Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS KRIMINALTAS YANG TERJADI DI

PERKOTAAN DAN PEDESAAN

Della Agatha

1831090372

Program Studi Sosiologi Agama

Fakultas Ushuluddin Dan Study Agama

Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

T.A. 2020/2021

Latar Belakang
Kriminalitas atau tindak kejahatan adalah suatu tindakan yang melanggar hukum,
undangundang, norma, dan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Tindak kejahatan tersebut
dapat merugikan dan mengancam keselamatan serta jiwa seseorang. Kejahatan sangat
berpengaruh dalam kehidupan masyarakat dan banyak faktor yang dapat mempengaruhi
seseorang untuk melakukan suatu tindak kejahatan tersebut. Dewasa ini tindak kejahatan seperti
hal yang sudah biasa di masyarakat, ketika seseorang tidak perlu lagi berpikir panjang untuk
melakukan tindak kejahatan dan para pelaku tidak lagi memikirkan konsekuensi yang terjadi dari
perbuatanya tersebut, sehingga para pelaku juga tak segan-segan untuk melukai bahkan
membunuh para korbannya.

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar di Asia Tenggara. Bahkan
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia setelah China,
India, dan Amerika Serikat. Hal ini sangat memilukan mengingat semakin banyaknya penduduk
maka kepadatan penduduk pun juga tinggi. Kepadatan penduduk sendiri masih menjadi salah
satu masalah di Indonesia. Tingginya tingkat kepadatan penduduk disuatu daerah secara tidak
langsung akan mempengaruhi tingkat kriminalitas. Berdasarkan penelitian Anata (2013),
semakin padat penduduk, maka akan menurunkan PDRB perkapita, sehingga penyerapan tenaga
kerja akan semakin menurun, sehingga membuat semakin banyaknya masyarakat yang
menganggur, terlebih lagi di provinsi dengan tingkat ketimpangan pendapatan yang tinggi,
sehingga diduga dari kalangan pengangguran tersebut berkemungkinan melakukan tindakan
kriminal.

Faktor ekonomi menjadi salah satu hal yang mendasari seseorang untuk melakukan
tindak kejahatan, biasanya para pelaku tindak kejahatan adalah mereka yang berpenghasilan
rendah, berstatus sebagai seorang pengangguran atau penduduk miskin. Kebutuhan dasar sehari-
hari seperti sadang, pangan dan papan tidak dapat terpenuhi dengan penghasilan yang terbilang
paspasan atau tidak mencukupi. Sedangkan kebutuhan keluarga yang semakin hari semakin
meningkat, dan jumlah tanggungan keluarga yang tidak sedikit.. Dengan kondisi seperti ini
memaksa mereka untuk melakukan berbagai cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan
dimana keterampilan dan pendidikan yang mereka miliki sangat rendah. Oleh karena itu, jalan
satu-satunya untuk mendapatkan penghasilan tambahan yaitu dengan melakukan tindak
kejahatan seperti melakukan pencurian, perampokan, penipuan yang dapat merugikan harta
benda atau hilangnya nyawa seseorang.

Selain ketimpangan, salah satu faktor penyebab terjadinya tindak kriminalitas adalah
kemiskinan karena pada dasarnya hidup dengan keterbatasan serta kekurangan akan sulit untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, dan papan sehingga dalam memenuhi
kebutuhan dasar tersebut seseorang rela melakukan berbagai cara termasuk tindak kriminalitas.

Sebuah studi menyatakan bahwa orang kelas bawah memiliki tingkat kejahatan yang lebih tinggi
dari kelompok lainnya. Orang yang berpenghasilan rendah, pengangguran, berpendidikan rendah jauh
lebih mungkin melakukan tindak kejahatan. Tingkat pengangguran yang tinggi juga memberikan insentif
untuk melakukan semua jenis tindak kriminal (Arvanties dan Defina dalam Hooghe, 2010). Wolpin (1978)
dan Wong (1995) (dalam Hardianto, 2009) menyatakan bahwa tingkat pengangguran memiliki hubungan
yang positif dan signifikan terhadap tingkat kriminalitas suatu wilayah. Di Indonesia sendiri angka
pengangguran masih tergolong tinggi, dapat dilihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat tingkat
pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia pada tahun 2015 sebesar 6,18% pada tahun 2016 sebesar
5,61% dan pada tahun 2017 sebesar 5,33%.
Berita tentang kriminalitas hampir sertiap hari dapat dilihat di media cetak maupun elektronik.
Dewasa ini tindak kejahatan atau kriminalitas di Indonesia khususnya daerah perkotaan sedang marak
terjadi. Fenomena ketimpangan pendapatan, kemiskinan, pengangguran dan kepadatan penduduk bila
terus tumbuh dan tidak segera diatasi maka akan berpotensi mengakibatkan melonjaknya angka
kriminalitas.

