Putri Rahma Sari - AGA 4
Putri Rahma Sari - AGA 4
DISUSUN OLEH:
PUTRI RAHMA SARI NIM:
204127
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan
Program Beasiswa Akademi Guru Al Fatih Depok
DISUSUN OLEH:
PUTRI RAHMA SARI NIM:
204127
Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber yang
dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
ii
PENGESAHAN
iii
ABSTRAK
Putri Rahma Sari
204127
KATA PENGANTAR
iv
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
karuniaNya sehingga tugas akhir ini berhasil diselesaikan. Sholawat serta salam
kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam, keluarga sahabat dan
seluruh pengikutnya sampai hari akhir. Terima kasih peneliti ucapkan kepada
1. Waalid Ilham selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan saran
dan arahan yang sangat bermanfaat
3. Bapak Syamsu Anhar dan Ibu Rosmiati selaku Orang Tua yang telah
memberikan dukungan sehingga penelitian ini bisa diselesaikan
Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian yang tertulis di dalam tugas akhir
ini masih banyak kekurangan. Peneliti berharap tugas akhir ini dapat memberikan
manfaat bagi masyarakat umum dan Kuttab Al-Fatih.
DAFTAR ISI
JUDUL......................................................................................................................i
v
I.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4
I.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
I.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 6
II.1 Dialog Iman .............................................................................................. 6
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 15
Gambar 2 16
Gambar 3 16
vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Mari kita lihat perjalanan seorang jenius besar yang pernah lahir di muka
bumi. Kisah ini diceritakan oleh Muhammad Fauzil Adhim dalam bukunya
Segenggam Iman Anak Kita. Namanya William James Sadis. Bapaknya Profesor
Boris Sodis yang dia yakin bahwa pembiasaan merupakan kunci terpenting
pendidikan. Sejak usia enam bulan, ayahnya telah mengajarkan kepadanya
hurufhuruf sesuai abjad. Sesudah itu mengajarkan ilmu bumi, ilmu ukur, ilmu
tubuh manusia, dan bahasa Yunani. Hasilnya usia lima tahun Willian James telah
mampu menuyusun karya ilmiah tentang anatomi. Kejeniusan berkembang
2
Kita akan mencoba melihat sebuah kisah dari sudut pandang lain. Abdullah
bin Umar Bani’mah, seorang ustadz di Jeddah yang tidak mampu menggerakan
anggota badannnya dengan baik. Ia lumpuh, lehernya patah sehingga menggeleng
pun luar biasa sulitnya, suara beliau juga tidak lantang serta duduk di kursi roda.
Dibalik ringkihnya tubuh beliau, Allah subhanahu wa taala memberikan kekuatan
yang sangat besar untuk beliau, yaitu banyak orang yang terinspirasi setelah
mendengar ceramahnya, bukan karena gaya bicaranya yang memukau, tetapi
katakatanya berpengaruh karena kekuatan jiwa yang menuturkannya.2
Mari kita lihat sejarah! Apa yang terjadi pada para sahabat radiyallahu
anhu? Dan para budak yang dulunya tak berdaya. Mereka datang menghadap raja
berbicara dengan penguasa negeri dengan langkah tegap dan kepala tegak. Mereka
memiliki harga diri yang tinggi dan kepercayaan diri yang sangat kuat.
Sepeninggal Rasulullah, para bekas budak itu telah menjadi orang-orang yang
terhormat yang kata-katanya didengar dan nasihatnya dinanti. Apa yang telah
merubah mereka? Iman. Perubahan yang menjadikan mereka berdiri sama tegak
dan berbicara sama tegas. Bukan karena sombong tetapi karena mereka memiliki
izzah (harga diri) dan iffah (kendali diri yang kuat).
