Anda di halaman 1dari 117

HDE – 03 : DESAIN PEKERJAAN HIDRO MEKANIK

PELATIHAN
AHLI DESAIN HIDRO MEKANIK

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM


BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

KATA PENGANTAR

Laporan UNDP tentang : Human Development Index (HDI) tertuang dalam Human
Development Report, 2004, mencantumkan Indeks Pengembangan SDM Indonesia pada
urutan 111, satu tingkat di atas Vietnam urutan 112 dan jauh di bawah dari Negara-
negara ASEAN terutama Malaysia urutan 59, Singapura urutan 25, dan Australia urutan 3,
merupakan sebuah gambaran kondisi pengembangan SDM kita.

Bagi para pemerhati dan khususnya bagi yang terlibat langsung dalam pengembangan
Sumber Daya Manusia (SDM), kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus sebagai
modal untuk berpacu mengejar ketinggalan dan obsesi dalam meningkatkan kemampuan
SDM paling tidak setara dengan Negara tetangga ASEAN, terutama menghadapi era
globalisasi.

Untuk mengejar ketinggalan telah banyak daya upaya yang dilakukan termasuk perangkat
pengaturan melalui penetapan undang-undang antara lain :

 UU. No. 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan


pelaksanaannya, mengamanatkan bahwa setiap tenaga : Perencana, Pelaksana, dan
Pengawas harus memiliki sertifikat, dengan pengertian sertifikat kompetensi keahlian
atau ketrampilan kerja. Untuk melaksanakan kegiatan sertifikasi berdasarkan
kompetensi diperlukan tersedianya “Bakuan Kompetensi” untuk semua tingkatan
kualifikasi dalam setiap klasifikasi di bidang Jasa Konstruksi.

 UU. No. 13 Tahun 2003, tentang : Ketenagakerjaan, mengamanatkan (Pasal 10 Ayat


(2)). Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu
pada standard kompetensi kerja.

 UU. No. 20 Tahun 2003, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan
pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan
pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).

 UU. No. 7 Tahun 2004, tentang : Sumber Daya Air menetapkan pada Pasal 71 Ayat 1
dan 2 bahwa :

(1) Menteri yang membidangi sumber daya air dan menteri yang terkait dengan
bidang sumber daya air menetapkan standar pendidikan khusus dalam bidang
sumber daya air

i
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

(2) Penyelenggaraan pendidikan bidang sumber daya air dapat dilaksanakan, baik
oleh Pemerintah, pemerintah daerah maupun swasta sesuai dengan standar
pendidikan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Mengacu pada amanat undang-undang tersebut di atas, diimplementasikan kedalam


konsep Pengembangan Sistem Pelatihan Jasa Konstruksi, yang oleh PUSBIN KPK
(Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi) pelaksanaan programnya
didahului dengan mengembangkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia), SLK (Standar Latih Kompetensi), dimana keduanya disusun melalui analisis
struktur kompetensi sektor/sub-sektor konstruksi sampai mendetail, kemudian dituangkan
dalam jabatan-jabatan kerja yang selanjutnya dimasukan ke dalam Katalog Jabatan Kerja.

Modul Pelatihan adalah salah satu unsur paket pelatihan sangat penting karena
menyentuh langsung dan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas SDM untuk
mencapai tingkat kompetensi yang ditetapkan, disusun dari hasil inventarisasi jabatan
kerja yang kemudian dikembangkan berdasarkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia) dan SLK (Standar Latih Kompetensi) yang sudah disepakati dalam
suatu Konvensi Nasional, dimana modul-modulnya maupun materi uji kompetensinya
disusun oleh Tim Penyusun/tenaga professional dalam bidangnya masing-masing,
merupakan suatu produk yang akan dipergunakan untuk melatih, dan meningkatkan
pengetahuan dan kecakapan agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang
dipersyaratkan dalam SKKNI, sehingga dapat menyentuh langsung sasaran pembinaan
dan peningkatan kualitas tenaga kerja konstruksi agar menjadi kompeten dalam
melaksanakan tugas pada jabatan kerjanya.

Dengan penuh harapan modul pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga
cita-cita peningkatan kualitas SDM khususnya di bidang jasa konstruksi dapat terwujud.

Jakarta, Nopember 2006


Kepala Pusat
Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi

Ir. Djoko Subarkah, Dipl. HE.


NIP : 110016435

ii
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

PRAKATA

Usaha dibidang Jasa konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telah
berkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai
badan usaha skala kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas
pelayanannya. Pada kenyataannya saat ini mutu produk, ketepatan waktu penyelesaian,
dan efisiensi pemanfaatan sumber daya relatif masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah ketersediaan tenaga ahli / terampil
dan penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan serta penguasaan
teknologi.

Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan
terhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan.
Untuk memenuhi kebutuhan terhadap produk sesuai kualitas standar tersebut, perlu
dilakukan berbagai upaya, mulai dari peningkatan kualitas SDM, standar mutu, metode
kerja dan lain-lain.
Salah satu upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkan
adalah dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang menggeluti
pekerjaan konstruksi baik untuk desain pekerjaan jalan dan jembatan, Desain Hidro
Mekanik pekerjaan sumber daya air maupun untuk Desain pekerjaan dibidang bangunan
gedung.
Kegiatan inventarisasi dan analisa jabatan kerja dibidang Sumber Daya Air, telah
menghasilkan sekitar 130 (seratus Tiga Puluh) Jabatan Kerja, dimana Jabatan Kerja Ahli
Desain Hidro Mekanik (Hydro Mechanical Design Engineer) merupakan salah satu
jabatan kerja yang diprioritaskan untuk disusun materi pelatihannya mengingat kebutuhan
yang sangat mendesak dalam pembinaan tenaga kerja yang berkiprah dalam Desain
Hidro Mekanik bidang sumber daya air.
Materi pelatihan pada Jabatan Kerja Ahli Desain Hidro Mekanik (Hydro Mechanical
Design Engineer) ini terdiri dari 6 (enam) modul yang merupakan satu kesatuan yang
utuh yang diperlukan dalam melatih tenaga kerja yang menggeluti Ahli Desain Hidro
Mekanik (Hydro Mechanical Design Engineer)
Namun penulis menyadari bahwa materi pelatihan ini masih banyak kekurangan
khususnya untuk modul Desain Pekerjaan Hidro Mekanik Sumber Daya Air.

Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan
guna perbaikan dan penyempurnaan modul ini.

Jakarta, Nopember 2006

Tim Penyusun

iii
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

LEMBAR TUJUAN

JUDUL PELATIHAN : AHLI DESAIN HIDRO MEKANIK

TUJUAN PELATIHAN

A. Tujuan Umum Pelatihan


Mampu membuat desain dan menyusun spesifikasi serta perhitungan biaya
pekerjaan Hidro Mekanik.

B. Tujuan Khusus Pelatihan

Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu :

1. Menerapkan UUJK, Sistem Manajemen K3 dan Ketentuan Pengendalian


Dampak Lingkungan.

2. Menggunakan Hasil Studi Kelayakan Pekerjaan Hidro Mekanik

3. Membuat Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

4. Menyusun Spesifikasi Pekerjaan Hidro Mekanik

5. Membuat RAB (Rencana Anggaran Biaya) Pekerjaan Hidro Mekanik

6. Menyusun Manual Operasi dan Pemeliharaan (O & P) Pekerjaan Hidro


Mekanik

iv
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

NOMOR / JUDUL MODUL : HDE–03 / DESAIN PEKERJAAN HIDRO MEKANIK

TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU)


Setelah modul ini dipelajari peserta mampu menganalisis data-data untuk menyusun
kriteria desain sebagai dasar membuat detail desain.

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS (TPK)

Setelah modul ini selesai dipelajari, peserta mampu :

1. Menganalisis data hidrolika, hidrologi dan parameter bangunan sipil

2. Menyusun kriteria desain

3. Menentukan jenis dan tipe peralatan Hidro Mekanik

4. Membuat detail desain Hidro Mekanik

v
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i


PRAKATA................................................................................................................ iii
LEMBAR TUJUAN ................................................................................................ iiv
NOMOR / JUDUL MODUL ...................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... ix
DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL ............................................... x
DAFTAR MODUL .................................................................................................. xi
PANDUAN PEMBELAJARAN ............................................................................... xii
MATERI SERAHAN ............................................................................................. xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1 - 1


1.1 Umum ......................................................................................... 1 - 1
1.2 Latar Belakang ............................................................................ 1 - 1
1.3 Lingkup Pekerjaan ..................................................................... 1 - 1
1.4 Maksud dan Tujuan ................................................................. 1 - 2

RANGKUMAN
LATIHAN

BAB 2 ANALISIS DATA HIDROLIKA, HIDROLOGI DAN PARAMETER


BANGUNAN SIPIL ............................................................................. 2 - 1

2.1 Umum ........................................................................................ 2 - 1


2.2 Analisa Hidrolika Bangunan Pengelak ..................................... 2 - 1
2.3 Analisa Hidrolika Bangunan Pelimpah ....................................... 2 - 6
2.4 Parameter Bangunan Sipil ........................................................ 2 - 8

RANGKUMAN
LATIHAN

vi
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

BAB 3 PENYUSUNAN KRITERIA DESAIN .................................................. 3 - 1


3.1 Umum ....................................................................................... 3 - 1
3.2 Kriteria Desain ........................................................................... 3 - 1

RANGKUMAN
LATIHAN

BAB 4 JENIS DAN TIPE PERALATAN HIDRO MEKANIK ........................... 4 - 1


4.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Tipe ...................... 4 - 1
4.2 Pembagian Tipe Bangunan Pelimpah Berdasarkan
Penggunaannya ........................................................................ 4 - 2
4.3 Pembagian Tipe Pintu Air Berdasarkan Bentuknya ..................... 4 - 2
4.4 Pembagian Tipe Pintu Air Berdasarkan Fungsinya ..................... 4 - 4

RANGKUMAN
LATIHAN

BAB 5 DETAIL DESAIN HIDRO MEKANIK .................................................... 5 - 1


5.1 Detail Desain Hidro Mekanik ....................................................... 5 - 1
5.2 Spillway ....................................................................................5 - 19

RANGKUMAN
LATIHAN

DAFTAR PUSTAKA

vii
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Kondisi Aliran yang Lewat Di dalam Terowongan ...................... 2-2
Gambar 2.2 : Debit yang Lewat Di dalam Terowongan dalam
Kondisi Aliran Terbuka dan Tertekan ........................................ 2-3
Gambar 2.3 : Nilai Koefisien pada Bentuk Inlet .............................................. 2-3
Gambar 3.1 : Hidrograf Banjir PMF .................................................................. 3-2
Gambar 3.2 : Hidrograf Banjir Kala Ulang 100 tahun ........................................ 3-2
Gambar 3.3 : Hubungan Elevasi, luas genangan dan Volume pada
waduk Jatigede........................................................................... 3-3
Gambar 5.1 : Struktur Pintu dan Rencana Permukaan Air ............................ 5-20
Gambar 5.2 : Vektor Beban Air ..................................................................... 5-22
Gambar 5.3 : Struktur Pintu Radial dari Samping ......................................... 5-22
Gambar 5.4 : Struktur Pintu Radial dari Atas ................................................ 5-23
Gambar 5.5 : Gambar Momen dan Gaya Geser ........................................... 5-28
Gambar 5.6 : Kondisi Beban pada Girder Utama Bagian Atas ...................... 5-32
Gambar 5.7 : Momen Lentur dan Gaya Geser .............................................. 5-38
Gambar 5.8 : Beban pada Girder Bawah ...................................................... 5-40

viii
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Hubungan antara Nilai tinggi Air, debit dan


Tampungan (H-Q-S) ................................................................. 2-5
Tabel 2.2 : Resume Perhitungan Penelusuran Banjir ................................ 2-6
Tabel 2.3 : Kasus-kasus yang Ditinjau ...................................................... 2-8
Tabel 2.4 : Kriteria Faktor Keamanan untuk Masing-masing Kasus ........... 2-8
Tabel 2.5 : Hasil Analisis Stabilitas ............................................................ 2-9

ix
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL


PELATIHAN AHLI DESAIN HIDRO MEKANIK

1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Ahli Desain Hidro Mekanik
(Hydro Mechanical Design Engineer) dibakukan dalam Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI) yang didalamnya telah ditetapkan unit-unit kompetensi,
elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja, sehingga dalam Pelatihan Ahli Desain
Hidro Mekanik, unit-unit kompetensi tersebut menjadi Tujuan Khusus Pelatihan.

2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisa dari masing-masing Unit
Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang menghasilkan
kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja melalui metode pembelajaran
yang diberikan untuk mencapai indikator keberhasilan dengan tingkat / level dari
setiap Elemen Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu susunan kurikulum
dan silabus pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut.

