Anda di halaman 1dari 49

1. Ny.

T; 21th; 158cm; 68kg

S/

Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah kurang lebih 2 hari
sebelum masuk rumah sakit, nyeri di rasakan terus menerus, keluhan nyeri di
iringi dengan keluhan demam terus menerus, mual ada, muntah ada kurang
lebih 2x setiap harinya, muntah berisi sisa makanan, kelhan lain tidak ada,
BAB dan BAK dalam batas normal,

Riwayat Penyait Dahulu : magh ada, asma tidak ada dan riwayat penyakit
jantung disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga : riwayat penyakit keturunan tidak ada, riwayat


penyakit menular tidak ada, riwayat penyakit kejiwaan tidak ada.

O/

TD : 100/60 mmHg

Nd : 110 x/ menit

RR : 22x/ menit

T : 38,5 C

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Toraks : jantung dan paru dalam batas normal

Abdomen : nyeri tekan dan nyeri lepas ada, dengan tanda psoas, rovsing,
obturator sign yang positif.

Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium : kesan leukositosis

A/

Appendicitis

P/

IVFD RL 20 tpm

Inj. Ceftriaxon 2 x 1gr

Inj. Omeprazole 2x40 mg

Inj. Ondancentron 3x4 mg

Inj. Ketorolac 3x30mg

Inf. Paracetamol 3x1 fls

apendiktomi

GV

2. Tn. S; 61th; 160cm; 50kg


S/
Pasien datang dengan keluhan tidak bisa buang air kecil. Kurang lebih 1 bulan
sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh sulit buang air kecil (BAK).
Pasien mengaku sulit untuk memulai BAK, dan terkadang harus disertai
dengan mengedan untuk BAK, pancaran kencing lemah, kadang terhenti
kemudian lancar kembali. Pasien juga mengeluh sering berkali kali ke kamar
mandi pada malam hari saat tidur malam karena ingin BAK namun saat BAK
hanya menetes dan merasa kurang puas. BAK tidak berdarah, demam tidak
ada, nyeri pinggang tidak ada, buang air besar biasa. Pasien sudah 4 kali ke
mantri terdekat untuk dipasang kateter. Kurang lebih 1 minggu sebelum masuk
rumah sakit, pasien mengeluh tidak bisa BAK. Pasien lalu berobat ke RSUD
KOL ABUNDJANI BANGKO.

O/
kesadaran : komposmentis
HR 99x/menit regular
RR 20x/menit
tekanan darah 140/90 mmHg
suhu 36,7oC.
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Toraks : jantung dan paru dalam batas normal
Abdomen : nyeri tekan perut tengah bawah, kesan penuh
Rectal toucher : didapatkan tonus sphincter ani kuat, mukosa rektum licin,
tidak ada massa, ampulla recti intak, serta prostat teraba membesar, batas atas
teraba, konsistensi kenyal, permukaan licin, nodul tidak ada, dan nyeri tekan
tidak ada, tidak ada darah dan feses pada handscoen.
Pemeriksaan penunjang
leukosit 10.770/uL.
USG pembesaran prostat (volume 42,3 ml) dengan kalsifikasi dan protusi ke
VU

A/
BPH

P/
IVFD RL 20tpm

Inj. Ceftriaxon 2 x 1gr

Inj. Omeprazole 2x40 mg

Inj. Ondancentron 3x4 mg

Inj. Ketorolac 3x30mg

Inf. Paracetamol 3x1 fls

Kateter terpasang

Pro prostatectomi

GV luka operasi

Control drain dan warna urin yang keluar dari kateter

3. AN. X; 5 tahun; TB 120; BB 33KG

S/

os datang dengan keluhan nyeri saat berkemih kurang lebih 2 hari sebelum
masuk rumah sakit, Os juga mengeluh pancaran kencing melemah, menetes
dan os menangis saat berkemih, saat hendak kencing ujung penis
menggembung, demam ada sesekali, BAB dalam batas normal.

RPD :

riwayat post operasi apendicitis akut 3 tahun yang lalu

magh ada

asma tidak ada


O/

RR 30 X/menit

HR 100 X/menit

T 37.9

akral hangat

Pemeriksaan fisik

ujung preputium penis menggembung, tampak eritem, tidak dapat ditarik ke


arah pangkal penis.

Pemeriksaan penunjang : leukositosis

A/

FIMOSIS

P/

Sirkumsisi

IVFD RL 20 tpm

Inj. cefotaxime 3x1 gr

Inj. Omeprazole 2x40 mg

Inj. Paracetamol 3x500 mg

4. Ny. S; 55 tahun; TB155cm; BB 60kg

S/
Os datang dengan keluhan Terdapat luka baru di atas luka setelah debridement
hari ke-8 di kaki kanan ukuran diamaternya kurang lebih ±4cm, nyeri (-),keluar
cairan (+), berbau (+), cairan yang keluar berwarna keputihandan terdapat
gelembung gasnya, mobilisasi (+), makan/minum(menurun/+), BAB/BAK
(+/+), Mual (+), Muntah (+) berisi makanan
Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) :
- Luka gangren di kaki kanan ( jari 4 dan 5 )
- Riwayat Hipertensi (-)
- Riwayat DM (+)
Riwayat Penyakit Keluarga (RPK) :
- Riwayat DM orang tua ( ayah dan ibu )
Riwayat Pengobatan :
Riwayat debridement gangren kaki kanan 8 hari yang lalu di RSUD
Riwayat Alergi
Tidak ada alergi
O/

Keadaan umum : Lemah

Kesadaran : compos mentis

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 74x/menit

Respiration rate : 18x/menit

Temperature : 37,8 c

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik


Toraks : jantung dan paru dalam batas normal

Abdomen : DBN

Ektremitas

Ulkus Ankle Pedis


 Mengeluarkan cairan
 Berwarna bening keputihan
 Cairan berbau
 Terdapat gelembung gas pada cairan yang keluar

