Anda di halaman 1dari 4

MARITIME LABOUR CONVENTION 2006

(MLC 2006)
Pertemuan 11 dari 12

Maritime Labour Convention, 2006 (MLC. 2006)


• Merupakan Konvensi Tenaga Kerja Maritim, yang dikembangkan oleh ILO,
• MLC pilar ke 4 setelah SOLAS 1974, STCW 1978, dan MARPOL 73/78.
• MLC 2006 merupakan hasil dari negosiasi tripartit oleh wakil dari pemerintah,
pengusaha dan pekerja.
• MLC menetapkan hak dan perlindungan yang komprehensif di tempat kerja untuk
pelaut di dunia
• Bertujuan untuk mencapai pengaturan pekerjaan yang layak bagi pelaut,
• Mengamankan kepentingan ekonomi dalam persaingan yang adil bagi pemilik kapal yang
berkualitas.
• MLC 2006) berlaku aktif sejak 20 Agustus 2013,
• Lembaran baru akan hak-hak pekerja yang bekerja pada sektor kelautan dan  persaingan
yang adil bagi para pemilik kapal dalam industri perkapalan global. 
• MLC, mengatur hubungan pekerja di industri kelautan

• Kewajiban si Pengusaha (owner kapal) agar memperhatikan perjanjian kerja bersama,


- kewajiban perusahaan keagenan awak kapal,
- jam kerja, keselamatan dan kesehatan kerja,
- prosedur kerja yang jelas
- pekerjaan yang lebih baik dan terarah.
MLC, 2006 dikelompokkan dalam lima bidang utama :
1. Persyaratan minimal pelaut yang bekerja dikapal
2. Kondisi Kerja
3. Akomodasi, Fasilitas Rekreasi, Makan dan Catering
4. Perlindungan dan Perawatan Kesehatan, Kesejahteraan dan Perlindungan Keamanan
5. Penerapan dan Pelaksanaan

1. Persyaratan minimal pelaut bekerja dikapal


• Usia minimal 16 tahun, untuk kerja malam atau area berbahaya, minimal 18 tahun.
• Sertifikat kesehatan (medical report) yang diakui oleh negara
• Harus mendapat pelatihan berkaitan dng pekerjaan sebelum melaut
• Harus mendapatkan training keselamatan diri (Personal Safety Training)
• Rekutmen atau Penempatan pelaut harus sesuai prosedur penempatan dan
pendaftaran  yang baik,
• Adanya prosedur keluhan dan harus ada kompensasi bila proses rekrutmen gagal.

1
2. Kondisi Kerja
• Kontrak Kerja harus jelas, legal, dan mengikat
• Gaji harus dibayar minimal setiap bulan dan harus ditransfer secara berkala ke keluarga
bila dibutuhkan.
• Jam kerja maksimal jam kerja 14 jam /hari atau 72 jam /minggu
• Jam istirahat minimal adalah 10 jam / hari atau 77 jam / minggu.
• Hak cuti tahunan serta cuti di darat.
• Pemulangan pelaut ke negara asal harus gratis
• Bila kapal hilang atau kandas, pelaut memiliki hak pesangon
• Setiap kapal harus punya jenjang karir yang jelas

3.Akomodasi, Fasilitas Rekreasi, Makan dan Catering


 Tempat tinggal dan bekerja harus memperhatikan kesehatan dan kenyamanan pelaut
 Memenuhi persyaratan minimal ruang tidur, ruang hiburan, dan asrama
 Kualitas maupun kuantitas makanan harus diatur mengikuti negara sesuai bendera kapal
(Flag State)
 Koki juga harus memiliki pelatihan yang tepat

4. Perlindungan dan Perawatan Kesehatan, Kesejahteraan dan


Perlindungan Keamanan
• Pelaut harus mendapat fasilitas kesehatan selama di kapal tanpa biaya dengan kualitas
pelayanan kesehatan yang sama dengan di darat.
• Pelaut harus dilindungi dari dampak keuangan akibat sakit, cidera, atau kematian yang
berhubungan dengan pekerjaan mereka.
• Pelaut juga harus tetap mendapatkan gaji setidaknya 16 minggu semenjak mulai sakit.
• Lingkungan kerja yang aman dan higienis selama bekerja maupun istirahat.
• Pengukuran tingkat kemanan (identifikasi bahaya dan pengendalian resiko) harus
dilakukan untuk mencegah kecelakaan kerja.
• Port States harus menyediakan fasilitas budaya, rekreasi dan informasi yang cukup di
daratan dan terbuka untuk semua pelaut tanpa membedakan ras, kelamin, agama dan
pandangan politik.
• Perlindungan sosial harus diberikan ke semua pelaut.
• Social security coverage should be available to seafarers (and in case it is customary in
the flag state: their relatives).

5. Penerapan dan Pelaksanaan


• Flag states bertanggung jawab utk memastikan penerapan aturan bagi kapal yang
menggunakan bendera negara tsb.
• Setiap kapal harus dilengkapi “Certificate of Maritime Compliance”. diwajibkan pula
memiliki prosedur keluhan untuk semua kru kapal
• Port States harus melakukan investigasi keluhan pelaut
• Port States harus melakukan inspeksi tergantung pada keberadaan  “Certificate of
Maritime Compliance”.

