Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN REGGIO EMILIA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Teori Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini

Dosen Pengampu : Dr. Aam Kurnia, M.Pd

Disusun oleh : Kelompok 7 PIAUD


VI-B

1. Neneng Nurfarizah
1192100048
2. Nida Zakiyatir Rofi’ah
1192100049
3. Nur Hilda Zakiyyatun S
1192100050

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2022

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu guna untuk
memenuhi tugas mata kuliah Teori Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini.
Shalawat serta salam semoga tecurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW

i
beserta keluarga, para sahabat hingga kepada kita selaku umatnya pada akhir
zaman.

Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah
Teori Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini Bapak Dr. H Aaam Kurnia,
M.Pd. yang telah memberi ilmu pembelajaran sehingga dapat terciptanya makalah
ini. Juga kepada seluruh pihak yang terlibat dalam proses penyusunan dari awal
hingga akhir.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah


wawasan para pembaca. Kami menyadari bahwa pada proses penyusunan masih
terdapat banyak kesalahan maka dari itu kritik dan saran sangat diharapkan agar
makalah ini bisa menjadi lebih baik dan sempurna.

Bandung, 05 Maret 2022

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................iii

ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1

A. Latar Belakang ............................................................................................1


B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan.........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Sejarah Sejarah Pendekatan Reggio Emilia.................................................3


B. Pendekatan Reggio Emilia Dan Kurikulumnya...........................................5
C. Tujuan Pembelajaran Dalam Pendekatan Reggio Emilia.............................5
D. Prinsip Dari Pendekatan Reggio Emilia.......................................................5
E. Pusat Belajar Dari Kurikulum Pendekatan Reggio Emilia........................10
F. Peranan Aspek Pendukung Penerapan Pendekatan Reggio Emilia............10
G. Pusat Belajar Dari Kurikulum Pendekatan Reggio Emilia........................13
H. Asesmen Dalam Pendekatan Regio Emilia................................................13
I. Mengetahui Kelebihan Dan Kekurangan pendekatan reggio emilia..........14

BAB III PENUTUP..............................................................................................15

A. Kesimpulan ................................................................................................15
B. Penutup.......................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Usia dini menjadi masa golden age (masa keemasan) bagi anak, yang
mana perkembangan otak anak mencapai sempurna yaitu sekitar 80%. Pada
masa ini anak harus distimulasi dengan baik untuk perkembangan
kecerdasannya. Adanya perkembangan dunia pendidikan mulai membuat
orang tua sadar pentingnya pendidikan anak sejak dini. Oleh karena itu,
banyak orang tua mencari sekolah yang baik untuk perkembangan anak
mereka. Berbagai sekolah menerapkan model pendekatan pembelajaran untuk
menarik perhatian anak. Salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan
ialah Pendekatan Reggio Emilia.

Pendekatan Reggio Emilia telah menarik perhatian banyak pihak,


diantaranya pendidik, peneliti, Asosiasi Internasional untuk Pendidikan Anak
Usia Dini (NAEYC), dan pihak lainnya. Saat ini, Pendekatan Reggio Emilia
telah diterapkan di Amerika Serikat, Inggris, Selandia Baru, Australia, dan
negara-negara lainnya.

Pendekatan Reggio Emilia percaya bahwa anak-anak belajar melalui


interaksi dengan orang lain di lingkungannya, termasuk orang tua, guru, dan
teman-temannya. Pendekatan ini melihat anak-anak memiliki sikap kompeten,
imajinatif, rasa ingin tahu, banyak akal, dan keinginan untuk berinteraksi
dengan orang lain disekitarnya.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana Sejarah Pendekatan Reggio Emilia?
2. Bagaimana Pendekatan Reggio Emilia Dan Kurikulumnya?
3. Tujuan Pembelajaran Dalam Pendekatan Reggio Emilia?
4. Apa Saja Prinsip Dari Pendekatan Reggio Emilia?
5. Ciri Utama Dalam Pendekatan Reggio Emilia?
6. Bagaimana Peranan Aspek Pendukung Penerapan Pendekatan Reggio
Emilia?