Pemeriksaan Penunjang :

Rontgen pedis : osteomielitis metatarsal digiti 3 dan 4


Pemeriksaan penunjang :
Foto rontgen
cruris : articulatio talocruralis dextra dalam batas normal
pedis : osteomyelitis di ca
Pemeriksaan laboratorium
Gds 324
Leukosit 19.000
Hb 10.9 g/dl
A/

ULKUS DIABETIKUM GAS GANGREN PEDIS


P/

IVFD RL 20tpm
Inj. Ceftriaxon 2 x 1gr

Inj. Omeprazole 2x40 mg

Inj. Ondancentron 3x4 mg

Paracetamol 3x500 mg

Metformin 1x1 tab (cek GDS tiap pagi)

Pro debridement

5. Ny. A. 14 tahun, TB 145cm, BB 40kg


S/
OS post KLL Sekitar 8 jam yang lalu sebelum masuk rumah sakit, pasien
mengeluhkan nyeri pada tungkai kanan dan tidak dapat digerakkan. Pada pukul
18.00 WIB penderita sedang mengendarai sepeda motor, tiba-tiba sebuah
motor dari arah depan menabrak motor penderita dan mengenai kaki kanannya.
Saat kejadian penderita menggunakan helm dan tidak mengkonsumsi alkohol.
Riwayat pingsan (-), sakit kepala (-), muntah (+). Penderita langsung dibawa
ke RSUD colonel abundjani bangko.

Riwayat Penyait Dahulu : magh ada, asma tidak ada, riwayat penyakit jantung
disangkal, riwayat operasi sebelumnya tidak ada, Riwayat penyakit hipertensi
tidak ada.

Riwayat Penyakit Keluarga : riwayat penyakit keturunan tidak ada, riwayat


penyakit menular tidak ada, riwayat penyakit kejiwaan tidak ada.

O/

Kesadaran : CM
GCS : 15

TD : 100/60 mmHg

Nd : 110 x/ menit

RR : 22x/ menit

T : 36,5 C

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Toraks : jantung dan paru dalam batas normal

Abdomen : DBN

Ekstremitas :

Cruris dextra : bengkak (+), deformitas (+) angulasi ke lateral, Kulit utuh
(tidak terdapat luka robek), terdapat nyeri tekan (+), pulsasi distal (+),
sensibilitas (+), Movement : Nyeri gerak aktif (+), nyeri gerak pasif (+), ROM
sulit dinilai

Pemeriksaan Penunjang :

Laboratorium : leukositosis, hb 9.8

A/ CLOSE FRAKTUR FEMUR DEXTRA

P/

IVFD RL 20tpm

Inj. Ceftriaxon 2 x 1gr

Inj. Omeprazole 2x40 mg


Inj. Ondancentron 3x4 mg

Inj. ketorolac 3x30 mg

di sarankan untuk operasi namun pasien menolak dan meminta pulang atas
permintaan sendiri.

6. TN. R. 30 tahun, TB167cm, BB 60kg

S/

Pasien datang dengan tidak sadarkan diri setelah terjatuh dari motor sekitar 10
menit SMRS. Pasien tidak mengingat kejadian apapun. Pasien ketika sadar
sudah berada di IGD RSUD kolonel abundjani bangko. Muntah disangkal,
kelemahan anggota gerak disangkal. Pasien naik motor sendiri dan tidak
menggunakan helm. Ketika pasien sadar, pasien mengeluhkan sakit kepala dan
mual. Sakit kepala dirasakan di seluruh bagian kepala, Nyeri kepala tidak
disertai berkunang-kunang. Sebelum mengalami kecelakaan, pasien tidak
mengeluhkan sakit kepala. Pada pasien juga terdapat banyak luka di bagian
wajah dan ekstremitas. BAK dan BAB tidak ada keluhan. Pasien mampu
berkomunikasi dengan baik.

Riwayat penyakit dahulu :

 Riwayat trauma sebelumnya : disangkal


 Riwayat epilepsi : disangkal
 Riwayat kejang : disangkal
 Riwayat stroke : disangkal
 Riwayat hipertensi : disangkal
 Riwayat kencing manis : disangkal
 Riwayat alergi : disangkal

Riwayat penyakit keluarga :

 Riwayat epilepsi : disangkal

Riwayat pribadi dan sosial ekonomi :

 Pasien meminum minuman keras

 O/

TD : 100/60 mmHg

N : 110 x/ menit

RR : 22x/ menit

T : 36,5 C

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Toraks : jantung dan paru dalam batas normal

Abdomen : DBN

Pemeriksaan Penunjang :

Rontgen foto kepala AP/lateral

 Tak tampak os. Calvarian


 Os mandibula intak

Laboratorium : DBN
A/

CKS

P/

Ivfd rl 20 tpm

Injeksi omeprazol 2×1 ampul

Injeksi piracetam 2×3 g

Injeksi meticobalamin 1×1 ampul

Injeksi metilprednisolon 4×125 mg

Injeksi asam traneksamat 3×1 g

Bed rest total

7. TN. K. 31 tahun, TB167cm, BB 60kg

S/

Os mengalami kecelakaan lalu lintas 30 menit SMRS, Menurut keterangan


keluarga pasien, pasien diserempet motor saat sedang menyebrang, lalu pasien
jatuh terpental ke aspal, dan ditemukan keluarga saat sudah dipindahkan warga
ke tepi jalan, kemudian pasien langsung dibawa ke IGD RSUD Kolonel
abundjani bangko. Sesaat setelah kecelakaan sampai perjalanan ke RSUD,
pasien sadar dan terus mengeluh kesakitan, pasien tidak pingsan, tidak muntah,
tidak ada kejang, namun ada darah yang keluar dari hidung.

