BAB I
PENDAHULUAN
Era globalisasi telah memberikan pengaruh terhadap kemajuan dunia dari berbagai
sisi termasuk kemajuan teknologi dan arus informasi yang berkembang secara terus menerus
dengan begitu cepat. Manusia telah dibanjiri oleh banyak data dan informasi yang dapat
diakses secara mudah dengan menggunakan perangkat sistem informasi seperti komputer,
internet, dan lain-lain. Seiring perkembangan zaman, teknologi dan sistem informasi juga ikut
berkembang menjadi lebih canggih dan berdampak positif bagi masyarakat luas termasuk
organisasi baik swasta maupun pemerintah. Organisasi telah menyadari bahwa informasi
adalah kebutuhan mendasar dan telah menjadi sumber daya penting yang harus dikelola
dengan baik. Oleh sebab itu, dengan adanya teknologi dan sistem informasi maka akan
Informasi berasal dari suatu data atau fakta yang harus diolah terlebih dahulu yang
memerlukan sistem pengolahan informasi yang disebut dengan Sistem Informasi Manajemen.
Informasi dihasilkan dari data-data yang telah diolah dan disimpan untuk sewaktu-waktu
yang berbasis komputer. Kegiatan yang sebelumnya menggunakan peralatan rumit kini
diganti dengan perangkat sistem-sistem komputer. Dengan kata lain, kemajuan teknologi dan
sistem informasi telah menjadi jawaban dari kemajuan globalisasi yang menuntut sebuah
organisasi untuk lebih cepat tanggap terhadap banyaknya data dan arus informasi. Semakin
1
2
besar sebuah organisasi, maka semakin banyak data yang harus diolah serta semakin luas
jaringan informasi yang harus dikelola. Oleh karena itu, pengolahan data telah menjadi
bagian penting dari Sistem Informasi Manajemen yang akan mempengaruhi setiap aksi dan
aktivitas dari suatu organisasi. Data yang telah diolah menjadi informasi tersebut akan
evaluasi terhadap prestasi organisasi serta kemampuan bersaing dengan para kompetitor
lainnya. Para pimpinan dan bawahan pun tidak dapat bekerja dengan baik apabila informasi
yang mereka butuhkan tidak memiliki mutu yang baik dan informasi bermutu hanya
Penerapan sistem informasi manajemen juga tidak terlepas dari campur tangan
sumber daya alam manusianya yang kompeten. Sistem informasi manajemen juga tidak akan
berjalan dan terlaksana dengan baik apabila sumber daya manusianya tidak memiliki
kemampuan dalam mengoperasikan sistem informasi. Namun, sumber daya manusia saja
juga tidak cukup untuk terus bertahan dari terpaan persaingan bisnis, organisasi harus
meningkatkan produktivitas pegawai. Jadi untuk menghasilkan informasi yang tepat harus
didukung oleh sistem informasi manajemen yang baik dan sumber daya manusia yang
kompeten. Berbeda dengan organisasi swasta yang lebih berorientasi pada komersialisasi,
organisasi pemerintah merupakan organisasi besar yang mewadahi dan melayani seluruh
lapisan masyarakat dengan Undang-Undang dan hukum yang berlaku. Oleh karena itu,
sebuah organisasi pemerintah harus memiliki sumber daya manusia yang handal dan
produktif dengan terus berupaya meningkatkan produktivitas kerja para pegawai/staff rumah
sakit. Menurut Undang-Undang No 44 Tahun 2009, pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa Rumah
sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan rawat
2
3
darurat. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayan kesehatan mempunyai kewajiban
Rumah Sakit Umum Daerah Djasamen Saragih Pematang Siantar adalah instansi
segala urusan kesehatan masyarakat luas di wilayah Pematang Siantar. Yang memiliki visi
masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi. Untuk mewujudkan visi
tersebut, RSUD Djasamen Saragih mempersiapkan sarana pendukung yang salah satu
diantaranya adalah perbaikan sistem teknologi informasi yang berupa data rekam medik yang
akurat. Sistem informasi yang digunakan oleh RSUD Djasamen Saragih untuk mengolah data
adalah sistem informasi yang berbasis komputer dengan bentuk pengolahan data
desentralisasi. Semua data rekam medis pasien diinput dan diolah berdasarkan kebutuhan
yang diperoleh dan dilakukan penyimpanan agar suatu saat data itu dibutuhkan tinggal dibuka
Para pegawai baik bawahan maupun atasan juga difasilitasi perangkat komputer agar
pekerjaan kantor dapat diselesaikan dengan efekif dan dapat dengan mudah mengakses
informasi. Kendalanya adalah masih sering terjadi sistem yang error dan kadang kala terjadi
kesalahan dalam pemasukan data sehingga menghasilkan informasi yang salah. Hal tersebut
menguasai tehnologi dalam hal ini menggunakan komputer serta mengaplikasikan sistem
Salah satu parameter untuk menentukan mutu pelayanan di rumah sakit adalah data
atau informasi dari rekam medis yang baik dan lengkap. Indikator mutu rekam medis yang
baik adalah kelengkapan isi, akurat, dan tepat waktu. Oleh sebab itu dalam mengelola rekam
3
4
medis, setiap rumah sakit selalu mengaju kepada pedoman atau petunjuk teknis pengelolaan
rekam medis yang dibuat rumah sakit yang bersangkutan. Salah satu aspek yang berperan
sangat signifikan dalam menentukan kualitas rekam medis rumah sakit adalah petugas rekam
rumah sakit sampai pasien tersebut mendapatkan tindakan medis masih berjalan sangat
lambat yang diakibatkan kurang lengkap dan kurang teraturnya sistem arsip data rekam
medik.
