Anda di halaman 1dari 33

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN-ENDED UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HABITS OF


MIND SISWA SMA

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Satu Syarat Penulisan Skripsi Program Studi


Pendidikan Matematika

Oleh
ALVIRA DEWI UTAMI
195050039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2022
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN-ENDED UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HABITS OF
MIND SISWA SMA

oleh
ALVIRA DEWI UTAMI
NPM 195050039

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL

Disetujui,

Penelaah I, Penelaah II,

Dr. Dahlia Fisher, S.T., S.Pd., M.Pd. Vevi Hermawan, SR., S.Pd., M.Pd.
NIP. 0410128105 NIP.0401047902

Diketahui
Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

Dr. H. Beni Yusepa G. Putra, S.Pd., M.Pd.


NIP. 15110320

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal
skripsi ini dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Open-Ended Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Habits of Mind Siswa SMA”. Tak
lupa sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW, juga kepada keluarganya, sahabatnya, para tabi’in dan tabi’ut tabi’in-nya
serta kepada kita selaku umatnya sampai akhir zaman. Proses penyusunan proposal
ini tentunya tidak terlepas dari dukungan banyak pihak, maka dari itu pada
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Untuk Orang tua penulis, Terutama Tante Dewi Kania dan Suami Moh.
Ramdhan Reza memberikan dukungan moral dan materiil serta doa untuk
penulis, sehingga proposal skripsi ini dapat diselesaikan.
2. Bapak Beni Yusepa G. P., M. Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah
Seminar Penelitian Pendidikan Matematika yang telah membimbing penulis
dalam penyusunan proposal skripsi ini.
3. Bapak Jusep Saputra M. Pd., selaku asisten dosen mata kuliah Seminar
Penelitian Pendidikan Matematika yang telah membimbing penulis dalam
penyusunan proposal skripsi ini.
4. Rekan seperjuangan mahasiswa Pendidikan Matematika 2019 yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
5. Almalia Mikaila sepupu terbaik yang telah memberikan dukungan dan
semangat kepada penulis.
6. Teruntuk Teman Maba hibgga sekarang Er, Dea, Ar, Abel, Kamia, Eka,
Yustina, Abdul dan Rigar yang sudah banyak membantu penulis serta kata
penyemangat dalam jalannya pembuatan proposal.
7. Untuk kedua nenek tercinta terimakasih atas segala dukungan dan doanya.

iii
8. Mengucapkan terimakasih juga pada diri sendiri juga jabang bayi yang telah
berusaha menuelesaikan dan menemanipenyelesaian proposal ini.
9. Terimakasih juga kepada semua dosen dan jajaran FKIP UNPAS yang
sangat baik hati.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal skripsi ini
baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa penulisan proposal ini belum sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam rangka menyempurnakan
proposal ini. Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi pembaca, Aamiin.
Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Penulis,

Alvira Dewi Utami

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL .................................................ii


KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
DAFTAR TABEL.....................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. viii
A. Judul Penelitian ................................................................................... 1
B. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
C. Identifikasi Masalah ........................................................................... 6
D. Rumusan Masalah............................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7
F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 8
1. Manfaat Teoritis .............................................................................. 8
2. Manfaat Praktis ............................................................................... 8
G. Definisi Operasional ............................................................................ 8
1. Kemampuan Berpikir Kritis ............................................................ 8
2. Habits Of Mind................................................................................ 9
3. Model Pembelajaran Open Ended................................................. 10
H. Kajian Teori....................................................................................... 10
1. Kemampuan Berpikir Kritis ........................................................... 10
2. Habits Of Mind ............................................................................... 11
3. Open Ended .................................................................................... 12
4. Model Pembelajaran Konvensinal.................................................. 12
I. Kerangka Pemikiran......................................................................... 13
J. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 14
K. Metode dan Desain Penelitian .......................................................... 14
1. Metode Penelitian ......................................................................... 14
2. Desain Penelitian........................................................................... 15
L. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................... 15
M. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian .................. 16
1. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 16

v
2. Instrumen Penelitian ..................................................................... 17
N. Teknik Analisis Data ......................................................................... 18
1. Analisis Data Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis........... 18
2. Analisis data Habits Of Mind Siswa ............................................. 19
3. Analisis Korelasi antara Kemampuan Berpikir Kritis dengan
Habits Of Mind siswa ................................................................... 19
O. Prosedur Penelitian ........................................................................... 20
1. Tahap Perencanaan Penelitian....................................................... 21
2. tahapPelaksanaan Penelitian ......................................................... 21
3. Tahap Akhir Penelitian ................................................................. 21
P. Jadwal Penelitian .............................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 23

vi
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1.1 Pembobotan Skala Sikap ........................................................................ 19

1.2 Kriteria Koefisien Korelasi .................................................................... 21

1.3 Jadwal Penelitian .................................................................................... 22

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

1.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 14

viii
A. Judul Penelitian
Penerapan Model Pembelajaran Open-Ended untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis dan Habits of Mind Siswa SMA

B. Latar Belakang Masalah


Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern,
mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya
pikir manusia. Untuk menciptakan teknologi dimasa mendatang sangat diperlukan
penguasaan sejak dini. Penguasaan terhadap bidang studi matematika merupakan
suatu kewajiban, karena matematika sebagai pintu masuk menguasai sains dan
teknologi yang berkembang pesat. Dengan belajar matematika orang dapat
mngembangkan kemampuan berpikir secara matematis, logis, kritis dan kreatif
yang sungguh dibutuhkan dalam kehidupan. Oleh karena itu matematikamerupakan
satu diantara ilmu dasar yang perlu diajarkan disekolah.
Dijelaskan satu diantaranya tujuan pembelajaran matematika adalah agar peserta
didik memiliki kemampuan berpikir kritis, merancang model matematika,
menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang dijelaskan satu diantaranya
tujuan pembelajaran matematika adalah agar peserta didik memiliki kemampuan
berpikir kritis, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh. Tujuan tersebut menempatkan berpikir kritis
menjadi bagian dari kurikulum matematika yang penting. Dalam proses
pembelajaran maupun penyelesaian masalah, siswa dapat memperoleh pengalaman
menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki. Pengalaman
inilah yang kemudian melatih daya pikir siswa menjadi logis, analitis, sistematis,
kritis dan kreatif dalam menghadapi persoalan.
Beberapa kemampuan yang menjadi tujuan umum pembelajaran matematika
yang diru- muskan National Cauncil of Teachers of Mathematics (NCTM) (2000,
p.7) yaitu (1) kemampuan pemecahan masalah (problem solving), (2) kemampuan
berargumentasi (reasoning), (3) kemampuan berkomunikasi (communication), (4)
kemampuan membuat koneksi (connection), (5) kemampuan representasi
(representation). Tujuan tersebut menjadi kunci utama dalam pembelajaran
matematika. Tujuan pembelajaran matematika tersebut dapat dicapai dengan mem-

