Laporan Rencana Kabupaten Soppeng 2021
Laporan Rencana Kabupaten Soppeng 2021
1
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
2
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena telah melimpahkan rahmat-Nya
berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Rencana
Kabupaten Soppeng. Penulisan laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Studio Perencanaan Wilayah.
Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Fadhil Surur, ST., M.Si
dan Bapak Khairul Sani Usman, ST., M. Si. selaku dosen mata kuliah Studio Perencanaan Wilayah
yang telah memberi arahan serta bimbingan. Kami menyadari bahwa teknik penyusunan dan
materi yang kami sajikan masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan dan kekurangan.
Akhir kata, saya sampaikan banyak terima kasih kepada bapak/ibu, pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan laporan ini dari awal hingga akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa memberikan kelancaran segala usaha kita.
Penulis
3
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
DAFTAR ISI
BAB 1-PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG 4
2. LANDASAN HUKUM 5
3. TUJUAN PENELITIAN 6
4. RUANG LINGKUP 6
5. SISTEMATIKA PENULISAN 7
5
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
6
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan merupakan sesuatu pemilihan dan menghu bungkan fakta-fakta,
membuat serta menggunakan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan masa datang
dengan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yg diyakini
diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu (Terry, 1975). Menurut A. I.
Herbertson, Wilayah adalah suatu kesatuan yang kompleks dan tanah, air, udara,
tumbuhan, hewan, dan manusia yang dipandang dari hubungan mereka yang khusus
yang secara bersama-sama membentuk suatu ciri tertentu di atas permukaan bumi.
Perencanaan Wilayah merupakan satu-satunya jalan yang terbuka untuk
menaikkan pendapatan per kapita, mengurangi ketimpangan pendapatan dan
meningkatkan kesempatan kerja (Jhingan, 2000). Pelaksanaan perencanaan ruang
wilayah ini disejalankan dengan tujuan yang hendak dicapai, yaitu tata ruang.
Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah
nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.
Selain itu, penataan ruang diharapkan dapat mengefisiensikan pembangunan dan
meminimalisasi konflik kepentingan dalam pemanfaatan ruang serta meminimalisasi
dampak bencana yang akan muncul seperti banjir, tanah longsor, dan penurunan
kualitas lingkungan penduduk terutama di perkotaan akibat ketidaksesuaian
penggunaan lahan dengan rencana tata ruang (Pemendagri No. 28,2008).
Penataan ruang menurut Undang-Undang No.26 Tahun 2007 “adalah suatu sistem
proses perencanaan tata ruang, memanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan
ruang”. Penataan ruang tersebut perlu didasarkan pada pemahaman potensi dan
keterbatasan alam demi kelestarian lingkungan hidup di masa yang akan datang.
Kabupaten soppeng merupakan salah satu kabupaten yang ada di provinsi Sulawesi
Selatan.
Berdasarkan potensi dan peluang wilayah, Kabupaten Soppeng dapat menjadi
salah satu pusat pengembangan kota. Selanjutnya dalam upaya untuk lebih
memaksimalkan Kabupaten Soppeng sebagai salah satu pusat pertumbuhan dalam
7
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
B. Landasan Hukum
1. Undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
2. SK Menteri Pertanian No.837/KPTS/UM/11/1980 tentang Kriteria dan Tata
Cara Penetapan Hutan Lindung.
3. UU No.41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan.
4. Peraturan Pemerintah No.60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya
Ikan.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.41PRT/M/2007 tentang Pedoman
Kriteria Teknis Kawasan Budidaya.
6. Peraturan Pemerintah (PP) No. 108 Tahun 2015 Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam
Dan Kawasan Pelestarian Alam
7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah.
8. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2021 Penyelenggaraan Penataan
Ruang
8
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari kegiatan studio perencanaan wilayah yang berlokasi di Kabupaten
Soppeng adalah untuk mengumpulkan serta menyusun data menjadi kompilasi data
yang memuat data fisik dasar, kependudukan, sosial dan budaya, ekonomi, sarana
prasarana dan fisik ruang berdasarkan kondisi eksisting di Kabupaten Soppeng serta
menganalisa dan memahami kondisi fisik dan non-fisik serta potensi dan masalah
yang ada, untuk selanjutnya dapat dijadikan landasan pada tahapan perencanaan
dan merumuskan perencanaan selanjutnya.
D. Ruang Lingkup
1. Ruang Lingkup Spasial
Pada penelitian laporan ini lingkup spasial yang dianalisis adalah Kabupaten
Soppeng dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Sidrap dan Wajo
2. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Wajo dan Bone
3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bone
4. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Barru
9
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
E. Sistematika Penulisan
Laporan rencana ini di sajikan dalam sembilan bab, berikut sistematika penulisannya.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini mencakup latar Belakang, landasan Hukum, tujuan penelitian, ruang Lingkup,
dan Sistematika Penulisan.
10
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
11
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
12
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
BAB II
Review Kebijakan Perencanaan dan Good Region
13
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
• Pasal 49
Kabupaten soppeng ditetapkan sebagai salah satu kawasan lindung yang
berupa Taman wisata alam (TWA) Lejja
14
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
15
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
16
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
17
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
18
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
BAB III
ANALISIS DAN PROYEKSI
1. ANALISIS
• Fisik dasar
a. Kondisi Geografis dan Batas Wilayah Administrasi
Kabupaten Soppeng adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Sulawesi
Selatan, Indonesia. Dengan jarak 192 Km kearah selatan dari Kota Makassar
ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten Soppeng memiliki luas 1.500
km². Kabupaten Soppeng dibagi menjadi 8 Kecamatan terdiri dari 49 desa, 21
kelurahan, 124 dusun, dan 39 lingkungan. Secara geografis Kabupaten
Soppeng terletak pada titik pada 4ᴼ06’ Lintang Selatan dan 4ᴼ32’ Lintang
Selatan dan antara 119ᴼ41’ 18’’ Bujur Timur - 120ᴼ06’ 13’’ Bujur Timur
dengan batas - batas sebagai berikut:
Sebelah Utara dengan Kabupaten Sidenreng Rappang dan Wajo,
Sebelah Timur dengan Kabupaten Wajo dan Bone Timur,
Sebelah Selatan dengan Kabupaten Bone
Sebelah Barat dengan Kabupaten Barru.
Secara administratif pada tahun 2020 Kabupaten Soppeng terbagi
menjadi 8 kecamatan dengan luas wilayah setiap kecamatan berbeda –beda.
19
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
Lalabata 278
Liliriaja 96
Ganra 57
Citta 40
Lilirilau 187
Donri-donri 222
Marioriawa 320
Sumber: BPS Kabupaten Soppeng Dalam Angka 2020
20
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
b. Konstelasi
Kabupaten Soppeng merupakan daerah daratan dan perbukitan dengan
luas wilayah 1.500 Km2 atau 150.000 Ha. Secara geografis Kabupaten Soppeng
terletak Kabupaten Soppeng berada pada 4°6’00’’ hingga 4°32’00’’ Lintang
Selatan dan 119°47’18” hingga 120°06’13” Bujur Timur.
21
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
c. Topografi
Letak Kabupaten Soppeng di depresiasi Sungai Walanae yang terdiri dari
daratan dan perbukitan. Dengan luas daratan 700 km2 berada pada
ketinggian rata-rata kurang lebih 60 m di atas permukaan laut.
Gambar 3.3 Peta Topologi Kabupaten Soppeng
22
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
d. Kelerengan
Peta kemiringan lereng dapat diklasifikasikan lereng dengan datar,
kemiringan rendah, kemiringan rendah, kemiringan tinggi, dan curam
berdasarkan kelas lereng. Berdasarkan peta kemiringan lereng di Kabupaten
Soppeng, dapat dianalisis bahwa pada Kecamatan Lalabata merupakan daerah
yang kemiringan lerengnya curam dengan nilai 41,150 %, sedangkan
kecamatan Ganra merupakan daerah yang datar dengan nilai 0,790 %.
23
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
0-15% 42
15-25% 18
25-40% 24
S
Sumber: Webgis Kemendagri 2019
e. Litologi
Setiap bentuk lahan memiliki informasi kondisi topografi, umur,
intensitas proses, dan material utama penyusun bentuk lahan yang dapat
menghasilkan informasi batuan (litologi). Struktur geologi diperoleh dengan
melihat pola-pola kelurusan dan perubahan kondisi topografi yang tegas
berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, terdapat 12 kelas batuan yang
dapat di identifikasi seperti pada table dibawah ini:
24
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
25
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
f. Curah hujan
Sesuai dengan data dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kabupaten Soppeng diketahui bahwa temperatur udara di Kabupaten
Soppeng berada pada sekitar 24ᴼcsampai dengan 30ᴼc. Keadaan angin
berada pada kecepatan lemah sampai sedang sedangkan curah hujan
(rainfall) rata-rata 180 mm dan hari hujan (daily rainfall) 15 Hari.
26
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
Januari 102 17
Februari 68 11
Maret 42 6
April 235 17
Mei 99 12
Juni 187 15
Juli 12 4
Agustus - -
September 0 1
Oktober 3 1
November 35 1
Desember 216 10
Rata – rata 99,9 8,6
Sumber: Soppeng Dalam Angka 2019, BPS
27
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
g. Hidrologi
Secara geomorfologis Kabupaten Soppeng terletak di Depresiasi Sungai
Walanae. Puluhan sungai-sungai yang terletak di Kabupaten Soppeng yang
cukup banyak berpotensi untuk mengairi tanah-tanah pertanian di sekitarnya.
Sungaisungai tersebut antara lain :Sungai Langkemme, berhulu di Gunung
Lapacu bermuara di Sungai walannae, sungai tersebut melalui Dusun
Umpungeng, Dusun Langkemme, Dusun Cenranae, Dusun Soga ke Sungai
Walannae.
Debit (m3det)
Nama DAS
No Luas(ha) maks Min
28
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
5 Padangang 18.654,92 43 35
6 Lawo 14.188,03 56 40
7 Maroi Walanae 12.206,59 51 32
8 Malanroe 18.236,49 1,5 0,5
9 Langkeme 18.236,49 50 30
Sumber: Dokumen RTRW Kabupaten Soppeng dan Data PSDA Kabupaten
Soppeng
h. Kerawanan Bencana
Berdasarkan peta rawan bencana yang ada di Kecamatan Gantarangkeke
yaitu longsor dan banjir. Daerah rawan longsor ditandai dengan daerah yang
memiliki rawan erosi tinggi.
a. Kerawanan bencana banjir
Kawasan rawan bencana meliputi Daerah Aliran Sungai walanae
meliputi Sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau, Liliriaja, Donri-donri,
Marioriawa, Citta dan Ganra.
29
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
< 12 m Tinggi
12-25m Sedang
25-100 Rendah
30
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
Tahun
Kecamatan
2018 2019 2020
Marioriwawo 2 1 -
Lalabata 1 5 3
Liliriaja 1 - -
Ganra - - -
Citta 1 1 -
Lilirilau - - 1
Donri-donri - - -
Marioriawa - - -
Total 8 7 5
31
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
25-100 Rendah
100-500m Sedang
500-1000m Tinggi
32
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
2. Kepadataan penduduk
Secara keseluruhan kepadatan penduduk di Kabupaten Soppeng
pada tahun 2019 mencapai 151,33 jiwa perkilometer persegi. Kecamatan
yang terpadat penduduknya adalah Kecamatan Liliriaja dengan kepadatan
penduduk mencapai 284,38 jiwa perkilometer persegi, sedangkan
kecamatan dengan kepadatan terendah yaitu Kecamatan Marioriawa
dengan kepadatan sekitar 88,08 jiwa perkilometer persegi.
33
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
1. Mariowawo 160,67
2. Lalabata 175,05
3. Liliriaja 292,78
4. Ganra 200,82
5. Citta 201,15
6. Lilirilau 202,15
7. Donri-donri 107,60
8. Marioriawa 90,67
Rata-rata 156,78
34
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
= 151,0 jiwa/Km2
= 0,455 Jiwa/Km2
= 239,06 Jiwa/Km2
3. Struktur penduduk
Piramida penduduk pada dasarnya memiliki definisi yang sama
dengan komposisi penduduk menurut usia dan jenis kelamin. Struktur
penduduk dibuat dalam grafik secara horizontal yang berbentuk piramida.
Dengan adanya piramida penduduk dapat mengetahui perbandingan
golongan produktif dan tidak produktif. serta perbandingan jumlah
penduduk untuk prediksi di masa depan.
35
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
70-74
60-64
50-54
40-44
30-34
20-24
10-14
0-4
15000.0 10000.0 5000.0 .0 5000.0 10000.0 15000.0
4. Angka Ketergantungan
Dependency ratio atau angka ketergantungan adalah salah satu cara
untuk melihat perbandingan banyaknya penduduk usia produktif (15- 64
tahun) dengan penduduk usia non-produktif (0-14 tahun dan >65 tahun).
36
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
𝑃(0−14)+𝑃65+
Dependency Ratio = × 100
𝑃(15−64)
47.238+26.185
= × 100
161.744
= 45%
5. Sex Ratio
Sex ratio (rasio jenis kelamin) merupakan salah satu cara mengetahui
bagaimana komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin, dan
komposisi penduduk.
37
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
𝑃𝑙
Sex ratio = 𝑃𝑝 × 100
Jumlah penduduk Laki−laki
= Jumlah Penduduk Perempuan × 100
106.788
= × 100
119.982
= 89
Tabel 3.13 Angka Kelahiran di Kabupaten Soppeng dalam angka 2019 2020
Angka Tahun
2019 2020
38
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
2. Kematian
Angka kematian atau mortalitas adalah frekuensi kematian
dalam suatu populasi perseribu penduduk setiap tahunnya. Kematian
berarti berkurangnya jumlah penduduk disuatu daerah dan dapat
dihitung dengan persamaan:
2019 2020
39
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
8. Migrasi
Migrasi adalah peristiwa berpindahnya suatu organisme dari suatu
bioma ke bioma lainnya. Secara sederhana migrasi didefinisikan sebagai
aktivitas perpindahan. Sedangkan dalam istilah lain, migrasi adalah
perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat
ke tempat lain yang melampaui batas politik/negara ataupun batas
40
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
b. Sosial Budaya
1. Ketenagakerjaan
Tenaga kerja dibagi atas dua kelompok, yakni kelompok angkatan
kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja merupakan kelompok
penduduk dalam usia kerja yang bekerja atau sedang mencari pekerjaan.
Pada tahun 2020, ada sebanyak 104.857 angkatan kerja usia 15 tahun ke
41
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
Tabel 3.17 Kelompok Angkatan kerja dan bukan Angkatan kerja yang ada
di Kabupaten Soppeng
Kegiatan Utama Jenis kelamin Jumlah
Laki-laki perempuan
Angkatan kerja 69.673 35.184 104.857
2. Tingkat Pengangguran
Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama
sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama
seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan
yang layak. Umumnya pengangguran disebabkan karena jumlah angkatan
kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan
kerja yang ada serta mampu menyerapnya.
42
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
3. Kemiskinan
Kemiskinan adalah ketidakmampuan untuk memenuhi standar
minimum kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan makanan maupun
non-makanan. Penduduk miskin adalah penduduk yang berada di bawah
suatu batas atau disebut sebagai garis kemiskinan. Garis kemiskinan
merupakan nilai rupiah yang harus dikeluarkan untuk memenuhi
kebutuhan hidup, baik kebutuhan hidup minimum makanan maupun
kebutuhan hidup minimum non-makanan.
43
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
2. Garis Kemiskinan
Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per
bulan dibawah Garis Kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk
miskin. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai
pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan
2100 kilokalori perkapita perhari.
44
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
4. Pendidikan
a. Rata-rata lama sekolah
Rata-Rata Lama Sekolah merupakan salah satu indikator dalam
penghitungan Indeks Pembangunan Manusia dari segi pencapaian
pendidikan selain Angka Melek Huruf. Rata-Rata Lama Sekolah
dapat memberikan informasi tentang sejauh mana tingkat
pendidikan yang dicapai oleh penduduk dewasa. Semakin lama
Rata-Rata Lama Sekolah penduduk, maka semakin baik tingkat
pendidikan penduduk tersebut.