dampak yang tidak baik bagi proses pelayanan kesehatan kepada pasien, karena waktu untuk
proses pendaftaran sampai dilakukan tindakan medik menjadi lama. Disamping itu analisa
terhadap riwayat penyakit terdahulu serta tindakan medik yang dilakukan sebelumnya tidak
dapat dilakukan secara baik akibat tidak lengkapnya data pada rekam medik pasien.
Masalah lain yang sering timbul adalah lambatnya distribusi berkas status pasien,
sehingga pasien harus menunggu lama untuk dilayani dan konsultasi dengan dokter.
kepercayaan dari masyarakat pada umumnya. Dimana berkas-berkas pasien sering ditemukan
tidak tersusun dengan baik, acak-acakan dan cenderung asal diletakkan. Sehingga untuk
Manajemen Rumah sakit agar dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat serta
memberi informasi data rekam medik yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
Akan tetapi sampai dengan saat ini dari pengamatan yang diperoleh belum
dilaksanakan oleh petugas rekam medik dengan maksimal, dibuktikan dari masalah adanya
data- data rekam medik yang belum diisi dengan penyimpanan berkas pasien yang tidak
4
5
teratur,durasi sampainya status ke poliklinik terlalu lama, sehingga peneliti ingin melihat
Berdasarkan latar belakang yang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Kinerja Staf Rekam Medik Berdasarkan SPO Dalam
Berdasarkan latar belakang penelitian masalah yang telah diuraikan diatas, maka perumusan
Masih banyak ditemukan data – data yang tidak lengkap, berkas pasien tidak tersusun rapi,
Untuk mengetahui kinerja staff rekam medik dalam pelaksanaan kegiatan sistem informasi
1. Untuk mengetahui kinerja staff rekam medik di bagian pendaftran pasien di RSUD
2. Untuk mengetahui kinerja staff rekam medik bagian mengantar status di RSUD
5
6
3. Untuk mengetahui kinerja staff rekam medik bagian pengolahan dan pelaporan data di
1. Bagi Rumah Sakit, melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
meningkatkan kualitas pelaksanaan sistem informasi manajemen agar kinerja kerja staff
2. Bagi Pendidikan, melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan referensi
3. Bagi Peneliti, melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
6
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Informasi Manajemen (SIM) memiliki ruang lingkup yang tertuang pada 3
1. Sistem
yang berkaitan dan berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga unsur-unsur
ke dalam organisasi penggunanya. Jika sistem yang diterapkan itu digunakan maka
implementasi sistem dapat dikatakan berhasil. Sedangkan jika para penggunanya menolak
2. Informasi
menurut Nugroho (2008:15). Informasi yang dihasilkan dari pengolahan data telah menjadi
salah satu sumber daya penting yang harus dikelola dengan baik. Apabila sebuah perusahaan
7
8
kurang memperoleh informasi, maka akan sulit mengontrol sumber daya lain yang
3. Manajemen
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu
dinyatakan oleh Hasibuan (2001:2). Sedangkan manajemen adalah suatu proses yang khas
pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah
ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya menurut
Penggunaan ilmu manajemen dalam SIM merupakan suatu kemajuan yang luar biasa,
berdasarkan pengalaman menurut Sutabri (2005:53). Dalam ilmu manajemen, para manajer
diwajibkan menyatakan masalah dan asumsi secara teliti, biasanya dalam bentuk kuantitas
atau suatu ukuran agar mereka dapat memperoleh uraian lebih baik tentang masalahnya. Bila
ini diterapkan pada desain dari sistem-sistem organisasi dan operasional untuk memecahkan
masalah, ilmu manajemen memanfaatkan volume yang besar dari pengetahuan manusia
Oleh karena itu, sistem untuk pemecahan masalah (problem solving) dapat dirancang
agar lebih efektif dan lebih efisien bagi seluruh organisasi. Organisasi dimasa mendatang
akan didasarkan pada sistem informasi dan pengambilan keputusan ketimbang struktur
8
9
hirarki wewenang/tanggung jawab yang statis. Tanda bahwa seorang manajer itu baik adalah
kemampuannya menyusun pola seorang organisatoris dalam pemecahan masalah dan untuk
implementasinya.
