Anda di halaman 1dari 40

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Era globalisasi telah memberikan pengaruh terhadap kemajuan dunia dari berbagai

sisi termasuk kemajuan teknologi dan arus informasi yang berkembang secara terus menerus

dengan begitu cepat. Manusia telah dibanjiri oleh banyak data dan informasi yang dapat

diakses secara mudah dengan menggunakan perangkat sistem informasi seperti komputer,

internet, dan lain-lain. Seiring perkembangan zaman, teknologi dan sistem informasi juga ikut

berkembang menjadi lebih canggih dan berdampak positif bagi masyarakat luas termasuk

organisasi baik swasta maupun pemerintah. Organisasi telah menyadari bahwa informasi

adalah kebutuhan mendasar dan telah menjadi sumber daya penting yang harus dikelola

dengan baik. Oleh sebab itu, dengan adanya teknologi dan sistem informasi maka akan

memudahkan untuk memperoleh informasi dengan melakukan pengolahan data-data dengan

lebih cepat, akurat, efektif dan efisien.

Informasi berasal dari suatu data atau fakta yang harus diolah terlebih dahulu yang

memerlukan sistem pengolahan informasi yang disebut dengan Sistem Informasi Manajemen.

Informasi dihasilkan dari data-data yang telah diolah dan disimpan untuk sewaktu-waktu

diperlukan pihak tertentu. ( Ambar, 2009)

Pengolahan data menjadi informasi ini umumnya menggunakan sistem informasi

yang berbasis komputer. Kegiatan yang sebelumnya menggunakan peralatan rumit kini

diganti dengan perangkat sistem-sistem komputer. Dengan kata lain, kemajuan teknologi dan

sistem informasi telah menjadi jawaban dari kemajuan globalisasi yang menuntut sebuah

organisasi untuk lebih cepat tanggap terhadap banyaknya data dan arus informasi. Semakin
1
2

besar sebuah organisasi, maka semakin banyak data yang harus diolah serta semakin luas

jaringan informasi yang harus dikelola. Oleh karena itu, pengolahan data telah menjadi

bagian penting dari Sistem Informasi Manajemen yang akan mempengaruhi setiap aksi dan

aktivitas dari suatu organisasi. Data yang telah diolah menjadi informasi tersebut akan

dimanfaatkan organisasi dalam membuat keputusan, penunjang pada tugas-tugas rutin,

evaluasi terhadap prestasi organisasi serta kemampuan bersaing dengan para kompetitor

lainnya. Para pimpinan dan bawahan pun tidak dapat bekerja dengan baik apabila informasi

yang mereka butuhkan tidak memiliki mutu yang baik dan informasi bermutu hanya

diperoleh dengan adanya pengolahan data-data yang baik.( Anwar. 2003)

Penerapan sistem informasi manajemen juga tidak terlepas dari campur tangan

sumber daya alam manusianya yang kompeten. Sistem informasi manajemen juga tidak akan

berjalan dan terlaksana dengan baik apabila sumber daya manusianya tidak memiliki

kemampuan dalam mengoperasikan sistem informasi. Namun, sumber daya manusia saja

juga tidak cukup untuk terus bertahan dari terpaan persaingan bisnis, organisasi harus

melakukan peningkatan ataupun perbaikan sistem informasi dalam upaya untuk

meningkatkan produktivitas pegawai. Jadi untuk menghasilkan informasi yang tepat harus

didukung oleh sistem informasi manajemen yang baik dan sumber daya manusia yang

kompeten. Berbeda dengan organisasi swasta yang lebih berorientasi pada komersialisasi,

organisasi pemerintah merupakan organisasi besar yang mewadahi dan melayani seluruh

lapisan masyarakat dengan Undang-Undang dan hukum yang berlaku. Oleh karena itu,

sebuah organisasi pemerintah harus memiliki sumber daya manusia yang handal dan

produktif dengan terus berupaya meningkatkan produktivitas kerja para pegawai/staff rumah

sakit. Menurut Undang-Undang No 44 Tahun 2009, pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa Rumah

sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan rawat

2
3

darurat. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayan kesehatan mempunyai kewajiban

memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien yang sesuai dengan sasarannya.

Rumah Sakit Umum Daerah Djasamen Saragih Pematang Siantar adalah instansi

pemerintah yang bernaung dibawah Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melayani

segala urusan kesehatan masyarakat luas di wilayah Pematang Siantar. Yang memiliki visi

menyelenggarakan sistem administrasi kesehatan modern yang efektif, efisien, dipercaya

masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi. Untuk mewujudkan visi

tersebut, RSUD Djasamen Saragih mempersiapkan sarana pendukung yang salah satu

diantaranya adalah perbaikan sistem teknologi informasi yang berupa data rekam medik yang

akurat. Sistem informasi yang digunakan oleh RSUD Djasamen Saragih untuk mengolah data

adalah sistem informasi yang berbasis komputer dengan bentuk pengolahan data

desentralisasi. Semua data rekam medis pasien diinput dan diolah berdasarkan kebutuhan

yang diperoleh dan dilakukan penyimpanan agar suatu saat data itu dibutuhkan tinggal dibuka

dengan segera dan cepat.

Para pegawai baik bawahan maupun atasan juga difasilitasi perangkat komputer agar

pekerjaan kantor dapat diselesaikan dengan efekif dan dapat dengan mudah mengakses

informasi. Kendalanya adalah masih sering terjadi sistem yang error dan kadang kala terjadi

kesalahan dalam pemasukan data sehingga menghasilkan informasi yang salah. Hal tersebut

terjadi dikarenakan latar belakang pendidikan yang serta ketidakmampuan pegawai

menguasai tehnologi dalam hal ini menggunakan komputer serta mengaplikasikan sistem

informasi manajemen rekam medik pasien pada RSUD Djasamen Saragih.

Salah satu parameter untuk menentukan mutu pelayanan di rumah sakit adalah data

atau informasi dari rekam medis yang baik dan lengkap. Indikator mutu rekam medis yang

baik adalah kelengkapan isi, akurat, dan tepat waktu. Oleh sebab itu dalam mengelola rekam

3
4

medis, setiap rumah sakit selalu mengaju kepada pedoman atau petunjuk teknis pengelolaan

rekam medis yang dibuat rumah sakit yang bersangkutan. Salah satu aspek yang berperan

sangat signifikan dalam menentukan kualitas rekam medis rumah sakit adalah petugas rekam

medik. Berdasarkan pengamatan peneliti, proses pendaftaran seorang pasien diterima di

rumah sakit sampai pasien tersebut mendapatkan tindakan medis masih berjalan sangat

lambat yang diakibatkan kurang lengkap dan kurang teraturnya sistem arsip data rekam

medik.

Ketidaklengkapan dan ketidaktepatan dalam pengisian rekam medik memberikan

dampak yang tidak baik bagi proses pelayanan kesehatan kepada pasien, karena waktu untuk

proses pendaftaran sampai dilakukan tindakan medik menjadi lama. Disamping itu analisa

terhadap riwayat penyakit terdahulu serta tindakan medik yang dilakukan sebelumnya tidak

dapat dilakukan secara baik akibat tidak lengkapnya data pada rekam medik pasien.

