Anda di halaman 1dari 144

Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah

UPTD KPH-P Model Seruyan

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN


JANGKA PANJANG
KESATUAN PENGELOLAAN
HUTAN PRODUKSI (KPHP) MODEL
SERUYAN UNIT XXI
UNIT XXI TAHUN 2016 - 2025
Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPH-P Model Seruyan Unit XXI

LEMBAR PENGESAHAN

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG


KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) MODEL SERUYAN UNIT XXI
TAHUN 2016 - 2025

Diketahui Oleh : Disusun Oleh :

Kepala Dinas Kehunan, Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan


Provinsi Kalimantan Tengah Produksi(KPHP) Model Seruyan Unit XXI,

Ir. SIPET HERMANTO HAIRIL ANWAR, S.Hut


NIP. 19600303 198901 1 004 NIP. 19750418 201001 1 004

Disahkan Oleh :

AN. MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN


DIREKTUR KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI,

Ir. DRASOSPOLINO, M.Sc.


NIP. 19640907 199102 1 002

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) KPH-P Model Seruyan Unit XXI
Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

RINGKASAN EKSEKUTIF

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG


KPHP MODEL SERUYAN UNIT XXI KABUPATEN SERUYAN
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

KPHP Model Seruyan Unit XXI ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor SK. 716/Menhut-II/2011 tanggal 19 Desember 2011 dengaan luas wilayah ± 373.909
Ha, yang terdiri dari Kawasan Hutan Lindung seluas ± 38.970 Ha, Kawasan Hutan Produksi
tetap seluas ± 6.112 Ha, dan Kawasan Hutan Produksi Terbatas seluas ± 328.827 Ha.

Pengelolaan hutan akan dilakukan dengan rencana kegiatan yang nyata yaitu : Inventarisasi
Berkala Wilayah Kelola Serta Penataan Hutannya, Pemanfaatan Hutan Pada Wilayah
Tertentu, Pembinaan dan Pemantauan (Controlling) Pada Areal KPH Yang Telah Ada Hak
Atau Izin Pemanfaatan Maupun Penggunaan Kawasan Hutan, Penyelenggaraan
Rehabilitasi Pada Areal Di Luar Izin, Pembinaan Dan Pemantauan (Controlling)
Pelaksanaan Rehabilitasi Dan Reklamasi Pada Areal Yang Sudah Ada Hak Atau Izin
Pemanfaatan Dan Penggunaan Kawasan Hutannya, Penyelenggaraan Perlindungan Hutan
Dan Konservasi Alam, Penyelenggaraan Koordinasi Dan Sinkronisasi Antar Pemegang Izin,
Koordinasi Dan Sinergi Dengan Instansi Dan Stakeholders Terkait, Penyediaan Dan
Peningkatan Kapasitas SDM, Penyediaan Pendanaan, Pengembangan Database,
Rasionalisasi Wilayah Kelola, Review Rencana Pengelolaan (Minimal 5 Tahun Sekali),
Pengembangan Investasi dan Pemberdayaan Masyarakat.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI
PETA SITUASI KPHP MODEL SERUYAN UNIT XXI


Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPH-P Model Seruyan

KATA PENGANTAR

Dokumen Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi
(KPHP) Model Seruyan Unit XXI Tahun 2016 - 2025 ini, disusun oleh Kepala KPHP Model
Seruyan Unit XXI bersama Tim Penyusun yang mengacu pada Peraturan Dirjen Planologi
Kehutanan No P.5/VII-WP3H/2012 tentang Petunjuk Teknis Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan Pada Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan
Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP), dengan mempertimbangkan kondisi Bio - geofisik dan
Sosekbud Tapak Wilayah Pengelolaan KPHP Model tersebut.

Dokumen ini, akan dijadikan dasar oleh Pengelola KPHP Model Seruyan Unit XXI dan para
pihak terkait dalam mencapai tujuan pembangunan KPHP model yang dimaksud. Selanjutnya,
dokumen ini dilengkapi dengan Dokumen Rencana Pengelolaan Hutan Produksi (KPH-P)
Model Seruyan Unit XXI Jangka Panjang Tahun 2016 - 2025.

Dalam wujudnya yang sederhana dan jauh dari sempurna. Maka, masukkan dan kritik serta
saran dari berbagai pihak sangat diharapkan. Oleh karena itu, Pengelola KPHP Model Seruyan
Unit XXI, akan dapat melakukan perbaikkan dimasa mendatang.

KEPALA KPHP MODEL SERUYAN


UNIT XXI,

(HAIRIL ANWAR,S.Hut.)
NIP. 19750418 201001 1 004

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2015 – 2024) UPTD KPH-P Model Seruyan

Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

DAFTAR ISI

Nomor Teks Hal


COVER

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

PETA SITUASI

RINGKASAN EKSEKUTIF

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI ................................... I

DAFTAR TABEL ................................... Vii

DAFTAR SKEMA ................................... X

DAFTAR GAMBAR ................................... Xi

DAFTAR LAMPIRAN PETA ................................... Xii

Xiii
DAFTAR LAMPIRAN TABEL ................................... Xiv

BAB I PENDAHULUAN ...................................


1
A Latar Belakang ...................................
1
B Tujuan Pengelolaan ...................................
4
C Sasaran ................................... 5

D Ruang Lingkup ................................... 6

E Batasan Pengertian ................................... 7

BAB II DESKRIPSI KAWASAN ...................................


15
A Risalah Wilayah ...................................
15
A.1 Letak ...................................
15
A.2 Luas ...................................
15

A.3 Batas - Batas Kawasan ...................................


15
A.4 Pembagian Blok ...................................
16

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPH-P Model Seruyan Unit XXI
Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPH-P Model Seruyan Unit XXI

A5 Informasi Geofisik ..................................


19
a. Iklim ...................................
19
A.6 Data dan Informasi Hidrologi ..................................
21
A.7 Data dan Informasi Fisiografi .................................. 21

A.8 Data dan Informasi Jenis Tanah ................................... 22

A.9 Aksesbilitas ................................... 27

A.10 Sejarah Wilayah ................................... 28

B Potensi Wilayah KPHP Model Seruyan Unit XXI ................................... 30

B.1 Penutupan Vegetasi ...................................


30

B.2 Potensi Kayu Dan Non Kayu ...................................


32

B.2.1 Potensi Kayu ................................... 32

B.2.2 Potensi Non Kayu ................................... 34

B.3 Keberadaan Flora Dan Fauna Langka ................................... 35

B.4 Potensi Jasa Lingkungan Dan Wisata Alam ................................... 36

Data Informasi Sosial Budaya Masyarakat Di Dalam ................................... 40


C Dan Sekitar Hutan

C.1 Demografi ................................... 40

C.2 Adat Istiadat ................................... 47

C.2.1 Norma Dan Peraturan adat Di Desa ................................... 48

C.2.2 Pengetahuan Tradisional Tentang Penggunaan ................................... 49


Lahan Di Desa

C.2.3 Adat Istiadat dalam Kelola Hutan ................................... 50

C.3 Pola Hubungan Masyarakat dengan Hutan ................................... 50

D Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan ................................... 51


Hutan

ii
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016– 2025) UPTD KPH-P Model Seruyan
Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPH-P Model Seruyan Unit XXI

D1 Pemanfaatan Hutan ................................... 51

D2 Penggunaan Kawasan Hutan ................................... 52

E Posisi KPHP Model Seruyan Unit XXI Dalam ...................................


Prespektif Tata Ruang Wilayah Dan Pembangunan 53
Daerah

F Isu Strategis, Kendala, Permasalahan Dan Solusi ................................... 54


Penyelesaiannya.

BAB III VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN ................................... 56

A Visi ...................................
56
B Misi ...................................
57
C Pernyataan Tujuan ...................................
58
BAB IV ANALISIS DAN PROYEKSI ...................................
59
A Analisis ...................................
59
A.1 Analisis Data Dan Informasi ...................................
59
A.2 Analisis Kelembagaan KPHP Model Seruyan Unit ...................................
XXI 62

A.2.1 Identifikasi isu, Asumsi dan Konseptualisi ...................................


62
A.2.2 Identifikasi Faktor - Faktor ...................................
64

A.2.3 Keadaan Fisik Lokasi ...................................


64
A.2.4 Keadaan Ekonomi ...................................
65
A.2.5 Keadaan Kelembagaan ...................................
66
C Proyeksi ................................... 73

BAB V RENCANA KEGIATAN ................................... 77

1. 1 Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola ................................... 78

2. 2 Pemanfaatan Hutan Pada Wilayah Tertentu ................................... 80

iii
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016– 2025) UPTD KPH-P Model Seruyan
Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPH-P Model Seruyan Unit XXI

3. 3 Pemberdayaan Masyarakat ................................... 82

4. 4 Pembinaaan Dan Pemantauan Pemanfaatan Hutan ................................... 85


Dan Penggunaan Kawasan Hutan Pada Areal Yang
Berizin

5. 5 Rehabilitasi Pada Areal Di Luar Izin ................................... 87

6. 6 Pembinaan Dan Pemantauan Rehabilitasi Dan ................................... 90


Reklamasi Di Dalam Areal Yang Berizin

7. 7 Rencana Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan ................................... 91


Konservasi Alam
8. 8 Rencana Penyelenggaraan Koordinasi dan ................................... 92
Sinkronisasi Antar Pemegang izin
9. 9 Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan ................................... 93
Stakeholder Terkait

10. 10 Rencana Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas ................................... 94


SDM

11. 11 Penyediaan Dana ................................... 95

12. 12 Pengembangan Database ................................... 96

13. 13 Rasionalisasi Wilayah Kelola ................................... 97

14. 14 Review Rencana Pengelolaan ................................... 98

15. 15 Pengembangan investasi ................................... 100

BAB VI PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN ................................... 102


PENGENDALIAN

A Pembinaan ................................... 102

B Pengawasan ................................... 105

C Pengendalian ................................... 107

BAB VII PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN ................................... 111

A Pemantauan ................................... 111

B Evaluasi ................................... 112

C Pelaporan .................................. 115

iv
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016– 2025) UPTD KPH-P Model Seruyan
Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPH-P Model Seruyan Unit XXI

BAB VIII PENUTUP ....................................... 119

A Kesimpulan ...................................... 119

B Saran ............................. 122

DAFTAR PUSAKA

LAMPIRAN

v
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016– 2025) UPTD KPH-P Model Seruyan
Dinas Kehutanan Dan Perkebunana Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

DAFTAR TABEL

Hal
Tabel1 Rekapitulasi Pembagian Blok/Zonasi dan Petak di ............................ 18
Wilayah KPHP Model Seruyan Unit XXI

Tabel 2 Pembagian Blok Pada Wilayah Tertentu KPHP ............................ 19


Model Seruyan Unit XXI

Tabel 3 Pencatatan Curah Hujan (CH) Dan Hari Hujan (HH) ............................ 20
Tahun 2006 – 2015

Tabel 4 Kelas Kelerengan Pada Unit KPHP Model Seruyan ............................ 21


Unit XXI

Tabel 5 Jenis Tanah Masing - Masing Kecamatan di ............................ 23


Wilayah Kabupaten Seruyan

Tabel 6 Jenis - Jenis Tanah Pada Wilayah Tertentu KPHP ............................ 25


Model Seruyan Unit XXI

Tabel 7 Data lahan kritis di KPHP Model Seruyan Unit XXI ............................ 25

Tabel 8 Rencana lokasi rehabilitasi lahan berdasarkan 25


tingkat kekritisan lahan di areal WT KPHP Model
Seruyan Unit XXI

Tabel 9 Sarana Transportasi Antar Desa dan Antar ............................ 27


Kecamatan di Kecamatan Seruyan Hulu

Tabel 10 Sarana Transportasi Antar Desa dan Antar ............................ 28


Kecamatan di Kecamatan Suling Tambun

Tabel 11 Penutupan Lahan di Areal KPHP Model Seruyan ............................ 31


Unit XXI

Tabel 12 Penutupan Lahan di Areal WT KPHP Model ............................ 31


Seruyan Unit XXI

Tabel 13 Potensi Kayu dalam Kawasan KPHP Model ............................ 32


Seruyan

Tabel 14 Potensi Kayu di Areal WT Pada Tingkat Pohon ............................ 33

Tabel 15 Data Potensi HHBK Non Rotan ............................ 35

Tabel 16 Kepadatan Dan Rata – Rata Anggota Rumah ............................ 41


Tangga Menurut Desa / Kelurahan Di Kecamatan
Seruyan Hulu Pada Tahun 2014

vii
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPH-P Model Seruyan Unit XXI
Dinas Kehutanan Dan Perkebunana Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Tabel 17 Jumlah Rumah Tangga Penduduk dan Rasio Jenis ............................ 41


Kelamin Menurut Desa/Kelurahan Di Kecamatan
Seruyan Hulu Tahun 2014

Tabel 18 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Di ............................ 42


Kecamatan Seruyan Hulu.

Tabel 19 Jumlah Sekolah, Murid, Guru Dan Rasio Murid ............................ 43


terhadap Guru Menurut Tingkatan Sekolah di
Kecamatan Seruyan Hulu Tahun 2014.

Tabel 20 Kepadatan Dan Rata – Rata Anggota Rumah ............................ 45


Tangga Menurut Desa/Kelurahan Di Kecamatan
Suling Tambun Pada Tahun 2014.

Tabel 21 Jumlah Rumah Tangga Penduduk dan Rasio Jenis ............................ 45


Kelamin Menurut Desa/Kelurahan Di Kecamatan
Suling Tambun Tahun 2014

Tabel 22 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Di ............................ 46


Kecamatan Suling Tambun Tahun 2014

Tabel 23 Jumlah Sekolah, Murid, Guru Dan Rasio Murid ............................ 47


terhadap Guru Menurut Tingkatan Sekolah di
Kecamatan Suling Tambun

Tabel 24 Perusahaan Pemegang Izin Pemanfaatan Hasil ............................ 52


Hutan Kayu Pada IUPHHK – HA

Tabel 25 Isu, Permasalahan, Kendala dan Solusi ............................ 55


Penyelesaian.

Tabel 26 Analisis Data dan Informasi Bagi Terwujudnya Visi ............................ 59


Misi Melaksanakan Tugas Pokoknya

Tabel 27 Identifikasi faktor internal dan eksternal KPHP ............................ 67


Model Seruyan Unit XXI

Tabel 28 Strategi Kombina Strategi KpmbinasiStrengt ............................ 72


(Kekuatan) dan Opportunity (Peluang) Dalam
Analisis SWOT

Tabel 29 Strategi Kombinasi Weakness (Kelemahan) dan ............................ 72


opportunity (Peluang) Dalam Analisis SWOT

StrategiTabel
Kombin
30 ............................ 72
Strategi Kombinasi Strengh (Kekuatan) Dan
Threat (Ancaman) Dala Analisis SWOT

Tabel 31 Strategi Kombinasi Weakness (Kelemahan) 73


dan Threat (Ancaman) Dalam Analisis SWOT ..........................

Tabel 32 Strategi Dan Proyeksi Kegiatan Pada Unit KPHP ............................ 75


Model Seruyan Unit XXI

viii
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPH-P Model Seruyan Unit XXI
Dinas Kehutanan Dan Perkebunana Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Tabel 33 Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola Serta ............................ 79


Penataan Hutannya

Tabel 34 Pemanfaatan Hutan Pada Wilayah Tertentu ............................ 81

Tabel 35 Pemberdayaan Masyarakat ............................ 84

Tabel 36 Pembinaaan dan pemantauan (controlling) pada ............................ 87


areal KPHP Model Seruyan yang sudah ada izin
pemanfaatan maupun penggunaan kawasan hutan)

Tabel 37 Rehabilitasi Pada Areal Di Luar Izin ............................ 88

Tabel 38 Pembinaan Dan Pemantauan (Controlling) ............................ 90


Pelaksanaan Rehabilitasi Dan Reklamasi Pada
Areal Yang Sudah Ada Izin

Tabel 39 Rencana Penyelenggaraan Perlindungan Hutan ............................ 92


dan Konservasi Alam

Tabel 40 Rencana Penyelenggaraan Koordinasi dan ............................ 93


Sinkronisasi antar Pemegang Izin

Tabel 41 Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan ............................ 93


Stakeholder Terkait

Tabel 42 Kebutuhan SDM di KPHP Model Seruyan Unit XXI ............................ 94

Tabel 43 Rencana Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas ............................ 95


SDM

Tabel 44 Penyediaan Pendanaan ............................ 96

Tabel 45 Pengembangan Database ............................ 97

Tabel 46 Rasionalisasi Wilayah Kelola ............................ 98

Tabel47 Review Rencana Pengelolaan ............................ 99

Tabel 48 Pengembangan InvestasI ............................ 101

Tabel 49 Matrik Proses Rencana Pembinaan KPHP Model ............................ 104


Seruyan Unit XXI yang Masuk Dalam Rencana
Pengelolaan Hutan Jangka Panjang

Tabel 50 Matrik Proses Rencana Pengawasan KPHP Model ............................ 106


Seruyan Unit XXI yang Masuk Dalam Rencana
Pengelolaan Hutan Jangka Panjang

Tabel 51 Koordinasi Dan Sinergi Antara KPHP Model ............................ 109


Seruyan Unit XXI Dengan Institusi Yang Relevan.

Tabel 52 Matrik Proses Rencana Pengawasan KPHP Model ............................ 109


Seruyan Unit XXI yang Masuk Dalam Rencana
Pengelolaan Hutan Jangka Panjang

ix
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPH-P Model Seruyan Unit XXI
Dinas Kehutanan Dan Perkebunana Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

x
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPH-P Model Seruyan Unit XXI
Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI


DAFTAR SKEMA

Nomor Teks Hal


Skema 1 Alur Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan ............................ 114
Pengelolaan KPHP Model Seruyan Unit XXI

Skema 2 Skema Pelaporan Kegiatan KPHP Model ............................ 117


Seruyan Unit XXI

Skema 3 Model Sistimatika Pelaporan Akhir (Final ............................ 118


Report)

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016– 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Hal


Gambar 1 Peta Topografi Wilayah Unit KPHP Model ............................ 22
Seruyan Unit XXI

Gambar 2 Peta Jenis Tanah Pada Wilayah Unit KPHP ............................ 24


Model Seruyan Unit XXI

Gambar 3 Peta Lokasi Orientasi Lahan Kritis Di KPHP ............................ 26


Model Seruyan Unit XXI

Gambar 4 Peta Penutupan Lahan Pada Unit KPHP Model ............................ 30


Seruyan Unit XXI

Gambar 5 Salah Satu Potensi Kayu di Desa Tanjung Paku ............................ 34


Wilayah Kelola KPHP

Gambar 6 Potensi Wisata Air di Desa Tumbang Darap ............................ 37

Gambar 7 Air Terjun yang Ada di Desa Tumbang Langkai ............................ 38


Kecamatan Suling Tambun

Gambar 8 Air Terjun di Desa Tanjung Paku yang Menjadi ............................ 38


Sarana Mikrohidro dan Sarana Air Bersih

Gambar 9 Potensi Wisata Air di Desa Tanjung Paku ............................ 39

Gambar 10 Permenhut 529/2012 Tentang Status Kawasan ............................ 53


Hutan KPHP Model Seruyan Unit XXI

Gambar 11 Konsepsi Unit KPHP Model Seruyan Unit XXI ............................ 64

Gambar 12 Bagan Susunan Organisasi KPHP Model ............................ 68


Seruyan Berdasarkan Perbub Seruyannomor 26
Tahun 2012

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPH-P Model Seruyan
Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPH-P Model Seruyan

DAFTAR LAMPIRAN PETA

Nomor Teks Hal


Peta 1 Peta Aksesbilitas ............................ LP1

Peta 2 Peta Pembagian Blok/Zonasi ............................ LP 2

Peta 3 Peta Wilayah Kerja ............................ LP 3

Peta 4 Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) ............................ LP 4

Peta 5 Peta Geologi ............................ LP 5

Peta 6 Peta Iklim ............................ LP 6

Peta 7 Peta Jenis Tanah ............................ LP 7

Peta 8 Peta Pemanfaatan Kawasan ............................ LP 8

Peta 9 Peta Penggunaan Lahan ............................ LP 9

Peta 10 Peta Penetapan Wilayah ............................ LP 10

Peta 11 Peta Topografi ............................ LP 11


.
Peta 12 Peta Tutupan Lahan ............................ LP 12

Peta 13 Peta Wilayah Tertentu ............................ LP 13

Peta 14 Peta Lokasi Orientasi Lahan Kritis ............................ LP 14

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016– 2025) UPTD KPH-P Model Seruyan
Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPH-P Model Seruyan

DAFTAR LAMPIRAN TABEL

Nomor Teks Hal


LampiranTabel 1 Koordinasi dan Sinergi Antara KPHP ............................ LT 1
Model Seruyan Dengan Institusi Yang
Relevan.

Lampiran Tabel 2 Matrik Rencana Kegiatan Jangka ............................ LT 2


Panjang KPHP Model Seruyan Unit XXI
Tahun Anggaran 2016 – 2025

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016– 2025) UPTD KPH-P Model Seruyan
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hutan di Indonesia yang sangat luas merupakan karunia Tuhan Yang Maha
Esa dan warisan kekayaan alam yang tak ternilai harganya. Karunia dan
warisan ini perlu dikelola secara bijak, terencana, optimal dan bertanggung
jawab sesuai dengan daya dukungnya, serta memperhatikan kelestarian
fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup guna menjamin pemanfaatan
hutan berkelanjutan, yang ditujukan sebesar-besar bagi kemakmuran rakyat
yang berkeadilan di masa kini dan masa mendatang.

Dalam konteks pembangunan nasional keberadaan tata kelola sumberdaya


hutan sangat strategis selain berperan memberikan kontribusi barang dan
jasa terhadap pembangunan perekonomian nasional, daerah dan
masyarakat, juga berperan dalam pelestarian lingkungan hidup dengan
menjaga keseimbangan sistem tata air, tanah dan udara sebagai unsur
utama daya dukung lingkungan dalam sistem penyangga kehidupan.

Seiring dengan pelaksanaan pembangunan, pertambahan jumlah


penduduk dan meningkatnya kebutuhan ruang untuk melakukan aktivitas,
Sumber daya hutan telah mengalami tekanan yang cukup besar sehingga
terjadinya degradasi dan deforestasi yang semakin meningkat yang
disebabkan berbagai faktor antara lain : Kegiatan Illegal logging, perambahan
hutan, kebakaran hutan, kurangnya komitmen pengelolaan hutan oleh
pemegang izin, serta banyaknya kawasan hutan yang open akses tanpa
pengelola dan penanggungjawab ditingkat tapak yang jelas.

Penataan hutan dan penyusunan rencana pengelolaan serta pemanfaatan


hutan di Indonesia diatur dalam sebuah Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun
2007 yang mana dalam peraturan pemerintah tersebut telah disebutkan bahwa
hutan di Indonesia memiliki tiga fungsi pokok yaitu; hutan konservasi, hutan
lindung dan hutan produksi. Untuk memperkuat sistem pengelolaan hutan

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 1
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

secara nasional maka dibentuk unit - unit pengelolaan yang disebut Kesatuan
Pengelolaan Hutan (KPH). Secara definisi KPH merupakan wilayah
pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya, yang dapat
dikelola secara efisien dan lestari. Kegiatan penataan hutan di dalam KPH
terdiri atas : tata batas, inventarisasi hutan, pembagian ke dalam blok atau
zona, pembagian petak dan anak petak dan pemetaan.

Perencanaan pengelolaan hutan dalam KPH dibagi atas dua perencanaan


yaitu perencanaan jangka panjang selama 10 tahun dan perencanaan jangka
pendek atau perencanaan tahunan. Perencanaan jangka panjang memuat
unsur - unsur; tujuan yang akan dicapai KPH, kondisi yang dihadapi dan
strategi serta kelayakan pengembangan pengelolaan hutan, yang meliputi tata
hutan, pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan
reklamasi hutan, dan perlindungan hutan dan konservasi alam. Perencanaan
jangka pendek meliputi; tujuan pengelolaan hutan lestari dalam skala KPH
yang bersangkutan, evaluasi hasil rencana jangka pendek sebelumnya, target
yang akan dicapai, basis data dan informasi, kegiatan yang akan
dilaksanakan, status neraca sumberdaya hutan, pemantauan, evaluasi,
pengendalian kegiatan dan partisipasi para pihak.

Kebijakan pengelolaan hutan produksi tidak berarti arah kebijakan


pengelolaannya semata - mata pada aspek produksi, namun lebih pada upaya
mencari keseimbangan tindakan dan peran dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya hutan yang selaras dengan azas kelestarian, yang
meliputi kelestarian, aspek lingkungan, aspek sosial dan produksi.
Tersusunnya rancang bangun Unit KPHP Model Seruyan Unit XXI sebagai
satu unit yang sinergis dengan sektor lain dan bersifat kolaboratif.

Dalam mendorong pembangunan KPH Pemerintah telah mengeluarkan


beberapa kebijakan yang terkait dengan pembangunan Kelembagaan KPH di
antaranya adalah Peraturan Menteri Kehutanan (Permenhut) Nomor :
P.6/Menhut-II/2009 Tentang Pembentukan Wilayah Kesatuan Pengelolaan
Hutan; Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor : 61 Tahun
2010 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Kesatuan Pengelolaan

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 2
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Hutan Lindung dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi di Daerah; dan


Peraturan Menteri Kehutanan (Permenhut) Nomor: P.41/Menhut-II/2011
Tentang Standarisasi Fasilitasi Sarana dan prasarana Kesatuan Pengelolaan
Hutan Lindung Model dan Kesatuan Hutan Produksi Model.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 230/Kpts-II/2003


tentang Pembentukan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi disebutkan
bahwa secara definisi KPHP merupakan suatu kesatuan manajemen terkecil
dari kawasan hutan produksi yang dikelola berdasarkan azas kelestarian dan
azas perusahaan, agar kegiatan - kegiatan pengusahaan hutan dapat
terselenggara dengan baik.

Kesatuan Pengusahaan Hutan Produksi (KPHP) berfungsi sebagai:


1. Satu kesatuan kelestarian, yakni sebagai tempat diselenggarakannya
pengaturan hasil yang telah memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan
dan manfaat sosial ekonomi masyarakat sekitar hutan, sehingga setiap
tahun dari kesatuan ini akan diperoleh hasil yang sama (sustained yield
principle) atau dengan banyaknya hasil yang terus meningkat (progressive
sustained yield principle).
2. Satu kesatuan usaha (bisnis) yang berarti bahwa kesatuan ini dalam
setiap daurnya harus diperoleh keuntungan (finansial dan ekonomi) atau
setidak - tidaknya diperoleh pendapatan yang sama dengan pengeluaran
(biaya) yang diperlukan untuk seluruh kegiatan pengusahaan hutan.

Tata hutan dan rencana pengelolaan merupakan salah satu instrumen


penting untuk menjamin terlaksananya tugas dan fungsi KPH dalam
melakukan pengelolaan hutan secara efektif dan efisien. Selanjutnya dalam
rangka memberikan acuan pelaksanaan pelaksanaan tata hutan dan
penyusunan rencana pengelolaan, Kementerian kehutanan telah menyusun
petunjuk teknis melalui Peraturan Direktur Jendral Planologi Kehutanan
Nomor: P.5/VII- WP3H/2012, tanggal 14 Maret 2012 tentang Petunjuk Teknis
Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan pada Kesatuan
Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan
Produksi (KPHP).

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 3
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Kawasan Unit KPHP Model Seruyan Unit XXI merupakan kawasan hutan yang
sebagian besar wilayahnya telah terdapat Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu (IUPHHK) yang masih merupakan kegiatan kehutanan dan
kegiatan lainnya berupa pertambangan. Oleh karena itu, pengelola Unit KPHP
Model Seruyan Unit XXI perlu memiliki sebuah perencanaan kawasan yang
baik dengan visi jangka panjang ke depan. Perencanaan kawasan yang
dimaksud yakni sebuah perencanaan pengelolaan kawasan dan sumberdaya
alam yang berkelanjutan dengan mempertimbangkan aturan & kebijakan
tentang pengelolaan sumberdaya alam, isu - isu lingkungan serta kondisi
sosial budaya masyarakat saat ini.

Kawasan Unit KPHP Model Seruyan Unit XXI secara umum merupakan
kawasan hutan produksi dan hutan lindung, dan juga terdapat pemukiman
masyarakat. Dengan demikian maka perencanaan pengelolaan kawasan unit
KPHP Model Seruyan Unit XXI sebaiknya memperhatikan keberadaan dan
potensi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat di sekitar kawasan KPHP
Model Seruyan Unit XXI. Untuk mewujudkan perencanaan dengan melibatkan
masyarakat di dalamnya maka ada dua hal penting yang harus dilakukan yaitu:
(1) penguatan capacity building di tingkat komunitas dan (2) pelibatan
masyarakat sendiri dalam pengelolaan kawasan KPHP Model Seruyan Unit
XXI.

B. Tujuan Pengelolaan

Tujuan pengelolaan KPHP Model Seruyan Unit XXI selama 10 tahun (2016 –
2025) adalah :
1. Selesainya Penataan batas kawasan hutan, Batas di luar Wilayah
Tertentu, Batas di luar KPHP serta Batas Blok dan Petak.
2. Optimalisasi kawasan Hutan Produksi dan Hutan Produksi Tetap melalui
pemberdayaan masyarakat dan pihak ketiga (Investor).
3. Tersedianya data potensi ekowisata dan pengembangan industri wisata
dengan bersinergi dengan dinas terkait dan pihak ketiga (investor).

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 4
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

4. Meningkatnya skill masyarakat dalam mengolah Hasil Hutan Bukan Kayu


dari bahan baku mentah atau setengah jadi menjadi barang jadi.
5. Terciptanya lapangan kerja bagi masyarakat lokal dan meningkatnya
ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan potensi kayu, hasil hutan bukan
kayu maupun jasa lingkungan.
6. Terlaksananya kegiatan rehabilitasi hutan pada areal Wilayah Tertentu.
7. Tersedianya sarana dan prasarana KPHP yang memadai untuk
operasional dilapangan.
8. Berkurangnya aktifitas illegal logging dan illegal maining dalam areal
KPHP baik dalam areal izin pemanfaatan maupun wilayah tertentu.
9. Terbangunnya pola-pola kerjasama / kolaborasi yang saling
menguntungkan para pihak baik Unit Manajemen dengan KPHP, KPHP
dengan masyarakat dan Unit Manajemen dengan masyarakat dalam
bentuk kemitraan kehutanan dalam mengelola hutan produksi sehingga
konflik tenurial/lahan dapat berkurang.

C. Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai dalam Rencana Pengelolaan Hutan Jangka


Panjang KPHP Model Seruyan Unit XXI Tahun 2016 – 2025 ini adalah:

1. Tercapainya optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan potensi


sumberdaya hutan alam secara efisien dan efektif, untuk menjamin
keberlanjutan pembangunan kehutanan yang berbasis pada kelestarian
fungsi produksi dan kesejehteraan masyarakat di dalam dan di sekitarnya.
2. Meminimalisir aktifitas pencurian hasil hutan dan perdagangan hasil hutan
secara illegal.
3. Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) dan Pengembangan Hutan
Tanaman Industri (HTI) melalui program perhutanan sosial (Hutan Desa,
HTUL dan Hkm).
4. Rehabilitasi Hutan dan Lahan di dalam dan di sekitar kawasan hutan
melalui program agroforestry.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 5
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

5. Optimalisasi fungsi DAS dan sub DAS untuk mendukung wilayah di


bawahnya sebagai penyuplai air dan mengatur tata air, pengendali banjir,
erosi dan sebagainya.
6. Pengembangan aneka usaha kehutanan non kayu dan jasa lingkungan
secara komersial.
7. Peningkatan penyerapan tenaga kerja dan pendapatan masyarakat di
dalam dan sekitar wilayah Unit KPHP Model Seruyan Unit XXI.
8. Pengukuran, pemetaan serta pengukuhan kawasan Unit KPHP Model
Seruyan Unit XXI.
9. Penguatan kelembagaan KPHP Model Seruyan Unit XXI.

D. Ruang Lingkup

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang KPHP Model Seruyan Unit XXI
Tahun 2016 - 2025 ini, ruang lingkup kegiatannya difokuskan pada:
Inventarisasi berkala wilayah kelola serta penataan hutan, pemanfaatan hutan
pada wilayah tertentu, pemberdayaan masyarakat, pembinaan dan
pemantauan (controlling) pada areal KPHP yang telah ada izin pemanfaatan
maupun penggunaan kawasan hutan, penyelenggaraan rehabilitasi pada areal
di luar izin, penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi alam,
pembinaan dan pemantauan pelaksanaan rehabilitaasi dan reklamasi pada
areal yang sudah ada izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan,
penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang izin, koordinasi
dan sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait, penyediaan dan
peningkatan kapasitas SDM, penyediaan pendanaan, pengembangan
database, rasionalisasi wilayah kelola, review rencana pengelolaan wilayah
KPHP (minimal 5 tahun sekali) dan pengembangan investasi.

Pada prinsipnya perencanaan ini akan mencakup beberapa elemen penting


dalam pengelolaan kawasan Unit KPHP Model Seruyan Unit XXI yaitu:
1. Isu - isu kawasan yang menyangkut pemanfaatan kawasan sesuai dengan
karakteristik dan tujuan pengelolaan (zonasi).
2. Institusi pengelola; kewenangan institusi, struktur organisasi, institusi mitra
(masyarakat, unit manajemen dan regulator).

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 6
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

3. Pengembangan ekonomi; dalam hal ini pemanfaatan sumber daya dan


kawasan hutan sebagai sumber daya ekonomi daerah.
4. Isu - isu lingkungan; seperti perlindungan daerah aliran sungai, catchment
area, perlindungan flora dan fauna, penyerap karbon dan lain - lain.
5. Sosial kemasyarakatan; menyangkut peran serta masyarakat,
pemberdayaan masyarakat, peningkatan kapasitas masyarakat dan lain -
lain.
6. Rehabilitasi; menyangkut perbaikan lahan - lahan kritis dalam kawasan.