Sistem informasi manajemen adalah adalah suatu sistem berbasis komputer yang
menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa Menurut
Sistem informasi manajemen adalah studi mengenai sistem informasi yang fokus pada
penggunaan sistem informasi dalam bisnis dan manajemen menurut Laudon (2005:20).
Kesimpulan yang dapat ditarik dari beberapa pengertian di atas adalah sistem informasi
manajemen merupakan suatu sistem pengolahan data dalam suatu organisasi yang berfungsi
informasi yang akurat dan tepat waktu bagi para pengguna informasi sebagai pendukung
Syarat-syarat tentang Sistem Informasi Manajemen yang baik dan lengkap menurut
1) Ketersediaan
Syarat yang mendasar bagi suatu informasi adalah tersedianya informasi itu sendiri.
2) Mudah dipahami
9
10
Informasi harus mudah dipahami dan tidak berbelit-belit yang hanya akan
3) Sesuai
organisasi.
4) Bermanfaat
5) Ketepatan waktu
Informasi yang tersedia harus tepat waktu terutama pada saat organisasi membutuhkan
6) Kehandalan
Pengolahan data atau pemberi informasi harus dapat menjamin tingkat kepercayaan
Informasi harus bersih dari kesalahan dan kekeliruan serta informasi harus jelas secara
8) Konsisten
10
11
atau perancangan rangkaian alternatif tindakan, memutuskan untuk memilih tindakan yang
terbaik dari alternatif yang tersedia dan melaksanakan pilihan dan mengawasi hasil kegiatan.
Sistem Informasi Manajemen dapat digunakan secara efektif untuk mendukung setiap
tindakan pada proses pengambilan keputusan dan dapat digunakan juga untuk memperoleh
dan menyimpan informasi yang berkaitan dengan masalah, standar dan situasi sekarang.
Sistem Informasi Manajemen ini juga sangat membantu untuk merealisasikan keputusan
dalam tindakan dan mengawasi tindakan serta memberikan umpan balik yang berkaitan
mendukung setiap langkah di dalam proses pengambilan keputusan dari langkah identifikasi
bentuk data menjadi informasi yang memiliki kegunaan ( Kristanto, 2003:8). Sedangkan
pengolahan data merupakan suatu proses menerima data sebagai masukan (input),
memproses (processing) menggunakan program tertentu, dan mengeluarkan hasil proses data
tersebut dalam bentuk informasi (output) menurut Sutabri (2005:109). Dengan demikian,
pemrosesan data terdiri dari 3 (tiga) langkah dasar yaitu input, processing, dan output. Tiga
11
12
Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa data yang merupakan suatu kejadian
yang menggambarkan kenyataan yang terjadi dimasukkan melalui elemen input kemudian
data tersebut akan diolah dan diproses menjadi suatu output dan output tersebut adalah
informasi yang dibutuhkan. Informasi tersebut akan diterima oleh pemakai atau penerima,
kemudian penerima akan memberikan umpan balik yang berupa evaluasi terhadap informasi
tersebut dan hasil umpan balik tersebut akan menjadi data yang akan dimasukkan menjadi
management information system) terdiri dari manusia, perangkat keras (hardware), perangkat
lunak (software), data dan prosedur-prosedur organisasi yang saling berinteraksi untuk
menyediakan data dan informasi yang tepat pada waktunya kepada pihak-pihak di dalam
maupun di luar organisasi yang berkompeten (Sutabri, 2005:99). Pengolahan data adalah
waktu yang digunakan untuk menggambarkan perubahan bentuk data menjadi informasi yang
memiliki kegunaan ( Kristanto, 2003:8). Semakin banyaknya data dan kompleksnya aktivitas
pengolahan data dalam suatu organisasi, baik itu organisasi besar maupun organisasi kecil,
maka metode pengolahan data yang tepat sangat dibutuhkan. Salah satu metode untuk
mengolah data adalah dengan media pengolah data yang menggunakan komputer. Dengan
media ini semua permasalahan yang ada dapat diselesaikan secara cepat baik itu
permasalahan yang menggunakan perhitungan matematis atau fungsi- fungsi lainnya. Selain
itu, dengan komputer permasalahan yang ada dapat diselesaikan dengan sedikit mungkin
12
13
Secara teknis pelaksanaan SIM Berbasis Komputer meliputi empat tahapan yaitu :
1. Input.
2. Pengolahan.
Data yang telah diinput kemudian diolah tau diproses oleh CPU sesuai dengan
3. Penyimpanan.
Pada saat komputer menjalankan fungsinya, ia mengalirkan dan menyimpan data dalam
