Pada akhirnya, perfeksionisme juga bisa membuatmu berhenti berusaha untuk meraih sukses.
Bahkan, masalah yang ringan pun nantinya juga dapat memengaruhi hubungan pribadimu
bersama keluarga dan rekan-rekan kerja di kantor.
Karakteristik Perfeksionis
perfeksionis
© Freepik.com
Seperti yang sudah Glints paparkan, sikap perfeksionis sebenarnya bukanlah sebuah masalah
untuk dimiliki.
Justru, yang berbahaya adalah ketika kamu sudah tidak bisa mengelolanya dan membiarkan
sifat ini mengganggu rutinitas harianmu.
Pasalnya, keinginan untuk mencapai sukses itu sehat. Akan tetapi, ambisi yang irasional untuk
bisa selalu sempurna dapat menimbulkan berbagai masalah.
Nah, kira-kira, seperti apa karakteristik seorang perfeksionis yang patut kamu perhatikan?
Berikut adalah penjelasannya.
Menurut laman Healthline, salah satu karakteristik utama dari seorang perfeksionis adalah tidak
pernah merasa cukup.
Meskipun sudah berusaha maksimal dan mendapatkan hasil yang baik, orang yang memiliki
sifat ini tidak akan merasa puas.
Justru, yang mereka rasakan adalah rasa insecure karena harus berusaha keras demi hasil
kinerja yang baik.
Bahkan, setelah diberikan apresiasi yang tinggi pun mereka lebih memilih untuk memperbaiki
hasil kinerja tersebut.
Baca Juga: 5 Cara Ampuh untuk Mengatasi Sifat Perfeksionis di Tempat Kerja
Karakteristik berikutnya dari seorang perfeksionis merupakan ambisi yang didorong oleh rasa
takut.
Sejatinya, orang yang berprestasi tinggi benar-benar tertarik pada tujuan dan keinginan mereka
untuk mencapainya.
Orang-orang ini sangat senang dan merasa puas dengan setiap langkah yang mereka ambil
untuk meraih sukses.
Di sisi lain, menurut Very Well Mind, ambisi seorang perfeksionis cenderung didorong oleh rasa
takut mereka untuk tidak mencapai tujuan yang diinginkan.
Hasilnya, mereka cenderung melihat sesuatu yang kurang memuaskan sebagai kegagalan
pribadi karena tidak bisa bekerja secara sempurna.
Umumnya, standar kesuksesan bagi seorang perfeksionis tidak pernah masuk akal.
Berbeda dengan orang yang berprestasi tinggi. Mereka bisa menetapkan tujuan yang tinggi dan
menikmati semua langkah yang diambil untuk meraih sukses.
Perfeksionis justru sering menetapkan tujuan yang dari awal perjalanan memang sudah di luar
jangkauan mereka.
Menurut Personal Exellence, karakteristik selanjutnya dari seorang perfeksionis adalah fokus
berlebih pada hasil.
Orang-orang yang berprestasi tinggi biasanya lebih menghargai proses yang mereka jalankan
untuk mengejar sukses.
Orang-orang yang memiliki sifat ini mementingkan kesuksesan sehingga mereka sangat hati-
hati untuk menghindari kegagalan yang menakutkan.
Hal ini cukup berbahaya. Sebab, proses menuju kesuksesan dapat menjadi pelajaran berharga
guna menyambut tantangan-tantangan baru di masa mendatang.
Apabila terus diabaikan, kamu akan selalu menghadapi masalah dengan pola kerja serupa yang
mungkin sebenarnya tidak terlalu efektif.
Memiliki sifat perfeksionis merupakan suatu kelebihan bagi seseorang, di antaranya adalah
sebagai berikut.
1. Sangat teliti terhadap detail
Seorang perfeksionis akan memeriksa detail pekerjaannya yang mungkin orang lain tidak
perhatikan.
Perhatian ekstra terhadap detail-detail kecil inilah yang membuat mereka standout di antara
yang lain. Mereka ingin selalu memastikan bahwa tidak ada hal penting yang terlewat.