1
7. Apa Saja Pusat Belajar Dari Kurikulum Pendekatan Reggio Emilia?
8. Bagimana Asesmen Dalam Pendekatan Regio Emilia?
9. Bagaimana Kelebihan Dan Kekurangan Pendekatan Reggio Emilia?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk Mengetahui Sejarah Terbentuknya Pendekatan Reggio Emilia
2. Untuk Mengetahui Pendekatan Reggio Emilia Dan Kurikulumnya
3. Untuk Mengetahui Tujuan Pembelajaran Dalam Pendekatan Reggio
Emilia
4. Untuk Mengetahui Prinsip Dari Pendekatan Reggio Emilia.
5. Untuk Mengetahui Ciri Utama Dalam Pendekatan Reggio Emilia
6. Untuk Mengetahui Peranan Aspek Pendukung Penerapan Pendekatan
Reggio Emilia
7. Untuk Mengetahui Pusat Belajar Dari Kurikulum Pendekatan Reggio
Emilia
8. Untuk mengethaun bagiamana Asesmen Dalam Pendekatan Regio
Emilia.
9. Untuk Mengetahui Kelebihan Dan Kekurangan pendekatan reggio
emilia?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Sejarah Pendekatan Reggio Emilia


Reggio Emilia Approach (REA) didirikan oleh Loris Malaguzzi dan para
orang tua di kota italia bagian utara setelah terjadinya perang dunia ke II. Para
orang tua berfikir bahwa pada tahun awal perkembangan anaknya yang
membentuk anak-anak menjadi seorang individu darisitulah diciptkannya
program yang berprinsip tanggung jawab, rasa hormat, dan kebersamaan
melalui penelitian di dalam lingkungan yang mendukung serta memperbanyak
minat anak. Pendekatan REA ini memiliki komitmen menciptakan kondisi
pembelajaran yang akan mendorong dan memfasilitasi anak untuk
membangun kekuatan berpikirnya sendiri melalui penggabungan seluruh
bahasa ekspresif,komunikatif,dan kognitifnya (Edward & Forman,1993).
Pendekatan reggio ini menarik perhatian dunia pendidikan anak usia dini
selama 50 tahun terakhir karena dilihat sebagai sumber inspirasi dalam
membantu pendidik,orang tua serta anak-anak saat bekerja sama untuk
membangun dan meningkatkan program pendidikan yang mereka buat sendiri.
Pendekatan ini dirancang untuk semua anak-anak sejak lahir sampai dengan
umur 6 tahun.

B. Pendekatan Pendekatan Reggio Emilia Dan Kurikulumnya

Reggio Emilia Approach (REA) adalah model pembelajaran yang


menjadikan metode proyek sebagai metode utama dalam pembelajaran
(Abramsori dkk,1995).

Konsep kurikulum dari reggio emilia dimulai dari asumsi anak-anak


memiliki penguasaan yang menakjubkan dari berbagai sisi bahasa alaminya
dan dapat diapresiasikan dalam “pemikiran berbeda” yang memberikan
perbedaan pemahaman. Ketika masih dalam tahun pertama kehidupan, anak-

3
anak mengembangkan secara kuat teori tentang fisik, biologi dan
dunia sosialnya. Teori ini diperkaya melalui dialog dengan yang lainnya, yang
mana anak akan mengerti tentang sesama dan yang terpenting dapat
membangun pengetahuan dan identitas diri anak. Melalui dialog dan
komunikasi, anak-anak memperoleh kesadaran akan kemampuan
berpikir yang dimilikinya. Untuk menyatakan pendapat dan membuat “teori”,
mengapa, mampu, berpikir dan menginterprestasikan kenyataan. Kurikulum
reggio emilia dapat didefinisikan sebagai “kontekstual”, yaitu ditentukan oleh
dialog antara anak-anak, guru dan lingkungan sekitar mereka.

Ide dapat timbul dari ide satu atau lebih anak-anak, dari ide tersebut guru
menentukan tema dari peristiwa alam atau dari sesuatu yang ditemukan dalam
berita. Anak-anak didorong untuk menggambarkan pemahaman mereka
melalui salah satu dari bahasa simbolik, termasuk gambar, patung, bermain
drama, dan menulis. Guru terlibat dalam proses eksplorasi dan evaluasi, dan
memperhatikan semua hasil perkembangan anak dalam menyelesaikan
masalah
sesuai pemahaman mereka.