3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka berdasarkan


Kurikulum dan Silabus sebagai cerminan unit kompetensi yang ditetapkan dalam SLK,
disusun seperangkat modul pelatihan (seperti tercantum dalam daftar modul) yang
harus menjadi bahan pengajaran dalam pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik (Hydro
Mechanical Design Engineer).

x
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

DAFTAR MODUL

PELATIHAN : AHLI DESAIN HIDRO MEKANIK


(Hydro Mechanical Design Engineer)

NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT


KOMPETENSI
UUJK, SMK3 dan Ketentuan
1. HDE - 01 UUJK, SMK3 dan Pengendalian 1. Pengendalian Dampak
Dampak Lingkungan Lingkungan

Menggunakan hasil studi


2. HDE - 02 Kajian Studi Kelayakan Pekerjaan 2. kelayakan pekerjaan Hidro
Hidro Mekanik Mekanik

3. Desain Pekerjaan Hidro Membuat desain


HDE - 03 3.
Mekanik pekerjaan Hidro Mekanik

4. Spesifikasi Pekerjaan Hidro Menyusun spesifikasi


HDE - 04 4.
Mekanik pekerjaan Hidro Mekanik

Perhitungan Biaya Pekerjaan Membuat RAB pekerjaan


5 HDE - 05 5.
Hidro Mekanik Hidro Mekanik

Menyusun manual operasi


6 HDE - 06 Manual Operasi dan 6. dan pemeliharaan (O dan P)
Pemeliharaan (O & P) pekerjaan Hidro Mekanik

xi
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

PANDUAN PEMBELAJARAN

Pelatihan : Ahli Desain Hidro Mekanik


Judul : Desain Pekerjaan Hidro Mekanik
Deskripsi : Materi ini membahas analisis data-data untuk menyusun kriteria
desain sebagai dasar membuat detail desain.
Tempat kegiatan : Dalam ruang kelas
Waktu Kegiatan : 8 jam pelajaran (1 jam pelajaran = 45 menit)

No. Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung

1. Ceramah : Pembukaan
- Menjelaskan Tujuan Pembelajaran - Mengikuti penjelasan TPU & OHT
Umum dan Khusus (TPU & TPK) TPK dengan baik dan aktif
- Merangsang motivasi peserta dengan - Mengajukan pertanyaan
pertanyaan atau pengalamannya apabila kurang jelas
dalam membuat detail desain
- Waktu : 10 menit
2. Ceramah : Pendahuluan
- Menjelaskan secara umum - Memperhatikan penjelasan OHT
Kriteria dan perhitungan desain yang instruktur dengan baik dan
digunakan sebagai acuan untuk aktif
melaksanakan pekerjaan Desain Hidro - Mencatat hal-hal yang perlu
Mekanik. - Mengajukan pertanyaan
apabila kurang jelas.
- Waktu : 15 menit
- Bahan : Materi Serahan (Bab. 1)
3. Ceramah : Analisis Data Hidrolika,
Hidrologi dan Parameter
Bangunan Sipil
- Menjelaskan analisa hidrolika - Memperhatikan penjelasan OHT
bangunan pengelak, analisa hidrolika instruktur dengan baik dan
bangunan pelimpah dan parameter aktif
bangunan sipil - Mencatat hal-hal yang perlu
- Waktu : 45 menit - Mengajukan pertanyaan
- Bahan : Materi Serahan (Bab.2) apabila kurang jelas.

xii
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

4. Ceramah : Penyusunan Kriteria Desain


- Menjelaskan kriteria desain bangunan - Memperhatikan penjelasan OHT
pelimpah dan terowongan pengelak instruktur dengan baik dan
aktif
- Mencatat hal-hal yang perlu
- Mengajukan pertanyaan
apabila kurang jelas
- Waktu : 45 menit
- Bahan : Materi Serahan (Bab.3)
5. Ceramah : Jenis dan Tipe Peralatan
Hidro Mekanik
- Menjelaskan faktor-faktor yang - Memperhatikan penjelasan OHT
mempengaruhi pemilihan tipe, instruktur dengan baik dan
pembagian tipe bangunan pelimpah aktif
berdasarkan penggunaannya, - Mencatat hal-hal yang perlu
pembagian tipe pintu air berdasarkan - Mengajukan pertanyaan
bentuk dan fungsinya. apabila kurang jelas
- Waktu : 45 menit
- Bahan : Materi Serahan (Bab.4)
6. Ceramah : Detail Desain Hidro Mekanik
- Memperhatikan penjelasan OHT
- Menjelaskan pendesainan pintu instruktur dengan baik dan
terowongan dan spillway aktif
- Waktu : 200 menit - Mencatat hal-hal yang perlu
- Bahan : Materi serahan (Bab 5) - Mengajukan pertanyaan
apabila kurang jelas

xiii
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

MATERI SERAHAN

xiv
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Umum
Kriteria dan Perhitungan Desain digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan
pekerjaan desain Hidro Mekanik. Modul ini berisikan perencanaan dasar untuk
pekerjaan desain Hidro Mekanik yang meliputi penentuan dimensi dari Terowongan
Pengelak, outlet Irigasi, power waterway, spillway. Disamping itu disampaikan pula
pekerjaan Hidro Mekanik yang meliputi :
 Analisa hidrolika, hidrologi dan parameter bangunan sipil
 Penyusunan kriteria desain
 Jenis dan tipe peralatan hidro mekanik
 Detail desain Hidro Mekanik

1.2 Latar Belakang


Rencana untuk mendesain Hidro Mekanik dimulai dengan berbagai studi, dengan
mempertimbangkan kondisi daerah pengaliran sungai seperti hidrologi serta kondisi
lainnya disepanjang sungai yang berpengaruh terhadap dimensi peralatan Hidro
Mekanik. Dengan pertimbangan inilah diperlukan data-data dan dokumen-dokumen
yang dapat digunakan sebagai referensi dapat dilakukan pekerjaan Hidro Mekanik
misalnya seperti pada Terowongan Pengelak dan Bangunan spillway.

1.3 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan membuat desain pekerjaan Hidro Mekanik terdiri dari persiapan
dan pengumpulan data yang mencakup sebagai berikut :
 Mengumpulkan informasi data-data yang ada.
 Mengumpulkan data-data hidrolika, hidrologi dan parameter bangunan sipil
 Studi alternatif letak dan tipe peralatan Hidro Mekanik berdasarkan data
hidrologi
 Menyusun kriteria desain
 Menentukan optimasi dimensi
 Mempelajari desain yang sudah ada

1-1
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

1.4 Maksud dan Tujuan


Seorang desain Hidro Mekanik harus mempunyai standar kompetensi dengan
tingkatan tertentu. Untuk itu diperlukan beberapa pengetahuan antara lain
pengetahuan membuat desain Hidro Mekanik. Jadi maksud dan tujuan dari modul
ini adalah untuk memperkenalkan dan membekali peserta pelatihan dalam
melakukan desain pekerjaan Hidro Mekanik di bidang Sumber Daya Air.

1-2
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

RANGKUMAN

Kriteria dan perhitungan desain digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan pekerjaan
Desain Hidro Mekanik. Modul ini berisikan perencanaan dasar untuk pekerjaan desain
yang meliputi penentuan dimensi dari suatu bangunan. Di samping itu, pekerjaan Hidro
Mekanik meliputi :
 Analisa hidrolika, hidrologi dan parameter bangunan sipil
 Penyusunan kriteria desain
 Jenis dan tipe peralatan Hidro Mekanik
 Detail desain Hidro Mekanik

1-3
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

LATIHAN

1. Lingkup pekerjaan membuat desain pekerjaan Hidro Mekanik terdiri dari persiapan
dan pengumpulan data, apa saja yang tercakup dalam persiapan dan pengumpulan
data tersebut ? Sebutkan dan jelaskan !
2. Digunakan untuk apa kriteria dan perhitungan desain ?

1-4
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

BAB 2
ANALISIS DATA HIDROLIKA, HIDROLOGI DAN
PARAMETER BANGUNAN SIPIL

2.1 Umum
Berdasarkan kondisi topografi, rencana teknis saluran didasarkan pada perhitungan-
perhitungan hidrolika untuk memperoleh gambaran kondisi pengaliran melalui suatu
saluran tersebut pada debit-debit tertentu. Bentuk dan dimensi saluran serta tinggi
peralatan Hidro Mekanik misalnya pada bangunan pengelak. Di bawah ini akan
diberikan contoh analisa hidrolika pada bangunan pengelak.

2.2 Analisa Hidrolika Bangunan Pengelak


Aliran air yang lewat di terowongan diperhitungkan terhadap dua macam keadaan
yaitu:
2.2.1 Pada saat seluruh panjang terowongan belum terisi penuh oleh air sehingga
masih berupa aliran terbuka (open channel flow).
Dalam hal ini digunakan rumus :
Q=AxV
V = 1/n x R2/3 x I1/2
Dimana :
Q = Debit yang lewat melalui terowongan (m3/dt)
V = Kecepatan aliran didalam terowongan (m/dt)
n = Angka kekasaran
R = Jari-jari hidrolik (m)
I = Kemiringan terowongan

2.2.2 Pada saat seluruh panjang terowongan penampang atau alirannya terisi
penuh oleh air, sehingga terjadi aliran tekan. Dalam hal ini kecepatan airnya
ditentukan oleh perbedaan tinggi tekan, sehingga menggunakan rumus
sebagai berikut :

2 gH
V
f

2 gH
Q  Ax
f

2-1
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

Dimana :
Q = Debit beraliran tekan (m3/dt)
g = Percepatan grafitasi (m/dt2)
H = Tinggi tekan (m)
 f = Jumlah koefisien tinggi tekan
Kondisi aliran terbuka dan tertekan yang lewat di dalam terowongan
ditunjukkan dalam gambar dibawah ini :

Gb. 2.1 Kondisi Aliran yang lewat di dalam Terowongan

2-2
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

Gb. 2.2 Debit yang lewat di dalam Terowongan dalam kondisi aliran terbuka dan
tertekan

2.2.3 Kehilangan tekanan diperhitungkan dalam aliran didalam terowongan,


besaran kehilangan tekanan yang dimaksud antara lain :
 Kehilangan tekan pada saat masuk didalam bangunan inlet (he)
Rumus he = fe . V2/2g
Dimana :
V = Kecepatan aliran (m/dt)
g = Percepatan grafitasi (m/dt2)
fe = Koefisien kehilangan tekan pada saat masuk
Nilai (fe) tergantung bentuk bangunan inlet, besarnya seperti ditunjukan
dalam gambar dibawah ini :

Gb. 2.3 Nilai Koefisien pada Bentuk Inlet

2-3
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 Kehilangan tekan akibat gesekan disepanjang terowongan (hf)


Rumus hf = 124,5 . n2 / D1/3 c L/D x V2/2 g
Dimana :
n = Koefisien kekasaran
L = Panjang terowongan (m)
D = Diameter terowongan (m)
V = Kecepatan aliran (m/dt)
g = Percepatan grafitasi (m/dt2)
 Kehilangan tekan akibat belokan (hb)
Rumus :
hb = fb1 . fb2 . V2/2g
fb1 = 0,131 + 0,1632 x (D/R) 7/2
fb2 = ( / 90)1/2
Dimana :
fb1 = Koefisien belokan akibat diameter dan jari-jari lengkung
fb2 = Koefisien belokan akibat dari sudut lengkung
D = Diameter terowongan (m)
R = Jari-jari lengkung belokan
 = Sudut lengkung belokan
V = Kecepatan aliran (m/dt)
g = Percepatan grafitasi (m/dt)
 Kehilangan tekan pada saat masuk didalam bangunan inlet (he)
Rumus :
He = fo . V2 / 2g
Dimana :
V = Kecepatan aliran (m/dt)
g = Percepatan grafitasi (m/dt)
fo = Koefisien kehilangan tekan pada saat keluar
 Perhitungan diameter terowongan pengelak
Untuk memudahkan para peserta pelatihan dalam melakukan
perhitungan diberikan contoh dan data teknis seperti di bawah ini :
Diketahui data teknis :
- Diameter terowongan = 10,00 m (dicoba)
- Elevasi main cofferdam = 204,00 (direncanakan)
- Lantai dasar dibagian inlet = EL.164,00
- Lantai dasar di bagian outlet = EL.154,50

2-4
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

- Panjang terowongan = 555,75 m


- Panjang Conduit = 173,75 m
- Kemiringan terowongan (I) = 0,0130
 Perhitungan penelusuran banjir lewat terowongan
Terlebih dahulu disiapkan tabel yang menunjukkan hubungan H, Q, S,
 ,  , Dimana :
H = Tinggi air di waduk (m)
Q = Debit yang lewat terowongan (m3/dt)
S = Tampungan di waduk (m3)
 = S/ t  Q/2 (nilai ksi)
 = S/ t  Q/2 (nilai psi)
Perhitungan hubungan H–Q–S dihitung dengan 2 (dua) jenis aliran yaitu
aliran terbuka dan aliran tertekan, hasil perhitungan disajikan dalam tabel
berikut ini :

Tabel 2.1
Hubungan antara nilai tinggi air, debit dan tampungan (H-Q-S)

H Q Q/2 S S/∆t
Elevasi   Keterangan
(m) (m3/dt) (m3/dt) x 106 m3 x 106.m3

164,00 0,0 0,00 0,00 0,000 12,50 0,00 0,00 Aliran


164,50 0,5 6,61 3,30 0,045 13,89 9,20 15,80 terbuka
165,00 1,0 28,73 14,37 0,050 15,28 -0,48 28,26
165,00 1,5 66,91 33,45 0,050 16,67 -18,18 48,73
166,00 2,0 120,46 60,23 0,060 18,06 -43,56 76,90
166,50 2,5 188,38 94,19 0,065 19,44 -76,13 112,25
... ... ... ... ... ... ... ...
184,00 20,0 1595,61 797,80 3,30 916,67 118.86 1714,47 Aliran tekan
184,50 20,5 1611,81 805,90 3,55 987,11 180,21 1792,01
185,00 21,0 1627,84 813,92 3,80 1055,56 241,63 1869,48

2-5
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

Setelah tabel hubungan H-Q-S dibuat, kemudian dihitung penelusuran banjir


lewat terowongan :
Data untuk perhitungan penelusuran banjir :
- Debit rencana Q100 = 3200 m3/dt (dimisalkan)
- Hydrograp banjir seperti yang terdapat dalam gambar 4.6 hubungan
inlfow (m3dt) dengan waktu (jam).
- Penelusuran banjir lewat terowongan dimulai dari sumbu terowongan
inlet.
= Elev. 164,00 + (1/2 x 10,00) = Elev. 169,00

Perhitungan penelusuran banjir disajikan dalam lembar lampiran. Hasil


penelusuran banjir dengan berbagai diameter yaitu 1 = 9,00 m, 2 = 9,50
m, 3 = 10,00 m dan 4 = 10,50 m dapat dilihat dalam lembar lampiran.
Resume dari perhitungan penelusuran banjir dapat dilihat dalam tabel di
bawah ini.
Tabel 2.2
Resume Perhitungan Penulusuran Banjir

Diameter Elevasi as Tinggi air Elevasi air


No.
Terowongan terowongan maksimum maksimum

1. 9,00 168,50 37,04 205,54


2. 9,50 168,75 35,14 203,89
3. 10,00 169,00 33,18 202,18
4. 10,50 169,25 31,20 200,45

Karena main cofferdanm direncanakan dengan elevasi 204,00 m, maka


saluran pengelak berupa terowongan dipilih diameter 10,00 m dengan tinggi
jagaan 1,82 m.