7.7
7.6
7.5
Series 1
7.4
7.3
7.2
2017 2018 2019
45
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
46
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
300
250
200
07-12 tahun
150
16-18 tahun
100
50
0
2017 2018 2019
47
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
5. Kesehatan
Umur Harapan Hidup Saat Lahir merupakan suatu alat evaluasi
kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk
pada umumnya dan meningkatkan derajat kesehatan pada
khususnya. Umur Harapan Hidup Saat Lahir yang rendah di suatu
wilayah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan dan
program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan
gizi dan kalori, termasuk program pemberantasan kemiskinan.
68.6
68.4
68.2
2017 2018 2019
48
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
45
40
35
30
25 laki-laki
20 perempuan
15 rata-rata
10
5
0
2017 2018 2019
49
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
• Ekonomi
A. Struktur Ekonomi
Besarnya peranan berbagai lapangan usaha ekonomi dalam
memproduksi barang dan jasa sangat menentukan struktur ekonomi suatu
50
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
daerah. Struktur ekonomi yang terbentuk dari nilai tambah yang diciptakan
oleh setiap lapangan usaha menggambarkan seberapa besar ketergantungan
suatu daerah terhadap kemampuan berproduksi dari setiap lapangan usaha.
Distribusi persentase PDRB menunjukkan kategori yang memiliki peran paling
besar menyumbang PDRB Kabupaten Soppeng selama 5 tahun terakhir
(2016-2020), kategori yang memiliki distribusi persentase terbesar yaitu
lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan. PDRB atas dasar harga
berlaku Kabupaten Soppeng tahun 2018 sebesar 10.002.456,04 juta rupiah.
PDRB atas dasar harga konstan tahun dasar 2010 Kabupaten Soppeng tahun
2018 sebesar 6.497.184,05 juta rupiah.
51
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
52
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
B. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan dalam kemampuan dari
suatu perekonomian dalam memproduksi barang dan jasa. Dengan kata lain,
pertumbuhan ekonomi lebih menunjuk pada perubahan yang bersifat
kuantitatif (quantitatif change) dan biasanya diukur dengan menggunakan
data produk domestic bruto (PDB) atau pendapatan output perkapita.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator makro untuk
melihat kinerja perekonomian secara riil di suatu wilayah. Laju pertumbuhan
ekonomi dihitung berdasarkan perubahan PDRB atas dasar harga konstan
tahun yang bersangkutan terhadap tahun sebelumnya. Pertumbuhan
ekonomi dapat dipandang sebagai pertambahan jumlah barang dan jasa yang
dihasilkan oleh semua lapangan usaha kegiatan ekonomi yang ada di suatu
wilayah selama kurun waktu setahun.
Pertumbuhan ekonomi daerah turut dipengaruhi oleh kondisi
perekonomian secara regional dan nasional. Adanya krisis ekonomi global
yang berdampak pada perekonomian nasional sedikit banyak berdampak
pada pertumbuhan ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Soppeng dapat diketahui dari perkembangan 9 (Sembilan) sektor yakni
pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas
dan air bersih, konstruksi, perdagangan, hotel dan restoran, angkutan dan
komunikasi, keuangan persewaan dan jasa perusahaan, dan jasa-jasa.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng mengalami penurunan
dalam kurung waktu tiga tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Soppeng tahun 2017 mencapai 8,29 persen. Namun tahun 2018 hanya
mencapai 8,11 persen, dan tahun 2019 juga mengalami penurunan hanya
mencapai 7,9 persen. Penurunan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019 ini
karena awal tahun terjadi banjir besar, dan akhir tahun kemarau panjang.
Sedang untuk pertumbuhan ekonomi tahun 2020 ini, belum mempunyai data
yang lengkap
53
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
Tabel 3.24 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar
Harga Konstan 2010 Kabupaten Soppeng Menurut Lapangan Usaha (persen),
2016-2020
Lapangan Usaha PDRB Laju Pertumbuhan PDRB Menurut
Lapangan Usaha atas dasar Harga
Konstan 2010 (Persen)
2020 2019 2018 2017 2016
A. Pertanian,Kehutanan dan 2.5 2.63 8.12 8.92 11.2
Perikanan
B. Pertambangan dan Penggalian 3.86 10.12 9.58 7.69 10.84
C. Industri Pengolahan -2.68 8.18 5.7 10.15 6.68
D. Pengadaan Listrik, Gas 5.96 6.92 5.95 5.12 8.31
E. Pengadaan Air 5.46 5.45 9.48 7.49 2.46
F. Konstruksi 4.51 10.43 8.94 8.36 4.28
G. Perdagangan dan Reparasi -4.03 11.06 9.64 9.06 9.79
Mobil dan Sepeda Motor
H. Transportasi dan Pergudangan -6.04 10.24 10.07 7.87 6.13
I. Penyediaan Akomodasi dan -2.88 12.39 12.09 10.39 7.91
Makan Minum
J. Informasi dan Komunikasi 11.74 11.09 9.16 11.99 10.53
K. Jasa Keuangan 8.52 6.14 6 3.03 11.56
L. Real Estate 3.96 5.85 5.74 3.39 2.9
M,N. Jasa Perusahaan -5.37 10.14 9.96 7.78 8.62
O. Administrasi Pemerintahan 3.61 10.01 4.29 4.91 0.55
Pertahanan dan Jaminan Sosial
P. Jasa Pendidikan 10.92 10.42 10.08 7.69 9.63
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan 10.57 9.57 9.32 9.74 8.85
Sosial
R,S,T,U. Jasa Lainnya -5.55 12.45 13.16 9.19 8
PDRB 2.19 7.69 8.15 8.29 8.11
54
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
C. Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita biasa diartikan sebagai Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB perkapita) atau dalam bahasa Inggrisnya Gross
Domestic Product (GDP), yakni jumlah dari nilai barang/jasa rata-rata yang
tersedia bagi setiap penduduk suatu wilayah dalam suatu periode tertentu,
biasanya dalam periode satu tahun.
Nilai PDRB perkapita Soppeng atas dasar harga berlaku sejak tahun
2016 hingga 2020 selalu mengalami kenaikan. Pada tahun 2016 PDRB
perkapita tercatat sebesar 34,89 juta rupiah. Secara nominal terus
mengalami kenaikan hingga tahun 2020 mencapai 50,10 juta rupiah.
Kenaikan angka PDRB perkapita yang cukup tinggi ini masih dipengaruhi oleh
faktor inflasi.
Tabel 3.25 Produk Domestik Regional Bruto dan PDRB Perkapita Kabupaten
Soppeng 2016-2020
Uraian 2016 2017 2018 2019 2020
PDRB perkapita
55
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
1 Pertanian, 1.39 1.39 1.36 1.34 1.31 1.35 1.37 1.39 1.36
Kehutanan, dan
Perikanan
2 Pertambangan dan 0.46 0.49 0.50 0.49 0.49 0.53 0.55 0.59 0.51
Penggalian
3 Industri Pengolahan 0.63 0.64 0.69 0.71 0.73 0.71 0.74 0.77 0.70
56
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
4 Pengadaan Listrik 1.40 1.40 1.40 1.27 1.42 1.37 1.34 1.31 1.36
dan Gas
5 Pengadaan Air, 0.48 0.48 0.49 0.49 0.50 0.48 0.47 0.49 0.48
Pengelolaan
Sampah, Limbah
dan Daur Ulang
6 Konstruksi 1.08 1.09 1.09 1.06 1.05 1.02 1.00 1.00 1.05
7 Perdagangan Besar 0.69 0.99 0.99 0.99 1.01 1.00 0.98 0.95 0.98
dan Eceran;
Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
8 Transportasi dan 0.72 0.70 0.71 0.77 0.81 0.79 0.78 0.77 0.76
Pergudangan
9 Penyediaan 1.16 1.12 1.13 1.15 1.16 1.15 1.12 1.11 1.14
Akomodasi dan
Makan Minum
10 Informasi dan 0.57 0.55 0.57 0.45 0.57 0.57 0.58 0.56 0.56
Komunikasi
11 Jasa Keuangan dan 0.81 0.84 0.82 0.86 0.86 0.84 0.82 0.82 0.83
Asuransi
12 Real Estate 1.31 1.33 1.35 1.41 1.45 1.39 1.36 1.37 1.37
13 Jasa Perusahaan 0.43 0.47 0.52 0.51 0.52 0.52 0.51 0.51 0.50
14 Administrasi 1.49 1.50 1.49 1.52 1.51 1.51 1.49 1.40 1.49
Pemerintahan,
Pertahanan dan
Jaminan Sosial
Wajib
15 Jasa Pendidikan 1.05 1.03 1.04 1.05 1.06 1.08 1.05 1.04 1.05
16 Jasa Kesehatan dan 1.01 0.98 0.95 0.94 0.69 0.96 0.96 0.95 0.96
57
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
Kegiatan Sosial
17 Jasa lainnya 0.56 0.56 0.55 0.55 0.55 0.54 0.53 0.53 0.55
Tabel 3.27 Analisis Shift Share Kabupaten Soppeng 2011-2018 (Juta Rupiah)
No Sektor Nij Mij Cij NS
58
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
Penggalian
59
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
60
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
F. Tipologi Klassen
Analisis tipologi klassen digunakan untuk mengetahui gambaran
tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah.
Melalui analisis ini diperoleh empat karakteristik pola dan struktur
61
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
pertumbuhan ekonomi yang berbeda, yaitu daerah cepat maju dan cepat
tumbuh, daerah maju tapi tertekan, daerah berkembang cepat, dan daerah
relative tertinggal. Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah
berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan
pendapatan perkapita daerah.
62
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
Komunikasi
Jasa Keuangan dan 8.23 2.89 8.68 3,53 4
Asuransi
Real Estate 7.32 4.86 7.22 3,58 1
Administrasi
Pemerintahan, 3.61 6.54 3.97 4,39 2
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 7.87 5.69 7.9 5,45 2
63
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
• Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan
Sosial
• Jasa Pendidikan
KUADRAN III KUADRAN IV
Sektor berkembang cepat Sektor relatif tertinggal
• Pertambangan dan • Pengadaan Air
Penggalian • Perdagangan dan Reparasi
Ri < r • Industri Pengolahan Mobil dan Sepeda Motor
• Transportasi dan • Jasa Keuangan
Pergudangan • Jasa Perusahaan
• Informasi dan Komunikasi • Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial
• Jasa Lainnya
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2021
Pada kuadran 1 terlihat bahwa Yi>y dan Ri>r pada sector Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan; dan Real Estate. Hal ini berarti sector tersebut
memiliki kinerja laju pertumbuhan ekonomi dan pangsa yang lebih besar
dibandingkan dengan keadaan provinsinya secara keseluruhan.
Pada kuadran II terlihat bahwa Yi<y dan Ri>r pada sector Pengadaan
Listrik dan Gas; Kontruksi (Bangunan); Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum; Adminstrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial; dan Jasa
Pendidikan. Hal ini berarti nilai pertumbuhan PDRB lebih rendah
dibandingkan dengan pertmbuhan PDRB Provinsi, tetapi memiliki kontribusi
terhadap PDRB Kabupaten yang lebih besar dibandingkan dengan kontribusi
terhadap PDRB Provinsi, pada kuadran II di kategorikan kedalam daerah maju
tetapi tertekan. Pada kuadran III terlihat bahwa Yi>y dan R<r pada sector
Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Transportasi dan
Pergudangan; dan Informasi dan Komunikasi. Hal ini berarti bahwa nilai
pertumbuhan PDRB Provinsi lebih besar dari PDRB Kbupaten Soppeng,
64
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
namun kontribusi laju pertumbuhan PDRB Provinsi lebih besar dari laju
pertumbuhan PDRB Kabupaten Soppeng, artinya sector ini berada pada
sector potensial atau masih dapat berkembang dengan pesat. Pada kuadran
IV terlihat bahwa sektro-sektor ini relative tertinggal, kuadran ini ditempati
oleh sector Pengadaan Air; Perdagangan Besar dan Repaasi Mobil dan
Sepeda Motor; Jasa Keuangan; Jasa Perusahaan; Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial; dan Jasa Lainnya. Sektor ini memiliki nilai PDRB Provinsi (Yi) lebih kecil
dari PDRB Kabupaten Soppeng (y), dan kontribusi laju pertumbuhan PDRB
Provinsi lebih kecil dari laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Soppeng.
65
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
b. Peternakan
Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan pemeliharaan
hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut.
Hewan yang banyak diternakkan di antaranya sapi, ayam. kambing, domba,
dan babi. Hasil peternakan di antaranya daging, susu, telur, dan bahan
66
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
pakaian (seperti wol). Selain itu, kotoran hewan dapat menyuburkan tanah
dan tenaga hewan dapat digunakan sebagai sarana transportasi dan untuk
membajak tanah.
67
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
c. Pertanian
a) Tanaman Pangan
Tanaman pangan merupakan tanaman yang dapat dimanfaatkan dan
diolah untuk memenuhi kebutuhan makanan bagi manusia dan mampu
menghasilkan produksi yang mengandung karbohidrat dan protein utama
sebagai sumber makanan pokok bagi manusia.
68
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
69
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
b) Tanaman Holtikultura
Holtikultura adalah cabang ilmu yang membahas perihal pertanian
yang meliputi tanaman buah,sayur,dan tanaman hias tentunya. Kata
holtikultura berasal dari bahasa latin yakni hortus yang diartikan adalah
taman dan colere yang artinya untuk menumbuhkan.
1) Produksi Sayuran
Tabel 3.34 Analisis Jumlah Produksi Sayuran di Kabupaten Soppeng
Jenis Tanaman Produksi Luas Standar Produksi Cadangan
(Kw) Panen Produksi Seharusnya (Kw)
(Ha) (Ton/Ha) (Kw)
Bawang 2.592 50 51,84 1.250 -2592
Merah
Sawi 5 1 5 5 0
Kacang 51 10 5,1 51 0
Panjang
Cabai Besar 1.256 47 26,7 2.672 -1416
Buncis 2 1 2 2 0
Ketimun 42 2 21 21 21
70
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
71
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
72
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
d. Perkebunan
Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman
tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang
sesuai. Mengelolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut
dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
73
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil produksi Kakao yang paling
banyak yaitu 4.158,15 ton dengan luas panen 10.535,56 ha dan cadangan yaitu -
36,9. Sedangkan produksi yang paling sedikit adalah tembakau yaitu 101,25 ton
dengan luas panen 198 ha dan cadangan yaitu 3,75 ton.
74
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
1 TK/RA 131
2 SD/MI 273
3 SMPMTs 71
4 SMA/MA/MK 31
5 Perguruan Tinggi 4
Total 510
75
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
273 unit. Sedangkan fasilitas pendidikan dengan jumlah yang paling sedikit
yaitu perguruan tinggi yang hanya terdapat 4 unit.
B. Sarana Kesehatan
Sarana Kesehatan di Kabupaten Soppeng tergolong cukup memadai yang
terdiri dari 5 jenis yaitu rumah sakit, poliklinik, puskesmas, pustu, dan apotek.
Berikut merupakan jumlah fasilitas Kesehatan di Kabupaten Soppeng.
1 Rumah sakit 1
2 Puskesmas 17
3 Poliklinik 1
4 Pustu 38
5 Apotek 11
Total 68
76
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
D. Prasarana Jalan
Dalam merencanakan jaringan jalan, harus mengacu pada ketentuan
teknis tentang pembangunan prasarana jalan perumahan, jaringan jalan dan
geometri jalan yang berlaku, terutama mengenai tata cara perencanaan
umum jaringan jalan pergerakan kendaraan dan manusia, dan akses
penyelamatan dalam keadaan darurat drainase pada lingkungan perumahan
77
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
di perkotaan. Salah satu pedoman teknis jaringan jalan diatur dalam Pedoman
Teknis Prasarana Jalan Perumahan (Sistem Jaringan dan Geometri Jalan).
