Studi Kelayakan, 2019


Gambar 8-1 Hauling Road Existing PT. KISB

Infrastruktur Pendukung

Infrastruktur pendukung adalah jenis infrastruktur yang tidak berkaitan secara


langsung dengan kegiatan penambangan. Infrastruktur pendukung yang direncanakan akan
dibangun oleh PT. KISB adalah kantor tambang (site office), mushola, pos keamanan,
workshop, generator sets house, stasiun BBM, jembatan timbang, pos checker dan post stock
ROM, KPL, parking area, TPS B3, mess karyawan, klinik, kantin, dan warehouse.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 8-2
1) Site Office
Site office merupakan bagian dari infrastruktur tambang yang dibuat untuk
menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi, yang mencakup tugas dan fungsi
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. Rancangan dan fungsi ruang
yang direncanakan dalam bangunan kantor dibuat dan ditata sedemikian rupa
sehingga pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi tersebut dapat berlangsung dengan
baik. PT. KISB berencana membangun site office di dekat sebelah mes existing.
2) Mushola
Mushola dibangun agar karyawan muslim yang bekerja dapat menjalankan
kewajiban ibadahnya secara nyaman. Sedangkan untuk ibadah di hari jumat akan
dilakukan di masjid yang berada di pemukiman penduduk yang tidak jauh dari lokasi
tambang. Mushola tersebut direncanakan dibangun pada area seluas adalah 800 m2.
3) Pos Keamanan
Pos keamanan dibangun di setiap lokasi strategis dan membutuhkan pengamanan,
seperti pada pintu masuk daerah tambang, perkantoran, mes, dan stock ROM.
Beberapa pos keamanan telah dibangun di lokasi IUP PT. KISB baik berupa
bangunan permanen maupun semi permanen. Pos keamanan tersebut direncanakan
akan diperbaiki dan ditambahkan fasilitas untuk mendukung keamanan.
PT. KISB juga berencana menambah satu pos keamanan pada lokasi stock ROM.
4) Workshop
PT. KISB berencana membangun workshop yang dimanfaatkan sebagai tempat
perbaikan alat utama dan penunjang penambangan.
a. Workshop Alat Berat
Workshop merupakan infrastruktur yang wajib ada di dalam area tambang, karena
dengan adanya workshop, aktivitas perbaikan dan perawatan alat berat dapat
dengan mudah dan cepat ditangani. Sehingga kendala produksi yang diakibatkan
oleh rusaknya alat-alat berat yang digunakan dapat segera ditangani.
b. Workshop Kendaraan
Sama halnya dengan alat berat, kendaraan kecil merupakan sarana pendukung
yang membutuhkan perawatan dan perbaikan seecara berkala. Saat ini bangunan
workshop kendaraan kecil masih menggunakan lokasi perawatan sementara dan
PT. KISB berencana membangun workshop di dekat mess.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 8-3
5) Generator Sets House
Generator sets house atau rumah genset berfungsi sebagai tempat penempatan genset
yang digerakkan oleh bahan bakar solar, sehingga dapat membangkitkan energi
listrik yang dibutuhkan untuk berbagai kepentingan. PT KISB berencana
membangun generator sets house di dekat area stock ROM dan perkantoran.
6) Stasiun BBM / Fuel Storage
Mengingat kegiatan pertambangan PT. KISB merupakan salah satu kegiatan industri,
maka PT. KISB wajib menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi atau
BBM industri. Namun karena terbatasnya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
(SPBU) yang menyediakan BBM non-subsidi, maka PT. KISB merencanakan
membangun stasiun bahan bakar sendiri yang berfungsi menyediakan bahan bakar
bagi kebutuhan operasional alat perusahaan dan kegiatan penambangan.
Konstruksi stasiun BBM direncanakan akan didirikan di atas tanah dengan kondisi
rata dan diperkuat dengan pondasi beton untuk mencegah tangki BBM tersebut
bersentuhan langsung dengan permukaan tanah, hal ini dilakukan untuk menjaga
keamanan dan potensi bahaya kebakaran. Pada lokasi ini juga dipasang rambu
peringatan serta dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran ringan. Penyaluran
BBM dari stasiun BBM menggunakan pompa sebagai alat untuk memindahkan BBM
dari stasiun penampungan ke dalam truk solar (fuel truck). PT. KISB berencana
membangun stasiun BBM di dekat workshop dengan kapasitas 60,000 liter pada area
seluas 0.24 ha.
7) Jembatan Timbang / Weighbridge
Jembatan timbang digunakan sebagai salah satu alat ukur tonase batubara yang telah
diproduksi maupun yang akan dijual. Lokasi jembatan timbang PT. KISB terletak di
dekat pintu masuk dan keluar lokasi tambang dan tidak jauh dari stock ROM.
PT. KISB berencana menambah fasilitas pendukung pada jembatan timbang di dekat
stock ROM yang baru.
8) Checker Post dan Stock ROM Post
Pos checker berfungsi sebagai tempat seorang checker memonitor dan mencatat
jumlah ritase, jam kerja, dan laporan breakdown alat berat dan dump truck. Selain
itu, pos checker juga dapat digunakan sebagai tempat diletakkannya air minum untuk
operator dan driver.
Stock ROM post digunakan oleh quality control dalam mengawasi driver saat

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 8-4
melakukan dumping di stock ROM. Batubara yang bersih harus dipisah dengan
batubara high ash (collecting) agar tidak menurunkan kualitas batubara bersih.
PT KISB merencanakan pembangunan checker post dan stock ROM post di lokasi
stock ROM yang baru dengan luas masing-masing 25 m2.
9) Kolam Pengendap Lumpur (KPL)
KPL merupakan kolam yang berfungsi untuk mengendapkan air yang berasal dari
area tambang, baik itu merupakan air tanah, maupun air hujan dan bertujuan untuk
menjaga kualitas air limbah kegiatan tambang yang nantinya akan dilepaskan ke
badan sungai dalam keadaan yang telah memenuhi baku mutu lingkungan.
Sampai dengan akhir tahun 2019, PT. KISB telah membangun satu unit KPL dengan
total luas sebesar 0.50 ha. KPL tersebut dibagi menjadi tiga kompartemen yang
tersusun secara seri, dimana partikel sedimen yang terkandung pada air akan
mengendap di kolam pertama. Berikutnya air hasil pengendapan tersebut dialirkan
ke kolam kedua dan tersambung dengan kolam ketiga yaitu kolam untuk melakukan
perlakuan terhadap kualitas air. Air dari kolam tersebut akan dialirkan ke badan air
atau media lingkungan yang berada di sekitar lokasi tambang.
PT. KISB berencana untuk membuat KPL tambahan untuk menunjang kegiatan
penambangan yang berlokasi di dekat pit dan disposal.
10) Parking Area
Parking area merupakan area yang berfungsi sebagai tempat parkir alat berat dan
dump truck beserta kendaraan bermesin lainnya. PT. KISB berencana membuat
parking area di sebelah barat pit baru dengan luas 1.94 ha.
11) Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
TPS B3 merupakan tempat penyimpanan sementara limbah berbahaya dan beracun
yang dapat merusak lingkungan sebelum diproses atau dipindahkan ke tempat lain.
PT. KISB berencana akan membangun TPS B3 di dekat workshop dan parking area.
12) Mes
Mes/camp merupakan tempat tinggal sementara untuk karyawan. PT. KISB
berencana menyelasaikan konstruksi mes dengan total area seluas 2,100 m2.
13) Klinik
Klinik adalah pos kesehatan yang berfungsi untuk mengobati berbagai kebutuhan
medis sementara para pegawai yang tinggal di site. PT. KISB berencana akan
membangun klinik yang letaknya bersebelahan dengan lokasi mes.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 8-5
14) Kantin
Kantin merupakan tempat penyedia konsumsi untuk para karyawan. Dengan adanya
kantin ini, konsumsi gizi dan nutrisi karyawan dapat dipastikan mutu dan
kesehatannya. PT. KISB berencana akan membangun kantin di sebelah mes dengan
luas 500 m2.
15) Warehouse
PT. KISB berencana membangun warehouse yang berfungsi untuk menammpung
persediaan sparepart ataupun benda-benda lain yang dibutuhkan untuk operasional
penambangan, kantor, maupun mes. Warehouse direncanakan akan dibuat di
samping workshop dengan luas 800 m2

Peta Rencana Konstruksi

PT. KISB memiliki beberapa fasilitas tambang yang telah dibangun untuk
menunjang kegiatan penambangan yang telah berlansung. Fasilitas tambang yang telah
dibangun dapat dilihat pada peta situasi infrastruktur PT. KISB pada Gambar 8-2.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 8-6
Gambar 8-2 Peta Situasi Konstruksi PT. KISB

Untuk menunjang rencana penambahan lokasi penambangan dan peningkatan


kapasitas produksi, maka direncanakan penambahan fasilitas pendukung (Gambar 8-3).

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 8-7
Gambar 8-3 Peta Rencana Konstruksi PT. KISB

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 8-8
Jadwal Konstruksi

Pembangunan infrastruktur seluruhnya direncanakan pada tahun ke-I. Secara rinci


dapat dilihat pada Tabel 8-1.

Tabel 8-1 Jadwal Rencana Konstruksi PT. KISB


Luas Area Tahun Ke-
Fasilitas Penunjang
(ha) I II III IV
Stock ROM + Weighbridge 1.380
KPL 0.540
Surface Road 7.880
Parking Area 2.000
Camp 0.210
Site Office 0.200
Security Post 0.003
Mushola 0.080
Fuel Storage 0.240
TPS B3 0.110
Stock ROM Post 0.003
Checker Post 0.003
Medic House 0.010
Kantin 0.050
Generator Sets House 0.020
Warehouse 0.080
KPL 0.540
Workshop 0.240

Rincian Biaya Konstruksi

Dalam kegiatan pembangunan infrastruktur, PT KISB menginvestasikan sejumlah


dana untuk masing-masing bentuk konstruksi infrastruktur yang dapat menunjang dalam
kegiatan operasi penambangan. Total biaya investasi untuk pembangunan infrastruktur PT.
KISB adalah sekitar Rp. 2.525.000.000.-
1) Infrastruktur Utama
• Surface Road
Pembangunan surface road di dalam IUP PT. KISB membutuhkan biaya sebesar Rp.
810.000.000.- dapat dilihat pada Tabel 8-2.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 8-9
Tabel 8-2 Jadwal dan Biaya Konstruksi Jalan
Duras Minggu
Harga Pekerjaan Bobot Grafik
No Pekerjaan i
(Rp) (%) 1 2 3 4 5 6 7 (%)
(Hari)
1 Persiapan 7 40,500,000 5 5.00 100.00
2 Pembersihan Lahan 7 121,500,000 15 15.00 85.71
Pemetaan Topo, Pemasangan
3 7 121,500,000 15 15.00 71.43
Patok Dan Pita
4 Pengambilan Top Soil 7 162,000,000 20 20.00 57.14
5 Pembentukan Jalan 7 162,000,000 20 20.00 42.86
Penimbunan Dengan
6 7 162,000,000 20 20.00 28.57
Material Keras (Gravel)
7 Pemadatan Jalan 7 40,500,000 5 5.00 14.29
Total 49 810,000,000 100 5.00 15.00 15.00 20.00 20.00 20.00 5.00 100.0
100.0
Jumlah Akumulatif 5.00 20.00 35.00 55.00 75.00 95.00
0

2) Infrastruktur Pendukung
• Kantor Tambang
Pembangunan kantor tambang membutuhkan biaya sekitar Rp. 300.000.000.- Biaya
yang diperlukan dalam pembangunan kantor dapat dilihat pada Tabel 8-3.

Tabel 8-3 Jadwal dan Biaya Konstruksi Kantor Tambang


Duras Harga Minggu
N Bobot Grafik
Pekerjaan i Pekerjaan
o (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 (%)
(Hari) (Rp)
5.0
1 Persiapan 7 15,000,000 5 100.00
0
2 Pembuatan Pondasi 14 45,000,000 15 7.50 7.50 85.71
15.0
3 Pembuatan Dinding 7 45,000,000 15 71.43
0
Pekerjaan Pintu. Kusen. Jendela 20.0
4 7 60,000,000 20 57.14
dan Aksesoris 0
Pekerjaan Instalasi Listrik dan 20.0
5 7 60,000,000 20 42.86
air 0
20.0
6 Pekerjaan Atap 7 60,000,000 20 28.57
0
7 Pekerjaan Finishing 7 15,000,000 5 5.00 14.29
300,000,00 5.0 15.0 20.0 20.0 20.0
Total 56 100 7.50 7.50 5.00 00.00
0 0 0 0 0 0
5.0 12.5 20.0 35.0 55.0 75.0 95.0 100.0
Jumlah Akumulatif
0 0 0 0 0 0 0 0

• Workshop
Pembangunan workshop diperkirakan memakan biaya sebesar Rp. 200.000.000,-
Biaya yang diperlukan untuk pembangunan workshop dapat dilihat pada Tabel 8-4.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 8-10
Tabel 8-4 Jadwal dan Biaya Konstruksi Workshop
Duras Harga Minggu
Bobot Grafi
No Pekerjaan i Pekerjaan
(%) 1 2 3 4 5 6 7 8 k (%)
(Hari) (Rp)
1 Persiapan 7 10,000,000 5 5.00 100.00
2 Pembuatan Pondasi 14 30,000,000 15 7.50 7.50 85.71
3 Pembuatan Dinding 7 30,000,000 15 15.00 71.43
Pekerjaan Pintu. Kusen.
4 7 40,000,000 20 20.00 57.14
Jendela dan Aksesoris
Pekerjaan Instalasi Listrik
5 7 40,000,000 20 20.00 42.86
dan Air
6 Pekerjaan Atap 7 40,000,000 20 20.00 28.57
7 Pekerjaan Finishing 7 10,000,000 5 5.00 14.29
Total 56 200,000,000 100 5.00 7.50 7.50 15.00 20.00 20.00 20.00 5.00 00.00
Jumlah Akumulatif 5.00 12.50 20.00 35.00 55.00 75.00 95.00 100.00

• Mushola
Estimasi biaya yang diperlukan untuk membangun mushola adalah Rp. 100.000.000,-
Secara rinci biaya yang diperlukan untuk pembangunan mushola dapat dilihat pada
Tabel 8-5.

Tabel 8-5 Jadwal dan Biaya Konstruksi Mushola


Duras Harga Minggu
Bobot
No Pekerjaan i Pekerjaan Grafik (%)
(%) 1 2 3 4 5 6 7
(Hari) (Rp)
1 Persiapan 7 5,000,000 5 5.00 100.00
2 Pembuatan Pondasi 7 15,000,000 15 15.00 85.71
3 Pembuatan Dinding 7 15,000,000 15 15.00 71.43
Pekerjaan Pintu. Kusen.
4 7 20,000,0000 20 20.00 57.14
Jendela dan Aksesoris
Pekerjaan Instalasi
5 7 20,000,000 20 20.00 42.86
Listrik dan air
6 Pekerjaan Atap 7 20,000,000 20 20.00 28.57
7 Pekerjaan Finishing 7 5,000,000 5 5.00 14.29
Total 49 100,000,000 100 5.00 15.00 15.00 20.00 20.00 20.00 5.00 00.00
Jumlah Akumulatif 5.00 20.00 35.00 55.00 75.00 95.00 100.00

• Pos Keamanan
PT KISB berencana membangun pos keamanan yang membutuhkan biaya sekitar Rp.
8.000.000,-. Biaya pembangunan pos keamanan secara rinci dapat dilihat pada Tabel
8-6.

Tabel 8-6 Jadwal dan Biaya Konstruksi Pos Keamanan


Harga Pekerjaan Minggu
No Pekerjaan Durasi (Hari) Bobot (%) Grafik (%)
(Rp) 1 2 3 4
1 Persiapan 3 4,000,000 5 5.00 100.00
2 Pembuatan Pondasi 4 12,000,000 15 15.00 85.71
3 Pembuatan Dinding 7 12.000.000 15 15.00 71.43
4 Pekerjaan Pintu. Kusen. Jendela dan Aksesoris 3 16,000,000 20 20.00 57.14
5 Pekerjaan Instalasi Listrik dan air 4 16,000,000 20 20.00 42.86
6 Pekerjaan Atap 4 16,000,000 20 20.00 28.57
7 Pekerjaan Finishing 3 4,000,000 5 5.00 14.29
Total 28 80,000,000 100 20.00 15.00 40.00 25.00 00.00
Jumlah Akumulatif 20.00 35.00 75.00 100.00

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 8-11
• Generator Sets House
Pembangunan rumah genset diperkirakan akan mengeluarkan biaya sekitar Rp.
50.000.000,-. Biaya yang diperlukan untuk pembangunan instalasi listrik dapat dilihat
pada Tabel 8-7.

Tabel 8-7 Jadwal dan Biaya Konstruksi Generator Sets House


Durasi Harga Pekerjaan Minggu
No Pekerjaan Bobot (%) Grafik (%)
(Hari) (Rp) 1 2 3 4 5
1 Persiapan 7 2,500,000 5 5.00 100.00
2 Pembuatan Pondasi 7 7,500,000 15 15.00 85.71
3 Pembuatan Dinding 7 7,500,000 15 15.00 71.43
4 Pekerjaan Pintu. Kusen. Jendela dan Aksesoris 3 10,000,000 20 20.00 57.14
5 Pekerjaan Instalasi Listrik dan air 4 10,000,000 20 20.00 42.86
6 Pekerjaan Atap 4 10,000,000 20 20.00 28.57
7 Pekerjaan Finishing 3 2,500,000 5 5.00 14.29
Total 35 50,000,000 100 5.00 15.00 15.00 40.00 25.00 00.00
Jumlah Akumulatif 5.00 20.00 35.00 75.00 100.00

• Stasiun BBM / Fuel Storage


PT. KISB merencanakan biaya sebesar Rp. 100.000.000,- untuk pembangunan stasiun
BBM. Secara rinci biaya yang diperlukan untuk pembangunan stasiun BBM dapat
dilihat pada Tabel 8-8.

Tabel 8-8 Jadwal dan Biaya Konstruksi Stasiun BBM


Durasi Harga Minggu
No Pekerjaan Bobot (%) Grafik (%)
(Hari) Pekerjaan (Rp) 1 2 3
1 Persiapan 7 10,000,000 10 10.00 100.00
2 Pembuatan Pondasi 7 45,000,000 45 45.00 75.00
3 Pembuatan dan Pemasangan Kerangka Tangki BBM 5 35,000,000 35 35.00 50.00
4 Pekerjaan Finishing 2 10,000,000 10 10.00 25.00
Total 21 100,000,000 100 10.00 45.00 45.00 00.00
Jumlah Akumulatif 10.00 55.00 100.00

• Jembatan Timbang / Weighbridge


Pembangunan jembatan timbang membutuhkan biaya sekitar Rp. 130.000.000,-. Biaya
pembangunan jembatan timbang dapat dilihat pada Tabel 8-9.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 8-12
Tabel 8-9 Jadwal dan Biaya Konstruksi Jembatan Timbang
Durasi Harga Pekerjaan Minggu
No Pekerjaan Bobot (%) Grafik (%)
(Hari) (Rp) 1 2 3 4 5
1 Persiapan 7 5,750,000 5 5.00 100.00
2 Pembuatan Pondasi 7 34,500,000 30 30.00 80.00
3 Pemasangan Jembatan Timbang 7 23,000,000 20 20.00 60.00
4 Pembuatan Fasilitas Pendukung 7 46,000,000 40 40.00 40.00
5 Pekerjaan Finishing 7 5,750,000 5 5.00 20.00
Total 35 115,000,000 100 5.00 30.00 20.00 40.00 5.00 00.00
Jumlah Akumulatif 5.00 35.00 55.00 95.00 100.00

• Checker Post dan Stock ROM Post


Pembangunan checker post dan stock ROM post diperkirakan akan membutuhkan
biaya sebesar Rp. 15.000.000,- (Tabel 8-10).

Tabel 8-10 Jadwal dan Biaya Konstruksi Checker Post dan Stock ROM Post
Durasi Harga Pekerjaan Bobot Minggu Grafik
No Pekerjaan
(Hari) (Rp) (%) 1 2 3 4 (%)

1 Persiapan 3 4,000,000 5 5.00 100.00


2 Pembuatan Pondasi 4 12,000,000 15 15.00 85.71
3 Pembuatan Dinding 7 12.000.000 15 15.00 71.43
Pekerjaan Pintu. Kusen. Jendela
4 3 16,000,000 20 20.00 57.14
dan Aksesoris
5 Pekerjaan Instalasi Listrik dan air 4 16,000,000 20 20.00 42.86
6 Pekerjaan Atap 4 16,000,000 20 20.00 28.57
7 Pekerjaan Finishing 3 4,000,000 5 5.00 14.29
Total 28 80,000,000 100 20.00 15.00 40.00 25.00 00.00
Jumlah Akumulatif 20.00 35.00 75.00 100.00

• KPL
Pembuatan KPL beserta infrastruktur diperkirakan akan menghabiskan biaya sebesar
Rp. 100.000.000,- (Tabel 8-11 dan 8-12).

Tabel 8-11 Jadwal dan Biaya Konstruksi KPL 1


Duras Harga Minggu
N Bobot Grafik
Pekerjaan i Pekerjaa
o (%) 1 2 3 4 5 6 (%)
(Hari) n (Rp)
5.0
1 Persiapan (Pemasangan Patok) 7 2,500,000 5 100.00
0
15,000,00 30.0
2 Pembersihan Lahan 7 30 80.00
0 0
10,000,00 20.0
3 Pengambilan Top Soil 7 20 60.00
0 0
20,000,00 20.0 20.0
4 Penggalian Tanah 14 40 40.00
0 0 0
Pekerjaan Finishing (Pemasangan Fasilitas
5 7 2,500,000 5 5.00 20.00
Pendukung)
50,000,00 5.0 30.0 20.0 20.0 20.0
Total 42 100 5.00 00.00
0 0 0 0 0 0
5.0 35.0 55.0 75.0 95.0 100.0
Jumlah Akumulatif
0 0 0 0 0 0

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 8-13
Tabel 8-12 Jadwal dan Biaya Konstruksi KPL 2
Duras Harga Minggu
N Bobot Grafik
Pekerjaan i Pekerjaa
o (%) 1 2 3 4 5 6 (%)
(Hari) n (Rp)
5.0 100.00
1 Persiapan (Pemasangan Patok) 7 2,500,000 5
0
15,000,00 30.0
2 Pembersihan Lahan 7 30 80.00
0 0
10,000,00 20.0
3 Pengambilan Top Soil 7 20 60.00
0 0
20,000,00 20.0 20.0
4 Penggalian Tanah 14 40 40.00
0 0 0
Pekerjaan Finishing (Pemasangan Fasilitas
5 7 2,500,000 5 5.00 20.00
Pendukung)
50,000,00 5.0 30.0 20.0 20.0 20.0
Total 42 100 5.00 00.00
0 0 0 0 0 0
5.0 35.0 55.0 75.0 95.0 100.0
Jumlah Akumulatif
0 0 0 0 0 0

• Parking Area
Pembuatan parking area beserta infrastruktur diperkirakan memerlukan biaya sebesar
Rp. 150.000.000,- (Tabel 8-13).

Tabel 8-13 Jadwal dan Biaya Parking Area


Durasi Harga Pekerjaan Minggu Grafik (%)
No Pekerjaan Bobot (%)
(Hari) (Rp) 1 2 3 4 5
1 Persiapan 7 7,500,000 5 5 100
2 Pembuatan Pondasi 7 45,000,000 30 30 80
3 Pemasangan Jembatan Timbang 7 30,000,000 20 20 60
4 Pembuatan Fasilitas Pendukung 7 60,000,000 40 40 40
5 Pekerjaan Finishing 7 7,500,000 5 5 20
Total 35 150,000,000 100 5 30 20 40 5 0
Jumlah Akumulatif 5 35 55 95 100

• TPS B3
Pembangunan TPS B3 beserta infrastruktur diperkirakan akan memakan biaya sekitar
Rp. 50.000.000,-. Total biaya pembangunan TPS dapat dilihat pada Tabel 8-14.

Tabel 8-14 Jadwal dan Biaya Konstruksi TPS B3


Durasi Harga Pekerjaan Bobot Minggu Grafik
No Pekerjaan
(Hari) (Rp) (%) 1 2 3 4 (%)

1 Persiapan 3 2,500,000 5 5.00 100.00


2 Pembuatan Pondasi 4 12,500,000 15 15.00 85.71
71.43
3 Pembuatan Dinding 7 15 15.00
7,500,000
Pekerjaan Pintu. Kusen. Jendela
4 3 2,500,000 20 20.00 57.14
dan Aksesoris
5 Pekerjaan Instalasi Listrik dan air 4 10,000,000 20 20.00 42.86
6 Pekerjaan Atap 4 12,500,000 20 20.00 28.57
7 Pekerjaan Finishing 3 2,500,000 5 5.00 14.29
Total 28 50,000,000 100 20.00 15.00 40.00 25.00 00.00
Jumlah Akumulatif 20.00 35.00 75.00 100.00

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 8-14
• Mes
Estimasi pembuatan mes beserta infrastruktur membutuhkan biaya sebesar Rp.
250.000.000,- (Tabel 8-15).

Tabel 8-15 Jadwal dan Biaya Konstruksi Mes


Harga Minggu
N Durasi Bobot Grafik
Pekerjaan Pekerjaan
o (Hari) (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 (%)
(Rp)
5.0
1 Persiapan 7 12,500,000 5 100.00
0
2 Pembuatan Pondasi 14 37,500,000 15 7.50 7.50 85.71
15.0
3 Pembuatan Dinding 7 37,500,000 15 71.43
0
Pekerjaan Pintu. Kusen. Jendela 20.0
4 7 50,000,000 20 57.14
dan Aksesoris 0
Pekerjaan Instalasi Listrik dan 20.0
5 7 50,000,000 20 42.86
air 0
20.0
6 Pekerjaan Atap 7 50,000,000 20 28.57
0
7 Pekerjaan Finishing 7 12,500,000 5 5.00 14.29
5.0 15.0 20.0 20.0 20.0
Total 56 250,000,000 100 7.50 7.50 5.00 00.00
0 0 0 0 0
5.0 12.5 20.0 35.0 55.0 75.0 95.0 100.0
Jumlah Akumulatif
0 0 0 0 0 0 0 0

• Klinik
Pembangunan klinik diestimasi membutuhkan biaya sekitar Rp. 65.000.000,-. Biaya
konstruksi klinik dapat dilihat pada Tabel 8-16.

Tabel 8-16 Jadwal dan Biaya Konstruksi Klinik


Duras Harga Minggu
N Bobot Grafik
Pekerjaan i Pekerjaan
o (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 (%)
(Hari) (Rp)
5.0
1 Persiapan 7 3,250,000 5 100.00
0
2 Pembuatan Pondasi 14 9,750,000 15 7.50 7.50 85.71
15.0
3 Pembuatan Dinding 7 9,750,000 15 71.43
0
Pekerjaan Pintu. Kusen. Jendela 13,000,00 20.0
4 7 20 57.14
dan Aksesoris 0 0
Pekerjaan Instalasi Listrik dan 13,000,00 20.0
5 7 20 42.86
air 0 0
13,000,00 20.0
6 Pekerjaan Atap 7 20 28.57
0 0
7 Pekerjaan Finishing 7 3,250,000 5 5.00 14.29
65,000,00 5.0 15.0 20.0 20.0 20.0
Total 56 100 7.50 7.50 5.00 00.00
0 0 0 0 0 0
5.0 12.5 20.0 35.0 55.0 75.0 95.0 100.0
Jumlah Akumulatif
0 0 0 0 0 0 0 0

• Kantin
Estimasi biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan kantin sekitar Rp. 75.000.000,-.
Biaya konstruksi kantin dapat dilihat pada Tabel 8-17.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 8-15
Tabel 8-17 Jadwal dan Biaya Konstruksi Kantin
Duras Harga Minggu
N Bobot Grafik
Pekerjaan i Pekerjaan
o (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 (%)
(Hari) (Rp)
5.0
1 Persiapan 7 3,750,000 5 100.00
0
11,250,00 85.71
2 Pembuatan Pondasi 14 15 7.50 7.50
0
11,250,00 15.0
3 Pembuatan Dinding 7 15 71.43
0 0
Pekerjaan Pintu. Kusen. Jendela 15,000,00 20.0
4 7 20 57.14
dan Aksesoris 0 0
Pekerjaan Instalasi Listrik dan 15,000,00 20.0
5 7 20 42.86
air 0 0
15,000,00 20.0
6 Pekerjaan Atap 7 20 28.57
0 0
7 Pekerjaan Finishing 7 3,750,000 5 5.00 14.29
75,000,00 5.0 15.0 20.0 20.0 20.0
Total 56 100 7.50 7.50 5.00 00.00
0 0 0 0 0 0
5.0 12.5 20.0 35.0 55.0 75.0 95.0 100.0
Jumlah Akumulatif
0 0 0 0 0 0 0 0

• Warehouse
Pembangunan warehouse diperkirakan membutuhkan biaya sekitar Rp. 50.000.000,-.
Biaya konstruksi warehouse dapat dilihat pada Tabel 8-18.

Tabel 8-18 Jadwal dan Biaya Konstruksi Warehouse


Durasi Harga Pekerjaan Minggu Grafik
No Pekerjaan Bobot (%)
(Hari) (Rp) 1 2 3 4 5 6 7 8 (%)

1 Persiapan 7 5 5.00 100.00


2,500,000.00
Pembuatan
2 14 15 7.50 7.50 85.71
Pondasi 7,500,000.00
Pembuatan
3 7 15 15.00 71.43
Dinding 7,500,000.00
Pekerjaan Pintu.
4 Kusen. Jendela 7 20 20.00 57.14
10,000,000.00
dan Aksesoris
Pekerjaan Instalasi
5 7 20 20.00 42.86
Listrik dan air 10,000,000.00

6 Pekerjaan Atap 7 20 20.00 28.57


10,000,000.00
Pekerjaan
7 7 5 5.00 14.29
Finishing 2,500,000.00
Total 56 50,000,000 100 5.00 7.50 7.50 15.00 20.00 20.00 20.00 5.00 00.00
Jumlah Akumulatif 5.00 12.50 20.00 35.00 55.00 75.00 95.00 100.00

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 8-16
9. LINGKUNGAN DAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN

Perlindungan Lingkungan

Kegiatan operasional PT. KISB yang telah dilakukan mulai tahun 2019 pasti
memiliki dampak terhadap lingkungan. Setiap dampak yang muncul baik itu di front
penambangan atau pada sarana penunjang telah dilakukan pengelolaan dan
pengendaliannya. Tolok ukur keberhasilan dari masing-masing pengelolaan dipantau secara
berkala dalam Laporan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan.
Pengaruh terhadap aspek kesehatan dan keselamatan bagi karyawan yang terlibat
juga cukup beresiko, oleh karena itu seluruh karyawan harus memperhatikan dengan
seksama mengenai aspek keselamatan dan kesehatan kerja.

9.1.1. Dampak Kegiatan

Kegiatan pertambangan berupa penambangan/penggalian, pembuangan OB,


pengangkutan dan penggunaan atau pemanfaatan batubara dalam satu segi dapat
memberikan nilai keuntungan, namun pada sisi lain juga dapat mengakibatkan dampak yang
serius terhadap lingkungan hidup. Dampak tersebut dapat terjadi pada saat pra operasi
penambangan, saat operasi, dan pasca operasi tambang. Dampak penting ini akan ditelaah
secara lebih detail dalam dokumen AMDAL.
Rencana kegiatan pertambangan batubara yang diperkirakan menimbulkan dampak
penting terhadap lingkungan, meliputi:
a. Tahap pra operasi, antara lain:
• Penerimaan tenaga kerja
Kegiatan penerimaan tenaga kerja pada tahap pra operasi akan berdampak positif
terhadap terbukanya peluang kerja bagi masyarakat di sekitar lokasi kegiatan.
Adanya pekerjaan konstruksi pada tahap pra operasi ini, juga dapat membuka
peluang usaha bagi para pengusaha kontraktor di sekitar lokasi penambangan.
Pada proses penerimaan tenaga kerja pada tahap konstruksi ini akan lebih
menyerap tenaga kerja lokal, sehingga proses ini akan berdampak terhadap
peningkatan pendapatan penduduk sekitar tambang. Selain itu, proses ini juga akan
memberikan dampak terhadap kecemburuan sosial di masyarakat. Hal ini
berdampak positif dengan peningkatan kesadaran masyarakat untuk bersaing dan
meningkatkan skill/ kemampuan.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-1
Dampak dari proses penerimaan tenaga kerja akan berlangsung dari tahap pra
operasi sampai tahap pasca operasi di daerah Ring 1 yaitu desa Jango.
• Pembersihan lahan,
Kegiatan pembersihan lahan akan menggunakan tenaga manusia dan alat berat.
Alat berat yang akan digunakan adalah bulldozer dan excavator. Bulldozer di
gunakan untuk merobohkan tegakan kayu kecil, semak belukar dan tonggak pohon,
sedangkan untuk tegakan kayu berdiameter 30 cm akan dirubuhkan pakai
chainsaw. Excavator digunakan untuk memindahkan kayu yang sudah dirobohkan
ke dalam truk. Akan ada beberapa rona lingkungan yang akan terkena dampak
yaitu: perubahan vegetasi (flora dan fauna), peningkatan erosi dan sedimentasi dan
perubahan kuantitas/kualitas air. Proses pembersihan lahan akan berdampak kecil
dan negatif terhadap rona lingkungan. Dampak kegiatan ini akan berlangsung
selama tahap pra operasi sampai tahap operasi penambangan. Lingkungan yang
akan terkena dampak adalah lokasi penambangan dan perairan sungai sekitar.
• Pembangunan fasilitas infrastruktur tambang.
Pembangunan fasilitas infrastruktur tambang dapat menimbulkan dampak terhadap
bentang alam yaitu bentuk permukaan lahan (morfologi). Dampak ini terjadi di
blok blok penambangan, karena sistim penambangan PT. KISB menggunakan
sistim tambang terbuka. Akibat dari dampak kegiatan pembangunan fasilitas
infrastruktur tambang terhadap morfologi lahan maka menyebabkan banyak
komponen lingkungan yang akan terkena dampak. Komponen lingkungan yang
akan terkena dampak yaitu: perubahan vegetasi (flora dan fauna), peningkatan erosi
dan sedimentasi dan perubahan kuantitas/kualitas air. Dampak perubahan ini
bersifat kumulatif karena akan berlangsung selama tahap pra operasi sampai tahap
operasi penambangan.
Dampak Lingkungan masyarakat sekitar selama kegiatan pra operasi dapat di lihat
pada Tabel 9-1.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-2
Tabel 9-1 Dampak Lingkungan Pada Kegiatan Pra Operasi

Lingkungan
Rona Lingkungan Yang Jenis
No Rencana Kegiatan Ciri Dampak Yang Terkena
Terkena Dampak Dampak
Dampak
Tahap Pra Operasi
a. Perubahan Pendapatan Berlangsung
Penerimaan Tenaga
Terus Sampai
1 Kerja Tahap Pra Positif Desa Jago
b. Kecemburuan Sosial Tahap
Operasi
Pascatambang
a. Perubahan Vegetasi
Berlangsung
(Flora Dan Fauna) Lokasi
Pada Tahap Pra
b. Peningkatan Erosi dan Penambangan
2 Pembersihan Lahan Negatif Operasi Sampai
Sedimentasi Dan Perairan
Tahap Operasi
c. Perubahan Sungai Sekitar
Penambangan
Kuantitas/Kualitas Air
a. Perubahan Vegetasi
Berlangsung
(Flora Dan Fauna) Lokasi
Pembangunan Pada Tahap Pra
b. Peningkatan Erosi dan Penambangan
3 Fasilitas Infrastuktur Negatif Operasi Sampai
Sedimentasi Dan Perairan
Tambang Tahap Operasi
c. Perubahan Sungai Sekitar
Penambangan
Kuantitas/Kualitas Air

b. Tahap operasi penambangan, antara lain:


• Pengembangan masyarakat
Pada tahap operasi penambangan, PT. KISB membuat dampak positif terhadap
pengembangan masyarakat. Program pengembangan masyarakat di bahas pada bab
10. Program pengembangan masyarakat ini untuk pengembangan masyarakat desa
dan akan berlangsung selama tahap operasi penambangan.
• Pengupasan tanah pucuk, penggalian dan pemindahan tanah penutup
Pada tahap operasi penambangan, PT. KISB akan melakukan pekerjaan
pengupasan tanah pucuk, penggalian dan pemindahan tanah penutup. Tanah pucuk
dan tanah penutup adalah tanah yang mempunyai unsur hara tinggi. Tebal lapisan
tanah pucuk berkisar 20-60 cm. pengupasan tanah pucuk ini dilakukan setelah
kegiatan pembersihan lahan. Tanah pucuk hasil kupasan ini akan dikumpulkan
pada tempat khusus yang terlindung dari erosi agar dapat dimanfaatkan kembali
pada saat reklamasi lahan bekas tambang. Kegiatan pengupasan tanah pucuk,
penggalian dan pemindahan tanah penutup ini akan berdampak negatif terhadap
rona lingkungan disekitar penambangan yaitu terjadinya erosi, sedimentasi, tanah
longsor dan banjir. Hal tersebut akan menurunkan kuantitas/kualitas air
permukaan. Dampak penting ini akan berlangsung selama tahap operasi

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-3
penambangan. Yang terkena dampak adalah masyarakat sekitar tambang dan
sumber air di sekitar lokasi penambangan.
• Penambangan batubara
Kegiatan penambangan/ penggalian batubara oleh PT. KISB akan berdampak
negatif terhadap kualitas udara (kebisingan dan debu), kualitas air, getaran dan
kesehatan masyarakat.
Penurunan kualitas udara di sekitar lokasi penambangan PT. KISB disebabkan oleh
adanya proses gali muat batubara. Kegiatan tersebut akan menimbulkan kebisingan
karena suara mesin alat berat, dan akan menimbulkan banyaknya debu yang
berterbangan di udara. Proses penambangan batubara juga akan menurunkan
kualitas air sehingga dari dampak negatif tersebut akan menyebabkan penurunan
kesehatan masyarakat. Hal ini akan berlangsung selama tahap operasi
penambangan. Pekerja dan masyarakat sekitar akan terkena dampak dari kegiatan
ini.
• Pengolahan batubara
Proses pengolahan batubara oleh PT. KISB akan menimbulkan dampak negatif.
Proses pengolahan batubara baik crushing atau sizing akan menimbulkan debu
yang akan berdampak terhadap kesehatan pekerja dan masyarakat sekitar tambang.
Dampak ini akan berlangsung selama tahap operasi penambangan.
• Transportasi peralatan dan batubara
Pengangkutan batubara oleh PT. KISB hanya dilakukan dari lokasi penambangan
ke stockpile. Jenis kendaraan angkut yang akan digunakan adalah adalah dump
truck. Spesifikasi dump truck yang akan digunakan disesuaikan dengan daya
dukung jalan tambang yang akan dilalui. Transportasi ini tidak hanya
pengangkutan batubara tetapi juga transportasi peralatan tambang. Kegiatan ini
akan memberikan dampak negatif terhadap rona lingkungan di sekitar tambang.
Rona lingkungan yang terkena dampak yaitu kualitas udara (kebisingan dan debu)
dan kesehatan masyarakat. Pada proses pengangkutan batubara dan transportasi
peralatan PT. KISB diperkirakan akan meningkatkan kebisingan di sekitar lokasi
tambang dan akan menurunkan kualitas udara dengan banyaknya debu yang di
timbulkan sehingga menyebabkan penurunan kesehatan masyarakat.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-4
• Pengoperasian fasilitas infrastruktur tambang
Pengoperasian fasilitas infrastruktur tambang akan berdampak negatif tehadap rona
lingkungan sekitar tambang dikarenakan akan adanya aktifitas manusia dan alat di
lokasi tersebut. Dengan adanya aktifitas manusia dan alat di lokasi penambangan
PT. KISB maka akan menurunkan kualitas udara baik kebisingan dan debu yang
pada akhirnya akan menurunkan kualitas kesehatan masyarakat. Hal ini akan
berlangsung selama tahap operasi penambangan dimana yang terkena dampak dari
proses ini adalah para pekerja dan masyarakat sekitar tambang.
• Penanganan Limbah
Proses penambangan batubara tentunya menghasilkan limbah dari setiap
prosesnya. Limbah yang di hasilkan dari proses penambangan harus ditangani
dengan baik dan benar. Limbah yang di hasilkan dari proses penambangan
biasanya berupa limbah cair air asam tambang. Air asam tambang ini jika tidak
diolah akan menurunkan kualitas air permukaan di sekitar lokasi tambang. Limbah
yang dihasilkan dari proses penambangan akan berdampak negatif terhadap
kualitas air sungai di sekitar lokasi tambang dan akan berlangsung terus menerus
selama proses operasi penambangan.
• Reklamasi
Lahan yang telah di buka selama proses penambangan batubara wajib ditutup
kembali dan di reklamasi. Proses reklamasi ini akan berdampak positif terhadap
rona lingkungan. Penutupan Kembali lahan bekas tambang dengan tanah penutup
menyebabkan perbaikan bentang alam di lokasi penambangan. Perbaikan bentang
alam ini juga akan menurunkan erosi dan sedimentasi di lokasi penambangan yang
akan mencegah terjadi tanah longsor dan banjir. Reklamasi akan memperbaiki
kualitas lingkungan di lokasi penambangan dan juga akan berdampak positif
terhadap kualitas udara karena lahan bekas tambang akan ditanami dengan vegetasi
penutup lahan. Adanya vegetasi ini juga akan menyebabkan peningkatan kualitas
air di sekitar lokasi penambangan. Tahap reklamasi ini akan berlangsung selama
proses operasi penambangan dan beberapa tahun setelah penutupan tambang.
• Pembayaran royalti dan pajak
PT. KISB adalah perusahaan yang taat pajak. Selama proses operasi penambangan
PT. KISB wajib membayar pajak ke Pemerintah Daerah (Pemda) setempat. Dengan

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-5
adanya kegiatan penambangan PT. KISB tentu membawa dampak positif terhadap
pendapatan daerah.
• Pemberian barang dan jasa
PT. KISB selama proses penambangan tentu menggerakkan perekonomian lokal.
Perputaran ekonomi di sekitar tambang akan terus bergerak dengan adanya aktifitas
penambangan. Hal ini tentu akan berdampak positif terhadap perekonomian
masyarakat sekitar tambang.
• Penerimaan tenaga kerja
Penerimaan tenaga kerja pada tahap operasi penambangan akan berdampak positif
terhadap terbukanya peluang kerja bagi masyarakat di sekitar lokasi pertambangan.
Proses penerimaan tenaga kerja pada tahap operasi penambangan PT. KISB akan
lebih menyerap tenaga kerja lokal sesuai kompetensi yang dibutuhkan. Proses ini
akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan penduduk sekitar tambang.
Ketatnya proses penerimaan tenaga kerja lokal sesuai kompetensi yang dibutuhkan
oleh PT. KISB akan memberikan dampak terhadap kecemburuan sosial di
masyarakat.
Dampak lingkungan dan sosial yang akan terjadi selama tahap operasi
penambangan di PT. KISB dapat dilihat pada Tabel 9-2.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-6
Tabel 9-2 Dampak Lingkungan Dan Sosial Pada Tahap Operasi Penambangan

Rona Lingkungan Yang Terkena Lingkungan Yang Terkena


No Rencana Kegiatan Jenis Dampak Ciri Dampak
Dampak Dampak
Tahap Operasi Penambangan

1 Pengembangan Masyarakat Positif Berlangsung Selama Tahap Desa Lingkar Tambang, Ring 1
Pembangunan Masyarakat Desa Operasi dan Ring 2
Pengupasan Tanah Pucuk, Erosi, Sedimentasi, Tanah
A. Erosi Sedimentasi dan Banjir Berlangsung Selama Tahap
2 Penggalian dan Pemindahan Negatif Longsor, Banjir, Kualitas Dan
Operasi
Tanah Penutup B. Kuantitas dan Kualitas Air Kuantitas Tanah Permukaan

A. Kualitas Udara (Debu dan


Kebisingan)
Berlangsung Selama Tahap Pekerja dan Masyarakat Sekitar
3 Penambangan B. Kualitas Air Negatif
Operasi Tambag
C. Getaran
D. Kesehatan Masyarakat

Berlangsung Selama Tahap Pekerja dan Masyarakat Sekitar


4 Pengolahan Kesehatan Masyarakat Negatif
Operasi Tambag

A. Kualitas Udara (Debu dan Kualitas Debu dan Kebisingan di


Transportasi Peralatan dan Berlangsung Selama Tahap
5 Kebisingan) Negatif Jalan Yang Akan Dilewati
Batubara Operasi
B. Kesehatan Masyarakat Menuju Lokasi Pertambangan

Kualitas Debu dan Kebisingan di


A. Kualitas Udara (Debu Dan
Pengoperasian Fasilitas Berlangsung Selama Tahap Lokasi Pengoperasian Fasilitas
6 Kebisingan) Negatif
Infrastruktur Tambang Operasi Tambang (Pekerja dan

B. Kesehatan Masyarakat Masyarakat Sekitar Tambang)

Berlangsung Selama Tahap Kualitas Air Sungai Di Sekitar


7 Penanganan Limbah Kualitas air permukaan Negatif
Operasi Lokasi Penambangan

A. Perubahan Kualitas Air Perbaikan Bentang Alam,


Berlangsung Selama Tahap Vegetasi Penutup Lahan, Kualitas
8 Reklamasi Positif Operasi Penambangan dan Air Permukaan, Penurunan Erosi
B. Erosi Sedimentasi dan Banjir
Tahap Pascatambang dan Sedimentasi, Pencegahan

C. Perbaikan Bentang Alam Bahaya Longsor dan Banjir

Berlangsung Selama Tahap


9 Pembayaran Royalti Dan Pajak Pendapatan Daerah Positif Pendapatan Daerah
Operasi

Berlangsung Selama Tahap


10 Pemberian Barang dan Jasa Perekonomian Lokal Positif Masyarakat Sekitar
Operasi

A. Kesempatan Kerja Positif Berlangsung Selama Tahap


11 Penerimaan Tenaga Kerja Masyarakat Sekitar
B. Kecemburuan Sosial Negatif Operasi

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-7
c. Tahap pascatambang, antara lain:
• Penutupan tambang dan reklamasi lahan
Proses penambangan PT. KISB diperkirakan akan berakhir di tahun 2023. Lahan
yang sudah tidak bisa ditambang akan di lakukan proses penutupan tambang. Pada
proses penutupan tambang ini tentu tidak akan ada aktifitas penambangan lagi.
Berhenti aktifitas penambangan akan memberikan dampak positif terhadap
lingkungan. Dengan berhentinya aktifitas penambangan, tentu akan memperbaiki
kualitas udara dari kebisingan dan debu. Tidak adanya kegiatan penambangan tentu
akan menyebabkan penurunan debu di lokasi penambangan sehingga akan
meningkatkan kesehatan masyarakat. Penutupan tambang tentunya juga akan
menghentikan proses beroperasinya alat berat sehingga menurunkan tingkat
kebisingan.
Lahan yang telah di buka selama proses penambangan batubara wajib ditutup
kembali dan di reklamasi. Proses reklamasi ini akan berdampak positif terhadap
rona lingkungan. Penutupan Kembali lahan bekas tambang dengan tanah penutup
menyebabkan perbaikan bentang alam di lokasi penambangan. Perbaikan bentang
alam ini juga akan menurunkan erosi dan sedimentasi di lokasi penambangan yang
akan mencegah terjadi tanah longsor dan banjir. Reklamasi juga akan berdampak
positif terhadap kualitas udara karena lahan bekas tambang akan ditanami dengan
vegetasi penutup lahan. Adanya vegetasi ini juga akan menyebabkan peningkatan
kualitas air di sekitar lokasi penambangan. Reklamasi akan memperbaiki kualitas
lingkungan di lokasi penambangan. Tahap reklamasi ini akan berlangsung selama
proses operasi penambangan dan beberapa tahun setelah penutupan tambang.
• Pemutusan hubungan kerja
Pemutusan hubungan kerja akan dilakukan setelah tambang PT. KISB ditutup.
Pemutusan hubungan kerja ini akan berdampak negatif terhadap kesempatan kerja
masyarakat sekitar tambang dan akan menyebabkan penurunan pendapatan
masyarakat sekitar tambang. Pemutusan hubungan kerja ini akan berlangsung pada
saat penutupan tambang sampai lahan bekas tambang selesai di reklamasi.
• Penyerahan asset
Setelah tambang di tutup dan selesai di reklamasi sesuai peruntukannya maka PT.
KISB wajib menyerahkan lahan yang telah di reklamasi sesuai perjanjiaan awal.
Jika lahan tersebut milik masyarakat maka diserahkan ke masyarakat, jika milik

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-8
Pemda setempat maka diserahkan kembali ke pemda. Penyerahan asset ini
berdampak positif dan akan berlangsung sampai lahan selesai direklamasi.
Dampak lingkungan dan sosial yang terjadi pada saat tahap pascatambang PT.
KISB dapat dilihat pada Tabel 9-3.

