Anda di halaman 1dari 5

M.

Priya Sultan / 24 / E5

Anabolisme

1. Komponen dalam Fotosintesis antara lain :


a. Bahan Baku :
- Karbondioksida (CO2)
- Air (H2O)
b. Cahaya : berfungsi dalam memberikan reaksi pada tumbuhan untuk
berkembang. Sebagai contoh, cahaya biru, membantu mendorong
pertumbuhan daun vegetatif. Cahaya merah yang dikombinasikan dengan biru
membuat tumbuhan dapat berbunga.
- Cahaya merah (610-700 nm)
- Cahaya biru (410-500 nm)
- Cahaya violet (<400 nm)
c. Enzim yang memfasilitasi proses reaksi fotosintesis atau sebagai katalisator
d. Pigmen :
- Klorofil -> terdapat pada kloroplas untuk menyerap energi matahari
- Korotenoid -> Pigmen kuning jingga untuk menyerap cahaya biru-
hijau.

2. Lintas siklik dan lintas non siklik


a. Lintas Siklik : Reaksi pada fosforilasi siklik diawali ketika energi foton dari
cahaya matahari ditangkap P700 dan mengakibatkan eksitasi (naiknya energi
sebuah sistem sehingga lebih tinggi dari keadaan dasarnya) elektron. Elektron
tereksitasi kemudian akan ditangkap akseptor primer yang akan dikembalikan
lagi ke P700 melalui tranpor elektron. Pada transpor elektron terjadi
fotofosforilasi sehingga terbentuk ATP dari ADP. Karena elektron kembali
pada P700 maka tidak terjadi fotolisis air. Sehingga pada fotofosforilasi siklik
tidak dihasilkan oksigen dan NADPH seperti pada fotofosforilasi non siklik.
Sistem ini bersifat siklik artinya berputar, yaitu elektron yang dikeluarkan dari
sistem transfer elektron akan masuk ke pusat reaksi lagi pada fotosistem I.
b. Lintas Non-Siklik : Diawali energi foton yang berasal dari cahaya akan
diserap P680, khususnya cahaya merah biru nila. Energi foton dari cahay akan
memicu P680 untuk melepaskan elektron yang nantinya ditangkap oleh
akseptor prime. Akibat eksitasi elektron, P680 mengalami kekosongan
elektron yang menyebabkan fotolisis air yang mengubah H2O menjadi
hidrogen dan oksigen (O2). Hasil berupa oksigen akan dilepaskan ke udara
untuk kebutuhan respirasi. Sedangkan hidrogen akan beraksi dengan NADP
untuk membentuk NADPH. Elektron pada akseptor primer akan dialirkan ke
fotosistem I atau P700 melalui rantai transpor elektron. Akseptor yang terlibat
meliputi Plastoquinon (PQ), Komplek Sitokrom (KS), dan Plastosianin (PC).
Pada saat melewati transpor elektron terjadi fotofosforilasi terhadap ADP
sehingga dihasilkan ATP. Selanjutnya, setelah P700 menerima foton
kemudian
akan melepaskan elektron yang ditangkap akseptor primer. Berikutnya akan
dipindahkan menuju ke Feredoksin (Fd) dan diterima NADP dengan bantuan
enzim NADP reduktase. Selanjutnya terjadi pembentukan NADPH2 yang
berenergi tinggi karena terjadi penambahan hidrogen dari fotolisis air.
Kekosongan elektron pada P700 akibat fotoeksitasi akan diisi oleh elektron
yang berasal dari P680. Sehingga pada tahapan yang terjadi di fotosistem I
atau P700 tidak terjadi proses fotolisis air.

3. Tahapan Siklus Calvin


Ada tiga tahapan dari siklus Calvin fotosintesis oleh tumbuhan. Berikut adalah
penjelasan dari tahapan tersebut :
a. Fiksasi Karbon
Tahapan pertama dari siklus ini adalah fiksasi karbon. Pada tahapan ini akan
mengalami penangkapan CO2 dari udara bebas. Selanjutnya, akan
menyatukan CO2 dengan ribulosa bifosfat oleh enzim rubisco. Hasil
pengikatan ini berupa tiga molekul dengan enam karbon yang tidak stabil.
Karbon tersebut akan segera pecah menjadi 2 molekul 3 fosfogliserat atau
PGA.
b. Reduksi
Tahapan kedua dari siklus Calvin adalah reduksi. Masing-masing dari molekul
tiga PGA menerima fosfat ATP. Nantinya akan berubah menjadi 1,3
difosfofliserat. Jumlah ATP untuk meneruskan proses ini adalah 6.
Molekul 1,2 difosfogliserat akan mengalami reduksi oleh NADPH dan
berubah sebagai gliseraldehida 3 fosfat. Nah, proses ini akan membutuhkan 6
molekul NADPH dalam sekali putaran siklus Calvin fotosintesis.
c. Regenerasi
Tahapan ketiga adalah regenerasi atau pembentukan glukosa dan pembuatan
RuBp. Salah satu molekul dari gliseraldehida 3 fosfat akan keluar dan
berfungsi sebagai bahan baku glukosa. Sedangkan 5 molekul gliseraldehid 3
fosfat sisanya untuk membuat RuBp.
Dalam hal ini, akan melakukan penangkapan CO2 kembali. Akan ada 3
molekul ATP yang mendonorkan fosfat. Molekul glukosa tersusun atas 6
karbon. Hasil dari tahapan ini adalah 1 molekul PGAL.