1
berikan kesempatan pada siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran sedemikian sehingga siswa dapat mengalami pengalaman belajar
yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran ersebut.
Seperti halnya yang telah disampaikan oleh NCTM di atas salah satu tujuan
pembelajaran matematika yaitu kemampuan berargumentasi. Kemampuan tersebut
merupakan salah satu aspek penting dalam pembelajaran matematika. Menjadi
penting karena ketika seorang anak berargumentasi maka dapat mengembang- kan
kemampuan berpikir kritisnya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Mason
(2008, p.2) yang menyatakan bahwa berpikir kritis didasari oleh keterampilan
tertentu, seperti kemampuan untuk menilai alasan yang benar, atau untuk
menimbang bukti yang relevan, atau untuk mengidentifikasi argumen yang keliru.
Kemampuan berpikir kritis pada dasarnya merupakan kemampuan untuk dapat
mempertimbangkan informasi-informasi yang diperoleh dengan tujuan dapat
membuat keputusan tentang apa yang akan dilakukannya. Oleh karena itu
kemampuan berpikir kritis merupakan aspek penting yang perlu dimiliki siswa
untuk menyelesaikan masalah yang di hadapinya.
Qur’an Surat Ali Imran ayat 190-191. Allah SWT berfirman, yang artinya,
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-
orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring,
dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya
Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau,
lindungilah kami dari azab neraka.” Berdasarkan ayat tersebut, berpikir kritis
menurut Alquran berarti memikirkan akan kebesaran Allah SWT. Di setiap siang
dan malam, umat Muslim dianjurkan untuk selalu mengingat kebesaran Allah SWT
dan takut akan siksaan-Nya. Menurut Mizanul Akronim dalam buku Mengenal
Teori Kritis, berpikir kritis menurut Alquran juga bisa dimaknai sebagai pendekatan
diri kepada Allah SWT berdasarkan hati. Sebab, akal manusia dapat berpikir secara
luas, namun tetap memiliki keterbatasan mengenai kekuasaan Allah SWT
sebagaimana hadits dari sabda Rasulullah SAW yang artinya, “Berpikirlah tentang
ciptaan dan jangan berpikir tentang Pencipta, karena kamu tidak akan mampu
memikirkan-Nya.” (HR. Abu Nu’aim).

2
Selain kemampuan yang harus dimiliki peserta didik, terdapat aspek afektif yang
penting dalam membantu proses pembelajaran yaitu Habits of Mind (Kebiasaan
Berpikir). Peribahasa sunda yang berisikan tentang kebiasaan berpikir yaitu
“Lamun Teu Ngakal Moal Ngakeul” yang mengandung arti jika tidak
menggunakan akal (berpikir) maka tidak akan dapat memenuhikebutuhan hidup.
Dalam arti yang lebih luas, ngakal tidak hanya ‘memikirkan cara’ tetapi juga
‘melakukan upaya terbaik atas apa yang sudah dipikirkan dengan baik’. Ada
keseimbangan antara proses berpikir dengan tindakan yang tepat dan benar serta
tidak melanggar norma dan aturan yang berlaku.
Dalam proses pembelajaran aspek afektif perlu diperhatikan, karena pemikiran
serta perasaan siswa saling berkaitan sehingga amat berpengaruh dalam
pengambilan keputusan. Berikut terdapat beberapa kompetensi dasar matematika
menurut Permendikbud Nomor 68 tahun 2013, yaitu:

(1) Menunjukkan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti,


bertanggung jawab, responsive, dan tidak mudah menyerah dalam
memecahkan masalah;

(2) Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, dan ketertarikan pada
matematika serta memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan
matematika, yang terbentuk melalui pengalaman belajar;

(3) Memiliki sikap terbuka, santun, objektif, menghargai pendapat dan


karya teman dalam interaksi kelompok maupun aktivitas sehari-hari.

Costa dan Kallick (2008) menyebut disposisi yang kuat dan perilaku yang cerdas
ini sebagai habits of mind atau kebiasaan berpikir. Disposisi tersebut dinamakan
kebiasaan berpikir atau habits of mind berkaitan dengan perilaku afektif ini maka
diperlukan kebiasaan berpikir yang kuat atau disebut juga dengan habits of mind.
(Hendriana et al., 2017).
Habits of Mind (HoM) yaitu kebiasaan berpikir fleksibel, manajemen impulsif,
menyimak dengan empati, biasa bertanya, pemecahan masalah yang efektif,
kebiasaan menggunakan pengetahuan dalam proses, masa lalu ke suasana baru,
terbiasa berkomunikasi, berpikir tenang dan jernih, dan menggunakan semua indra.