Tabel 9-3 Dampak Lingkungan Dan Sosial Yang Terjadi Pada Saat Tahap Pascatambang PT. KISB
Rencana Rona Lingkungan Jenis Lingkungan yang
No ciri Dampak
Kegiatan yang terkena dampak Dampak terkena dampak
Tahap Pascatambang
a. pengurangan
erosi dan Berlangsung Selama
Erosi, Sedimentasi,
sedimentasi Tahap Operasi
Penutupan Longsoran Tanah,
b. perbaikan Penambangan
1 Tambang dan Positif Banjir, Kualitas Air,
kondisi vegetasi Sampai Dengan
Reklamasi Lahan flora-fauna dan pesepsi
c. perbaikan Tahap
masyarakat
kualitas dan Pascatambang
kuantitas air
Berlangsung Selama
Tahap Pra Operasi
Pemutusan Tenaga Kerja,
2 Kesempatan Kerja Negatif Sampai Dengan
Hubungan Kerja Penurunan Pendapatan
Tahap
Pascatambang

Berlangsung Selama
Tahap Pra Operasi
3 Penyerahan Aset Aset Daerah Positif Sampai Dengan Aset Pemda
Tahap
Pascatambang

Dampak penting yang disebutkan diatas akan mempengaruhi komponen lingkungan


yang dapat dilihat pada Tabel 9-4.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-9
Tabel 9-4 Matriks Identifikasi Dampak Potensial Kegiatan Pertambangan Batubara PT. KISB

Komponen
Persiapan Pasca Operasi
Kegiatan Operasional Penambangan
Penambangan Penambangan
No Keterangan
Komponen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Linkungan

I. GEOFISIKA-KIMIA Tahap Persiapan Penambangan

1 Iklim Mikro 1. Pembebasan lahan

- Temperatur Udara 2. Pembukaan lahan

- Kelembaban Udara 3. Pembuatan jalan angkut batu

2 Kualitas Udara, Kebisingan dan Getaran 4. Pembangunan sarana prasarana

- Gas (NO2, NH3, SO2, H2S, CO) 5. Penyerapan tenaga kerja

- Debu Partikulat

- Intensitas Kebisingan Tahap Operasi Penambangan

- Getaran 6. Penerimaan tenaga kerja

3 Topografi & Morfologi / Bentuk Lahan 7. Pengupasan tanah pucuk

4 Geologi (Air Asam Tambang) 8. Pengeboran

5 Hidrogeologi 9. Penggalian lapisan tanah penutup

6 Hidrologi 10. Penimbunan lapisan tanah penutup

- Perubahan Neraca Air 11. Penyaliran tambang

- Sedimentasi (mine drainage)

7 Kualitas Air 12. Penggalian batubara

- Sungai Permukaan 13. Peremukan batubara

- Air Tanah 14. Pengangkatan batubara

8 Kondisi Tanah (Erosi) 15. Penimbunan batubara

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-10
Komponen
Persiapan Pasca Operasi
Kegiatan Operasional Penambangan
Penambangan Penambangan
No Keterangan
Komponen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Linkungan

II. RUANG, LAHAN & TRANSPORTASI

- Tata Ruang Tahap Pasca Penambangan

- Penggunaan Lahan 16. Reklamasi lahan

- Transportasi 17. Demobilisasi tenaga kerja

III. BIOLOGI (Pemutusan hubungan kerja)

1 Flora Dataran/Vegetasi 18. Penanganan sarana prasaranan

- Kelimpahan Jenis bekas tambang

- Keanekaragaman Jenis

- Struktur Vegetasi Tahap Persiapan Penambangan

2 Fauna Daratan / Satwa Liar 1. Pembebasan lahan

- Kelimpahan Individu dan Jenis 2. Pembukaan lahan

- Komposisi Jenis 3. Pembuatan jalan angkut batu

- Penyebaran / Diversitas 4. Pembangunan sarana prasarana

- Kualitas Habitat 5. Penyerapan tenaga kerja

3 Biota Perairan (Plankton, Benthos, Nekton)

- Kelipahan Individu dan Jenis Tahap Operasi Penambangan

- Komposisi Jenis 6. Penerimaan tenaga kerja

- Penyebaran / Diversitas 7. Pengupasan tanah pucuk

- Kualitas Habitat 8. Pengeboran

IV. SOSIAL, EKONOMI & BUDAYA 9. Penggalian lapisan tanah penutup

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-11
Komponen
Persiapan Pasca Operasi
Kegiatan Operasional Penambangan
Penambangan Penambangan
No Keterangan
Komponen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Linkungan

1 Ketegangan thd status lahan/hak adat 10. Penimbunan lapisan tanah penutup

2 Spekulasi untuk memperoleh ganti rugi 11. Penyaliran tambang

3 Hilangnya cadangan lahan untuk subsisten (mine drainage)

4 Penggunaan uang ganti rugi 12. Penggalian batubara

5 Peningkatan/penuruan ekonomi RT 13. Peremukan batubara

6 Pengenalan sistem upah 14. Pengangkatan batubara

7 Peluang kerja/hilangnya kesempatan kerja 15. Penimbunan batubara

8 Perubahan pola subsisten

9 Ketergantungan/peningkatan sosek Tahap Pasca Penambangan

10 Perubahan nilai ekonomi rumah tangga 16. Reklamasi lahan

11 Perkawinan penduduk lokal dgn pendatang 17. Demobilisasi tenaga kerja

12 Perkembangan perkampungan (Pemutusan hubungan kerja)

13 Perbukaan lahan oleh penduduk 18. Penanganan sarana prasaranan

14 Pengembangan wilayah

15 Kamtibmas

Keterangan Dampak
Tidak Ada Dampak
L Ada Dampak

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-12
9.1.2. Pengelolaan Lingkungan

Beberapa langkah pengelolaan yang akan dilaksanakan untuk mencegah dampak


negatif kegiatan penambangan PT. KISB adalah;

9.1.2.1. Pengelolaan Limbah

Karena tidak ada pencucian batubara, maka tidak ada limbah hasil pencucian.
Limbah yang mungkin timbul selama proses penambangan, pengolahan dan dari sarana
penunjang adalah:
• Limbah cair
Limbah cair yang dimaksud adalah keseluruhan air yang terganggu oleh aktifitas
tambang dengan sumber dampak dapat berasal dari pembersihan lahan, pengupasan dan
pemindahan tanah pucuk, pemindahan batuan penutup, penambangan batubara,
penirisan air tambang, pengolahan batubara, pengoperasian fasilitas penunjang dan
pengelolaan BBM dan B3 dengan deskripsi sebagai sebagai berikut :
a. Kegiatan penambangan batubara:
• Penambangan batubara mengikuti sekuen tambang, dan mengalirkan air pada
tambang melalui pemompaan yang selanjutnya dimasukkan ke kolam
pengendap (sediment ponds) untuk dilakukan treatment agar outlet sediment
ponds dapat memenuhi baku mutu kualitas air yang dipersyaratkan.
• Air hujan yang jatuh diluar pit diusahakan semaksimal mungkin tidak
mengalir kedalam pit dengan membuat paritan/saluran disekeliling pit atau
dilereng pit untuk mengalirkan air tersebut kedaerah lain yang lebih rendah.
• Air yang jatuh kedalam pit akan ditangani dengan menggunakan sistem
penyaliran open sump, dengan cara membuat sumuran (sump) dielevasi
terendah daerah penambangan (lantai tambang), kemudian air dipompakan
keluar pit untuk ditampung di sediment pond kemudian di ditreatment terlebih
dahulu sehingga nantinya air layak jika dibuang ke sungai.
• Melakukan pengaliran air hasil penirisan air tambang yang telah melewati
kolam-kolam pengolahan (sediment ponds) ke dalam sungai dengan debit
lebih kecil dari debit maksimum sungai.
• Membuat out let permanen pada kolam pengolahan air limbah (sediment
ponds), sehingga debit air harian bisa dilakukan perhitungan serta ada titik
penataan pada outlet sediment ponds.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-13
• Melakukan perawatan kolam-kolam pengolahan (sediment pond) dengan cara
perawatan tanggul kolam settling, pengerukan endapan lumpur dan
pemeriksaan In Led/out Led agar dapat berfungsi dengan baik sesuai rencana.
b. Pengoperasian Fasilitas Penunjang dan Pengelolaan BBM dan B3 :
• Pengoperasian fasilitas penunjang akan menghasilkan limbah cair domestic.
Limbah cair domestic ini banyak di ditemukan pada kegiatan di sarana
penunjang seperti mess dan tempat kegiatan sehari hari karyawan. Limbah cair
ini dapat berupa limbah air dari kegiatan MCK dll. Limbah cair domestik
dikelola dengan cara pembuatan septic tank di tempat tempat yang bisa
menghasilkan limbah cair.
• Pengelolaan B3 dilakukan dengan menerapkan prosedur untuk pengawasan
masuknya ke areal tambang, penyimpanan, penggunaan hingga pembuangan
limbahnya. Pengawasan B3 dimulai dari masuknya ke areal tambang melalui
prosedur pengisian Formulir Penilaian Produk Kimia (Chemical Product
Review Form), dimana setiap bahan yang masuk harus memiliki Material
Safety Data Sheet (MSDS).
• Pengelolaan B3 juga diikuti dengan pengawasan terhadap limbahnya yang
dilakukan setiap minggu oleh karyawan khusus dari Departemen Lingkungan
Hidup melalui pengisian formulir pengawasan untuk memastikan bahwa
limbah B3 tersebut ditangani dengan cara yang tepat sesuai prosedur
operasional standar.
• setiap periode tertentu, limbah B3 yang terkumpul diambil oleh pihak ketiga
pengelola Limbah B3. Sedangkan Rencana Tanggap Darurat (Emergency
Response Plan) diterapkan untuk setiap tumpahan bahan dan limbah B3
maupun bahan bakar, dan harus segera dilaporkan paling lambat dalam waktu
1 x 24 jam.
• Limbah Padat domestik
Limbah padat (limbah domestik) dari hasil kegiatan rumah tangga, base camp, kantor,
bengkel, pengadaan perbekalan, dan lainnya akan dikumpulkan dan rencananya akan
dibuang pada lokasi pembuangan akhir. Sampah yang dihasilkan dikelompokkan dalam
3 kategori yaitu:
1. Sampah berupa botol, kaleng, kaca, logam/metal
2. Sampah plastik, kertas dan lain – lain

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-14
3. Sampah organik yang berasal dari dapur dan taman, jenis sampah ini direncanakan
akan dilakukan pengkomposan untuk mendukung program revegetasi melalui pupuk
kompos.
Upaya pengelolaan sampah menggunakan sistem 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle). Jika
upaya reduce belum dapat dilakukan maka akan dilakukan metode landfill yaitu
penimbunan dengan tanah/batuan penutup untuk mencegah penyebaran sampah dan
resapan air ke tempat lain. Untuk penanganan sampah organik sedapat mungkin
dilakukan pengkomposan untuk memperoleh pupuk organik guna mendukung program
revegetasi dan reklamasi lahan bekas tambang.
Sarana yang digunakan dalam pengelolaan limbah ini adalah keranjang sampah, bak-
bak sampah dan truk sampah untuk mengangkut ke tempat pembuangan akhir.
Untuk limbah padat domestik yang termasuk pada kegiatan penambangan seperti skrap,
akan ditimbun.
• limbah B3
Limbah B3 di area Tambang PT. KISB bersumber dari aktivitas
perbengkelan/perkantoran yang menghasilkan limbah B3 dari aktivitas PT. KISB.
Adapun limbah B3 yang dimaksud mencakup diantaranya limbah: Pelumas bekas,
Majun bekas, sisa Grease, Filter bekas, serbuk gergaji bercampur hidrokarbon/oli, Hose,
dan Accu. Pelaksanaan pengelolaan limbah B3 secara umum meliputi :
• Membuat SOP Mengenai Pengelolaan Limbah B3.
• Melakukan penyimpanan sementara Limbah B3 di TPS B3.
• Melakukan Monitoring Limbah B3.
• Menyerahkan limbah B3 Kepihak Ke 3 atau pengumpul limbah B3.
Sebagai contoh pengelolan pelumas bekas yang termasuk dalam kategori limbah B3.
Semua minyak pelumas bekas yang dihasilkan dari pemakaian peralatan tambang seperti
alat alat berat, mesin generator listrik maupun kendaraan dan alat alat transportasi
lainnya, akan di tampung dalam tangki atau drum-drum sebelum disalurkan pada
perusahaan pengumpul minyak bekas dan pelumas bekas yang sudah memiliki izin resmi
dari pemerintah dalam hal ini Kementrian Lingkungan Hidup (KLH). Limbah B3 yang
dihasilkan oleh PT. KISB disalurkan ke perusahaan pengumpul minyak bekas dan
pelumas bekas yang sudah memiliki izin resmi dari pemerintah dalam hal ini Kementrian
Lingkungan Hidup (KLH).
Sarana pendukung pengelolaan pengelolaan limbah B3 disiapkan berupa Tempat

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-15
Penyimpanan Sementara limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (TPS B3). Kebutuhan
TPS ini akan dievaluasi dari waktu ke waktu sesuai kebutuhannya dilapangan. Selain itu
untuk melakukan pengelolaan yang baik terhadap material hidrokarbon, setiap bangunan
yang digunakan untuk menyimpan, mengelola bahan yang mengandung hidrokarbon
harus dilengkapi dengan perangkap oli (oil trap) guna memisahkan minyak dengan air.
Hal ini dilakukan dalam rangka memenuhi baku mutu air yang dikeluarkan dari kegiatan
perusahaan.
• Limbah Debu
Kegiatan pertambangan berpotensi untuk menimbulkan terjadinya polusi debu,
khususnya pada kegiatan pengangkutan batubara di sepanjang jalan tambang, jalan
angkut kegiatan penumpukan dan pemuatan serta kegiatan peremukan batubara.
Kegiatan pengangkutan batubara dapat menyebabkan peningkatan beban lingkungan
berupa meningkatnya kualitas debu di udara, terutama pada musim kering.
Upaya yang dilakukan untuk meminimalisir polusi akibat debu adalah sebagai berikut:
1. Melakukan penyiraman secara rutin setiap hari pada saat hari kering di sepanjang
jalan angkut batubara maupun jalan tambang dengan menggunakan water truck.
2. Selain penyiraman untuk mengurangi polusi debu, karyawan yang bekerja
dilapangan juga dilengkapi dengan APD berupa masker.
3. Membatasi kecepatan kendaraan yang melintas di suatu area yang potensi debu
tinggi.
4. Program penghijauan (revegetasi) disepanjang jalan angkut batubara terus
dilakukan, khususnya di lokasi yang berdekatan dengan pemukiman penduduk,
dengan demikian tebaran debu di udara dapat tertahan oleh pohon-pohon.
5. Sedangkan upaya untuk mengatasi terjadinya debu pada kegiatan peremukan
batubara (Crushing Plant), maka digunakan dust sprayer di sekitar hopper.
6. Upaya lain untuk menurunkan tingkat polusi debu, di lokasi conveyor untuk
melakukan pemuatan batubara menggunakan teleschopic chute yang dapat
bergerak sesuai ketinggian tumpukan batubara. Selain itu digunakan juga dust
sprayer dengan sistem dust suppression di sepanjang BLC.
Pada pengelolaan lingkungan juga dilakukan penataan lahan dengan cara merapikan
timbunan OB yang ada pada area disposal.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-16
Tabel 9-5 Neraca Limbah Yang dihasilkan oleh PT. KISB
No. Tipe Limbah Limbah Yang Dihasilkan Penanganan / Pengelolaan Besaran limbah/tahun
1. Limbah cair Semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan a. Pembuatan Sediment Pond dan a. 50.000 L
pertambangan seperti Pengolahan secara aktif dan b. 1.000 L
a. limbah air asam tambang, passive treatment c. 500 L
b. limbah cair domestik, b. Pembuatan Septic tank
c. limbah cair dari sarana penunjang lainnya. c. Pembuatan wadah penampung
2. Limbah padat domestik a. Sampah berupa botol, kaleng, kaca, logam/metal a. Sistem 3R (reuse, reduce, recycle) a. 300 ton
b. Sampah plastik, kertas dan lain – lain b. Sebagian dilakukan pembakaran b. 5 ton
c. Sampah organik yang berasal dari dapur dan dan penimbunan c. 1.000 ton
taman, jenis sampah ini direncanakan akan c. Sebagian dikomposkan
dilakukan pengkomposan untuk mendukung
program revegetasi melalui pupuk kompos.
3. Limbah hasil kegiatan Skrap Di timbun
lain dalam proses
penambangan
4. Limbah B3 Pelumas bekas, Majun bekas, sisa Grease, Filter • Membuat SOP Mengenai a. Oli/sisa Grease: 12.000 L
bekas, serbuk gergaji bercampur hidrokarbon/oli, Pengelolaan Limbah B3. b. Majun Bekas : 0.5 ton
Hose, dan Accu • Melakukan penyimpanan c. Filter Bekas : 20 ton
sementara Limbah B3 di TPS B3. d. Accu : 5 ton
e. Serbuk gergaji : 1 ton
• Melakukan Monitoring Limbah
B3.
• Menyerahkan limbah B3 Kepihak
Ke 3 atau pengumpul limbah B3.
5. Limbah debu Debu Penyiraman jalan tambang dan hauling

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-17
9.1.2.2. Rencana Reklamasi

Kegiatan reklamasi dan rehabilitasi lahan pada tahap pasca operasi akan dilakukan
pada lahan-lahan yang tidak dimanfaatkan lagi dan akan ditinggalkan serta lahan-lahan yang
belum selesai direklamasi pada tahap operasi produksi. Adapun Luasan bukaan lahan yang
direncanakan di buka sampai akhir penabagan pada tahun 2023 dapat dilihat pada Tabel 9.6
Kegiatan reklamasi PT. KISB akan meliputi pengelolaan tanah pucuk, rencana
pembukaan lahan, program reklamasi dan kriteria keberhasilan reklamasi.
1. Pengelolaan Tanah Pucuk
Pengelolaan tanah pucuk (top soil) dimaksudkan untuk mengatur dan memisahkan
tanah pucuk dengan lapisan tanah lain, karena tanah pucuk merupakan media tanam yang
mengandung unsur hara dan bahan-bahan organik yang sangat dibutuhkan untuk
keberhasilan pertumbuhan tanaman pada kegiatan reklamasi. Pengelolaan tanah pucuk
meliputi:
a. Pengupasan dan penyimpanan tanah pucuk.
Pada dokumen studi kelayakan revisi I ini, PT. KISB merencanakan perubahan lokasi
penambangan yang sebelumnya berada di Blok Jango, kemudian berencana membuka
blok penambangan baru yaitu di Blok Bahalang. Adanya lokasi baru yang dibuka PT.
KISB tentu akan merubah rona akhir pascatambang. Selain itu, PT. KISB berencana
meningkatkan rencana kapasitas produksi dari yang semula 200,000 mt menjadi
321,980.86 mt. Peningkatan produksi ini dikarenakan adanya penambahan lokasi
penambangan yang telah dilakukan pengkajian terhadap pit optimasi di lokasi Blok
Bahalang.
PT. KISB melakukan kegiatan penambangan di dua blok yaitu blok Jango dan blok
Bahalang. Luas kumulatif bukaan lahan di IUP PT KISB sampai tahun 2020 adalah
seluas 12.90 Ha dan rencana lahan untuk pit penambangan yang akan dibuka dari tahun
1 sampai umur tambang berakhir yaitu 28.40 Ha. Dari luas penambangan tersebut akan
didapatkan perkiraan volume tanah pucuk pertahun seperti pada Tabel 9-6 dan perkiraan
overburden (OB) pertahun pada Tabel 9-7.
Pengupasan dan penyebaran tanah pucuk yang akan dilakukan oleh PT. KISB tidak
dilakukan dalam keadaan basah untuk menghindari pemadatan dan rusaknya struktur
tanah. Tinggi timbunan tanah pucuk yang disimpan tidak terlalu tinggi agar sirkulasi
udara di dalam tanah pucuk tetap terjaga sehingga bahan-bahan organik yang terdapat
di dalam tanah pucuk tidak rusak. Tanah pucuk yang dihasilkan akan di simpan di lokasi

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-18
stockpile dan ditutupi dengan jerami dan tanaman penutup tanah (cover crops) agar
kualitas tanah pucuk dapat dipertahankan.

Tabel 9-6 Perkiraan Volume Tanah Pucuk yang Dihasilkan Oleh PT. KISB

Perkiraan volume tanah pucuk yang dihasilkan (BCM) tahun ke-


Top soil
I II III IV

Blok Jango dan Blok Bahalang 57988,44 113829,801 117471,166 41092.824

Tabel 9-7 Perkiraan Volume Overburden (OB) yang Dihasilkan Oleh PT. KISB

Perkiraan volume OB yang dihasilkan (BCM) tahun ke-


OB
I II III IV

Blok Jango dan Blok


1101780,33 2162766,219 2231952,154 780763,656
Bahalang

b. Estimasi Pengembalian Tanah Pucuk


Tanah Pucuk yang dihasilkan akan dipakai untuk kegiatan reklamasi sesuai dengan
kemajuan tambang. Area bekas tambang yang akan di reklamasi diratakan kembali
dengan batuan penutup sehingga bentuk kontur mendekati kondisi permukaan awal
sebelum di tambang. Setelah itu, permukaan lahan akan dilapisi dengan lapisan tanah
pucuk yang subur dengan ketebalan 10 sampai dengan 20 cm. Luas lahan bekas
tambang yang akan di reklamasi per tahun sampai tahap pascatambang dapat dilihat
pada Tabel 9-8. Estimasi tanah pucuk yang akan dikembalikan pada saat operasi
produksi dan pada saat pascatambang dapat dilihat pada Tabel 9-9. Void yang akan
dihasilkan di akhir penambangan adalah 4.28 ha.

Tabel 9-8 Luas Lahan yang Akan di Reklamasi Pertahun

Luas Lahan yang akan di reklamasi (ha) tahun ke-


Blok
I II III IV Pascatambang

66.01
Blok Jango + Blok bahalang 2.88 4.08 9.99 3.85
4.28 (void)

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-19
Tabel 9-9 Estimasi Volume Tanah Pucuk Yang dikembalikan pada saat operasi produksi

Estimasi volume tanah pucuk yang akan dikembalikan (BCM)


Blok
I II III IV Pascatambang

Blok Jango + Blok Bahalang 2880 4080 9990 3850 66010

c. Volume Top Soil yang akan dihasilkan tiap tahun


Volume tanah top soil yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 9-6.
d. Penanganan Tanah Pucuk Sebelum dilakukan pembukaan lahan baru
Tanah pucuk yang dihasilkan akan disimpan di lokasi Bank top soil dan ditimbun
dengan ketinggian tidak terlalu tinggi dan untuk menjaga kualitas permukaan timbunan
ditanami cover crop. Penanganan tanah pucuk di PT. KISB dilakukan dengan
koordinasi antara Mine Operation, Survey dan Rehabilitation Section untuk memastikan
volume tanah pucuk yang akan diselamatkan atau diambil dari lahan tersebut terjaga
kualitasnya dan dapat digunakan kembali.
2. Rencana Pembukaan Lahan
PT. KISB akan melakukan kegiatan penambangan di dua lokasi yaitu blok Jango dan
blok Bahalang. Pada lokasi blok Jango sudah ada lahan terganggu seluas 12.90 ha. Luas
rencana bukaan lahan keseluruhan yang akan dilakukan penambangan oleh PT. KISB
sampai umur tambang adalah 28.4 Ha. Rencana pembukaan lahan yang akan di lakukan
oleh PT. KISB pertahun dapat dilihat pada Tabel 9-10.
Fasilitas penunjang tambang akan di buka pada tahun ke-1 yaitu 2020- 2021 dengan
luas 25.03 ha. Fasilitas penunjang tambang ini meliputi infrastruktur seperti mess,
Gudang, dll; stocksoil, stockroom, KPL dan jalan. Luasan area penunjang/ infrastruktur
sudah dijelaskan pada Bab 8.

Tabel 9-10 Rencana lahan yang akan dibuka oleh PT. KISB Pertahun

Tahun
Bukaan Lahan
Bukaan Kumulatif I II III IV
Pit (Non Kumulatif) 12.50 11.90 3.77 0.23
Disposal 12.90 12.87 9.58 2.28 0.03
Infrastruktur 25.03 - - -
Total Bukaan / Tahun 12.90 50.40 21.48 6.05 0.26

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-20
3. Program Reklamasi
Program reklamasi yang dicanangkan oleh PT. KISB merupakan reklamasi dasar
dengan menghijaukan kembali area bekas tambang. Area bekas tambang diratakan
kembali dengan batuan penutup sehingga membentuk kontur mendekati kondisi
permukaan awal sebelum di tambang. Setelah itu, permukaan lahan akan dilapisi
dengan lapisan tanah pucuk yang subur dengan ketebalan 10 cm sampai dengan 30 cm.
Lahan yang sudah tertutup oleh tanah pucuk akan ditabur atau ditanami dengan bibit-
bibit tanaman, baik yang bersifat sebagai tanaman penutup (cover crop) seperti
Centrocema Manguides maupun tanaman komersial seperti pohon sengon. Bentuk rupa
bumi setelah reklamasi dibentuk serata mungkin dengan kemiringan maksimal 25%
untuk meminimalkan terjadinya erosi permukaan. Sedangkan pola aliran air permukaan
dibentuk selandai mungkin dengan kemiringan kurang dari 5%.
Daerah yang secara tidak langsung terganggu oleh aktivitas penambangan juga akan
ditanami kembali. Kegiatan reklamasi dan revegetasi area bekas tambang dan area lain
yang terganggu secara tidak langsung akan dilakukan secara paralel mengikuti
reklamasi pada area bekas tambang.
Peralatan yang biasa digunakan dalam tahap reklamasi ini adalah menggunakan
bulldozer, excavator, dan dump truck yang berukuran kecil. Hal ini untuk menghindari
proses pemadatan yang berlebihan sehingga akan mengurangi kesuburan dari tanah
pucuk yang disebarkan. Sedangkan penanaman bibit-bibit pohon dapat dilakukan
dengan cara manual yaitu dengan menggunakan cangkul.
Lahan pascatambang yang terbentuk akan ditanami kembali menggunakan jenis
tanaman yang cepat tumbuh, tanaman sesuai peruntukan lahan yaitu tanaman sengon
dan beberapa tanaman unggulan lokal. Pohon sengon di pilih karena merupakan pohon
yang adaptif dan cepat tumbuh. Reklamasi dilakukan terhadap areal bekas tambang,
timbunan tanah penutup, maupun areal terganggu lainnya akibat tambang dan
pengoperasian fasilitas dan infrastruktur tambang.
Void yang terbentuk direncanakan akan dimanfaatkan sebagai tampungan air
(reservoir). Reservoir pada lahan bekas tambang PT. KISB diharapkan mendukung
kebutuhan air baku di sekitar pertambangan. Pengamanan void agar tidak
membahayakan masyarakat sekitar yaitu dengan pembuatan pagar dan tanda dilarang
melakukan aktifitas di sepanjang lubang void.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-21
Lahan bekas infrastruktur dan sarana penunjang kecuali lahan untuk jalan akan
direklamasi mengacu pada kriteria keberhasilan pascatambang. Pemeliharaan lahan
yang sudah di reklamasi dilakukan pemantau setiap 3 bulan sekali. Jika ada tanaman
vegetasi yang mati akan di sulam dengan tanaman yang baru.
4. Kriteria Keberhasilan Reklamasi
Standar keberhasilan reklamasi mengacu pada Lampiran VI Kepmen ESDM 1827
K/30/MEM/2018 matrik 16. Penatagunaan lahan dikatakan berhasil jika lubang bekas
tambang yang di tinggalkan luasannya menjadi seminimal mungkin sesuai rencana dan
tata guna lahan yang stabil, tidak terjadi longsoran, tidak terjadi erosi dan sedimentasi.
Kriteria keberhasilan revegetasi yaitu tanaman yang ditanam di lahan bekas tambang
memiliki rasio tumbuh 60-80%. Kriteria keberhasilan pengelolaan AAT, kualitas air
keluaran telah memenuhi BML. Kriteria keberhasilan akhir reklamasi yaitu penutupan
tajuk >80% dan tahap perencanaan sesuai dengan yang direncanakan. Kegiatan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan akan tetap dilakukan dengan batas waktu yang
akan ditetapkan oleh instansi yang terkait berdasarkan peraturan yang berlaku pada saat
ini.

9.1.2.2. Studi Geokimia Mengenai Potensi Air Asam Tambang

Penambangan batubara yang mengekstrak batubara dari dalam tanah, akan


mengakibatkan tereksposnya lapisan-lapisan batuan di atas (overburden) seam batubara
maupun di antara (interburden) lapisan batubara. Lapisan overburden maupun interburden
yang terendapkan dalam sistim pengendapan batubara, terbentuk dalam kondisi reduksi
umumnya akan dapat menghasilkan asam saat lapisan terekspos dengan udara bebas.
Dalam kondisi dimana lapisan batuan overburden maupun interburden tadi
mengandung mineral sulfida (pirit=FeS2), maka mineral sulfida yang terekspose di
permukaan tanah akan teroksidasi dan membentuk air asam tambang (AAT). AAT
didefinisikan sebagai air larian permukaan (run off) atau penirisan (drainage) yang bersifat
asam di daerah tambang, yang terbentuk oleh teroksidasinya senyawa belerang dari batuan
membentuk belerang dioksida (SO2) dan kondisi kelembaban lingkungan yang tinggi
mengubah SO2 menjadi asam sulfat (H2SO4) melalui proses hidrolisis. Reaksi oksidasi FeS2
menghasilkan ion-ion terlarut yang berupa Fe2+, SO42- dan H+. Proses oksidasi lebih lanjut
akan mengubah Fe2+ menjadi Fe3+ serta endapan besi hidroksida atau senyawa-senyawa
sejenisnya dan lebih banyak ion-ion H+. Potensi terbentuknya air asam tambang di dalam

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-22
suatu area tambang, dapat diprediksi dari conto (sample) lapisan batuannya dengan
mengetahui nilai kandungan sulfur, kapasitas penetralan asam dan kapasitas pembentukan
asam netto. Untuk mengetahui potensi air asam tambang dilakukan pengujian conto batuan.
Pengujian conto batuan untuk analisis potensi air asam tambang dilakukan dengan uji statik
dengan metode NAPP (Potensi Pembentukan Asam Netto/ Net Acid Producing
Potential/NAPP).
NAPP adalah hasil perhitungan asam-basa (acid-base accounting) yang merupakan
selisih antara MPA dengan ANC yang dinyatakan dalam satuan kg H2SO4 per ton batuan.
Hasil perhitungan asam basa dan nilai NAG dipakai untuk mengklasifikasikan conto batuan
yang diuji ke dalam kelompok-kelompok batuan sesuai dengan potensi pembentukan asam
tambangnya, yaitu batuan bukan pembentuk asam, batuan pembentuk asam kapasitas
rendah, batuan pembentuk asam kapasitas tinggi dan batuan pembentuk asam (Tabel 9-11).

Tabel 9-11 Klasifikasi Jenis Batuan Berdasarkan Potensi Pembentukan Asam Tambangnya

No. Jenis Kategori Batuan/ Conto Keterangan

1 I Bukan pembentuk asam pH NAG > 4,5 dan/atau nilai NAPP < 0

Berpotensi membentuk asam pH NAG < 4,5 dan nilai NAG pada pH 4,5 < 5 kg H 2SO4
2 II
kapasitas rendah per ton; nilai NAPP 0 – 10 kg H2SO4 per ton

Berpotensi membentuk asam pH NAG < 4,5 dan nilai NAG pada pH 4,5 > 5 kg H 2SO4
3 III
kapasitas tinggi per ton; nilai NAPP >10 kg H2SO4 per ton

pH NAG < 4,5 dan pH H2O (1:2) < 4,5; nilai NAG pada
4 IV Pembentuk asam pH 4,5 > 5 kg H2SO4 per ton; nilai NAPP > 10 kg H2SO4
per ton

Sampel batuan yang di uji oleh PT KISB yaitu 5 sampel yang didapatkan dari
kedalaman bervariasi dan dari 5 titik yaitu KISB-01-LW1, KISB-01-LW2, KISB-01-HW5,
KISB-01-HW7, KISB-01-LW6. Kedalaman yang digunakan dari kedalam 15.9 meter
sampai 57.5 meter.

Hasil dari analisis metode NAPP di laboratorium mengindikasikan bahwa tambang


batubara PT KISB yang diidentifikasi didominasi oleh batuan NAF (Non Acid Forming)
dengan kisaran NAG pH 3,38– 7,74 dan NAPP antara -4,77 hingga 4,69. Lapisan PAF
(Potential Acid Forming) hanya pada sampel KISB-01-HW5 dan KISB-01-HW7.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-23
Penyebaran batuan PAF hanya terfokus pada lokasi lokasi yang mempunyai
karaketeristik batuan tertentu, seperti sekitar lapisan batubara. Secara keseluruhan lapisan
NAF lebih mendominasi dari pada lapisan PAF. Selain itu, pada area ini tidak
diketemukannya lapisan uncertain pada lapisan alluvial (Tabel 9.12).

Tabel 9-12 Hasil Studi Geokimia Batuan PT KISB

No Kode Kedalaman (m) Ket

1 KISB-01-LW1 15.9-16.2 NAF

2 KISB-01-LW2 37.2-37.5 NAF

3 KISB-01-HW5 44.2-44.6 LAF

4 KISB-01-HW7 46.9-47.2 N-PAF

5 KISB-01-LW6 57.2-57.5 NAF

9.1.2.3. Penanganan Air Asam Tambang

Air Asam Tambang (AAT) adalah produk yang terbentuk akibat oksidasi mineral
yang mengandung besi sulfur, seperti: pyrite (FeS2) dan pyrhotite (FeS) oleh oksidator yang
berasal dari atmosphere (misalnya; air, oksigen dan karbon dioksida) dengan bantuan katalis
bakteri Thiobacillus ferooxidans dan produk produk lain yang terbentuk sebagai akibat dari
reaksi oksidasi tersebut.
Air asam tambang sekali terbentuk akan terus terbentuk, oleh karena itu pencegahan
terjadinya air asam tambang adalah hal yang sangat penting walaupun tidak mungkin
dilakukan secara sempurna. Penanggulangan air asam tambang harus mengikut sertakan
kegiatan pemantauan sehingga penanggulangannya dapat lebih efektif dilakukan. Dapat kita
simpulkan bahwa pengelolaan air asam tambang adalah suatu kegiatan integral antara cara
penambangan, pencegahan, penanggulangan, dan pemantauan.
Air asam tambang yang tidak dikelola dengan baik menyebabkan dua dampak
lingkungan yang utama, yakni terjadinya pengasaman yang disebabkan oleh asam sulfat dan
terlarutnya logam berat yang disebabkan oleh ion besi.
Strategi yang akan dilakukan oleh PT. KISB untuk mengelola AAT adalah dengan
cara mengontrol terbentuknya AAT, jika sudah terbentuk AAT maka mengontrol aliran AAT
dan mengelola AAT supaya tidak mencemari lingkungan dan cara terakhir dengan
memantau kualitas AAT. Secara rinci akan dijelaskan di bawah ini:

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-24
1. Mengontrol terbentuknya AAT
PT. KISB akan mengontrol terbentuknya AAT dengan cara:
• Mengontrol waste kategori PAF (Potential Acid Forming)
waste kategori PAF dikontrol sejak dari pit sampai penempatan akhir di waste dump.
Beberapa cara yang akan dilakukan pada kegiatan pencegahan terbentuk AAT
adalah menempatkan batuan PAF jauh dari batas luar desain waste dump
(ditempatkan di bagian dalam) dan membuat penutup (cover) dari batuan NAF (Non
Acid Forming). Hal ini menyangkut spoil handling/placement dan covering
(penutupan batuan pembangkit asam).
a. Spoil Handling
Pada spoil handling ini mempunyai implikasi bahwa potensi air asam tambang
harus diketahui sebelum penambangan dilakukan, termasuk lokasi material
yang paling potensial atau material pengkonsumsi asam yang ada di dalam
deposit.
Sasaran dari spoil handling ini adalah menempatkan batuan pembangkit asam
di bawah batuan netral, sehingga batuan pembangkit asam tidak terpapar
terhadap oksigen atmosfer supaya tidak terjadi reaksi antara batuan pembangkit
asam dengan oksigen. PT. KISB akan melakukan Spoil Handling dengan cara
lubang tambang/pit yang akan di backfill diisi dahulu dengan batuan
pembangkit asam, setelah itu di atas batuan pembangkit asam ditempatkan
batuan netral yang dipadatkan dengan alat-alat berat dan di atas batuan netral
ini ditempatkan tanah pucuk untuk ditanami rumput. Berikut adalah gambaran
tata cara backfill yang akan dilakukan oleh PT. KISB untuk mencegah air asam
tambang:

Permukaan

Batuan Netral/Pengkonsumsi Asam

Lereng Final

Batuan Pembangkit Asam

Gambar 9-1 Penempatan Batuan Pembangkit Asam Dibawah Batuan Netral

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-25
Prinsip dari spoil handling yang akan dikerjakan oleh PT. KISB ini adalah
kesinambungan antara perencanaan penyimpanan overburden bersamaan
dengan tatacara penambangan.
Beberapa jenis spoil handling yang bisa di terapkan di PT. KISB adalah;
a) Encapsulation adalah menutup batuan pembangkit asam dengan batuan
netral atau batuan pengkonsumsi asam, hal ini biasanya sering dilakukan
oleh perusahaan-perusahaan tambang karena lebih mudah dilakukan
b) In-pit disposal, jarang dilakukan kecuali pada perusahaan tambang yang
mempunyai lokasi pit yang berdekatan
c) Water-cover, yaitu menutup batuan pembangkit asam dengan air
d) Co-disposal, cara ini pun sering dilakukan oleh perusahaan
b. Covering
Fungsi utama dari covering ini adalah untuk menghalangi air dan oksigen
bersentuhan dengan batuan pembangkit asam sehingga diharapkan tidak terjadi
reaksi yang dapat menimbulkan air asam tambang. Biasanya Covering
dilakukan dengan cara memadatkan batuan netral yang ada di atas batuan
pembangkit asam dengan alat-alat berat. Kategori pemadatan adalah jika
batuan yang dipadatkan tersebut sudah mencapai harga konduktifitas hidrolik
sebesar 10-4 cm/detik. Jika pada daerah sekitar tambang ada lempung, maka
akan lebih baik jika lempung ditambahkan di atas batuan netral lalu dipadatkan,
hal ini lebih baik karena lempung dapat dipadatkan hingga mencapai
konduktifitas hidrolik sebesar 10-7 cm/detik.
Beberapa tindakan covering yang akan dilakukan oleh PT. KISB adalah;
- memadatkan timbunan
- membuat saluran air dan penanaman cover crop di atas timbunan final
- menambah kapur pada lapisan timbunan
- menempatkan limbah batuan netral di atas batuan yang lebih asam
(kandungan pirit).
2. Mengontrol aliran AAT
Aliran AAT yang mungkin akan terbentuk di IUP PT. KISB akan dilakukan
pengontrolan sehingga tidak mencemari lingkungan dengan cara:
a. Mengalirkan air permukaan langsung ke ujung material waste dengan membuat
drainase-drainase di permukaan,

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-26
b. Mencegah masuknya air tanah ke waste dump dengan menampung dan membuat
saluran untuk mengalirkan mata air tersebut ke luar lokasi.
c. Mencegah penyerapan/infiltrasi air ke waste dump yang dilakukan dengan menutup
batuan PAF,
d. Mengontol penempatan batuan NAF dan PAF di waste dump.
3. Pengelolaan AAT
Apabila AAT sudah terlanjur terbentuk dan menjadi salah satu permasalahan paling
krusial di lokasi penambangan PT. KISB, maka AAT tersebut akan dikelola dan
ditangani. Penanganan AAT tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
• Mengelola jumlah kapur yang dibutuhkan dalam penetralan air asam tambang.
• Mengelola kualitas air limbah dari kolam pengendap dan telah sesuai dengan baku
mutu air lingkungan.
Pengelolaan AAT yang akan di lakukan oleh PT. KISB adalah sebagai berikut:
a. Pengelolaan secara Active treatment
Active treatment adalah teknologi yang memerlukan operasi, perawatan, dan
pemantauan oleh manusia berdasarkan pada sumber energi eksternal dan
menggunakan infrastruktur dan sistem yang direkayasa.
PT. KISB akan melakukan pengelolaan AAT secara active treatment dengan cara
penggunaan instalasi penambahan kapur.

Gambar 9-2 contoh instalasi penambahan kapur untuk pengelolaan AAT secara Active treatment yang akan diterapkan di
PT. KISB

b. Pengelolaan secara Passive treatment


Pengelolaan AAT secara Passive treatment merupakan proses pengolahan yang
tidak memerlukan intervensi, operasi atau perawatan oleh manusia secara reguler.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-27
Passive treatment merupakan suatu sistem pengolahan air yang memanfaatkan
sumber energi yang tersedia secara alami seperti gradien topografi, energi
metabolisme mikroba, fotosintesis dan energi kimia dan membutuhkan perawatan
secara reguler tetapi jarang untuk beroperasi sepanjang umur rancangannya (Pulles
et al, 2004, dalam GARD Guide, 2009).
Passive treatment merupakan suatu proses secara bertahap menghilangkan logam
dan/atau keasaman dalam suatu biosistem seperti alami tetapi buatan manusia yang
mendukung reaksi ekologi dan geokimia. Proses tersebut tidak memerlukan tenaga
atau bahan kimia setelah konstruksi dan akan berumur puluhan tahun dengan
bantuan manusia secara minimum (Gusek, 2002, dalam GARD Guide, 2009).
PT. KISB akan melakukan pengelolaan AAT secara passive treatment dengan cara
pembuatan lahan basah buatan (constructed wetlands). Contoh lahan basah buatan
yang akan diterapkan di PT. KISB dapat dilihat pada gambar 9-3. Cara kerja
teknologi passive treatment untuk memperbaiki kualitas lingkungan dapat dilihat
pada Gambar 9-4.

Gambar 9-3 Contoh Lahan Basah Buatan Untuk Pengelolaan AAT Secara Passive Treatment yang akan diterapkan di PT.
KISB

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-28
Gambar 9-4 Cara kerja teknologi passive treatment untuk memperbaiki kualitas lingkungan

4. Pemantauan AAT
Pemantauan terhadap AAT merupakan hal yang perlu dilakukan selama kegiatan
penambangan berlangsung dan setelah kegiatan penambangan berakhir, karena air asam
tambang (acid mine drainage) dapat mengakibatkan menurunnya kualitas air permukaan
dan air tanah, selain itu jika dialirkan ke sungai akan berdampak terhadap masyarakat
yang tinggal di sepanjang aliran sungai serta akan mengganggu biota yang hidup di darat
maupun biota di perairan.
Kegiatan pemantauan dan karakterisasi kualitas air yang dilakukan di kolam
penampungan AAT yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik air yang berasal dari
tambang tersebut. Sehingga dapat diketahui apakah water treatment yang ada telah dapat
menjalankan fungsinya dengan baik atau tidak.
PT. KISB akan melakukan pemantauan AAT dengan periode harian dan bulanan.

9.1.2.4. Pengelolaan Lubang Bekas Tambang (Void)

Salah satu hasil sekaligus potensi masalah pada akhir penambangan adalah risiko
terbentuknya sisa lubang galian yang tidak dapat tereklamasi seperti kondisi rona awal akibat
defisit overburden. Secara logis, hal ini sebenarnya memang sangat berpeluang terjadi
berdasarkan stripping ratio yang diaplikasikan. Upaya pengambilan material timbunan dari
kawasan lain juga tentu akan menimbulkan masalah baru.
Sisa lubang bekas galian tambang tersebut pada akhirnya akan menjadi kawasan
tampungan air larian maupun air hujan karena biasanya posisi kondisi topografi menjadi
cenderung lebih rendah dan struktur tanah memadat dan atau sulit diresapi air. Dalam
perkembangannya, lahan ini akan tergenang air dan makin berkembang mengalami

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-29
perubahan menjadi perairan baru di kawasan tersebut. Dengan demikian, cepat atau lambat
akan terjadi tahapan perubahan lahan dari terestrial bekas tambang menjadi perairan
semacam danau buatan dan akhirnya seiring waktu akan mengalami suksesi ekologis
bergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Mencermati fakta yang terjadi, diperlukan kajian yang mendalam terhadap lahan
bekas tambang yang berubah menjadi sumber daya perairan, khususnya kajian ekologis
menyangkut kehadiran dan dampaknya terhadap ekosistem sekitar. Dalam hal ini, suksesi
void yang akan berkembang menjadi ekosistem perairan tergenang masih menyimpan
berbagai pertanyaan menyangkut keberadaannya yang sangat mungkin belum pernah ada
sebelumnya di kawasan tersebut, bagaimana kondisi dan/atau proses serta senyawa-senyawa
yang terkandung di dalamnya, termasuk efeknya terhadap kehidupan di dalam dan di
sekitarnya. Pada sisi lain, keberadaan void diperkirakan juga berpeluang akan memberikan
kontribusi positif, solusi alternatif upaya pengelolaan reklamasi tambang secara
logis/rasional, keberhasilan revegetasi lahan dan suksesi kawasan.
Terbentuknya sisa lubang galian/ void yang jika tetap diupayakan untuk
ditutup/direklamasi akan menimbulkan dampak penting lain dari sumber-sumber
pengambilan material urug dari kawasan lain, yang memang relatif besar diperlukan. Solusi
alternatif atas kendala penting tersebut adalah tindakan identifikasi dan inventarisasi
mengenai pengelolaan bekas lubang tambang (void) tersebut, yang nantinya akan menjadi
sumber daya perairan, diharapkan memiliki nilai ekologis dan ekonomis yang tidak
merugikan baik bagi masyarakat sekitar maupun bagi ekosistem kawasan secara
komprehensif, dengan tetap berpegang pada kewaspadaan atas risiko keamanan dan
kesehatan masyarakat. Uraian lengkap mengenai pengelolaan dan pemanfaatan lubang bekas
tambang (void) akan dibahas secara lengkap pada dokumen Rencana Pascatambang.
Luasan lahan yang akan dibuka oleh PT. KISB sampai umur tambang yaitu 91.09 ha.
Lahan yang akan direklamasi pada saat kegiatan operasi produksi adalah 20.80 ha dan lahan
yang akan direklamasi pada saat kegiatan pascatambang adalah 66.01 ha. Pada akhir masa
penambangan di PT. KISB akan menyisakan satu sisa lubang bekas tambang (Void). Void
yang terbentuk adalah sisa lubang bekas tambang dari 2 blok penambangan yaitu seluas 4.28
ha.
Void yang terbentuk direncanakan akan dimanfaatkan sebagai tampungan air
(reservoir). Reservoir pada lahan bekas tambang PT. KISB diharapkan mendukung

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-30
kebutuhan air baku. Pengamanan void agar tidak membahayakan masyarakat sekitar yaitu
dengan pembuatan pagar dan tanda dilarang melakukan aktifitas di sepanjang lubang void.

9.1.3. Pemantauan Lingkungan

Pemantauan lingkungan yang akan dilakukan oleh PT. KISB dapat di lihat pada
Tabel 9-13.

9.1.3.1. Pemantauan Kualitas Air Permukaan

Pemantauan Air Permukaan yang akan dilakukan oleh PT. KISB mengacu pada PP
82 Tahun 2001. Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas:
a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau
peruntukan lain yang memper-syaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;
b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air,
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;
c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air
tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;
d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan
atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
Pemantauan kualitas air dilakukan bertujuan untuk mengetahui efektifitas
pengelolaan air pada wilayah tambang dan pada daerah sekitar tambang untuk melihat ada
tidaknya perubahan menuju ke arah perbaikan lingkungan.
Rencana pemantauan kualitas air oleh PT. KISB meliputi pemantauan kualitas air
limbah dari kegiatan penambangan dan penimbunan batubara, serta kualitas air sungai yang
berada di sekitar lokasi tambang. Pengukuran kualitas air secara langsung (in situ) dilakukan
rutin dengan parameter temperatur, pH, kekeruhan, dan debit. Metode dan peralatan
mengacu pada pada PP 82 Tahun 2001.
Pemantauan kualitas air limbah dilakukan secara harian, bulanan, serta triwulan.
Pemantauan harian bertujuan untuk mengetahui efektifitas pengelolaan dan pengendalian
kualitas air limbah yang akan dikeluarkan. Tindakan pemberian kapur dilakukan apabila
terdapat kecenderungan parameter pH belum memenuhi baku mutu lingkungan (BML).

