TT2 Perspektif Ayu Suseno Lumban Gaol
TT2 Perspektif Ayu Suseno Lumban Gaol
Soal!
1. Karakteristik belajar siswa SD dapat dilihat dari bentuk kegiatan belajar yang biasa dilakukan oleh
siswa SD. Jelaskan bentuk-bentuk kegiatan belajar yang dimaksud !
Jawaban :
Bentuk-bentuk kegiatan belajar yang biasa dilakukan oleh siswa SD, antara lain :
A. Belajar Menemukan
Dalam hal ini siswa diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan dalam
memecahkan masalah.Dengan cara tersebut di harapkan mereka mampu memahami konsep-
konsep dalam bahasa mereka sendiri. Dengan kata lain metode discovery learning mendorong
siswa untuk bertanya dan merumuskan jawaban sementara mereka, serta menarik kesimpulan
terhadap prinsip umum dari contoh praktik atau pengalaman yang dilakukannya. Selain itu dapat
juga menggunakan metode eksperimen ( experimental method ).
B. Belajar Menyimak
Pada kegiatan belajar menyimak, biasanya dilakukan pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia melalui permainan katan dan pertanyaan. Sedangkan untuk mengembangkan
kemampuan belajar meniru, guru dapan menggunakan kegiatan bermain peran mengenai
pekerjaan / profesi yang ada di sekitar siswa.
Contoh kegiatan belajar menyimak siswa adalah sebagai berikut;
a. Bermain dengan kata seperti bercerita, membaca serta menulis. Hal ini dapat membantu siswa
mengingat nama, tempat, tanggal dan hal-hal lain dengan cara mendengar kemudian
menyebutkannya.
b. Bermain dengan pertanyaan dengan cara guru memancing keingintahuan dengan berbagai
pertanyaan.
c. Bermain dengan gambar.
d. Bermain dengan musik.
C. Belajar Meniru
Anak akan banyak sekali belajar melalui melihat, mengamati, menginternalisasi hingga
meniru dalam bentuk perilaku, bahkan hingga perilaku hasil meniru menetap sebagai suatu
kebiasaan. Oleh karena itu, guru hendaknya selalu memberi contoh yang baik , sehingga siswa
akan berperilaku sesuai dengan apa yang biasa dilihatnya.
D. Belajar Menghafal
Pada pengembangan kemampuan mengahafal, hendaknya siswa diberi bekal pengetahuan
dan berpikir logis serta sistematis, sehingga siswa tidak hanya berada pada tingkatan ingatan dan
pemahaman saja. Kecenderungan siswa belajar dengan metode menghafal ini disebabkan oleh
budaya yang terjadi di sekolah yang pada umumnya didominasi oleh komunikasi satu arah, yaitu
guru ke siswa dan kurang merangsang rasa ingin tahu, prakarsa maupun individualisasi. Siswa
menjadi penerima yang pasif. Walaupun kurikulum Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) telah
dicanangkan sebagai dasar strategi proses belajar mengajar, namun dalam praktik di lapangan
yang terjadi masih dalam pola siswa Datang, Duduk, Dengar, Catat dan Hafal (D3CH) dan siswa
tidak dibiasakan untuk belajar secara aktif. Lambat laun siswa menjadi cenderung suka mencari
gampangnya saja dalam belajar. Hal ini akan terpola dalam banyak bentuk kebiasaan belajar,
sehingga siswa kehilangan sense oflearning atau kepekaan untuk belajar. Oleh karena itu, guru
sebagai pendidik harus membenahi metode belajar siswa. Disamping memberi bekal
keterampilan belajar, guru harus berusaha membiasakan siswa menggunakan metode berfikir
logis dan sistematis pada siswa dalam belajarnya.
E. Belajar Merangkai
Untuk meningkatkan kemampuan merangkai , guru dapat menggunakan permainan aneka
jenis binatang dengan karakteristiknya. Sedangkan untuk mengembangkan kemampuan
mengamalkan, biasanya diterapkan pada mata pelajaran PPKn dan Agama karena pada mata
pelajaran tersebut siswa diajarkan tentang nilai – nilai moral dan pengalamannya dalam
kehidupan sehari – hari.
