Anda di halaman 1dari 8

Supported By:

Edukasi Digital, Demi Pemerataan


Kualitas Pendidikan

w w w.tek nopreneur.com

TEKNOPRENEUR INDONESIA
THE HABIBIE CENTER Jl. Kebayoran Lama Raya No. 80B-2, Jakarta 11540
Jl. Kemang Selatan No. 98, Jakarta 12560 Telp. 021-22530688 | info@teknopreneur.com
Edukasi Digital, Demi Pemerataan Kualitas Pendidikan

Edukasi Digital,
Ilham A. Habibie

Demi Pemerataan
Ketua LDST THC / Ketua Pelaksana Dewan TIK Nasional

Dari Kemang Selatan...


The Habibie Center adalah salah satu yayasan atau NGO yang bergerak
di bidang-bidang yang terkait dengan demokrasi. IDST adalah Institut
Kualitas Pendidikan
Demokrasi Melalui Sains dan Teknologi, jadi tujuannya adalah selain
memahami demokrasi juga bagaimana mengembangkan sains dan
teknologi. Agar kita dapat berkembang secara sains dan teknologi
serta melaksanakan proses demokrasi. Demokrasi inipun bisa di Khusus mengenai tema pendidikan dengan Pemetaan Pemerataan
segala bidang, tidak hanya sosial politik tetapi juga ekonomi dan juga berkembangnya digitalisasi maka bidang pendidikan dapat Pendidikan Nasional
pendidikan seperti yang akan dibahas saat ini. Apa yang bisa dilakukan

S
diterapkan dimana saja dengan cara yang memadai. Kita
oleh sains dan teknologi dalam penerapannya terkait dengan ebelum pemaparan lebih
pendidikan, dikembangkan oleh kita dan untuk kita Indonesia. Kita bisa menggunakan alat untuk memfasilitasi pendidikan ke
jauh mengenai apa yang akan
tidak menutup diri sains dan teknologi yang berasal dari ide-ide luar siapapun di dunia, tetapi yang perlu dibahas sesungguhnya dilakukan pemerintah untuk
negeri karena di Habibie Center ini bangsa Indonesia harus berperan tidak hanya bisa dilakukan secara massal, namun bisa bidang pendidikan ada baiknya kita
didalam negeri, karena hanya bangsa kita sendiri yang mengerti apa dilakukan individualisasi pendidikan dimana setiap anak- membahas terlebih dahulu latar
yang harus dilaksanakan demi Indonesia tercinta. belakang pemetaan pendidikan
anak menerima pendidikan yang berbeda-beda. Jadi
walaupun mereka berada di satu sekolah yang sama tetapi secara nasional. Kalau kita melihat
dari akses pendidikan dasar dan
kebutuhannya bisa berbeda, sehingga selain ada efek menengah, kita dapat melihat
massal terdapat juga efek individual, dengan teknologi Angka Partisipasi Kasar (APK),
digital inilah ada potensi untuk bisa terlaksana. ini adalah salah satu indikator
untuk mengukur layanan akses
pendidikan dasar dan menengah,
APK inilah yang dijadikan acuan.

Secara nasional ada SD dan ada MI


serta dalam proses pelayanannya
diatur oleh Departemen
Pendidikan dan Kementerian