Inti kurikulum reggio emilia adalah perencanaan proyek sebagai hasil dari
ketertarikan anak pada suatu hal. Proyek ini tumbuh dari pengalaman pertama
yang direncanakan oleh guru untuk membantu anak-anak mengeksplorasi adat
budaya mereka atau lingkungan fisik sekitar mereka atau hasil dari kejadian
spontan seperti ide anak atau pertanyaan pada guru. Hampir
setiap pengalaman yang membangkitkan minat anak dapat menjadi dasar
proyek. Proyek dilakukan secara mendalam dan mendetail, menggunakan
variasi dalam metode penyelidikan dan sebuah gambaran pilihan dan sebuah
bentuk grafik. Untuk melengkapi proses investigasi/penyelidikan melalui
proyek jangka panjang ini adalah kreativitas anak dalam menggunakan bahan
untuk menunjukkan dan mengkomunikasikan pembelajaran mereka,
menggunakan “hundred languages”.

Pada setiap langkah aktivitas, guru-guru mengobservasi, mendiskusikan


dan menafsirkan bersama hasil observasi mereka, yang selanjutnya membuat

4
pilihan-pilihan baru untuk ditawarkan pada anak-anak. Dengan mendiskusikan
dalam kelompok dan menilik ulang pengalaman-pengalaman dan ide-ide anak
akan tumbuh dengan pemahaman mereka.

Pendekatan reggio emilia ini menganggap anak-anak adalah bagian


penting dari masyarakat. Keterlibatan masyarakat juga tampak dalam
keanggotaan komite sekolah yang memberikan pengaruh signifikan pada
kebijakan pemerintah daerah. Orangtua sebagai cermin peran masyarakat, baik
di seluruh sekolah maupun tingkat kelas. Orang tua diharapkan ikut berperan
dalam diskusi tentang kebijakan sekolah, perkembangan anak, kurikulum
perencanaan dan evaluasi. Karena mayoritas orang tua bekerja pada siang hari,
pertemuan diadakan di malam hari sehingga semua dapat ikut berpartisipasi
(Roopnarine dan Johnson,2005)

C. Tujuan Pembelajaran Dalam Pendekatan Reggio Emilia

Beberapa tujuan pembelajaran dalam pendekatan reggio emilia sebagai


berikut (Roopnarine dan Johnson,2005):

1. Mengkomunikasikan Ide dan hak-hak anak, potensi, dan sumber-


sumber yang seringkali terabaikan.
2. Mempromosikan studi, penelitian, eksperimen dalam pembelajaran
dengan konteks pembelajaran yang aktif, konstruktif dan kreatif.
3. Meningkatkan profesionalisme guru, mendukung suatu kesadaran yang
tinggi terhadap nilainilai kerja sama dan kebermaknaan hubungan
antara anak dan keluarganya.
4. Menjadikan topik utama dari nilai-nilai penelitian, observasi,
interpretasi dan dokumentasi dari pengetahuan yang dibangun dari
proses berpikir anak.
5. Mengorganisasikan kunjungan terbimbing ke dalam program
pendidikan, pameran budaya, seminar, dan kursus-kursus dalam issue
pendidikan dan budaya anak usia dini

D. Prinsip Dari Pendekatan Reggio Emilia

5
Dalam penerapan reggio emilia tentu saja mengarah kepada prinsip-
prinsip yang mengacu kepada proses pendidikan yang ada. Prinsip-prinsip dari
reggio emilia tersebut adalah sebagai berikut (Mages,2016):