4. Output.
Setelah informasi diperoleh, informasi tersebut diberikan kepada perangkat output. Ada
pula dikatakan bahwa Sistem Informasi Manajemen berbasis komputer adalah suatu
Beberapa alasan mengapa komputer merupakan perkakas yang sangat penting di dalam
dengan kemampuan komputer mengolah data. Perangkat otomatis ini dalam beberapa hal
ternyata lebih unggul sebagai penyerap atau pencatat data jika dibandingkan dengan daya
ingat manusia, sekalipun pengambilan keputusan tetap dilakukan oleh manusia. Alasan yang
kedua tentang pentingnya pemakaian komputer dalam Sistem Informasi Manajemen adalah
bahwa teknologi otomasi melalui komputerisasi sudah tersedia di mana-mana dan dapat
diperoleh dengan mudah dan murah. Sangat disayangkan bila kemampuan finansial suatu
13
14
Informasi Manajemen berbasis komputer tidak mau menyesuaikan diri dengan tuntutan
2.2 Kinerja
Kinerja adalah penampilan hasil karya personal,baik secara kualitas maupun kuantitas
dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok
kerja personal. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personel yang memangku
jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personel di
Kinerja menurut Mulyadi yang dikutip Srimindart ( 2006) adalah penentuan secara
sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan beberapa
pengertian kinerja tersebut dapat dijelaskan bahwa kinerja merupakan suatu istilah secara
umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu
organisasi pada suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya – biaya
penilaian kinerja yang efektif bagi tenaga profesional. Proses evaluasi kinerja bagi
profesional menjadi bagian terpenting dalam upaya manajemen untuk meningkatkan kinerja
organisasi (Ilyas,2001)
14
15
1. Knowledge (Pengetahuan)
pada daya pikir dan penguasaan ilmu serta luas sempitnya wawasan yang dimiliki
baik yang diperoleh secara formal maupun non formal yang memberikan kontribusi pada
seseorang pada pemecahan masalah, daya cipta, termasuk dalam melakukan atau
menyelesaikan pekerjaan. Dengan pengetahuan yang luas dan pendidikan yang tinggi,
seorang pegawai diharapkan mampu melakukan pekerjaan dengan baik dan produktif.
2. Skill (Keterampilan)
tertentu, yang bersifat kekaryaan. Dengan ketrampilan yang dimiliki seorang pegawai
variabel yang bersifat utama dalam membentuk produktivitas. Dengan kata lain, jika
seorang pegawai memiliki ketrampilan yang baik maka akan semakin produktif.
3. Abilities (Kemampuan)
Abilities atau kemampuan terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh seorang
pegawai. Konsep ini jauh lebih luas karena dapat mencakup semua kompetensi.
memiliki ability yang tinggi pula. Melalui kemampuan yang memadai, maka seseorang
4. Attitude (Perilaku)
15
16
Sangat erat hubungan antara kebiasaan dan perilaku. Attitude merupakan suatu kebiasaan
yang terpolakan. Jika kebiasaan terpolakan tersebut memiliki implikasi positif dalam
hubungannya dengan perilaku kerja seseorang maka akan menguntungkan. Arti yang
dimaksud diatas, apabila kebiasaan-kebiasaan pegawai adalah baik, maka hal tersebut
dapat menjamin perilaku kerja yang baik pula. Dapat diambil contoh seorang pegawai
yang selalu datang tepat waktu, disiplin, bertanggungjawab sehingga dapat ditarik
5. Behavior (Tindakan)
Dengan demikian perilaku manusia yang juga ditentukan oleh kebiasaan-kebiasaan yang
telah tertanam dalam diri pegawai sebagai motivasi dalam mendukung kerja yang efektif
atau sebaliknya. Dengan kondisi pegawai tersebut, maka produktivitas dipastikan dapat
terwujud.
Dengan demikian faktor-faktor produktivitas kerja dapat dilihat sebagai suatu masalah
untuk meningkatkan produktivitas kerja yang terdiri dari aspek-aspek teknik yang yang telah
menjadi penentu keberhasilan yang harus dipegang teguh oleh semua orang dalam organisasi.
Tercapainya tujuan organisasi diharapkan tercapai pula tujuan individu para anggota
organisasi tersebut. Suatu organisasi akan berhasil mencapai tujuan dan sasarannya, apabila
16
17
Produktivitas merupakan hal yang sangat penting bagi para karyawan yang berada di
1. Kemampuan
sangat bergantung pada keterampilan yang dimiliki serta profesionalisme mereka dalam
mereka.
Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah satu yang dapat
dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun yang menikmati hasil pekerjaan tersebut.
Jadi, upaya untuk memanfaatkan produktivitas kerja bagi masing-masing yang terlibat
3. Semangat Kerja
Ini merupakan usaha untuk lebih baik dari hari kemarin. Indikator ini dapat dilihat dari
etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian dibandingkan dengan hari
sebelumnya.