2.3 Analisa Hidrolika Bangunan Pelimpah


Bangunan pelimpah merupakan bagian dari konstruksi bendungan yang berfungsi
untuk melimpahkan air pada waktu datang banjir sehingga air tidak sampai
melimpah di atas tubuh bendungan.
Bangunan pelimpah direncanakan dengan debit banjir rencana Probable Maximum
Flood (PMF), debit banjir yang melimpah di mercu pelimpah dihitung dengan cara

2-6
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

penelusuran banjir didapat debit outflow dimisalkan Qout = 444,07 m3/ dt. Elevasi
muka air tertinggi 261,98 m dan elevasi mercu pelimpah 247,00 m, sehingga tinggi
air di atas mercu pelimpah 14,98 m dan lebar pintu 12,50 m.
Bentuk mercu pelimpah direkomendasikan berdasarkan US Bereau of Reclamation
(USBR). Untuk menentukan mercu pelimpah menggunakan debit banjir rencana,
missal Q = 11.000 m3/ dt (lihat gambar 3.1).
Rumus yang digunakan untuk menentukan bentuk mercu pelimpah :
n
Y  X 
  K 
Ho  Ho 
Dimana :
Y = jarak vertikal dari as bangunan pelimpah ke titik di permukaan
bangunan pelimpah
X = jarak horisontal dari as bangunan pelimpah ke titik permukaan
bangunan pelimpah
Ho = Tinggi tekanan di atas mercu pelimpah
K dan n = Konstanta yang dipengaruhi oleh kemiringan pelimpah dan kecepatan
pada saluran pengarah.

Perhitungan debit yang melimpah di atas bangunan pelimpah digunakan rumus


sebagai berikut :

Q  0,552  C  L eff  H
3
2

C Inclined
C  Co 
C vertikal
L eff  L'  2 NK p  K a  . H
Dimana :
Q = debit rencana (m3/ dt)
C = koefisien debit
Leff = lebar effektif puncak pelimpah
H = tinggi tekanan total di atas mercu pelimpah (m)
L’ = panjang pelimpah sesungguhnya (m)
N = jumlah pilar di atas mercu pelimpah
Kp = koefisien pada pilar
Ka = koefisien pada dinding samping

2-7
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

2.4 Parameter Bangunan Sipil


Parameter bangunan sipil mengacu pada hasil penyelidikan survai investigasi
sebelumnya. Setelah uji laboratorium yang dilaksanakan selesai, perhitungan
stabilitas akan ditinjau kembali.
 Kasus-kasus yang ditinjau (misal : Bendungan Jatigede).
Tabel 2.3
Kasus-kasus yang Ditinjau
Lereng Kondisi
Kondisi Gaya
Kondisi Waduk yang Tegangan Air
Analisis Gempa
Dianalisis Pori
Muka Air Tinggi Normal
Kondisi - 1 100% hulu dan hilir kondisi steady
(NHWL El. 260 m)

Kondisi - 2 Saat selesai konstruksi 50% hulu dan hilir u  c γw H

Muka Air Sedang


Kondisi - 3 100% hulu dan hilir kondisi steady
(El. 245 m)
Penurunan air cepat
Kondisi - 4 50% hulu dan hilir kondisi unsteady
(dari El. 262 m ke El. 230 m)
Muka air banjir
Kondisi - 5 100% hulu dan hilir kondisi steady
(El. 262 m)

 Kriteria faktor keamanan untuk masing-masing kasus


Keamanan bendungan terhadap longsoran dinilai dari faktor keamanannya.
Mengacu pada pedoman tersebut di atas, berikut ini diberikan faktor keamanan
minimal yang diterapkan untuk Bendungan Jatigede.
Tabel 2.4
Kriteria Faktor Keamanan untuk Masing-masing Kasus

Syarat Faktor Syarat Faktor


Kondisi
Kondisi Waduk Keamanan Keamanan dengan
Analisis
Tanpa Gempa Gempa
Muka Air Tinggi Normal
Kondisi - 1 1,5 1,2
(El. 260 m)

Kondisi - 2 Saat selesai konstruksi 1,3 1,2

Muka Air Sedang


Kondisi - 3 1,5 1,2
(El. 245 m)
Muka air turun cepat
Kondisi - 4 1,3 1,2
(dari El. 262 ke El. 230)
Muka air banjir
Kondisi - 5 1,3 1,2
(El. 262 m)

2-8
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 Hasil analisis stabilitas, misal : Bendungan Jatigede.


Tabel 2.5
Hasil Analisis Stabilitas
Faktor Faktor
Kriteria
Kondisi Gaya Keamanan Keamanan
Kondisi Waduk Faktor
Analisis Gempa Lereng Lereng
Keamanan
Hulu Hilir
Muka Air Tinggi Normal
Kondisi - 1 0% 2,40 1,99 1,5
(NHWL El. 260 m)

Kondisi - 2 Saat selesai konstruksi 0% 1,33 2,05 1,3

Muka Air Sedang


Kondisi - 3 0% 2,31 2,05 1,5
(El. 245 m)
Penurunan air cepat
Kondisi - 4 0% 2,31 2,04 1,3
(dari El. 262 m ke El. 230 m)
Muka air banjir
Kondisi - 5 0% 2,14 1,96 1,3
(El. 262 m)

2-9
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

RANGKUMAN

Berdasarkan kondisi topografi secara umum rencana teknis saluran didasarkan pada
perhitungan-perhitungan hidrolika untuk memperoleh gambaran kondisi pengaliran
melalui suatu salauran pada debit-debit tertentu.
Dalam analisa hidrolika, bangunan pengelak diperhitungkan terhadap 2 (dua) keadaan,
yaitu :
 Pada saat seluruh panjang terowongan belum terisi penuh oleh air.
 Pada saat seluruh panjang terowongan terisi penuh oleh air.
Kemudian perhitungan didasarkan pada kehilangan tekanan dalam aliran di dalam
terowongan, kehilangan tekan pada saat air mulai masuk pada bangunan inlet dan
perhitungan penelusuran banjir lewat terowongan, serta analisa hidrolika bangunan
pelimpah direncanakan dengan debit banjir rencana.

2 - 10
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

LATIHAN

1. Berdasarkan kondisi topografi, digunakan untuk apa rencana teknis saluran yang
didasarkan terhadap perhitungan hidrolika ? Jelaskan !
2. Apa yang dimaksud dengan kehilangan tekanan yang diperhitungkan dalam aliran di
dalam terowongan ? Jelaskan !

2 - 11
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

BAB 3
PENYUSUNAN KRITERIA DESAIN

3.1 Umum
Penyusunan kriteria desain diperlukan sebagai dasar untuk mendesain pekerjaan
Hidro Mekanik yang berisikan detail desain tentang perhitungan dan analisa
pendesainan peralatan Hidro Mekanik dan pelengkap lainnya.

3.2 Kriteria Desain


Kriteria desain untuk pekerjaan Hidro Mekanik adalah sebagai berikut (sebagai
contoh diambil 2 (dua) data Waduk Jatigede) :
3.2.1 Data genangan waduk
Daerah tangkapan (catchment area) : 1462 km2
Muka air banjir maksimum (M. W. L) : EL. 262,00
Muka air normal maksimum (F. S. L) : EL. 260,00
Muka air minimum (M. O. L) : EL. 230,00
Luas genangan pada El. 262 : 41,22 km2
Luas genangan pada El. 260.000 : 39,53 km2
Luas genangan pada El. 230.000 : 12,70 km2
Kapasitas genangan pada El. 262,00 : 1.062,78 x 106 m3
Kapasitas genangan pada El. 260,00 : 979,50 x 106 m3
Kapasitas genangan pada El. 230,00 : 183,40 x 106 m3
Kapasitas tampungan efektif : 876,9 x 106 m3
(El. 230.000 – El. 260,00 m)
Volume tampungan mati (dead storage) : 102,64 x 106 m3
(El. 221,00)

3.2.2 Data bendungan


Bendungan
Tipe : timbunan batu dengan inti tanah
kedap air
Panjang puncak : 1.715,00 m
Puncak bendungan : EL. 265,00 m dan EL. 266,10 m
Lebar puncak : 12,00 m
Tinggi maksimum di atas dasar sungai : 110,00 m

3-1
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

Volume timbunan : 6 x 106 m3

Gambar 3.1 Hidrograf Banjir PMF

Gambar 3.2 Hidrograf Banjir Kala Ulang 100 Tahun

3-2
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

Gambar 3.3 Hubungan Elevasi, Luas Genangan Dan Volume Pada


Waduk Jatigede

3-3
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

3.2.3 Bangunan pelimpah (spillway)


Pintu yang berbentuk lengkung yang berputar pada titik pusatnya. Pintu ini
banyak digunakan untuk bangunan pelimpah, apabila debit airnya melebihi
batas, pintu akan membuka sendiri secara otomatis.
Cara pengoperasiannya dengan hidrolik, karena pintu air radial sangat berat
dan tidak dapat dilakukan cara manual.
Lokasi : di tengah bendungan bagian tebing
kanan
Jenis (tipe) : pelimpah dengan pintu dan saluran
peluncur
Panjang mercu : 50,00 m (4 x 12,50 m)
Permukaan mercu : EL. 247,00
Pintu radial : 4 unit (12 m lebar x 14,50 m tinggi)
Pintu stop log : 4 lembar/ balok
Debit rencana QPMF : 11.000,00 m3/ detik
Debit keluaran rencana (Q out) : 4.442,000 m3/ detik
Saluran peluncur
Lebar : 56,00 m (di hulu) dan 35,00 m (di hilir)
Panjang saluran peluncur : 330,25 m
Permukaan lantai ujung hilir : EL. 175,00

3.2.4 Terowongan pengelak (diversion tunnel)


Biasanya digunakan pintu geser tekanan tinggi (high pressure slide gate,
high pressure sliding gate, high pressure sluice gate) diatas 25 m atau
debitnya lebih besar. Cara pengoperasiannya dapat dilakukan dengan
listrik dan manual.
Tipe : penampang lingkaran
berlapis beton bertulang
Panjang L : 555,75 m
Diameter  : 10,00 m
Upstream conduit : panjang : 173,75
Diameter : 10,00 m
Muka dasar lantai inlet : EL. 164,00
Debit rencana kala ulang 100 tahun Q100 : 3.200 m3/ detik
Kapasitas debit keluar Qout : 1.729 m3/ detik
Pintu baja : 2 set @ 4,5 m lebar dan 10
m tinggi

3-4
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

RANGKUMAN

Penyusunan kriteria desain diperlukan sebagai dasar untuk mendesain pekerjaan Hidro
Mekanik yang berisikan detail desain tentang perhitungan dan analisa pendesainan
peralatan Hidro Mekanik dan pelengkap lainnya.

3-5
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

LATIHAN

1. Apa yang dimaksud dengan daerah tangkapan (catchment area) ?


2. Diperlukan sebagai dasar apa penyusunan kriteria desain ? Jelaskan !

3-6
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

BAB 4
JENIS DAN TIPE PERALATAN HIDRO MEKANIK

Dalam menentukan jenis peralatan Hidro Mekanik banyak pertimbangan dalam pemilihan
jenis peralatan tersebut. Namun di dalam pertimbangan tersebut banyak faktor-faktor
yang mempengaruhi pemilihan tipe.