1. Gambaran tentang Anak


Pendidik di reggio emilia harus memiliki pandangan bahwa setiap
anak memiliki kompetensi, kuat, dan penuh dengan ide sehingga harus
mampu membuat program pengembangan yang dapat mengoptimalkan
semua itu. Prinsip paling penting adalah pengajaran harus didasarkan
kepada observasi cermat terhadap anak. Guru mulai berusaha
menanyakan ide dan pemikiran anak, mempertimbangkan
pengetahuan, pertanyaan, dan pilihan apa yang dimiliki oleh anak
sebelum memformulasikan rencana dan proyek (Kostelnik,dkk.2018).
2. Lingkungan sebagai Guru Ketiga
Lingkungan merupakan guru ketiga yang memberikan kesempatan
pada anak untuk membangun pemahaman sosial dan kehidupan,
memberi pengalaman anak sebagai bagian dari masyarakat senatural
mungkin. Hal ini dikarenakan dalam proses penerapan
pembelajarannya lingkungan dapat dikatakan sebagai guru ketiga yang
dijelaskan sebagai berikut (Inan,2010):
a. Dalam pendekatan reggio emilia, para pendidik sangat perhatian
tentang apa yang ada di lingkungan sekolah mereka dan dalam
mengajar anak-anak. Oleh karena itu, perhatian yang sangat besar
diberikan untuk tampilan dan nuansa ruang kelas. Hal ini sering
mengacu pada lingkungan sebagai “guru ketiga ".
b. Keindahan estetika dalam kelas-kelas dianggap sebagai bagian
penting sebagai wujud menghargai anak dan lingkungan belajar
mereka.
c. Suasana kelas yang suka cita, Guru mengatur lingkungan yang
mengundang anak-anak untuk melakukan eksplorasi yang panjang
dan pemecahan masalah, dibuat dalam kelompok kecil, dimana
terdapat kerjasama dan kompetisi.

6
d. Dokumentasi pekerjaan anak-anak, tanaman, dan koleksi yang
telah mereka buat dipajang dalam kelas.
3. Proyek
Anak sebagai individu yang aktif dan memiliki jiwa petualang yang
besar. Kondisi ini menjadi proyek sebagai salah satu bentuk
pembelajaran yang kerap dilakukan. Proyek merupakan suatu studi
mengenai konsep secara menyeluruh dan lebih mendalam terhadap
gagasan dan minat yang muncul di dalam kelompok. Proyek dilakukan
sebagai sebuah petualangan. Proyek dapat dilaksanakan selama 1
mnggu atau bisa berlanjut sepanjang setahun pelajaran. Sepanjang
proyek, para guru membantu anak-anak untuk membuat keputusan
mengenai arah belajar, tata cara untuk memilih topik riset dan
melaksanakan riset dalam kelompok, representasi media yang akan
dipertunjukkan/dipamerkan di dalam lemari hasil karya.Proyek jangka
panjang atau progettazione akan meningkatkan kekekalan belajar.
Konsep progettazione dapat dimaknai sebagai suatu proses mengetahui
bagaimana pengungkapan dan penyajian kembali ide atau konsep yang
dimiliki anak dengan cara mendorong anak untuk memperoleh
pemahaman dan pengalaman mereka ketingkatan berikutnya.
4. Hubungan
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan antara anak, guru, dan
orang tua yang merupakan komponen penting dari kurikulum reggio
emilia ini. Semua komponen ini terlibat dalam perencanaan, proses,
hingga evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan sekolah.
5. Kolaborasi (Kerjasama)
Kerjasama yang berusaha dijalankan dalam kurikulum reggio emilia
adalah kerjasama antara berbagai komponen, antara lain kerjasama
antara sesama guru, anak dengan guru, anak dengan anak lain, anak
dengan orang tua, dan komunitas yang lebih besar lagi. Kerja
kelompok
kolaboratif, baik besar maupun kecil, dianggap berharga dan perlu
untuk memajukan perkembangan kognitif. Anak-anak didorong untuk

7
berdialog, memberikan kritik, membandingkan, bernegosiasi,
berhipotesis, dan memecahkan masalah melalui kerja kelompok.
Dalam pendekatan reggio emilia berbagai perspektif mengusulkan
untuk tetap menjaga baik rasa keanggotaan kelompok dan keunikan
diri anak.
6. Guru sebagai Peneliti
Peran guru dalam pendekatan reggio emilia sangat kompleks. Selain
aktif sebagai coteachers, peran guru yang utama yaitu untuk menjadi
pembelajar sejati bersama anak-anak. Guru juga merupakan seorang
peneliti, yang mendayagunakan semua sumber daya sebagaimana
mereka meminjamkan keahliannya untuk anak-anak. Di dalam peran
yang demikian (sebagai guru peneliti) pendidik harus berhati-hati
mendengarkan atau menyimak, mengamati, dan mendokumentasikan
pekerjaan anak-anak dan pertumbuhan komunitas yang terjadi di
dalam
kelas agar dapat menimbulkan, membantu membangun kembali (co-
construct), dan merangsang pemikiran dan kerja sama/kolaborasi anak-
anak dengan teman sebayanya. Para guru harus merasa terikat
(komitmen) untuk merefleksikan pengajaran dan pembelajaran mereka
sendiri.
7. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan kegiatan untuk menyimpan proses kegiatan
anak yang nantinya dapat digunakan sebagai portofolio dan laporan
perkembangan anak serta evaluasi kegiatan pembelajaran.
Dokumentasi meliputi gambaran verbal dan visual dari aktivitas anak
dalam
proses pembelajaran, kesempatan pembelajaran yang dilakukan anak,
refleksi pembelajaran, dan interpretasi atas pembelajaran yang
dilakukan. Menurut (Sayekti,2016), dokumentasi menyajikan tiga
fungsi utama yaitu:
a. Untuk memberikan anak-anak dengan pondasi beton dan memori
terlihat apa yang telah mereka dikatakan dan dilakukan,