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-31
Pemantauan dilakukan secara rutin oleh staf HSE PT. KISB menggunakan pH meter dan
kertas lakmus. Data yang diperoleh akan dicatat dan didokumentasikan dengan baik sebagai
acuan untuk upaya pengelolaan kualitas air yang diketahui.
Lokasi pemantauan kualitas badan air dilakukan pada daerah hulu dan hilir anak
sungai dan/atau sungai yang berdekatan dengan kegiatan PT. KISB, sedangkan untuk
pemantauan kualitas air limbah dilakukan pada outlet KPL. Periode pemantauan dilakukan
harian, mingguan, bulanan, dan tiga bulanan sesuai dengan frekuensi pemantauan yang telah
ditetapkan.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-32
Tabel 9-13 Pemantauan Lingkungan yang akan dilakukan oleh PT. KISB

No Rencana Kegiatan Pemantauan Lingkungan Metode Waktu Pemantauan lokasi Pemantauan

Harian
Mingguan
1 Kualitas Air Mengacu Pada PP 82 Tahun 2001
Bulanan hulu dan hilir sungai di sekitar lokasi penambangan PT. KISB
Tri wulan Outlet KPL

Mengacu Pada PP No. 41 Tahun 1999 dan Permen (Pit Dan Disposal)
2 Kualitas Udara Ambien dan Kebisingan Tri Wulan
LH No. 05 Tahun 2006 Jalan Angkut

lokasi generator sets house


3 Kualitas Emisi Udara Kepmen LH No. 113 Tahun 1995 Triwulan
lokasi kantor perwakilan di lapangan.

pit
Pengambilan sampel untuk di teliti di laboratorium
disposal
4 Kualitas Tanah dengan parameter pH dan parameter lainnya (C- Harian dan Triwulan
stocksoil
Organik, N-Total, Cu, Fe, dan, Mn)
area reklamasi

Harian, Mingguan
5 Kestabilan Lereng, Erosi dan Sedimentasi Pemantauan Langsung dengan Alat Lereng Pit
Bulanan
Workshop
Bulanan
6 Limbah B3 Pemantauan Langsung Pit
Tri Wulan
Fuel Storage
7 Revegetasi Metode Transek 5 X 10 m Triwulan Lahan Bekas Tambang

a.Metode Transek 5 X 10 M
8 Flora Dan Fauna darat Triwulan Lahan Bekas Tambang
b.Visual Observasi

Pengambilan Sampel untuk Di Teliti Di


9 Biota Perairan Tri Wulan Hulu Dan Hilir Sungai Sekitar Lokasi Penambangan
Laboratorium
Metode Kuisioner,
Tanya Jawab Langsung Dengan Masyarakat, Pra Operasi Pasca
10 Sosekbudmas Masyarakat Sekitar Tambang
Meminta Data Dari Dinas-Dinas Terkait Seperti Tambang
Puskesmas, Kecamatan, dll.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-33
9.1.3.2. Pemantauan Kualitas Udara Ambien dan Kebisingan

Penurunan kualitas udara ambien akan terjadi sebagai akibat dampak kegiatan
penambangan batubara, penumpukan batubara dan kegiatan utilitas. Pemantauan kualitas
udara ambien dan kebisingan dilakukan berdasarkan PP No. 41 Tahun 1999 dan PerMen LH
No. 05 Tahun 2006. Pemantauan ini dilakukan bertujuan untuk:
• Mengetahui perubahan kualitas udara di area dan sekitar lokasi pemantauan
• Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas udara ambien dan kebisingan
PT. KISB akan melakukan pemantauan kualitas udara ambien dan kebisingan di titik-
titik yang berdampak. Lokasi pemantauan direncanakan dilaksanakan pada area tambang
(pit dan disposal) dan jalan angkut. Pelaksanaan pemantauan dilakukan bekerjasama dengan
pihak atau badan laboratorium yang memiliki sertifikasi KAN, dengan jadwal setiap 3 bulan
sekali.

9.1.3.3. Pemantauan Emisi Udara

Pemantauan emisi udara bertujuan untuk menjamin bahwa emisi gas buang dari
sumber bergerak dan tidak bergerak telah sesuai dengan Baku Mutu Lingkungan (BML)
yang ditentukan. Pemantauan emisi udara dilakukan berdasarkan Kepmen LH No. 113
Tahun 1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak. PT. KISB akan melakukan
pemantauan emisi udara pada lokasi generator sets house, dan lokasi kantor perwakilan di
lapangan. Jumlah titik penaatan akan semakin bertambah seiring dengan peningkatan
kapasitas produksi yang direncanakan.

9.1.3.4. Pemantauan Kualitas Tanah

Pemantauan kualitas tanah ditujukan untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah di


lokasi revegetasi, dibandingkan dengan kualitas tanah di lokasi sekitar tambang yang belum
mengalami gangguan. Dengan mengetahui tingkat kesuburan tanah tersebut, maka dapat
diketahui secara dini tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan atau mempertahankan
kualitas tanah sebagai bagian dari kunci keberhasilan kegiatan reklamasi lahan tambang.
PT. KISB akan melakukan pemantauan kualitas tanah pada saat proses
penambangan, saat reklamasi dan pascatambang. Parameter kualitas tanah yang dipantau
adalah pH dan parameter lainnya (C-Organik, N-Total, Cu, Fe, dan Mn, dll). Pemantauan
pH dilakukan secara harian. Pemantauan kualitas tanah ini akan dilakukan setiap 6 bulan

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-34
sekali dengan 4 titik pengambilan sampel diantaranya pit, disposal, stocksoil dan area
reklamasi.

9.1.3.5. Pemantauan Stabilitas Lereng, Erosi dan sedimentasi

Tujuan pemantauan stabilitas lereng dan erosi dilakukan untuk mengetahui tingkat
pergerakan dari lereng atau tebing yang ada di area tambang, dan dapat menentukan apakah
pergerakan dari lereng/tebing tersebut masih dalam batas normal atau perlu penanganan
lanjutan. Dalam upaya memantau kestabilan lereng pit, PT. KISB akan melakukan
pemasangan prisma pada dinding pit. Pemantauan stabilitas lereng ini akan dilakukan secara
periodik untuk melihat tingkat pergerakan dan akan dilakukan pemasangan early warning
system untuk dapat mengetahui apabila terjadi pergerakan tanah pada saat itu.
Pemantauan erosi dan sedimentasi dilakukan untuk memonitor dan mengetahui
tingkat erosi dan sedimentasi yang terjadi pada bukaan lahan tambang dan non tambang
sehingga bisa dilakukan upaya mitigasi sedini mungkin. Dalam rangka pemantauan erosi
dan sedimentasi yang terjadi pada saat penambangan, PT. KISB akan melakukan
pemantauan dengan menggunakan tongkat penduga berskala maupun secara visual di
lapangan di areal-areal yang mempunyai potensi erosi yang cukup tinggi. Pemantauan erosi
dan sedimentasi pada lahan bekas tambang pada lokasi IUP PT. KISB dilakukan dengan
berbagai macam metode yang akan disesuaikan dengan keadaan lereng yang terbentuk.
Metode tersebut bisa berupa pebuatan guludan, terasiring, rip rap, gabion atau check dam.
Periode pemantauan kestabilan lereng, erosi dan sedimentasi dilakukan harian, mingguan
dan bulanan sesuai dengan frekuensi pemantauan yang telah ditetapkan.

9.1.3.6. Pemantauan Limbah B3

PT. KISB melakukan kegiatan pemantauan limbah B3 yang dihasilkan selama proses
penambangan dengan cara mengirim limbah B3 yang dihasilkan selama proses
penambangan kepada pihak ketiga untuk dilakukan daur ulang, pemanfaatan lainnya dan
penimbunan. Pemantauan juga dilakukan ditempat limbah B3 ditemukan misalnya di
workshop, pit, dan fuel storage. Pemantauan ini dilakukan agar limbah B3 tertampung
dengan baik dan tidak ada limbah B3 yang tercecer. Pemantauan limbah B3 dilakukan setiap
bulan dan triwulan.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-35
9.1.3.7. Pemantauan Revegetasi

Pemantauan revegetasi dilakukan untuk menganalisis pertumbuhan tanaman pada


areal yang telah ditanami. PT. KISB akan melakukan pemantauan revegetasi dengan
menggunakan metode transek untuk melihat nilai keanekaragaman, kepadatan, ketinggian
rata-rata tanaman serta kondisi dari tanaman yang ada.
Pemantauan revegetasi dilakukan di lokasi yang telah direklamasi dengan cara
melakukan pengamatan secara langsung terhadap tingkat pertumbuhan tanaman dengan
frekuensi 6 bulan sekali dilakukan secara mandiri.

9.1.3.8. Pemantauan Flora dan Fauna Darat

Kegiatan pemantauan flora dan fauna darat bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
pengaruh dari pembukaan lahan yang diperuntukkan sebagai tapak-tapak tambang dan
sebagai benchmark dalam perencanaan kegiatan penanaman kembali.
PT. KISB akan melakukan pemantauan flora darat dengan cara analisis vegetasi
menggunakan metode transek berukuran 5 x 10 meter dan dilakukan analisis ekosistem
vegetasi untuk mengetahui jenis spesies, kepadatan, dominasi dan keanekaragamannya.
Sedangkan kegiatan pemantauan fauna dilakukan dengan visual observasi selama 1 hari di
setiap titik pemantauan.
Pemantauan Flora dan fauna darat oleh PT. KISB akan dilakukan pada saat pra –
operasi, saat operasi penambangan dan pada saat pascatambang. Data yang diperoleh akan
dapat menunjukkan perubahan keanekaragaman flora dan fauna sebelum penambangan
sampai tahap pascatambang.

9.1.3.9. Pemantauan Biota Air

Pemantauan biota air bertujuan untuk mengetahui kondisi perubahan komposisi,


kelimpahan, dan keanekaragaman jenis biota perairan yang terdapat di perairan sekitar lokasi
kegiatan penambangan. PT. KISB akan melakukan pemantauan biota air di Hulu Sungai dan
hilir sungai yang berada di sekitar lokasi penambangan. Pemantauan ini akan dilakukan pada
tahap pra operasi dan tahap pasca tambang.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-36
9.1.3.10. Pemantauan Sosekbudmas

PT. KISB akan melakukan kegiatan pemantauan sosial, ekonomi, budaya, dan
kesehatan masyarakat dengan berbagai cara yaitu dengan kuisioner, tanya jawab langsung
dengan masyarakat, dan meminta data dari dinas-dinas terkait seperti puskesmas, kecamatan,
dan lain-lain. Hal ini dilakukan untuk membuat perbandingan dengan data awal sebelum
penambangan dan statistik perubahan yang mungkin ditimbulkan dari kegiatan
penambangan.
Pemantauan sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat oleh PT. KISB
bertujuan untuk:
• Mengevaluasi efektivitas metode/kebijakan
• Mengetahui perubahan kondisi lingkungan
• Mendapat masukan yang relevan untuk mengevaluasi dan mengoreksi program
pengelolaan lingkungan
• Membuka peluang kerja dan usaha baru
• Mengetahui tingkat gangguan terhadap kesehatan masyarakat di sekitar wilayah
penambangan
Pemantauan sosekbudmas ini akan dilakukan pada tahap pra operasi dan
pascatambang.

9.1.4. Organisasi Perlindungan Lingkungan


Bagi PT. KISB, pengelolaan lingkungan hidup merupakan bagian yang terintegrasi
dengan kegiatan penambangan sebagai wujud tanggung jawab untuk melestarikan fungsi
dan potensi lingkungan. Kebijakan ini sekaligus merupakan bagian untuk melestarikan
sumber daya alam dalam mempertahankan keberlanjutan pembangunan. Secara
kelembagaan PT. KISB akan mendirikan suatu lembaga yang bertugas untuk melindungi
masalah lingkungan hidup yaitu departemen HSE (Gambar 9-5).

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-37
Sekretaris Site Dept Geology

Finance Dept Mineplan HSE Supervisor

Engineering Manager Dept Survey HSE Foreman

Site Manager/KTT Dept HSE Helper HSE

Dept Plant Paramedic

Production Manager Dept Produksi Admin HSE

Personalia Manager Dept Personalia

Gambar 9-5 Bagan Organisasi Perlindungan Lingkungan PT. KISB

9.1.5. Kegiatan Pascatambang

Tujuan kegiatan pascatambang PT. KISB adalah untuk mencapai kondisi


pascatambang yang stabil dan mampu mendukung kegiatan pada peruntukan lahan
berikutnya. Proses perencanaan pascatambang yang bertanggungjawab dan efektif telah
berjalan sejak penambangan di mulai. Dibutuhkan upaya bersama dari berbagai pihak yang
berkepentingan agar pascatambang dapat berlangsung dengan baik. Pada saat kegiatan
pertambangan tersebut berhenti atau ditutup, maka akan timbul permasalahan yaitu
terganggunya fungsi lingkungan hidup, turunnya pembangunan ekonomi, serta turunnya
kualitas sosial dan kesehatan masyarakat. Oleh sebab itu, diperlukan perencanaan penutupan
tambang dalam rangka menanggulangi permasalahan-permasalahan tersebut dan untuk
menjamin pemanfaatan lahan di wilayah bekas kegiatan pertambangan agar berfungsi sesuai
peruntukannya.
Merencanakan penutupan tambang harus dilakukan secara progresif di sepanjang
siklus usia operasi. Agar perencanaan penutupan tambang berhasil, manajemen PT. KISB
akan memastikan program pascatambang telah terintegrasi sejak dini ke dalam perencanaan
utama dan tidak baru diperhatikan di akhir usia tambang. Untuk mendapatkan hasil yang

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-38
optimal, penting untuk melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan lain di sepanjang
proses perencanaan penutupan tambang.
Berdasarkan status kepemilikan lahan, maka kepemilikan lahan wilayah
pertambangan PT. KISB yaitu masih lahan masyarakat dengan perjanjian penggunaan lahan.
Setelah pertambangan PT. KISB berakhir, pelaksanaan program pascatambang PT. KISB
yaitu seluruh lahan berikut aset yang ada di wilayah pertambangan PT. KISB baik area
infrastruktur maupun area pertambangan diserahkan diserahkan kembali kepada pemilik
lahan, setelah seluruh lahan di reklamasi sesuai konsep reklamasi mendasar yaitu dihijaukan.
Mengingat belum adanya kesepakatan yang pasti mengenai kelanjutan pemanfaatan
lahan bekas tambang PT. KISB, maka konsep pascatambang yang direncanakan dalam
program pascatambang yaitu melakukan reklamasi dan revegetasi pada seluruh area
pertambangan dan area infrastruktur.

9.1.5.1. Pemanfaatan Lahan Pascatambang

Pada tahun terakhir penambangan PT. KISB menghasilkan lahan pascatambang


seluas 66.01 ha dan menghasilkan satu lubang tambang / void seluas 4.28 ha. Lubang
tambang yang dihasilkan memiliki kedalaman 21 dengan elevasi 75-48 mdpl.
Lahan pascatambang yang terbentuk akan ditanami kembali dengan pohon reklamasi
berupa sengon dan tanaman unggulan lokal. Void yang terbentuk direncanakan akan
dimanfaatkan sebagai tampungan air (reservoir). Reservoir pada lahan bekas tambang PT.
KISB diharapkan mendukung kebutuhan air baku. Pengamanan void agar tidak
membahayakan masyarakat sekitar yaitu dengan pembuatan pagar dan tanda dilarang
melakukan aktifitas di sepanjang lubang void.
Lahan bekas sarana infrastruktur tambang akan direklamasi mengacu pada kriteria
keberhasilan pascatambang. Areal sarana dan prasarana infrastruktur kecuali jalan menepati
areal sebesar 17.15 ha, sedangkan lahan bekas tambang, settling pond dan disposal area
menempati lahan seluas 40.98 Ha. Pada saat pascatambang areal tersebut akan direklamasi
dan revegetasi. Rincian peruntukan lahan pasca tambang pada lahan areal bekas tambang
dan areal sarana dan prasarana penunjang kegiatan tambang dapat dilihat pada Tabel 9-14.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-39
Tabel 9-14 Rincian peruntukan lahan pasca tambang

No Peruntukan Lahan Luas (ha) Peruntukan pascatambang

A Lahan Bekas Tambang

1 Lahan bekas tambang Revegetasi, Reklamasi

2 Settling pond 40.98 Revegetasi, Reklamasi

3 Disposal area Revegetasi, Reklamasi

4 Pit 4.28 Reservoir

B Fasilitas penunjang tambang

Akan diserahkan kepada


1. Jalan tambang 7.88
masyarakat jika dibutuhkan

2. Fasilitas penunjang 17.15 Revegetasi, Reklamasi

9.1.5.2. Jadwal Pelaksanaan Pascatambang

Salah satu poin yang terkandung dalam UU No. 4 Tahun 2009 adalah terciptanya
pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Sustainable development
merupakan kondisi dimana tercipta suatu keintegrasian dari kegiatan ekonomi yang
dilakukan dengan integritas lingkungan, masalah sosial dan keefektifan dari sistem
perusahaan. Keberhasilan sustainable development di suatu daerah tercermin dari kondisi
masyarakatnya. Pada kasus mine closure, perusahaan harus memastikan bahwa daerah
tersebut tetap mampu menjalankan roda perekonomiannya walaupun perusahaan sudah
pergi. Pemberdayaan masyarakat menjadi kunci penting. Masyarakat harus dilibatkan dalam
pengambilan keputusan perusahaan, terutama hal-hal yang menyangkut masyarakat ke
depan, seperti program pengembangan pemberdayaan masyarakat.
Di sepanjang usia tambang, strategi penutupan harus secara teratur dikaji ulang untuk
memastikan tetap layak, dapat menjawab masalah penutupan yang besar, dan tetap sesuai
dengan harapan masyarakat dan persyaratan dari lembaga yang berwenang. Sebagai bagian
dari sistem manajemen perubahan di tambang tersebut, perubahan terhadap rencana, operasi
tambang, ekspansi, pit baru, fasilitas pembuangan limbah atau penyimpanan tailing, atau
perubahan terhadap proses operasi harus memicu diadakannya pengkajian ulang terhadap
risiko, pengkajian ulang risiko mendasar terhadap bisnis dan penutupan harus dilakukan
secara teratur untuk memastikan bahwa cara-cara pengendaliannya tetap layak dan
pemaparan terhadap risiko tidak berubah banyak sejak pengkajian risiko yang sebelumnya.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-40
Pengumpulan data yang sesuai dan akurat melalui program pemantauan sangat
penting terhadap proses ini dan dapat membantu para manajer dalam pengambilan
keputusan. Proses pengkajian ini memberikan peluang ideal untuk melakukan keterlibatan
dengan pemangku kepentingan melalui komite masyarakat dan pembangunan hubungan
yang dapat mengembangkan saling kepercayaan dan keyakinan terhadap operasi
penambangan.
Pada kegiatan mine closure PT. KISB terdiri dari 6 tahapan yaitu tahap persiapan,
sosialisasi, tahap pelaksanaan penutupan tambang, tahap pemantauan, tahap pelaporan dan
penyerahan aset ke Pemda. Tahap persiapan pascatambang, sosialisasi dan tahap
pelaksanaan penutupan tambang PT. KISB akan dilaksanakan pada tahun 2023. Kegiatan
reklamasi lahan pada saat pascatambang akan dilakukan mulai tahun 2023 sampai tahun
2027. Tahap pemantauan akan dilakukan mulai tahun 2027 sampai tahun 2029, pelaporan
dan penyerahan asset kepada masyarakat akan dilakukan pada tahun 2030. Jadwal
pelaksanaan pascatambang PT. KISB dapat dilihat pada Tabel 9-15.
Tahap persiapan pascatambang meliputi mobilisasi dan demobilisasi peralatan
pertambangan, penyiapan bibit untuk kegiatan pascatambang, dan pengumuman pemutusan
hubungan kerja. Tahap sosialisasi adalah tahap pemberitahuan pentupan tambang kepada
semua stakeholder dan tahap penjelasan tentang kegiatan pascatambang. Tahap pelaksanaan
pascatambang meliputi pengelolaan lubang bekas bukaan tambang, reklamasi lahan bekas
bukaan tambang, revegetasi lahan bekas bukaan tambang, pemeliharaan dan perawatan
bekas bukaan tambang, pembongkaran fasilitas penunjang, revegetasi lahan bekas fasilitas
penunjang, pemeliharaan dan perawatan bekas fasilitas penunjang, pelatihan karyawan dan
masyarakat. Tahap pemantauan meliputi pemantauan flora dan fauna di lahan revegetasi,
pemantauan air permukaan dan kualitas air tanah di lahan reklamasi, dan pemantauan
sosekbudmas terkait persepsi masyarakat tentang penutupan tambang dan tentang
revegetasi lahan di wilayah IUP PT. KISB. Tahap terakhir yaitu tahap pelaporan, merupakan
pelaporan keberhasilan pascatambang yang telah PT. KISB kerjakan.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-41
Tabel 9-15 Rencana Jadwal Perencanaan Pascatambang

Jangka
No Kegiatan Pascatambang Waktu 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
(Bulan)
1 Tahap Persiapan Pascatambang 5
2 Sosialisasi 11
3 Tahap Pelaksanaan Pascatambang
a Pengelolaan Lubang Bekas Bukaan Tambang 3
b Reklamasi Lahan Bekas Bukaan Tambang 4
c Revegetasi Lahan Bekas Bukaan Tambang 4
d Pemeliharaan dan Perawatan Bekas Bukaan Tambang 7
e Pembongkaran Fasilitas Penunjang 2
f Revegetasi Lahan Bekas Fasilitas Penunjang 5
g Pemeliharaan dan Perawatan Bekas Fasilitas Penunjang 5
h Pelatihan Karyawan dan Masyarakat 7
4 Tahap Pemantauan
a Flora dan Fauna 3
b Kualitas Air Permukaan dan Air Tanah 3
c Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat 3
5 Tahap Pelaporan 1

9.1.5.3. Rencana Biaya Pascatambang

Tahap penutupan mencakup penerapan dari rencana penutupan yang telah


dikembangkan dalam tahap-tahap sebelumnya, pelaksanaan penyelidikan dan penelitian
yang diperlukan untuk mengidentifikasi potensi kontaminasi, serta konfirmasi bahwa hasil
dan kriteria yang telah disepakati sebelumnya telah tercapai. Aktivitas dalam tahap ini
mencakup:
• Pembongkaran dan pemindahan infrastruktur,
• Pembentukan ulang lahan bentukan pertambangan yang tersisa,
• Penyelesaian proses rehabilitasi dan perbaikan,
• Pemantauan dan pengukuran kinerja aktivitas penutupan, dibandingkan dengan
standar dan kriteria yang telah disepakati sebelumnya,
• Inspeksi, konsultasi dan laporan perkembangan kepada para pemangku kepentingan,
• Proses pengakhiran dengan masyarakat dan pemerintah secara progresif.
Penentuan biaya penutupan tambang sesuai Kepmen ESDM No 1827 tahun 2018
yang terdiri dari biaya langsung dan biaya tidak langsung.
A. Biaya Langsung
Biaya langsung adalah biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan yang
berhubungan langsung dengan pekerjaaan pascatambang. Perhitungan biaya langsung
dikelompokkan atas kelompok kerja yakni :

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-42
1. Area penambangan atau tapak bekas tambang berupa reklamasi dan revegetasi di
bekas bukaan tambang, timbunan tanah penutup, kolam pengendapan, jalan tambang
dan pembongkaran bekas fasilitas penunjang penambangan seperti kantor tambang,
bengkel kerja (workshop) dan lokasi pertukaran gilir kerja.
2. Pembongkaran dan reklamasi fasilitas penunjang, termasuk dalam bagian ini antara
lain: gudang logistik, pengolahan air bersih, mess karyawan, guest house, fasilitas
pelabuhan dan tangki BBM.
3. Pembongkaran dan reklamasi fasilitas pengolahan batubara. Biaya remediasi tanah
perlu masukan dan diperkirakan terjadi kontaminan solar dan oli pada tanah saat
pembongkaran tangki BBM, limbah B3 dan workshop.
4. Aspek sosial, budaya, dan ekonomi,
5. Pemeliharaan dan perawatan,
6. Pemantauan.

B. Biaya Tak Langsung


Biaya tidak langsung merupakan biaya yang diperlukan untuk menunjang kegiatan
langsung penutupan tambang yang terdiri dari:
a. Biaya mobilisasi dan demobilisasi alat sebesar 2,5% dari biaya langsung.
b. Biaya perencanaan pascatambang yang besarnya berkisar 2% - 10% dari biaya
langsung. Bila mengacu kepada grafik yang di ambil dari ”Englemen’s Heavy
Construction Cost File” maka dapat dipakai sebesar 4,5% dari biaya langsung.
c. Biaya administrasi dan keuntungan kontraktor yang besarnya berkisar 3% - 14% dari
biaya langsung. Bila mengacu kepada grafik yang di ambil dari ”Englemen’s Heavy
Construction Cost File” maka dapat dipakai sebesar 7% dari biaya langsung.
d. Biaya supervisi yang besarnya berkisar 2% - 7% dari biaya langsung. Bila mengacu
kepada grafik yang di ambil dari ”Englemen’s Heavy Construction Cost File” maka
dapat dipakai sebesar 3.5% dari biaya langsung.
Total biaya pascatambang terdiri dari:
a. Biaya langsung
b. Biaya tidak langsung
c. Memperhitungkan Nilai Uang akan datang (Future Value) dengan umur tambang
selama 6 tahun dan tingkat suku bunga berdasarkan BI Rate yang saat ini sebesar 5%
dan 2.5% untuk US Dollar.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-43
Prakiraan biaya pascatambang PT. KISB adalah Rp. 75.000.000,- per hektar yang
meliputi biaya langsung dan biaya tidak langsung. Prakiraan biaya pascatambang PT. KISB
sampai berakhirnya kegiatan pascatambang dengan luasan lahan yang akan direklamasi
seluas 70.29 Ha adalah Rp. 4.977.000.000,-.

9.2. Keselamatan Pertambangan

Salah satu karakteristik industri pertambangan adalah padat modal, padat teknologi
dan memiliki risiko yang besar. Dalam rangka menjamin kelancaran operasi dan
menghindari terjadinya kecelakaan kerja, kejadian berbahaya dan penyakit akibat kerja,
maka diperlukan implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada kegiatan
pertambangan. Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah besar bagi
kelangsungan suatu usaha. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi yang
cukup besar, namun timbulnya korban jiwa. Kehilangan sumber daya manusia ini
merupakan kerugian yang sangat besar karena manusia adalah satu-satunya sumber daya
yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apapun.
Upaya pencegahan dan pengendalian bahaya tersebut dapat dilakukan dengan
menerapkan Sistem Manajemen Risiko Keselamatan Pertambangan (SMKP) yang baik. Hal
ini diatur oleh pemerintah melalui Permen ESDM No. 26 Tahun 2018 Tentang Pelaksanaan
Kaidah Pertambangan Yang Baik dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara. PT.
KISB secara umum untuk sistem keselamatan pertambangannya akan mengacu pada
peraturan terkait keselamatan pertambangan yaitu Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM
No.1827 Tahun 2018 mengenai Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang Baik.
Penciptaan lingkungan kerja yang baik akan sangat berpengaruh dalam pemberian
motivasi dan pencapaian prestasi dari karyawaan. Beberapa masalah yang sering ditemukan
berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan pekerjaan adalah :
a. Tindakan tidak aman, misalnya;
- tidak menggunakan alat pelindung diri
- menggunakan peralatan secara tidak benar
- tidak terlatih
- tidak serius
- peralatan rusak dll
b. Kondisi tidak aman
- penerangan kurang

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-44
- kebisingan
- pengaman mesin tidak standar
- peringatan dini tidak ada/rusak dll
Tindakan dan atau kondisi tidak aman ini secara langsung akan mempengaruhi
kemampuan pekerjaan dan menyebabkan kecalakaan yang pada akhirnya akan sangat
mempengaruhi produksi. Keselamatan dan kesehatan kerja karyawan adalah hal penting bagi
perusahaan, karena erat bersangkutan dengan peningkatan produksi dan produktifitas
perusahaan. Keselamatan Pertambangan dapat membantu peningkatan produksi dan
produktifitas atas dasar:
1. Dengan tingkat Keselamatan Pertambangan yang tinggi, kecelakaan-kecelakaan yang
menjadi sebab sakit, cacat dan kematian dapat dikurangi atau ditekan sekecil- kecilnya
sehingga pembiayaan yang tidak perlu dapat dihindari
2. Tingkat Keselamatan Pertambangan yang tinggi sejalan dengan pemeliharaan dan
penggunaan peralatan kerja dan mesin yang produktif dan efisien dan bertalian dengan
tingkat produksi dan produktifitas yang tinggi
3. Pada berbagai hal, tingkat keselamatan yang tinggi menciptakan kondisi-kondisi yang
mendukung kenyamanan serta kegairahan kerja
4. Praktek Keselamatan Pertambangan tidak dapat dipisah-pisahkan dari keterampilan,
keduanya berjalan sejajar dan merupakan unsur esensial bagi kelangsungan proses
produksi.
5. Keselamatan Pertambangan yang dilakukan sebaik-baiknya dengan partisipasi
perusahaan dan karyawan akan membawa iklim kenyamanan dan ketenangan kerja,
sehingga sangat membantu bagi hubungan perusahaan dan karyawan yang merupakan
landasan kuat bagi terciptanya kelancaran produksi.

9.2.1. Manajemen Risiko Keselamatan Pertambangan

Industri pertambangan mempunyai risiko yang besar dalam kegiatannya, maka PT.
KISB menerapkan sistem manajemen risiko keselamatan pertambangan mengacu pada
peraturan terkait keselamatan pertambangan yaitu Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM
No.1827 Tahun 2018 mengenai Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang Baik dan
menerapkan SMKP sesuai dengan Permen ESDM No. 26 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan
Kaidah Pertambangan Yang Baik dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara.
SMKP merupakan bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-45
rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat
kerja yang aman, efisien dan produktif. Manajemen Risiko yang dilakukan PT. KISB melalui
tahapan:
1. Komunikasi dan Konsultasi
Komunikasi dan konsultasi dilakukan dengan melibatkan para pemangku kepentingan,
baik internal maupun eksternal yang terkait. PT. KISB akan membuat tahap
komunikasi dan konsultasi berupa acara dengar pendapat dari semua stakeholder.
2. Penetapan Konteks
Penetapan konteks dilakukan dengan menentukan batasan-batasan risiko yang akan
dikelola. PT. KISB menentukan penetapan konteks dengan menentukan batasan-
batasan resiko baik dari faktor internal maupun faktor ekternal.
Faktor internal dalam tahap penetapan kontek yang akan di pertimbangkan yaitu: Jenis
kegiatan, proses rutin/non rutin, adanya perubahan (organisasi, lingkungan kerja,
kegiatan, bahan/material), fasilitas baru (peralatan/instalasi), kondisi normal dan
abnormal, peraturan internal perusahaan, faktor personal pekerja, desain area kerja,
sistem pemeliharaan, perawatan, dan pengamanan, kompetensi tenaga teknik, dan
laporan hasil kajian teknik. Sedangkan faktor ekternal yaitu: Jenis kegiatan, proses
rutin/non rutin, adanya perubahan (organisasi, lingkungan kerja, kegiatan,
bahan/material), fasilitas baru (peralatan/instalasi), kondisi normal dan abnormal,
peraturan internal perusahaan, faktor personal pekerja, desain area kerja, sistem
pemeliharaan, perawatan, dan pengamanan, kompetensi tenaga teknik, dan laporan
hasil kajian teknik.
3. Identifikasi Bahaya
Identifikasi bahaya ialah identifikasi aspek dampak lingkungan operasional perusahaan
terhadap alam dan penduduk sekitar di wilayah perusahaan menyangkut beberapa
elemen seperti tanah, air, udara, sumber daya energi, serta sumber daya alam lainnya
termasuk aspek flora dan fauna di lingkungan perusahaan.
Identifikasi bahaya dilakukan terhadap seluruh aktivitas operasional perusahaan di
tempat kerja meliputi:
a. Aktivitas kerja rutin maupun non-rutin di tempat kerja;
b. Aktivitas semua pihak yang memasuki tempat kerja termasuk kontraktor,
pemasok, pengunjung, dan tamu;
c. Budaya manusia, kemampuan manusia, dan faktor manusia lainnya;

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-46
d. Bahaya dari luar lingkungan tempat kerja yang dapat mengganggu keselamatan
dan kesehatan kerja karyawan yang berada di tempat kerja;
e. Infrastruktur, perlengkapan, dan bahan (material) di tempat kerja baik disediakan
perusahaan maupun pihak lain yang berhubungan dengan perusahaan;
f. Perubahan atau usulan perubahan yang berkaitan dengan aktivitas maupun
bahan/material yang digunakan;
g. Perubahan atau usulan perubahan dalam organisasi, aktivitas, atau materialnya;
h. Perubahan atau usulan perubahan sistem manajemen K3 termasuk perubahan
yang bersifat sementara dan dampaknya terhadap operasi, proses, dan aktivitas
kerja;
i. Kewajiban hukum yang terkait dengan penilaian risiko dan penerapan
pengendaliannya;
j. Desain tempat kerja, proses, instalasi, mesin/peralatan, prosedur operasi, dan
pengaturan kerja, termasuk adaptasinya terhadap kemampuan manusia.
Identifikasi bahaya dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi dan kejadian yang
dapat menimbulkan bahaya serta jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang
mungkin dapat terjadi. Identifikasi bahaya yang dilakukan oleh PT. KISB dapat di lihat
pada Tabel 9-16.
4. Penilaian Risiko
Dalam keselamatan dan kesehatan kerja, risiko berarti risiko yang terdapat di
lingkungan kerja yang dapat berasal dari bahan baku atau material, proses, kerja, proses
produksi, lingkungan kerja, produk, limbah, dan pekerja itu sendiri. PT. KISB
melakukan penilaian risiko melalui proses evaluasi risiko untuk menentukan risiko
tersebut, apakah dapat diterima/tidak.
Risiko yang di nilai dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Occupational Health Risk (Risiko Kesehatan Kerja)
Occupational health risk yaitu besarnya kemungkinan yang dimiliki oleh suatu
bahan, proses, atau kondisi untuk menimbulkan terjadinya kesakitan, gangguan
kesehatan, dan penyakit akibat kerja
Risiko kesehatan kerja dipengaruhi oleh:
▪ Magnitude of hazard (konsentrasi dan dosis),
▪ Effect rating (tingkat dampak fatality, very serious, serious, moderate, low,
trivial),

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-47
▪ Probabilitas (kemungkinan),
▪ Frekuensi paparan,
▪ Durasi paparan,
▪ Jumlah pekerja yang terpapar.
b. Occupational Safety Risk (Risiko Keselamatan Kerja)
Occupational safety risk adalah besarnya kemungkinan yang dimiliki oleh suatu
bahan, proses, atau kondisi untuk menimbulkan terjadinya insiden, injury,
terhentinya proses, dan kerusakan alat. Risiko kesalamatan kerja dapat dipengaruhi
oleh:
▪ Probabilitas (kemungkinan)
▪ Konsekuensi (dampak fatal, very high, high, moderate, low)
▪ Exposure (pemaparan)
Bahaya yang teridentifikasi harus dinilai untuk menentukan tingkat risiko yang
merupakan tolok ukur kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja, selanjutnya dilakukan pengendalian. Untuk menentukan kategori suatu
resiko apakah itu rendah, sedang, tinggi ataupun ekstrim dapat menggunakan
metode matriks risiko seperti pada tabel matriks risiko yang dapat dilihat pada
Gambar 9-6 berikut. Identifikasi bahaya dan penilaian risiko yang dilakukan oleh
PT. KISB dapat di lihat pada Tabel 9-16.
5. Pengendalian Risiko
Dalam upaya pengendalian risiko di tempat kerja, maka perlu adanya pemahaman
tentang prinsip-prinsip dasar pengendalian yang harus diikuti. Perusahaan harus
membuat daftar skala prioritas pengendalian yang harus selalu dipertimbangkan dan
diterapkan secara berurutan, untuk meniadakan atau mengendalikan potensi bahaya
yang telah diidentifikasi. Sarana pengendalian yang dipilih dan diterapkan dapat
mengalami kegagalan. Untuk itu, kemungkinan kegagalan tersebut harus selalu
dipertimbangkan pada saat merekomendasikan pemilihan dan pemakaian sarana
pengendalian. PT. KISB melakukan pengendalian risiko dengan mempertimbangkan
hierarki pengendalian risiko yaitu:
a. Rekayasa (Eliminasi atau meniadakan potensi bahaya)
Sistem pengendalian ini merupakan program pengendalian potensi bahaya yang
utama untuk pengendalian jangka panjang dan bersifat permanen. Pengendalian ini
merupakan pengendalian dengan metode menghilangkan atau meniadakan.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-48
b. Administrasi
Pengendalian resiko dengan cara administrasi yaitu mengurangi potensi bahaya
pada sumbernya dan Menutup sumber bahaya.
Mengurangi potensi bahaya pada sumbernya termasuk meminimalisir jumlah
pelepasan energi yang tidak terkendali. Menutup sumber bahaya merupakan cara
untuk mencegah pelepasan energi yang tidak terkendali dari sumbernya, sehingga
cedera atau kerusakan tidak terjadi.
c. Praktik Kerja
Praktik kerja dilakukan dengan cara memindahkan tenaga kerja dari sumber bahaya
dan mengurangi pemaparan tenaga kerja dari sumber bahaya.
Sarana pengendalian didesain untuk meminimalkan waktu bagi tenaga kerja
terpapar potensi bahaya.
d. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Seluruh alat pelindung diri didesain untuk memisahkan atau memberi penghalang
antara tubuh manusia dengan sumber potensi yang membahayakan.
Pengendalian resiko yang diterapkan oleh PT. KISB dapat dilihat pada Tabel 9-16.
6. Pemantauan dan Peninjauan
Pemantauan dan Peninjauan yang dilakukan oleh PT. KISB dilakukan dengan cara:
• Menetapkan cara pemantauan dan peninjauan manajemen risiko
• Mengomunikasikan hasil pemantauan dan peninjauan ke pihak terkait
• Memastikan pengendalian risiko yang dilakukan memadai
• Melaksanakan pemantauan dan peninjauan secara berkala, jika terjadi:
a. kecelakaan;
b. kejadian berbahaya;
c. kejadian akibat penyakit tenaga kerja;
d. penyakit akibat kerja;
e. perubahan peralatan, instalasi, dan/atau proses, serta kegiatan baru.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-49
Gambar 9-6 Matriks Penilaian Risiko

Tabel 9-16 Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko yang dilakukan oleh PT. KISB

area yag terpapar/ menimbulkan


Sumber Bahaya konsekuensi dari bahaya Penilaian Risiko Pengendalian Risiko
bahaya

• Pit
Biologi. • Pemakain APD bagi
• Disposal Pekerja akan sakit
• Mikrobiologi : bakteri,virus dan jamur yang sakit
• pada fasilitas penunjang sehingga menurunkan Low
• makrobiologi : serangga, tumbuhan • Pemakaian APD saat
tambang dan semua area produktifitas kerja
dan binatang engecekan lapangan
tambang

Fisik.
• Rekayasa
• Suara bising • Jalan Tambang
Kesehatan Pekerja Moderate • Praktik kerja
• Getaran • Pit
• Pemakaian APD
• Pencahayaan
• Temperatur.
• Rekayasa
Kimia
Setling Pond Kesehatan Pekerja Moderate • Administrasi
• Bahan kimia seperti alkohol H2S,
• Praktik kerja
CH4 dll
• Terjatuh
Stress fisik • Terjepit
• Rekayasa
• Ruang sempit Setling Pond, Pit, Disposal Dan • Terbentur
• Administrasi
• Pekerjaan yang terlalu keras Seluruh Area Penambangan Dan • Tenggelam High
• Praktik kerja
• Gerakan berulang Area Penunjang Yang Berakibat Pada
• Pemakaian APD
• Kelelahan dan beban terlalu berat Kesehatan Dan
Keselamatan Pekerja

• Workshop • Terjepit
Mekanis. • Fuel storage, dan • Tertimpa • Pemakaian APD
High
• Permesinan dan peralatan • Area Sarana dan Prasarana • Tergelincir, • Praktik kerja
Tambang Dan Bisa Menyebabkan
Cacat
Psikososial
• Intimidasi
• Trauma Adanya Konflik Internal • Administrasi
Seluruh Area Penambangan Low
• Pola gilir kerja Sesama Pekerja • Praktik kerja
• Pola promosi, dan
• Pengorganisasian kerja

Tingkah laku.
• Ketidahpatuhan Keselamatan Tim Dalam
Pekerja Moderate Prakik Kerja
• Kurang keahlian Bekerja
• Tugas tidak rutin
• Percaya diri berlebihan

Kelistrikan • Workshop
• Pemasangan kawat/kabel • Fuel Storage, dan Keselamatan Tim Dalam
High Pemakaian APD
• Grounding system • Area Sarana dan Prasarana Bekerja
• Saluran listrik Tambang
• Peralatan listrik

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-50
9.2.2. Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan

Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi
kelangsungan suatu usaha. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi yang
cukup besar namun lebih dari itu, yaitu timbulnya korban jiwa. Kehilangan sumber daya
manusia ini merupakan kerugian yang sangat besar karena manusia adalah satu-satunya
sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apapun. Upaya pencegahan dan
pengendalian bahaya kerja yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja dapat dilakukan dengan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat
kerja. Secara keilmuan, K3 didefiniskan sebagai ilmu dan penerapan teknologi tentang
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, dari aspek hukum K3 merupakan
kumpulan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perlindungan keselamatan
dan kesehatan kerja.
Pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja di PT. KISB teridir dari 4 (empat)
tahap yang terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan
(directing) dan pengawasan (controling).
a. Perencanaan
Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang dilakukan oleh PT. KISB
adalah dengan SOP yang telah disahkan oleh perusahaan.
b. Pengorganisasian
Untuk mewujudkan pengorganisasian dalam perencanaan yang telah dibuat, maka
PT. KISB melakukan beberapa pembagian tugas dan wewenang:
1. Engineering manager; mengawasi kinerja departemen HSE dalam pembinaan
keselamatan dan kesehatan kerja serta memeriksa laporan bulanan,
2. HSE supervisor dan foreman; mengawasi dan memberikan arahan kepada
masing-masing supervisor tiap departemen,
3. Supervisor; memberikan kepada anggota departemen untuk menerapkan SOP
keselamatan kerja sesuai dengan yang telah diarahkan HSE.
4. Anggota departemen; bekerja pada bidangnya masing-masing dengan mematuhi
arahan dari supervisor dan SOP perusahaan.
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja di PT. KISB meliputi
pemberian arahan dari pemimpin kepada segala perangkat untuk mengatur segala
kegiatan dan tugas yang berkaitan dengan keselamatan dalam bekerja, serta diberikan

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-51
berbagai pelatihan kepada anggota HSE dan para supervisor, serta anggota masing-
masing departemen untuk memberikan hasil maksimal dalam aktivitas
penambangan.
d. Pengawasan
Pengawasan keselamatan kerja para pekerja dalam pengelolaan keselamatan dan
kesehatan kerja di PT. KISB, meliputi pengawasan atau pemantauan terhadap kinerja
para anggota departemen, baik yang bekerja di lapangan, kantor, workshop, kantin,
dll. Pengawasan ini dilakukan PT. KISB baik secara langsung maupun tidak
langsung. Dalam pengawasan langsung, pihak PT. KISB turun langsung ke lapangan
dan melihat bagaimana para anggota bekerja dan menerapkan prosedur keselamatan
kerja yang mereka pahami. Sementara pengawasan tidak langsung oleh engineering
manager maupun supervisor HSE meminta konfirmasi dari anggota HSE berupa
laporan bulanan.

9.2.2.1. Pengelolaan Keselamatan Kerja

PT. KISB fokus untuk menjadi perusahaan nasional yang memiliki standar yang
tinggi untuk semua kegiatan operasionalnya. PT. KISB bekerja secara profesional dalam
menyusun dan menetapkan prosedur, membuat program dan jadwal, melaksanakan
pemeliharaan/perawatan sarana/prasarana, instalasi dan peralatan pertambangan serta
mengevaluasi dan mendokumentasikan hasilnya. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk
komitmen PT. KISB untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja. Program keselamatan kerja
yang diterapkan di PT. KISB didasarkan kepada:
a. Peraturan perundangan yang berlaku.
b. Persyaratan lainnya yang terkait
c. Kebijakan Perusahaan
d. Hasil Manajemen Risiko
e. Evaluasi kinerja program sebelumnya
f. Hasil pemeriksaan kecelakaan & kejadian Berbahaya
g. Ketersediaan sumber daya (manusia, finansial, peralatan).
Pengelolaan keselamatan kerja PT. KISB akan dituangkan pada Program
keselamatan kerja. Program keselamatan kerja yang akan diterapkan di PT. KISB sebagai
berikut:

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-52
1. Pengadaan APD,
Karyawan wajib dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD) dan alat keselamatan.
Contohnya safety shoes, helmet, kacamata, rompi, masker, earplug, sarung tangan
kain, sarung tangan karet, safety shoes karet (boot), jas hujan, pelampung, APAR ,
bendera buggy whip, tiang bendera buggy whip, safety line, dan safety cone.
2. Pembuatan, pemasangan, perawatan, rambu-rambu lalu lintas, poster dan papan K3,
3. Melakukan investigasi terhadap setiap kecelakaan kerja,
4. Melakukan inspeksi K3,
Dalam pengawasan penerapan keselamatan kerja dilakukan inspeksi K3. Inspeksi K3
adalah suatu upaya untuk memeriksa atau mendeteksi semua faktor (peralatan, proses
kerja, material, area kerja, prosedur) yang berpotensi menimbulkan cedera atau
penyakit akibat kerja, sehingga kecelakaan kerja ataupun kerugian dapat dicegah atau
diminimalkan.
5. Melakukan pemeriksaan dan pengujian kelayakan sarana, prasarana, instalasi dan
peralatan pertambangan,
6. Pemeriksaan kesehatan pekerja dan melakukan medical check up,
7. Inspeksi kesehatan lingkungan kerja,
8. Kampanye tentang K3,
9. Melakukan safety talk,
10. Melakukan pelatihan, kompetensi kerja, pembinaan, dan penyuluhan tentang K3
pertambangan,
11. Melakukan pelaporan pengelolaan keselamatan pertambangan,
12. Penetapan dan pembentukan komite keselamatan pertambangan serta penunjukkan tim
tanggap darurat.
Untuk mendukung program keselamatan kerja perlu adanya Standard Operational
Procedure (SOP) yang merupakan acuan dalam setiap pekerjaan. Dalam melakukan
program keselamatan kerja, PT. KISB dikepalai oleh KTT yang berwenang untuk membuat,
mengambil keputusan, mengaplikasikan, mendokumentasikan dan mengevaluasi prosedur
keselamatan kerja. Petunjuk dan arahan tentang keselamatan kerja baik dari atasan maupun
dari KTT telah dijabarkan secara tertulis dan disosialisasikan dalam bentuk Standard
Operating Procedure (SOP).
Pemantauan pelaksanaan SOP di lapangan, dilakukan secara rutin dan berkala
melalui inspeksi-inspeksi. Revisi atau perbaikan terhadap SOP juga dilakukan melalui

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-53
mekanisme Meeting Dept. HSE setiap minggu, baik dimaksudkan untuk menyempurnakan
prosedur atau untuk meningkatkan standar ke tingkatan yang lebih tinggi. Beberapa SOP
yang diterapkan di PT. KISB dapat dilihat pada Tabel 9-17.
Dalam pengelolaan keselamatan kerja, PT. KISB membuat Job Safety Analysis
(JSA). JSA berfungsi untuk mengidentifikasi setiap potensi bahaya yang akan timbul dan
cara pencegahan yang tepat, sehingga kecelakaan kerja bisa diminimalisir.

Tabel 9-17 Daftar SOP di PT. KISB

No SOP

1 Land Clearing

2 Soil Management

3 Overburden Management

4 Loading and Hauling

5 Disposal Management

6 Commodity Getting

7 Commodity Transport – Coal Hauling

8 Commodity Process

9 Stockpile Management

10 Dewatering System

11 Erosion and Sedimentation Management

12 Land Sliding Management

13 Drainage System

14 Road Maintenance

15 Pengelolaan KO Pertambangan

9.2.2.1.1 Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan Kerja

Keberhasilan pengelolaan keselamatan kerja tidak akan terlepas dari kemampuan dan
keterampilan SDM yang menjalankan pekerjaan pertambangan. Pendidikan dan pelatihan
yang memadai diperlukan dalam pelaksanaan K3 di lokasi pertambangan. Pendidikan dan
pelatihan diberikan kepada pekerja baru, pekerja tambang untuk tugas baru, pelatihan untuk
menghadapi bahaya dan pelatihan penyegaran tahunan atau pendidikan dan pelatihan
lainnya. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan disesuaikan dengan kegiatan, jenis, dan risiko
pekerjaan pada kegiatan usaha pertambangan.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-54
Penyusunan Program Pendidikan & Pelatihan Keselamatan Kerja didasarkan:
a. Pengumpulan data dan informasi (pekerjaan dan pekerja)
b. Penyusunan TNA
c. Pelaksanaan pendidikan & pelatihan (on the job/off the job)
d. Pemantauan dan evaluasi program pendidikan dan pelatihan
e. Tindak lanjut perbaikan dan peningkatan.
Program pedidikan dan pelatihan keselamatan kerja yang akan ditetapkan bagi
karyawan PT. KISB dapat dilihat pada Tabel 9-18.