E. Batasan Pengertian

1. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi


sumberdaya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam
persekutuan alam dan lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak
dapat dipisahkan.
2. Hutan Produksi (HP) adalah areal hutan yang dipertahankan sebagai
kawasan hutan dan berfungsi untuk menghasilkan hasil hutan bagi
kepentingan konsumsi masyarakat, industri dan eksport.
3. Hutan Lindung (HL) adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi
pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan, antara lain
untuk mengatur tata air, mencegah intrusi air laut, mencegah banjir,
mengendalikan erosi, dan memelihara kesuburan tanah.
4. Hutan Hak adalah hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak atas
tanah.
5. Hutan Kemasyarakatan adalah hutan negara yang pemanfaatan
utamanya ditujukan untuk memberdayakan masyarakat.
6. Hutan Tanaman Hasil Rehabilitasi yang selanjutnya disingkat HTHR
adalah hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun melalui
kegiatan merehabilitasi lahan dan hutan pada kawasan hutan produksi
untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi lahan dan
hutan dalam rangka mempertahankan daya dukung, produktivitas dan
peranannya sebagai sistem penyangga kehidupan.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 7
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

7. Hutan Tanaman Industri yang selanjutnya disingkat HTI adalah hutan


tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh kelompok industri
kehutanan untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi
dengan menerapkan silvikultur dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan
baku industri hasil hutan.
8. Hutan Tanaman Rakyat yang selanjutnya disingkat HTR adalah hutan
tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh kelompok masyarakat
untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan
menerapkan silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya
hutan.
9. Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditetapkan oleh
pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap .
10. Wilayah tertentu (WT) adalah wilayah yang belum dibebani izin
pemanfaatan dan penggunaan kawasan.
11. Pengelolaan Hutan adalah kegiatan yang meliputi tata hutan dan
penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan,
penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan serta
perlindungan hutan dan konservasi alam.
12. Fungsi Pengelolaan Hutan adalah perangkat untuk membangun hutan
lestari dengan mendekatkannya kepada penyelenggara pemerintahan
daerah, oleh karena itu implementasinya menggunakan falsafah
desentralisasi penyelenggaraan pengelolaan namun dengan tetap
memperhatikan krtiteria – kriteria atau syarat – syarat menuju pengelolaan
hutan yang benar.
13. Tata Hutan adalahkegiatan rancang bangun unit pengelolaan hutan,
mencakup kegiatan pengelompokan sumber daya hutan sesuai dengan
tipe ekosistem dan potensi yang terkandung didalamnya dengan tujuan
untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat
secara lestari.
14. Tata Batas dalam wilayah KPH adalah melakukan penataan batas dalam
wilayah kelola KPH berdasarkan pembagian Blok dan petak.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 8
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

15. Blok adalah bagian wilayah KPH yang dibuat relatif permanen untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan.
16. Petak adalah bagian dari blok dengan luasan tertentu dan menjadi unit
usaha pemanfaatan terkecil yang mendapat perlakuan pengelolaan atau
silvikultur yang sama.
17. Inventarisasi Hutan pada wilayah KPHL dan KPHP adalah
rangkaian kegiatan pengumpulan data untuk mengetahui keadaan
dan potensi sumberdaya hutan dan lingkungannya secara lengkap.
18. Inventarisasi Hutan adalah rangkaian kegiatan pengumpulan data untuk
mengetahui keadaan dan potensi sumberdaya hutan serta lingkungannya
secara lengkap.
19. Perencanaan Kehutanan adalah proses penetapan tujuan, penentuan
kegiatan dan perangkat yang diperlukan dalam pengurusan hutan lestari
untuk memberikan pedoman dan arah guna menjamin tercapainya tujuan
penyelenggaraan kehutanan untuk sebesar – besarnya kemakmuran
rakyat yang berkeadilan dan berkelanjutan.
20. Rencana Pengelolaan Hutan adalah rencana pada Kesatuan
Pengelolaan Hutan yang memuat semua aspek pengelolaan hutan
dalam kurun jangka panjang dan pendek, disusun berdasarkan hasil
tata hutan dan rencana kehutanan dan memperhatikan aspirasi,
peran serta dan nilai budaya masyarakat serta kondisi lingkungan dalam
rangka pengelolaan kawasan hutan yang lebih intensif untuk memperoleh
manfaat yang lebih optimal dan lestari.
21. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang adalah rencana
pengelolaan hutan pada tingkat strategis berjangka waktu 10 (sepuluh)
tahun atau selama jangka benah pembangunan KPHL dan KPHP.
22. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek adalah Rencana
Pengelolaan Hutan berjangka waktu satu tahun pada tingkat kegiatan
operasional berbasis petak dan/atau blok.
23. Pengelolaan Hutan adalah kegiatan yang meliputi tata hutan dan
penyusunan rencana pengelolaan hutan; pemanfaatan hutan;

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 9
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

penggunaan kawasan hutan; rehabilitasi dan reklamasi hutan;


perlindungan hutan dan konservasi alam.
24. Pemanfaatan Kawasan adalah kegiatan untuk memanfaatkan ruang
tumbuh sehingga diperoleh manfaat lingkungan, manfaat sosial dan
manfaat ekonomi secara optimal dengan tidak mengurangi fungsi
utamanya.
25. Pemanfaatan Hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan
kawasan hutan, memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan hasil
hutan kayu dan bukan kayu serta memungut hasil hutan kayu dan
bukan kayu secara optimal dan adil untuk masyarakat dengan
tetap menjaga kelestariannya.
26. Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu adalah kegiatan untuk
memanfaatkan dan mengusahakan hasil hutan berupa bukan kayu
dengan tidak merusak lingkungan dan tidak mengurangi fungsi pokoknya.
27. Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu adalah kegiatan untuk memanfaatkan
dan mengusahakan hasil hutan berupa kayu dengan tidak merusak
lingkungan dan tidak mengurangi fungsi pokoknya.
28. Pemanfaatan Jasa Lingkungan adalah kegiatan untuk memanfaatkan
potensi jasa lingkungan dengan tidak merusak lingkungan dan
mengurangi fungsi utamanya.
29. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu yang selanjutnya disingkat
IUPHHK dan/atau Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu
yang selanjutnya disebut IUPHHBK adalah izin usaha yang diberikan
untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dan/atau bukan kayu dalam
hutan alam pada hutan produksi melalui kegiatan pemanenan atau
penebangan.
30. Izin Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan yang selanjutnya disingkat
IUPJL adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan jasa
lingkungan pada hutan lindung dan/atau hutan produksi.
31. Izin Usaha Pemanfaatan Kawasan yang selanjutnya disingkat IUPK
adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan kawasan pada
hutan lindung dan/atau hutan produksi.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 10
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

32. Izin Pemanfaatan Hutan adalah izin yang diterbitkan oleh pejabat yang
berwenang yang terdiri dari izin usaha pemanfaatan kawasan, izin usaha
pemanfaatan jasa lingkungan, izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu
dan/atau bukan kayu, dan izin pemungutan hasil hutan kayu dan/atau
bukan kayu pada areal hutan yang telah ditentukan.
33. Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hutan yang selanjutnya disingkat
IIUPH adalah pungutan yang dikenakan kepada pemegang izin usaha
pemanfaatan hutan atas suatu kawasan hutan tertentu.
34. Pemungutan Hasil Hutan Kayu dan/atau Bukan Kayu adalah kegiatan
untuk mengambil hasil hutan baik berupa kayu dan/atau bukan kayu
dengan batasan waktu, luas dan/atau volume tertentu
35. Izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu yang selanjutnya disingkat
IPHHBK adalah izin untuk mengambil hasil hutan berupa bukan kayu
pada hutan lindung dan/atau hutan produksi antara lain berupa rotan,
madu, buah-buahan, getah-getahan, tanaman obat-obatan, untuk jangka
waktu dan volume tertentu.
36. Izin Pemungutan Hasil Hutan Kayu yang selanjutnya disingkat IPHHK
adalah izin untuk mengambil hasil hutan berupa kayu pada hutan produksi
melalui kegiatan pemanenan, pengangkutan, dan pemasaran untuk
jangka waktu dan volume tertentu.
37. Perlindungan Hutan adalah usaha untuk mencegah dan membatasi
kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan yang disebabkan oleh
manusia, hewan ternak, kebakaran, daya – daya alam, hama dan penyakit
serta mempertahankan dan menjaga hak negara, masyarakat,
perorangan, atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi hutan serta
penyakit yang berhubungan dengan pengelolaan hutan.
38. IUPHHK dan/atau IUPHHBK dalam hutan tanaman adalah izin usaha
yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dan/atau
bukan kayu dalam hutan tanaman pada hutan produksi melalui kegiatan
penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan,
dan pemasaran.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 11
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

39. IUPHHK Restorasi Ekosistem dalam hutan alam adalah izin usaha yang
diberikan untuk membangun kawasan dalam hutan alam pada hutan
produksi yang memiliki ekosistem penting sehingga dapat dipertahankan
fungsi dan keterwakilannya melalui kegiatan pemeliharaan, perlindungan
dan pemulihan ekosistem hutan termasuk penanaman, pengayaan,
penjarangan, penangkaran satwa, pelepasliaran flora dan fauna untuk
mengembalikan unsur hayati (flora dan fauna) serta unsur non hayati
(tanah, iklim dan topografi) pada suatu kawasan kepada jenis yang asli,
sehingga tercapai keseimbangan hayati dan ekosistemnya.
40. Provisi Sumber Daya Hutan yang selanjutnya disingkat PSDH adalah
pungutan yang dikenakan kepada pemegang izin sebagai pengganti nilai
intrinsik dari hasil hutan yang dipungut dari hutan negara.
41. Dana Reboisasi yang selanjutnya disebut DR adalah dana untuk
reboisasi dan rehabilitasi hutan serta kegiatan pendukungnya yang
dipungut dari pemegang izin pemanfaatn hasil hutan berupa kayu.
42. Sistem silvikultur adalah sistem budidaya hutan atau sistem teknik
bercocok tanaman hutan mulai dari memilih benih atau bibit, menyemai,
menanam, memelihara tanaman dan memanen.
43. Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan adalah dokumen-dokumen yang
merupakan bukti legalitas hasil hutan pada setiap segmen kegiatan dalam
penatausahaan hasil hutan.
44. Pemberdayaan Masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan dan kemandirian masyarakat untuk mendapatkan manfaat
sumberdaya hutan secara optimal dan adil.
45. Kemitraan Kehutanan adalah kerjasama antara masyarakat setempat
dengan pemegang izin usaha industri primer hasil hutan, dan/atau
Kesatuan Pengelolaan Hutan dalam pengembangan kapasitas dan
pemberian akses dengan prinsip kesetaraan dan saling menguntungkan.
46. Perhutanan Sosial adalah suatu sistem pengelolaan hutan dimana
masyarakat lokal dapat berpartisipasi aktif didalamnya untuk
kesejahteraan mereka dan sekaligus melestarikan atau memperbaiki
hutan disekelilingnya.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 12
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

47. Agroforestry adalah budidaya tanaman Kehutanan (pohon-pohon)


bersama dengan tanaman pertanian (tanaman semusim).
48. Hutan Desa adalah hutan negara yang belum dibebani izin/hak, yang
dikelola oleh desa dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan desa.
49. Hutan Kemasyarakatan (HKm) adalah hutan negara yang pemanfaatan
utamanya ditujukan untuk memberdayakan masyarakat.
50. Fasilitasi adalah penyediaan kebutuhan atau kemudahan dalam
peberdayaan masyarakat setempat dengan cara mengembangkan
kapasitas kelembagaan, usaha, teknologi, ketrampilan teknis dan
administrasi dan pemberian akses legalitas kemitraan kehutanan,
permodalan, penyelesaian konflik dan akses pemasaran oleh pemerintah
dan atau pihak lain.
51. Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Bukan Kayu (IUIPHHBK)
adalah pengolahan hasil hutan berupa bukan kayu menjadi barang
setengah jadi atau barang jadi.
52. Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IUIPHHK) adalah
pengolahan kayu bulat dan/atau kayu bahan baku serpih menjadi barang
setengah jadi atau barang jadi.
53. Penggunaan kawasan hutan merupakan penggunaan untuk kepentingan
pembangunan di luar kehutanan tanpa mengubah status dan fungsi pokok
kawasan hutan.
54. Perlindungan Hutan adalah usaha untuk mencegah dan membatasi
kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan yang disebabkan oleh
perbuatan manusia, ternak, kebakaran, bencana alam, hama dan
penyakit, serta mempertahankan dan menjaga hak - hak negara,
masyarakat dan perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan,
investasi serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan.
55. Rehabilitasi Hutan dan Lahan adalah upaya untuk memulihkan,
mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga
daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem
penyangga kehidupan tetap terjaga.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 13
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

56. Reklamasi Hutan adalah usaha untuk memperbaiki atau memulihkan


kembali lahan dan vegetasi hutan yang rusak agar dapat berfungsi secara
optimal sesuai dengan peruntukannya.
57. Daerah Aliran Sungai atau yang disebut DAS adalah suatu wilayah di
daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak sungai
yang bersifat menampung, menyimpan dan mengalirkan air dari curah
hujan ke darat atau laut secara alami.
58. Menteri adalah Menteri yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di
bidang kehutanan.
59. Kesatuan Pengelolaan Hutan selanjutnya disebut KPH adalah wilayah
pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya yang dapat
dikelola secara efisien dan lestari.
60. Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung selanjutnya disebut KPHL
adalah KPH yang luas wilayahnya seluruh atau sebagian besar terdiri dari
kawasan hutan lindung.
61. Kesatuan pengelolaan hutan produksi selanjutnya disebut KPHP
adalah KPH yang luas wilayahnya seluruh atau sebagian besar terdiri dari
kawasan hutan produksi.
62. Kepala KPH adalah pimpinan, pemegang kewenangan dan penanggung
jawab pengelolaan hutan dalam wilayah yang dikelolanya.
63. Perorangan adalah Warga Negara Republik Indonesia yang cakap
bertindak menurut hukum.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 14
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

II. DESKRIPSI KAWASAN

A. Risalah Wilayah

A.1 Letak

Wilayah Unit KPHP Model Seruyan Unit XXI secara administrasi


pemerintahan terletak pada wilayah Kecamatan Seruyan Hulu dan
Kecamatan Suling Tambun, Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan
Tengah.

Kawasan KPHP Model Seruyan Unit XXI terletak di Kabupaten Seruyan.


Secara geografis Unit KPHP Model Seruyan Unit XXI terletak antara
0°46’1,2” - 1°34’4,8”LS dan 111°19’1,2” - 112°7’1,2”BT.

A.2 Luas

Unit KPHP Model Seruyan Unit XXI ditetapkan berdasarkan Keputusan


Menteri Kehutanan Nomor : SK. 716/Menhut-II/2011 tanggal 19
Desember 2011 dengan luas wilayah lebih kurang 373.909 Ha yang
terdiri dari kawasan Hutan Lindung (HL) seluas lebih kurang 38.970 Ha,
kawasan Hutan Produksi tetap (HP) seluas lebih kurang 6.112 Ha, dan
kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas lebih kurang 328.827
Ha.

A.3 Batas - Batas Kawasan

Secara administratif kawasan Unit KPHP Model Seruyan Unit XXI


berbatasan dengan wilayah sebagai berikut :
 Sebelah Utara : Provinsi Kalimantan Barat
 Sebelah Timur : Kabupaten Katingan
 Sebelah Selatan : Kecamatan Seruyan Tengah, Kabupaten Kobar
dan Lamandau
 Sebelah Barat : Provinsi Kalimantan Barat

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 15
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

A.4 Pembagian Blok

Blok Pengelolaan pada wilayah KPH adalah bagian dari wilayah KPH
dengan persamaan karakteristik biogeofisik (potensi, penutupan lahan,
bentang alam, dan lain - lain) bersifat relatif permanen, yang ditetapkan untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen. Sedangkan petak adalah
unit terkecil lahan hutan yang lokasi geografisnya bersifat permanen,
sebagai basis pemberian perlakuan pengelolaan dan menjadi satuan
administrasi (pencatatan) setiap kegiatan pengelolaan yang diterapkan
atasnya.

Di wilayah KPHP Model Seruyan Unit XXI Kabupaten Seruyan Provinsi


Kalimantan Tengah sudah sesuai dengan dokumen rancangan pembangunan
KPHP Model ini, telah dibagi ke dalam 9 blok (3 blok di Hutan Lindung dan 6
Blok di Hutan Produksi). Rencana pembagian blok – blok pengelolaan KPHP
mengacu pada peraturan Perdirjen Planologi Kehutanan Nomor : P.5/VII-
WP3H/2012. Secara garis besar pembagian blok pada seluruh areal KPHP
Model Seruyan Unit XXI sebagai berikut :

1. Kawasan Hutan Lindung seluas 38.970 Ha

Pada kawasan hutan lindung (HL) dikelompokkan menjadi 3 (tiga) blok


yaitu blok inti, blok khusus dan blok pemanfaatan. Blok inti dengan luasan
29.555,7 Ha (75,84 %) yang terletak pada kawasan hutan lindung (HL)
ditetapakan dengan pertimbangan (sulit dijangkau atau akses rendah),
penting bagi perlindungan tata air, perlindungan satwa dan plasma
nutfah). Blok pemanfaatan dengan luasan 8.844,8 Ha (22,70 %) yang
terletak pada hutan lindung (HL) ditetapkan dengan kriteria memiliki
potensi hasil hutan non kayu (rotan, getah, buah/biji), memiliki potensi
jasling dan wisata alam, telah lama dimanfaatkan masyarakat setempat
sebagai kehidupan (berupa pertanian, lahan kering / kebun), aksesibilitas
cukup tinggi. Sedangkan untuk blok khusus seluas 569,6 Ha (1,46 %)
yang terletak pada hutan lindung (HL) yang difungsikan sebagai areal

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 16
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

untuk menampung kepentingan-kepentingan khusus baik itu penelitian,


ritual adat, wilayah adat/ulayat maupun untuk kegiatan pendidikan.

2. Kawasan Hutan Produksi seluas 334.939 Ha

Pada kawasan hutan produksi dengan fungsi berupa Hutan Produksi


Terbatas (HPT) dan Hutan Produksi Tetap dikelompokkan kedalam 6
(enam) blok yaitu blok pemanfaatan IUPHHK – HA dengan luasan
310.045,8 Ha (92,57%) yang pelaksanaannya dilakasanakan berdasarkan
perencanaan kerja yang telah disusun oleh pemegang ijin. Blok
Pemanfaatan HHK-HA (WT) yang seluas 1.475,2 Ha (0,44%) dan Blok
Pemanfaatan HHK- HT (WT) seluas 2.419,4 Ha (0,72%), Blok
Pemberdayaan Masyarakat (WT) adalah seluas 5.903,0 Ha (1,76%), Blok
pemanfaatan kawasan hutan, Jasling dan HHBK di WT sebesar 5.599,9
Ha (1,67%). Blok Perlindungan seluas 9.495,7 Ha (2,84%). Pembagian
petak pada Blok IUPHHK-HA, mengacu pada Recana Kerja Usaha
Pemanfaatan Hasil hutan Kayu-Hutan Alam (RKUPHHK-HA) yang
disusun berdasarkan hasil Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala
(IHMB) dari masing-masing Pemegang IUPHHK-HA untuk jangka waktu
10 Tahun. Untuk tanaman yang diusahakan pada blok pemanfaatan
adalah tanaman sengon dan tanaman gaharu. Rekapitulasi Pembagian
Blok/zonasi dan Petak diwilayah KPHP Model Seruyan Unit XXI seperti
pada tabel 1.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 17
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Tabel 1. Rekapitulasi Pembagian Blok/zonasi dan Petak diwilayah


KPHP Model Seruyan Unit XXI

No Fungsi Hutan Nama Blok Luas Blok(Ha) Jumlah Petak Persentase

A Hutan Lindung

1 Blok Pemanfaatan 8.844,8 36 22,70

2 Blok Inti 29.555,7 118 75,84

3 Blok Khusus 569,6 2 1,46

Jumlah 38.970 156 100,00

B Hutan Produksi

1 Pemanfaatan IUPHHK – HA 310.045,8 1.323 92,57

2 Pemberdayaan Masyarakat 5.903,0 57


1,76

3 Pemanfaatan HHK- HA 1.475,2 14


0,44

4 Pemanfaatan HHK-HT 2.419,4 27


0,72

5 Pemanfaatan Kawasan Hutan, 5.599,9 55


Jasling dan HHBK
1,67

6 Perlindungan 9.495,7 41 2,84

Jumlah 334.939 1.517 100,00

JUMLAH TOTAL 373.909 1.673 100,00

Sumber : Pengolahan data KPHP Model Seruyan Unit XXI, 2016

Dalam Wilayah KPHP Model Seruyan Unit XXI terdapat Kawasan Hutan yang
belum di bebani Hak/ijin Pemanfaatan atau penggunaan kawasan, kawasan
tersebut selanjutnya disebut dengan Wilayah Tertentu. Luas Wilayah Tertentu
pada KPHP Model Seruyan Unit XXI yaitu 24.242,30 Ha. Pembagian Blok
Pada Wilayah tertentu, sangat tergantung dengan skema rencana kegiatan
yang akan dilaksanakan pada wilayah tersebut sesuai dengan fungsi
kawasan, kondisi biofisik, sosial ekonomi serta peraturan perundangan yang
berlaku.

Dalam Rangka mempermudah proses pengelolaan Wilayah tertentu dan


inventarisasi secara detail, sebelum dilakukan pembagian blok sesuai
dengan peruntukannya, maka Wilayah Tertentu pada KPHP Model Seruyan
Unit XXI dikelompok berdasarkan Fungsi kawasan dan kesatuan Areal

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 18
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

(kompartemen) dan aksesibilitas. Sehingga dapat dikelompokkan dalam


beberapa bagian yaitu sebagai berikut :
Tabel 2. Pembagian Blok pada Wilayah Tertentu KPHP Model Seruyan Unit
XXI
No Fungsi Hutan Nama Blok Luas Blok (Ha) Jumlah Petak Persentase

A Hutan Lindung
1 Blok Pemanfaatan 8.844,8 36 22,70
Jumlah 8.844,8 36 100,00
B Hutan Produksi

1 Pemberdayaan Masyarakat 5.903,0 57 23,71


2 Pemanfaatan HHK-HA 1.475,2 14 5,93
3 Pemanfaatan HHK-HT 2.419,4 27 9,72
4 Pemanfaatan Kawasan Hutan, 5.599,9 55
22,5
Jasling dan HHBK
Jumlah 15.397,50 153 100,00

JUMLAH TOTAL 24.242,30 189 100,00

Sumber : Pengolahan Data KPHP Model Seruyan Unit XXI, 2016

Pembagian blok - blok dimaksudkan memberikan gambaran batasan bentang lahan


(landscape), dan potensi hasil hutan serta pemanfaatannya sesuai karakteristik dan
kriteria masing-masing blok. Kondisi pembagian blok seperti ini memberikan
kemungkinan model pengelolaan hutan yang optimal.

KPHP Model Seruyan Unit XXI belum melakukan review tata batas antar Desa dan
inventarisasi sebaran potensi wilayah KPHP dan aksesbilitasnya.

A.5. Informasi Geofisik Kawasan

a. Iklim

Dengan mengacu pada data curah hujan dari Stasiun Meteorologi dan
Geofisika Nanga Pinoh selama 10 tahun (2006 – 2015), dapat diperoleh
angka curah hujan rata– rata pertahun sebesar 3.599 mm dengan rataan
jumlah hari hujan 238 hari. Jumlah bulan basah terendah dari 0 – 5 bulan
dalam setahun dan jumlah bulan basah tertinggi berkisar antara 6 – 11
bulan dalam setahun. Sedangkan bulan kering relatif kecil yaitu 0 – 1
bulan dalam setahun dan jumlah bulan kering tertinggi berkisar 5 – 6

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 19
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

bulan dalam setahun. Nilai rata – rata curah hujan selam 10 tahun
disajikan pada tabel dibawah ini:
Tabel 3. Curah Hujan (CH) Dalam satuan (mm) Dan Hari Hujan (HH)
Dalam Satuan (Hari) Tahun 2006 – 2015

Bulan CH/HH 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Rata2

Januari CH 384 397 651 350 425 196 303 624 652 435 435
HH 26 21 21 27 23 22 25 23 24 28 24
Februari CH 240 257 191 481 427 225 364 266 130 160 228
HH 17 15 15 23 23 27 25 17 12 18 19
Maret CH 351 261 747 321 364 396 197 588 291 345 386
HH 20 21 27 24 17 21 15 25 24 24 22
April CH 164 135 290 360 280 319 267 441 326 303 289
HH 18 17 22 23 20 27 22 21 20 26 22
Mei Ch 253 399 219 281 93 140 223 321 156 511 260
HH 17 18 17 16 14 23 17 23 23 23 19
Juni CH 269 412 243 218 328 161 120 348 98 98 230
Hh 14 19 17 14 25 22 12 10 10 14 16
Juli Ch 167 427 29 560 205 266 335 93 72 175 236
Hh 17 16 3 23 16 22 10 9 6 20 14
Agustus Ch 301 142 53 453 338 137 236 5 266 336 226
HH 12 9 8 21 20 16 12 3 17 28 15
September Ch 291 312 53 383 412 171 136 100 172 278 231
HH 18 20 3 20 22 18 13 7 9 24 15
Oktober CH 345 308 181 262 529 434 404 404 384 212 144
HH 25 24 15 24 28 30 15 20 22 23 21
November CH 330 505 275 400 204 263 318 512 360 300 347
HH 2 27 25 25 27 29 19 22 20 27 24
Desember CH 55 351 310 322 247 465 447 386 317 277 366
HH 25 25 27 23 24 24 25 24 25 25 25
Jumlah CH 3.637 3.911 2.957 4.723 3.776 3.401 3.241 3.745 3.022 3.578 3.599
HH 230 200 200 263 259 241 220 204 21 278 238

Sumber : Stasiun Meteorologi III Nanga Pinoh Balai Wilayah II, Badan Meterologi dan Geofisika,
Departemen Perhubungan(2001- 2010) dalam PT. Erna Djuliawati (Hasil modifikasi dari
hitungan desimal ke milimeter).

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 20
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

A.6. Data Dan Informasi Hidrologi

Sungai Seruyan dengan panjang sekitar 350 km dan lebar 250 m, merupakan
sungai utama yang mengalir dari pegunungan Schwaner di Utara menuju Laut
Jawa di bagian Selatan. Dari sungai Seruyan ada 6 (enam) buah anak sungai
yang besar dan dapat digunakan sebagai sumber air maupun sarana
transportasi. Keenam anak sungai tersebut adalah danau Sembuluh, Kuala
Besar, Manjul, Salau, Pukun dan Kale. Sungai - sungai yang ada di DAS
Seruyan mengalir sepanjang tahun. Pola aliran sungai di wilayah Kabupaten
Seruyan adalah pola dendritik dimana salah satu sifat utamanya adalah
apabila terjadi hujan merata di seluruh daerah aliran sungai, maka puncak
banjirnya akan demikian tinggi hingga mempunyai potensi besar untuk
menggenangi daerah yang ada di sekitar aliran sungai, khususnya di bagian
hilir sungai. Secara kualitatif debit air sungai akan berfluktuasi sesuai dengan
curah hujan yang jatuh di DAS bersangkutan.

A.7 Data Dan Informasi Fisiografi

Secara umum keadaan fisiografi pada unit KPHP Model Seruyan Unit XXI
dapat dibagi dalam 4 kelas Kelerengan, yakni dapat dilihat pada tabel 4 berikut
ini :

Tabel 4. Kelas Kelerengan Pada Unit KPHP Model Seruyan Unit XXI

Kelas Kelerengan Luas (Ha) Persentase


Datar (0 – 8 %) : ± 30.558,45 Ha 8%
Agak Curam (15 – 25 %) : ± 194.455,04 Ha 52 %
Curam ( 25 – 40 %) : ± 51.681,48 Ha 14 %
Sangat curam (> 40%) : ± 97.214 Ha 26 %
Total ± 373.909 Ha 100%
Sumber : Laporan Akhir Identifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan Potensi Seluruh Areal
KPHP Model Seruyan Unit XXI , BPHP Wilayah X Palangka Raya, 2015

Berdasarkan data dan informasi fisiografi di atas maka dapat disimpulkan


bahwa, di wilayah KPHP Model Seruyan Unit XXI memiliki karakteristik

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 21
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

kelerengan dominan agak curam sampai sangat curam. Dengan kondisi


fisiografi seperti ini maka kawasan ini harus dijaga perubahan tutupan lahan
yang ekstrim. Karena, lokasi seperti ini rawan terjadinya longsor.

Gambar 1. Peta Topografi Wilayah Unit KPHP Model Seruyan

A.8 Data Dan Informasi Jenis Tanah

Penamaan tanah dilakukan menurut sistem Soil Taxonomy (USDA, 2014).


Berdasarkan peta Land System dan Land Siutability skala 1 : 250.000, pada
wilayah Kabupaten Seruyan yang didominasi oleh Asosiasi Ultisol, Inceptisol
dan Spodosol seluas 262.989,73 Ha (16,06%), Asosiasi Spodosol dan Entisol
seluas 246.438,41 Ha (15,05%) dan Inceptisol berasosiasi dengan Ultisol dan
Oxisol seluas 223.497,97 Ha (13,65%). Untuk lebih jelasnya kondisi jenis
tanah yang dirinci menurut Kecamatan pada Kabupaten Seruyan dapat dilihat
pada tabel berikut :

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 22
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Tabel 5. Jenis Tanah Masing - Masing Kecamatan Di Wilayah Kabupaten Seruyan

Danau Seruyan Seruyan Seruyan


No Jenis Tanah Hanau Jumlah
Sembuluh Hilir Hulu Tengah

1 2 3 4 5 6 7 8
Asosiasi Entisol dan
1 Histosol 283,41 600,90 8.180,54 - - 9.064,84

2 Asosiasi Entisol dan - - 64.301,61 - 1.165,46 65.467,07


Ritosol

3 Asosiasi Entisol, 489,39 - 11.841,57 - - 12.330,96


Spodosol
4 Asosiasi Inceptisol dan 7.810,10 12.020,25 15,11 - 5.613,53 25.458,99
Entisol
5 Asosiasi inceptisol, Ultisol - - - 155.646,87 26.909,85 182.556,72
dan Entisol
6 Asosiasi Ritosol, Histosol 13.122,05 21.357,34 110.122,58 - 1.203,83 145.805,80
dan Entisol
7 Asosiasi Spodosol dan 65.061,94 24.015,28 157.361,19 - - 246.438,41
Entisol
8 Asosiasi Utisol dan - - - - 28.917,58 28.917,58
Inceptisol
9 Asosiasi Ultisol, Inceptisol - - - - 879.76 879.76
dan Entisol
10 Asosiasi Ultisol, Inceptisol 103.308,14 47.563,16 79.059,42 - 33.059,01 262.989,73
dan Spodosol

11 Entisol 6.688,37 204,37 107.822,35 - - 114.715,10

12 Inceptisol berasosiasi 45,90 - 35.162,59 - - 35.208,49


dengan Entisol dan
Histosol
13 Inceptisol berasosiasi - - - 23.122,46 22.779,18 45.901,63
dengan Ultisol
14 Inceptisol berasosiasi - - - 183.911,26 39.586,72 223.497,97
dengan Ultisol dan Oxisol

15 Spodosol berasosiasi 3.774,52 2.986,64 - - 342,22 7.103,38


dengan Entisol dan
Inceptisol
16 Ultisol 496,64 - - 61.407,42 54.711,61 116.615,67
17 Untisol berasosiasi 4.625,29 - - 47.923,09 38.744,08 91.292,45
dengan Inceptisol dan
Entisol
18 Perairan 11.274,97 1.512,67 7.722,29 968,59 1.451,31 22.929,82

Jumlah 216.980,72 110.260,61 581.589,24 472.979,68 255.364,13 1.637.174,37


Sumber : Laporan akhir jasa lingkungan identifikasi biofisik, sosial ekonomi dan Potensi seluruh areal KPHP
MODEL SERUYAN UNIT XXI, BPHP Wilayah X Palangka Raya, 2015

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 23
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Gambar 2. Peta Jenis Tanah Pada Wilayah KPHP Model Seruyan Unit XXI

Jenis tanah yang dominan di wilayah Kecamatan Seruyan Hulu berdasarkan


data Analisis Jenis Tanah Peta Land System Dan Land Siutability Skala 1 :
250.000 (Repport,1985) Provinsi Kalimantan Tengah, dalam Review Data
Spasial Lahan Kritis Kabupaten Seruyan tahun 2014 adalah jenis tanah
iceptisol berasosiasi dengan ultisol dan oxisol dengan kata lain tanah lempung
campur liat. Artinya, tanah di Kecamatan Seruyan Hulu memiliki karakteristik
dengan keasaman tinggi yaitu dengan PH < 5,5. Tanah dengan PH seperti itu,
sangat mempengaruhi kesuburan tanah serta bercampur dengan tanah liat.
Untuk jenis tanah ini sangat peka terhadap erosi karena tanah ini memiliki
kelerengan > 15%. Selain itu juga, tanah ini memiliki pori - pori yang padat
sehingga sulit untuk menyerap air permukaan dengan cepat. Kondisi tanah
seperti ini jika terjadi perubahan tutupan lahan menjadi tidak bervegetasi maka
aliran air permukaan tidak dapat optimal diserap tanah sehingga, air
permukaan langsung mengalir ke sungai. Inilah yang bisa menyebabkan
banjir.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 24
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Klasifikasi jenis tanah yang berada pada Wilayah Tertentu pada KPHP Model
Seruyan Unit XXI disampaikan pada tabel dibawah ini :

Tabel 6. Jenis Tanah Pada Wilayah Tertentu KPHP Model Seruyan Unit XXI

No Jenis Tanah Fungsi Kawasan Hutan


HL HPT APL Jumlah %
1 Dystropepts 29.265,28 6.975,60 27,20 36.268,08 57,02
Tropudults
Paleudults
2 Tropudults 2.730,49 5.907,89 158,04 8.796,42 13,83
Dystropepts
3 Tropudults 4.910,46 8.469,81 409,97 13.790,24 21,68
Paleudults
Tropaquepts
4 Tropudults 561,39 4.186,40 - 4.747,79 7,46
Paleudults
Tropohumults
JUMLAH 37.467,62 25.539,70 595,21 63.602,53 100,00
Sumber : Laporan akhir jasa lingkungan identifikasi biofisik, sosial ekonomi dan Potensi seluruh
areal KPHP MODEL SERUYAN UNIT XXI, BPHP Wilayah X Palangka Raya, 2015

Tabel 7. Data Lahan Kritis Di KPHP Model Seruyan Unit XXI

No Fungsi Kawasan No Fungsi Kawasan Total Luas


Luas (Ha) Luas (Ha)
(Ha)
A Hutan Lindung B Hutan Produksi

1 Tidak kritis 30.216,83 1 Tidak kritis 1.116,64 31.333,47

2 agak kritis 0 2 agak kritis 5.215,05 5.215,05

3 potensial kritis 8.658,64 3 potensial kritis 14.316,30 22.974,94

4 Kritis 94,53 4 Kritis 3.877,62 3.972,15

5 Sangat kritis 0 5 Sangat kritis 367,59 367,59

Total 38.970 Total 24.893,20 63.863,20

Tabel 8. Rencana Lokasi Rehabilitasi Lahan berdasarkan tingkat kekritisan lahan di areal
WT KPHP Seruyan Unit XXI

No Fungsi Kawasan No Fungsi Kawasan


Luas (Ha) Luas (Ha) Total Luas (Ha)
A Hutan Lindung B Hutan Produksi

kritis (Blok Pemberdayaan Masy,


1 kritis (Blok pemanfatan) 94,53 1 Blok Pemanfaatan HHK-HT) 3.877,62 3.972,15

2 Sangat kritis 0 2 Sangat kritis (Blok Perlindungan) 367,59 367,59

Total 95 Total 4.245,21 4.339,74

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 25
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Gambar 3. Peta Lokasi Orientasi Lahan Kritis Di KPHP Model Seruyan Unit XXI

Dari data di atas disebutkan bahwa lahan kritis di wilayah KPHP Model
Seruyan Unit XXI pada hutan lindung seluas 38.970 Ha. Pada hutan produksi
yang masuk dalam kriteria potensial kritis adalahn 14.316,30 Ha. Jadi luas
keseruhan lahan kritis di wilayah KPHP Model Seruyan Unit XXI adalah
63.863,20 Ha. Rencana Lokasi Rehabilitasi Lahan berdasarkan tingkat
kekritisan lahan di areal WT KPHP Seruyan Unit XXI seluas 4.339,74 Ha.

Pada wilayah Tertentu (WT) juga terdapat lahan kritis. Pada hutan lindung
lahan yang masuk wilayah kritis terdapat di blok pemanfaatan dengan luas
wilayah 94,53 Ha. Pada hutan produksi lahan yang masuk dalam kategori krtis
terdapat pada blok pemberdayaan masyarakat dan blok pemanfaatan HHK-
HT) dengan luas 3.877,62 Ha.

Upaya pemulihan dan peningkatan fungsi kawasan hutan serta lahan kritis
yang dilakukan oleh KPHP Model Seruyan Unit XXI melalui kegiatan
rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) dengan mendayagunakan semua potensi

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 26
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

dan kemampuan pemerintah, pemerintah daerah, badan usaha, dan


masyarakat secara terkoordinasi. Kegiatan rehabilitasi hutan yang akan
dilaksanakan adalah kegiatan penanaman reboisasi dan pengkayaan
reboisasi. Sedangkan komoditi yang akan dijadikan jenis tanaman pada
kegiatan rehabilitasi adalah jenis tanaman yang lazim ditanam pada hutan
tanaman. Hal ini untuk meningkatkan nilai guna lahan dan efektivitas waktu
untuk pemanfaatan tanaman hasil rehabilitasi. Kegiatan RHL tersebut
dikhususkan untuk lahan kritis yang ada di KPHP Model Seruyan Unit XXI .

A.9 Aksesibilitas Kawasan

Sarana transportasi dari ibukota Kabupaten Seruyan ke Tumbang Manjul


(Kantor KPHP Model Seruyan Unit XXI dapat ditempuh dengan jalur darat
(Roda 2 maupun roda 4) maupun jalur sungai (Speedboat, Klotok) sekitar 410
Km dengan waktu tempuh sekitar 12 jam, dan menuju Kecamatan Suling
Tambun dapat ditempuh dengan jalur darat (Roda 2 maupun roda 4) maupun
jalur sungai (klotok) sekitar 35,19 km.
Tabel 9. Sarana transportasi antar desa di Kecamatan Seruyan Hulu

No Desa Sarana Transportasi


Kecamatan Seruyan Hulu
Desa
1 Merandang Air
2 Tumbang Suei Air
3 Tumbang Manjul Darat dan Air
4 Mojang Baru Darat dan Air
5 Rantau Panjang Air
6 Mongoh Juoi Air
7 Tusuk Belawan Air
8 Tumbang Kalam Air
9 Tumbang Bahan Air
10 Tumbang Darap Air
11 Tumbang Kasai Air
12 Tumbang Setawai Air
13 Sapundu Hantu Air
14 Tumbang Kubang Air
15 Tumbang Sepan Air
16 Riam Batang Air
17 Tumbang Laku Air
18 Buntut Sapau Air
19 Tumbang Taberau Air
20 Tanjung Paku Air
Sumber BPS Kabupaten Seruyan, Tahun 2014

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 27
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Tabel 10. Sarana transportasi antar desa di Kecamatan Suling Tambun


No Desa Sarana Transportasi
Kecamatan Suling Tambun
1 Tumbang Magin Air dan Darat
2 Tumbang Setoli Air dan Darat
3 Tumbang Hentas Air dan Darat
4 Tumbang Langkai Air dan Darat
5 Tanjung Tukal Air dan Darat
6 Rangkang Munduk Air dan Darat
7 Tumbang Salau Air dan Darat
8 Rantau Betung Air
9 Tumbang Gugup Air
Sumber : BPS Kabupaten Seruyan, Tahun 2014

A.10 Sejarah Wilayah

KPHP Model Seruyan Unit XXI merupakan salah satu unit KPHP Model di
Indonesia yang telah ditetapkan wilayah pengelolaannya melalui keputusan
Menteri SK.716/Menhut-II/2011 tanggal 19 Desember 2011 tentang
penempatan wilayah KPHP Model Seruyan Unit XXI Kabupaten Seruyan
Provinsi Kalimantan Tengah diharapkan mampu mewujudkan
terselenggaranya pengelolaan hutan lestari.

Dasar pertimbangan berdirinya KPHP Model Seruyan Unit XXI karena


melihat kondisi faktual dan hasil konsultasi pada Dinas Kehutanan Provinsi
Kalimantan Tengah bahwa hutan di wilayah Seruyan Hulu sangat luas yaitu
± 373.909 Ha, dengan rincian kawasan hutan produksi (HP) seluas ± 6.112
Ha, kawasan hutan produksi terbatas (HPT) seluas ± 328.827 Ha dan hutan
lindung seluas ± 38.970 Ha.

Selanjutnya dasar dan kronologis pembentukannya dapat diuraikan sebagai


berikut :
1. Undang - Undang Nomor 41 tahun 1999 jo. Undang - Undang Nomor 19
Tahun 2002 Tentang Kehutanan Pasal 17.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 28
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

2. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 jo. Peraturan Pemerintah


Nomor 3 Tahun 2008 Tentang Tata Hutan Dan Penyusunan Rencana
Pengelolaan Hutan Serta Pemanfaatan Hutan Pasal 5 – 10.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian
Urusan Pemerintah Antara Pemerintah Dengan Pemerintah Daerah
Provinsi Dan Kabupaten/Kota Di Bidang Kehutanan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2002 Tentang Perencanaan
Kehutanan Pasal 26 - pasal 32.
5. Peraturan Menteri Kehutanan pasal P.6/Menhut-II/2009 tentang
pembentukan Wilayah KPH.
6. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.6/Menhut-II/2010 Tentang NSPK
(Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria) Pengelolaan Hutan Pada KPHL
Dan KPHP.
7. Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Program
Pembangunan Yang Berkeadilan.
8. Tembusan Surat Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 522/505/Dishut
Tanggal 10 Mei 2010 Perihal Pertimbangan Bupati/Walikota Dalam
Rangka Pembentukan KPH.
9. Surat Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah Nomor
522.1.203/945/Dishut Tanggal 27 Mei 2010 Perihal Pertimbangan
Bupati/Walikota Dalam Rangka Pembentukan KPH.
10. Surat Bupati Seruyan Ke Kadis Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah
Nomor 500/52/EK/VIII/2010 Tanggal 30 Agustus 2010 Perihal Rancang
Bangun KPH Model.
11. Surat Bupati Seruyan Kepada Gubernur Kalimantan Tengah Nomor
500/31 9/EK/XI/2010 Tanggal 30 November 2010 Perihal Usulan
Penempatann Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH Model).
12. SK Menteri Kehutanan Nomor 716/Menhut-II/2011 Tanggal 19
Desember 2011 Tentang Penempatan Kesatuan Pengelolaan Hutan
Produksi (KPHP) Model Seruyan (Unit XXI) Yang Terletak Di Kabupaten
Seruyan Provinsi Kalimantan Tengah Seluas ± 373.909 Ha.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 29
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

B. Potensi Wilayah KPHP

b.1. Penutupan Vegetasi

Menurut peta penutupan lahan Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2014,


menunjukkan bahwa kondisi penutupan vegetasi khususnya pada
kawasan pencadangan Unit KPHP Model Seruyan secara umum masih
merupakan hutan lahan kering primer dan hutan lahan kering sekunder,
semak belukar, penutupan lahan campur semak serta tanah terbuka.