4. Peecobaan dalam fotosintesis


a. Sachs
- Sachs melakukan percobaan dengan daun yang ditutupi kertas karbon
dibawah cahaya matahari, kemudian daun tersebut direbus dengan
alkohol dan diuji lugol (uji amilum).
- Percobaan ini membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum.

b. Ingenhousz
- Ingenhousz melakukan percobaan dengan tumbuhan air Hydrilla
verticillata di bawah corong kaca bening terbalik yang dimasukkan ke
dalam gelas kimia berisi air. Jika Hydrilla verticillata terkena cahaya
matahari, maka akan timbul gelembung-gelembung gas yang akhirnya
mengumpul di dasar tabung reaksi. Ternyata gas tersebut adalah
oksigen.
- Percobaan ini membuktikan bahwa tumbuhan menghasilkan O2 dan
cahaya berperan penting dalam fotosintesis serta hanya tumbuhan hijau
yang berfotosintesis.
c. Engelmann
- Engelmann melakukan percobaan dengan ganggang hijau Spirogyra
yang kloroplasnya berbentuk pita melingkar seperti spiral. Dalam
percobaan tersebut ia mengamati bahwa hanya kloroplas yang terkena
cahaya mataharilah yang mengeluarkan oksigen. Hal itu terbukti dari
banyaknya bakteri aerob yang bergerombol di sekitar kloroplas yang
terkena cahaya matahari.
- Percobaan ini membuktikan bahwa cahaya dan klorofil adalah faktor
yang harus ada dalam fotosintesis.
5. Kemosintesis berasal dari kata kemo yang artinya kimia, dan sintesis yang artinya
pembentukan. Jadi kemosintesis itu adalah reaksi pembentukan senyawa organik
kompleks dari senyawa sederhana yang sumber energinya berasal dari energi kimia di
alam. Proses ini biasanya dilakukan oleh mikroorganisme seperti archaebacteria dan
bakteri yang tinggal di dasar laut, contohnya yaitu bakteri belerang Thiobacillus.

6. Karena pada lintas siklik (berulang), saat transpor elektron terjadi fotofosforilasi
sehingga terbentuk ATP dari ADP. Karena elektron kembali pada P700 maka tidak
terjadi fotolisis air. Fotolisis air hanya akan terjadi pada lintas non siklik karena
fotosistem kekurangan elektron. Sehingga pada fotofosforilasi siklik tidak dihasilkan
oksigen dan NADPH seperti pada fotofosforilasi non siklik. Sistem ini bersifat siklik
artinya berputar, yaitu elektron yang dikeluarkan dari sistem transfer elektron akan
masuk ke pusat reaksi lagi pada fotosistem I. Hal tersebut yang menyebabkan lintas
siklik hanya menghasilkan ATP (dari fosforilasi), tidak dengan O2 dan NADPH

Sedangkan lintas non siklik membutuhkan fotolisis air (H2O → 2H+ + ½O2 + 2e)
karena fotosistem (P680) kekurangan elektron akibat eksitasi dan tidak adanya
elektron yang masuk. Kemudian saat transpor elektron, lintas ini juga terjadi
fosforilasi yang menghasilkan ATP dari ADP. Elektron dari P680 akan ditransfer ke
P700 melalui transpor elektron sehingga P700 tidak lagi membutuhkan fotolisis air.
Selanjutnya, setelah P700 menerima foton kemudian akan melepaskan elektron yang
ditangkap akseptor primer. Berikutnya akan dipindahkan menuju ke Feredoksin (Fd)
dan diterima NADP dengan bantuan enzim NADP reduktase. Selanjutnya terjadi
pembentukan NADPH2 yang berenergi tinggi karena terjadi penambahan hidrogen
dari fotolisis air. Hal tersebutlah yang menyebabkan lintas non siklik dapat
menghasilkan ATP (dari fosforilasi), NADPH (dari reduksi NADP), dan O2 (dari
fotolisis air)

7. Kemiosmosis berperan dalam proses pergerakan ion dari tempat yang konsentrasi
ionnya tinggi ke tempat yang konsentrasi ionnya rendah melalui membran
semipermeabel untuk menyintesis ATP. Kemiosmosis menggunakan energi yang
tersimpan dalam bentuk gradien ion hidrogen yang melintasi membran untuk
mendorong kerja seluler.