Kondisi jalan di Kabupaten Soppeng bisa dikatakan sangat baik, karena
90% dari keseluruhan panjang jalan merupakan aspal hanya saja ada salah
satu jalan yang masih dalam proses pengerasan. Dalam merencanakan jalan
ke depannya harus melihat hirarki jalan dengan melihat prasarana jalan
utama. Keadaan kondisi jalan di wilayah Kabupaten Soppeng sebagian besar
adalah jalan aspal dan pengerasan. Apabila dilihat dari kondisi dan bentuk
topografi wilayah Kabupaten Soppeng yang sekarang ini, maka dalam
merencanakan jaringan jalan dimasa yang akan datang, untuk daerah landai
cocok dikembangkan jaringan jalan dengan pola grid dan harus
memperhatikan hirarki jalan dengan melihat prasarana jalan utama.
Berdasarkan dari kajian teori, bahwa prasarana jalan lokal tidak dibenarkan
langsung menuju kejalan arteri, sehingga sepanjang prasarana jalan utama
hanya dihubungkan oleh prasarana jalan dengan fungsi kolektor.
78
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
Negara - - -
79
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
E. Prasarana Listrik
Pengembangan sistem kelistrikan dengan tingkat pemakaian daya
listrik yang terus bertambah dengan penambahan energi listrik dan perluasan
jaringan listrik. Penempatan jaringan pada daerah dimana disepanjang
jaringan jalan untuk memudahkan controling system dan keterpaduan
perletakan infrastruktur.
Sistem kelistrikan berfungsi untuk mendistribusikan listrik dari
pembangkit ke pengguna. Sistem kelistrikan terdiri atas pembangkit listrik,
yang berfungsi memproduksi energi listrik. Produksi dan distribusi listrik yang
dibangkitkan oleh PLN di Kabupaten Soppeng pada tahun 2020 tercatat
132.897.898 kwh dan yang listrik terjual sebanyak 87.763.527 kwh. Sistem
kelistrikan terdiri atas pembangkit listrik, yang berfungsi memproduksi
energi listrik.
80
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
81
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
G. Jaringan Drainase
Sistem jaringan drainase di kabupaten Soppeng meliputi sistem saluran
drainase primer, sistem jaringan drainase sekunder, dan sistem jaringan
drainase tersier yang di tetapkan dalam rangka mengurangi genangan air dan
mendukung pengendalian banjir, terutama di kawasan permukiman, kawasan
perkantoran, kawasan perdagangan, dan kawasan pariwisata. Sistem saluran
drainase primer di kembangkan melalui saluran pembuangan utama yg
meliputi sungai lawo dan sungai masewali yang melayani kawasan
perkantoran di kabupaten Soppeng. Sistem saluran drainase sekunder
dikembangkan tersendiri pada kawasan industri, kawasan perdagangan,
kawasan perkantoran, dan kawasan pariwisata yang terhubung ke saluran
primer, sehingga tidak mengganggu saluran drainase permukiman, dan untuk
saluran drainase tersier di kembangkan pada kawasan permukiman . Jaringan
drainase di kabupaten Soppeng masih di perlukan perhatian dari pemerintah
daerah disebabkan masih belum meratanya sistem drainase di kabupaten
Soppeng
82
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
H. Prasarana Persampahan
Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem pengolahan
persampahan kabupaten Soppeng berupa arahan perartuan zonasi untuk
kawasan peruntukan TPA sampah meliputi kegiatan yang di perbolehkan
meliputi kegiatan pengoperasian TPA sampah berupa pemilihan,
pengumpulan, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah, pengurugan
berlapis bersih (sanitary landfill), pemeliharaan TPA sampah, dan industri
terkait pengolahan sampah, serta kegiatan penunjang operasional TPA
sampah. Sistem jaringan persampahan yang ada di kabupaten Soppeng
meliputi keranjang sampah, tong sampah, gerobak sampah, dan TPS/TPA.
Ditinjau dari segi lingkungan masih perlunya campur tangan pemerintah
setempat terkhusus permasalahan sampah di wilayah ibu kota kabupaten
Soppeng untuk wilayah yang di kunjungi khalayak umum dapat segera diatasi
baik begitupun di wilayah sekitar ibukota baik di wilayah kecamatan lainnya yg
ada di kabupaten Soppeng
I. Prasarana Telekomunikasi
Telekomunikasi merupakan suatu kebutuhan dalam menghadapi
perkembangan kota. Penduduk yang memiliki prasarana telpon di rumah
menggunakan telepon seluler untuk pemenuhan kebutuhan komunikasi
83
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
J. Transportasi
Sistem transportasi yang berkembang saat ini telah mewujudkan suatu
bentuk pelayanan melalui berbagai sarana pergerakan mekanistik yang hampir
menjangkau ke semua jaringan wilayah di muka bumi ini. Dengan demikian,
saat ini, melalui sistem transportasi moderen bukan hal yang sukar untuk
menjangkau pusat aktivitas manusia dari berbagai sudut pergerakan.
Perkembangan teknologi pergerakan pun telah mengalami kemajuan yang
sangat pesat dalam kurun satu abad ini. Berbagai jenis moda telah tersedia,
dengan berbagai keunggulan dan kelengkapan sarana .
Dari hal tersebut di atas terlihat bahwa kualitas dan perkembangan
teknologi sarana dan prasarana transportasi sangat mempengaruhi kelancaran
kebutuhan perpindahan. Oleh karena itu, terdapat suatu hubungan yang
sangat kuat diantara aktivitas manusia dan transportasi. Dalam sistem
transportasi moderen, transportasi merupakan bagian integral dari fungsi dan
aktivitas masyarakat, dimana ada hubungan yang sangat erat dengan gaya
hidup, jangkauan dan lokasi-lokasi kegiatan produksi dan pemeuhan barang-
84
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
- Struktur Ruang
a. Identifikasi Kawasan Perkotaan
Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial, dan kegiatan ekonomi. Ada 18 jumlah kelurahan yang termasuk dalam
kawasan perkotaan.
85
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
Kecamatan Marioriawo
1. Gattareng Perdesaan
86
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
8. Tettikengrarae Perkotaan
9. Labessi Perdesaan
10. Congko Perdesaan
11. Watutoa Perdesaan
12. Gattarengtoa Perdesaan
13. Soga Perdesaan
Kecamatan Lalabata
1. Umpungeng Perdesaan
3. Botto Perkotaan
4. Lemba Perkotaan
5. Bila Perkotaan
6. Mattabulu Perdesaan
7. Ompo Perkotaan
8. Lapajung Perkotaan
9. Maccile Perdesaan
1. Timusu Pedesaan
2. Rompegading Pedesaan
3. Pattojo Pedesaan
4. Galung Perkotaan
5. Jennae Perkotaan
6. Jampu Pedesaan
7. Barang Pedesaan
8. Appanang Pedesaan
87
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
Kecamatan Ganra
1. Belo Perkotaan
2. Ganra Pedesaan
3. Enrekeng Pedesaan
4. Lompulle Pedesaan
Kecamatan Citta
1. Kampiri Pedesaan
2. Citta Perkotaan
3. Labae Pedesaan
4. Tinco Pedesaan
1. Pajalesang Perkotaan
2. Cabenge Perkotaan
3. Paroto Perdesaan
4. Palangiseng Perdesaan
5. Tetewatu Perdesaan
6. Abbanuange Perdesaan
7. Parenring Perdesaan
8. Ujung Perkotaan
9. Masing Perdesaan
Kecamatan Donri-donri
1. Pesse Perdesaan
88
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
2. Pising Perdesaan
3. Labokong Perdesaan
4. Donri-donri Perdesaan
5. Serring Perdesaan
6. Lalabata Riaja Perdesaan
7. Tottong Perdesaan
8. Leworeng Perdesaan
9. Kessing Perdesaan
Kecamatan Marioriawa
1. Patampanua Perdesaan
2. Panincong Perkotaan
3. Tellulimpoe Perdesaan
4. Attang Salo Perdesaan
5. Kaca Perdesaan
6. Limpomajang Perdesaan
7. Batu-batu Perkotaan
8. Manorang Salo Perdesaan
9. Laringgi Perdesaan
10. Bulue Perdesaan
Sumber: Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 37 Tahun 2010
89
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
1 Marioriwawo 160,67
2 Lalabata 175,05
3 Liliriaja 292,78
4 Ganra 200,82
5 Citta 201,15
90
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
6 Lilirilau 202,15
7 Donri-donri 107,60
8 Marioriawa 90,67
Rata-rata 156,78
b. Simpul Perkotaan
Peta simpul perkotaan diperoleh dengan meng-overlay peta seda-kota dan
peta persebaran permukiman. Setelah dilakukan overlay dapat dilihat area mana
saja yang termasuk dalan permukiman perkotaan. Area permukiman perkotaan
yang mengumpul atau teraglomerasi selanjutnya dijadikan sebagai simpul
perkotaan. Melalui analisis tersebut pada Kabupaten Soppeng ditemukan 7
simpul.
91
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
92
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
93
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
Keterangan :
T = Indeks penyebaran tetangga dekat
Ju = Jarak rata-rata antara satu titik dengan titik tetangga terdekat
Jh = Jarak rata-rata yang diperoleh jika semua titik memiliki pola acak
P = Kepadatan titik dalam tiap kilimeter persegi
N = Jumlah titik simpul permukiman
Perhitungan :
7
𝑃 = = 0,004 𝐾𝑚2
( 1500𝐾𝑚2)
1
𝐽ℎ = = 11,23
√2(0,004)
13,38
𝑇 = = 1,19
11,23
94
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
95
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
96
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
Lalabata
Jaringan
Jalan
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2021
97
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
f. Analisis Skalogram
Tabel 3.44 Analisis Skalogram
98
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
Lalabata I
Lilirilau II
Marioriwawo III
Liliriaja III
Marioriawa IV
Donri donri V
Citta V
Ganra V
Sumber : Hasil Analisis
99
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
g. Analisis Mobilitas
Tabel 3.46 Analisis Mbobilitas Jaringan Transportasi
Simpul Jarak Pendek Jarak Panjang Detour Index
Detour Index (DI) digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dari jaringan
trasportasi terhadap jarak antar simpul permukiman wilayah. Dari perhitungan
yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa terdapat beberapa jaringan simpul
yang memiliki mobilitas yang cukup baik atau mendekati angkat 1 yaitu pada
jaringan simpul A – B, B – C, D – E, dan D – G.
h. Rekomendasi
Kabupaten Soppeng memiliki potensi lahan pertanian yang cukup memadai,
sehingga pembangunan yang dilaksanakan bertumpu pada sektor pertanian.
Namun pembangunan yang berlangsung saat ini telah menimbulkan kesenjangan
antara kawasan perkotaan dan perdesaan serta urban bias. Kondisi tersebut
100
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
diindikasikan dengan tingkat urbanisasi yang relatif tinggi dan berdampak pada
terdesaknya sektor pertanian. Oleh karena itu dibutuhkan suatu strategi
alternatif untuk pembangunan perdesaan, salah satunya adalah melalui
pengembangan kawasan agropolitan. Konsep dasar pengembangan kawasan
agropolitan adalah sebagai upaya menciptakan pembangunan inter-regional
berimbang. Artinya adalah untuk meningkatkan keterkaitan pembangunan kota-
desa melalui pengembang.
Kawasan perdesaan yang terintegrasi dalam sistem perkotaan. Dalam upaya
mengembangkan kawasan agropolitan menyeluruh, terintegrasi, dan
berkelanjutan diperlukan Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kabupaten
Soppeng”. Tujuan dari Pengembangan Agropolitan adalah: (1) Jangka panjang:
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat khususnya petani di
kawasan agropolitan. (2) Jangka menengah: (a) Menumbuhkembangkan
kelembagaan usaha petani on/off farm yang efektif, efisien, dan berdaya saing;
(b) Menumbuhkan iklim usaha yang mendorong perkembangan usaha
masyarakat. (3) Jangka pendek: (a) Menetapkan lokasi yang memenuhi
persyaratan sebagai pusat dan wilayah pendukung kawasan agropolitan; (b)
Membuat perencanaan bagi pengembangan kawasan agropolitan.
Kawasan Agropolitan merupakan kawasan yang terdiri atas satu atau lebih
pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan
pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya
keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan
sistem agribisnis. Program pengembangan kawasan sentra produksi pangan
(agropolitan) adalah pembangunan ekonomi berbasis pertanian yang
dilaksanakan dengan jalan mensinergikan berbagai potensi yang ada secara utuh
dan menyeluruh, berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan,
terdesentralisasi, digerakkan oleh masyarakat, dan difasilitasi oleh pemerintah.
Kawasan perdesaan harus dikembangkan sebagai satu kesatuan pengembangan
wilayah berda sarkan keterkaitan ekonomi antara desa-kota (urbanrural
linkages) dan menyeluruh hubungan yang bersifat interdependensi/timbal balik
yang dinamis. Suatu wilayah dapat dikembangkan menjadi suatu agropolitan
harus dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut:
101
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
- Pola Ruang
a. Identifikasi Pola Ruang
Berdasarkan SK Menteri Pertanian nomor 837/KPTS/UM/1980,pola ruang
wilayah mencakup kawasan budidaya,penyangga,dan lindung.Dalam identifikasi pola
ruang eksisting digunakan peta guna lahan Kabupaten Soppeng dimana terdapat 6
klasifikasi guna lahan di Kabupaten Soppeng.
103
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
Pertanian 68.040
Perkebunan 1.615
Permukiman 45.028,01
Jumlah 162.737,01
104
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
b. Kesesuaian Lahan
Analisis kesesuaian lahan digunakan untuk menentukan kawasan
lindung,penyangga dan budidaya yang mengacu pada SK Menteri Pertanian
No.837/KPTS/UM/11/1980 tentang penentuan kawasan lindung dan
budidaya.Berikut adalah indikator kesesuaian lahan :
Tabel 3.48 Kriteria Penetapan Kawasan Lindung dan Budidaya
No Fungsi Kawasan Skor
1 Kawasan Lindung >175
2 Kawasan Penyangga 125-174
Kawasan Budidaya Tanaman
3 <125
Tahunan
Kawasan Budidaya Tanaman
4 <125
Semusim
5 Kawasan Permukiman <125
(Sumber:SK Mentan No. 837/ KPTS/ UM/ / 11/ 1980 dan No .683/ KPTS/ UM/
8/1982)
105
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
Gambar 3.26 Peta Overlay Lahan Budidaya Eksisting dengan Hasil Kesesuaian Lahan
Berdasarkan pada peta di atas dapat dilihat bahwa lahan budidaya terbagi
menjadi 7 kawasan yaitu kawasan peruntukan perikanan, kawasan peruntukan
perkebunan, kawasan peruntukan pertanian, kawasan peruntukan permukiman,
kawasan hutan produksi, kawasan hutan lindung , dan kawasan peruntukan
pariwisata alam. Evaluasi guna lahan dilakukan untuk mengetahui tingkat
106
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
1 0–8 Datar 20
2 8 – 15 Landai 40
3 15 – 25 Agak Curam 60
4 25 – 45 Curam 80
Sumber : Penaganan Khusus Kawasan Puncak “Kritria Lokasi dan Standar Teknik”
Dept. Kimpraswil
107
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
3 25 – 40 Curam 80
Sumber : Hasil analisiS Kabupaten Soppeng
Berdasarkan hasil delineasi Peta Kabupaten Soppeng, didapatkan data jenis tanah
Kabupaten Soppeng sebagai berikut
Tabel 3.53 Skorsing Jenis Tanah Kabupaten Soppeng
Kelas Kelompok Jenis Tanah Kepekaan Hasil Nilai Kelas
Tanah Terhadap Erosi Bobot
1 Alluvial Tidak Peka 15
2 Gramusol Peka 60
108
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
Jenis tanah yang ada di Kabupaten Soppeng yaitu Aluvial, Gramusol, Regosol,
Litosol, Kompleks Renzina, Mediteran coklat, Mediteran Coklat Kekuningan, dan
Mediteran Coklat Kelabu. Jadi, kelas tanah di Kabupaten Soppeng terdiri dari kelas 1,
kelas 4 dan kelas 5.
