Anda di halaman 1dari 2

Reformasi Organisasi

Gambar 1. Reformasi Organisasi


Ada berbagai macam reformasi organisasi. Reformasi organisasi menggeser kendali
pengambilan keputusan untuk organisasi itu sendiri. Sektor publik inti (core public service)
biasanya oleh kementerian. Sektor publik yang lebih luas (broader public sector) memiliki
fleksibilitas lebih luas untuk manajemen keuangan, perekrutan dan promosi, seperti pada
badan usaha milik negara (BUMN). Pelayanan sektor pasar dan masyarakat (market and civil
society) diberikan oleh organisasi nirlaba, nonprofit, atau komunitas. (Harding dan Preker,
2000)
Orientasi RS pemerintah pada budget (budgetary unit) yaitu jika mendapatkan
anggaran maka harus dihabiskan. Pada BUMN bergeser menjadi autonomous unit dimana
anggaran dikurangi dan harus mencari pendapatan lain melalui unit otonomi. Untuk
corporatized unit sudah tidak lagi menjadi input-oriented seperti budgetary unit tetapi
melihat output-nya, berapa yang dijual untuk membiayai kegiatan. Privatized unit masuk ke
bursa, yang membiayai bukan hanya pasien tetapi juga adanya saham sehingga sangat
dipengaruhi oleh fluktuasi harga saham.

Gambar 2. Modalitas dan Struktur Organisasi


Hak untuk mengambil keputusan pada budgetary unit lebih sedikit pada rumah sakit.
Ekspos pemasaran pada budgetary unit tidak ada, namun semakin ke privatized unit menjadi
penuh ke publik. Residual claimant pada budgetary unit terkait sisa dari lebih tingginya cost
dibanding tarif yang diberlakukan untuk kepentingan publik dan tarif tidak bisa ditentukan
sendiri. Pada budgetary unit semua tergantung dari anggaran pemiliknya, tetapi privatized
unit tergantung di rumah sakit. Fungsi sosial pada budgetary unit adalah implicit unfunded
seolah tidak didanai padahal dana masih diberikan.
RS pemerintah di Indonesia mulai bergeser masuk ke arah corporatized unit dimana
modal tidak disahamkan. Rumah sakit tidak dijadikan badan usaha tetapi badan hukum. Pada
RS pemerintah, pemerintah hanya memiliki tanah tetapi hak keputusan dipegang oleh direksi
rumah sakit, hanya sedikit terkait yang dipegang pemerintah yaitu soal urusan tanah saja dan
pengaturan beberapa anggaran yang diturunkan terutama untuk pengembangan ilmu dan
teknologi untuk meningkatkan penelitan dan pengembangan.
Rumah sakit harus memiliki pandangan sesuai 7 dimensi kunci organisasi layanan
kesehatan yaitu lingkungan eksternal, visi/misi/tujuan, strategi, tingkat diferensiasi, tingkat
integrasi, tingkat sentralisasi, perubahan dan inovasi.

Gambar 3. Organisasi Pelayanan Kesehatan (Health Care Organization/HCO)

Ada 3 yang berperan pada organisasi pelayanan kesehatan yaitu pemilik, pelanggan,
dan supplier/pekerja. Pemilik yang menentukan struktur organisasi. Pelanggan yaitu pasien
yang membayar pelayanan pasien di RS melalui out-of-pocket atau asuransi
pemerintah/swasta. Supplier berupa perusahaan farmasi dan tenaga non pelayanan langsung.
Terdapat pula tenaga kesehatan seperti asosiasi profesi yang berperan dalam pelayanan
kesehatan langsung yang tidak bisa lepas dari peraturan rumah sakit, seperti akreditasi, aturan
khusus RS dari pemerintah pusat maupun daerah, atau regulasi mengenai asuransi kesehatan
dari pemerintah.(White dan Griffith, 2010)

Daftar Pustaka
Harding, A. dan Preker, A. S. (2000) Understanding Organizational Reforms The
Corporatization of Public Hospitals, Health, Nutrition and Population (HNP)
Discussion Paper. Washington: The World Bank.
White, K. R. dan Griffith, J. R. (2010) “Foundations of high-performing healthcare
organizations,” in The Well-Managed Healthcare organization. 7 ed. Chicago, IL:
AUPHA/HAP, hal. 1–38.

Anda mungkin juga menyukai