4.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Tipe


4.1.1 Keamanan terhadap stabilitas konstruksi
Merupakan faktor yang sangat penting agar tidak membahayakan penduduk
yang tinggal di daerah sebelah hilir.
4.1.2 Tujuan pembangunan dan cara operasinya
Untuk menentukan tipe pintu air yang akan dipakai harus diadakan penelitian
yang seksama guna menghindarkan sesuatu yang tidak diinginkan.
4.1.3 Tipe bendungan
Kapasitas bangunan pelimpah pada bendungan urugan harus diambil lebih
besar dibanding tipe beton karena resiko terhadap bahaya limpasan juga
lebih besar. Pada bendungan urugan sering digunakan tipe dengan saluran
peluncur yang diletakkan di tanah asli untuk mencegah timbulnya bahaya
erosi. Apabila tempatnya tidak memungkinkan maka dicari kemungkinan
dengan bangunan pelimpah sisi.
4.1.4 Keadaan topografi setempat
Apabila lokasi tempat bendungan sempit maka tipe morning glory lebih tepat
karena tidak memerlukan tanah yang luas, hanya tipe ini tidak dapat
menampung debit banjir yang besar. Apabila lokasi bendungan agak
longgar, maka harus dipilih tipe lain, misalnya tipe sisi (side overflow chute
spillway).
4.1.5 Keadaan geologi setempat
Apabila keadaan geologinya baik, maka dapat dipilih tipe jatuh bebas,
sebaliknya apabila kurang baik harus dipertimbangkan tipe lainnya.
4.1.6 Keadaan hidrologi setempat
Apabila debit banjir yang diharapkan terjadi ternyata besar, maka tipe
morning glory, siphon, ambang pelimpah berbentuk huruf U/ setengah
lingkaran/ lebih dari satu lengkung harus dihindarkan karena berbahaya.
Makin lengkap data hidrologinya makin kecil resiko kesalahan di dalam

4-1
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

memilih asumsi-asumsi sehingga perhitungan yang dihasilkan makin


mendekati kewajaran. Demikian pula akan lebih tepat di dalam pemilihan
periode ulang yang dipakai untuk perhitungan debit banjir.
4.1.7 Keadaan disebelah hilir bendungan
Apabila di sebelah hilir bendungan terdapat daerah yang padat penghuninya
atau terdapat bangunan yang sangat penting maka harus dipilih tipe yang
keandalannya tinggi untuk mengurangi resiko terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan. Misalnya digunakan pintu air yang harus dapat dibuka dengan
beberapa cara dan dibuatkan bangunan pelimpah darurat.

4.2 Pembagian Tipe Bangunan Pelimpah berdasarkan Penggunaannya


Ada dua tipe yaitu : bangunan pelimpah tanpa alat kontrol dan bangunan pelimpah
dengan pintu air.
4.2.1 Bangunan pelimpah tanpa alat kontrol (bangunan pelimpah tanpa pintu air,
uncontrolled spillway, ungated spillway).
Tidak mempunyai resiko terhadap macetnya pembukaan pintu air akan tetapi
tipe ini hanya dapat dipakai untuk kapasitas debit banjir yang relatif kecil.
4.2.2 Bangunan pelimpah dengan pintu air (controlled spillway, gated spillway)
Banyak digunakan untuk kapasitas debit air yang besar, kadang-kadang
dengan resiko tidak dapat dibuka dan sangat membahayakan oleh karena itu
harus diupayakan cara pembukaan lebih dari satu.

4.3 Pembagian Tipe Pintu Air berdasarkan Bentuknya


4.3.1 Pintu air geser (slide gate, sliding gate, sluice gate)
Bentuknya sangat sederhana, untuk membuka daun pintu dilakukan dengan
menggeser ke atas sedang untuk menutupnya dengan menggeser ke
bawah. Posisi tertutup terdapat pada waktu daun pintu terdapat di bawah.
Banyak digunakan untuk bangunan pengambilan dengan debit air kecil.
4.3.2 Pintu air geser tekanan tinggi (high pressure slide gate, high pressure sliding
gate, high pressure sluice gate)
Hampir sama dengan pintu geser, hanya tekanannya lebih tinggi, diatas 25
m atau debitnya yang lebih besar.
4.3.3 Pintu air dengan roda (roller gate, fixed wheel gate)
Berbentuk empat persegi panjang dan dibantu dengan beberapa roda agar
mudah, baik untuk membuka maupun menutupnya. Banyak digunakan untuk
debit air yang lebih besar dibanding dengan pintu air geser. Pintu air tipe ini

4-2
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

banyak digunakan untuk bangunan pengambilan dan pengatur aliran air


sungai disebelah hilir waduk atau waduk alam (afterbay weir) agar debit
airnya tidak banyak berubah.
4.3.4 Pintu air stoney (stoney gate)
Hampir sama dengan pintu air dengan roda, hanya saja rodanya lebih kecil
tetapi banyak.
4.3.5 Pintu air caterpillar (roller mounted gate)
Cara bergeraknya dibantu dengan roda-roda kecil yang jumlahnya banyak
dan mengelilingi daun pintunya. Karena daun pintunya sangat berat. Banyak
digunakan untuk bangunan pengambilan air dengan debit air yang besar dan
tekanannya tinggi.
4.3.6 Pintu air radial (radial gate, tainter gate)
Berbentuk lengkung yang berputar pada titik pusatnya. Banyak digunakan
untuk bangunan pelimpah yang apabila debit airnya melebihi batas, akan
membuka sendiri secara otomatis.
4.3.7 Pintu air papan flash (flash board gate)
Berbentuk papan yang ditahan engsel dengan kabel. Pada waktu menutup,
kedudukan pintu miring ke atas dan pada waktu terbuka kedudukan pintu
miring ke arah bawah. Banyak digunakan untuk bangunan pengambilan.
4.3.8 Pintu air drum (drum gate)
Berbentuk lengkung yang berputar pada engselnya. Hampir sama dengan
pintu air radial, hanya pada waktu membuka daun pintu airnya bergerak ke
bawah sedang pada pintu air radial pada waktu membuka bergerak ke atas.
Banyak digunakan untuk bangunan pelimpah yang apa bila debit airnya
melebihi batas tertentu akan membuka sendiri.
4.3.9 Pintu air sektor (sector gate)
Hampir sama dengan pintu air drum, hanya lebih berat maka dibantu dengan
kabel dan mesin penggerak (winch) untuk mempermudah membuka dan
menutup daun pintunya.
4.3.10 Pintu air berputar (rolling gate)
Berbentuk lingkaran dengan poros horisontal. Pada waktu membuka daun
pintu bergerak keatas dengan rantai yang ditarik dengan mesin penggerak
lewat kabel. Banyak digunakan untuk bangunan pelimpah.
4.3.11 Pintu air cincin (ring gate)
Berbentuk cincin mengelilingi lubang pemasukan. Banyak digunakan untuk
bangunan pelimpah berbentuk ambang lingkaran (morning glory).

4-3
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

4.3.12 Pintu air silinder (cylinder gate)


Berbentuk silinder dengan poros vertikal. Pada waktu membuka daun pintu
ditarik ke atas. Banyak digunakan untuk bangunan pengambilan.
4.3.13 Pintu air flap (Flap gate)
Berbentuk papan dengan engsel yang ditahan kabel. Dengan menarik kabel,
daun pintu dapat dibuka. Banyak digunakan untuk bangunan pengambilan
dan untuk pintu air pelayaran sungai/ kanal.
4.3.14 Pintu air penangkap beruang (bear trap gate, double flap gate)
Berbentuk papan yang ditambah penyangga dan ditahan oleh engsel. Pada
waktu tertutup, daun pintu letaknya miring demikian pula penyangganya
letaknya horisontal. Penggunaannya sama dengan pintu flap.
4.3.15 Stop log
Terdiri dari batang kayu atau besi yang diletakkan secara ditumpuk dari
bawah ke atas sehingga lebih sederhana dan murah dibanding dengan pintu
air tipe lainnya. Digunakan di depan dan atau di belakang pintu air yang lain
dengan maksud agar pintu air tersebut dapat diadakan pemeriksaan dan
pemeliharaan pada waktunya. Apabila terjadi rembesan air dapat ditutup
dengan karet atau tanah liat.

4.4 Pembagian tipe pintu air berdasarkan fungsinya


4.4.1 Pintu air darurat (emergency gate)
Merupakan pintu air cadangan yang digunakan apabila pintu air yang biasa
tidak dapat dioperasikan. Banyak digunakan untuk bangunan pelimpah
darurat (emergency spillway).
4.4.2 Pintu pengatur (regulating gate)
Merupakan pintu air yang dioperasikan pada tekanan air penuh untuk
menahan aliran air.
4.4.3 Pintu air penjaga (guard gate)
Merupakan pintu air yang dioperasikan secara membuka penuh atau
menutup penuh dan tidak dapat dioperasikan sebagian saja.
4.4.4 Pintu air sekat (bulkhead gate)
Merupakan pintu air yang digunakan untuk menutup sementara suatu
saluran agar memungkinkan diadakannya pemeriksaan dan pemeliharaan
4.4.5 Pintu air pengeluaran (outlet gate)
Merupakan pintu air untuk membuka, mengatur dan menutup aliran air yang
keluar dari waduk atau waduk alam.

4-4
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

RANGKUMAN

Dalam menentukan jenis peralatn Hidro Mekanik banyak pertimbangan di dalam


pemilahan jenis peralatan tersebut. Di dalam pertimbangan tersebut antara lain
mencakup:
 Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan tipe
 Pertimbangan tipe bangunan pelimpah berdasarkan penggunaannya
 Pembagian tipe pintu air berdasarkan bentuknya
 Pembagian tipe pintu air berdasarkan fungsinya.

4-5
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

LATIHAN

1. Debit yang bagaimana yang digunakan dalam pintu air radial ?


2. Sebutkan 2 (dua) tipe bangunan pelimpah berdasarkan penggunaannya !

4-6
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

BAB 5
DETAIL DESAIN HIDRO MEKANIK

5.1 Detail Desain Hidro Mekanik


5.1.1 Pintu Diversion Tunnel
Data Teknis
Tipe : Pintu Beroda dari Baja
Jumlah : 2 setel
Bentang bersih : 4,5 m
Tinggi Pintu : 10 m
Tinggi muka air rencana : 36 m
Cara Sealing : 4 sisi seal karet pada permukaan hilir pintu
Pembengkokkan maximum : 1 / 800 bentang dukung
Karat ijin : 1 mm untuk bagian kena air
Kecepatan operasi : 0,3 m / menit ± 10 %
Tipe alat angkat : Crane
Pintu diturunkan dengan crane untuk
menutup mulut terowong pengelak dan tidak
akan diangkat lagi.
5.1.2 Beban bencana
 Pada kondisi normal

Beban tekanan air

5-1
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

Pw = 0,5 x (H22 – H12) x B x Gw

Dimana :
Pw = Beban tekanan air (tf)
H1 = Tinggi air dari atas pintu 26 m
H2 = Tinggi air dari dasar pintu 36 m
B = Bentang sealing = 4,62 m
Gw = Berat jenis air = 1,0 tf / m3
Pw = 1432,2 tf

5.1.3 Batang mendatar utama


 Susunan batang mendatar utama

 Beban muatan pada tiap batang


Beban muatan yang bekerja pada setiap batang dihitung dengan
persamaan berikut :
Batang A = b1 x (2 P1 + P2)/6 x B = 116, 89 tf
Batang B = b1 x ( P1  2 P 2) / 6  b2 x (2 x P 2  P3) / 6  x B = 231,44 tf
Batang C = b 2 x ( P 2  2 P3) / 6  b3 x (2 x P3  P 4) / 6 x B = 225,34 tf

Batang D = b3 x ( P3  2 P 4) / 6  b 4 x (2 x P 4  P5) / 6 x B = 223,16 tf

Batang E = b 4 x ( P 4  2 P5) / 6  b5 x (2 x P5  P 6) / 6 x B = 211,07 tf

5-2
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

Batang F = b5 x ( P5  2 P6) / 6  b6 x (2 x P6  P7) / 6 x B = 188,08 tf


Batang G = b6 x ( P6  2 P7) / 6  b7 x (2 x P7  P8) / 6 x B = 236, 05 tf

 Momen lentur dan gaya geser


- Momen lentur
Momen lentur dihitung dengan persamaan berikut :

Dimana :
Mmax = momen lentur maksimal (tf-m)
W = beban hidraulik pada tiap batang (tf)
L = bentang yang menahan = 5,02 m
B = bentang sealing = 4,62 m

 Gaya geser
Gaya geser maksimal dihitung dengan persamaan berikut :
W
S max
2
Dimana :
Smax = gaya geser maksimal
W = beban hidraulik pada tiap batang (tf)

 Hasil perhitungan
Semua batang mempunyai potongan sama, karena beban terbesar
bekerja pada batang B, momen lentur dan gaya geser dihitung hanya
untuk batang B.
Mmax = 156,8 tf – m
Smax = 115,72 tf

5-3
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 Sifat-sifat potongan dari batang

Batang C
Momen Inersia I = 832.156 cm4
Potongan Modulus Z = 15.157,67 cm3
Luas web Aw = 224,84 cm2
Luas A = 451,32 cm2

 Tegangan lentur dan geser


Tegangan lentur dan geser dihitung dengan persamaan berikut :
 max  Tegangan lentur max (kgf / cm 2 )

M max  Momen lentur max 156.8 tf  m

Z  Potongan modulus15.157,67 cm 3

 max  Tegangan geser max (kgf / cm 2 )

S max  Gaya geser max 115,72 tf )

Aw  Luas web pada ma sin g  ma sin g ujung 224,84 cm 2


Maka
 max  1034,45 kgf / cm 2

 max  256 , 40 kgf / cm 2


Tegangan lentur yang diijinkan = 1200 kgf / cm2 (bahan 40 kgf / cm2
kelas baja lunak).
Tegangan geser yang diijinkan = 700 kgf / cm2 (bahan 40 kgf / cm2
kelas baja lunak).