Gambar 4. Peta Penutupan Lahan Pada KPHP Model Seruyan Unit XXI

Berdasarkan laporan akhir Jasa konsultasi HHBK unggulan tahun 2015


dari BPHP Wilayah X Palangka Raya penutupan lahan di areal KPHP
Model Seruyan Unit XXI dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 30
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Tabel 11. Penutupan Lahan Di Areal KPHP Model Seruyan Unit XXI
PENUTUPAN LUAS (Ha) Persentase
LAHAN
Hutan Primer 37.702 10,08
Hutan Sekunder 289.170 77,34
Hutan Tanaman 1.963 0,52
Semak/ Belukar 18.549 4,96
Perkebunan 2.189 0,59
Pemukiman 694 0,19
Tanah Terbuka 66 0,02
Pertanian Campur 19.048
5,09
Semak
Tambang 4.531 1,21
TOTAL 373.909 100,00
Sumber : Laporan Akhir Jasa konsultasi HHBK unggulan, BPHP Wilayah X Palangka Raya,
2015

Berdasarkan interpretasi citra landsat pada Path Row120/60 dan Path Row
120/61 TM+ OLI 8 Band 653 liputan tahun 2014, tutupan lahan wilayah
tertentu terdiri atas : Hutan Lahan Kering Sekunder, Hutan Lahan Kering
Primer, Hutan Tanaman, Semak Belukar, Tanah Terbuka, Pertambangan,
Perkebunan, Pertanian Lahan Kering Campur dan Pemukiman. Adapun
proporsi luasan masing – masing tutupan lahan yang dirinci berdasarkan
fungsi hutannya diisampaikan pada tabel di bawah ini :
Tabel 12. Penutupan Lahan Pada Wilayah Tertentu KPHP Model Seruyan Unit
XXI

No Tutupan Lahan Fungsi Kawasan

HL HP Jumlah %
1 Hutan Lahan Kering 30.972,54 - 30.972,54 48,50
Primer
2 Hutan Lahan Kering 7.456,8 16.745,17 24.201,97 37,90
Sekunder
3 Semak Belukar 307,99 2.947,11 3.255,1 5,10
4 Pertanian Lahan - 4.869,9 4.869,9 7,60
Kering Campuran
5 Pemukiman 232,67 331,02 563,69 0,90
Jumlah 38.970 24.893,20 63.863,20 100
Sumber : Hasil interprestasi Citra Landsat Path Row 120/61 TM + OLI 8 Band 653 Liputan Tahun
2014

Luas penutupan lahan didominasi oleh Hutan Lahan Kering Primer seluas
30.972,54 Ha dan terbesar berada pada kawasan hutan lindung, Luas hutan
lahan sekunder pada hutan lindung ini perlu mendapat pengawasan serius,

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 31
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

mengingat fungsi lindung sangat strategis dalam menjaga ekosistem termasuk


keragaman jenis. Tetapi Hutan lahan sekunder didominasi pada hutan
produksi/hutan produksi tetap seluas 16.745,17 Ha dan pada hutan lindung
7.456,8 Ha.

Apabila dilakukan generalisasi tutupan lahan pada kawasan KPHP Model


Seruyan Unit XXI, dapat diketahui bahwa sebagian besar kawasannya berupa
hutan, luasan keseluruhan hutan lahan kering yang 16.745,17 Ha Pada
kawasan hutan produksi tersebut . Hutan lahan kering pada hutan diperlukan
pengawasan serius dikarenakan hutan tersebut sering digunakan oleh
penduduk untuk berladang dan bertani dengan cara menebang dan
membakar.

B.2 Potensi Kayu Dan Non Kayu

b.2.1. Potensi Kayu

Potensi kayu pada kawasan Unit KPHP Model Seruyan Unit XXI
didominasi kelompok jenis Meranti dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Potensi Kayu Dalam Kawasan KPHP Model Seruyan Unit
XXI berdasarkan fungsi kawasan
3
Kondisi Hutan Volume (M )/Ha berdasarkan kelas diameter pohon TOTAL
20 – 29 cm 30-39 cm 40 – 49 cm 50 up
KM RC KI KM RC KI KM RC KI KM RC KI

Hutan Lindung
1 . Hutan 0,2 0,1 0,1 2,2 1,7 0,6 5,1 6,2 0,1 43,7 64,8 7,9 132,59
primer
2. Hutan 02 0,2 0,2 1,2 1,1 0,5 2,5 3,8 1,4 22,6 36,5 0,8 70,86
Sekunder

3. Open Area - - - 0,9 1,4 0,3 1,8 3,5 0,7 10,2 22,8 2,0 43,44
Jumlah 0,4 0,3 0,3 4,3 4,3 1,3 9,4 13,4 2,2 76,5 124,0 10,6 246,89
3
Hutan Volume (M )/Ha berdasarkan kelas diameter pohon TOTAL
Produksi KM RC KI KM RC KI KM RC KI KM RC KI
1 . Hutan 343.055 1.261.437 48.599 179.960 671.785 39.937 341.682 724.644 124.186 277.902 375.072 93.653 4.431.911
primer
2. Hutan 2.667.579 9.808.910 377.907 1.399.368 5.223.778 310.550 2.656.909 5.634.815 965.665 1.772.161 2.916.553 728.247 34.462.451
Sekunder 7
3. Open Area 168.779 620.614 23.910 88.539 330.511 19.649 168.104 356.517 61.098 112.125 184.532 46.077 2.180.455
Jumlah 3.179.412 11.690.961 450.417 1.667.867 6.226.083 370.135 3.166.694 6.715.676 1.150.949 2.112.188 3.476.157 867.977 41.074.818
GRAND TOTAL 50.152.351

Sumber Data : Data Potensi Kayu Dinas Kehutanan dan Kabupaten Seruyan, 2014.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 32
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Berdasarkan hasil dari identifikasi biofisik, sosek dan potensi seluruh areal KPHP
Model Seruyan Unit XXI pada wilayah tertentu (WT), diketahui potensi kayu seperti
pada tabel dibawah ini :
Tabel 14. Potensi kayu di areal wilayah tertentu pada tingkat pohon

Sumber Data : Laporan Akhir Identifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan Potensi Seluruh Areal KPHP
MODEL SERUYAN UNIT XXI, BPHP Wilayah X Palangka Raya, 2015.

Berdasarkan tabel potensi kayu dalam kawasan KPHP Model Seruyan


Unit XXI diatas, potensi hasil hutan kayu menjanjikan jika dilihat dari
luas dan sebarannnya, dimana kerapatan masih relatihf tinggi dan di
dominasi sebaran kelas 50 up (rimba campuran) pada hutan lindung
dan pada 20 – 29 (rimba campuran) pada hutan produksi.

Sebaran potensi kayu , yang ditemukan jenis kayu meranti : bangkirai,


kapur, keruim, kulim, Melapi, Meranti kuning, Meranti merah, meranti
putih, Merawa, Nyatoh dan Resak. Jenis rimba campuran ada 140
jenis. Kayu indah/ kayu yang dilindungi : cempaka, sindur, ulin,
jelutung, mageris dan tengkawang.

Berikut kami sajikan gambar salah satu potensi kayu yang terdapat di
wilayah KPHP Model Seruyan Unit XXI

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 33
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Gambar 5. Salah Satu Potensi Kayu di Desa Tanjung Paku Wilayah


Kelola KPHP

b.2.2 Potensi Non Kayu

Hasil hutan bukan kayu yang terdapat dalam kawasan KPHP Model
Seruyan Unit XXI umumnya berupa hasil - hasil rotan, getah damar,
tumbuhan obat - obatan, jamur, buah tengkawang dan lain – lain.

Potensi Kebun Rotan yang dimiliki oleh Kepala Keluarga di Desa-desa


sekitar wilayah KPHP Model Seruyan Unit XXI yang berada di wilayah
Desa dan sekitarnya rata-rata per desa sebanyak 69,5 Ha. Semuanya
adalah kebun rotan tua atau rotan yang sudah menghasilkan sebanyak
69,5 Ha atau 100% (umur tanaman ≥ 8 tahun). Umur tanaman rotan
berkisar antara 10-30 tahun. Rata-rata umur tanaman adalah 23 tahun.
Dari hasil FGD dapat dihitung rata-rata potensi produksi rotan Desa-
desa sekitar KPHP Seruyan. Hasil panen rotan basah per tahun
sebanyak 3,5 Ton/Ha. Jika luas kebun rotan yang sudah menghasilkan
sebanyak 69,5 Ha maka produksi rotan di rata-rata setiap desa
sebanyak 243,25 Ton/Tahun. Jumlah desa yang ada di sekitar KPHP

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 34
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Model Seruyan Unit XXI sebanyak 29 desa. Maka dapat dihitung


perkiraan produksi rotan desa-desa di wilayah KPHP Seruyan
sebanyak 7.054 Ton/Tahun.

Dari hasil FGD hasil hutan bukan kayu yang terdapat dalam kawasan
KPHP Model Seruyan seperti tabel di bawah ini :

Tabel 15. Data potensi HHBK Non Rotan di Desa-desa sekitar KPHP
Seruyan
Perkiraan Potensi
No Jenis Hasil HHBK Lokasi Guna dan Pemanfaatannya

1. Tengkawang Tepian sungai 338 Ton/Tahun Dijual


Bamban Tepian sungai 226 Ikat/Tahun (1 ikat=100 Anyaman, dijual
2.
bilah)
Duhian Sekitar Desa, S. Seruyan, 8700 biji/tahun Tampuyak (sayur), konsumsi
3.
S. Manjul, S. Salau, S. Kale sendiri, dijual
4. Jaring Sekitar Desa 430 Kg/Tahun Dijual
5. Gemor HPT sekitar desa 174 Ton/Tahun Dijual
6. Jaranang Sekitar Desa 6 Kg/Tahun Dijual, Pewarna
Madu Sekitar Desa, S. Seruyan, 116 liter/Tahun Konsumsi sendiri, dijual
7.
S. Manjul, S. Salau, S. Kale
Humbang/Bambu Sekitar Desa 8562 btg/Tahun Karayan, Karambang, umbul-
8.
umbul, tidak dijualbelikan
Maja damar Sekitar desa 320 Kg/Tahun Potensi ada tapi beberapa
9.
tahun ini tidak dimanfaatkan
Bangkuang Sekitar Desa 160 Ikat/Tahun Anyaman tikar
10.
(1 ikat=25 bilah)
Sumber : Laporan HHBK KPHP Model Seruyan Unit XXI, 2015

B.3 Keberadaan Flora Dan Fauna Langka

Keberadaan jenis Flora sangat penting untuk menggambarkan kondisi ekologi


pada suatu kawasan tertentu apakah suatu kawasan didominansi oleh jenis
tertentu saja atau justru nilai penting jenis tersebut tersebar merata pada
berbagai jenis lainnya. Dari hasil pengamatan di lapangan dan informasi
warga sekitar bahwa flora langka yang terdapat di Kawasan KPHP Model
Seruyan Unit XXI yaitu anggrek bulan, damar, gaharu, ramin dan pantung.

Secara umum Jenis fauna langka yang ditemui di wilayah KPHP Model
Seruyan Unit XXI terdiri dari aves, mamalia dan burung). Adapun beberapa
jenis yang dijumpai pada kelas mamalia adalah Monyet Ekor Panjang (Macaca
fascicularis), Kelawat (Hylobates albibarbis), Lutung merah (Presbytis
rubicunda), Lutung dahi putih (Presbytis frontata), Babi Hutan (Sus barbatus).
Jenis burung yang dijumpai antara lain burung Rangkong (Anthracoceros
malayanus dan Buceros rhinoceros), Burung kuau (Argusianus argus). Jenis
kupu-kupu dan capung yang di jumpai antara lain Pathysa antiphates dan

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 35
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Neurothemis ramburii. Pada daftar satwa liar yang dijumpai ada juga yang
masuk dalam kategori dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7
Tahun 1999, IUCN maupun CITES . Beberapa jenis di antaranya telah masuk
kedalam jenis yang dilindungi dan terancam punah. Berbeda dengan flora,
data dan informasi tentang fauna masih sangat terbatas. Berdasarkan hasil
survey dari WWF Palangka Raya di wilayah IUPHHK-HA PT. Erna Djuliawati
Tahun 2015, fauna langka dan di lindungi didominasi oleh jenis orangutan. Hal
ini dibuktikan dengan adanya sarang orang utan di lokasi survey orang utan.

Selama survei berlangsung juga dilakukan wawancara kepada masyarakat


desa sekitar maupun yang berada di dalam konsesi IUPHHK-HA PT. Erna
Djuliawati untuk mengetahui adanya ancaman langsung terhadap keberadaan
orangutan mapun konflik yang sering terjadi antara orangutan dan manusia.
Dari desa-desa yang diwawancara yaitu desa Sependu Hantu, Desa Tumbang
Darap, Desa Tusuk Belawan, Desa Tumbang Sepan, Desa Tumbang Setawai,
Desa Tumbang Laku, Desa Buntut Sapau, Desa Rantau Betung, Desa
Tumbang Kasai, Desa Tumbang Kalam dan desa Tumbang Bahan tidak
terdapat indikasi ancaman secara langsung terhadap orangutan.

Dari dokumen Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Orangutan Indonesia


2007-2017 yang disusun oleh Kementrian Kehutanan Dirjen PHKA Tahun
2007 didapatkan data perkiraan potensi populasi orangutan untuk blok
Seruyan sebanyak 1.000 individu orangutan dengan habitat seluas 3.000 KM².

B.4 Potensi Jasa Lingkungan Dan Wisata Alam

Potensi jasa lingkungan hutan (forest environmental services) juga


merupakan potensi Sumber Daya Hutan yang perlu digali dan
dimanfaatkan ke depan. Sumber Daya Hutan sebagai gabungan produk
proses biologis berupa berbagai jenis vegetasi dan kondisi tapak yang
bervariasi, dalam kondisi tertentu - spesifik dapat menghasilkan apa yang
“ diestetika-panorama” yang menarik. Keberadaan kekayaan
keanekaragaman hayati (biodiversitas) juga merupakan potensi jasa
lingkungan yang dapat dikembangkan ke depan.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 36
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Unit KPHP Model Seruyan Unit XXI berpotensi dijadikan sebagai lokasi
Demontration Activity Reducing Emissions from Deforestation and Forest
Degradation (DA-REDD) karena memiliki potensi hutan yang baik dan debit
air yang relatif stabil. Selain itu, kawasan KPHP Model Seruyan Unit XXI
juga memiliki potensi sebagai pengatur tata air hulu untuk menjaga kestabilan
hidrologi.

Kawasan KPHP Model Seruyan Unit XXI juga memiliki potensi sumber daya
sungai, air terjun dan jeram yang dapat dimanfaatkan sebagai kawasan wisata
air. Kemudian hutan yang masih lebat dan memiliki pemandangan yang indah
dapat dijadikan kawasan ekowisata dan wisata alam. Lokasi Desa yang
memiliki potensi – potensi tersebut berada di desa Tanjung Paku Kecamatan
Seruyan Hulu dan Desa Langkai Kecamatan Suling Tambun. Aksesibilitas
menuju desa tersebut melalui 2 (dua) jalur yaitu jalur darat (roda 4 dan roda 2)
dan jalur air (klotok). Hal ini dikarenakan kedua desa tersebut lokasinya
sangat jauh dari ibu kota Kecamatan. Sehingga untuk mencapai lokasi dari ibu
kota Kecamatan bisa mencapai 2 hari perjalanan. Potensi Jasa Lingkungan
dan Wisata Alam seperti pada gambar 6 sampai 9.

Gambar 6. Potensi Wisata Air Di Desa Tumbang Darap

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 37
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Gambar 7. Air Terjun yang Ada di Desa Tumbang Langkai Kecamatan


Suling Tambun.

Gambar 8. Air terjun di Desa Tanjung Paku Yang Menjadi Tenaga Microhidro
dan Sumber Air Bersih

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 38
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Gambar 9. Potensi Objek Wisata Air di Desa Tanjung Paku

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 39
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

C. Data Informasi Sosial Budaya Masyarakat Di Dalam Dan Sekitar Hutan

C.1 Demografi

Berdasarkan hasil Sensus penduduk yang dilakukan oleh BPS


Kabupaten Seruyan pada tahun 2014, Jumlah penduduk di Wilayah
Kecamatan Seruyan Hulu sebesar 11.550 jiwa dengan kepadatan
penduduk 3,54 jiwa/km2. Persebaran penduduk terpusat di Desa
Tumbang Darap. Jumlah penduduk di Desa Tumbang Darap
sebanyak 3.436 jiwa (33,04 %) terdiri dari laki – laki sebanya 1.876
jiwa dan perempuan sejumlah 1.560 jiwa dimana semuanya tinggal
dan menetap di Desa Tumbang Darap yang memiliki luas 104 km 2,
maka kepadatan penduduk adalah 31,40 jiwa/km2. Berdasarkan data
tersebut Desa Tumbang Darap adalah Desa dengan kepadatan
terbesar sementara Desa Marandang merupakan desa yang
kepadatan penduduknya terkecil yaitu 0,85 jiwa/km2 dimana
sebanyak 140 jiwa tinggal di Desa Marandang yang dengan luas
wilayahnya sebesar 164 km2. Desa yang memiliki jumlah penduduk
terkecil adalah Desa Tumbang Sepan yaitu 73 Jiwa. Secara umum
jumlah penduduk Laki – laki lebih banyak dari Perempuan. Hal ini
ditujukkan oleh sex ratio yaitu sebesar 108,57 %. Dari segi umur
Kecamatan Seruyan Hulu di dominasi oleh penduduk dengan usia
produktif yaitu antara usia 4 – 39 tahun. Data persebaran penduduk
di Kecamatan Seruyan Hulu dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 40
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Tabel 16. Kepadatan Dan Rata – Rata Anggota Rumah Tangga Menurut
Desa/Kelurahan Di Kecamatan Seruyan Hulu Pada Tahun 2014.

No Desa di Kecamatan Luas Banyaknya(Jumlah) Kepadatan Rata-rata


Seruyan Hulu (jiwa/km2) per
Rumah
Tangga
Penduduk Rumah Tangga

Kecamatan Seruyan Hulu 3.262 11.550 2.884 3,54 4,00


Desa
1 Merandang 164 140 39 0,85 3,59
2 Tumbang Suei 169 193 48 1,14 4,02
3 Tumbang Manjul 492 3.043 740 6,18 4,11
4 Mojang Baru 571 338 81 0,59 4,17
5 Rantau Panjang 242 464 114 1,92 4,07
6 Mongoh Juoi 565 254 64 0,42 3,97
7 Tusuk Belawan 60 334 72 5,57 4,64
8 Tumbang Kalam 99 163 39 1,65 4,18
9 Tumbang Bahan 92 396 71 4,30 5,58
10 Tumbang Darap 104 3.436 949 33,04 3,62
11 Tumbang Kasai 59 297 79 5,03 3,76
12 Tumbang Setawai 49 177 40 3,61 4,43
13 Sapundu Hantu 62 203 68 4,89 4,46
14 Tumbang Kubang 37 471 117 12,73 4,03
15 Tumbang Sepan 46 73 9 1,59 8,11
16 Riam Batang 49 240 62 4,90 3,87
17 Tumbang Laku 173 387 81 2,24 4,78
18 Buntut Sapau 111 296 73 2,67 4,05
19 Tumbang Taberau 57 161 33 2,82 4,88
20 Tanjung Paku 61 384 105 6,30 3,66

Sumber : BPS Kabupaten Seruyan, Tahun 2014

Tabel 17. Jumlah Rumah Tangga Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut
Desa/Kelurahan Di Kecamatan Seruyan Hulu Tahun 2014
N0 Kecamatan/ Desa/Kelurahan Rumah Tangga Laki – Laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis
Kelamin
Kecamatan Seruyan Hulu 2.884 6.044 5.506 11.550 109,77

Desa

1 Merandang 39 72 68 140 105,88

2 Tumbang Suei 48 105 88 193 119,32

3 Tumbang Manjul 740 1.584 1.459 3.043 108,57


4 Mojang Baru 81 170 168 338 101,19

5 Rantau Panjang 774 235 229 464 102,62

6 Mongoh Juoi 64 131 123 254 106,50

7 Tusuk Belawan 72 171 163 334 104,91

8 Tumbang Kalam 39 85 78 163 108,97

9 Tumbang Bahan 71 199 197 396 101,02

10 Tumbang Darap 949 1.876 1.560 3.436 120,26

11 Tumbang Kasai 79 149 148 297 100,68

12 Tumbang Setawai 40 86 91 177 94,51

13 Sapundu Hantu 68 152 151 203 100,66

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 41
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

14 Tumbang Kubang 117 224 229 471 105,68

15 Tumbang Sepan 9 38 35 73 108,57

16 Riam Batang 62 136 104 240 130,77

17 Tumbang Laku 81 198 189 387 104,76

18 Buntut Sapau 73 136 160 296 85,00

19 Tumbang Taberau 33 86 75 161 114,67

20 Tanjung Paku 105 193 191 384 101,05

Sumber : BPS Kabupaten Seruyan, Tahun 2014

Tabel 18. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Di Kecamatan Seruyan


Hulu.
Kelompok Umur Total

0–4 1.231

5–9 1.338

10 – 14 1.231

15 – 19 1.007

20 – 24 976

25 – 29 1.042

30 – 34 1.057

35 - 39 1.026

40 – 44 784

45 – 49 578

50 – 54 394

55 – 59 296

60 – 64 292

65 – 69 152

70 – 74 82

75 + 64

JUMLAH 11.550

Sumber : BPS Kabupaen Seruyan, Tahun 2014

Tingkat pendidikan masyarakat di Seruyan Hulu masih tergolong dalam


kategori tidak baik. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah sarana pendidikan
di Kecamatan Seruyan Hulu yang masih sedikit, dimana tidak semua desa
memiliki sarana pendidikan seperti gedung sekolah dan guru pengajar.
Seperti halnya gedung sekolah TK/sederajat ada 3 buah yang terpusat di
Desa Tumbang Manjul dan memiliki 14 pengajar, gedung sekolah
SD/sederajat ada 21 buah dan disetiap desa ada gedung sekolah
SD/sederajat tetapi kekurangan tenaga pengajar dengan jumlah pengajar

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 42
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

sebanyak 150 orang, gedung SLTP/sederjat ada 7 buah dan memiliki 61


pengajar, gedung SLTA/sederajat ada 1 buah itupun terletak di Desa
Tumbang Manjul dan memiliki 18 pengajar jadi apabila ingin meneruskan
pendidikan hingga SLTA masyarakat di desa – desa tetangga harus ke
Desa Tumbang Manjul dan Kecamatan Seruyan Hulu tidak memiliki
gedung SMK/sederajat.

Dengan memperhatikan jumlah murid TK sebanyak 256 orang, jumlah


murid SD sebanyak 1.563 orang, jumlah murid SLTP 362 orang dan jumlah
murid SLTA 179. Dari data tersebut diketahui bahwa, masyarakat Seruyan
Hulu sangat peduli dengan pendidikan anak - anaknya. Masyarakat
memandang pendidikan merupakan kunci pengembangan sumberdaya
manusia (SDM) agar dapat meningkatkan pendapatan individu secara
khusus.

Tabel 19. Menurut Tingkatan Sekolah di Kecamatan Seruyan Hulu Tahun


2014
Tingkatan Sekolah Jumlah Rasio Murid
Sekolah Terhadap Guru

Murid Guru
TK/sederajat 3 256 14 18,29

SD/sederajat 21 1.563 150 10,42

SMP/sederajat 7 362 61 5,93

SLTA/sederajat 1 179 18 9,94

SMK/sederajat 0 0 0 0

Sumber : BPS Kabupaten Seruyan, Tahun 2014

Sumber penghasilan utama penduduk Seruyan Hulu adalah bergerak pada


sektor pertanian tanaman pangan, seperti padi ladang, jagung, ubi jalar,
kacang tanah, kacang hijau dan kedelai. Tanaman selingan yang ditanam
penduduk sebagai penghasilan tambahan bagi penduduk adalah tanaman
buah-buahan, sayur - sayuran dan karet, kelapa, kopi, lada serta kelapa
sawit tetapi tidak menjadi mata pencaharian utama bagi penduduk.
Kegiatan peternakan yang dimanfaatkan oleh penduduk sebagai mata
pencahariannya adalah peternakan sapi, kerbau, kambing dan babi yang
di manfaatkan sebagai hewan potong. Ada juga yang bertenak unggas
seperti ayam dan itik. Kegiatan HHBK yang diusahakan oleh masyarakat

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 43
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Kecamatan Seruyan Hulu adalah Rotan dan madu walaupun sekarang


sudah tidak banyak yang mengusahakannya lagi.

Apabila dilihat dari Keadaan Sosial Budaya masyarakat sebagai berikut :


1. Kondisi sosial budaya sangat dipengaruhi oleh karakteristik
masyarakat, adat istiadat dan asal usulnya.
2. Masih dijumpai pula masyarakat yang pola permukimannya terpencar
secara berkelompok di dalam kawasan hutan, yang secara geografis
bermukim di lokasi - lokasi terpencil dan relatif terisolasi.
3. Lokasi pemukiman mereka yang belum dapat dijangkau oleh alat
transportasi disebabkan oleh keterbatasan dan belum memadainya
sarana infrastruktur dalam wujud jaringan jalan yang dapat dilalui oleh
alat transportasi. Sejumlah komunitas sosial ini bahkan belum pernah
berinteraksi sosial secara intensif dengan penduduk di luar komunitas
mereka.
4. Gejala interaksi sosial yang biasanya terwujud dengan pihak luar,
terjalin melalui proses kegiatan “barter” hasil hutan mereka dengan
para pedagang dari luar di dekat lokasi pemukiman mereka. Kondisi
yang serba terbatas inilah yang sering dimanfaatkan oleh oknum
tertentu ke arah yang negatif.

Berdasarkan hasil Sensus penduduk yang dilakukan oleh BPS Kabupaten


Seruyan pada tahun 2014 bahwa, Jumlah penduduk di Wilayah Kecamatan
Suling Tambun sebesar 3. 273 jiwa dengan kepadatan penduduk 2,21
jiwa/km2. Persebaran penduduk terpusat di Desa Tumbang Langkai.
Tahun 2014 jumlah penduduk di Desa Tumbang Langkai sebanyak 1.003
jiwa (124,89%) yang terdiri dari laki – laki sebanya 557 jiwa dan perempuan
sejumlah 446 jiwa semuanya tinggal dan menetap di Desa Tumbang
Langkai yang memiliki luas 254 km2, maka kepadatan penduduk adalah
3,95 jiwa/km2. Jadi, dapat dikatakan bahwa, Desa Tumbang Langkai
adalah Desa dengan kepadatan terbesar di Kecamatan Suling Tambun.
Desa Tumbang Hentas merupakan desa yang kepadatan penduduknya
terkecil dan memuliki jumlah penduduk terkecil yaitu 0,32 jiwa/km2 dimana
sebanyak 54 jiwa tinggal di Desa Tumbang Hentas yang dengan luas
wilayahnya sebesar 169 km2. Secara umum jumlah penduduk perempuan
lebih banyak dari laki – laki. Hal ini ditujukkan oleh sex ratio yaitu sebesar

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 44
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

63,64 %. Dari segi umur Kecamatan Suling Tambun di dominasi oleh


penduduk dengan usia produktif yaitu antara usia 5-59 tahun. Untuk
mengetahui informasi lebih lanjut mengenai persebaran penduduk di
Kecamatan Seruyan Hulu dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 20. Kepadatan Dan Rata – Rata Anggota Rumah Tangga Menurut
Desa/Kelurahan Di Kecamatan Suling Tambun Pada Tahun
2014.
No Desa di Kecamatan Suling Luas Banyaknya(Jumlah) Kepadatan Rata-rata
Tambun (jiwa/km2) per Rumah
Tangga
Penduduk Rumah Tangga

Kecamatan Suling Tambun 1.484 3.273 776 2,21 4,22

Desa

1 Tumbang Magin 230 245 44 1,07 5,57

2 Tumbang Setoli 258 672 133 2,60 5,05

3 Tumbang Hentas 169 54 13 0,32 4,15

4 Tumbang Langkai 254 1003 299 3,95 3,35

5 Tanjung Tukal 156 107 23 0,69 4,65

6 Rangkang Munduk 95 184 41 1,94 4,49

7 Tumbang Salau 239 190 38 0,79 5,00

8 Rantau Betung 11 254 54 23,09 4,70

9 Tumbang Gugup 72 564 131 7,83 4,31

Sumber : BPS Kabupaten Seruyan, Tahun 2014

Tabel 21. Jumlah Rumah Tangga Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin
Menurut Desa/Kelurahan Di Kecamatan Suling Tambun Pada
Tahun 2014.
No Desa di Luas Banyaknya Kepadatan Rata-rata Rasio jenis
Kecamatan (Jumlah) (jiwa/km2) per kelamin
Suling Tambun Rumah
Tangga

Penduduk Rumah Laki- Perempuan


Tangga Laki
Kecamatan 1.484 3.273 776 1.724 1.549 2,21 4,22 111,30
Suling Tambun
Desa

1 Tumbang Magin 230 245 44 135 110 1,07 5,57 122,73

2 Tumbang Setoli 258 672 133 351 321 2,60 5,05 109,35

3 Tumbang Hentas 169 54 13 21 33 0,32 4,15 63,64

4 Tumbang 254 1003 299 557 446 3,95 3,35 124,89


Langkai
5 Tanjung Tukal 156 107 23 56 51 0,69 4,65 109,80

6 Rangkang 95 184 41 92 92 1,94 4,49 100,00


Munduk
7 Tumbang Salau 239 190 38 98 92 0,79 5,00 106,52

8 Rantau Betung 11 254 54 124 130 23,09 4,70 95,38

9 Tumbang Gugup 72 564 131 290 274 7,83 4,31 106,84

Sumber : BPS Kabupaten Seruyan Tahun , 2014

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 45
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Tabel 22. Jumlah Menurut Umur Di Kecamatan Suling Tambun Pada Tahun
2014.

Kelompok Umur Total


0–4 355
5–9 401
10 – 14 334
15 – 19 248
20 – 24 309
25 – 29 271
30 – 34 289
35 - 39 271
40 – 44 212
45 – 49 176
50 – 54 122
55 – 59 107
60 – 64 78
65 – 69 54
70 – 74 17
75 + 27
JUMLAH 3.273
Sumber : BPS Kabupaten Seruyan, Tahun 2014

Tingkat pendidikan masyarakat Kecamatan Suling Tambun masih


tergolong dalam kategori tidak baik. Ini dapat dilihat dari sarana pendidikan
di Kecamatan Suling Tambun yang masih sedikit jumlahnya, dimana tidak
semua desa memiliki sarana pendidikan seperti gedung sekolah. Seperti
halnya gedung sekolah TK/sederajat ada 8 buah dengan jumlah murid 76
siswa dan jumlah guru 9 orang jadi rasio murid terhadap guru 8,44 yang
berada di desa Tanjung Tukal, Rangkang Munduk, Tumbang Salau,
Rantau Betung dan Tumbang Gugup, gedung sekolah SD/sederajat ada 8
buah dengan jumlah siswa 550 siswa dan jumlah guru 46 guru jadi rasio
murid terhadap guru 11,96 yang berada di desa Tanjung Tukal, Rangkang
Munduk, Tumbang Salau, Rantau Betung dan Tumbang Gugup, gedung
SLTP/sederjat ada 2 buah dan jumlah guru 46 guru jadi rasio murid
terhadap guru 8,14 Tumbang Gugup. Masyarakat mengggap pendidikan
merupakan kunci pengembangan sumberdaya manusia (SDM) agar dapat
meningkatkan pendapatan individu secara khusus. Tetapi, fasilitas dan
sarana pendidikan di Kecamatan Suling Tambun tidak menunjang
Sumberdaya manusia (SDM) menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 46
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Tabel 23. Jumlah Sekolah, Murid, Guru Dan Rasio Murid terhadap Guru
Menurut Tingkatan Sekolah di Kecamatan Suling Tambun Pada
Tahun 2014.
Tingkatan Sekolah Sekolah Jumlah Rasio Murid
Murid Guru Terhadap Guru

TK/sederajat 8 76 9 8,44
SD/sederajat 8 550 46 11,96
SMP/sederajat 2 114 14 8,14
SLTA/sederajat 0 0 0 0
SMK/sederajat 0 0 0 0

Sumber : BPS Kabupaten Seruyan, Tahun 2014

Sumber penghasilan utama penduduk Suling Tambun adalah bergerak


pada sektor pertanian tanaman pangan, seperti padi sawah, padi ladang,
jagung, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau dan kedelai. Tanaman
selingan yang ditanam penduduk sebagai penghasilan tambahan bagi
penduduk adalah tanaman buah-buahan, sayur - sayuran dan palawija
tetapi tidak menjadi mata pencaharian utama bagi penduduk. Kegiatan
peternakan yang dimanfaatkan oleh penduduk sebagai mata
pencahariannya adalah peternakan sapi, kerbau, kambing dan babi yang
di manfaatkan sebagai hewan potong . Ada juga yang bertenak unggas
seperti ayam ras, ayam petelur, ayam pedaging dan itik. Usaha perikanan
meliputi tambak, kolam, keramba dan jaring apung lokasinya di sungai,
danau dan rawa produksi usaha perikanan penduduk Kecamatan Suling
Tambun dalam bentuk awetan. Kegiatan HHBK yang diusahakan oleh
masyarakat Kecamatan Suling Tambun adalah Rotan tetapi dalam bentuk
barang mentah dan setengah jadi. Wilayah KPHP Model Seruyan Unit XXI
belum memiliki lembaga ekonomi seperti Koperasi dan BLUD.

C.2 Adat Istiadat

Masyarakat desa adalah merupakan masyarakat adat Dayak yang


mempunyai adat istiadat berupa pengaturan-pengaturan terhadap masalah
kehidupan yang alami dan diakui sebagai hukum adat yang harus
ditegakkan untuk menjaga kemaslahatan masyarakat desa .
Peraturan adat yang berlaku di desa adalah:
a. Adat perkawinan.
b. Adat Perzinahan.
c. Adat perselisihan, perkelahian.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 47
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

d. Adat kematian.
e. Tanah adat.

Peraturan kelembagaan adat yang ada di desa adalah masih berfungsi


dan tidak ada batasan waktu kapan peraturan kelembagaan adat tersebut
masih berlaku. Alasannya sebagai contoh adalah :
a. Mengatur masalah perkawinan, perselisihan yang terjadi diselesaikan
secara adat yang berlaku.
b. Aturan adat ini akan berlaku terus sepanjang sebagai masyarakat
adat masih menjunjung adat.

Aturan adat di desa yang berlaku untuk :


a. Orang dalam
Semua orang dalam komunitas desa harus mengakui adat dan
melaksanakannya.
b. Orang luar
Berlaku juga untuk orang luar yang berdomisili di desa dan terkait hubungan
sosial dengan warga desa.
c. Semua orang
Semua orang diharapkan menghargai adat yang berlaku di desa.
Upaya yang telah dan akan dilakukan untuk mempertahankan adat tersebut
adalah: “Dengan selalu mengatasi masalah yang muncul secara adat,
memasukkan peraturan adat ke dalam peraturan desa dalam mengatur
masalah sosial kemasyarakatan”

C.2.1. Norma dan Peraturan Adat di Desa

Beberapa tempat yang secara adat lindungi atau tidak boleh diganggu
adalah :
1. Pahajatan, tempat khusus untuk meminta sesuatu keinginan kepada
Tuhan.
2. Pahewan tempat keramat untuk mahluk halus, biasanya di muara
sungai.

Alasan tempat tersebut dilindungi adalah :


”Sebagai tempat keramat berdiamnya mahluk halus sehingga tidak boleh
diganggu, kalau diganggu akan mendapat bala (bencana).”

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 48
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Peraturan adat yang dipakai untuk melindungi hutan dan hasil hutan di
desa memang belum ada, karena tidak ada peraturan adat yang tertulis
untuk melindungi hutan dan hasil hutan. Harapan juga nantinya akan ada
peraturan adat yang mengatur pemanfaatan hutan dan hasil hutan untuk
kebaikan masyarakat di desa.

Sanksi-sanksi adat yang dikenakan kepada orang yang merusak hutan


atau hasil hutan lainnya di desa memang belum ada sanksi hukuman
bagi yang merusak hutan secara adat. Namun ada sanksi sosial,
biasanya diyakini akan mendapat bala.

C.2.2 Pengetahuan Tradisional tentang Penggunaan Lahan di Desa

Sebutan yang diberikan untuk macam-macam tanah/lahan di


sawah/ladang sekitar desa berdasarkan penyebutan dan pengelompokan
lokasi/tekstur tanah/warna/ bentuk/lainnya) adalah :
o Bahu, berdasar bentuk komposisinya adalah semak belukar
o Pematang, berdasar bentuknya merupakan tanah yang agak tinggi
sebagai gundukan dari tanah disekelilingnya.
o Napu atau Bancah, berdasarkan lokasi adalah daerah pinggiran
sungai.
o Luwau, berdasarkan lokasi adalah jauh dari sungai di daerah rawa
yang tergenang air membentuk danau.
o Pelacar berdasarkan lokasi adalah hamparan pertemuan dua bukit.
o Ungguh berdasarkan lokasi berada di bawah bukit.
o Natai, daerah yang mendatar.
o Garung, daerah ujung pelacar.
o Bukit berdasarkan bentuk dan lokasi adalah daerah curam yang
merupakan hamparan tinggi dari sekitarnya berujung di tengah.
o Seha, berdasarkan bentuknya adalah lahan luas bekas terbakar yang
akan digunakan untuk lahan kebun atau ladang.

Jenis penggunaan lahan yang paling cocok untuk masing-masing lokasi


tersebut berdasarkan peruntukannya :

 Bahu cocok digunakan untuk berladang tanaman pangan dan kebun


karet

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 49
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

 Pematang cocok untuk berkebun dan berladang


 Napu / Bancah biasanya digunakan untuk mencari ikan
 Luwau juga biasanya digunakan untuk mencari ikan
 Seha biasanya digunakan untuk lahan kebun atau ladang

Kebiasaan pengolahan lahan di desa adalah sebagai berikut :


- ladang atau kebun diolah dengan cara ditebas dan dicangkul
- mencari ikan, dengan cara memancing, menjala
- kebun atau ladang saat pembukaan lahan dengan cara Dibakar
Tingkat kesuburan lahan di desa secara umum adalah cukup subur
karena sebagian besar warna tanah kekuningan (tanah lempung berpasir)
indikator tanah subur cocok untuk kebun karet atau rotan dan ladang padi
gunung.