Masalah lain yang sering timbul adalah lambatnya distribusi berkas status pasien,

sehingga pasien harus menunggu lama untuk dilayani dan konsultasi dengan dokter.

Akibatnya pasien sering mengeluhkan kualitas pelayanan dan tidak mendapatkan

kepercayaan dari masyarakat pada umumnya. Dimana berkas-berkas pasien sering ditemukan

tidak tersusun dengan baik, acak-acakan dan cenderung asal diletakkan. Sehingga untuk

mengatasi tersebut, pihak RSUD Djasamen Saragih menerapkan Sistem Informasi

Manajemen Rumah sakit agar dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat serta

memberi informasi data rekam medik yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya.

Akan tetapi sampai dengan saat ini dari pengamatan yang diperoleh belum

dilaksanakan oleh petugas rekam medik dengan maksimal, dibuktikan dari masalah adanya

data- data rekam medik yang belum diisi dengan penyimpanan berkas pasien yang tidak

4
5

teratur,durasi sampainya status ke poliklinik terlalu lama, sehingga peneliti ingin melihat

kinerja staff rekam medic dalam pelaksanaan system informasi managemen.

Berdasarkan latar belakang yang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Analisis Kinerja Staf Rekam Medik Berdasarkan SPO Dalam

Pelaksanaan Kegiatan Sistem Informasi Manajemen di RSUD Djasamen Saragih

Pematang Siantar Tahun 2016”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian masalah yang telah diuraikan diatas, maka perumusan

masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Masih banyak ditemukan data – data yang tidak lengkap, berkas pasien tidak tersusun rapi,

tidak beraturan dan penyimpanan nya belum sesuai prosedur.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui kinerja staff rekam medik dalam pelaksanaan kegiatan sistem informasi

manajemen di RSUD Djasamen Saragih Pematang Siantar tahun 2016.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui kinerja staff rekam medik di bagian pendaftran pasien di RSUD

Djasamen Saragih Pematang Siantar

2. Untuk mengetahui kinerja staff rekam medik bagian mengantar status di RSUD

Djasamen Saragih Pematang Siantar.

5
6

3. Untuk mengetahui kinerja staff rekam medik bagian pengolahan dan pelaporan data di

RSUD Djasamen Saragih Pematang Siantar.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Bagi Rumah Sakit, melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

informasi serta masukan kepada Pimpinan RSUD dr Djasamen Saragih untuk

meningkatkan kualitas pelaksanaan sistem informasi manajemen agar kinerja kerja staff

sesuai dengan yang diharapkan.

2. Bagi Pendidikan, melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan referensi

untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

3. Bagi Peneliti, melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan penulis tentang sistem informasi manajemen.

6
7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Informasi Manajemen

2.1.1 Definisi Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen (SIM) memiliki ruang lingkup yang tertuang pada 3

(tiga) kata pembentuknya yaitu Sistem, Informasi, dan Manajemen.

1. Sistem

Suatu sistem terdiri atas objek-objek atau unsur-unsur atau komponen-komponen

yang berkaitan dan berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga unsur-unsur

tersebut merupakan sebuah kesatuan pemrosesan atau pengolahan tertentu menurut

Atmosudirdjo dalam Sutabri (2012:17). Sistem didesain untuk memperbaiki atau

meningkatkan pemrosesan informasi. Setelah dirancang, sistem diperkenalkan dan diterapkan

ke dalam organisasi penggunanya. Jika sistem yang diterapkan itu digunakan maka

implementasi sistem dapat dikatakan berhasil. Sedangkan jika para penggunanya menolak

sistem yang diterapkan, maka sistem itu dapat digolongkan gagal.

2. Informasi

Informasi adalah suatu pengetahuan yang berguna untuk pengambilan keputusan

menurut Nugroho (2008:15). Informasi yang dihasilkan dari pengolahan data telah menjadi

salah satu sumber daya penting yang harus dikelola dengan baik. Apabila sebuah perusahaan

7
8

kurang memperoleh informasi, maka akan sulit mengontrol sumber daya lain yang

mengakibatkan terganggunya kinerja dan bisa mengalami kekalahan dalam persaingan

dengan para kompetitor.

3. Manajemen

Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia

dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu

dinyatakan oleh Hasibuan (2001:2). Sedangkan manajemen adalah suatu proses yang khas

yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah

ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya menurut

Terry di dalam Hasibuan (2001:2)

Penggunaan ilmu manajemen dalam SIM merupakan suatu kemajuan yang luar biasa,

dengan cara-cara pengumpulan informasi yang tidak terorganisasi dan manajemen

berdasarkan pengalaman menurut Sutabri (2005:53). Dalam ilmu manajemen, para manajer

diwajibkan menyatakan masalah dan asumsi secara teliti, biasanya dalam bentuk kuantitas

atau suatu ukuran agar mereka dapat memperoleh uraian lebih baik tentang masalahnya. Bila

ini diterapkan pada desain dari sistem-sistem organisasi dan operasional untuk memecahkan

masalah, ilmu manajemen memanfaatkan volume yang besar dari pengetahuan manusia

dalam berbagai bidang yang berkaitan.

Oleh karena itu, sistem untuk pemecahan masalah (problem solving) dapat dirancang

agar lebih efektif dan lebih efisien bagi seluruh organisasi. Organisasi dimasa mendatang

akan didasarkan pada sistem informasi dan pengambilan keputusan ketimbang struktur

8
9

hirarki wewenang/tanggung jawab yang statis. Tanda bahwa seorang manajer itu baik adalah

kemampuannya menyusun pola seorang organisatoris dalam pemecahan masalah dan untuk

mengembangkan sistem-sistem teknis yang mempermudah pemecahan masalah dan

implementasinya.

Sistem informasi manajemen adalah adalah suatu sistem berbasis komputer yang

menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa Menurut

McLeod (2007:11). Sedangkan SIM merupakan penerapan sistem informasi di dalam

organisasi untuk mendukung informasi - informasi yang dibutuhkan oleh tingkatan

manajemen menurut Sutabri (2005:41).

Sistem informasi manajemen adalah studi mengenai sistem informasi yang fokus pada

penggunaan sistem informasi dalam bisnis dan manajemen menurut Laudon (2005:20).

Kesimpulan yang dapat ditarik dari beberapa pengertian di atas adalah sistem informasi

manajemen merupakan suatu sistem pengolahan data dalam suatu organisasi yang berfungsi

menangani proses pengumpulan, pengolahan, dan penyimpanan data yang menyajikan

informasi yang akurat dan tepat waktu bagi para pengguna informasi sebagai pendukung

pengambilan keputusan (proses manajerial).

Syarat-syarat tentang Sistem Informasi Manajemen yang baik dan lengkap menurut

Kumorotomo (2015) adalah:

1) Ketersediaan

Syarat yang mendasar bagi suatu informasi adalah tersedianya informasi itu sendiri.

Informasi harus dapat diperoleh bagi orang yang hendak memanfaatkannya.

2) Mudah dipahami

9
10

Informasi harus mudah dipahami dan tidak berbelit-belit yang hanya akan

memperlambat proses manajemen.