Selama kemiosmosis di kloroplas, elektron dari eksitasi elektron pada fotosistem


dengan bantuan matahari akan membentuk rantai transpor elektron yang energinya
digunakan untuk memompa ion hidrogen dari stroma masuk ke dalam membran
tilakoid, membentuk gradien elekrokimia dimana di dalam tilakoid akan menjadi
lebih positif. Untuk menyeimbangkannya perlu dikeluarkan ion hidrogen yang di
dalam tilakoid. Sedangkan proton dalam tilakoid hanya dapat melewati membran
yang disebut ATP sintase. Saat proton (H+) bergerak melalui ATP sintase, akan
menghasilkan energi yang cukup untuk mengubah ADP menjadi ATP. Itulah
mengapa kemiosmosis berperan penting dalam pembentukan ATP.

8. Mekanisme Reaksi Gelap pada tumbuhan C4 terjadi di dua tempat, yakni mesofil
daun untuk menangkap CO2 dan sel seludang pembuluh sebagai tempat terjadinya
siklus Calvin.
- Mesofil daun
Diawali PEP [C3] yang dibantu dengan enzim PEP karboksilase akan
menangkap CO2 dan menggabungkannya dengan Fosfoenolpiruvat [C3]
menjadi Oksaloasetat [C4] yang merupakan molekul berkarbon 4. Kemudian
molekul berkarbon 4 tersebut akan diubah menjadi Malat [C4] dan menuju sel
seludang pembuluh secara difusi untuk melepaskan CO2.
- Sel Seludang Pembuluh
Malat [C4] akan melepaskan satu karbonnya dan berikatan dengan O2 untuk
membentuk CO2. Ini sebagai bahan untuk siklus Calvin. Setelah dilepaskan,
CO2 akan menjalani siklus calvin di sel seludang pembuluh tersebut dan
menghasilkan karbohidrat. Malat [C4] yang kehilangan satu karbonnya akan
menjadi Piruvat [C3], kemudian bergerak kembali ke mesofil daun untuk
mengulang siklus. Pada saat pergerakan ini, terjadi pula fosforilasi ATP
menjadi ADP dan memberikan satu fosfornya sehingga Piruvat [C3] menjadi
PEP [C3]. Siklus berulang.
Patut untuk diperhatikan bahwa reaksi gelap dalam tumbuhan C4 terjadi di 2 sel yang
berbeda. Penangkapan CO2 terjadi di sel mesofil daun, sedangkan siklus calvin terjadi
di sel seludang pembuluh. Hal ini akan menjadikan konsentrasi CO2 di seludang
pembuluh selalu tinggi sehingga mencegah atau mengurangi terjadinya fotorespirasi
yang kurang menguntungkan. Tumbuhan C4 umumnya hidup di tempat dengan
kondisi cuaca yang panas dengan intensitas cahaya matahari yang tinggi
9. Proses Fotosintesis Reaksi Gelap pada tumbuhan CAM terjadi di malam hari dan
hanya untuk menangkap CO2 yang kemudian disimpan untuk bahan siklus Calvin di
siang hari. Ketika malam hari saat stomata dibuka, tumbuhan akan menyerap CO2.
CO2 tersebut kemudian diubah menjadi bentuk asam malat [C4] dan disimpan dalam
vakuola sel. Ketika matahari terbit, stomata akan kembali ditutup untuk mengurangi
penguapan. Asam malat [C4] kemudian kembali diubah menjadi CO2 untuk memulai
proses fotosintesis. Sinar matahari memberikan energi untuk siklus Calvin dan CO2
mulai diubah menjadi gula karbohidrat. Dengan begitu, fotosintesis CAM
memungkinkan tanaman yang hidup di lingkungan kering dan panas untuk
berfotosintesis tanpa kekurangan terlalu banyak air.

10. Hal ini berkaitan dengan adaptasi tumbuhan C3 dan C4 dalam menghadapi
kekeringan. Pada tumbuhan C3 apabila stomata menutup akibat kekeringan, maka laju
fotorespirasi meningkat, namun laju fotosintesis menurun. Berbeda dengan tumbuhan
C4 yang memiliki metabolisme reduksi CO2 di ruang mesofil daun oleh PEP
karboksilase. PEP karboksilase mengubah fosfoenol piruvat (PEP) menjadi senyawa
berkarbon empat, sehingga PEP karboksilase tidak dapat mengikat O2 di ruang
mesofil. Sementara aktivitas Rubisco di sel seludang pembuluh relatif tinggi
konsentrasi CO2-nya. Tingginya konsentrasi CO2 di sel seludang pembuluh
menyebabkan fotorespirasi pada tumbuhan C4 sangat rendah. Hal tersebut
memungkinkan tumbuhan C4 yang relatif lebih tahan terhadap kekeringan dibanding
tumbuhan C3.

Anda mungkin juga menyukai