Kelebihan perfeksionis selanjutnya adalah selalu menentukan standar yang lebih tinggi untuk
dirinya sendiri.
Karena terbiasa seperti itu, mereka lebih mudah untuk memenuhi ekspektasi orang lain yang
mungkin tidak setinggi ekspektasi yang dimilikinya.
Sebagian besar orang yang perfeksionis juga biasanya sangat terorganisir dan rapi. Mereka
berusaha untuk menyelesaikan semua pekerjaan mereka dengan efisien.
Oleh karena itu, mereka juga akhirnya berupaya membuat streamline pekerjaan di sekitar
mereka menjadi lebih efektif. Hal ini tentu menguntungkan bagi orang lain, termasuk anggota
timnya.
Apabila kamu adalah seorang perfeksionis, kemungkinan besar hasil kerjamu memang
memuaskan. Bagaimana tidak, kamu pasti berusaha keras supaya tidak ada kekurangan
sedikitpun.
Orang lain bahkan mungkin akan bertanya-tanya bagaimana kamu bisa seulet dan setekun itu.
Namun bagimu, memberikan hasil yang sempurna adalah suatu keharusan.
Baca Juga:
Nah, meskipun sifat ini bisa menjadi kelebihan, ada juga beberapa dampak buruk yang biasanya
terjadi.
Work flow mungkin bisa menjadi lebih efektif. Namun, karena ingin selalu memberikan hasil
yang sempurna, kamu biasanya butuh waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan satu
pekerjaan.
Kamu menghabiskan lebih banyak waktu dibandingkan dengan orang lain saat mengerjakan
setiap langkah tugasmu.
Kontradiktif dengan kelebihan di atas, ternyata sifat perfeksionis justru bisa juga berdampak
buruk pada hasil kerja. Mengapa? Sebab, tidak semua pekerjaan harus diselesaikan dengan
sempurna.
Ada satu contoh yang disebutkan oleh Web Design Blog. Sebuah wireframe yang terlalu
sempurna, misalnya, dapat membuat klien enggan memberikan feedback untuk desain yang
lebih baik.
Akhirnya, mereka justru menyarankan di akhir-akhir proses saat perubahan sudah semakin sulit
untuk dibuat.
Hal yang satu ini pasti sering kamu alami. Semakin keras kamu menuntut dirimu untuk
sempurna, semakin tinggi rasa frustrasi yang akhirnya muncul.
Belum lagi stres akibat deadline yang kian dekat. Waktu berlalu begitu cepat karena sebelumnya
kamu menghabiskan banyak waktu untuk menyempurnakan tugasmu dibandingkan fokus
berprogres.
Pada kasus yang ekstrem, sifat perfeksionis bahkan bisa mengurangi produktivitas, lho.
Hal ini bisa terjadi ketika kamu terlalu fokus menyempurnakan satu tahap pekerjaanmu.
Padahal, sudah saatnya kamu melanjutkan ke tahap selanjutnya. Kamu bahkan tidak tahu
bagaimana harus melanjutkannya karena merasa tahap yang sedang dikerjakan belum selesai
dengan sempurna.
© Freepik.com
Sebelumnya, perfeksionis adalah sebuah sifat yang dianggap terbentuk secara genetik. Dalam
arti, kepribadian satu ini sifatnya diturunkan dari pihak keluarga.
Namun, seiring berjalannya waktu, diketahui bahwa sifat perfeksionis dapat terbentuk dalam
beberapa cara. Hal itu seperti mengamati perilaku orang lain atau mengembangkannya sebagai
respons terhadap pengalaman tertentu.
Nah, berikut ini adalah sejumlah hal yang diketahui dapat menyebabkan seseorang menjadi
perfeksionis.
1. Rasa insecure
Menurut laman Very Well Mind, salah satu penyebab munculnya sifat perfeksionis adalah rasa
insecure.
Umumnya, sifat satu ini terbentuk karena rasa tidak puas atau terlalu sering menganggap
remeh hasil kerja diri sendiri.