8
menggunakan gambar dan kata-kata untuk melayani sebagai
melompat sebuah off point untuk mengeksplorasi pemahaman
sebelumnya dan untuk bersama-membangun pemahaman ditinjau
dari topik diselidiki. Anak-anak menjadi lebih tertarik, penasaran,
dan percaya diri karena mereka merenungkan makna dari apa yang
telah mereka capai.
b. Untuk memberikan pendidik wawasan proses belajar anak-anak
(membentuk dasar dari progettazione) pemahaman mereka dan
kesalahpahaman lembaga sehari-hari, benda dan
peristiwa. Dalam hal ini, dokumentasi menjadi alat untuk
penelitian, dan memacu untuk perbaikan terus-menerus dan
pembaharuan.
c. Untuk memberikan orang tua dan masyarakat dengan informasi
rinci tentang apa yang terjadi di sekolah-sekolah sebagai sarana
memunculkan reaksi dan dukungan mereka. Pada
gilirannya, anak-anak belajar bahwa orang tua mereka merasa di
rumah, di sekolah, nyaman dengan guru.
8. Progettazione
Merupakan bahasa rencana pembelajaran dalam bahasa Italia. Rencana
pembelajaran yang dibuat di reggio emilia sangat fleksibel bagi anak
yang membawa ide anak dalampembelajaran. Pembelajaran
dilaksanakan dalam bentuk proyek, bukan tema-tema yang dibatasi
waktu. Proyek yang dilaksanakan merupakan hasil kerjasama antara
anak, orang tua, dankomunitas yang lebih luas lagi.
9. Provokasi
Kegiatan provokasi berupa kegiatan mendengarkan secara intensif apa
yang menjadi minat anak yang disampaikan melalui percakapan
ataupun pertanyaan. Provokasi juga dapat dilakukan untuk menggali
ide anak lebih jauh lagi menggunakan berbagai pertanyaan terbuka.
10. Seratus Bahasa Anak
Merupakan kegiatan untuk memberi kesempatan anak menyampaikan
idenya secara verbal dan simbolik menggunakan berbagai media yang

9
ada. Dalam pendekatan reggio emilia, anak-anak di dorong untuk
mengeksplorasi pemahaman mereka melalui pengalaman mereka
sendiri dengan melalui model ekspresi yang dianggap alami untuk
mereka. Seratus bahasa anak termasuk kata-kata, bahasa tubuh,
diskusi, pantomin, gerakan, menggambar, melukis, konstruksi,
membuat patung, bermain pura-pura, bermain cermin, drama dan
musik.
Tingkat yang lebih tinggi yang dicapai menurut reggio, banyak bentuk
representasi simbolik pada anak, terutama seni grafis, yang mana pada
gilirannya staff pedagogik mendokumentasikan hasil karya anak itu
sendiri. Kelompok kecil anak-anak bekerja secara
bersama-sama, kadang melibatkan orang dewasa dengan di kelilingi
suasana yang mendidik. Pendekatan ini juga menyerukan
mengintegrasi bahasa yang berbeda sebagai alat lingustik kognitif dan
perkembangan sosial. Presentasi konsep dan hipotesis dalam bentuk
representasi
barang cetakan, seni, konstruksi, drama, musik, wayang, dan bermain
pura-pura adalah cara anak-anak memahami esensi dari pengalaman
yang dimilikinya.