5-4
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 Defleksi maksimal dari setiap batang dihitung dengan persamaan


berikut:

W  3 L x B 2 B3 
δ max  L   
48 EI  2 8 
Dimana :
 max = defleksi maksimal setiap batang
W = beban rencana pada batang B = 231,44 kgf
L = bentang yang menahan = 5,02 m
B = bentang sealing = 4,62 m
E = modulus elastis baja = 2,1 x 106 kgf / cm2
I = Momen inersia = 832.156 cm4
23 x 10 10
 max  
1
defleksi diijinkan 
502 800

5.1.4 Gelagar tegak


 Momen lentur dan gaya geser
Momen lentur dan gaya geser dihitung dengan persamaan berikut :

 ℓ>m
Momen lentur
M = P x m x (3 ℓ2 – m2) / 24
Gaya geser
S = P x m x ( ℓ - m/2) / 2

5-5
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 ℓ≤m
Momen lentur
M = P x m x ℓ2 / 12
Gaya geser
S=Pxmxℓ/4
Dimana :
M = Momen lentur maksimal (kgf – cm)
P = tekanan air rata-rata (kgf / cm2)
m = jarak gelagar tegak (cm)
ℓ = jarak antara batang mendatar (cm)
S = Gaya geser maksimal (kgf)

 Sifat potongan
Potongan JIS G3192 hot roller steel (380 x 100 x 10,5 / 16) dan potongan
berikut dipakai
- Potongan hot rolled steel
I = 12100 cm4
Z = 642 cm3
Aw = 29,8 cm2

- Tegangan lentur dan geser


Perhitungan pada potongan (380 x 100 x 10,5 / 16)
M
 
Z

5-6
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

Dimana :
 = tegangan lentur maksimal (kgf/ cm2)
M = momen lentur maksimal 704107 kgf-cm
Z = modulus terkecil dari potongan 642 cm3
S
τ
Aw
Dimana :
 = tegangan geser maksimal (kgf/ cm2)
S = gaya geser maksimal 12912 kgf
Aw = luas terkecil dari web 29,8 cm2
Maka,
  1096,7 kgf / cm 2  1200 kgf / cm 2
Tegangan lentur yang diijinkan
  433,28 kgf / cm 2  700 kgf / cm 2
Tegangan geser yang diijinkan

5.1.5 Pelat kulit


Tegangan lentur dari pelat kulit dihitung sesuai dengan rumus timoshenko
berikut :

5-7
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

5-8
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

5.1.6 Batang akhir (end beam)


 Susunan roda utama
Empat roda utama dipasang pada setiap ujung batang dari daun pintu
dan susunannya adalah sebagai berikut :

 Gaya reaksi
Momen pada H

Momen pada I

Momen pada J

5-9
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

Maka diperoleh :

Beban yang diberikan pada setiap roda utama

 Momen lentur dan gaya geser


- Momen lentur

5 - 10
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

- Gaya Geser

5 - 11
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

- Sifat potongan batang akhir

- Tegangan lentur dan tegangan geser


Tegangan lentur

Tegangan lentur yang diijinkan = 1200 kgf /cm2

Tegangan geser yang diijinkan = 700 kgf /cm2

5.1.7 Rakitan roda utama


 Roda utama
Roda utama adalah dari tipe kontak titik dan kekuatannya dihitung
dengan rumus Hertz.

Dimana :
P = tegangan kontak Hertz (kgf/ cm2)
P1 = beban yang bekerja pada satu roda = 275 tf
= 275.000 kgf

5 - 12
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

a = setengah dari lebar kontak (diameter terbesar) cm


b = setengah dari lebar kontak (diameter terbesar) cm
m = faktor bentuk = 2,813
E = modulus elastisitas roda 2,1 x 106 kgf/ cm2
n = faktor bentuk = 0,485
Z = kedalaman dimana terjadi tegangan geser maksimal (cm)
= faktor untuk memberikan kedalaman dimana terjadi tegangan
geser maksimal = 0,775
R = radius roller 50 cm
R1 = radius tekuk dari rail track 750 cm

5 - 13
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 Tangkai
Momen lentur maksimal

Modulus potongan (Z)


Diameter tangkai 50 cm
d3 50 3
Z      8359 cm 3
32 32

5 - 14
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

5.1.8 Kerangka pengarah


Kekuatan kerangka traksi di tentukan dengan rumus Andre :

Dimana :
K = tegangan dukung beton (kgf/ cm2)
P = beban distribusi pada roda 275.000 kgf
bf = lebar dasar flange (cm)
I = momen inersia geometri dari kerangka trak (cm4)
M = momen lentur bekerja pada kerangka trak (kgf-cm)
a = separo panjang distribusi tegangan beton pada dasar kerangka trak
(cm)

5 - 15
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

Maka,
P
c 
Ac
 2,73 kgf / cm 2  8 kgf / cm 2 tegangan yang diijinkan

5 - 16
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

5.1.9 Beban operasi


 Beban daun pintu
WG = 90 tf
 Gaya geser karena roda utama

 Gaya gesek karena seal karet

5 - 17
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 Gaya tarik bawah

 Daya apung

 Beban operasi total

5 - 18
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

5.2 Spillway
5.2.1 Pintu radial spillway
Tipe : pintu radial
Jumlah : 5 buah
Tinggi : 14.500 mm (0,55 m tidak tercelup)
Lebar : 12.500 mm
Lantai dasar : EL. 246.050 mm
Permukaan air tertinggi (F.S.L) : 260.000 m
M.F.L : 263.000 mm
Head rencana : El. 260.550 – EL.246.050 = 14.500 mm
Bantalan : anti gesekan atau bantalan melumas
sendiri
Tegangan yang diijinkan : bahan SS 400 : 1200 kg/ cm2
SM 50 : 1600 kg/ cm2
Korosi : 2 mm untuk seluruh bangunan pintu

5 - 19
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

5.2.2 Perencanaan beban pada pintu

Gambar 5.1 Struktur pintu dan rencana permukaan air

5.2.3 Kondisi perencanaan


Perhitungan besaran sudut berdasar pada gambar 2.1
H1
α1  Sin -1 .
R
 0,4107 Rad

H
α 2  Sin -1 .
R
 0,555 Rad

H1
Sin α 1 
R
 0,4

H
Sin α 2 
R
 0,53

Cos α1  1  Sin 2 α1
 0,9165

Cos α 2  1  Sin 2 α 2
 0,8479

5 - 20
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

Dimana :
1 = sudut antara ujung permukaan air pada pintu dengan garis mendatar
pada pusat pin trunnion.
2 = sudut antara garis menadatar pada pusat pin trunnion dengan lantai
dasar pintu.
H = jarak tegak antara lantai dasar pintu dengan pusat trunnion (7,95 m).
H1 = jarak tegak antara rencana permukaan air dengan pusat pin trunnion.
Hd = Head rencana (EL. 260,55 – EL.246,05 = 14,50 m).
R = jari-jari pintu radial (15 m).

5.2.4 Beban hydraulic


 Beban mendatar akibat tekanan air
P = ½ W o . Hd2 . B
= 1314,06 tf
Dimana :
P = beban mendatar akibat tekanan air (tf)
Wo = berat jenis air (1,0 tf/ m3)
B = bentang pintu (12,5 m)
Hd = Head rencana (14,5 m)

 Beban tegak

Pu  1 . Wo . B . R2 Sinα2  Sinα1Cosα1  Cosα2   α2  α1  Sin α2  α1


2
 1168,03 tf

 Beban kerja dan arah gaya


Pc  P 2  Pu 2  1
2

 1758,13 tf

Pu
β  tan -1
p
 0,7108 Rad

Lc  α 2  β  α1  R
 3,288 m

5 - 21
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

Dimana :
Pc = total tekanan air = 1758,13 tf
 = sudut beban dari permukaan dasar pintu
Lc = jarak titik beban dari dasar pintu

Gambar 5.2 Vektor beban air

5.2.5 Struktur pintu

Gambar 5.3 Struktur pintu radial dari samping

5 - 22
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

Gambar 5.4 Struktur pintu radial dari atas

5.2.6 Distribusi beban


 Beban tekanan air

5 - 23
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

Dimana :
Pc = total beban tekanan air = 1758,13 tf
P1 = beban tekanan air pada lengan atas = 2359,9 tf
P2 = beban tekanan air pada lengan bawah = 2359,9 tf
 = sudut antara dua arah beban

 Beban pada alat pengangkat


Fu
F  75 tf
2

FH  F . Cos  n  37,5 tf
FV  F Sin  n  64,95 tf

Dimana :
F = beban angkat di satu sisi (tf)
Fn = beban yang diangkat (diperkirakan 150 tf)
FH = Beban arah lengan (tf)
FV = Beban arah tegak lurus lengan (tf)
n = sudut antara seling pengangkat dengan lengan

5 - 24
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

5.2.7 Struktur atas


 Ukuran, beban dan gaya
 Girder atas

Tebal plat web untuk bahan SM50


bw
tw  54   12,21 mm
130

Tebal flange
bf
tf  56   20 mm
24

 Lengan atas

5 - 25
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

Tebal web
bw
tw  24   5,75 mm
130
Tebal flange
tf
tf  26   16,6 mm
24

 Gaya yang timbul


 Faktor kekakuan
Ix 1 . S
k1 
Ix 2 . a
 12,38
 Gaya reaksi tegak pada titik A dan titik D
W.B
V1 
2
 1179,9 tf
Dimana :
V1 = gaya reaksi tegak
W = P1/ B
= 188,79 tf/m.
 Gaya reaksi mendatar pada titik A dan titik D

H 1  V1

C W a 2  6b 2


h 4 k 1  2  h
 164,82 tf
 Gaya axial pada lengan
V1 . h  H 1 . C
N1 
S
 1095,39 tf
 Momen lentur
Pada titik A

M AB 

W a 2  6b 2 
12 k 1  2 
 3,96 tf m

5 - 26
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

Pada titik B

M BA   2M AB   7,93 tf m

M BC 

 W 3k 1  b 2  a 2 
6 k 1  2 
  722,21 tf m

W . b2
M BE  
2
  714,27 tf  m
Dimana :
MBA = momen lentur AB pada titik B (tf-m)
MBC = momen lentur BC pada titik B (tf-m)
MBE = momen lentur BE pada titik B (tf-m)

Pada titik G
W . a2
MG   M BC
8
 434,8 tf  m
Dimana :
MG = momen lentur pada girder utama di titik G (tf-m)

 Gaya geser
Pada titik B
QBE = W . b
= 519,47 tf
Dimana :
QBE = gaya geser pada BE di titik B (tf)
W.a
Q BG 
2
 661,15 tf
Dimana :
QBG = gaya geser pada BG di titik B (tf)

5 - 27
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

Antara titik A dan titik B


M AB  M BA
Q AB 
S
 0,75 tf

 Gambar momen lentur dan gaya geser

Gambar 5.5 Gambar momen dan gaya geser


 Momen lentur (tf-m) - Gaya geser dan reaksi (tf)

 Tegangan
 Tegangan pada girder utama bagian atas di titik B
 Tegangan lentur
M BC
σ Bb   1328,3 kgf/ cm 2
Z X1
Dimana :
Bb = tegangan lentur di titik B (Kgf/ cm2)

5 - 28
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 Tegangan tekan axial


H1
Q BC   116,27 kgf/ cm 2
A1
Dimana :
BC = tegangan tekan pada titik B

 Total tegangan lentur


σ B  σB b  σB C
 1444,57 kgf/ cm 2
Dimana :
B = total tegangan di titik B (kgf/ cm2)
a = tegangan lentur yang diijinkan untuk SM 50 (1460,78 kgf/
cm2)

 Tegangan lentur yang diijinkan

 lo 
σ a  1600  16 K  8
 bf 
Aw 1
 1,53
Ac
Aw
K 3
2Ac
 1,94
8 lo
 4,12   8,79  30
K bf
a = 1460,78 kgf/ cm2

 Tegangan geser
Dipilih gaya geser maksimum QBG = 661,15 tf
Q BG
Q BG 
Aw 1
 771 kgf/ cm 2  τ a  900 kgf/ cm 2

5 - 29
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 Tegangan pada gider utama bagian atas di titik G


 Tegangan lentur
MG
Q Gb 
Zx 1
 958,32 kgf/ cm 2
Dimana :
Gb = tegangan lentur di titik G

 Tegangan tekan axial


H1
σ Gc 
A1
 116,27 kgf/ cm 2

 Total tegangan lentur


G = Gb + Gc
= 1074,59 kgf/ cm2 < a = 1200,32 kgf/ cm2
Dimana :
G = total tegangan lentur di titik G (kgf/ cm2)
a = tegangan lentur yang diijinkan dari SM 50 (kgf/ cm2)

 Tegangan lentur yang diijinkan


 lo 
σ a  1600  16  K  8
 bf 
Aw 1
 1,53
Ac

Aw 1
K  3
2Ac
 1,94

8 lo
 4,12   17  30
K bf
a = 1200,32 kgf/ cm2

5 - 30
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 Tegangan pada lengan


 Ukuran lengan
Besar sudut sesungguhnya antara lengan atas dan lengan bawah.
 = 55,36°

