Anda di halaman 1dari 5

HASIL ANALISIS

UNSUR INTERINSIK DAN EKSTERINSIK


NOVEL HABIS GELAP TERBITLAH TERANG

NAMA : FITRI RAMADANI


NIS : 2267
KELAS : XII IPS 2

KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN SOPPENG


MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 SOPPENG
2023
SINOPSIS NOVEL HABIS GELAP TERBITLAH TERANG

Raden Ajeng Kartini dilahirkan di Jepara pada tanggal 21 April 1879. Jadi
bertepatan 131 tahun lalu, beliau adalah putri dari Bupati Jepara waktu itu yang
bernama Raden Mas Adipati Sastrodiningrat dan cucu dari Bupati Demak,
Tjondronegoro. Saat Raden Ajen Kartini menginjak dewasa, beliau menilai kaum
wanita penuh dengan kehampaan, kegelapan, ketiadaan dalam perjuangan yang
tidak lebih sebagai perabot kaum laki-laki yang bekerja secara alamiah hanya
mengurus dan mengatur rumah tangga saja.
Raden Ajen Kartini tidak bisa menerima keadaan itu, walaupun dirinya
berasal dari kaum bangsawan, namun tidak mau ada perbedaan tingkatan derajat,
Kartini sering turun berbaur dengan masyarakat bawah yang bercita-cita
merombak perbedaan status sosial pada waktu itu, dengan semboyan “Kita harus
membuat sejarah, kita mesti menentukan masa depan kita yang sesuai keperluan
kita sebagai kaum wanita dan harus mendapatkan pendidikan yang cukup seperti
halnya kaum laki-laki”.
RA. Kartini mengecap pendidikan tinggi setara dengan pemerintahan
kolonial Belanda dan terus memberi semangat kaum perempuan untuk tampil
sama dengan kaum laki-laki. Pernikahan dengan Bupati Rembang, Raden Adipati
Joyoningrat lebih meningkatkan perjuangannya melalui sarana pendidikan dan
lain-lain. RA. Kartini wafat pada usia 25 tahun, beliau pergi meninggalkan bangsa
Indonesia dalam usia sangat muda yang masih penuh cita-cita perjuangan dan
daya kreasi yang melimpah.
Perjuangan RA. Kartini berhasil menempatkan kaum wanita ditempat yang
layak dan mengangkat derajat kaum wanita dari tempat gelap ke tempat terang
benderang sesuai dengan karya tulis beliau yang terkenal berjudul “Habis Gelap
Terbitlah Terang”.
Unsur Intrinsik
1. Tema
Menceritakan sebuah perjuangan seorang wanita yang ingin merubah sejarah.
2. Tokoh/Penokohan
1) RA. Kartini
Baik, suka membaca dan suka memberi semangat. Kita harus membuat
sejarah, kita mesti menentukan masa depan kita tapi yang sesuai dengan
keperluan kita sebagai wanita yang harus mendapatkan pendidikan yang
cukup seperti kaum laki-laki.
2) RM. Adipati Sastrodiningrat
Baik, tegas, penyayang. “Ayahnya mengijinkan Kartini membaca buku
bahasa Belanda dan menerima surat dari kawan-kawannya orang Eropa”.
3) Pangeran Ario Tjondronegoro
Baik, suka akan kemajuan “beliau merupakan Bupati yang pertama
mendidik anak-anaknya dengan pelajaran Barat”.
4) Sasrokartono
Baik, sering mendengarkan cita-cita Kartini dengan penuh perhatian.
5) Mr. Abendanon
Baik, suka memberi nasehat kepada Kartini. ”Abendanon selalu memberi
nasehat kepada Kartini supaya jangan selalu menunggu balasan rekes,
supaya terus mendirikan sekolah sendiri”.
3. Alur
Novel ini menggunakan alur maju.
4. Latar
1) Latar Tempat
Di sekolah H.B.S
“Pada suatu ketika, di sekolah diwaktu berhenti dilihatnya salah seorang
temannya sedang belajar bahasa Inggris di sekolah. Sedatangnya dirumah,
ditanyakan kepada bapaknya”.
2) Latar Suasana
a. Sepi. “Remuk redam hatinya melihat adik-adiknya boleh pergi
bersekolah, dengan bebas boleh pergi keluar”.
b. Sedih. “Setiba saudaranya itu diapun dicemohkan dan dicaci pula”.
c. Senang. “Selain daripada buku, ada bapak, saudaranya, ada lagi satu
hal yang memberi keriangan ialah pekerjaan berkirim-kirim surat”.
3) Latar Waktu
Pagi Hari
“Kartini melihat adik-adiknya berangkat ke sekolah pagi itu”.
5. Sudut Pandang
Sudut pandang orang ketiga.
6. Amanat
Jangan membedakan derajat kaum perempuan dengan kaum laki-laki
khususnya dalam bidang pendidikan, sebab dimata Tuhan Yang Maha Esa
semua manusia itu sama.
7. Gaya Bahasa
Novel ini menggunakan gaya Bahasa Indonesia.

Unsur Ekstrinsik
1. Kelemahan dari novel “Habis Gelap Terbitlah Terang” yaitu kata-katanya
sulit untuk dipahami secara luas oleh seluruh kalangan masyarakat sebat kata-
katanya terlampau sudah cukup kuno.
2. Kelebihan dari novel “Habis Gelap Terbitlah Terang” yaitu berbeda dengan
novel lainnya, novel ini memiliki kumpulan surat yang diterima maupun yang
dikirim oleh RA. Kartini semasa hidupnya.
3. Nilai-nilai adat istiadat adalah Adat istiadat bagi masyarakat Jawa pada masa
itu yang dimana anak perempuan yang telah menyelesaikan pendidikan dasar
disuruh untuk tetap dirumah dan jangan keluar rumah sampai ia dipinang oleh
laki-laki yang tidak ia kenal.
4. Nilai moral saudara laki-laki Kartini selalu mendengarkan semua kata yang
diucapkan Kartini dengan penuh perhatian, tidak pernah mengucapkan kata
yang membuat hati Kartini menjadi hancur.
5. Nilai agama hukum islam memperbolehkan laki-laki menaruh empat
perempuan atau sering disebut poligami.
Kesimpulan
Ada beberapa hal yang membuat Kartini menjadi perempuan yang menarik
perhatian masyarakat Indonesia antara lain yaitu:
1. Cita-citanya merupakan cita-cita seluruh masyarakat khususnya kaum hawa.
2. Perjuangan jiwanya dan perjalanan rohaninya dapat menjadi inspirasi bagi
kaum hawa.

Anda mungkin juga menyukai