3) Sesuai

Informasi harus benar-benar sesuai dengan tujuan dan permasalahan di dalam

organisasi.

4) Bermanfaat

Informasi harus tersaji ke dalam bentuk-bentuk yang bersangkutan.

5) Ketepatan waktu

Informasi yang tersedia harus tepat waktu terutama pada saat organisasi membutuhkan

informasi ketika manager hendak membuat keputusan.

6) Kehandalan

Informasi harus diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan kebenarannya.

Pengolahan data atau pemberi informasi harus dapat menjamin tingkat kepercayaan

yang tinggi atas informasi yang disajikan.

7) Kebenaran dan keakuratan

Informasi harus bersih dari kesalahan dan kekeliruan serta informasi harus jelas secara

akurat mencerminkan makna yang terkandung dari data pendukungnya.

8) Konsisten

Informasi tidak boleh mengandung kontradiksi di dalam penyajian karena konsistensi

merupakan syarat yang paling penting bagi dasar pengambilan keputusan.

2.1.2 Manfaat Sistem Informasi Manajemen

10
11

Sistem informasi manajemen memberikan dukungan dalam pengumpulan informasi

atau perancangan rangkaian alternatif tindakan, memutuskan untuk memilih tindakan yang

terbaik dari alternatif yang tersedia dan melaksanakan pilihan dan mengawasi hasil kegiatan.

Sistem Informasi Manajemen dapat digunakan secara efektif untuk mendukung setiap

tindakan pada proses pengambilan keputusan dan dapat digunakan juga untuk memperoleh

dan menyimpan informasi yang berkaitan dengan masalah, standar dan situasi sekarang.

Sistem Informasi Manajemen ini juga sangat membantu untuk merealisasikan keputusan

dalam tindakan dan mengawasi tindakan serta memberikan umpan balik yang berkaitan

dengan hasilnya. Dengan demikian sesungguhnya sistem informasi manajemen akan

mendukung setiap langkah di dalam proses pengambilan keputusan dari langkah identifikasi

masalah sampai menetapkan pemilihan solusinya (Kristanto, 2003:27).

2.1.3 Pengolahan Data

Pengolahan data adalah waktu yang digunakan untuk menggambarkan perubahan

bentuk data menjadi informasi yang memiliki kegunaan ( Kristanto, 2003:8). Sedangkan

pengolahan data merupakan suatu proses menerima data sebagai masukan (input),

memproses (processing) menggunakan program tertentu, dan mengeluarkan hasil proses data

tersebut dalam bentuk informasi (output) menurut Sutabri (2005:109). Dengan demikian,

pemrosesan data terdiri dari 3 (tiga) langkah dasar yaitu input, processing, dan output. Tiga

langkah ini biasanya disebut siklus pengolahan data.

INPUT PROSES OUTPUT

OUTPUT UMPAN BALIK PENERIMA

11
12

Gambar 2.1 Siklus Pengolahan Data

Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa data yang merupakan suatu kejadian

yang menggambarkan kenyataan yang terjadi dimasukkan melalui elemen input kemudian

data tersebut akan diolah dan diproses menjadi suatu output dan output tersebut adalah

informasi yang dibutuhkan. Informasi tersebut akan diterima oleh pemakai atau penerima,

kemudian penerima akan memberikan umpan balik yang berupa evaluasi terhadap informasi

tersebut dan hasil umpan balik tersebut akan menjadi data yang akan dimasukkan menjadi

input kembali. Begitu seterusnya.

2.1.4 Sistem Informasi Berbasis Komputer

Suatu sistem informasi manajemen yang berbasis komputer (computer-based

management information system) terdiri dari manusia, perangkat keras (hardware), perangkat

lunak (software), data dan prosedur-prosedur organisasi yang saling berinteraksi untuk

menyediakan data dan informasi yang tepat pada waktunya kepada pihak-pihak di dalam

maupun di luar organisasi yang berkompeten (Sutabri, 2005:99). Pengolahan data adalah

waktu yang digunakan untuk menggambarkan perubahan bentuk data menjadi informasi yang

memiliki kegunaan ( Kristanto, 2003:8). Semakin banyaknya data dan kompleksnya aktivitas

pengolahan data dalam suatu organisasi, baik itu organisasi besar maupun organisasi kecil,

maka metode pengolahan data yang tepat sangat dibutuhkan. Salah satu metode untuk

mengolah data adalah dengan media pengolah data yang menggunakan komputer. Dengan

media ini semua permasalahan yang ada dapat diselesaikan secara cepat baik itu

permasalahan yang menggunakan perhitungan matematis atau fungsi- fungsi lainnya. Selain

itu, dengan komputer permasalahan yang ada dapat diselesaikan dengan sedikit mungkin

kesalahan yang akan terjadi.

12
13

Secara teknis pelaksanaan SIM Berbasis Komputer meliputi empat tahapan yaitu :

1. Input.

Perkakas input berfungsi menyediakan data mentah ke komputer sistem.

2. Pengolahan.

Data yang telah diinput kemudian diolah tau diproses oleh CPU sesuai dengan

instruksi-instruksi yang diberikan oleh perangkat lunaknya.

3. Penyimpanan.

Pada saat komputer menjalankan fungsinya, ia mengalirkan dan menyimpan data dalam

ruang elektronik yang disebut memori.

4. Output.

Setelah informasi diperoleh, informasi tersebut diberikan kepada perangkat output. Ada

pula dikatakan bahwa Sistem Informasi Manajemen berbasis komputer adalah suatu

Sistem Informasi Manajemen yang menempatkan perkakas pengolah data komputer

dalam kedudukan yang penting.

Beberapa alasan mengapa komputer merupakan perkakas yang sangat penting di dalam

Sistem Informasi Manajemen modern ( Sutabri,2005:99). Alasan yang pertama berkenaan

dengan kemampuan komputer mengolah data. Perangkat otomatis ini dalam beberapa hal

ternyata lebih unggul sebagai penyerap atau pencatat data jika dibandingkan dengan daya

ingat manusia, sekalipun pengambilan keputusan tetap dilakukan oleh manusia. Alasan yang

kedua tentang pentingnya pemakaian komputer dalam Sistem Informasi Manajemen adalah

bahwa teknologi otomasi melalui komputerisasi sudah tersedia di mana-mana dan dapat

diperoleh dengan mudah dan murah. Sangat disayangkan bila kemampuan finansial suatu

13
14

organisasi dan kemampuan aparatnya sudah memungkinkan untuk mengadakan Sistem

Informasi Manajemen berbasis komputer tidak mau menyesuaikan diri dengan tuntutan

kebutuhan yang mengharuskan pengolahan data yang cepat dan efisien.

2.2 Kinerja

Kinerja adalah penampilan hasil karya personal,baik secara kualitas maupun kuantitas

dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok

kerja personal. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personel yang memangku

jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personel di

dalam organisasi. ( Ilyas,2001)

Kinerja menurut Mulyadi yang dikutip Srimindart ( 2006) adalah penentuan secara

periodik efektivuitas operasional organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan

sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan beberapa

pengertian kinerja tersebut dapat dijelaskan bahwa kinerja merupakan suatu istilah secara

umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu

organisasi pada suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya – biaya

masa lalu atau yang diproyeksikan,dengan dasar efisiensi, pertanggungjawaban atau

akuntabilitas managemen dan semacamnya.