01
Edukasi Digital, Demi Pemerataan Kualitas Pendidikan Edukasi Digital, Demi Pemerataan Kualitas Pendidikan

menjadi prioritas Presiden RI untuk


Kemendikbud saja ada 17.900.000
anak, dengan bantuan biaya
operasional SD Rp450.000 per
tahun, SMP Rp750.000 per tahun
dan SMA/SMK Rp1.000.000 per
tahun, ini adalah salah satu bentuk
di tingkat SD tinggi rasionya yaitu intervensi Pemerintah RI.
1,04 begitupula di tingkat SMP
cukup tinggi rasionya 0,9 dan Dengan prioritas daerah-daerah
ini berkat program intervensi terluar, tertinggal dan terdepan
dari pemerintah jadi ada 17 artinya yang APK rendah
juta anak bersekolah mendapat pemerintah melakukan intervensi.
ruangan belajar berkat adanya Contohnya prioritas pendidikan
intervensi pemerintah. Yang cukup dasar dan menengah, bisa saja
memprihatinkan adalah di tingkat seorang anak tidak bisa sekolah
SMA dimana rasionya 0,6 yang karena tidak ada satuan pendidikan
artinya hampir 50 persen yang dan persoalan jarak yang terlalu
kurang beruntung. jauh, solusinya kita membangun
asrama dengan membangun
Program peningkatan akses 10 SMP beratap sebab di Papua
pelayanan pendidikan menengah, apabila sekolah tidak di asramakan
mengapa di tingkat SD cukup maka akan kesulitan untuk
berhasil sebab ada intervensi bersekolah, dan masalah budaya
pemerintah berupa operasional sangat rentan sekali terkadang
melalui Dana BOS, jadi sangat perbedaan kelompok menentukan
menolong sekali bantuan dari pula dalam penempatan asrama,
pusat. Ketika pertama kali meskipun upaya ini belum
desentralisasi pada tahun 2013 maksimal tetap kita lakukan.
Kalau APK menurut jenjang yang artinya tamatan SMP banyak banyak yang sibuk dengan struktur
pendidikan pada 2013 dan yang tidak meneruskan sekolahnya. baru, banyak sekolah yang tak Kemudian ada sekolah di garis
2014, SD sudah 110 persen Kalau dilihat APK dari pemetaannya terurus jadi pemerintah intervensi depan yang dimaksud adalah di
tetapi semakin lama APK nya SD dibawah 75 persen itu untuk bantuan dana operasional. perbatasan, misalnya di Kalimantan
menurun, hal ini menimbulkan ada 5 kabupaten di Papua, Ada bantuan biaya operasional yang berbatasan dengan
dua pertanyaan, apakah Keluarga kemudian diatas 75 persen ada bagi keluarga miskin dengan Malaysia, yang perbandingannya
Agama, di APK ini keduanya Berencana berhasil karena jumlah 50 kabupaten, diatas 95 persen program Indonesia Pintar yang cukup signifikan dan kita juga
populasi turun atau saat itu salah ada 455 kabupaten, dilihat dari ada 9 kabupaten dan masih sama
digabungkan. Sebenarnya indikator
memprediksi titik awal, fenomena penyebaran inilah pemerintah berada di Papua.
APK sudah diatas 100 persen,
SMP 41 persen dan SMA/SMK, ini sedang diteliti terus, terutama melakukan intervensi dan
di perkotaan, yang ternyata ada pemerintah memperhatikan akses Kalau APK menurut jenjang
86 persen, kalau dilihat secara
beberapa SD yang susah, populasi pelayanan pendidikan, dimana ekonomi di SD tidak terlalu
nasional rata-rata APK 95 persen.
yang ada di komunitas itu memang yang aksesnya masih rendah berpengaruh, baik golongan miskin
sudah bukan populasi yang disitulah pemerintah melakukan maupun golongan kaya tetap
Kemudian sejumlah kabupaten dan
produktif lagi dan hal ini sudah intervensi dengan membangun menyekolahkan anaknya. Tetapi
kota memiliki rata-rata APK yang
dilakukan in depth analysis. sekolah baru atau membuat kelas kalau dilihat perbandingan SMP
rendah 75 persen, yang artinya
baru. Kemudian untuk SMP yang mulai berubah, yang golongan
ada anak-anak yang ingin sekolah
Sedangkan untuk SMP kalau kita APK dibawah 75 persen ada di 5 kaya 91 persen sedangkan yang
tetapi tidak masuk sekolah, antara
bandingkan 2013, 96 persen; pada kabupaten dan rata-rata berada di golongan miskin 86 persen, begitu
lain SD sebanyak 5 kabupaten
2014, 100 persen dan sekarang Papua dan Kalimantan Utara, yang masuk ke SMA yang mengeluarkan
yang perlu perhatian khusus, SMP
ada di 101 persen, yang artinya ini diatas 75 persen ada 33 kabupaten biaya cukup besar perbandingan
ada 28 kabupaten, SMA/SMK
adalah persentase anak usia 15 dan ada yang diatas 95 persen, golongan kaya dan golongan miskin
159 kabupaten kota, kita perlu
tahun masuk SMP. Lalu yang SMA rata-rata nasional diatas 95 persen semakin rendah. Apabila kita
intervensi agar anak-anak dapat
85 persen dan SMK 95 persen, 433 kabupaten. SMA masih cukup melihat rasionya APK 20 persen
melanjutkan sekolah.
banyak APK dibawah 75 persen terkaya dan 20 persen termiskin

