Anda di halaman 1dari 9

FENOMENA PERUBAHAN MAKNA KATA DALAM MEMESTUDI KASUS PADA PENGGUNA MEDIA SOSIAL

FACEBOOK

Nur Fauziyah , Muhamad Nurhidayah

Universitas Pamulang

@gmail.com

ABSTRAK

Media sosial kini telah menjadi media baru yang disenangi oleh masyarakat Indonesia mulai dariremaja
hingga dewasa. Media sosial yang bersifat universal sering terjadi fenomena yang trending dikalangan
pengguna media sosial bahkan masyarakat luas. Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk meneliti
fenomena meme di media sosial facebook. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif.
Adapun informan dalam penelitian ini adalah pengguna facebook yang memposting meme
menggunakan cuplikan film atau berita dan sebagainya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada empat
motif yang membuat pengguna facebook dalam melakukan aktivitas posting meme, yakni motif
memberi tahu, motif menghibur dan motif cinta. Sehingga dapat dikatakan bahwa fenomena meme
merupakan salah satu fenomena dimana pengguna menyampaikan pesan dalam bentuk baru dengan
menggabungkan bahasa verbal dengan komunikasi nonverbal (ekspresi).

Kata kunci: penyimpangan makna , kalimat , meme , facebook


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Makna merupakan penentu informasi kebahasaan dapat dipahami, sebab makna adalah
penghubung antara bahasa dan dunia luar. (Aminuddin, 2015 :53) jika makna itu tidak diketahui maka
dapat dipastikan informasi yang ingin disampaikan oleh penutur baik secara lisan maupun tulisan tidak
akan tersampaikan, begitupun seseorang yang sedang mencari informasi dengan perantara lambang-
lambang bahasa baik dalam bentuk suara maupun tulisan selama makna tidak dikatahui informasi
tersebut tidak akan didapatkan.

Dalam situs merdeka.com, gambar yang disebut meme sebenarnya adalah bentuk ekspresi
seseorang yang ditumpahkan lewat gambar-gambar. Menurut Bauckhage (2011), meme biasanya
berkembang melalui komentar, imitasi, parodi atau bahkan hasil pemberitaan di media. Sedangkan
menurut Shifman (2013). Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk meneliti fenomena meme di salah
satu media sosial, yakni facebook. Alasan peneliti mengambil media sosial facebook adalah karena
facebook merupakan media sharing foto dan video. Dengan karakteristik meme yang merupakan
visualisasi dari gambar dan teks sehingga apabila digabungkan menjadi sebuah hasil gambar dalam
bentuk foto, maka peneliti melihat bahwa facebook merupakan salah satu media sosial yang cocok
untuk meng-upload meme.

Trending-nya fenomena meme di media sosial tidak lepas dari pengguna media sosial itu sendiri
dalam melakukan penyebaran informasi mengenai meme yang sedang populer. Contoh apabila
pengguna merasa terhibur dengan topik dan gambar meme yang dilihat, maka pengguna itu akan
melakukan posting ulang meme itu kedalam akunnya. Sehingga pengguna-pengguna lainnya yang juga
merasa terhibur dengan meme itu maka akan melakukan hal yang sama.

Alasan peneliti mengambil fenomena meme karena meme merupakan proses penyampaian
pesan dalam bentuk baru. karena meme adalah gambar atau foto yang diberi kata atau kalimat sehingga
menghasilkan suatu makna baru. Dapat dikatakan bahwa fenomena meme ini muncul bisa dikarenakan
ingin menyampaikan pesan melalui bentuk yang baru. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil salah
satu bentuk posting meme yang dilakukan oleh pengguna facebook sendiri dimana pengguna
menggunakan foto atau cuplikan film dengan teks atau kalimat untuk dijadikan sebagai meme.
METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, penelitian deskriptif kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan
dan menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia,
yang lebih memperhatikan mengenai karakteristik, kualitas, keterkaitan antar kegiatan.