Setibanya pasien di IGD, pasien masih sadar namun terlihat gelisah dan agak
sulit menjawab pertanyaan, sehingga pemeriksa harus mengulang pertanyaan
sampai dijawab. Pasien juga terus memejamkan mata dan mengeluh kesakitan.
Pasien mengeluhkan leher dan kepala belakang sakit, nyeri pada perut, mual,
dan mimisan. Saat ditanya kronologi kejadian kecelakaan, pasien menjawab
tidak tahu. Tampak bekas darah pada lubang hidung, lecet pada tangan kiri,
dan bengkak pada bagian kepala belakang. Pasien masih dapat menggerakkan
anggota geraknya, dan merasakan sentuhan pada kulitnya.

 Riwayat Penyakit Dahulu

 Riwayat trauma sebelumnya : disangkal


 Riwayat kejang : disangkal
 Riwayat hipertensi : disangkal
 Riwayat diabetes mellitus : disangkal
 Riwayat cefalgia kronis : disangkal
 Riwayat penyakit jantung : disangkal
 Riwayat konsumsi minuman beralkohol : disangkal
 Riwayat konsumsi obat-obatan terlarang : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

 Riwayat hipertensi             : disangkal


 RIwayat diabetes mellitus             : disangkal

O/
Keadaan umum : tampak sakit sedang

GCS : 5-6

TD : 100/60 mmHg

N : 110 x/ menit

RR : 22x/ menit

T : 36,5 C

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Toraks : jantung dan paru dalam batas normal

Abdomen : DBN

Pemeriksaan Penunjang :

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan labor

HB 11.3

Rontgen Cranium AP/Lateral

Tampak lusensi batas sebagian tak jelas pada os temporal kiri. Mastoid air cell
tak jelas à usul foto mastoid

Pasien di sarankan untuk di rujuk namun keluarga menolak, kemudian


kemudian mendapatkan perawatan di bangsal.
A/

CKB

P/

Non medikaamentosa

Bed rest

Collar neck

Posisi kepala ditinggikan 30 derajat

Medikamentosa

Injeksi Citicolin 2×500 mg

Injeksi Ranitidin 2×1

Injeksi Piracetam 2×3 g

Injeksi Mecobalamin 1×1

Injeksi Metilprednisolon 4×125

Injeksi Ketorolac 2×30

Injeksi Ondancentron 3×1


Injeksi Ciprofloxacyn 2×500

8. TN. T; 48th; 158cm; 60kg

S/

Os datang masuk kdi rawat di bangsal dengan keluhan benjolan di lengan atas
kanan. Benjolan tersebut dikeluhkan sejak 1 tahun yang lalu, awalnya
berukuran sebesar telur ayam, dan semakin membesar. Pada pemeriksaan fisik,
pada saat palpasi terasa nyeri dan dapat digerakkan.

Riwayat Penyait Dahulu : magh ada, asma tidak ada dan riwayat penyakit
jantung disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga : riwayat penyakit keturunan tidak ada, riwayat


penyakit menular tidak ada, riwayat penyakit kejiwaan tidak ada.

0/

TD : 100/60 mmHg

Nd : 110 x/ menit

RR : 22x/ menit

T : 36,5 C

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Toraks : jantung dan paru dalam batas normal

Abdomen : DBN
Ektremitas atas kanan : tampak benjolan dengan diameter 6 cm, mobile dan
nyeri saat di gerakkan

Pemeriksaan Penunjang :

Rontgen : tak tampak massa, ada gambaran hiperdens di otot bicep dan brachii

Laboratorium : semua DBN

A/

LIPOMA

P/

Eksis lipoma di OK

IVFD RL 20tpm

Inj. Ceftriaxon 2 x 1gr

Inj. Omeprazole 2x40 mg

Inj. Ondancentron 3x4 mg

Inj. Ketorolac 3x30mg

Inf. Paracetamol 3x1 fls

9. TN. T; 49th; 168cm; 70kg


S/
Os datang dengan keluhan nyeri di pinggang kiri sejak 1 minggu sebelum
masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan hilang timbul dan menjalar ke paha, dan
perut bagian kiri atas. Nyeri dirasakan makin berat terutama saat beraktifitas
sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri saat buang air kecil (BAK)
disangkal, BAK berdarah disangkal, BAK berpasir dirasakan, demam
disangkal, mual muntah disangkal. Penderita lalu berobat ke dokter umum
namun keluhan dirasakan tidak hilang. Sejak 1 tahun sebelum masuk rumah
sakit penderita mulai mengeluh perasaan tidak enak dan pegal-pegal di
pinggang kirinya, buang air besar (BAB) biasa, dan BAK lancar.
Riwayat penyakit dahulu : Riwayat trauma yang mencederai abdomen
disangkal, riwayat pernah terkena batu saluran kemih disangkal, riwayat
penyakit yang sama dalam keluarga disangkal.
Riwayat penyakit keluarga : tidak ditemukan.
O/
kesadaran ; compos mentis
tekanan darah 110/80 mmHg
nadi 88x/menit
nafas 20 kali/menit
suhu 36,20CPada

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Toraks : jantung dan paru dalam batas normal

Abdomen : pada perkusi nyeri ketok costovertebrae sinistra (+

Ektremitas atas kanan : DBN

laboratorium
leukosit 11.700/μl (normalnya: 5000- 10.000/μl);
kimia darah tidak ditemukan peningkatan kadar ureum, kreatinin, maupun asam
urat
urin lengkap ditemukan warna keruh, epitel (+), sedimen (+), peningkatan kadar
eritrosit 5-7/LPB (normalnya: 0-1/LPB), leukosit 10-11/LPB (0-5/LPB).
pemeriksaan radiologi
rontgen didapatkan tampak bayangan radioopaque pada pielum ginjal setinggi
linea paravertebrae sinistra setinggi lumbal III Ukuran 1,5 x 2 cm
USG didapatkan tampak batu pada ginjal kiri di pol-tengah-bawah berukuran 1
cm x 1,2 cm x 1,8 cm;
A/
NEFROLITIASIS
P/
IVFD RL 20 tetes/menit
ketorolac injeksi 2 x 1 ampul/ hari)
cefotaxim injeksi 2 x 1 vial/ hari)
cyston 1x1
OS pulang atas permintaan sendiri dan ingin melanjutkan pengobatan di Jambi

