Anda di halaman 1dari 3

Resensi Buku Berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang

Judul : R . A Kartini
Penulis : Imron Rosyadi
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2008
Penerbit : Garasi , Yogyakarta
Jumlah Halaman : 134 halaman

A. Sinopsis
Buku ini mengisahkan tentang riwayat hidup R.A. Kartini dari lahir, perjalanan hidup,
hingga meninggal, dengan bersumber dari buku-buku, surat kabar dan majalah, website, dan
juga surat-surat Kartini. Pada 28 Rabi’ul Akhir tahun Jawa 1808 (Jepara, 21 April 1879)
seorang bayi perempuan telah lahir. Namanya Kartini. Ia lahir dari keluarga ningrat Jawa.
Ayahnya adalah Bupati Jepara, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat. Sedangkan ibunya
bernama M.A. Ngasirah.
Kartini adalah orang yang beruntung. Ayahnya adalah putra dari Bupati Demak Pangeran
Ario Tjondronegoro yang dikenal sangat progresif pada zamannya. Sifat progresif itu diwarisi
R.M.A.A. Sosroningrat, ayahanda Kartini. Dia menyekolahkan semua anaknya ke Europese
Lagere School (ELS), sekolah gubernurmen kelas satu yang memakai bahasa Belanda
sebagai bahasa pengantar. Maka, pada 1885 mulailah masa pendidikan Kartini yang paling
dinikmatinya. Setamat ELS, Kartini ingin meneruskan ke Semarang, di HBS. Tapi sang Ayah
tak memberi izin. Bahkan, ketika gurunya menawarkan sekolah ke Belanda, Kartini nyaris
menangis.
Kartini adalah orang yang beruntung. Ayahnya adalah putra dari Bupati Demak Pangeran
Ario Tjondronegoro yang dikenal sangat progresif pada zamannya. Sifat progresif itu diwarisi
R.M.A.A. Sosroningrat, ayahanda Kartini. Dia menyekolahkan semua anaknya ke Europese
Lagere School (ELS), sekolah gubernurmen kelas satu yang memakai bahasa Belanda
sebagai bahasa pengantar. Maka, pada 1885 mulailah masa pendidikan Kartini yang paling
dinikmatinya. Setamat ELS, Kartini ingin meneruskan ke Semarang, di HBS. Tapi sang Ayah
tak memberi izin. Bahkan, ketika gurunya menawarkan sekolah ke Belanda, Kartini nyaris
menangis.
Kartini adalah orang yang beruntung. Ayahnya adalah putra dari Bupati Demak Pangeran
Ario Tjondronegoro yang dikenal sangat progresif pada zamannya. Sifat progresif itu diwarisi
R.M.A.A. Sosroningrat, ayahanda Kartini. Dia menyekolahkan semua anaknya ke Europese
Lagere School (ELS), sekolah gubernurmen kelas satu yang memakai bahasa Belanda
sebagai bahasa pengantar. Maka, pada 1885 mulailah masa pendidikan Kartini yang paling
dinikmatinya. Setamat ELS, Kartini ingin meneruskan ke Semarang, di HBS. Tapi sang Ayah
tak memberi izin. Bahkan, ketika gurunya menawarkan sekolah ke Belanda, Kartini nyaris
menangis.
Pada Juni 1903, Kartini berhasil mendirikan sekolah untuk perempuan di Jepara. Baru
sebulan menjalani kesibukan sebagai guru, ia harus berhadapan dengan situasi yang
memaksanya merumuskan ulang segala pendirian yang jauh sebelumnya telah ia pancangkan.
Memasuki usia 24 tahun, Kartini sepertinya meyadari bahwa usahanya bersekolah lagi, baik
di Semarang, Batavia, maupun di Belanda, tak akan pernah terlaksana. Saat Kartini
menunggu keputusan beasiswa dari Batavia, tiba-tiba Bupati Sosroningrat menerima utusan
Bupati Djojo Adiningrat dari Rembang yang membawa surat lamaran untuk Kartini. Kartini
tak berdaya menghadapi cobaan itu. Kartini menyetujui saran ayahnya untuk menikah. Di
lubuk hatinya, Kartini tidak mau dipaksa menikah. Ironisnya sang bupati calon suami Kartini
