Mesir Kuno
Afrika (120.000SM) Afrika (50.000 SM – sekarang)
Mesir Kuno adalah suatu peradaban
yang berkembang di bagian timur
laut Afrika. Peradaban ini terpusat
di sepanjang Sungai Nil yang
panjangnya 6400 km
Kemudian Menes
menjadi “Firaun atau
(Pharaoh)” pertama
Mesir dan mendirikan
dinasti pertama dalam
sejarah Mesir Kuno.
Serta memusatkan
ibukota Mesir di Tinis.
Periode Kerajaan Tua (2686 – 2181 SM)
Dimulai ketika Firaun Djoser dari dinasti
ketiga yang memindahkan ibukota Mesir
dari Tinis ke Memphis. Sistem
adminitrasi dibentuk, dimana mesir
dibagi atas provinsi-provinsi yang
disebut “nome” (pemimpinnya :
Firaun Djoser
Nomark).
Kemajuan dalam bidang arsitektur, seni, dan teknologi dibuat pada masa ini
yang didorong oleh meningkatnya produktivitas pertanian, yang
dimungkinkan karena pemerintahan pusat dibina dengan baik.
Di bawah pengarahan wazir (penasehat utama firaun), pejabat-pejabat negara
mengumpulkan pajak, mengatur proyek irigasi untuk meningkatkan hasil
Wazir
panen, mengumpulkan petani untuk bekerja di proyek-proyek pembangunan
dan menetapkan sistem keadilan untuk menjaga keamanan.
Dengan sumber daya surplus yang ada karena ekonomi yang produktif dan
stabil, negara mampu membiayai pembangunan proyek-proyek kolosal dan
menugaskan pembuatan karya-karya seni istimewa.
Nanti ketika tiba
waktunya, Aku
ingin dimakamkan
di piramida ku,
Piramida Djoser
Djoser
Piramida mesir pertama dibangun
pada 2630SM atas raja Djoser, ia
Piramida Djoser/Step Pyramid memerintahkan seorang pejabat tinggi
(Imhotep) memimpin pembangunan
piramida pertama di Saqqara.
Imhotep
? - 2160
Dinasti ke-11
Dinasti ke10
Pada 2160 SM, penguasa-penguasa di Herakleopolis
menguasai Mesir Hilir, sementara keluarga Intef
(dinasti ke11) di Thebes mengambil alih Mesir Hulu.
Dengan berkembangnya kekuatan Intef, serta
perluasan kekuasaan mereka ke utara, maka
pertempuran antara kedua dinasti sudah tak
terhindarkan lagi.
Hilir
Mentuhotep II
Sekitar tahun 2055 SM, tentara Thebes
di bawah pimpinan Nebhepetre
Mentuhotep II berhasil mengalahkan
penguasa Herakleopolis, menyatukan
kembali kedua negeri, dan memulai
Hulu periode renaisans budaya dan
ekonomi
Periode Kerajaan Pertengahan (2134 – 1690 SM)
sekitar tahun 1985 SM, Amenemhat I (raja pertama dari
dinasti ke-12) memindahkan ibu kota ke Itjtawy di
Oasis Faiyum
Bangsa Hyksos
Periode Menengah Kedua & Bangsa Hyksos (1674 – 1549 SM)
Dinasti ke-17
Dinasti ke-16
Ahmose I
Pada tahun 1555 SM, Thebes telah
mengumpulkan kekuatan yang cukup untuk
melawan Hyksos dalam konflik selama 30 tahun.
Firaun Seqenenre Tao II dan firaun Kamose
(dinasti ke-17) berhasil mengalahkan orang-
orang Nubia. Pengganti Kamose, Ahmose I (raja
pertama dinasti 18) berhasil mengusir Hyksos
dari Mesir.
Kahmose
Periode Kerajaan Baru (1549 – 1069 SM)
Mesir
Tuthmose III
Nubia
Ethiopia
(emas)
(Obsidian)
Tuthmose I
Suriah
Hatshepsut
Obelisk
Kuil Karnak
Dewa Aten (matahari)
Amenhotep IV /
Akhenaten
Perang Kades
traktat perdamaian
pertama (1258SM)
Dinasti ke-20
Dinasti ke-19
Di masa kerajaan baru ini, firaun tidak lagi dimakamkan di dalam piramida
melainkan di “Valley of the kings” atau lembah para raja yang terletak di Luxor
Kekayaan menjadikan Mesir sebagai target serangan, terutama oleh orang-orang Laut dan
Libya. Tentara Mesir mampu mengusir serangan-serangan itu, namun Mesir akan kehilangan
kekuasaan atas Suriah dan Palestina. Pengaruh dari ancaman luar diperburuk dengan masalah
internal seperti korupsi, penjarahan makam, dan kerusuhan. Pendeta-pendeta agung di kuil
Amun, Thebes, mengumpulkan tanah dan kekayaan yang besar, dan kekuatan mereka
memecahkan negara dan memasuki Periode Menengah Ketiga
Periode Menengah Ketiga (1069 – 653 SM)
Smendes (Nesbanebdjed I ) mengambil
alih kekuasaan Mesir utara. Dan
mendirikan dinasti ke-21. Ia berkuasa
dari kota Tanis. Sementara itu, wilayah
selatan dikuasai oleh pendeta-pendeta
agung Amun di Thebes, yang tidak
mau mengakui nama Smendes. Pada
Smendes
masa ini, orang-orang Libya mulai
menetap di delta barat, dan
meningkatkan otonomi mereka.
Pangeran-pangeran Libya mengambil
alih delta di bawah pimpinan
Shoshenq I pada tahun 945 SM.
Shoshenq I Mereka lalu mendirikan dinasti
Bubastite/dinasti 22 yang berhasil
menyatukan Dinasti 21 di utara dan
para pendeta di Selatan.
Dinasti ke-21 Dinasti ke-22/Bubastite Dinasti ke-23
Dinasti Libu
Dinasti ke-24
Periode Akhir (672-332 SM)
Sekitar tahun 727 SM, bangsa kush menyerbu
ke arah utara dan mendirikan dinasti ke-25. Ia
berhasil menguasai Thebes dan delta.
Dilanjutkan pada 700 SM, Bangsa Kush juga
berniat untuk menguasai bangsa Asiria di
Mesopotamia namun mereka salah sasaran.
Kekuatan militernya jauh lebih lemah
dibandingkan dengan kekuatan militer bangsa
Asiria. Maka antara tahun 671 hingga 667 SM,
bangsa Asiria berhasil memukul mundur
Kush kembali ke daerah asalnya di Nubia.
Dan menguasai mesir. Mereka juga
menduduki Memphis dan menjarah kuil-kuil
di Thebes.
pada 525 bangsa Persia yang dipimpin oleh Cambyses II memulai penaklukan terhadap Mesir.
Mereka berhasil menangkap firaun Psamtik III dalam pertempuran di Pelusium. Cambyses II
lalu mengambil alih gelar firaun. Ia berkuasa dari kota Susa, dan menyerahkan Mesir kepada
seorang satrapi (gubernur provinsi)
Dinasti ke-25 Dinasti ke-26 Dinast ke-27
Dinasti ke-28