4. Pengembangan Diri
diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan harapan dengan apa yang akan
17
18
Begitu juga harapan untuk menjadi lebih baik pada gilirannya akan sangat berdampak
5. Mutu
Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu lebih baik dari yang telah lalu. Mutu
merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kerja seorang pegawai. Jadi,
meningkatkan mutu bertujuan untuk memberikan hasil yang terbaik pada gilirannya akan
6. Efisiensi
Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan.
Masukan dan keluaran merupakan aspek produktivitas yang memberikan pengaruh yang
mana tingkat efektivitas dan efisiensi kerja karyawan dalam menghasilkan suatu hasil. Dalam
usaha untuk dapat mengukur tingkat kemampuan karyawan dalam mencapai sesuatu hasil
yang lebih baik dan ketentuan yang berlaku (kesuksesan kerja). Tingkat produktivitas kerja
a. Penggunaan waktu
Penggunaan waktu kerja sebagai alat ukur produktivitas kerja karyawan meliputi :
18
19
4) Tingkat absensi
b. Output
Yaitu hasil produksi karyawan yang diperoleh sesuai produk yang diinginkan
perusahaan.
Pengukuran produktivitas digunakan sebagai sarana untuk menganalisa dan mendorong dan
efisiensi produksi. Manfaat lain adalah untuk menentukan target dan kegunaan praktisnya
sebagai patokan dalam pembayaran upah karyawan. Tujuan pengukuran produktivitas adalah
5) Komponen prestasi utama sendiri dengan komponen prestasi utama orang lain.
1. Physical productivity
Physical productivity adalah produktivitas secara kuantitatif seperti ukuran (size) panjang,
19
20
2. Value productivity
Value productivity adalah ukuran produktivitas dengan menggunakan nilai uang yang
Sistem Informasi Manajemen adalah wujud dari kemajuan teknologi yang terus
berkembang pesat sehingga berperan penting dalam menghasilkan informasi yang lebih baik
dari segi kualitas dan kuantitas untuk mempermudah dan mendukung aktivitas atau kegiatan
organisasi yang banyak dan rumit. Dengan adanya sistem informasi manajemen maka para
masalah hasil akhir, yakni seberapa besar hasil akhir yang diperoleh didalam proses produksi.
Disamping organisasi membutuhkan tenaga kerja yang handal dan professional, penggunaan
sistem informasi yang berbasis teknologi informasi juga memberikan pengaruh besar
Sistem informasi manajemen dapat menunjang hasil pekerjaan para pegawai menjadi lebih
cepat, tepat dan akurat dibandingkan dengan menggunakan sistem manual. Pekerjaan yang
dilakukan dengan sistem manual akan lebih banyak menghabiskan waktu, tenaga dan biaya.
1. Penerimaan Pasien Baru : Proses penerimaan dan pendaftran pasien baru serta proses
20
21
2. Register berkas rawat inap yang kembali ke unit rekam medis : mencatat data pasien dari
berkas rekam medisnya yang dirawat do RSUD dr Djasamen Saragih kedalam buku
3. Merekap sensus harian pasien rawat inap dan rawat jalan : merekap sensus harian pasien
rawat inap dan rawat jalan dari hasil print out ke rekap computer.
4. Print out ( cetak) pasien aktif rawat inap, sensus harian rawat inap, rawat jalan, dan daftar
pemakain obat di IGD dan Irj : memcetak sensus harian pasien rawat inap, pasien rawat
jalan dan pemkaian obat di isntalasi gawat darurat dan instalasi rawat jalan, sebagai
5. Penyimpanan berkas rekam medis : penyimpanan berkas rekam medis secara sentralisasi
yaitu penggabungan antara berkas rekam medis rawat jalan denga rawat inap dan
menggunakan system penjajaran terminal digit yaitu penjajaran berkas rekam medis
6. Penomoran berkas rekam medis baru dan pemberian kartu berobat kepada pasien baru :
pemberian omor pada berkas rekam medis dengan system baru penomoran Unit
Numbering Sistem yaitu pemberian satu nomor rekam medis kepada pasien baru yang
berobat ke RSUD dr Djasamen Saragih baik untuk pasien rawat jalan maupun rawat inap.