 Tegangan
Perhitungan tegangan dihitung berdasarkan rumus-rumus di bawah ini dan
terlihat pada tabel.
N 1 x 10 3
σN  kgf/ cm2
Zx 2

σx 
M x x 10 5
Zx 2
σ

 ax kgf/ cm 2
1600

Dimana :
N = tegangan axial pada bidang datar (kgf/ cm2)
x = tegangan lentur pada bidang datar (kgf/ cm2)

Dimana :
T < ax

5 - 31
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 Tegangan yang diijinkan


Pada bidang mendatar
S
15   40,54  80
Rx2

 S 
σax  1600  11,2   15
 R x2 
 1313,95 kgf/ cm 2

 Pembengkokan pada girder utama mendatar

Gambar 5.6 Kondisi beban pada girder utama bagian atas

 Pada pusat girder atas

δ 
5 . W . a2
384 E . Ix 1

5a 2  24b 2 
 0,0001 cm  0,001 mm
 0,0001 1
 
B 1250 800

 Pada ujung girder

δ
W.b
24 . E . Ix 1
3b 3  6b 2  a  b 3 
1
 0,0001 
800

5 - 32
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

5.2.9 Bagian bawah


 Ukuran-ukuran pokok, beban dan reaksi

Dimana :
W = beban tekanan air = w = 188,9 tf/ m
Ix3 = momen inersia girder utama (cm4)
Iy3 = momen inersia lengan (cm4)
B = bentang pintu (12,5 m)
h = jarak pusat girder dengan pusat pin (m)
s = panjang lengan (m)
a = jarak lengan pada girder (m)
b = jarak lengan ke ujung bentang
H2 = reaksi mendatar (tf)
V2 = reaksi tegak (tf)

5 - 33
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 Girder bawah dan lengan


 Girder bawah

Tebal minimum plat web (tw) dengan bahan SM 50


bw
t  56   28 mm
60

Tebal flange minimum (tf) dengan bahan SM 50


bf
tf  58   37,5 mm
24

 Lengan bawah

Tebal minimum web (tw)


bw
tw  26   21,94 mm
34

5 - 34
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

Tebal minimum flange


bf
tf  28   16,75 mm
24

 Gaya
 Faktor kekakuan
Ix 3 . S
K2   35,76
Ix 4 . a
 Reaksi tegak di titik A dan D
W.B
V2   FH
2
 1203,12 tf
 Gaya reaksi mendatar pada titik A dan D

H 2  V2
 
c W a 2  6b 2  12 FH . d

h 4 k 2  2  h
 168,20 tf
Dimana :
H2 = gaya reaksi mendatar pada bagian bawah
 Gaya axial pada lengan
V2 . h  H2 .c
N2 
S
 1116,96 tf
Dimana :
N2 = gaya axial pada lengan bawah
 Momen lentur
Pada titik A

M AB 
 
W a 2  6b 2  12 . FH . d
12 k 2  2 
 5,17 tf . m
Dimana :
MAB = momen lentur AB di titik A (tf . m)

Pada titik B
MBA = - 2 MAB = 10,34 tf . m

5 - 35
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

M BC 
 
W 3k 2 . b 2  a 2  6k 2 . FH . d
6 k 2  2 
 769,50 tf  m

w . b2
M BE    FH . d
2
  659,15 tf  m
Dimana :
MBA = momen lentur BA di titik B (tf-m)
MBC = momen lentur BC di titik B (tf-m)
MBE = momen lentur BE di titik B (tf-m)

Pada titik G
w . a2
MG   M BC
8
 1926,51 tf . m
Dimana :
MG = momen bending girder utama di titik G

 Momen lentur arah y – y dengan beban angkat


MB1 = M1G = Fv . d
= 159,12 tf – m
Dimana :
Fv = beban arah tegak untuk mengangkat = 64,95 tf
MB1, M1G = momen lentur pada titik B dan G untuk mengangkat (tf-m)

 Gaya geser
 Diantara titik A dan titik B
M AB  M BA
Q AB 
S
  0,98 tf
Dimana :
QAB = gaya geser AB pada titik A (tf)

5 - 36
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 Pada titik B
Wa
Q BG   661,15 tf
2

 Gaya geser dan momen putar titik B dan E pada girder bawah dan
beban angkat pada girder bawah dan beban angkat.

F = beban angkat pada satu sisi = 75 tf


FH = beban axial pada lengan = 37,5 tf
FV = beban tegak untuk mengangkat beban = 64,95 tf
Gaya geser pada bidang datar di titik B

QBE = Qw + QH
= W + FH, dimana W = w x b
= 519,47 tf
Dimana :
QBE = gaya geser BE di titik B (tf)
Qw = gaya geser pada plat web karena tekanan air (tf)
QH = gaya geser plat web karena beban angkat (tf)
QBE = 556,97 tf

*) Beban tegak
QV = FV = 64,95 tf
Dimana :
QV = gaya geser pada girder flange

5 - 37
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 Momen lentur pada pin trunnion karena gaya geser


MAL = - 98,55 tf-m
M4L = 81,29 tf-m

 Gambar momen lentur dan gaya geser

Gambar 5.7 momen lentur dan gaya geser

 Tegangan
 Tegangan girder bawah pada titik B
 Tegangan lentur
M BE
σ BH 
Zx3
 566,62 kgf/ cm 2
Dimana :
BH = tegangan lentur bidang datar di titik B (kgf/ cm2)
V = tegangan lentur bidang tegak di titik B (kgf/ cm2)

5 - 38
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 Tegangan tekan axial


H2
σ BC 
A3
 81,87 kgf/ cm 2
Dimana :
BC = tegangan tekan antara titik B dan C (kgf/ cm2)
 Total tegangan tekan
B = BH + V + BC
= 1254,69 kgf/ cm2 < B = 1600 kgf/ cm2
Dimana :
B = total tegangan tekan di titik B (kgf/ cm2)
a = tegangan lentur yang diijinkan SM 50 (kgf/ cm2)
 Tegangan geser antara B dan G
Q BG
τ BG   678,52 kgf/ cm 2  τa  900 kgf/ cm 2
A w3
Dimana :
BG = gaya geser pada titik B antara titik B dan G (kgf/ cm2)
Aw3 = luas penampang flange girder utama (cm2)

 Tegangan geser antara titik B dan E


 Beban tekanan air dan beban angkat
Q BE
τw   556,2 kgf/ cm 2  τ a  900 kgf/ cm 2
A w3
Dimana :
BE = tegangan geser di titik B antar titik B dan G (kgf/ cm2)
Aw3 = luas penampang flange girder utama = 974,4 cm2
 Beban angkat
QV
τV   36,01 kgf/ cm 2
AF
Dimana :
V = tegangan geser dari girder utama (kgf/ cm2)
AF = luas penampang flange girder utama
= 2 x 6 x 90 = 1080 cm2

5 - 39
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 Tegangan yang diijinkan


Pada bidang datar
S
15   40,54  80
R x4

 S 
σ ax  1600  11,2   15
 R x4 
 1313,95 kgf/ cm 2

 Pembengkokan pada girder utama datar

Gambar 5.8 Beban pada girder bawah

δ 
5 w . a2
384 . E . Ix3
 
F d . a2
 5a 2  24b 2  H
8 . E . I x3
 0,0000195 cm
δ 1
 1,5  10 8 
B 800

Dimana :
 = pembengkokan (cm)
E = modulus elastisitas baja 2,1 x 106 (kgf/ cm2)
B = bentang pintu (1250 cm)

δ1 
w. b

3b 3  6b 2 . a  b 3 
 24 . E I x3
 0,000035 cm

FH . d 3  3a  b
δ2    2 
 6 . E . I x3  d  d
 0,000029 cm

5 - 40
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

δ  δ1  δ 2  0,000064
δ 1
 5,1  10 8 
B 800

Dimana :
 = pembengkokan total girder utama bawah
1 = pembengkokan girder utama bawah karena tekanan air (cm)
2 = pembengkokan girder utama bawah karena beban diangkat
(cm).

 Pin trunion
 Gabungan gaya reaksi tegak (beban pada pin trunion)

PV  V 1  V2  2V1 V2 Cos θ
2 2

 2110 tf
Dimana :
PV = gabungan gaya reaksi tegak (tf)
V1 = reaksi gaya tegak pada lengan atas = 1179,9 tf
V2 = reaksi gaya tegak pada girder bawah = 1203,12 tf
 = sudut antara girder bawah dengan atas = 55,36°

 Total gaya reaksi mendatar


H = H1 + H2 = 333,02 tf
Dimana :
H = gabungan gaya reaksi tegak (tf)
H1 = gaya reaksi vertikal pada lengan atas = 164,82 tf
H2 = gaya reaksi vertikal pada girder bawah

 Momen
 Momen akibat gaya tegak
Mv = - Pv . r1 . 
= - 168,8 tf
Dimana :
Mv = momen akibat gaya tegak (tf-m)
r1 = jari-jari pin trunion = 0,4 m
 = koefisien antara pin dan metal berlapis oli = 0,2

5 - 41
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 Momen akibat gaya mendatar


MH = - H . r2 . 
= - 28,30 tf-m
Dimana :
MH = momen akibat gaya mendatar
r2 = jari-jari luar metal berlaqpis oli = 0,425 m

 Momen total
MT = MV + MH
= - 197,10 tf-m
Dimana :
MT = momen total (tf-m)

5.2.10 Hubungan antara lengan atas dengan lengan bawah

Sudut antara lengan atas dengan lengan bawah = 55,36°


P1, P2, P3 dan P4 = beban pada masing-masing titik
MAU, M4U = momen pada titik di lengan atas (tf-m)
MAL, M4L = momen pada titik di lengan bawah (tf-m)
MT = momen total pada pin trunion
= - 197,10 tf-m)
 1 ,  2 dan  3 = jarak antara masing-masing penyilang

5 - 42
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 Momen pada setiap titik


Iu
M An  M T
I u  I
IL
M AL  M T
I L  I
3
M 4n   M An
2  2   3 
3
M 4L   M AL
2  2   3 

Dimana :
Iu = momen inersia lengan atas (cm4)
IL = momen inersia lengan bawah (cm4)

 Pada posisi sama di lengan atas dan lengan bawah, lu = IL


1
M AU  M AL  M T   98,55 tf  m
2
2
M 4U  M 4L  - M An
 1   2 
 81,29 tf  m

5.2.11 Beam tegak


 Pengaturan beam tegak

5 - 43
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 Beban tekanan air


- Pembebanan air pada beam tegak sebagai berikut :

Dimana :
H = beban tekanan air pada titik D = 0 tf/ m2
w1 = beban tekanan air pada titik A = 4,26 tf/ m2
w2 = beban tekanan air pada titik B = 13,64 tf/ m2
H = beban tekanan air pada dasar = 14,5 tf/ m2
1 = panjang lengkungan dari D ke A = 5215 mm

2 = panjang lengkungan dari A ke B = 11480 mm

3 = panjang lengkungan dari B ke C = 1050 mm

 Beban karena berat pintu

5 - 44
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

Dimana :
L1 = jarak mendatar antara dasar dengan pin trunnion (12,72)
W = berat beban pada dasar pintu (tf/ m)
Wg = berat pintu = 150 tf (diperkirakan)
L2 = jarak antara titik berat pintu dengan pintu trumnion
= 11,85 m
B = bentang pintu = 12,5 m
d = jarak antara lengan bawah dan dasar pintu = 1m

Beban yang diterima dasar pintu


Wg . L 2
W  11,17 tf/ m
L1 . B
 Gaya
 Momen lentur dan gaya geser akibat beban tekanan air
2
1
MA   2h  w 1    19,30 tf  m
6
2
3
MB   2H  w 2    7,835 tf  m
6
Momentum lentur maksimal antara A dan B

W2  x 2 x2  x
M x  R' B  x   w 2  w 1   M B  M A  M B  
2 6 2  2 

Titik maksimal momen lentur dari titik B


w 2  w1  M  MB 
x 2  w 2 . x  R' B  A 0
2 2  2 
Dimana :
MA, MB, Mx = momen lentur pada setiap titik (tf-m/ m)
x = momen lentur maksimal dari titik B
R’B = gaya pada titik B akibat beban tekanan air antara titik
A dan B
2
R' B  2w 2  w 1   60,34 tf/ m
6
 w 2  w1  2  MA  MB 
Maka :   x  w 2 . x  R' B  0
 2 2   2 

5 - 45
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

X1 = 5,145
w2  x2 x3  x
M x  R' B . x   w 2  w 1   M B  M A  M B  
2 6 2  2
M x  104,186 tf  m

Pada titik B
H  W2  x  3
Q BC   14,773 tf
2

1  
2
2
Q BA  M A  M B  2w 2  w 1   59,34 tf
2  6 

Pada titik A
w 2  w1   2
Q AB   Q BA  43,4 tf
2
w 1  h 1
Q AD   11,10 tf
2

 Momen lentur dan gaya geser akibat tekanan air dan berat pintu
M’A = MA = - 19,30 tf-m
M’B = MB – W . d = - 10,50 tf-m/ m
2
 X1 
3
W . X1 X1
M' x  R' B . X  2 1
 w 2  w 1    M' B  M' A  M' B  
2 6 2  2 

Pada titik momen lentur maksimal dari titik B

 W2  W1  1 2  M' A  M' B 
 X  W2 . X  R' B  0
1

 2 2   2 
X11 = 5,17
2
 X1 
3
W . X1 X1
 R' B . X  2  w 2  w 1    M' B  M' A  M' B 
1 1
Mx 
2 6 2  2 
M x  134,02 tf  m
1