Tabel 9-18 Program pendidikan dan pelatihan keselamatan kerja yang akan direncanakan bagi karyawan PT. KISB

No Nama Pendidikan dan Pelatihan

1 POP

2 POM

3 Sertifikasi Kepala Teknik Tambang/POU

4 Sistem Manajemen K3 Umum

5 Strategi Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan

6 K3

7 Proper

8 ISO 14001 dan OHSAS 18001

9 Pelatihan keselamatan kerja

10 Workshop Keselamatan kerja untuk pekerja baru

9.2.2.1.2. Kampanye

Kampanye keselamatan kerja dilakukan sebagai salah satu upaya peningkatan kinerja
keselamatan kerja. Substansi kampanye disusun dengan mempertimbangkan:
a. Peraturan perundangan & standar yang berlaku;
b. Persyaratan lainnya yang terkait;
c. Keterkaitan dengan program keselamatan secara umum;
d. Pengenalan/pemahaman, hambatan/tantangan berkaitan dengan isu KP;
e. Hasil evaluasi kinerja KP;
f. Hasil Inspeksi dan Investigasi;
g. Hasil Manajemen Risiko; dan
h. Level kompetensi pekerja.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-55
Program Kampanye di PT. KISB akan dilakukan secara rutin setiap 3 bulan sekali.
Program kampanye yang akan di lakukan di PT. KISB bisa berupa penempelan papan
peringatan dan simulasi sistem keselamatan pertambangan. Contoh kampanye yang akan
dilakukan di PT. KISB dapat dilihat pada Gambar 9-7.

Gambar 9-7 Contoh kampanye yang akan dilakukan di PT. KISB.

9.2.2.1.3. Administrasi Keselamtan Kerja

Administrasi keselamatan kerja mencakup:


a. Buku tambang;
b. Buku daftar kecelakaan tambang;
c. Pelaporan keselamatan kerja;
d. RKAB keselamatan kerja;
e. Prosedur/Instruksi kerja; dan
f. Dokumen dan laporan pemenuhan kompetensi dan ketentuan peraturan perundangan.

9.2.2.1.4. Manajemen Keadaan Darurat

Manajemen keadaan darurat mencakup:


a. Identifikasi dan penilaian potensi keadaan darurat (tingkat keparahan/kerugian,
dampak terhadap operasi tambang);
b. Pencegahan keadaan darurat (kebijakan/peraturan, inspeksi, perawatan);

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-56
c. Kesiapsiagaan keadaan darurat (ERT, sarana & prasarana, emergency plan, drill, dan
pelatihan);
d. Respon keadaan darurat; dan
e. Pemulihan keadaan darurat (tim pemulihan, pembersihan lokasi, investigasi, estimasi
kerugian, dan pelaporan pasca kejadian).
Tim Keselamatan Pertambangan PT. KISB bertindak untuk penanggulangan kondisi
darurat, termasuk prosedur yang harus dilakukan. Berikut ini adalah prosedur (SOP) terkait
kondisi berbahaya di lingkungan kerja tambang:
1. Kebakaran
Bila ada yang melaporkan emergency kebakaran hingga 3 kali melalui channel radio,
maka:
a. Menghentikan semua pekerjaan/kegiatan
b. Keluar melalui pintu darurat terdekat, menuju tempat berkumpul yang telah
ditentukan. Setiap tempat berkumpul yang ditentukan terdapat 1 orang pengawas
(team evakuasi).
c. Satgas damkar di setiap area site melaporkan ke channel command center atau
Ketua Tim Tanggap Darurat (TTD) melalui telepon atau SHE Departement.
d. Anggota Satgas Damkar berusaha memadamkan api jika aman bagi dirinya.
e. Berjalan (jangan lari) menuju tempat berkumpul yang telah ditentukan dan
berkumpul secara berkelompok untuk perhitungan.
f. Satgas Damkar dari masing-masing area atau karyawan yang telah ditunjuk
melakukan perhitungan jumlah personil pada tempat berkumpul untuk
memastikan seluruh penghuni / karyawan yang bekerja pada gedung / area
tersebut telah keluar dari bangunan.
g. Ikuti petunjuk atau arahan dari Incident Commander atau Ketua TTD.
h. Dilarang masuk kembali ke gedung / area tersebut sebelum mendapat izin dari
Incident Commander atau Ketua TTD.
2. Huru Hara
Bila ada yang melaporkan emergency hingga 3 kali melalui channel radio, maka:
a. Hentikan semua pekerjaan / kegiatan.
b. Keluarlah melalui pintu keluar darurat terdekat, menuju tempat berkumpul yang
telah ditentukan. Setiap tempat berkumpul yang ditentukan terdapat 1 orang
pengawas (Team Evakuasi).

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-57
c. Satgas Pengamanan di setiap area site melaporkan ke channel command center /
ketua TTD melalui telepon
d. Satgas Pengamanan berusaha meredam emosi masa jika aman bagi dirinya dan
ketua TTD segera melapor ke Polisi terdekat dan koordinasi dengan KTT.
e. Berjalanlah (jangan lari) menuju tempat berkumpul yang telah ditentukan dan
berkumpullah secara berkelompok untuk perhitungan.
f. Satgas Pengamanan dari masing-masing area atau karyawan yang telah ditunjuk
melakukan perhitungan jumlah personil pada tempat berkumpul untuk
memastikan seluruh penghuni / karyawan yang bekerja pada gedung / area
tambang tersebut telah keluar dari bangunan / area tambang.
g. Ikutilah petunjuk atau arahan dari Incident Commander / Ketua TTD.
h. Dilarang masuk kembali ke gedung / area tersebut sebelum mendapat izin dari
Incident Commander / Ketua TTD.
3. Tanggul Sediment Pond Jebol
Bila ada yang melaporkan emergency hingga 3 kali melalui channel radio, maka:
a. Hentikan semua pekerjaan / kegiatan.
b. Petugas Sediment Pond melaporkan ke channel command center / ketua TTD
melalui telepon.
c. Petugas area dan anggota satgas evakuasi berusaha koordinasi dengan GL
lapangan melakukan evakuasi pembenahan tanggul tersebut dengan Excavator
PC supaya air asam tambang tidak mencemari lingkungan.
d. Ikutilah petunjuk atau arahan dari Incident Commander / Ketua TTD.
4. Tumpahan Solar di Sump
Bila ada yang melaporkan emergency hingga 3 kali melalui channel radio, maka:
a. Hentikan semua pekerjaan / kegiatan.
b. Petugas Pit servis melaporkan ke channel command center / ketua TTD melalui
telepon.
c. Petugas Pit servis dan anggota satgas evakuasi berusaha koordinasi dengan GL
lapangan melakukan evakuasi yaitu matikan semua pompa yang memompa air
sump, cari busa dan bambu untuk penyerapan oli di permukaan air sump untuk
mengurangi volume solar yang tumpah supaya tidak menyebar ke semua
permukaan sump dengan perahu yang ada.
d. Siapkan drum kosong dan corong hasil serapan busa diperas dimasukan dalam

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-58
drum, lakukan penyerapan kembali sampai air sump benar-benar bersih.
e. Ikutilah petunjuk atau arahan dari Incident Commander / Ketua TTD.

9.2.2.1.5. Inspeksi Keselamatan Kerja

PT. KISB akan melakukan inspeksi keselamatan kerja di setiap area kerja dan
kegiatan. Tahapan inspeksi keselamatan kerja yang akan dilakukan oleh PT. KISB meliputi:
a. Perencanaan inspeksi (objek, jadwal, petugas, metode, biaya);
b. Persiapan inspeksi (prosedur, alat ukur & uji, kelengkapan dokumentasi);
c. Pelaksanaan inspeksi;
d. Rekomendasi dan tindak lanjut hasil inspeksi;
e. Evaluasi inspeksi; dan
f. Laporan dan penyebarluasan hasil inspeksi.
Inspeksi keselamatan kerja di PT. KISB akan dilakukan setiap bulan sekali dan jika
ada keadaan darurat.

9.2.2.1.6. Penyelidikan Kecelakaan Dan Kejadian Berbahaya

PT. KISB akan melakukan penyelidikan kecelakaan dan kejadian berbahaya sesegera
mungkin sebelum 2 x 24 jam. Tahapan penyelidikan kecelakaan dan kejadian berbahaya di
PT. KISB meliputi:
a. Persiapan (tim, alat ukur & uji, pengumpulan data & dokumen);
b. Pelaksanaan inspeksi (lokasi, sarana/prasarana, peralatan/instalasi, wawancara saksi
lngsung/tidak langsung, tindakan pengamanan/ pencegahan, membuat analisis &
menentukan tindakan koreksi);
c. Pelaporan (BA, pelaporan pasca investigasi ke KAIT);
d. Pemantauan pelaksanaan tindakan koreksi; dan
e. Evaluasi penyelidikan kecelakaan/kejadian berbahaya.

9.2.2.2. Pengelolaan Kesehatan Kerja

PT. KISB berkomitmen dalam pengelolaan kesehatan kerja. Kesehatan kerja yang
akan diterapkan di PT. KISB dituangkan dalam 4 Aspek meliputi:
1. Program Kesehatan Kerja,
2. Higiene dan sanitasi

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-59
3. Pengelolaan ergonomis,
4. Pengelolaan makanan/minuman dan gizi pekerja.
5. Diagnosis dan pemeriksaan Penyakit Akibat Kerja (PAK)
Kesehatan kerja akan berdampak pada produktivitas karyawan, apabila kondisi
karyawan tersebut dalam keadaan sehat akan menghasilkan performa yang optimal, sehingga
target yang ditentukan oleh perusahaan dapat tercapai.

9.2.2.2.1. Program Kesehatan Kerja

PT. KISB akan menyusun program kesehatan kerja melalui pendekatan 4 pillar
Kesehatan yaitu Promotif, Preventif, Kuratif, Rehabilitatif. Program kesehatan kerja yang
akan diterapkan di PT. KISB terdiri dari:
a. Pemeriksaan kesehatan (assessment pekerja, pemantauan, pengobatan, dan
rehabilitasi)
Program pemeriksaan kesehatan di PT. KISB akan diterapkan kepada pekerja baru dan
pekerja lama. Untuk karyawan baru sebelum diterima bekerja di PT. KISB harus
melakukan medical checkup untuk menjelaskan kondisi kesehatan karyawan baru.
Untuk karyawan lama medical checkup akan dilakukan per tahun.
b. Pelayanan kesehatan;
Pelayanan Kesehatan yang di terapkan di PT. KISB ditujukan untuk seluruh karyawan
dan keluarga karyawan di fasilitas Kesehatan masyarakat.
c. Pertolongan pertama pada kecelakaan
PT. KISB dalam pertolongan pertaman pada kecelakaan menyediakan petugas yang
terlatih dan dibekali dengan pengetahuan pertolongan pertama, petugas tersebut akan
membawa ke fasilitas kesehatan setempat.
d. Pengelolaan kelelahan kerja
PT. KISB melakukan pengelolaan kelelahan kerja dengan cara membuat system pola
gilir kerja yang baik, mengadakan pelatihan kepada karyawan agar bekerja dengan
efisien dan efektif serta sosialisasi dampak dari kelelahan kerja.
e. Pengelolaan pekerja tambang yang bekerja di tempat berisiko tinggi
Pekerja tambang yang bekerja di tempat berisiko tinggi diberi bekal pelatihan,
peralatan dan skill yang baik.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-60
f. Rekaman data kesehatan kerja
PT. KISB akan mendokumentasikan kesehatan para pekerja yang ada di lingkup PT.
KISB.

9.2.2.2.2. Higiene dan Sanitasi

Higiene dan sanitasi PT. KISB akan dilakukan dengan menyediakan fasilitas untuk
menunjang tercapainya higienitas, serta melakukan pengelolaan sanitasi di area kerja.
Program higiene dan sanitasi yang akan diterapkan di PT. KISB:
1. Menyediakan toilet yang bersih
2. Menyediakan tempat cuci tangan
3. Menyediakan tempat sampah diberbagai lokasi
4. Menyediakan tempat penyimpanan limbah B3
5. Menyediakan sanitasi yang baik.
6. Menyediakan poster - poster tentang Kesehatan kerja.

Gambar 9-8 Contoh Penerapan Higiene Dan Sanitasi di PT. KISB

9.2.2.2.3. Pengelolaan Ergonomis / Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja adalah kondisi tempat kerja yang dipengaruhi dua faktor, yakni
faktor fisik dan faktor manusia. 2 faktor tersebut dapat memberikan kesan menyenangkan,
aman, tentram, perasaan betah atau kerasan, dan lain sebagainya. Pengaturan lingkungan
kerja yang nyaman memberikan dampak positif bagi para pekerja. Standar ISO 9001
menyertakan aspek lingkungan kerja sebagai salah satu bagian dari resource management
ISO 9001:2008-6.4 Lingkungan kerja. Organisasi harus menetapkan dan mengelola
lingkungan kerja guna memenuhi persyaratan produk.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-61
PT. KISB melakukan pengelolaan ergonomi dengan mengelola kesesuaian antara
pekerjaan, lingkungan kerja, peralatan, dan pekerja. Tahapan pengelolaan ergonomic yang
dilakukan oleh PT. KISB adalah:
1. Melakukan identifikasi dan penilaian risiko ergonomi, serta pengendalian berdasarkan
hasil ergonomic risk assessment;
2. Menyediakan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan yang sesuai dengan kemampuan,
kondisi, dan postur pekerja
PT. KISB akan menyediakan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan pekerja.
3. Menyediakan prosedur kerja sesuai dengan kapasitas pekerja
PT. KISB membuat SOP disetiap pekerjaannya. SOP tersebut menjelaskan tentang
metode kerja atau cara kerja dan panduan keselamatan kerja, termasuk penggunaan APD
sebagai perlengkapan kerja.
4. Menyediakan perlengkapan penunjang untuk mendukung pekerjaan.
Rancangan ergonomic yang akan di terapkan di PT. KISB akan meminimalkan faktor
fisik yang mempengaruhi kondisi kerja yaitu: Suhu, hygiene, vibrasi/getaran, kebisingan,
kelembaban, polusi, pencahayaan, kebersihan dan air flow.

9.2.2.2.4. Pengelolaan Makanan, Minuman dan Gizi Pekerja

Pengelolaan makanan, minuman, dan gizi pekerja tambang dilakukan dengan


memastikan bahwa penyediaan makanan dan minuman telah memenuhi syarat keamanan,
kecukupan, dan higienitas sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta mempertimbangkan
aspek keseimbangan gizi pekerja.
PT. KISB akan memastikan makanan pekerja sesuai dengan kecukupan gizi.
Penyediaan makanan dan minuman akan di Kelola oleh pihak ketiga.
a. Syarat Umum
Untuk menyelenggarakan makan tenaga kerja secara umum diperlukan persyaratan
minimal yang meliputi:
• Mempunyai dapur
• Mempunyai tenaga gizi
• Mempunyai tenaga pelaksana
• Mematuhiperaturan perundangan yang berlaku
b. Keadaan Bahan Makanan
Semua jenis bahan makanan perlu mendapat perhatian secara fisik serta kesegarannya

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-62
terjamin, terutama bahan-bahan makanan yang mudah membusuk atau rusak seperti
daging, ikan, susu, telor, makanan dalam kaleng, buah, dsb.
c. Cara Penyimpanan Bahan Makanan
• Penyimpanan harus dilakukan ditempat yang bersih dan memenuhi syarat.
• Barang-barang agar disusun dengan baik sehingga mudah diambil, tidak
memberi kesempatan serangga atau tikus untuk bersarang, terhindar dari lalat
atau tikus dan untuk produk yang mudah busuk atau rusak agar disimpan pada
suhu yang dingin.
d. Proses Pengolahan
• Tempat pengolahan makanan harus mempunyai syarat sanitasi.
• Tenaga pengolah makanan / Penjamah akanan harus selalu dalam keadan sehat,
menjaga kebersihan badan dan terampil
• Cara pengolahan makanan harus dilakaaukan dengan baik dan harus dihindarkan
terjadinya kerusakan-kerusakan makanan sebagai akibat cara pengolahan yang
salah dan mengikui kaidah atau prinsip-prinsip higiene dan sanitasi yang baik.
e. Pengangkutan Makanan Masak
Pengangkutan makan dari tempat pengolahan ke tempat penyajian atau penyimpanan
agar tidak terjadi kontaminasi baik dari serangga, debu maupun bakteri.
f. Cara Penyimpanan Makanan Masak
Penyimpanan makanan harus diatur sesuai jenis makananan yang disimpan, terutama
mengenai suhu yang diperlukan untuk masing-masing jenis makanan.
g. Cara Penyajian Makanan Masak
Makanan harus terhindar dari pencemaran, peralatan yang digunakan dalam kondisi
baik dan bersih, petugas yang menyajikan harus sopan serta senantiasa menjaga
kesehatan dan kebersihan pakaiannya.
h. Pengelolaan Gizi Makanan
Makanan harus dikelola dengan memperhatikan kebutuhan kandungan gizi bagi
pekerja baik jenis maupun jumlahnya.

9.2.2.2.5. Diagnosis dan pemeriksaan penyakit akibat kerja.

Diagnosis penyakit akibat kerja ditegakkan melalui serangkaian tahapan


pemeriksaan klinis, kondisi pekerja tambang, serta kondisi lingkungan kerja. Status Penyakit

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-63
Akibat Kerja berdasarkan hasil pemeriksaan setelah membuktikan hubungan sebab akibat
antara penyakit dengan pekerjaan dan/atau lingkungan kerjanya.
a. Pemetaan Potensi Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Non-PAK
Perusahaan harus melakukan pemetaan potensi Penyaki Akibat Kerja
berdasarkan:
• Risk Register terkait bahaya kesehatan departemen
• Hasil pengukuran parameter bahaya fisika, kimia, biologi dan ergonomi
• Data historis penyakit di tiap departemen
b. Pemantauan Berkala
• Pemeriksaan Kesehatan (Medical Chek Up)
Medical Check Up dilakukan terhadap karyawan yang akan bergabung, yang
telah menjadi karyawan secara berkala (tahunan) dan karyawan khusus yang
harus mengikuti pemeriksaan kesehatan secara khusus dikarenakan jenis
aktivitas atau status MCU sebelumnya terdapat hal yang perlu ditindaklanjuti.
Semua data kesehatan pekerja harus tercatat, di dokumentasikan dan dipelihara
dengan baik.
• Pengukuran Occupational Hygiene (fisika, kimia, biologi dan ergonomi)
Secara berkala (pengukuran eksternal minimal setahun sekali) dilakukan
pengukuran parameter faktor fisika, kimia, biologi dan/ atau ergonomi untuk
memastikan tingkat pajanan yang ada masih di bawah Nilai Ambang Batas
(NAB).
Hasil pemantauan berkala di atas menjadi bahan evaluasi dan dapat menjadi masukan
bagi pemetaan ulang potensi PAK.

9.2.2.3. Pengelolaan Lingkungan Kerja

Pengelolaan lingkungan kerja di PT. KISB akan dilakukan oleh KTT/PTL dengan
mekanisme:
➢ Menunjuk petugas hygiene industry;
➢ Melakukan IBPR lingkungan kerja terhadap pekerja di tempat kerja;
➢ Menyusun, menetapkan, mensosialisasikan, menerapkan, mendokumentasikan dan
mengevaluasi prosedur pengelolaan;
➢ Menyusun, mensosialisasikan, menerapkan dan mengevaluasi program pengelolaan
lingkungan kerja sesuai dokumen RKAB;

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-64
➢ Melaksanakan pengukuran lingkungan kerjasesuai dengan ketentuan yang berlaku;
➢ Mengevaluasi, menindaklanjuti, dan mendokumentasikan hasil pengukuran;
➢ Menyampaikan laporan berkala.
Pengelolaan lingkungan kerja di PT. KISB akan dilakukan melalui tahapan:
1. Antisipasi
Antisipasi ini dilakukan dengan cara menginventarisasi bahaya dan risiko dari
penggunaan sarana, prasarana, dan instalasi.
2. Pengenalan
PT. KISB melakukan pengenalan bahaya melalui karakteristik, jenis, bentuk dan
ukurannya
3. Evaluasi
PT. KISB melakukan pengukuran dan pelatihan secara berkala, melibatkan petugas
hygene industry yang berkompeten.
Pengendalian pengelolaan lingkungan dilakukan mengacu kepada hierarki
pengendalian, sesuai dengan hasil evaluasi. Sehingga bahaya lingkungan kerja bisa
dihilangkan/dikurangi paparannya/ pajanannya bagi pekerja yang bekerja di area tersebut.
Pengelolaan lingkungan kerja meliputi: Pengelolaan debu, Pengelolaan kebisingan,
Pengelolaan getaran, Pengelolaan pencahayaan, Pengelolaan kuantitas dan kualitas udara
kerja, Pengelolaan iklim kerja, Pengelolaan radiasi, Pengelolaan faktor kimia, Pengelolaan
faktor biologi, Pengelolaan kebersihan lingkungan kerja.

9.2.2.3.1. Pengelolaan Debu

Pengelolaan debu di area pertambangan PT. KISB dilakukan dengan cara peyiraman
daerah-daerah yang berdebu secara berkala agar debu yang di timbulkan dari kegiatan
penambangan tidak membahayakan keselamatan dan kesehatan pekerja.

9.2.2.3.2. Pengelolaan Kebisingan

Pengelolaan kebisingan di area pertambangan PT. KISB dilakukan dengan cara


isolasi, teknis (rekayasa engineering), administratif, dan penggunaan alat pelindung telinga,
serta pelaksanaan program penyuluhan peraturan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
serta memberikan pengawasan dan disesuaikan dengan faktor kelayakan ekonomi, faktor
safety, kemudahan operasi alat, dan kemudahan perawatan (maintenance). PT. KISB akan
membuat prosedur terkait pengelolaan kebisingan.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-65
9.2.2.3.3. Pengelolaan Getaran

Pengelolaan getaran yang terjadi di area pertambangan PT. KISB dilakukan dengan
cara mengidentifikan sumber getaran dan mencari solusi untuk meminimalkan sumber
getaran. Kemungkinan besar sumber getaran yang akan terjasi di lingkungan kerja PT. KISB
dari getaran mesin dan kendaraan. Untuk meminimalkan getaran tersebut dilakukan:
a. perawatan pada dengan memberikan pelumas (oli) agar mesin tidak menimbulkan
getaran.
b. Memberikan alat/ bahan peredam getaran seperti karet pada area yang memiliki getaran
yang tinggi atau pada daerah operator berada.

9.2.2.3.4. Pengelolaan Pencahayaan

PT. KISB melakukan proses penambangan 12 jam sehari, tetapi tidak menutup
kemungkinan di kemudian hari, utuk mengejar target produksi. Penambangan dilakukan 24
jam. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap sistem pencahayaan di area tambang. PT. KISB
akan membuat penerangan buatan di area pertambangan pada malam hari dengan Tower
lamp. Setiap area kerja bahkan jalan-jalan tambang sampai Pit Stop akan dibangun Tower
Lamp disekitarnya. Tower lamp yang akan dibangun mengacu pada syarat tentang
penerangan sesuai dengan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No.
7 tahun 1964, tentang syarat-syarat kesehatan, kebersihan, dan penerangan ditempat kerja.
Tower lamp yang akan dibangun diarea pertambangan minimal 50 lux agar didapatkan
intensitas penerangan yang baik.

9.2.2.3.5. Pengelolaan Kuantitas Dan Kualitas Udara Kerja

Untuk mengelola kuantitas dan kualitas udara kerja, PT. KISB akan membuat
rancangan sistem ventilasi tambang yang baik. Pada area penunjang lain akan dilakukan
penambahan blower pada tiap ruang kerja agar udara tercukupi. PT. KISB juga akan
membuat rancangan pemodelan sirkulasi udara baru. Untuk menjaga kuantitas dan kualitas
udara tambang maka harus tetap dilakukan pengontrolan secara rutin, baik itu pengontrolan
harian, mingguan, ataupun bulanan.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-66
9.2.2.3.6. Pengelolaan Iklim Kerja

Iklim kerja adalah suatu kombinasi dari suhu kerja, kelembaban udara, kecepatan
gerakan udara dan suhu radiasi pada suatu tempat kerja. Cuaca kerja yang tidak nyaman,
tidak sesuai dengan syarat yang ditentukan dapat menurunkan kapasitas kerja yang berakibat
menurunnya efisiensi dan produktivitas kerja (Subaris, dkk, 2008).
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor, iklim kerja
adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi
akibat dari tingkat pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat dari
pekerjaannya (PER.13/MEN/X/2011).
PT. KISB akan melakukan pengendalian dan pengelolaan iklim kerja sebagai
berikut:
a. Pengendalian teknik
Merupakan usaha yang paling efektif untuk mengurangi pajanan lingkungan panas
yang berlebihan, dengan cara:
1. Mengurangi produksi panas metabolik dalam tubuh.
2. Otomatisasi dan mekanisasi beban tugas akan meminimalisasi kebutuhan kerja
fisik para tenaga kerja.
3. Mengurangi penyebaran panas radiasi dari permukaan benda-benda yang panas,
dengan cara memberikan Isolasi/penyekat dan perisai.
4. Mengurangi bertambahnya panas konveksi. Kipas angin untuk meningkatkan
kecepatan gerak udara di ruang kerja yang panas.
5. Mengurangi kelembaban. AC, peralatan penarik kelembaban, dan upaya lain
untuk mengeliminasi uap panas sehingga dapat mengurangi kelembapan di
lingkungan kerja.
b. Pengendalian administratif
1. Periode aklimatisasi yang cukup sebelum melaksanakan beban kerja yang penuh.
2. Untuk mempersingkat pajanan dibutuhkan jadwal istirahat yang pendek tetapi
sering dan rotasi tenaga kerja yang memadai.
3. Ruangan dengan penyejuk udara (AC) perlu disediakan untuk memberikan efek
pendinginan pada para tenaga kerja waktu istirahat.
4. Penyediaan air minum yang cukup.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-67
9.2.2.3.7. Pengelolaan Radiasi

PT. KISB akan melakukan pengelolaan radiasi dengan cara:


a. Memetakan sumber radiasi
b. Memindahkan pekerja sejauh mungkin dari sumber radiasi
c. Mengadakan sosialisasi tentang dampak radiasi
d. Melakukan upaya Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) pada masyarakat secara
terpadu agar masyarakat mempunyai pengetahuan yang benar tentang manfaat dan
risiko radiasi dari kegiatan tambang, sehingga masyarakat dapat mencegah atau
meminimisasikan risiko akibat pajanan radiasi.
e. melakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup terhadap bekas galian tambang yang
meninggalkan kolong atau lubang yang berpotensi sebagai tempat perindukan nyamuk
vektor penyakit malaria clan sumber pajanan radiasi yang diikuti dengan pembinaan,
pengawasan dan kemitraan.

9.2.2.3.8. Pengelolaan Faktor kimia

PT. KISB akan melakukan pengelolaan faktor kimia dari kegiatan penambanngan
dengan cara melakukan sosialisai dan pelatihan pada pekerja agar para pekerja tidak terpapar
bahan kimia. Selain itu juga akan mengawasi para pekerja agar memakai APD

9.2.2.3.9. Pengelolaan Faktor biologi

PT. KISB akan melakukan pengelolaan faktor biologi dari kegiatan penambanngan
dengan cara melakukan program Higiene dan sanitasi yang baik. Dan pemetaan kesehataan
para pekerja. Agar diketahui pekerja yang sakit memakai alat pelindung diri missal masker
agar tidak menulari pekerja lainnya.

9.2.2.3.10. Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Kerja

Pengelolaan kebersihan lingkungan kerja yang dilakukan di PT. KISB dengan cara
menerapkan Higiene dan sanitasi dengan menyediakan fasilitas untuk menunjang
tercapainya higienitas, serta melakukan pengelolaan sanitasi di area kerja. Program higiene
dan sanitasi yang akan diterapkan di PT. KISB:
1. Menyediakan toilet yang bersih
2. Menyediakan tempat cuci tangan

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-68
3. Menyediakan tempat sampah diberbagai lokasi.
PT. KISB juga menyediakan pekerja yang khusus untuk membesihkan area kerja.
Para area penambangan, dilakukan sistem pola gilir untuk membersihkan tempat kerja.

9.2.2.4. Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan

Sistem Manajemen Pertambangan (SMKP) di pertambangan mengacu pada Permen


ESDM No. 26 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang Baik dan
Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara dan dan Keputusan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral Nomor 1827.K/30/MEM/2018 Lampiran IV. SMKP ini bersifat
mandatory/ wajib di jalankan untuk semua perusahaan pertambangan atau perusahaan jasa
pertambangan. SMKP menjadi acuan bagi semua perusahaan tambang di Indonesia dalam
melaksanakan sistem keselamatan pertambangan, walaupun mereka sudah menerapkan
sistem manajemen keselamatan yang sudah ada baik dari dalam/luar negeri seperti: OHSAS
18001, SMK3, AS/NZS 4801:2001, APOSHO Standar 2000, DR 96311, Safety Map, VPP
OSHA, ISRS, SA8000, BS8800, ILO OSH2001.
Dasar pertimbangan penerapan SMKP Minerba adalah sebagai berikut :
a. Memenuhi ketentuan dalam peraturan perundang-undangan.
b. Menjamin pekerja tambang yang selamat dan sehat serta operasional tambang yang
aman, efisen, dan produktif dalam pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan, perlu
menerapkan sistem manajemen keselamatan pertambangan mineral dan batubara.
Penerapan SMKP minerba terdiri atas elemen sebagai berikut :
− Kebijakan.
− Perencanaan.
− Organisasi dan Personel.
− Implementasi.
− Pemantauan, Evaluasi dan Tindak Lanjut.
− Dokumentasi.
− Tinjauan Manajemen dan Peningkatan Kinerja

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-69
Kebijakan

Tinjauan
Manajemen dan Perencanaan
Peningkatan Kinerja

Organisasi &
Dokumentasi
Personel

Pemantauan,
Evaluasi & Tindak Implementasi
Lanjut

Gambar 9-9 Elemen Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan

PT. KISB menyadari bahwa keselamatan dan kesehatan kerja adalah pondasi untuk
menjalakan segala aktifitas kerja. Oleh karena itu, manajemen PT. KISB menuangkan
komitmen dalam bidang K3 dalam dokumen kebijakan K3 yang ditandatangani oleh
Direktur dan Kepala Teknik Tambang (KTT). Untuk memelihara dan meningkatkan
komitmen dalam aspek K3, maka fokus program kegiatan dibidang ini adalah untuk
mencegah terjadinya pelanggaran terhadap peraturan K3 yang bertujuan untuk menekan
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Selain itu, metode plan, Do, Check dan Action
(PDCA) senantiasa diimplementasikan dalam bidang K3 guna mencegah penyebab
kecelakaan terulang lagi.

9.2.3. Pengelolaan Keselamatan Operasi Pertambangan

PT. KISB fokus untuk menjadi perusahaan nasional yang memiliki standar yang
tinggi untuk semua kegiatan operasionalnya. PT. KISB bekerja secara profesional dalam
menyusun dan menetapkan prosedur, membuat program dan jadwal, melaksanakan
pemeliharaan/perawatan sarana/prasarana, instalasi dan peralatan pertambangan serta

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-70
mengevaluasi dan mendokumentasikan hasilnya. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk
komitmen PT. KISB untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja.
Dalam melakukan KO pertambangan, PT. KISB dikepalai oleh KTT yang
berwenang untuk membuat, mengambil keputusan, mengaplikasikan, mendokumentasikan
dan mengevaluasi prosedur pengelolaan KO pertambangan, KO Pertambangan harus
dikerjakan oleh tenaga teknik yang memiliki kompetensi. Petunjuk dan arahan baik dari
atasan maupun dari KTT telah dijabarkan secara tertulis dan disosialisasikan dalam bentuk
Standard Operating Procedure (SOP).
Pemantauan pelaksanaan SOP di lapangan, dilakukan secara rutin dan berkala
melalui inspeksi-inspeksi. Revisi atau perbaikan terhadap SOP juga dilakukan melalui
mekanisme Meeting Dept. HSE setiap minggu, baik dimaksudkan untuk menyempurnakan
prosedur atau untuk meningkatkan standar ke tingkatan yang lebih tinggi.

9.2.3.1. Sistem dan Pelaksanaan Pemeliharaan/Perawatan Sarana, Prasarana, Instalasi dan


Peralatan Pertambangan

Sistem dan pelaksanaan pemeliharaan perawatan sarana dan peralatan pertambangan


adalah merupakan kegiatan yang harus mendapatkan perhatian secara serius, hal ini
disebabkan karena tanpa adanya perawatan semua sarana dan peralatan tambang tidak akan
bisa bekerja atau berfungsi secara maksimal kemudian cenderung menjadi tidak aman untuk
keselamatan operasional tambang, dan dampaknya target produksi tidak bias tercapai.
Sistem dan Pelaksanaan Pemeliharaan/Perawatan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan
Peralatan Pertambangan yang akan dilakukan oleh PT. KISB antara lain;
1. menyusun, menetapkan, menerapkan, mendokumentasikan, dan mengevaluasi
prosedur pelaksanaan pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan pertambangan.
2. menetapkan program dan jadwal pelaksanaan pemeliharaan/perawatan berkala
terhadap sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan.
3. melaksanakan pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan
pertambangan sesuai dengan program dan jadwal yang telah ditetapkan.
4. menyediakan peralatan yang sesuai dan layak untuk pelaksanaan
pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan.
5. mengevaluasi secara berkala dan mendokumentasikan sistem dan pelaksanaan
pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-71
9.2.3.2. Pengamanan Instalasi

PT. KISB akan menyusun, menetapkan, menerapkan, mendokumentasikan, dan


mengevaluasi prosedur pengamanan instalasi. Pengamanan instalasi yang dimaksud
sekurang-kurangnya terdiri atas:
1. Instalasi kelistrikan;
2. Instalasi hydraulic;
3. Instalasi pneumatic;
4. Instalasi bahan bakar cair;
5. Instalasi gas;
6. Instalasi air;
7. Instalasi proteksi kebakaran; dan
8. Instalasi komunikasi.
PT. KISB akan menetapkan program dan jadwal pemeriksaan pengamanan instalasi
yang sudah ditetapkan. Perusahaan harus melaksanakan pemeriksaan berkala terhadap
pengamanan instalasi. Perusahaan akan mengevaluasi secara berkala dan
mendokumentasikan hasil pemeriksaan pengamanan instalasi.

9.2.3.3. Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi dan Peralatan Pertambangan

Perusahaan harus memiliki prosedur pengujian kelayakan (commissioning) sarana,


prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan. Selain itu harus dilakukan evaluasi secara
berkala dan mendokumentasikan hasil pengujian kelayakan yang telah dilakukan.
PT. KISB akan menyusun, menetapkan, menerapkan, mendokumentasikan, dan
mengevaluasi prosedur pengujian kelayakan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan
pertambangan.. Kegiatan ini disesuaikan dengan program SMKP yang diterapkan oleh
perusahaan. PT. KISB juga akan menetapkan program dan jadwal pengujian kelayakan
terhadap sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan. Di samping itu, PT. KISB
juga melakukan evaluasi secara berkala terhadap prosedur tersebut. Pengujian kelayakan
peralatan di PT. KISB dilakukan secara berkala, dimana unit genset dan instalasi listrik
direncanakan akan dilakukan setiap 3 bulan sekali oleh karyawan yang telah memiliki
kompetensi listrik, untuk penangkal petir dan jembatan timbang dilakukan setiap 6 bulan
sekali oleh pihak Dinas Perdagangan.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-72
9.2.3.4. Kompetensi Tenaga Teknik

PT. KISB akan menunjuk tenaga teknik yang memiliki kompetensi untuk menyusun
dan menetapkan prosedur, membuat program dan jadwal, melaksanakan
pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan, serta
mengevaluasi dan mendokumentasikan hasilnya. Setiap karyawan sebelum menangani
peralatan akan dilatih terlebih dahulu sehingga sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
Perusahaan akan menetapkan standar kompetensi bagi setiap posisi yang ada di
dalam organisasinya. Standar kompetensi tersebut menjadi acuan bagi KTT untuk
menetapkan program pelatihan yang diperlukan untuk mencapai standar kompetensi.
Departemen personalia membuat rencana pelatihan setiap tahunnya untuk
disesuaikan dengan rencana pemenuhan standar kompetensi. Rencana pelatihan tersebut
dikonsultasikan dengan Departmen HSE dan mendapat persetujuan oleh KTT. Berikut
standar kompetensi yang akan ditetapkan oleh PT KISB :
a. Pengawas Operasional
Selain dengan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, Perusahaan harus
memastikan bahwa pengawas operasional harus memiliki kompetensi sebagai
berikut:
• Pengawas Operasional Pertama untuk pengawas operasional yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab membawahi langsung para pekerja
tambang tingkat pelaksana atau yang lebih dikenal dengan istilah frontline
supervisor;
• Pengawas Operasional Madya untuk pengawas operasional yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab membawahi tingkat lower
management atau frontline supervisor; dan
• Pengawas Operasional Utama untuk pengawas operasional yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab membawahi langsung tingkat
middle management.
b. Pengawas Teknik
Pengawas Teknik harus memiliki kompetensi yang sesuai untuk pekerjaan
pemasangan, pemeliharaan serta pengoperasian dari sarana, prasarana, instalasi
dan peralatan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Pengawas Teknik juga
harus mampu untuk mehamami proses dan cara kerja dalam penyelidikan,
pemeriksaan dan pengujian untuk sarana, prasarana, instalasi dan peralatan yang

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-73
menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Kompetensi tersebut harus dibuktikan
dengan sertifikasi, izin, lisensi, dan sejenisnya yang dikeluarkan oleh instansi
pemerintah, institusi pendidikan dan atau badan pelatihan yang terakreditasi.
c. Tenaga Teknik Khusus
Kompetensi Tenaga Teknik Khusus disesuaikan dengan persyaratan perundangan
yang berlaku.

9.2.3.5. Evaluasi Laporan Hasil Kajian Teknis Pertambangan

PT. KISB melakukan kajian teknis untuk setiap kegiatan awal atau baru sebelum
dimulainya kegiatan pertambangan. Perusahaan harus melakukan kajian teknis untuk setiap
perubahan atau modifikasi terhadap proses, sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan
pertambangan. PT. KISB akan melaporkan hasil kajian teknis pertambangan tertentu sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan kepada Kepala Inspektur Tambang.

9.2.4. Organisasi dan Personil Keselamatan Pertambangan

Organisasi Keselamatan Pertambangan pada PT. KISB mempunyai wadah baik


secara struktural maupun fungsional yang diuraikan sebagai berikut:
a. Keselamatan Pertambangan Struktural
Puncak dari Keselamatan Pertambangan secara struktural adalah kepala Teknik
Tambang yang membawahi Departement Engineriing, setelah itu engineering
manager membawahi Departement HSE. Departement HSE ini akan mempunyai
tugas:
• Mengumpulkan data dan mencatat rincian dari setiap kecelakaan atau kejadian
berbahaya serta menganalisanya
• Mengumpulkan data mengenai daerah atau kegiatan yang sangat berpotensi
bahaya untuk mendapat pengawasan yang lebih ketat serta menyarankan
tatakerja yang aman untuk bekerja pada kegiatan tersebut.
• Menerapkan petunjuk keselamatan dan kesehatan kerja terhadap para pekerja
• Melakukan atau mengkoordinir pertemuan keselamatan dan kesehatan kerja,
ceramah, publikasi dan lain-lain
• Menyusun statistik kecelakaan
• Melakukan evaluasi keselamatan dan kesehatan kerja
• Membuat program kerja pelatihan

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-74
• Membuat program pembelian alat Keselamatan Pertambangan sesuai usulan
• Membuat program pembentukan komite
b. Keselamatan Pertambangan Fungsional
Wadah Keselamatan Pertambangan Fungsional ini adalah yang biasa disebut Komite
Keselamatan Pertambangan, yaitu tempat berkumpulnya orang yang dengan sukarela
atau atas penunjukan dari bagian kerjanya untuk ikut menangani keselamatan dan
kesehatan kerja di wilayah pertambangan. Oleh karena itu untuk melakukan
penanganan Keselamatan Pertambangan di dalam perusahaan perlu dibentuk sebuah
Komite Keselamatan Pertambangan (KKP), yang di dalamnya duduk wakil-wakil
dari setiap unit kerja yang ada di perusahaan. KKP ini bekerjasama dengan Kepala
Departement HSE yang berada di bawah manager engineering dan Kepala Teknik
Tambang.
Adapun tugas pokok dari KKP PT. KISB antara lain:
• Menjamin bahwa kebiasaan keselamatan dan kesehatan kerja harus selalu
dipatuhi oleh seluruh karyawan
• Melakukan pengkajian secara menyeluruh setiap kejadian kecelakaan kerja dan
membuat saran-saran perbaikan
• Membina kesadaran kerja yang aman dan selamat di kalangan karyawan
• Menjadi panutan dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja bagi para karyawan.
secara struktural tanggung jawab utama adalah kepala teknik yang dijabat oleh
manager tambang, dimana manager tambang sebagai kepala teknik mendelegasikan
tugasnya kepada bawahan yaitu department engineering yang dalam departemen
tersebut ada department HSE dalam bentuk seksi-seksi yang menangani Keselamatan
Pertambangan (HSE supervisor, HSe Foremen, Helper HSE, Paramedic dan admin
HSE) dimana seksi-seksi ini membuat program (pelatihan, pembentukan komite,
analisa statistik dll). Sedangkan secara fungsional, organisasi Keselamatan
Pertambangan dibentuk pada setiap unit kerja, mulai unit kerja penambangan hingga
pengapalan.
Secara fungsional organisasi Keselamatan Pertambangan pada setiap unit kerja
dikepalai oleh superintendent/manager unit kerja tersebut, tugas
superintendent/manager unit kerja ini (dalam Keselamatan Pertambangan) ini
didelegasikan pada setiap supervisor dibawahnya. Superintendent, supervisor dan
bawahannya melaksanakan Keselamatan Pertambangan tersebut berdasarkan

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-75
program Keselamatan Pertambangan yang dibuat oleh Superintendent Keselamatan
Pertambangan struktural.

Gambar 9-10 Organisasi Keselamatan Pertambangan Secara Struktural

9.2.5. Penyediaan Peralatan Pertambangan

Dalam melakukan kegiatan penambangan, peralatan penambangan yang akan


digunakan antara lain alat gali-muat, alat angkut, dan alat support. Daftar peralatan yang
akan dipakai pada kegiatan penambangan ini secara lengkap telah diuraikan pada bab 6.
Penyedian alat pertambangan berupa alat berat adalah bukan milik sendiri tetapi sewa alat
berat kepada kontraktor alat berat. Sedangkan untuk alat selain alat berat statusnya adalah
milik perusahaan unuk menunjang kegiatan operasional perusahaan.
Untuk dapat melakukan penanganan Keselamatan Pertambangan, maka pada unit
kerja yang ada di perusahaan dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan keselamatan
dan kesehataan kerja serta manual keselamatan dan kesehatan kerja.
Peralatan dan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja, seperti: peralatan
pemadam kebakaran, baju kerja standar, perlengkapan berupa rambu-rambu peringatan pada
lokasi- lokasi yang perlu diwaspadai, persimpangan jalan, tikungan jalan, kondisi jalan naik
dan jalan turun, area operasi alat-alat berat, dan lain-lain perlu dipasang, untuk meningkatkan
keselamatan serta agar setiap karyawan senantiasa berhati-hati pada saat melaksanakan
pekerjaan terutama pada lokasi-lokasi tersebut.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-76
Selain rambu-rambu peringatan, juga dapat dipakai sapaan atau himbauan, ajakan
kepada karyawan untuk senantiasa menyadari pentingnya keselamatan dan Keselamatan
Pertambangan, sapaan, himbauan atau ajakan itu berupa tulisan-tulisan dengan tema
Keselamatan Pertambangan di atas spanduk atau poster, yang dipasang pada lokasi- lokasi
yang strategis di sekitar kantor.
Manual keselamatan pertambangan adalah buku pedoman tentang standar
penanganan keselamatan dan kesehatan kerja pada perusahaan buku pedoman ini dibuat
untuk 2 kepentingan, yaitu: buku pedoman Keselamatan Pertambangan untuk level
manajemen dan buku pedoman Keselamatan Pertambangan untuk semua karyawan.
PT. KISB akan menyusun, menetapkan, menerapkan, mendokumentasikan,
memelihara, dan mengevaluasi prosedur untuk:
a. Penilaian kebutuhan alat pelindung diri dan alat keselamatan yang sesuai dengan
jenis pekerjaan dan bahaya yang timbul;
b. Penentuan dan penyediaan alat pelindung diri dan alat keselamatan dengan jumlah
yang memadai secara cuma-cuma;
c. Pembuatan matriks alat pelindung diri untuk setiap pekerjaan dan area khusus;
d. Evaluasi kepatuhan terhadap penggunaan dan perawatan alat pelindung diri dan alat
keselamatan; dan
e. Pelaksanaan pelatihan untuk pekerja tambang yang terkait dengan fungsi, manfaat,
penggunaan, dan perawatan alat pelindung diri dan alat keselamatan.
Beberapa peralatan keselamatan pertambangan yang akan disediakan oleh PT. KISB
adalah sebagai berikut:
a. alat pelindung diri
- safety helmet
- safety shoes
- glove
- kacamata pengaman dll
b. alat pantau
- pengukur cahaya
- pengukur debu
- pengukur kebisingan dll
c. alat penyelamat
- alat pemadam api

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-77
- alat pemutus arus listrik dll.