2
• Bila sertifikat dimiliki kapal dari negara bendera yang meratifikasi MLC 2006, maka
investigasi hanya dilakukan sekedar untuk memeriksa adanya indikasi ketidak patuhan
terhadap standar.
• Bila kapal belum memiliki sertifikat, maka investigasi harus dilakukan secara
menyeluruh dan memastikan kapal telah memenuhi MLC 2006.
• Jadi MLC 2006 secara tidak langsung juga berlaku untuk negara yang belum
meratifikasi MLC bila mereka ingin berlabuh di negara yang sudah meratifikasi MLC
2006.
• Agen yang menyediakan pekerja untuk kapal juga harus diinspeksi menerapkan MLC
2006
MLC ini tidak berlaku untuk:
● Kapal penangkap ikan,
● Kapal yang dibangun secara tradisional
● Kapal perang atau pembantu angkatan laut
● Kapal biasanya tidak terlibat dalam kegiatan komersial.
HAL YG DIPERIKSA DALAM PENERAPAN MLC
• Usia minimum
• Sertifikasi medis
• Kualifikasi pelaut
• Perjanjian kerja Pelaut
• Penggunaan jasa perekrutan
• Jam kerja atau istirahat
• Tingkatan pengawakan
• Akomodasi
• Fasilitas rekreasi
• Makanan dan katering
• Kesehatan dan keselamatan dan pencegahan kecelakaan
• Perawatan medis
• Prosedur pengaduan
• Pembayaran upah
Mengapa harus Mematuhi MLC
• Tujuannya adalah memastikan kondisi kerja yg layak sejalan dgn persaingan yang adil.
• Konvensi MLC ini, mengharuskan setiap kapal yang berukuran 500 GT lebih yang
beroperasi di perairan international maupun antar pelabuhan dalam wilayah Negara.
• Setiap kapal wajib hukumnya untuk memenuhi ketentuan MLC ini dan wajib memiliki
Declaration Maritime Labour Certificate (DMLC) di keluarkan oleh Negara kapal
• kapal harus mampu menunjukkan bukti DMLC
• Kelengkapan DMLC kapal akan selalu di periksa oleh Port State Control (PSC) pelabuhan
negara di mana kapal tersebut berlabuh (berlayar),
• konsekuensi, apabila kapal tersebut tidak memiliki kelengkapan DMLC maka akan di
kenakan sangsi

3
ILO MLC 2006 memodernisasi standar MLC untuk:
1. Menetapkan persyaratan minimum bagi pelaut untuk bekerja pada sebuah kapal.
2. Menangani kondisi kerja, akomodasi, fasilitas rekreasi, makanan dan katering,
perlindungan kesehatan, perawatan medis, perlindungan kesejahteraan dan jaminan
sosial.
3. Mempromosikan kepatuhan bagi operator dan pemilik kapal dengan memberikan
fleksibilitas yang cukup pada pemerintah untuk menerapkan persyaratan dalam cara
yang terbaik disesuaikan dengan undang-undang nasional
4. Memperkuat mekanisme penegakan/pelaksanaan pada semua tingkatan, termasuk
ketentuan untuk prosedur keluhan yang tersedia bagi pelaut,
5. pengawasan yang dilakukan oleh para pemilik kapal dan nakhoda terhadap kondisi
kapal-kapal mereka, yurisdiksi negara bendera dan kontrol atas kapal mereka, dan
inspeksi negara pelabuhan pada kapal asing.

Keuntungan apakah yang didapat dengan pemberlakan MLC 2006


• ILO sebelumnya telah membuat dan memberlakukan berbagai konvensi untuk
melindungi para pelaut seperti ILO 147, ILO 185 dan yang lainnya.
• MLC 2006 ini merupakan rangkuman dari konvensi-konvensi ILO sebelumnya dalam
upaya meningkatkan kesejahteraan pekerja di sektor maritim (Pelaut).

Apabila MLC 2006 ini diberlakukan, beberapa hak para pelaut akan dapat terpenuhi yaitu:
 Tempat kerja yang aman (safe and secure) sesuai dengan standar keselamatan yang layak;
 Syarat perjanjian kerja yang wajar (fair terms of employment);
 Kerja dan kondisi tempat kerja dikapal yang layak; dan
 Perlindungan kerja, perawatan kesehatan, kesejahteraan dan bentuk lainnya terhadap
perlindungan social (Health protection, medical care, welfare measures and other forms
of social protection).

"Seafarers' Bill of Rights",


• yaitu Hak Dasar Pelaut yang merupakan "tiket" bagi para pelaut untuk menuntut haknya
sebagai pekerja, yang memiliki karakter berbeda dgn pekerja di sektor industri yang lain.
• Mengingat pentingnya MLC 2006 bagi kesejahteraan para pelaut, khususnya pelaut
Indonesia, diharapkan kepada pemerintah Indonesia :
Untuk melakukan percepatan proses ratifikasi terhadap MLC 2006
- Agar para pelaut Indonesia serta
- Perusahaan pelayaran nasional yg kapalnya berlayar keluar negeri tidak mengalami
masalah
apabila MLC 2006 ini diberlakukan

selamat berjuang

Anda mungkin juga menyukai