5 - 46
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

Dimana :
MA1, MB1, M1x = momen lentur pada setiap titik (tf-m/ m)
X1 = maksimal momen lentur dari titik B (m)
R’B = gaya reaksi pada titik B akibat beban tekanan air
pada titik A dan titik B (tf-m)

Pada titik B
W.d
Q1 BC  Q BC   21,15 tf
3

1  1 
2
2
Q 1
BA  M A  M B 
1
2w 2  w 1   59,57 tf
2  6 

Pada titik A
w 2  w1   2
Q1 AB   Q1 BA  43,17 tf
2
Q1AD = QAD = 11,10 tf

Tabel 5.1
Gaya Akibat Beban Tekanan Air

R'B (tf/ Momen Lentur (tf-m/ m) Gaya Geser (tf-m)


X (m)
m)
MA MX MB QBC QBA QAB QAD

5,145 60,34 - 19,30 + 104,186 - 7,835 + 14,773 + 59,34 + 43,4 + 11,10

Tabel 5.2
Gaya Akibat Beratnya Sendiri

R'B (tf/ Momen Lentur (tf-m/ m) Gaya Geser (tf-m)


X (m)
m)
M1A M1X M1B Q1BC Q1BA Q1AB Q1AD

5,17 60,34 - 19,30 + 134,02 - 10,50 + 21,15 + 59,57 + 43,17 + 11,10

5 - 47
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 Momen lentur dan tegangan


 MA max = MA . b = (- 19,30) x 0,680 = - 13,124 tf-m
1
MB max =MB.b = (- 10,50) x 0,680 = - 7,14 tf-m
MX max = M1X . b = (134,02) x 0,680 = 91,13 tf-m
Q max = Q1BC . b = (17,31) x 0,680 = 11,77 tf-m
Dimana :
b = jarak antara beam tegak = 0,680 m

 Bahan yang digunakan


H 900 x 300 x 16/28

5 - 48
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 Momen inersia
Ix = 399,633 cm4
Zx = 8880,72 cm3
Aw = 135,04 cm2
Ac = 84 cm2
A = 303,04 cm2

M A max
σA   147,78  σ A  1093,6 kgf/ cm 2
Zx
Dimana :
Aw
 1,6  2
Ac
Dimana :
K=2
9  280
 4,5  1   9,33  30
K bf 30

  
σ A  1200  11  K 1  9   1093,6 kgf/ cm 2
 bf 

Dimana :
MA = momen lentur di titik A
AC = luas penampang pada flange tekan = 84 cm2
Aw = luas plat web = 135,04 cm2
1 = panjang antara titik tetap = 300 mm
bf = lebar flange tekan = 300 mm
σA = tegangan lentur yang diijinkan (kgf/ cm2)

5 - 49
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 Tegangan di titik B
M B max
σB   80,39 kgf/cm 2  σ A  1093,6 kg/ cm 2
Zx

Dimana : tegangan yang diijinkan


9  280
 4,5  1   9,33  30
K bf 30

σ A  1093,6 kgf/ cm 2

 Tegangan pada titik X


M x max
σx   1026,15 kgf/ cm 2
Zx

σ k  1026,15 kgf/ cm 2  σ a  1200 kgf/ cm 2


Dimana :
σ x =tegangan lentur pada titik x
σ k = tegangan yang diijinkan pad las-lasan di kulit pintu

 Tegangan geser
Q max
τ  87,15 kgf/ cm 2
Aw
τ  87,15 kgf/ cm 2  τ a  700 kgf/ cm 2

5.2.12 Plat kulit


 Ukuran plat kulit

5 - 50
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 Tegangan lentur
1 P
σ  k  a2  2
100 t
 576,54 kgf/ cm 2  σ a  1200 kgf/ cm 2
Dimana :
σ = tegangan lentur (kgf/ cm2)
a = jarak antar ujung flange beam tegak = (28,2 cm)
b = panjang bentang dari bawah ke atas = 382,6 cm
p = tekanan air pada dasar pintu = 1,45 kgf/ cm2
b
k = faktor, dimana =  13,56
a
diambil k = 50
t = tebal kulit
t = to  ς
= 1,2 – 0,2 = 1,0 cm
Menggunakan plat t = 1,2 cm
ς = faktor korosi = 0,2 cm

5.2.13 Trunnion
Terdiri dari trunnion pin, bearing dan pedestal
 Ukuran pin trunnion

5 - 51
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 Momen lentur dan tegangan


 Momen lentur
w . b1
M 2 o  b1 
8
Pv
M 2o  b1   31650000 kgf  cm
8

 Tegangan
Bahan yang digunakan SC 46 – N
M
σ  924,35 kgf/ cm 2
Z
Dimana :
Z = modulus pin = 34240 cm3 (diameter d = 80 cm)
σ a = tegangan yang diijinkan SC 46 N = 1700 kgf/ cm2

 Tegangan geser
 Tegangan dan beban geser
1
S Pv  1055000 kgf
2
 Tegangan geser
S
τ  209,99 kgf/ cm 2
A
Dimana :
 = tegangan geser maksimum = 209,99 kgf/ cm2
A = luas penampang pin = 5024 cm2

 Bearings
Mempergunakan bearing yang perlu selalu mendapatkan
pelumasan yang dipasang pada trunnion yang menerima beban
campuran antara beban tegak dan momen gesek pada pin trunion.
 Spesifikasi bearing
JIS H5102 HBsC4
Dengan tekanan pada bearing fa = 250 kgf/ cm2

5 - 52
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 Tekanan Bearing
Pv 6 M AB
fv   2
 239,0075 kgf/ cm 2  fa  250 kgf/ cm 2
d . b1 d . b1
Dimana :
fv = tekanan pada bantalan akibat campuran beban tegak (kgf/
cm2)
MAB = momen lentur pada trunnion

M AB  5,17  3,96  1,21 tf  m

 Thrust bearing (bantalan luncur)


 Spesifikasi bantalan luncur
JIS H5102 HBsC4
Tekanan bearing yang diijinkan fa = 250 kgf/ cm2
 Tekanan pada bearing akibat beban mendatar
H
fH   484,83 kgf/ cm 2
π
4

do 2  di 2 
Dimana :
fH = tekanan pada bearing akibat gaya datar (kgf/ cm2)
H = total gaya mendatar pad atrunnion = 333,02 tf
do = diameter luar thrust bearing = 90 cm
di = diameter dalam pada thrust bearing = 85 cm

 Pedestal
Bahan yang digunakan SC 46
Pv
p  1318 kgf/ cm 2  σ a  1700 kgf/ cm 2
2.d.t
Dimana :
p = tekanan pada thrust bearing (kgf/ cm2)
t = tebal pedestal = 10 cm
σ a = tegangan yang diijinkan bahan SC 46 (kgf/ cm2)

5 - 53
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

5.2.14 Beban angkat


 Momen putar akibat berat pintu dan gaya reaksi
 Momen putar akibat berat pintu
M1 = Wg . L2 = 1775,5 tf-m
 Momen karena gesekan real karet
M 2  2μ x q  p . b  .  . Rb
= 79,18 tf-m
 Momen karena gesekan pin trunnion
M3 = 2 MT = 2 x 197,10 = 394,2 tf-m
 Momen karena pemberat
Berat pemberat = 70 tf
Lp = jarak pemberat ke pin = 10 m
M4 = (70 x Cos ) x Lp
= 598,24 tf-m

 Momen angkat, momen turun dan momen hambatan


 Momen angkat
Mu = M1 + M2 + M3 – M4
= 1650,64 tf-m
 Momen turun
Md = M1 – M2 – M3 – M4
= 703,88 tf-m
 Momen hambatan
Mr = M2 + M3
= 473,38 tf-m

 Beban angkat dan turun


 Gaya angkat
Mu
Fu 
L 4 Sin θ
 217,57 tf
Dimana :
Fu = gaya angkat (tf)
L4 = jarak antara pusat sheave dengan pusat pin = 14,389 m

5 - 54
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 Gaya turun
Md
Fd 
L 4 Sinθ
 92,82 tf
Dimana :
Fd = gaya turun (tf)
 Gaya hambat
Mr
Fπ 
L 4 Sinθ
 62,45 tf
 Gaya menutup
Fd = 92,82 > 0,25 x 62,45 = 15,61 tf

5.2.15 Pengangkat pintu


 Data perencanaan
Tipe : sling, satu motor dengan dua drum
Jumlah : 5 set
Kecepatan angkat : V = 0,3 m/ menit  10%
Beban angkat : W = 217,57 tf
Tinggi angkat : H = 14 m
Operasi manual : 10 kgf
Sistim kontrol : lokal dan jarak jauh

5 - 55
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 Sling
 Gaya tarik
W
Tr 
2  N  ηo
 15,45 tf
Dimana:
Tr = gaya tarik sling (tf)
N = jumlah sling tiap sisi = 8
 = 0,88
 Sling
Sling yang digunakan JIS G 3525,6 x Fi (29)
Class A galvanized IWRC
Diameter sling : d = 45 mm
Kekuatan patah : P = 131 kN
 Faktor keamanan
131
Beban yang diijinkan = P   8,4  8
15,45

 Drum dan katrol


 Diameter katrol
Ds = 17 . d = 17 x 45 = 765 mm
Dimana :
Ds = diameter katrol (mm)
d = diameter sling (mm)
Diambil diameter sheave (katrol) = 800 mm

 Diameter drum
Dd = 19 . d = 19 x 45 = 855 mm
Dimana :
Dd = diameter drum (mm)
d = diameter sling (mm)
Diambil diameter drum Dd = 1200 mm

5 - 56
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 Jumlah gulungan
N s  Lh 
Nw   dt
π  Dd
Dimana :
Lh = tinggi angkat 14 m
Ns = jumlah sling tiap sisi = 8
Dd = diameter drum
dt = tambahan gulung = 3
Maka :
8  14
Nw   3  32,72 putar
π  1,2

 Panjang drum
L = Nw x P
Dimana :
L = panjang drum (mm)
Nw = jumlah gulungan = 33 putar
P = jarak alur tali = 47,5 (mm)

 Putaran
Nd = (Vo x Ns) / ( x Dd)
Dimana :
Nd = putaran per menit
Vo = kecepatan operasi 0,3 m/ menit
Ns = jumlah sling tiap sisi = 8
Dd = diameter drum (m)
Nd = 0,63 Rpm

 Motor penggerak
 Daya motor
Ftot  
Po 
6,12  η t
 36,21 kw

5 - 57
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

Dimana :
Ftot = beban angkat 509,73 tf
 = kecepatan angkat = 0,3 m/ menit
t = efisien pengangkat = 0,69
t = s x d x g x r = 0,69
s = efisiensi sheave (katrol) = 0,883
d = efisiensi drum = 0,95
g = efisiensi roda gigi = 0,952
r = efisiensi roda sisi penurun = 0,973
Maka dipilih motor 18 kw, 6 pole
Kecepatan motor :
Nd = 120 x Ha (1 – S)/ P
= 940 Rpm
Dimana :
S = slip = 6%
P = jumlah pole = 6

 Motor listrik
Motor listrik yang digunakan
Daya : 18 Kw
: 3 phase, 380 volt, 50 HZ

 Kestabilan pintu terbuka


 Momen akibat tekanan angina

h 
2
h
M w  K w 1 . p w . B. h 2  2  h 1   2 K w 1 . p w . b . 1
2  2
 6,78 tf  m
Dimana :
Mw = momen akibat tekanan angin
Kw1 = faktor plat permukaan = 1,2
pw = tekanan angin = 300 kgf/ m2
B = bentang pintu = 12,5 m
h1 = jarak antara dasar pintu dengan pintrumion = 6,5 m
h2 = tinggi bukaan pintu = 14,5 m
b = lebar lengan = 0,4 m

5 - 58
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 Momen karena berat pintu


M g  Wg . L 2 Cos 
  2 
 150  11,85  Cos  1 
 2 
 1573,80 tf  m
Momen karena berat pintu > momen akibat tekanan angin
Mg > Mw, maka pintu stabil.