9.2.6. Rencana Penggunaan dan Pengamanan Bahan Peledak dan Bahan Berbahaya
Lainnya (Jika Menggunakan)

Dalam kegiatan penambangannya, PT. KISB tidak menggunakan bahan peledak, hal
ini dikarenakan material OB di PT. KISB tergolong batuan lunak dan masih bisa dijangkau
dengan kemampuan alat gali-muat untuk melakukan pemberaian.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 9-78
10. PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat (PPM) adalah merupakan tanggung


jawab sosial dari perusahaan dan dalam pelaksanaannya melibatkan sejauh mungkin
masyarakat sekitar tambang. PPM adalah upaya dalam rangka mendorong peningkatan
kehidupan masyarakat sekitar tambang, baik secara individual maupun kolektif agar tingkat
kehidupan masyarakat sekitar tambang menjadi lebih baik dan mandiri. PPM merupakan
proses tentang pengungkapan kesadaran masyarakat, dengan memajukan dan menggunakan
sumber daya manusia yang mengarah pada pemberdayaan individu dan komunitas sehingga
dapat memahami dan menyelesaikan permasalahan dan menciptakan kondisi baru untuk
kehidupan dan kesejahteraan bersama.
Dalam merancang dan mengimplementasikan program PPM, PT. KISB menjalankan
program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat sesuai dengan Undang-Undang No.
3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara pada pasal 108 ayat (1) berbunyi
“Pemegang IUP dan IUPK wajib menyusun program pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat”.
Menurut Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 7 tahun 2020
tentang Tata Cara Pemberian Wilayah, Perizinan, Dan Pelaporan Pada Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral Dan Batubara, yang berbunyi “Pemegang IUP dan IUPK wajib
menyusun, melaksanakan, dan menyampaikan laporan pelaksanaan program pengembangan
dan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”.
Dalam penyusunan program PPM, PT. KISB mengacu pada Keputusan Menteri
Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 1824 K/30/MEM/2018 Tahun 2018 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM), setiap
perusahaan yang bergerak dalam bidang pengelolaan sumber daya alam, maka perusahaan
wajib menyusun program rencana induk PPM, pihak perusahaan harus mempunyai
kepedulian atau rasa tanggung jawab sosial terhadap masyarakat yang ada di sekitar lokasi
kegiatan.
PPM adalah suatu proses kegiatan pembangunan yang bertumpu pada pemberdayaan
dan partisipasi masyarakat. Pemberdayaan yang dimaksud adalah pemberdayaan dalam
politik, ekonomi, maupun sosial yang menunjukkan adanya kemampuan mengolah dan
menggunakan kemampuannya untuk kesejahteraan bersama. Peran partisipasi masyarakat
ini menyangkut pula dalam hal pengambilan keputusan yang biasanya dilakukan oleh orang
lain, baik itu oleh aparat pemerintahan ataupun seorang ahli, maka melalui program PPM,

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 10-1
pengambilan keputusan berada dalam tangan komunitas. Dengan demikian masyarakat akan
diajak pada upaya yang bertanggung jawab untuk kelangsungan kehidupannya.
Upaya melibatkan masyarakat dalam program PPM PT. KISB dilakukan dengan
membentuk suatu forum kelembagaan yang yang diberi nama Forum Komunikasi
Masyarakat atau FKM beranggotakan tiga komponen yaitu Pemerintah, Perusahaan dan
Masyarakat sendiri, dengan fungsi sebagai wadah antar anggota untuk saling berinteraksi
dalam rangka mempersiapkan program CSR sesuai dengan skala prioritas dan kebutuhan.
Garis koordinasi antar anggota kelembagaan adalah Pemerintah menjadi koordinator, PT.
KISB merupakan salah satu anggotanya yang menjadi donatur sekaligus perencana dan
pelaksana program CSR tersebut. Masyarakat menjadi sasaran program sekaligus
diharapkan terlibat secara aktif dalam pelaksanaan program tersebut. Pada dasarnya tiap
program dipersiapkan dengan mengacu pada asas kemandirian dan kesinambungan hingga
manfaatnya dapat terus dirasakan meskipun suatu saat kelak operasi tambang PT. KISB telah
berakhir.
Visi, misi, dan tujuan dari program PPM PT. KISB diringkas sebagai berikut;
• Visi
Mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) sebagai kontribusi signifikan
menuju pembangunan daerah yang mandiri dan berkelanjutan.
• Misi
1. Mempromosikan program tanggung jawab sosial perusahaan sebagai bentuk
kepatuhan terhadap seluruh regulasi dan meminimalisasi dampak negatif serta
memaksimalisasi dampak positif operasi perusahaan.
2. Membangun kemitraan 3 sektor antara perusahaan, pemerintah dan masyarakat
dalam melaksanakan program dan tanggung jawab sosial perusahaan yang tepat guna
dan tepat sasaran.
3. Menciptakan sinergi program dan sumber daya pembangunan yang dilaksanakan
secara bersama oleh pemerintah, perusahaan dan masyarakat kelompok lingkar
tambang, guna mendapatkan nilai tambah bagi kemandirian dan berkelanjutan
program PPM.
• Tujuan
Tujuan utama adanya program PPM ini adalah untuk meningkatkan taraf hidup dan
kondisi sosial masyarakat yang bersinergi dan berkelanjutan di sekitar lokasi tambang,
selain itu juga untuk membangun ekonomi masyarakat, mengembangkan sosial, budaya

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 10-2
dan lingkungan, pengembangan kelembagaan masyarakat dalam menunjang
kemandirian PPM, serta pembangunan infrastruktur untuk menunjang kegiatan PPM.
Adapun tujuan khusunya adalah :
a) Mendorong komunitas lingkar tambang ikut berkembang bersama perusahaan.
b) Menjadikan masyarakat sekitar tambang menjadi masyarakat ekonomi mandiri.
c) Melaksanakan kegiatan Pengembangan Masyarakat Bersama pemerintah setempat
dan komunitas lingkar tambang.
d) Mewujudkan konsep pengembangan masyarakat berdasarkan pengembangan
berkelanjutan.
e) Mencegah terjadinya disharmonisasi hubungan dengan komunitas lingkar
tambang.
f) Merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengembangkan kinerja
Pengembangan Masyarakat secara terus menerus.
Secara umum ada tiga cakupan ruang lingkup dalam pelaksanaan PPM PT. KISB,
antara lain:
1. Community services, merupakan pelayanan perusahaan untuk memenuhi kepentingan
masyarakat ataupun kepentingan umum. Pelayanan kepada masyarakat ialah berupa
bantuan pembangunan infrastruktur yang dapat menunjang terlaksananya program
hubungan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat.
2. Community empowerment, adalah program yang berkaitan dengan memberikan akses
yang lebih luas kepada masyarakat untuk menunjang kemandiriannya atau upaya
memperkuat kapasitas masyarakat dalam meningkatkan kualitas dan taraf hidup
masyarakat.
3. Community relation, merupakan kegiatan-kegiatan yang menyangkut pengembangan
kesepahaman melalui komunikasi dan informasi kepada para pihak yang terkait atau
stakeholder, yang umumnya banyak dilakukan kepada masyarakat setempat dan
pemerintah daerah.
Penyusunan program PPM melibatkan semua stakeholder terkait agar visi, misi, dan
tujuan program PPM tersebut bisa tercapai. Strategi penyusunan dan bagan alir pelaksanaan
program PPM PT. KISB dapat dilihat pada Gambar 10-1.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 10-3
Gambar 10-1 Strategi Penyusunan Program PPM PT.KISB

Tata cara penyusunan rencana induk rencaana kerja PPM PT. KISB, adalah sebagai
berikut:
• Perusahaan melakukan Kegiatan social mapping untuk mendapatkan data keadaan
ekonomi dan sosial masyarakat sekitar tambang.
• Sinkronisasi rencana induk dengan Blueprint Provinsi Kalimantan Tengah dan
Provinsi Kalimantan Selatan agar tidak terjadi tumpang tindih dengan program
pemerintah dan perusahaan lain.
• Rencana Induk PPM disusun berdasarkan pemetaan sosial untuk mendapatkan
gambaran kondisi awal masyarakat sekitar tambang (kesehatan, pendidikan, sosbud,
lingkungan kehidupan masyarakat, infrastruktur, kemandirian ekonomi, kelembagaan
komunitas masyarakat dlm menunjang kemandirian ekonomi).
• Rencana induk PPM sekurang – kurangnya memuat :
a. Program pada tahap kegiatan operasi produksi termasuk pascatambang
b. Waktu Pelaksanaan program
c. Rencana Pembiayaan
Dalam pelaksanaan Pengembangan Dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) PT.
KISB menerapkan sistem perencanaan terpadu dalam penyusunan skala perioritasnya yaitu:

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 10-4
A. Bottom Up Planning
Bottom Up Planning atau perencanaan berasal dari Bawah (Masyarakat), dimaksudkan
adalah dalam penetapan program kerja dan Rencana PPM PT. KISB menerapkan azas
partisifatif dari para stake holder, yang dirangkum dalam usulan – usulan program rencana
PPM. Adapun mekanisme Bottom Up Planning dilaksanakan melalui
pertemuan/Musyawarah antara pihak Perusahaan bersama Masyarakat dan aparat setempat
untuk bersama-sama merumuskan usulan-usulan dalam program rencana PPM sesuai
dengan kondisi suatu desa. Dalam perumusan usulan tersebut, Pihak perusahaan diwakili
oleh Perusahaan beserta Bidang-bidangnya, sementara Aparat pemerintah setempat diwakili
oleh aparat kecamatan, aparat Desa, Kepala Adat, dan Perwakilan dari Pemerintah
Kabupaten Tabalong dan Kapubaten Barito Timur. Sementara itu perwakilan dari
Masyarakat adalah Ketua Kelompok Adat, ketua kelompok Tani, Ketua RT, RW, dan Kepala
Desa/Kelurahan setempat beserta Masyakat yang tergabung dalam kelompok-kelompok
Koperasi Desa, dan sebagainya. Keterwakilan disini diharapkan dapat membawa aspirasi
seluruh masyarakat Desa setempat, terhadap respon dan usulan program Induk PPM tersebut
yang tentunya sesuai dengan Rencana Pembangunan daerah Kabupaten Tabalong dan
Kabupaten Barito Timur.
B. Top Down Planning
Top down Planning atau perencanaan dari atas (perusahaan). Top down Planning merupakan
kebijakan-kebijakan terkait dengan pertimbangan-pertimbangan pihak manajemen
perusahaan PT. KISB. Dalam Bottom Up Planning, seluruh aspirasi ditampung pada suatu
usulan program rencana induk PPM tahun selanjutnya, dan di kompilasi dengan Rencana
Pembangunan Daerah Kabupaten Kabupaten Tabalong dan Kabupaten Barito Timur dan
kebijakan manajemen perusahaan sehingga diperoleh suatu gambaran keputusan yang
tertuang dalam program rencana induk PPM PT. KISB. Diharapkan dengan adanya
Perencanaan dan meknisme tersebut keputusan dapat diterima semua pihak dan dilaksanakan
sesuai dengan harapan semua pihak. Faktor-faktor produksi dan margin perusahaan menjadi
suatu pertimbangan penting pihak manajemen dalam pengambilan kebijakan alokasi
anggaran PPM. Pengalokasian dana PPM tersusun berdasarkan Rencana Proyeksi
Pendapatan perusahaan selama 1 tahun dan kebijakan anggaran perusahaan.
C. Partisipatif
PPM adalah suatu proses kegiatan pembangunan yang bertumpu pada pemberdayaan dan
partisipasi masyarakat. Pemberdayaan yang dimaksud adalah pemberdayaan dalam politik,

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 10-5
ekonomi, maupun sosial yang menunjukkan adanya kemampuan mengolah dan
menggunakan kemampuannya untuk kesejahteraan bersama. Partisipasi merupakan salah
satu unsur penting dalam pengembangan masyarakat. Partisipasi adalah proses aktif dimana
inisiatif diambil oleh warga komunitas sendiri, dibimbing oleh cara berpikir mereka sendiri,
dengan menggunakan sarana dan proses (lembaga dan mekanisme) dimana mereka
menegaskan kontrol secara efektif. Peran partisipasi masyarakat ini menyangkut pula dalam
hal pengambilan keputusan yang biasanya dilakukan oleh orang lain, baik itu oleh aparat
pemerintahan ataupun seorang ahli, maka melalui program PPM, pengambilan keputusan
berada dalam tangan komunitas.
Dengan demikian masyarakat akan diajak pada upaya yang bertanggung jawab untuk
kelangsungan kehidupannya. PT. KISB berusaha menumbuhkan partisipasi komunitas lokal
dalam upaya pengembangan masyarakatnya dengan memberikan kesempatan kepada
mereka untuk mengelola sendiri sumber dayanya. Oleh karena itu, didirikanlah koperasi-
koperasi dan lembaga/yayasan yang dikelola oleh Perusahaan dengan melibatkan anggota
masyarakat. Walaupun hal tersebut akan didanai oleh PT. KISB, upaya untuk mendapatkan
dana tambahan tetap dilakukan. Tujuan dari rencana pembentukan Lembaga desa ini adalah
mendukung aspirasi masyarakat dan membantu mengidentifikasi dan menjalankan proyek
masyarakat yang berasal dari masyarakat.
Untuk pendistrubusian biaya PPM menggunakan sistem ring yaitu daerah pengaruh
kegiatan penambangan terhadap kegiatan masyarakat. Urutan Ring menentukan besaran
biaya PPM yang di salurkan. Penerima manfaat berdasarkan lokasi yang terkena dampak
langsung (ring 1, ring 2 dan ring 3) dapat disesuaikan dengan dokumen lingkungan.
a. Ring 1
Wilayahnya terkena dampak langsung dari kegiatan operasional pertambangan dengan
radius ± 10 km, merupakan lokasi dari keberadaan fasilitas utama perusahaan, dimana
masyarakat memiliki frekuensi hubungan tinggi dengan perusahaan. Lingkupnya adalah
satu atau beberapa desa yang wilayah atau area pencarian hidupnya terkena dampak
langsung dari kegiatan perusahaan baik yang bersifat dampak lingkungan dan social.
Lingkupnya adalah Desa Jango Kecamatan Petangkep tutui.
b. Ring 2
Wilayahnya terkena dampak lingkungan langsung dari kegiatan pertambangan dengan
radius 10 - 20 km, merupakan lokasi dari keberadaan fasilitas utama perusahaan, dimana
masyarakat memiliki frekuensi hubungan sedang dengan perusahaan. Lingkupnya

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 10-6
adalah satu atau beberapa kecamatan yang wilayah atau area pencarian hidupnya terkena
dampak langsung dari kegiatan perusahaan, baik yang bersifat dampak lingkungan dan
sosial berdasarkan studi baseline (pendahuluan) dan Amdal (analisis mengenai dampak
lingkungan) namun masih dalam lingkup administrasi kabupaten yang sama dengan
wilayah ring I. Lingkupnya adalah Kecamatan Awang.
c. Ring 3
Wilayahnya terkena dampak lingkungan langsung dari kegiatan pertambangan dengan
radius > 20 km, merupakan lokasi dari keberadaan fasilitas utama perusahaan, dimana
masyarakat memiliki frekuensi hubungan rendah dengan perusahaan. Lingkupnya adalah
satu atau beberapa kabupaten yang area dimana terdapat kelompok masyarakat yang
terkena dampak tidak langsung dari operasional perusahaan dalam lingkup propinsi yang
sama dengan wilayah ring I dan ring II atau lingkup nasionalLingkupnya adalah
Kecamatan Paku.
Adapun besaran biaya untuk ring 1 sebesar 60%, ring 2 sebesar 25% dan ring 3
sebasar 15%. Besaran pembagian tersebut di dasari angka atau nilai PPM yang sudah di
tentukan oleh Pihak PT. KISB yang sudah dianggarkan setiap tahunnya. Prosentase besaran
biaya PPM untuk setiap ring bisa berbeda setiap tahun tergantung kebutuhan masyarakat
terdampak dan akan lebih di prioritaskan pada wilayah ring 1.

10.1 Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

Permen ESDM No. 7 tahun 2020 menjelaskan bahwa perusahaan pertambangan


mineral dan batubara atau pemegang IUP dan IUPK wajib menyusun, melaksanakan, dan
menyampaikan laporan pelaksanaan program pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat. Sebagai panduan dan pelaksanaan program PPM, PT. KISB mengacu pada
Kepmen ESDM No.1824 K/30/MEM/2018.
Pemegang IUP OP wajib menyusun rencana induk program PPM dengan
berpedoman pada cetak biru (blue print) yang ditetapkan oleh gubernur dan berdasarkan
hasil dari pemetaan sosial masyarakat di sekitar lokasi pertambangan. Rencana induk
memuat rencana program PPM selama masa operasi produksi sampai dengan program
pascatambang. Mekanisme pelaksanaan program PPM dapat di lihat pada Gambar 10-2.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 10-7
Gambar 10-2 Alur Pelaksanaan Program PPM

Secara garis besar program PPM yang diterapkan oleh PT. KISB berdasarkan pada
delapan aspek sesuai dengan regulasi pemerintah yang dijelaskan pada Keputusan Menteri
Energi dan Sumberdaya Mineral No. 1824 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat yaitu:
1. Pendidikan
PT. KISB berencana ikut berkontribusi dalam bidang pendidikan untuk masyarakat di
sekitar wilayah IUP PT. KISB. Kontribusi dalam bidang pendidikan meliputi penekanan
pada peningkatan kualitas pendidikan baik pendidikan formal maupun non-formal.
Pendidikan formal melalui pelatihan guru, pendekatan manajemen berbasis sekolah dan
Dukungan biaya dalam Program Beasiswa untuk masyarakat kurang mampu namun
berprestasi di tingkat wajib belajar 9 tahun. Untuk pendidikan non formal, berupa
peningkatan pada pelatihan kejuruan, yaitu perbaikan otomotif, pengelasan,
keterampilan komputer, Bahasa Inggris, dan perbaikan listrik. Sektor pendidikan non-
formal juga menekankan pada pemberantasan buta huruf, dan penguatan kelembagaan
kelompok mitra.
PT. KISB memulai pemberian program beasiswa rencananya pada sewaktu kegiatan
operasional sudah dalam tahap Operasi Produksi. Program Beasiswa ini merupakan
bentuk partisipasi aktif dalam pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 10-8
manusia lokal meliputi program pemberian beasiswa untuk pelajar asal Desa sekitar
Lokasi IUP PT. KISB yang memiliki prestasi.
Program pengembangan masyarakat di bidang pendidikan juga meliputi pembangunan
infrastruktur pendidikan, pelatihan, bantuan peralatan pendidikan, dan perpustakaan.
2. Kesehatan
Dalam bidang kesehatan, PT. KISB berencana ikut berkontribusi dengan berpartisipasi
pada kegiatan untuk kesehatan masyarakat di sekitar wilayah IUP PT. KISB seperti
penyuluhan kesehatan, berobat gratis, dan peningkatan gizi anak-anak. Selain itu, PT.
KISB juga akan memberikan bantuan dana untuk menunjang kebutuhan fasilitas dan
peralatan kesehatan yang dibutuhkan.
Kegiatan Kesehatan yang akan dilakukan untuk masyarakat sekitar tambang seperti
program pemeriksaan kesehatan gratis, peningkatan gizi ibu hamil dan balita, pelatihan
penanganan anak disabilitas, pemberian wawasan tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat
Masyarakat.
3. Tingkat Pendapatan Riil atau Pekerjaan
Merupakan program perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan
masyarakat disekitar tambang dan meyediakan lapangan kerja yang mengutamakan
tenaga kerja masyarakat sekitar tambang sesuai dengan kompetensi yang diperlukan oleh
PT. KISB. Rencana program untuk bidang kegiatan sektor riil atau pekerjaan disusun
menurut profesi/kgiatan ekonomi yang dimiliki masyarakat sekitar tambang dalam
sektor perdagangan, perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan, dan kewirausahaan.
❖ Perdagangan
Ikut serta dalam memberikan pelatihan dalam bidang perdagangan dan penguatan
cashflow dalam rangka peningkatan produksi atau pendapatan masyarakat sekitar
tambang
❖ Perkebunan
Memberi penyuluhan, penyediaan bibit, pupuk organik, pengelolaan hama terpadu,
serta pemasaran.
❖ Pertanian
Meliputi peningkatan teknik pertanian melalui pelatihan dan Sekolah Lapangan
Petani, penekanan pada sistem intensifikasi pertanian dan pertanian terpadu, yang
mencakup peningkatan teknik pertanian, diversifikasi palawija, budi daya

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 10-9
perikanan, pupuk organik, pengelolaan hama terpadu, pemasaran dan peningkatan
keterampilan pemecahan masalah terhadap para petani.
❖ Peternakan
Di dalam upaya meningkatkan ketersediaan pangan sumber protein hewani, maka
upaya penting yang akan dikembangkan adalah usaha-usaha budidaya dan industri
pendukungnya yang memanfaatkan sumberdaya lokal. Oleh karena itu,
pembangunan produksi peternakan akan memanfaatkan potensi lokal dan
memfasilitasi usaha peternakan rakyat.
❖ Perikanan
Meliputi pemberian penyuluhan, penyediaan bibit ikan, pakan ikan, serta
pemasaran.
❖ Kewirausahaan
Maksud kegiatan Kewirausahaan adalah untuk memberikan kemandirian kepada
kelompok usaha ekonomi masyarakat di pedesaan guna meningkatkan taraf hidup
dan kesejahteraan sehingga dapat membantu mempercepat proses kemandirian
masyarakat. Sedangkan Tujuan kegiatan Pengembangan Usaha Ekonomi
Masyarakat adalah:
a. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat dalam pengelolaan
usaha dengan berbasis sumber daya potensi lokal;
b. Meningkatkan kemandirian masyarakat di pedesaan dalam pengembangan
usaha ekonomi masyarakat yang produktif guna peningkatan kualitas hidup
masyarakat;
c. Menggali potensi lokal yang terdapat di wilayah masing-masing guna
peningkatan kesejahteraan masyarakat;
d. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan serta aksesibilitas bagi
kelompok masyarakat dalam pengelolaan usaha di bidang jasa, perdagangan,
industri/kerajinan dan pertanian agar mampu mengembangkan diri melalui
inovasi-inovasi berorientasi pada kebutuhan kelompok usaha masyarakat.
PT. KISB juga merencanakan program PPM dalam bentuk recruitment tenaga kerja lokal
masyarakat sekitar tambang sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan perusahaan.
Tujuan program ini adalah untuk memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya lebih
dulu kepada masyarakat sekitar tambang daripada masyarakat yang berada di luar daerah

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 10-10
apabila terdapat lowongan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi calon karyawan
yang diinginkan PT. KISB.
4. Kemandirian Ekonomi
Program kemandirian ekonomi merupakan upaya yang direncanakan oleh PT. KISB
untuk meningkatkan usaha lokal sebagai motor pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan. Bantuan meliputi usaha jahit menjahit, perbaikan bengkel, pertanian dan
produk perikanan dan jasa kontrak termasuk pelatihan keterampilan keuangan mikro dan
pelatihan keterampilan usaha.
PT. KISB berencana untuk memberikan bantuan dana yang dapat meningkatkan dan
membantu masyarakat di sekitar wilayah IUP PT. KISB khususnya dalam kegiatan usaha
kecil dan menengah. Selain itu juga PT KISB merencanakan program pelatihan bina
mitra usaha kecil dan menengah agar masyarakat sekitar bisa menjadi bagian penting
dalam aspek pengusahaan PT. KISB.
Di PT. KISB prakarsa pembelian lokal akan dibentuk untuk meningkatkan pembelian
barang dan jasa yang bersifat lokal, dan membantu usaha lokal memenuhi persyaratan
atau standar perusahaan sebagai pengguna. Dalam skala yang lebih besar tentu
diharapkan bukan hanya bisa menjual produk dan jasa ke PT. KISB tetapi juga bisa
melebarkan pasar ke perusahaan lain. Dengan demikian, kapasitas usaha lokal akan
meningkat dan mampu bersaing diluar area tambang. Kemudian, pemberdayaan usaha
lokal juga meliputi program bantuan pelatihan antara lain: jahit-menjahit, pelatihan
ketrampilan keuangan mikro dan pelatihan ketrampilan usaha dan lainnya. Pesertanya
mendapat sertifikasi pelatihan dengan berbagai keahlian diakui secara lokal perusahaan
dan Kabupaten serta Provinsi.
5. Sosial dan Budaya
PT. KISB berencana untuk ikut serta dalam memberikan bantuan dalam bentuk dana,
barang, atau jasa apabila desa dan masyarakat di sekitar wilayah IUP PT. KISB akan
mengadakan kegiatan sosisal, agama, dan budaya. PT. KISB akan ikut berpartisipasi
pada macam-macam jenis kegiatan sosial seperti pembinaan masyarakat, pemberian
paket santunan ke kaum dhuafa, pemberian bingkisan dalam acara tertentu, bantuan
konsumsi dalam acara tertentu, partisipasi dana dalam acara tertentu, bantuan dana paket
sembako untuk masyarakat sekitar tambang, partisipasi dana untuk bantuan bencana
alam, serta partisipasi dalam kegiatan sosial lainnya.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 10-11
PT. KISB juga akan berpartisipasi dalam macam-macam jenis kegiatan keagamaan
seperti acara dalam memperingati hari besar keagamaan, kegiatan pelatihan keagamaan,
kajian keagamaan, safari ramadhan, buka puasa bersama pemerintah desa dan
masyarakat di bulan ramadhan, bantuan hewan qurban, bantuan dana untuk kegiatan
perlombaan dalam hal keagamaan, serta partisipasi dalam kegiatan keagamaan lainnya.
PT. KISB juga akan berpartisipasi dalam pelestarian budaya dan kearifan lokal setempat
seperti pembentukan sanggar seni, partisipasi dana bantuan ke desa-desa, kecamatan dan
kelurahan untuk kegiatan dalam rangka memperingati kemerdekaan HUT RI, partisipasi
dana bantuan untuk kegiatan turnamen olahraga rutin dan pembinaan olahraga,
partisipasi dana bantuan untuk acara launching dan HUT forum-forum masyarakat dan
kepemudaan, partisipasi dalam pembangunan dan renovasi-renovasi tempat ibadah,
partisipasi dalam renovasi tempat pemakaman umum yang rusak, serta partisipasi dalam
kegiatan yang berkaitan dengan kebudayaan dan kearifan lokal lainnya.
6. Pemberian kesempatan kepada masyarakat setempat untuk ikut berpartisipasi dalam
pengelolaan lingkungan kehidupan masyarakat sekitar tambang yang berkelanjutan.
PT. KISB akan memberikan kesempatan kepada masyarakat sekitar tambang untuk
berinovasi dalam hal kepedulian terhadap lingkungan sekitar tambang terutama dalam
pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Ide-ide masyarakat tersebut akan
ditampung oleh PT. KISB yang selanjutnya PT. KISB akan mempertimbangkan dan
menilainya apakah ide-ide tersebut dapat diwujudkan. Program ini dilaksanakan karena
masyarakatlah yang lebih mengetahui keadaan lingkungan di sekitar mereka. PT. KISB
sangat mendukung dan akan berpartisipasi secara konsisten dalam hal pengelolaan
lingkungan kehidupan masyarakat sekitar tambang.
7. Pembentukan kelembagaan komunitas masyarakat dalam menunjang kemandirian PPM
PT. KISB berencana untuk membentuk lembaga komunitas masyarakat yang
beranggotakan perwakilan pemerintah lokal, tokoh masyarakat, pemimpin masyarakat,
dan staf dari pihak PT. KISB sendiri. Pembentukan lembaga komunitas tersebut
bertujuan untuk membantu pihak pemerintah dan pihak perusahaan dalam
melaksanakan, memanajemen, dan mengawasi kegiatan-kegiatan program PPM yang
telah direncanakan dapat terlaksana secara efektif seperti program berikut:
• Pembentukan lembaga usaha kreatif pemanfaatan potensi Sumber Daya Alam yang
tersedia
• Pembentukan lembaga tata kelola sampah melalui program Bank Sampah

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 10-12
8. Pembangunan Infrastruktur yang menunjang PPM.
PT. KISB merencanakan untuk ikut serta dalam kegiatan pembangunan infrastruktur di
sekitar wilayah IUP PT. KISB yang dalam hal ini juga sebagai infrastruktur yang
digunakan untuk menunjang program PPM. Infrastruktur tersebut seperti pembangunan
atau perbaikan jalan, jembatan, kantor, dan infrastruktur lainnya. Aspek Pembangunan
Infrastruktur akan disinkronisasi dengan program pembangunan infrastruktur daerah
(Dinas PU setempat) dan akan disinkronisasi dengan program PPM perusahaan lain yang
berdekatan agar tidak tumpang tindih dan sharing cost-program.

10.2 Biaya Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

Sesuai dengan Permen ESDM No. 25 Tahun 2018 tentang Pengusahaan


Pertambangan Mineral dan Batubara Pasal 38 ayat (4) menyatakan bahwa “pembiayaan
program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat tahunan berasal dari biaya
operasional pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi”.
Penentuan biaya program PPM PT. KISB berdasarkan Rencana Proyeksi Pendapatan
perusahaan selama 1 tahun dan kebijakan anggaran perusahaan yang didapatkan dari net
profit perusahaan. Pembiayaan untuk kegiatan pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat disesuaikan dengan target produksi pertahun dengan besaran biaya Rp.700/ton
dengan penambahan biaya carrieover berdasarkan nilai ketidak tercapaian pertahun. Total
biaya yang akan dikeluarkan untuk program PPM sampai dengan umur tambang adalah Rp.
702.500.000,- dengan rincian diperlihatkan pada tabel 10-1.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 10-13
Tabel 10-1 Rencana Anggaran Biaya PPM
Lokasi
RENCANA PEMBIAYAAN PPM
Kegiatan
No. Program Utama PPM Tahunan **) Ket.
PASCA
2020-2021 2021-2022 2022-2023 2023-2024 TOTAL
TAMBANG
1 Pendidikan
RING 1 10,000,000 10,000,000 15,000,000 20,000,000 30,000,000 85,000,000
- Beasiswa
RING 2
- Pendidikan, Pelatihan RING 1 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 25,000,000
Keterampilan, dan Keahlian dasar RING 2
RING 1 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 20,000,000
- Bantuan tenaga pendidik
RING 2
- Bantuan sarana dan/atau RING 1 6,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 26,000,000
prasarana pendidikan RING 2
- Pelatihan dan kemandirian RING 1 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 20,000,000
masyarakat RING 2
2 Kesehatan
- Kesehatan Masyarakat Sekitar RING 1 5,000,000 10,000,000 15,000,000 15,000,000 15,000,000 60,000,000
Tambang RING 2 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 25,000,000
RING 1 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 25,000,000
- Tenaga Kesehatan
RING 2 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 20,000,000
- Sarana dan/atau prasarana RING 1 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 25,000,000
kesehatan RING 2
3 Tingkat pendapatan riil atau
pekerjaan kegiatan ekonomi
menurut profesi yang dimiliki,
seperti:
RING 1 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 10,000,000
- Perdagangan
RING 2
RING 1 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 10,000,000
- Perkebunan
RING 2
RING 1 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 10,000,000
- Pertanian
RING 2
RING 1 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 10,000,000
- Peternakan
RING 2
RING 1 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 10,000,000
- Perikanan
RING 2
RING 1 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 10,000,000
- Kewirausahaan
RING 2
- Pengutamaan penggunaan RING 1 5,000,000 5,000,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 17,500,000
tenaga kerja masyarakat sekitar
tambang sesuai dengan RING 2
kompetensi
4 Kemandirian ekonomi

- Peningkatan kapasitas dan akses RING 1 10,000,000 7,500,000 7,500,000 7,500,000 7,500,000 40,000,000
Masyarakat Setempat dalam
RING 2
usaha kecil dan menengah

- Pengembangan usaha kecil dan RING 1 10,000,000 7,500,000 7,500,000 7,500,000 7,500,000 40,000,000
menengah masyarakat sekitar
tambang RING 2

- Pemberian Kesempatan kepada RING 1 10,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 30,000,000
Masyarakat Sekitar Tambang
untuk ikut berpartisipasi dalam
pengembangan usaha kecil dan RING 2
menengah sesuai dengan
profesinya.
5 Sosial dan budaya
RING 1 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 20,000,000
- Bantuan pembangunan sarana
dan/atau prasarana ibadah dan
hubungan dibidang keagamaan. RING 2 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 10,000,000

RING 1
- Bantuan bencana alam
RING 2
- Partisipasi dalam pelestarian RING 1 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 20,000,000
budaya dan kearifan lokal
RING 2 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 10,000,000
setempat

Pemberian kesempatan kepada RING 1 10,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 30,000,000
masyarakat setempat untuk ikut
berpartisipasi dalam pengelolaan
6
lingkungan kehidupan Masyarakat RING 2
Sekitar Tambang yang
berkelanjutan;
7 Pembentukan kelembagaan RING 1 10,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 30,000,000
komunitas masyarakat dalam
RING 2
menunjang kemandirian PPM
8 Pembangunan infrastruktur yang RING 1 15,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 55,000,000
menunjang PPM RING 2
Total 122,500,000 132,500,000 142,500,000 147,500,000 157,500,000 702,500,000

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 10-14
Dengan menyadari bahwa PT. KISB mempunyai tanggung jawab dan harus
mendukung Program Pemerintah Kabupaten Barito Timur dan Kabupaten Tabalong untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat terutama disekitar lokasi penambangan, maka PT.
KISB akan melaksanakan kegiatan program pengembangan masyarakat yaitu dengan
memberdayakan potensi yang ada, sehingga diharapkan masyarakat setempat dapat
meningkatkan kemandiriannya serta dapat merasakan manfaat dari adanya usaha dan
keberadaan usaha pertambangan batubara di wilayah tersebut.
Perencanaan pengembangan masyarakat harus sinergi antara semua stakeholder
yaitu diantara perusahaan, Pemerintah Kabupaten Barito Timur dan Kabupaten Tabalong
dan masyarakat setempat dengan catatan harus dihindarkan timbulnya beban tambahan
secara berlebihan terhadap perusahaan, sehingga dapat dicapai tujuan yaitu memaksimalkan
manfaat sosial ekonomi regional dan meminimalkan dampak negatif dari usaha
pertambangan selama operasi produksi maupun pasca tambang.
Adapun rencana program kegiatan pengembangan masyarakat terdiri dari dua bagian
yaitu program pertama berupa bantuan atau hibah dan program kedua berupa beberapa
kegiatan yang mendatangkan aspek pengembangan daerah yang saling menguntungkan baik
bagi perusahaan maupun masyarakat setempat.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 10-15
Tabel 10-2 Kriteria Keberhasilan PPM PT. KISB
No. Program Utama PPM OUTPUT IMPACT OUTCOME
1 Pendidikan Tahun 2020-2025 Tahun 2020-2025 (Prov. Kalimantan Kaitan Pencapaian
Tengah)
Tercapainya Rara-rata Lama sekolah (RLS)
Menciptakan SDM lokal untuk
menjadi 10
- Beasiswa mendukung pembangunan didaerah P4, P6, P7
Tercapainya Indeks Harapan Lama Sekolah
sebanyak 74 lulusan
(HLS) menjadi 15 tahun
Tercapainya Rara-rata Lama sekolah (RLS)
- Pendidikan, Pelatihan Meningkatkan niat baca siswa
menjadi 10
Keterampilan, dan Keahlian sebanyak 135 siswa sd dan 74 P1, P2, P3
Tercapainya Indeks Harapan Lama Sekolah
dasar siswa smp
(HLS) menjadi 15 tahun
Tercapainya Rara-rata Lama sekolah (RLS)
komputer bagi 74 SMP yang akan menjadi 10
- Bantuan tenaga pendidik P1, P3, P5, P9
UNBK Tercapainya Indeks Harapan Lama Sekolah
(HLS) menjadi 15 tahun
Meningkatkan akses pendidikan Tercapainya Rara-rata Lama sekolah (RLS)
- Bantuan sarana dan/atau melalui pembangunan atau rehab menjadi 10
P2
prasarana pendidikan infrastruktur support pendidikan Tercapainya Indeks Harapan Lama Sekolah
sebanyak 4 sekolah (HLS) menjadi 15 tahun
Tercapainya Rara-rata Lama sekolah (RLS)
Terbentuknya lembaga pendidikan
- Pelatihan dan kemandirian menjadi 10
dan pelatihan siswa sebanyak 1 P8
masyarakat Tercapainya Indeks Harapan Lama Sekolah
lembaga
(HLS) menjadi 15 tahun
2 Kesehatan
- Kesehatan Masyarakat Posyandu Lansia, Kader Posyandu, Tercapainya angka harapan hidup menjadi
K1, K2, K3, K7
Sekitar Tambang lansia 30 orang 72,5
Penyedian petugas posyandu untuk
- Tenaga Kesehatan 38 Bayi dan balita, 10 bayi Menambah 1 petugas posyandu 1 orang K5
ditanginin 1 petugas
- Sarana dan/atau prasarana Tercapainya 1 Fasilitas posyandu layak
Renovasi 1 Gedung Posyandu K4
kesehatan digunakan
3 Tingkat pendapatan riil atau pekerjaan kegiatan ekonomi menurut profesi yang dimiliki, seperti:
Menyediakan 1 tempat untuk pusat Tercapainnya PDRB perkapita menjadi
- Perdagangan R1, R2, R3
berdagang di desa 52.67 (Juta Rp.)
Peningkatan produksi karet 0.5 ton Tercapainnya PDRB perkapita menjadi
- Perkebunan R1, R2, R3
per bulan 52.67 (Juta Rp.)
Membentuk pengembang
Tercapainya Produktivitas padi menjadi
- Pertanian komoditas unggulan sebanyak 1 R1, R2, R3
40.02 (kw/ha)
komoditas
Membentuk Pengembangan Tercapainnya PDRB perkapita menjadi
- Peternakan R1, R2, R3
Peternakan 1 kelompok 52.67 (Juta Rp.)
Membentuk Pengembangan Tercapainnya PDRB perkapita menjadi
- Perikanan R1, R2, R3
perikanan 1 kelompok 52.67 (Juta Rp.)
Tercapainnya PDRB perkapita menjadi
- Kewirausahaan Pembentukan 1 koperasi desa R1, R2, R3
52.67 (Juta Rp.)
Pengutamaan penggunaan
tenaga kerja masyarakat sekitar Penyerapan tenaga kerja lokal Tingkat pengangguran terbuka menjadi 3.5
R1, R2, R3
tambang sesuai dengan sebanyak 50 orang %
kompetensi
4 Kemandirian ekonomi
- Peningkatan kapasitas dan Meningkatkan peran BUMDes
akses Masyarakat Setempat dalam meningkatkan ekonomi desa Tercapainnya PDRB perkapita menjadi
E1, E3
dalam usaha kecil dan dengan mendorong terciptanya 1 52.67 (Juta Rp.)
menengah BUMDes
- Pengembangan usaha kecil Melaksanakan pelatihan
Tercapainnya PDRB perkapita menjadi
dan menengah Masyarakat wirausahawan dengan target E2
52.67 (Juta Rp.)
Sekitar Tambang peserta 20 orang/tahun
- Pemberian Kesempatan
kepada Masyarakat Sekitar
Tambang untuk ikut Pembentukan lembaga atau
Tercapainnya PDRB perkapita menjadi
berpartisipasi dalam koperasi usaha kecil dan menengah E3
52.67 (Juta Rp.)
pengembangan usaha kecil dan 1 usaha
menengah sesuai dengan
profesinya.
5 Sosial dan budaya
Kontribusi dalam menjalin hubungan dan
- Bantuan pembangunan sarana Meningkatkan kelayakan tempat
kerukunan dan kesejateraan ditengah
dan/atau prasarana ibadah dan ibadah untuk 1 tempat ibadah tiap SB1, SB3, SB4, SB6
masyarakat dengan menurunkan angka
hubungan dibidang keagamaan. desa
kriminalitas menjadi 10.50 %
Pelatiahan tanggap darurat bencana
Meningkatkan Indeks Kebahagianan dan
- Bantuan bencana alam dengan membentuk 1 tim tanggap SB2
kenyamanan menjadi 78%
darurat bencana
- Partisipasi dalam Jumlah kelembagaan masyarakat aktif
Membuat event budaya tiap 1 tahun
pelestarian budaya dan dalam pembangunan desa menjadi 1.455 SB2, SB5
sekali
kearifan lokal setempat lembaga
Pemberian kesempatan
kepada masyarakat setempat Mendorong pencegahan
untuk ikut berpartisipasi dalam pembakaran hutan dengan Tercapainya Indeks kualitas Hidup menjadi LH1, LH2, LH3, LH4, LH5, LH6,
6
pengelolaan lingkungan mendirikan 1 posko kebakaran 73.5 LH7, LH8
kehidupan Masyarakat Sekitar hutan
Tambang yang berkelanjutan;
7 Pembentukan kelembagaan
komunitas masyarakat Mendorong terbentuknya 1 Tercapainya target koperasi yang berdiri
LM1, LM2, LM3, LM4, LM5, LM6
dalam menunjang kemandirian BUMDes untuk tiap desa menjadi 3.478 koperasi desa
PPM
8 Pembangunan infrastruktur Mendorong pembangun 1 Jamban Mencapai pembangunan jamban umum
PI1
yang menunjang PPM Umum untuk 1 desa untuk 1,374 rumah tangga

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 10-16
11. ORGANISASI DAN TENAGA KERJA

Bagan Organisasi

Tujuan perusahaan dapat dicapai jika semua komponen dalam perusahaan berfungsi
secara optimal sehingga perusahaan dapat bergerak secara efektif dan efisien. Pimpinan
perusahaan harus berupaya untuk membagi tugas dan menempatkan semua sumber daya
perusahaan, khususnya sumber daya manusia, dalam posisi yang tepat sesuai bidang
keahlian masing-masing. Hal ini menjadikan setiap individu yang terdapat dalam perusahaan
tersebut memiliki gambaran jelas mengenai kedudukan, fungsi, hak dan kewajibannya.
Pembagian dan susunan tugas tersebut dikenal dengan isitilah struktur organisasi
perusahaan. Struktur organisasi suatu perusahaan di gambarkan dalam suatu bagan
organisasi yang merupakan diagram dan memperlihatkan interaksi, tugas dan tanggung
jawab masing- masing karyawan. Pada struktur organisasi terkandung alur perintah yang
mengidentifikasi jabatan pekerjaan yang harus di pertanggung jawabkan oleh masing-
masing karyawan atas berbagai kegiatan serta komunikasinya dengan unit yang lainnya.
Kegiatan penambangan PT. KISB dirancang sesederhana mungkin tetapi memiliki
otonomi yang cukup baik untuk dapat menjamin kelancaran produksi, baik dalam segi teknis
maupun non teknis. Bentuk organisasi yang direncanakan oleh PT. KISB untuk
melaksanakan manajemen operasi penambangan ini adalah organisasi garis dan staf (line
dan staff organization). Organisasi garis dan staf terdapat dua kelompok atau lebih orang
yaitu yang melaksanakan tugas pokok organisasi untuk mencapai tujuan dan orang yang
menjalankan pekerjaan sesuai bidang keahliannya. Sehingga biasanya pembagian tugas akan
lebih terarah dan bukan hanya berasal dari pemimpin tertinggi organisasi. Struktur organisasi
yang diterapkan oleh PT. KISB mencakup :
a. Board of Directors dan Senior Management (General Manager)
b. Struktur Management di tambang (Operasi & Teknik)
Berdasarkan sistem organisasi yang diterapkan, diharapkan akan tercipta suatu
manajemen dengan tingkat efisiensi yang tinggi dimana staf dan karyawan akan selalu
berpikir dan bertindak secara profesional demi kepentingan perusahaan dan tercipta suatu
sinergi dalam manajemen operasional. Dengan bentuk organisasi garis dan staf, maka akan
didapat beberapa manfaat, antara lain:
a. Adanya pembagian tugas yang jelas antara unit-unit yang melaksanakan tugas pokok
dan penunjang.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 11-17
b. Keputusan yang diambil biasanya telah dipertimbangkan secara matang oleh segenap
unit yang ada dalam organisasi.
c. Adanya kemampuan dan bakat yang berbeda-beda dari unit organisasi
memungkinkan dikembangkannya spesialisasi keahlian.
d. Adanya ahli-ahli dalam staf akan menghasilkan mutu pekerjaan yang lebih baik.
e. Disiplin para anggota organisasi tinggi, karena tugas yang dilaksanakan oleh unit
organisasi sesuai dengan bidang keahlian, pendidikan, dan pengalamannya.
PT. KISB telah menyiapkan prosedur penerimaan karyawan yang cukup fleksibel
sehingga jumlah karyawan diterima bisa disesuaikan dengan target batubara yang akan
dijual. Diharapkan pada saat target maksimum penjualan tercapai, jumlah karyawan akan
sesuai dengan total tenaga kerja yang telah direncanakan di struktur organisasi.
Dalam pembuatan struktur organisasi ini PT. KISB mengasumsikan akan mengenai
semua pekerjaan yang berkaitan dengan penambangan, pengolahan dan
pengangkutan/pengapalan. Pekerjaan yang akan langsung dikerjakan oleh PT. KISB adalah
pekerjaan yang berkaitan dengan perencanaan penambangan dan pemrosesan batubara di
stockpile. Sedangkan pekerjaan yang berkaitan dengan pelaksanaan pemindahan
overburden, pemuatan dan pengangkutan batubara pengecekan kualitas batubara dan
transportasi ponton akan diserahkan pada kontraktor yang mampu.

