KUNJUNGAN INDUSTRI
YOGYAKARTA
DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD AFANDI
NIM : 071410098
FAKULTAS EKONOMI
KUNJUNGAN INDUSTRI
YOGYAKARTA
DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD AFANDI
NIM : 071410098
FAKULTAS EKONOMI
i
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI
BATIK TULIS GIRILOYO
YOGYAKARTA
DISUSUN OLEH :
NAMA : MUHAMMAD AFNDI
NIM : 071410098
KELAS : VI B
PRODI : AKUNTANSI
FAKULTAS : EKONOMI
Hari/tanggal :
Tempat :
DWI HARI PRAYITNO, M.Ec. Dev AKHMAD IMAM AMROZI, SE, M.S.A
NIDN. 0705077705 NIDN. 0703058603
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
ii
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan
Kunjungan Industri yang berjudul Batik Tulis Giriloyo Yogyakarta tepat pada
waktunya.
Laporan Kunjungan Industri ini ditulis untuk memenuhi salah satu
persyaratan untuk medapatkan Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas
Islam Lamongan.
Dalam penulisan laporan ini tentunya melibatkan berbabagi pihak yang
telah membantu, ucapan terimahkasih penulis haturkan :
1. Bapak H. Bambang Eko M.,SH,SpN.,M.Hum selaku Rektor Universitas Islam
Lamongan.
2. Bapak Pudi Astiono, SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Islam Lamongan.
3. Bapak Dwi Hari Prayitno, M.Ec.Dev selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Islam Lamongan.
4. Bapak Akhmad Imam Amrozi ,SE.,M.S.A selaku Dosen Pembimbing.
5. Orang tua saya yang telah memberi biaya dan memberi dorongan serta
motivasi dan doa.
6. Dan teman teman yang telah membatu dalam penyelesaian laporan ini.
7. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam proses penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan Kunjungan Industri
ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dalam penyempurnaan laporan ini. Semoga Laporan Kunjungan
Industri ini barmanfaat bagi pembaca.
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
iii
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Tujuan...............................................................................................1
C. Sasaran dan Target............................................................................2
D. Waktu dan Tempat............................................................................2
E. Pengumpulan Data...........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Batik Tulis Giriloyo.............................................................3
B. Penjelasan Umum Produk................................................................4
C. Prosedur Karyawan..........................................................................6
D. Proses Produksi................................................................................7
E. Pemasaran........................................................................................9
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan..........................................................................................10
B. Saran.................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................13
LAMPIRAN.....................................................................................................14
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kunjungan industri dipilih untuk memperkenalkan mahasiswa ke
dunia kerja. Selain itu kunjungan industri sebagai sarana belajar dengan cara
mendatangi industri secara langsung dan melihat bagaimana urutan proses
kerja di industri tersebut, agar mahasiswa mampu mengimplementasikan antara
ilmu yang didapatkan dibangku kulia dengan keadaan dunia kerja yang
sesungguhnya.
Mahaiswa di tuntut untuk aktif mengenali berbagai macam informasi
tentang kunjungan industri untuk memperoleh pengetahuan tentang cara
membuat batik di Sentra Batik Tulis Giriloyo Yogyakarta.
Batik merupakan suatu hasil karya yang tidak asing lagi bagi
masyarakat Indonesia. Di berbagai wilayah Indonesia banyak ditemui daerah
daerah perajin batik. Setiap daerah pembatikan mempunyai keunikan dan
kekhasan tersendiri, baik dalam ragam hias maupun tata warnanya. Dan salah
satu daerah itu adalah Yogyakarta. Di Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri
sentra produksi batik tulis bertebaran di berbagai wilayah yang masing
masing hanya mengembangkan motif-motif tertentu, sehingga mudah untuk
dikenali dari wilayah mana asal batik tersebut.
Di Kota Yogyakarta sendiri industri batik terdapat di wilayah :
Tirtodipuran, Panembahan dan Prawirotaman. Di Kabupaten Kulonprogo
berada di Desa : Hargomulyo, Kulur dan Sidorejo. Di Kabupaten Gunungkidul
berada di Desa : Nitikan, Ngalang dan Mengger. Di Kabupaten Sleman industri
batik berada di Desa Nogotirto dan Mororejo. Di Kabupaten Bantul industri
batik berada di Desa : Wijireja, Murtigading dan Wukirsari.
B. TUJUAN
1. Tujuan Kunjungan Industri
1
2
E. PENGUMPULAN DATA
Data yang diperoleh dikumpulkan dengan metode berikut ini :
1) Metode Interview / wawancara
2) Metode Observasi
3) Metode Dokumentasi / dokumenter
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
Polo, Grageh Waluh, Wahyu Tumurun, Naga Gini, Sekar Manggis, Truntum,
Tambal, Grompol, Ratu Ratih, Semen Roma, Mdau Broto, Semen Gedhang,
Jalu Mampang dan lain sebagainya.