C.2.3 Adat Istiadat dalam Kelola Hutan

Masyarakat di dalam/sekitar kawasan Unit KPHP Model Seruyan Unit XXI


umumnya merupakan masyarakat lokal suku Dayak. Masyarakat di
dalam dan adat istiadat yang diusung oleh masyarakat di dalam/sekitar
kawasan hutan yakni adat Dayak Ngaju yang umumnya banyak mengacu
pada tata krama dan sosialisasi Hindu Kaharingan. Adat Istiadat yang
ada di wilayah kelola KPHP Model Seruyan Unit XXI seperti acara tiwah
yang dilaksanakan pada saat ada keluarga yang meninggal dunia,
Gotong Royong pada saat akan dan selesai mengadakan suatu acara
dan percaya akan hari baik dan tidak baik pada saat ingin berburu (hari
kamis tidak boleh memasuki hutan dan berburu hewan) apabila dilanggar
akan mengalami kesialan dan hari kamis tidak boleh melakukan
perjalanan jauh dan menginap karena akan sial kecuali tidak menginap.

C.3. Pola Hubungan Masyarakat Dengan Hutan

Kondisi sosial masyarakat desa disekitar kawasan hutan pada umumnya


mempunyai keterkaitan secara langsung terhadap eksistensi pada
sumberdaya hutan. Perubahan yang terjadi dalam pengelolaan hutan
akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan kondisi
sosial ekonomi masyarakat.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 50
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Menurut pendapat Damang Adat Dayak Seruyan Hulu secara sosiologis,


masyarakat adat dayak memiliki keterkaitan yang sangat kuat pada hutan.
Hal ini tercermin dalam model - model pengelolaan masyarakat adat
dayak atas hutan yang pada umumnya didasarkan pada hukum adat.
Masyarakat sangat paham akan pentingnya mejaga lingkungan yang
merupakan sumber kehidupan bagi mereka. Oleh karena itu, masyarakat
mengambil hutan sebatas kebutuhannya tidak berlebihan agar hutan
tetap terjaga dengan baik.

Pola masyarakat dalam mengelola hutan berbeda dengan masyarakat di


pulau jawa. Hutan menurut masyarakat dayak adalah nafas kehidupan
karena ada keterkaitan antara jasmani dan rohani. Oleh karena itu, hutan
mengandung nilai religius bagi suku dayak sehingga hutan tidak boleh
diganggu dan dirusak. Fungsi hutan menurut adat dayak adalah :

1. Tempat berburu.
2. Tempat meramu, dalam artian tempat mencari bahan bangunan,
bahan makanan dan obat - obatan.
3. Tempat berusaha, dalam hal sebagai mata pencaharian masyarakat.
4. Tempat religius, masyarakat percaya bahwa di dalam hutan ada roh
yang tidak dapat diganggu sehingga, apabila hutan dirusak maka roh
yang ada di dalam hutan akan terusik.

Tetapi dengan adanya regulasi yang dibuat oleh pemerintah justru


banyak menguntungkan para pemodal besar baik itu swasta nasional
maupun asing, terutama dengan adanya Undang - undang penanaman
modal oleh swasta nasional dan swasta asing sumber daya hutan
diserahkan pengelolaannya kepada swasta yang cenderung hanya
mengenjar orientas bisnis/ekonomi tanpa memperhatikan aspek ekologi.
Sehingga pengelolaan hutan lestari tidak terwujud.

D. Pemanfaatan Hutan Dan Penggunaan Kawasan Hutan

D.1. Pemanfaatan Hutan

Pada wilayah unit KPHP model seruyan unit XXI terdapat data
perizinan pemanfaatan hutan, perusahaan bidang Kehutanan di
wilayah Kabupaten Seruyan di dominasi oleh perusahaan pemegang

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 51
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

izin pemanfaatan hasil hutan kayu pada IUPHHK-HA. Berdasarkan


data BPHP Wilayah X Palangka Raya terdapat 9 (sembilan)
perusahaan pemegang IUPHHK-HA yang berada di wilayah KPHP
Model Seruyan Unit XXI berdasarkan Peta Izin Pemanfaatan Hutan di
Kalimantan Tengah, yaitu PT. Hutanindo Lestari Raya Timber, PT.
Central Kalimantan Abadi, PT. Erna Djuliawati, PT. Sari Bumi Kusuma,
PT. Sarmiento Parakanca Timber, PT. Meranti Mustika, PT. Berkat
Cahaya Timber, PT. Karda Traders dan PT. Erytrina Nugraha Megah.
Tabel 24. Perusahaan Pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu Hutan Alam Pada IUPHHK– HA

No IUPHHK Pemberi Nomor dan Tanggal Luasan Luasan di Status


Izin Izin (Ha) Wilayah
KPH (Ha)
1 PT. Central Menhut No. 10/Kpts-II/2000 , Tanggal 17 15.424,60 Aktif
Kalimantan November 2000 Jo. SK.60/Menhut – 39.793,01
Abadi II/2014.
2 PT. Hutanindo Menhut No. 999/Kpts-IV/1999 14 Oktober 98.000 81.214,13 Aktif
Lestariraya 1999 Add.SK.HPH No.15/Kpts –
Timber II/2001 Tanggal 26 Januari 2001.
3 PT. Sarmiento Menhut No. SK.266/Menhut-II/2004, Tanggal 216.580 4.844,43 Aktif
Parakantja 21 Juli 2004 dan SK.. 31/V1-
Timber BPHA/2010.
4 PT. Erna Menhut No. 15/Kpts – IV/1999, Tanggal 18 184.206 165.338,32 Aktif
Djuliawati Januari 1999.

5 PT. Meranti Menhut No. 1001/Kpts-VI/1999, Tanggal 14 45.530 2.101,46 Aktif


Mustika Oktober 1999.

6 PT. Sari Bumi Menhut No. 201/Kpts-IV/1998, 27 Februari 208.300 19.649,83 Aktif
Kusuma 1998.

7 PT. Karda Menhut No.76/Kpts-II/2000, 22 Desember 98.400 4.600,43 Aktif


Traders 2000.

8 PT. Erytrina Menhut 72/Kpts-II/2001, 15 Maret 2001 42,762 15.632,71 Aktif


Nugraha Megah

9 PT. Berkat Menhut SK. 719/Kpts/UM/9/1982, 25 124.950 1.239,89 Dalam


Cahaya Timber September 1982 Jo. SK 114/Kpts- perpanjangan
II/2000, 29 Pebruari 2000. SK
Total 310.045,80

Sumber : BP2HP Wilayah XII Palangka Raya Tahun 2015

D.2. Penggunaan Kawasan Hutan

Dalam areal KPHP Model Seruyan Unit XXI tidak terdapat izin
penggunaan kawasan hutan.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 52
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

E. Posisi Areal Kerja Dalam Tata Ruang Wiayah Dan Pembangunan


Daerah

Kawasan KPHP Seruyan dalam tata ruang wilayah RTRWP Kalimantan


Tengah Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2015, sebagian besar
merupakan Kawasan Budidaya Hutan Produksi tetap (KBH-P), Kawasan
Budidaya Hutan Produksi Terbatas (KBHPT). Kawasan Lindung (KL)
terdapat pada bagian Utara Unit KPHP Model Seruyan Unit XXI.
Berdasarkan peta permenhut 529/2012 wilayah KPHP Model Seruyan Unit
XXI seluas ± 373.909 Ha yang dibagi menjadi beberapa kawasan yaitu
kawasan hutan produksi (HP) seluas ± 6.112 Ha, kawasan hutan produksi
terbatas (HPT) seluas ± 328.827 Ha dan hutan lindung seluas ± 38.970 Ha .
Kondisi pembagian kawasan KPHP Model Seruyan Unit XXI dalam
prespektif Tata Ruang Wilayah dan Pembagunan Daerah dapat mendukung
pembangunan daerah yang berkelanjutan berbasis pengelolaan hutan demi
menjamin kelestarian manfaat hutan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sekitar hutan. Berikut disajikan dalam peta.

Gambar 10. Status Kawasan Hutan KPHP Model Seruyan Unit XXI berdasarkan
Permenhut 529/2012 Tentang Penunjukan Areal Hutan Provinsi
Kalimantan Tengah.

Peran KPHP Model Seruyan Unit XXI dalam pembangunan daerah di


Kabupaten Seruyan adalah turut andil dalam mewujudkan Visi Kabupaten
Seruyan yang juga merupakan Visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
terpilih masa priode tahun 2013 - 2018 adalah “Menembus keterisolasian

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 53
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

daerah dari arus barang dan jasa serta arus informasi, menyambung
disparitas pelayanan antara daerah hilir dan daerah hulu, guna mengantar
masyarakat seruyan menjadi sejahtera dan berkeadilan”.

Berdasarkan Rencana Jangka Pendek (RPJMD) Kabupaten Seruyan Tahun


2014-2018 menempatkan posisi wilayah KPHP Model Seruyan Unit XXI
yang secara administrasi berada di 2 (dua) kecamatan paling ujung yaitu
Kecamatan Seruyan Hulu dan Kecamatan Suling Tambun sebagai kawasan
penyangga untuk perlindungan DAS dan menjaga keseimbangan tata
hidrologis daerah hulu dan hilir.

Dalam bidang kehutanan pada kawasan ini pemerintah daerah Kabupaten


Seruyan dalam sasaran kinerjanya mentargetkan adanya kelestarian
produksi kayu untuk kebutuhan lokal baik melalu Hutan Alam maupun Hutan
Tanaman. Sehingga fungsi KPHP Model Seruyan Unit XXI diharapkan dapat
mewujudkan target dari Pemerinta Daerah. Dalam program perkebunan
pada wilayah KPHP Model Seruyan Unit XXI ini dicanangkan oleh
pemerintah daerah untuk pengembangan budidaya Kopi. Sehingga program
ini bisa diselaraskan dengan kegiatan agroforestry pada blok pemberdayaan
masyarakat melalui skema perhutanan sosial.

F. Isu Strategis, Kendala dan Permasalahan

Dalam implementasi sebuah rencana tentunya terdapat isu-isu strategis,


kendala - kendala dan permasalahan yang dihadapi, seperti halnya
implementasi pembentukan Unit KPHP Model Seruyan Unit XXI.
Pembentukan Unit KPHP Model Seruyan Unit XXI merupakan sebuah
perencanaan skala besar dan menyangkut berbagai macam aspek, seperti
aspek pemanfaatan kawasan, aspek sosial dan aspek ekologi. Pemetaan
permasalahan dalam implementasi pembangunan KPHP Model Seruyan
Unit XXI adalah sebagai berikut :

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 54
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Tabel 25. Isu Strategis, Kendala dan Permasalahan.

Isu Strategis Kendala Permasalahan


Kawasan  Terhambatnya target pelaksanan  Tumpang tindih hak antar unit
pekerjaan masing- masing pemegang hak, manajemen IUPHHK-HA
serta areal yang disengketakan menjadi dengan masyarakat.
tidak terurus.

Ekologi  Alokasi anggaran untuk rehabilitasi lahan  Luas areal Rehabilitasi lahan
masih bersifat proyek pemerintah yang yang tidak sebanding dengan
tidak sebanding dengan luas lahan yang anggaran.
akan direhabilitasi.

Ekonomi  Aksesibilitas  Sulitnya pemasaran


 Pendanaan produkHHBK masyarakat
 Tidak ada pelatihan atau pengembangan  Minimnya dana
Sumber Daya Manusia bagi masyarkat Untuk mengembangkan potensi
usaha produktif masyarakat
 Minimnya skill masyarakat
dalam mengembangkan potensi
usaha masyarakat

Kebijakan  KPHP Model Seruyan Unit XXI tidak punya  Peta penunjukan kawasan
acuan dalam penysunan rencana hutan Propinsi Kalimantan
pengelolaan tata ruang. Tengah (SK.529/Menhut-
II/2012) masih belum
ditindaklanjuti dengan peta
mikro penunjukan kawasan
hutan di Kabupaten, sehingga
belum menjadi acuan yang
mantap dalam penetapan Tata
Ruang Wilayah Kabupaten
(RTRWK).

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 55
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

III. VISI DAN MISI PENGELOLAAN HUTAN

A. Visi

Visi dari berdirinya KPHP Model Seruyan Unit XXI adalah terwujudnya
pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan menjamin kelestarian
manfaat hutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di
sekitar wilayah KPHP Model Seruyan Unit XXI. Sesuai dengan visi
tersebut KPHP Model Seruyan Unit XXI berupaya maksimal dalam
menyelenggarakan pengurusan hutan untuk memperoleh manfaat yang
optimal dan lestari secara efisien dan efektif serta untuk sebesar -
sebesarnya kesejahteraan masyarakat di dalam dan sekitar kawasan
hutan.

Visi tersebut diharapkan dapat merefleksikan beberapa cita-cita yang


ingin dicapai di masa depan khususnya dalam pembentukan KPHP Model
yang pertama di Kabupaten Seruyan tersebut, adapun makna diri visi
tersebut adalah sebagai berkut :

1. Pengelolaan hutan yang berkelanjutan dimaksudkan sebagai


upaya untuk mendayagunakan sumberdaya hutan sesuai dengan
fungsinya, baik hutan produksi maupun hutan lindung sebagai
modal pembangunan ekonomi daerah dan masyarakat serta
mengoptimalkan peran para pihak tertama masyarakat dalam
pengelolaan kawasan hutan sehingga harus dapat menjamin
keseimbangan antara aspek ekonomi, ekologi dan sosial
2. Menjamin Kelestarian fungsi manfaat hutan dimaksudkan adalah
dengan mendayagunakan sumberdaya hutan sesuai dengan
fungsinya menjamin akan kelestarian kelestarian fungsi manfaat
hutan tetap terjaga.
3. Kesejahteraan masyarakat dimaksudkan bahwa pengelolaan
kawasan hutan harus dapat meningkatan ekonomi masyarakat
terutama masyarakat disekitar dan di dalam kawasan hutan melalui
kepastian akses dan hak kelola yang jelas.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 56
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

B. Misi

Dalam menjabarkan visi yang telah dibuat, KPHP Model Seruyan Unit XXI
telah menetapkan misi sebagai berikut :

1. Memantapkan kepastian status kawasan hutan serta batas


wilayah KPHP Model Seruyan Unit XXI.

Tujuan Misi ini adalah untuk meningkatkan kepastian kawasan hutan


sebagai dasar penyiapan prakondisi pengelolaan sumberdaya hutan
secara lestari dan berkelanjutan.

2. Memantapakan data dan informasi Biofisik, Sosial, Ekonomi dan


Potensi Seluruh Areal KPHP Model Seruyan Unit XXI.

Tujuan misi ini adalah sebagai dasar dalam penyusunan perencanaan


pengelolaan wilayah, monitoring dan evaluasi izin pemanfaatan hutan
dan penggunaan kawasan hutan yang ada pada wilayah KPHP Model
Seruyan Unit XXI dan juga sebagai dasar untuk menentukan potensi
yang terdapat pada wilayah KPHP Model Seruyan Unit XXI.

3. Memantapkan Kelembagaan KPHP Model Seruyan Unit XXI

Tujuan misi ini adalah untuk peningkatan Sumber Daya Manusia,


sarana dan prasarana, pendanaan, standar operasional Prosedur
dalam upaya pengembangan dan pemantapan serta penguatan
organisasi, peran serta hubungan antar pihak.

4. Memantapkan Penyelenggaraan Perlindungan dan Konservasi


Sumberdaya Alam.

Tujuan misi adalah untuk menurunkan gangguan keamanan hutan


dan hasil hutan dalam dan mengoptimalkan pelaksanaan konservasi
sumberdaya alam.

5. Memantapkan Pelaksanaan Pengelolaan Kawasan hutan secara


lestari.

Tujuan misi adalah untuk mengoptimalkan pengelolaan pada hutan


produksi dan hutan lindung untuk kesejahteraan masyarakat.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 57
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

6. Memantapkan Pelaksanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL).

Tujuan misi ini adalah untuk meningkatakan kondisi, fungsi dan daya
dukung Daerah Aliran Sungai (DAS), hutan dan Lahan Dengan tujuan
akhir agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang
berada di dalam dan sekitar kawasan hutan.

7. Mematapkan peran dan partisipasi para pihak terutama


masyarakat dalam pengelolaan kawasan hutan.

Tujuan misi ini adalah untuk mengoptimalkan keterlibatan para pihak


terutama masyarakat dalam pengelolaan kawasan hutan secara
sinerji dan terintegrasi. Dengan dilibatkannya masyarakat makan di
dalam diri masyarakat timbul rasa memiliki atas hutan sehingga
masyarakat merasa enggan untuk merusak hutan.

C. Pernyataan Tujuan

Dalam mewujudkan visi misi tersebut KPHP Model Seruyan Unit XXI telah
menetapkan pernyataan tujuan pengelolaan kawasan hutan yaitu untuk
mencapai keberhasilan pengelolaan dan pemanfaatan kawasan hutan
secara berkelanjutan sesuai dengan fungsi kawasannya bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat di dalam dan sekitar wilayah KPHP Model
Seruyan Unit XXI yang pada jangka waktu rencana pengelolaan hutan
jangka panjangnya menjadi KPHP definitif yang dapat berkontribusi positif
terhadap peningkatan PAD Kabupaten Seruyan sehingga menjadi KPHP
yang mandiri.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 58
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

IV. ANALISIS DAN PROYEKSI

A. Analisis

A.1. Analisis Data Dan Informasi

Berdasarkan P.6/Menhut-II/2010, tentang Norma, Standar, Prosedur


dan Kriteria (NSPK) Pengelolaan Hutan Pada KPHL dan KPHP,
analisis dan proyeksi mencakup dua aspek penting yaitu; a). analisis
data dan informasi yang saat ini tersedia (baik data primer hasil dari
inventarisasi hutan dan penataan hutan, maupun data sekunder) dan
b). proyeksi kondisi wilayah KPH di masa yang akan datang.

Penetapan kawasan hutan seluas 373.909 Ha sebagai wilayah


kelola KPHP Model Seruyan Unit XXI dan organisasi pengelolanya,
maka dengan lima fungsi pokok diharapkan dapat diwujudkan Visi
dan Misi pengelolaan hutan yang telah ditetapkan dalam wilayah
tersebut.

Kondisi yang spesifik dan variatif dalam wilayah kelola KPHP


Model Seruyan Unit XXI, kontribusi serta peran yang dapat
dimainkan oleh KPH dalam merealisasikan dalam mewujudkan Visi
dan Misi pengelolaan hutan yang telah ditetapkan dapat dilihat pada
Tabel di bawah ini :

Tabel 26. Analisis data dan informasi bagi terwujudnya Visi-Misi


melalui tugas pokoknya
Input kegiatan dan
Jenis Data-Informasi Kondisi factual Proyeksi ke depan
Kontribusi Peran KPHP

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Status kawasan hutan


Belum dilakukan penataan batas kawasan Percepatan penyelesaian tata batas  Selesainya penataan batas
100%. Kawasan hutan masih berstatus kawasan hutan dan KPH berperan kawasan hutan, batas di
“ditetapkan” dan belum dikukuhkan,sehingga mendorong percepatan proses pengukuhan luar WT, batas diluar
masih rentan terhadap konflik lahan dengan kawasan hutan dalam wilayah kelola KPH KPHP, batas blok dan
demikian masih labil dalam menghadapi juga dapat berperan dalam perlindungan petak pada tahun 2020.
dinamika konversi lahan- lahan hutan. hutan  Status dan tata batas
kawasan hutan menjadi
jelas dan mantap secara
berkelanjutan.

2 Fungsi hutan :

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 59
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

a. Ht.Produksi (HP) / 1. Sebagian besar berupa hutan bekas a. Penerapan 3 aspek pokok dari kaidah- a. Diharapkan areal tersebut
Hutan Produksi tebangan dari 5 unit IUPHHK-HA yang prinsip kelestarian (produksi- ekologi dan optimal melalui pihak ketiga
Tetap (HPT) masih aktif beroperasi dan masih sosial) dalam pengelolaan SDH dan pemberdayaan
b. Secara khusus menerapkan teknik masyarakat.
terbuka.
pemanenan ramah lingkungan (RIL) b. Diharapkan optimalisasi
2. Hutan produksi (Sebagian besar
c. Meningkatkan kualitas dan produktivitas kawasan hutan produksi (HP)
didominasi oleh hutan lahan kering,
tegakan hutan bekas tebangan melalui dan hutan produksi tetap (HPT)
pertanian lahan kering campuran dan
Peran KPH dalam melaksanakan melalui pemberdayaan
semak belukar. masyarakat dan pihak ketiga.
pembinaan dan monev PHL
d. Peningkatan produktifitas lahan melalui
pemanfaatan dan rehabilitasi

b. Hutan Lindung (HL) Sebagian besar masih berupa hutan primer Perlu percepatan penataan batas, Dapat dikukuhkannya HL
yang belum ditata batas dan belum ada pemantapan dan pengukuhannya. Peran dalam wilayah kelola dan
rencana pengelolaannya serta lembaga yang KPH di bantu RPH sesuai dengan telah dikelola secara lestari.
berfungsi sebagai pengelola hutan lindung fungsinya melaksanakan penataaan hutan Diharapkan penatataan batas
untuk mengelola hutan primer. dalam kawasan HL dan menyusun pada hutan lindung selesai
rencana pengelolaanya pada tahun 2017.

3 Potensi kawasan :
A Hasil Hutan Kayu a. Dari hasil inventarisasi oleh IUPHHK-HA a. Peningkatan kualitas, kuantitas dan  Terbangunnya atau tumbuhnya
ketersediaan tegakan hutan dari jenis produktivitas tegakan dengan penerapan tegakan hutan pasca
komersil (dalam tegakan hutan masih TPTI secara intensif dan konsisten pemanenan yang lebih
cukup potensial. dengan menggunakan jenis unggulan berkualitas dan produktif baik
b. Potensi HHK berdasarkan diameter pohon lokal. itu di wilayah hutan lindung
baik itu kayu meranti, rimba campuran dan b. Perlu upaya penekanan limbah HHK di maupun di wilayah hutan
kayu indah pada hutan lindung (hutan lapangan. produksi. Pada saat yang sama
primer potensi HHK sebesar 132,52 m3 c. Peran KPH dalam melakukan limbah pemanenan dapat
dengan luas areal 8706,45 Ha, hutan pemantauan secara regular dalam ditekan.
sekunder potensi HHK sebesar 70,86 m3 pelaksanaan TPTI tersebut. Juga  Diharapkan dengan
dengan luas areal 27753,08 Ha dan open mendorong pemanfaatan “limbah pemantauan dan pembinaan
areal 43,44 m3 dan luas areal 307,99 Ha) pemanenan” yang reguler pada pemegang
c. Potensi HHK berdasarkan diameter pohon d. Mendorong pihak ketiga berperan aktif IUPHHK-HA potensi tegakan
baik itu kayu meranti, rimba campuran dan dalam pemanfaatan melalui izin IUPHHK hutan tetap terjaga.
kayu indah pada hutan produksi (hutan dan HTR.  Adanya pihak ketiga yang
primer potensi HHK sebesar 227,03 m3 sudah mendapatkan izin
dengan luas areal 851,61 Ha, hutan IUPHHK HA/HT dan HTR pada
sekunder potensi HHK sebesar 67 m3 areal pemanfaatan
dengan luas areal 17.031,3 Ha dan open
areal 5,92 m3 dan luas areal 8.355,9 Ha).

B Hasil Hutan Bukan Kayu Data dan informasi tentang HHBK/NK yang a. Pengembangan cara metode inventarisasia. Diharapkan pengelolaan
dimiliki oleh IUPHHK-HA dan KPHP Model HHB/N-K yang terintegrasi kedalam hutan alam produksi ke
Seruyan unit XXI masih relatif kurang sistem yang telah ada (IHMB dan ITSP). depan tidak hanya berfokus
lengkap dan terperinci sehingga diperlukan b. Dengan memetakan sebaran spasialnya pada Hasil Hutan Kayu saja
pendataan lebih lanjut. Berdsarkan maka potensi HHBK dapat terlihat tetapi juga harus berfokus
identifikasi yang dilakukan oleh tim sehingga masyarakat dan pihak – pihak pada potensi HHBK/ NK
konsultansi bersama KPHP Model Seruyan terkait dapat mengetahui potensi yang termasuk juga penjualan
Unit XXI ada di wilayah KPH. tegakan dalam wilayah
ada 3 desa yang menjadi desa potensial c. Peran dari KPH adalah men dorong tertentu.
untuk HHBK yaitu desa Tumbang Kalam (98 intensitas pelaksanaan inventarisasi b. Diharapkan ada pelatihan
Ha), Desa Tumbang Bahan (254 Ha) dan HHBK dan mengembangkannya dengan yang intensif untuk
Tumbang Darap (69,5 Ha). Potensi HHBK cara membuat pengolahan (home masyarakat dalam hal
yang paling potensial di ketiga desa industry) dan pemasaran serta dengan mengolah HHBK/NK agar
tersebut adalah Rotan. bantuan investor sehingga dari masyarakat tidak hanya
pendapatan pemanfaatan HHBK dapat menjual mentah atau
menjadi investasi bagi desa dan setengah jadi tapi menjual
pendapatan masyarakat pun dapat barang jadi.
meningkat.
Dengan nilai hutan akan
dapat lebih ditingkatkan.
Termasuk dapat menciptakan
la pangan usaha masyara kat
lokal.
c Jasa lingkungan
.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 60
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

c.1. Ekowisata Seperti halnya dengan HHBK, potensi dan Pengembangan sistem inventarisasi dan Tersedianya data tentang
keberadaan dari Ekowisata masih belum pemetaan lokasi (sebaran spasialnya) potensi ekowisata dalam
mendapatkan perhatian dalam pendataan dalam wilayah kelola. Peran dari KPH pengelolaan hutan alam
adalah dalam mendorong meningkatnya produksi dan pengembangan
(inventarisasi hutan). Berdsarkan identifikasi
intensitas pelaksanaannya di lapangan, industri wisata dengan
yang dilakukan oleh tim konsultansi bersama membangun sinergi dengan instansi terkait bersinergi dengan dinas terkait
KPHP Model Seruyan Unit XXI ada potensi dalam pengelolaan dan pemanfaatan nya dan investor
jasa lingkungan yaitu yang dimiliki desa di dalam hal ini (Dinas Pariwisata).
wilayah KPHP Model Seruyan unit XXI yaitu
air terjun yang berada di 2 desa yaitu Desa
Tumbang Langkai dan desa Tanjung Paku.
Potensi Jasling di kedua desa tersebut Dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan ekowisata bagi
masyarakat, sumber air bersih untuk
masyarakat dan mikro hidro . Tetapi, kedua
potensi tersebut belum dikelola dan
dimanfaatkan oleh masyarakat dengan baik
dan profesional.

c.2. Keanekaragaman Potensi flora-fauna yang ada di dalam hutan Pengayaan data flora dan fauna dari Diharapkan pengelolaan hutan
Hayati alam produksi masih terbatas pada jenis pelaksanaan inventarisasi di lapangan perlu alam produksi mempunyai
pohon yang komersil. Sedangkan pendataan dilakukan (ITSP dan IHMB). Peran KPH dimensi yang lebih luas. Dengan
potensi fauna masih sangat terbatas adalah membantu mengembangkan sistem- demikian nilai hutan akan
bertambah dalam perspektif
metode inventarisasi flora fauna secara
ekonomi, yang sementara ini
komprehensif kedalam sistem yang telah hanya berfokus pada HHK saja
ada (ITSP-IHMB) Dapat dipergunakan
dalam pemetaan

3 Pemanfaatan kawasan
hutan
A IUPHHK-HA Terdapat 9 unit IUPHHK-HA dalam wilayah Untuk dapat mewujudkan PHL-SFM, Kesembilan unit IUPHHK-HA
kelola KPHP Model Seruyan, Kinerja disamping komitmen manajemen, dalam wilayah kelola KPHP
pengelolaan SDH oleh ke-9 IUPHHK-HA ketersediaan SDM yang profesional perlu Model Seruyan Unit XXI
masih belum mampu mewujudkan PHL- SFM. diupayakan. Faktor eksternal juga sangat diharapkan dapat memberikan
Kelola sosial merupakan masalah utama berpengaruh, yaitu. berupa : dinamika sosial kontribusi bagi pembangunan di
yang dihadapi dalam pencapaian PHL-SFM. masyarakat tata kelola kehutanan dan Kabupaten Seruyan dengan
bahkan kebijakan pemerintah (pusat-daerah) lebih optimal
seringkali dapat menjadi hambatan
pencapaian PHL-SFM.

Peran KPH sebagai dinamisator dan


fasilitator harus mampu mendorong, mem
bina dan utamanya memfa silitasi dalam
penanganan konflik social

B Wilayah Tertentu 1. Dalam wilayah kelola KPHP Model Areal yang akan dimanfaatkan untuk a. Diharapkan di dalam
Seruyan Unit XXI terdapat wilayah pemanfaatan HA/HT dan pemanfaatan pelaksanaan pengelolaan dan
tertentu yang masih belum terdapat jasling dan HHBK seluas 9775, 3 Ha. Pada pemanfaatan SDH alam
Areal WT dalam kawasan hutan produksi produksi menghasilkan
pengelola dan kegiatan pemanfaatan
belum dimanfaatkan dan belum dilakukan tegakan hutan yang lebih
karena kondisinya belum menarik bagi
rehabilitasi seluas 9775, 3 Ha. Pada Areal berkualitas dan produktif
pihak ketiga untuk mengembangkan WT dalam kawasan hutan produksi belum dengan tetap menjamin
pemanfaatan yang berada di Hutan dimanfaatkan dan belum dilakukan kelestarian daya dukung dan
Lindung seluas 38.970 (10,5%) dan Hutan rehabilitasi seluas 4.339,74 Ha dihutan diharapkan 50% dari luas
Produksi seluas 15.812 (4,2%). produksi pada wilayah KPHP Model 369,59 Ha yang
Seruyan Unit XXI dan akan dilakukan direncanakan areal WT
2. Areal yang akan dimanfaatkan untuk kegiatan rehabilitasi seluas 369,59 Ha sudah direhabilitasi dan
pemanfaatan HA/HT dan pemanfaatan rehabilitasi vegetatif dan rehabilitasi sipil pelaksanaan rehabilitasi sipil
teknik 3.972,15 Ha. KPHP Model Seruyan teknis akan direalisasikan
jasling dan HHBK seluas 9775, 3 Ha.
Unit XXI merencanakan rehabilitasi pada minimal 5 unit dari 10 unit
Pada Areal WT dalam kawasan hutan areal diluar izin (WT) dalam bentuk kegiatan yang direncanakan selesai
produksi belum dimanfaatkan dan belum secara vegetatif (pembibitan, penanaman pada tahun 2025.
dilakukan rehabilitasi seluas 4.339,74 Ha dan pemeliharaan) melalui program
dihutan produksi pada wilayah KPHP agroforestri seluas 369,59 Ha dan rehabilitasi
Model Seruyan Unit XXI dan akan secara sipil teknis 10 unit.
dilakukan kegiatan rehabilitasi seluas
369,59 Ha rehabilitasi vegetatif dan
rehabilitasi sipil teknik 3.972,15 Ha.

4. Kondisi Sosial-Ekonomi dan


Budaya

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 61
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

A Sosial ekonomi dan Dari data statistik diperoleh informasi secara Dengan posisi, peran dan kontribusi Diharapkan dengan keberadaan
budaya masyarakat umum bahwa : dari aspek social sebagian keberadaan hutan yang masih memiliki KPHP Model Seruyan unit XXI
besar (80%) masyarakat berpendidikan prospek ke depan, maka perlu adanya mampu mentransformasikan
rendah (SD), sedangkan dari aspek ekonomi kebijakan yang”memproteksi” keberadaan kebijakan pembangunan daerah
sebagian memiliki sumber mata pencaharian SDH. Adanya kecenderungan dari sesuai dengan Tupoksi nya bagi
sebagai petani (sebagian besar petani lahan pembangunan berbasis lahan yang peningkatan kesejahteraan
kering-ladang). Keberadaan hutan masih ”mendesak” keberadaan SDH di wilayah secara berkelanjutan berbasis
merupakan bagian dari hidup dan kehidupan pedesaan. Peran KPH, adalah melakukan SDH dan lahan.
masyarakat di wilayah kelola KPHP Model inventarisasi kondisi faktual kawasan
Seruyan.

Wilayah kelola KPHP Model Seruyan unit


XXI yang berbatasan dengan masyarakat
pedesaan. Pada saat yang sama
menginventarisasi izin-izin pembangunan
berbasis lahan yang ada. KPHP Model
Seruyan unit XXI harus berperan sebagai
fasilitator dan mediator permasalahan SDH
dan lahan

Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa, Kabupaten


Seruyan yang memiliki sumberdaya alam yang potensial, baik yang dapat
diperbaharui dan yang tidak terbaharui, disisi lain juga dihadapkan
dengan berbagai isu - isu strategis, kendala dan permasalahan dalam
pengelolaannya.

Sumberdaya hutan dan sektor kehutanan dengan demikian mempunyai


”peranan sentral” dalam rangka mewujudkan Visi pembangunan daerah di
atas dengan meningkatkan pembangunan di sektor berbasis lahan yang
lain” yaitu : sektor perkebunan dan pertambangan. Fenomena ini tidak
hanya terjadi di Kabupaten Seruyan, tetapi terjadi hampir disemua
kabupaten di Kalimantan Tengah. Sebagai konsekuensi dari semangat
desentralisasi dan reformasi dalam sistem pembangunan nasional dan
daerah. Dengan kawasan Areal untuk Penggunaan Lain (APL),
diindikasikan tidak mampu “menampung” dinamika arah pembangunan
daerah saat ini, terutama pembangunan yang berbasis lahan (land based
development).

A.2. Analisis Kelembagaan KPHP Model Seruyan Unit XXI

A.2.1. Identifikasi isu, Asumsi dan Konseptualisi

Pengelolaan sumberdaya hutan di Indonesia saat ini di arahkan


kepada teknik atau cara kelola yang efisien dan lestari. Untuk
mencapai efisiensi dan kelestarian pengelolaan sumberdaya hutan
maka diwujudkan ke dalam unit-unit pengelolaan hutan terkecil

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 62
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

sesuai fungsi dan peruntukaannya yang lebih di kenal dengan


nama KPH.

KPHP Model Seruyan Unit XXI merupakan wujud awal dari KPH
yang secara bertahap dikembangkan menuju situasi dan kondisi
aktual KPH di tingkat tapak, yang diindikasikan oleh suatu
kemampuan untuk menyerap tenaga kerja, investasi,
memproduksi barang dan jasa kehutanan yang melembaga dalam
sistem pengelolaan hutan secara efisien dan lestari.

Dari penjabaran isu di atas dapat di asumsikan bahwa:


1. Pengelolaan kawasan hutan berdasarkan Undang - undang
Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sehingga kegiatan
yang bertentangan dengan aturan tersebut illegal.
2. Seluruh kawasan hutan yang sudah ditetapkan, akan
dipertahankan sebagai kawasan hutan tetap.
3. Pengelolaan yang dilakukan melibatkan masyarakat yang
berada di dalam dan disekitar KPHP Model Seruyan Unit XXI.
4. Pembangunan KPHP Model Seruyan Unit XXI dengan
memperhatikan jenis tanaman lokal yang telah diusahakan
oleh masyarakat.
5. Pembangunan KPHP Model Seruyan Unit XXI menciptakan
arena koordinasi ditengah ketidaksetaraan basis klaim
pemanfaatan sumberdaya hutan.
6. Pembangunan KPHP Model Seruyan Unit XXI sudah menjadi
komitmen pemerintah pusat dan daerah.

Konseptualisasi dari asumsi di atas adalah :

Pengelolaan Unit KPHP Model Seruyan Unit XXI direncanakan


untuk memperhatikan kondisi awal kawasan hutan saat ini yakni
melalui pendekatan strategi penyelesaian konflik (konflik
resolutions) melalui penataan hutan serta pengelolaan dan
pemanfaatan kawasan hutan secara adil, dengan tetap
mengedepankan Prinsip - prinsip kelestarian. Adapun konsep
KPHP Model Seruyan Unit XXI dapat dilihat pada gambar 11
berikut ini :

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 63
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

KPHP Model Seruyan


Unit XXI

PENATAAN AREAL HUTAN

Pemanfaatan dan
penggunaan hutan
SECARA EFISIEN DAN
EFEKTIF
PENYELESAIAN KONFLIK

KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT

KELEMBAGAAN YANG
KOKOH

Gambar 11. Konsepsi Unit KPHP Model Seruyan Unit XXI

A.2.2. Identifikasi Faktor - Faktor

Dari hasil observasi awal oleh KPHP Model Seruyan Unit XXI
diketahui bahwa kondisi bio-fisik, sosial ekonomi dan budaya
masyarakat di dalam dan di sekitar wilayah Unit KPHP Model
Seruyan Unit XXI terdapat faktor - faktor yang diperkirakan dapat
berpengaruh terhadap pembangunan KPHP Model Seruyan Unit
XXI sebagai berikut :

A.2.2.1 Keadaan Fisik Lokasi

 Lingkungan :
1. Disekitar lokasi KPHP Model Seruyan Unit XXI merupakan
desa - desa hasil pemekaran yang terkait erat dengan
pemekaran kecamatan, seperti Kecamatan Seruyan Hulu.
Sebagai akibat dari pemekaran desa dan kecamatan,
maka menuntut alokasi lahan yang cukup.

2. Masyarakat menganggap bahwa pusat pemukiman yang


telah dihuni secara turun – temurun dan lingkungan di
sekitarnya merupakan kawasanyang diklaim sebagai
kawasan milik masyarakat.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 64
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

 Sarana dan Prasarana Teknis:

1. Umumnya desa - desa disekitar lokasi rencana KPHP


Model Seruyan Unit XXI kurang memiliki sarana dan
prasarana teknis.

2. Layanan sarana teknis yang ada saat ini belum seluruhnya


berfungsi baik, sehingga masih perlu penambahan dan
pembenahan.

3. Pelayanan jalan dan jembatan di desa – desa di sekitar


lokasi rencana KPHP Model Seruyan Unit XXI sudah
menurun kondisi tingkat pelayanannya sehingga masih
banyak desa – desa yang terpencil dan tertinggal. Untuk
itu diperlukan rencana strategis dalam merehabilitasi dan
pemeliharaan jalan untuk membuka keisoliran.

A.2.2.2. Keadaan Ekonomi

1. Pola Pengusahaan sumberdaya alam oleh masyarakat dapat


dipilah menjadi 2 (dua), yaitu pengusahaan secara bersama
dimana sumberdaya alam dimanfaatkan secara bersama untuk
kepentingan bersama dan pengusahaan secara individual
dimana sumberdaya alam dimanfaatkan secara individual untuk
kepentingan individual atau rumah tangga.
2. Sumberdaya hutan masih memainkan peranan penting dalam
menyokong kehidupan masyarakat disekitar lokasi Unit KPHP
Model Seruyan Unit XXI.
3. Kesempatan kerja dan peluang berusaha yang terdapat pada
desa di Wilayah Tertentu Unit KPHP Model Seruyan Unit XXI
masih terbatas pada jenis kegiatan usaha sektor primer
(pertanian, kehutanan dan perikanan). Keberadaan
sumberdaya lahan dan sumberdaya hutan menjadi sumber
utama penghidupan masyarakat.
4. Pola usaha masyarakat sekitar hutan adalah memungut hasil
hutan baik itu hasil hutan kayu seperti kayu yang bernilai tinggi
(meranti, ulin dan lain – lain) maupun jenis HHBK seperti Rotan,
gaharu, jenis obat dan lain – lain.
5. Aktifitas pemanfaatan sumberdaya hutan cukup bervariasi di
tiap lokasi, mulai dari aktifitas yang memiliki resiko rendah
sampai dengan aktivitas yang memiliki resiko tinggi terhadap
kerusakan lingkungan.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 65
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

6. Keterbatasan faktor ekonomi masyarakat sering dimanfaatkan


oleh oknum tertentu untuk mendukung kegiatan illegal logging.