7. Pembuatan resum medis : pembuatan konsep resume medis pasien rawat inap.
8. Penerapan system informasi manajemen Rumah sakit : suatu sitem teknologi informasi
Rumah sakit dalam bentuk jaringan koordinasi,pelaporan dan prosedur administrasi untuk
memperoleh informasi secara tepat dan akurat dan merupakan bagian dari system
informasi kesehatan
9. Aplikasi SIMRS diruang rawat Inap : aplikasi serah terima pada modul ruang rawat inap
Simrs
21
22
10. Aplikasi SIMRS rawat Jalan : aplikasi serah terima paien pada Modul poliklinik Simrs
11. Aplikasi SIMRS penunjang medis Radiologi : aplikasi serah terima pasien pada Modul
Radiologi Simrs
12. Aplikasi SIMRS penunjang medis Laboratorium : aplikasi serah terima pasien pada modul
laboratorium Simrs
13. Aplikasi SIMRS penunjang medis Fisioterapi : aplikasi serah terima pasien pada Modul
Fisioterapi Simrs
14. Aplikasi SIMRS penunjang medis Patologi Anatomi: aplikasi serah terima pasien pada
15. Aplikasi SIMRS penunjang medis Hemodialisa : aplikasi serah terima pasien pada modul
Hemodialisa Simrs
16. Aplikasi SIMRS kasir pembantu : aplikasi untuk melakukan pembayaran pasien umum
17. Aplikasi SIMRS Bendahara penerima : Aplikasi untuk melakukan pembayaran pasien
19. Aktifasi jaringan SIMRS : Kegiatan yang dilakukan untuk dapat mengoperasikan dan
menggunakan layanan/ modul secara keseluruhan antara server dan client yang
terintegrasi dalam bentuk jaringan computer baik secara kabel ataupun non kabel
BAB III
METODE PENELITIAN
23
24
Jenis penelitian dalam penulisan ini adalah deskriptif, metode deskriptif adalah suatu
metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi
tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas menurut Sugiyono (2012).
Dalam penelitian ini menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau
dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan
sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan
Siantar yang beralamat di jalan Sutomo No.203 Pematang Siantar, Sumatera Utara. Lokasi
Pematangsiantar adalah suatu rumah sakit berskala besar yang memiliki fasilitas pelayanan
yang lengkap seperti fasilitas untuk pelaksanaan rekam medic. Penelitian akan dilaksanakan
3.3.1 Populasi
yang akan diteliti. Menurut Sugiono (2010:90) populasi adalah wilayah generalisasi yang
24
25
terdiri dari objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh staff rekam medik di RSU dr Djasamen Saragih Pematang Siantar
sejumlah 23 orang.
3.3.2 Sampel
Tehnik pengambilan sampel adalah accidental. Sampel dalam penelitian ini adalah
seluruh populasi (total populasi) staff Rekam Medis di RSUD dr Djasamen Saragih.
dengan cara mempelajari dan membaca literatur – literatur yang ada hubungannya
Aspek pengukuran adalah melihat gambaran kinerja staf rekam medic dalam
meliputi bagian pendaftaran pasien, mengantar status, serta pengolahan dan pelaporan data.
Jika hasil observasi dari kuesioner yang dibagikan tidak sesuai SOP maka disebut tidak
memenuhi standart kinerja Staf rekam medic. Dimana syarat memenuhi hasil observasi
kuesioner :
25
26
b. tidak sesuai : jika ada sebagian atau salah satu dari isi SPO tidak dilakukan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Univariat. Metode
Univariat yaitu cara menganalisa variable dengan mengumpulkan data dalam bentuk tabel
frekuensi.
BAB IV
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Pematangsiantar mulai dibangun tahun 1911. Terletak
dilokasi strategis ditengah kota Pematangsiantar. Rsud dr Djasamen Saragih diserahkan oleh
pemerintah Provinsi Sumatera Utara kepada Pemerintah Kota Pematangsiantar pada tanggal
Djasamen Saragih yang ditetapkan pada tanggal 23 April 2007 di Jakarta. Rumah Sakit
26
27
Kedokteran Universitas Methodist Indonesia Medan sejak tahun 1974. Rumah Sakit Umum
Saragih Pematangsiantar.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil kuesioner yang dilakukan di RSUD dr
Djasamen Saragih Pematang Siantar unit rekam medik dimana jumlah respondennya
sebanyak 23 orang. Dimana dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah Pengolahan dan
pelaporan data, mengantar status, pendaftaran pasien, dan sistem informasi manajemen pada
unit rekam medik RSUD dr Djasamen Saragih Pematang Siantar, variabel yang diteliti
tersebut akan menghasilkan penelitian yang relevan untuk menggambarkan kondisi aktual
mengenai kinerja staf rekam medik pada RSUD dr Djasamen Saragih Pematang Siantar.
Dalam penelitian pada bagian pendaftaran pasien, jumlah responden sebanyak 3 orang.
Responden adalah staf rekam medik pada bagian pendaftaran pasien. Berikut hasil kuesioner
pada bagian pendaftaran pasien dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini.
Tabel 4.1
Pertanyaan Ya Tidak
Jlh
F % f %
27
28
keluarga pasien ?
register ? 0
telah disediakan ?
28
29
sakit ?
Berdasarkan data diatas dilihat bahwa 10 SOP yang menjadi aturan dalam Rekam Medik
bagian Pendaftaran pasien ada 2 SOP yang tidak terlaksana dengan seharusnya, yaitu tidak
mencatat didalam buku register dan tidak meng-input data pasien kedalam komputer.