02 03
Edukasi Digital, Demi Pemerataan Kualitas Pendidikan Edukasi Digital, Demi Pemerataan Kualitas Pendidikan

ada listrik, kemudian SMK juga yang artinya sekolah yang terbaik gadget, memasuki era robotic
ada 2,2 persen yang tak dialiri disetiap kabupaten, ada 514 dan berikutnya adalah era
listrik. Sekolah Luar Biasa (SLB) ada sekolah rujukan, dan menjadi pusat intelligence automation dan
3,9 persen yang tak dialiri listrik. di setiap kabupaten. Di sekolah artificial intelligence. Kemampuan
Lalu bagaimana dengan jaringan rujukan inilah dilatih instrukturnya, robot yang sekarang ini semakin
internet, SD yang berinternet ada dilatih gurunya untuk kompetensi meningkat mampu menggantikan
48 persen, SMP yang berinternet komputer, dan setiap sekolah pekerjaan manusia, tidak lama
37 persen sedangkan SMA yang rujukan nantinya ada lima sekolah lagi kita akan dihadapkan pada
berinternet 60 persen, SMK yang binaan, di masa yang akan datang RoboBoss, yang artinya beberapa
berinternet 62 persen dan SLB sekolah rujukan ini akan menjadi pengerjaan akan dilakukan oleh
yang berinternet 57 persen. sekolah yang akrab dengan dunia robot bukan manusia lagi. Dan
digital dan siap dengan metode banyak pekerjaan di telekomunikasi
Lalu sumber belajar apa saja pengajaran di abad 21 yang dikerjakan oleh mesin dan robot,
yang dipersiapkan Kemendikbud, memanfaatkan teknologi dan jadi kita mesti bisa mengajarkan ke
tahun 2017 dipersiapkan untuk sarana lainnya. anak-anak kita untuk bisa bersaing
SD ada 38.000 unit komputer, menghadapi robot, berhadapan
SMP baru saja dibuka penawaran Tantangan Generasi dengan intelligence automation
pengadaan komputer untuk Millenial Menghadapi dan artificial intelligence, di masa
1.500 sekolah dengan komposisi yang akan datang tak menutup
22 unit komputer dengan satu Teknologi Artificial kemungkinan robot yang akan
server di setiap sekolah. Ada Intelligence dan Apa yang mengatur kerja manusia dan harus
juga rumahbelajar.id dan buku Mesti Dipersiapkan siap untuk menghadapi hal ini.
sekolah elektronik disiapkan, ini
semua sudah ada wadahnya dan Tantangan bagi generasi muda Apabila dilihat lebih jauh kondisi
anak-anak beserta guru dapat di abad ke 21 adalah diawali edukasi saat ini, contoh di
membangun asrama. Kemudian Kemudian bagaimana penerapan kita naikkan tetapi tingkat mengaksesnya. Kemendikbud dengan era internet dan generasi perusahaan, perbankan bukan
pemerintah intervensi dengan digital di dunia pendidikan, integritasnya meningkat. Di membentuk sekolah rujukan muda lebih akrab dengan lagi menjadi perusahaan terbesar
membangun SMA/SMK terbuka di Kemendikbud sudah dua targetkan 2018 SMP mencapai
yang sangat membantu untuk tahun menggunakan dua model 70 persen dan SMA mencapai
meningkatkan APK, serta SD-SMP pengajaran, yang pertama 100 persen dengan metode ujian Tantangan edukasi saat ini…
satu atap, sudah ada 4.500 SD-SMP menggunakan kertas, yang kedua nasional berbasis komputer. Di abad 21 saat ini dan ke depan,
satu atap, inilah intervensi yang menggunakan komputer, ujian Lalu kebutuhan infrastruktur Conceptual
otak kanan akan lebih banyak dipakai..
dilakukan oleh pemerintah, sebab nasional berbasis komputer jaringan listrik dan jaringan Age
apabila tidak dilakukan, sampai cukup sukses dilakukan. Secara internet, kemudian kebutuhan
kapanpun anak-anak ini tidak akan nasional nilai akademik 2017 pembelajaran untuk pelajaran
bisa bersekolah. menurun sebab kualitas ujiannya jarak jauh, di SMP di garis depan Information
akan dibuat terintegrasi antara Industrial Age
SD-SMP-SMA dan rencananya akan
dibangun tujuh Hektaree serta kita
Age
sedang merumuskan agar jaringan
internet bisa masuk, jadi sekolah
Agricultural
di garis depan akan mendapatkan Age
pelayanan yang sama dengan yang
di perkotaan.