A.2.2.3. Keadaan Kelembagaan

Kelembagaan merupakan aspek penting dalam penentuan tingkat


keunggulan suatu komoditas hasil hutan karena menyangkut
unsur pelaku dan tata aturan produksi dan perdagangan hasil
hutan tersebut. Karena, di dalam aspek kelembagaan ada peran
produsen/koperasi, asosiasi kelompok usaha di wilayah KPHP
Model Seruyan Unit XXI ada asosiasi pengusaha ataupun
kelompok usaha dalam skala kecil, ada aturan tentang komoditas,
ada peran pemerintah, standar komodita dan sarana/fasilitas
pengembangan usaha.

Kondisi kelembagaan pada wilayah KPHP Model Seruyan Unit XXI


belum ada produsen/koperasi, rendahnya minat masyarakat dalam
hal membentuk kelompok walaupun ada dukungan dari
pemerintah karena harga komoditas yang fluktuatif dan belum ada
standar yang mengatur tentang harga komoditas serta sarana
pengembangannya yang masih besifat lokal.

Melihat hasil identifikasi faktor-faktor potensial yang dapat


berpengaruh terhadap KPH pada Tabel 27 di bawah, selanjutnya
disusun ke dalam matriks SWOT.

Analisis SWOT adalah suatu metode untuk menyusun rencana


strategis dlam mencapai tujuan yang telah ditetapan oleh suatu
organisasi termasuk dalam menyusun rencana pengelolaan hutan
jangka panjang (RPHJP) KPHP Model Seruyan Unit XXI. Analisis
SWOT dimulai dengan mengidentifikasi faktor – faktor internal dan
eksternal. Faktor internal terdiri dari Strength (Kekuatan) dan
Weakness (kelemahan), sedangkan faktor eksternal opportunity
(Peluang) dan Threath (Ancaman).

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 66
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Dari hasil Analisis dan pembahasan yang dilakukan oleh KPHP


Model Seruyan Unit XXI beserta para pihak, telah diidentifikasi
faktor internal dan eksternal denga hasil sebagai berikut:

Tabel 27. Identifikasi faktor internal dan eksternal KPHP Model Seruyan Unit XXI

Faktor Ekternal
Faktor Internal

Strength Weaknes Oppurtunity Threath


(Kekuatan) (Kelemahan) (Peluang) (Ancaman)

1. Memiliki struktur 1. Jumlah personil yang 1. Berada dalam kawaasan 1. Kegiatan illegal logging.
organisasi yang jelas. terbatas. pencadangan hutan Provinsi 2. Adanya okupasi lahan
2. Mempunyai status 2. Pendanaan yang belum Kalimantan Tengah dengan adanya pemukiman.
hukumkelembagaan mencukupi. 3. Redahnya pendidikan dan
dan kawasan. 3. Sarana dan prasarana yang tarat hidup masyarakat di
3. Adanya potensi jasa belum memadai dalam dan disekitar
lingkungan dan 4. Aksesbilitasi kawasan yang kawasan.
wisata alam. sulit dicapai. 4. Masih adanya kebakaran
4. Memiliki potensi kayu hutan untuk perladangan.
yang besar.
5. Tingginya potensi
keanekaragaman
hayati.

1. Faktor Internal
a. Kekuatan (Strengths)
1. Memiliki struktur organisasi yang jelas

Kesatuan pengelolaan hutan produksi (KPHP) Model


Seruyan Unit XXI merupakan unit pelaksanaan teknis
daerah Struktur organisasi yang jelas berdasarkan
peraturan bupati Seruyan Nomor 26 tahun 2012
tentang organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis
dinas (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi
(KPHP) Model Seruyan Unit XXI di Kabupaten
Seruyan Provinsi Kalimantan Tengah.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 67
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis


Dinas (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi
(KPHP) Model Seruyan Unit XXI Di Kabupaten
Seruyan Provinsi Kalimantan Tengah adalah sebagai
berikut :

Kepala Dinas Kehutanan Dan


Perkebunan Kabupaten Seruyan

Kepala UPTD KPHP Model


Seruyan Unit XXI

Kepala Sub Bagian Tata


Usaha

Kelompok Jabatan
Fungsional

Gambar 12. Bagan Susunan Organisasi Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP)
Model Seruyan Unit XXI Berdasarkan Perbup Seruyan Nomor 26 Tahun
2012

2. Mempunyai status hukum kelembagaan dan


kawasan

Kesatuan pengelolaan hutan produksi (KPHP) Model


Seruyan Unit XXI ditujuk melalui surat keputusan
Menteri Kehutanan Nomor SK.716/Menhut-II/2011
tanggal 19 Desember 2011 dengan luas wilayah
373.909 Ha yang terdiri dari kawasan hutan lindung
38.970 Ha dan hutan produksi 6.112 Ha dan hutan
produksi terbatas 328.827 Ha.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 68
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

3. Adanya potensi jasa lingkungan dan wisata alam

Potensi jasa lingkungan dan wisata alam berupa


pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH),
pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan penyedia air
bersih, riam-riam sungai untuk wisata air dan air terjun
sebagai potensi ekowisata.

4. Memiliki hasil hutan kayu yang besar

Wilayah KPHP Model Seruyan Unit XXI masih


memiliki potensi hasil hutan kayu yang menjanjikan
dan sebaran kelas diameter kayu 50 cm-up, jenis –
jenis yang didominasi adalah kayu indah dan rimba
campuran.

5. Tingginya potensi keanekaragaman hayati

Kawasan KPHP Model Seruyan Unit XXI memiliki


sumber daya alam hayati dan ekosistem yang tinggi.
Hal ini diperkuat dengan adanya spesies langka yang
hidup di kawasan hutan KPHP Model Seruyan Unit
XXI.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 69
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

b. Kelemahan (Weakness)

1. Jumlah personel yang terbatas


Jumlah personil pada KPHP Model Seruyan Unit XXI
masih kurang bila dibanding dengan luas kawasan
seluas 373.909 Ha. Jumlah personil yang ada di KPHP
Model Seruyan Unit XXI baru sebanyak 32 orang.

2. Faktor Eksternal

a. Peluang (Oppurtuniti)
1. Berada dalam kawasan pencadangan hutan
Provinsi Kalimantan Tengah

Peluang lainnya adalah pengembangan ekowisata


kawasan KPHP Model Seruyan Unit XXI. Diharapkan
mampu memberikan kontribusi pada pemanfaatan dan
konservasi kawasan mampun peningkatan
kesejahteraan masyarkat sebagai tangkapan air.

b. Ancaman (Threat)
1. Kegiatan illegal loggging

Aktivitas pencurian kayu masih sering ditemui di


Wilayah KPHP Model Seruyan Unit XXI. Kayu hasil
curian ini umunya diangkut melalui jalur sungai.
Dampak dari aktivitas illegal loggging ini telah
menimbulkan kerusakan tanah dan air sungai yamg
dulunya jernih sekarang berbah menjadi keruh dan
berbau.

2. Adanya okuppasi lahan untuk kepentingan


pertanian dengan adanya pemukiman.

Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis, dalam


kawasan KPHP Model Seruyan Unit XXI lahan untuk
bercocok tanam dan ini berlangsung sejak nenek
moyang. Tetapi, ini belum mampu untuk meningkatkan
pendapatann masyarakat.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 70
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

3. Rendahnya pendidikan dan taraf hidup masyarakat


sekitar kawasan hutan

Masyarakat disekitar kawasan hutan tingkat


pendidikannya masih rendah. Hal ini disebabkan
kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
pendidikan. Akibatnya kemajuanpun jadi terhambat.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan staf


KPH dengan masyarakat masyarakat yang diperoleh
data monografi, sebagian besar masyarakat wilayah
KPH mash berada di dalam wilaayh KPHP Model
Seruyan Unit XXI masih berada tingkat pendidikan
yang rendah (SD).

4. Masih banyaknya pembakaran lahan untuk


perladangan

Pada umumnya pembukaan lahan di Kabupaten


Seruyan masih dilakukan dengan cara membakar.
Minimnya tingkat kesadaran masyarakat akan akibat
yang ditimbulkan menyebabkan kejadian kebakaran
lahan terus terjadi. Memberikan pemahaman kepada
masyarakat agar melakukan pembakaran secara
terkendali, Memberikan sanksi tegas kepada pelaku
pembakaran hutan, Penguatan sarana da prasarana
untuk kegiatan pencegahan kebakaran hutan,
Meningkatan jumlah personil untuk pengamanan hutan
dan Pendanaan yang memadai untuk mengurangi
kegiatan pembakaran hutan.

Terbatasnya CSR yang mempunyai basis pengelolaan


hutan dan lahan yang ada di KPHP Model Seruyan
Unit XXI serta terbatasnya pengetahuan penduduk
tentang hal tersebut.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 71
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Tabel 28. Strategi Kombinasi Strengt (Kekuatan) dan Opportunity


(Peluang) Dalam Analisis SWOT

Berada dalam kawasan pencadangan hutan Provinsi


Opportunity Kalimantan Tengah
(Peluang)
Kekuatan
(Strength)
1. Memiliki Struktur Organisasi yang jelas Struktur organisasi yang jelas mendorong
pengembangan pemanfaatan kawasan pencadangan
hutan.
2. Mempunyai status hukum kelembagaan dan Dengan adanya status hukum kelembagaan dan
kawasan kawasan KPH dapat mendorong Investor untuk
berinvestasi.
3. Adanya potensi jasa lingkungan dan wisata Adanya potensi jasa lingkungan dan wisata alam
alam mendorong pengembangan jasa lingkungan dan
wisata alam KPHP Model Seruyan Unit XXI.
4. Memiliki hasil hutan kayu yang besar Adanya hasil hutan kayu mendorong pihak ketiga
berperan aktif dalam pemanfaatan melalui izin
IUPHHK dan HTR.

5. Tingginya potensi keanekaragaman hayati Dengan tingginya potensi keanekaragaman hayati


diharapkan pengelolaan hutan alam produksi agar nilai
tambah hutan bertambah dalam prespektif ekonomi.

Tabel 29. Strategi Kombinasi Weakness (Kelemahan) dan opportunity


(Peluang) Dalam Analisis SWOT

Berada dalam kawasan pencadangan hutan Provinsi


opportunity Kalimantan Tengah
(Peluang)
Kelemahan
(Weakness)
1. Jumlah personil yang terbatas Meningkatkan fungsi kawasan pencadangan hutan
provinsi dengan meningkatkan jumlah personil baik
kualitas maupun kuantitas.
2. Pendanaan yang belum mencukupi Menggalang kerjasama dengan pihak donor dan
melakukan penjualan HHBK atau potensi usaha
produktif masyarakat yang penjualannya dibantu oleh
BLUD untuk mendukung pendanaan KPHP Model
Seruyan Unit XXI.
3. Sarana dan prasarana belum memadai Meningkatkan dukungan para pihak untuk pengadaan
sarana dan prasarana.
4. Aksesbilitas yang sulit dicapai Menggalang dukungan dari semua pihak dalam upaya
untuk mempermudah akses menuju atau keluar KPH.

Tabel 30. Strategi Kombinasi Strengh (Kekuatan) dan Threat


(Ancaman) Dalam Analisis SWOT

Kegiatan illegal logging Adanya okupasi lahan Rendahnya Masih banyaknya


Threat untuk kegiatan pendidikan dan pembakaran lahan
(Ancaman) perladangan dengan taraf hidup untuk perladangan
adanya pemukiman masyarakat serta
kawasan

Kekuatan
(Strengh)
1. Memiliki Struktur Mengurangi kegiatan illegal Mengurangi kegiatan okupsi Memberikan Memberikan
Organisasi yang jelas. logging dengan struktur lahan untuk kegiatan pemahaman pemahaman kepada
organisasi yang jelas. perladangan dengan kepada masyarakat agar
struktur organisasi yang masyarakat agar melakukan
jelas. melakukan pembakaran secara
pembakaran terkendali.
secara terkendali.
2. Mempunyai status Pemberantasan illegal logging Pemberantasan kegiatan Memberikan Memberikan sanksi
hukum kelembagaan dan dengan penegakkan hukum. okupasi lahan oleh pengetahuan tegas kepada pelaku
kawasan. masyarakat melalui kepada pembakaran hutan.
penegakan hukum. masayarakat
tentang status
hukum KPHP
Model Seruyan
Unit XXI.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 72
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

3. Adanya potensi jasa Mengurangi Penguatan sarana


lingkungan dan wisata kegiatan dan prasarana untuk
alam. pembakaran lahan kegiatan pencegahan
untuk berladang kebakaran hutan.
dengan melibatkan
masyarakat dan
pihak terkait dalam
kegiatan
pemanfaatan jasa
lingkungan.
4. Memiliki hasil hutan kayu Mengelola potensi
yang besar. hutan kayu untuk
meningkatkan taraf
hidup dan tingkat
pendidikan
masyarakat .
5. Tingginya Potensi Mengelola potensi
Keanekaragaman hayati. keanekaragaman
hayati untuk
meningkatkan taraf
hidup masyarakat
dan tingkat
pendidikan
masyarakat sekitar
kawasan.

Tabel 31. Strategi Kombinasi Weakness (Kelemahan) dan Threat


(Ancaman) Dalam Analisis SWOT

Kegiatan illegal logging Adanya okupasi lahan Rendahnya Masih banyaknya


Ancaman untuk kegiatan pendidikan dan pembakaran lahan
(Threat) perladangan dengan taraf hidup untuk perladangan
kelemahan adanya pemukiman masyarakat serta
(Weaknes) kawasan
1. Jumlah personil yang Pengadaa personil untuk Meningkatan jumlah
terbatas. menghindari okupasi personil untuk
lahan untuk kegiatan pengamanan hutan.
perladangan.

2. Pendanaan yang belum Pendanaan yang Pendanaan yang Pendanaan yang Pendanaan yang
mencukupi. memadai untuk memadai untuk memadai untuk memadai untuk
mengatasi kegiatan illegal mengatasi kegiatan illegal mengatasi mengurangi kegiatan
logging. logging. kegiatan illegal pembakaran hutan.
logging.
3. Sarana dan prasarana Penyediaan sarana dan Penyediaan Penguatan sarana da
belum memadai. prasarana yang memadai sarana dan prasarana untuk kegiatan
untuk mengatasi prasarana yang pencegahan kebakaran
ancaman yang dihadapi. memadai untuk hutan.
mengatasi
ancaman.
4. Aksesbilitas yang sulit Perencanaan koordinasi
dicapai. dan sinergisitas yang baik Perencanaan koordinasi
dalam penanganan illegal dan sinergisitas yang baik
logging, mengingat dalam penanganan illegal
sulitnya akses menuju logging, mengingat
lokasi ancaman tersebut. sulitnya akses menuju
lokasi ancaman tersebut.

B. Proyeksi

Proyeksi pengelolaan Unit KPHP Model Seruyan Unit XXI untuk 10


(Sepuluh) tahun kedepan, yaitu :
1. Selesainya penataan batas kawasan hutan diluar batas kawasan
hutan, batas diluar KPHP, batas blok dan petak pada tahun 2020
sehingga status dan tata batas kawasan hutan menjadi jelas dan
mantap secara berkelanjutan.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 73
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

2. Diharapkan di dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemanfaatan


sumberdaya hutan alam produksi menghasilkan tegakan yang
berkualitas dan produktif dengan tetap menjamin kelestarian daya
dukung dan diharapkan RHL secara vegetatif melalui program
agroforestry yang direncanakan oleh KPHP Model Seruyan Unit XXI
seluas 369,59 Ha dapat diselesaikan dan rehabilitasi sipil teknis dapat
direalisasikan minimal 5 unit/10 tahun dari yang direncanakan 10
unit/10 tahun.
3. Sarana Prasarana yang memadai dalam mendukung menyebabkan
hutan dan personel yang mendukung KPHP Model Seruyan Unit XXI
terutama untuk kegiatan dan menunjang untuk kepentingan patroli,
sarana dan prasaran patroli seperti berjumlah 9 unit.
4. Diharapkan terbangunnya dan tumbuhnya tegakan hutan pasca
pemanenan yang lebih berkualitas dan produktif baik diwilayah hutan
lindung mupun diwilayah hutan produksi. Pada saat yang sama limbah
pemanenan dapat ditekan. Untuk itu diharapkan adanya pemantauan
dan pembinaan yang reguler oleh KPHP Model Seruyan Unit XXI dan
pihak lain yang lebih kompeten pada pemegang IUPHHK-HA potensi
tegakan agar hutan tetap terjaga.
5. Diharapkan pengelolaan hutan produksi kedepan tidak hanya
berpokus pada hasil hutan bukan kayu saja tetapi juga berpokus pada
potensi HHBK/NK termasuk juga penjualan tegakan dalam wilayah
tertentu melalui program kemitraan kehutanan .
Strategi dan proyeksi pada masing - masing wilayah pengelolaan dapat
dilihat pada Tabel 32

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 74
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Tabel 32. Strategi Dan Proyeksi Kegiatan Pada Unit KPHP Model Seruyan
Unit XXI.

Status Nama Blok Kawasan yang Belum ada Izin Kelola (WT)
No
Kawasan Strategi Proyeksi
Hutan  Mempertahankan kawasan sebagai  Fungsi Blok kawasan lindung tetap
1 Lindung 1. Blok hutan lindung dengan memperkuat terpelihara dan terjaga dengan
Pemanfaatan kegiatan di kawasan hutan lindung blok Selesainya penataan batas kawasan
pemanfaatan yang bermanfaat untuk hutan, batas di luar WT, batas diluar
masyarakat terutama untuk pemanfaatan KPHP, batas blok dan petak pada
HHBK dan Jasa lingkungan dengan tahun 2020.
memperkuat pengamanan dan  Mengembangkan kajian untuk
pengawasan kawasan hutan sehingga menghasilkan pendapatan rutin
kegiatan patroli baik rutin maupun melalui pemanfaatan potensi jasa
insidentil harus selalu digalangkan lingkungan baik itu dalam kegiatan
minimal 1 bulan 4 kali patroli rutin dan 2 ekowisata pada 2 desa binaan yaitu
kali patroli insidentil. Desa Tumbang Langkai di
 Mendorong peran KPHP di hutan lindung Kecamatan Suling Tambun dan
melalui blok pemanfaatan wilayah desa Tanjung Paku Kecamatan
tertentu untuk dikelola sendiri oleh KPHP Seruyan Hulu dan pemanfaatan
bersama dengan masyarakat melalui HHBK pada 3 desa binaan KPHP
kegiatan kemitraan kepada masyarakat. Model Seruyan Unit XXI yaitu Desa
 Memperkuat kegiatan di kawasan hutan Tumbang Kalam, Desa Tumbang
lindung blok pemanfaatan melalui Darap dan Desa Tumbang Bahan .
kegiatan pemanfaatan HHBK dan Jasa  Dengan melakukan kegiatan
Lingkungan. penyuluhan kehutanan kepada
 Memperkuat pengamanan di kawasan masyarakat mengenai kawasan
hutan lindung disemua blok dengan hutan diharapkan masyarakat telah
melakukan patroli rutin dan patroli memahami secara baik mengenai
insidentil. kawasan hutan yang ada pada
 Melindungi kegiatan yang berada di kawasan hutan lindung.
dalam hutan lindung dengan pola  Diharapkan adanya pengembangan
kegiatan kemasyarakatan (dalam hal ini kajian ekonomi masyarakat yang
kegiatan religi) pada blok pemberdayaan berbasis hasil hutan bukan kayu baik
masyarakat dan blok pemanfaatan. itu jenis rotan maupun non rotan
pada 3 desa binaan yaitu Desa
Tumbang Kalam, Desa Tumbang
Darap dan Desa Tumbang Bahan,
potensi jasling di 2 desa yaitu Desa
Tumbang Langkai di Kecamatan
Suling Tambun dan desa Tanjung
Paku Kecamatan Seruyan Hulu.

No Status Nama Blok Kawasan yang sudah ada Izin Kelola


Kawasan Strategi Proyeksi
Hutan a. Blok  Fasilitasi dan kerjasama KPHP dengan
2 Produksi Perlindungan. unit manajemen IUPHHK - HA dan  Terbentuknya bagian hutan yang
b. Pemanfaatan IUPHHK - HT dalam mengelola hutan mandiri dan lestari baik dari aspek
(jasling, HHBK ekonomi, ekologi dan sosial-budaya.
produksi pada blok pemanfaatan baik itu
dan lain - lain).
blok pemanfaatan HA dengan luas  Optimalisasi pemanfaatan kawasan
c. Pemanfaatan
HA. (2.419,4 Ha) atau (9,72%), blok hutan produksi dan hutan produksi
d. Pemanfaatan pemanfaatan HT dengan luas (1.475,2 tetap, pemanfaatan hasil hutan
HT. Ha) atau (5,93%) dan Pemanfaatan kayu, pemanfaatan hasil hutan kayu,
e. Pemberdayaan (jasling, HHBK dan lain – lain) dengan HHBK dan jasa lingkungan oleh
Masyarakat. luas (5.599,9 Ha) atau (22,50%) dengan KPHP Model Seruyan Unit XXI
luas sedemikian tidak dapat dikelola pada wilayah WT (zona
sendiri oleh KPHP untuk itu diperlukan pemanfaatan).
peran semua pihak termasuk unit  Terbangunnya pola - pola
manajemen IUPHHK-HA dan IUPHHK- kerjasama/ kolaborasi yang saling
HT. menguntungkan untuk para pihak
 Mengembangkan rekayasa sistem baik itu dengan unit manajeman
dengan KPHP Model Seruyan Unit

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 75
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Silvikultur melalui kegiatan pembinaan XXI maupun KPHP Model Seruyan


dan pemantauan (controlling) pada areal Unit XXI dengan masyarakat dan
KPHP Model Seruyan Unit XXI yang unit manajeman dengan masyarakat
sudah ada izin pemanfaatan maupun dalam bentuk kemitraan kehutanan
penggunaan kawasan hutan yang dalam mengelola hutan produksi.
dilaksanakan pada semua blok yang Sehingga konflik tenurial / lahan
luasnya adalah 24.893,2 Ha. dapat berkurang, berkurangnya
 Mengembangakan pengelolaan hutan kebakaran lahan dan hutan dan
yang terintegrasi dan kolaboratif pada berkurangnya kegiatan illegal yang
blok pemanfaatan (WT) yang luasnya dilakukan oleh unit manajemen dan
adalah 9494,5 Ha dari luas seruluh masyarakat baik itu dalam bentuk
wilayah kelola KPHP Model Seruyan kegiatan illegal logging maupun
Unit XXI. illegal minning.
 Pengawasan yang berkelanjutan dan  Tidak ada lagi aktivitas ilegal dalam
bertanggung-jawab harus selalu areal izin pemanfaatan apakah itu
dilaksanakan dengan melakukan patroli illegal logging ataupun illegal minning
rutin pengamanan hutan maupun patroli dalam wilayah kelola KPHP Model
pencegahan kebakaran dan patroli Seruyan Unit XXI dalam hal ini pada
insidentil pengamanan hutan pada areal hutan produksi.
yang terjadi konflik maupun pada areal  kegiatan RHL Seluas 369,59Ha pada
yang rawan konflik dan kegiatan lahan kritis di areal WT (blok
peranbahan hutan yang dilakukan pemanfaatan hutan produksi) melalui
sebulan 4 kali pada patroli tersebut program agroforestry.
dilakukan penyuluhan kepada  pelaksanaan rehabilitasi sipil teknis
masyarakat mengenai hutan dan fungsi akan direalisasikan minimal 5 unit
hutan. dari 10 unit yang direncanakan
 Mendorong partisipasi aktif masyarakat selesai pada tahun 2025 yang
di dalam dan di sekitar kawasan hutan pelaksanaannya di wilayah blok
melalui kemitraan kehutanan dalam pemanfaatan.
mengelola HHBK rotan maupun non
rotan pada 3 desa binaan, potensi
jasling di 2 desa dan RHL hutan
produksi blok pemanfaatan.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 76
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

V. RENCANA KEGIATAN

Kinerja dalam Arsitektur Program merupakan struktur yang menghubungkan


antara Sumberdaya dengan hasil atau sasaran perencanaan, serta merupakan
instrumen untuk merancang, memonitor dan melaporkan pelaksanaan anggaran.
Kerangka penyusunannya dimulai dari “apa yang ingin diubah” (impact) yang
memerlukan indikator “apa yang akan dicapai” (outcome) guna mewujudkan
perubahan yang diinginkan. Selanjutnya, untuk mencapai outcome diperlukan
informasi tentang “apa yang dihasilkan” (output). Untuk menghasilkan output
tersebut diperlukan “apa yang akan digunakan”.

Berikut ini disajikan uraian Rencana Kegiatan KPHP Model Seruyan Unit XXI
dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun :

1. Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola Serta Penataan hutannya

Kegiatan inventarisasi sangat penting dalam rangka mendukung


rencana kegiatan KPHP Model Seruyan Unit XXI yang baik, benar dan
terpecaya. Inventarisasi hutan dilakukan guna mendapatkan data dan
informasi tentang potensi, karakteristik, bentang alam, kondisi sosial-
ekonomi, dan lain-lainnya. Oleh karenanya kegiatan inventarisasi akan
dilakukan beberapa kali sesuai dengan kebutuhan pada tahapan
pembentukan, pembangunan dan pengembangan.

Inventarisasi ini dilakukan secara berkala untuk mengetahui perkembangan


potensi hutan di wilayah kelola KPHP Model Seruyan Unit XXI. Inventarisasi
ini difokuskan pada penataan blok dan petak.

Pelaksanaan inventarisasi pada wilayah KPHP Model Seruyan Unit XXI


dilakukan dengan dua pendekatan yang didasarkan pada keberadaan izin
Pemanfaatan. Pada areal yang sudah ada Izin Pemanfaatannya (IUPHHK-
HA/HT), inventarisasi dilakukan dengan kompilasi data Hasil Inventarisasi
Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) yang telah dilakukan oleh pemegang izin
pemanfaatan, sedangkan pada kawasan yang belum dibebani izin
pemanfatan dilakukan survei lapangan secara langsung.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 77
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Meskipun kegiatan inventarisasi telah dilakukan pada awal pembentukan


KPH atau awal penyusunan rencana Kelola ini, tetapi karena luasnya
wilayah dan keterbatasan waktu dan SDM maka akurasi data masih rendah
sehingga sangat memungkinkan untuk diupdate/direvisi dan diperbaiki data
dan informasinya secara berkala sesuai dengan kepentingan pengelolaan
terutama pada Wilayah Tertentu (Wilayah Tanpa Izin) pada KPHP Model
Seruyan Unit XXI.

Pemantapan kawasan hutan secara yuridis dan defacto sangat diperlukan


dalam pengawan hutan. KPHP Model Seruyan Unit XXI sebgaian
wilayahnya telah dillakukan tata batas. Kegiatan Inventarisasi berkala
wilayah kelola serta penataan hutannya meliputi :
a) Inventarisasi bio-geofisik.
b) Inventarisasi sosial kebudayaan.
c) Identifikasi potensi konflik.
d) Inventarisasi HHBK dan jasa lingkungan.
e) Identifikasi peluang bisnis.
f) Pembagian blok dan petak.
g) Penyusunan dokumen tata hutan.

Waktu pelaksanaan inventarisasi berkala dilakukan pada tahun 2016, 2020


dan pada tahun 2025. Untuk pembagian blok dan petak dilaksanakan pada
tahun 2016. Pembagian tata batas fungsi kawasan dan tata batas wilayah
tertentu dilakukan pada tahun 2016 – 2018. Anggaran kegiatan inventarisai
berkala wilayah kelola serta penataan hutannya berasal dari APBN dan
pihak ketiga. Target dari kegiatan ini adalah tersajinya data yang akurat dan
detail mengenai status, penggunaan dan penutupan lahan, kondisi
sumberdaya manusia, demografi, iklim, jenis potensi, sebaran flora, hidrologi
(tata air), bentang alam, gejala alam, kondisi sosial ekonomi dan budaya
masyarakat di wilayah KPHP Model Seruyan Unit XXI.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 78
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Tabel 33. Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola Serta Penataan Hutannya


No Kegiatan Sub Kegiatan Blok/petak Sumber Waktu Estimasi Biaya (Juta Output Target Kegiatan
intervensi Pendanaan Pelaksanaan Rp) Kegiatan
per tahun
1 2. Inventarisasi Berkala Semua blok APBN, APBD Tahun 2016, 3.500.000.000 Tersusunnya Tersusun 1 dokumen
Wilayah Kelola Serta dan Pihak 2020 dan data dalam 7 inventarisasi biofisik
Penataan hutannya a) Melaksanakan ketiga tahun 2025 dokumen pada 2 desa yaitu pada
review dan update laporan yang desa Tanjung Paku dan
data IHMB terdiri dari 1 desa Tumbang Langkai,
(inventarisasi dokumen 1 dokumen inventarisasi
biogeofisik, inventarisasi sosekbud pada 3 desa
inventarisasi biogeofisik, yaitu desa Tumbang
sosekbud, inventarisasi 1 Langkai, Desa Tanjung
identifikasi potensi dokumen Paku, desa Tumbang
konflik, inventaris Darap dan desa
inventariasi HHBK, sosekbud, 1 Tumbang Kalam.
Jasa lingkungan dokumen Tersusunnya 1 dokumen
dan inventarisasi identifikasi inventarisai potensi
peluang bisnis). potensi konflik di seluruh desa
konflik, 1 yang berada din wilayah
dokumen izin. Tersusunnya 1
inventariasi dokumen inventarisasi
HHBK, 1 HHBK di desa Tumbang
dokumen Salau, desa Maranang,
inventaris desa Tumbang Kalam,
Jasa desa Tumbang Bahan,
lingkungan desa Tumbang Kalam,
dan 1 dan desa Tumbang
dokumen Darap. Tersusunnya 1
inventarisasi dokumen inventarisasi
peluang jasa lingkungan pada
bisnis. desa Tanjung Paku,
desa Tumbang Langkai
dan desa Tumbang
Darap.

b) Pembagian blok Semua blok APBN, APBD Tahun 2016 650.000.000 Tersusunnya Tersusunnya blok dan
dan petak serta dan Pihak blok dan petak wilayah kelola
penyusunan ketiga petak serta KPHP Model Seruyan
dokumen tata tersusunnya Unit XXI dan tersusunya
hutan. dokumen tata 1 dokumen tata hutan
hutan.
c) Tata batas fungsi Semua blok APBN, APBD Tahun 2016 5.000.000.000 Tersusunnya Tersusunnya 2 dokumen
kawasan hutan. dan Pihak dan 2018 dokumen tata tata batas fungsi
ketiga batas fungsi kawasan hutan yaitu 1
kawasan dokumen pada hutan
hutan. produksi dan 1 dokumen
pada hutan lindung
d) Pelaksanaan tata Semua blok APBN, APBD Tahun 2016 520.000.000 Tersusunnya Tersusunnya 1 dokumen
batas diluar dan Pihak dokumen tata tata batas diluar wilayah
wilayah tertentu. ketiga batas diluar tertentu
wilayah
tertentu.

e) Pelaksanaan tata Semua blok APBN, APBD Tahun 2019, 600.000.000 Tersusunnya Tersusunnya 1 dokumen
batas di luar dan Pihak 2020 dan dokumen tata tata batas di luar wilayah
wilayah KPHP ketiga 2021 batas di luar KPHP Model Seruyan
Model Seruyan wilayah KPHP Unit XXI
Unit XXI. Model
Seruyan Unit
XXI.
f) Penataan batas Semua blok APBN, APBD Tahun 2016 - 130.000.000 Tersusunnya Tersusunnya 1 dokumen
blok. dan Pihak 2017 dokumen tata tata batas blok
ketiga batas blok.
g) Penataan batas Semua petak APBN, APBD Tahun 2016- 150.000.000 Tersusunnya Tersusunnya 1 dokumen
petak. dan Pihak 2019 dokumen tata tata batas petak
ketiga batas petak.
10.550.000.000
TOTAL

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 79
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

2. Pemanfaatan Hutan Pada Wilayah Tertentu

Luas wilayah tertentu (WT) pada KPHP Model Seruyan Unit XXI berjumlah
24.242,30 Ha. Untuk itu kegiatan pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu
difokuskan pada kegiatan :
a. Kegiatan pemanfaatan kawasan hutan.
b. Memanfaatkan jasa lingkungan.
c. Memanfaatkan hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu.

Memungut hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu secara optimal dan
adil untuk kesejahteraan masyarakat. Pengembangan IUPHHK – HA secara
kolaborasi/kemitraan. Oleh karena itu, pemanfaatan kawasan KPHP Model
Seruyan Unit XXI untuk setiap bloknya, baik blok pemanfaatan dan blok
pemberdayaan harus diarahkan kepada fungsi seperti yang tertuang dalam
aturan tersebut. Wilayah tertentu pada blok pemanfaatan berdasarkan hasil
inventarisasi potensi akan dikembangkan sebuah lokasi usaha budidaya
tanaman obat, terutama tanaman obat yang mulai langka. Bentuk dari
budidaya tanaman obat berupa tempat percontohan budidaya tanaman obat
yang mulai langka dari pembibitan sampai pada pengolahan, izin BPOM, uji
lab dan pemasaran produk.

Target dari kegiatan pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu adalah semua
potensi yang terdapat pada wilayah tertentu dapat dikelola dengan baik.
Apabila semua potensi tersebut dapat dikelola dengan baik pada akhinya
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan juga dapat meningkatkan
PAD Desa.

Anggaran untuk melaksankan kegiatan pemanfaatan kawasan tertentu ini


berasal dari APBN, APBD dan pihak ketiga. Pada tahun 2016, 2017, 2019
dan tahun 2022 pembuatan jalan produksi dan pemeriksaan. Penyusunan
rencana induk dilaksanakan pada tahun 2016 – 2017. Waktu pelaksanaan
kegiatan adalah tahun 2018 – 2019 adalah kegiatan penyelenggaraan
pemanfaatan hutan, termasuk pemanfaatan HHBK dan melakukan penjualan
tegakan dalam wilayah tertentu baik secara swakelola maupun kerjasama
(IUPHHBK dan IUPHHK-HA. Kegiatan pengembangan IUPHHK–HA
dilaksanakan secara kolaborasi dilakasanakan pada tahun 2018 – 2020
setelah itu dilanjutkan kembali pada tahun 2024 – 2025. Pelaksanaan

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 80
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

monitoring dan evaluasi kegiatan pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu


dilaksanakan pada tahun 2018 – 2025.