4.1.3 Kinerja Staf Rekam Medik Bagian Pengolahan dan Pelaporan Data
Dalam penelitian pada bagian bagian pengolahan dan pelaporan data , jumlah responden
sebanyak 7 orang. Responden adalah staf rekam medik pada bagian pengolahan dan
pelaporan data. Berikut hasil kuesioner pada bagian pengolahan dan pelaporan data dapat
Tabel 4.2
f % f %
29
30
rawat jalan ?
30
31
rumah sakit ?
rumah sakit ?
tersebut ?
baik ?
komputer ?
Berdasarkan data diatas, dilihat bahwa 10 SOP yang menjadi aturan staf rekam medik bagian
pelaporan dan pengolahan data, ada SOP yang tidak dilaksanakan sesuai aturannya yaitu, tidak semua
31
32
Dalam penelitian pada bagian mengantar status, jumlah responden sebanyak 13 orang.
Responden adalah staf rekam medik pada bagian mengantar status. Berikut hasil kuesioner
pada bagian mengantar status dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini.
Tabel 4.3
F % f %
pada waktunya ?
kesetiap poli ?
poliklinik ?
poliklinik ?
32
33
komputer?
urutan ?
komputer ?
Berdasarkan data diatas, dilihat bahwa 10 SOP yang menjadi aturan dalam rekam medik
bagian mengantar status ada 2 SOP yang tidak seluruhnya staf melaksanakan yaitu,
mengantar status kesetiap poli memakan waktu 1 jam dan hanya sebagian staf yang mampu
33
34
Dalam penelitian jumlah responden sebanyak 23 orang, yaitu seluruh staff rekam medik
RSUD Djasamen Saragih Pematang Siantar. Berikut hasil kuesioner penerapan sistem
Tabel 4.4
f % F %
penanganan jaringan ?
dilapangan ?
34
35
lapangan ?
pemutasian pasien ?
petugas/ perawat ?
sosialisasi tsb ?
Berdasarkan data diatas dapat dilihat,bahwa 10 SOP yang menjadi aturan dalam sistem
informasi managemen ada 2 SOP yang tidak terlaksana dengan seharusnya yaitu, tidak
seluruhnya staf mengalami penurunan kinerja sejak diberlakukannya SIMRS, dan seluruh staf
tidak ada yang melakukan entry pelayanan jika ada pasien yang masuk dari IGD.
35
36
BAB V
PEMBAHASAN
Dari hasil analisa data dalam penelitian terdapat 2 SPO yang tidak dilaksanakan
sesuai aturan yang seharusnya yaitu tidak selalu mencatat alam buku register dan tidak selalu
meng-input data pasien kedalam komputer. Dari hasil pengamatan saya, yang menjadi
kendala mengapa 2 SPO tersebut tidak selalu dilaksanakan adalah dikarenakan staf rekam
medic memiliki tenaga magang dari akademi keperawatan atau kebidanan sehingga selama
tenaga magang itu ada staf rekam medik sesuka hati memberi tugas untuk selalu mencatat
didalam buku register, ada juga staf yang mau mencatat tapi tidak di dalam buku register
seperti kata mereka diselembar kertas atau sering disebut kertas buram. Latar belakang usia
juga mempengaruhi kinerja dari 2 SPO yang belum terlaksana tersebut selain pandangan
mata yang sudah kabur banyak staf rekam medic yang dengan senang hati malas untuk
menulis dengan alasan lupa membawa kaca mata. Kemudian latar belakang pendidikan serta
menjadi alasan terbesar mengapa masih ada data yang tidak di input kedalam komputer.
5.2 Kinerja Staf Rekam Medik Bagian Pengolahan dan Pelaporan Data
Dari hasil analisa data dalam penelitian ada SOP yang tidak dilaksanakan sesuai
aturannya yaitu, tidak semua mampu mengakses data pasien ke dalam komputer. Hal ini
kerap terjadi dikarenakan latar belakang pendidikan yang tidak menguasai tehnologi
komputer. Seminar dan pelatihan penggunaan komputer yang tidak pernah diadakan
36
37
menjadi satu alasan yang memicu sehingga hasil laporan data masih dalam bentuk manual
yang dalam pengerjaannya membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding dengan
menggunakan komputer.