F. Belajar Mengamalkan
Kegiatan belajar mengamalkan biasanya erat kaitannya dengan mata pelajaran PPKn dan
Agama, karena pada mata pelajaran tersebut anak diajarkan tentang nilai – nilai moral dan
perilaku yang hendaknya ditampilkan pada saat mereka bersosialisasi di masyarakat. Contohnya
pada saat mempelajari tentang sikap saling hormat – menghormati antara penganut agama yang
satu dengan yang lain, siswa diajak untuk menanamkan nilai yang terkandung dari pelajaran
tersebut dalam kehidupannya sehari – hari dengan cara menghormati teman yang sedang
berpuasa, memberi selamat hari raya kepada teman yang sedang merayakan hari besar agamanya,
dan lain –lain.
G. Belajar Menganalisis
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan belajar
menganalisis pada siswa SD adalah dengan menggunakan permainan teka –teki atau tebak –
tebakan, sehingga anak terbiasa menganalisis suatu permasalahan berdasarkan informasi yang
tersedia dan mencari jawabannya. Manfaat dari permainan teka – teki ini adalah:
1. Mengasah daya ingat
2. Belahar klarifikasi
3. Mengembangkan kemampuan analisis
4. Menghibur
H. Belajar Merespon
Respon merupakan tanggapan yang diberikan oleh seseorang sebagai reaksi dari suatu
tetentu. Contoh kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan merespon bagi siswa SD
adalah dengan memberikan pertanyaan – pertanyaan seputar peristiwa yang terjadi di sekitarnya.
Misalnya bagaimana respon/tanggapan yang diberikan siswa apabila temannya sedang ditimpa
musibah banjir, gempa bumi, atau tanah longsor.
I. Belajar Mengorganisasikan
Belajar mengorganisasikan disini sesuai dengan teori belajar humanistik yang
dikemukakan Carl Rogers. Menurut Rogers yang penting dalam proses pembelajaran adalah
pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
1. Manusia memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar.
2. Siswa akan mempelajari hal – hal yang bermakna bagi dirinya.
3. Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai
bagian yang bermakna bagi siwa. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti
belajar tentang proses. Dalam rangka mengembangkan kemampuan mengorganisasikan, guru
dapat membiasakan siswa berpikir dalam bentuk skema, kemudian mengorganisasikan
informasi atau pengetahuan yang diperolehnya ke dalam pemikirannyamasing – masing.
Pengembangan mengorganisasikan ini sesuai dengan teori humanistik yang dikemukakan
oleh Rogers.
J. Belajar Mengambil Keputusan
Pengembangan kemampuan untuk mengambil keputusan dapat dilakukan dengan metode
problem solving atau pemecahan masalah. Sementara untuk mengembangkan kemampuan
berlatih, guru dapat menggunakan metode bermain peran dengan cara mengajak siswa untuk
praktik jual beli di warung sekolah.
K. Berlatih
Untuk membiasakan anak berlatih melakukan kegiatan sehari –hari, guru dapat
mengadakan kegiatan bermain peran, misalnya melakukan transaksi jual beli, seperti yang
diterapkan di sekolah alam Ar-Ridho dalam pembelajaran matematika. Contoh lainnya adalah
seorang guru melakukan praktik mengajar mata pelajaran IPS di SDN Kalisalak II Kebasen dan
SD Gombong V, Kebumen. Salah satub kegiatannya adalah siswa diajak ke warung deket
sekolah, dengan menanyakan berbagai jenis barang, harga beli dan harga jual.
L. Belajar Menghayati
Kegiatan belajar menghayati biasanya dilakukan pada saat mengajarkan mata pelajaran
kesenian. Pada mata pelajaran ini, siswa diajarkan bagaimana menghayati suatu peran (drama)
dan menghayati sebuah lagu, sehingga dengan melakukan penghayatan tersebut, siswa dapat
memahami karakter atau sifat dari tokoh yang diperankan atau makna yang terkandung dari
sebuah lagu.
M. Belajar Mengamati
Untuk membelajarkan anak tentang kemampuan mengamati, contoh kegiatan yang dapat
dilakukan adalah mengajak anak untuk mengenal ekosistem perairan laut yang memilki
keanekaragaman hayati tinggi, yang menjadi sumber pangan, mineral, penghasilan, dan bibit
budi daya serta berfungsi menyerap karbon dari udara. Kegiatan ini diterapkan dengan metode
Edutainment (edukasi dan entertainment) seperti yang dilakukan oleh Gelanggang Samudra
Ancol.