Rasa insecure ini nantinya terus berkembang. Bahwa, seakan-akan, jika tak bisa menciptakan
sesuatu yang sempurna, kamu takkan bisa mendapatkan perhatian dari orang lain.
2. Gaya pengasuhan
Seperti yang sudah Glints paparkan, sebelumnya perfeksionis dianggap sebagai sifat yang
terbentuk karena turunan genetika pihak keluarga.
Nyatanya tidak demikian. Menurut Psychology Today, sejatinya perfeksionis adalah sifat yang
timbul karena gaya pengasuhan orang tua.
Seseorang, yang memiliki orang tua atau pengasuh kritis, keras, dan penuntut jauh lebih
mungkin untuk mengembangkan sifat dan kecenderungan perfeksionis.
Kadang-kadang sifat ini juga bisa muncul akibat gaya pengasuhan yang kasar atau lalai, dan di
lain waktu bisa menjadi hasil dari niat baik orang tua yang memiliki harapan terlalu tinggi.
Ingin diterima banyak orang adalah penyebab lainnya dari sifat perfeksionis.
Orang dengan sifat perfeksionisme cenderung hipersensitif terhadap kebutuhan dan preferensi
orang di sekitarnya. Mereka juga memiliki ketakutan berlebih akan mengecewakan atau
menurunkan harapan orang lain.
Hal ini dapat mengembangkan hubungan yang tidak sehat dan kodependen di mana mereka
mengabaikan kepentingan diri sendiri untuk memenuhi kebutuhan orang lain.
Hal terakhir yang dapat menyebabkan sifat perfeksionis adalah pengalaman yang kurang baik.
Aspek satu ini bisa hadir selama seseorang berinteraksi dengan lingkungan sosial atau
keluarganya.
Sebagai contoh, dalam lingkungan keluarga, sifat perfeksionis timbul karena anak selalu
dibandingkan dengan kelebihan saudaranya.
Hasil dari pengalaman buruk ini merupakan kecenderungan untuk merasa insecure dan enggan
menerima hasil kerja yang terlihat kurang sempurna.
Nah, setelah membaca definisi dan karakteristiknya, jelas bahwa sifat perfeksionis yang
berlebihan tidak bisa kamu pertahankan.
Oleh karena itu, kamu juga perlu tahu cara-cara terbaik untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Kira-kira, seperti apa cara yang ampuh untuk mengatasi sifat perfeksionis? Berikut adalah
penjelasannya sesuai ujaran Oregon Counseling.
Coba lebih sadar akan kemampuan diri sendiri.
Baca Juga: 4 Ciri Victim Mentality di Tempat Kerja, Apakah Kamu Mengalaminya?
Itulah pemaparan Glints mengenai definisi, karakteristik, dan cara mengatasi sifat perfeksionis.
Intinya, perfeksionis adalah suatu sifat yang dapat merugikanmu bila tidak dapat dikelola
dengan baik.
Apabila kamu merasa memiliki karakteristik dari sifat ini, coba atasi dengan tips-tips yang
sudah Glints paparkan di atas, ya.
Nah, selain penjelasan di atas, kamu bisa dapatkan informasi serupa dan banyak manfaat
lainnya di Glints Blog.
Di kanal Skills Profesional, ada banyak jenis skill yang perlu kamu tahu untuk meningkatkan
kariermu.
Sumber
What is perfectionism?
8 Signs You're a Perfectionist (and Why It's Toxic to Your Mental Health)
Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Comment *
Name
Website
Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.
Artikel Terkait
Dunia Kerja
Dunia Kerja
Dunia Kerja
Dunia Kerja
KATEGORI TOPIK
Tips Karier
Bidang Profesi
Konten Eksklusif
Kabar Glints
MEDIA SOSIAL
Facebook
Lokasi
Nama Perusahaan
Kategori
Posisi
Kelas Copywriting
Kelas Influencer
Kelas SEO
Kelas Marketing