11.1.1 Board of Directors dan Senior Management

Struktur organisasi yang diterapkan oleh PT. KISB yaitu dipimpin oleh Direktur
Utama dalam board of director (BOD). Di bawah board of director ini terdapat 3 Manager
yaitu Manager Finance, Manager Pemasaran, Site Manager dan Sekretaris Eksekutif.
Struktur organisasi board of director dan Senior Management dapat di lihat pada Gambar
11-1.
1. Direktur Utama
Direktur utama adalah jenjang tertinggi dalam perusahaan (eksekutif) atau administrator
yang diberi tanggung jawab untuk mengatur keseluruhan suatu organisasi perusahaan.
Tugas dan tanggung jawab direktur utama tertuang dalam Undang-undang Nomor 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yaitu memimpin perusahaan dengan membuat
kebijakan-kebijakan perusahaan, memilih, menentukan, mengawasi pekerjaan
karyawan, dan menyetujui anggaran tahunan perusahaan dan melaporkan laporan pada
pemegang saham.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 11-18
Dalam menjalankan tugasnya, direktur langsung membawahi Site manager dan finance
manager.
2. Manager Finance
Manager Finance memberikan laporan kepada Direktur Utama dan bertanggung jawab
untuk mengatur dan mengontrol pembayaran dan penerimaan serta administrasinya.
3. Manager pemasaran
Manager pemasaran berkedudukan di Jakarta dan bertanggung jawab untuk menjual
batubara sesuai dengan kualitas yang dimiliki oleh batubara yang ada di IUP. PT. KISB
dan pelaporan hasil kerjanya diberikan kepada Direktur Utama.
Dalam melaksanakan pekerjaan hariannya, manager pemasaran dibantu oleh 1 orang
staff yang akan mengurus aspek-aspek yang berkaitan dengan komersial dan yang
berkaitan dengan target waktu pengiriman, jumlah dan kualitas cargo yang akan dikirim.
Selain itu dibantu juga dengan 1 orang supervisor yang mengurusi kelengkapan dokumen
L/C dan mengurusi hal-hal yang bersifat administrasi. Secara keseluruhan jumlah tenaga
kerja yang ada di bagian pemasaran adalah 3 orang
4. Site Manager/Kepala Teknik Tambang (KTT)
Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2018, KTT adalah seseorang
yang memiliki posisi tertinggi dalam struktur organisasi lapangan yang bertugas
memimpin dan bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan operasional
pertambangan sesuai dengan kaidah teknik pertambangan yang baik. Site Manager
memberikan laporan kepada Direktur utama dan bertanggung jawab untuk mengatur dan
mengontrol hal-hal yang berkaitan dengan operasi penambangan dan infrastruktur yang
sifatnya untuk kemajuan tambang.
5. Sekretaris Eksekutif
Sekretaris Eksekutif membantu mengurusi hal-hal yang bersifat administrasi di level
Senior Manajemen.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 11-19
Direktur
Utama

Sekretaris
Eksekutif

Manager Manager Manager


Pemasaran Finance Lapangan / KTT

Staff
Staff Finance
Pemasaran
Gambar 11-1 Struktur Organisasi board of director dan Senior Management

11.1.2. Struktur Organisasi Tambang

Kepala Teknik Tambang / KTT berkedudukan di kantor tambang melaporkan hasil


kerjanya pada Direktur Utama. Tanggung jawabnya adalah untuk mengatur dan mengontrol
keseluruhan operasi tambang mulai dari kegiatan perencanaan, kegiatan pemindahan O/B,
penambangan batubara dan pengangkutannya.
Dalam menangani pekerjaan sehari-hari, KTT dibantu oleh 3 orang Manager yaitu
Engineering Manager, Production Manager dan Personalia Manager. Dan dibantu 2 orang
bagian Umum yaitu HR Admin dan Finance& Accounting. Kabag K3 dan Lingkungan dan
Kabag Pengolahan dan Pengapalan. Secara keseluruhan jumlah tenaga kerja di bagian
tambang adalah 149 orang dengan cakupan pendidikan dari SMP sampai dengan Sarjana.
Struktur Organisasi Tambang dapat dilihat pada Gambar 11-2.
❖ Bagian Perencanaan
Bagian Perencanaan bertanggung jawab pada Perencanaan tambang, rehabilitasi tambang,
pengawasan pada saat pekerjaan pemindahan tanah dan batubara oleh kontraktor tambang
yang ditunjuk, pengangkutan batubara sampai dengan jembatan timbang dan pengecekan
kualitas batubara yang akan ditambang.
Bagian perencanaan dibagi menjadi 5 Departemen yaitu Departemen Geology, Departemen
Mineplan, Departemen Surveyi, Departemen HSE, Departemen Plant.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 11-20
a. Departemen Geology
Departemen geology terdiri dari mine geologist dan quality control. Mine geologist
bertanggungjawab dalam kegiatan eksplorasi yang dilakukan perusahaan, melakukan
pemodelan sumber daya, estimasi kuantitas, dan kualitas batubara. Selain itu, mine
geologist juga bertanggung jawab dalam memodelkan struktur geologi yang ada di area
rencana penambangan untuk kemudian diberikan kepada departemen mineplan.
Quality control bertanggung jawab dalam memonitor kegiatan penambangan agar
operator alat berat dan driver tidak melakukan kesalahan yang akan berakibat pada
penurunan kualitas batubara.
b. Departemen Mineplan
Departemen mineplan terdiri dari mineplan supervisor, mineplan longterm, midterm,
shortterm, pit control, dan admin mineplan. Tugas dan tanggungjawab departemen
mineplan adalah merencanakan area kerja baik pit, stocksoil, disposal, jalan, KPL, dan
drainase, menentukan target produksi, membuat peraturan jam kerja, menganalisis
ketercapaian kerja departemen produksi, menganalisis potensi yang dapat merugikan
produksi seperti area kerja longsor, terendam air, dsb, serta merencanakan jadwal
pekerjaan setiap alat berat dan truck agar bahan bakar tidak terbuang percuma dan
pengeluaran biaya untuk alat berat dan truck dapat ditekan. Departemen mineplan
bertanggungjawab langsung kepada engineering manager.
c. Departemen Survey
Departemen survey terdiri dari survey supervisor, surveyor, assistant surveyor,
trafficman, serta admin survey. Tugas dan tanggungjawab departemen survey antara
lain memasang tanda sebagai acuan departemen produksi untuk bekerja yaitu area kerja
yang telah diberikan oleh departemen mineplan baik berupa pit, stocksoil, disposal,
jalan, KPL, dan drainase. Selain itu departemen survey juga bertanggungjawab untuk
mengukur setiap kemajuan situasi tambang, menghitung aktual volume OB dan yang
telah digali, bekerjasama dengan departemen produksi dalam memonitoring payload
alat berat dan truck, mengawasi operator dalam membentuk slope agar sesuai dengan
design yang telah diberikan, menginfokan ke departemen mineplan apabila ada
perubahan model endapan secara aktual agar model dapat di-update. Departemen
survey bertanggungjawab langsung kepada engineering manager.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 11-21
d. Departemen HSE
Departemen HSE terdiri dari HSE supervisor, HSE foreman, helper HSE, paramedic,
dan admin HSE. Tugas dan tanggungjawab departemen HSE adalah membuat standar
K3 yang dapat diterapkan oleh perusahaan serta melakukan pengecekan di lapangan
terhadap kondisi operasional yang berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan,
sehingga langkah preventif dapat segera diupayakan untuk menghindari terjadinya
pencemaran lingkungan.
Bagian HSE bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengontrol keadaan di
keseluruhan tambang agar tetap memenuhi strandar kesehatan dan keselamatan kerja
yang berlaku dan mengontrol hasil kerja sebagian produksi agar tetap memperhatikan
rencana-rencana kerja yang berkaitan dengan reklamasi pada tambang dan lingkungan
hidup.
Acuan dasar yang dipakai oleh tim ini di dalam bekerja adalah apa yang tertulis di
dalam UKL- UPL Amdal.
e. Departemen Plant
Departemen plant terdiri dari plant supervisor, head mechanic, mechanic, helper
mechanic, helper A2B, tyre man, welder, electric man, logistic, pump man, dan admin
plant. Tugas dan tanggungjawab departemen plant yaitu memastikan alat utama dan
pendukung penambangan bekerja dengan PA yang ditargetkan, membuat rencana
penjadwalan servis berkala masing-masing alat utama dan pendukung penambangan,
membuat laporan alat yang breakdown agar spare part yang dibutuhkan segera dibeli
dan dipasang, membuat laporan pengeluaran bahan bakar setiap hari untuk masing-
masing alat, membuat skala prioritas alat yang harus segera diperbaiki untuk
memenuhi target produksi, memberi arahan kepada operator dan driver mengenai cara
pengoperasian alat yang baik, untuk menghindari PA dibawah target yang telah
disepakati, memastikan kegiatan perawatan dan pemeriksaan harian (P2H) alat
berjalan dengan baik. Departemen plant bertanggungjawab langsung kepada
engineering manager.
❖ Bagian Produksi
Bagian produksi bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengontrol operasi pemindahan
tanah dan penambangan serta pengangkutan batubara untuk memastikan bahwa target
bulanan volume dan kualitas bisa tercapai.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 11-22
Departemen produksi terdiri dari beberapa posisi, antara lain production supervisor, foreman
pit dan dump, operator alat berat, driver truck, fuel truck, dan water truck, fuel man, checker,
operator weighbridge, dan admin produksi. Departemen produksi yang dipimpin oleh
production supervisor akan bertanggungjawab kepada production manager mengenai
ketercapaian target produksi penambangan, jam kerja karyawan, keefektifan pemakaian alat
berat dan bahan bakar, serta ketercapaian rencana kerja yang telah diberikan departemen
mineplan. Selain itu, departemen produksi juga bertanggungjawab terhadap pengolahan
sehingga target pengolahan dapat tercapai dengan baik.
❖ Bagian Personalia
Departemen personalia terdiri dari personalia supervisor, community development, head
Hubungan Masyarakat (HUMAS), chief security, security, driver light vehicle, office boy,
handy man, dan laundry man. Departemen personalia memiliki tugas dan tanggungjawab
memastikan kewajiban dan hak karyawan di perusahaan terpenuhi. Selain itu personalia juga
mengatur jadwal cuti dan libur karyawan, memastikan keamanan karyawan dari ancaman
pihak luar, menjalin hubungan yang baik antara perusahaan dengan masyarakat sekitar
tambang, memastikan program community development terpenuhi. Departemen personalia
bertanggungjawab langsung kepada personalia manager.
❖ Bagian Umum
Terdiri dari Staff Finance & Accounting Site. Staff ini bertanggung jawab untuk mengatur
dan mengontrol pembayaran dan penerimaan serta administrasi di site.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 11-23
Sekretaris Site
Finance
Mine Geologist
Dept Geology
Quality Control
Mineplan Supervisor
Mineplan Longterm
Mineplan Midterm
Dept Mineplan
Minerplan Shortterm
Pit Control
Admin Mineplan
Survey Supervisor
Surveyor
Dept Survey Assistant Surveyor
Trafficman
Engineering Manager Admin Survey
HSE Supervisor
HSE Foreman
Dept HSE Helper HSE
Paramedic
Admin HSE
Plant Supervisor
Head Mechanic
Site Manager / Mechanic
Helper Mechanic
Helper A2B
KTT

Dept Plant Tyre Man


Welder
Electric Man
Logistic
Pump Man
Admin Plant
Production Supervisor
Production Foreman Pit
Production Foreman Dump
Operator Excavator
Operator Bulldozer
Operator Grader
Operator Wheel Loader
Production Manager Dept Produksi
Driver Dump Truck
Driver Fuel Truck
Driver Water Truck
Fuel Man
Checker
Operator Weighbridge
Admin Production
Personalia Supervisor
ComDev
Head HUMAS
HUMAS
Chief Security
Personalia Manager Dept Personalia
Security
Driver LV
Office Boy
Handy Man
Laundry Man

Gambar 11-2 Struktur Organisasi PT. KISB di Lapangan

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 11-24
Saat kegiatan penambangan berakhir, PT. KISB masih membutuhkan beberapa orang
tenaga kerja untuk melakukan kegiatan pascatambang, yang meliputi:
• Kegiatan sosialisasi dengan masyarakat sekitar tambang, sehingga masih dibutuhkan
tenaga kerja untuk mengisi posisi di departemen personalia.
• Kegiatan penutupan tambang, terdiri dari; pengelolaan lubang bekas bukaan tambang,
reklamasi lahan bekas bukaan tambang, revegetasi lahan bekas bukaan tambang,
pemeliharaan dan perawatan lahan bekas bukaan tambang, pembongkaran fasilitas
penunjang, revegetasi lahan bekas fasilitas penunjang, pemeliharaan dan perawatan
bekas fasilitas penunjang yang ditinggalkan, serta pelatihan masyarakat sekitar
tambang. Dari kegiatan tersebut, PT. KISB masih membutuhkan tenaga kerja di
departemen produksi, mineplan, survey, HSE, plant, serta personalia.
• Kegiatan pemantauan yang meliputi; pemantauan flora dan fauna, kualitas air
permukaan dan air tanah, serta pemantauan sosial dan ekonomi masyarakat. Sehingga
PT. KISB masih membutuhkan tenaga kerja di departemen HSE.
• Penyusunan laporan kegiatan pascatambang yang akan disusun oleh tenaga kerja dari
departemen HSE.

11.2 Tabel Tenaga Kerja

Kualifikasi syarat tenaga kerja akan disesuaikan dengan kebutuhan PT. KISB.
Tenaga kerja yang akan direkrut adalah tenaga kerja yang mempunyai latar belakang disiplin
ilmu dan pengalaman yang sesuai. Analisis jabatan dibutuhkan untuk mendapatkan tenaga
kerja yang cocok dengan kebutuhan kerja, dengan upah dan beban kerja yang sesuai.
Berdasarkan UU Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 56 tentang Ketenagakerjaan, Tenaga Kerja,
terdiri dari 2 jenis perjanjian kerja, yaitu Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dan
Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) yang didasarkan atas jangka waktu atau
selesainya suatu pekerjaan tertentu.
Menurut Kepmenakertrans Nomor 100 Tahun 2004 Tentang Ketentuan Pelaksanaan
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, PKWT adalah perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan
pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja dalam waktu tertentu atau untuk pekerja
tertentu. Sedangkan PKWTT adalah perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha
untuk mengadakan hubungan kerja yang bersifat tetap.
Ditinjau dari hubungan kerjanya, direncanakan status karyawan PT. KISB terdiri
dari:

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 11-25
A. Tenaga Kerja Waktu Tidak Tertentu
Tenaga kerja waktu tidak tertentu atau tenaga kerja tetap merupakan tenaga kerja yang
diterima sebagai karyawan tetap berdasarkan perjanjian kerja yang disepakati antara pihak
perusahaan dengan pihak personal karyawan tersebut. Tenaga kerja tetap ini akan mengisi
setiap formasi pada struktur organisasi PT. KISB.
Jumlah tenaga kerja tetap PT. KISB akan disesuaikan dengan kebutuhan dan struktur
organisasi perusahaan. Tidak menutup kemungkinan semakin meningkatnya rencana
produksi, maka tenaga kerja tetap di PT. KISB juga akan bertambah.
Tenaga kerja tetap ini akan diisi untuk klasifikasi jabatan antara lain:
• Manajemen; board of director (BOD) dan manajer
• Profesional; advisor, specialist
• Teknisi; superintendent, supervisor, head/chief, foreman, maintenance, technician
• Administrasi; accounting, secretary, HR staf/officer
Sistem gaji tenaga kerja tetap menggunakan sistem All-in, artinya jumlah gaji tersebut tetap
tanpa adanya uang lembur. Untuk tenaga kerja tetap yang bekerja di kantor seperti sekretaris
site, finance, dept. geology, dept. mineplan, dept. survey, dan dept. personalia akan bekerja
1 shift pada siang hari saja. Sedangkan tenaga kerja tetap dept. HSE, dept. plant, dan dept.
produksi akan bekerja 2 shift (siang dan malam) secara bergantian.
B. Tenaga Kerja Waktu Tertentu
Tenaga kerja waktu tertentu atau tenaga kerja tidak tetap di PT. KISB merupakan tenaga
kerja yang diangkat sebagai karyawan tidak tetap berdasarkan perjanjian kerja yang
disepakati bersama antara pihak perusahaan dengan pihak tenaga kerja atau pihak penyalur
tenaga kerja.
Adapun kriteria pemilihan tenaga kerja tidak tetap adalah berdasarkan dari latar belakang
keahlian tenaga kerja tersebut yang akan mengisi klasifikasi jabatan sebagai berikut:
• Terampil; operator
• Tidak terampil; tenaga informal, pekerja harian lepas, dsb
Menurut UU No.13/2003 pasal 59 ayat 4, Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) hanya
boleh dilakukan paling lama 2 tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 kali untuk jangka waktu
paling lama 1 (satu) tahun.
Selama masa kontrak, karyawan tersebut bekerja berdasarkan uraian kerja yang ditetapkan
perusahaan dan menuruti peraturan perusahaan yang berlaku. Jumlah karyawan tidak tetap

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 11-26
yang dibutuhkan bergantung pada besarnya produksi. Semakin besar produksi, maka
semakin besar juga kebutuhan karyawan.
Berdasarkan sistem organisasi yang telah direncanakan, untuk mendukung kegiatan
operasional dan demi tercapainya target produksi yang dicanangkan, maka dalam
merencanakan kebutuhan tenaga kerja untuk mengisi formasi dalam sistem organisasi
tersebut akan disusun kriteria tenaga kerja. Tenaga kerja yang akan terlibat pada kegiatan
penambangan PT. KISB akan meningkat dan berkurang mengikuti perkembangan tahapan
pekerjaan.
Kebutuhan tenaga kerja yang direncanakan di PT. KISB seumur tambang di dokumen
studi kelayakan revisi I berdasarkan klasifikasi jabatan, dapat dilihat pada Tabel 11-1.
Jumlah tenaga kerja per divisi managerial dapat dilihat pada Tabel 11-2. Adapun gaji tenaga
kerja, dapat dilihat pada Tabel 11-3. Gaji tenaga kerja telah memperhitungkan inflasi. Saat
perusahaan tutup nanti, uang pesangon dan Uang Penghargaan Masa Kerja (UPMK) telah
diperhitungkan, dapat dilihat pada Tabel 11-4.
Peraturan perusahaan diatur sedemikian rupa agar dapat mengatur hak dan kewajiban
seluruh tenaga kerja. Kewajiban tersebut meliputi jam kerja, kedisiplinan, tanggungjawab,
dsb yang dapat menghindarkan perusahaan dari kemungkinan kerugian yang disebabkan
karena faktor tenaga kerja. Sedangkan hak-hak tenaga kerja juga harus diatur agar tidak
terjadi ketidakseimbangan antara hak-hak tenaga kerja dan perusahaan. Peraturan
perusahaan tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang berlaku.
Jumlah dan kriteria serta kompetensi tenaga kerja yang diperlukan untuk mendukung
rencana peningkatan produksi batubara ini akan disesuaikan dengan kebutuhan, terutama
terkait operasional administrasi, penambangan, dan pemrosesan batubara.
Waktu kerja untuk karyawan PT. KISB adalah 6 hari kerja dan 1 hari Istirahat
(Libur). Dalam 1 shift, tenaga kerja tidak tetap akan masuk kerja selama 12 jam (didalamnya
terdapat standby dan idle), dengan perhitungan bekerja wajib selama 8 jam per hari dan
bekerja lembur selama 4 jam per hari. Sistem gaji tenaga kerja tetap menggunakan sistem
All-in, artinya jumlah gaji tersebut tetap tanpa adanya uang lembur. Untuk tenaga kerja tetap
yang bekerja di kantor seperti sekretaris site, finance, dept. geology, dept. mineplan, dept.
survey, dan dept. personalia akan bekerja 1 shift pada siang hari saja. Sedangkan tenaga kerja
tetap dept. HSE, dept. plant, dan dept. produksi akan bekerja 2 shift (siang dan malam) secara
bergantian.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 11-27
Untuk tenaga kontrak boleh dilakukan paling lama 2 tahun dan hanya boleh
diperpanjang 1 kali untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun.
Tenaga kerja PKWTT PT. KISB pada tahun 2020 berjumlah 156 Orang yang terdiri
dari tenaga kerja di Head Office 7 orang dan tenaga kerja di Site Office berjumlah 149 orang.
Tenaga kerja di Site Office dan akan meningkat dengan meningkatnya rencana produksi.
Rencana produksi rata-rata PT. KISB per tahun 90 ribu ton batubara mempekerjakan tenaga
kerja sebanyak 149 orang, terdiri dari tenaga kerja professional, terampil, dan non-terampil
(Tabel 11-1). Untuk mendukung rencana produksi puncak 300 ribu ton per tahun, jumlah
tenaga kerja PT. KISB diproyeksikan akan bertambah secara linier terhadap kenaikan
produksi tambang. Dengan demikian, diperkirakan pada saat produksi mencapai 300 ribu
ton per tahun, maka jumlah tenaga kerja PKWTT PT. KISB adalah 153 orang.
Bagi semua karyawan PT. KISB baik dari karyawan level paling bawah sampai level
paling atas (site Manager) diwajibkan untuk memakai Alat Pelindung Diri (APD) sesuai
dengan UU No.1 tahun 1970.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 11-28
Tabel 11-1 Kebutuhan Tenaga Kerja PT. KISB Dokumen FS Revisi I Berdasarkan Klasifikasi Jabatan
Jumlah Tenaga Kerja Tahun ke-
I II III IV Pascatambang
Klasifikasi
TKI TKI TKI TKI TKI
Jumlah TKI TKA Jumlah TKI TKA Jumlah TKI TKA Jumlah TKI TKA Jumlah TKI TKA
Lokal Non-lokal Lokal Non-lokal Lokal Non-lokal Lokal Non-lokal Lokal Non-lokal
Manajemen - 8 8 - - 8 8 - - 8 8 - - 8 8 - - 8 8 -
Profesional - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Teknisi 12 31 43 - 12 31 43 - 12 31 43 - 12 31 43 - 8 16 24 -
Administrasi 5 2 7 - 5 2 7 - 5 2 7 - 5 2 7 - 3 2 5 -
Terampil 88 - 88 - 92 - 92 - 88 - 88 - 86 - 86 - 47 - 47 -
Tidak Terampil 3 - 3 - 3 - 3 - 3 - 3 - 3 - 3 - 3 - 3 -
Total 108 41 149 - 112 41 153 - 108 41 149 - 106 41 147 - 61 26 87 -

*Manajemen = Board of Directors, Manager


Profesional = Advisor, Specialist, dll
Teknisi = Superintendent, Supervisor, Head/Chief, Foreman, Engineer, Maintenance, Technican, dll
Administrasi = Accounting, Secretary, HR, dll
Terampil = Operator
Tidak Terampil = Tenaga Informal, Pekerja Harian Lepas, dll

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 11-29
Tabel 11-2 Kebutuhan Tenaga Kerja Per divisi Managerial.

Jumlah Tenaga Kerja


Site Office Tahun Umur Tambang
Pascatambang
I II III IV
Site Manager (KTT) 1 1 1 1 1
Finance/Accounting/Tax 1 1 1 1 1
Dept Production
Production Supervisor 2 2 2 2 2
Production Foreman Pit 2 2 2 2 -
Production Foreman Dump 2 2 2 2 -
Operator Excavator 8 8 8 8 8
Operator Bulldozer 4 4 4 4 4
Operator Grader 4 4 4 4 4
Operator Compactor - - - - -
Operator Wheel Loader 2 2 2 2 2
Driver Dump Truck 18 22 18 16 3
Driver Fuel Truck 2 2 2 2 2
Driver Water Truck 2 2 2 2 2
Checker 4 4 4 4 -
Operator Weighbridge 2 2 2 2 -
Admin Production 1 1 1 1 1
Total 53 57 53 51 28
Dept Geology
Mine Geologist 3 3 3 3 -
Quality Control 2 2 2 2 -
Total 5 5 5 5 -
Dept Mineplan
Mineplan Supervisor 1 1 1 1 1
Mineplan Longterm Senior 1 1 1 1 -
Mineplan Midterm Senior 1 1 1 1 -
Mineplan Shortterm Senior 1 1 1 1 -
Pit Control 1 1 1 1 -
Admin Mineplan 1 1 1 1 -
Total 6 6 6 6 1
Dept Survey
Survey Supervisor 1 1 1 1 1
Surveyor 1 1 1 1 -
Assistant Surveyor 1 1 1 1 -
Trafficman 3 3 3 3 -
Admin Survey 1 1 1 1 -
Total 7 7 7 7 1
Dept HSE
HSE Supervisor 1 1 1 1 1
HSE Foreman 2 2 2 2 2
Helper HSE 2 2 2 2 2
Paramedic 2 2 2 2 2
Admin HSE 1 1 1 1 1
Total 8 8 8 8 8
Dept Personalia
Personalia Supervisor 1 1 1 1 1
Community Development 1 1 1 1 1
Head HUMAS 1 1 1 1 1
HUMAS 3 3 3 3 3
Chief Security 1 1 1 1 1
Security 4 4 4 4 4
Driver Light Vehicle 12 12 12 12 12
Office Boy 1 1 1 1 1
Handy Man 1 1 1 1 1

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 11-30
Jumlah Tenaga Kerja
Site Office Tahun Umur Tambang
Pascatambang
I II III IV
Laundary Man 1 1 1 1 1
Total 26 26 26 26 26
Dept Plant
Plant Supervisor 1 1 1 1 1
Head Mechanic 1 1 1 1 1
Mechanic 6 6 6 6 6
Helper Mechanic 4 4 4 4 4
Helper A2B 4 4 4 4 -
Tyre Man 4 4 4 4 -
Welder 4 4 4 4 -
Electric Man 4 4 4 4 -
Logistic 1 1 1 1 -
Pump Man 4 4 4 4 -
Admin Plant 1 1 1 1 1
Total 34 34 34 34 13
Grand Total 149 153 149 147 87

Tabel 11-3 Rincian Gaji Tenaga Kerja


Jumlah Tenaga Kerja Gaji
Gaji Bulanan
Head Office Tahun Umur Tambang Tahun Umur Tambang
Pascatambang (Rp/bulan/orang) Pascatamabang
2020 2021 2022 2023 I II III IV
Direktur Utama 1 1 1 1 1 50,000,000.00 300,000,000.00 624,000,000.00 648,000,000.00 336,000,000.00 336,000,000.00
General Manager 1 1 1 1 1 16,000,000.00 96,000,000.00 199,680,000.00 207,360,000.00 107,520,000.00 107,520,000.00
Finance Manager 1 1 1 1 1 17,000,000.00 102,000,000.00 212,160,000.00 220,320,000.00 114,240,000.00 114,240,000.00
Engineering Manager 1 1 1 1 1 17,000,000.00 102,000,000.00 212,160,000.00 220,320,000.00 114,240,000.00 114,240,000.00
Production Manager 1 1 1 1 1 17,000,000.00 102,000,000.00 212,160,000.00 220,320,000.00 114,240,000.00 114,240,000.00
Personalia Manager 1 1 1 1 1 17,000,000.00 102,000,000.00 212,160,000.00 220,320,000.00 114,240,000.00 114,240,000.00
Sekretaris Executive 1 1 1 1 1 18,500,000.00 111,000,000.00 230,880,000.00 239,760,000.00 124,320,000.00 124,320,000.00
Total 7 7 7 7 7 915,000,000.00 1,903,200,000.00 1,976,400,000.00 1,024,800,000.00 1,024,800,000.00

Jumlah Tenaga Kerja Gaji


Gaji Bulanan
Site Office Tahun Umur Tambang Tahun Umur Tambang
Pascatambang (Rp/bulan/orang) Pascatamabang
2020 2021 2022 2023 I II III IV
Site Manager (KTT) 1 1 1 1 1 17,000,000.00 102,000,000.00 212,160,000.00 220,320,000.00 114,240,000.00 114,240,000.00
Finance/Accounting/Tax 1 1 1 1 1 9,000,000.00 54,000,000.00 112,320,000.00 116,640,000.00 60,480,000.00 60,480,000.00
Dept Production
Production Supervisor 2 2 2 2 2 10,000,000.00 120,000,000.00 249,600,000.00 259,200,000.00 134,400,000.00 134,400,000.00
Production Foreman Pit 2 2 2 2 - 9,000,000.00 108,000,000.00 224,640,000.00 233,280,000.00 120,960,000.00 -
Production Foreman Dump 2 2 2 2 - 9,000,000.00 108,000,000.00 224,640,000.00 233,280,000.00 120,960,000.00 -
Operator Excavator 8 8 8 8 8 7,000,000.00 336,000,000.00 698,880,000.00 725,760,000.00 376,320,000.00 376,320,000.00
Operator Bulldozer 4 4 4 4 4 7,000,000.00 168,000,000.00 349,440,000.00 362,880,000.00 188,160,000.00 188,160,000.00
Operator Grader 4 4 4 4 4 7,000,000.00 168,000,000.00 349,440,000.00 362,880,000.00 188,160,000.00 188,160,000.00
Operator Compactor - - - - - 7,000,000.00 - - - - -
Operator Wheel Loader 2 2 2 2 2 7,000,000.00 84,000,000.00 174,720,000.00 181,440,000.00 94,080,000.00 94,080,000.00
Driver Dump Truck 18 22 18 16 3 7,000,000.00 756,000,000.00 1,921,920,000.00 1,632,960,000.00 752,640,000.00 141,120,000.00
Driver Fuel Truck 2 2 2 2 2 5,000,000.00 60,000,000.00 124,800,000.00 129,600,000.00 67,200,000.00 67,200,000.00
Driver Water Truck 2 2 2 2 2 5,000,000.00 60,000,000.00 124,800,000.00 129,600,000.00 67,200,000.00 67,200,000.00
Checker 4 4 4 4 - 5,000,000.00 120,000,000.00 249,600,000.00 259,200,000.00 134,400,000.00 -
Operator Weighbridge 2 2 2 2 - 4,000,000.00 48,000,000.00 99,840,000.00 103,680,000.00 53,760,000.00 -
Admin Production 1 1 1 1 1 4,000,000.00 24,000,000.00 49,920,000.00 51,840,000.00 26,880,000.00 26,880,000.00
Total 53 57 53 51 28 2,160,000,000.00 4,842,240,000.00 4,665,600,000.00 2,325,120,000.00 1,283,520,000.00
Dept Geology

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 11-31
Jumlah Tenaga Kerja Gaji
Gaji Bulanan
Site Office Tahun Umur Tambang Tahun Umur Tambang
Pascatambang (Rp/bulan/orang) Pascatamabang
2020 2021 2022 2023 I II III IV
Mine Geologist 3 3 3 3 - 7,000,000.00 126,000,000.00 262,080,000.00 272,160,000.00 141,120,000.00 -
Quality Control 2 2 2 2 - 5,000,000.00 60,000,000.00 124,800,000.00 129,600,000.00 67,200,000.00 -
Total 5 5 5 5 - 186,000,000.00 386,880,000.00 401,760,000.00 208,320,000.00 -
Dept Mineplan
Mineplan Supervisor 1 1 1 1 1 10,000,000.00 60,000,000.00 124,800,000.00 129,600,000.00 67,200,000.00 67,200,000.00
Mineplan Longterm Senior 1 1 1 1 - 9,000,000.00 54,000,000.00 112,320,000.00 116,640,000.00 60,480,000.00 -
Mineplan Midterm Senior 1 1 1 1 - 9,000,000.00 54,000,000.00 112,320,000.00 116,640,000.00 60,480,000.00 -
Mineplan Shortterm Senior 1 1 1 1 - 9,000,000.00 54,000,000.00 112,320,000.00 116,640,000.00 60,480,000.00 -
Pit Control 1 1 1 1 - 6,000,000.00 36,000,000.00 74,880,000.00 77,760,000.00 40,320,000.00 -
Admin Mineplan 1 1 1 1 - 4,000,000.00 24,000,000.00 49,920,000.00 51,840,000.00 26,880,000.00 -
Total 6 6 6 6 1 282,000,000.00 586,560,000.00 609,120,000.00 315,840,000.00 67,200,000.00
Dept Survey
Survey Supervisor 1 1 1 1 1 10,000,000.00 60,000,000.00 124,800,000.00 129,600,000.00 67,200,000.00 67,200,000.00
Surveyor 1 1 1 1 - 9,000,000.00 54,000,000.00 112,320,000.00 116,640,000.00 60,480,000.00 -
Assistant Surveyor 1 1 1 1 - 6,000,000.00 36,000,000.00 74,880,000.00 77,760,000.00 40,320,000.00 -
Trafficman 3 3 3 3 - 5,000,000.00 90,000,000.00 187,200,000.00 194,400,000.00 100,800,000.00 -
Admin Survey 1 1 1 1 - 4,000,000.00 24,000,000.00 49,920,000.00 51,840,000.00 26,880,000.00 -
Total 7 7 7 7 1 264,000,000.00 549,120,000.00 570,240,000.00 295,680,000.00 67,200,000.00
Dept HSE
HSE Supervisor 1 1 1 1 1 10,000,000.00 60,000,000.00 124,800,000.00 129,600,000.00 67,200,000.00 67,200,000.00
HSE Foreman 2 2 2 2 2 9,000,000.00 108,000,000.00 224,640,000.00 233,280,000.00 120,960,000.00 120,960,000.00
Helper HSE 2 2 2 2 2 5,000,000.00 60,000,000.00 124,800,000.00 129,600,000.00 67,200,000.00 67,200,000.00
Paramedic 2 2 2 2 2 6,000,000.00 72,000,000.00 149,760,000.00 155,520,000.00 80,640,000.00 80,640,000.00
Admin HSE 1 1 1 1 1 4,000,000.00 24,000,000.00 49,920,000.00 51,840,000.00 26,880,000.00 26,880,000.00
Total 8 8 8 8 8 324,000,000.00 673,920,000.00 699,840,000.00 362,880,000.00 362,880,000.00
Dept Personalia
Personalia Supervisor 1 1 1 1 1 6,000,000.00 36,000,000.00 74,880,000.00 77,760,000.00 40,320,000.00 40,320,000.00
Community Development 1 1 1 1 1 6,000,000.00 36,000,000.00 74,880,000.00 77,760,000.00 40,320,000.00 40,320,000.00
Head HUMAS 1 1 1 1 1 7,000,000.00 42,000,000.00 87,360,000.00 90,720,000.00 47,040,000.00 47,040,000.00
HUMAS 3 3 3 3 3 6,000,000.00 108,000,000.00 224,640,000.00 233,280,000.00 120,960,000.00 120,960,000.00
Chief Security 1 1 1 1 1 5,000,000.00 30,000,000.00 62,400,000.00 64,800,000.00 33,600,000.00 33,600,000.00
Security 4 4 4 4 4 4,000,000.00 96,000,000.00 199,680,000.00 207,360,000.00 107,520,000.00 107,520,000.00
Driver Light Vehicle 12 12 12 12 12 4,000,000.00 288,000,000.00 599,040,000.00 622,080,000.00 322,560,000.00 322,560,000.00
Office Boy 1 1 1 1 1 4,000,000.00 24,000,000.00 49,920,000.00 51,840,000.00 26,880,000.00 26,880,000.00
Handy Man 1 1 1 1 1 4,000,000.00 24,000,000.00 49,920,000.00 51,840,000.00 26,880,000.00 26,880,000.00
Laundary Man 1 1 1 1 1 4,000,000.00 24,000,000.00 49,920,000.00 51,840,000.00 26,880,000.00 26,880,000.00
Total 26 26 26 26 26 708,000,000.00 1,472,640,000.00 1,529,280,000.00 792,960,000.00 792,960,000.00
Dept Plant
Plant Supervisor 1 1 1 1 1 10,000,000.00 60,000,000.00 124,800,000.00 129,600,000.00 67,200,000.00 67,200,000.00
Head Mechanic 1 1 1 1 1 9,000,000.00 54,000,000.00 112,320,000.00 116,640,000.00 60,480,000.00 60,480,000.00
Mechanic 6 6 6 6 6 7,000,000.00 252,000,000.00 524,160,000.00 544,320,000.00 282,240,000.00 282,240,000.00
Helper Mechanic 4 4 4 4 4 5,000,000.00 120,000,000.00 249,600,000.00 259,200,000.00 134,400,000.00 134,400,000.00
Helper A2B 4 4 4 4 - 5,000,000.00 120,000,000.00 249,600,000.00 259,200,000.00 134,400,000.00 -
Tyre Man 4 4 4 4 - 4,000,000.00 96,000,000.00 199,680,000.00 207,360,000.00 107,520,000.00 -
Welder 4 4 4 4 - 5,000,000.00 120,000,000.00 249,600,000.00 259,200,000.00 134,400,000.00 -
Electric Man 4 4 4 4 - 7,000,000.00 168,000,000.00 349,440,000.00 362,880,000.00 188,160,000.00 -
Logistic 1 1 1 1 - 4,000,000.00 24,000,000.00 49,920,000.00 51,840,000.00 26,880,000.00 -
Pump Man 4 4 4 4 - 4,000,000.00 96,000,000.00 199,680,000.00 207,360,000.00 107,520,000.00 -
Admin Plant 1 1 1 1 1 4,000,000.00 24,000,000.00 49,920,000.00 51,840,000.00 26,880,000.00 26,880,000.00
Total 34 34 34 34 13 1,134,000,000.00 2,358,720,000.00 2,449,440,000.00 1,270,080,000.00 571,200,000.00
Grand Total 149 153 149 147 87 6,180,000,000.00 13,203,840,000.00 13,348,800,000.00 6,827,520,000.00 4,401,600,000.00

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 11-32
Tabel 11-4 Uang Pesangon dan Uang Penghargaan Masa Kerja
Jumlah Karyawan yang Di-PHK Uang Pesangon Uang Penghargaan Masa Kerja
Tahun Umur Tambang Tahun Umur Tambang Tahun Umur Tambang Setelah
Setelah Setelah
Head Office Saat Kegiatan Saat Kegiatan Saat Kegiatan Kegiatan
Kegiatan Kegiatan
I II III IV Pascatambang I II III IV Pascatambang I II III IV Pascatambang Pascatamban
Pascatambang Pascatambang
g
112,000,000.0
Direktur Utama - - - - - 1 - - - - - 448,000,000.00 - - - - -
0
General Manager - - - - - 1 - - - - - 143,360,000.00 - - - - - 35,840,000.00
Finance Manager - - - - - 1 - - - - - 152,320,000.00 - - - - - 38,080,000.00
Engineering Manager - - - - - 1 - - - - - 152,320,000.00 - - - - - 38,080,000.00
Production Manager - - - - - 1 - - - - - 152,320,000.00 - - - - - 38,080,000.00
Personalia Manager - - - - - 1 - - - - - 152,320,000.00 - - - - - 38,080,000.00
Sekretaris Executive - - - - - 1 - - - - - 165,760,000.00 - - - - - 41,440,000.00
1,366,400,000.0 341,600,000.0
Total - - - - - 7 - - - - - - - - - -
0 0

Jumlah Karyawan yang Di-PHK Uang Pesangon Uang Penghargaan Masa Kerja
Tahun Umur Tambang Setelah Tahun Umur Tambang Setelah Tahun Umur Tambang Setelah
Site Office Saat Kegiatan
Kegiatan Saat Kegiatan Pascatambang Kegiatan Saat Kegiatan Pascatambang Kegiatan
Pascatambang
I II III IV Pascatambang I II III IV Pascatambang I II III IV Pascatambang
Site Manager (KTT) - - - - - 1 - - - - - 152,320,000.00 - - - - - 38,080,000.00
Sekretaris Site - - - - - 1 - - - - - 76,160,000.00 - - - - - 19,040,000.00
Finance/Accounting/Tax - - - - - 1 - - - - - 80,640,000.00 - - - - - 20,160,000.00
Dept Production - - - - - -
Production Supervisor - - - - - 2 - - - - - 179,200,000.00 - - - - - 44,800,000.00
Production Foreman Pit - - - - 2 - - - - - 161,280,000.00 - - - - - 40,320,000.00 -
Production Foreman Dump - - - - 2 - - - - - 161,280,000.00 - - - - - 40,320,000.00 -
Operator Excavator - - - - - 8 - - - - - - - - - - - -
Operator Bulldozer - - - - - 4 - - - - - - - - - - - -
Operator Grader - - - - - 4 - - - - - - - - - - - -
Operator Compactor - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Operator Wheel Loader - - - - - 2 - - - - - - - - - - - -
Driver Dump Truck - - 4 2 13 3 - - - - - - - - - - - -
Driver Fuel Truck - - - - - 2 - - - - - - - - - - - -
Driver Water Truck - - - - - 2 - - - - - - - - - - - -
Fuel Man - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Checker - - - - 4 - - - - - - - - - - - - -
Operator Weighbridge - - - - 2 - - - - - - - - - - - - -
Admin Production - - - - - 1 - - - - - 35,840,000.00 - - - - - 8,960,000.00
Total - - 4 2 23 28 - - - - 322,560,000.00 215,040,000.00 - - - - 80,640,000.00 53,760,000.00
Dept Geology
Mine Geologist - - - - 3 - - - - - 188,160,000.00 - - - - - 47,040,000.00 -
Quality Control - - - - 2 - - - - - 89,600,000.00 - - - - - 22,400,000.00 -
Total - - - - 5 - - - - - 277,760,000.00 - - - - - 69,440,000.00 -
Dept Mineplan
Mineplan Supervisor - - - - - 1 - - - - - 89,600,000.00 - - - - - 22,400,000.00
Mineplan Longterm Senior - - - - 1 - - - - - 80,640,000.00 - - - - - 20,160,000.00 -
Mineplan Longterm Junior - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Mineplan Midterm Senior - - - - 1 - - - - - 80,640,000.00 - - - - - 20,160,000.00 -
Mineplan Midterm Junior - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Mineplan Shortterm Senior - - - - 1 - - - - - 80,640,000.00 - - - - - 20,160,000.00 -
Mineplan Shortterm Junior - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Pit Control - - - - 1 - - - - - 53,760,000.00 - - - - - 13,440,000.00 -
Admin Mineplan - - - - 1 - - - - - 35,840,000.00 - - - - - 8,960,000.00 -
Total - - - - 5 1 - - - - 331,520,000.00 89,600,000.00 - - - - 82,880,000.00 22,400,000.00
Dept Survey

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 11-33
Jumlah Karyawan yang Di-PHK Uang Pesangon Uang Penghargaan Masa Kerja
Tahun Umur Tambang Setelah Tahun Umur Tambang Setelah Tahun Umur Tambang Setelah
Site Office Saat Kegiatan
Kegiatan Saat Kegiatan Pascatambang Kegiatan Saat Kegiatan Pascatambang Kegiatan
Pascatambang
I II III IV Pascatambang I II III IV Pascatambang I II III IV Pascatambang
Survey Supervisor - - - - - 1 - - - - - 89,600,000.00 - - - - - 22,400,000.00
Surveyor - - - - 1 - - - - - 80,640,000.00 - - - - - 20,160,000.00 -
Assistant Surveyor - - - - 1 - - - - - 53,760,000.00 - - - - - 13,440,000.00 -
Trafficman - - - - 3 - - - - - - - - - - - - -
Admin Survey - - - - 1 - - - - - 35,840,000.00 - - - - - 8,960,000.00 -
Total - - - - 6 1 - - - - 170,240,000.00 89,600,000.00 - - - - 42,560,000.00 22,400,000.00
Dept HSE
HSE Supervisor - - - - - 1 - - - - - 89,600,000.00 - - - - - 22,400,000.00
HSE Foreman - - - - - 2 - - - - - 161,280,000.00 - - - - - 40,320,000.00
Helper HSE - - - - - 2 - - - - - - - - - - - -
Paramedic - - - - - 2 - - - - - 107,520,000.00 - - - - - 26,880,000.00
Admin HSE - - - - - 1 - - - - - 35,840,000.00 - - - - - 8,960,000.00
Total - - - - - 8 - - - - - 394,240,000.00 - - - - - 98,560,000.00
Dept Personalia
Personalia Supervisor - - - - - 1 - - - - - 53,760,000.00 - - - - - 13,440,000.00
Community Development - - - - - 1 - - - - - 53,760,000.00 - - - - - 13,440,000.00
Head HUMAS - - - - - 1 - - - - - 62,720,000.00 - - - - - 15,680,000.00
HUMAS - - - - - 3 - - - - - 161,280,000.00 - - - - - 40,320,000.00
Chief Security - - - - - 1 - - - - - 44,800,000.00 - - - - - 11,200,000.00
Security - - - - - 4 - - - - - - - - - - - -
Driver Light Vehicle - - - - - 12 - - - - - - - - - - - -
Office Boy - - - - - 1 - - - - - - - - - - - -
Handy Man - - - - - 1 - - - - - - - - - - - -
Laundary Man - - - - - 1 - - - - - - - - - - - -
Total - - - - - 26 - - - - - 376,320,000.00 - - - - - 94,080,000.00
Dept Plant
Plant Supervisor - - - - - 1 - - - - - 89,600,000.00 - - - - - 22,400,000.00
Head Mechanic - - - - - 1 - - - - - 80,640,000.00 - - - - - 20,160,000.00
Mechanic - - - - - 6 - - - - - 376,320,000.00 - - - - - 94,080,000.00
Helper Mechanic - - - - - 4 - - - - - - - - - - - -
Helper A2B - - - - 4 - - - - - - - - - - - - -
Tyre Man - - - - 4 - - - - - - - - - - - - -
Welder - - - - 4 - - - - - - - - - - - - -
Electric Man - - - - 4 - - - - - 250,880,000.00 - - - - - 62,720,000.00 -
Logistic - - - - 1 - - - - - - - - - - - - -
Pump Man - - - - 4 - - - - - - - - - - - - -
Admin Plant - - - - - 1 - - - - - 35,840,000.00 - - - - - 8,960,000.00
Total - - - - 21 13 - - - - 250,880,000.00 582,400,000.00 - - - - 62,720,000.00 145,600,000.00
Grand Total - - - - 60 87 - - - - 1,352,960,000.00 3,422,720,000.00 - - - - 338,240,000.00 855,680,000.00

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 11-34
11.3 Program Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kerja

Dengan perkembangan teknologi yang demikian maju, maka perencanaan program


pengembangan sumber daya manusia menjadi suatu prioritas tersendiri bagi rencana
pengembangan pertambangan batubara di perusahaan. Program pengembangan sumber daya
manusia ini diarahkan untuk menyiapkan tenaga kerja yang memilki budaya yang maju,
memiliki kesadaran dan tanggung jawab serta memiliki kemampuan profesional, sesuai
bidang keahliannya masing-masing.
Penyiapan sumber daya manusia yang unggul tersebut, selain dikaitkan dengan
kebutuhan perusahaan untuk menyukseskan proyek pertambangan batubara di wilayah
tambang juga dikaitkan dengan aspek perkembangan di wilayah, yaitu untuk mendukung
program perusahaan dalam memberi kesempatan yang semakin terbuka bagi tenaga-tenaga
lokal untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan pertambangan. Hal ini mengingat
bahwa sampai dengan saat ini, jumlah tenaga-tenaga lokal yang dapat terlibat dalam
penguasaan teknologi penambangan batubara masih minim. Rencana pelatihan, jumlah
peserta, dan biaya pelatihan dapat dilihat Tabel 11-5.
Rencananya tenaga kerja yang akan di diklat per klafikasi jabatan 1-2 orang pertahun.
Setiap tenaga kerja anggota departemen akan mewakili departemen tersebut untuk mengikuti
program pendidikan dan pelatihan, setelah tenaga kerja tersebut kembali dari program
pendidikan dan pelatihan, maka tenaga kerja tersebut harus membagikan ilmu yang didapat
ke seluruh anggota departemen. Estimasi dana yang akan dialokasikan oleh PT. KISB
pertahun untuk biaya diklat adalah sebesar RP. 30.000.000,- .

Tabel 11-5 Rencana Program Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kerja


Rencana Tahun Ke-
No Uraian Frekuensi
I II III IV
A. Teknik
1. Geoteknik Terapan pada 1
1 1 1 1
tambang batubara terbuka
2. Pengelolaan K3
POP 1 2 1 2 1
POM 1 1 1 1 1
POU 1 1 1 1 1
First Aid 1 1 1 1 1
Commisioning 1 1 1 1 1
B. Non Teknik
1. Supervisor Developmet 1
1 1 1 1
Program
2. Finance & Perpajakan 1 1 1 1 1
3. improvement 1 1 1 1 1
C. Inhouse Training
1. K3 3 4 4 4 4

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 11-35
Program pelatihan dapat dilakukan oleh internal perusahaan, dimana pelatih/pengajar
adalah atasan/supervisor, atau seseorang yang telah ahli dan berpengalaman di bidang
tersebut. Beberapa materi pelatihan dapat juga dikerjasamakan dengan Perusahaan/Institusi
lain yang mengeluarkan sertifikasi untuk keahlian-keahlian tertentu.

11.4 Tenaga Kerja Subkontraktor

Dalam kegiatan penambangannya, PT. KISB tidak berencana menggunakan tenaga


kerja subkontraktor. Tetapi apabila suatu saat nanti terdapat kondisi yang mengharuskan,
maka tidak menutup kemungkinan PT. KISB akan menggunakan jasa kontraktor.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 11-36
12. PEMASARAN

Kebijakan Pemerintah

Batubara merupakan bahan mineral yang sangat penting bagi perkembangan


ekonomi Indonesia. Indonesia dianugerahi kekayaan cadangan batubara yang besar untuk
memenuhi permintaan pasar domestik maupun ekspor untuk beberapa tahun kedepan.
Sejalan dengan kebijakan diversifikasi sumber energi, pemerintah telah memilih batubara
sebagai alternatif sumber energi untuk mengantisipasi berkurangnya cadangan sumber
minyak dan gas bumi di dalam negeri.
Usaha yang terus dilakukan untuk mencari deposit batubara telah menghasilkan
penemuan besar cadangan yang terbagi di beberapa area yang luas. Berdasarkan data
kementrian ESDM tahun 2017, sumber daya batubara Indonesia sampai dengan tahun 2017
mencapai 125 milyar ton dengan sekitar 39.6 milyar ton tergolong dalam kriteria sumber
daya terukur. Sedangkan untuk cadangan batubara Indonesia diperkirakan sekitar 24.23
milyar ton yang tersebar di beberapa pulau di Indonesia seperti Kalimantan, Sumatera, dan
Papua. Sumber daya dan cadangan batubara Indonesia tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel
12-1.

Tabel 12-1 Sumber Daya dan Cadangan Batubara Indonesia Tahun 2017 (Juta Ton)
Sumberdaya
Cadangan
Hipotetik Tereka Tertunjuk Terukur Total
4,520 43,532 37,450 39,673 125,177 24,239
Sumber: Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2018

Cadangan ini diperkirakan akan dapat bertahan sampai jangka waktu 50 tahun
mendatang apabila produksi batubara sekitar 430 juta ton per tahun. Dalam hal ini
pemerintah membuat kebijakan perihal penanganan batubara untuk digunakan semaksimal
mungkin. Kebijakan tersebut mengatur antara lain sebagai berikut:
• Intensifikasi dalam pengembangan pengetahuan untuk melanjutkan inventarisasi
batubara dalam rangka peningkatan potensi sumberdaya dalam kuantitas maupun
kualitas.
• Diversifikasi dimaksudkan melepas ketergantungan terhadap pemakaian minyak dan gas
bum i, turut memelihara konservasi hutan untuk beralih kepada pemanfaatan batubara.
• Konservasi untuk mendukung optimalisasi batubara untuk waktu jangka panjang.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 12-1
Prospek Pemasaran

Dalam Negeri

Peningkatan jumlah permintaan batubara sebagai sumber energi terutama untuk


pembangkit listrik baik di dalam maupun di luar negeri, menumbuhkan minat perusahaan di
Indonesia untuk mengembangkan usahanya di bidang pertambangan batubara. Diperkirakan
dalam beberapa tahun kedepan prospek industri batubara masih cukup baik di pasaran dalam
negeri maupun pasar global. Keadaan ini disebabkan semakin besarnya peran batubara
dalam pembangkit listrik di beberapa negara maupun peluang di dalam negeri. Dengan
demikian diperkirakan kedepan kebutuhan batubara dalam negeri akan terus meningkat.
Jumlah sumbe rdaya dan cadangan batubara yang besar yang dimiliki Indonesia akan
semakin mendorong produksi batubara Indonesia. Produksi batubara Indonesia
menunjukkan tren peningkatan yang sangat signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Sebagai contoh, produksi batubara dari tahun 2007 hingga 2017 meningkat rata-rata 8%.
Tren peningkatan produksi batubara ini juga diikuti dengan peningkatan ekspor batubara
Indonesia. Ekspor batubara meningkat sebesar rata-rata 7% dalam kurun waktu yang sama.
Secara keseluruhan, proporsi dari produksi batubara Indonesia rata-rata sekitar 65%-84%
untuk keperluan ekspor. Ekspor batubara Indonesia ditujukan ke berbagai negara khususnya
negara-negara di Asia seperti China, Jepang, Taiwan, India, Korea Selatan, Hongkong,
Malaysia, Thailand, dan Filipina. Negara tujuan ekspor lainnya adalah Eropa seperti Spanyol
dan Italia, serta negara-negara di Amerika Selatan.
Produksi dan ekspor batubara Indonesia dapat dilihat pada Tabel 12-2, dan konsumsi
batubara dalam negeri dapat dilihat pada Tabel 12-3.

Tabel 12-2 Produksi dan Ekspor Batubara Indonesia


Tahun Produksi (Ton) Ekspor (Ton)
2007 216,946,699 163,000,000
2008 240,249,968 191,430,218
2009 256,181,000 198,366,000
2010 275,164,196 208,000,000
2011 353,270,937 272,671,351
2012 386,077,357 304,051,216
2013 474,371,369 356,357,973
2014 458,096,707 381,972,830
2015 461,566,080 365,849,610
2016 456,197,775 331,128,438
2017 461,248,184 297,741,135
Sumber: Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2018

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 12-2
Tabel 12-3 Konsumsi Batubara Dalam Negeri
Tahun Konsumsi Dalam Negeri (Ton)
2007 61,470,000
2008 53,473,252
2009 56,295,000
2010 67,180,051
2011 79,557,800
2012 82,142,862
2013 72,070,000
2014 76,180,001
2015 86,814,099
2016 90,550,000
2017 97,030,000
Sumber: Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2018

Produksi batubara Indonesia mencapai 461,248,184 ton pada tahun 2017, meningkat
dua kali lipat dibanding tahun 2007 dan meningkat 1.10% dibandingkan produksi batubara
periode sebelumnya. Peningkatan produksi ini didorong oleh impor batubara yang
meningkat oleh negara lain seperti China dan India.
Peningkatan produksi batubara tersebut juga diikuti dengan peningkatan realisasi
Domestic Market Obligation (DMO) batubara yang mencapai 97,030,000 ton pada tahun
2017. Nilai tersebut meningkat 6,480,000 ton dari tahun sebelumnya. Walaupun nilai
tersebut lebih rendah 5,628,000 ton dari proyeksi DMO batubara tahun 2017 yang
ditargetkan pemerintah yakni 102,658,000 ton. Salah satu sektor utama yang mengonsumsi
batubara terbesar ialah sektor pembangkit listrik. Konsumsi batubara dalam negeri
didominasi oleh sektor pembangkit energi listrik yang memberikan kontribusi sebesar 49%-
80% dari total konsumsi domestik dalam rentang waktu 2007–2017. Tabel 12-4 menunjukan
rencana DMO dan realisasi DMO pada pemakai batubara domestik tahun 2017.