2.2.1 Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Dalam organisasi pelayanan kesehatan, sangat penting untuk memiliki instrument

penilaian kinerja yang efektif bagi tenaga profesional. Proses evaluasi kinerja bagi

profesional menjadi bagian terpenting dalam upaya manajemen untuk meningkatkan kinerja

organisasi (Ilyas,2001)

14
15

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain:

1. Knowledge (Pengetahuan)

Pengetahuan dan keterampilan sesungguhnya yang mendasari pencapaian produktivitas.

Ada perbedaan penngetahuan dan keterampilan. Konsep pengetahuan lebih berorientasi

pada daya pikir dan penguasaan ilmu serta luas sempitnya wawasan yang dimiliki

seseorang. Dengan demikian pengetahuan merupakan akumulasi hasil proses pendidikan

baik yang diperoleh secara formal maupun non formal yang memberikan kontribusi pada

seseorang pada pemecahan masalah, daya cipta, termasuk dalam melakukan atau

menyelesaikan pekerjaan. Dengan pengetahuan yang luas dan pendidikan yang tinggi,

seorang pegawai diharapkan mampu melakukan pekerjaan dengan baik dan produktif.

2. Skill (Keterampilan)

Keterampilan adalah kemampuan dan penguasaan teknis operasional mengenai bidang

tertentu, yang bersifat kekaryaan. Dengan ketrampilan yang dimiliki seorang pegawai

diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaan secara produktif. Ketrampilan merupakan

variabel yang bersifat utama dalam membentuk produktivitas. Dengan kata lain, jika

seorang pegawai memiliki ketrampilan yang baik maka akan semakin produktif.

3. Abilities (Kemampuan)

Abilities atau kemampuan terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh seorang

pegawai. Konsep ini jauh lebih luas karena dapat mencakup semua kompetensi.

Pengetahuan dan ketrampilan termasuk faktor pembentuk kemampuan dengan demikian

apabila seseorang mempunyai kemampuan dan ketrampilan yang tinggi, diharapkan

memiliki ability yang tinggi pula. Melalui kemampuan yang memadai, maka seseorang

dapat melaksanakan aktivitas dengan tanpa ada permasalahan teknis.

4. Attitude (Perilaku)

15
16

Sangat erat hubungan antara kebiasaan dan perilaku. Attitude merupakan suatu kebiasaan

yang terpolakan. Jika kebiasaan terpolakan tersebut memiliki implikasi positif dalam

hubungannya dengan perilaku kerja seseorang maka akan menguntungkan. Arti yang

dimaksud diatas, apabila kebiasaan-kebiasaan pegawai adalah baik, maka hal tersebut

dapat menjamin perilaku kerja yang baik pula. Dapat diambil contoh seorang pegawai

yang selalu datang tepat waktu, disiplin, bertanggungjawab sehingga dapat ditarik

kesimpulan bahwa pegawai tersebut memiliki attitude yang baik.

5. Behavior (Tindakan)

Dengan demikian perilaku manusia yang juga ditentukan oleh kebiasaan-kebiasaan yang

telah tertanam dalam diri pegawai sebagai motivasi dalam mendukung kerja yang efektif

atau sebaliknya. Dengan kondisi pegawai tersebut, maka produktivitas dipastikan dapat

terwujud.

Dengan demikian faktor-faktor produktivitas kerja dapat dilihat sebagai suatu masalah

untuk meningkatkan produktivitas kerja yang terdiri dari aspek-aspek teknik yang yang telah

disebutkan di atas sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja dapat

menjadi penentu keberhasilan yang harus dipegang teguh oleh semua orang dalam organisasi.

Tercapainya tujuan organisasi diharapkan tercapai pula tujuan individu para anggota

organisasi tersebut. Suatu organisasi akan berhasil mencapai tujuan dan sasarannya, apabila

semua komponen organisasi berupaya menampilkan kinerja yang optimal termasuk

peningkatan produktivitas kerja. Seorang pegawai akan bersedia dan termotivasi

meningkatkan produktivitas kerjanya apabila terdapat keyakinan dalam dirinya bahwa

berbagai keinginan, kebutuhan, harapan dan tujuannya dapat tercapai pula.

2.2.3 Indikator Kinerja

16
17

Produktivitas merupakan hal yang sangat penting bagi para karyawan yang berada di

perusahaan. Menurut Sutrisno (2011:104) untuk mengukur kinerja diperlukan beberapa

indikator, sebagai berikut:

1. Kemampuan

Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampuan seorang karyawan

sangat bergantung pada keterampilan yang dimiliki serta profesionalisme mereka dalam

bekerja. Ini memberikan dayauntuk menyelesaikan tugas-tugas yang diembannya kepada

mereka.

2. Meningkatkan hasil yang dicapai

Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah satu yang dapat

dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun yang menikmati hasil pekerjaan tersebut.

Jadi, upaya untuk memanfaatkan produktivitas kerja bagi masing-masing yang terlibat

dalam suatu pekerjaan.

3. Semangat Kerja

Ini merupakan usaha untuk lebih baik dari hari kemarin. Indikator ini dapat dilihat dari

etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian dibandingkan dengan hari

sebelumnya.

4. Pengembangan Diri

Senantiasa mengembangkan diri untuk meningkatkan kemampuan kerja. Pengembangan

diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan harapan dengan apa yang akan

dihadapi. Sebab, semakin kuat tantangannya, pengembangan diri mutlak dilakukan.

17
18

Begitu juga harapan untuk menjadi lebih baik pada gilirannya akan sangat berdampak

pada keinginan karyawan untuk meningkatkan kemampuan.

5. Mutu

Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu lebih baik dari yang telah lalu. Mutu

merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kerja seorang pegawai. Jadi,

meningkatkan mutu bertujuan untuk memberikan hasil yang terbaik pada gilirannya akan

sangat berguna bagi perusahaan dan dirinya sendiri.

6. Efisiensi

Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan.

Masukan dan keluaran merupakan aspek produktivitas yang memberikan pengaruh yang

cukup signifikan bagi karyawan.

2.1.2.4 Pengukuran Produktivitas Kerja

Pengukuran produktivitas kerja pada dasarnya digunakan untuk mengetahui sejauh

mana tingkat efektivitas dan efisiensi kerja karyawan dalam menghasilkan suatu hasil. Dalam

usaha untuk dapat mengukur tingkat kemampuan karyawan dalam mencapai sesuatu hasil

yang lebih baik dan ketentuan yang berlaku (kesuksesan kerja). Tingkat produktivitas kerja

karyawan yang dapat diukur Menurut Soedarmayanti (2011) adalah :

a. Penggunaan waktu

Penggunaan waktu kerja sebagai alat ukur produktivitas kerja karyawan meliputi :

1) Kecepatan waktu kerja

2) Penghematan waktu kerja

18
19

3) Kedisiplinan waktu kerja

4) Tingkat absensi

b. Output

Yaitu hasil produksi karyawan yang diperoleh sesuai produk yang diinginkan

perusahaan.