Masing-masing motif tersebut memiliki nilai filosofis dan makna
sendiri. Adapun makna filosofis dari batik-batik yang dibuat di Giriloyo antara
lain :
1) Sido Asih mengandung makna si pemakai apabila hidup berumah tangga
selalu penuh dengan kasih sayang.
2) Sido Mukti mengandung makna apabila dipakai pengantin, hidupnya akan
selalu dalam kecukupan dan kebahagiaan.
3) Sido Mulyo mengandung makna si pemakai hidupnya akan selalu mulia.
4) Sido Luhur mengandung makna si pemakai akan menjadi orang berpangkat
yang berbudi pekerti baik dan luhur.
5) Truntum mengandung makna cinta yang bersemi.
6) Grompol artinya kumpul atau bersatu, mengandung makna agar segala
sesuatu yang baik bisa terkumpul seperti rejeki, kebahagiaan, keturunan,
hidup kekeluargaan yang rukun.
7) Tambal mengandung makna menambah segala sesuatu yang kurang.
Apabila kain dengan motif tambal ini digunakan untuk menyelimuti orang
yang sakit akan sebuh atau sehat kembali sebab menurut anggapan pada
orang sakit itu pasti ada sesuatu yang kurang.
8) Ratu Ratih dan Semen Roma melambangkan kesetiaan seorang isteri.
9) Madu Bronto melambangkan asmara yang manis bagaikan madu.
10) Semen Gendhang mengandung makna harapan agar pengantin yang
mengenakan kain tersebut lekas mendapat momongan.
Motif-motif tersebut dari dahulu hingga sekarang diwariskan secara
turun-temurun, sehingga polanya tidak berubah, karena cara memola motif itu
sendiri hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu dan tidak setiap pembatik
dapat membuat motif sendiri. Orang yang membatik tinggal melaksanakan pola
yang telah ditentukan. Jadi kerajinan batik tulis merupakan suatu pekerjaan
yang sifatnya kolektif. Sebagai catatan, para pembatik di Giriloyo khususnya
dan Yogyakarta umumnya, seluruhnya dilakukan oleh kaum perempuan baik
tua maupun muda. Keahlian membatik tersebut pada umumnya diwariskan
secara turun-temurun dari generasi ke generasi lainnya.
C. PROSEDUR KARYAWAN
6
D. PROSES PRODUKSI
Sebelum proses pembutan batik giriloyo adapun peralatan dan bahan
yang perlu untuk disediakan diantaranya :
Peralatan Bahan
1) Wajan kecil yang digunakan Bahan dasar untuk membuat batik
sebagai tempat untuk memanaskan tulis adalah kain mori. Selain itu, ada
malam (lilin) supaya cair. pula bahan-bahan yang digunakan
2) Anglo untuk memanaskan malam sebagai pewarnanya yang dapat
dengan bara api dari arang. berupa zat kimia maupun pewarna
3) Tepas (kipas) untuk memperoleh alami seperti: kulit kayu tingi, soga,
angin agar bara api tetap menyala. tegeran, dan lain sebagainya.
7
5) Tahap selanjutnya adalah medel atau nyelup untuk memberi warna biru
supaya hasilnya sesuai dengan yang diinginkan. Proses medel dilakukan
beberapa kali agar warna biru menjadi lebih pekat.
6) Selanjutnya ngerok yaitu menghilangkan lilin klowongan agar jika disoga
bekasnya berwarna coklat. Alat yang digunakan untuk ngerok adalah cawuk
yang terbuat dari potongan kaleng yang ditajamkan sisinya.
7) Setelah dikerok, kemudian dilanjutkan dengan mbironi. Dalam proses ini
bagian-bagian yang ingin tetap berwarna biru dan putih ditutup malam
dengan menggunakan canting khusus agar ketika disoga tidak kemasukan
warna coklat.
8) Setelah itu, dilanjutkan dengan nyoga, yakni memberi warna coklat dengan
ramuan kulit kayu soga, tingi, tegeran dan lain-lain. Untuk memperoleh
warna coklat yang matang atau tua, kain dicelup dalam bak berisi ramuan
soga, kemudian ditiriskan. Proses nyoga dilakukan berkali-kali dan kadang
memakan waktu sampai beberapa hari. Namun, apabila menggunakan zat
pewarna kimia, proses nyoga cukup dilakukan sehari saja.