3
Ketika mendapatkan informasi, mencoba cara yang berbeda dan menghasilkan ide-
ide baru, kebiasaan bereaksi, kebiasaan mengambil risiko, kebiasaan mengambil
tanggung jawab, memiliki rasa humor, sering berpikir untuk berinteraksi dengan
orang lain, berpikiran luas serta berkelanjutan (Miliyawati, 2014).
Kebiasaan berpikir matematis atau Mathematical Habits of Mind (MHoM)
didefinisikan sebagai cara khusus untuk pendekatan masalah matematika dan
berpikir tentang konsep-konsep matematika yang menyerupai cara yang dilakukan
oleh matematikawan Cuoco, Goldenberg, & Mark, 1996) Siswa yang memiliki
MHoM akan mudah menyelesaikan permasalahan, memikirkan strategi dalam
memecahkan masalah tersebut sehingga mendukung peningkatan pengetahuan
siswa.
Aspek afektif khususnya Habits of Mind siswa masih belum diperhatikan dan
nampak bahwa guru dalam hal ini sebagai pendidik serta satuan pendidikan masih
terkonsentrasikan terhadap pengembangan aspek kognitif saja. Dwirahayu, dkk.
(2018) mengemukakan bahwa, pembelajaran di sekolah masih banyak menekankan
pada aspek kognitif dan kurang memberikan perhatian pada aspek afektif mengenai
pembentukan sikap atau karakter siswa.
Merujuk pada pentingnya kemampuan berpikir kritis matematis dan Habits of
Mind, keduanya mesti dimunculkan dan diberi perhatian dalam proses
pembelajaran matematika. Pembelajaran yang inovatif adalah pembelajaran yang
terbukti dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan disposisi matematis
(Sumarmo, 2010). Selain itu, Sundayana (2019) mengatakan bahwa, dalam
pembelajaran matematika aspek karakter siswa dan media pembelajaran perlu
mendapat perhatian yang khusus, disamping memperhatikan aspek tujuan
pengajaran yang ingin dicapai. Dengan demikian dalam pembelajaran matematika,
kemampuan berpikir kritis matematis serta Habits of Mind siswa perlu
dikembangkan dengan cara mempraktikan desain dan model pembelajaran yang
inovatif dengan memperhatikan pula karakteristik siswa.
Dalam konteks matematika, Millman dan Jacobe mengidentifikasi beberapa
indicator mathematical habits of mind (Hendriana dkk., 2017), diantaranya: (1)
mengeksplorasi ide-ide matematis; (2) merefleksi kebenaran jawaban masalah
matematis; (3) mengidentifikasi strategi pemecahan masalah yang dapat diterapkan

4
untuk menyelesaikan masalah dalam skala lebih luas; (4) bertanya pada diri sendiri
apakah terdapat “sesuatu yang lebih” dari aktivitas matematika yang telah
dilakukan (generalisasi); (5) memformulasi pertanyaan matematis; dan (6)
mengonstruksi contoh matematis.
Menurut Driscoll (1999), habits of mind dipandang sebagai cara berpikir, yang
jika terbiasa digunakan, dapat menyebabkan keberhasilan pembelajaran aljabar.
Driscoll juga menekankan pengembangan tiga kebiasaan berpikir aljabar
, yaitu: (a) melakukan prosesmatematika; (b) aturan untuk mewakili fungsi yang
melibatkan pengenalan pola dan generalisasi; dan (c) abstrak dari perhitungan yang
melibatkan berpikir tentang perhitungan struktural tanpa terikat dengan nomor
tertentu, seperti mengakui kesetaraan dari 5% dari 7000 dan 7% dari 5000
Peran penting guru dalam memaksimalkan kemampuan brpikir kritis dan
kebiasaan berpikir siswa harus di imbangi dengan penggunaan model pembelajaran
yang sesuai dengan kemampuannya. Pendekatan Open-Ended sebagai alternatif
pembelajaran yang dapat memacu aktivitas siswa serta dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kritis siswa.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat merupakan bagian yang penting bagi
guru sebelum memberikan pelajaran dikelas. Pendekatan pembelajaran Open-
Ended merupakan pendekatan pembelajaran tipe kooperatif yang dapat melatih
kemampuan berpikir kritis siswa. Pendekatan Open-Ended merupakan pendekatan
pembelajaran yang membangun kegiatan interasi antara matematika dan siswa
sehingga mengundang siswa untuk menjawab permasalahan dengan cara mereka
sendiri (Sutikno, 2013 :114). Menurut Huda, Miftahul.(2014) pembelajaran terbuka
atau sering dikenal istilah pendekatan Open-Ended merupakan proses pembelajaran
yang didalamnya tujuan dan keinginan individu atau siswa dibangun dan dicapai
secara terbuka.
Penggunaan pendekatan pembelajaran Open-Ended dalam meningkatkan
keaktifan belajar siswa ini dirasakan cukup efektif, karena siswa Pendekatan
pembelajaran Open-Ended merupakan pendekatan pembelajaran tipe kooperatif
yang dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa. Pendekatan Open-Ended
merupakan pendekatan pembelajaran yang membangun kegiatan interaksi antara

5
matematika dan siswa sehingga mengundang siswa untuk menjawab permasalahan
dengan cara mereka sendiri (Sutikno, 2013 :114). Menurut Huda, Miftahul.(2014)
pembelajaran terbuka atau sering dikenal istilah pendekatan Open-Ended
merupakan proses pembelajaran yang didalamnya tujuan dan keinginan individu
atau siswa dibangun dan dicapai secara terbuka.
Serta mampu menemukan dan menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif
yang ada dalam dirinya untuk menghadapi berbagai persoalan yang muncul dalam
kehidupan sehari-hari.

C. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil beberapa referensi jurnal pendidikan matematika, masalah-
masalah dalam penelitian yang diidentifikasi sebagai berikut:

1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rika Wahyuni (2016, hlm. 20-24)
kemampuan berpikir kritis siswa cukup rendah disalah satu SMA Negeri 1
Sukonarjo, yaitu rata-rata hanya memperoleh skor 45 dari 100, sehingga
sangat mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran matematika di
sekolah tersebut.
2. Hasil penelitian Sari, A. N., dkk.(2016) dalam JPMI, pengambilan data
menggunakan instrument berupa tes uraian yang disesuaikan dengan
karakteristik soal kemampuan berpikir kritis matematis dan telah diuji
mengunakan validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran.
Hasil perhitungan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen
ditunjukan dengan nilai rata rata Post test sebesar 76,5 sedangkan pada kelas
control ditunjukan dengan rata rata post test sebesar 69,8 hasil dari uji N-
Gain sebesar 0,60 dengan kriteria sedang. Aktivitas yang dilakukan ada
peningkatan dari pertemuan pertama yaitu 92,86% dan pertemuan kedua
93,81%. Dari beberapa hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa
Penerapan pendekatan Open-Ended dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa. Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis
siswa yang diajarkan dengan Penerapan Pendekatan Open-Ended lebih
baik. Keterlaksanaan yang dilakukan ada peningkatan dari pertemuan
pertama yaitu 80,27 % dan pertemuan kedua 85,55 %. Dari beberapa hasil

6
perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa Penerapan Pendekatan Open-
Ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Peningkatan
kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan dengan
Penerapan Pendekatan Open-Ended lebih baik.
3. Menurut hasil Program for Internasional Student Assessment (PISA) 2018
yang diterbitkan oleh Organization for Economic Cooperation and
Development (OECD), kemampuan matematika siswa Indonesia mencapai
379, dan skor rata-rata OECD adalah 487. Hasil ini menempatkan siswa di
Indonesia masih rendah dalam matematika. Dalam klasifikasi matematika,
terdapat pada peringkat 73, di mana Indonesia berada di urutan ketujuh dari
bawah dengan skor rata-rata 379 poin. Ini turun dari posisi ke-63 pada tahun
2015. Alasan utama mengapa Indonesia selalu menempati peringkat
terbawah adalah kurikulum pendidikan yang diterapkan (Pengelola Web
Kemendikbud).