Pengukuran produktivitas digunakan sebagai sarana untuk menganalisa dan mendorong dan

efisiensi produksi. Manfaat lain adalah untuk menentukan target dan kegunaan praktisnya

sebagai patokan dalam pembayaran upah karyawan. Tujuan pengukuran produktivitas adalah

membandingkan hasil hal-hal berikut :

1) Pertambahan produksi dari waktu ke waktu.

2) Pertambahan pendapatan dari waktu ke waktu.

3) Pertambahan kesempatan kerja dari waktu ke waktu.

4) Jumlah hasil sendiri dengan orang lain.

5) Komponen prestasi utama sendiri dengan komponen prestasi utama orang lain.

Menurut Soedarmayanti (2011) alat pengukuran produktivitas karyawan perusahaan

dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

1. Physical productivity

Physical productivity adalah produktivitas secara kuantitatif seperti ukuran (size) panjang,

berat, banyaknya unit, waktu dan banyaknya tenaga kerja.

19
20

2. Value productivity

Value productivity adalah ukuran produktivitas dengan menggunakan nilai uang yang

dinyatakan dalam rupiah, yen, won, dollar.

2.1.3 Pengaruh Sistem Informasi Manajemen terhadap Produktivitas Kerja

Sistem Informasi Manajemen adalah wujud dari kemajuan teknologi yang terus

berkembang pesat sehingga berperan penting dalam menghasilkan informasi yang lebih baik

dari segi kualitas dan kuantitas untuk mempermudah dan mendukung aktivitas atau kegiatan

organisasi yang banyak dan rumit. Dengan adanya sistem informasi manajemen maka para

pegawai hendaknya dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan produktivitas

pekerjaannya semakin meningkat.

Sulistiani dan Rosidah (2003:199) mengemukakan produktivitas adalah menyangkut

masalah hasil akhir, yakni seberapa besar hasil akhir yang diperoleh didalam proses produksi.

Disamping organisasi membutuhkan tenaga kerja yang handal dan professional, penggunaan

sistem informasi yang berbasis teknologi informasi juga memberikan pengaruh besar

terhadap kinerja pegawai.

Sistem informasi manajemen dapat menunjang hasil pekerjaan para pegawai menjadi lebih

cepat, tepat dan akurat dibandingkan dengan menggunakan sistem manual. Pekerjaan yang

dilakukan dengan sistem manual akan lebih banyak menghabiskan waktu, tenaga dan biaya.

Lampiran SPO Rekam Medis dan SIMRS

1. Penerimaan Pasien Baru : Proses penerimaan dan pendaftran pasien baru serta proses

pencatatan identitas pasien yang akan dirawat di RSUD dr Djasamen Saragih

20
21

2. Register berkas rawat inap yang kembali ke unit rekam medis : mencatat data pasien dari

berkas rekam medisnya yang dirawat do RSUD dr Djasamen Saragih kedalam buku

register pengembalian berkas rawat inap

3. Merekap sensus harian pasien rawat inap dan rawat jalan : merekap sensus harian pasien

rawat inap dan rawat jalan dari hasil print out ke rekap computer.

4. Print out ( cetak) pasien aktif rawat inap, sensus harian rawat inap, rawat jalan, dan daftar

pemakain obat di IGD dan Irj : memcetak sensus harian pasien rawat inap, pasien rawat

jalan dan pemkaian obat di isntalasi gawat darurat dan instalasi rawat jalan, sebagai

sumber informasi kepada unit lain.

5. Penyimpanan berkas rekam medis : penyimpanan berkas rekam medis secara sentralisasi

yaitu penggabungan antara berkas rekam medis rawat jalan denga rawat inap dan

menggunakan system penjajaran terminal digit yaitu penjajaran berkas rekam medis

dengan menggunakan angka tepi/ angka akhir

6. Penomoran berkas rekam medis baru dan pemberian kartu berobat kepada pasien baru :

pemberian omor pada berkas rekam medis dengan system baru penomoran Unit

Numbering Sistem yaitu pemberian satu nomor rekam medis kepada pasien baru yang

berobat ke RSUD dr Djasamen Saragih baik untuk pasien rawat jalan maupun rawat inap.

7. Pembuatan resum medis : pembuatan konsep resume medis pasien rawat inap.

8. Penerapan system informasi manajemen Rumah sakit : suatu sitem teknologi informasi

komunikasi yang memproses dan menginterpetasikan seluruh alur proses pelayanan

Rumah sakit dalam bentuk jaringan koordinasi,pelaporan dan prosedur administrasi untuk

memperoleh informasi secara tepat dan akurat dan merupakan bagian dari system

informasi kesehatan

9. Aplikasi SIMRS diruang rawat Inap : aplikasi serah terima pada modul ruang rawat inap

Simrs

21
22

10. Aplikasi SIMRS rawat Jalan : aplikasi serah terima paien pada Modul poliklinik Simrs

11. Aplikasi SIMRS penunjang medis Radiologi : aplikasi serah terima pasien pada Modul

Radiologi Simrs

12. Aplikasi SIMRS penunjang medis Laboratorium : aplikasi serah terima pasien pada modul

laboratorium Simrs

13. Aplikasi SIMRS penunjang medis Fisioterapi : aplikasi serah terima pasien pada Modul

Fisioterapi Simrs

14. Aplikasi SIMRS penunjang medis Patologi Anatomi: aplikasi serah terima pasien pada

modul patologi anatomi simrs

15. Aplikasi SIMRS penunjang medis Hemodialisa : aplikasi serah terima pasien pada modul

Hemodialisa Simrs

16. Aplikasi SIMRS kasir pembantu : aplikasi untuk melakukan pembayaran pasien umum

rawat jalan dan penunjang medis.

17. Aplikasi SIMRS Bendahara penerima : Aplikasi untuk melakukan pembayaran pasien

rawat jalan dan penunjang medis.

18. Keluhan kerusakan jaringan : kegaiatan untuk memberitahukan keluhan operator di

lapangan berdasarkan gangguan jaringan dalam mengoperasikan aplikasi Simrs

19. Aktifasi jaringan SIMRS : Kegiatan yang dilakukan untuk dapat mengoperasikan dan

menggunakan layanan/ modul secara keseluruhan antara server dan client yang

terintegrasi dalam bentuk jaringan computer baik secara kabel ataupun non kabel

2.2 Kerangka Konsep

Kinerja Staff Rekam Medis di setiap bagian


masing – masing : 22

1 . pendaftaran pasien RJTL dan RITL


23

- Baik ( sesuai SPO)


- Tidak Baik ( tidak sesuai SPO)

BAB III

METODE PENELITIAN

23
24

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penulisan ini adalah deskriptif, metode deskriptif adalah suatu

metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi

tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas menurut Sugiyono (2012).