E. Ciri Utama Dalam Pendekatan Reggio Emilia


1. Menghargai Anak, Guru tidak memaksakan kehendak pada
anak,bahkan materi terfokus pada anak .
2. Menjalin Hubungan, Koneksi yang lebih luas antara anak,guru,oranfg
tua dan masyarakat sekitar.
3. Ratusan Bahasa, Terdapat berbagai jenis bahasa yang dapat digunakan
untuk mengekspresikan diri.
4. Waktu, Tidak bergantung pada jam atau kalender waktu belajar di
REA

F. Peran Aspek Pendukung Penerapan Pendekatan Reggio Emilia

10
Dalam penerapan pendekatan reggio emillia, setiap aspek pendukung
keterlaksanaannya proses kegiatan pembelajaran dengan menekankan
bagaimana proses pembelajaran dengan reggio emillia approach atau
pendekatan reggio emillia ini menjadikan berhasil. Hal ini
kemudian menjadikan dibutuhkannya peran dari setiap aspek tersebut. Peran
yang ada adalah sebagai berikut (Mages,2016) :

1. Peran Lingkungan Fisik


Tujuan utama dalam perencanaan ruang baru dan renovasi yang lama
mencakup integrasi dari masing-masing kelas dengan seluruh sekolah,
dan sekolah dengan masyarakat sekitar. Pentingnya lingkungan hidup
terletak pada keyakinan bahwa anak-anak dapat menciptakan
makna terbaik dan memahami dunia mereka melalui lingkungan yang
mendukung, kompleks, bervariasi, berkelanjutan, dan mengubah
hubungan antara orang-orang, dunia pengalaman, ideide dan banyak
cara untuk mengungkapkan ide. Ruang atau tempat yang digunakan
dan segala sesuatu harus bisa menarik dan mengundang minat anak
namun tetap mengandung unsur pendidikan. Anak dan orang tua juga
bekerja sama untuk mengumpulkan dan mengelola bahan-bahan main
di sekitar lingkungan yang akan digunakan.
2. Peran Lingkungan sebagai Guru
Dalam pendekatan reggio emillia, para pendidik sangat
memperhatikan lingkungan sekolah karena lingkungan sekolah ini juga
berperan “mendidik” para siswa. Penampilan dan nuansa kelas pun
akhirnya menjadi prioritas tersendiri pula. Bahkan, lingkungan sekolah
sering
disebut sebagai “guru ketiga”. Keindahan lingkungan di dalam sekolah
dianggap sebagai bagian penting dari rasa hormat kepada siswa dan
lingkungan belajar mereka.
3. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam proses kegiatan
penerapan pendekatan reggio emillia yang diantaranya adalah
(Marwa,2015):
a. Membangun pengetahuan dan pemahaman anak.

11
b. Mendorong agar anak mengeluarkan ide-ide, cara pemecahan
masalah dan konflik.
c. Guru didorong untuk memfasilitasi anak belajar dengan kegiatan
perencanaan dan pelajaran berdasarkan kepentingan anak,
mengajukan pertanyaan untuk lebih memahami, dan secara aktif
terlibat dalam kegiatan bersama anak, bukannya duduk diam dan
mengamati anak belajar.
d. Mengatur kelas dan benda-benda yang ada di kelas agar menjadi
tempat yang menyenangkan.
e. Mengatur jenis barang-barang di kelas agar dapat membantu anak
membuat keputusan mengenai benda-benda yang akan digunakan.
f. Mendokumentasikan perkembangan anak melalui visual,
videotape, tape recorder, dan portofolio.
g. Ketika bekerja pada proyek-proyek dengan anak, guru juga dapat
memperluas anak belajar dengan mengumpulkan data seperti foto,
catatan, video, dan percakapan yang dapat diputar
ulang di lain waktu.
h. Membantu anak melihat hubungan yang ada antara pembelajaran
dan pengalaman yang didapatnya.
i. Guru perlu untuk mempertahankan aktif, saling partisipasi dalam
kegiatan untuk membantu memastikan bahwa anak memahami
dengan jelas apa yang sedang "diajarkan".
j. Membantu anak mengekspresikan pengetahuan yang mereka
dapatkan atau miliki melalui bentuk-bentuk presentasi.
k. Membentuk hubungan yang baik dengan guru-guru lainnya dan
para orang tua.
4. Peran Orang Tua
Orang tua dipandang sebagai mitra, kolaborator dan advokasi untuk
anak-anak mereka. Guru menghormati setiap orang tua sebagai guru
pertama dan melibatkan orang tua dalam setiap aspek kurikulum. Hal
ini dapat terlihat melalui partisipasi orang tua di dalam kelas. Program

12
reggio emilia menggabungkan prinsip-prinsip dalam mengasuh anak
dan kehidupan rumah.