Jenis penelitian deskriptif kualitatif menggambarkan kondisi apa adanya, tanpa memberi
perlakuan atau manipulasi pada variable yang diteliti. Jenis penelitian deskriptif kualitatif merupakan
jenis penelitian dengan proses memperoleh data bersifat apa adanya. Penelitian ini lebih menekankan
makna pada hasilnya.

Data dalam penelitian ini ialah status dari pengguna facebook yang membuat meme pada sosial
media mereka yang menggunakan makna kata dalam memenya tersebut dan data di peroleh salah satu
halaman di facebook yang isi pada halaman tersebut adalah meme.

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut :

 Observasi (pengamatan)

Teknik pengumpulan data observasi dilakukan dengan pengamatan langsung. Peneliti melakukan
pengamatan di halaman facebook untuk diamati seperti apa meme yang mengandung makna dan
kemungkinan dapat di salah artikan oleh pengguna lain,

 Studi Dokumen

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan mengandalkan dokumen sebagai salah satu sumber data
yang digunakan untuk melengkapi penelitian. Dokumen yang digunakan yaitu foto pada meme yang d
unggah oleh para pengguna facebook yang berada di halaman tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengertian Perubahan Makna

Perubahan makna adalah gejala pergantian rujukan dari symbol bunyi yang sama. Dalam
perubahan makna terjadi perubahan pada rujukan yang berbeda dengan rujukan awal. Adanya
kemungkinan perubahan atau pergeseran makna ini tidak berlaku untuk semua kosa kata yang ada,
karena masih banyak juga kata yang maknanya sejak dahulu sampai sekarang tidak pernah berubah.

Latar atau Faktor Penyebab Perubahan makna itu sebagai berikut.

1. Perkembangan dalam bidang ilmu dan teknologi


2. Perkembangan sosial dan budaya.
3. Perbedaan bidang pemakainan
4. Perbedaan tanggapan

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan kepada informan dalam penelitian ini peneliti
mendapatkan data-data yang mendukung penelitian ini tentang bagaimana fenomena meme di
pengguna media sosial facebook, terkait dengan apa yang akan dibahas dalam penelitian ini, yakni
mengenai perubahan makna kata. Sehingga melalui penelitian ini, akan diketahui apa yang menjadi
motif pengguna facebook dalam melakukan aktifitas posting meme dan perubahan makna kata pada
meme tersebut.

Motif Melakukan Posting Meme

Motif Ingin Tahu

Adanya rasa ingin tahu yang muncul dalam diri informan tentang penyebaran meme belakangan ini
menjadi salah satu faktor informan dalam melakukan aktivitas posting meme menggunakan foto selfie
dirinya di Instagram. Karena informan merupakan pengguna media sosial yang aktif dan akhir-akhir ini
melihat penyebaran meme melalui komunitas-komunitas di media sosial, sehingga muncul rasa ingin
tahu dalam diri informan tentang meme itu sendiri dan adanya rasa ketertarikan dalam diri informan
untuk mengikuti apa yang menjadi trend dengan membuat meme menggunakan foto selfie untuk
kemudian di posting di media sosial Instagram.

Namun ada perubahan makna pada orang yang melihatnya menjadi sebuah dakwah

Motif Menghibur

Adanya keinginan untuk menghibur pengguna lainnya dengan hasil-hasil posting meme yang dilakukan
membuat informan semakin tertarik untuk membuat dan menyajikan meme dengan ide-ide yang
menghibur dengan menggunakan topiktopik yang menarik untuk dijadikan meme. Dari aktivitas
menghibur ini, informan merasa mendapatkan respon yang baik dari penggemar nya . Hal ini ditunjukan
dengan reaksi dari teman-teman informan yang menyukai hasil meme yang dibuat oleh informan.
Namun disalah maknai oleh seseorang yang dimana ia justru fokus terhadap bahasa yang di gunakan
oleh pembuat meme tersebut.
Motif Cinta