Ilmu Geometri berkaitan dengan bangun ruang dan bangun datar. Pada usia
sekolah dasar pembelajaran yang sering disampaikan oleh guru adalah bangun
datar. Peneliti memilih topik bangun datar ini karena bangun datar merupakan
sebuah pondasi untuk membangun sebuah bangunan sehingga jika dikaitkan ke
dalam dialog iman lebih membekas di hati anak-anak, dan pembelajaran bangun
4
Dalam dunia pendidikan dialog iman ini sudah dilakukan oleh sebuah
lembaga pendidikan yang bernama Kuttab Al Fatih. Sesuai dengan visinya Kuttab
Al Fatih mengajarkan adab sebelum ilmu dan mengajarkan iman sebelum Al
Quran. Terbukti dengan menanamkan iman kepada anak-anak dapat
meningkatkan keimanan dan kecerdasan kepada anak.
Dari penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk “Menggali Dialog Iman
untuk Pembelajaran Bangun Datar Persegi”. Karena tidak menutup kemungkinan
bahwa dialog iman juga bisa diterapkan pada pembelajaran bangun datar.
b. Apa saja dialog iman yang bisa digali pada pembelajaran bangun datar
persegi?
b. Mengetahui dialog iman apa saja yang bisa digali pada pembelajaran
bangun datar persegi
Dialog lainnya
Dari Rafi bin Amr al Ghifari berkata, dulu waktu aku masih usia anak-anak
melempari pohon kurma milik orang-orang Anshar. Hal ini diadukan pada
Rasulullah Shallallahuhu Alaihi wa Salam. Ada anak kecil yang melempari pohon
7
6
kurma kami. Rasulullah bertanya, nak mengapa kamu melempari pohon kurma?
Aku menjawab untuk dimakan. Rasulullah Shallallahuhu Alaihi wa Salam berkata
lagi, jangan kamu lempari pohon kurma itu. Makanlah apa yang jatuh di bawah.
Kemudian Beliau mengusap kepalaku dan mendoakanku, ya Allah kenyangkanlah
perutnya (HR Ahmad no. 19453).
Fokus dialog iman yang ditujukan untuk usia sampai dengan lima tahun :
(1) Tegas dalam hal konsumsi halal-haram. Bila sudah terlanjur dikonsumsi,
dikeluarkan
(5) Anak mulai usia tiga tahun sudah sangat bisa dikondisikan duduk tenang
dalam majelis ilmu, caranya dengan pembiasaan dan konsistensi.
Subhanahu wa ta’ala (HR Ahmad, Ibnu Sa’ad, Abu Ya’la, Ibnu Khuzaimah,
AthThabarani dan Al-Baihaqi).
(1) Ketika anak sudah mendekati usia baligh (kira-kira mulai usia 10 tahun),
perbanyaklah pergi berdua saja. Anak lelaki dengan ayahnya, anak
perempuan dengan ibunya. Luangkan waktu bergantian, waktu khusus
untuk setiap anak
(2) Mengajari anak secara bertahap agar anak bisa mengukur dan
menerimanya dengan senang
(3) Anak-anak saat dalam perjalanan moodnya baik, sehingga kondusif untuk
disampaikan dialog yang bermanfaat dan mendidik, menanamkan adab,
dan tauhid
(5) Bila anak sudah meminta maaf dan mengakui kesalahannya, maka
berbesar hatilah berkata semoga Allah merahmatimu, nak. Terima,
doakan, dan jangan diungkit lagi.
Pelajaran lain yang bisa kita ambil adalah, lelaki (dalam hal ini ayah) secara
logika lebih mampu menyusun kata-katanya, lebih tegas dalam menasihati.
Kemudian, orang yang akan kita nasihati harus mempunyai kedekatan personal
dengan kita. Tidak sembarang menasihati orang, apalagi di ruang publik. Bila kita
9
tidak mengenalnya dekat, maka dapat meminta tolong kepada orang lain yang
dekat dengan yang bersangkutan.
