PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan data volume lalulintas yang ada umur rencana jalan,
diketahui jalan rencana merupakan jalan Sekunder kelas IIA dengan LHR
(lalulintasharian rata rata) 229533,82 kendaraan/hari/2 jalur
1. Aliyemen horizontal diperoleht ikungan I Full-Circle dan tikungan II
Spiral-Circle-Spiral (S-C-S).
Tikungan I (Full Circle) Tikungan II (Spiral – Circle – Spiral))
VR = 70 km/jam VR = 70 km/jam
1 = 4055’6,63” 2 = 358’39,63”
D1 = 348 m D2 = 378 m
D2 = 378 m D3 = 382,5 m
Ls = 60 m Ls = 70 m
Tc = 261,152 m s = 1148’7,824”
Ec = 47,128 m c=1132’23,952”
Lc = 499,659 m Lc = 34,22 m
Xs = 69,70 m
Ys = 4,8 m
2. Pada perhitungan aliyemen vertikal, didapatkan aliyemen vertikal I
cembung dan aliyemen vertikal II cekung.
3. Pada lapis perkerasan jalan, jenis perkerasan yang digunakan adalah
perkerasan lentur. Dari perhitungan diperoleh data :
• Surface = LASTON AC-WC (MS 590) dengan tebal 10 cm
• Base = Agregat kelas A dengantebal 20 cm
• Sub base = Sirtu kelas C dengantebal 10 cm
4. Voume galian timbunan adalah hasil kali antara luas galian atau
timbunan dengan jarak yang telah diketahui. Berdasarkan
perhitungan titik koordinat pada potongan memanjang dan melintang
di dapatkan volume galian sebesar 19405,52 m3 dan timbunan
sebesar 16525,33 m3.
4.2 Saran
1. Dalam perencanaan suatu jalan, keadaan topografi seperti jurang, bukit atau
gunung yang tinggi atau lembah yang curam menjadi pertimbangan yang
sangat penting dalam suatu perencanaan. Kecepatan rencana yang didapat
berdasarkan LHR dapat diturunkan jika keadaan medan dan sudut tikungan
yang akan direncanakan terlalu besar dengan syarat semua jenis tikungan
telah dicoba namun tidak memenuhi.
3. Galian dan timbunan tidaklah selalu seimbang (balance) dan rencanakan ikuti
existing atau tanah asli,agar tidak mengeluarkan banyak biaya.Usahakan
meminimkan pekerjaan timbunan,karena perkerjaan timbunan mengeluarkan
banyak biaya.