YOGYAKARTATERHADAP MASYARAKAT DI
SEKITAR MALIOBORO PASCA PANDEMI COVID 19
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Kurikuler Kelas XI Program IPA/IPS SMA Negeri
Jatinunggal Tahun Pelajaran 2022/2023
Disusun oleh :
1. QAIS RISPA A NISN : 0053255165
2. RAMDHAN NURJAMAN NISN : 0057601984
3. TANGGUH ARYA N NISN : 0055396845
4. ADE GUNTUR NISN : 0055544201
5. IHSAN ZAHRA F NISN : 0053933219
2022/2023
LEMBAR PERSETUJUAN/PENGESAHAN
PENGARUH PENJUALAN BATIK YOGYAKARTA TERHADAP MASYARAKAT DI
SEKITAR MALIOBORO PASCA PANDEMI COVID 19
“Laporan hasil penelitian ini telah disetujui dan disahkan untuk mengikuti sidang Karya Tulis”
Mengetahui/Menyetujui:
Drs.H.Apit,M.Pd.I
NIP. 196707061998021003
i
ABSTRAK
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur selayaknya kami panjatkan kepada yang Maha Kuasa dimana atas
hidayah dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul “Pengaruh penjualan batik terhadap masyarakat disekitar malioboro pasca
pandemi covid 19’’.
Penulisan karya tulis ini bertolak dari berbagai sumber yang di revisi secara detail,
dengan tujuan agar pembaca tidak hanya sekedar membaca sekilas tetapi bisa menyerap,
memahami, dan meneliti isi yang terdapat di karya tulis ini atau bahkan bisa sebagai
referensi untuk inspirasi di masa mendatang.
Di dalam penyusunan karya tulis ini mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
bersangkutan terutama kepada Ibu Gita Mardian Kusanandang S.Pd. yang telah memberi
bantuan bimbingan dan masukan terkait dengan penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Semoga semua yang telah dilakukan ini merupakan amal kebaikan dalam silaturahim
akademik. Di dalam penyusunannya ada beberapa kendala namun kami bersyukur dapat
menyelesaikannya dengan baik. Kami selaku penulis pun menyadari bahwa karya tulis
ini masih jauh dari kata sempurna dan masih memerlukan perbaikan. Maka kami sebagai
penulis mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan karya tulis ini sangat kami
harapkan.
Akhir kata, kami selaku penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan
dalam susunan kata atau penulisan yang terlampir. Dan semoga kelebihan nya dapat
bermanfaat bagi kami selaku penulis, pembaca dan pihak yang bersangkutan. Terima
kasih.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah:
1 Bagaimana penjualan batik sebelum pandemic covid 19.
2 Bagaimana penjualan batik setelah covid 19.
3 Bagaimana sistem pemasaran yang di lakukan.
C. Tujuan Penelitian:
1. Untuk mengetahui kondisi penjualan batik pasca pandemi covid-19.
2. Untuk mengetahui kondisi penjualan batik sesudah covid -19
3. Untuk mengetahui sistem pemasaran yang dilakukan.
D. Manfaat Penelitian
Untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai kondisi penjualan
Batik Yogyakarta sebelum dan sesudah pandemi covid 19.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
A. BATIK
Batik di Indonesia erat kaitannya dengan perkembangan dari Kerajaan Majapahit
pada era penyebaran ajaran Islam di Pulau Jawa. Menurut beberapa catatan,
pengembangan dari batik banyak dilakukan pada zaman Kesultanan Mataram, kemudian
berlanjut pada zaman Kasunan Surakarta serta Kesultanan Yogyakarta. Keberadaan dari
kegiatan batik tertua di Indonesia diketahui berasal dari Ponorogo dan bernama Wengker,
sebelum akhirnya pada abad ketujuh, Kerajaan di Jawa Tengah belajeajari batik dari
Ponorogo.