Penerapan metode dialog iman dapat dilakukan dengan cara mengaitkan setiap
kegiatan dengan keberadaan Allah. Contoh lain dialog iman bisa kita lihat pada
pembahasan yang disampaikan oleh Adnan Hasan Shalih Baharist. Beliau
mengkaitkan sebuah jeruk dengan sebuah dilaog iman.
“Anakku, jeruk ini dari Allah! kata Ayah sambil menunjuk ke langit. Apabila anak
tidak bertanya lebih lanjut misalnya “Bagaimana jeruk itu berasal dari Allah?”
atau “Apakah Allah memberikannya kepada Ayah?” Maka Ayah cukup
mengatakan bahwa jeruk itu berasal dari Allah. Ketika Ayah mengatakan atau
membiasakan bahwa segala sesuatu yang diberikan kepada anak itu berasal dari
Allah, maka pada saat itu pula ingatan anak akan merekam ungkapan itu. Bila hal
ini sudah dibiasakan, maka makna-makna tersebut akan terpatri dalam jiwa anak.
Untuk menghadapi anak yang sudah sangat besar, atau anak yang cerdas dan
kritis, yang selalu berupaya ingin mengetahui bagaimana asal mulanya jeruk itu
sampai ditangannya, maka ayah perlu menjelaskan dengan penjelasan yang logis
dan mudah diterima oleh anak. Ketika Ayah menjelaskan proses tersebut, ayah
harus mengedepankan dan menujukkan kekuasaan, kelembutan, dan kasih sayang
Allah Azza wa Jalla, di balik proses tersebut.
Secara rinci ayah dapat menjelaskan tentang asal-usul buah jeruk itu. Ayah
menjelaskan bahwa jeruk itu berasal dari biji jeruk yang tidak berharga. Kemudian
petani menabur benih itu dengan air yang diturunkan oleh Allah dari langit. Atas
perintah Allah, setiap hari matahari menyinarinya dan mendorongnya untuk
tumbuh menjadi pohon kecil, dan kemudian tumbuh menjadi pohon yang besar.
Setelah itu muncullah bertangkai-tangkai bunga jeruk. Beberapa diantaranya
tumbuh menjadi buah, akan tetapi beberapa diantaranya ada juga yang jatuh
sebelum menjadi buah. Akhirnya buah itu masak. Petani memetik buah itu dari
pohonnya, lalu mencucinya, dan menyimpan buah-buah itu dalam peti. Petani
membawa buah itu ke pasar untuk dijual. Kemudian ayah dengan rizki dari Allah
membeli jeruk itu. Nah, kini jeruk yang lezat itu ada dihadapanmu.
Kemudian untuk mengakhiri uraian itu ayah berkata:” Hai anakku, tidakkah kau
perhatikan bagaimana Allah mencintaimu? Allah telah menggerakkan hati petani
untuk menanam jeruk, menganugerahkan air, sinar matahari, dan tanah yang
10
subur. Allah juga telah memberikan rezeki kepada ayah sehingga dapat membeli
jeruk ini, membawakan untukmu, agar kau dapat menikmati kelezatannya.”3
pada saat ini sudah menggunakan satuan baku yang bersifat Internasional, yaitu
kilometer (km), hektometer (hm), dekameter (dam), meter (m), desimeter (dm),
centimeter (cm), dan milimeter (mm). Masih ada lagi satuan panjang, yaitu
mikrometer, pikometer, dan nanometer. Pengukuran luas menggunakan
satuansatuan baku untuk satuan panjang yang dipangkatkan dua (persegi),
misalnya kilometer persegi (km2), dekameter persegi (dam2), meter persegi (m2),
desimeter persegi (dm2), centimeter persegi (cm2), dan milimeter persegi (mm2).
Masih terdapat satuan luas, yaitu are (a) dengan ketentuan 1a sama dengan 1 dam 2
serta hektare dengan ketentuan 1 ha sama dengan 1 hm2 sama dengan 10000 m2.