Tabel 12-4 Rencana dan Realisasi DMO pada Pemakai Batubara Tahun 2017
No Industri Rencana DMO (Ton) Realisasi DMO (Ton)
1 PLTU 88,490,000 83,000,000
2 Semen 10,724,000 13,700,000
3 Metalurgi 517,000 300,000
4 Pulp 1,190,000 -
5 Pupuk 973,000 -
6 Tekstil 761,000 -
7 Briket - 30,000
Sumber: Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2018 dan Laporan Akhir Kajian
Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada Tahun 2019, BAPPENAS 2016

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 12-3
• Kebutuhan Batubara untuk Pembangkit Listrik
Pada tahun 2017, sebesar 83,000,000 ton batubara dari produksi dalam negeri
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik yang dikelola oleh PT. PLN
(Persero) dan pengembang listrik swasta Independent Power Producer (IPP).
Mayoritas batubara yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan Pembangkit PLN
adalah batubara yang memiliki kalori antara 3,800 kilokalori per kilogram hingga
6,150 kilokalori per kilogram. Kebutuhan batubara untuk PLN dan anak
perusahaannya mencapai sekitar 69% dari konsumsi batubara domestik.
Proyeksi kebutuhan batubara PLTU selama 2016 hingga 2019 merupakan akumulasi
dari kebutuhan batubara PLTU existing dan tambahan kebutuhan batubara dari PLTU
baru yang akan beroperasi dalam periode 2016 hingga 2019. Kebutuhan batubara untuk
PLTU pada 2016 adalah sebesar 86.70 juta ton, pada 2017 sebesar 88.40 juta ton, pada
2018 meningkat menjadi 107.20 juta ton dan pada 2019 menjadi 166 juta ton. Proyeksi
kebutuhan batubara PLTU selama 2016-2019 dapat dilihat pada Gambar 12-1.

Sumber: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada
Tahun 2019, BAPPENAS 2016
Gambar 12-1 Proyeksi Kebutuhan Batubara untuk PLTU Selama Tahun 2016-2019

• Kebutuhan Batubara untuk Industri


Di industri, selain digunakan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan panas atau
listrik, batubara juga dibutuhkan untuk menghasilkan bahan campuran untuk
pemrosesan sebuah produk. Contohnya di industri baja, batubara digunakan untuk
menghasilkan kokas yang digunakan dalam pemrosesan logam dan baja. Industri
utama yang menggunakan batubara dengan volume yang cukup besar ialah industri
keramik, semen, dan industri kertas. Proyeksi kebutuhan batubara sektor industri pada

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 12-4
2015-2018 merupakan akumulasi dari proyeksi kebutuhan batubara sektor industri
semen, metalurgi, pulp, pupuk dan tekstil. Gambar 12-2 menampilkan grafik proyeksi
pertumbuhan kebutuhan batubara sektor industri non PLTU periode 2015–2018.

Sumber: Laporan Akhir Kajian Ketercapaian Target DMO Batubara Sebesar 60% Produksi Nasional pada
Tahun 2019, BAPPENAS 2016
Gambar 12-2 Grafik Proyeksi Pertumbuhan Kebutuhan Batubara Sektor Industri Non PLTU Periode 2015–2018

Luar Negeri

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh BP Statistical Review of World Energy 2018,
cadangan batubara dunia diperkirakan mencapai 1,035 milyar ton pada tahun 2017 yang
tersebar di lebih dari 50 negara. Berdasarkan jenisnya, sebesar 69.40% berupa antrachite
(kalori sangat tinggi) dan bituminous (kalori tinggi), 30.60% berupa subbituminous (kalori
sedang) dan lignite (kalori rendah). Menurut BP Statistical Review of World Energy 2018,
Indonesia memiliki cadangan batubara sekitar 22 miliar ton atau 2.20% dari total cadangan
batubara dunia. Cadangan batubara dunia dibagi kedalam lima wilayah utama, seperti Tabel
12-5.
Tabel 12-5 Wilayah dan Presentase Cadangan Batubara Dunia
Wilayah Cadangan (Juta Ton) Persentase Global
Asia Pacific 424.234 41,00%
Africa 14.420 1,40%
Eropa 100.405 9,70%
CIS 223.228 21,60%
Amerika Selatan 14.016 1,40%
Amerika Utara 258.709 26,00%
Sumber: BP Statistical Review of World Energy 2018

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 12-5
Sesuai dengan data terakhir yang dirilis oleh BP Statistical Review of World Energy
2018, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir (2007-2017), produksi batubara dunia telah
meningkat rata-rata sebesar 3.60% per tahun. Peningkatan produksi yang pesat terjadi dalam
sepuluh tahun terakhir yang didorong oleh meningkat tajamnya permintaan di negara-negara
Asia, terutama China dan India. Produsen batubara terbesar dunia tercatat China, AS, India,
Australia, Indonesia, Rusia, dan Afrika Selatan. Pada 2017, ketujuh Negara produsen ini
menghasilkan sekitar 88.30% dari total produksi batubara dunia. China merupakan produsen
terbesar yang menyumbang hampir separuh produksi dunia yakni 52%, diikuti oleh AS 11%,
dan Australia 9%. Meskipun sebagai produsen batubara terbesar, China sekaligus tercatat
sebagai pengonsumsi batubara terbesar dunia yang mencapai 50.7% dari total konsumsi
dunia di tahun 2017.
• Konsumsi Batubara Dunia
Batubara memainkan peran yang signifikan sebagai sumber energi primer maupun
pembangkit tenaga listrik. Data yang dirilis oleh BP Statistical Review of World Energy
2018 menunjukkan bahwa pada tahun 2017, batubara memberikan kontribusi sebesar
40% sebagai pemasok energi primer dunia, perolehan ini menempatkan batubara pada
posisi kedua terbesar setelah minyak bumi. Sedangkan untuk pembangkit listrik, pada
tahun 2017 batubara memberikan kontribusi paling besar yaitu 38% secara global dan
diramalkan akan terus menempati posisi strategisnya hingga 3 dekade ke depan. Grafik
kontribusi batubara untuk pembangkit listrik dunia dapat dilihat pada Gambar 12-3.

Sumber: BP Statistical Review of World Energy 2018


Gambar 12-3 Grafik Persentase Batubara dalam Kontribusi untuk Pembangkit Listrik Dunia

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 12-6
Batubara juga memegang peran penting di industri baja global. Berdasarkan statistik
terakhir yang dikeluarkan world steel association, terjadi peningkatan produksi baja
global pada tahun 2017 menjadi 1,689 juta ton dibanding tahun 2007 dengan produksi
sebesar 1,350 juta ton. Porsi produksi China meningkat dari 36.3% di 2007 menjadi
49.2% pada 2017. Hal ini menjadikan China sebagai produsen baja terbesar dunia diikuti
oleh Jepang sebagai produsen baja terbesar kedua di dunia. Gambar 12-4 menunjukkan
grafik produsen baja dunia tahun 2017.

Sumber: World Steel Association 2018


Gambar 12-4 Persentase Produsen Baja Dunia Tahun 2017

Industri semen menggunakan batubara sebagai energi utama dalam proses produksinya.
Energi yang cukup besar dibutuhkan pada proses produksi ini. Menurut World Coal
Association untuk memproduksi 1 (satu) ton semen dibutuhkan 200 kilogram batubara
dan untuk membuat 1 (satu) meter kubik beton dibutuhkan 300-400 kilogram semen.
• Produsen dan Proyeksi Konsumsi Batubara
Kebutuhan energi dunia terus mengalami peningkatan. Menurut proyeksi yang ditulis
dalam BP Energy Outlook 2016, permintaan energi primer dunia hingga 2035 akan
meningkat sebesar 34% dari konsumsi sekarang. Peningkatan permintaan energi dunia
tersebut terutama didorong oleh laju pertumbuhan penduduk dan GDP (Gross Domestic
Product), dan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia yang memberikan kontribusi
penting bagi pertumbuhan ekonomi dunia sangat mempengaruhi permintaan energi
dunia.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 12-7
Peran batubara dalam memasok energi sejalan dengan meningkatnya permintaan
pembangunan pembangkit listrik di sejumlah kawasan yang didorong oleh pertumbuhan
ekonomi dan pendapatan. Proyeksi BP Energy Outlook 2016 menunjukkan bahwa China
sebagai konsumen batubara terbesar akan mengurangi penggunaan batubara sebagai
sumber energi primer. Walau demikian, China akan tetap menjadi pasar batubara utama
yang menggunakan hampir 50% batubara dunia di tahun 2035. India akan menggantikan
posisi Amerika Serikat sebagai konsumen batubara kedua terbesar di tahun tersebut.
Sedangkan Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa akan mengurangi penggunaan
batubara hingga 50% dikarenakan peningkatan penggunaan gas, harga dasar produksi
energi baru terbarukan yang menjadi murah dan peraturan lingkungan yang makin ketat.
Gambar 12-5 menunjukkan proyeksi konsumsi batubara dunia pada tahun 2035.

Gambar 12-5 Proyeksi Konsumsi Batubara 2035 Berdasarkan Wilayah (dalam Juta Ton)

Kecenderungan naiknya permintaan batubara Indonesia untuk pasar ekspor memberikan


tambahan peluang bagi PT. KISB untuk turut ikut serta dalam perdagangan batubara
secara global. Pasar ekspor batubara terutama diperuntukkan bagi industri kelistrikan
yang berlokasi di wilayah Asia.
Meningkatnya ekspor batubara di satu sisi menjadi keuntungan bagi Indonesia karena
dapat meningkatkan penerimaan dan pendapatan Negara dari sektor batubara, namun
jika dilihat tren pertumbuhan ekspor batubara Indonesia yang sudah mencapai
218,000,000 ton pada tahun 2017, maka kecenderungan ekspor batubara yang semakin
meningkat perlu diperlambat, dikurangi atau bahkan dibatasi serta diprioritaskan dalam

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 12-8
negeri. Faktor lain yang menjadi alasan adanya pengendalian ekspor batubara adalah
realita yang menunjukkan bahwa kekayaan batubara yang dieksploitasi justru bukan
dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan dalam negeri melainkan untuk
kepentingan negara lain. Jika hal ini tidak diantisipasi, dikhawatirkan akan menguras
cadangan batubara nasional di masa mendatang yang mengakibatkan ketahanan energi
nasional Indonesia di masa mendatang menjadi lemah. Gambar 12-6 dan 12-7
menunjukkan negara-negara eksportir dan importir terbesar di dunia.

Sumber: International Energy Agency


Gambar 12-6 Negara Eksportir dan Importir Batubara Terbesar Dunia Tahun 2017

Sumber: International Energy Agency


Gambar 12-7 Negara Eksportir dan Importir Batubara Terbesar Dunia Tahun 2017

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 12-9
Jenis dan Jumlah Produk, serta Asumsi Harga

Produk batubara PT. KISB setelah memperhitungkan losses sebesar 2% akibat


kegiatan setelah coal getting sampai ke stockpile port, maka jumlah produk yang dapat dijual
(sellable product) dapat dilihat pada Tabel 12-6.

Tabel 12-6 Jumlah Produk Batubara PT. KISB


Tahun Ke-
I II III IV
Produksi Batubara (ton/tahun) 95,800.72 47,617.45 321,980.86 171,080.46
Sellable Product (ton/tahun) 93,884.71 46,665.10 315,541.24 167,658.85

Produk batubara PT. KISB direncanakan akan dijual secara FOB barge. Alur logistik
batubara PT. KISB adalah; batubara yang telah digali dari pit akan dimuat ke truck untuk
kemudian dibawa ke stock ROM. Setelah batubara ditumpuk di stock ROM, kemudian
batubara akan dibawa ke port stockpile. Pengangkutan (hauling) dilakukan melalui jalan
angkut milik sendiri sejauh ±75.5 km. Setelah tiba di port stockpile, batubara akan diukur
oleh independent surveyor dan kemudian dilakukan pemuatan ke tongkang (barge loading).
Pelabuhan yang digunakan oleh PT. KISB adalah pelabuhan milik PT. Bangun Nusantara
Jaya Makmur (BNJM) di Kecamatan Paju Epat, Kabupaten Barito Timur. Status penggunaan
pelabuhan tersebut oleh PT. KISB adalah sewa, saat ini jangka waktu sewa tersebut hingga
tahun 2025. Tidak menutup kemungkinan PT. KISB akan memperpanjang kontrak sewa
tersebut menyesuaikan dengan penjualan PT. KISB.
Penentuan harga jual batubara PT. KISB mengacu pada Harga Batubara Acuan
(HBA) rata-rata dari Januari 2017-Mei 2020, yaitu sebesar USD84.88. Tabel 12-7 dan
Gambar 12-10 menunjukkan histori HBA dari Januari 2017-Mei 2020.

Tabel 12-7 Histori Harga Batubara Acuan (HBA)


2017 2018 2019 2020
Jan 86.23 95.54 92.41 65.93
Feb 83.32 100.69 91.80 66.89
Mar 81.90 101.86 90.57 67.08
Apr 82.51 94.75 88.85 65.77
May 83.81 89.53 81.86 61.11
Jun 75.46 96.61 81.48 -
Jul 78.95 104.65 71.92 -
Aug 83.97 107.83 72.67 -
Sep 92.03 104.81 65.79 -
Oct 93.99 100.89 64.80 -
Nov 94.80 97.90 66.27 -
Dec 94.04 92.51 66.30 -

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 12-10
Histori HBA Januari 2017-Mei 2020
120,00

100,00

80,00

60,00

40,00

20,00

-
Aug-17

Aug-18

Aug-19
Apr-17
May-17

Nov-17

Apr-18
May-18

Nov-18

Apr-19
May-19

Nov-19

Apr-20
May-20
Mar-17

Mar-18

Mar-19

Mar-20
Feb-17

Jun-17

Dec-17

Feb-18

Jun-18

Dec-18

Feb-19

Jun-19

Dec-19

Feb-20
Jan-17

Jul-17

Sep-17
Oct-17

Jan-18

Jul-18

Sep-18
Oct-18

Jan-19

Jul-19

Sep-19
Oct-19

Jan-20
2017 2018 2019 2020

Gambar 12-8 Histori HBA Januari 2017-Mei 2020

Harga jual batubara dihitung menggunakan persamaan Harga Patokan Batubara


(HPB). HPB dihitung dengan mengacu pada batubara acuan (brand marker). Kualitas
produk batubara PT. KISB menunjukkan bahwa batubara PT. KISB mengacu pada batubara
brand marker nomor 3, Pinang 6150. Kualitas produk batubara PT. KISB dapat dilihat pada
Tabel 12-8.

Tabel 12-8 Kualitas Produk Batubara PT. KISB


Quality Parameter Basis Units Typical
Caloric Value (CV) Gross AR Kcal/kg 6,055.30
Total Moisture Ar % 5.08
Inherent Moisture Adb % 2.60
Volatile Matter Adb % 38.85
Fixed Carbon Adb % 38.24
Ash Adb % 20.31
Total Sulfur Adb % 1.61

Persamaan untuk menghitung HPB dari produk batubara yang mengacu ke brand
marker 1 sampai 7, adalah sebagai berikut:
HPB(j) = {(HPB price marker(i) + (B(i) + U(i))) x (K(j) / K(i)) x [(100 – kandungan air(j)) / (100
– kandungan air(i)] x [(100 – 8)/(100 – 8)]} – (B(j) + U(j))
Dimana:
HPB(j) = HPB batubara selain batubara price marker
B(i) = (Kandungan belerang batubara(i) – 0.8) x 4

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 12-11
U(i) = (Kandungan abu batubara(i) – 15) x 0.4
B(j) = (Kandungan belerang batubara(j) – 0.8) x 4
U(j) = (Kandungan abu batubara(j) – 15) x 0.4
K(j) / K(i) = Nilai kalor batubara (j) / nilai kalor batubara (i)
(i) = Price marker 1-7
(j) = Batubara lain

Setelah dilakukan perhitungan HPB, maka didapatkan harga jual produk batubara
PT. KISB adalah sebesar USD78.53/ton untuk at sale point FOB vessel. Sehingga untuk
menghitung harga jual at sale point FOB barge dapat dihitung dengan mengurangkan harga
jual FOB vessel dengan biaya operasional dari barge ke vessel. Total biaya operasional dari
barge ke vessel terdiri dari biaya barging sejauh 200 mil laut atau 370.40 km ke transhipment
point sebesar USD3.70/ton, dan biaya transhipment sebesar USD4.11/ton. Sehingga
diperoleh harga jual FOB barge sebesar USD70.71/ton. Dengan menggunakan kurs Jakarta
Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) awal tahun 2020 yaitu Rp. 13,901.00, maka harga jual
batubara PT. KISB at sale point FOB barge adalah Rp. 982,987.25/ton atau setara dengan
$70.71/ ton.
Perhitungan forecast harga batubara untuk tahun-tahun berikutnya adalah
menggunakan Forecast dari IMF yang ditunjukkan pada Gambar 12-9 dan Tabel 12-9.

Gambar 12-9 Grafik Acuan Harga Batubara Forecast IMF

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 12-12
Tabel 12-9 Tabel Acuan Harga Batubara Forecast IMF
IMF Coal Price Forecast ($/ton)
Tahun
Autralian Coal South Afrikan Coal Actual Australian Price Future
2015 62.7 57.1 62.7
2016 70.1 64.4 70.1
2017 94.1 84.5 94.1
2018 113.2 97.9 113.2
2019 82.2 71.3 82.2
2020 59.6 61.7 59.6
2021 108 68.3 124.87
2022 70.9 73.3 87.77
2023 76.6 73.3 98.47
2024 85.2 73.3 102.07

Forecast yang ditunjukkan oleh grafik pada Gambar 12-9 menunjukkan bahwa
forecast dibuat berdasarkan Standar Batubara Australia dan Afrika Selatan, sehingga masih
harus disesuaikan dengan Standar Batubara Indonesia (ICI Index) dengan spesifikasi sebagai
berikut ( Tabel 12-10).

Tabel 12-10 Tabel Standar Batubara Indonesia (ICI Index)


Source Port NCV(Kcal/Kg) Ash (%) TM (%) Sulfur (%) Vessel

Indonesia FOB Kalimantan 5.500 <10 <18 <0.8 Panamax

South Africa FOB Richard’s Bay 6.000 <15 12-15 <1 Panamax

Australia FOB Newcastle 6.000 <14 <15 <0.75 Panamax

Sumber:McCloskey, Global Coal.

Dari spesifikasi Standar Batubara Indonesia (ICI Index) diatas akan didapatkan
Forecast Harga batubara yang akan dipasarkan oleh PT. KISB pertahun (Tabel 12-11).

Tabel 12-11 Asumsi Harga Jual Batubara PT. KISB dari Tahun ke Tahun

Tahun
Item Unit Total
I II III IV
Harga Batubara $/ton 70.71 89.34 98.04 99.76 -
Produksi ton 95,800.72 47,617.45 322,980.86 171,080.46 637,479.49
Penjualan $ mil. 6.77 4.25 31.67 17.07 59.76

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 12-13
13. INVESTASI DAN ANALISIS KELAYAKAN

Parameter Analisis Keekonomian

Kajian teknis ekonomi dan keuangan dilakukan untuk mengetahui prospek sisa
sumber daya dan sisa cadangan batubara IUP OP PT KISB. Analisis keuangan dan
keekonomian dilakukan berdasarkan konsep aliran tunai diskonto (discounted cash flow
analysis).
Analisis ini dibuat berdasarkan alternatif pola kerja seluruh kegiatan pertambangan
PT. KISB dengan kondisi melakukan penambangan sendiri. Untuk mengetahui kelayakan
kegiatan usaha pertambangan batubara PT. KISB setelah dilakukan penambahan lokasi
penambangan dan peningkatan kapasitas produksi, maka dilakukan analisis ekonomi yang
mencakup rencana kebutuhan biaya untuk investasi, dan analisis kelayakan.
Beberapa parameter yang digunakan dalam analisis kelayakan ekonomi kegiatan
penambangan batubara PT. KISB meliputi:
1) Harga Batubara Acuan (HBA); HBA yang digunakan dalam analisis kelayakan ekonomi
dokumen revisi I ini merupakan HBA rata-rata dari Januari 2017 hingga Mei 2020, yaitu
sebesar USD84,88/ton.
2) Kurs rupiah; nilai kurs yang digunakan dalam analisis kelayakan ekonomi dokumen studi
kelayakan revisi I ini adalah kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) awal
tahun 2020 yaitu Rp. 13,901.00.
3) Mata uang; dalam melakukan analisis kelayakan ekonomi revisi I ini, mata uang yang
digunakan adalah rupiah.
4) Pada dokumen studi kelayakan revisi I ini, PT. KISB tidak melakukan pembelian alat
berat utama penambangan dan alat support, sehingga CAPEX yang dikeluarkan hanya
untuk mine facility dan merupakan 100% modal sendiri.

Investasi

Seperti telah dijelaskan, bahwa dalam dokumen studi kelayakan revisi I ini, kajian
kelayakan hanya dilakukan untuk sisa cadangan batubara PT. KISB dimulai dari akhir tahun
2019. Dengan demikian investasi yang dihitung adalah biaya investasi yang akan
dikeluarkan. Sedangkan biaya investasi yang telah dikeluarkan sebelumnya tidak
diperhitungkan.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 13-1
Modal Tetap

Modal tetap adalah biaya yang besarnya relatif tidak berubah atau tidak tergantung
pada perubahan volume produksi atau tingkat aktivitas yang dilakukan. Untuk kegiatan
penambangan selanjutnya masih dibutuhkan investasi tambahan yang antara lain untuk
kegiatan:
• Eksplorasi lanjutan
• Kompensasi lahan
• Pembangunan infrastruktur dan konstruksi
• Peralatan dan Perlengkapan
Biaya investasi yang dikeluarkan PT. KISB untuk rencana penambahan lokasi
penambangan dan peningkatan kapasitas produksi, dapat dilihat pada lampiran F.

Modal Kerja

Modal kerja merupakan investasi dalam harta jangka pendek atau investasi dalam
harta lancar (current assets). Modal kerja dapat dikategorikan menjadi dua yaitu modal kerja
kotor (gross working capital) dan modal kerja bersih (net working capital). Modal kerja
kotor adalah jumlah harta lancar, dan modal kerja bersih adalah jumlah harta lancar
dikurangi jumlah utang lancar (current liabilities). Manajemen modal kerja mengelola harta
lancar dan utang lancar agar harta lancar selalu lebih besar dibanding utang lancar.
Current assets dan current liabilities merupakan short-term financing. Tujuan dari
short-term financial management adalah untuk mengelola tiap-tiap unsur current assets
(inventory, accounts receivable, cash, dan marketable securities) dan current liabilities
(accounts payable, accruals dan notes payable) untuk mencapai keseimbangan antara
profitabilitas dan risiko yang memberikan kontribusi yang positif kepada nilai perusahaan.
Menurut Gitman (2001) modal kerja adalah jumlah harta lancar yang merupakan
bagian dari investasi yang bersirkulasi dari satu bentuk ke bentuk yang lain dalam suatu
kegiatan bisnis.
Weston dan Brigham (1986) menjelaskan bahwa manjemen modal kerja adalah
investasi perusahaan dalam jangka pendek: kas, surat-surat berharga (efek), piutang, dan
persediaan.
Dalam kegiatan usaha pertambangan, modal kerja merupakan modal yang diperlukan
pada saat perusahaan memulai produksi untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka
pendek sampai perusahaan mendapatkan pendapatan dari penjualan. Jika berpedoman pada

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 13-2
pengertian tersebut, maka modal kerja tidak diperlukan lagi dalam rencana peningkatan
produksi batubara PT. KISB. Dalam rangka memenuhi kewajiban jangka pendek, PT KISB
menggunakan pendapatan dan/atau keuntungan yang diperoleh dari penjualan batubara pada
tahun-tahun sebelumnya.

Sumber Dana

Pada analisis ekonomi dalam dokumen studi kelayakan revisi I ini, sumber dana
diasumsikan 100% modal sendiri.

Biaya Produksi

Biaya produksi batubara adalah biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi batubara
sesuai dengan rencana penambangan, biaya produksi ini secara garis besar terdiri dari, biaya
penambangan, biaya operasional dari stock ROM ke barge, biaya umum, pajak, dan
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Pada dokumen studi kelayakan revisi I ini, biaya-
biaya tersebut dihitung berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan.
1) Biaya penambangan; biaya ini terdiri dari biaya land clearing, biaya overburden
removal, dan biaya coal getting yang meliputi biaya bahan bakar, serta perawatan dan
perbaikan dari peralatan utama dan penunjang.
2) Biaya operasional dari stock ROM ke barge; biaya ini terdiri dari biaya pengangkutan
batubara dari stock ROM ke port, sewa jalan angkut, maintencance jalan angkut, biaya
crushing batubara, sewa pelabuhan, biaya independent surveyor, dan biaya barge
loading.
3) Biaya umum; biaya ini terdiri dari gaji tenaga kerja, asuransi kesehatan dan
ketenagakerjaan, biaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan, biaya keselamatan dan
kesehatan kerja, jaminan reklamasi dan pascatambang, pajak bumi bangunan, iuran
IPPKH, PPh21, PPh23, dead rent, PPN, dan PPM.
4) Pajak; merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang bersifat wajib karena
berkaitan dengan pasal pengenaan pajak tertentu, seperti Pajak Pertambaahan Nilai
(PPN), PPh21, PPh22, Pajak Bumi Bangunan (PBB), dan PPh25.
5) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP); merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan pertambangan sebagai bentuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) guna
menunjang pembangunan nasional, antaralain iuran tetap (dead rent) dan iuran produksi
(royalti) yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 81 Tahun 2019

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 13-3
tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Secara rinci, biaya produksi PT. KISB dapat dilihat pada lampiran F.

Pendapatan

Pendapatan penjualan batubara adalah hasil kali antara batubara yang dapat dijual
setelah memperhitungkan losses setelah penambangan hingga menuju barge dengan harga
jual batubara at sale point FOB barge. Secara lengkap pendapatan hasil penjualan batubara
per tahun sampai akhir umur tambang dapat dilihat pada lampiran F.

Laporan Keuangan

Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan untuk mengukur keberhasilan operasional


perusahaan selama jangka waktu tertentu, biasanya pengusaha menggunakan laporan ini
untuk menentukan profitabilitas dan nilai investasi.
Laporan ini menyajikan informasi untuk membantu pengusaha dalam memprediksi
jumlah arus kas di masa mendatang. Laporan laba rugi yang dibuat oleh bagian akuntansi
tentu memiliki tujuan, karena laporan ini akan diberikan kepada pihak terkait yang
membutuhkan laporan perusahaan. Berikut ini adalah beberapa tujuannya laporan laba rugi
perusahaan.
1) Menginformasikan jumlah total pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan,
2) Memberikan informasi dari perolehan laba atau rugi semua periode,
3) Menjadi referensi evaluasi bagi manajemen perusahaan untuk menetapkan langkah-
langkah apa saja yang harus diambil di periode yang akan datang,
4) Memberikan informasi apakah langkah yang ditempuh menjadi efisien atau tidak dari
besaran beban atau biaya perusahaan.
Secara jelas forecast laba rugi PT. KISB pertahun sampai dengan akhir umur
tambang berakhir dapat dilihat pada lampiran F.

Arus Kas

Pengertian kas dalam rencana investasi proyek penambangan batubara PT. KISB
adalah nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan yang dalam jangka waktu dekat dapat
dipakai sebagai alat pembayaran kebutuhan finansial dan mempunyai sifat paling tinggi

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 13-4
tingkat likuiditasnya. Kas bagi kepentingan proyek penambangan batubara ini dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan:
1) Pembiayaan proses produksi batubara,
2) Pembaharuan barang-barang aktiva atau aset tetap pada kegiatan investasi,
3) Pembayaran cicilan dan bunga pinjaman, aneka pajak, iuran, pungutan, dan lain-lain.
Aliran kas ini akan terus berlangsung selama umur investasi proyek pertambangan
PT. KISB masih berjalan. Aliran kas ini terdiri dari arus kas dari aktivitas operasi, investasi,
dan pembiayaan. Besarnya aliran kas akan sangat ditentukan oleh beberapa faktor di bawah
ini:
1) Aktivitas operasi perusahaan; laba rugi tahun berjalan, depresiasi dan amortisasi, aset
lancar, serta hutang lancar,
2) Aktivitas investasi perusahaan; pembelian ataupun penjualan aktiva tetap, maupun
adanya kegiatan eksplorasi lanjutan,
3) Aktivitas pembiayaan; adanya suntikan dana dari pemegang saham, pembagian
dividen, serta hutang afiliasi.
Aliran kas atau statement of cash flow secara rinci dapat dilihat pada lampiran F.

Neraca

Neraca adalah bagian dari laporan keuangan yang mencatat informasi tentang aset,
kewajiban pembayaran pada pihak-pihak yang terkait dalam operasional perusahaan, dan
modal pada saat tertentu. Unsur-unsur neraca biasanya terdiri dari aktiva (baik aktiva lancar,
jangka panjang, tetap, maupun aktiva tidak berwujud), kewajiban (baik kewajiban jangka
pendek maupun panjang), dan modal.
1) Aktiva adalah sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan, yang ke depannya
diharapkan dapat memberikan keuntungan lebih pada perusahaan. Secara umum
aktiva tersebut dibagi menjadi beberapa kelompok sebagai berikut:
• Aktiva lancar; adalah jenis aktiva yang dapat diambil manfaat ekonomisnya
dalam jangka waktu dekat, misalnya wesel tagih, kas, piutang, persediaan, beban
dibayar di muka, perlengkapan, dan piutang usaha.
• Aktiva jangka panjang; adalah jenis aktiva yang dapat diambil manfaat
ekonomisnya dalam jangka panjang, misalnya gedung yang dibiarkan begitu saja,
tanah yang dibiarkan begitu saja, saham, obligasi, dan sebagainya.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 13-5
• Aktiva tetap; adalah jenis aktiva yang dapat diambil manfaat ekonomisnya untuk
kegiatan produksi atau penyediaan barang/jasa perusahaan, misalnya properti,
bangunan, pabrik, alat-alat produksi, perlengkapan kantor, kendaraan
operasional, komputer, dan sebagainya.
• Aktiva tidak berwujud; adalah jenis aktiva yang dapat diambil manfaat
ekonomisnya, namun tanpa teridentifikasi atau tanpa wujud fisik, misalnya merek
dagang, goodwill (nama baik perusahaan), dan hak paten.
2) Kewajiban adalah seluruh hutang yang harus dilunasi perusahaan sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu yang menyebabkan perusahaan bersangkutan mengambil
kewajiban tersebut. Secara umum kewajiban dibagi menjadi dua, yaitu:
• Kewajiban jangka pendek; adalah seluruh utang yang harus dilunasi perusahaan
dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, misalnya utang dagang, utang wesel,
dividen, wesel bayar, dan sebagainya.
• Kewajiban jangka panjang; adalah seluruh utang yang boleh dilunasi perusahaan
dalam jangka waktu lebih dari satu tahun, misalnya utang bank, obligasi, dan
hipotik, kewajiban pensiun, dan wesel bayar jangka panjang.
3) Modal adalah aset bersih yang diperlukan sebagai pokok untuk membangun
perusahaan beserta operasionalnya dengan dikurangi kewajiban.
Neraca atau balance sheet PT. KISB pada dokumen studi kelayakan revisi I, dapat
dilihat dalam lampiran F.

Analisis Kelayakan
Perhitungan Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat suku bunga yang akan menyebabkan
nilai ekivalen biaya/investasi sama dengan nilai ekivalen penerimaan.
IRR adalah laju pengembalian yang menghasilkan NPV aliran kas masuk sama
dengan NPV aliran kas keluar. Pada metode NPV, analisis dilakukan dengan menentukan
terlebih dahulu besarnya arus pengembalian (discounted), kemudian dihitung nilai sekarang
bersih (NPV) dari aliran kas keluar dan aliran kas masuk. Besarnya IRR yang dicari adalah
yang memberikan kondisi NPV = 0 (nol). Perhitungan secara matematis dilakukan dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut:

.............................................................................................(13-1)

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 13-6
Dimana:
(C)t = Aliran Kas Masuk Tahun ke-t
(Co)t = Aliran Kas Keluar Tahun ke-t
n = Umur Investasi (tahun)
i = Arus Pengembalian (discounted)
t = Tahun
Karena aliran kas keluar proyek umumnya merupakan biaya pertama (Cf), (Cf) = 0, maka
persamaan di atas disederhanakan menjadi:

..........................................................................................................................(13-2)

Dan dengan bantuan tabel suku bunga akan diketahui besarnya IRR. Namun dalam
perhitungan di dokumen studi kelayakan revisi I ini, IRR dihitung dengan menggunakan
fasilitas komputer. Dalam menganalisis investasi dengan IRR ini ditentukan aturan
sebagai berikut:
1) IRR > (lebih besar) daripada arus pengembalian (i) yang diinginkan (required rate of
return-ROR), maka proyek investasi diterima.
2) IRR < (lebih kecil) daripada laju pengembalian (i) yang diinginkan (required rate of
return-ROR), maka proyek investasi ditolak.
Nilai IRR yang diperoleh dari kegiatan penambangan yang direncanakan di dokumen
studi kelayakan revisi I dapat dilihat pada lampiran F.

Perhitungan Net Present Value (NPV)

Tidak semua aliran kas yang positif akan memberikan gambaran yang
menguntungkan bagi perusahaan, karena ada faktor nilai waktu dari uang (time value of
money), sehingga diperlukan suatu perhitungan yang dapat menghasilkan gambaran jumlah
uang pada satu titik waktu tertentu yang disebut nilai sekarang bersih (Net Present Value).
Perhitungan Net Present Value (NPV) pada proyek kegiatan pertambangan PT. KISB
yaitu dengan menghitung jumlah nilai sekarang bersih (net present value) dari aliran kas
proyek selama umur proyek pada tingkat diskonto (discount rate) yang digunakan yaitu 10%
dan 12%.
Perhitungan NPV yang akan dikaji meliputi seluruh aspek penerimaan kas dan
seluruh aspek pengeluaran kas, yang secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 13-7
.........................................................................................(13-3)

Dimana:
(C)t = Aliran Kas Masuk Tahun ke-t
(Co)t = Aliran Kas Keluar Tahun ke-t
n = Umur Investasi (tahun)
i = Arus Pengembalian (discounted)
t = Tahun
Dengan menggunakan kriteria penilaian NPV dalam analisis finansial ini akan
diperoleh beberapa kelebihan, yaitu:
1) Telah memasukkan faktor nilai waktu dari uang,
2) Telah mempertimbangkan semua aspek aliran kas proyek,
3) Dilakukan perhitungan besaran absolute dan bukan relative,
Nilai NPV yang diperoleh dari kegiatan penambangan yang direncanakan di
dokumen studi kelayakan revisi I dapat dilihat pada lampiran F.

Perhitungan Pay Back Period (PBP)

Periode pengembalian atau Pay Back Period (PBP) dari suatu proyek dapat
didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan agar jumlah penerimaan sama dengan jumlah
investasi/biaya. Dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Payback Period = n + (a – b) / (c – b) x 1 tahun............................................................(13-
4)
Dimana:
n = Tahun terakhir yang jumlah arus kas masih belum bisa menutup investasi mula-
mula
a = Jumlah investasi mula-mula
b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n
c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n+1
Waktu pengembalian modal (PBP) menunjukkan periode waktu yang digunakan
untuk menutupi kembali modal yang telah diinvestasikan dengan hasil yang akan diperoleh
dari aliran kas bersih dari investasi tersebut. Metoda ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 13-8
1) Tidak memberikan gambaran bagaimana situasi aliran kas sesudah periode
pengembalian selesai.
2) Tidak mempertimbangkan nilai waktu dari uang, berarti tidak mengikuti prinsip
dasar analisis aspek ekonomi-finansial dalam mengkaji kelayakan suatu proyek
(investasi).
3) Tidak memberikan indikasi profitabilitas dari unit usaha hasil proyek.
Meskipun banyak kelemahan, tetapi dalam kenyataannya periode pengembalian
masih digunakan secara luas, terutama disebabkan oleh perhitungannya yang mudah dan
cepat untuk menggali informasi perihal resiko, yang kebanyakan investor ingin segera
mendapat jawabannya.
Kriteria ini memberikan indikasi atau petunjuk bahwa proyek investasi dengan
periode pengembalian yang lebih cepat akan lebih dipilih. Dalam memakai kriteria ini
perusahaan yang bersangkutan perlu menentukan batasan maksimum waktu pengembalian,
berarti lewat waktu tersebut proyek investasi tidak dipertimbangkan.
Untuk pengambilan keputusan pada sebuah proyek investasi, dilakukan
perbandingan antara PBP maksimum yang ditetapkan dengan PBP investasi yang akan
dilaksanakan. Apabila PBP investasi yang akan dilaksanakan lebih singkat waktunya
dibandingkan dengan PBP maksimum yang disyaratkan, maka investasi itu akan
dilaksanakan, akan tetapi apabila sebaliknya maka investasi itu akan ditolak.
Nilai PBP yang dihasilkan dalam dokumen studi kelayakan revisi I, dapat dilihat
pada lampiran F.

Analisis Kepekaan dan Resiko (sensitivity)

Dalam analisis kepekaan akan dikaji sejauh mana perubahan parameter biaya modal,
produksi, dan harga jual batubara akan berpengaruh terhadap penilaian kelayakan yang
dilakukan. Dalam hal ini akan dievaluasi sensitif atau tidaknya penilaian kelayakan yang
sudah diputuskan terhadap perubahan parameter-parameter tersebut di atas.
Analisis sensitivitas akan mengambil parameter penurunan dan kenaikan harga jual
batubara sebesar 10%-30%, kenaikan dan penurunan biaya modal 10%-30%, serta kenaikan
dan penurunan biaya operasi sebesar 10%-30%.
Dari hasil perhitungan untuk berbagai skenario di atas, maka diketahui nilai masing-
masing skenario ekonomi tersebut yang dapat dilihat pada lampiran F.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 13-9
Penerimaan Negara

Rencana penerimaan negara untuk kegiatan penambangan PT. KISB terbagi menjadi
pajak dan non pajak. Kontribusi kegiatan pertambangan PT. KISB terhadap pendapatan
negara di sektor pajak terdiri dari PPN, PPh21, PPh22, PPh Badan, dan PBB. Sedangkan
untuk sektor non pajak terdiri dari iuran tetap (dead rent) dan iuran produksi (royalti). Secara
rinci perhitungan penerimaan negara setiap tahun selama umur tambang dapat dilihat pada
lampiran F.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 13-10
14. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil setelah dilakukan kajian terhadap dokumen studi
kelayakan revisi I ini antara lain:
1. PT. KISB memiliki Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP) berdasarkan
Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Nomor
68/I/IUP/PMA/2018 tentang Persetujuan Penyesuaian dan Perpanjangan Kedua Izin
Usaha Pertambangan Operasi Produksi dalam Rangka Penanaman Modal Asing untuk
Komoditas Batubara Kepada PT Karya Inti Sakti Bara pada tanggal 15 Oktober 2018
dengan luas 704,5 Ha.
2. Pada tahun 2020, PT. KISB melakukan verifikasi lokasi IUP sesuai dengan Surat dari
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral
Nomor 193/35/DBP.PW/2020 Perihal Verifikasi Lokasi IUP PT Karya Inti Sakti Bara
yang menjelaskan wilayah PT KISB berada pada 2 provinsi yaitu di Kabupaten
Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan dan Kabupaten Barito Timur Provinsi
Kalimantan Tengah.
3. Secara administratif pemerintahan, IUP OP PT. KISB berada pada 3 (tiga) kecamatan
yaitu Kecamatan Patangkep Tutui, Awang, dan Paku, Kabupaten Tabalong, Provinsi
Kalimantan Selatan dan Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah.
4. Estimasi sumber daya batubara pada dokumen studi kelayakan sebelumnya tidak
dibahas, sehingga tidak bisa dilakukan perbandingan antara dokumen studi kelayakan
sebelumnya dengan studi kelayakan revisi I.
Dari hasil pemodelan geologi yang dilakukan di dokumen studi kelayakan revisi I ini,
terdapat 4 (empat) lapisan utama batubara yang disusun dari muda ke tua yaitu S0, S1
Grup, S2 Grup, dan S3, dimana S1 memiliki splitting menjadi S1A dan S1B, dan S2
memiliki splitting menjadi S2A dan S2B. Estimasi sumber daya pada dokumen studi
kelayakan revisi I adalah 0.64 juta sumber daya tereka, 2.35 juta sumber daya tertunjuk,
dan 2.00 juta sumber daya terukur.
5. Estimasi cadangan batubara pada dokumen studi kelayakan sebelumnya adalah sebesar
1,167,045.92 ton yang terdiri dari pit 1, 2, 3, dan 4, dengan SR 5.38 dan umur tambang
6 tahun. Dalam dokumen studi kelayakan revisi I, estimasi cadangan hanya dilakukan di
pit Blok Bahalang, karena setelah pit Jango selesai ditambang, PT. KISB berencana akan
membuka lokasi penambangan di Blok Bahalang. Setelah mengikuti workframe Kode
KCMI 2017, maka didapat cadangan terbukti sebesar 549 ribu ton dan cadangan terkira

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 14-1
87 ribu ton, sehingga cadangan batubara PT. KISB Blok Bahalang adalah sebesar 636
ribu ton.
6. Kualitas batubara per seam berdasarakan estimasi cadangan pada dokumen studi
kelayakan sebelumnya tidak dibahas, sedangkan kualitas batubara per seam berdasarkan
estimasi cadangan pada dokumen studi kelayakan revisi I dapat dilihat pada Tabel 14-1.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 14-2
Tabel 14-1 Estimasi dan Klasifikasi Cadangan Batubara PT. KISB
Cadangan Ash FC IM TS VM TM CV (Kcal/kg)
Seam
Terbukti Terkira Total ( % adb) (% ar) Adb Ar
S0 84,836.56 22,803.25 107,639.81 13.00 41.11 2.71 2.29 43.18 3.83 6,836.00 6,757.00
S1A 28,498.93 88.54 28,587.47 24.87 35.57 2.90 1.32 36.66 7.05 5,835.00 5,606.00
S1B 65,715.67 3,877.42 69,593.09 21.30 40.52 2.47 1.21 35.71 5.02 6,056.00 5,899.00
S2 320,973.96 60,836.89 381,810.85 21.39 37.51 2.57 1.51 38.53 5.25 6,123.57 5,956.51
S2A 25,879.57 - 25,879.57 28.84 32.92 2.77 1.60 35.47 5.83 5,521.00 5,347.00
S2B 22,968.70 - 22,968.70 18.23 39.36 2.50 1.57 39.91 4.92 6,398.00 6,240.00
Total 548,873.40 87,606.09 636,479.49 20.31 38.24 2.60 1.61 38.85 5.08 6,209.11 6,055.30

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 14-3
7. Sistem penambangan yang akan dilakukan terhadap endapan batubara di IUP OP PT.
KISB masih sama antara dokumen studi kelayakan sebelumnya dan revisi I, yaitu metode
tambang terbuka (open pit) dengan sistem backfilling.
8. Kapasitas produksi dalam dokumen studi kelayakan revisi I direncanakan akan
meningkat dibanding dokumen studi kelayakan sebelumnya, yaitu dari 200,000 ton
menjadi 321,980.86 ton. Kapasitas produksi dalam dokumen studi kelayakan revisi I
dapat dilihat pada Tabel 14-2.

Tabel 14-2 Jadwal Rencana Produksi per Tahun Blok Bahalang


I II III IV Total
Burden 1,159,768.77 2,276,596.02 2,349,423.32 821,856.48 6,607,644.59
Coal 95,800.72 47,617.45 321,980.86 171,080.46 636,479.49
SR 12.11 47.81 7.30 4.80 10.38

9. Kebutuhan peralatan penambangan terjadi perubahan antara dokumen studi kelayakan


sebelumnya dan revisi I. Kebutuhan peralatan penambangan pada dokumen studi
kelayakan sebelumnya dapat dilihat pada tabel 14-3 dan pada dokumen studi kelayakan
revisi I pada Tabel 14-4.

Tabel 14-3 Kebutuhan Peralatan Penambangan Dokumen Studi Kelayakan Sebelumnya

Nama Alat Kapasitas Tempat Penggunaan Jumlah (unit)


Bulldozer CAT D7-G Stock ROM, stock soil, dan disposal 5
Bulldozer CAT D9R Disposal 1
Excavator PC300 2.1 m3 Stock soil, disposal, dan pit 5
3
Excavator PC400 2.2 m Pit dan disposal 1
Dump Truck – Tronton 25 ton Pit dan jalan tambang 1
Grader CAT 14-H Jalan tambang 2
3
Water Tank CAT 769D 17 m Jalan tambang 1
Truck BBM & Grease Semua daerah tambang 2
Low Buoy Jalan tambang dan angkut 1
Wheel Loader WA-700 11.3 ton Stock ROM 1
Tool Carrier Pit
Compactor Jalan tambang dan angkut 1
Mesin bor Pit 1
Kendaraan 4WD Kantor administrasi lokasi/semua
10
lokasi tambang

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 14-4
Tabel 14-4 Kebutuhan Peralatan Penambangan Dokumen Studi Kelayakan Revisi I
Tahun
Keterangan
2020 2021 2022 2023
OB (BCM) 1,159,768.77 2,276,596.02 2,349,423.32 821,856.48
Coal (ton) 95,800.72 47,617.45 321,980.86 171,080.46
SR 12.11 47.81 7.30 4.80

OB Removal & Hauling


Excavator Komatsu PC400
PA (%) 90.00% 90.00% 90.00% 90.00%
UA (%) 85.00% 85.00% 85.00% 85.00%
3
Produktivitas (m /jam) 246.51 246.51 246.51 246.51
Kapasitas Produksi (m3) 656,939.29 1,229,794.22 1,215,976.31 567,117.09
Jumlah PC400 (unit) 1.00 1.00 1.00 1.00
Status Kepemilikan PT. PIR PT. PIR PT. PIR PT. PIR
Distance (m) 290.00 1,731.49 516.78 417.87
Jumlah Dump Truck (unit) 3.00 5.00 4.00 3.00
Status Kepemilikan PT. PIR PT. PIR PT. PIR PT. PIR
Match Factor 0.95 0.95 0.95 0.95

Excavator Komatsu PC300


PA (%) 90.00% 90.00% 90.00% 90.00%
UA (%) 85.00% 85.00% 85.00% 85.00%
Produktivitas (m3/jam) 235.31 235.31 235.31 235.31
Kapasitas Produksi (m3) 627,091.74 1,173,919.43 1,160,729.32 541,350.54
Jumlah PC300 (unit) 1.00 1.00 1.00 1.00
Status Kepemilikan PT. PIR PT. PIR PT. PIR PT. PIR
Distance (m) 701.32 830.79 487.16 458.29
Jumlah Dump Truck (unit) 3.00 3.00 2.00 2.00
Status Kepemilikan PT. PIR PT. PIR PT. PIR PT. PIR
Match Factor 0.95 0.95 0.95 0.95

Coal Getting & Hauling


Excavator Komatsu PC200
PA (%) 90.00% 90.00% 90.00% 90.00%
UA (%) 85.00% 85.00% 85.00% 85.00%
Produktivitas (m3/jam) 86.23 86.23 86.23 86.23
3
Kapasitas Produksi (m ) 229,796.84 430,181.03 425,347.54 198,377.10
Jumlah PC200 (unit) 1.00 1.00 1.00 1.00
Status Kepemilikan PT. PIR PT. PIR PT. PIR PT. PIR
Distance (m) 1,200.00 1,200.00 1,200.00 1,200.00
Jumlah Dump Truck (unit) 3.00 3.00 3.00 3.00
Status Kepemilikan PT. PIR PT. PIR PT. PIR PT. PIR
Match Factor 0.94 0.94 0.94 0.94

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 14-5
Tahun
Keterangan
2020 2021 2022 2023
Support Equipment
Bulldozer D85ESS 2.00 2.00 2.00 2.00 Scope Pekerjaan: Land Clearing, Pit Service, dan Penataan Disposal
Motor Grader GD511A 2.00 2.00 2.00 2.00 Scope Pekerjaan: Meratakan Jalan Tambang
Excavator Support PC200 1.00 1.00 1.00 1.00 Scope Pekerjaan: Cleaning dan Collecting Batubara, Pembuatan Tanggul Air dan Jalan, Merapikan Slope Pit
Wheel Loader WA180-3 1.00 1.00 1.00 1.00 Scope Pekerjaan: Coal Loading di stockROM
Dewatering Pump 1.00 1.00 1.00 1.00 Scope Pekerjaan: Pemompaan Air di Pit
Generator Sets 1.00 1.00 1.00 1.00 Scope Pekerjaan: Sumber Tenaga Listrik di Camp, Office, dan Workshop
Fuel Truck 1.00 1.00 1.00 1.00 Scope Pekerjaan: Pengisian Bahan Bakar Peralatan Utama dan Pendukung
Water Truck 1.00 1.00 1.00 1.00 Scope Pekerjaan: Mengurangi Debu Penambangan
Lighting Plant Yanmar 250 W 7.00 7.00 7.00 7.00 Scope Pekerjaan: Penerangan Pit, Jalan, Disposal, KPL, Camp, dan Workshop
Light Vehicle 16.00 16.00 16.00 16.00 Scope Pekerjaan: Mobilisasi Karyawan Setiap Departemen
Sokkia IM 101 1.00 1.00 1.00 1.00 Scope Pekerjaan: Pengukuran Progress dan Pemasangan Batas Rencana Penambangan dan Penimbunan
*Status kepemilikan peralatan utama dan penunjang merupakan milik PT. KISB

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 14-6
10. Pada dokumen studi kelayakan sebelumnya, PT. KISB menganggarkan biaya PPM
sebesar USD0.03/ton penjualan batubara. Sedangkan pada dokumen studi kelayakan
revisi I ini terjadi peningkatan biaya PPM yang direncanakan, yakni sebesar
Rp700.00/ton atau USD0.05/ton (kurs JISDOR awal tahun 2020; Rp13,901.00)
penjualan batubara. Rincian biaya PPM pada dokumen studi kelayakan revisi I dapat
dilihat pada Tabel 14-5 berikut.