G. Pusat Belajar Dari Kurikulum Pendekatan Reggio Emilia


1. Ray of light atelierista class, Merupakan tempat meneliti penggunaan
cahaya.
2. Atelierista Class, Merupakan bengkel seni untuk aktivitas sebagai seni.
3. Clay Class, Merupakan kelas yang isinya tanah liat yang dapat dijadikan
proyek bagi kegiatan pembelajaran anak, dan anak dapat berkreasi dengan
berbagai macam tanah.
4. Remida Class, Berisi berbagai bahan bekas yang dapat berkreasi menjadi
alat dan media pembelajaran saat melaksanakan proyek tertentu bersama
anak.
5. Natural Class, Merupakan kelas yang menyediakan berbagai bahan
pembelajaran dari alam, kelas ini ada pada dalam ruangan dan ada pula di
luar ruangan.
6. Role Play, Merupakan arena bermain peran sepuasnya.
H. Asesmen Dalam Pendekatan Regio Emilia
Perkembangan anak dilacak dengan cara non-tradisioanal. Dokumentasi
merupakan praktik kerja sama yang membantu anak mendengarkan dan melih
at anak mereka, dandengan demikian memandu keputusan kurikulum serta
mendorong pengembangan profesional melalui studi dan reflex
kolaboratif. Guru terus menyimpan banyak catatan akananak dan protofolio
kerja individual dan kelompok anak. Kemudian mereka
mengkonstruk panel, slide show, booklet, atau video untuk merekam proyek
yang dapat diingat dan untukmengeksplorasi serta mengintrepetasikan proses
pemelajaran. Portofolio tersebut dibagi bersama pada akhir tahun, dan guru
beberapa kali bertemu dengan orang tua untuk membahasisu perkembangan.
Guru juga dapat mempersiapkan buku catatan atau memory book,
untukmelacak pengalaman tiap anak di sekolah, dan semua ini menjadi hadiah
perpisahan yangamat berharga bagi keluarganya. Buku kenangan tersebut
membantu anak mereleksikan dirimereka sendiri sebagai individual dan
anggota kelompok, dan membantu merekamenyertakan kenangan mereka dan

13
narasi autobiografis kehidupan mereka. Pada akhirnya,guru membantu anak
yang lebih tua untuk membuat konstruksi, karya seni, dan performa bersama
untuk meringkat pemelajaran proyek. Dokumentasi membantu guru untuk
mengikutidan mempelajari cara kelompok anak mengembangkan ide, teori,
dan pemahaman mereka.
Tidak ada daftar cek ketrampilan, tes, dan evaluasi diagnostic dalam
program Reggio Emilia. Program tersebut beranggapan bahwa perangkat
asesmen standar membatasi anak dengan hanya focus kepada kekurangan atau
kekurangan keterampilan mereka saja,
tidak pada kekuatan potensi mereka. Komunitas riset membedakan antara tipe 
yang didasarkan kepada tujuan riset tersebut dilakukan. Dokumentasi yang
disukai oleh para pendidikan di Reggio Emilia menghadirkan praktik reflektif
dan peningkatan proram melalui metodeformatif yang membantu pendidik
untuk memahami masalah mereka, menilai kebutuhananak, dan menganalisis
apa yang bekerja dan yang tidak secara berkelanjutan. Hal
tersebutdimaksudkan untuk membantu pendidik menajamkan dan
meningkatkan pekerjaan merekayang sedang berjalan, tidak memungkinkan
audiensi luar untuk memahami hasil danmengukur pengaruhnya dari waktu ke
waktu.