10.TN. k; 62th; 168cm; 70kg

S/

Pasien datang dengan keluhan tidak bisa buang air kecil. Kurang lebih 1 bulan
sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh sulit buang air kecil (BAK).
Pasien mengaku sulit untuk memulai BAK, dan terkadang harus disertai dengan
mengedan untuk BAK, pancaran kencing lemah, kadang terhenti kemudian
lancar kembali. Pasien juga mengeluh sering berkali kali ke kamar mandi pada
malam hari saat tidur malam karena ingin BAK namun saat BAK hanya
menetes dan merasa kurang puas. BAK tidak berdarah, demam tidak ada, nyeri
pinggang tidak ada, buang air besar biasa. Pasien lalu berobat ke RSUD KOL
ABUNDJANI BANGKO.

Setelah pasien di rawat haripertama di bangsal bedah, tiba tiba selang kateter
yang telah terpasang terlepas, keluarga mengatakan selang tersangkut dan
tertarik hingga akhirnya terlepas, ketika hendak di pasang kembali, ujung penis
pasien mengeluarkan darah, dan ketika kateter dimasukkan ada tahanan dan
tetesan darah semakin banyak, sehingga dapat di simpulkan bahwa pasien
mengalami robekan dinding uretra

O/

 kesadaran : komposmentis
 HR 99x/menit regular
 RR 20x/menit
 tekanan darah 140/90 mmHg
 suhu 36,7oC.
 Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
 Toraks : jantung dan paru dalam batas normal
 Abdomen : nyeri tekan perut tengah bawah, kesan penuh
 Rectal toucher : didapatkan tonus sphincter ani kuat, mukosa rektum licin,
tidak ada massa, ampulla recti intak, serta prostat teraba membesar, batas
atas teraba, konsistensi kenyal, permukaan licin, nodul tidak ada, dan nyeri
tekan tidak ada, tidak ada darah dan feses pada handscoen.
 Pemeriksaan penunjang
 leukosit 10.770/uL.
 USG pembesaran prostat (volume 42,3 ml) dengan kalsifikasi dan protusi ke
VU
A/
RUPTUR URETRA
P/
Pro op cyto
 IVFD RL 20tpm
 Inj. Ceftriaxon 2 x 1gr
 Inj. Omeprazole 2x40 mg
 Inj. Ondancentron 3x4 mg
 Inj. Ketorolac 3x30mg
 Inf. Paracetamol 3x1 fls
 Kateter terpasang
 GV luka operasi
 Control drain dan warna urin yang keluar dari kateter
11. An. Y; 7 tahun; TB 130; BB 40KG

S/

os datang dengan keluhan nyeri pada ujung penis 1 jam sebelum masuk rumah
sakit, os mengatakan sebelumnya ia berusaka untuk membersihkan ujugn
penisnya saat mandi, dengan cara menarik kulit ujung penisnya kebelakang,
namun saat hendak di kembalikannya kedepan tidak bias,ujung penis terasa
baal dan panas, BAB dalam batas normal.

RPD :

magh ada

asma tidak ada

RPK :
Tidakada keluarga yang menerita penyakit menular

O/

RR 30 X/menit

HR 100 X/menit

T 36.9

akral hangat

Pemeriksaan fisik

ujung preputium penis tertarik ke pangkal penis, tidak bias di kembalikan ke


ujung penis, gland penis tamoak kebiruan dan teraba dingin.

Pemeriksaan penunjang laboratorium : DBN

A/

FIMOSIS

P/

IVFD RL 20 tpm

Inj. cefotaxime 3x1 gr

Inj. Omeprazole 2x40 mg

Inj. Paracetamol 3x500 mg

Pro sirkumsis
12. Tn. R; 19 tahun; TB 170; BB 79KG

S/

os datang dengan jari kelingking kanan putus 15 menit sebelum masuk rumah
sakit, os mengatakan sebelumnya ia bekerja di mesin mebel dan jarinya yang
putus tersebut Karena terkene mesin mebel, BAB dan BAK dalam batas
normal.

RPD :

magh ada

asma tidak ada

DM tidak ada

Hipertensi tidak ada

RPK :

Tidak ada keluarga yang menderita penyakit menular

O/

TD 120/80 mmhg

RR 20 X/menit

HR 100 X/menit

T 36.9

Pemeriksaan fisik

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik


Toraks : jantung dan paru dalam batas normal

Abdomen : DBN

Ekstremitas : tampak vulnus amputatum phalank media digiti 5 dextra dengan


sebagian kulit masih menempel.

Pemeriksaan penunjang laboratorium : DBN

A/

VULNUS AMPUTATUM

Tatalaksana

IVFD RL 20 tpm

Inj. Ceftriaxon 2 x 1gr

Inj. Omeprazole 2x40 mg

Inj. Ondancentron 3x4 mg

Inj. Ketorolac 3x30mg

Inf. Paracetamol 3x1 fls

Post reparasi di OK

GV

13. Tn. R; 20 tahun; TB 170; BB 79KG

S/

Pasien datang dengan keluhan nyeri di seluruh lapang perut sejak ± 3 hari
sebelum masuk rumah sakit. Nyeri yang dirasakan terus menerus dan paling
hebat terasa di bagian perut kanan bawah.. Keluhan diawali dengan demam
sejak ± 7 hari yang lalu, demam dirasakan naik turun. Setelah itu pasien
mengeluhkan nyeri ulu hati yang semakin lama semakin bertambah dan nyeri
menjalar ke perut kanan bawah yang nyerinya dirasakan semakin bertambah
berat dan terus-menerus sehingga menyebabkan pasien tidak bisa beraktifitas
dan sulit untuk tidur. Keluhan ini juga disertai dengan mual, muntah (Ix) dan
nafsu makan menurun. BAB (+) sedikit, BAK (+) lancar. Pasien ada riwayat
diurut-urut (+)

RPD :

magh ada

asma tidak ada

DM tidak ada

Hipertensi tidak ada

RPK :

Tidak ada keluarga yang menderita penyakit menular

O/

TD 120/80 mmhg

RR 20 X/menit

HR 100 X/menit

T 37,7 C

Pemeriksaan fisik
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Toraks : jantung dan paru dalam batas normal

Abdomen :  defans muskular (+), Rovsing sign (+), psoas sign (+), Nyeri tekan
titik Mc-Burney (+), nyeri lepas (+), hepar dan lien tidak teraba.