Melihat pemetaan infrastruktur


pendukung masih banyak sekolah
tanpa listrik, contoh jumlah SD Information Data
Technology Technology
148.000 yang belum ada listrik
tujuh persen, SMP dari 38.000
tanpa listrik 4,8 persen dan
SMA yang kebanyakan ada di
perkotaan ternyata 3 persen tak 18th Century 19th Century 20th Century 21th Century

Sumber : Sri Safitri - Senior Principal Expert Digital & Strategic Portfolio Telkom Indonesia
04 05
Edukasi Digital, Demi Pemerataan Kualitas Pendidikan Edukasi Digital, Demi Pemerataan Kualitas Pendidikan

sementara untuk di masa yang infrastruktur. Kita berharap para Platform Edukasi Berangkat meningkatkan mutu pendidikan
akan datang membutuhkan guru- stakeholder dapat memperkaya dari Kebutuhan Menuju melalui digital, melibatkan semua
guru yang memahami digital. Jadi dengan aplikasi-aplikasi yang pihak yang berkepentingan di
tantangan yang ada membutuhkan bisa membangun kompetensi
Peningkatan Kualitas bidang pendidikan seperti guru,
pendekatan yang berbeda yang generasi muda, karena kalau tidak Pendidikan Nasional murid dan pemerintah dengan
menempatkan pendidik sebagai kita takkan pernah bisa bersaing platform digital comprehensive.
penyedia teknologi, di masa yang dengan mesin. Kita juga turut Platform ruangguru ini adalah Saat ini sudah mencapai 3,1 juta
akan datang anak-anak diharapkan mendukung berbagai startup penyedia learning management pengguna di seluruh Indonesia
memiliki critical thinking, dengan beragam fasilitas yang system yang bertujuan di berbagai daerah dan partner
creativity, emotional intelligence, dimiliki oleh Telkom Indonesia,
cognitive flexibility, sebab hal- besarnya fasilitas ini tentunya kita
hal inilah yang tak bisa dilakukan tidak bisa berjalan sendiri perlu
robot. Apa yang dibutuhkan anak- kerjasama dengan berbagai pihak,
anak untuk menghadapi abad 21 baik kementerian dan berbagai
diantaranya adalah design, story, organisasi serta NGO seperti The
symphony, emphaty, play, karakter Habibie Center, bekerjasama
inilah yang mesti dibangun dengan para pengembang aplikasi
kompetensinya untuk di masa kita berharap dapat membangun
yang akan datang. Tantangannya edukasi di abad 21. Jangan
adalah guru-gurunya orang masa bertarung untuk lebih hebat tetapi
lalu sementara generasi masa berjuang untuk lebih manusiawi.
sekolah ini akan menjadi generasi
yang memimpin di masa yang
akan datang. Kalau kita tidak
mempersiapkan mereka dengan
intelligence automation dan
artificial intelligence maka mereka
takkan bisa bersaing dengan robot.