D. Rumusan Masalah

1. Apakah peningkatan kemampuan berpikir kritis pada siswa dengan model


pembelajaran open-ended lebih baik daripada siswa yang memperoleh
model pembelajaran konvensional?
2. Apakah habits of mind siswa yang memperoleh model pembelajaran Open-
Ended lebih baik daripada siswa yang memperoleh model pembelajaran
konvensional?
3. Apakah terdapat korelasi antara kemampuan berpikir kritis dengan habits of
mind siswa yang memperoleh model pembelajaran Open-Ended?

E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
untuk:

1. Mengetahui penerapan kemampuan berpikir kritis siswa terhadap model


pembelajaran Open-Ended lebih tinggi daripada model pembelajaran
konvensional yang diperoleh siswa.

7
2. Mengetahui Habits of Mind siswa yang memperoleh model pembelajaran
Open-Ended lebih tinggi daripada siswa yang memperoleh model
pembelajaran konvensional.
3. Mengetahui adanya korelasi antara kemampuan berpikir kritis dengan
Habits of Mind siswa yang memperoleh model pembelajaran Open-Ended.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan perkembangan ilmu
pengetahuan serta pendidikan, terlebih pada model-model pembelajaran
termasuk penerapan model pembelajaran Open-Ended terhadap berpikir kritis
dan Open-Ended siswa, dan dapat dijadikan untuk referensi penelitian
selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, sebagai pemicu untuk meningkatkan kemampuanberpikir


kritis dan Open-Ended, juga dapat digunakan sebagai sarana dalam
mengembangkan dan mendukung kecerdasan terpendam lainnya.
b. Bagi guru, sebagai preferensi lain dalam mendukung proses
pembelajaran serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan Open-
Endede, dan juga pendekatan proses pembelajaran serupa.
c. Bagi peneliti, sebagai pengetahuan serta keterlibatan untuk kemajuan
pendidikan bangsa.

G. Definisi Operasional
1. Kemampuan Berpikir Kritis
Elaine Johnson (2002: 183) berpikir kritis merupakan sebuah proses yangterarah
dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah,
mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian
ilmiah. Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpendapat dengan cara

8
yang terorganisasi. Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk mengevaluasi
secara sistematis bobot pendapat pribadi dan pendapat orang lain. Selanjutnya
berpikir kritis adalah kegiatan menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih
spesifik, membedakannya secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan
mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna (Cece Wijaya, 1996: 72).

2. Habits of Mind
Costa dan Kallick (dalam Sumarmo, 2010) mendefinisikan kebiasaan berpikir
adalah kecenderungan untuk berperilaku secara intelektual atau cerdas ketika
menghadapi masalah, khususnya masalah yang tidak dengan segera diketahui
solusinya.
Habits of Mind (kebiasaan berpikir) adalah pola berpikir berulang yang
digunakan orang cerdas untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi. Mereka
menggunakan model mental yang berbeda dari perangkat mental mereka seperti
logika, kecerdasan sosial, kecerdasan emosional, dan pengalaman. Kebiasaan
mental terbaik menciptakan jalan pintas heuristik untuk memungkinkan
orang pintar bertindak dengan cara yang efektif saat menghadapi masalah
yang sulit.

16 Kebiasaan Berpikir yang diidentifikasi oleh Costa dan Kallick :


1. Ketekunan
2. Komunikasi yang bijaksana
3. Mengelola impulsive
4. Gunakan semua indra untuk mengumpulkan data
5. Kecerdasan sosial
6. Kreatifitas
7. Pemikiran yang fleksibel
8. Tanggapan yang antusian
9. Metakognisi
10. Manajemen resiko
11. Presisis dalam tindakan
12. Humor

9
13. Berpikir dalam kemungkinan
14. Melihat pertemuan
15. Menggunakan pengalaman
16. Pembelajar seumur hidup

3. Model Pembelajaran Open-Ended


Model pembelajaran Open Ended Learning (OEL) atau problem (masalah)
terbuka adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memanfaatkan permasalahan
yang diformulasikan sedemikian rupa, sehingga memberikan peluang munculnya
berbagai macam jawaban dengan berbagai strategi atau cara masing-masing.
Menurut Huda (2013), pembelajaran Open Ended Learning merupakan proses
pembelajaran yang di dalamnya tujuan dan keinginan individu atau peserta didik
dibangun dan dicapai secara terbuka. Tidak hanya tujuan, OEL juga bisa merujuk
pada cara-cara untuk mencapai maksud pembelajaran itu sendiri.
Menurut Suyatno (2009), pembelajaran Open Ended Learning artinya
pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan pemecahan berbagai cara
(flexibility) dan solusinya juga bisa beragam (multi jawab, fluency).
Menurut Jihad (2008), pembelajaran Open Ended Learning adalah pendekatan
yang menekankan pada soal aplikasi yang memungkinkan banyak solusi dan
strategi.

H. Kajian Teori
1. Kemampuan Berpikir Kritis
Sulistiani, Masrukan, (2016: 608), menyatakan bahwa berpikir kritis juga dapat
di artikan sebagai berpikir rasional tentang sesuatu, kemudian mengumpulkan
informasi sebanyak mungkin tentang sesuatu tersebut yang meliputi metode-
metode pemeriksaan atau penalaran yang akan digunakan untuk mengambil suatu
keputusan atau melakukan suatu tindakan.
Amalia dan Emi, (2016: 525) yang menyatakan berpikir kritis merupakan proses
berpikir yang berlandaskan menyimpulakan dan menyelesaikan masalah, dimana
aplikasi dalam pembelajaran matematika. Berpikir kritis dalam menyelesaikan

10
masalah berarti siswa paham konsep mana yang digunakan untuk menyelesaikan
masalah dengan alasan dan pemikiran.
Robert Ennis (1995) mengidentifikasi kemampuan atau keterampilan berpikir
kritis menjadi 12 indikator yang dikelompokkannya dalam lima aktivitas yaitu :

1. Memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification);


2. Membangun keterampilan dasar (basic support);
3. Menyimpulkan (inference);
4. Membuat penjelasan lanjut (advanced clarification);
5. Mengatur strategi dan taktik (strategy and tactics).