Motif ini muncul dan dirasakan oleh informan karena adanya interaksi yang terjadi antara informan
dengan pengguna lainnya. Dengan memberikan like dan komentar yang positif membuat informan
merasa disukai oleh pengikutnya. Selain itu, rasa menyukai dan disukai juga timbul dari adanya respon
dari pengikut yang meminta kepada infoman untuk dibuatkan meme yang sesuai dengan kemauan nya.
Tentunya hal ini menunjukkan bahwa antara informan dengan pengikutnya terjalin hubungan
persahabatan dan saling menerima serta mempercayai satu sama lain. Sehingga membuat diri informan
memiliki keinginan untuk membuat meme terus yang pastinya lebih lucu serta membuat topik meme
sesuai dengan apa yang di request oleh pengikutnya.

Akan tetapi seseorang memaknai sebagai sebuah pelajaran ilmu kimia.


Dalam Bahasa Indonesia, sebuah kata yang tentunya bermaknaada kemungkinan akan
mengalami perubahan. Dalam masa yang singkat makna kata akan tetap atau tidak berubah, akan tetapi
dalam kurun waktu yang lama ada kemungkinan makna suatu kata tersebut mengalami perubahan
ataupun pergeseran dari segi maknanya. Dengan asumsi tersebut maka didapatkan definisi sebagai
berikut:

- Pergeseran makna adalah gejala perluasan, penyempitan, pengonotasian (konotasi), penyinestesian


(sinestesia), danpengasosiasian makna kata yang masih dalam satu medan makna. Dalam pergeseran
makna rujukan awal tidak berubah atau diganti, tetapi rujukan awal mengalami perluasan atau
penyempitan rujukan.

- Perubahan makna adalah gejala pergantian rujukan dari simbol bunyi yang sama. Dalam perubahan
makna terjadi perubahan pada rujukan yang berbeda dengan rujukan awal.

Jenis – jenis perubahan makna , Sejumlah skema klasifikasi telah diusulkan untuk
mengelompokkan perubahan makna. Skema yang diterima luas dalam dunia akademis berbahasa
Inggris adalah gagasan Bloomfield (1933):

1. Penyempitan: perubahan dari tingkat superordinat ke tingkat subordinat.


2. Perluasan: terdapat banyak contoh nama produk yang digunakan untuk menyebut produk
yang serupa secara umum.
3. Sinekdoke: perubahan berdasarkan hubuhan keseluruhan-bagian.
4. Metafora : perubahan berdasarkan keserupaan pada sesuatu.
5. Metonimia : perubahan berdasarkan kedekatan ruang atau waktu,
6. Sinekdok: sejenis metonimia yang mengaitkan hubungan bagian dengan keseluruhan.

Penyebab perubahan makna kata , Blank [3] menyusun daftar lengkap motif yang melantari
perubahan makna. Keseluruhan daftar diringkas menjadi beberapa kelompok penyebab:

1. Tekanan burit
2. Tekanan psikologis
3. Tekanan sosial-budaya
4. Tekanan budaya/ensiklopedis

Daftar ini dimutakhirkan oleh Grzega (2004) dan sedikit menjadi lebih banyak:[4]