Kemudian sistem edukasi digital,


kita memiliki Kemendikbud,
Telkom dan berbagai aplikasi
edukasi, ada aplikasi untuk guru
dan ada aplikasi-aplikasi yang
memungkinkan anak-anak kita
begitupula manufaktur, tetapi dinamakan dengan conceptual bisa belajar. Telkom membangun
perusahaan data yang besar. Kalau age yang dibutuhkan adalah infrastruktur untuk activity dan
kita ingat beberapa dekade silam digital creative dimana banyak data center, kemudian security,
perusahaan dengan kapitalisasi membutuhkan ide, kreatifitas, cloud dan analytic. Telkom
terbesar adalah perusahaan inovasi dan jaman sekarang adalah Indonesia yang diberikan mandat
minyak, sementara perusahaan- jaman dimana terjadi perubahan pemerintah untuk membangun
perusahaan terbesar saat ini information technology berubah infrastruktur ini untuk dapat
bergerak di bidang digital. Jadi menjadi data technology dan digunakan oleh para pelaku
kita tidak bisa lagi mengharapkan dengan bermain data, perusahaan- industri. Kita sudah memiliki serat
anak-anak kita untuk misalnya perusahaan tersebut menguasai optik, dari sisi akses kita telah
sekolah ekonomi agar menjadi perekonomian. memiliki 1.000.000 homepass
bankers atau di bidang fabrikasi yang dapat digunakan siswa-
dan teknik industri, dunianya Kompetensi yang dibutuhkan siswa untuk belajar internet,
benar-benar sudah berbeda. Di dulu dengan sekarang berbeda, 326.000 wifi, dan satelit serta
abad 21 otak kanan kita yang kalau dulu kompetensi lebih kita memiliki 95.000 meter data
akan lebih banyak dipakai yang mengedepankan problem solving center untuk memenuhi standar

06 07
Edukasi Digital, Demi Pemerataan Kualitas Pendidikan Edukasi Digital, Demi Pemerataan Kualitas Pendidikan

mesti memperhatikan saudara- di papan bawah dibandingkan mutu pendidikan di Indonesia,


saudara kita yang di daerah jauh negara lain, solusi agar Indonesia yang awalnya hanya pencarian
Tantangan edukasi saat ini… dari buku-buku berkualitas. dapat meningkatkan kualitas guru privat melihat masalah
Kemampuan robot yang semakin meningkat pendidikannya mesti ditemukan. pendidikan seperti sekarang
Selanjutnya adalah disparitas Menurut catatan Bank Dunia, 50 ini dibutuhkan ekosistem
untuk menggantikan pekerjaan manusia…
infrastruktur, bisa dilihat diberbagai persen guru di Indonesia tidak pendidikan dimana yang tidak
daerah sangat berbeda sekali layak mengajarkan mata pelajaran mahal dan bisa diakses diberbagai
infrastrukturnya dengan perkotaan, yang diajarnya, seperti yang sudah tempat yang melibatkan semua
misalnya sekolah yang di Jakarta dipaparkan sebelumnya ada pemangku kepentingan. Jadi
mungkin sudah sangat familiar mismatch antara guru dan mata kita mengembangkan ekosistem
dengan internet tetapi di daerah pelajarannya. pendidikan dan ruangguru
para siswa mengalami kesulitan diarahkan ke ekosistem tersebut.
menggunakan internet, adapula Dengan situasi seperti ini untuk Inti dari ekosistem pendidikan
koneksi internet yang tidak stabil memperbaiki keadaan tentunya adalah Learning Management
juga listrik yang tidak stabil, dari pemerintah ada program System yang kita berikan secara
tentunya menjadi kendala bagi strategis seperti program gratis sebab sesuai dengan
mereka. Selain infrastruktur Indonesia Pintar dan peningkatan visi misi ingin menggunakan
fisik seperti sekolah dan lain infrastruktur seperti Telkom teknologi untuk meningkatkan
sebagainya. Secara performance di daerah-daerah. Ruangguru mutu pendidikan. Jadi agar gap
Indonesia juga masih tertinggal juga ingin berkontribusi untuk perekonomian hilang, yang
dari negara lain, kalau di lihat menyediakan aplikasi yang dapat disiapkan adalah sarana guru dan
peringkatnya, Indonesia berada digunakan untuk meningkatkan siswa dengan berbagai metode