Tabel 14-5 Rencana Anggaran Biaya PPM


Lokasi
RENCANA PEMBIAYAAN PPM
Kegiatan
No. Program Utama PPM Tahunan **) Ket.
PASCA
2020-2021 2021-2022 2022-2023 2023-2024 TOTAL
TAMBANG
1 Pendidikan
RING 1 10,000,000 10,000,000 15,000,000 20,000,000 30,000,000 85,000,000
- Beasiswa
RING 2
- Pendidikan, Pelatihan RING 1 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 25,000,000
Keterampilan, dan Keahlian dasar RING 2
RING 1 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 20,000,000
- Bantuan tenaga pendidik
RING 2
- Bantuan sarana dan/atau RING 1 6,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 26,000,000
prasarana pendidikan RING 2
- Pelatihan dan kemandirian RING 1 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 20,000,000
masyarakat RING 2
2 Kesehatan
- Kesehatan Masyarakat Sekitar RING 1 5,000,000 10,000,000 15,000,000 15,000,000 15,000,000 60,000,000
Tambang RING 2 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 25,000,000
RING 1 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 25,000,000
- Tenaga Kesehatan
RING 2 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 20,000,000
- Sarana dan/atau prasarana RING 1 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 25,000,000
kesehatan RING 2
3 Tingkat pendapatan riil atau
pekerjaan kegiatan ekonomi
menurut profesi yang dimiliki,
seperti:
RING 1 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 10,000,000
- Perdagangan
RING 2
RING 1 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 10,000,000
- Perkebunan
RING 2
RING 1 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 10,000,000
- Pertanian
RING 2
RING 1 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 10,000,000
- Peternakan
RING 2
RING 1 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 10,000,000
- Perikanan
RING 2
RING 1 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 10,000,000
- Kewirausahaan
RING 2
- Pengutamaan penggunaan RING 1 5,000,000 5,000,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 17,500,000
tenaga kerja masyarakat sekitar
tambang sesuai dengan RING 2
kompetensi
4 Kemandirian ekonomi

- Peningkatan kapasitas dan akses RING 1 10,000,000 7,500,000 7,500,000 7,500,000 7,500,000 40,000,000
Masyarakat Setempat dalam
RING 2
usaha kecil dan menengah

- Pengembangan usaha kecil dan RING 1 10,000,000 7,500,000 7,500,000 7,500,000 7,500,000 40,000,000
menengah masyarakat sekitar
tambang RING 2

- Pemberian Kesempatan kepada RING 1 10,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 30,000,000
Masyarakat Sekitar Tambang
untuk ikut berpartisipasi dalam
pengembangan usaha kecil dan RING 2
menengah sesuai dengan
profesinya.
5 Sosial dan budaya
RING 1 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 20,000,000
- Bantuan pembangunan sarana
dan/atau prasarana ibadah dan
hubungan dibidang keagamaan. RING 2 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 10,000,000

RING 1
- Bantuan bencana alam
RING 2
- Partisipasi dalam pelestarian RING 1 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 20,000,000
budaya dan kearifan lokal
RING 2 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 10,000,000
setempat

Pemberian kesempatan kepada RING 1 10,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 30,000,000
masyarakat setempat untuk ikut
berpartisipasi dalam pengelolaan
6
lingkungan kehidupan Masyarakat RING 2
Sekitar Tambang yang
berkelanjutan;
7 Pembentukan kelembagaan RING 1 10,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 30,000,000
komunitas masyarakat dalam
RING 2
menunjang kemandirian PPM
8 Pembangunan infrastruktur yang RING 1 15,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 10,000,000 55,000,000
menunjang PPM RING 2
Total 122,500,000 132,500,000 142,500,000 147,500,000 157,500,000 702,500,000

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 14-7
11. Jumlah tenaga kerja pada dokumen studi kelayakan sebelumnya dan revisi I ini
mengalami perubahan. Kebutuhan tenaga kerja yang direncanakan pada dokumen studi
kelayakan sebelumnya dapat dilihat pada tabel 14-6, sedangkan pada dokumen studi
kelayakan revisi I pada Tabel 14-7.

Tabel 14-6 Kebutuhan Jumlah Tenaga Kerja Dokumen Studi Kelayakan Sebelumnya
No Posisi Pendidikan Kebangsaan Jumlah
1 Direktur Setara S1 Indonesia 1
2 Manager Setara S1 Indonesia 1
3 KTT Setara S1 Indonesia 1
4 Kepala Bagian Perencanaan Setara S1 Indonesia 1
5 Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan Setara S1 Indonesia 1
6 Kepala Bagian Produksi Setara S1 Indonesia 1
7 Kepala Bagian K3 dan Lingkungan Setara S1 Indonesia 1
8 Kepala Bagian Maintenance dan Logistik Setara S1 Indonesia 1
9 Kepala Bagian Pemasaran dan Quality Setara S1 1
Indonesia
Control
10 Surveyor Setara S1 Indonesia 6
11 Staf Setara S1 Indonesia 10
Sekolah Teknik,
12 Driver/Operator Indonesia 20
SMA (sertifikat)
Sekolah Teknik,
13 Satpam Indonesia 10
SMA (sertifikat)
Total 50

Tabel 14-7 Kebutuhan Jumlah Tenaga Kerja Dokumen Studi Kelayakan Revisi 1
No Posisi Pendidikan Kebangsaan Jumlah
1 Direktur Setara S1 Indonesia 1
2 Manager Setara S1 Indonesia 5
3 Sekretaris Eksekutif Setara S1 Indonesia 1
4 KTT Setara S1 Indonesia 1
5 Supervisor Produksi Setara S1 Indonesia 2
6 Supervisor Survey Setara S1 Indonesia 1
7 Supervisor HSE Setara S1 Indonesia 1
8 Supervisor Personalia Setara S1 Indonesia 1
9 Supervisor Plant Setara S1 Indonesia 1
Setara S1
10 Staff Produksi Sekolah Teknik, Indonesia 18
SMA (sertifikat)
11 Staff Geologi Setara S1 Indonesia 5
12 Surveyor Setara S1 Indonesia 6
13 Staf HSE Setara S1 Indonesia 4
14 Staff Personalia Setara S1 Indonesia 10

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 14-8
Setara S1
15 Staff Plant Sekolah Teknik, Indonesia 25
SMA (sertifikat)
14 Admin SMA Indonesia 5
Sekolah Teknik,
15 Driver/Operator Indonesia 54
SMA (sertifikat)
16 Helper SMA Indonesia 10
Sekolah Teknik,
17 Satpam Indonesia 5
SMA (sertifikat)
Total 156

12. Dalam dokumen studi kelayakan sebelumnya dan revisi I masih memiliki kesamaan,
bahwa PT. KISB tidak merencanakan kegiatan pengolahan pada produk penambangan.
Batubara hasil penambangan direncanakan akan langsung diangkut menuju pelabuhan
tanpa melalui kegiatan pengolahan di dalam IUP OP PT. KISB.
13. Pada dokumen studi kelayakan sebelumnya, untuk memulai kegiatan penambangan,
maka diperlukan investasi sebesar USD22,541,675.00, dengan IRR yang diperoleh
18.47%, dan NPV USD2,969,043.00, serta PBP di tahun ke 4.
Sedangkan pada dokumen studi kelayakan revisi I ini, dengan adanya rencana
penambahan area penambangan di Blok Bahalang dan peningkatan kapasitas produksi,
maka investasi yang diperlukan adalah Rp7,733,650,843.37 atau USD556,337.73 (kurs
JISDOR awal tahun 2020 Rp13,901.00), dengan IRR yang diperoleh adalah 20.00%, dan
NPV Rp10,897,265,666.96 (USD783,919.55) pada discount factor 10%, dan pada
discount factor 12% sebesar Rp8,400,390,396.25 (USD604,301.16), dan PBP di bulan
ke 26.
14. Pada dokumen studi kelayakan sebelumnya, penerimaan negara hanya terdiri dari Pajak
Bumi Bangunan (PBB), iuran tetap (dead rent), dan iuran produksi (royalti) yaitu sebesar
USD25,550,859.29.
Sedangkan pada dokumen studi kelayakan revisi I, penerimaan negara setelah adanya
rencana penambahan lokasi penambangan di Blok Bahalang dan peningkatan produksi,
diperkirakan sebesar Rp43,088,753,738.54 (USD3,099,687.34) untuk penerimaan non-
pajak atau PNBP yang meliputi iuran tetap (dead rent) dan iuran produksi (royalti), serta
penerimaan negara dari pajak adalah sebesar Rp46,431,608,849.89 (USD3,340,163.21)
yang meliputi PPN, PPh21, PPh22, Corporate Tax, dan PBB. Sehingga total penerimaan
negara pada dokumen studi kelayakan revisi I ini diharapkan sebesar
Rp89,520,362,588.42 (USD6,439,850.56).

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 14-9
15. Dari analisis tekno ekonomi yang telah dilakukan terhadap rencana penambahan lokasi
penambangan dan peningkatan kapasitas produksi, maka dapat diambil kesimpulan,
bahwa secara tekno ekonomi, rencana perubahan tersebut masih layak untuk dilakukan.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | 14-10
LAMPIRAN

A. Perizinan

A-1 SK Kuasa Pertambangan (KP) Ekplorasi PT. KISB

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | I
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | II
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | III
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | IV
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | V
A-2 SK IUP OPerasi Produksi (OP) PT. KISB

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | VI
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | VII
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | VIII
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | IX
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | X
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XI
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XII
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XIII
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XIV
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XV
A-3 SK Perpanjangan IUP Operasi Produksi (OP) PT. KISB

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XVI
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XVII
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XVIII
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XIX
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XX
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XXI
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XXII
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XXIII
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XXIV
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XXV
A-4 Sertifikat Clear and Clean

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XXVI
B. Peta-Peta

B.1 Lokasi dan Kesampaian Wilayah IUP PT. KISB

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | I
B.2 Peta Situasi Wilayah Kawasan Hutan IUP OP PT. KISB

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | II
B.3 Peta Geologi Regional Lembar Buntok Skala 1 : 250.000 (Soetrisno dkk., 1994)

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | III
B.4 Peta Geologi Lokal PT. KISB

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | IV
B.5 Peta Lokasi Pengambilan Conto Batuan

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | V
B.6 Peta Topografi Wilayah IUP OP PT. KISB

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | VI
B.7 Peta Penyebaran Titik Bor Eksplorasi

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | VII
B.8. Peta Penyebaran Sumber Daya Seam S0

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | VIII
B.9 Peta Penyebaran Sumber Daya Seam S1 Grup

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | IX
B.10 Peta Penyebaran Sumber Daya Seam S2 Grup

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | X
B.11 Peta Penyebaran Sumber Daya Seam S3

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XI
B.12 Pernyataan Competent Person Estimasi Sumberdaya

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XII
B.13 Peta Jalan Angkut IUP ke Pelabuhan PT. BNJM

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XIII
B.14 Peta Penyebaran Cadangan Seam S0

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XIV
B.15 Peta Penyebaran Cadangan Seam S1 Grup

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XV
B.16 Peta Penyebaran Cadangan Seam S2 Grup

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XVI
B.17 Pernyataan Competent Person Estimasi Cadangan

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XVII
B.18 Lokasi Titik Bor Geoteknik PT. KISB

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XVIII
B.19 Peta Penyaliran Tambang Tahun Ke I

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XIX
B.20 Peta Penyaliran Tambang Tahun Ke- II

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XX
B.21 Peta Penyaliran Tambang Tahun Ke- III

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XXI
B.22 Peta Penyaliran Tambang Tahun Ke-IV

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XXII
B.23 Peta Rencana Penambangan dan Penimbunan Tahun ke-I

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XXIII
B. 24 Peta Rencana Reklamasi Tahun ke-I

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XXIV
B. 25 Peta Rencana Penambangan dan Penimbunan Tahun ke-II

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XXV
B. 26 Peta Rencana Reklamasi Tahun ke-II

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XXVI
B. 27 Peta Rencana Penambangan dan Penimbunan Tahun ke-III

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XXVII
B. 28 Peta Rencana Reklamasi Tahun ke-III

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XXVIII
B. 29 Peta Rencana Penambangan dan Penimbunan Tahun ke-IV

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XXIX
B. 30 Peta Rencana Reklamasi Tahun ke-IV

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XXX
B. 31 Peta Situasi Konstruksi PT. KISB

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XXXI
B. 32 Peta Rencana Konstruksi PT. KISB

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XXXII
C Laporan Kajian Geoteknik

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XXXIII
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XXXIV
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XXXV
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XXXVI
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XXXVII
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XXXVIII
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XXXIX
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XL
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XLI
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XLII
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XLIII
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XLIV
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XLV
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XLVI
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XLVII
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XLVIII
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XLIX
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | L
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LI
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LII
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LIII
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LIV
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LV
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LVI
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LVII
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LVIII
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LIX
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LX
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LXI
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LXII
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LXIII
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LXIV
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LXV
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LXVI
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LXVII
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LXVIII
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LXIX
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LXX
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LXXI
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LXXII
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LXXIII
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LXXIV
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LXXV
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LXXVI
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LXXVII
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LXXVIII
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LXXIX
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LXXX
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LXXXI
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LXXXII
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LXXXIII
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LXXXIV
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LXXXV
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LXXXVI
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LXXXVII
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LXXXVIII
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | LXXXIX
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XC
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XCI
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XCII
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XCIII
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XCIV
D. Laporan Studi Geokimia

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XCV
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XCVI
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XCVII
PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XCVIII
E. Perhitungan Kebutuhan Peralatan

Tabel E-1 Rencana Kebutuhan Jumlah Peralatan Utama dan Penunjang


Tahun
Keterangan
I II III IV
OB (BCM) 1,159,768.77 2,276,596.02 2,349,423.32 821,856.48
Coal (ton) 95,800.72 47,617.45 321,980.86 171,080.46
SR 12.11 47.81 7.30 4.80

OB Removal & Hauling


Excavator Komatsu PC400
PA (%) 90.00% 90.00% 90.00% 90.00%
UA (%) 85.00% 85.00% 85.00% 85.00%
3
Produktivitas (m /jam) 246.51 246.51 246.51 246.51
Kapasitas Produksi (m3) 656,939.29 1,229,794.22 1,215,976.31 567,117.09
Jumlah PC400 (unit) 1.00 1.00 1.00 1.00
Status Kepemilikan PT. PIR PT. PIR PT. PIR PT. PIR
Distance (m) 290.00 1,731.49 516.78 417.87
Jumlah Dump Truck (unit) 3.00 5.00 4.00 3.00
Status Kepemilikan PT. PIR PT. PIR PT. PIR PT. PIR
Match Factor 0.95 0.95 0.95 0.95

Excavator Komatsu PC300


PA (%) 90.00% 90.00% 90.00% 90.00%
UA (%) 85.00% 85.00% 85.00% 85.00%
Produktivitas (m3/jam) 235.31 235.31 235.31 235.31
3
Kapasitas Produksi (m ) 627,091.74 1,173,919.43 1,160,729.32 541,350.54
Jumlah PC300 (unit) 1.00 1.00 1.00 1.00
Status Kepemilikan PT. PIR PT. PIR PT. PIR PT. PIR
Distance (m) 701.32 830.79 487.16 458.29
Jumlah Dump Truck (unit) 3.00 3.00 2.00 2.00
Status Kepemilikan PT. PIR PT. PIR PT. PIR PT. PIR
Match Factor 0.95 0.95 0.95 0.95

Coal Getting & Hauling


Excavator Komatsu PC200
PA (%) 90.00% 90.00% 90.00% 90.00%
UA (%) 85.00% 85.00% 85.00% 85.00%
3
Produktivitas (m /jam) 86.23 86.23 86.23 86.23
3
Kapasitas Produksi (m ) 229,796.84 430,181.03 425,347.54 198,377.10
Jumlah PC200 (unit) 1.00 1.00 1.00 1.00
Status Kepemilikan PT. PIR PT. PIR PT. PIR PT. PIR
Distance (m) 1,200.00 1,200.00 1,200.00 1,200.00
Jumlah Dump Truck (unit) 3.00 3.00 3.00 3.00

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | XCIX
Tahun
Keterangan
I II III IV
Status Kepemilikan PT. PIR PT. PIR PT. PIR PT. PIR
Match Factor 0.94 0.94 0.94 0.94
Support Equipment
Bulldozer D85ESS 2.00 2.00 2.00 2.00 Scope Pekerjaan: Land Clearing, Pit Service, dan Penataan Disposal
Motor Grader GD511A 2.00 2.00 2.00 2.00 Scope Pekerjaan: Meratakan Jalan Tambang
Excavator Support PC200 1.00 1.00 1.00 1.00 Scope Pekerjaan: Cleaning dan Collecting Batubara, Pembuatan Tanggul Air dan Jalan, Merapikan Slope Pit
Wheel Loader WA180-3 1.00 1.00 1.00 1.00 Scope Pekerjaan: Coal Loading di stockROM
Dewatering Pump 1.00 1.00 1.00 1.00 Scope Pekerjaan: Pemompaan Air di Pit
Generator Sets 1.00 1.00 1.00 1.00 Scope Pekerjaan: Sumber Tenaga Listrik di Camp, Office, dan Workshop
Fuel Truck 1.00 1.00 1.00 1.00 Scope Pekerjaan: Pengisian Bahan Bakar Peralatan Utama dan Pendukung
Water Truck 1.00 1.00 1.00 1.00 Scope Pekerjaan: Mengurangi Debu Penambangan
Lighting Plant Yanmar 250 W 7.00 7.00 7.00 7.00 Scope Pekerjaan: Penerangan Pit, Jalan, Disposal, KPL, Camp, dan Workshop
Light Vehicle 16.00 16.00 16.00 16.00 Scope Pekerjaan: Mobilisasi Karyawan Setiap Departemen
Sokkia IM 101 1.00 1.00 1.00 1.00 Scope Pekerjaan: Pengukuran Progress dan Pemasangan Batas Rencana Penambangan dan Penimbunan
*Status kepemilikan peralatan utama dan penunjang merupakan milik PT. KISB

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | C
F. Perhitungan Kebutuhan Bahan Peledak (Jika Menggunakan Peledakan)
Dalam melakukan penambangan, PT. KISB tidak merencanakan kegiatan peledakan,
sehingga tidak dilakukan kajian serta perhitungan kebutuhan bahan peledak.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | CI
G. Kajian Kelayakan Ekonomi

G.1 Harga Pokok Penjualan

Tabel G-1 Harga Pokok Penjualan Setelah Inflasi


Description Unit I II III IV
Cost of Goods Sold (COGS) Rp 17,486,012,550.44 36,957,461,836.60 42,606,436,907.07 20,160,230,310.52
Contractor Cost Rp - - - -
Material Cost Rp - - - -
Drilling & Blasting Cost Rp - - - -
Main Equipment Fuel Cost Rp 7,937,062,440.66 15,913,691,349.06 19,622,446,284.62 8,680,382,484.93
Support Equipment Fuel Cost Rp 6,213,555,259.78 12,479,277,095.54 13,087,558,690.45 6,537,387,337.59
Repair & Maintenance Cost Rp 3,335,394,850.00 8,564,493,392.00 9,896,431,932.00 4,942,460,488.00
Mining Consultant Cost Rp - - - -
Processing Cost Rp - - - -
Depreciation Rp 2,518,743,666.67 5,327,487,333.33 5,422,154,000.00 2,711,077,000.00
Inventory Awal Rp - - - -
Inventory Akhir Rp - - - -

Tabel G-2 Inflasi Biaya/Beban


Inflation (BI)
Month
2016 2017 2018 2019 2020
Jan 4.14% 3.49% 3.25% 2.82% 2.68%
Feb 4.42% 3.83% 3.18% 2.57% 2.98%
Mar 4.45% 3.61% 3.40% 2.48% 2.96%
Apr 3.60% 4.17% 3.41% 2.83% 2.67%
May 3.33% 4.33% 3.23% 3.32% 2.19%
Jun 3.45% 4.37% 3.12% 3.28% -
Jul 3.21% 3.88% 3.18% 3.32% -
Aug 2.79% 3.82% 3.20% 3.49% -
Sep 3.07% 3.72% 2.88% 3.39% -
Oct 3.31% 3.58% 3.16% 3.13% -
Nov 3.58% 3.30% 3.23% 3.00% -
Dec 3.02% 3.61% 3.13% 2.72% -
Average 3.33%

Tabel G-3 Biaya Bahan Bakar


Annual Fuel Cost (Rp)
May-18 Jun-18 Jul-18 Aug-18 Sep-18 Oct-18 Nov-18 Dec-18 Jan-19 Feb-19 Mar-19 Apr-19 May-19 Jun-19 Jul-19 Aug-19 Sep-19 Oct-19 Nov-19 Dec-19 Jan-20 Feb-20 Mar-20 Apr-20 May-20
Fuel Publish
13,201.8 13,547.7 13,317.1 13,951.3 14,181.9 15,104.3 15,450.2 12,452.4 11,875.9 12,221.8 13,259.5 13,720.7 14,124.2 13,201.8 12,625.3 13,144.2 12,798.3 13,144.2 12,798.3 12,913.6 14,008.9 12,048.8 11,991.2
Area I 8,935.75 8,416.90
5 5 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 5 5 0 0 0 0 0 5 5 0
PBBKB 990.14 1,016.08 998.79 1,046.35 1,063.64 1,132.82 1,158.77 933.93 890.69 916.64 994.46 1,029.05 1,059.32 990.14 946.90 985.82 959.87 985.82 959.87 968.52 1,050.67 903.66 899.34 670.18 631.27
PPh22 39.61 40.64 39.95 41.85 42.55 45.31 46.35 37.36 35.63 36.67 39.78 41.16 42.37 39.61 37.88 39.43 38.39 39.43 38.39 38.74 42.03 36.15 35.97 26.81 25.25
VAT 1,320.19 1,354.78 1,331.72 1,395.13 1,418.19 1,510.43 1,545.02 1,245.24 1,187.59 1,222.18 1,325.95 1,372.07 1,412.43 1,320.19 1,262.54 1,314.42 1,279.83 1,314.42 1,279.83 1,291.36 1,400.90 1,204.89 1,199.12 893.58 841.69

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | CII
Annual Fuel Cost (Rp)
May-18 Jun-18 Jul-18 Aug-18 Sep-18 Oct-18 Nov-18 Dec-18 Jan-19 Feb-19 Mar-19 Apr-19 May-19 Jun-19 Jul-19 Aug-19 Sep-19 Oct-19 Nov-19 Dec-19 Jan-20 Feb-20 Mar-20 Apr-20 May-20
Transport 350.00 350.00 350.00 350.00 350.00 350.00 350.00 350.00 350.00 350.00 350.00 350.00 350.00 350.00 350.00 350.00 350.00 350.00 350.00 350.00 350.00 350.00 350.00 350.00 350.00
Total Fuel 15,901.7 16,309.2 16,037.6 16,784.6 17,056.2 18,142.8 18,550.3 15,018.9 14,339.8 14,747.2 15,969.6 16,512.9 16,988.3 15,901.7 15,222.6 15,833.8 15,426.4 15,833.8 15,426.4 15,562.2 16,852.5 14,543.5 14,475.6 10,876.3 10,265.1
Cost 8 5 0 3 8 7 4 3 1 8 9 8 7 8 6 7 0 7 0 2 4 5 3 1 1
Average 15,543.21

Tabel G-4 Biaya Land Clearing


Annual
Equipment Description
I II III IV
Area (ha) 50.27 19.37 7.93 0.26
Productivity (ha/hours) 1.54 1.48 1.47 1.41
Working Hours (hours) 32.74 13.06 5.41 0.18
D85ESS
Working Area Condition High High High High
Fuel Consumption (lt/y) 962.42 383.97 158.98 5.41
Fuel Cost (Rp Juta) 14,959,149.83 5,968,050.47 2,471,060.56 84,087.86

Tabel G-5 Biaya Peralatan Utama Penambangan


Annual
Equipment Description
I II III IV

Truck Fuel Consumption (lt) 99,062.10 322,940.93 226,436.99 78,161.37


Truck Hours (hours) 6,604.14 21,529.40 15,095.80 5,210.76
PC400-4 Digger Fuel Consumption (lt) 112,591.94 228,121.25 228,900.80 84,257.38
Digger Hours (hours) 2,335.93 4,732.81 4,748.98 1,748.08
Fuel Cost (Rp) 3,289,782,223.77 8,565,272,709.85 7,077,408,851.18 2,524,507,952.18
Truck Fuel Consumption (lt) 91,145.23 181,892.28 157,184.34 59,884.46
Truck Hours (hours) 6,076.35 12,126.15 10,478.95 3,992.30
PC300-8 Digger Fuel Consumption (lt) 103,053.05 197,685.62 190,835.83 74,809.54
Digger Hours (hours) 2,676.70 5,134.69 4,956.77 1,943.11
Fuel Cost (Rp) 3,018,463,819.03 5,899,857,383.39 5,409,348,983.11 2,093,576,565.55
Production Target (BCM) 95,800.72 47,617.45 321,980.86 171,080.46
Production per Digger Capacity (BCM/y) 229,796.84 430,181.03 425,347.54 198,377.10
Working Hours Digger (Hours/y) 1,780.97 916.53 6,267.82 3,456.50
PC200-8 Fuel Consumption Digger (lt/y) 39,715.57 20,438.55 139,772.37 77,079.95
Working Hours Truck (Hours/y) 5,342.90 2,749.58 18,803.46 10,369.50
Fuel Consumption Truck (lt/y) 64,114.83 32,994.97 225,641.50 124,434.01
Fuel Cost (Rp) 1,613,857,248.02 830,528,153.46 5,679,702,850.17 3,132,172,898.81
Total Fuel Cost (Rp/y) 7,922,103,290.83 15,295,658,246.71 18,166,460,684.46 7,750,257,416.54
Total Fuel Consumption (lt/y) 509,682.72 984,073.60 1,168,771.82 498,626.71

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | CIII
Tabel G-6 Biaya Peralatan Support Penambangan
Annual Quantity Usage Annual
Equipment Description
I II III IV I II III IV

Bulldozer
Fuel Consumption (lt/h) 29.40 29.69 29.99 30.28
Working Hours (hours) 5,922.13 11,210.83 11,210.83 5,288.70
D85ESS 2 2 2 2
Fuel Consumption (lt/y) 174,110.72 332,894.49 336,190.47 160,152.41
Fuel Cost (Rp) 2,706,238,704.89 5,174,247,398.16 5,225,477,570.42 2,489,281,876.64
Grader
Fuel Consumption (lt/h) 18.75 18.94 19.13 19.31
Working Hours (hours) 5,922.13 11,210.83 11,210.83 5,288.70
GD511A 2 2 2 2
Fuel Consumption (lt/y) 111,040.00 212,305.16 214,407.19 102,138.02
Fuel Cost (Rp) 1,725,917,541.38 3,299,902,677.40 3,332,574,981.14 1,587,552,217.25
Excavator
Fuel Consumption (lt/h) 16.95 17.12 17.29 17.46
Working Hours (hours) 2,961.07 5,605.42 5,605.42 2,644.35
PC200-8 1 1 1 1
Fuel Consumption (lt/y) 50,190.08 95,961.93 96,912.05 46,166.38
Fuel Cost (Rp) 780,114,728.71 1,491,556,010.18 1,506,323,891.47 717,573,602.19
Wheel Loader
Fuel Consumption (lt/h) 10.95 11.06 11.17 11.28
Working Hours (hours) 740.27 1,401.35 1,401.35 661.09
WA180-3 1 1 1 1
Fuel Consumption (lt/y) 8,105.92 15,498.28 15,651.72 7,456.08
Fuel Cost (Rp) 125,991,980.52 240,892,895.45 243,277,973.62 115,891,311.86
Dewatering Pump
Fuel Consumption (lt/h) 57.50 58.08 58.65 59.23
Working Hours (hours) 385.00 834.00 834.00 449.00
Dewatering Slurry Pump 1 1 1 1
Fuel Consumption (lt/y) 22,137.50 48,434.55 48,914.10 26,592.03
Fuel Cost (Rp) 344,087,712.29 752,828,165.11 760,281,909.32 413,325,309.87
Fuel Truck
Fuel Consumption (lt/h) 12.00 12.12 12.24 12.36
Working Hours (hours) 712.00 1,380.00 1,380.00 668.00
Fuel Truck 1 1 1 1
Fuel Consumption (lt/y) 8,544.00 16,725.60 16,891.20 8,256.48
Fuel Cost (Rp) 132,801,148.00 259,969,438.31 262,543,393.15 128,332,165.54
Water Truck
Fuel Consumption (lt/h) 12.00 12.12 12.24 12.36
Water Truck 1 1 1 1 Working Hours (hours) 2,136.00 4,140.00 4,140.00 2,004.00
Fuel Consumption (lt/y) 25,632.00 50,176.80 50,673.60 24,769.44

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | CIV
Annual Quantity Usage Annual
Equipment Description
I II III IV I II III IV

Fuel Cost (Rp) 398,403,443.99 779,908,314.94 787,630,179.44 384,996,496.63


Total Fuel Cost (Rp/y) 6,213,555,259.78 11,999,304,899.56 12,118,109,898.56 5,836,952,979.99
Total Fuel Consumption (lt/y) 399,760.22 771,996.80 779,640.33 375,530.84

Tabel G-7 Biaya Perbaikan dan Perawatan Peralatan Utama dan Support
Annual Repair & Maintenance Cost
Description
I II III IV
Peralatan Utama Penambangan 2,178,852,750.00 5,591,565,000.00 6,125,497,500.00 3,062,748,750.00
Fleet 1
PC400-4 940,500,000.00 1,980,000,000.00 2,145,000,000.00 1,072,500,000.00
DT 8 m3 228,375,000.00 815,625,000.00 906,250,000.00 453,125,000.00
Fleet 2
PC300-8 342,000,000.00 720,000,000.00 780,000,000.00 390,000,000.00
DT 8 m3 228,375,000.00 815,625,000.00 906,250,000.00 453,125,000.00
Fleet 3
PC200-8 211,227,750.00 444,690,000.00 481,747,500.00 240,873,750.00
DT 8 m3 228,375,000.00 815,625,000.00 906,250,000.00 453,125,000.00
Peralatan Support Penambangan 1,156,542,100.00 2,643,524,800.00 3,037,865,400.00 1,350,162,400.00
Sokkia IM 101 24,850,000.00 56,800,000.00 127,800,000.00 56,800,000.00
D85ESS 337,223,250.00 770,796,000.00 867,145,500.00 385,398,000.00
GD511A 103,761,000.00 237,168,000.00 266,814,000.00 118,584,000.00
JV25DW - - - -
PC200-8 129,701,250.00 296,460,000.00 333,517,500.00 148,230,000.00
WA180-3 62,256,600.00 142,300,800.00 160,088,400.00 71,150,400.00
Dewatering Slurry Pump 350,000,000.00 800,000,000.00 900,000,000.00 400,000,000.00
Fuel Truck 87,500,000.00 200,000,000.00 225,000,000.00 100,000,000.00
Water Truck 61,250,000.00 140,000,000.00 157,500,000.00 70,000,000.00
Total 3,335,394,850.00 8,235,089,800.00 9,163,362,900.00 4,412,911,150.00

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | CV
Tabel G-8 Biaya Pengangkutan (Coal Hauling) ke Pelabuhan PT. BNJM
Hauling Target Units
Max production 322,981 Ton
Monthly Production 26,915.07 Ton / Month
Weekly Hauling 6,728.77 Ton / Week
Daily Hauling 961.25 Ton / Day
Number of trip needed / day 60.10 Trip
Trip scheduled / day 2 Trip
Number of Hauler needed 40.00 Unit

Hauling Spec
Unit Model HINO ranger FG 245 JK Units
20 m3
Vessel Capacity
16 Ton
Fuel Consumption 22 L/Hour
Hauling Distance 150 km
Average Speed 25 km/hour
Trip Time 6 Hour

Hauling Cost
1.320.000 Rp
Fuel Cost / trip
94,29 $
100.000 Rp
Operator Fee / Trip
7,14 $
Rent Fee / Leasing Fee 55.000.000 Rp
Repair and Maintenance Cost 3.000.000 Rp
Total Cost / Month 140.200.000 Rp/ Month
Total Unit Cost / Month 5.608.000.000 Rp / Month
Total Unit Cost / Year 67.296.000.000 Rp / Year
208.359,096 Rp / ton
Hauling Base Cost / ton
14,88279257 $ / ton-km
Cost / Ton - km 0,099218617 $ / ton-km

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | CVI
G.2 Laporan Laba Rugi dan Arus Kas

Tabel G-9 Laporan Laba Rugi dan Arus Kas

Year Total
Item Unit Rate 2020 2021 2022 2023
PRICES
Coal Price US$/ton 70,71 89,34 98,04 99,76 89,46
PHYSICALS
Coal ton 95.801 47.617 322.981 171.080 637.479
Overburden bcm 1.159.768 2.276.596 2.349.423 821.856 6.607.644
Strip Ratio bcm/ton 12,11 47,81 7,27 4,80 10,37
Sales Revenue US$ 6.774.356 4.254.143 31.665.044 17.066.987 59.760.530

OPEX
Royalty (Government) US$ 5,50% 372.590 233.978 1.741.577 938.684 3.286.829
OB Removal Cost US$ $ 2,30 2.667.466 5.236.171 5.403.674 1.890.270 15.197.581
Coal Getting US$ $ 2,00 2.319.536 4.553.192 4.698.847 1.643.713 13.215.288
Coal Hauling US$ $ 0,10 9.580 4.762 32.298 17.108 63.748
Fee Jalang Angkut US$ $ 0,11 10.538 5.238 35.528 18.819 70.123
Coal Road Maintenance US$ $ 0,04 3.832 1.905 12.919 6.843 25.499
Stockpiling US$ $ 0,30 28.740 14.285 96.894 51.324 191.244
Coal Processing US$ $ 3,60 344.883 171.423 1.162.731 615.890 2.294.926
Pemuatan ke tongkang US$ $ 2,77 265.368 131.900 894.657 473.893 1.765.818
Pengangkutan tongkang US$ $ 0,01 958 476 3.230 1.711 6.375
Surveyor Independent US$ $ 0,26 24.908 12.381 83.975 44.481 165.745
Exporting Document US$ $ 0,06 5.748 2.857 19.379 10.265 38.249
Insurance US$ $ 0,05 4.790 2.381 16.149 8.554 31.874
Transhipment &Steveodring US$ $ 4,00 383.203 190.470 1.291.923 684.322 2.549.918
Forex Gains/Losses US$ - - - - - -
Administrasi dan Overhead US$ $ 1,00 95.801 47.617 322.981 171.080 637.479
COMDEV / CSR US$ $ 0,05 4.790 2.381 16.149 8.554 31.874
Land Compensation US$ $ 1,72 164.777 81.902 555.527 294.258 1.096.465
Rehab Enviroment US$ $ 0,30 28.740 14.285 96.894 51.324 191.244
Marketing Commision US$ $ 2,00 191.601 95.235 645.962 342.161 1.274.959
Total OPEX US$ 6.927.850 10.802.838 17.131.294 7.273.254 42.135.237

CAPEX US$
Land Acquisition US$ 674.284 1.323.602 1.365.944 477.824 3.841.653
Infrastructure & Development US$ 181.642 - - - 181.642
Total CAPEX US$ 855.925 1.323.602 1.365.944 477.824 4.023.295

PROJECTED INCOME STATEMENT


Cash Cost US$ 6.927.850 10.802.838 17.131.294 7.273.254 42.135.237
Total Cost US$ 7.502.606 11.377.595 21.893.749 10.613.703 51.387.653
EBITDA US$ (153.493) (6.548.695) 14.533.749 9.793.732 17.625.293

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | CVII
Depreciation & Amortization US$ 574.756 574.756 574.756 574.756 2.299.026
EBIT (Earnings Before Interest and Taxes) US$ (728.250) (7.123.452) 13.958.993 9.218.976 15.326.267
Longterm loan interest US$ - - - - -
Earning Before Tax (EBT) US$ (728.250) (7.123.452) 13.958.993 9.218.976 15.326.267
Corporate Tax US$ 30% - - 4.187.698 2.765.693 6.953.391
Net Profit (Earning After Tax) US$ (728.250) (7.123.452) 9.771.295 6.453.283 8.372.876
PROJECTED CASHFLOW
Cash inflow : US$ 6.774.356 4.254.143 31.665.044 17.066.987 59.760.530
Net Revenue US$ 6.774.356 4.254.143 31.665.044 17.066.987 59.760.530
Longterm loan US$ - - - - -
Cash outflow : US$ 7.783.775 12.126.441 22.684.936 10.516.771 53.111.922
Capital Expenditures US$ 855.925 1.323.602 1.365.944 477.824 4.023.295
Entry Fee US$ - - - - -
Operating Expenses US$ 6.927.850 10.802.838 17.131.294 7.273.254 42.135.237
Principal Loan payment US$ - - - - -
Interest Loan US$ - - - - -
Corporate tax US$ - - 4.187.698 2.765.693 6.953.391
NET CASHFLOW US$ (2.325.487) (1.009.419) (7.872.298) 8.980.108 6.550.216 6.648.607
Accumulative Net Cashflow US$ (1.009.419) (8.881.717) 98.391 6.648.607

Financial Indicator
Rate 9%
NPV
$ 4.022.601
IRR 18,06% 3% PBP 3 TAHUN 8 BULAN

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | CVIII
G.3 Neraca
Tabel G-10 Neraca Keuangan
Annual Balance Sheet
Description
2019 2020 2021 2022 2023

AKTIVA 20,724,651,050.35 68,767,364,822.19 107,969,496,008.90 203,020,646,221.26 198,487,816,684.65

Aktiva Lancar 18,018,654,050.35 58,135,662,307.36 95,661,783,878.71 188,687,122,583.76 190,047,864,280.43

Kas dan Bank 18,018,654,050.35 58,135,662,307.36 95,661,783,878.71 188,687,122,583.76 190,047,864,280.43

Piutang Usaha - - - - -

Pajak Dibayar di Muka - - - - -

Piutang lain-lain dan Biaya Dibayar di Muka - - - - -

Persediaan - - - - -

Aktiva Lain-lain 2,705,997,000.00 10,631,702,514.84 12,307,712,130.19 14,333,523,637.49 8,439,952,404.22

Aktiva Tetap 2,705,997,000.00 180,689,000.00 177,997,000.00 185,651,000.00 -

Aktiva Pajak Tangguhan - - - - -

Biaya Ditangguhkan - - - - -

Jaminan Reklamasi - 5,026,850,000.00 1,937,000,000.00 793,000,000.00 26,000,000.00

Jaminan Pascatambang - - - - -

Aktiva Eksplorasi Lanjutan - 922,874,681.50 458,711,990.92 3,101,730,170.95 -

Beban Ditangguhkan - - - - -

Depresiasi & Amortisasi - 4,501,288,833.33 9,734,003,139.27 10,253,142,466.55 8,413,952,404.22

KEWAJIBAN 20,739,688.20 9,290,005,803.34 4,191,091,745.60 42,720,721,802.16 19,713,741,124.51

Kewajiban Jangka Pendek 20,739,688.20 6,508,661,125.40 3,639,609,145.60 22,177,738,176.39 11,675,630,204.93

Hutang Bank - - - - -

Hutang Lain-lain - - - - -

Hutang Afiliasi - - - - -

Hutang Pajak - 48,538,354.88 428,625,209.16 465,626,979.76 139,174,369.98

Hutang Non-Pajak 20,739,688.20 6,460,122,770.52 3,210,983,936.44 21,712,111,196.63 11,536,455,834.95

Hutang Dividen - - - - -

Biaya yang Masih Harus Dibayar - - - - -

Pendapatan Ditangguhkan - - - - -

Pendapatan Diterima Dimuka - - - - -

Kewajiban Jangka Panjang - 2,781,344,677.94 551,482,600.00 20,542,983,625.77 8,038,110,919.58

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | CIX
Annual Balance Sheet
Description
2019 2020 2021 2022 2023

Hutang Bank - - - - -

Estimasi Kewajiban Manfaat - - - - -

Hutang Pajak - 2,781,344,677.94 551,482,600.00 20,542,983,625.77 8,038,110,919.58

Hutang Leasing - - - - -

Hutang Afiliasi - - - - -

Penyisihan Uang Jasa dan Ganti Rugi Karyawan - - - - -

EKUITAS 20,703,911,362.15 59,477,359,018.85 103,778,404,263.31 160,299,924,419.09 178,774,075,560.13

Modal Saham 41,132,281,231.75 76,519,541,846.60 158,760,928,278.32 169,146,186,850.55 111,098,630,696.07

Modal yang Disetor - - - - -

Laba (Rugi) Tahun Lalu - (20,428,369,869.60) 3,386,187,041.85 (58,368,711,056.86) 49,522,448,625.41

Laba (Rugi) Tahun Berjalan (20,428,369,869.60) 3,386,187,041.85 (58,368,711,056.86) 49,522,448,625.41 18,152,996,238.66

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | CX
G.4 Analisis Sensitivitas

Tabel G-11 Analisis Sensitivitas NPV @10%

Coal Price NPV Persentase Penyusutan NPV


Harga Batubara -3% 2.632.475 65%
Harga Batubara -2% 3.095.850 77%
Harga Batubara -1% 3.559.226 88%
Base Case 4.022.601 100%
Harga Batubara +1% 4.485.977 112%

Analisis Kepekaan Terhadap Harga Batubara

Harga Batubara +1%


NPV US$ 4,485,977

Base
Base Case
Case
NPV US$ 4,022,601

Harga Batubara -1%


NPV US$ 3,559,226

Harga Batubara -2%


NPV US$ 3,095,850

Harga Batubara -3%


NPV US$ 2,632,475

-40% -30% -20% -10% 0% 10% 20%

Gambar G-1 Grafik Analisis Sensitivitas NPV @10%

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | CXI
Tabel G-12 Analisis Sensitivitas NPV @12%

Opex NPV Persentase Penyusutan NPV


Opex +2% 3.346.013 83%
Opex +1% 3.684.307 92%
Base Case 4.022.601 100%
Opex -2% 4.699.189 117%

Analisis Kepekaan Terhadap Biaya


Operasional
Opex -2%
NPV US$ 4,699,189

Base Case
NPV US$ 28,460,534
Base Case NPV
US$ 4,022,601

Opex +1%
NPV US$ 3,684,307

Opex +2%
NPV US$ 3,346,013

-20% -15% -10% -5% 0% 5% 10% 15% 20%

Gambar G-2 Grafik Analisis Sensitivitas NPV @12%

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | CXII
Tabel G-13 Analisis Sensitivitas Biaya Capital

Capex NPV Persentase Penyusutan NPV


Capex +10% 3.364.088 84%
Capex +5% 3.693.345 92%
Base Case 4.022.601 100%
Capex -10% 4.351.857 108%

Analisis Kepekaan Terhadap Biaya


Modal/Capital
Capex -10%
NPV US$ 4,351,857

Base Case
NPV
NPV US$
US$ 28,460,534
4,022,601

Capex +5%
NPV US$ 3,693,345

Capex +10%
NPV US$ 3,364,088

-20% -15% -10% -5% 0% 5% 10%

Gambar G-3 Grafik Analisis Sensitivitas Biaya Capital

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | CXIII
H. Estimasi Sumber Daya dan Cadangan

H.1 Klasifikasi sumberdaya batubara di area PT KISB

Terukur Tertunjuk Tereka Total


Klasifikasi sumberdaya
(juta mt) (juta mt) (juta mt) (juta mt)
Total 2.00 2.35 0.64 4.99

* Perhitungan menggunakan klasifikasi SNI:5015 tahun 2019;


* Satuan yang digunakan metric tonnes dengan insitu density rerata yaitu 1.3;

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | CXIV
H.2 Klasifikasi sumberdaya lapisan batubara PT KISB berdasarkan kedalaman lapisan

Klasifikasi (mt)
No Elevasi (m) Seam
Terukur Tertunjuk Tereka
1 150 - 125 S0 130,434 28,557 -
S1 50,002 51,872 -
S1A 37,477 2,966 -
S1B 103,668 20,456 -
S2 36,240 484,155 61,445
S2A - - -
S2B - - -
S3 3,853 28,759 -
Sub-total 361,675 616,765 61,445
2 125 - 100 S0 75,912 74,594 1,596
S1 3,297 171,368 3,941
S1A 108,385 120,365 2,356
S1B 167,919 63,284 528
S2 628,791 766,260 174,571
S2A 56,901 34,729 125,829
S2B 63,499 7,046 11,733
S3 21 86,956 1,441
Sub-total 1,104,725 1,324,601 321,996
3 100 - 75 S0 35,961 22,356 855
S1 - 51,112 -
S1A 111,048 65,841 9,872
S1B 150,710 73,965 7,615
S2 875 33,814 214,425
S2A - - -
S2B 25,876 26,833 8,301
S3 21,868 32,656 11,134
Sub-total 346,337 306,577 252,201
3 75 - 50 S0 5,050 1,090 -
S1 - - -
S1A 58,895 31,452 -
S1B 63,350 22,338 -
S2 38,821 44,419 1,910
S2A -
S2B 19,770 898 -
S3 4,303 1 -
Sub-total 190,189 100,198 1,910
4 50 - 25 S0 - - -
S1 - - -
S1A - 1,372 -
S1B - - -
S2 - - -
S2A - - -
S2B - - -
S3 - - -
Sub-total - 1,372 -
Total 2,002,926 2,349,514 637,553

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | CXV
H.3 Estimasi dan Klasifikasi Cadangan Batubara PT. KISB

Cadangan Ash FC IM TS VM TM CV (Kcal/kg)


Seam
Terbukti Terkira Total ( % adb) (% ar) Adb Ar
S0 84,836.56 22,803.25 107,639.81 13.00 41.11 2.71 2.29 43.18 3.83 6,836.00 6,757.00
S1A 28,498.93 88.54 28,587.47 24.87 35.57 2.90 1.32 36.66 7.05 5,835.00 5,606.00
S1B 65,715.67 3,877.42 69,593.09 21.30 40.52 2.47 1.21 35.71 5.02 6,056.00 5,899.00
S2 320,973.96 60,836.89 381,810.85 21.39 37.51 2.57 1.51 38.53 5.25 6,123.57 5,956.51
S2A 25,879.57 - 25,879.57 28.84 32.92 2.77 1.60 35.47 5.83 5,521.00 5,347.00
S2B 22,968.70 - 22,968.70 18.23 39.36 2.50 1.57 39.91 4.92 6,398.00 6,240.00
Total 548,873.40 87,606.09 636,479.49 20.31 38.24 2.60 1.61 38.85 5.08 6,209.11 6,055.30

* Perhitungan menggunakan klasifikasi KCMI 2017 dan SNI:5015 tahun 2019;


* Satuan yang digunakan metric tonnes dengan insitu density rerata yaitu 1.3.

PT. Karya Inti Sakti Bara – Laporan Studi Kelayakan Tambang (Revisi I) Tahun 2020 | CXVI

Anda mungkin juga menyukai