Sumber : penanganan Khusus Kawasan Puncak ” Kriteria Lokasi dan Dan Standar
Teknik” Dept. Kimpraswil
Kisaran curah hujan (mm/hari hujan) di Kabupaten Soppeng dapat dilihat pada tabel
berikut
109
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
Januari 185 13
Februari 39 8
Maret 99 11
April 229 21
Mei 267 22
Juni 229 20
Juli 227 18
Agustus 0 0
September 48 12
Oktober 194 9
November 83 12
Desember 141 18
110
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
111
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
112
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
1. Mariowawo 48.200
2. Lalabata 48.663
3. Liliriaja 28.107
4. Ganra 11.447
5. Citta 8.046
6. Lilirilau 37.802
7. Donri-donri 23.887
8. Marioriawa 29.015
113
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
Jumlah 226.305
Tabel 3.62 Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk dan Jumlah KK Kab. Soppeng Tahun
2020-2030
114
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
115
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
Tabel 3.64 Analisis Kebutuhan Luas Lahan Permukiman Kab. Soppeng Tahun
2020-2030
No Kecamatan Luas Lahan Permukiman Yang Di Butuhkan
Besar (600m2) Sedang Kecil
(300m2) (150m2)
1 Mariowawo 624.600 936.900 939.900
2 Lalabata 630.600 945.900 945.900
3 Liliriaja 364.200 546.300 546.300
4 Ganra 148.200 222.300 222.450
5 Citta 103.800 156.300 210.300
6 Lilirilau 489.000 733.800 733.950
7 Donri-donri 309.000 464.100 464.250
8 Marioriawa 375.600 564.000 564.000
Jumlah 3.045.000 4.569.600 4.627.050
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2021
Dari hasil analisis untuk kebutuhan luas lahan permukiman Kabupaten Soppeng
Tahun 2020-2030, maka diperoleh kebutuhan luas lahan yang dibutuhkan sekitar
3.045.000 m2 untuk ukuran tipe besar dengan luas kavling per unit 600 m 2,
4.569.600 m2 untuk ukuran tipe sedang dengan luas kavling per unit 300 m 2 , dan
4.627.050 m2 untuk ukuran tipe kecil dengan luas kapling per unit 150 m2.
2. PROYEKSI
A. Proyeksi Penduduk
Tabel 3.65 Proyeksi Penduduk Kabupaten Soppeng
Tahun Jumlah penduduk Presentase
2016 226 116
2017 226 305 0,08
2018 226 446 0,06
2019 226 770 0,14
2020 226 990 0,09
116
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
B. Proyeksi Ekonomi
a. Proyeksi PDRB
Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu tolok ukur yang dapat dipakai untuk
meningkatkan adanya pembangunan dalam suatu daerah dari berbagai macam
sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan
ekonomi dalam daerah tersebut. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi daerah.
Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.
Salah satu indikator untuk menunjukkan tingkat kemakmuran suatu daerah
adalah data mengenai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
yang berlaku ataupun atas dasar harga konstan. Adapun proyeksi PDRB
Kabupaten Soppeng sesuai pada tabel dibawah ini:
117
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
118
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
Eceran; Reparasi
Mobil dan
Sepeda Motor
Transportasi dan
145,015 273,811 9,13 2,499,894 22,824,036 208,383,450 1,902,540,899 17,370,198,404
Pergudangan
Penyediaan
Akomodasi dan 82,604 128,378 9,19 1,179,794 10,842,305 99,640,785 915,698,813 8,415,272,089
Makan Minum
Informasi dan
175,947 261,882 9,40 2,461,691 23,139,894 217,514,999 2,044,640,991 19,219,625,319
Komunikasi
Jasa Keuangan
186,325 295,268 8,23 2,430,056 19,999,358 164,594,716 1,354,614,510 11,148,477,416
dan Asuransi
Real Estat 283,950 483,697 7,32 3,540,662 25,917,646 189,717,170 1,388,729,682 10,165,501,273
Jasa Perusahaan 11,013 17,836 7,49 133,592 1,000,601 7,494,504 56,133,838 420,442,444
Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan 386,273 561,179 3,61 2,025,856 7,313,341 26,401,160 95,308,189 344,062,563
Jaminan Sosial
Wajib
Jasa Pendidikan 251,835 379,408 7,87 2,985,941 23,499,355 184,939,927 1,455,477,223 11,454,605,743
119
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
Jasa Kesehatan
dan Kegiatan 86,968 145,963 10,35 1,510,717 15,635,921 161,831,787 1,674,958,997 17,335,825,623
Sosial
Jasa lainnya 35,773 64,825 8,50 551,013 4,683,606 39,810,653 338,390,552 2,876,319,688
Produk Domestik
5.401.349,38 8.876.207,02 126,56 70,694,242 590,158,941 5,080,983,450 44,658,418,415 399,217,707,884
Regional Bruto
Sumber : Hasil Proyeksi 2021
Melalui proyeksi ekonomi Kabupaten Soppeng diproyeksikan akan tumbuh dengan rata-rata pertumbuhan 8,5% pertahun dan
memiliki total PDRB proyeksi pada tahun 2037 sebesar 399.217.707.884 juta rupiah.
120
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
b. Proyeksi Perkapita
Menurut proyeksi ekonomi, Kabupaten Soppeng akan mencapai PDRB pada
tahun 2037 proyeksi sebesar 399.217.707.884 Juta rupiah. Sedangkan menurut
proyeksi penduduk jumlah penduduk Kabupaten Soppeng adalah 796.037 Jiwa.
Berdasarkan data tersebut, maka ditemukan pada akhir tahun 2037 Proyeksi
PDRB Per-capita Kabupaten Soppeng akan mencapai 501.506 Juta Rupiah.
PDRB PER-CAPITA
6,000,000.00
5,000,000.00
2017
4,000,000.00
2021
3,000,000.00 2025
2029
2,000,000.00
2033
1,000,000.00
0.00
Category 1
121
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
SD 273 - -
SMP 71 - -
SMA 31 17 8.500
Perguruan 4 - -
Tinggi
Sumber : Hasil Analisis
122
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
123
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
124
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
125
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
b. Sarana Kesehatan
126
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
Poliklinik 1 6 9000
Puskesmas 17 - -
Pustu 38 - -
Apotek 11 - -
127
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
128
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
129
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
130
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
131
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
132
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
Kios 43 - -
Pasar 46 - -
133
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
d. Sarana Transportasi
Persyaratan dan kriteria ini disusun sebagai acuan bagi pengembang
lingkungan perumahan dalam skala besar untuk memenuhi kebutuhan
aksesibilitas transportasi umum local
• Penyediaan jaringan parkir
Baik pada tiap unit RT (250 penduduk), unit RW (2500 penduduk), unit
kelurahan (30.000 penduduk) maupun unit kecamatan (120.000
penduduk) disediakan lahan parkir umum yang sekaligus dapat
digunakan untuk tempat mangkal sementara bagi kendaraan umum.
Pada malam hari, lahan parkir ini dapat dipergunakan sebagai tempat
pool kendaraan penghuni. Lokasi dan besaran luas yang disyaratkan
untuk lahan parkir ini sebagai berikut:
▪ pada penyediaan lahan parkir umum untuk area hunian pada skala
RT (250 penduduk) lokasinya tersebar di setiap pusat lingkungan
hunian pada skala RT, dan memiliki standar penyediaan 100 m2 ,
dengan penyebaran lokasi pada area pusat lingkungan RT, dan
penggunaannya yang juga sekaligus berfungsi sebagai pangkalan
sementara kendaraan angkutan publik; -
134
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
▪ pada penyediaan lahan parkir umum untuk area hunian pada skala
RW (2500 penduduk) lokasinya tersebar di setiap pusat lingkungan
hunian pada skala RW, dan memiliki standar penyediaan 400 m2 ,
dengan penyebaran lokasi pada area pusat lingkungan RW, dan
penggunaannya yang juga sekaligus berfungsi sebagai pangkalan
sementara kendaraan angkutan publik; -
▪ pada penyediaan lahan parkir umum untuk area hunian pada skala
kelurahan (30.000 penduduk) lokasinya tersebar di setiap pusat
lingkungan hunian pada skala kelurahan, dan memiliki standar
penyediaan 2000 m2 , dengan penyebaran lokasi pada area pusat
lingkungan kelurahan, dan dipisahkan dengan terminal wilayah
kelurahan (seluas 1.000 m2 ) dan pangkalan oplet/angkot (seluas 200
m2 ); -
▪ pada penyediaan lahan parkir umum untuk area hunian pada skala
kecamatan (120.000 penduduk) lokasinya tersebar di setiap pusat
lingkungan hunian pada skala kecamatan, dan memiliki standar
penyediaan 4.000 m2 , dengan penyebaran lokasi pada area pusat
lingkungan kecamatan, dan dipisahkan dengan terminal wilayah
kecamatan (seluas 2.000 m2 ) dan pangkalan oplet/angkot (seluas
500 m2 ); -
▪ besaran yang terdapat pada area RT, RW, kelurahan dan kecamatan
ini belum termasuk penyediaan lahan parkir yang diperuntukkan bagi
bangunan sarana lingkungan pada tiap unit baik RW, kelurahan,
maupun kecamatan; -
▪ lokasi lahan parkir untuk hunian ini ditempatkan di area strategis
sehingga membatasi aksesibilitasnya hanya khusus bagi penghuni,
misalnya di area pintu masuk kompleks hunian tersebut; dan –
▪ luas lahan parkir ini sangat tergantung tidak hanya pada jumlah
pemilikan kendaraan, melainkan juga pada perencanaan karakter
dari kompleks itu sendiri. Sebagai pegangan umum luas parkir untuk
area hunian
135
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
e. Prasarana Jalan
Aspal 552,705
Kerikil 290,964
Tanah 31,005
Lainnya 183,745
Jumlah/Total 1 058,419
Provinsi 159,538
Kabupaten/Kota 898,881
136
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
Baik 574,077
Sedang 64,068
Rusak 44,900
137
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
138
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
139
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
POTENSI
Kawasan pertanian Pangan Seluruh Kecamatan
seluas 46.491ha
Pengembangan Kawasan
Seluruh wilayah kecamatan
Peruntukan Perikanan Kawasan budidaya Perikanan
Masalah
Terbatasnya kualitas SDM Belum optimalnya ketersediaan Lingkungan Hidup Kesenjangan antara wilayah
sarana dan prasarana pedesaan dan perkotaan
IPM Kabupaten
Akses layanan Masih banyaknya Lapangan pekerjaan
Soppeng Jumlah posyandu
PAUD masi terbatas sampah yang cukup tersedia, tetapi
menempati posisi masih kurang
di beberapa wilayah tidak tertangani produktivitas yang dicapai
kelompok bawah
pada lapangan pekerjaan
sebesar 66, 67.
tersebut rendah
Sementara IPM
Sulsel sebesar 70,34 Drainase jalan
tidak berfungsi
secara optimal
141
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
142
BAB V
ISU STRATEGIS
kuantitas dan kualitas materi promosi dalam bentuk leaflet, brosur, booklet, CD interaktif dan
website), pameran-pameran wisata yang dilakukan oleh Disbudpar Kabupaten Soppeng. Dan
juga meningkatkan sarana dan prasarana serta infrastruktur yang menunjang seperti membanun
area outbond dan fasilitas-fasilitas penunjang lain sehingga menarik dan memberikan
kenyamanan bagi pengunjung. Disamping itu perbaikan jalan yang rusak dan pelebaran jalan
menuju objek wisata Pemandian Air Panas Lejja dapat memudahkan akses bagi wisatawan yang
ingin berkunjung.
145
146
BAB VI
KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH
A. Latar Belakang
Pengembangan wilayah mencakup berbagai ilmu pengetahuan atau multidisiplin.
Pengembangan wilayah adalah pembangunan yang tidak hanya sekedar pembangunan
ekonomi, tetapi juga merupakan fungsi dari ekonomi, lingkungan, dan sumber daya alam,
termasuk berbagai faktor yang menyertainya dalam mempengaruhi kapasitas ekonomi
regional (viable and vibrant) yang berhubungan dengan SDA, keahlian, dukungan sistem politik
dan administrasi, vitalitas, kekuatan budaya dan kohesi sosial (Supriyadi, 2007).
Pengembangan wilayah secara kritis bergantung kepada proses mengembangkan strategi,
rencana merealisasikan potensi yang dimiliki, dan mengatasi faktor yang menurun atau
mendorong pembangunan terhadap wilayah yang lebih luas sehingga mampu bersaing,
memiliki kapasitas, dan memennuhi kebutuhannya dari berbagai iklim dan perubahan global;
disamping tetap menyadari kapasitas dirinya agar mampu berperan dan mempengaruhi
pembangunan ekonomi dan masyarakat.
Berdasarkan Teori Polarization Effect and Trickle Down Effect menganggap bahwa
perkembangan suatu wilayah tidak terjadi secara bersamaan, akan tetapi terdapat sistem
polarisasi perkembangan suatu wilayah yang kemudian akan memberikan efek ke wilayah
lainnya, atau dengan kata lain, suatu wilayah yang berkembang akan membuat wilayah di
sekitarnya akan ikut berkembang. Dalam pemetaan pengembangan wilayah, satu wilayah
pengembangan diharapkan mempunyai unsur-unsur strategis antara lain berupa sumberdaya
alam, sumberdaya manusia dan infrastruktur yang saling berkaitan dan melengkapi sehingga
dapat dikembangkan secara optimal dengan memperhatikan sifat sinergisme di antaranya
(Direktorat Pengembangan Wilayah dan Transmigrasi, 2003).
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan wujud dari upaya pemerintah untuk
menyelaraskan aspek fisik lahan dengan aspek sosial ekonomi. Namun demikian, kompleksitas
147
permasalahan sosial ekonomi masyarakat dan upaya meningkatan Pendapat Asli Daerah (PAD)
seringkali melahirkan kebijakan-kebijakan baru yang kurang memperhatikan aspek fisik lahan
sehingga dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Hal ini dapat mengakibatkan timbulnya
bencana seperti degradasi lahan, banjir, tanah longsor dan sebagainya yang dapat merugikan
generasi sekarang maupun yang akan datang.
Berdasarkan Penataan ruang wilayah Kabupaten Soppeng bertujuan untuk mewujudkan
Kabupaten Soppeng yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan serta berwawasan
lingkungan berbasiskan agropolitan dan pariwisata dengan memperhatikan integrasi dan
dinamisasi pertahanan dan keamanan negara menuju tercapainya masyarakat yang maju, adil,
dan sejahtera. Dilihat dari kondisi topografi Kabupaten Soppeng merupakan daerah daratan
dan perbukitan dengan luas wilayah 1.500 Km2 atau 150.000 Ha. Kabupaten Soppeng tidak
memiliki daerah pesisir,sekitar 77% dari total desa/kelurahan di Soppeng bertopografi dataran.
Ditinjau dari ketinggian daratan di Kabupaten Soppeng berkisar 25 – 100 mdpl.
Prioritas pengembangan sektor ekonomi di Kabupaten Soppeng adalah sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan yang kategori sektor unggul dan berpotensi untuk mengembangkan
sektor ekonomi wilayah. Berdasarkan distribusi persentase PDRB menunjukkan kategori yang
memiliki peran paling besar menyumbang PDRB Kabupaten Soppeng. kategori yang memiliki
distribusi persentase terbesar yaitu lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan
sebesar 30,53 %. Laju pertumbuhan PDRB pada tahun 2018 sebesar 8,15 % dimana kategori
yang memiliki laju pertumbuhan paling tinggi yaitu kategori lapangan usaha jasa lainnya
tumbuh sebesar 13,16 % diikuti lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum
sebesar 12,09 %.
Dalam dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Soppeng ditegaskan
bahwa pertumbuhan ekonomi wilayah yang memberikan nilai kontribusi besar terhadap
perekonomian wilayah Kabupaten Soppeng yaitu dibidang pertanian. Maka dari itu konsep
yang akan di gunakan yaitu Konsep Kawasan Agropolitan. Kawasan Agropolitan merupakan
kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai
sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh
adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem
agribisnis. Program pengembangan kawasan sentra produksi pangan (agropolitan) adalah
pembangunan ekonomi berbasis pertanian yang dilaksanakan dengan jalan mensinergikan
berbagai potensi yang ada secara utuh dan menyeluruh, berdaya saing, berbasis kerakyatan,
berkelanjutan, terdesentralisasi, digerakkan oleh masyarakat, dan difasilitasi oleh pemerintah.