Batik merupakan kain bergambar dan proses pembuatannya secara khusus dengan
menggambar atau menerapkan motif pada suatu kain yang polos atau masih kosong,
kemudian melakukan proses khusus, sehingga kain tersebut memiliki ciri khas
dibandingkan kain lainnya. Secara bahasa, batik berasal dari kata mbat yang artinya
adalah melempar berkali-kali serta tik yang artinya ialah titik. Secara istilah, batik
merupakan sebuah teknik menggambar di atas kain dengan memanfaatkan lilin serta
canting sebagai alat dan bahan dalam proses pembuatannya.
Kesenian batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman Kerajaan Majapahit dan terus
berkembang hingga kerajaan berikutnya serta raja-rajanya. Kesenian batik secara umum
meluas di Indonesia dan kemudian secara khusus di pulau Jawa setelah akhir dari abad
ke 18 atau hingga awal abad ke 19.Teknik batik sendiri diketahui ada lebih dari 1.000
tahun, kemungkinan teknik tersebut berasal dari Mesir kuno atau Sumeria. Kemudian,
teknik batik meluas di beberapa negara di Afrika Barat, seperti Nigeria, Kamerun dna
Mali, Asia seperti Sri Lanka, India, Iran, Bangladesh, Thailand, Malaysia dan Indonesia
Oleh sebab itulah, banyak dari pembesar yang tinggal di luar keraton dan membaca
kesenian batik bersama dengan mereka ke luar keraton, sehingga munculah tempat-
tempat produsen batik di beberapa daerah. Lama kelamaan, kesenian batik pun ditiru oleh
rakyat jelata. Kemudian kesenian batik semakin meluas, sehingga kesenian batik menjadi
pekerjaan bagi kaum perempuan atau ibu rumah tangga untuk mengisi waktu luang
mereka.
Batik Indonesia telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan
untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage
of Humanity) pada 2 Oktober tahun 2009. UNESCO menilai batik sebagai identitas dari
bangsa Indonesia dan menjadi bagian penting bagi seseorang di Indonesia sejak ia lahir
hingga akhirnya meninggal dunia. Karena hal tersebutlah, pemerintah Indonesia
menjadikan 2 Oktober sebagai hari Batik Nasional dan selalu diperingati bersama
masyarakat.
3
Jenis jenis batik:
B. MALIOBORO
Malioboro adalah nama salah satu Kawasan jalan dari tiga jalan di Yogyakarta
hingga kepersimpangan titik nol kilometer Yogyakarta. Pada masa lalu, perlintasan ini
dapat di lintasi oleh kendaraan umum sebagai penghubung Jalan Margo Utomo menuju
Malioboro. Namun karena meningkatnya volume kendaraan yang melintas, membuat
perlintasan ini hanya boleh dilintasi oleh kendaraan – kendaraan kecil seperti becak atau
sepedah.
Pada abad ke–18 dijalan ini bermukim orang-orang dari berbagai etnis, seperti
Jawa, Tionghoa dan Belanda. Sejak 1765 orang-orang Belanda dan Tionghoa menghuni
bagian utara kota Yogyakarta. Malioboro mulai ramai pada era kolonial 1790 saat
pemerintahan Belanda membangun Benteng Vredeburg pada tahun 1790 di ujung selatan
jalan ini. Selain membangun benteng, Belanda juga membangun Dutch Club tahun 1822,
Kedamaian Gubernur Belanda tahun1830, Mlioboro berkembang kian pesat karena
perdagangan antara orang Belanda dengan pedagang Tionghoa. Pada 1887 jalan
Malioboro dibagi menjadi dua dengan didirikannya tempat pemberhentian kereta api.
Selama bertahun tahun pada tahun 1980 -an dan kemudian sebuah iklan rokok di
tempatkan di bangunan pertama di sebelah selatan jalur kereta api atau secara efektif
bangunan terakhir di Malioboro, yang mengiklankan rokok Marlboro, tidak diragukan
lagi menarik bagi penduduk setempat dan orang asing yang akan melihat kata-kata
dengan nama jalan dengan produk asing sedang diiklankan. Jalan ini menjadi pusat
komersial yang dipenuhi toko-toko di sepanjang jalan
Pada 2019, pemerintah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta membuat grand
design untuk melakukan penataan Jalan Malioboro sebagai kawasan semi pedestrian.