9) Proses selanjutnya yang merupakan tahap akhir adalah mbabar atau nglorot,
yaitu membersihkan malam. Caranya, kain mori tersebut dimasukkan ke
dalam air mendidih yang telah diberi air kanji supaya malam tidak
menempel kembali. Setelah malam luntur, kain mori yang telah dibatik
tersebut kemudian dicuci dan diangin-anginkan supaya kering. Sebagai
catatan, dalam pembuatan satu potong batik biasanya tidak hanya ditangani
oleh satu orang saja, melainkan beberapa orang yang tugasnya berbeda.
E. PEMASARAN
Pada awal promosinya batik tulis giriloyo diikut sertakan dalam
pameran oleh Pemkab Bantul ke Jakarta. Selain promosi melalui pameran, cara
lain yang dilakukan para pengerajin adalah dengan menitipkan batik giriloyo di
galeri maupun toko batik di kota Yogyakarta.
Setelah mendapat dukungan dari berbagai pihak antara lain LSM dan
pemerintah, para pengerajin mulai bangkit dan berkembang. Proses
9
pemasarnnya pun mulai meluas, hal ini dapat dilihat dari adanya website
tempat berjualan secara online. Selain itu cara yang dilakukan untuk
memperluas pemasarannya ialah dengan menggaet agen travel dan
bekerjasama dengan wartawan serta media masa.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Batik tulis giriloyo merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki
daerah Yogyakarta khususnya masyarakat di desa giriloyo. Batik ini mulai
berkembang sekitar tahun 1654 atau abad ke 17 dimana batik giriloyo
merupakan warisan dari kerajinan Mataram yang saat itu dipimpinan Sultan
Agung.
Dalam Katalog Batik Khas Yogyakarta terbitan Proyek Pengembangan
Industri Kecil dan Menengah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (1996),
menyebutkan bahwa di Daerah Istimewa Yogyakarta paling tidak memiliki
lebih dari 400 motif batik, baik motif klasik maupun modern. Beberapa nama
ragam hias atau motif batik Yogyakarta antara lain : Parang, Banji, Tumbuh-
Tumbuhan Menjalar, Tumbuh-Tumbuhan Air, Bunga, Satwa, Sido Asih, Keong
Renteng, Sido Mukti, Sido Luhur, Semen Mentul, Sapit Urang, Harjuna
Manah, Semen Kuncoro, Sekar Asem, Lung Kangkung, Sekar Keben, Sekar
Polo, Grageh Waluh, Wahyu Tumurun, Naga Gini, Sekar Manggis, Truntum,
Tambal, Grompol, Ratu Ratih, Semen Roma, Mdau Broto, Semen Gedhang,
Jalu Mampang dan lain sebagainya.
Usaha batik giriloyo ini seluruhnya dilakukan oleh kaum perempuan
baik tua maupun muda. Dimana mereka dibentuk secara berkelompok yang
nantinya kelompok kelompok tersebut berada di bawah naungan Paguyuban
Batik Giriloyo.
Proses Pembuatan Batik Tulis Giriloyo, adapun tahap tahap dalam
pembuatan batik tulis di Giriloyo adalah sebagai berikut :
1. Sebelum kain mori dibatik, biasanya dilemaskan. Caranya adalah dengan
digemplong, yaitu kain mori digulung kemudian diletakkan di tempat yang
datar dan dipukuli dengan alu yang terbuat dari kayu.
2. Setelah kain menjadi lemas, maka tahap berikutnya adalah mola, yaitu
membuat pola pada mori dengan menggunakan malam.
10
11
Proses promosi batik tulis giriloyo ialah dengan cara diikut sertakan
dalam pameran oleh Pemkab Bantul ke Jakarta. Selain promosi melalui
pameran, cara lain yang dilakukan para pengerajin adalah dengan menitipkan
batik giriloyo di galeri maupun toko batik di kota Yogyakarta. Dan dengan
perkembangan teknologi yang semakin canggih batik tulis giriloyo saat ini
dipasarkan melalui website atau secara online.
B. SARAN
Dalam pembuatan laporan kunjungan industri ini tidak terlepas dari
kekurangan dan kesalahan, maka dari itu kami membutuhkan saran dari
pembaca agar dapat menyempurnakan laporan kunjungan industri ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://sentrabatiktulisyogyakarta.com/sejarah-kampung-batik-tulis-giriloyo-
bantul-yogyakarta/
Diakses 30 Mei 2017
http://batiktulisgiriloyo.blogspot.co.id/
Diakses 30 Mei 2017
https://giriloyobatik.wordpress.com/page/2/
Diakses 31 Mei 2017
13
LAMPIRAN
Proses Membatik
14
Proses Nyolet, Memberi Warna Detil Batik
15
Koleksi Batik (Parang Janadri)
16