Tabel 34. Pemanfatan Hutan Pada Wilayah Tertentu

Kegiatan Sub Kegiatan Letak dan Luas Sumber Waktu Estimasi Biaya Output Kegiatan Target Kegiatan
No Blok/Petak Pendanaan Pelaksanaan

2 Pemanfaatan a) Pemanfaatan a) blok pemanfaatan APBN, APBD Tahun 130.000.000 - Masyarakat memahami - Sosialisasi kepada
Hutan pada kawasan hutan di kawasan hutan, jasa dan Pihak 2016,2017 pentingnya tanaman masyarakat tentang
wilayah wilayah tertentu lingkungan dan ketiga dan 2019 dan obat kehidupan dan manfaat tanaman
tertentu. melalui kegiatan HHBK : 5.599,9 Ha. 2022 juga masyarakat obat dan mengapa
usaha budidaya memahami mengapa tanaman obat harus
tanaman obat . masyarakat harus dibudidayakan .
membudidayakan Target kegiatan ada
tanaman obat. pada desa
- Tersedianya Tumbang Laku
Budidaya tanaman Kecamatan Seruyan
obat ±1 Ha untuk Hulu dan Desa
memenuhi kebutuhan Langkai Kecamatan
tanaman obat Suling Tambun
Bagi masyarakat. sebagai desa
- Terbentuknya percontohan untuk
kelompok masyarakat budidaya tanaman
yang bergerak dalam obat.
budidaya tanaman obat - melakukan
yang dibuktikan inventarisasi
dengan adanya SK tanaman obat yang
pembentukan berada di kawasan
kelompok. WT pada desa
- Adanya pelatihan bagi percontohan.
kelompok untuk - KKPH dibantu
pengembangan Penanggung
budidaya tanaman jawab resort
obat. menyusun rencana
- Terjalinnya kerjasama pembentukan
dengan pihak ketiga budidaya tanaman
dalam pengembangan obat .
budidaya tanaman obat - Melakukan
dan pemasarannya. kerjasama dengan
- Peningkatan pihak ketiga
kesejahteraan (HPH,Usaha Mikro
masyarakat dari Kecil Menengah
budidaya tanaman (UMKM) dan
obat. BUMN/D) dalam hal
pemodalan dan
pelatihan mengenai
teknik budidaya
tanaman obat.
b) Penyusunan b) Pada Hutan lindung APBN, APBD Tahun 2016 720.000.000 - Tersusunnya dokumen Tersusunnya 2
rencana di blok pemanfaatan : dan Pihak dan 2017 kerjasama dokumen rencana
pemanfaatan jasa 5.599,90 Ha dan ketiga. pemanfaatan jasa induk /rencana bisnis
lingkungan di pada hutan produksi lingkungan dalam hal pemanfaatan hutan
wilayah tertentu di blok pemanfaatan ini wisata alam dan pada wilayah tertentu
pada kawasan kawasan hutan, jasa mikrohidro dan yang teridri dari :
hutan lindung yang lingkungan dan pengelolaan dengan - Penyusunan
luasnya ± 8.844,8 HHBK. pihak ketiga (BUMN/D, rencana
Ha melalui kegiatan Dinas pariwisata dan induk/rencana
usaha. pemerintah daeah) . bisnis jasa
- Wisata alam di - Terbentuknya lingkungan
Desa Tumbang kegiatan wisata alan lingkungan
Darap dan Desa dan pemanfaatan (wisata alam dan
Tanjung Paku jasa lingkungan microhidro).
Kecamatan berupa mikrohidro di - Pelatihan kepada
Seruyan Hulu dan desa Tumbang masyarakat
Desa Tumbang Darap, Desa tentang cara
Langkai Tanjung Paku dan pengelolaan jasa
Kecamatan Suling Desa Tumbang lingkungan
Tambun. Langkai sebagai berupa wisata
- Mikrohidro di alternatif tempat alam dan mikro
Desa Tanjung wisata dan alternatif hidro.
Paku Kecamatan listrik bagi desa.
Seruyan Hulu dan
Desa Tumbang
Langkai
Kecamatan Suling
Tambun.

c) Pemungutan hasil c) Blok pemanfaatan APBN, APBD Tahun 2018 120.000.000 Peningkatan ekonomi - Melakukan
hutan bukan kayu HHBK dan HHK-HA dan Pihak dan 2019. masyarakat melalui penyuluhan kepada
di wilayah tertentu di WT. Ketiga. kegiatan pemungutan masyarakat
pada kawasan hasil hutan bukan kayu mengenai
hutan lindung Luas Blok 1.475,20 di wilayah tertentu pada pemanfaatan dan
berupa rotan dan Ha. kawasan hutan lindung pemungutan hasil
getah. berupa rotan dan getah hutan bukan kayu
sampai pada berupa rotan dan
pemasarannya. getah bahwa
maksimal 20 ton per
tahun per kepala
keluarga yang
dilakukan 1 tahun 3
kali. Tujuannya
adalah masyarakat
memahami dan
mengerti
bagaimana cara
pemanfaatan dan
pemungutan hasil
hutan bukan kayu di
wilayah tertentu
pada kawasan
hutan lindung
berupa rotan dan
getah.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 81
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

- Membuka akses
pemasaran HHBK
jenis rotan dan
getah dengan
bekrjasama dengan
Koperasi, UMKM
dan dinias
perdagangan
d) Pemanfaatan d) Blok pemanfaaatan APBN, APBD Tahun 2018 – 200.000.000 Tersusunnya dokumen Tersusunnya 1
kawasan tertentu HT di WT dan Pihak 2020 dan pengembangan dokumen
yang diberikan izin Ketiga dilanjutkan IUPHHK-HT baik pengembangan
HHK berupa Luas Blok : 2.419,40 kembali pada swakelola maupun IUPHHK-HT secara
pengembangan HT Ha tahun 2024 – kolaborasi dan kolaborasi dan
yang fokus 2025 kemitraan kemitraan
kegiatan
berorientasi pada
kelola produksi dan
ekonomi

e) Monev e) Semua blok di WT APBN, APBD 160.000.000 Tersusunnya dokumen f) Tersusunnya 1


Penyelenggaraan dan Pihak Tahun 2018 – Monev penyelenggaraan dokumen Monev
pemanfaatan hutan Luas Blok : Ketiga 2025 pemanfaatan hutan di penyelenggaraan
di WT yang terdiri 24,242,30 Ha WT pemanfaatan hutan
dari monev di WT yang terdiri
pembinaan dari monev
penyelenggaraan pembinaan
pemanfaatan hutan penyelenggaraan
dalam hal ini pemanfaatan hutan
memanfatkan dalam hal ini
HHBK dan memanfatkan
pengendalian HHBK dan dan
pemanfaatan pengendalian
hutan. pemanfaatan hutan

TOTAL 1.330.000.000

3. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat mengacu pada upaya peningkatan kemandirian


masyarakat setempat, berdasarkan PP. No 39 tahun 2013 tentang
pemberdayaan masyarakat melalui kemitraan kehutanan, maka
pemberdayaan masyarakat diarahkan pada penentuan pilihan sumber –
sumber penghidupan yang berkelanjutan, dengan memberikan peningkatan
kapasitas dan kesempatan untuk mengembangkan diri berdasarkan potensi
yang dimiliki, dengan memperhatikan lima modal kehidupan, yaitu : fisik,
sosial, finansial, manusia dan modal alam. Pemberdayaan masyarakat
melalui pengembangan PHMB (hutan desa, hutan kemasayarakatan dan
hutan tanaman industri), Sosialisasi kemitraan kehutanan, pelatihan GIS dan
inventarisasi lahan yang masuk dalam kawasan hutan serta pengembangan
usaha produktif masyarakat berupa : kajian sumber kehidupan masyarakat
desa yang dilaksanakan pada tahun 2017, 2018, 2019 dan 2020 lokasi
kegiatan diseluruh wilayah kelola KPHP Model Seruyan Unit XXI (2
Kecamatan) Kecamatan Seruyan Hulu terdiri 20 desa dan Kecamatan Suling
Tambun terdiri 9 (Sembilan)Desa.

Pemberdayaan masyarakat dilakukan untuk meningkatkan peran dan


keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan baik secara langsung

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 82
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

maupun tidak langsung guna peningkatan kesejahteraan, maka perlu


dilakukan kegiatan sebagai berikut :

a) Melakukan pengumpulan data sosial ekonomi dan budaya masyarakat.

b) Melakukan analisis data sosial ekonomi tingkat unit kelestarian.

c) Melakukan analisis kelembagaan masyarakat pada wilayah KPH baik


kelembagaan internal maupun antara kampung.

d) Menyusun program pemberdayaan masyarakat secara partisipatif.

e) Membangun pola kemitraan dengan pemegang izin pemanfaatan dan


stakeholder lain.

f) Meningkatkan kapasitas masyarakat dan Kelembagaan terkait dengan


pengelolaah hutan dan hasil hutan.

g) Mengembangkan skema-skema pengelolaan hutan berbasis masyarakat


seperti : HKM, Hutan Desa dan HTR.

h) Peningkatan Teknologi Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK).

Fokus utama dari kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh


KPHP Model Seruyan Unit XXI adalah :
1. Menyusun program pemberdayaan masyarakat secara partisipatif dalam
hal ini program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan adalah
pengembangan usaha rotan dan objek pariwisata alam dan air.
2. Membangun pola kemitraan dengan pemegang izin pemanfaatan dan
stakeholder lain (Dinas pariwisata, dinas perindustrian, UKM dan
koperasi serta dinas perdagangan.
3. Meningkatkan kapasitas masyarakat dan Kelembagaan terkait dengan
pengelolaah hutan dan hasil hutan.
4. Peningkatan Teknologi Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
dalam hal ini HHBK jenis rotan.

Lokasi pelaksanaan pemberdayaan masyarakat adalah pada blok pemanfaatan


dan blok pemberdayaan. Anggaran kegiatan dari kegiatan pemberdayaan
masyarakat adalah berasal dari APBN, APBD dan pihak ketiga.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 83
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Tabel 35. Pemberdayaan Masyarakat


No Kegiatan Sub Kegiatan Blok/Petak Intervensi Sumber Waktu Estimasi Biaya Output Target Kegiatan
Pendanaan Pelaksanaan Kegiatan

3 Pemberdayaan a) Kajian sumber – a) Seluruh desa APBN, APBD Tahun 2017, 450.000.000 Tersusunnya Tersusunnya 1
Masyarakat sumber wilayah KPH (20 dan Pihak 2018, 2020, dokumen kajian dokumen kajian
penghidupan Desa di Kecamatan ketiga 2022 dan 2024. sumber – sumber– sumber
berkelanjutan. Seruyan Hulu) dan sumber kehidupan
9 Desa di kehidupan berkelanjutan.
Kecamatan Suling berkelanjutan.
Tambun).

b) Menginventarisasi b) Semua blok. APBN, APBD Tahun 2017 600.000.000 Tersusunnya Tersusunnya 1
kawasan untuk dan Pihak dan 2021. dokumen dokumen kawasan
kegiatan ketiga inventarisasi untuk kegiatan
Pemberdayaan kawasan untuk pemberdayaan
masyarakat. kegiatan masyarakat.
pemberdayaan
masyarakat.

c) Pemberdayaan c) blok pemberdayaan APBN, APBD Tahun 2017 – 600.000.000 Tersusunnya 1. Membentuk
masyarakat melalui pada kawasan dan Pihak 2020. program kelompok tani
pengembangan hutan produksi ketiga. pemberdayaan hutan masing –
PHBM dalam (5.903 Ha). Masyarakat masing desa 1
bentuk HKM dan melalui kelompok tani
HTR. pengembangan hutan untuk
- Sosialisasi PHBM dalam pelaksanaan
mengenai kegiaan bentuk HKM program
pemberdayaan dan HTR. pemberdayaan
masyarakat
masyarakat melaiui
melalui
pengembangan pengembangan
PHBM dalam PHBM yang
bentuk HKM dan pelaksanaan
HTR. pembentukannya
- Penguatan tahun 2017,
kelembagaan 2018, 2019
2. Pelatihan
dalam
kelompok tani
pembentukan hutan yang akan
kelompok tani diagendakan
hutan. dalam 1 tahun 3
- Pelatihan kelompok kali dengan
tani hutan dalam tujuan
mengembangkan
mengembangkan
keterempilan
HKM dan HTR. anggota
kelompok dalam
memanfaatkan
dan mengelola
hutan.
Pelaksaannya
dimulai tahun
2017
3. Tersusunnya 3
program
pengembangan
Pemberdayaan
masyarakat
melalui skema
HKM , Hutan
Desa dan HTR
pada tahun 2017,
2018, 2019 dan
2020.

d) Pemberdayaan d) blok pemanfaatan APBN, APBD Tahun 2017– 400.000.000 Tersusunnya Sosialiasi program
masyarakat melalui dan pemberdayaan dan Pihak 2018dan program pemberdayaan
kemitraan pada hutan lindung ketiga dilanjutkan pemberdayaan masyarakat melalui
kehutanan dalam dan hutan produksi kembali tahun masyarakat kemitraan
pemanfaatan dan yaitu seluas 2020 – 2023 melalui kehutanan
pemungutan hasil (24.242,30 Ha) kemitraan keseluruh desa
hutan bukan kayu kehutanan baik yang berada di
dan pemanfaatan itu dengan dalam wilayah
jasa lingkungan : instansi terkait kelola KPHP Model
- Pembinaan maupun Seruyan.
dalam dengan HPH Untuk
memanfaatkan melalui melaksanakan
dan pemungutan program CSR. program
HHBK dan jasa pemberdayaan
lingkungan masyarakat KPHP
- Sosialisasi Model Seruyan
program melakukan
pemberdayaan kemitraan dengan :
masyarakat - LSM yang dapat
melalui membatu dalam
kemitraan proses
kehutanan baik pembinaan dan
dengan pihak pelatihan kepada
ketiga maupun masyarakat
dari pihak dalam
pemerintah mengembangkan
pusat atau usaha produktif
daeraah. masyarakat
- Kemitraan
dengan lembaga
keuangan,
dengan tujuan
dapat membatu
masyarakat
dalam hal
pemodalan

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 84
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

c) Pengembangan e) WT APBN, APBD Tahun 2016 – 330.000.000 Tersusunnya - Sosialisasi/


usaha produktif dan Pihak 2019 program arahan dalam
masyarakat : ketiga pengembangan pengembangan
- Sosialisasi usaha produktif usaha produktif
pengembangan masyarakat masyrakat
usaha produktif dilaksanakan
masyarakat tahun 2016
berupa rotan, - Membentuk
getah, wisata kelembagaan
alam dan kelompok
pengembangan masyarakat
mikrohidro. dalam hal
- Pembetukan pengembangan
kelompok usaha produktif
masyarakat masyarakat (1
dalam lembga 1 desa )
pengembangan lembaga tersebut
usaha produktif berupa kelompok
masyarakat. usaha
- Pelatihan masyarakat.
pengembangan - Menyusun
usaha produktif rencana kerja
masyarakat . usaha kelompok
- Menjalin masyarakat.
kemitraan - Pengajuan izin
dengan pihak usaha usaha
ketiga dalam hal masyarakat.
pengadaan - Pengadaan
fasilitas sarana fasilitas atau
dan prasarana teknologi.
pengembangan pengolahan yang
usaha produktif pengadaan di
masyarakat usahakan dari
baik itu HHBK kerjasama
maupun jasa dengan dinas
lingkungan dan perdagangan dan
permodalan. industri provinsi
- Menjalin ataupun dari
kemitraan BPHP Wilayah X
dangan Palangka Raya
BUMN/D, serta dari
Koperasi, UKMK lembaga lain
dan Dinas yang memliki
perdangan dan program
perindustrian pemberdayaan
mengenai masyarakat
proses maupun HPH
pemasaran. melalui progam
- Monev CSR.
pengembangan - Pendidikan dan
usaha produktif pelatihan kepada
masyarakat masyarakat
yang dilakukan dalam
oleh pengolahan dan
masyarakat. pengembangan
usaha produktif
masyarakat
dalam hal ini
rotan.
- Membuka Akses
terhadap pasar
yang
bekerjasama
dengan Dinas
perdagangan dan
perindustrian
- Pengembangan
usaha produktif
masyarakat. Hal
ini masyarakat
sudah dapat
menciptakan
berbagai macam
produk dengan
bahan baku rotan
(minimal 1 desa 2
produk dalam
setiap bulannya).
- Monitoring dan
evaluasi
pelaksanaan
pengembangan
usaha produktif
masyarakat.

TOTAL 2.380.000.000

4. Pembinaaan Dan Pemantauan Pemanfaatan Hutan Dan Penggunaan


Kawasan Hutan Pada Areal Yang Berizin

Terhadap areal KPHP Model Seruyan Unit XXI yang telah memiliki izin
pemanfaatan, pembinaan dan pemantauan diperlukan secara berkala. Hal
ini dimasksudkan agar pengelolaan kawasan hutan tetap berjalan sesuai
dengan peraturan.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 85
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Pembinaan dan pemantauan pemanfaatan maupun penggunaan kawasan


hutan akan dilakukan secara intensif dan ketat dengan membangun SOP
yang memadai dan pembinaan dan pemantauan sistem silvikultur, PMDH,
LINPAM dan lain - lain serta sosialisasi peraturan perundang – undangan
pada areal KPHP Model Seruyan Unit XXI yang telah ada izin. Proses
pembinaan dan pemantauan kegiatan pemanfaatan hutan dan penggunaan
kawasan hutan pada areal berizin adalah KPHP Model Seruyan Unit XXI
sebagai pengelola kawasan.

Untuk mewujudkan rencana pemanfaatan tersebut maka perlu dilakukan


beberapa kegiatan sebagai berikut :
1. Melakukan Studi kelayakan pemanfaatan pada masing-masing Wilayah
Tertentu.
2. Menyusun Rencana Pengelolaan pada masing-masing Wilayah
Tertentu.
3. Menyusun rencana bisnis terhadap pemanfataan yang telah ditetapkan
dalam Melaksanakan kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 86
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Tabel 36. Pembinaaan dan pemantauan pemanfaatan hutan dan


penggunaan kawasan hutan pada areal yang berizin
No Kegiatan Sub Kegiatan Blok/Petak Sumber Waktu Estimasi Outpun Kegiatan Target Kegiatan
Intervensi Pendanaan Pelaksanaan Biaya

4 Pembinaaan a) Penyusunan SOP. a) Blok APBN, Tahun 2018 200.000.000 Tersusunnya Tersusunnya 2 dokumen
dan pemanfaatan APBD dan SOP Pembinaan SOP yang terdiri dari:
pemantauan IUPHHK-HA Pihak ketiga dan pemantauan - 1 dokumen SOP
pemanfaatan seluas pemanfaatan pembinaan
hutan dan 310.045,8 Ha. hutan dan pemanfaatan hutan dan
penggunaan penggunaan penggunaan kawasan
kawasan hutan kawasan hutan hutan yang berizin.
pada areal pada areal yang - 1 dokumen SOP
yang berizin. berizin. Pemantauan
pemanfaatan hutan dan
penggunaan kawasan
hutan yang berizin.
b) Pembinaan dan b) Blok APBN, Setiap tahun 690.000.000 Tersusunnya - Tersusunnya 1 program
pemantauan pemanfaatan APBD dan dari tahun program pembinaan dan
(Controling) IUPHHK-HA Pihak ketiga 2016-2025 pembinaaan dan pemantauan dengan
sistem silvikultur, seluas pemantauan sistem silvikutur pada
PMDH, LINPAM 310.045,8 dengan sistem tahun 2019 – 2020.
dan Sosialisasi Ha. silvikultur, - Tersusunnya 1 program
peraturan PMDH, LINPAM pembinaan dan
perundang – dan sosialisasi pemantauan melalui
undangan pada peraturan PMDH pada tahun
areal KPHP perundang – 2020 – 2021.
Model Seruyan undangan pada - Tersusunnya 1 program
Unit XXI. areal KPHP pembinaan dan
Model Seruyan pemantauan dengan
Unit XXI. sistem LINPAM pada
tahun 2022 – 2023
- Sosialisalisasi peraturan
perundang– undangan
di setiap desa yang
berada di kawasan ijin.
Pertanggungjawaban
pelaksanaan sosialisasi
adalah resort KPHP
Model Seruyan Unit
XXI) .

TOTAL 890.000.000

5 Rehabilitasi Pada Areal Di Luar Izin

Kawasan hutan yang kritis dan rusak perlu dilakukan rehabilitasi. Apabila
kawasan tersebut berada diluar izin maka kegiatan rehabilitasi menjadi
tanggungjawab KPHP Model Seruyan Unit XXI. Kegiatan rehabilitasi ini
dimaksudkan untuk mengembalikan fungsi ekologi kawasan hutan dapat
optimal kembali.

Upaya pemulihan dan peningkatan fungsi kawasan hutan serta lahan kritis
yang dilakukan oleh KPHP Model Seruyan (Unit XXI) melalui kegiatan
rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) dengan mendayagunakan semua
potensi dan kemampuan pemerintah, pemerintah daerah, badan usaha,
dan masyarakat secara terkoordinasi. Kegiatan rehabilitasi hutan yang
akan dilaksanakan adalah kegiatan penanaman reboisasi dan
pengkayaan reboisasi. Sedangkan komoditi yang akan dijadikan jenis

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 87
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

tanaman pada kegiatan rehabilitasi adalah jenis tanaman yang lazim


ditanam pada hutan tanaman. Hal ini untuk meningkatkan nilai guna lahan
dan efektivitas waktu untuk pemanfaatan tanaman hasil rehabilitasi.
Kegiatan RHL tersebut dikhususkan untuk lahan kritis yang ada di KPHP
Model Seruyan (Unit XXI).

Rencana kegiatan Rehabilitasi pada areal di luar izin akan dibangun


melalui penyusunan dokumen RTN dan RPRHL, rehabilitasi secara
vegetatif, sipil teknis dan dengan pembuatan persemaian dengan
kapasitas 1 juta bibit.

Target rehabilitasi adalah memulihkan lahan dan hutan pada kawasan


hutan dan meningkatkan fungsi lahan dan hutan dalam rangka
meningkatkan produktivitas dan peranannya sebagai penyangga
kehidupan. Rencana kegiatan rehabilitasi pada areal di luar izin (blok
wilayah tertentu) dilaksanakan pada setiap tahun yang dimulai pada tahun
2016. Anggaran kegiatan berasal dari APBN (DBH – DR) dan pihak
ketiga.

Tabel 37. Rehabilitasi Pada Areal Di Luar Izin

No Kegiatan Sub Kegiatan Blok/Petak Sumber Waktu Pelaksanaan Estimasi Biaya Output Kegiatan Target Kegiatan
No Intervensi Pendanaan

5 Penyelenggaraan a) Penyusunan a) Blok seluas APBN (DBH – Tahun 2017 - 2021 600.000.000 - Tersusunnya - Tersusunnya 1
rehabilitasi pada dokumen RTN 24.242,30 Ha. DR) dokumen dokumen RTN
areal di luar izin dan RPRHL. RTN. pada tahun
- Tersusunnya 2017
dokumen - Tersusunnya 1
RPRHL dokumen
RPRHL tahun
2018

b) Rehabilitasi b) Blok WT dan APBN (DBH – Setiap tahun dari 3.161.280.000 Terlaksananya - Terlaksananya
secara vegetatif Lahan Kritis. DR) tahun 2016 – 2025 kegiatan kegiatan
seluas 367,59 ha. rehabilitasi rehabilitasi
secara vegetatif secara vegetatif
seluas 400 Ha minimal dapat
direalisasikan
setengah dari
luas lahan kritis
yang telah
direncanakan
yaitu 200 Ha.
c) 10 unit Rehabilitasi c) lahan kritis HP APBN (DBH – Dari tahun 2017 – 32.174.415.000 Terlaksananya - Terlaksananya
secara sipil teknis. (Blok DR) 2025 kegiatan 10 unit kegiatan 10 unit
Pemberdayaan rehabilitasi rehabilitasi
Masy, Blok secara sipil secara sipil
Pemanfaatan HHK- teknis teknis minimal
HT) 3.972,15. dapat
direalisasikan
setengah dari
yang
direncanakan.
d) Pembuatan d) Blok WT. APBN, APBD Tahun 2017 – 2018 Terlaksananya - Terlaksanaanya
persemaian dan Pihak 3.000.000.000 kegiatan penyusunan
dengan kapasitas 1 ketiga pembuatan perencanaan di
juta bibit. Dengan persemaian tahun pertama
rincian kegiatan : dengan yaitu tahun 2017
- Penyusunan kapasitas 1 juta yang
Perencanaan . bibit (dari direalisasikan
- Pembuatan penyusunan pada bulan ke 1
rumah. perencanaan, sampai dengan
persemaian pengadaan bibit, bulan ke 5.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 88
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

- Pengadaan penanaman, - Pembuatan


bibit. evaluasi rumah
- Penanaman. penanaman, persemaian di
- Evaluasi pemeliharaan tahun 2017
penanaman. dan evaluasi pada bulan ke 6
- Pemeliharaan . pemeliharaan. sampai dengan
- Evaluasi bulan ke 12.
Pemeliharaan. - Pengadaan bibit
di tahun 2018
pada bulan 1
sampai dengan
bulan ke 4.
- Penanaman di
laksanakan di
tahun 2018
pada bulan 5 –
6.
- Evaluasi
pelaksanaan
penanaman di
lakasanakan
tahun 2018
pada bulan ke 7.
- Pemeliharaan di
laksanakan
pada tahun
2018 pada
bulan 8 sampai
dengan bulan
11.

- Evaluasi
pemeliharaan
dilaksanakan di
tahun 2018
pada bulan ke
12.

TOTAL 38.935.695.000

KPHP Model Seruyan Unit XXI memiliki luas lahan kritis yang akan di
rehabilitas ± 367,59 Ha/tahun biaya untuk kegiatan rehabilitasi lahan kritis
per tahun 900 juta/ha sehingga pertahun KPHP Model Seruyan Unit XXI
akan mengeluarkan dana untuk kegiatan rehabilitasi lahan kritis sebesar
Rp. 316.128.000 Rincian penggunaan tediri dari : Tenaga ahli, tenaga
pendukung biaya opreasional, biaya akomodasi dantrasportasi, biaya
rapat, koordinasi dan ekspos dan biaya pelaporan.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 89
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

6. Pembinaan Dan Pemantauan Rehabilitasi Dan Reklamasi Di Dalam


Areal Yang Berizin

Sesuai dengan peraturan perundang – undang maka untuk kawasan hutan


yang telah dibebani izin maka usaha rehabilitasi dan reklamasi diserahkan
kepada pemilik izin usha yang bersangkutan. Pihak pengelola kawasan
yaitu KPHP Model Seruyan Unit XXI memliki peran pembinaan dan
pematauan terhadap pelaksanaan rehabilitasi pada areal tersebut. Melalui
pembinaan dan pematauan diharapkan kegiatan rehabilitasi dapat berjalan
dengan baik sesuai dengan perencanaanan target pencapaian.

Pembinaan dan Pemantauan Rehabilitasi dan Reklamasi pada areal yang


sudah ada izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan akan
dilakukan secara intensif dan ketat dengan membuat SOP yang memadai
dan pemibinaan dan pemantauan. Bentuk Pembinaan dan Pemantauan
(Controlling) pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi pada areal yang sudah
ada izin. Bentuk kegiatannya adalah Menyusun SOP pelaksanaan
pembinaan, pemantauan penggunaan laha dan penutupan lahan, kondisi
sumberdaya alam, demografi, iklim potensi, sebaran potensi, flora,
hidrologi (tata air), bentang alam, sosial ekonomi budaya. Dilaksanakan
setiap tahun dengan menggunakan anggraran dari APBN dan pihak ketiga.
Proses pembinaan dan pemantauan kegiatan rehabilitasi dan reklamasi di
dalam areal yang berizin adalah KPHP Model Seruyan Unit XXI sebagai
pengelola kawasan melalui pemeriksaan dokumen kegiatan rehabilitasi dan
reklamasi pemegang izin, pengecekan di lapangan dan penafsiran citra.
Tabel 38. Pembinaan Dan Pemantauan Rehabilitasi Dan Reklamasi Di
Dalam Areal Yang Berizin
No Kegiatan Sub Kegiatan Blok/Petak Sumber Waktu Estimasi Biaya Output Kegiatan Target Kegiatan
No Intervensi Pendanaan Pelaksanaan

6 Pembinaan dan a) Penyusunan SOP pembinaan a) Blok APBN, APBD dan 2017 200.000.000 - Tersusunnya SOP - Tersusunnya 1
Pemantauan dan pemantauan pelaksanaan Pemanfaatan. Pihak ketiga pembinaan dan dokumen SOP
Rehabilitasi Dan rehabilitasi dan reklamasi pada pemantauan pembinaaan dan
Reklamasi Di areal yang sudah ada izin pelaksanaan pemantauan
Dalam Areal pemanfaatan maupun rehabilitasi pada pelaksanaan
Yang Berizin penggunaan kawasan. areal yang sudah ada rehablitiasi pada
izin pemanfaatan areal yang sudah
maupun penggunaan ada izin
kawasan. pemanfaatan
- Tersusunnya SOP maupun
Pembinaan dan penggunaan
pemantauan kawasan.
pelaksanaan - Tersusunnya 1
reklamasi pada areal dokumen SOP
yang sudah ada izin Pembinaan dan
pemanfaatan maupun pemantauan
penggunaan pelaksanaan
kawasan. reklamasi pada
areal yang sudah
ada izin
pemanfaatan
maupun
penggunaan
kawasan.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 90
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

b) Pembinaan dan Pemantauan b) Blok APBN, APBD dan Setiap tahun 14.400.000.000 Tersusunnya program Pemegng izin telah
(Controlling) pelaksanaan Pemanfaatan Pihak ketiga pelaksanaan melaksanakan
rehabilitasi dan reklamasi pada pembinaan dan kewajibannya untuk
areal yang sudah ada izin. pemantauan kegiatan melakukan
Kegiatan pembinaan dan rehabilitasi dan rehablitasi dan
pemantauan terdiri dari : reklamasi pada areal reklamasi pada
- Sosialisasi pelaksanaan yang sudah izin yang arealnya hal ini
rehablitasi dan reklamasi . terdiri dari : dibuktikan dengan
- Pelatihan pelaksanaan - Pemantauan adanya laporan
rehabilitasi dan reklamasi . pemegang izin pelaksanaan
- Monitoring dan evaluasi pemanfaatan rehabilitasi dan
pelaksaan rehabilitasi dan kawasan. reklamasi.
reklamasi. - Pembinaan
pemegang izin
pemanfaatan
kawasan dalam
melaksanakan
rehabilitasi dan
reklamasi.

TOTAL 14.600.000.000

7. Rencana Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam

Rencana Penyelenggaraan perlindungan Hutan Dan Konservasi Alam


ditujukan pada pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan,
perambahan kawasan hutan, kegiatan illegal dalam kawasan hutan melalui
kegiatan penyusunan SOP perlindungan hutan dan konservasi alam,
pelaksanaan patroli tindakan prefentif, persuasive dan refresip serta
penyuluhan hukum dalam pengamanan dan perlindungan hutan dan hasil
hutan, pelaksanaan patroli pencegahan pengedalian kebakaran hutan dan
lahan, pendidikan konservasi keanekaragaman hayati dan desa konservasi
bagi masyarakat dan MPA secara partisipatif serta pelatihan kader
konservasi desa, fasilitasi penyusunan dokumen rencana strategis
pengelolaan api desa dan Perdes tentang pencegahan kebakaran hutan dan
lahan, pemantauan hotspot dan pembentukan brigade pengendali kebakaran
internal. Tujuan dari kegiatan perlindungsn hutan dan konservasi alam
adalah sebagai upaya melindungi areal perlindungan setempat,
perlindungan dan pengawetan flora dan fauna yang dilindungi dan
konservasi HCVF. Target dari kegiatan ini adalah melindungi hutan alam.
Kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 91
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Tabel 39. Rencana Penyelenggaraan Perlindungan Hutan dan Konservasi


Alam.
No Kegiatan Sub Kegiatan Blok/Petak Sumber Waktu Estimasi Biaya Output Kegiatan Target Kegiatan
No Intervensi Pendanaan Pelaksanaan (Rp)

7 Rencana a.Penyusunan SOP. b) Blok WT APBN, APBD Tahun 300.000.000 Tersusunnya SOP - Tersusunnya SOP
Penyelenggaraan dan Pihak 2017 Penyelenggaraan Perlindungan Hutan.
Perlindungan Hutan ketiga perlindungan hutan - Tersusunnya SOP
dan Konservasi Alam. dan konservasi Konservasi Alam.
alam.

b. Pelaksanaan patroli b) Blok WT APBN, APBD Setiap tahun 486.000.000 Terlaksananya - Patroli tindakan preventif
tindakan preventif dan dan Pihak dimulai tahun kegiatan patroli dan refersif serta
refersif serta ketiga 2017-2025 tindakan preventif penyuluhan hukum
penyuluhan hukum dan refersif serta kawasan lindung
dalam pengamanan penyuluhan hukum (sepadan sungai, mata
dan perlindungan dalam pengamanan air dan lahan) yang
hutan dan hasilnya. dan perlindungan dilaksanakan 48 kali
hutan dan hasilnya. dalam setahun yang
dilakukan oleh 3 RPH.
- Hasil dari patroli
dilaporkan dalam Berita
Acara patroli dan laporan
kegiatan patroli yang
dikumpulkan setiap bulan
ke kantor KPH di
kecamatan untuk
ditindaklanjut.
c) Blok WT APBN, APBD Setiap tahun 590.000.000 Terlaksananya - Patroli pencegahan dan
c. Pelaksanaan patroli dan Pihak dimulai tahun patroli pencegahan pengendalian kebakaran
pencegahan dan ketiga 2016-2025 pengendalian hutan dan lahan yang
pengendalian kebakaran hutan dilaksanakan 20 kali
kebakaran hutan dan dan lahan. dalam setahun.
lahan.
d) Blok WT APBN, APBD Setiap tahun 450.000.000 - Terlaksananya - Pendidikan konservasi
d. Pendidikan dan Pihak dimulai dari pendidikan keanekaragaman hayati
konservasi ketiga tahun 2017-2025 konservasi yang bekrjasama dengan
keanekaragaman keanekaragaman diskpora dan sekolah-
hayati dan desa hayati bagi sekolah yang
konservasi bagi masyarakat . dilaksanakan setiap
masyarakat dan MPA - Terbentuknya bulan 9 kali dalam
secara partisipatif MPA secara setahun.
serta pelatihan kader partisipatif . - Terbetuknya MPA secra
konservasi. - Terlaksananya partisipatif setiap desa
pelatihan kader 10 orang.
konservasi. - Terlaksananya 2 kali
pelatihan kader
konservasi.
e. Fasilitasi penyusunan e) blok WT APBN, APBD Tahun 2017 - 100.000.000 Tersusunnya - Tersusunnya 1 dokumen
Dokumen Rencana dan Pihak 2018 rencana strategis rencana strategis
Strategis Pengelolaan ketiga pengelolaan api dan pengeloaan api .
Api dan Perdes Perdes tentang - Tersusunnya 1 dokumen
tentang pencegahan pencegahan Perdes tentang
kebakaran hutan dan kebakaran hutan pencegahan kebakaran
lahan . dan lahan . hutan dan lahan

f) Pembangunan menara f) Blok WT APBN, APBD Tahun 2017- Terbangunnya Terbangunnya 10 unit
pantau. dan Pihak 2018 2.000.000.000 menara pantau. menara pantau
ketiga.

g) Workshop g) Kecamatan APBN, APBD Tahun 2017- 500.000.000 Terlaksananya - Terlaksananya 1 kali
pengelolaan api dan dan dan Pihak 2018 Workshop worshop di tingkat
MPA di tingkat Kabupaten ketiga. pengelolaan api dan Kecamatan
Kecamatan dan MPA di tingkat - Terlaksananya 1 kali
Kabupaten . Kecamatan dan worshop di tingkat
Kabupaten Kabupaten
h) Pemantauan h) Blok WT APBN, APBD Setiap tahun 630.000.000 Terlaksananya Terlaksananya 40 bulan
hotspot. dan Pihak dimulai dari pemantauan pemantauan hotspot
ketiga. tahun 2016-2025 hotspot.

i) Pembentukan regu APBN, APBD Tahun 2016- 1.600.000.000 Terbentuknya regu Terbentuknya 3 regu
Pengendalian dan Pihak 2017 pengendalian pengendalian kebakaran
kebakaran internal i) RPH ketiga. kebakaran internal internal KPHP Model
KPHP Model KPHP Model Seruyan Unit XXI
Seruyan Unit XXI. Seruyan Unit XXI.

TOTAL 6.656.000.000

8. Rencana Penyelenggaraan Koordinasi dan Sinkronisasi Antar Pemegang


izin

Rencana penyelenggaraan Koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang izin


maupun pengelola kawasan/areal kerja akan dibangun melalui komunikasi
yang efektif dan efisien. Metode yang digunakan adalah dengan metode
Roadmap, penyelarasan program kegiatan dan evaluasi program. Frekuensi /
tata waktu pelaksanaan kegiatan adalah setiap tahun sekali. Tindak lanjut dari

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 92
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

kegiatan ini adalah adanya dokumen penyelarasan program dengan antara


pemegang izin dari dokumen tersebut sebagai bahan tindak lanjut bagi
pengambil kebijakan.
Tabel 40. Rencana Penyelenggaran Koordinasi Dan Sinkronisasi Antar
Pemegang Izin
Kegiatan Sub Kegiatan Blok/Petak Intervensi Sumber Waktu Estimasi Output Kegiatan Target Kegiatan
No Pendanaan Pelaksanaan Biaya
(Rp)

8 Rencana a) Roadmap koordinasi a) Antar APBN, APBD Setiap tahun dimulai 340. 000.000 Tersusunnya roadmap - Tersusunnya 1
Penyelenggaraan pemegang izin. pemegang izin di dan Pihak ketiga. dari tahun 2016- koordinasi pemegang dokumen roadmap
koordinasi blok pemanfaatan 2025. izin. koordinasi
dan IUPHHK-HA. .pemegang izin
sinkronisasi - Terlaksananya 20
antar kali koordinasi
pemegang dengan pemegang
izin. izin.

b) Penyelenggaraan b) b) Blok APBN, APBD Setiap tahun dimulai Terselenggaraanya Adanya program
program dengan Pemanfaatan dan Pihak ketiga. dari tahun 2016- program dengan dengan pemegang
pemegang izin. IUPHHK-HA/HT, 2025. pemegang izin. izin minimal 1
Pengelola blok program setiap
pemanfaatan pemegang izin.
IUPHHK-HA.

c) IUPHHK- HA/HT, APBN, APBD Setiap tahun dimulai Terlaksananya evaluasi Terlaksananya
c) Evaluasi bersama KPHP Model dan Pihak ketiga. dari tahun 2016- bersama stakeholder. kegiatan evaluasi
dengan stakeholder Seruyan Unit XXI, 2025. yang KPHP Model
terhadap pemegang Dinas Kehutanan Seruyan Unit XXI,
izin. Provinsi dan BPHP Dinas Kehutanan
Wilayah X Provinsi dan BPHP
Palangka Raya. Wilayah X Palangka
Raya Yang
dilaksanakan 1 kali
dalam setahun.

TOTAL 340.000.000

9. Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakeholder Terkait

Koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang izin maupun pengelola


kawasan/areal kerja akan dibangun melalui komunikasi yang efektif dan
efisien. koordinasi dan sinergi antara KPHP Model Seruyan Unit XXI dengan
institusi yang relevan.
Tabel 41. Koordinasi dan Sinergi dengan Instansi dan Stakeholder Terkait
Kegiatan Sub Kegiatan Blok/Petak Sumber Waktu Estimasi Output Target Kegiatan
No Intervensi Pendanaan Pelaksanaan Biaya Kegiatan
(Rp)
9 Koordinasi a) Roadmap a) Dinas Kehutanan APBN, APBD Setiap tahun dimulai 340.000.000 - Tersusunnya - Tersusunnya 1 dokumen
dan Sinergi koordinasi dengan Provinsi dan Pihak pada tahun 2016- roadmap koordinasi roadmap koordinasi
dengan pihak terkait. b) BPDAS ketiga 2025 pihak terkait pemegang izin.
Instansi dan c) BPKH - Terlaksananya 20 kali
Stakeholder d) BPHP Wil X koordinasi dengan
Terkait . Palangka Raya pemegang izin.

b) Penyelarasan a) Dinas Kehutanan APBN, APBD Setiap tahun dimulai - Terselenggaraanya Adanya program dengan
program dengan Provinsi dan Pihak dari tahun 2016- program dengan pemegang izin minimal 1
stakeholder. b) BPHP Wil X ketiga 2025 stakeholder program setiap pemegang
Palangka Raya izin.

c) evaluasi bersama a) Dinas Kehutanan APBN, APBD Setiap tahun dimulai - Terlaksananya Terlaksananya kegiatan
dengan stakeholder. Provinsi dari tahun 2016- evaluasi bersama evaluasi yang KPHP
dan Pihak
b) BPHP Wil X 2025 stakeholder Model Seruyan Unit XXI,
Palangka Raya ketiga Dinas Kehutanan Provinsi
dan BPHP Wilayah X
Palangka Raya Yang
dilaksanakan 1 kali dalam
setahun.

-
TOTAL 340.000.000

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 93
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

10. Rencana Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM

Agar dapat berfungssi dengan baik maka sebagai institusi pengelola


kawasan hutan memerlukan kecukupan jumlah maupun kapasitas sumber
daya manusia. Untuk itu perlu diupayakan penyediaan sumber daya
manusia baik tenaga manjerial, teknis maupun non teknis dan pendukung.
Untuk itu diperlukan upaya peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya
manusia yang ada di institusi pengelola KPHP agar dapat berperan optimal
bagi kemajuan KPHP.