Ekstremitas : DBN

Pemeriksaan penunjang laboratorium

WBC    35,2  103/mm3              (3,5-10,0  103/mm3)
  RBC     : 4,40 106/mm3 (3,80-5,80 106/mm3)
  HGB     : 12,2 g/dl                    (11,0-16,5 g/dl)
  HCT      : 37,9 %                       (35,0-50%)
  PLT       : 247103/mm3               (150-390 103/mm3)

A/ PERITONITIS EC appendicitis perforasi

P/

Pro laparotomy cyto

IVFD RL 20 tpm

Inj. Ceftriaxon 2 x 1gr

Inj. Omeprazole 2x40 mg

Inj. Ondancentron 3x4 mg

Inj. Ketorolac 3x30mg


Inf. Paracetamol 3x1 fls

GV

14.Ny. M; 49th; 158cm; 65kg

S/

os datang post KLL 15 menit sebelum masuk rumah sakit, os mngeluh


lemmas dan pusing, mual tidak ada,muntah tidak ada, os mengluh perih dan
keluar darah dari keningnya, BAB dan BAK dalam batas normal.

RPD :

magh ada

asma tidak ada

DM tidak ada

Hipertensi tidak ada

RPK :

Tidak ada keluarga yang menderita penyakit menular

O/

TD 120/80 mmhg

RR 20 X/menit

HR 100 X/menit

T 36.9

Pemeriksaan fisik
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Kepala : tampak luka terbuka di kening dengan tepi tidak beraturan. Dg ukuran
panjang 8 cm, lebar 3 cm dengan dasar otot, tampak perdarahan semi aktif.

Toraks : jantung dan paru dalam batas normal

Abdomen : DBN

Ekstremitas : DBN

Pemeriksaan penunjang laboratorium : DBN

A/

VULNUS LACERATUM

P/

Luka telah di hecting di IGD

IVFD RL 20 tpm

Inj. Ceftriaxon 2 x 1gr

Inj. Omeprazole 2x40 mg

Inj. Ondancentron 3x4 mg

Inf. Paracetamol 3x1 fls

Vit c 1x1
15. An. M; 9th; 140cm; 40kg

S/

os datang post KLL 5 menit sebelum masuk rumah sakit, os mngeluh lemmas
dan pusing, mual tidak ada,muntah tidak ada, os mengeluh seluruh badannya
terasa sakit, dan terdapat beberapa luka lecet paka tangan dan kaki, BAB dan
BAK dalam batas normal.

RPD :

magh ada

asma tidak ada

DM tidak ada

Hipertensi tidak ada

RPK :

Tidak ada keluarga yang menderita penyakit menular

O/

TD 120/80 mmhg

RR 20 X/menit

HR 100 X/menit

T 36.9

Pemeriksaan fisik

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik


Toraks : jantung dan paru dalam batas normal

Abdomen : DBN

Ekstremitas : tampak luka multiple di ekstremitas bawah dan atas dengan


ukuran bervariasi dengan dasar subkutis.

Pemeriksaan penunjang laboratorium : DBN

A/

MULTIPLE VULNUS EXORIATUM

P/

WT

IVFD RL 20 tpm

Inj. Ceftriaxon 2 x 1gr

Inj. Omeprazole 2x40 mg

Inj. Ondancentron 3x4 mg

Inf. Paracetamol 3x500 fls

Vit c 1x1
16. Tn. M; 30th; 150cm; 60kg
S/
Pasien datang ke IGD RSUD colonel abundjani bangko dengan keluhan
mual muntah sejak 1 hari SMRS. Muntah sudah terjadi 4 kali berisi air dan
makanan dan terjadi setiap kali pasien makan, tidak terdapat darah dalam
muntahnya. Pasien juga mengeluhkan perutnya terasa melilit sejak 1 hari
terakhir. Pasien mengaku memiliki benjolan yang membesar pada kedua
buah zakarnya. Benjolan tersebut mulai ada sejak 5 tahun yang lalu.
Menurut pengakuan pasien, 5 tahun lalu benjolan tersebut mulanya pada
lipat paha kanan kemudian muncul pula pada lipat paha kiri sebesar buah
anggur, benjolan tersebut hilang timbul, muncul terutama pada saat pasien
berdiri atau mengedan, dan hilang pada saat pasien berbaring atau
dimasukan dengan cara didorong. Lama kelamaan (± 4 tahun SMRS)
benjolan tersebut turun sampai buah zakarnya dan benjolan membesar
hingga sebesar bola tenis. Sejak 3 bulan terakhir, benjolan tersebut tidak
dapat dimasukkan. Menurut pasien, benjolan tidak terasa nyeri atau
mengganggu, hanya ada rasa sedikit tidak nyaman pada benjolan tersebut,
sehingga benjolan tersebut dibiarkan saja oleh pasien dan tidak dibawa
berobat. Pasien pun mengaku belum BAB sejak 2 hari terakhir dan merasa
tidak nafsu makan. Pasien menyangkal adanya demam, rasa nyeri, panas
dan kemerahan pada benjolan
RPD :

magh ada

asma tidak ada

DM tidak ada
Hipertensi tidak ada

RPK :

Tidak ada keluarga yang menderita penyakit serupa seperti pasien.