Bentuk Kriminalitas Yang Terjadi Di Kota Dan Desa

Banyak sekali bentuk-bentuk kriminalitas yang terjadi. Bahkan hampir sama bentuk
kriminalitas yang terjadi di kota dan desa. Berikut contoh bentuk kriminalitasnya

 Aksi pencurian
 Tindakan asusial
 Pencopetan
 Penjambretan
 Penodongan dengan senjata api
 Penganiayaan
 Pembunuhan
 Penipuan
 Korupsi
 Pengedaran obat-obatan terlarang.
 Dan masih banyak lagi

Meskipun banyak sekali tindakan yang mirip dan sama persis antara yang terjadi di kota
dan desa, hanya tingkatannya yang membedakan antara keduanya. Tingkat kriminalitas di
perkotataan lebih tinggi di banding tingkat kriminalitas di desa.

Upaya Menanggulangi Tindakan Kriminalitas.

Dalam upaya menanggulangi tindakan kriminalitas ini ada 3 macam yang bisa di lakukan
yaitu secara preventif, represif dan prespektif.
 Upaya Preventif

Adalah upaya yang di lakukan untuk mencegah terjadinya atau timbulnya kejahatan yang
pertama kali. Mencegah kejahatan lebih baik dari pada mendidik penjahat kembali menjadi lebih
baik atau tidak mengulangi perbuatannya.

 Upaya Represif

Suatu uapaya mencegah kejahatan secara konsepsioal yang di tempuh setelah terjadi
kejahatan. Penanggulangan dengan upaya represif dimaksudkan untuk meniindak para pelaku
kejahatan sesuai dengan kejahatannya serta memperbaikinya lagi agar mereka sadar bahwa
perbuatan yang dilakukannya adalah perbuatan yang melanggar hukum dan merugikan
masyarakat.

 Upaya Prespektif

Perubahan sosial yang dialami oleh suatu masyarakat sering kali memunculkan masalah-
masalah sosial. Masalah sosial timbul akibat perbedaan yang mencolok antara nilai dalam
masyarakat dengan realitas yang ada. Salah satu masalah sosial yang sering terjadi dalam
kehidupan masyarakat adalah tindakan kriminalitas atau tindakan kejahatan.

Faktor Penyebab Kriminalitas

Ada dua faktor utama yang memengaruhi munculnya tindakan kejahatan, yaitu:

 Faktor internal, antara lain kondisi kejiwaaan seseorang, tingkat pendidikan seseorang,
dan kedudukan seseorang dalam masyarakat.
 Faktor ekternal berhubungan dengan faktor ekonomi (perubahan harga, kemiskinan,
pengangguran, urbanisasi) dan faktor agama (kurangnya pemahaman tentang agama).
Untuk lebihnya, penyebab kriminalitas itu sebagai berikut:

Faktor Ekstern Penyebab Terjadinya Kriminalitas

Berikut adalah faktor ekstern atau faktor luar yang mempengaruhi pelaku tindak kriminal
melakukan kejahatannya:

 Tingkat pendidikan yang rendah membuat pelaku tindak kriminal tidak berpikir dua kali
ketika melakukan kejahatan.
 Kemajuan teknologi membuat informasi mudah tersebar, dan bagi pelaku yang sudah
mempunyai otak kriminal maka informasi tindak kriminal orang lain bisa menjadi
semacam ide bagi dirinya untuk melakukan tindakan yang sama. Contoh disintegrasi
budayaberupa makin canggihnya barang-barang elektronik, memicu pelaku tindak
kriminal untuk mencuri.
 Kesenjangan sosial memicu iri dan dendam hingga akhirnya memicu perbuatan kriminal
seperti merampok, mencuri, begal dan sebagainya.
 Fanatisme pada sesuatu seperti klub olah raga membuat seseorang mudah tersinggung
dan akhirnya berujung pada perbuatan kriminal seperti menganiaya atau bahkan
membunuh.
 Rasa kedaerahan yang kental membuat seseorang tidak mau berbaur sehingga ketika ada
pendatang berbuat kesalahan yang menyinggung egonya maka mereka tidak akan
berpikir panjang untuk melakukan tindak kriminal seperti penganiayaan.
 Kepadatan pendudukyang tidak merata, dimana di kota besar lebih padat sehingga susah
untuk mencari kerja dan untuk memenuhi kebutuhan hidup akhirnya melakukan tindak
kejahatan.

Faktor Internal Penyebab Terjadinya Kriminalitas

 Rasa iri terhadap orang lain memicu seseorang untuk melakukan tindakan kriminal
seperti pencurian, perampokan dan lain sebagainya.
 Sifat sombong bisa membuat seseorang mudah tersinggung dan tidak rela jika ada orang
lain yang melebihi dia. Hal ini bisa memicu tindakan kriminal seperti penganiayaan atau
pencurian.
 Perbedaan pendapat yang tidak diikuti oleh rasa toleransi yang tinggi bisa memicu
tindakan kriminal seperti perkelahian atau perseteruan.
 Memiliki pola pikir matrealistis memicu pelaku tindak kriminal untuk melakukan
korupsi.
 Degradasi mental akibat stres atau depresi dapat mengakibatkan orang tersebut
melampiaskannya kepada orang lain dengan cara berbuat kejahatan.

Anda mungkin juga menyukai