2. Habits of Mind
Menurut Aristotle (Canfields & Watkins, 2008), kesuksesan individu sangat
ditentukan oleh kebiasaan-kebiasaan yang dilakukannya. Terdapat beberapa
kebiasaan yang dilakukan oleh individu sukses dan kreatif sehingga
membedakannya dengan individu-individu pada umumnya. Apa itu kebiasaan?
Kebiasaan adalah perilaku yang dibentuk oleh pengulangan berkelanjutan
(American Heritagc Dictionary, 1994). Kebiasaan yang dilakukan secara terus
menerus akan semakin kuat dan menetap pada diri individu sehingga sulit diubah.
Dalam hal ini kebiasaan tersebut telah membudaya pada diri individu.
Salah satu jenis kebiasaan yang dipandang sangat mempengaruhi kesuksesan
individu adalah kebiasaan berpikir (habits of mind). Habits of Mind (HOM)
mengisyratkan bahwa perilaku membutuhkan suatu kedisiplinan pikiran yang
dilatih sedemikian rupa, sehingga menjadi kebiasaan untuk berusaha terus
melakukan tindakan yang lebih bijak dan cerdas. Hal ini dapat dipahami karena
segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh seorang individu merupakan
konsekuensi dari kebiasaan berpikirnya. Costa dan Kallick (2008) mendefinisikan
kebiasaan berpikir sebagai kecenderungan untuk berperilaku secara intelektual atau
cerdas ketika menghadapi masalah, khususnya masalah yang tidak dengan segera
diketahui solusinya. Ketika menghadapi masalah, siswa cenderung membentuk
pola perilaku intelektual tertentu yang dapat mendorong kesuksesan individu
dalam menyelesaikan masalah tersebut.

11
Dalam konteks matematika, Millman dan Jacobbe (2008) mengidentifikasi
beberapa kebiasaan berpikir matematis sebagai berikut.

a. Mengeksplorasi ide-ide matematis.

b. Merefleksi kebenaran jawaban.

c. Mengidentitikasi strategi pemecahan masalah yang dapat diterapkan untuk


menyelesaikan masalah dalam skala lebih luas .

d. Bertanya pada diri sendiri apakah terdapat "sesuatu yang lebih" dan aktivitas
matematika yang telah dilakukan (generalisasi).

e. Memformulasi pertanyaan.

f. Mengkonstruksi contoh.

3. Open Ended
Taufik, (2014) menyatakan bahwa model open-ended adalah model
pembelajaran yang melibatkan siswa memecahkan masalah-masalah terbuka
sebagai sarana untuk memperoleh pengetahuan yang baru, difokuskan pada aspek
proses untuk menemukan strategi-strategi atau metode-metode untuk menemukan
solusi-solusi dari masalah.
Menurut Jihad (2008), pembelajaran Open Ended Learning adalah pendekatan
yang menekankan pada soal aplikasi yang memungkinkan banyak solusi dan
strategi.
Sintaks dari model pembelajaran open-ended adalah menyajikan masalah,
pengorganisasian pembelajaran, memperhatikan dan mencatat respons peserta
didik, melakukan bimbingan dan pengarahan, lalu membuat kesimpulan. Dalam
pendekatan open-ended, guru memberi peserta didik soal yang mempunyai solusi
tunggal.

4. Model Pembelajaran Konvensional

12
Model pembelajaran konvensional bisa diartikan dengan model pembelajaran
yang digunakan saat pembelajaran disekolah saat itu. Pada pembelajaran di kelas,
pusat infromasi pembelajaran dikelas berada pada pengajar, pengajar menjelaskan
materi pembelajaran dan peserta didik hanya mencatat serta mendengarkan
penjelasan yang diterangkan oleh pengajar. Dalam model pembelajaran peserta
didik belajar secara individu dan tidak berada dalam kelompok, tahapan yang
dilakukan pengajar setelah memberikan penjelasan materi adalah memberikan
latihan dan peserta didik menyelesaikan latihan yang sudah diberikan oleh
pengajar, pengajar juga memberikan kesempatan pada peserta didik untuk bertanya
perihal materi yang tidak dipahami.

I. Kerangka Pemikiran
Perlunya pembiasaan dalam penyelesaian berbagai permasalahan yang sering
dijumpai siswa. Konsep belajar dan mengajar adalah satu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan karena saling terhubung. Tidak aktifnya siswa dalam kelas membuat
minat belajar siswa berkurang sehingga proses memecahkan permasalahan pada
saat pembelajaran ikut terpengaruh.
Model pembelajaran Open-Ended merupakan model siswa memecahkan
masalah-masalah terbuka sebagai sarana untuk memperoleh pengetahuan yang
baru, difokuskan pada aspek proses untuk menemukan strategi-strategi atau
metode-metode untuk menemukan solusi-solusi dari masalah. kebiasaan berpikir
salah satu faktor penting yang mempengaruhiprestasi akademik siswa. Kebiasaan
berpikir juga sangat penting bagi siswa untuk berhasil dalam pembelajaran
matematika. Dengan kebiasaan berpikir, siswa akan lebih termotivasi dan mau
belajar matematika, dan pada akhirnya berharap prestasi akademik matematika
mereka akan lebih baik. Kebiasaan berpikir meningkatkan kebiasaan untuk
berusaha terus melakukan tindakan yang lebih bijak dan cerdas keyika menghadapi
masalah.
Berdasarkan uraian diatas, pembelajaran model Open-Endeddiharapkan bisa
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Berikut kerangka pemikiran dari
penerapan model pembelajaran Open- Ended untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis dan Habits of Mind siswa SMA adalah sebagai berikut:

13
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

J. Hipotesis Penelitian
1. Terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis melalui penerapan model
Open-Ended.
2. Terdapat peningkatan Habits of Mind siswa yang mendapatkan model
pembelajaran Open-Ended
3. Terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalahdan Habits of Mind
terhadap model pembelajaran Open-Ended..

K. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah penelitian


eksperimen dimana eksperimen ini untuk melihat hubungan sebab-akibat dari
kegiatan pembelajaran kemampuan pemecahan masalah siswa dengan Habits of
Mind siswa. Ruseffendi (2010, hlm. 35) menyatakan bahwa “Pada penelitian,
peneliti melakukan perlakuan terhadap variabel bebas dan mengamati perubahan
yang terjadi pada satu variabel terikat atau lebih”. Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah penerapan model Open-Ended, selain variabel bebas ini ada keterkaitan
juga dengan variabel terikat, variabel terikat pada penelitian ini adalah kemampuan
berpikir kritis dan habits of Mind.

14
2. Desain Penelitian

Eksperimen ini didesain menggunakan model pre and posttest design, Peneliti
menggunakan desain penelitian eksperimen dengan menggunakan kelas kontrol
dan kelas eksperimen pretest dan posttest. Pembelajaran dengan model Open-
Ended akan diberikan kepada kelas eksperimen, untuk kelas kontrol yang tidak
menggunakan pembelajaran dengan model Open-Ended. Pretest dilakukan untuk
mengetahui kemampuan pemecahan masalah awal siswa sebelum siswa diberikan
perlakuan sesuai dengan kelasnya. Posttest akan diberikan ketika sudah
melakukakan Pretest dan untuk melihat perbedaan antara kemampuan pemecahan
masalah dan kepercayaan diri siswa. Adapun desain penelitian ini sebagai berikut:

A O X O

A O O

(Ruseffendi, 2010, hlm. 50)

A : Pemilihan kelompok kelas secara acak


O : Pretest = Posttest (Tes Kemampuan Pemecahan Masalah)
X : Penerapan Model Pembelajaran Open-Ended

L. Subjek dan Objek Penelitian


Peserta didik kelas XI SMA Negeri 2 Majalaya akan menjadi subjek pada
penelitian ini, dengan objek yang akan diteliti merupakan kemampuan berpikir
kritis dan Habits of Mind. Sampel penelitian ini yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol dengan pengambilan sampel menggunakan cara Purposive Sampling.
Purposive Sampling adalah teknik pengambilan dengan menggunakan
pertimbangan tertentu. Sebelum menerapkan perlakuan semua kelas diasumsikan
memiliki kemampuan yang sama rata setiap kelasnya. Membagi kelas XI MIPA
menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen merupakan
kelompok kelas yang mendapatkan perlakuan pembelajaran menggunakan model
Open-Ended, sedangkan kelas kontrol merupakan kelompok kelas yang

15
mendapatkan perlakuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
konvensional

M. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data


Menurut Sugiyono (2014, hlm. 224) mengatakan bahwa “Teknik pengumpulan
data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan
utama dari penelitian adalah mendapatkan data”. Sedangkan menurut Azuar, Irfan
dan Saprinal (2014, hlm. 115) menyatakan bahwa “Teknik pengumpulan data
adalah apa dan bagaimana cara peneliti dalam mengumpulkan data”. Penelitian ini
menggunakan data kuantitatif dan kuallitatif dalam mendapatkan data penelitian,
didapatkan dari hasil tes kemampuan pemecahan masalah (pretetst dan posttest)
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol maka data tersebut masuk kedalam data
kuantitatif, pengisian angket untuk data Habits of Mind pada siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol masuk kedalam data kualitatif.
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode:

a. Tes
Tes pengukuran dapat berupa serentetan butir soal, lembar kerja, atau pertanyaan
dan sejenisnya yang digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, serta
kemampuan siswa. Lembar tes pengukuran ini berisi soal dari butir-butir soal yang
setiap butir soalnya mewakili variabel yang diukur. Melakukan sejenis Pretest di
awal setelahnya diberikan tindakan pembelajaran menggunakan model Open-
Ended guna mengetahui apakah siswa menyerap pembelajaran menggunkan model
Open-Ended setelahnya siswa diberikan Posttest diakhir pembelajaran. Tes yang
dilakukan berupa tes kemampuan pemecahan masalah yang sesuai dengan
indikator-indikator, dengan instrumen penelitian tes uraian yang berisi soal-soal
penunjang kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

b. Angket
Menurut Sugiyono (2013, hlm.199) menyatakan bahwa “Kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

16
pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab”.
Pengumpulan data menggunakan angket atau kuesioner ini dipergunakan untuk
melihat aspek dari Habits of Mind, angket tersebut diberikan ke kelas ekaperimen
dan kelas kontrol berupa skala Habits of Mind saat proses pembelajaran, dibagikan
pada akhir penelitian untuk mengetahui kepercayaan diri tiap siswa saat proses
pembelajaran.

2. Instrumen Penelitian
Menurut Ibnu hadjar (1996) menyatakan bahwa “Instrumen merupakan alat ukur
yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tenatng variasi
karakteristik variabel secara objektif”. Menurut Suharsimi Arikunto (2000:134),
instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan di permudah olehnya.

a. Instrumen Tes Kemampuan berpikir Kritis


Instrumen tes yang diberikan memuat tes tertulis berbentuk soal uraian, dimana
siswa diharapkan bisa menjawab soal agar peneliti melihat dan menilai bagaimana
siswa memproses pemecahan suatu masalah dalam setiap butir soal. Tes
kemampuan ini terdiri dari pretest dan posttest. Hal ini dilakukan agar dapat melihat
perbedaan kelompok kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan kelas kontrol
yang tidak mendapat perlakuan. Pretest dilakukan pada awal sebelum mendapat
perlakuan untuk mengukur kemampuan awal siswa, dan untuk posttest dilakukan
setelah siswa mendapat perlakuan guna mengetahui apakah ada perkembangan atau
peningkatan dari kemampuan pemberpikir kritis siswa. Hal tersebut dilakukan
untuk mengamati perbedaan dari kelas eksperimen dengan mendapat perlakuan
model pembelajaran Open-Ended dan kelas kontrol yang memperoleh model
pembelajaran konvensional. untuk mengetahui perbedaan baik buruknya
instrument yang digunakan pada saat penelitian, maka instrument akan diuji
cobakan terlebih dahulu. Sehingga menggunakan validitas, reliabilitas, dan indeks
kesukaran serta daya pembeda dari instrumen agar diketahui kelayakannya.