O/

TD 120/80 mmhg

RR 20 X/menit

HR 100 X/menit

T 36.9

Pemeriksaan fisik

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Toraks : jantung dan paru dalam batas normal

Abdomen : DBN

Ekstremitas : DBN

Genitalia : tampak benjolan dengan besar kira2 sebesar bola tenis dari inguinal
sampai scrotum.

Pemeriksaan penunjang laboratorium : DBN

O/

HERNIA SKROTALIS INKARSERATA BILATERAL

P/
PRO cyto herniotomy dan hernioplasti

IVFD RL 20 tpm

Inj. Ceftriaxon 2 x 1gr

Inj. Omeprazole 2x40 mg

Inj. Ondancentron 3x4 mg

Inf. Paracetamol 3x500 fls

Inj. Ketorolac 3x30 mg

17. Tn. M; 57th; 170cm; 60kg


S/
Seorang laki-laki 57 tahun datang dengan keluhan adanya benjolan pada
lipatan paha dan buah zakar sebelah kanan yang hilang timbul sejak ± 4 tahun
yang lalu. Menurut pasien benjolan timbul saat bekerja terlalu lama dan berat,
kadang muncul juga saat pasien merasa terlalu lelah. Awalnya benjolan hanya
muncul di lipatan paha kemudian turun sampai ke buah zakar sehinga buah
zakar pasien terlihat membesar dan berbentuk lonjong. Benjolan tidak dapat
masuk kembali sendiri atau kadang dengan menggunakan jari benjolan tersebut
dapat masuk. Saat benjolan muncul pasien merasa nyeri namun tidak dapat
masuk kembali secara spontan

RPD :

magh ada

asma tidak ada

DM tidak ada
Hipertensi tidak ada

RPK :

Tidak ada keluarga yang menderita penyakit serupa seperti pasien.

O/

TD 120/80 mmhg

RR 20 X/menit

HR 100 X/menit

T 36.9

Pemeriksaan fisik

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Toraks : jantung dan paru dalam batas normal

Abdomen : DBN

Ekstremitas : DBN

Genitalia : benjolan berbentuk lonjong pada inguinal dextra berukuran ± 4 cm,


warna seperti warna kulit sekitar, pada Palpasi dirasakan tidak teraba hangat,
kenyal, batas atas tidak jelas, serta tidak ada nyeri tekan dan pada auskultasi
terdengan bising usus dalam keadaan normal. Pada Regio scrotalis dextra
didapatkan Inspeksi adanya terdapat benjolan berbentuk lonjong pada scrotum
dextra berukuran ± 10 cm x 4 cm, warna seperti warna kulit sekitar, pada
palpasi dirasakan tidak teraba hangat, kenyal, batas atas tidak jelas, serta tidak
ada nyeri tekan, dan pada Auskultasi bising usus dalam keadaan normal.
Pemeriksaan penunjang laboratorium : DBN

A/

HERNIA INGUINALIS LATERALIS DEXTRA P/

P/

herniotomy dan hernioplasty

IVFD RL 20 tpm

Inj. Ceftriaxon 2 x 1gr

Inj. Omeprazole 2x40 mg

Inj. Ondancentron 3x4 mg

Inf. Paracetamol 3x500 fls

Inj. Ketorolac 3x30 mg

18. Tn. M; 57th; 170cm; 60kg


S/
Pasien datang dengan keluhan nyeri yang semakin hebat pada payudara
sebelah kiri sejak ±1 bulan sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Sebelum
nyeri dirasakan, pasien mengaku timbul benjolan sebesar kacang tanah pada
puting sebelah kiri sekitar 5 bulan yang lalu (bulan Desember). Dua minggu
kemudian orang sakit (os) mengeluhkan adanya benjolan yang cukup besar dan
kenyal pada bagian ketiak sebelah kiri. 2 minggu sebelumnya pasien telah
melakukan pemeriksaan PA di RS siloam jambi hasilnya adalah kanker
payudara stadium II. Pasien di anjurkan bahwa kanker ini harus segera
dioperasi, namun os menolak karena os ingin melaksanakan umroh selama 2
bulan. Selama pasien menjalankan umroh pasien mendapatkan obat salep dari
dokter spesialis onkologi yang ada disana, namun setiap setelah diolesi salep
pasien merasakan gatal dan panas pada payudara sehingga os sering
menyiramnya dengan air zam-zam. Setelah pulang umroh pasien merasakan
adanya luka kecil pada puting sebelah kiri dan disertai keluarnya nanah
sebanyak 3-4 kali setiap hari dengan jumlah 2-3 tetes. Keluhan disertai dengan
perut terkadang merasa tidak enak di daerah ulu hati dan tangan sebelah kiri
terasa pegal dan linu, pasien mengaku mengalami penurunan berat badan sejak
mengalami sakit ini.

RPD :

magh ada

asma tidak ada

DM tidak ada

Hipertensi tidak ada

RPK :

Tidak ada keluarga yang menderita penyakit serupa seperti pasien.

O/

TD 120/80 mmhg

RR 20 X/menit

HR 100 X/menit

T 36.9
Pemeriksaan fisik

Mata : konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik

Toraks : jantung dan paru dalam batas normal

inspeksi bagian payudara sebelah kiri tampak membesar dan terdapat luka.

Abdomen : DBN

Ekstremitas : DBN

Pemeriksaan penunjang laboratorium : Hb 8,0

A/

CA MAMMAE STAGE 2
P/

Dokter menyarankan kembali untuk di operasi namun pasien menolak


dilakukan di operasi di rsud kol abundjani bangko, os ingin operasi kembali dir
sisloam jambi, os meminta di rawat sementara waktu untuk menghilangkan
rasa nyerinya.