148
149
tersebut. Kriteria yang ditimbang meliputi tradisi produksi setiap komoditas, keterkaitan
sistemik komoditas dalam spektrum produksi yang lebih luas, keterkaitan antarwilayah
yang diciptakan, skala produksi di tingkat produsen atau petani serta kemampuan relatif
komoditas untuk menyerap tenaga kerja kawasan perdesaan yang terintegrasi dalam
sistem perkotaan. Dalam upaya mengembangkan kawasan agropolitan menyeluruh,
terintegrasi, dan berkelanjutan diperlukan Pengembangan Kawasan Agropolitan di
Kabupaten Soppeng”. Tujuan dari Pengembangan Agropolitan adalah: (1) Jangka panjang:
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat khususnya petani di kawasan
agropolitan. (2) Jangka menengah: (a) Menumbuhkembangkan kelembagaan usaha petani
on/off farm yang efektif, efisien, dan berdaya saing; (b) Menumbuhkan iklim usaha yang
mendorong perkembangan usaha masyarakat. (3) Jangka pendek: (a) Menetapkan lokasi
yang memenuhi persyaratan sebagai pusat dan wilayah pendukung kawasan agropolitan;
(b) Membuat perencanaan bagi pengembangan kawasan agropolitan.
151
152
BAB VII
RENCANA PEMBANGUNAN WILAYAH
1. Visi Pembangunan
Rumusan visi misi pembangunan Kabupaten Soppeng adalah sebagai berikut:
“Terwujudnya Kabupaten Soppeng yang Maju, Adil dan Sejahtera, melalui sumber
daya manusia yang berkualitas”. Dari visi Kabupaten Soppeng tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
153
2. Misi Pembangunan
Menurut Permendagri 86 Tahun 2017, misi adalah rumusan umum mengenai
upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi juga dapat
dipandang sebagai pilihan jalan (the chosen track) bagi pemerintahan daerah dalam
154
155
156
3. Strategi Pembangunan
1. Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas
Untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih baik di Kabupaten
Soppeng di perlukan peningkatan kualitas manusia dari masyarakat Kabupaten
Soppeng sehingga bisa setara dan bersaing dengan masyarakat di daerah lain.
Peningkatan kualitas masyarakat tersebut dilihat dari derajat pendidikan, derajat
kesehatan, perkembangan kebudayaan daerah, kondisi kehidupan mental spiritual
serta kondisi ketertiban, ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Strategi:
1) Meningkatkan kualitas sarana pendidikan yang menjadi penunjang utama
untuk meningkatkan kualitas masyarakat Kabupaten Soppeng.
157
Strategi:
1) Meningkatkan infrastruktur seperti Jalan dan jembatan untuk meningkatkan
konektivitas, bendungan dan embung untuk mewujudkan ketahanan air.
2) Pengembangan pariwisata sebagai objek atau ikon daerah seta sebagai
katalisator perkembangan sektor perdagangan dan jasa.
Strategi:
1) Memulihkan dan meningkatkan kegiatan pertanian yang meliputi rehabilitasi
jaringan irigasi, rehabilitasi jalan usaha tani, pembangunan unit
158
159
160
A. Sistem Perkotaan
Pusat-pusat kegiatan yang ada di Kabupaten Soppeng terdiri atas :
a. Pusat Kegiatan Lokal (PKL);
Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di Kabupaten Soppeng yaitu Kawasan
Perkotaan Watansoppeng yang meliputi Kecamatan Lalabata;
b. Pusat Kegiatan Lokal yang dipromosikan (PKLp);
161
162
163
165
166
167
168
169
170
171
172
173
Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan
peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Fungsi lindung adalah kawasan yang di
tetapkan untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan alam mencakup sumber
daya alam dan sumber daya buatan. Sedangkan fungsi budidaya adalah kawasan
yang memiliki fungsi utama untuk dibudidayakan atasa dasar kondisi dan potensi
sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan.
Berdasarkan SK Menteri Pertanian nomor 837/KPTS/UM/1980,pola ruang
wilayah mencakup kawasan budidaya,penyangga,dan lindung.Dalam identifikasi
pola ruang eksisting digunakan peta guna lahan Kabupaten Soppeng dimana
terdapat 6 klasifikasi guna lahan di Kabupaten Soppeng
1) Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Soppeng ditetapkan dengan tujuan
mengoptimalkan pemanfaatan ruang sesuai dengan peruntukannya sebagai
kawasan lindung dan kawasan budidaya berdasarkan daya dukung dan daya
tampung lingkungan;
2) Rencana pola ruang wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
rencana peruntukan kawasan lindung dan rencana peruntukan kawasan
budidaya; dan
174
3) Rencana pola ruang wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan
dalam peta dengan tingkat ketelitian 1:50.000 yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraruran Daerah ini.
Kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2), terdiri atas:
a. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;
b. kawasan perlindungan setempat;
c. kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam dan kawasan cagar budaya;
d. kawasan rawan bencana alam;
e. kawasan lindung geologi; dan
f. Kawasan lindung lainnya.
175
176
177
178
179
180
Belanja Daerah (APBD), dan/atau sumber lain yang sah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan;
d. Instansi pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c terdiri atas
Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah daerah kabupaten, dan/atau
masyarakat;
e. Waktu pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d merupakan
dasar bagi instansi pelaksana, baik pusat maupun daerah, dalam menetapkan
prioritas pembangunan di Daerah; dan
f. Rincian indikasi program utama, indikasi sumber pendanaan, indikasi instansi
pelaksana, dan indikasi waktu pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) tercantum dalam lampiran IX yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
181
harus, boleh, dan tidak boleh dilaksanakan pada zona pemanfaatan ruang
yang dapat terdiriatas ketentuan tentang amplop ruang (koefisien dasar
ruang hijau, koefisien dasar bangunan, koefisien lantai bangunan dan garis
sempadan bangunan), penyediaan sarana dan prasarana, serta ketentuan lain
yang dibutuhkan untuk mewujudkan ruangyang aman, nyaman, produktif,
dan berkelanjutan. Ketentuan lain yang dibutuhkan, antara lain adalah
ketentuan pemanfaatan ruang yang terkait dengan keselamatan
penerbangan, pembangunan pemancar alat komunikasi, dan pembangunan
jaringan listrik tegangan tinggi. Peraturan zonasi ini ditetapkan dengan :
• Peraturan Pemerintah untuk arahan peraturan zonasi sistem nasional;
• Peraturan Daerah Provinsi untuk arahan peraturan zonasi sistem
provinsi;
• Peraturan Daerah Kabupaten / Kota untuk arahan peraturan zonasi
sistem Kabupaten / Kota
B. Perizinan
Ketentuan mengenai perizinan diatur dalam Pasal 37 Undang-undang
Nomor 26 Tahun 2007. Ketentuan perizinan diatur oleh Pemerintah dan
Pemerintah Daerah menurut kewenangan masing – masing sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang – undangan. Dalam hal ini, perizinan yang
dimaksud adalah perizinan yang terkait dengan izin pemanfaatan ruang yang
menurut ketentuan peraturan perundnag – undnagan harus dimiliki sebelum
pelaksanaan pemanfaatan ruang, antara lain : izin lokasi/fungsi ruang,
amplop ruang, dan kualitas ruang. Apabila terdapat izin pemanfaatan ruang
yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dibatalkan
oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah menurut kewenangan masing –
masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan. Apabila
terdapat kerugian yang ditimbulkan akibat pembatalan izin dapat dimintakan
penggantian yang layak kepada instansi pemberi izin. Setiap pejabat
pemerintah yang berwenang menerbitkan izin yang tidak sesuai dengan
182
rencana tata ruang. Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur perolehan izin
dan tata cara penggantian yang layak diatur dalam Peraturan Pemerintah.
183
184
185
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan
program prioritas yang bertema Peningkatan kinerja pelayanan air bersih kabupaten
soppeng. Penulisan ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Studio
Perencanaan Wilayah.
Penulis
186
DAFTAR ISI
187
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Penyediaan infrastruktur air bersih merupakan salah satu tanggung jawab
pemerintah melalui penyelenggaraan SPAM oleh PDAM. PDAM dituntut untuk
meningkatkan pelayanannya untuk mencapai target 100% akses air minum di Indonesia.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran
dan industri terdapat pengertian mengenai air bersih yaitu air yang dipergunakan untuk
keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila
dimasak.
Sumber air merupakan tempat atau wadah air alami dan atau buatan yang terdapat
pada, di atas, ataupun dibawah permukaan tanah (UU No.7 Tahun 2004 tentang Sumber
Daya Air). Dalam memilih sumber air baku untuk air bersih, maka harus diperhatikan
persyaratan utama yang meliputi kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Beberapa sumber
air baku yang sering digunakan oleh masyarakat perdesaan dalam memenuhi kebutuhan
air bersihnya antara lain menggunakan air permukaan, mata air, dan air tanah.
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan yang sangat vital bagi semua manusia.
Karena segala aktivitas masyarakat di berbagai aspek kehidupan manapun memerlukan
air bersih. Tersedianya air bersih adalah mutlak untuk menunjang hidup yang sehat.
Apalagi di daerah perkotaan yang tingkat pertumbuhan penduduknya sangat tinggi
dirasakan semakin sulit untuk mendapatkan air bersih yang memenuhi syarat-syarat
kesehatan.
Tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan publik yang berkualitas,
berprosedur jelas, dilaksanakan dengan segera dan dengan biaya yang pantas, telah
terus mengedepan dari waktu ke waktu. Tuntutan ini berkembang seiring dengan
berkembangnya kesadaran bahwa warga negara dalam kehidupan bernegara bangsa
yang demokratik memiliki hak untuk dilayani. Adalah kewajiban pejabat-pejabat
188
pemerintahan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan tuntutan para warga itu.
Namun, perubahan-perubahan yang terjadi sepanjang era reformasi ini ternyata belum
sepenuhnya mengubah tatanan kehidupan masyarakat di bidang pelayanan publik.
Harapan masih sangat jauh bahwa warga masyarakat bisa memperoleh akses yang
lapang ke arah pelayanan yang baik dan berkualitas.
Permasalahan pemenuhan hajat hidup orang banyak yang selalu menjadi masalah
bagi pemerintah salah satunya adalah pelayanan air bersih. Air merupakan kekayaan
alam karunia Tuhan untuk umatnya. Dalam Pasal 33 ayat 3 Undang Undang Dasar 1945
diamanatkan bahwa penguasaan atas bumi, air dan serta kekayaan alam yang
terkandung didalamnya itu untuk dipergunakan sebesar-besarnya demi kemakmuran
rakyat. Penguasaan yang dimaksud tidak menempatkan Negara sebagai pemilik, tetapi
tetap pada fungsi-fungsi penyelenggaraan Negara. Air sebagai kebutuhan makhluk hidup
yang paling hakiki, termasuk manusia, tanaman dan hewan, oleh sebab itu air perlu
ditata penggunaannya agar memberikan manfaat bagi rakyatnya. Dalam jaringan
distribusi air, diperlukan suatu sistem yang terkoordinasi, baik antara para pelaku
maupun pembuat kebijakan di sektor perairan, dan jaminan perolehan air yang cukup.
189
PDAM, tingkat pelayanan PDAM ditentukan oleh berbagai faktor, yang dibagi
kedalam faktor internal dan eksternal (Wirdanaf, 2006). Faktor-faktor tersebut
adalah:
1. Faktor Eksternal, merupakan kondisi dan lingkungan usaha yang terdiri atas- -
• Pola ruang
• Kondisi sosial ekonomi penduduk, terdiri atas:
a. Jumlah dan distribusi penduduk
b. Pertumbuhan penduduk
c. Pendidikan
d. Mata pencaharian
e. Aktivitas dan distribusi kegiatan ekonomi
f. Tingkat penghasilan
g. Komposisi dan laju pertumbuhan PDRB
• Rencana tata ruang dan potensi perkembangan kota.
• Dukungan eksekutif dan legislatif
• Kebijakan sektoral dan regional pengelolaan sistem penyediaan air bersih.
• Kebijakan pemerintah dan lembaga keuangan internasional terkait
pendanaan infrastruktur.
• Pengaturan dan perlindungan sumber air baku.
• Perlindungan kosum
2. Faktor internal, yaitu kompetensi serta kapasitas sumber daya yang dimiliki
perusahaan, terdiri atas:
• Kondisi eksisting sistem:
a. Sumber air baku;
b. Pengolahan;
c. Sistem transmisi dan distribusi;
d. Tingkat kehilangan air (non revenue water),
• Detail engineering design, program pengembangan atau capital investment
program yang sudah disepakati dan/atau sedang berjalan
• Cakupan dan kondisi pelayanan.
190
C. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kabupaten soppeng, jenis penelitian yang digunakan ialah
penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif, pengumpulan data
dalam penelitian ini diperoleh dari wabside resmi. dengan maksud memperoleh
gambaran yang lengkap mengenai implementasi pelayanan air bersih di wilayah
Kabupaten Soppeng
192
D. Kerangka Berpikir
KESIMPULAN
REKOMENDASI
193
BAB II
Hasil dan Pembahasan
1. UMUM
PDAM Kabupaten Soppeng dalam memenuhi kebutuhan penduduk akan air
bersih, memanfaatkan mata air sebagai sumber air baku, yaitu mata air ompo
yang terletak di Kelurahan Ompo Kecamatan Lalabata untuk melayani kebutuhan
air bersih di 5 kecamatan, yaitu Kecamatan Lalabata, Marioriawa, Marioriwawo,
Donri-donri dan Lilirilau. Jumlah kapasitas produksi terpasang seluruhnya adalah
73,62 liter/detik, dengan sistem pengaliran secara gravitasi dan pompanisasi.
Seluruh kapasitas produksi yang ada telah tersalurkan seluruhnya, sehingga
dengan kapasitas produksi yang ada sudah pasti tidak memenuhi kebutuhan
konsumen. Walaupun saat ini sudah diupayakan pembagian kapasitas sumber
terhadap daerah pelayanan yang diperhitungkan kekurangan suplay air, namun
karena secara umum kebutuhan air jauh melebihi kapasitas produksi, maka
PDAM Soppeng tidak mampu memenuhi kebutuhan pelanggan. Kecamatan
marioriwawo merupakan wilayah yang mengalami kekurangan supplay air bersih
terbesar dari PDAM. Dari total penduduk sebesar 7.923 jiwa, hanya 654 jiwa
(8,25%) yang terpenuhi kebutuhannya. Kualitas sumber air baku pada dasarnya
relative baik namun dengan kapasitas produksi yang terbatas belum mampu
memenuhi kebutuhan. Untuk capaian kinerja air minum sesuai dengan SPM PU
(Permen PU No. 1 tahun 2014) capaian kinerja pelayanan untuk indikator tingkat
penyediaan air minum kabupaten adalah 21,47%. Target layanan air minum
belum bisa terpenuhi, termasuk kualitas air minum yang belum sesuai standar
yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. Pembiayaan yang selama ini
dilakukan adalah berasal dari APBD kabupaten. Oleh Karena itu karena masalah
air bersih merupakan masalah yang paling krusial di kota Watansoppeng maka
diharapkan akan lebih banyak bantuan dana maupun dana sharing dari APBD
Provinsi dan APBN
194
195
Untuk menentukan kebutuhan air bersih pada masa mendatang pada setiap
zona perlu terlebih dahulu diperhatikan keadaan penduduk yang ada pada saat
ini dan proyeksi jumlah penduduk pada masa mendatang. Dalam perencanaan
proyeksi jumlah penduduk ini direncanakan sampai 10 tahun yang akan datang
terhitung dari tahun 2020 sampai tahun 2030. Data jumlah penduduk yang
digunakan untuk menghitung rerata pertumbuhan penduduk adalah data jumlah
penduduk masing - masing Kecamatan di Kabupaten Soppeng dari tahun 2020.
Berdasarkan hasil proyeksi, jumlah penduduk pada setiap kecamatan untuk
10 tahun kedepan di tahun 2030 di Kabupaten Soppeng dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.
196
proyeksi kebutuhan air bersih untuk Desa Setanggor Kecamatan Sukamulia tahun
rencana 2025.