I. Kelebihan Dan Kekurangan Pendekatan Reggio Emilia


1. Kelebihan
a. Anak dilatih untuk bekerja mengamati sesuatu berdasarkan rencana
belajar dan waktu yang telah disusun.
b. Kurikulum yang dibuat berdasarkan kebutuhan anak.
c. Anak dapat bebas menyalurkan imajinasinya melalui kreatifitas
anak yang didukung penuh oleh pendekatan ini.
2. Kekurangan
a. Dibutuhkan banyak bahan dan perlengkapan untuk mendukung
kreatifitas anak, tidak hanya itu guru yang dibutuhkan pada
pendekatan ini kreatif lagi terlatih.
b. Dibutuhkan gedung yang luas untuk pendekatan ini, ini
dikarenakan banyaknya sentra maupun area yang diperlukan pada
pembelajarannya.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Reggio Emilia Approach (REA) adalah model pembelajaran yang
menjadikan metode proyek sebagai metode utama dalam pembelajaran. Di
dirikan oleh Loris Malaguzzi dan para orang tua di kota italia bagian utara
setelah terjadinya perang dunia ke II. kurikulum yang digunakan pada
pendekatan reggio emilia adalah perencanaan proyek sebagai hasil dari
ketertarikan anak pada suatu hal.

Tujuan dari pendekatan ini yaitu, Mengkomunikasikan kekuatan ide-id e,


Meningkatkan profesionalisme guru, Menjadikan topik utama dari nilai-nilai
penelitian, Mengorganisasikan kunjungan terbimbing.
Prinsip Dari Pendekatan Reggio Emilia ini adalah, gambaran tentang anak,
Lingkungan sebagai Guru Ketiga, proyek, hubungan, Kolaborasi (Kerjasama),
guru sebagai peneliti, dokumentasi, Progettazione, provokasi, serta Seratus
Bahasa Anak.

Pendekatan ini juga memliki kekurang dan kelebihan, kekurangannya


Dibutuhkan banyak bahan dan perlengkapan untuk mendukung kreatifitas
anak, serta ruangan yang luas. Sedangkan kelebihan dari pendekatan ini yaitu
melatih anak untuk bekerja mengamati sesuatu berdasarkan rencana belajar
dan waktu yang telah disusun, Kurikulum berdasarkan kebutuhan anak, dan
Anak bebas menyalurkan imajinasinya.
B. Saran
Jika ingin memakai metode pendekan ini harus lebih di perhatikan lagi
kelebihan dan kekurangannya.

15
DAFTARPUSTAKA

Sayekti,Tri.2016.Analisis Kurikulum Reggio Emilia.Jakarta:Program


Pascasarjana Universitas

Negeri Jakarta Erliana, V. (2017, November 28). Mengenal Pendekatan


Reggio Emilia untuk Pembelajaran Anak Usia Dini. Retrieved from
vforvanny.blogspot.com: http://vforvanny.blogspot.com/2017/11/mengenal-
pendekatan-reggio-emilia-

untuk.html Sekar, W. (2012, Juni 22). Pendekatan Reggio Emilia. Retrieved


from wenab.blogspot.com: http://wenab.blogspot.com/2012/06/pendekatan-
reggio-emilia.html?m=1

Inan, Hatice et al. 2010. Understanding Natural Sciences Education In A


Reggio Emilia –Inspired Preschool. Journal of research in science teaching
vol. 47, no. 10, pp. 1186– 1208 (2010) Correspondence to: H.Z. Inan.
Kostelnik,dkk.2018. Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis
Perkembangan Anak.Jakarta: Prenadamedia Group.

Mages, Wendy, K. 2016. Taking Inspiration from Reggio Emilia: an Analysis


of a Professional Development Workshop on Fostering Authentic Art in the
Early Childhood. Journal of Early Childhood Teacher Education ISSN: 1090-
1027 (Print) 1745-5642 (Online).

Marwa, Abdelfattah.2015.Realizing a Progressive Pedagogy: A Comparative


Case Study of Two Reggio Emilia Preschools in San Francisco. Universal
Journal of Educational Research 3(12): 1074-1086, 2015.

Roopnarine, J.L dan Johnson, J.E.2005.Approaches to Early Chilhood


Education.4th edition. Ohio: Prentice Hall.

16

Anda mungkin juga menyukai