sudah mempunyai tujuh anak, dan masih memiliki dua istri. Pernikahan itu berlangsung pada
8 November 1903. Tiga hari kemudian kartini diboyong ke Rembang.
Di Rembang, Kartini senang bisa mendidik enam orang anak tiri, tapi muak dengan dengan
kunjungan audiensi feodalistis dari para punggawa untuk mengambil hati. Kebencian Kartini
pada institusi tidak semata karena perempuan tidak akan bebas setelah menikah, tetapi karena
faktor poligami.
Pada saat menanti kelahiran anak pertamanya, Kartini menulis bahwa ia sudah menyiapkan
sudut untuk si bayi, tempatnya tidur saat ia mngajar. Enam hari kemudian (13 September
1904) Kartini melahirkan putranya. Putra tunggalnya itu dikenal sebagai R.M. Soesalit.empat
hari kemudian, pada 17 September 1904, Kartini menghembuskan napas terakhirnya akibat
proses melahirkan yang tak mulus. Seperti yang sudah ia ramalkan sendiri, melepaskan cita-
cita memang benar-benar membuatnya binasa.
Kartini telah memberikan insspirasi kepada banyak perempuan didunia, bahkan Elenaor
Roosevelt pun terkesan setelah membaca terjemahan kumpulan surat-surat Kartini, Letter of a
Javanese Princess. Perjuangan Kartini adalah sebuah perjuangan dengan memberikan
semangat dan pemikiran bagi bangsa Indonesia, terutama kaum perempuan, untuk bisa maju
seperti laki-laki dalam segala bidang, khususnya dalam mengejar pendidikan dan ilmu
pengetahuan. Ini adalah perjuangan batin yang merasa terjajah dari kungkungan adat istiadat
dan budaya yang menempatkan seorang perempuan di sudut kehidupannya. Ketika itu hidup
perempuan hanyalah menjalankan kodratnya saja, tanpa diberikan kessempatan untuk
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.
Kartini adalah figur seorang wanita idealis yang visioner. Pada masa itu, kaum wanita di
Jawa terkungkung oleh sistem kebudayaan yang membatasi ruang gerak mereka. Sementara
Kartini, tak puas dengan kungkungan kultural itu. Ia mendambakan dan memperjuangkan
nasib wanita supaya dapat mengaktualisasi diri secara penuh melalui pendidikan yang
maksimal. Kemampuannya dalam membagi visi, melakukan lobi-lobi, dan membina kerja
sama dengan para penguasa yang pro-rakyat terbukti telah melahirkan proyek-proyek
pendidikan nyata yang terukur untuk kepentingan rakyat.
Dengan refleksi semangat dan pemikiran Kartini, kita juga bisa meneruskan perjuangannya
untuk mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan. Masih banyak hal yang bisa kita
lakuakan tentunya dengan melihat potensi pada diri kita. Tidak hanya dalam rumah tangga,
lingkungan sekitar kita, tapi juga dalam organisasi dan ruang kerja kita. Yang jelas kaum
perempuan saat ini tidak harus minder atau malu denga keterbatasannya, tapi lebih bisa
mengedepankan potensi yang dimilikinnya sehingga kita bisa melihat cahaya terang berada
didepan kita.

B. Evaluasi
Kelebihan:
1. isi buku bersifat inspiratif.
2. memberi dampak positif terhadap pembaca
3. mengandung nilai moral yang tinggi
Kekurangan:
1. kata katanya cukup sulit dipahami karena bnanyak yang mengandung Bahasa kuno.

C. Kesimpulan
Ada banyak hal yang membuat Kartini menjadi perempuan yang menarik perhatian
masyarakat Indonesia, antara lain yaitu cita-citanya yang merupakan seluruh impian kaum
hawa. Kedua perjalanan dan pejuangannya dalam menggapai cita-citanya menjadi inspirasi
positif untuk semua kalangan.

NAMA: M. Aufa Ba’azier Alghozi


NO ABSEN: 17
KELAS: 8A

Anda mungkin juga menyukai