Dalam penelitian ini menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau

dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan

sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan

unit yang diteliti antara fenomena yang diuji.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada Rumah Sakit Umum dr Djasamen Saragih Pematang

Siantar yang beralamat di jalan Sutomo No.203 Pematang Siantar, Sumatera Utara. Lokasi

penelitian ditentukan dengan pertimbangan bahwa RSUD Dr Djasamen Saragih

Pematangsiantar adalah suatu rumah sakit berskala besar yang memiliki fasilitas pelayanan

yang lengkap seperti fasilitas untuk pelaksanaan rekam medic. Penelitian akan dilaksanakan

pada Oktober – Maret 2017.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Sebelum melakukan penelitian, penulis harus menentukan terlebih dahulu populasi

yang akan diteliti. Menurut Sugiono (2010:90) populasi adalah wilayah generalisasi yang

24
25

terdiri dari objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh staff rekam medik di RSU dr Djasamen Saragih Pematang Siantar

sejumlah 23 orang.

3.3.2 Sampel

Tehnik pengambilan sampel adalah accidental. Sampel dalam penelitian ini adalah

seluruh populasi (total populasi) staff Rekam Medis di RSUD dr Djasamen Saragih.

3.4 Metode Pengumpulan Data

1. Study Kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data dimana penelitian dilakukan

dengan cara mempelajari dan membaca literatur – literatur yang ada hubungannya

dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian.

2. Penelitian langsung, yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung melalui

kuesioner, wawancara, dan pengamatan langsung dilapangan.

3.5 Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran adalah melihat gambaran kinerja staf rekam medic dalam

pelaksanaan kegiatan sistem informasi managemen di RSUD dr Djasamen Saragih yang

meliputi bagian pendaftaran pasien, mengantar status, serta pengolahan dan pelaporan data.

Jika hasil observasi dari kuesioner yang dibagikan tidak sesuai SOP maka disebut tidak

memenuhi standart kinerja Staf rekam medic. Dimana syarat memenuhi hasil observasi

kuesioner :

a. sesuai : jika seluruh dari isi SPO dilakukan

25
26

b. tidak sesuai : jika ada sebagian atau salah satu dari isi SPO tidak dilakukan

3.6 Metode Analisa Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Univariat. Metode

Univariat yaitu cara menganalisa variable dengan mengumpulkan data dalam bentuk tabel

frekuensi.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Pematangsiantar mulai dibangun tahun 1911. Terletak

dilokasi strategis ditengah kota Pematangsiantar. Rsud dr Djasamen Saragih diserahkan oleh

pemerintah Provinsi Sumatera Utara kepada Pemerintah Kota Pematangsiantar pada tanggal

27 Desember 2001 berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

515/MENKES/SK/IV/2007. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

515/MENKES/SK/IV/2007 RSUD Kota Pematangsiantar berubah nama menjadi RSUD dr

Djasamen Saragih yang ditetapkan pada tanggal 23 April 2007 di Jakarta. Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Pematangsiantar telah mengadakan kerjasama dengan Fakultas

26
27

Kedokteran Universitas Methodist Indonesia Medan sejak tahun 1974. Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Pemmatangsiantar dijadikan tempat pendidikan bagi mahasiswa Fakultas

Kedokteran UMI melaksanakan Praktek Kepaniteraan Klinik Senior di Rsud dr Djasamen

Saragih Pematangsiantar.

4.1.1 Deskriptif Data Hasil Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil kuesioner yang dilakukan di RSUD dr

Djasamen Saragih Pematang Siantar unit rekam medik dimana jumlah respondennya

sebanyak 23 orang. Dimana dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah Pengolahan dan

pelaporan data, mengantar status, pendaftaran pasien, dan sistem informasi manajemen pada

unit rekam medik RSUD dr Djasamen Saragih Pematang Siantar, variabel yang diteliti

tersebut akan menghasilkan penelitian yang relevan untuk menggambarkan kondisi aktual

mengenai kinerja staf rekam medik pada RSUD dr Djasamen Saragih Pematang Siantar.

4.1.2 Kinerja Staf Rekam Medik Bagian Pendaftaran Pasien

Dalam penelitian pada bagian pendaftaran pasien, jumlah responden sebanyak 3 orang.

Responden adalah staf rekam medik pada bagian pendaftaran pasien. Berikut hasil kuesioner

pada bagian pendaftaran pasien dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini.

Tabel 4.1

Distribusi jawaban responden tentang pendaftaran pasien

Pertanyaan Ya Tidak
Jlh
F % f %

1. Apakah anda selalu memperkenalkan diri dan 3 100 - - 3

menyapa setiap pasien / keluarga pasien yang

datang mendaftar untuk berobat ?

27
28

2. Apakah anda selalu mempersilahkan pasien 3 100 - - 3

duduk jika membutuhkan durasi lebih lama ?

3. Apakah anda menjelaskan secara detail cara 3 100 - - 3

pengisian formulir identitas pasien baru/ lama ?

4. Apakah anda selalu memberikan konfirmasi 3 100 - - 3

dengan benar terhadap poli yang dituju pasien

rawat jalan sesuai dengan jenis penyakitnya ?

5. Apakah anda menjelaskan tarif sesuai tindakan 3 100 - - 3

yang akan dilakukan kepada pasien umum/

keluarga pasien ?

6. Apakah anda selalu mencatat di dalam buku - - 3 10 3

register ? 0

7. Setelah mencatat dibuku register apakah anda - - 3 10 3

langsung meng-input kedalam komputer yang 0

telah disediakan ?

8. Berdasarkan pengalaman anda sebagai staf 3 100 - - 3

Rekam Medik, apakah penggunaan tehnologi/

komputer membantu pekerjaan anda dalam

28
29

melakukan register data pasien?

9. Apakah anda selalu meng-input data pasien 3 100 - - 3

Rumah sakit sesuai dengan prosedur rumah

sakit ?

10. Pernahkah anda menugaskan orang lain ketika - - 3 10 3

merekap atau memindahkan hasil print out no 0

data pasien berobat harian ke rekap komputer?

Sumber : Data Primer (2017)

Berdasarkan data diatas dilihat bahwa 10 SOP yang menjadi aturan dalam Rekam Medik

bagian Pendaftaran pasien ada 2 SOP yang tidak terlaksana dengan seharusnya, yaitu tidak

mencatat didalam buku register dan tidak meng-input data pasien kedalam komputer.

4.1.3 Kinerja Staf Rekam Medik Bagian Pengolahan dan Pelaporan Data

Dalam penelitian pada bagian bagian pengolahan dan pelaporan data , jumlah responden

sebanyak 7 orang. Responden adalah staf rekam medik pada bagian pengolahan dan

pelaporan data. Berikut hasil kuesioner pada bagian pengolahan dan pelaporan data dapat

dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini.

Tabel 4.2

Distribusi jawaban responden tentang pengolahan dan pelaporan data

Pertanyaan Ya Tidak Jlh

f % f %

29
30

1. Apakah anda sebagai staf rekam 7 100 - - 7

medik melakukan sensus harian ?

2. Apakah anda sebagai staf rekam 7 100 - - 7

medik melakukan sensus harian

kepada pasien rawat inap dan pasien

rawat jalan ?

3. Apakah anda sebagai staf rekam 7 100 - - 7

medik selalu melakukan sensus

harian dengan baik ?

4. Apakah anda sebagai staf rekam 7 100 - - 7

medik melakukan sensus harian

kepada pasien rawat inap dan rawat

jalan sesuai dengan prosedur yang

diterapkan pihak rumah sakit?