Pada 2021 pemerintah provinsi DIY telah membangun 37 sarana prasarana dengan total
biaya Rp 78 miliar untuk penataan kawasan agar meningkatkan minat wisatawan. Selain
itu, pemerintah juga merelokasi PKL di Jalan Malioboro ke Pusat UMKM di depan Pasar
Beringhargo dan bekas gedung Dinas Pariwisata DIY yang ditargetkan dimulai Januari
2022.
4
BAB III
METODE PENELITIAN
A. LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian Jl. Malioboro – Yogyakarta , dikarenakan yang menjadi sasaran
peneliti adalah bagaimana pengaruh penjualan batik di sekitar Malioboro.
B. WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu 3 hari, yaitu terhitung pada saat
keberangkatan study tour pada tanggal 27 Oktober sampai 30 Oktober.
C. BENTUK PENELITIAN
Penelitian mengenai “ Pengaruh pemjualan batik pasca covid 19 “ ini menggunakan
pendekatan penelitian melalui sebuah wawancara kepada seorang pedagang batik untuk
diajukan beberapa pertanyaan, untuk kemudian dijelaskan serta diuraikan dalam sebuah.
data berupa kalimat ataupun kata-kata. Maka dari itu, penelitian ini menggunakan
pendekatan secara kualitatif deskriptif.
D. SUBJEK PENELITIAN
Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007), penelitian kualitatif didefinisikan
sebagai sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Moleong menjelaskan
dalam pendekatan kualitatif deskripsif, data yang dikumpulkan adalah data yang berupa
kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Data tersebut bisa diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, video, foto, dan dokumentasi pribadi. Hasil penelitian ini
berupa kutipan dari transkip hasil wawancara yang sebelumnya telah diolah dan
kemudian disajikan secara deskriptif. Dalam penelitian ini, tentu data yang akan diambil
oleh peneliti bersumber dari pihak-pihak yang terkait dalam pengaruh penjualan batik
pasca covid 19. Terdapat pengambilan data yang dilaksanakan dengan melakukan
wawancara kepada seorang pedagang batik di sekitar malioboro.
Subjek penelitian dibutuhkan oleh peneliti dalam mencari informasi dan data
mengenai fokus penelitian. Data yang diperoleh nantinya akan digunakan untuk
menjelaskan mengenai “Pengaruh penjualan batik pasca covid 19 di sekitar malioboro”.
Kriteria data yang dibutuhkan berupa data penjualan, Pedagang batik menjadi nara
sumber yang tepat.
5
E. SUMBER DATA
Menurut sumbernya, data penelitian digolongkan sebagai data primer dan data
sekunder.
1. Sumber Primer
Pada penelitian ini peneliti menggunakan wawancara dan observasi untuk mencari dan
mengumpulkan data yang kemudian akan diolah untuk mendeskripsikan mengenai pengaruh
pengaruh penjualan batik pasca covid 19. Data primer merupakan data yang
diperoleh langsung dari subyek penelitian dimana data tersebut diambil langsung
oleh peneliti kepada sumber secara langsung melalui responden. Kata- kata dan tindakan
orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber
data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/ audio tape, data
diperoleh melalui wawancara dan pengamatan langsung di lapangan.
2. Sumber Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data tidak langsung yang mampu
memberikan tambahan serta penguatan terhadap penelitian. Peneliti mencari dan
mendokumentasikan berbagai data dari sumber lain guna memperkaya data, baik itu
melalui buku, foto, artikel, surat kabar, data statistik, dan lain sebagainya.
F. ALUR PENELITIAN
Untuk lebih jelas, penelitian ini memiliki alur sebagai berikut
6
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan dipaparkan data hasil penelitian, analisis dan pembahasan dari
hasil penelitian yang meliputi: (1) Hasil wawancara terkait kondisi penjualan batik
Yogyakarta di wilayah pasar Malioboro.