Al Qur’an diturunkan sekitar Abad ke-6 Masehi, yang pada saat itu belum
ditetapkan satuan-satuan baku untuk pengukuran. Dengan demikian, jika Al
Qur’an berbicara masalah pengukuran, maka satuan ukur yang digunakan adalah
satuan-satuan tradisional yang berlaku saat itu, khususnya daerah Mekkah dan
Madinah.
4
Abdussakir M.Pd. Matematika dalam Al-Qur’an, Malang: UIN Maliki Press,
2014. hlm. 103-106
Terkait pengembangan ilmu geometri ini, ternyata banyak kita temui ilmuan
Islam yang sudah mendalaminya sejak dahulu. Salah satunya adalah Shuja ibn
Aslam ibn Muhammad ibn Shuja, yang dikenal sebagai Abu Kamil. Made Sanjaya
dalam bukunya Matematika Geometri Abu Kamil menyebutkan bahwa Abu Kamil
dianggap sebagai pengembang ilmu al jabar kedua setelah Al Khawarizmi. Jika
Al Khawarizmi menulis al jabar dasar untuk pembaca umum, maka Abu Kamil
menulis untuk ahli matematika, artinya untuk pembaca yang akrab dengan karya
dasar matematika, seperti Kitab Element karya Euclid. Risalahnya berpengaruh
baik di bagian Timur dan bagian Barat dunia Islam saat itu. Abu Kamil secara
khusus mengikuti dan mengembangkan tiga risalah Al Khawarizmi, yaitu al jabar,
geometri praktis, dan penerapan al jabar pada pembagian waris.
Numerik, Abu Kamil dikenal dengan sebutan “Al-Hasib” yang diambil dari kata
“hisab” (perhitungan aljabar). Ahli lainnya seperti Ibn Khaldun, memberikan
informasi tentang karya Abu Kamil yang sangat substansial tentang al jabar dan
dalam hierarki, mereka menempatkannya sebagai penerus Al Khawarizmi.
Sepanjang hidupnya, Abu Kamil Suja’ telah banyak menulis tentang ilmu
aljabar. “Al-Fihrist”, sebuah daftar buku-buku tentang matematika dan astrologi,
memuat dua buah karya berjudul “Kitab fi al-Jam wa at-Tafrik”(tentang
penambahan dan pengurangan), serta kitab “Kitab al-Khata’aya”(tentang dua
kesalahan). Kedua buku ini telah menjadi bahan diskusi yang berkepanjangan dan
sempat mengundang kerumitan dari para ahli sejak F. Woopeke mencoba
memperkenalkan “Kitab fi al-Jam wa at-Tafrik” pada tahun 1863 M dengan
menerjemahkannya ke dalam bahasa Latin dengan judul“Augmentum et
13
M) yang juga menerjemahkan beberapa risalah Abu Kamil Suja’ tentang soal-soal
al jabar. Selain itu ada pula karya Abu Kamil Suja’ yang diterjemahkan oleh G.
Sachendote, meski bukan berasal dari buku aslinya yang berbahasa Arab,
melainkan lewat bahasa Spanyol.
Dalam risalahnya tentang al-Jabar, Abu Kamil Suja’ menekuni suatu bab
mengenai al jabar dengan membentuk analisis dan menyusun beberapa metode
yang halus menakjubkan. Analisis inderteminasi yang disebut dalam bagian akhir
buku Al-Khawarizmi juga berusaha ia jabarkan. Ini semua terjadi sebelum terjadi
penerjemahan Arithmetica karya Diophantes ke dalam bahasa Arab. Segera
setelah Arithmetica diintroduksikan, dilakukanlah penafsiran besar-besaran
terhadap karya Diophantes tersebut.4
Namun yang sering terjadi guru memberikan pengajaran yang kurang tepat.
Selama ini, guru langsung menginformasikan rumus luas bangun datar yang akan
diajarkan tersebut. Siswa jarang sekali bahkan tidak pernah diajak untuk mencari
dan menemukan sendiri rumus dari bangun datar tersebut.