Sumber : Sri Safitri - Senior Principal Expert Digital & Strategic Portfolio Telkom Indonesia

swasta di beberapa daerah. Karena itu ruangguru bergerak ke faktor yang mempengaruhinya
Awalnya terbentuk ruangguru learning management system, terkadang faktor politik turut
ini adalah ingin mencari guru yang sebelumnya adalah potensi mempengaruhi kebijakan.
untuk sekolah diluar negeri yang pendidikan di Indonesia yang dari Kedua adalah kurangnya kualitas
melalui beragam tes seperti TOEFL, aspek penduduk dengan jumlah materi dan pengajaran, untuk
IELTS dan sebagainya. Sulit sekali besar peringkat empat dunia. pengajaran dari hasil UKG secara
mencari guru atau lembaga yang Dan potensi di bidang pendidikan nasional masih 50-60 dari 100.
terkait dengan bidang tersebut, sangat besar, ada 52 juta peserta
padahal berdasarkan jumlah pendidikan Indonesia, sementara Selain itu ada mismatch antara
penduduk Indonesia yang besar itu anggarannya 20 persen APBN, latar belakang guru dengan
kebutuhan untuk sekolah ke luar jadi sesungguhnya ini merupakan pelajaran yang diasuhnya, kita
negeri sangat tinggi dengan adanya potensi yang sangat besar sudah memiliki database guru, dan
beasiswa-beasiswa negara maupun sekali agar peserta didik dapat diharapkan mampu membantu
swasta. Akhirnya dibuatlah sebuah menghadapi tantangan di masa pemerintah untuk mengurangi
portal internet untuk pencarian depan. Tetapi kita menemukan mismatch tersebut. Kemudian
guru privat, berjalannya waktu pendidikan di Indonesia belum materi tidak terjangkau dari segi
dilihat potensi yang lebih besar, sempurna dan masalah pendidikan harga dan infrastruktur, kalau kita
kita melihat bahwa guru-guru sangat banyak, secara garis survei dilapangan harga-harga
butuh materi yang berkualitas besar terdapat tiga masalah, buku mencapai puluhan ribu
terutama guru-guru privat yang yang pertama adalah kebijakan sampai ratusan ribu, untuk buku
mengajar murid-murid sekolah pemerintah yang berbasis data standar saja sudah Rp100.000 dan
dan ternyata semua guru ingin terutama di daerah, belum semua Rp120.000, bayangkan siswa yang
investasi materi berkualitas, karena daerah mengambil kebijakannya kurang mampu harus membeli
tidak semua guru memiliki materi berdasarkan data. Selain itu buku hingga seharga Rp1.000.000
berkualitas dan tidak semua penggunaan anggaran masih sekali pengajaran. Beberapa
guru memiliki akses untuk materi bersifat project base bukan program pemerintah sudah hadir
berkualitas. berbasis data, terkadang banyak memberikan bantuan tapi kita juga

08 09
Edukasi Digital, Demi Pemerataan Kualitas Pendidikan Edukasi Digital, Demi Pemerataan Kualitas Pendidikan

pengajaran yang modern dan


menarik minat belajar anak.