Dengan luas wilayah KPHP Model Seruyan Unit XXI yang sangat luas
373.909 dan terbagi kedalam 3 Resort Pengelolaan Hutan (RPH) maka
sesuai analisis, diperlukan pegawai sejumlah 101 orang, yang terdiri dari 5
orang tenaga struktural dan 95 tenaga fungsional. Sampai saat ini tenaga
yang tersedia 18 orang sehingga masih diperlukan tambahan pegawai
sebanyak 82 orang yang kekurangannya akan ditambah secara bertahap.
Harapan target maksimal tahun 2025 minimal tahun 2020 SDM di KPHP
Model Seruyan Unit XXI sudah terpenuhi baik dari segi kualitas maupun
dari segi kuantitas.
Tabel 42. Kebutuhan SDM di KPHP Model Seruyan Unit XXI

No Kompetensi Kebutuhan Tersedia Kekurangan Target (tahun)

1 Kepala KPH 1 1 0 0

2 Kepala Sub Bagian Tata Usaha 1 1 0 0

Kepala Seksi Pengendalian dan


3 1 0 1 1
Pemantauan Pengelolaan
Kepala Seksi Perencanaan dan
4 1 0 1 1
Pengamanan Hutan

5 Kepala Resort KPH 3 3 0 0

6 Staf Perencanaan 15 0 15 5

Staf Pemanfaatan dan Penggunaan


7 15 0 15 5
Kawasan Hutan

8 Staf Pemantauan Pemanfaatan 15 1 14 4

Staf Perlindungan Hutan dan


9 18 0 18 5
Koservasi Alam
Staf Pemantauan Rehabilitasi dan
10 18 0 18 5
Reklamasi Hutan

11 Regu Pemadam Kebakaran Hutan 30 10 20 5

12 Staf Pemberdayaan Masyarakat 10 1 9 3

13 Staf Analisis Keuangan 8 1 7 3

14 Polisi Kehutanan 48 0 48 5

JUMLAH 101 18 82

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 94
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Tabel 43. Penyediaan dan Peningkatan Kapasitas SDM


No Kegiatan Sub Kegiatan Blok/Petak Sumber Waktu Estimasi Biaya Output Target Kegiatan
No Intervensi Pendanaan Pelaksanaan (Rp) Kegiatan

10 Penyediaan a) Mengikutsertakan APBN, APBD Tahun 2017, 800.000.000 Terselenggaranya Tersedianya pegawai yang
dan Pegawai dalam dan Pihak 2020 dan pelatihan WASGANIS bersertifikat tenaga teknis
Peningkatan pelatihan ketiga pada tahun kompetensi dan sertifikat PHPL 3 orang yang
Kapasitas SDM WASGANIS 2023 tenaga teknis PHPL, terpenuhi tahun 2017 dan
kompetensi dan Polhut, PPNS, Operator tahun 2020, POLHUT 5
sertifikat tenaga dan Anlisis GIS, orang yang terpenuhi tahun
teknis PHPL, Menembak dan Kepala 2017 dan tahun 2020, PEH 3
Polhut, PPNS, Resort orang, Operator dan Analisis
Operator dan GIS 2 orang yang terpenuhi
Anlisis GIS, tahun 2017 dan 2020 ,
Menembak dan menembak 5 orang yang
Kepala Resort terpenuhi tahun 2020 dan
tahun 2023 dan Kepala
reosrt 3 orang yang
terpenuhi tahun 2017, tahun
2020 dan tahun 2023.
b) Rekruitmen tenaga APBN, APBD Setiap tahun 260.000.000 Terlaksananya - Tersedianya setiap 2 tahun
pengamanan hutan dan Pihak dimulai tahun rekruitmen tenaga yaitu tahun 2017 – 2018
10 orang dan 10 ketiga 2016 – 2025 Pengmanan Hutan dan adalah 10 orang tenaga
orang Tenaga tenaga Pemadaman Pengamanan Hutan.
Pemadam Kebakaran - Tersedianya setiap 2 tahun
kebakaran yaitu tahun 2017 – 2018
adalah 10 orang
Pemadam kebakaran

APBN, APBD Setiap tahun 1.476.000.000 Terlaksananya Tersedianya safety use


c) Pengadaan safety dan Pihak dimulai tahun pengadaan safety use untuk pemenuhan standart
use untuk ketiga 2017 - 2025 untuk pemenuhan K3 Seperti pelampung,
pemenuhan standart standart K3 sepatu lapangan, rompi, topi
K3 lapangan dan obat-obatan
untuk pertologan pertama
yang dipenuhi secara
bertahap dari tahun 2017 -
2025.

TOTAL 2.536.000.000

11. Penyediaan Dana

KPHP Model Seruyan Unit XXI dirancang untuk menjadi pengelola hutan
yang mandiri secara finansial bahkan profit center. Pengelolaan KPHP
Model Seruyan Unit XXI membutuhkan dana yang cukup besar mengingat
wilayah KPHP Model Seruyan yang sangat luas. Agar tercapai tujuan, sesuai
visi dan misi KPHP Model Seruyan Unit XXI, diperlukan dukungan dana
yang kuat. Sumber pendanaan dapat berasal dari KPHP Model Seruyan Unit
XXI sendiri atau dukungan dan lainnya yang dimungkinkan untuk diperoleh
dengan menjalin kerjasama dan kemitraan dengan berbagai pihak, para
pemegang izin usaha yang di dalam wilayah KPHP Model Seruyan Unit XXI,
APBN, APBD, BLU, Mitra donor, dana swadaya masyarakat dan sumber lain
yang tidak mengikat.

Pada selanjutnya, setelah menjadi organisasi pengelola hutan berjalan


dengan efektif dalam pendanaan juga diperoleh dari penerimaan
pemanfaatan hasil hutan kayu, non kayu dan jasa lingkungan.

Pendanaan kegiatan pengelolaan berupa core bisnis yang akan


dilaksanakan oleh KPHP Model Seruyan Unit XXI diupayakan dari pola
pengelolaan keuangan BLUD sehingga penggunaan dana tersebut lebih
fleksibel. Sumber – sumber pendanaan tersebut nantinya diharapkan

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 95
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

berasal dari hasil murni core bisnis KPHP dan bagi hasil pengelolaan
bersama dengan pihak ketiga.

Penyediaan pendanaan akan lebih difokuskan kepada bantuan pihak ketiga


yang tidak mengikat baik secara langsung ataupun tidak langsung, seperti
fasilitasi berbagai perencanaan dan pelaksanaan kegiatan dan juga dari
dana APBN dan APBD serta pelaksanaan investor forum dan visit invitation
donor sebesar Rp. 260.000.000. Rencana pendanaan yang diarahkan yang
berasal dari penghasilan BLUD adalah dari hasil keuntungan penjualan
HHBK atau potensi usaha produktif masyarakat yang penjualannya di bantu
oleh BLUD. Dana yang dibutuhkan KPHP Model Seruyan Unit XXI untuk
melaksanakan kegiatan selama 10 tahun adalah sebesar Rp. 37.384.737.
Tabel 44. Rencana Kegiatan Penyediaan Dana
Sub Kegiatan Sumber Waktu Estimasi Output
Kegiatan Target Kegiatan
No Pendanaan Pelaksanaan Biaya Kegiatan
a) Penyusunan Proposal APBN, APBD dan Tersusunnya Tersusunnya 1
dan contact donor Pihak ketiga. Setiap Tahun dari Proposal, dokumen proposal
Penyediaan (pemerintah, NGO dan contact donor dan contact donor
11 tahun 2016 -2025
Dana corporate). dan laporan. (pemerintah NGO
dan corporate).
260.000.000
b) Pelaksanaan investor APBN, APBD dan Terlaksananya Telah
forum dan visit Pihak ketiga. Setiap Tahun dari investor forum terlaksananya 1
invitation donor). tahun 2016 -2025 dan visit dokumen investor
invitation forum dan visit
donor. invitation donor.

TOTAL 260.000.000

12. Pengembangan Database

Pengembangan database merupakan hal mendasar yang harus dilakukan


secara rutin dengan kualitas data dasar yang memiliki ketepatan dan
ketelitian tinggi sebagai bahan utama perencanaan dan evaluasi kegiatan
dan keberhasilan pengelolaan. Pengembangan database ini diikuti pula
dengan peningkatan kompetensi para pihak, baik sebagai operator maupun
sebagai analis dan pengambil kebijakan. Pengembangan database ini juga
dapat digunakan untuk pemantauan penutupan lahan dengan menggunakan
teknologi pemantauan satelit.

Oleh karena itu dalam pengembangan database KPHP Model Seruyan Unit
XXI, akan ditunjuk petugas khusus yang mengelola database yang
bertanggungjawab dalam pengumpulan, penyimpanan, pengolahan dan
penyajian data kedalam informasi yang siap digunakan.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 96
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Rencana pengembangan database pengelolaan hutan dalam wilayah kelola


KPHP Model Seruyan Unit XXI diarahkan untuk pengembangan :
1. Pengembangan database pusat informasi.
2. Pengembangan data biogiofisik.
3. Pengembangan database sumber daya manusia.
Beberapa kegiatan pendukung dalam membangun program ini adalah :
1. Pelatihan SDM pengelola database.
2. Penyiapan sarana dan prasarana perangkat database.
3. Penyusunan dan pengelolaan database.
4. Pemantauasn pengelolaan penggunaan database.

Tabel 45. Pengembangan Data base

No Kegiatan Sub Kegiatan Blok/ Sumber Waktu Estimasi Biaya Output Kegiatan Target Kegiatan
No Petak Pendanaan Pelaksanaan (Rp)
Intervensi

12 Pengembangan a) Pangadaan sarana dan APBN, APBD Tahun 2017, 426.000.000 Terlaksananya pengadaan Tersedianya 1 unit
Dataabase prasarana baik bersifat spatial dan Pihak ketiga 2021 dan sarana dan prasarana baik perangkat lunak SIG, 1
maupun tabular : Perangkat 2025 bersifat spatial maupun unit perangkat lunak
tabular. statistik, 1 unit ploter, 1
lunak SIG dan statistik –
unit printer, 1 unit
ploter, printer, elemen cuaca, elemen cuaca, 1 unit
alat pengukur parameter alat pengukur parametr
hidrologi masing – masing 1 hidrologi.
unit.
APBN, APBD Tahun 200.000.000 Tersusunnya pelatihan dan Terlaksananya 1 Kali
dan Pihak ketiga 2017,2018, penyusunan database dan pelatihan penyusunan
b) Pelatihan dan penyunan 2020, 2022 sistem informasi manajemen database dengan
database dan sistem informasi dan 2024 kehutanan. rincian :
manajemen Kehutanan. - 2 orang pelatihan SIG
(Argis).
- 2 orang pelitihan
statistik (SPSS).
- 2 orang pelatihan
sistem manajemen
kehutanan.
- 2 orang pelatihan
penyusunan database
(visual acces, visual
basic dan lain – lain).

Semua Blok APBN, APBD Tahun 2017, 140.000.000 Terlaksananya pemantauan Terlaksananya 3 kali
dan Pihak ketiga 2022 dan perubahan penutupan lahan pemantauan penutupan
c) Pemantauan perubahan
2025 dengan menggunakan lahan dengan
penutupan lahan dengan teknologi pemantauan melalui menggunakan
menggunakan teknologi satelit atau radar image. teknologi pemantauan
pemantauan melalui satelit melalui satelit atau
atau radar image. radar image dengan
menghasilkan laporan
pemantauan dan peta
penutupan lahan.
d) Pengukuran baseline Semua blok APBN, APBD Tahun 2017 650.000.000 Terlaksananya pengukuran Terlaksananya 2 kali
sosial ekonomi. dan Pihak ketiga dan tahun baseline sosial ekonomi. pengukuran baseline
2025 sosial ekonomi.

e) Pengukuran baseline Semua blok APBN, APBD Tahun 2017 1.100.000.000 Terlaksananya pengukuran Terlaksananya 2 kali
kualitas hutan dan DAS. dan Pihak ketiga dan tahun baseline kualitas hutan dan pengukuran baseline
2025 DAS. kualitas hutan dan
DAS.

TOTAL
2.561.000.000

13. Rasionalisasi Wilayah Kelola

Kegiatan rasionalisasi wilayah kelola yang dilakukan oleh KPHP Model


Seruyan Unit XXI dengan mengkaji ulang penataan blok dan petak
serta arahan pemanfaatan dan pengembangan blok dan petak yang

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 97
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

sesuai dengan update kondisi terkini. Alasannya adalah karena


penataan blok dan petak serta arahan pemanfaatan dan
pengembangan blok dan petak belum sesuai dengan kondisi terkini
dan belum sesuai dengan peraturan yang mengatur tentang penataan
blok dan petak.

Pengelolaan KPHP Model Seruyan Unit XXI yang akan datang


menghadapi tantangan yang berat yaitu bertambahnya populasi
penduduk, penyesuaian pola ruang kabupaten dan provinsi,
penyesuaian RKTN, RKTP dan kebijakan lain yang menyebabkan
adanya rasionalisasi luasan kawasan KPHP Model Seruyan Unit XXI.

Rasionalisasi luasan kawasan KPHP mencakup 2 aspek, yaitu :


a. Aspek fisik (kawasan) yang mencakup aspek silvikultur, tataguna
hutan, ekspolarasi potensi dan lainnya.
Aspek fisik merupakan bentuk penilaian kembali terhadap
kawasan blok dan petak yang mengalami perubahan kawasan
untuk kepentingan strategis nasional seperti pertanahan, minyak
bumi, ketahanan pangan serta pembangunan wilayah ataupun
perubahan bentuk kelola yang lain misalnya kerja sama dan pola
kemitraan kehutanan dengan masyarakat.
b. Non Fisik yang meliputi rasionalisasi kelembagaan, organisasi dan
struktur organisasi kelola hutan mulai dari tingkat blok dan petak.
Tabel 46. Rasionalisasi Wilayah Kelola

No Kegiatan Sub Kegiatan Blok/ Sumber Waktu Pelaksanaan Estimasi Output Kegiatan Target Kegiatan
No Petak Intervensi Pendanaan Biaya
(RP)

13 Rasionalisasi a) Kaji ulang Penataan Semua blok dan APBN, APBD Tahun 2018, 2020, 300.000.000 Terlaksananya kaji 4 kali telaksananya kaji
Wilayah blok dan Petak. petak dan Pihak ketiga 2022 dan 2024 ulang penataan blok ulang penataan blok
Kelola dan petak dan petak hasil kajian
tersaji dalam laporan
kaji ulang.

b) Kaji ulang arahan APBN, APBD Tahun 2017, 150.000.000 Terlaksananya Kaji Terlaksananya 5 kali
pemanfaatan dan dan Pihak ketiga 2019,2021,2023 dan ulang arahan kaji ulang arahan
pengembangan blok 2025 pemanfaatan dan pemanfaatan dan
dan petak sesuai pengembangan blok pengembangan blok
update kondisi terkini. dan petak sesuai dan petak sesuai
update kondisi update kondisi terkini
terkini hasil kaji ulang tersaji
ke dalam laporan kaji
ulang.
450.000.000
TOTAL

14. Review Rencana Pengelolaan

Review rencana akan dilakukan minimal 5 tahun sekali yang sedapat


mungkin disesuaikan dengan tata waktu penyusunan RPJM

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 98
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Pemerintah Kabupaten Seruyan dan diselaraskan dengan target serta


prioritas pembangunan daerah. Sehingga review rencana pengelolaan
wilayah KPHP meliputi Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan
Jangka Pendek KPHP Model Seruyan Unit XXI, Penyusunan dokumen
integrasi, sinkronisasi dan sinergisitas rencana pengelolaan jangka
panjang dengan RPJPD, RPJMD, renstra dan renja SKPD serta
rencana pembangunan kehutanan propinsi Kalimantan tengah dan
rencana pembangunan kehutanan Kabupaten Seruyan sebagai bahan
review RPHJP KPHP Model Seruyan Unit XXI sebagai tahapan review
rencana pengelolaan wilayah KPHP Model Seruyan adalah (1)
menyusun tata waktu penyusunan RPH jangka pendek, (2)
Penyusunan dokumen integrasi, sinkronisasi dan sinergisitas rencana
pengelolaan jangka panjang dengan RPJPD, RPJMD, renstra dan
renja SKPD serta rencana pembangunan kehutanan propinsi
Kalimantan tengah dan rencana pembangunan kehutanan Kabupaten
Seruyan sebagai bahan review RPHJP KPHP Model Seruyan Unit XXI
(3) Penguatan kelembagaan KPHP Model Seruyan Unit XXI.
Tabel 47. Review Rencana Pengelolaan Wilayah Kelola
No Kegiatan Sub Kegiatan Blok/ Sumber Waktu Estimasi Biaya Output Kegiatan Target Kegiatan
No Petak Intervensi Pendanaan Pelaksanaan (RP)

14 Review Rencana a) Penyusunan Rencana APBN, APBD Tahun 2020, dan 4.400.000.000 Terlaksananya Tersusunnya 10
Pengelolaan Pengelolaan Hutan dan Pihak tahun 2025 penyusunan dokumen RPH Jangka
Wilayah Kelola Jangka Pendek KPHP ketiga RPH Jangka Pendek KPHP Model
Model Seruyan Unit pendek. Seruyan Unit XXI.
XXI.

b) Penyusunan dokumen APBN, APBD Tahun 2020 dan 180.000.000 Tersusunnya Terlakananya 2 kali
integrasi, sinkronisasi dan Pihak tahun 2025 dokumen penyusunan dokumen
dan sinergisitas ketiga integrasi, integrasi, sinkronisasi
rencana pengelolaan sinkronisasi dan dan sinergisitas
jangka panjang sinergisitas rencana pengelolaan
dengan RPJPD, rencana hutan dengan RPJPD,
RPJMD, renstra dan pengelolaan RPJMD, RENSTRA
renja SKPD serta hutan dengan DAN RENJA SKPD.
rencana RPJPD, RPJMD,
pembangunan RENSTRA DAN
kehutanan propinsi RENJA SKPD.
Kalimantan tengah
dan rencana
pembangunan
kehutanan Kabupaten
Seruyan sebagai
bahan review RPHJP
KPHP Model Seruyan
Unit XXI.
APBN, APBD Tahun 2017, 260.000.000 Kuatnya Kuatnya kelembagaan
c) Penguatan dan Pihak 2020 dan tahun kelembagaan KPHP Model Seruyan
kelembagaan KPHP ketiga 2023 KPHP Model Unit XXI
Model Seruyan Unit Seruyan Unit
XXI. XXI.

TOTAL 4.840.000.000

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 99
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

15. Pengembangan investasi

Kesatuan Pengelola Hutan Produksi (KPHP) Model Seruyan Unit XXI


dirancang untuk pengelolaan hutan yang mandiri, termasuk finansial oleh
karena itu pengelola KPHP Model Seruyan Unit XXI akan menjalin
kerjasama dengan penyandang dana untuk kegiatan pemanfaatan kayu, non
kayu dan jasa lingkungan.

Pengembangan investasi akan dilakukan dengan tetap mempertibangkan


keberlanjutan ekosistem dan tetap memperhatikan tujuan utama atau fungsi
produksi memberikan manfaat ekonomi. Pengembangan investasi yang
akan dilakukan oleh KPHP Model Seruyan Unit XXI adalah dengan
penyusunan dokumen road map investasi KPHP Model Seruyan Unit XXI
dan melaksanakan road map investasi KPHP Model Seruyan Unit XXI,
penyusunan rencana usaha pemanfaatan kawasan hutan, HHBK, HHK dan
jasa lingkungan KPHP Model Seruyan Unit XXI, pelatihan pola pengelolaan
keuangan BLUD dan juga pelatihan bagi SDM KPHP dalam mengelola suatu
kegiatan usaha.

Pengembangan investasi berguna untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat


melalui kegiatan pembangunan yang dilakukan atas dasar prinsip saling
menguntungkan, nyata dan bertanggungjawab, akuntabel, transparan dan
demokratis.

Rencana pengembangan investasi di bidang pemanfaatan hasil hutan kayu,


non kayu, jasa lingkungan dan wisata alam di laksanakan pada tahun 2017 ,
2020 dan tahun 2023 dimulai dengan penyusunan road map dan rencana
bisnis. Pengembangan investasi dibidang pemanfaatan hasil hutan kayu di
wilayah kelola KPHP Model Seruyan Unit XXI berada di Hutan Produksi
Terbatas (HPT) didominasi oleh pohon jenis meranti seperti Meranti Merah,
Meranti, Nyatoh, Kruing dan Ubar. Pengembangan investai dibidang
Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) didominasi oleh Rotan,
Jelutung, Tengkawang, Damar dan Lebah Madu. Pengembangan investasi
dibidang Pemanfaatan Jasa Lingkungan adalah Wisata Alam berupa air
terjun dan jeram yang dapat dimanfaatkan sebagai kawasan wisata air.
Potensi sumberdaya air dan jeram juga dapat dimanfaatkan sebagai
kawasan wisata arung jeram. Kemudian hutan yang masih lebat dan

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 100
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

memiliki pemandangan yang indah dapat dijadikan sebagai objek wisata


alam.

Waktu pelaksanaan Pengembangan Investasi yang harus dilakukan adlah


1. Pemanfaatan hasil hutan kayu dilakasnakan pada tahun 2017.
2. Pemanfaatan kawasan untuk HHBK dilaksanakan pada tahun tahun
2017 dan dilanjutkan pada tahun 2020 dan tahun 2025.
3. Pemanfaatan kawasan untuk jasa lingkungan dilaksanakan pada tahun
2017 dan dilanjutkan kembali tahun 2020 dan tahun 2025.
Tabel 48. Pengembangan Investasi

No Kegiatan Sub Kegiatan Waktu Pelaksanaan Sumber Pendanaan Estimasi Biaya Output Kegiatan Target Kegiatan
(Rp)

15 Pengembangan - Penyusunan Road map Tahun 2017, 2019, APBN, APBD dan 150.000.000 Tersusunnya road map Tersusunnya 1
Investasi investasi di wilayah 2022 dan 2025 Pihak Ketiga investasi di wilayah dokumen road map
KPHP Model Seruyan KPHP Model Seruyan investasi di wilayah
unit XXI. unit XXI KPHP Model Seruyan
unit XXI

- Pengembngan investasi Tahun 2017, 2020 dan APBN, APBD dan 180.000.000 Tersusunnya dokumen - Tersusunnya 1
Hasil Hutan Bukan 2023 Pihak Ketiga rencana pemanfaatan dokumen rencana
Kayu. kawasan hutan, HHBK investasi pemanfaatan
- Pengembangan dan jasa lingkungan kawasan hutan.
investasi Hasil Hutan - Tersusunnya 1
Kayu. dokumen rencana
- Pengembangan investasi pemanfaatan
investasi jasa HHBK dalam hal ini
lingkungan. adalah Rotan.
- Tersusunnya rencana
investasi pemanfaatan
jasa lingkungan dalam
hal ini wisata alam air
terjun di tiga desa
yaitu Desa Tanjung
Paku Kecamatan
Seruyan Hulu, Desa
Tumbang Darap
Kecamatan Seruyan
Hulu dan Desa
Tumbang Langkai di
Kecamatan Suling
Tambun.

- Pelatihan menggunakan Tahun 2018 dan tahun APBN, APBD dan 400.000.000 Terlaksananya Terlaksananya 1 paket
pola pengelolaan 2019 Pihak Ketiga pelatihan pelatihan
keuangan BLUD . menggunakan pola menggunakan pola
pengelolaan keuangan pengelolaan keuangan
BLUD. BLUD.
Tahun 2017 APBN, APBD dan 260.000.000 - Pelatihan bagi SDM
- Penguatan kapasitas Pihak Ketiga - Tesediannya sistem yang ada di KPHP
organisasi KPHP untuk bisnis yang dapat agar dapat menjadi
kegiatan usaha. bermanfaat bagi SDM yang berkualitas
berkembangnya suatu dalam
kegiatan bisni di KPH. mengembangan
- Tersedianya SDM kegiatan usaha dan
yang berkualitas mengelolanya menjadi
dalam kegiatan usaha yang
mengembangkan bermanfaat besar bagi
kegiatan usaha. masyarakat.
- Membuat sistem
bisnis yang
menguntungkan.

TOTAL 990.000.000

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI 101
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPH-P Model Seruyan Unit XXI

VI. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN


PENGENDALIAN

A. Pembinaan

Perencanaan pada dasarnya merupakan proses pengambilan keputusan


dalam pemanfaatan sumberdaya untuk tujuan yang ingin dicapai melalui
serangkaian kegiatan. Dengan demikian pembinaan, pengawasan dan
pengendalian (BINWASDAL), merupakan bagian dari siklus perencanaan.
Dalam kaitannya dengan implementasi rencana pengelolaan, tujuan dari
BINWASDAL adalah untuk : a). meningkatkan kemampuan-kompetensi SDM;
b). menjaga adanya konsistensi pelaksanaan kegiatan dengan tujuan yang
ingin dicapai dan c). Menjamin kesesuaian pelaksanaan rencana kegiatan
dengan peraturan perundang - undangan yang berkaitan dengan kegiatan.

Prioritas utama dari kegiatan pembinaan kepada para pihak tersebut ditujukan
pada peningkatan kapasitas. Peningkatan kapasitas bagi sektor publik akan
diarahkan pada peningkatan kompetensi teknis, sedangkan bagi sektor swasta
diarahkan pada peningkatan kemampuan dalam menjalankan dan
menerapkan praktek pengelolaan dan manajemen terbaik. Selanjutnya,
kepada masyarakat akan diarahkan pada pemahaman tentang pilihan – pilihan
sumber – sumber penghidupan yang berkelanjutan.

Pembinaan akan dilaksanakan oleh pengelola KPHP Model Seruyan Unit XXI
terhadap fungsi arahan dan pemanfaatan blok dan petak, serta interaksi antara
masayarakat dengan hutannya. Sedangkan pembinaan terhadap pengelola
KPHP dilakukan oleh lembaga/institusi terkait baik berada ditingkat Kabupaten,
Provinsi atau pemerintah pusat. Dimana Pembinaan tersebut dilakukan rutin
dan berkala. Pembinaan internal KPHP dilakukan oleh KKPH.

Secara umum, pembinaan perlu dilakukan sebagai bagian dari proses


implementasi suatu program atau kegiatan yang telah direncanakan dengan

Recana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPH-P Model Seruyan Unit XXI

tujuan untuk meningkatkan kinerja sebuah organisasi atau lembaga atau untuk
meningkatkan kemampuan atau kompetensi sumberdaya manusia (SDM)
dalam organisasi atau lembaga tersebut. Sebagai tolok ukur pembinaan dapat
berupa peraturan – kebijakan atau dapat berupa norma – standar –
prosedur dan kriteria (NSPK). Sedangkan WASDAL dilakukan sebagai
bagian dari proses implementasi suatu program atau kegiatan yang telah
direncanakan dengan tujuan dapat terjaminnya konsisten penerapan prosedur
dan mekanisme (juklak dan atau juknis) untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam perencanaan.

KPHP Model Seruyan Unit XXI merupakan sebuah organisasi yang berbentuk
Unit Pelaksana Teknis Daerah sehingga dalam melaksanakan kegiatannya
memerlukan dukungan dan pembinaan dari instansi lain yang berada di
atasnya secara hierarki seperti Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Tengah,
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, dan beberapa UPT
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang ada di daerah seperti
BPKH, BPDAS dan BPHP Wilayah X Palangka Raya, karena sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi dari masing - masing institusi tersebut terdapat fungsi
pembinaan terhadap unit pelaksana teknis di daerah seperti Unit di KPHP
Model Seruyan Unit XXI.

Matrik Proses Rencana Pembinaan KPHP Model Seruyan Unit XXI yang
Masuk Dalam Rencana Pemngelolaan Hutan Jangka Panjang yang dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :

Recana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPH-P Model Seruyan Unit XXI

Tabel 49. Matrik Proses Rencana Pembinaan KPHP Model Seruyan Unit XXI
yang Masuk Dalam Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang

No Nama Kegiatan Pembinaan Maksud dan Tujuan Objek atau Wilayah Indikator Alat Penilaian (Verifier)
Kelola
1 Penyelenggaraan tata hutan Penataan areal kerja jangka  Wilayah kelola yang  Sosialisasi penerapan  Keberadaan dokumen rencana
dan penyusunan rencana panjang dalam pengelolaan mendapatkan izin kebijakan tata hutan dan kerja jangka panjang yang
pengelolaan hutan hutan lestari. seperti IUPHHK-HA dan pengaturan hasil dari tata telah disetujui oleh pejabat
IUPHHK-HT hutan. yang berwenang.
 Wilayah kelola yang  Sosialaisasi dasar dan cara
 Adanya dokumen tata hutan
belum mendapatkan ijin perhitungan berdasarkan
IHMB dan PUP. pada wilayah kelola yang
 Perumusan rencana mendapatkan izin.
penelitian secara  Adanya SOP tata hutan pada
komprehensif guna wilayah kelola yang
mendukung kebijakan dan mendapatkan izin.
terwujudnya PHL –SFM.  Adana laporan kegiatan
penyelenggaran tata hutan
diwilayah kelola yang
mendapatkan izin.
 Adanya peta tata hutan di
wilayah kelola yang
mendapatkan izin.
2 Pemanfaatan hutan : Wilayah kelola yang  Sosialisasi penerapan  Masyarakat memahami
Pelaksanaan penerapan sistem mendapatkan ijin kebijakan regulasi hasil dan penerapan regulasi hasil dan
Pemanfaatan hutan adalah
silvikultur untuk menjamin pemanfaatan seperti konsep pemanenan ramah konsep pemanenan HHBK dan
kegiatan untuk memanfaatkan
regenerasi hutan. IUPHHK– HA dan
kawasan hutn, memanfaatkan lingkungan (RIL). HK dengan ramah lingkungan.
IUPHHK – HT.
jasa lingkungan,  Sosialisasi penerapan  Masyarakat memahami
memanfaatkan hasil hutan kebijakan pembinaan tegakan penerapan kebijkan pembinaan
kayu dan bukan kayu serta hutan pasca pemanenan (sistem pemanfaatan tegakan yang
memungut hasil hutan kayu
silvikultur TPTI pemanenan RIL. berada pada kawasan hutan.
dan bukan kayu secara optimal
dan adil untuk kesejahteraan  Sosialisasi dan penerapan pola  Masyarakat memahami tentang
masyarakat dengan tetap dan konsep pengelolaan hutan konsep pengelolaan pola dan
menjaga kelestariannya. berbasis masyarakat. konsep pengelolaaan hutan
berbasis masyarakat.
 Adanya SOP kegiatan
pemanfaatan hutan baik itu
pemanfaatan jasa lingkungan,
memanfaatkan hasil hutan kayu
dan bukan kayu.
 Adanya Laporan kegiatan
pemanfaatan hutan dengan
menerapkan sistem silvikultur
pada wialyah kelola yang belum
mendapatkan izin.
 Adanya dokumentasi kegiatan
pemanfaatan hutan pada
wialayah kelola yang belum
mendapatkan izin.
3 Sosialisasi dan penerapan pola wilayah kelola yang  Praktek pemanfaatan hutan  Dokumen prosedur penggunaan
Penggunaan kawasan hutan
dan konsep pengelolaan hutan belum terdapat ijin oleh masyarakat sudah kawasan hutan.
berbasis masyarakat. pemanfaatan, yaitu : teridentifikasi dengan jelas.  Implementasi prosedur
adalah kegiatan yang bertujuan hutan lindung dan  Keberadaan UKM dapat
penggunaan kawasan hutan.
kawasan hutan terentu memberikan dampak
untuk memanfaatkan ruang
(dalam hutan HL dan peningkatan ekonomi dan  Dokumen laporan penggunaan
tumbuh sehingga dapat kawasan hutan.
diperoleh manfaat lingkungan, HP. perubahan sosial dan
budaya.  Dokumentasi kegiatan
manfaat sosial dan manfaat
penggunaan kawasan hutan.
ekonomi secara optimal
dengan tidak menggurangi
fungsi utamanya dari kawasan
hutan.
4 Rehabilitasi dan  Fasilitasi dalam pemahaman wilayah kelola yang telah  Perencanaan kegiatan  Dokumentasi perencanaan
reklamasi hutan dan penerapan kebijakan terdapat izin pemanfaat rehabilitasi dan reklamasi kegiatan rehabilitasi dan
berkaitan dengan pembinaan an, yaitu: 5 unit IUPHHK-  Penataan areal yang rehabilitasi reklamasi hutan.
hutan bekas tebangan (sistem HA.
dan reklamasi hutan.  Peta rehabilitasi dan reklamasi.
silvikultur TPTI dan turunannya)
 Pelaksanaan penerapan  Adanya SOP pelaksanaan.
kepada pemegang izin yaitu
IUPHHK-HA khususnya. silvikultur pada areal hutan yang rehabilitasi dan reklamasi.
direhabilitasi dan dan  Implementasi pelaksanaan
direklamasi. SOP.
 Dokumen laporan kegiatan
rehabilitasi dan reklamasi.
5 Perlindungan dan Sosialisasi kebijakan wilayah kelola yang telah Perlindungan dan pengamanan  Dokumen prosedur
konservasi hutan tentang perlindungan hutan dan terdapat ijin hutan. perlindungan dan konservasi
penerapannya kepada pemanfaatan, yaitu 5 hutan.
IUPHHK-HA

Recana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPH-P Model Seruyan Unit XXI

pemegang IUPHHK-HA. Pengertian : Sumber daya hutan  Peta kawasan hutan yang
harus aman dari gangguan yang lokasinya rawan dari gangguan.
meliputi : kebakaran hutan,  Dokumentasi kegiatan
kegiatan illegal logging, kegiatan perlindungan kawasan hutan.
illegal minning dan lain – lain.  Laporan kegiatan perlindungan
Perlindungan hutan merupakan dan konservasi hutan.
upaya untuk mengendalikan
gangguan hutan melalui kegiatan
preventif, preemtif dan represif.

Untuk terselenggaranya kegiatan


perlindungan hutan harus
didukung oleh SDM dan dana
yang memadai.
6 Pemberdayaan Masyarakat Sosialisasi pemberdayaan Masyarakat yang berada  Keberadaan SDM yang  Data SDM.
masyarakat melalui kemitraan di dalam dan disekitar memadai.  Data kawasan .
kehutanan. kawasan hutan.  Keberadaan pendanaan yang  Data potensi kawasan yang
memadai. digunakan untuk kegiatan
 Keberadaan data kawasan pemberdayaan masyarakat.
yang digunakan untuk  DIPA.
kegiatan pemberdayaan  Dana pihak ketiga.
masyarakat.

B. Pengawasan

Pengawasan adalah proses kegiatan penilaian terhadap KPHP Model


Seruyan Unit XXI agar dapat melakukan tugasnya dengan baik. Pengawasan
dilakukan oleh pihak internal dan pihak yang berkompeten.

Fungsi pengawasan merupakan fungsi terakhir dari rangkaian fungsi – fungsi


manajemen yang minimal ada 3 (tiga), yaitu perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan. Hal ini menjelaskan bahwa pengawasan adalah segala usaha
atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai pelaksanaan tugas dan kegiatan.

Pengawasan harus meliputi usaha untuk menjamin agar seluruh kegiatan


organisasi KPHP Model Seruyan Unit XXI dapat diarahkan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.

Secara umum organisasi Unit KPHP Model Seruyan Unit XXI merupakan unit
pelaksana teknis daerah yang berkedudukan di bawah Dinas Kehutanan dan
Perkebuan Kabupaten Seruyan, yang sepenuhnya merupakan tanggung jawab
Dinas Kehutanan dan Perkebuan Kabupaten Seruyan baik secara koordinasi
kegiatan dan penganggaran. Segala bentuk rencana kegiatan Unit KPHP
Model Seruyan Unit XXI harus melalui koordinasi dengan Dinas Kehutanan
dan Perkebuan Kabupaten Seruyan, sedangkan organisasi KPHP Model

Recana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPH-P Model Seruyan Unit XXI

Seruyan Unit XXI yang memiliki tanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan
yang telah direncanakan. Dinas Kehutanan dan Perkebuan Kabupaten
Seruyan berperan sebagai pengawas langsung dari kegiatan yang
dilaksanakan oleh unit KPHP Model Seruyan Unit XXI di samping institusi lain
yang memiliki relevansi dengan kegiatan di Unit KPHP Model Seruyan Unit
XXI secara hierarki seperti Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Tengah,
BPKH, BPDAS dan BPHP Wilayah X Sebagai organisasi pengelola kawasan
hutan produksi, maka Unit KPHP Model Seruyan Unit XXI harus memiliki
wewenang untuk melakukan pengawasan terhadap unit - unit manajemen baik
unit manajemen pemegang IUPHHK maupun perusahaan pertambangan yang
beroperasi di dalam kawasan KPHP Model Seruyan Unit XXI. Akan tetapi
sebagai organisasi pemangku kawasan hutan produksi memiliki wewenang
untuk melakukan pengawasan terhadap para pemegang izin (IUPHHK
maupun IPPKH) yang berada di dalam kawasan KPHP Model Seruyan Unit
XXI. Berikut Hubungan Perencanaan Strategis Dengan Pengendalian
Manajemen KPHP Model Seruyan Unit XXI agar dapat mengawasi kegiatan
dan hasil akhir suatu kegiatan.

Tabel 50. Matrik Proses Rencana Pengawasan KPHP Model Seruyan Unit
XXI yang Masuk Dalam Rencana Pengelolaan Hutan Jangka
Panjang
No Nama Kegiatan Maksud dan Tujuan Objek atau Wilayah Indikator Alat Penilaian
Pengawasan Kelola (Verifier)
1 Penyelenggaraan tata  Penyusunan rencana  Wilayah kelola yang  Penyusunan rencana  Adanya dokumen rencana
hutan dan penyusunan pengelolaan hutan harus mendapatkan izin seperti pengelolaan hutan harus kegiatan jangka panjang
rencana pengelolaan didasarkan pada hasil IUPHHK-HA. didasarkan pada hasil penataan yang telah disetujui oleh
hutan penataan areal yang clear –  Wilayah kelola yang belum areal yang clear – clean. pejabat yang berwenang
clean. Dalam pengaturan mendapatkan izin.  Dalam pengaturan didasarkan  Kesesuaian implementasi
didasarkan pada kaidah pada kaidah kelestarian hasil penataan areal kerja di
kelestarian hasil dan ber dan ber dasarkan hasil IHMB lapangan dengan rencana
dasarkan hasil IHMB (rasional). jangka panjang
(rasional).  Penataan batas areal wilayah  Pemeliharaan tata batas
 Faslitasi pelaksanaan tertentu (baik di HL dan HP) petak dan blok
kegiatan Tata batas dan harus dilaksanakan agar benar-  Adanya peta dan laporan tata
pemeliharaan batas serta benar clear-clean, dan dibangun batas areal wilayah tertentu
penga manan areal kerja zonasi-zonasi (baik di HL dan HP).
secara kolaboratif dengan  Rencana pengelolaan wilayah  Adanya dokumen rencana
masyarakat tertentu harus melibatkan peran pengelolaan, data, peta dan
dan potensi masyarakat, laporan pelaksanaan
kegiatan tata hutan pada
wilayah tertentu yang
kesesuaiaannya
pelaksanaannya dengan
rencana pengelolaan hutan
jangka panjang.

 Adanya data IHMB.


 Adanya data sebaran potensi
berdasarkan IHMB.
 Adanya laporan pelaksanaan
IHMB.