IVFD RL 20 tpm

Inj. Ceftriaxon 2 x 1gr

Inj. Omeprazole 2x40 mg

Inj. Ondancentron 3x4 mg

Inf. Paracetamol 3x500 fls

Inj. Ketorolac 3x30 mg


Tranfusi 1 kantong

19. Ny. M; 40th; 170cm; 60kg


S/
Pasien mengeluh keluar tonjolan menyerupai daging yang hilang timbul dari
lubang pantat. Tonjolan tersebut muncul dari lubang pantat terutama saat
mengedan dan BAB. Pasien mengaku keluhan ini dirasakan sejak ± 1 tahun
yang lalu. Awalnya berupa tonjolan kecil yang lama kelamaan dirasakan
semakin membesar dan terasa seperti menyumbat lubang pantat, gatal (-),
Pasien juga mengeluh nyeri setiap BAB dan kotoran bercampur darah. Darah
yang keluar kadang menetes berupa darah merah segar dan lebih sering
bercampur dengan kotoran. Sebelum adanya keluhan tersebut pasien
mengatakan sering susah BAB (sembelit dan jarang BAB) dan sampai
sekarang keluhan masih dirasakan. BAB rata-rata 2 hari sekali dengan keluar
kotoran agak padat sehingga pasien sering mengedan keras ketika BAB, BAK
tidak dikeluhkan, gatal daerah anus (-), mual muntah (-), demam (-). Pasien
mengaku pernah berobat ke puskesmas diberi obat antihemoroid dan
penghilang nyeri, keluhan dirasakan berkurang namun dapat kambuh dan
memberat jika tidak minum obat. Akhirnya setelah sekian lama mengkonsumsi
obat dan kontrol namun tidak banyak perubahan, malah penyakitnya semakin
memberat kemudian pasien dianjurkan untuk operasi. RPD :

magh ada

asma tidak ada

DM tidak ada
Hipertensi tidak ada

RPK :

Tidak ada keluarga yang menderita penyakit serupa seperti pasien.

O/

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : compos mentis/GCS : E4V5M6

TD 120/80 mmhg

RR 20 X/menit

HR 100 X/menit

T 36.9

Pemeriksaan fisik

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Toraks : jantung dan paru dalam batas normal

Abdomen : DBN

Ekstremitas : DBN

Anal-Perianal :

Inspeksi : terlihat tonjolan massa prolaps dari anus pada saat pasien diminta
mengedan, padat kenyal, posisi pada arah jam 7, ukuran ± 0,5x0,3 cm,
ekskoriasi (-), luka (-), tanda radang (-), darah (-)
RT : teraba benjolan (+) sebesar biji kedelai pada kanan belakang (jam 7),
tidak nyeri pada saat dipalpasi, TSA kuat (normal), mukosa rectum licin, feses
(+), darah (-)

Pemeriksaan penunjang laboratorium : DBN

A/

HEMOROID grade 3
P/

hemorhoidektomi

IVFD RL 20 tpm

Inj. Ceftriaxon 2 x 1gr

Inj. Omeprazole 2x40 mg

Inj. Ondancentron 3x4 mg

20. Nn. H; 17th; 170cm; 60kg


S/
Pasien datang dengan keluhan Bengkak pada lutut kiri, Lutut terasa nyeri
bila digerakkan, Awalnya lutut kiri masih tampak sama dengan lutut kanan,
namun makin lama bengkak semakin bertambah besar. Sejak itu pasien
menjadi sulit untuk berjalan karena lututnya terasa nyeri. Nyeri pada
lutut dirasakan juga oleh pasien walaupun dalam keadaan istirahat.
Seminggu sebelum dibawa ke poliklinik ibu pasien sudah mencoba
mengompres lutut yang bengkak dan menurutnya bengkak sedikit
berkurang namun lama-lama membesar kembali. Pasien mengaku
sebelum lututnya membengkak seperti sekarang lututnya tiak pernah
terbentur. Jika pasien mengalami luka sampai berdarah lukanya cepat
menyembuh. Keluhan lain yang menyertai seperti demam, batuk pilek,
dan mual-muntah disangkal. Keluhan saat buang air besar maupun buang
air kecil tidak ada. Berat badan pasien tidak dirasakan menurun. Postur
tubuh pasien memang sudah kurus dari sebelum muncul bengkak
dikarenakan kebiasaan makan pasien yang selalu pilih-pilih makanan. Pasien
belum pernah berobat ke dokter maupun alternatif sebelumnya.

RPD :

Keluhan yang samasebelumnya tidak ada

magh ada

asma tidak ada

DM tidak ada

Hipertensi tidak ada

RPK :

Tidak ada keluarga yang menderita penyakit serupa seperti pasien.

O/

TD 120/80 mmhg

RR 20 X/menit

HR 100 X/menit

T 36.9
Pemeriksaan fisik

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Toraks : jantung dan paru dalam batas normal

Abdomen : DBN

Ekstremitas : Tampak oedem, teraba hangat, keras, nyeri tekan (+),


terdapat keterbatasan gerak aktif maupun pasif. Lingkar genu sinistra terukur
37cm

Genitalia : DBN

Pemeriksaan penunjang

laboratorium :

Led 32

Hematokrit 31

RONTGEN GENU

Adanya destruksi tulang, kean osteosarcoma.

A/

OSTEOSARCOMA
P/

di sarankan untuk di rujuk ke sepsialis orthopedy

IVFD RL 20 tpm

Inj. Ceftriaxon 2 x 1gr


Inj. Omeprazole 2x40 mg

Inj. Ondancentron 3x4 mg

Inj. Ketorolac 3x30 mg

21. Tn. M; 55th; 170cm; 80kg


S/
Pasien datang dengan keluhan bengkak kemerahan dan nyeri pada kaki kanan
yang memberat sejak 4 hari yang lalu. Pasien mengatakan keluhan kemerahan
pada kaki kanan mulai muncul sejak satu bulan yang lalu karena terkena
paparan sinar matahari (sunburn), keluhan kemerahan ini dirasakan semakin
memberat sehinggga pasien merasakan nyeri saat berjalan. Keluhan demam
dan gatal disangkal. Pasien baru pertama kali mendapatkan keluhan seperti ini.
Riwayat pengobatan di Klinik 4 hari yang lalu, diberikan antibiotik yang tidak
diketahui namanya selama 4 hari. Riwayat mengoleskan krim/obat tradisional
disangkal. Riwayat alergi obat tidak ada.