 Putaran poros dan torsi


 Torsi motor
Pm kw   η
T  974
N Rpm 
Torsi poros
T = Tm .  . i

Dimana :
 Perbandingan roda gigi drum = 1/ 6
 Perbandingan roda gigi pada kotak roda gigi = 1/ 500
 Efisiensi pada drum = 0,95
 Efisiensi pada kotak roda gigi = 0,65

5 - 59
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 Poros transmisi
 Ukuran poros transmisi

 Tegangan pada poros transmisi


 Momen lentur
Poros torsi
Tt = 3030,75 kgf-m0
= 3030,75 kgf cm

Momen lentur karena berat poros


W . L2
M
8
 128282,5kgf  cm

Momen lentur equivalent


Me = (M + Tt)/ 2
= 128585,57 kgf-cm

Momen torsi equivalent

Te  M 2  Tt
2

 40567,62 kgf  cm

 Tegangan lentur dan tegangan geser


Pada kopling di posisi ujung-ujung poros (bahan S35C – N)

Te
τ
2.Z.α
5200 3
 111,79 kgf/ cm 2  τa    780 kgf/ cm 2
5 4

5 - 60
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

Pada kopling posisi di tengah-tengah bahan (STPG 38)


Me 3800
σb   87,58 kgf/cm 2  σ a   760 kgf/ cm 2
Z 5
Te 3800 3
τ  13,81 kgf/ cm 2  τ a    570 kgf/ cm 2
2.Z 5 4

 Bahan yang digunakan pada poros transmisi


 Pada kopling di ujung poros, bahan JIS S 35 C. N
Diameter :d = 130 mm
Momen Inersia :I = 1,401 cm4
Modulus :Z = 216 cm3
Tegangan tarik : a = 5200 kgf/ cm2
Tegangan yield point : y = 3100 kgf/ cm2

 Pada kopling posisi tengah-tengah poros transmisi


Ukuran : 400 A
Diameter luar : do = 406,4 mm
Diameter dalam : di = 390,6 mm
Tebal :t = 7,9 mm
Luas penampang :A = 98,9 cm2
Momen Inersia :I = 19630,1 cm4
Modulus :Z = 1468,2 cm3
Berat : W = 77,6 kg/ m

Tegangan tarik ta = 3800 kgf/ cm2


Tegangan yield point y = 2200 kgf/ cm2

 Sudut putar poros


576.000  Tt
θ
π  G x D4 x 1  n 4
2
 
10 o
 0,232 x 10 /m  0,25 o /m

5 - 61
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 Pembengkokan poros
S . W . L4
δ
384 . E . I
 0,42 cm

 Kerangka penumpu
Kekuatan penumpu tralasi ditentukan dengan rumus Andre.
P
K  0,0588 
3 bf  I
P
a  0,75 
K  bf
K  a 2  bf
M s
4
Dimana :
K = tegangan dukung beton (kgf/ cm2)
P = beban daun pintu radial = 150.000 kgf
bf = lebar dasar flange (cm)
I = momen inersia geometri dan kerangka trak (cm4)
M = momen lentur bekerja pada kerangka trak (kgf-cm)
a = separo panjang distribusi tegangan beton pada dasar
kerangka trak (cm).
Dipakai besi H 700 x 300 x 13/ 24
I = 175000 cm4
Z = 5030 cm3
150000
K  0,0588
3
30 2 x 175000
 16,33 kgf/ cm 2  70 kgf/ cm 2 tegangan yang diijinkan

 Tegangan lentur pada kerangka trak


M
σ
Z
 770,50 kgf/ cm 2  120 kgf/ cm 2 tegangan yang diinginkan

 Tegangan geser beton


P
τc 
Ac

5 - 62
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

Dimana :
c = tegangan geser maksimal (kgf/cm2)
Ac = luas geser beton
= 30.688 cm2
Maka :
P
τc   4,88 kgf/ cm 2  8 kgf/ cm 2 tegangan yang diijinkan
Ac

5.2.16 Balok sekat (stoplogs) pada pintu spillway


Data perencanaan
Tipe : tipe pintu geser baja
Jumlah balok sekat : 1 set (4 blok)
Kerangka pengarah : 4 set
Batang angkat : 1 set
Tempat dudukan : 4 set
Bentang bersih : 12,5 m
Tinggi balok sekat : 13 m (4 x 3,25 m)
Lantai operasi : EL. 265,50 m
Lantai dasar : EL. 247 m
Head rencana : 13 (sama dengan tinggi balok sekat)
Cara sealing : 3 buah seal karet pada bagian hilir dari
balok sekat
1
Maksimum pembengkokan : bentang pendukung
600
Peralatan Operasi : dengan menggunakan crane

Beban rencana
Balok sekat dibuat sama ukuran dan kekuatannya sehingga satu sama lain
dapat dipindah-pindahkan dan dapat disusun tidak harus selalu berurutan
nomor balok sekat.

5 - 63
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

Pw = 0,5 x (H22 – H12) x B x Gw


= 465,82 tf
Dimana :
Pw = beban hidrolik total (tf)
H2 = tinggi air dari dasar balok sekat 13 m
H1 = tinggi air dari bagian atas balok sekat paling bawah = 10,4 m
B = bentang seal = 12,6 m
Gw = berat jenis air = 1 tf/ m3

Batang mendatar utama


 Susunan batang-batang mendatar utama

 Beban rencana pada tiang batang


Batang A = b1 x (2P1 + P2)/ 6 x B
Batang B = b1  P1  2P2 / 6  b 2  2P2  P3 / 6  B

Batang C = b 2  P2  2P3 / 6  b 3  2P3  P4 / 6  B

Batang D = b 3  P3  2P4 / 6  B

Maka :
Batang A = 80,06 tf
Batang B = 162,05 tf
Batang C = 151,62 tf
Batang D = 72 tf

5 - 64
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 Momen lentur dan gaya geser


Momen lentur

Momen lentur maksimum (Mmax)


Mmax = W x (2 x L – B)/ 8
Dimana :
W = beban rencana pada tiap batang (tf)
L = bentang dukung = 12,9 m
B = bentang sealing = 12,6 m

Gaya geser maksimum (Smax) = W/ 2


Hasil perhitungan adalah sebagai berikut :

Batang A dan D Batang B, C

W (tf) 80,06 162,05

Mmax (tf-m) 132,09 267,38

Smax (tf) 40,03 81,02

Karena beban rencana maksimum bekerja pada batang B, maka


momen lentur dan gaya geser yang dihitung hanyalah batang B.

5 - 65
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 Sifat potongan batang-batang

 Tegangan lentur dan tegangan geser

Tegangan lentur σ max 


M max  10 5 
Z

Tegangan geser τ max 


S max 10 3 
AW
Dimana :
max = tegangan lentur maksimum (kgf/ cm2)
Mmax = momen lentur maksimum (tf-m)
Z = modulus (cm3)
max = tegangan geser maksimum (kgf/ cm2)
Smax = gaya geser maksimum (tf)
Aw = luas web (cm2)

Batang D Batang B
M (tf m) 132,09 162,05
3
Z (cm ) 11536,11 25010,64
 (kgf/ cm2) 1145 647,92
S (kgf) 40,03 81,02
Aw (cm2) 167,04 355
 (kgf/ cm2) 239,64 228,22

5 - 66
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 Pembengkokan
Pembengkokan maksimum setiap batang (max) dihitung dengan
persamaan berikut :

W  3 L  B2 B3 
δ max   L   
48 EI  2 8 

Dimana :
W = beban bekerja pada setiap batang (kgf)
L = bentang dukung 12,9 m = 1290 cm
B = bentang sealing 12,6 m = 1260 cm
E = modulus elastisitas baja = 2,1 x 106 kgf/ cm2
I = momen inersia (cm4)
Maka :

Batang A Batang B
W (kgf) 80,06 162,05
I (cm4) 634486 25010,64
max 0,00137 0,00186
/ L 1062 x 10 –6 1441 x 10 –6

Pembengkokan maksimum 1/ 600

Gelagar Tegak
 Momen lentur dan gaya geser dihitung dengan rumus :

5 - 67
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 m
Momen lentur

M  P  m  3 2  m 2 / 24 
Gaya geser
 m
S  P  m     / 2
 2
 m
Momen lentur
M  P  m   2 / 12
Gaya geser
S  P  m   /4
Dimana :
M = momen lentur maksimum (kgf-cm)
P = tekanan air rata-rata (kgf/ cm2)
m = jarak gelagar tegak (cm)
 = jarak antara batang mendatar (cm)
S = gaya geser maksimum (kgf)

Bagian m  P M S
1 40 125 10,37 7825,02 21777
2 40 110 11,55 667,975 20790
3 40 90 12,56 475,186 17584

 Sifat potongan
 13 
Baja gulung panas JIS G 3192 potongan 380  100 
 20 
Potongan gulung panas
Momen inersia I = 15100 cm4
Modulus potongan Z = 799 cm3
Luas web Aw = 37,6 cm2

5 - 68
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

 Tegangan lentur dan geser


Perhitungan pada potongan
M
σ
Z
Dimana :
 = tegangan lentur maksimum (kgf/ cm2)
M = momen tekuk maksimum (kgf-cm)
Z = modulus terkecil dari potongan 799 cm3

Dimana :
 = tegangan geser maksimum (kgf/ cm2)
S = gaya geser maksimum (kgf)
Aw = luas terkecil web 37,6 cm2

Hasil perhitungan
1 = 979,35 kgf/ cm2 1 = 579,17 kgf/ cm2
2 = 836,01 kgf/ cm2 2 = 552,92 kgf/ cm2
3 = 594,72 kgf/ cm2 3 = 467,65 kgf/ cm2

Tegangan lentur yang diijinkan = 1200 kgf/ cm2


Tegangan geser yang diijinkan = 700 kgf/ cm2

Pelat kulit
Tegangan lentur pelat kulit dihitung sesuai dengan rumus :
K  a2  P
σ
100  t  ε 
2

Dimana :
 = tegangan lentur (kgf/ cm2)
K = koefisien b/ a
a = bentang pendek pelat (cm)
b = bentang panjang pelat (cm)
P = tekanan rencana maksimum (kgf/ cm2)
t = ketebalan plat (cm)
 = karat ijin 0 cm

5 - 69
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

No. 1 No. 2 No. 3


a (cm) 40 40 40
b (cm) 95 80 60
b/a 2,375 2 1,5
K 49,975 49,980 45,500
2
P (kgf/ cm ) 1,0375 1,155 1,255
t (cm) 1 1 1
 (kgf/ cm2) 829,58 922,15 913,64

Tegangan lentur yang diijinkan = 1200 kgf/ cm2


Ketebalan kulit = 10 mm

Kerangka pengarah

 Tegangan dukung beton

5 - 70
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

σ c  Pw / 2  L  B
Dimana :
c = tegangan dukung beton (kgf/ cm2)
Pw = beban tekanan air 465,82 tf = 465820 kgf
L = panjang flange yang mendukung 260 cm
B = lebar kerangka track 20 cm

c = 44,79 kgf/ cm2 < 70 kgf/ cm2 tegangan dukung

 Tegangan geser
τ c  Pw / 2  A c 
Dimana :
c = tegangan geser beton (kgf/ cm2)
Pw = beban tekan air 465820 kgf
Ac = luas geser beton


= 100  50  15 
2  200
= 38384,77 cm2
c = 6,06 kgf/ cm2 < 7 kgf/ cm2
tegangan geser beton yang diijinkan

Beban operasi
 Persyaratan operasi
Balok sekat diangkat dan diturunkan pada keadaan air seimbang pada
bagian hulu dan hilir balok sekat setelah pintu ditutup.
Beban tekanan air pada operasi Po = 0 tf
 Beban operasi
 Berat balok sekat dan batang pengangkat :
Wg = Berat balok sekat : 15 tf
Berat batang pengangkat : 2 tf
 Gaya geser karena pelat pendukung : Fs
Balok sekat beroperasi pada keadaan tekanan seimbang, maka Fs
= 0 tf
 Gaya geser karena seal karet
Fr  μ  q  P  b    

5 - 71
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

Dimana :
Fr = gaya geser karena seal karet
 = koefisien geser karena seal karet
Naik 1,2
Turun 0,7
Q = beban kompresi mula pada seal karet 0,05 tf/ m
P = tekanan rencana pada operasi 0 tf/ m2
B = kontak dengan seal karet 0,03 m
  = panjang geser total seal karet (2 x 3,25) = 6,5 m
Maka :
Pada saat naik
Frr = 0,39 tf
Pada saat turun
Fr = 0,227 tf
 Gaya apung
G
Fw 
Jo
Dimana :
Fw = gaya apung
G = berat balok sekat = 15 tf
Jo = berat jenis baja = 7,85 tf/ m3
 Total beban operasi

Naik Turun
Balok sekat + batang pengangkat + 17 17
Gaya geser pelat pendukung 0 0
Gaya geser seal karet + 0,39 - 0,227
Gaya apung - 2,16 - 2,16

Total + 15,23 + 14,61

Maka :
Beban operasi pada :
Naik = 16 tf
Turun = 15 tf
Dipakai crane kapasitas 30 ton untuk mengoperasikan balok sekat.

5 - 72
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

RANGKUMAN

Di dalam perhitungan detail desain Hidro Mekanik diperhitungkan terhadap beban


rencana yang terdiri dari beban pada kondisi normal dan beban mati serta diperhitungkan
terhadap gempa. Di samping beban tersebut, perhitungan didasarkan terhadap tekanan
hidrostatis dan hidrodinamika.

5 - 73
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

LATIHAN

1. Apa yang dimaksud dengan spillway ?


2. Data teknis apa saja yang diperlukan untuk pendesainan peralatan Hidro Mekanik ?

5 - 74
Pelatihan Ahli Desain Hidro Mekanik Desain Pekerjaan Hidro Mekanik

DAFTAR PUSTAKA

1. Direktorat Jenderal Pengairan Departemen Pekerjaan Umum dibantu oelh DHV, Sub
Dit Perencanaan Teknis, Direktorat irigasi I, Consulting Engineering bekerja sama
dengan PT. Indah Karya, Standar Perencanaan Irigasi, CV. Galang Persada,
Bandung, 1986.

2. Prahlad DAS (Profesor Design Civil), Design of Tunnel for Water Resources
Development (WRDTC), 1975.

3. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Departemen Permukiman dan Prasarana


Wilayah, Proyek Induk Pengembangan Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung,
Proyek Pembangunan Waduk Jatigede, Review Detail Desain Waduk Jatigede,
Sumedang, September, 2004.

Anda mungkin juga menyukai