5. Apakah anda sebagai staf reakm 7 100 - - 7

medik mengetahui tata cara sensus

harian dengan baik ?

6. Apakah anda sebagai staf rekam 7 100 - - 7

medik menemui kesulitan dalam

melakukan rekap sensus harian pasien

30
31

rumah sakit ?

7. Apakah penggunaan tehnologi - - 7 100 7

komputer menjadi salah satu kendala

dalam melakukan rekap sensus pasien

rumah sakit ?

8. Adakah solusi yang diberikan pihak 7 100 - - 7

rumah sakit untuk mengatasi maalah

tersebut ?

9. Apakah data rekam medik seluruh 7 100 - - 7

pasien di Rsud dr Djasamen Saragih

Pematang Siantar tersimpan dengan

baik ?

10. Apakah seluruh staf rekam medik 6 85,71 1 14,2 7

mampu mengakses data pasien ke

komputer ?

Sumber : Data Primer (2017)

Berdasarkan data diatas, dilihat bahwa 10 SOP yang menjadi aturan staf rekam medik bagian

pelaporan dan pengolahan data, ada SOP yang tidak dilaksanakan sesuai aturannya yaitu, tidak semua

mampu mengakses data pasien ke dalam komputer.

4.1.4 Kinerja Staf Rekam Medik Bagian Mengantar Status

31
32

Dalam penelitian pada bagian mengantar status, jumlah responden sebanyak 13 orang.

Responden adalah staf rekam medik pada bagian mengantar status. Berikut hasil kuesioner

pada bagian mengantar status dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini.

Tabel 4.3

Distribusi jawaban responden tentang mengantar status

Pertanyaan Ya Tidak Jlh

F % f %

1. Apakah anda sebagai staf rekam 13 100 - - 13

medik selalu mengantar status tepat

pada waktunya ?

2. Sampai 1 jam kah anda berjalan 7 53,8 6 46,1 13

mengantar status semua pasien

kesetiap poli ?

3. Apakah anda mencatat data pasien 13 100 - - 13

rawat jalan yang anda antar ke

poliklinik ?

4. Apakah anda selalu mengisi buku 13 100 - - 13

register status sesuai no urutannya ?

5. Apakah anda mencatat data pasien 13 100 - - 13

rawat jalan yang sudah kembali dari

poliklinik ?

6. Apakah anda melakukan pencatatan 13 100 - - 13

dengan benar dan akurat sesuai

dengan berkas pasien ?

32
33

7. Apakah seluruh staf rekam medik 8 61,5 5 38,5 13

dapat mengakses data pasien pada

komputer?

8. Berdasarkan pengalaman anda 13 100 - - 13

sebagai staf reka medik, apakah

penggunaan tehnologi komputer

membantu pekerjaan anda dlam

melakukan register data pasien sesuai

urutan ?

9. Apakah anda selalu mengantar berkas 13 100 - - 13

harian pasien rumah sakit sesuai

dengan prosedur Rumah sakit ?

10. Pernahkan anda menugaskan orang 13 100 - - 13

lain ketika merekap atau

memindahkan hasil print out no

rekam medik pasien ke rekap

komputer ?

Sumber : Data Primer (2017)

Berdasarkan data diatas, dilihat bahwa 10 SOP yang menjadi aturan dalam rekam medik

bagian mengantar status ada 2 SOP yang tidak seluruhnya staf melaksanakan yaitu,

mengantar status kesetiap poli memakan waktu 1 jam dan hanya sebagian staf yang mampu

mengakses data pasien kedalam komputer.

4.1.5 Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

33
34

Dalam penelitian jumlah responden sebanyak 23 orang, yaitu seluruh staff rekam medik

RSUD Djasamen Saragih Pematang Siantar. Berikut hasil kuesioner penerapan sistem

informasi manajemen dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini.

Tabel 4.4

Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

Pertanyaan Ya Tidak Jumlah

f % F %

1. Apakah kinerja anda sebagai staf 17 73.92 6 26,08 23

rekam medik mengalami penurunan

sejak diberlakukannya Sistem

Informasi Managemen rumah sakit ?

2. Sistem informasi managemen membuat 23 100 - - 23

staf rekam medik berkembang menjadi

lebih baik. Apakah anda mengalaminya

3. Apakah anda sebagai petugas SIMRS 23 100 - - 23

mencatat data/ identitas pasien pada

modul pendaftaran SIMRS ?

4. Adakah solusi yang diberikan jika 23 100 - - 23

aplikasi SIMRS sedang dalam

penanganan jaringan ?

5. Apakah operator SIMRS selalu 23 100 - - 23

memberotahukan keluhan yang ada

dilapangan ?

34
35

6. Apakah operator selalu mengisi blanko 23 100 - - 23

keluhan setiap pasien ?

7. Apakah pasien yang masuk dari IGD, - - 23 100 23

Operator melakukan entry pelayanan

tindakan pada modul keluhan pasien

lapangan ?

8. Sebelum dipindahkan ke rawat inap, 23 100 - - 23

operator harus melakukan registrasi

pemutasian pasien ?

9. Sebagai operator SIMRS di bendahara 23 100 - - 23

penerima, haruskan menerima tanda

bukti pembayaran dari pasien oleh

petugas/ perawat ?

10. Rsud dr Djasamen terlebih dahulu 23 100 - - 23

meakukan sosialisasi sebelum

diterapkannya aplikasi SIMRS di setiap

ruangan. Apakah anda mengikuti

sosialisasi tsb ?

Sumber : Data Primer (2017)

Berdasarkan data diatas dapat dilihat,bahwa 10 SOP yang menjadi aturan dalam sistem

informasi managemen ada 2 SOP yang tidak terlaksana dengan seharusnya yaitu, tidak

seluruhnya staf mengalami penurunan kinerja sejak diberlakukannya SIMRS, dan seluruh staf

tidak ada yang melakukan entry pelayanan jika ada pasien yang masuk dari IGD.

35
36

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Kinerja Staf Rekam Medik Bagian Pendaftaran

Dari hasil analisa data dalam penelitian terdapat 2 SPO yang tidak dilaksanakan

sesuai aturan yang seharusnya yaitu tidak selalu mencatat alam buku register dan tidak selalu

meng-input data pasien kedalam komputer. Dari hasil pengamatan saya, yang menjadi

kendala mengapa 2 SPO tersebut tidak selalu dilaksanakan adalah dikarenakan staf rekam

medic memiliki tenaga magang dari akademi keperawatan atau kebidanan sehingga selama

tenaga magang itu ada staf rekam medik sesuka hati memberi tugas untuk selalu mencatat

didalam buku register, ada juga staf yang mau mencatat tapi tidak di dalam buku register

seperti kata mereka diselembar kertas atau sering disebut kertas buram. Latar belakang usia

juga mempengaruhi kinerja dari 2 SPO yang belum terlaksana tersebut selain pandangan

mata yang sudah kabur banyak staf rekam medic yang dengan senang hati malas untuk

menulis dengan alasan lupa membawa kaca mata. Kemudian latar belakang pendidikan serta

ketidakmampuan pegawai menguasai tehnologi dalam hal ini menggunakan komputer

menjadi alasan terbesar mengapa masih ada data yang tidak di input kedalam komputer.