b. Instrumen Non Tes Habits of Mind

17
Instrumen non tes yang diberlakukan pada penelitian ini adalah untuk mengukur
aspek kepercayaan diri matematis siswa. Instrumen non tes ini berupa angket atau
skala sikap. Pernyataaan yang ada di dalam angket digunakan untuk melihat respon
siswa terhadap jalannya pembelajaran. Penggunaan angket pada penelitian ini
adalah Skala Likert. Menilai siswa terhadap suatu pernyataan yang dibagi ke dalam
5 kategori yang tersusun secara bertingkat, Sugiyono (2013) mengatakan bahwa
penilaian skala sikap di mulai dari Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS),
Netral (N), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS). Setiap kategori memiliki skor atau
nilai misalnya SS = 5, S = 4, N = 3, TS = 2, STS = 1 untuk pernyataan yang
mendukung sikap positif dengan penskoran menggunakan skala likert yang sudah
termodifikasi menjadi 4 alternatif jawaban dengan menghilangkan netral atau ragu-
ragu karena mampu menimbulkan minat siswa untuk memilih alternatif tersebut,
dengan kata lain setiap kategori berubah nilainya menjadi SS = 4, S = 3, TS = 2,
STS = 1 untuk pernyataan bernilai positif dan untuk pernyataan bernilai negatif
memiliki skor atau nilai di setiap kategorinya adalah SS = 1, S = 2, TS = 3, STS =
4.
Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan skala sikap, guna mengetahui
sejauh mana Habits of Mind siswa setelah mendapatkan perlakuan pembelajaran
melalui model Open-Ended dan model konvensional. Pembobotan untuk
pernyataan positif dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1 Pembobotan Skala Sikap

Jawaban Positif Negatif


Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

N. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Tes Kemampuan Berpikir Kritis

a. Kemampuan awal Berpikir kritis

18
Data kemampuan awal berpikir kritis didapatkan dari hasil analisis data pretest.
Untuk melhat adanya peningkatan pada siswa secara signifikan terhadap
kemampuan berpikir kritis, maka uji kesamaan dua rata-rata dan uji komparatif dua
sampel dilakukan serta menggunakan uji non- paramteris. Sebelum melakukan uji
kesamaan dua rata-rata dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas varians

b. Kemampuan Akhir Berpikir Kritis


Analisis data posttest akan dilihat sebagai data kemampuan akhir berpikir krits.
Guna mengetahui adanya perbedaan signifikan atau tidaknya terhadap berpikir
kritis, maka dilakukan kesamaan rata-rata dan uji hipotesis komparatif dua sampel
dan juga uji non- paramteris. Sebelum melakukan uji kesamaan dua rata-rata
dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas varians.

2. Analisis Data Habits of Mind Siswa


Data hasil skala sikap yang berisi respon dari siswa mengenai pembelajaran
dengan menggunakan model Open-Ended dan butir- butis soal dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kriti siswa. Skala Hbits of Mind yang
digunakan adalah Skala Likert. Jika hasil bersifat skala data ordinal maka ubah
terlbih dahulu menjadi skala data interval menggunakan MSI (Method of Successive
Interval). Selain itu juga diuji menggunakan uji non-paramterik.

3. Analisis Korelasi antara Kemampuan Berpikir Kritis dengan Habits of


Mind siswa
Sebelum mengetahui apakah terdapat korelasi antara kemampuan berpikir kritis
dengan Habits of Mind siswa maka dilakukan analisis data pada data akhir
kemampuan berpikir kritis dan data skala sikap Habits of Mind menggunakan uji
korelasi. Pembuktian uji korelasi di hitung dengan koefisien korelasi antara
kemampuan berpikir kritis dengan sikap Habits of Mind siswa dan uji
signifikannya. Pengujian uji korelasi menggunakan Pearson Product Moment
dengan menyatakan hipotesis korelasi dalam bentuk hipotesis statistik asosiatif
sebagai berikut:

19
H0 : ρ = 0
Ha : ρ ¹ 0

Sugiyono (2017, hlm. 89)

Keterangan:
Ho : Tidak terdapat korelasi antara kemampuan berpikir kritis dan Habits of Mind
siswa yang memperoleh model pembelajaran Open-Ended.

Ha : Terdapat korelasi antara kemampuan berpikir kritis dan Habits of Mind siswa
yange memperoleh model pembelajaran Open-Ended.

Kriteria pengujian menurut Uyanto (2006, hlm.120) yaitu:

a) Jika nilai sig > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

b) Jika nilai sig < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Koefisien korelasi yang sudah diperoleh kemudian ditafsirkan untuk


menentukan tingkat korelasi antara kemampuan berpikir kritis dengan Habits of
Mind siswa. Pedoman pemberian interpretasi terhadap koefisien korelasi
(Sugiyono, 2017, hlm. 231), yaitu:

Table 1.2 Kriteria Koefisien korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,000-0,199 Sangat Rendah
0,200-0,399 Rendah
0,400-0,599 Sedang
0,600-0,799 Kuat
0,800-1,000 Sangat Kuat

O. Prosedur Penelitian

20
Penelitian ini secara garis besar kan dilakukan melalui tiga tahappenelitian,
yaitu tahap perencanaan penelitian, tahap pelaksanaan penelitian, kemudian tahap
akhir penelitian.

1. Tahap Perencanaan Penelitian


1. Melakukan pengajuan judul penelitian kepada Ketua Program Studi
Matematika FKIP Unpas.
2. Melakukan penyusunan rancangan penelitian.
3. Melaksanakan seminar proposal penelitian yang sudah dirancang.
4. Melakukan observasi ke sekolah yang dijadikan tempat penelitian.
5. Menentukan materi yang akan digunakan dalam penelitian.
6. Menyusun instrument dan perangkat belajar, termasuk Menyusun
Rencana Penyusunan Pembelajaran (RPP).
7. Melaksanakan validitas instrument kepada dosen pembimbing.
8. Mengajukan permohonan ijin penelitian pada pihak yang berwenang
oleh peneliti.
9. Mengujicoba instrumen penelitian.
10. Melakukan analisis hasil uji coba dan menarik kesimpulan.
11. Menentukan sampel, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian


Pretest atau tes awal kemampuan berpikir kritis siswa diberikan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol.