Diketahui :
a. Jumlah penduduk tahun 2030 : 253.957
b. Cakupan pelayanan : 90%
c. Penduduk terlayani : 228.561
d. Target pelayanan : 100%
e. Pemakaian air (SR) : 100 liter/orang/hari
f. Konsumsi non domestic : 15-30%
g. Kehilangan air : 20%
h. Faktor air maksimum : 1,1
Sehingga:
a. Kebutuhan domestic (SR)
qD = JP x (pl%) x S
= (c) x (d) x (e)
= 228.561 x 90% x 100
= 20.570.490 liter/orang/hari
= 238,084 liter/detik
b. Kebutuhan non domestic
qnD = (nD%) x qD
= (g) x c
= 20% x 238,084
= 47,616 liter/detik
c. Kebutuhan air total
qT = qD+ qnD
=a+b
= 238,084 + 47,616
= 285,7 liter/detik
197
d. Kehilangan air
qHL = qT x (Kt%)
= c x (g)
= 285,7 x 20%
= 57,14 liter/detik
e. Kebutuhan air rata – rata
qRH = qT+ qHL
=c+d
= 285,7 + 57,14
= 342,84 liter/detik
f. Kebutuhan air maksimum
Qm = qRH x F
= e x ( h)
= 342,84 x 1,1
= 377,124 liter/detik
198
No Uraian Tahun
Satuan 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
1 Pelayanan penduduk
Jumlah penduduk Jiwa 226.770 226.990 236.719 238.281 239.854 241.437 243.030 244.634 246.249 247.874 253.957
Cakupan pelayanan (%) 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90%
Penduduk terlayani Jiwa 204.093 204.291 213.047 214.453 215.867 217.293 218.727 220.171 221.624 223.087 228.561
2 Domestik
Sambungan rumah
Tingkat pelayanan (%) 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Penduduk terlayani Jiwa 204.093 204.291 213.047 214.453 215.867 217.293 218.727 220.171 221.624 223.087 228.561
Pemakaian air Lt/org/ 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
hr
Kebutuhan air Lt/dt 212,59 212,80 221,92 223,38 224,86 226,34 227,84 229,34 230,85 232,38 238,08
3 Non domestik (20%) Lt/dt 42,51 42,56 44,38 44,67 44,97 45,26 45,56 45,86 46,17 46,45 47,61
4 Lt/dt 51,02 51,07 53,26 53,61 53,96 54,32 54,68 55,04 55,40 55,76 57,13
Kehilangan air (20%)
5 Kebutuhan air rata-rata Lt/dt 306,12 306,43 319,56 321,66 323,79 325,92 328,08 330,24 332,42 334,59 342,82
6 Kebutuhan air Lt/dt 336,732 337,073 351,516 353,826 356,169 358,512 360,888 363,264 365,662 368,049 377,102
maksimum
199
Untuk analisis ketersediaan air bersih sampai dengan tahun 2030 dilakukan
dengan membandingkan debit potensi setiap sumber mata air yang dimanfaatkan
saat ini dengan debit yang dibutuhkan sampai tahun 2030 sesuai dengan hasil
perhitungan.
Dengan menjumlahkan kebutuhan air bersih dari wilayah Kabupaten Soppeng
pada tahun 2030 ( 238,08 lt/dt) dengan wilayah yang satu penggunaan air bersih
pada tahun 20230 ( 47,61 lt/dt) , maka didapatkan total kebutuhan air bersih yaitu
sebesar 285,69 lt/dt. Dengan membandingkan kebutuhan dengan ketersediaan air
yang ada, dapat diketahui bahwa jumlah ketersediaan sumber air saat ini yaitu 73,62
lt/detik tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan wilayah Kabupaten Soppeng
sampai dengan tahun 2030
200
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dalam memenuhi kebutuhan penduduk akan air bersih PDAM kabupaten
soppeng memanfaatkan mata air ompo sebagai sumber air baku, dengan kapasitas
produksi yang terbatas sehingga sudah pasti tidak memenuhi kebu
tuhan konsumen. Walaupun saat ini sudah diupayakan pembagian kapasitas
sumber terhadap daerah pelayanan yang diperhitungkan kekurangan supply air,
namun karena secara umum kebutuhan air jauh melebihi kapasitas produksi, maka
PDAM Soppeng tidak dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Pendanaan melalui
APBN murni seperti pembangunan SPAM IKK, SPAM Perdesaan dan penyehatan
PDAM. Untuk capaian kinerja air minum sesuai dengan SPM PU (Permen PU No. 1
tahun 2014) capaian kinerja pelayanan untuk indikator tingkat penyediaan air
minum kabupaten adalah 21,47%. Target layanan air minum belum bisa terpenuhi,
termasuk kualitas air minum yang belum sesuai standar yang ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan.
2. REKOMENDASI
Dari permasalahan yang ada tersebut diatas maka beberapa rekomendasi yang
dapat diberikan yaitu:
a. Perencanaan teknis yang lebih komprehensif, efektif, efisien dan
berkesinambungan misalnya me-review kembali perencanaan teknis kebutuhan
air bersih kota Watansoppeng sehingga faktor kehilangan air (UFW) lebih dapat
dikendalikan
201
202
DAFTAR PUSTAKA
https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2005/16TAHUN2005PP.HTM
https://media.neliti.com/media/publications/40088-ID-implementasi-kebijakan-pelayanan-air-bersih-
wilayah-perkotaan-berbasis-kerja-sam.pdf
http://conference.unsri.ac.id/index.php/uniid/article/view/612
https://www.bappenas.go.id/files/2013/5228/1645/iwan__20091015121421__2325__0.doc
https://pupr.soppengkab.go.id/wp-content/uploads/2018/12/RENSTRA-PUPR_2016-2021.pdf
https://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCRPIJM_1480560456BAB_I
V_RPIJM__fix
203
Oleh:
Nini Silvia 60800119009
Linda 60800119012
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan
program prioritas yang bertema Pengembangan Infrastruktur Berbasis Komoditi Unggulan
Pertanian Di Kabupaten Soppeng. Penulisan ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Studio Perencanaan Wilayah.
Penulis
204
DAFTAR ISI
205
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pemanfaatan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya secara lestari
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan pengelolaan kawasan konservasi.
Bentuk pemanfaatan sumber daya alam hayatidan ekosistemnya sebagai salah satu
objek dan daya tarik wisata alam menjadi trend upaya pemanfaatan yang diyakini akan
lebih mampu menjaga kelestarian alam dibandingkan bentuk pemanfaatan kayu dan
non kayu lainnya.Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya pun mengamanatkan kawasan pelestarian
alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi dan dimanfaatkan
untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,
pariwisata dan rekreasi.
Wisatawan yang pada umumnya berasal dari kota, menginginkan suasana baru di
pedesaan atau di alam yang jauh dari kebisisngan dan hiruk pikuk kehidupan kota,
melakukan perjalanan-perjalanan yang bermakna dengan melihat daerah atau wilayah
yang suasananya berbeda dengan tempat asalnya yang memungkinkan wisatawan
mengalami kepuasan dan pengayaan wawasan. Hingga saat ini destinasi wisata andalan
di Kabupaten Soppeng hampir semua hanya menawarkan satu model atraksi pariwisata
di antaranya permandian alam Lejja yang menawarkan permandian alam air panas,
museum presejarah calio, rumah adat sao mario, maupun villa yuliana yang mengankat
tema wisata budaya.
Objek Wisata yang sering dikunjungi wisatawan diantaranya berupa wisata satwa,
sejarah, alam, agrowisata, cagar bydaya dan agama. Tetapi Kabupaten Soppeng di
Dominas oleh Objek Wisata alam dan Sejarah yang tersebar di 8 Kecamatan yang ada di
Kabupaten Soppeng diantaranya Appejenge, Goa Codong Citta, Kompleks Istana Datu,
Lereng Hijau Bulu Dua, Makam Jera Lompoe, Makam Petta Bulu Matanre, Makam Syekh
Abd.Majid, Museum Situs Calio, Panorama Alam Danau Tempe, dan Permandian Air
Panas Lejja.
206
1. Adanya sumberdaya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan
bersih.
2. Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk mengunjunginya.
3. Adanya ciri khusus/prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang hadir.
4. Objek wisata alam mempunyai daya tarik tinggi karna keindahan alam pegunungan,
sungai, dan lain-lain.
207
5. Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus
dalam bentuk atraksi kesenian, upacara adat, bangunan bersejarah dan lain-lain.
a) Atraksi (attraction)
b) Amenitas (amenity)
c) Aksessibilitas (accessibility)
d) Pelayanan tambahan (ancillary services).
C. Metode Penelitian
Penelitian dilakukan di Kabupaten Soppeng, Provinsi Sulawesi Selatan pada
tanggal 17 April sampai 22 April. Penelitian ini menggunakan metode kuanlitatif
evaluatif yaitu dengan penilaian berdasarkan pada pedoman penilaian potensi wisata
alam yang diterbitkan oleh Direktorat Bina Pelestarian Alam (Dirjen PHKA, 1994).Dalam
penelitian ini data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder.
Data sekunder bersumber dari studi pustaka, dinas/instansi terkait. Untuk data
primer digunakan metode survey, dengan cara observasi lapangan . Unsur-unsur yang
akan dievaluasi meliputi aspek daya tarik obyek wisata, kondisi fisik objek wisata seperti
sarana dan prasarana penunjang, aksessibilitas, aspek sosial masyarakat dan hubungan
antar objek wisata.
Analisis Deskriptif merupakan proses penggambaran daerah penelitian. Data
yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisa dengan metode analisis deskriptif, untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada kaitannya dengan
masalah yang diteliti. Setelah dilakukan analisis deskriptif kemudian dianalisis dengan
menggunakan Analisis SWOT.
Menurut Sondang P. Siagian (1998:172) SWOT merupakan akronim untuk kata
Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunities (Peluang) dan Threats
(Ancaman). Dari analisis ini akan ditarik kesimpulan bagaimna strategi pengembangan
objek wisata Pemandian Air Panas Lejja dalam meningkatkan jumlah kunjungan
208
wisatawan di Kabupaten Soppeng. Tujuan dari perumusan analisis SWOT adalah untuk
mengelompokkan masalah dan memudahkan pendekatan secara strategis.
IFAS
STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)
EFAS Tentukan 5-10 faktor-faktor Tentukan 5-10 faktor-
Kekuatan Internal faktor Kelemahan Internal
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
Tentukan 5-10 faktor- Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
faktor Peluang menggunakan kekuatan untuk meminimalkan kelemahan
Eksternal memanfaatkan peluang untuk memenfaatkan
peluang
THREATS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
Tentukan 5-10 faktor- Ciptakan strategi yang Ciptakan Strategi yang
faktor Ancaman menggunakan kekuatan untuk menimalkan kelemahan-
Eksternal mengatasi ancaman kelemahan dan
menghindari ancaman
209
BAB II
4. Masyarakat Sekitar
Masyarakat sekitar mempunyai peranan yang sangat penting khususnya di
objek wisata permandian alam ini. Selain untuk untuk memberikan pelayanan
kepada wisatawan yang berkunjung, adat istiadat atau budaya masyarakat sekitar
objek wisata juga dapat menarik kunjungan wisatawan.
5. Sumber Air Panas yang Sangat Melimpah
Pemandian Air Panas Lejja mempunyai sumber mata air panas yang jernih
dan melimpah. Suhu airnya mencapai 500 Celcius, ditambah kandungan sulfur
dengan kadar belerang mencapai 1,5 persen.
6. Pemandangan Alam yang Indah
Keindahan alam dari sumber air panas yang melimpah serta pepohonan yang
rindang di sekitar objek wisata merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Selain itu adanya atraksi fauna langka seperti monyet/kera diatas pohon yang dapat
disaksikan oleh pengunjung objek wisata Pemandian Air Panas Lejja.
211
Potensi Objek Wisata Pemandian Air Panas Lejja di Lihat dari Pendekatan 4A.
Adapun hasil dari analisa di objek Wisata Pemandian Air Panas Lejja berdasarkan
metode pendekatan 4A adalah sebagai berikut :
1. Atraksi (Attraction )
Objek wisata Pemandian Air Panas Lejja merupakan objek wisata alam yang masih
alami serta memiliki sumber air panas yang melimpah. Atraksi wisata terdiri dari 2
yaitu :
212
213
Adapun amenitas yang berada di objek wisata Pemandian Air Panas Lejja di
Kabupaten Soppeng dengan kriteria-kriteria fasilitas yang ada.
4. Aktivitas (Aktivity )
Objek wisata Pemandian Air Panas Lejja menyuguhkan berbagai keelokan
suasana alam yang masih alami. Hal ini menjadikan wisatawan yang berkunjung dan
masyarakat sekitar untuk melakukan aktifitas.
a. Aktivitas Wisatawan.
1. Jalan-jalan kehutan sambil menikmati panorama alam Pemandian Air Panas
Lejja.
2. Berendam di kolam renang yang airnya hangat serta bisa menyembuhkan
penyakit rematik dan gatal-gatal.
3. Melihat adat istiadat/ budaya masyarakat sekitar objek wisata.
4. Menikmati hidangan makanan di warung tradisional sekitar objek.
5. Belanja souvenir khas Lejja seperti baju yang bertuliskan Lejja, serta makanan
dan minuman yang diperlukan selama tinggal.
6. Melihat langsung sumber air panas Lejja.
7. Berkunjung ke sumur jodoh dan menggantung harapan lewat botol-botol
plastik (mitos).
b. Aktivitas Masyarakat.
1. Berdagang atau menjual kebutuhan wisatawan seperti makanan dan
minuman, madu asli Lejja serta souvenir khas Lejja seperti baju yang
bertuliskan Lejja.
2. Penyewaann ban untuk para wisatawan.
3. Melaksanakan acara-acara tradisional seperti pattaungeng dan
mappadendang.
215
4. Memanfaatkan air yang bersumber dari Pemandian Air Panas Lejja untuk
mengairi sawah masyarakat disekitar objek wisata.
Tabel 2. Matriks Faktor Internal dan Faktor Eksternal Objek Wisata Pemandian Air
Panas Lejja
FAKTOR INTERNAL
KEKUATAN (STRENGTHS)
1. Panorama alam yang indah, alami, dan masih terjaga
2. Sumber air panas yang memadai
3. Penduduk sekitar objek wisata
4. Keamanan yang sangat baik
5. Memiliki pertunjukan wisata yang beragam
6. Fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung
Kelemahan
1. Jaringan telekomunikasi yang tidak mendukung
2. Pengenalan wisata yang masih kurang
3. Fasilitas jalan yang kurang mendukung
4. Tempat objek wisata jauh dari pusat kota
5. Lokasi objek wisata yang masuk dalam kawasan lindung
6. Kurangnya anggaran untuk biaya fasilitas sarana dan
prasana
7. Minimnya tenaga kerja yang andal yang mengelola
tempat wisata.
Sumber : Diolah Penelitian, 2015
Dari hasil analisa di atas tentang uraian terhadap kajian aspek lingkungan
internal maupun eksternal tersebut, maka terdapat beberapa indicator yang
216
217
218
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di objek wisata Pemandian Air Panas
Lejja dan hasil wawancara dengan beberapa informan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
219
dana yang awalnya kurang dari pemerintah daerah dapat teratasi. Selain
menjalin kerjasama dengan investor juga sangat penting menjalin kerjasama
dengan pelaku-pelaku pariwisata salah satunya Travel Agent yang dapat
membantu dalam mendatangkan wisatawan lokal maupun wisatawan asing;
Dalam pengembangannya objek wisata Pemandian Air Panas Lejja tetap
harus memperhatiakan keaslian daya tariknya.
Adapun beberapa rekomendasi yang dapat diajukan berdasarkan hasil penelitian ini
adalah :
1. Dalam mengembangkan objek wisata Pemandian Air Panas Lejja harus lebih
memprioritaskan penambahan dan peningkatan fasilitas sarana dan
prasarana serta menambah atraksi wisata sehingga wisatawan tidak bosan
dengan atraksi yang itu-itu saja.
2. Memperluas promosi dan pemasaran objek wisata Pemandian Air Panas Lejja
dari berbagai segmen pasar lokal, regional, nasional maupun internasional
dengan berbagai sarana promosi dan pelayanan kepariwisataan yang
optimal. Salah satu sarana promosi yang bisa diterapkan yaitu membuat
Website resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang berisi informasi-
informasi kepariwisataan yang menarik sehingga wisatawan dapat
mengakses tempat-tempat wisata di Kabupaten Soppeng.