Untuk menjawab rumusan masalah pertama dan kedua dalam penelitian ini, maka
peneliti melakukan wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan untuk mendapat
kebenaran mengenai informasi melalui pedagang. Adapun dialog hasil wawancara yang
dapat menjawab rumusan masalah tersebut yaitu sebagai berikut:
Berdasarkan hasil wawancara yang terlampir dalam tabel, pihak narasumber yang
berprofesi sebagai pedagang telah bekerja kurang lebih 10 tahun. Itu artinya pedagang
tersebut telah bekerja sebelum pandemi covid 19 melanda. Peneliti telah mengajukan
pertanyaan, sehingga mendapat jawaban untuk menjawab rumusan masalah, yaitu
pengaruh pejualan batik di sekitar Malioboro mengalami kenaikan setelah covid 19 mereda.
Maka dari itu, beberapa pedegang batik bertambah karena meningkat nya pengunjung di
7
sekitar Malioboro. Mengenai hal tersebut persaingan antara pedagang batik meningkat,
ketika salah satu pedagang menurunkan harga maka pedagang lain ikut menurunkan harga
batik tersebut, kebijakan tersebut untuk meningkatkan penjualan dari si pedagang. Adapun
yang menjadi faktor lain, yaitu; untuk menarik minat pembeli karena ketatnya persaingan
antar pedagang di sekitar Malioboro.
Dan tidak sedikit pedagang yang menawarkan diskon atau pun promo, seperti narasumber
yang kami wawancarai, beliau menawarkan diskon 20% dan promo 200rb untuk 3 baju
batik. Hal tersebutlah yang akan menarik minat pembeli, oleh karna itu penwaran menjadi
pengaruh peningkatan pendapatan para pedagang walau pun hanya sedikit keuntungan
yang di dapat .
pedagang: “Seperti yang saya bilang tadi saya akan menurun kan sedikit
harga walaupun mengurangi pendapatan, karena hal itulah yang
akan menarik minat pembeli. ”
Berdasarkan dialog wawancara diatas, sistem yang dilakukan untuk pemasaran batik
Yogyakarta di sekitar Malioboro supaya menarik pembeli diantaranya.
1. Mengadakan diskon.
2. Melakukan promosi .
3. Menawarkan barang dagangan dengan sedikit potongan harga.
Dengan adanya cara tersebut, diharapkan dapat meningkatkan penghasilan para penjual
dengan omsen yang tinggi.
8
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
A. Saran untuk responden/narasumber
Narasumber diharapkan sesuai dengan apa yang akan diwawancarai hal
terkait dan narasumber diharapkan menjawab pertanyaan secara jelas
menggunakan kata yang baku dan komunikatif agar mudah dipahami.
B. Saran untuk peneliti
Para peneliti diharapkan untuk mempersiapkan segala sesuatu sedetail
mungkin yang berhubungan dengan tema penelitian terutama pada penyusunan
pertanyaan untuk wawancara yang harus berkaitan dengan rumusan masalah
9
DAFTAR PUSTAKA
Aris, AI dan Sudaryono. 2021. Upaya Adaptasi Pedagang Kaki Lima Kawasan
Malioboro Di Tengah Pandemi Covid-19, Vol.4, No.2, 2021, Hal. 51-61 (29 Januari
2023; 12.51 WIB)
https://journal.itny.ac.id/index.php/rekaruang/article/view/2253/1312
Bogdan dan Taylor. (2007) .Jenis Penelitian menurut Bogdan dan Taylor (online).
http://etheses.uin-malang.ac.id/1541/7/11510031_Bab_3.pdf. (28 Januari 2023)
Wakhidah, MLN., dkk. 2021. Analisis Dampak Ekonomi Pandemi Covid-19 Terhadap
Pengrajin Batik Di Kecamatan Kerek Tuban, Vol. 5, No. 1,hal. 171-186 (29 Januari
2023; 12.42 WIB)
https://ejournal.umm.ac.id/index.php/jie/article/download/14135/9375/50094
10