4 Sanjaya W.S, Mada, Rena Denya, et al., Matematika Geometri Abu Kamil
Dalam Ktab Al-Misaha Wa Al-Handasa, Bandung: CV Bolabot, 2019, hlm. 6-8
14
Sumber: Google
Gambar 1
Sumber: Google
Gambar 2
Sumber: Google
Gambar 3
lisan (mencongak) dan soal cerita dengan menggunakan satuan ukuran baku
seperti cm, dm, m, dan lain-lain. Contoh soal yang dapat diberikan adalah
“panjang sisi persegi 4 cm, luas persegi ... cm2” atau “ kamar Imran berbentuk
persegi dengan panjang 3 meter. Berapakah luas kamarnya.5
Sumber data utama dalam penelitian ini, yaitu kata-kata dan tindakan,
selebihnya adalah tambahan, seperti dokumen dan lainnya sumber data tertulis,
foto, dan catatan tertulis adalah sumber data tambahan.
17
5. Membuat simpulan penelitian8
1. Data reduction, yaitu peneliti memilih dan memilah-milah buku yang akan
dianalisis berupa kata, kalimat, atau ungkapan sesuai dengan topik yang
peneliti tulis, baik itu metode langsung dan metode tidak langsung
2. Data display, yaitu peneliti menampilkan data yang telah dipilih dan
dipilahpilah sehingga dapat membuat poin-poin penting yang akan dijadikan
sebagai acuan untuk membuat dialog iman
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini peneliti akan menggali dialog iman yang berkaitan
dengan bangun datar persegi. Dalam penjelasan sebelumnya peneliti sudah
menjelaskan bahwasannya alasan mengambil bangun datar persegi ini adalah
karena pembelajaran ilmu geometri pertama yang diajarkan kepada anak-anak
8 Rafiek, M. Teori Sastra: Kajian Teori dan Praktik, Bandung: Rafika Aditama,
2010. hlm. 4.
9 Mukhtar. Metode Penelitian Deskriftif Kualitatif, hlm. 135.
adalah bangun datar persegi. Hal ini bertujuan untuk membuat anak-anak
memiliki keimanan yang baik ketika nantinya mempelajari ilmu geometri pada
tingkat kelas lanjutan.
Pada saat peradaban Islam ilmu geometri sangat berkembang pesat. Banyak
ilmuan Islam yang menyumbangkan karyanya dalam bidang ini. Tidak menutup
kemungkinan suatu saat nanti peradaban itu kembali sehingga generasi yang akan
datang dapat menghasilkan karya-karya yang menakjubkan. Karya-karya itu
berupa bangunan-bangunan yang megah seperti yang kita lihat pada zaman Islam
berjaya di daerah Cordovo, Mesir, Baghdad dan lainnya. Banyak kita temui
bangunan-bangunan yang megah dari hasil karya umat Muslim tentunya.
Kebanyakan para ilmuan sebelum Islam ahli dalam berbagai macam teori,
dan kebanyakan teori ini benar, bahkan mempunyai keahlian jenius. Namun
disamping itu secara umum meski teori itu benar dan mendalam sayangnya
tertutup dalam lembaran kertas dan kulit alias tidak aplikatif. Tidak ada aplikasi
nyata dalam realitas kehidupan manusia. Ketika kaum Muslimin datang, keluar
atas dasar pemakmuran bumi dan perbaikannya, para ilmuan Islam mulai
memindahkan setiap teori-teori yang benar menuju aplikasi yang membawa
manfaat untuk memenuhi kebaikan manusia.
Diantara contoh masalah ini adalah sebagaiman dilakukan oleh anak Musa
bin Syakir dengan menciptakan peralatan pengairan, alat-alat untuk mengangkut
air menuju ketinggian gunung. Begitu pula menciptakan jam yang begitu rumit.