3. Untuk sarana tempat berjualan khususnya Pedagang Kaki Lima (PKL) perlu
diperhatikan dan perlu penataan kembali sehingga terlihat rapih dan teratur
4. Membuat souvenir yang unik dan khas tentang objek wisata Pemandian Air
Panas Lejja
5. Sebaiknya memperbaiki dan memperluas tempat parkir yang bisa memuat
banyak kendaraan, agar tidak di parkir di jalan raya yang dapat menyebabkan
kemacetan.
6. Menambah jumlah tempat sampah agar lingkungan di objek wisata
Pemandian Air Panas Lejja tetap bersih dan nyaman.
220
DAFTAR PUSTAKA
https://soppengkab.go.id/potensi-daerah/wisata/
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10562-Full_Text.pdf
https://www.nativeindonesia.com/pemandian-air-panas-lejja/
https://cpssoft.com/blog/bisnis/pengertian-analisis-swot/
https://ems.ekrut.com/media/analisis-swot-adalah
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10562-Full_Text.pdf
221
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan
program prioritas yang bertema Peningkatan Terminal Angkutan Darat Kabupaten Soppeng .
Penulisan ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Studio Perencanaan Wilayah.
Penulis
222
DAFTAR ISI
223
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kota Watan Soppeng merupakan ibu kota sekaligus menjadi pusat kegiatan dan
pemerintahan daerah. Pertumbuhan penduduk yang pesat disertai pertumbuhan
kendaraan yang pesat juga sehingga menyebabkan timbulnyatuntutan besar akan
sarana dan prasarana transportasi.Terminal angkutan darat Kab Soppeng adalah
terminal yang mempunyailetak straregis karena berada dekat pusat kota dan juga
menghubungkan beberapa kecamatan.Terminal ini juga memiliki andil yang besar
dalam roda perekonomian masyarakat di Kabupaten Soppeng.
Menurut hasil pengamatanlapangan,terminal angkutan darat merupakan salah
satu prasarana yang penting di kota Soppeng karena memiliki fasilitas umum yang
kompleks bila ditinjau dari fungsinya yaitu sebagai Terminal angkutan umum dalamdan
luar kota, Pasar tradisional dan ada beberapa fasilitas penunjang
terminallainnya.Meningkatnya kapasitas penggunaan jasa transportasi adalah
faktorutama terjadinya masalah pada terminal ini. Ketersediaan area parkir
tidakseimbang dengan permintaan kedaraan yang masuk. Hal ini juga disebabkankarena
area parkir yang semakin sempit karena luasan yang sebelumnyaadalah area parkir kini
sudah menjadi area pasar dan juga adanya pedagang kaki lima yang berjualan di
beberapa tempat di sekitar areaterminal. Beberapa masalah lain juga seperti kendaraan
yang parkir sembarangdi area terminal, fasilitas penunjang yang mulai rusak, juga
antrian yang panjang karena menunggu kendaraan yang lain penuh.
224
1. Pelayanan keselamatan
2. Pelayanan keamanan
3. Pelayanan kehandalan/keteraturan
4. Pelayanan kenyamanan
5. Pelayanan kemudahan /keterjangkauan
6. Pelayanan kesetaraan
Berdasarkan peraruran daerah kabupaten soppeng nomor 8 tahun 2012tentang
rencana tata ruang wilayah kabupaten soppeng pasal 7 menyebutkan bahwa Salah
satu kebijakan penataan ruang ialah Peningkatan kualitas dan kapasitas infrastruktur
serta jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi dan
sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh daerah.
3. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kabupaten soppeng, jenis penelitian yang digunakan
ialah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif, pengumpulan
data dalam penelitian ini diperoleh dari wabside resmi. dengan maksud memperoleh
gambaran yang lengkap mengenai implementasi pelayanan air bersih di wilayah
Kabupaten Soppeng
4. Kerangka Pikir
Rekomendasi
Kesimpulan
225
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pola arus angkutan ditetapkan lokasi terminal pada bagian utara kota
Watansoppeng sehingga arus transportasi dibagi menjadi pola angkutan luar kota
dan pola angkutan dalam kota. Dua daerah penting dalam fasilitas terminal adalah
daerah pelayanan dan daerah parkir. Lokasi dimana kendaraan parkir dinamakan
fasilitas parkir. Fasilitas parkir merupakan suatu bagian yang sangat penting dari
226
sebuah sistem transportasi. Peran fasilitas parkir dalam sebuah sistem transportasi
dapat dilihatdari fungsinya dalam menyediakan tempat untuk menyimpan
kendaraan ditempat-tempat tujuan perjalanan dari pergerakan lalu lintas. Fasilitas
parkir bertujuan memberikan tempat istirahat kendaraan dan menunjang kelancaran
arus lalu-lintas.
Karakteristik parkir dimaksudkan sebagai sifat-sifat dasar yang memberikan
penilaian terhadap pelayanan parkir dan permasalahan parkir yang terjadi pada
lokasi studi. Berdasarkan karakteristik parkir, akan dapat diketahui kondisi
perparkiran yang terjadi pada lokasi studi seperti mencakup volume parkir,akumulasi
parkir, lama waktu parkir, indeks parkir dan kapasitas parkir.
2. Analisis Data
Pengumpulan data di Terminal Angkutan darat Kab Soppeng mengambil
data-data yang lama . Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri atas data sekunder, yaitu: Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari
instansi yang terkait dengan penelitian ini, utamanya data dari Dinas Perhubungan
Kabupaten Soppeng dan data dari kantor terminal.
227
0 0 2 01 1 061
6 2
2009 4e0,532 229,68 3,285 21,4 1,66 1,13 1,66 1,13
0 76
201 3,320 22,379 3,420 22,3 2,31 13,52 2,31 13,5
0 79 2
201 3,413 22,782 3,523 22,7 2,80 9,86 2,80 9,86
1 82
201 3,517 22,995 3,667 22,9 3,05 11,33 3,05 11,3
2 95 3
Rata-rata kenaikan pertahun 1,96 % 7,17 1,96% 7,17
% %
Tabel 2 : jumlah penumpang angkutan umum ( AK dan ADES ) yang keluar masuk
terminal soppeng
Tahun Penumpang Peningkatan
20 623,179 623,179 - -
08
20 630,493 630493 1,17 1,17
228
09
Tabel 3 : Jumlah kendaraan bus antar kota dalam provinsi ( AKDP ) yang
masuk keluar Terminal Soppeng.
Tahun Kendaraan Peningkatan
229
230
4 TrmWtsoppeng-Tajuncu-Leworeng 04 20 Asapal-beton
5 TerWtsoppeng-Tajuncu-labokong 05 18 Aspal
6 TerWtsoppeng-Cendrana-Ganra 06 8 Aspal
231
3. Pembahasan
Tinjauan pengadaan terminal angkutan darat di Soppeng mempertimbangkan
kondisi eksisting terminal angkutan darat di Soppeng dan kondisi fisik bangunan
terminal yang ada sekarang adalah terminal darurat dimana sarana dan fasilitas
terminal yang semestinya melengkapi sebuah terminal di Soppeng belum ada. Faktor
pendukung pengadaan terminal angkutan darat yaitu; penyedian sarana dan prasarana
jalan yaitu mempunyai panjang ruas jalan903.912 KM, terdiri dari jalan beraspal, beton
dan kerikil.
Peningkatan jumlah sarana angkutan umum yang keluar/masuk terminal, yaitu
kendaraan angkutan kota dalam propinsi ( AKDP ) meningkat rata-rata 25,48 % per
232
tahun, sedang angkutan kota dan angkutan pedesaan meningkat rata-rata 14,89 %
pertahun.Peningkatan jumlah penumpang bus kota dan angkutan lokal
yangkeluar/masuk terminal yaitu : jumlah penumpang angkutan kota dalam propinsi ( 7
AKDP ) meningkat rata-rata 5,18 % per tahun dan jumlah penumpang angkutan
kota/angkutan pedesaan meningkat rata-rata 6,28 % per tahun.Konsep pendekatan
perancangan mempertimbangkan pendekatan terhadaptata ruang kota Soppeng pada
daerah kecamatan dan desa/kelurahan. Pendekatan terhadap jaringan transportasi
sistim jaringan transportasi unsur terpenting dalam perencanaan terminal.
Sistim jaringan transportasi mendukung keberadaan terminal adalash prasarana
jalan/rute angkutan baik angkutan umum maupun barang. Pendekatan pemilihan lokasi
dan site harus disesuaikan dengan rencana induk kota tentang peruntukan daerah
transportasi, dapat dijangkau oleh sarana transportasi angkutan kota, mendukung
pengadaan bangunan terminal angkutan darat, dan tersedianya sistim infrastruktur
kota. Pengolahan lingkungan, Zoningsite, penampilan bangunan, pencapaian dan pola
sirkulasi. Pendekatan tataruang/lay out yatu ruang dalam, ruang luar, kebutuhan dan
pengelompokan ruangtermasuk kebutuhan ruang terminal penumpang, besaran ruang.
233
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Berdasarkan analisa peningkatan jumlah sarana angkutan umum yangkeluar/masuk
terminal, yaitu kendaraan angkutan kota dalam propinsi( AKDP )meningkat rata-rata
25,48 % per tahun, sedang angkutan kota dan angkutan pedesaan meningkat rata-
rata 14,89 % per tahun.
2. Peningkatan jumlah penumpang bus kota dan angkutan lokal yang
keluar/masukterminal yaitu : jumlah penumpang angkutan kota dalam propinsi (
AKDP )meningkat rata-rata 5,18 % per tahun dan jumlah penumpang
angkutankota/angkutan pedesaan meningkat rata-rata 6,28 % per tahun.
3. Terminal Angkutan darat Kabupaten Soppeng perlu di benahi kembali agardapat
melayani perkembangan dan pertumbuhan penumpang dan kendaraayang tumbuh
sangat pesat.
4. Perencanaan dan pelaksanaan terminal dapat disesuaikan dengan standarnasional
Departemen Perhubungan dan aturan-aturan yang ada dan dapat disesuaikan
dengan kebutuhan,perlengkapan sarana dan prasarana dalam sebuahterminal
angkutan darat.
Rekomendasi
Dari permasalahan yang ada tersebut diatas maka beberapa rekomendasi yang
dapat diberikan yaitu agar dapat diteliti tentang hubungan pertumbuhan ekonomi
dengan pertumbuhan kendaraan dan jumlah penumpang.Terminal Angkutan darat Kota
Soppeng menjadi terminal regional supayakendaraan dari Kabupaten Bone yang mau ke
Siwa dan Kabupaten Luwu harusmasuk ke terminal Soppeng.
234
Daftar Pustaka
Departemen Perhubungan.1995.
Menuju Lalu Lintas dan Angkutan JalanyangTertib
Direktorat Jendral Perhubungan Darat. Jakarta.Hobbs, F. D., 1979.
235
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan
program prioritas yang berjudul Strategi Pengembangan Infrastruktur Sanitasi di Kabupaten
Soppeng. Penulisan ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Studio
Perencanaan Wilayah.
Penulis
236
DAFTAR ISI
237
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Kebutuhan infrastruktur sanitasi senantiasa sejalan dengan perkembangan
peradaban manusia, walaupun dalam perkembangannya tersebut belum mendapat
perhatian secara cermat sesuai dengan tingkat pengetahuan peradaban dimaksud.
Sejalan dengan itu, pembangunan nasional yang menuntut ketersediaan segala aspek
kebutuhan rakyat mulai dari prasarana dan sarana dasar sampai kepada pemenuhan
kebutuhan lain yang harus dilaksanakan secara merata di seluruh wilayah. Salah satu
perwujudan pembangunan nasional tersebut adalah pelaksanaan pembangunan sanitasi
yang disiapkan secara lebih cerdas, terencana, terpadu sesuai dengan kaidah
pembangunan berkelanjutan.
Sejalan dengan hal tersebiut, sejumlah kebijakan nasional telah ditetapkan untuk
mendukung program pengembangan suatu wilayah, khususnya peningkatan kinerja
pembangunan sarana air minum dan sanitasi. Kebijakan Nasional yang dimaksud, antara
lain Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang
Berkeadilan, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang serta Surat
Edaran Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional Nomor 0445/M.PPN/11/2010 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Target Millennium Development Goals
(RAD-MDGs). Berdasarkan kebijakan tersebut, peningkatan kinerja pembangunan air
minum dan sanitasi menjadi salah satu prioritas nasional.
Meskipun pembangunan infrastruktur sanitasi menjadi salah satu prioritas nasional,
namun pada pengaplikasiannya masih ada beberapa kendala sehingga perhatian dan
alokasi pendanaan pun cenderung kurang memadai. Disamping itu, memperhatikan
kondisi sanitasi saat ini, masih perlu keberlanjutan dan keterpaduan berbagai program
agar sanitasi dapat lebih baik. Untuk itulah, Kabupaten Soppeng yang merupakan salah
satu kabupaten yang memiliki akses sanitasi yang belum memadai, perlu menyiapkan
238
3. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kabupaten soppeng, jenis penelitian yang digunakan ialah
menggunakan jenis data kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif,
pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari wabsite resmi, dengan maksud
memperoleh gambaran yang lengkap mengenai implementasi infrastruktur prasarana
sanitasi di wilayah Kabupaten Soppeng.
4. Kerangka Berpikir
Pengembangan Infrastruktur
Sektor Sanitasi
Kesimpulan
Rekomendasi
240
BAB II
241
Berikut tabel analisis produksi limbah tinja dan nontinja Kabupaten Soppeng.
No Uraian Jumlah/Volume Keterangan
1. Jumlah Timbunan Tinja/ Black water 61.713 Data
Jumlah KK Dinkes
a. Jamban pribadi 53.166 86.15%
b. Pengguna jamban bersepti tank 13.972 22.64%
c. Standar timbunan tinja/ gram/ Org/ 13 Dinas Kebersihan
hr
d. Jumlah timbunan tinja pemilik 25.60 Asumsi 3.66 jiwa/
jamban (m3)/ hari KK
e. Jumlah timbunan seluruhnya (m3)/ 29.72 Asumsi 3.66 jiwa/
hari KK
2 Jumlah Timbunan Grey Water 226.079 Total Penduduk
a. Standar Timbunan gram org/hr 27 Dinas Kebersihan
Survey
b. Jumlah timbunan (m3)/hari 62.60 Dinas Kebersihan
Sumber : RPIJM Kabupaten Soppeng 2012-2019
243
2. SISTEM PERSAMPAHAN
Fungsi Wilayah , murujuk ke Dokumen Ranperda RTRW Kab. Soppeng (pasal 14)
• Lokasi TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di Daerah ditetapkan di
perkotaan PKL, PKLp, PPK dan PPL yang dikembangkan dengan sistem transfer
depo;
i. PKL yaitu Kawasan Perkotaan Watansoppeng
ii. PKLp yaitu Kawasan Perkotaan Takalala di Kecamatan Marioriwawo dan
Kawasan Perkotaan Batu-Batu di Kecamatan Marioriawa.
iii. PPK terdiri atas:
- Kawasan Perkotaan Cangadi di Kecamatan Liliriaja;
- Kawasan Perkotaan Citta di Kecamatan Citta;
- Kawasan Perkotaan Ganra di Kecamatan Ganra;
- Kawasan Perkotaan Tajuncu di Kecamatan Donri-Donri; dan
- Kawasan Perkotaan Cabenge di Kecamatan Lilirilau.
iv. PPL terdiri atas
- Desa Rompegading dan Desa Barang di Kecamatan Liliriaja;
- Desa Watu dan Desa Goarie Kecamatan Marioriwawo;
- Desa Baringeng dan Desa Tetewatu di Kecamatan Lilirilau;
- Desa Panincong di Kecamatan Marioriawa;
- Desa Lalabata Riaja di Kecamatan Donri-Donri;
- Desa Belo di Kecamatan Ganra; dan
- Desa Kampiri di Kecamatan Citta.