Recana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPH-P Model Seruyan Unit XXI

2 Pemanfaatan hutan : Wilayah kelola yang Ketersedian dan penerapan  Tersedianya prosedur
 Pemanfaatan potensi tidak mendapatkan ijin pemanfaatan teknologi yang ramah lingkungan pemanfaatan hutan.
Pemanfaatan hutan adalah
melebihi daya dukung (besarnya seperti IUPHHK– HA. untuk pemanfaatan hasil hutan  Tersedianya implementasi
kegiatan untuk
tiap tegakan hutan) kayu. pelaksanaan prosedur
memanfaatkan kawasan
hutan, memanfaatkan jasa  Pemanfaatan hutan hasil hutan pemanfaatan hutan.
kayu di lapangan harus  Kesesuaian implementasi
lingkungan, memanfaatkan
menerapkan sistem pemanenan rencana pemanfaata hutan.
hasil hutan kayu dan bukan
RIL.  Dampak kegiatan
kayu serta memungut hasil
hutan kayu dan bukan kayu  Pembinaan tegakan hutan pemanfaatan hutan.
pasca pembalakan harus  Dokumen laporan
secara optimal dan adil
dilaksanakan berdasarkan pemanfaatan hutan.
untuk kesejahteraan
masyarakat dengan tetap sistem silvikultur.
menjaga kelestariannya.

3 Penggunaan kawasan Mendorong penerapan kebijakan wilayah kelola yang belum  Praktek pemanfaatan hutan  Dokumen perencanaan
hutan dan prinsip dan kaidah berkaitan terdapat ijin pemanfaatan, yaitu : oleh masyarakat sudah penggunaan kawasan.
dengan : pengaturan hasil hutan lindung dan kawasan teridentifikasi dengan jelas.  Proses perencanaan
(perhitungan) ; dampak hutan ter tentu (dalam hutan HL  Keberadaan UKM dapat pelaksanaan peningkatan
adalah kegiatan yang lingkungan dan kerusakan dan HP. memberikan dampak ekonomi dan sosial budaya
bertujuan untuk tegakan dalam pemanenan. peningkatan ekonomi dan dilakukan secara partisipatif.
memanfaatkan ruang perubahan sosial dan  Pemegang izin yang
tumbuh sehingga dapat budaya. menggunakan kawasan
diperoleh manfaat hutan harus
lingkungan, manfaat sosial mendokumentasikan
dan manfaat ekonomi kegiatan.
secara optimal dengan tidak  Masyarakat merasakan
menggurangi fungsi dampak positif dari hadirnya
utamanya dari kawasan UKM.
hutan.
4 Rehabilitasi dan  Penyusunan rencana wilayah kelola yang telah  Perencanaan kegiatan  Dokumen perencanaan
reklamasi hutan rehabilitasi dan pengelo laannya terdapat ijin pemanfaat an, yaitu: rehabilitasi dan reklamasi rehabilitasi dan reklamasi hutan
pada areal yang terdegrasi 5 unit IUPHHK-HA yang masih  Penataan areal rehabilitasi dan  Tatabatas areal yang akan
berdasarkan hasil aktif beroperasi. reklamasi hutan. direhabilitasi dan direklamasi .
pemetaannya baik di HP  Pelaksanaan penerapan  Peta lokasi/areal rehabilitasi
ataupun HL. silvikultur pada areal hutan yang dan direklamasi
 Rehabilitasi kawasan- lahan direhabilitasi dan dan  Laporan pelaksanaan
hutan yang terdegrasi dan direklamsi. penerapan silvikultur pada
pengelolaan nya dilakukan areal hutan yang direhabilitasi
dengan melibatkan masyarakat dan direklamasi.
lokal.  Dokumentasi pelaksanaan
rehabilitasi dan reklamasi.
5 Perlindungan dan Pemetaan dan penandaan wilayah kelola yang telah Perlindungan dan pengamanan  Dokumen prosedur
konservasi hutan dilapangan serta penyusunan terdapat ijin pemanfaatan, yaitu hutan perlindungan dan konservasi
rencana perlin dungan hutan 5 IUPHHK-HA yang masih aktif Pengertian : Sumber daya hutan hutan
pada areal yang rawan dari beroperasi harus aman dari gangguan yang  Peta lokasi hutan yang
ganggu meliputi : kebakaran hutan, rawan dari gangguan
kegiatan illegal logging, kegiatan  Dokumentasi kegiatan
illegal minning dan lain– lain. perlindungan
Perlindungan hutan merupakan  Laporan kegiatan perlindunga
upaya untuk mengendalikan dan konservasi hutan
gangguan hutan melalui kegiatan
preventif, preemtif dan represif.
Untuk terselenggaranya kegiatan
perlindungan hutan harus
didukung oleh SDM dan dana
yang memadai

6 Pemberdayaan Masyarakat yang berada di  Keberadaan SDM yang  Data SDM.


Masyarakat Realisasi kegiatan dalam dan di Sekitar kawasan memadai.  Data kawasan .
pemberdayaan masyarakat yang hutan.  Keberadaan pendanaan yang  Data potensi kawasan yang
telah dilaksanakan oleh KPHP
memadai. digunakan untuk kegiatan
Model Seruyan Unit XXI baik
yang bekerjasama denganDinas  Keberadaan data kawasan pemberdayaan.
kehutanan dan perkebunan yang digunakan untuk  DIPA
Kabupaten Seruyan, Dinas kegiatan pemberdayaan  Dana pihak ketiga
Provinsi maupun yang dikelola
sendiri oleh KPHP Model
Seruyan Unit XXI.

C. Pengendalian

Pengendalian adalah kegiatan untuk memberikan pedoman dalam


perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian. Agar tujuan dari kegiatan dapat

Recana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPH-P Model Seruyan Unit XXI

tercapai Pengendalian dilakukan oleh sumberdaya manusia sebagai


pengelola dan masyarakat di sekitar kawasan hutan.

Pengendalian adalah segala usaha atau kegiatan untuk menjamin dan


mengarahkan agar pekerjaan yang sedang dilaksanakan dapat berjalan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan atau hasil yang dikehendaki serta
sesuai pula dengan segala ketentuan dan kebijaksanaan yang berlaku.
Pengendalian adalah segala usaha atau kegiatan untuk menjamin dan
mengarahkan agar pekerjaan yang dilaksanakan berjalan dengan semestinya.

Untuk menjadikan pengelolaan KPHP Model Seruyan Unit XXI berjalan


dengan baik maka diperlukan pengendalian yang baik. Kegiatan pengendalian
kegiatan KPHP Model Seruyan Unit XXI, sementara ini tetap berada di bawah
wewenang Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan.
Pengendalian kegiatan tersebut akan beruabah kepada institusi lain, apabila
KPHP Model Seruyan Unit XXI telah menjadi KPHP yang mandiri.

Idealnya segala bentuk operasional kegiatan Unit KPHP Model Seruyan Unit
XXI harus mengikuti tugas pokok, fungsi serta visi dan misi yang diemban
sebagai sebuah organisasi, namun sebagai organisasi yang baru maka tugas
pokok, fungsi serta visi dan misi yang diemban masih mengacu kepada
organisasi induk yaitu Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan.

Kegiatan operasional Unit KPHP Model Seruyan Unit XXI secara anggaran
dikendalikan oleh pos - pos anggaran yang telah dianggarkan oleh Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan, serta besarnya wewenang
kegiatan operasional lapangan dikendalikan oleh tugas pokok, fungsi serta visi
dan misi dari Dinas Kehutanan dan Perkebuan Kabupaten Seruyan sebagai
organisasi induk. Untuk itu, diperlukan perencanaan yang strategis dalam
melaksanakan kegiatan operasional di Unit KPHP Model Seruyan Unit XXI
agar anggaran yang digunakan tidak terbuang percuma. Berikut kami sajikan
tabel 51 hubungan pelaku kendali, format organisasi dan pribadi pimpinan
dengan pengendalian manajemen di KPHP Model Seruyan Unit XXI.

Recana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPH-P Model Seruyan Unit XXI

Tabel 51. Koordinasi Dan Sinergi Antara KPHP Model Seruyan Unit XXI
Dengan Institusi Yang Relevan.
ASPEK PENGENDALIAN
Pelaku
Asal Kendali Ukuran Prestasi Isyarat bagi tindakan Imbalan untuk Sanksi untuk
Kendali
koreksi prestasi yang tidak berprestasi
Format Strategi plan organisasi, Anggaran biaya, Deviasi/ Penghargaan Minta penjelasan, mendapat
Organisasi SOP, Petunjuk teknis indikator terpenuhi penyimpangan Insentif surat peringatan, pemotongan
Promosi tunjangan kinerja
Pribadi Tujuan dan aspirasi - Harapan pribadi  Kegagalan Kepusan karena Merasa gagal
Pimpinan pribadi, kepemimpinan - Target antara  Target tidak tercapai terkendali

Tabel 52. Matrik Proses Rencana Pengendalian KPHP Model Seruyan Unit XXI yang
Masuk Dalam Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang

No Nama Kegiatan Pengendalian Maksud dan Tujuan Objek atau Wilayah Indikator Alat Penilaian
Kelola (Verifier)
1 Penyelenggaraan tata hutan  Mendorong dan memfasilitasi  Wilayah kelola yang  Kepastian status areal kelola  Adanya Peta tata batas kawasan
dan penyusunan rencana pelaksanaan tata batas dan mendapatkan izin seperti IUPHHK-HA hutan baik itu pada hutan lindung
pengelolaan hutan pemeliharaan batas serta IUPHHK-HA  Penataan batas areal kerja maupun hutan produksi dan
pengamanan areal kerja secara  Wilayah kelola yang belum jangka panjang dalam dokumen legal lainnya.
Pembinaan : proses yang kolaboratif bersama IUPHHK - mendapatkan izin pengelolaan hutan lestari  Realisasai legalitas tata batas dan
bertujuan untuk dapat HA dan KPHP Model Seruyan legitimasinya.
menimbulkan perubahan, unit XXI secara partisipatif Pengertian : Penataan areal efektif
kemajuan, peningkatan dengan masyarakat dalam untuk produksi ke dalam blok dan
pertumbuhan, melaksanakan kegiatan tata petak tebangan sesuai dengan
batas. sistem silvikultur yang digunakan
 Faslitasi pelaksanaan kegiatan dengan memperimbangkan
Tata batas dan pemeliharaan kelestarian aspek ekologi dan
batas serta penga manan areal sosial
kerja secara kolaboratif dengan
masyarakat.
2 Pemanfaatan hutan : Perencanaan Pemanfaatan Hutan Wilayah kelola yang Mendorong penerapan kebijakan  Keberadaan Standar Prosedur
Pengertian : mendapatkan izin dan prinsip dan kaidah berkaitan pemanfaatan hutan.
Pemanfaatan hutan adalah Pemegang IUPHHK diberi pemanfaatan seperti dengan : pengaturan hasil  Implementasi standar prosedur
kegiatan untuk kewenangan untuk memanfaatkan IUPHHK– HA. (perhitungan); dampak lingkungan pemanfaatan hutan.
memanfaatkan kawasan hutan kayu dan hasil hutan bukan dan kerusakan tegakan dalam  Kesesuaian rencana realisasi
hutan, memanfaatkan jasa kayu selama masih belum pemanenan. pemanfaatan hutan dengan
lingkungan, memanfaatkan tercapainya keseimbangan produktivitas hutan.
hasil hutan kayu dan bukan maupun kayu setelah tercapai  Dokumen laporan pemanfaatan
kayu serta memungut hasil keseimbangan. Tetapi, tingkat hasil hutan kayu maupun hasil
hutan kayu dan bukan kayu pemanfaatan atau pemanenan hutan bukan kayu.
secara optimal dan adil untuk hasil hutan harus sesuai dengan
kesejahteraan masyarakat produktifitas hutan.
dengan tetap menjaga
kelestariannya.

3 Pemenuhan aspek lingkungan, wilayah kelola yang telah Mendorong penerapan


Penggunaan kawasan hutan  Dokumen AMDAL.
manfaat sosial dan ekonomi terkait terdapat ijin pemanfaatan, kebijakan dan prinsip - kaidah
dengan penggunaan kawasan seperti : HA. berkaitan dengan: penggunaan  Dokumen RKL dan RPL.
hutan kawasan sebagaimana tercantum  Bukti Pelaksanaan pengggunaan
adalah kegiatan yang kawasan hutan.
bertujuan untuk dalam PP. No.6/2007 (jenis dan
pola penggunaan kawasan hutan).  Dokumen Laporan penggunaan
memanfaatkan ruang tumbuh kawasan hutan.
sehingga dapat diperoleh
manfaat lingkungan, manfaat
sosial dan manfaat ekonomi
secara optimal dengan tidak
menggurangi fungsi
utamanya dari kawasan
hutan.
4 Rehabilitasi  Penataan areal rehabilitasi dan wilayah kelola yang telah  Keberadaan dokumen penataan
Mendorong penerapan
dan reklamasi hutan reklamasi hutan. terdapat ijin pemanfaat an, areal yang direhabilitasi
 Pelaksanaan penerapan yaitu: 5 unit IUPHHK-HA yang kebijakan dan pelaksanaan  Keberadaan dokumen SOP
silvikultur pada areal hutan yang masih aktif beroperasi. kewajiban pemegang izin dalam pelaksanaan kegiatan rehabilitasi
direhabilitasi dan dan direklamsi. pembinaan tegakan hutan pasca dan reklamasi hutan
pemanenan dan areal yang tidak
produktif serta tanah kosong dalam
areal kerjanya.
5 Perlindungan dan Perlindungan dan pengamanan wilayah kelola yang telah Mendorong penerapan  Ketersediaan prosedur
konservasi hutan hutan terdapat ijin pemanfaatan, kebijkan dan kewajiban untuk perlindungan hutan.
yaitu 5 IUPHHK-HA yang melaksanakan perlindungan dan  Ketersedianya sarana dan
 Pengertian : Sumber daya hutan masih aktif beroperasi konservasi di areal kerja kepada prasarana penunjang kegiatan

Recana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPH-P Model Seruyan Unit XXI

harus aman dari gangguan yang pemegang IUPHHK – HA. perlindungan dan konservasi
meliputi : kebakaran hutan, hutan.
kegiatan illegal logging, kegiatan  Tersedianya SDM yang dapat
illegal minning dan lain – lain. melakukan kegiatan
Perlindungan hutan merupakan perlindungan dan konservasi
upaya untuk mengendalikan hutan.
gangguan hutan melalui kegiatan  Implementasi perlindungan
preventif, preemtif dan represif. hutan (preventif, preemtif dan
Untuk terselenggaranya kegiatan represif).
perlindungan hutan harus  Adanya dokumen rencana
didukung oleh SDM dan dana perlindungan dan konservasi
yang memadai. hutan.
 Adanya dokumen laporan
kegiatan perlindungan dan
konservasi hutan.
 Adanya dokumentasi kegiatan
perlindungan konservasi hutan.
 Adanya berita acara
pelaksanaan kegiatan.

Recana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPH-P Model Seruyan Unit XXI

VII. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

Dalam pengelolaan di KPHP Model Seruyan Unit XXI pemantauan, evaluasi dan
pelaporan kegiatan merupakan hal yang sangat penting dilakukan agar seluruh
kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan target yang ditetapkan.
Kegiatan pemantauan, evaluasi dan pelapran dimaksudkan untuk melihat sejauh
mana tingkat pencapaian dan keberhasilan dari suatu pengelolalaan yang
dilaksanakan.

A. Pemantauan

Pemantauan adalah kegiatan pengamatan yang terus menerus terhadap


pelaksanaan suatu tugas dan fungsi suatu organisasi. Kegiatan pemantau
ditujukkan dengan evaluasi yang dilakukan oleh unsur internal KPHP,
pemantauan mendorong terhadap jalannya pengelolaan kawasan.

Pemantauan dilaksanakan dengan melakukan penilaian terhadap pengelolaan.


Pemantauan (Monitoring), adalah kegiatan yang dilakukan guna mengawal
rencana yang telah ditetapkan dengan cara meninjau kemajuan (dan capaian)
berkala (biasanya setiap triwulan) terhadap Rencana Pengelolaan Hutan
Tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Jangka Panjang atau
dokumen Rencana Pengelolaan ini. Rencana Pengelolaan Tahunan ini
dilaksanakan melalui Rencana Operasional dari individu penanggung jawab
implementasi. Oleh karenanya dipandang penting untuk menetapkan output
atau target dan indikator capaian berjalan dari setiap program kegiatan
yang dirumuskan.

Pemantauan terhadap jalannya pengelolaan kawasan dilaksanakan oleh


KPHP Model Seruyan Unit XXI bersama – sama dengan instansi terkait dan
pihak ketiga (LSM dan NGO) sebagai mitra. Pemantauan dilaksanakan
dengan melakukan penilaian terhadap seluruh komponen pengelolaan. Hasil

Recana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPH-P Model Seruyan Unit XXI

yang diperoleh dari pemantauan akan dijadikan bahan pertimbangan dalam


evaluasi pengelolaan. Pemantauan dapat dilakukan secara berkala.

B. Evaluasi

Evaluasi berbeda dengan pemantauan, evaluasi ini dimaksudkan sebagai


penilaian kinerja yang dilakukan pada setiap akhir suatu masa/durasi
perencanaan, dalam hal ini adalah setiap akhir tahun (jangka pendek) dan
setiap akhir dasawarsa akhir dari dokumen ini (jangka panjang). Oleh
karenanya ada peluang dilakukannya review dokumen pada perencanaan ini,
maka evaluasi juga dapat dijadikan dasar bagi penetapan keputusan menurut
rencana pada tengah dasawarsa (lima tahun). Evaluasi terhadap jalannya
pengelolaan kawasan dilaksanakan oleh KPHP Model Seruyan Unit XXI
bersama – sama dengan instansi terkait.

Evaluasi dilakukan dengan melihat ukuran kuantitatif dan kualitatf dengan


menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan, yang dikategorikan
kedalam kelompok masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome) dan
manfaat (benefit).

Evaluasi dilakukan tiap tahun selama jangka waktu perencanaan jangka


panjang. Indikator yang digunakan tentu saja tergantung pada apa yang
dikembangkan dalam rencana kelola. Secara umum digunakan indikator
output, meskipun secara teoritik bisa terbagi menjadi 3 (tiga) macam, yaitu:

1. Indikator Input, yaitu Indikator yang digunakan untuk mengukur jumlah


sumberdaya seperti anggaran (dana), SDM, peralatan, material, dan
masukan lainnya yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan.
Dengan meninjau distribusi sumberdaya dapat dianalisis apakah alokasi
sumberdaya yang dimiliki telah sesuai dengan rencana stratejik yang
ditetapkan.

Recana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPH-P Model Seruyan Unit XXI

2. Indikator Proses, yaitu Dengan membandingkan keluaran dapat


dianalisis apakah kegiatan yang terlaksana sesuai dengan rencana.
Indikator Keluaran dijadikan landasan untuk menilai kemajuan suatu
kegiatan, apabila tolok ukur dikaitkan dengan sasaran kegiatan yang
terdefinisi dengan baik dan terukur. Oleh karena itu indikator ini harus
sesuai dengan lingkup dan sifat kegiatan instansi.

3. Indikator Output, yaitu Pengukuran indikator Hasil seringkali rancu


dengan pengukuran indikator Keluaran. Indikator outcome lebih
utama daripada sekedar output. Walaupun produk telah berhasil
dicapai dengan baik belum tentu secara outcome kegiatan telah
tercapai. Outcome menggambarkan tingkat pencapaian atas hasil
lebih tinggi yang mungkin menyangkut kepentingan banyak pihak.
Dengan indikator outcome instansi dapat mengetahui apakah hasil
yang telah diperoleh dalam bentuk output memang dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya dan memberikan kegunaan yang besar bagi
masyarakat.

Evaluasi keberhasilan program pengelolaan KPHP Model Seruyan Unit


XXI dapat diukur dari :

1. Tingkat penguasaan terhadap kawasan hutan.


2. Timbulnya kesadaran dan meningkatnya peran aktif masyarakat
terutama yang berada di dalam dan disekitar kawasan.
3. Berhasilnya program pemberdayaan masayarakat di dalam dan
disekitar kawasan.
4. Meningkatnya pengelolaan kawasan oleh seluruh stakeholder
terkait yang memiliki kepedulian terhadap kawasan KPHP Model
Seruyan Unit XXI.
5. Tersedianya data dan informasi mengenai potensi kawasan.

Evaluasi kegiatan pengelolaan KPHP Model Seruyan Unit XXI tingkat


kabupaten dilakukan oleh Bupati Kabupaten Seruyan melalui Kepala

Recana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPH-P Model Seruyan Unit XXI

Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan. Pada tingkat


propinsi kegiatan pemantauan dan evaluasi dilakukan oleh Gubernur
Kalimantan Tengah melalui Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan
Tengah. Pada tingkat nasional pemantauan dan evaluasi dilakukan oleh
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui UPT Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang relevan di Kalimantan Tengah
seperti BPHP Wilayah X, BKSDA dan BPKH.

Pada tingkat propinsi kegiatan pemantauan dan evaluasi dilakukan oleh


Gubernur Kalimantan Tengah melalui Kepala Dinas Kehutanan Propinsi
Kalimantan Tengah.

Pada tingkat nasional pemantauan dan evaluasi dilakukan oleh Menteri


Kehutanan dan Lingkungan Hidup melalui UPT Departemen Kehutanan di
Kalimantan Tengah seperti BPHP Wilayah X, BKSDA, BPDAS Kahayan
dan BPKH wilayah Kalteng.

Alur Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Pengelolaan KPHP Model


Seruyan Unit XXI adalah sebagai berikut :
Dinas kehutanan dan
Dilakukan Bupati perkebunan kab.
KABUPATEN evaluasi Seruyan melalui Seruyan

Dilakukan Gubernur Dinas


PROPINSI evaluasi Kalimantan tengah Kehutanan
melalui Propinsi

BPHP
PEMERINTAH Dilakukan Menteri
evaluasi BKSDA
PUSAT Kehutanan melalui
BPKH

Skema 1. Alur Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Pengelolaan KPHP Model


Seruyan Unit XXI

Recana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPH-P Model Seruyan Unit XXI

C. Pelaporan

Pelaporan merupakan bentuk pertanggungjawaban kegiatan mulai dari


perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring dan evaluasi. Pada
instansi pemerintah, pelaporan seluruh kegiatan yang dilaksanakan
disampaikan dalam laporan LKJ. Pelaporan tersebut dimaksudkan untuk
mengkomunikasikan capaian kinerja dari suatu hak instansi pemerintah dalam
satu tahun anggaran, yang disampaikan kepada pihak yang memiliki hak atau
yang berkewenangan meminta keterngan atau pertanggungjawaban.

Dengan status saat ini sebagai UPTD Dinas Kehutanan Dan Perkebunan
kepala KPHP Model Seruyan Unit XXI memiliki kewajiban untuk menyampaikan
seluruh perencanaan dan juga hasil monitoring dan evaluasi implementasi
kegiatan dalam perencanaan secara reguler kepada (Kepala) Dinas Kehutanan
dan Perkebunan selaku atasannya. Seandainya nantinya Permendagri No.
61 Tahun 2010 yang menempatkan KPH sebagai Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) yang independen, maka pelaporan akan disampaikan
langsung kepada Kepala Daerah atau dalam hal ini adalah kepada Bupati
Seruyan. Pelaporan hasil perencanaan serta hasil monitoring dan evaluasi
implementasinya dilakukan sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.

Sebagai KPH Model, maka pelaporan juga harus dilakukan kepada Pemerintah
Pusat c.q. Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dikarenakan sangat
penting bagi pembelajaran dan juga dikarenakan sebagaian dari pembiayaan
implementasi KPHP Model Seruyan Unit XXI diperoleh dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pelaporan ini tentu saja dilakukan
secara berjenjang, dimana Kepala KPHP Model Seruyan Unit XXI
menyampaikan kepada Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten,
dan selanjutnya akan dilanjutkan oleh Kepala Dinas Kehutanan kepada Bupati
setempat dan juga Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Recana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPH-P Model Seruyan Unit XXI

Apabila KPHP Model Seruyan Unit XXI di ambilalih oleh Provinsi pelaporan
langsung disampaikan kepada Kepala Dinas Kehutanan, dan selanjutnya akan
dilanjutkan oleh Kepala Dinas Kehutanan kepada Gubernur Kalimantan
Tengah. Disamping yang bersifat reguler, pelaporan juga dilekukan dalam
konteks insidentil, yaitu sewaktu-waktu dibutuhkan oleh pengguna (users)
terutama pada saat-saat khusus (misal ada bencana alam), baik diminta
ataupun tidak.

Kegiatan pelaporan adalah kegiatan yang tidak terpisahkan dari kegiatan


monitoring dan evaluasi sehingga membutuhkan tanggung jawab dari kegiatan
monitoring dan evaluasi di lapangan, agar dapat diketahui oleh pihak lain yang
terkait, maka harus dibuat laporan kegiatan. Laporan yang dibuat harus sesuai
dengan prosedur dan tata waktu pembuatan laporan yang diatur oleh peraturan
perundang – undangan. Ada beberapa kegiatan yang sudah diatur oleh
Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup tentang prosedur pembuatan
laporan.

Segala kegiatan pengelolaan baik kemajuan kegiatan, masalah/kendala


kegiatan serta hasil - hasil kegiatan dilaporkan secara berkala oleh UPTD
kepada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan selaku instansi
di atas UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI secara hierarki:

Recana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPH-P Model Seruyan Unit XXI

Dari penjelasan tentang peloran di atas dapat di buat skema sebagai berikut :

Menteri Kehutanan dan


Lingkungan Hidup
BPDAS-HL BPHP BKSDA BPKH
Tingkat Pusat
---------------------------------------------------------------------------------------------------

Gubernur

Dinas Kehutanan Prov

Tingkat prov
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bupati
KPHP Model
Seruyan Unit XXI
Tingkat kab/kota
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Skema 2. Skema Pelaporan Kegiatan KPHP Model Seruyan Unit XXI

Pada kegiatan pelaporan, KPHP Model Seruyan Unit XXI melaporkan hasil
akhir dari seluruh kegiatan – kegiatan yang dilaksankan oleh KPHP Model
Seruyan Unit XXI dari seluruh kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan sesuai
dengan fungsi dan tugasnya secara berkala. Acuan yang digunakan dalam
pelaporan adalah berdasarkan standar prosedur operasional yang berlaku dan
mengacu kepada prosedur kerja KPHP Model Seruyan Unit XXI.

Model Sistimatika Pelaporan Akhir (Final Report) yang dikembangkan adalah


sebagai berikut :

Recana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPH-P Model Seruyan Unit XXI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Hasil yang Diharapkan
1.4. Metodologi
BAB II RENCANA PENGELOLAAN KPH
2.1. Ringkasa Rencana Jangka Panjang
2.2. Visi dan Misi Rencana Jangka Pendek
2.3. Tujuan dan Sasaran
BAB III HASIL DAN ANALISIS PEMANTAUAN
3.1. Kemajuan Triwulan I
3.2. Kemajuan Triwulan II
3.3. Kemajuan Triwulan III
BAB IV HASIL DAN ANALISIS EVALUASI TAHUNAN
4.1. Kondisi Awal
4.2. Capaian Akhir Tahun
4.3. Analisis dan Kesimpulan Capaian Kinerja
4.4. Rekomendasi Tindak Lanjut
BAB V. PENUTUP
DAFTAR PUSAKA
LAMPIRAN

Skema 3. Model Sistimatika Pelaporan Akhir (Final Report)


Model sistematika pelaporan diatas untuk memberikan arahan mengenai
sistematika pelaporan kegiatan agar adanya konsistensi dalam tiap periode
pelaporan sehingga memudahkan dalam monitoring dan evaluasi, namun
demikian dapat dikembangkan atau modifikasi, seperti misalnya penambahan
atau pengurangan item, yang disesuaikan dengan kebutuhan saat pelaporan,
seperti saat terdapat hal yang dinilai urgent atau penting untuk dilaporkan pada
saat itu.

Recana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPH-P Model Seruyan Unit XXI

VIII. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kabupaten Seruyan dibentuk berdasarkan Undang - undang Nomor 5


Tahun 2002 yang merupakan salah satu dari delapan Kabupaten yang
dimekarkan di Propinsi Kalimantan Tengah dengan luas + 16.404 km2.

2. Kabupaten Seruyan dibentuk berdasarkan Undang - undang Nomor 5


Tahun 2002 yang merupakan salah satu dari delapan Kabupaten yang
dimekarkan di Propinsi Kalimantan Tengah dengan luas + 16.404 km2.

3. Wilayah KPHP Model Seruyan Unit XXI Kabupaten Seruyan Provinsi


Kalimantan Tengah sudah sesuai dengan dokumen rancangan
pembangunan KPHP Model ini, telah dibagi ke dalam 9 blok (3 blok di
Hutan Lindung dan 6 Blok di Hutan Produksi) dengan luas wilayah 373.909.
Pembagian blok – blok pengelolaan KPHP telah mengacu pada peraturan
Perdirjen Planologi Kehutanan Nomor : P.5/VII-WP3H/2012.

4. KPHP Model Seruyan Unit XXI memiliki Wilayah Tertentu seluas 24.242,30
Ha dari luas wilayah KPHP Model Seruyan Unit XXI yang terbagi kedalam 5
blok, terdiri dari: Wilayah Tertentu Hutan Lindung : HL-Blok Pemanfaatan
seluas 8.844,8 Wilayah Tertentu Hutan Produksi dan Hutan Produksi
Terbatas : HP - Pemberdayaan Masyarakat seluas 5.903 Ha HP-
Pemanfataan - HHK-HA seluas 1.475,2 Ha, HP-Pemanfaatan – HHK-HT
seluas 2.419,4 Ha dan pemanfaatan Kawasan (Jasling, HHBK dan lain –
lain) seluas 5.599,9 Ha.

5. Visi dari berdirinya KPHP Model Seruyan Unit XXI adalah terwujudnya
pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan menjamin kelestarian
manfaat hutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di

Recana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPH-P Model Seruyan Unit XXI

sekitar wilayah KPHP Seruyan. Sesuai dengan visi tersebut Unit KPHP
Model Seruyan Unit XXI berupaya maksimal dalam menyelenggarakan
pengurusan hutan untuk memperoleh manfaat yang optimal dan lestari
secara efisien dan efektif serta untuk sebesar - sebesarnya kesejahteraan
masyarakat di dalam dan sekitar kawasan hutan.

6. Misi dari KPHP Model Seruyan Unit XXI adalah Memantapkan kepastian
status kawasan hutan serta batas wilayah KPHP Model Seruyan,
Memantapakan data dan informasi Biofisik, Sosial, Ekonomi dan Potensi
Seluruh Areal KPHP Model Seruyan Unit XXI, Memantapkan Kelembagaan
KPHP Model Seruyan, Memantapkan Penyelenggaraan Perlindungan
dan Konservasi Sumberdaya Alam, Memantapkan Pelaksanaan
Pengelolaan Kawasan hutan secara lestari dan Memantapkan
Pelaksanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL).

7. Rencana kegiatan jangka panjang KPHP Model Seruyan Unit XXI tahun
2016 – 2025 memliki total estimasi biaya sebesar Rp16.054.669.785. Miliar
yang difokuskan pada 15 kegiatan terdiri dari (1) Inventarisasi berkala
wilayah kelola serta penataan hutannya, (2) Pemanfaatan hutan pada
wilayah tertentu, (3) Pemberdayaan Masyarakat, (4) Pembinaan dan
pemantauan pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi pada areal yang sudah
ada izin pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan, (5)
Penyelenggaraan rehabilitasi pada areal diluar izin, (6) Pembinaan dan
pemantauan pada areal yng sudah ada izin pemanfaatan dan penggunaan
kawasan hutan, (7) Penyelenggaraan perlindungan hutan dan konservasi
alam, (8) Penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang
izin, (9) Koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder terkait, (10)
Penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM, (11) Penyediaan pendanaan,
(12) Pengembangan database, (13) Rasionalisasi wilayah kelola, (14)
Review rencana Pengelolaan wilayah KPHP (minimal 5 tahun sekali) dan
(15) Pengembangan investasi.

Recana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPH-P Model Seruyan Unit XXI

8. Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian oleh KPHP Model Seruyan


Unit XXI yang bekerjasam dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Seruyan terhadap wilayah kelola yang telah dibebani izin
(HA/HT) dan yang belum dibebani izin serta masyarakat yang berada di
dalam dan disekitar kawasan hutan. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan
dan Pengendalian tersebut dilakukan secara rutin dan berkala.

9. Dinas Kehutanan dan Perkebuan Kabupaten Seruyan berperan sebagai


pengawas langsung dari kegiatan yang dilaksanakan oleh KPHP Model
Seruyan Unit XXI di samping institusi lain yang memiliki relevansi dengan
kegiatan di KPHP Model Seruyan Unit XXI secara hierarki seperti Dinas
Kehutanan Propinsi Kalimantan Tengah, BAPPEDA, BPKH, BPDAS dan
BPHP. Sebagai organisasi pengelola kawasan hutan produksi, maka Unit
KPHP Model Seruyan harus memiliki wewenang untuk melakukan
pengawasan terhadap unit - unit manajemen.

10. Kegiatan pengendalian kegiatan KPHP Model Seruyan Unit XXI, sementara
ini tetap berada di bawah wewenang Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Seruyan. Pengendalian kegiatan tersebut akan beralih ke
KPHP, apabila KPHP Model Seruyan Unit XXI telah menjadi KPHP yang
mandiri.

11. Pelaksanaaan pemantauan dan evaluasi dilakukan secara periodik dan


berkelanjutan, sedangkan pelaporan akan disampaikan secara bulananan,
semester dan tahunan. Pelaporan tersebut akan dilaksanakan kepada
instansi terkat baik itu kepada pemerintah Kabupaten, Provinsi dan
maupun Pemerintah Pusat.

Recana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah
UPTD KPH-P Model Seruyan Unit XXI

B. Saran

Rencana pengelolaan yang telah disusun ini diharapkan dapat dipedomani oleh
semua pihak yang memiliki kepentingan dan ketertarikan dengan KPHP Model
Seruyan Unit XXI. Pelaksanaan dan penjabaran lebih lanjut dari rencana
pengelolaan ini perlu dimonitor pencapaian pelaksanaannya agar tetap
konsisten sesuai dengan tujuan yang ingin di capai.

Namun disadari pula bahwa masa perencanaan ini cukup panjang sehingga
seringkali sulit untuk dapat diprediksi dinamika yang terjadi baik teknis,
kebijakan maupun politis. Dalam kerangka ini maka rencana pengelolaan
KPHP Model Seruyan Unit XXI jangka panjang ini terbuka untuk dapat direvisi
agar dapat sinkron dan tetap bersinergi terhadap kebijakan maupun
kepentingan banyak pihak selama dapat memberikan dampak yang lebih baik
kedepan.

Recana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

DAFTAR PUSAKA

BPS Kabupaten Seruyan. 2014. Kecamatan Seruyan Hulu Dalam Angka 2015.
(Katalog BPS : 1102001.6208050). Kabupaten Seruyan.

BPS Kabupaten Seruyan. 2014. Kecamatan Suling Tambun Dalam Angka 2015.
(Katalog BPS : 1102001.6208051). Kabupaten Seruyan.

BP2HP Wilayah XII Palangka Raya. 2015.

Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan. 2012. Data Statistik Hutan
dan Kebun. Kuala Pembuang. Kabupaten Seruyan.

Dinas PU Pengairan. 2007. Dalam Ringkasan (RTnRHL dan RKRHL). Dinas


Kehutanan dan Perkebunan. 2009.

Dnas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan. 2008. Data Potensi Kayu.
Kuala Pembuang. Kabupaten Seruyan.

Ir. Djajono, Ali, M.Sc. 2011. Gambaran Umum Kesatuan KPH. Kementerian
Kehutanan. Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kehutanan.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan. Jakarta.

Kabupaten Seruyan. 2008. Analisis Jenis Tanah. Peta Land System Land Suitability
Skala 1 : 250.000 (Report, 1988). Provinsi Kalimantan Tengah Dalam
Review Data Spasial Lahan Kritis.

KPHP Model Seruyan. 2015. Laporan HHBK. Tumbang Manjul. Seruyan Hulu.

KPHP Model Seruyan. 2015. Reprogramming KPHP Model Seruyan. Tumbang


Manjul. Seruyan Hulu.

Perbub Seruyan Nomor 26 Tahun 2012 Tentang Bagan Susunan Organisasi


Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model Seruyan Unit XXI

Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Nomor : P.5/VII – WP3H/2012


Tanggal 14 Maret 2012 Tentang Petunjuk Teknik Tata Hutan dan
Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan
Pengelolaan Hutan Produksi. Jakarta.

PP Nomor 6 Tahun 2007. Tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana


Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan, Penetapan Luas Wilayah
KPH Diatur oleh Menteri Kehutanan. Jakarta.

Perdirjen Planologi Kehutanan Nomor : P.5/VII-WP3H/2012. Tentang Petunjuk


Teknis Tata Hutan. Jakarta.

P.6/MENHUT-II/2010. Tentang Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK)


Pengelolaan Hutan Pada Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL)
dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP). Jakarta.

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Seruyan
UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Permenhut Nomor : P.39/Menhut-II/2013. Pemberdayaan Masyarakat Setempat


Melalui Kemitraan Kehutanan.

Permenhut Nomor : P.47/Menhut-II/2013. Tentang Pedoman, Kriteria Dan Standar


Pemanfaatan Hutan di Wilayah Tertentu Pada Kesatuan Pengelolaan Hutan
Lindung Dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi.

Permenhut Nomor : P.12/Menlhk-II/2015. Tentang Pembangunan Hutan Tanaman


Industri.

Pasaribu, S. Hadi. 2012. Forest Investment Program (Rencana Investasi Kehutanan


Indonesia). Kementerian Kehutanan. Jakarta.

PT. Central Multicon Jaya. 2015. Hasil Pengukuran Peta Kelas Kelerengan dalam
Laporan Akhir Identifikasi Biofisik, Sosial Ekonomi dan Potensi Seluruh
Areal KPH-P Model Seruyan. PT. Central Multicon Jaya. Palangka Raya.

PT. Kharisma Tritunggal. 2015. Laporan Akhir Jasa Konsultasi HHBK Unggulan.
PT. Kharima Tritunggal. Palangka Raya.

Status Kawasan Hutan KPHP Model Seruyan Unit XXI berdasarkan Permenhut
529/2012 Tentang Penunjukan Areal Hutan Provinsi Kalimantan Tengah.

Stasiun Meteorologi III Nanga Pinoh Balai Wilayah II, Badan Meterologi dan
Geofisika, Departemen Perhubungan(2001- 2010) dalam PT. Erna
Djuliawati. Curah Hujan (CH) Dalam Satuan (mm) Dan Hari Hujan (HH)
Dalam Satuan (Hari) Tahun 2016 – 2025 (Hasil modifikasi dari hitungan
desimal ke milimeter).

Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (2016 – 2025) UPTD KPHP Model Seruyan Unit XXI

Anda mungkin juga menyukai