1. Melaksanakan pembelajaran dengan kelas eksperimen menggunakan model


Open-Ended, dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran
konvensional atau biasa.
2. Melakukan observasi pada kelas eksperimen.
3. Postest atau tes akhir kemampuan berpikir kritis serta Habits of Mind
diberikan pada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3. Tahap Akhir Penelitian

21
1. Data hasil penelitian dikumpulkan.
2. Data hasil penelitian di analisis dan diolah.
3. Menarik kesimpulan dari data hasil penelitian.

P. Jadwal Penelitian

Tabel 1.3 Jadwal Penelitian


Kegiatan Peneltitian Bulan

Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul


Pengajuan Judul
Pembuatan Proposal
Seminar Proposal
Administrasi
Perizinan
Pembuatan RPP dan
Instrumen
Pengujian Instrumen
dan Revisi
Penelitian di Sekolah
Pengumpulan Data
Penglahan Data
Pembahasan hasil
Penelitian
Penulisan dan
Penyusunan
Skripsi

22
DAFTAR PUSTAKA

Sari, A. N., Wahyuni, R., & Rosmaiyadi, R. (2016). Penerapan Pendekatan Open-
Ended untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada
Materi Aljabar Kelas VIII SMP Negeri 10 Pemangkat. JPMI (Jurnal
Pendidikan Matematika Indonesia), 1(1), 20-24.
https://doi.org/10.26737/jpmi.v1i1.78

Jumaisyaroh, T., Napitupulu, E. E., & Hasratuddin, H. (2015). Peningkatan


kemampuan berpikir kritis matematis dan kemandirian belajar siswa
smp melalui pembelajaran berbasis masalah. Kreano, Jurnal
Matematika Kreatif-Inovatif, 5(2), 157-169.
https://dx.doi.org/10.15294/kreano.v5i2.3325

Resya Putri Lestari, 165050046 (2020) Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep


Matematis dan Habits of Mind Siswa Melalui Pendekatan Concret
Representational-Abstract (CRA). Skripsi(S1) thesis, FKIP UNPAS.

Amelia Zaen Ramadanty, 165050014 (2020) Analisis Kemampuan Berpikir Kritis


Siswa melalui Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME).
Skripsi(S1) thesis, FKIP UNPAS.

Trisnadati, I. (2018). Pendekatan matematika realistik dengan model PBL dan PjBL
ditinjau dari kemampuan interpersonal, berpikir kritis, dan prestasi
belajar. Pythagoras, 13(1).
https://dx.doi.org/10.21831/pg.v13i1.21219

Nurmeidina, R., Ariyanti, I., & Lestari, F. (2022). Analisis Kemampuan Berpikir
Kreatif dan Habits of Mind Siswa SMA pada PembelajaranDaring.
AKSIOMA: Jurnal Program Studi PendidikanMatematika, 11(1),
144-158.

23
https://doi.org/10.24127/ajpm.v11i1.4283

Fajriah, N. A., Nursalam, N., Suharti, S., & Nur, F. (2021). Efektivitas Penerapan
Model Pembelajaran Accelerated Learning Cycle dengan Pendekatan
Visualisasi terhadap Kemampuan Literasi Matematis ditinjau dari
Mathematical Habits of Mind. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan
Matematika, 5(2), 1626-1639.
https://dx.doi.org/10.31004/cendekia.v5i2.634

Nurdiansyah, S., Sundayana, R., & Sritresna, T. (2021). Kemampuan berpikir kritis
matematis serta habits of mind menggunakan model inquiry learning
dan model creative problem solving. Mosharafa: jurnal pendidikan
matematika, 10(1), 95-106.
https://dx.doi.org/10.31980/mosharafa.v10i1.861

Nuurjannah, P. E. I., Hendriana, H., & Fitrianna, A. Y. (2018). Faktor Mathematical


Habits of Mind dan Kemampuan Literasi Matematis Siswa SMP di
Kabupaten Bandung Barat. Jurnal Mercumatika: Jurnal Penelitian
Matematika dan Pendidikan Matematika, 2(2), 51-58.
https://dx.doi.org/10.26486/jm.v2i2.423

Costa dan Kallick. 2012. Belajar dan Memimpin dengan „Kebiasaan Pikiran‟.
Jakarta: Indeks

Costa, A.L., & Kallick, B. 2008. Learning and Leading with Habits of Mind
16 Essential Characteristics for Students. Whasington DC: Association
for Supervision and Curriculum Development

Aringga, D., Shodiqin, A., & Albab, I. U. (2019). Penelusuran Kebiasaan Berpikir
(Habits of Mind) Matematis Siswa dalam Menyelesaiakan Soal Cerita

24
Bilangan Pecahan Ditinjau dari Gaya Kognitif. Thinking Skills and
Creativity Journal, 2(2), 121-129.
https://www.mendeley.com/catalogue/e5d145e2-ca7f-3e5d-93bd-
f06364d8ab1d

Hendriana, H., Soemarmo, U. (2016). Penilaian Pembelajaran Matematika. PT.


Refika Aditama.

Costa, A. dan Kallick, B. (2008). Describing 16 Habits of Mind. [Online]. Tersedia:


http://www.habits-of-mind.net/pdf/16HOM2.pdf. [17 April 2013].

Cuoco, AL., J. et al. (2010). Habits of Mind. An Organizing Principle For


Mathematcs Curricula. Journal of Mathematical Behavior 15, 375-402.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.


Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. CV. Alfabeta

Sugiyono. (2017). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta

Juliandi. A., Irfan. (2014). Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Ilmu-ilmu

Bisnis. Bandung: Citapustaka Media Perintis.

Ibnu Hadjar.1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam


Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

NCTM. (2000). Principles and standards for school mathematics. Reston, Virginia:
Boston.

Ruseffendi, E, T. (2010). Dasar-dasar penelitian pendidikan dan bidang non-


eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito.

Hendriana, H., Soemarmo, U. (2016). Penilaian Pembelajaran Matematika. PT.


Refika Aditama.

25

Anda mungkin juga menyukai