19
20
Semua itu berpijak dari teori kuno digabungkan dengan teori yang telah
diteliti sekarang. Hingga akhirnya menjadikan semua teori tersebut membawa
manfaat bagi masyarakat, bahkan seluruh manusia, sebagai ganti dari hanya
sekedar pemikiran.10
Kardu Ali mengatakan. “Dunia dan kaum Muslimin di bidang arsitek telah sampai
pada titik puncak kegemilangan sebagaimana ditetapkan oleh mereka yang
mengetahuinya. Tak ada perbedaan pendapat soal ini. Dunia Arab tidak membuat
bangunan tersebut khusus untuk mereka, namun membuat arsitektur dengan
wujud kecintaan mereka akan seni keindahan dan kelembutan. Mereka
menciptakan lengkung tempat jembatan dan menggambar kerekan. Dengan
keahlian itu, mereka membuat kubah, atap, bangsal tempat berteduh dari pohon
dan bunga untuk universitas dan istana-istana yang indah yang tidak akan lekang
oleh zaman. Semua itu menunjukkan bukti atau fakta akan keunggulan kaum
Muslimin dalam bidang seni ukiran dan hiasan.
Ali.12
Ketika Abu Ja’far Al –Mansshur membangun kota Baghdad dari tahun 145
hingga 149 dan menjadikannya sebagai ibukota daulah Abbasiyah dia menamakan
istananya dengan Al-Khuld. Khatib Al Baghdadi mengatakan ‘Sesungguhnya
istana Al-Manshur dinamakan dengan Al Khuld karena meniru surga Al Khuld
serta pemandangan yang indah dan obsesi-obsesi yang aneh di dadalamnya.
Baghdad pada masa Abbasiyah merupakan kota yang paling megah di dunia.
Ia adalah ibu kota dunia, baik dari segi peradaban, kebudayaan, dan bangunan.
Kemudian setelahnya adalah kota Cordova, Kairo dan Konstatinopel (Istanbul).
Setelah itu baru disebutkan kota-kota lain.
12
As-Sirjani, Prof. DR. Raghib. , hlm.
300-301.
memegang tombak pendek yang mereka gerakkan secara seragam sehingga dikira
masing-masing dari mereka ingin menyerang temannya.13
Pembahasan dialog iman yang akan peneliti tulis akan mengacu kepada
penjelasan di atas. Dimana nantinya anak-anak akan dikenalkan dulu bahwa pada
zaman dulu umat Islam pernah berjaya. Dan Islam membangun sebuah peradaban
yang luar biasa dimana umat Muslim memiliki pengetahuan di semua bidang
sehingga peradaban Islam ini menghasilkan kemakmuran untuk masyarakatnya.
Salah satu ilmu yang berkembang adalah ilmu geometri. Ilmu geometri ini
yang nantinya bisa didalami ketika kita ingin membangun sebuah bangunan. Salah
satu turunan ilmu geometri ini adalah bangun datar persegi. Pada pembahasan ini
peneliti sengaja tidak membahas lebih rinci tentang perhitungan dalam
menentukan luas persegi. Karena untuk menghitung luas persegi para guru bisa
mengacu dari rumus-rumus yang berlaku. Pada penjelasan kajian teori peneliti
juga menjelaskan bagaimana menghitung luas dari bangun datar persegi tersebut.
Hal yang akan digali pada pembahasan ini adalah dialog imannya. Peneliti
mencoba untuk mengaitkan pembelajaran bangun datar persegi ini dengan
memberikan contoh bangunan-bangunan yang megah pada zaman kejayaan Islam.
Sehingga para murid termotivasi nantinya untuk mendalami ilmu geometri ini
kedepaannya. Para santri bisa menjadi seorang arsitektur yang bermanfaat bagi
umat, yaitu dengan membangun sebuah bangunan yang bermanfaat bagi
masyarakat kedepannya.