Lokasi TPST dan TPA ditetapkan di Kawasan TPA Lempa di Kelurahan Lalabata
Rilau Kecamatan Lalabata yang dilengkapi dengan kawasan industri pengolahan
sampah
Berikut adalah tabel sistem pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten
Soppeng:
Fungsi Teknologi yang digunakan Jenis data Perkiraan nilai
sekunder data
User Interface Daerah Perdesaan & Non Layanan
244
Persampahan
- Ditimbun Cakupan Layanan 7,01 %
- Dibuang Ke Lahan Kosong / Kebun Cakupan Layanan 14,18%
- Dibakar Cakupan Layanan 38,51 %
- Dibuang Ke Sungai Cakupan Layanan 29,62%
Daerah Perkotaan & Daerah Layanan
Persampahan
- Tong
- Plastik Cakupan Layanan 24367 Jiwa
- Keranjang
- Ember
- Tempat Sampah, dll
Taman & Tempat Wisata
- Petugas Kebersihan/ Tukang Sapu Tenaga 44 Orang
Daur Ulang Skala RumahTangga & Jumlah (Kuantitas) 5 Usaha Pengepul
Lingkungan
Pengomposan Skala Lingkungan
- Oleh Masyarakat Lokasi 11 Titik
Volume sampah 32 M3
terolah/ Bulan
- Oleh Instansi Pemerintah Lokasi 11 Titik
Volume sampah 15 M3
terolah/ Bulan
- Pasar Lokasi 2 Titik
Volume sampah 2471 M3
terolah/ Bulan
- Sekolah Lokasi 22 Titik
Volume sampah 22 M3
terolah/ Bulan
245
246
(Kuantitas)
Kapasitas 3,50 M3
- Truk Armrol Jumlah 1 Unit
(Kuantitas)
Kapasitas 6,00 M3
- Trailer Kontainer Jumlah 3 Unit
(Kuantitas)
Kapasitas 6,00 M3
Pengolahan Akhir - Teknologi Pembakaran Jumlah 1 Unit
Terpusat (Incenarator) (Kuantitas)
- Teknologi Komposting Jumlah 1 Unit
(Kuantitas)
Daur ulang/ Tempat pemorsesan akhir
pembuangan akhir Contro/Sanitary Landfill luas 5H
Adapun sasaran yang hendak dituju dalam penyediaan sarana dan prasarana
persampahan adalah sebagai berikut:
1. Pemenuhan kebutuhan dasar Pengadaan tong sampah yang disalurkan kepada
masyarakat merupakan sasaran utama dalam pemenuhan kebutuhan akan sarana
dan prasarana bidang persampahan.
2. Pemenuhan pembangunan skala kabupaten Pengadaan sarana dan prasarana bidang
persampahan alat-alat berat dan peningkatan sarana dan prasarana di lokasi Tempat
Pembuangan Akhir ( TPA ) merupakan sasaran prioritas yang berskala kabupaten.
3. SISTEM DRAINASE
Fungsi Wilayah , murujuk ke Dokumen Ranperda RTRW Kab. Soppeng (pasal 17)
• Sistem jaringan drainase meliputi sistem saluran drainase primer, sistem saluran
drainase sekunder dan sistem saluran drainase tersier yang ditetapkan dalam
rangka mengurangi genangan air dan mendukung pengendalian banjir, terutama
247
248
249
251
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan kerangka pengembangan infrastruktur sanitasi di Kabupaten
Soppeng, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu tahapan pengembangan infrastruktur
sanitasi disusun berdasarkan analisis terhadap kondisi wilayah saat ini serta arah
pengembangan wilayah secara menyeluruh. Penentuan zona sanitasi, yaitu zona
pengembangan infrastruktur air limbah, persampahan, dan drainase, serta pilihan
sistem yang akan diaplikasikan, harus mempetimbangkan faktor-faktor:
• Arah pengembangan wilayah yang merupakan perwujudan dari visi dan misi
Kabupaten
• Proyeksi pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk pada setiap kawasan
• Jumlah penduduk miskin
• Kawasan beresiko sanitasi
• Kondisi fisik wilayah (topografi dan struktur tanah)
b. Rekomendasi
Dari permasalahan yang ada diatas maka beberapa hal yang dapat direkomendasikan
yaitu:
1. Strategi pembangunan infrastruktur sanitasi, baik air limbah, persampahan,
maupun drainase, dengan memperhatikan analisa kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman dari masing-masing sub sektor.
2. Dari analisa tersebut, diharapkan dapat memberi gambaran program dan
kegiatan prioritas dalam penanganan masalah sanitasi di Kabupaten Soppeng.
252
Daftar Pustaka
Yusuf, Pujarman. 2015. “Kerangka Pengembangan Infrastruktur Sanitasi Dalam
Mendukung Pengembangan Wilayah Kabu[aten Soppeng”,
https://www.academia.edu/19349001/sanitasi_dan_pengembangan_wilayah_kabupat
en_soppeng-, diakses pada 2 Juni 2020.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Soppeng Tahun
2012-2019.
253
Oleh:
Iin Indriani 60800119006
Nur Fidia 60800119022
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan
program prioritas yang bertema Pengembangan Infrastruktur Berbasis Komoditi Unggulan
Pertanian Di Kabupaten Soppeng. Penulisan ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Studio Perencanaan Wilayah.
Penulis
254
DAFTAR ISI
255
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan adalah perubahan mendasar dalam struktur sosial, sikap publik, dan
institusi negara, mempertahankan percepatan pertumbuhan ekonomi, ketimpangan
pendapatan, dan pengentasan kemiskinan (Todoro, 2000). Pembangunan harus
diarahkan pada keseimbangan pemerataan, pertumbuhan (efisiensi) dan keberlanjutan
pembangunan ekonomi (Rustiadi, 2018). Pembangunan yang berimbang didasarkan
pada potensi pembangunan daerah atau daerah yang berbeda-beda (Rustiadi, 2018).
Seperti yang dijelaskan oleh Friedman dan Allonso (2008), untuk mencapai percepatan
pembangunan daerah, diperlukan rencana pembangunan yang komprehensif dan
terkoordinasi untuk mempercepat pembangunan ekonomi masyarakat berbasis sumber
daya lokal. Seperti yang tertuang dalam UU Tata Ruang. Salah satu upaya percepatan
pembangunan melalui pemanfaatan sumber daya lokal dalam Resolusi No. 26 Tahun
2007 adalah dengan mengidentifikasi kawasan strategis.
Banyak daerah yang sebenarnya memiliki potensi pemanfaatan sumber daya alam
seperti pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan sebagai komoditas unggulan
yang layak dikembangkan. Komoditas unggulan tersebut dapat dijadikan sebagai faktor
pendorong pembangunan daerah dan dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Namun karena keterbatasan daerah itu sendiri, maka potensi daerah sebagai komoditas
unggulan tidak dapat menjadi faktor pendorong utama peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Hal lain yang tak kalah penting yang mendukung pengembangan komoditas
utama di daerah adalah ketersediaan infrastruktur. Tanpa dukungan infrastruktur yang
memadai, mustahil kawasan itu bisa berkembang dan menjadi pusat pertumbuhan
ekonomi baru. Setiawan (2010) melalui penelitiannya menyatakan Pendorong yang kuat
dalam pertumbuhan ekonomi yaitu Infrastruktur dan dapat dikatakan bahwa
infrastruktur memilki peran penting dalam pengembangan wilayah. Sehingga
disimpulkan bahwa pengembangan kapasitas infrastruktur berdanding lurus dengan
perkembangan output ekonomi disuatu daerah.
256
257
258
C. Metode Penelitian
Riset dicoba dengan memakai pendekatan deskriptif. Bagi Arikunto( 2002), kalau
riset deskriptif merupakan riset yang menarangkan, menganalisis ataupun
menggambarkan variabel- variabel( keadaan, kondisi ataupun suasana) baik masa
kemudian ataupun saat ini( lagi terjalin). Buat mengenali gimana merumuskan strategi
pengembangan infrastruktur dalam mendukung kawasan agropolitan di Kabupaten
Soppeng.
259
260
c. Metode Analisis
Dalam menganalisis informasi yang sudah dikumpulkan dalam riset ini
memakai analisis Location Quotient (LQ) buat menganalisis status komoditi unggulan
(padi serta jagung) di Kabupaten Soppeng. Tata cara LQ buat mengenali komoditas
unggulan diakomodasi dari (Miller& Wright (1881), Isserman (1997), serta Ron
Hood (1998) dalam Rachmat 2003). Loqation Quetient merupakan sesuatu
perlengkapan pengembangan ekonomi yang lebih simpel dengan seluruh kelebihan
serta keterbatasannya. Metode LQ ialah salah satu pendekatan yang universal
digunakan dalam model ekonomi basis selaku langkah dini untuk menguasai zona
aktivitas yang jadi pemacu perkembangan. LQ mengukur konsentrasi relatife
ataupun derajat spesialisasi aktivitas ekonomi lewat pendekatan perbandingan.
Dalam mengaplikasikan Analisis Location Question (LQ) ini buat tumbuhan tiap- tiap
digunakan satuan areal luas panen (ha). Hasil LQ yang didasarkan pada aspek luas
areal panen bisa penuhi kriteria unggul dari sisi penawaran, Sebab areal panen ialah
resultante kesesuaian berkembang tumbuhan dengan keadaan agroekologi yang
secara implicit mencangkup unsur- unsur (peubah) hawa, fisiografi serta tipe tanah.
261
D. Kerangka Berpikir
(Sektor Pertanian)
Infrastruktur Agropolitan
• Pasar
• Kelembagaan/koperasi dan lembaga keuangan
• Gudang prosessing dan pengolahan hasil
• Sarana transportasi dan irigasi
262
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
263
Dalam kurun waktu 2016– 2020, luas panen padi di Kabupaten Soppeng
cenderung berfluktasi, tetapi trendnya pula menampilkan kenaikan kurang lebih 13,
14 persen/ tahun yakni dari 38. 868 ha tahun 2016 menjadi 62. 250 ha tahun 2020.
Kenaikan luas panen tersebut mendesak terbentuknya kenaikan produksi kurang
lebih 11, 54 persen/ tahun. Untuk lebih jelasnya menimpa pertumbuhan luas panen,
jumlah produksi serta produktivitas padi, dalam kurun waktu tahun 2016- 2020 bisa
dilihat pada Tabel 1. 2. Pada tahun 2019 jumlah produksi padi sebanyak 276. 589 ton
dengan produktivitas 5, 67 ton/ ha, terjalin penyusutan produksi apabila dibanding
dengan tahun 2018 dengan jumlah produksi 309. 816, 00 ataupun menyusut kurang
lebih 10, 7 persen. Tetapi pada tahun 2020 berlangsung kenaikan produksi menjadi
338. 933, 00 ton.
264
Tabel 1.2 Perkembangan luas tanam, luas panen, produksi dan produktivitas padi di
Kabupaten Soppeng tahun 2016-2020.
Luas iTanam Luas iPanen Produksi Produktivitas
Tahun
i(ha) i(ha) i(ton) i(Ton/ha)
2016 47.080 38.868 226.433 5,83
2017 76.043,30 50.822,50 280.905,00 5,527
2018 47.941,50 53.223,80 309.816,00 5,82
2019 49.962,20 52.812,20 276.589 5,67
2020 48.802 62.250 338.933,00 6,42
Perkembangan
6,61 13,14 11,54 2,68
(% Tahun)
Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Soppeng.
265
Tabel 1.3 Perkembangan luas tanam, luas panen, produksi dan produktivitas Jagung
di Kabupaten Soppeng tahun 2016-2020.
266
Tabel 2.1 Location Quetion (LQ) komoditi unggulan berdasarkan luas areal panen
terhadap sub sektor tanaman pangan tahun 2007-2011
Non
Basis
Analisis menampilkan kalau range nilai LQ buat komoditas padi pada kawasan
agropolitan 5 tahun terakhir (2016- 2020) yakni rata- rata 1, 00. Begitu halnya
dengan komoditas jagung range nilai LQ 5 tahun terakhir (2016- 2020) berkisar
antara 1, 21 hingga 1, 62. Dengan nilai LQ 1, 62 maksudnya produksi jagung di
kawasan itu jenjang konsentrasi areal panennya 1, 62 kali lebih besar dibanding areal
panen kabupaten. Sehingga komoditas padi serta jagung yang jadi komoditas
unggulan di Kawasan Agropolitan Kabupaten Soppeng serta mempunyai nilai LQ 1
komoditi tersebut secara teknis layak dibesarkan, dari sisi ekonomi mengutungkan
serta secara sosial bisa diterima oleh penduduk setempat. Tetapi komoditas ini
hendak memperoleh nilai tambah untuk masyarakatnya bila dikelola dengan baik.
Zona on farm( budidaya) serta off farm sangatlah berarti untuk dicermati oleh
pemerintah wilayah (Rachmat, H, 2003).
wajib bisa dibesarkan sekalian( Sulistiono, 2008). Bagi Tarigan( 2004) hasil
perhitungan Location Quetion( LQ) dalam perekonomian wilayah yakni bila nilai LQ
1, hingga komoditi tersebut lebih berspesialisasi dibanding daerah rujukan.
Maksudnya, komoditi tersebut dalam perekonomian wilayah di daerah Kabupaten
Soppeng mempunyai keunggulan komparatif serta dikategorikan selaku komoditi
basis. Bila nilai LQ<1, hingga komoditi yang bersangkutan diwilayah Kabupaten
Soppeng kurang berspesialisasi dibanding dengan daerah rujukan. Komoditi tersebut
dikategorikan selaku komiditi nonbasis. Bila nilai LQ= 1, hingga komoditi yang
bersangkutan baik di daerah penelitian ataupun diwilayah rujukan mempunyai
kenaikan.
269
saluran drainase tersier yang terdapat di sebagian daerah kawasan tersebut yang
mana keadaannya sangat memprihatikan, hingga dibutuhhkan pula pembuatan
saluran drainase tersier dan rehabilitasi berat terhadap Bendungan Polojene
untuk menunjang aktivitas usahatani di Kawasan Agropolitan.
3. Infrastruktur Subsistem Pengolahan Hasil( Down- Steam Agribusiness)
Konsep pengembangan infrastruktur subsistem ini yakni dengan menyediakan
sarana berikut ini dalam kawasan:
• Prasarana serta Fasilitas utilitas Konsep pengembangan merupakan
ekspansi jaringan air bersih, jaringan listrik serta komunikasi ke desa- desa
sentra produksi.
• Peningkatan sistem jaringan air bersih untuk keperluan industri skala
kecil, menengah serta besar, butuh disiapkan pada kawasan ini.
• Tempat pengolahan, tempat pengolahan terpadu skala kelompok tani
supaya menggapai skala ekonomi serta terkonsentrasinya pengolahan
komoditi, mulai dari hasil panen sampai pengolahan limbahnya sehingga
bisa lebih efesien. Limbah sisa semacam jerami dalam bangunan
pengolahan ini diolah menjadi sekian banyak produk turunan yang
mempunyai nilai tambah.
• Gudang penyimpanan hasil pertanian, konsep pengembangan gudang
penyimpanan hasil panen untuk kelompok tani merupakan pembuatan
gudang tempat penyimpanan kelompok yang diatur sedemikian rupa
sehingga hasil panen komoditi senantiasa terpelihara. Sehingga mampu
bisa bertahan dikemas dalam waktu tertentu menunggu harga jual yang
layak.
• Industri pengolahan skala kelompok, buat menggunakan limbah dari
pengolahan komoditi, pengembangan pengolahan limbah butuh dicoba
bersumber pada kelompok pengolahan.
• Industri pengolahan skala menengah, konsep pengembangan kelas
industri menengah merupakan industri pengolahan lanjutan dengan
270
271
BAB III
PENUTUP
272
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2003). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Soppeng. (2020). Kabupaten Soppeng Dalam Angka Tahun
2021. Soppeng : Badan Pusat Statistik Kabupaten Soppeng.
Rachmat, H. (2003). Aplikasi Metode Location Quotient (LQ) Dalam Penentuan Komoditas
Unggulan Nasional. Bogor : Pusat Pengembangan Teknologi Pertanian.
Rustiadi, E., Saefulhakim, S., dan Panuju, D.R. (2011). Perencanaan dan Pengembangan
Wilayah. Jakarta : Crespent Press dan Yayasan Obor Indonesia.
Tarigan, R. (2004). Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi, Cetakan Pertama. Jakarta : PT Bumi
Aksara.
273