RPD :

magh ada

asma tidak ada

DM tidak ada

Hipertensi tidak ada

RPK :

Tidak ada keluarga yang menderita penyakit serupa seperti pasien.


O/

TD 120/80 mmhg

RR 20 X/menit

HR 100 X/menit

T 36.9

Pemeriksaan fisik

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Toraks : jantung dan paru dalam batas normal

Abdomen : DBN

Ekstremitas : Pedis dekstra teraba hangat, terdapat edema nonpitting dan


pulsasi a. radialis (teraba). efloresensi berupa makula eritema, soliter, batas
tidak tegas, bentuk geografika, ukuran 3x4 cm, disertai erosi, soliter batas
tegas, bentuk geografika, ukuran 1x2 cm, pada perabaan terasa hangat, nyeri
pada penekanan, tes diaskopi memucat pada penekanan.

Genitalia : DBN

Pemeriksaan penunjang laboratorium :

eritrosit 5,11K/μL (4.5-5.9); hemoglobin 14,05g/dL (13,5-17,5); hematokrit


45,12% (41-53); trombosit 233,9 K/uL (150-440); leukosit 10,06K/μL (4,1-
11), gula darah sewaktu 100 mg/dL (70-140). Pemeriksaan fungsi ginjal
didapatkan BUN 14 mg/dl (8,0-23,0); kreatinin 0,82 mg/dl (0,7-1,2).

A/
Selulitis
P/

IVFD RL 20 tpm

Inj. Ceftriaxon 2 x 1gr

Inj. Omeprazole 2x40 mg

Inj. Ondancentron 3x4 mg

Inj. Ketorolac 3x30 mg

22. Tn. M; 57th; 170cm; 60kg


S/
Seorang laki-laki 57 tahun datang dengan keluhan adanya benjolan pada
lipatan paha dan buah zakar sebelah kanan yang hilang timbul sejak ± 4 tahun
yang lalu. Menurut pasien benjolan timbul saat bekerja terlalu lama dan berat,
kadang muncul juga saat pasien merasa terlalu lelah. Awalnya benjolan hanya
muncul di lipatan paha kemudian turun sampai ke buah zakar sehinga buah
zakar pasien terlihat membesar dan berbentuk lonjong. Benjolan tidak dapat
masuk kembali sendiri atau kadang dengan menggunakan jari benjolan tersebut
dapat masuk. Saat benjolan muncul pasien merasa nyeri namun tidak dapat
masuk kembali secara spontan

RPD :

magh ada

asma tidak ada


DM tidak ada

Hipertensi tidak ada

RPK :

Tidak ada keluarga yang menderita penyakit serupa seperti pasien.

O/

TD 120/80 mmhg

RR 20 X/menit

HR 100 X/menit

T 36.9

Pemeriksaan fisik

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Toraks : jantung dan paru dalam batas normal

Abdomen : DBN

Ekstremitas : DBN

Genitalia : benjolan berbentuk lonjong pada inguinal dextra berukuran ± 4 cm,


warna seperti warna kulit sekitar, pada Palpasi dirasakan tidak teraba hangat,
kenyal, batas atas tidak jelas, serta tidak ada nyeri tekan dan pada auskultasi
terdengan bising usus dalam keadaan normal. Pada Regio scrotalis dextra
didapatkan Inspeksi adanya terdapat benjolan berbentuk lonjong pada scrotum
dextra berukuran ± 10 cm x 4 cm, warna seperti warna kulit sekitar, pada
palpasi dirasakan tidak teraba hangat, kenyal, batas atas tidak jelas, serta tidak
ada nyeri tekan, dan pada Auskultasi bising usus dalam keadaan normal.

Pemeriksaan penunjang laboratorium : DBN

A/

HERNIA INGUINALIS LATERALIS DEXTRA

P/

Pro hernitomy dan hernioplasty

IVFD RL 20 tpm

Inj. Ceftriaxon 2 x 1gr

Inj. Omeprazole 2x40 mg

Inj. Ondancentron 3x4 mg

Inf. Paracetamol 3x500 fls

Inj. Ketorolac 3x30 mg

23.Ny.g; 19th; 1170cm; 60kg

S/
Pasien datang ke poli dengan keluhan bengkak dan nyeri pada telinga kiri
bagian depan sejak 1 minggu yll, Riwayat telinga berair(+), Gangguan
pendengaran (-), Mual (-), Muntah (-) , Nyeri ulu hati (-), Nyeri dada (-),
Nyeri kepala (-), Demam (-), Sesak nafas (-), BAB dan BAK dalam batas
normal
O/
KU: sedang, Kes: cmc , TD: 120/82 , Nd: 85x/i , Nf: 20/i , T: 36
Kepala: normocephal
Mata: konj. Anemia (-/-), sklera ikterik (-/-)
Kulit: turgor baik
Leher: pembesaran KGB (-), JVP 5-2 cmH2O
Cor: S1-S2 regular, bising (-), gallop (-)
Pulmo: SN vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen: supel, hepar dan lien tidak teraba, Nyeri tekan epigastrium(-), BU (+)
normal
Genitalia: tidak diperiksa
Ekstremitas: akral hangat+/+, CRT < 2", udem -/-

Regio preauricula (s)


I: masa tumor sewarna kulit, edema (+)
P: diameter 2x2 cm, terfiksir

PEMERIKSAAN LABORATORIUM:
-

A/
- Susp. Tumor Preauricula
P/
Rencana : eksisi tumor
IVFD RL 20tpm

Inj. Ceftriaxon 2 x 1gr

Inj. Omeprazole 2x40 mg


Inj. Ondancentron 3x4 mg

GV

Anda mungkin juga menyukai