Anda di halaman 1dari 1

1.

BULLY

Kasus kekerasan terhadap anak kian hari semakin meningkat. Hal ini tentu membuat kita
miris. Komisioner KPAI Retno Listyari mengatakan, kurangnya pemahaman sekolah
terhadap kebijakan-kebijakan yang diberlakukan kepada anak menjadi faktor meningkatnya
kasus kekerasan terhadap anak sepanjang tahun 2017. Menurut Retno, ada beberapa budaya
yang tidak sesuai untuk diterapkan terhadap anak. Misalnya, menganggap bahwa hukuman
merupakan bentuk disiplin. “Ada juga perlakuan sekolah yang tidak konsisten terhadap
pelaku kekerasan. Misalnya, kepada dia sekolah tegas, tetapi kepada yang lainnya lebih
lembut. Ketidakkonsistenan ini tidak akan memutus rantai kekerasan,” ujarnya

2. PEMBEGALAN
Beberapa tahun belakangan ini, sedang marak terjadi aksi pembegalan yang terjadi di
beberapa wilayah Indonesia dan tentunya meresahkan masyarakat Indonesia. Menurut KBBI,
pembegalan merupakan proses, cara, perbuatan membegal, dan perampasan di jalan. Pada
tahun 2015, Kapolri Komisaris Jenderal Badrodin Haiti mengungkapkan kasus begal di
Indonesia sudah berkurang dibanding dengan catatan tahun lalu. Berdasarkan data yang
dimiliki Polri, peredaran begal pada 2015 mengalami penurunan sebanyak 3,2 persen dan
untuk penyelesaiannya mengalami peningkatan sebesar 14 persen. Kasubdit Resmob
Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditresktimum) Polda Metro Jaya AKBP Eko Hadi
Santoso, mengungkapkan bahwa angka kejahatan begal periode awal tahun 2016 menurun
dibandingkan dengan awal tahun 2015. Menurut KBBI, pembegalan merupakan proses, cara,
perbuatan membegal, dan perampasan di jalan.[3] Aksi pembegalan ini seringkali dilakukan
oleh seorang atau sekelompok pelaku begal terhadap pengendara kendaraan bermotor yang
tidak jarang mengakibatkan hilangnya nyawa korban. Biasanya, aksi pembegalan ini terjadi
di tempat yang sepi atau tempat yang jauh dari keramaian.
3. PENCURIAN
Maraknya kasus-kasus kejahatan yang terjadi berbanding lurus dengan tingginya jumlah
kemiskinan. Jumlah kemiskinan pada tahun 2015 berdasarkan data BPS sebesar 28,51 Juta
Jiwa ( 11,13 Persen ) pada waktu bersamaa jumlah kejahatan mengalami peningkatan 354.
936 . Kasus kejahatan yang menempati posisi teratas ialah pencurian. Menunjukan semakin
jelas adanya kolerasi antara maraknya kejahatan dan tingginya jumlah pengangguran.
Dalam hal ini peran negara sangatlah penting, dalam menyiapkan lapangan pekerjaan. Sebab
negara bertanggung jawab memelihara fakir miskin, hal itu diamanatkan oleh UUD 45 pasal
34 di ejawantahkan dalam UU No 13 tahun 2011. Artinya Negara mempunyai segudang
legalitas untuk mensejahtrakan rakyatnya. Sehingga kasus –kasus kejahatan dapat
diminimalisir.

Anda mungkin juga menyukai