Untuk sekolah dan pemerintah


fungsinya adalah monitoring dan
bisa menghasilkan keputusan
pendidikan yang tepat berbasis
data, sehingga intervensi yang
dilakukan tepat sasaran. Disediakan
Government and School Matchbox,
disini selain pemerintah dan
sekolah bisa memantau nilai tetapi
juga penguasaan topik. Monitoring
ini berguna untuk mengurangi
mismatch antara guru dengan
mata pelajaran yang diajarkan, dari
sini bisa dilihat tingkat kebutuhan
guru di bidang apa yang mesti diisi. mengimplementasikan teknologi layanan pendidikan dan sangat
Orang tua juga memiliki peran di bidang pendidikan, hal menarik disayangkan apabila semua ini
paling besar tetapi masih jarang lainnya adalah dinas pendidikan tidak bisa terlaksana karena tiada
aplikasi-aplikasi yang melibatkan di daerah ragu dengan kerjasama payung hukumnya, alangkah
orang tua sampai bisa memantau ini meskipun gratis sehingga baiknya apabila ada payung hukum
hasil, monitoring berguna bagi terkadang hanya melibatkan untuk kerjasama publik di bidang
orang tua agar dapat memantau pihak swasta saja, padahal pendidikan. Lalu mendorong untuk
perkembangan anaknya dan apa kalau ada payung hukumnya mengambil kebijakan berbasis data
saja yang dibutuhkan oleh anaknya. dinas pendidikan akan tenang di daerah, sejauh ini sudah cukup
mengambil keputusan kerjasama. bagus ada neraca pendidikan yang
Tentunya aplikasi ini tidak bisa sangat membantu sekali untuk
bergerak sendirian masih butuh Kemudian literasi teknologi mengetahui kondisi pendidikan
media sosial dan berkunjung ke guru masih sangat rendah di terutama di daerah-daerah.
daerah-daerah, sebab berdasarkan daerah sekitar Ibukota Jakarta,
pengamatan kebutuhan yang masih butuh pelatihan dalam Lalu rekomendasi untuk
ada justru banyak di daerah- penggunaan komputer yang industri adalah memaksimalkan
daerah, instansi pemerintahan mendasar, sangat disayangkan peran teknologi dalam talent Ilham A. Habibie
seperti dinas pendidikan di era sementara muridnya sudah development, memanfaatkan
lebih bisa tetapi gurunya masih teknologi untuk kebutuhan Ketua IDST THC
desentralisasi seperti sekarang
memiliki kewenangan untuk tertinggal. Pelaksanaan kerjasama pendidikan yang tekstual dengan
mengarahkan kebijakan tertentu. yang masih dibayangi isu-isu mensponsori pendidikan sekolah
Kita banyak melakukan pertemuan edukasi seperti isu pungli yang melalui public partnership.
dengan Kepala Daerah lalu marak di daerah. Kita ingin Memaksimal CSR untuk
melakukan kick-off di daerah dan memberikan rekomendasi, yang pemanfaatan teknologi dibidang
mengundang kepala sekolah yang pertama untuk pemerintah pendidikan yang ternyata gap
diberikan pemahaman di bidang agar mendorong pembangunan CSR di bidang pendidikan masih
teknologi pendidikan dan diberikan infrastruktur di daerah-daerah, sangat besar dibanding bidang
pemahaman pentingnya teknologi utamanya jaringan internet lainnya dan belum terarah serta
bagi sekolah. Pemerintah dan dan jaringan listrik, terkadang belum ada prioritasnya. Kemudian
sekolah di daerah bisa mengakses meskipun jaringan internet mendukung pembangunan
melalui talent development dan jaringan listriknya sudah infrastruktur teknologi pendidikan.
bagus tetapi masih tidak stabil. LIN
Supriano M Ghazzian Afif Sri Safitri
yang diberikan, sekitar 8-9 bulan
Kemudian membuat payung Direktur Pembinaan Government Partnership Senior Principal Expert Digital
diberbagai daerah ditemukan
Sekolah Menengah Pertama & Product Manager & Strategic Portfolio
banyak sekali hal-hal menarik, yang hukum untuk kerjasama publik di
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Ruangguru.com Telkom Indonesia
paling menonjol adalah daerah bidang pendidikan karena banyak & Menengah Kementerian Pendidikan
diluar Jawa lebih antusias untuk pihak swasta yang menyediakan dan Kebudayaan

10 11
w w w. te k n o p re n e ur. c o m

N E X T E V E N T


Fitofarmaka Indonesia,
Paduan Tradisi dan Teknologi

RT
MEDICAL REPO
Supported By:

NOTES

SEPTEMBER 2017

w w w.tek nopreneur.com

THE HABIBIE CENTER THE HABIBIE CENTER


TEKNOPRENEUR INDONESIA
Jl. Kebayoran Lama Raya No. 80B-2, Jakarta 11540
Jl. Kemang Selatan No. 98,Jakarta 12560 Jl. Kemang Selatan No. 98, Jakarta 12560 Telp. 021-22530688 | info@teknopreneur.com

Anda mungkin juga menyukai