Alas berpikir yang peneliti sampaikan nanti tentang dialog iman mengacu
kepada pemikiran yang sudah disampaikan oleh Dr. Adnan Hasan Shalih Baharist,
sebgaimana contoh dialog imannya sudah peneliti jelaskan pada kajian teori yang
terdapat di bab dua.
persegi. Pembahasan yang akan peneliti jelaskan ini bisa digunakan untuk
anakanak yang sudah memasuki kelas Qonuni, sekitar umur 8-9 tahun.
Dialog Iman yang akan peneliti sampaikan merupakan salah satu bentuk
aplikasi saja, tidak menutup kemungkinan para pembaca bisa menggali dialog
iman yang lebih bagus lagi. Karena peneliti pun merasa masih terus menggali
ilmunya.
Berikut dialog iman yang dapat peneliti gali untuk pembelajaran bangun
datar ini:
“Nak, taukah engkau bagaimana bangunan yang kita tempati sekarang bisa
berdiri?” (bangunan kuttab atau ruangan kelas yang sedang ditempati)
Bangunan yang kita tempati ini butuh proses yang sangat panjang sehingga
ia dapat berdiri kokoh seperti sekarang. Sebelum bangunan ini didirikan perlu
direncanakan terlebih dahulu berapa meter persegi tanah yang ada disini sehingga
kita dapat mengetahui bahwa bangunan seperti apa yang akan di bangun. Jauh
sebelum itu terdapat orang-orang penting yang bejasa dalam pembangunan ini.
Allah menganugerahkan kepintaran kepada kaum Muslimin. Sehingga ada
seorang ilmuan Muslim yang dapat mengerti rumus-rumus dalam membangun
sebuah bangunan seperti ini. Salah satu ilmuan itu adalah Abu Kamil. Beliau
berasal dari Mesir. Di dalam buku yang ia tulis dia menjelaskan bagaimana
menghitung luas bangunan yang berdiri ini sehingga bisa berdiri kokoh.
Taukah nak, orang yang berperan penting dalam dunia pembangunan atau
arsitektur ini adalah umat Muslim. Dulu saat umat Muslim berjaya, banyak dari
mereka membangun sebuah bangunan yang megah seperti istana, masjid,
perpustakaan, dan yang lainnya. Seperti bangunan yang ustadzah bawa sekarang
ini (bangunan masjid dan istana yang ada di kota Baghdad) bangunan ini
dirancang oleh kaum Muslim. Sebelumnya tidak ada negara yang dapat membuat
bangunan semegah yang ada di gambar ini. Kita harus bersyukur kepada Allah
subhanahu wa taala karena kita terlahir sebagai umat Islam. Karna umat islam itu
diberikan oleh Allah kecerdasan yang luar biasa. Tinggal kita memilih mau rajin
atau tidak dalam menutut ilmu ini. Jika kita rajin maka Insya Allah kita pun bisa
menjadi seperti ilmuan tersebut.
25
Kita kembali melihat gedung ini nak. Sebelum gedung ini berdiri proses
yang dilakukan begitu panjang, mulai dari perencanaan gambarnya dan seperti apa
bangunan ini akan dibangun serta kebutuhan apa saja yang diperlukan dalam
pembangunan ini.
Awal mulanya tempat ini hanya berupa tanah, setelah itu Allah
menggerakkan hati para donatur untuk memberikan rezekinya dalam
pembangunan gedung ini.
Coba kita lihat bahan-bahan bangunan yang dibutuhkan oleh gedung ini,
tentunya banyak. Salah satunya ada kayu, pasir, batu bata, semen, dan lain lain.
Bahan-bahan tersebut tidak didapatkan dengan mudah. Ada proses dibalik
bahanbahan itu semua. Coba kita perhatikan jendala itu (menunjuk jendela),
bentuk nya persegi bukan? Di pinggir kaca itu terdapat kayu. Kayu itu dapat
sampai kesini dengan perjalanan yang panjang.