5.2 Kinerja Staf Rekam Medik Bagian Pengolahan dan Pelaporan Data

Dari hasil analisa data dalam penelitian ada SOP yang tidak dilaksanakan sesuai

aturannya yaitu, tidak semua mampu mengakses data pasien ke dalam komputer. Hal ini

kerap terjadi dikarenakan latar belakang pendidikan yang tidak menguasai tehnologi

komputer. Seminar dan pelatihan penggunaan komputer yang tidak pernah diadakan

36
37

menjadi satu alasan yang memicu sehingga hasil laporan data masih dalam bentuk manual

yang dalam pengerjaannya membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding dengan

menggunakan komputer.

Karena pengalaman kerja yang sudah lama manual menjadi acuan pengetahuan serta

ketrampilan dalam pekerjaannya.

5.3 Kinerja Staf Rekam Medik Bagian Mengantar Status

Dari hasil analisa data dalam penelitian ini ada 2 SOP yang tidak seluruhnya staf

melaksanakan yaitu, mengantar status kesetiap poli memakan waktu ±1 jam dan hanya

sebagian staf yang mampu mengakses data pasien kedalam komputer . Dari hasil observasi

yang terlihat proses pendaftaran seorang pasien diterima di rumah sakit sampai pasien

tersebut mendapatkan tindakan medis masih berjalan sangat lambat yang diakibatkan kurang

lengkap dan kurang teraturnya sistem arsip data rekam medik. Ketidaklengkapan dan

ketidaktepatan dalam pengisian rekam medik memberikan dampak yang tidak baik bagi

proses pelayanan kesehatan kepada pasien, karena waktu untuk proses pendaftaran sampai

dilakukan tindakan medik menjadi lama. Masalah lain yang sering timbul adalah lambatnya

distribusi berkas status pasien, sehingga pasien harus menunggu lama untuk dilayani dan

konsultasi dengan dokter. Staf rekam medic ebih banyak menunggu dari pada mengantar

status ke setiap poli. Banyak keluhan dari pasien saat staf mengantar status disatu poli lebih

dari 20 menit, padahal masih banyak poli yang belum menerima status pasien.

Dimana berkas-berkas pasien sering ditemukan tidak tersusun dengan baik, acak-acakan dan

cenderung asal diletakkan. Jadi setiap hari banyak status yang menumpuk dan tidak disusun

sesuai nomor urutnya. Sehingga jika ada pasien baru yang memerlukan kearsipan riwayat

penyakit akan membutuhkan banyak waktu untuk menemukan berkasnya kembali. Akibatnya

pasien sering mengeluhkan kualitas pelayanan dan tidak mendapatkan kepercayaan dari

masyarakat

37
38

5.4 Penerapan Sistem Informasi Managemen Rumah Sakit

Dari hasil analisa data ada 2 SOP yang tidak terlaksana dengan seharusnya yaitu,

tidak seluruhnya staf mengalami penurunan kinerja sejak diberlakukannya SIMRS, dan

seluruh staf tidak ada yang melakukan entry pelayanan jika ada pasien yang masuk dari IGD.

Penerapan dan pengaplikasian Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit berjalan dengan

baik, dimana sebagian staf rekam medik dapat mengakses data pasien dan mengin-put data

pasien yang di register pada komputer. Sebagian staf lagi tidak mau ambil bagian dalam

mengakses data ke komputer karena tidak menguasai tehnologi. Dan tentu saja mereka tidak

mengalami penurunan kinerja setelah diberlakukannya SIMRS karena ada ataupun tidak

SIMRS mereka tidak begitu terganggu, dengan alasan yang lebih muda pasti lebih mengerti

dan paham komputer.

Setelah dilakukan penelitian yang berjudul“ tentang Analisis Kinerja Staf Rekam

Medik Berdasarkan SPO Dalam Pelaksanaan Kegiatan Sistem Informasi Manajemen di

RSUD Djasamen Saragih Pematangsiantar Tahun 2017. Dari hasil penelitian diatas

menunjukkan bahwa penerapan dan pengaplikasian SPO belum terlaksana dengan baik,

hanya saat akan di lakukan pelatihan tenaga kerja dan pengawasan penilaian rumah sakit

menuju akreditasi saja staf rekam medik melakukan uraian tugas sesuai SPO. Terlebih

banyak hal yang sudah terjadi berapa bulan terakhir ini, banyak pekerjaan yang dikerjakan

setengah hati akibat rasa kecewa terhadap pimpinan rumah sakit.

Menurut asumsi penulis untuk meningkatkan kinerja sesuai SOP yang baik, adalah

melakukan sosialisasi SOP dan Sistem Informasi Managemen, me- review ulang cara kerja

staf agar seluruh staf bekerja sesuai tupoksi masing – masing sehingga tidak ada pekerjaan

yang akan tertunda.

38
39

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian dengan judul “Analisis Kinerja Staf Rekam Medik

Berdasarkan SPO Dalam Pelaksanaan Kegiatan Sistem Informasi Manajemen di RSUD

Djasamen Saragih Pematang Siantar Tahun 2016, maka dapat di ambil kesimpulan :

1. Pada bagian pendaftaran bagian ada 2 SPO yang belum berjalan dengan baik yaitu

tidak selalu mencatat data pasien kedalam buku register dan tidak selalu meng-input

data kedalam komputer.

2. Pada bagian pengolahan dan pelaporan data ada SPO yang belum berjalan dengan

seharusnya, yaitu tidak mampu mnegakses data dan melakukan rekap sensus data

pasien kedalam komputer..

3. Pada bagian Mengantar Status ada SPO yang tidak berjalan sesuai aturannya yaitu

distribusi status kesetiap poli yang dituju memakan waktu ≥ 1 jam dan belum semua

taf menguasai tehnologi untuk mampu merekap data pasien kedalam komputer.

4. Pada Penerapan Sitem Informasi Managemen Rumah Sakit ada SPO yang belum

berjalan dengan seharusnya yaitu, tidak seluruhnya staf mengalami penurunan kinerja

sejak diberlakukannya SIMRS, dan seluruh staf tidak ada yang melakukan entry

pelayanan jika ada pasien yang masuk dari IGD.

39
40

6.2 Saran

Berdasarkan dari kesimpulan dan pembahasan di atas di temukan beberapa saran sebagai

berikut :

1. Kepada Kepala Ruang Rekam Medik

Kepala Ruangan Rekam Medik membantu meningkatkan Kompetensi staf disetiap

bidang dalam penggunaan tehnologi komputer.

2. Kepada Staf Rekam Medik

Ikut serta dalam setiap seminar atau pelatihan tentang sub bagian perekam medisan.

3. Kepada Rumah Sakit

Rsud dr Djasamen Saragih memberikan pelatihan dan penambahan staf rekam medic

agar pekerjaan dikerjakan sesuai waktu yang sudah ditentukan

4. Di harapkan bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitiannya tentang

Analisis Kinerja Staf Rekam Medik Berdasarkan SPO Dalam Pelaksanaan Kegiatan

Sistem Informasi Manajemen di RSUD Djasamen Saragih Pematang Siantar.

40

Anda mungkin juga menyukai