Karena pengalaman kerja yang sudah lama manual menjadi acuan pengetahuan serta
Dari hasil analisa data dalam penelitian ini ada 2 SOP yang tidak seluruhnya staf
melaksanakan yaitu, mengantar status kesetiap poli memakan waktu ±1 jam dan hanya
sebagian staf yang mampu mengakses data pasien kedalam komputer . Dari hasil observasi
yang terlihat proses pendaftaran seorang pasien diterima di rumah sakit sampai pasien
tersebut mendapatkan tindakan medis masih berjalan sangat lambat yang diakibatkan kurang
lengkap dan kurang teraturnya sistem arsip data rekam medik. Ketidaklengkapan dan
ketidaktepatan dalam pengisian rekam medik memberikan dampak yang tidak baik bagi
proses pelayanan kesehatan kepada pasien, karena waktu untuk proses pendaftaran sampai
dilakukan tindakan medik menjadi lama. Masalah lain yang sering timbul adalah lambatnya
distribusi berkas status pasien, sehingga pasien harus menunggu lama untuk dilayani dan
konsultasi dengan dokter. Staf rekam medic ebih banyak menunggu dari pada mengantar
status ke setiap poli. Banyak keluhan dari pasien saat staf mengantar status disatu poli lebih
dari 20 menit, padahal masih banyak poli yang belum menerima status pasien.
Dimana berkas-berkas pasien sering ditemukan tidak tersusun dengan baik, acak-acakan dan
cenderung asal diletakkan. Jadi setiap hari banyak status yang menumpuk dan tidak disusun
sesuai nomor urutnya. Sehingga jika ada pasien baru yang memerlukan kearsipan riwayat
penyakit akan membutuhkan banyak waktu untuk menemukan berkasnya kembali. Akibatnya
pasien sering mengeluhkan kualitas pelayanan dan tidak mendapatkan kepercayaan dari
masyarakat
37
38
Dari hasil analisa data ada 2 SOP yang tidak terlaksana dengan seharusnya yaitu,
tidak seluruhnya staf mengalami penurunan kinerja sejak diberlakukannya SIMRS, dan
seluruh staf tidak ada yang melakukan entry pelayanan jika ada pasien yang masuk dari IGD.
Penerapan dan pengaplikasian Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit berjalan dengan
baik, dimana sebagian staf rekam medik dapat mengakses data pasien dan mengin-put data
pasien yang di register pada komputer. Sebagian staf lagi tidak mau ambil bagian dalam
mengakses data ke komputer karena tidak menguasai tehnologi. Dan tentu saja mereka tidak
mengalami penurunan kinerja setelah diberlakukannya SIMRS karena ada ataupun tidak
SIMRS mereka tidak begitu terganggu, dengan alasan yang lebih muda pasti lebih mengerti
Setelah dilakukan penelitian yang berjudul“ tentang Analisis Kinerja Staf Rekam
RSUD Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2017. Dari hasil penelitian diatas
menunjukkan bahwa penerapan dan pengaplikasian SPO belum terlaksana dengan baik,
hanya saat akan di lakukan pelatihan tenaga kerja dan pengawasan penilaian rumah sakit
menuju akreditasi saja staf rekam medik melakukan uraian tugas sesuai SPO. Terlebih
banyak hal yang sudah terjadi berapa bulan terakhir ini, banyak pekerjaan yang dikerjakan
Menurut asumsi penulis untuk meningkatkan kinerja sesuai SOP yang baik, adalah
melakukan sosialisasi SOP dan Sistem Informasi Managemen, me- review ulang cara kerja
staf agar seluruh staf bekerja sesuai tupoksi masing – masing sehingga tidak ada pekerjaan
38
39
BAB VI
6.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian dengan judul “Analisis Kinerja Staf Rekam Medik
Djasamen Saragih Pematang Siantar Tahun 2016, maka dapat di ambil kesimpulan :
1. Pada bagian pendaftaran bagian ada 2 SPO yang belum berjalan dengan baik yaitu
tidak selalu mencatat data pasien kedalam buku register dan tidak selalu meng-input
2. Pada bagian pengolahan dan pelaporan data ada SPO yang belum berjalan dengan
seharusnya, yaitu tidak mampu mnegakses data dan melakukan rekap sensus data
3. Pada bagian Mengantar Status ada SPO yang tidak berjalan sesuai aturannya yaitu
distribusi status kesetiap poli yang dituju memakan waktu ≥ 1 jam dan belum semua
taf menguasai tehnologi untuk mampu merekap data pasien kedalam komputer.
4. Pada Penerapan Sitem Informasi Managemen Rumah Sakit ada SPO yang belum
berjalan dengan seharusnya yaitu, tidak seluruhnya staf mengalami penurunan kinerja
sejak diberlakukannya SIMRS, dan seluruh staf tidak ada yang melakukan entry
39
40
6.2 Saran
Berdasarkan dari kesimpulan dan pembahasan di atas di temukan beberapa saran sebagai
berikut :
Ikut serta dalam setiap seminar atau pelatihan tentang sub bagian perekam medisan.
Rsud dr Djasamen Saragih memberikan pelatihan dan penambahan staf rekam medic
Analisis Kinerja Staf Rekam Medik Berdasarkan SPO Dalam Pelaksanaan Kegiatan
40