Pasir, pernahkah kalian melihat orang mengambil pasir? Pasir itu bisa
didapatkan di sungai. Bapak toko bangunan rela pergi ke sungai, setelah itu pasir
diambil pakai sedokan yang diambilnya sedikit demi sedikit terlebih dahulu
sehingga sampai penuh satu truk. Setelah itu baru dibawa ke toko bangunan untuk
dijual. Allah yang mengalirkan air sungai itu. Allah juga yang menurunkan hujan
sehingga sungai-sungai itu ada isinya sehingga para toko bangunan dapat
mengambil pasir dan batu-batu yang ada di sungai itu untuk digunakan oleh
manusia sebagai bahan untuk membuat sebuah bangunan.
ilmu arsitektur ini dari buku-buku tersebut. Allah juga memberikan kemudahan
kepada kita karena bahan-bahan yang dibutuhkan bisa didapatkan di toko
bangunan tanpa harus mencari jauh seperti kayu dan pasir yang sudah ustadzah
jelaskan tadi.
Dan begitu sayangnya Allah kepada kita karena bangunan itu sekarang
sudah kita tempati tanpa kita harus ikut berkerja keras untuk ikut serta
membangunnya. Allah sudah mengirimkan Bapak-bapak yang berhati baik,
karena rezeki yang Allah titipakan kepada mereka di gunakan untuk hal yang
bermanfaat yaitu membangun sekolah untuk genarasi yang akan menjadi pewaris
para ulama nantinya, sehingga bangunan ini bisa berdiri kokok seperti sekarang.
V.1. Kesimpulan
Bangun datar persegi merupakan ilmu geometri pertama yang diajarkan
kepada anak-anak pada sekolah dasar. Pembahasan bangun datar pada umumnya
hanya sekedar penjelasan rumus-rumus sehingga para murid hanya terpaku pada
rumus tersebut saja. Anak-anak memiliki kecerdasan yang lebih jika kecerdasan
itu diasah, salah satunya dengan menggunakan metode dialog. Pembahasan
bangun datar ini juga dapat dikaitkan dengan iman sehingga ketika belajar materi
bangun datar ini anak-anak bertambah juga keimanannya kepada Allah
subhanahu wa taala. Hal yang dapat digali oleh para guru ketika membuat sebuah
dialog iman adalah dengan mengaitkannya kepada Allah. Pada penelitian ini
peneliti menuliskan sebuah dialog iman yang dikaitkan dengan bagunan yang ada
disekitar anak-anak, yaitu bangunan sekolah. Para guru bisa mengaitkan
bagaimana bangunan itu berdiri sehingga nantinya dapat dikaitkan dengan
keimanan.
V.2. Saran
Peneliti menyadari banyaknya kekurangan pada penelitian ini. Tidak
menutup kemungkinan penelitian ini dapat dilanjutkan. Pembaca yang membaca
penelitian ini dapat menggali dialog iman lebih dalam. Jika ada pembaca yang
berminat malanjutkan penelitian ini, maka peneliti menyarankan untuk dapat
menggali bangun datar yang lain atau ilmu geometri seperti bangun ruang. Karena
keterbatasan waktu dan ilmu yang peneiliti miliki peneliti belum memungkinkan
untuk menggali dialog iman yang berkaitan dengan bangun datar yang lainnya
serta bangun ruang.
27
DAFTAR PUSTAKA
Rafiek, M. (2010). Teori Sastra: Kajian Teori dan Praktik. Bandung: Rafika
Aditama.
RIWAYAT HIDUP
28
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jalan Kampung Utan Jaya Rt 09 Rw 04 No.50 Kel
Pondok Jaya Kec.Cipayung Citayam, Kota Depok
16431
No. Telp/HP : 082298403605
Email : putrirahmasari13@gmail.com
PENDIDIKAN FORMAL
1. 2018-2019 Akademi Guru Al Fatih Angkatan 4
2. 2013-2017 Fakultas Ekonomi/ Akuntansi S1 Universitas Trilogi d/h STEKPI
Kalibata, Jakarta Selatan
PENGALAMAN BEKERJA
1. 2017-sekarang Guru di RQ MTT Asy-Syafaat
29