 Kekaburan makna (kesulitan dalam mengelompokkan referen atau menemukan kata yang tepat
untuk referen sehingga mampuradukkan sebutan)
 Dominansi prototipe (perbedaan samar antara istilah superordinat dan subordinat karena
monopoli anggota prototipikal dari suatu kategori di dunia nyata)
 Alasan sosial (situasi persentuhan bahasa dengan dampak "nirdemarkasi")
 Pra- dan proskriptivisme bahasa institusional dan nirinstitusional (contohnya, pra- dan
proskriptivisme bahasa legal dan kelompok-sebaya yang bertujuan "demarkasi")
 Sanjungan
 Cemoohan
 Bahasa penyamaran ("salah nama")
 Tabu (konsep-konsep yang tabu)
 Alasan indah-resmi (penghindaran penggunaan kata yang secara fonetis serupa atau sama
dengan kata-kata bermakna buruk)
 Alasan komunikatif-resmi (penghapusan bentuk-bentuk bertaksa dalam konteks, kata kunci:
"pertentangan homonimik dan pertentangan polisemik")
 Permaikan kata-kata
 Panjang kata yang berlebihan
 Kesalahan penafsiran secara morfologis (kata kunci: "etimologi rakyat", penciptaan keterbukaan
dengan perubahan dalam kata)
 Alasan logis-resmi (kata kunci: "regularisasi leksikal", peciptaan konsosiasi)
 Kebutuhan akan keplastisan (penciptaan suatu nama karena alasan menonjol)
 Ciri khas antropologis akan suatu konsep (emosi tertentu secara antropologis yang dimiliki suatu
konsep, "ciri khas alami")
 Ciri khas beralasan budaya akan suatu konsep ("kepentingan budaya")
 Perubahan referen (perubahan-perubahan di dunia)
 Perubahan cara pandang terhadap dunia (perubahan dalam mengelompokkan dunia)
 Prestis/tren (karena sifat prestis yang terdapat pada bahasa atau varian bahasa lain, pola-pola
pembentukan kata, atau titik-titik perluasan makna)

SIMPULAN

Setelah dilakukan pengamatan teori yang relevan, maka penelitian ini menyimpulkan bahwa
yang menjadi motif pengguna facebook dalam melakukan aktivitas posting meme adalah pertama motif
ingin tahu, artinya penyebaran meme melalui komunitas-komunitas di media sosial, sehingga muncul
rasa ingin tahu tentang meme itu sendiri seperti apa. Kedua motif menghibur, artinya adanya keinginan
untuk menghibur pengikutnya dengan memposting meme. Ketiga motif cinta, artinya dengan mendapat
respon seperti like dan komentar yang positif membuat informan merasa disukai oleh pengikutnya. Dan
motif perubahan makna kata yaitu yang pertama adalah mengingatkan kepada pengikutnya , pada
contoh data pertama mengingatkan bahwa hari lahirnya nabi Muhammad saw. Kedua motif ingin
membenarkan kata yang salah pada meme tersebut , seperti pada contoh data kedua ia ingin
membetulkan kata yang salah menurut opini dirinya. Ketiga ingin ikut menghibur , seperti data ketiga ia
ingin membuat lelucon dengan kata kimia pada cinta.

Perubahan makna terjadi karena adanya unsur kesengajaan ataupun ketidak sengajaan yang
dilakukan oleh sebagian penguna media sosial , oleh karena adanya dorongan untuk berkomentar
dengan alasan tertentu yang ia gunakan untuk merubah makna kata dalam sebuah meme.

SARAN

Kita sebaiknya lebih memahami terlebih dahulu makna kata yang kita lihat jangan sampai karena
kita telah terbiasa dengan suatu budaya malah menjadikan kita merubah makna kata tersebut. Dan
sebagai warga negara Indonesia yang baik kita harus dapat memaknai suatu kata yang di lontarkan , baik
itu lisan maupun tulisan.

Kita juga harus dapat memiliki sudut pandang yang baik dan benar tidak hanya merujuk pada
suatu kebudayaan saja hingga mengabaikan kebudayaan yang lain , yang kemungkinan besar dapat
memicu sebuah pertikaiandi tengah masyarakat. Apabila kita sudah dapat melihat sudut pandang
dengan baik dan benar maka tidak aka ada lagi pertikaian di karenakan sebuah kesalahan dalam
memaknai sebuah kata.

Kita sebagai mahasiswa harus dapar memaknai sebuah kata dengan baik dan benar serta tidak
memihak pada suatu budaya atau cara memandang pandangan kita mengenai sebuah kata. Disebabkan
kita lah yang akan menjadi penerus generasi pada negri kita ini , maka dari itu mari kita bersama – sama
belajar memaknai sebuah kata jauh lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai