Anda di halaman 1dari 273

JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

1
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

2
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena telah melimpahkan rahmat-Nya
berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Rencana
Kabupaten Soppeng. Penulisan laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Studio Perencanaan Wilayah.

Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Fadhil Surur, ST., M.Si
dan Bapak Khairul Sani Usman, ST., M. Si. selaku dosen mata kuliah Studio Perencanaan Wilayah
yang telah memberi arahan serta bimbingan. Kami menyadari bahwa teknik penyusunan dan
materi yang kami sajikan masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan dan kekurangan.

Akhir kata, saya sampaikan banyak terima kasih kepada bapak/ibu, pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan laporan ini dari awal hingga akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa memberikan kelancaran segala usaha kita.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, 18 Juni 2021

Penulis

3
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
DAFTAR ISI

BAB 1-PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG 4
2. LANDASAN HUKUM 5
3. TUJUAN PENELITIAN 6
4. RUANG LINGKUP 6
5. SISTEMATIKA PENULISAN 7

BAB II- REVIEW KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN GOOD REGION


6. REVIEW RTRW KAB SOPPENG DAN RTRW PROVINSI SULSEL 10
7. REVIEW RTRW KABUPATEN DENGAN RPJP KABUPATEN 12
8. RELEVANSI RPJMD KAB SOPPENG DENGAN RPJPD KAB SOPPENG 6

BAB III- ANALISIS DAN PROYEKSI


9. ANALISIS 16
10. PROYEKSI 113

BAB IV- POTENSI DAN MASALAH


11. POTENSI 136
12. MASALAH 137

BAB V- ISU STRATEGIS


15. PENINGKATAN KINERJA PELAYANAN AIR BERSIH 139
16. STRATEGI PENGEMBANGAN PERMANDIAN AIR PANAS LEJJA 139
17. PENINGKATAN SISTEM SARANA DAN PRASARAN TRANSPORTASI 140
18. STRATEGI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SANITASI 140
19. PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR BERBASIS KOMODITI UNGGUL 141
4
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

BAB VI- KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH


13. LATAR BELAKANG KONSEP 143
14. REKOMENDASI KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH 144

BAB VII- RENCANA PEMBANGUNAN WILAYAH


20. VISI PEMBANGUNAN 143
21. MISI PEMBANGUNAN 150
22. STRATEGI PEMBANGUNAN 154

BAB VII- RENCANA TATA RUANG WILAYAH


23. RENCANA STRUKTUR TATA RUANG 156
24. RENCANA KAWASAN STRATEGIS 170
25. ARAHAN PEMANFAATAN RUANG 174
26. KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG 175

BAB IX- PROGRAM PRIORITAS


27. PENINGKATAN KINERJA PELAYANAN AIR BERSIH 180
28. STRATEGI PENGEMBANGAN PERMANDIAN AIR PANAS LEJJA 192
29. PENINGKATAN SISTEM SARANA DAN PRASARAN TRANSPORTASI 207
30. STRATEGI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SANITASI 217
31. PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR BERBASIS KOMODITI UNGGUL 23O

5
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

6
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perencanaan merupakan sesuatu pemilihan dan menghu bungkan fakta-fakta,
membuat serta menggunakan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan masa datang
dengan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yg diyakini
diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu (Terry, 1975). Menurut A. I.
Herbertson, Wilayah adalah suatu kesatuan yang kompleks dan tanah, air, udara,
tumbuhan, hewan, dan manusia yang dipandang dari hubungan mereka yang khusus
yang secara bersama-sama membentuk suatu ciri tertentu di atas permukaan bumi.
Perencanaan Wilayah merupakan satu-satunya jalan yang terbuka untuk
menaikkan pendapatan per kapita, mengurangi ketimpangan pendapatan dan
meningkatkan kesempatan kerja (Jhingan, 2000). Pelaksanaan perencanaan ruang
wilayah ini disejalankan dengan tujuan yang hendak dicapai, yaitu tata ruang.
Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah
nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.
Selain itu, penataan ruang diharapkan dapat mengefisiensikan pembangunan dan
meminimalisasi konflik kepentingan dalam pemanfaatan ruang serta meminimalisasi
dampak bencana yang akan muncul seperti banjir, tanah longsor, dan penurunan
kualitas lingkungan penduduk terutama di perkotaan akibat ketidaksesuaian
penggunaan lahan dengan rencana tata ruang (Pemendagri No. 28,2008).
Penataan ruang menurut Undang-Undang No.26 Tahun 2007 “adalah suatu sistem
proses perencanaan tata ruang, memanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan
ruang”. Penataan ruang tersebut perlu didasarkan pada pemahaman potensi dan
keterbatasan alam demi kelestarian lingkungan hidup di masa yang akan datang.
Kabupaten soppeng merupakan salah satu kabupaten yang ada di provinsi Sulawesi
Selatan.
Berdasarkan potensi dan peluang wilayah, Kabupaten Soppeng dapat menjadi
salah satu pusat pengembangan kota. Selanjutnya dalam upaya untuk lebih
memaksimalkan Kabupaten Soppeng sebagai salah satu pusat pertumbuhan dalam

7
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

mendukung terwujudnya pertumbuhan ekonomi wilayah yang lebih baik seiring


dengan peningkatan pendapatan dan taraf hidup (kesejahteraan) masyarakat.
Maka Kabupaten Soppeng ditinjau dari segi potensi wilayah banyak hal yang
dapat dilakukan perencanaan masalah atau potensi dengan merumuskan isu-isu
berdasarkan data dan analisis, tentang bagaimana wilayah tersebut dapat
dikembangkan berdasarkan potensi wilayah serta mengetahui bagaimana tingkat
perkembangan wilayah, arah perkembangan, dan pola pemanfaatan wilayah
kabupaten tersebut yang dapat diketahui melalui pengadaan kegiatan survey
wilayah. Kemudian kami sajikan dalam bentuk laporan singkat berupa kompilasi data
inventaris yang pada akhirnya di kabupaten tersebut dapat dilakukan suatu
perencanaan yang mampu mewujudkan. Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten
Soppeng yaitu terwujudnya pemanfaatan ruang yang berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan berbasiskan agropolitan dan pariwisata dalam mewujudkan masyarakat
yang maju, adil, dan sejahtera.

B. Landasan Hukum
1. Undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
2. SK Menteri Pertanian No.837/KPTS/UM/11/1980 tentang Kriteria dan Tata
Cara Penetapan Hutan Lindung.
3. UU No.41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan.
4. Peraturan Pemerintah No.60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya
Ikan.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.41PRT/M/2007 tentang Pedoman
Kriteria Teknis Kawasan Budidaya.
6. Peraturan Pemerintah (PP) No. 108 Tahun 2015 Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam
Dan Kawasan Pelestarian Alam
7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah.
8. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2021 Penyelenggaraan Penataan
Ruang

8
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

9. Undang-undang (UU) No. 32 Tahun 2009 Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup
10. Peraturan Pemerintah (PP) No. 142 Tahun 2015 Tentang Kawasan Industri
11. Peraturan Menteri Perindustrian RI No.35/MIND/PER/3/2010 tentang
Pedoman Teknis Kawasan Industri.
12. NI 03-1733-2004 Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan.
13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.16/PRT/M/2009 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.
14. Undang-Undang Cipta Kerja atau Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja (disingkat UU Ciptaker atau UU CK) adalah undang-undang
di Indonesia yang telah disahkan pada tanggal 5 Oktober 2020 oleh DPR RI dan
diundangkan pada 2 November 2020 dengan tujuan untuk menciptakan
lapangan kerja dan meningkatkan investasi asing dan dalam negeri dengan
mengurangi persyaratan peraturan untuk izin usaha dan pembebasan tanah

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari kegiatan studio perencanaan wilayah yang berlokasi di Kabupaten
Soppeng adalah untuk mengumpulkan serta menyusun data menjadi kompilasi data
yang memuat data fisik dasar, kependudukan, sosial dan budaya, ekonomi, sarana
prasarana dan fisik ruang berdasarkan kondisi eksisting di Kabupaten Soppeng serta
menganalisa dan memahami kondisi fisik dan non-fisik serta potensi dan masalah
yang ada, untuk selanjutnya dapat dijadikan landasan pada tahapan perencanaan
dan merumuskan perencanaan selanjutnya.

D. Ruang Lingkup
1. Ruang Lingkup Spasial
Pada penelitian laporan ini lingkup spasial yang dianalisis adalah Kabupaten
Soppeng dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Sidrap dan Wajo
2. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Wajo dan Bone
3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bone
4. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Barru

9
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

2. Ruang Lingkup Substansial


Pada penulisan ini ruang lingkup substansi analisis dan perencanaan
Kabupaten Soppeng meliputi :
1. Fisik dasar
2. Kependudukan dan sosial budaya
3. Ekonomi
4. Sumber daya alam
5. Sarana dan prasarana
6. Struktur ruang
7. Pola Ruang
3. Ruang Lingkup Temporal Pada penulisan laporan ini lingkup Temporal terbagi
menjadi dua,yakni:
1. Lingkup waktu data primer
2. Lingkup waktu data sekunder

E. Sistematika Penulisan
Laporan rencana ini di sajikan dalam sembilan bab, berikut sistematika penulisannya.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini mencakup latar Belakang, landasan Hukum, tujuan penelitian, ruang Lingkup,
dan Sistematika Penulisan.

BAB II : REVIEW KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN GOOD REGION


Bab ini mencakup Review RTRW Kabupaten dan RTRW Provinsi, Relevansi RTRW
Kabupaten dengan RPJP Kabupaten, dan Relevansi RTRW Kabupaten dengan RPJM
Kabupaten.

BAB III : ANALISIS DAN PROYEKSI


Bab ini mencakup analisi aspek fisik dasar, kependudukan dan sosial budaya,
ekonomi, sumber daya alam, sarana dan prasarana, struktur ruang, polar uang, dan
proyeksii.

10
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

BAB IV : POTENSI DAN MASALAH


Bab ini membahas potensi dan masalah yang ada di Kabupaten Soppeng.

BAB V : ISU STRATEGIS


Bab ini membahas isu-isu strategis dalam pengembangan wilayah Kabupaten
Soppeng.

BAB VI : KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH


Bab ini mencakup latar belakang konsep dan rekomendasi konsep.

BAB VII : RENCANA PENGEMBANGAN WILAYAH


Bab ini mencakup visi pembangunan, misi pembangunan, dan strategi pembangunan
paada Kabupaten Soppeng.

BAB VIII : RENCANA TATA RUANG WILAYAH


Bab ini mencakup Tujuan, Kebijakan dan Strategi, Rencana Struktur Ruang, Rencana
Pola Ruang, Rencana Kawasan Strategis, Arahan Pemanfaatan Ruang, dan Ketentuan
Pengendalian Pemanfaatan Ruang.

BAB IX : PROGRAM PRIORITAS


Bab ini mencakup program-program yang di prioritaskan.

11
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

12
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

BAB II
Review Kebijakan Perencanaan dan Good Region

A. Review RTRW Kabupaten Soppeng dan RTRW Provinsi Sulsel


1. RTRW Provinsi Sulawesi Selatan
Tujuan umum penataan ruang wilayah Provinsi adalah untuk menata ruang
wilayah Sulawesi Selatan termasuk pesisir dan pulau-pulau kecilnya menjadi
simpul transportasi, industri, perdagangan, pariwisata, permukiman, pertanian,
lahan pangan berkelanjutan, serta untuk meningkatkan kualitas lingkungan
daerah aliran sungai, secara sinergis antar sektor maupun antar wilayah,
partisipatif, demokratis, adil dan seimbang, dalam sistem tata ruang wilayah
nasional, yang bermuara pada proses peningkatan kesejahteraan rakyat,
khususnya warga Sulawesi Selatan secara berkelanjutan.
Rencana tata ruang kabupaten/kota (RTRWK) adalah penjabaran RTRW
provinsi ke dalam kebijakan dan strategi pengembangan wilayah kabupaten/kota
yang sesuai dengan fungsi dan peranannya di dalam rencana pengembangan
wilayah provinsi secara keseluruhan, strategi pengembangan wilayah ini
selanjutnya dituangkan ke dalam rencana struktur dan rencana pola ruang
operasional. Di landaskan dari rtrw provinsi Sulawesi Selatan, kabupaten
Soppeng memiliki fungsi kawasan Sebagai berikut yang tercantuk dalam RTRW
Provinsi.
• Pasal 14
Didalam RTRW Provinsi Sulawesi Selatan, Kabupaten Soppeng merupakan
salah satu kabupaten yang termasuk dalam kawasan Pusat Kegiatan Lokal
(PKL) sebagai kawasan pusat distribusi bahan kebutuhan bahan pokok
KTI, bersama dengan kabupaten kepulauan Selayar, kabupaten Sinjai,
Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara dan Kabupaten Wajo.
• Pasal 39
Kabupaten Soppeng termasuk dalam sistem jaringan sumberdaya air
nasional kawasan rencana DI.

13
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

• Pasal 49
Kabupaten soppeng ditetapkan sebagai salah satu kawasan lindung yang
berupa Taman wisata alam (TWA) Lejja

2. RTRW Kabupaten Soppeng


Penataan ruang wilayah Kabupaten Soppeng bertujuan untuk mewujudkan
Kabupaten Soppeng yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan serta
berwawasan lingkungan berbasiskan agropolitan dan pariwisata dengan
memperhatikan integrasi dan dinamisasi pertahanan dan keamanan negara
menuju tercapainya masyarakat yang maju, adil, dan sejahtera. Kebijakan
penataan ruang daerah, terdiri atas :
a. Pengembangan kawasan perdesaan dan perkotaan
b. Peningkatan akses pelayanan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah
secara merata dan berhirarki
c. Peningkatan kualitas dan kapasitas infrastruktur serta jangkauan pelayanan
pendukungnya
d. pemeliharaan, perwujudan dan pengawasan kelestarian fungsi lingkungan
hidup
e. penetapan kawasan perlindungan daerah bawahannya
f. perwujudan dan peningkatan keserasian, keterpaduan dan keterkaitan antar
kegiatan budidaya
g. pengembangan potensi kawasan pariwisata dan obyek wisata dengan
berorientasi kearifan lokal;
h. pengembangan dan peningkatan kawasan strategis kepentingan ekonomi
yang berdaya saing skala kabupaten, provinsi dan nasional
i. pengembangan kawasan strategis sosial dan budaya untuk meningkatkan
pertumbuhan wilayah dan kegiatan kepariwisataan;
j. pengembangan dan pelestarian kawasan strategis kepentingan fungsi daya
dukung dan lingkungan;
k. pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan strategis kepentingan
pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi; dan
l. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara

14
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

B. Relevansi RTRW Kabupaten dengan RPJP Kabupaten


Hubungan antara RTRW Kabupaten Soppeng (Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng
Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng) dengan
RPJP-RPJM Kabupaten Soppeng (Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng Nomor 9 Tahun
2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Soppeng Tahun 2005 –
2025), dimuat dalam tabel desktriptif relevansi di bawah ini.

Tabel 2.1 RPJP dan RTRW Kabupaten Soppeng


RPJP Kabupaten Soppeng RTRW Kabupaten Soppeng

Maju :mempunyai makna bahwa Sesuai dengan pasal 39 ayat 2


masyarakat Kabupaten Soppeng mengenai peran masyarakat, hal. 67
berkeinginan maju dalam segala aspek
kehidupan yang berorientasi pada
pertumbuhan dan pengembangan masa
depan yang lebih baik dan konstruktif.
Adil : mengandung makna tidak ada Sesuai dengan pasal 7 tentang
diskriminasi dalam bentuk apapun, Kebijakan Penataan Ruang hal. 11,
semua masyarakat mempunyai pasal 8 mengenai strategi penataan
kesempatan yang sama dalam ruang, dan pasal 53 mengenai
meningkatkan taraf kehidupan, Ketentuan Umum Peraturan Zonasi
memperolah pekerjaan, mendapatkan Struktur Ruang
pelayanan, pendidikan, kesehatan,
agama, mengemukakan pendapat,
melaksanakan hak politik, menciptakan
keamanan serta mendapatkan
perlindungan dan kesamaan di depan
hokum.
Sejahtera : Mempunyai makna bahwa Sesuai dengan pasal 6 mengenai
masyarakat Kabupaten Soppeng Tujuan Penataan Ruang hal. 11
mendambakan kehidupan yang
berkecukupan secara materil dan

15
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

spiritual, serta kesejahteraan lahir dan


batin.
Sumber : Hasil Analisis

C. Relevansi RPJMD Kabupaten Soppeng dengan RPJPD Kabupaten Soppeng


Dari hasil review dokumen perencanaan yang ada di Kabupaten Soppeng, dapat
disimpulkan bahwa relevansi antar dokumen perencanaan baik dari segi visi,misi dan tujuan
sudah cukup berkaitan dan berkesinambungan, secara hirarki juga dokumen yang disusun
sudah menyesuaikan dengan arahan dokumen perencanaan yang diatasnya.

Tabel 2.1 RPJMD dan RPJPD Kabupaten Soppeng


RPJMD Kabupaten Soppeng RPJPD Kabupaten Soppeng
1. Memantapkan arah kebijakan Adil : mengandung makna tidak ada
pertanian yang melayani dan diskriminasi dalam bentuk apapun,
propetani semua masyarakat mempunyai
2. Mewujudkan pendidikan unggul kesempatan yang sama dalam
yang murah dan berkeadilan bagi meningkatkan taraf kehidupan,
semua warga memperolah pekerjaan, mendapatkan
3. Menjadikan Kabupaten Soppeng pelayanan, pendidikan, kesehatan,
yang lebih baik dalam pelayanan agama, mengemukakan pendapat,
public melaksanakan hak politik, menciptakan
4. Menciptakan tata kelola keamanan serta mendapatkan
pemerintahan yang baik dan perlindungan dan kesamaan di depan
bersih bebas korupsi hukum.
5. Menjamin ketersediaan sistem
pelayanan kesehatan unggul dan
murah
1. Menata kepariwisataan dan Sejahtera : Mempunyai makna bahwa
sistem transportasi yang mulus masyarakat Kab. Soppeng mendambakan
dan nyaman kehidupan yang berkecukupan secara
2. Menjadikan Kabupaten Soppeng materil dan spiritual, serta kesejahteraan

16
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

sebagai daerah yang nyaman dan lahir dan batin.


terdepan dalam investasi
1. Mendorong peningkatan Maju :mempunyai makna bahwa
kehidupan beragama serta masyarakat Kabupaten Soppeng
partisipasi pemuda dan berkeinginan maju dalam segala aspek
perempuan dalam pembangunan kehidupan yang berorientasi pada
2. Menjadikan Kabupaten Soppeng pertumbuhan dan pengembangan masa
sebagai pilar utama pembangunan depan yang lebih baik dan konstruktif
Sulawesi Selatan
Sumber : Hasil Analisis

17
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

18
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

BAB III
ANALISIS DAN PROYEKSI

1. ANALISIS
• Fisik dasar
a. Kondisi Geografis dan Batas Wilayah Administrasi
Kabupaten Soppeng adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Sulawesi
Selatan, Indonesia. Dengan jarak 192 Km kearah selatan dari Kota Makassar
ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten Soppeng memiliki luas 1.500
km². Kabupaten Soppeng dibagi menjadi 8 Kecamatan terdiri dari 49 desa, 21
kelurahan, 124 dusun, dan 39 lingkungan. Secara geografis Kabupaten
Soppeng terletak pada titik pada 4ᴼ06’ Lintang Selatan dan 4ᴼ32’ Lintang
Selatan dan antara 119ᴼ41’ 18’’ Bujur Timur - 120ᴼ06’ 13’’ Bujur Timur
dengan batas - batas sebagai berikut:
Sebelah Utara dengan Kabupaten Sidenreng Rappang dan Wajo,
Sebelah Timur dengan Kabupaten Wajo dan Bone Timur,
Sebelah Selatan dengan Kabupaten Bone
Sebelah Barat dengan Kabupaten Barru.
Secara administratif pada tahun 2020 Kabupaten Soppeng terbagi
menjadi 8 kecamatan dengan luas wilayah setiap kecamatan berbeda –beda.

19
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Gambar 3.1 Peta Administrasi Kabupaten Soppeng

Sumber: RTRW Kabupaten Soppeng

Tabel 3.1 Luas Kabupaten Soppeng berdasarkan kecamatan


Kecamatan Luas (Km2)
Marioriwawo 300

Lalabata 278
Liliriaja 96
Ganra 57
Citta 40
Lilirilau 187

Donri-donri 222
Marioriawa 320
Sumber: BPS Kabupaten Soppeng Dalam Angka 2020

Kecamatan terluas adalah Kecamatan Marioriawa sedangkan kecamatan


terkecil adalah Kecamatan Citta. Jarak rata-rata ke Ibukota Kabupaten antara 0
– 18,42 km.

20
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

b. Konstelasi
Kabupaten Soppeng merupakan daerah daratan dan perbukitan dengan
luas wilayah 1.500 Km2 atau 150.000 Ha. Secara geografis Kabupaten Soppeng
terletak Kabupaten Soppeng berada pada 4°6’00’’ hingga 4°32’00’’ Lintang
Selatan dan 119°47’18” hingga 120°06’13” Bujur Timur.

Gambar 3.2 Peta Konstelasi Kabupaten Soppeng

Sumber: RTRW Kabupaten Soppeng

Kabupaten Soppeng memiliki potensi lahan pertanian yang cukup


memadai, sehingga pembangunan yang dilaksanakan bertumpu pada sektor
pertanian. Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Soppeng tahun 2010-
2030 yaitu terwujudnya pemanfaatan ruang yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan berbasiskan agropolitan dan pariwisata dalam
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan sejahtera.
Berdasarkan PP 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, Kabupaten Soppeng
masuk dalam Kawasan andalan Bulukumba-Watampone dan sekitarnya
dengan sektor unggulan pertanian, perkebunan, agroindustri, pariwisata,
perikanan dan perdagangan. Kabupaten Soppeng termasuk dalam daerah
Lumbung Pangan Nasional, dan sentral konstelasi wilayah penghasil komoditas

21
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

pangan BOSOWASIPILU (Bone, Soppeng, Wajo, Sidenreng surplus sehingga


dapat diperdagangkan ke daerah yang masih defidit produksi berasnya.

c. Topografi
Letak Kabupaten Soppeng di depresiasi Sungai Walanae yang terdiri dari
daratan dan perbukitan. Dengan luas daratan 700 km2 berada pada
ketinggian rata-rata kurang lebih 60 m di atas permukaan laut.
Gambar 3.3 Peta Topologi Kabupaten Soppeng

Sumber: RTRW Kabupaten Soppeng

Tabel 3.2 Ketinggian di setiap Kecamatan di Kabupaten Soppeng


Kecamatan Ketinggian Luas (Ha)
Marioriwawo • 25-100m 3,3
• 100-500m 15,2
• 500-1000m 2,3
• >1000m -
Lalabata • 25-100m 3,5
• 100-500m 7,1
• 500-1000m 9,7
• >1000m 4,3

22
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Liliriaja • 25-100m 5,5


• 100-500m 2,8
• 500-1000m 0,5
Ganra • 12-25m 2,6
• 25-100m 2,1
Citta • 25-100m 1,9
• 100-500m 1,6
Lilirilau • 25-100m 6,2
• 100-500m 3,6
Donri-donri • 12-25m 2,6
• 25-100m 6
• 100-500m 9,4
• 500-1000m 2,8
Marioriawa • < 12m 1,3
• 12-25m 4,1
• 25-100m 6,4
• 100-500m 9,5
• 500-1000m 2,1
Sumber: Webgis Kemendagri 2019

d. Kelerengan
Peta kemiringan lereng dapat diklasifikasikan lereng dengan datar,
kemiringan rendah, kemiringan rendah, kemiringan tinggi, dan curam
berdasarkan kelas lereng. Berdasarkan peta kemiringan lereng di Kabupaten
Soppeng, dapat dianalisis bahwa pada Kecamatan Lalabata merupakan daerah
yang kemiringan lerengnya curam dengan nilai 41,150 %, sedangkan
kecamatan Ganra merupakan daerah yang datar dengan nilai 0,790 %.

23
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Gambar 3.4 Peta kelerengan Kabupaten Soppeng

Sumber: RTRW Kabupaten Soppeng

Tabel 3.3 Luas Kelerengan di Kabupaten Soppeng

Kelerengan Luas (ha)

0-15% 42

15-25% 18

25-40% 24
S
Sumber: Webgis Kemendagri 2019

e. Litologi
Setiap bentuk lahan memiliki informasi kondisi topografi, umur,
intensitas proses, dan material utama penyusun bentuk lahan yang dapat
menghasilkan informasi batuan (litologi). Struktur geologi diperoleh dengan
melihat pola-pola kelurusan dan perubahan kondisi topografi yang tegas
berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, terdapat 12 kelas batuan yang
dapat di identifikasi seperti pada table dibawah ini:

24
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Tabel 3.4 Jenis Batuan di Kabupaten Soppeng


No Batuan Luas
1 Batu Pasir 6.234
2 Batu Lempung dan tufa 30.287
3 Aluvium (krikil, pasir, lempung) 401.522
4 Batu Gamping dan Batu Lempung 28.216
5 Batu Lempung dan Batu Lanau 113.177
6 Batu Pasir dan Batu Lempung 35.331
7 Breksi 272.705
8 Breksi dan Konglomera 95.312
9 Lava 110.311
10 Lava dan Breksi 77.312
11 Lava, Breksi dan Sisipan Tuff 113.526
12 Trakit 2.803
Total luas 1.362.372
Sumber: Analisis dan Pengolahan Citra Digital, 2019

Gambar 3.5 Peta Jenis Batuan di Kabupaten Soppeng

Sumber: RTRW Kabupaten Soppeng

25
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

f. Curah hujan
Sesuai dengan data dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kabupaten Soppeng diketahui bahwa temperatur udara di Kabupaten
Soppeng berada pada sekitar 24ᴼcsampai dengan 30ᴼc. Keadaan angin
berada pada kecepatan lemah sampai sedang sedangkan curah hujan
(rainfall) rata-rata 180 mm dan hari hujan (daily rainfall) 15 Hari.

Gambar 3.6 Sketsa temperatur udara di Kabupaten Soppeng

Sumber: RTRW Kabupaten Soppeng

Dari peta temperatur udara di atas dapat disimpulkan bahwa kawasan


dengan suhu 24o C seluas 60 ha dan kawasan dengan suhu 30oC seluas 58 ha.

26
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Gambar 3.7 Sketsa Curah Hujan Rata-rata di Kabupaten Soppeng

Sumber: RTRW Kabupaten Soppeng

Tabel 3.5 Curah Hujan Perbulan


Bulan Curah hujan (MM) Hari Hujan (HH)

Januari 102 17
Februari 68 11
Maret 42 6
April 235 17
Mei 99 12
Juni 187 15
Juli 12 4
Agustus - -
September 0 1
Oktober 3 1
November 35 1
Desember 216 10
Rata – rata 99,9 8,6
Sumber: Soppeng Dalam Angka 2019, BPS

27
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

g. Hidrologi
Secara geomorfologis Kabupaten Soppeng terletak di Depresiasi Sungai
Walanae. Puluhan sungai-sungai yang terletak di Kabupaten Soppeng yang
cukup banyak berpotensi untuk mengairi tanah-tanah pertanian di sekitarnya.
Sungaisungai tersebut antara lain :Sungai Langkemme, berhulu di Gunung
Lapacu bermuara di Sungai walannae, sungai tersebut melalui Dusun
Umpungeng, Dusun Langkemme, Dusun Cenranae, Dusun Soga ke Sungai
Walannae.

Gambar 3.8 Sketsa Hidrologi di Kabupaten Soppeng

Sumber: RTRW Kabupaten Soppeng

Tabel 3.6 Luas Hidrologi yang ada di Kabupaten Soppeng

Debit (m3det)
Nama DAS
No Luas(ha) maks Min

1 Walanae 25.568,67 110 80,5


2 Batu-batu 13.018,42 30 22
3 Pising 6,68 1,3 0,9
4 Kiru-kiru 855,63 2,5 0,5

28
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

5 Padangang 18.654,92 43 35
6 Lawo 14.188,03 56 40
7 Maroi Walanae 12.206,59 51 32
8 Malanroe 18.236,49 1,5 0,5

9 Langkeme 18.236,49 50 30
Sumber: Dokumen RTRW Kabupaten Soppeng dan Data PSDA Kabupaten
Soppeng

h. Kerawanan Bencana
Berdasarkan peta rawan bencana yang ada di Kecamatan Gantarangkeke
yaitu longsor dan banjir. Daerah rawan longsor ditandai dengan daerah yang
memiliki rawan erosi tinggi.
a. Kerawanan bencana banjir
Kawasan rawan bencana meliputi Daerah Aliran Sungai walanae
meliputi Sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau, Liliriaja, Donri-donri,
Marioriawa, Citta dan Ganra.

Gambar 3.9 Peta Kerawanan Bencana Banjir

Sumber: RTRW Kabupaten Soppeng

29
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Tabel 3.7 Kerawanan Bencana Banjir di Kabupaten Soppeng


Tahun
Kecamatan 2018 2019 2020
Marioriwawo 6 5 1
Lalabata - - -
Liliriaja 1 1 2
Ganra 3 4 4
Citta 2 2 2
Lilirilau 7 6 5
Donri-donri 5 3 5
Marioriawa 5 7 7
Total 29 28 26
Sumber: BPS Kabupaten Soppeng Dalam Angka 2020

Tabel 3.8 Klasifikasi Kerawanan Bencana Banjir

Kelas kerawanan Tingkat Kerawanan

< 12 m Tinggi

12-25m Sedang

25-100 Rendah

Sumber: Hasil Analisis Kerawanan 2020

b. Kerawanan Bencana Tanah Longsor


Kawasan rawan bencana tanah longsor meliputi wilayah Desa
Gattareng Kecamatan Marioriwawo, desa Mattabulu Kecamatan
Lalabata, Desa Citta Kecamatan Citta yang merupakan kawasan
pegunungan dan perbukitan.

30
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Gambar 3.10 Peta Kerawanan Bencana Tanah Longsor

Sumber: RTRW Kabupaten Soppeng

Tabel 3.9 Kerawanan Bencana Tanah Longsor di Kabupaten Soppeng

Tahun
Kecamatan
2018 2019 2020

Marioriwawo 2 1 -

Lalabata 1 5 3

Liliriaja 1 - -

Ganra - - -

Citta 1 1 -

Lilirilau - - 1

Donri-donri - - -

Marioriawa - - -

Total 8 7 5

Sumber: BPS Kabupaten Soppeng Dalam Angka 2020

31
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Tabel 3.10 Klasifikasi Kerawanan Bencana Longsor

Kelas kerawanan Tingkat Kerawanan

25-100 Rendah

100-500m Sedang

500-1000m Tinggi

Sumber: Hasil Analisis Kerawanan 2020

• Kependudukan dan Sosial Budaya


a. Kependudukan
1. Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk adalah angka yang menunjukkan
persentase pertambahan penduduk dalam jangka waktu tertentu. Secara
umum perkembangan penduduk di Kabupaten Soppeng mengalami
peningkatan secara signifikan. Berikut merupakan diagram laju
pertumbuhan penduduk dan tabel jumlah penduduk dalam 5 tahun
terakhir di Kabupaten Soppeng.

Tabel 3.9 Perkembangan Penduduk Kabupaten Soppeng

No Kecamatan 2016 2017 2018 2019 2020

1. Mariowawo 44.791 44.899 45.037 45.100 48.200

2. Lalabata 44.845 44.828 44.839 44.900 48.663

3. Liliriaja 27.230 27.244 27.275 27.300 28.107

4. Ganra 11.441 11.448 11.462 11.470 11.447

5. Citta 8.094 8.101 8.113 8.120 8.046

6. Lilirilau 38.636 38.650 38.688 38.70 37.802

7. Donri-donri 23.146 23.162 23.192 23.21 23.887

32
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

8. Marioriawa 28.122 28.135 28.164 28.19 29.015

Total 226.466 226.770 226.990 235.167 226.305

Sumber : BPS Kabupaten Soppeng Dalam Angka 2021

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa perkembangan


penduduk di Kabupaten Soppeng pada tahun 2016 – 2020 mengalami
pertambahan penduduk setiap tahunnya. Pada tahun 2020, jumlah
penduduk terbanyak yaitu Kecamatan Lalabata, sedangkan kecamatan
dengan jumlah penduduk terkecil yaitu Kecamatan Citta. Perkembangan
penduduk di setiap kecamatan mengalami peningkatan kecuali di
Kecamatan Citta mengalami penurunan penduduk pada tahun 2020, yaitu
sebanyak 74 jiwa.

2. Kepadataan penduduk
Secara keseluruhan kepadatan penduduk di Kabupaten Soppeng
pada tahun 2019 mencapai 151,33 jiwa perkilometer persegi. Kecamatan
yang terpadat penduduknya adalah Kecamatan Liliriaja dengan kepadatan
penduduk mencapai 284,38 jiwa perkilometer persegi, sedangkan
kecamatan dengan kepadatan terendah yaitu Kecamatan Marioriawa
dengan kepadatan sekitar 88,08 jiwa perkilometer persegi.

33
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Gambar 3.11 Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Soppeng

Sumber: RTRW Kabupaten Soppeng

Tabel 3.10 Kepadatan Penduduk perkecamatan di Kabupaten Soppeng

No Kecamatan Kepadatan Penduduk/ Km2

1. Mariowawo 160,67

2. Lalabata 175,05

3. Liliriaja 292,78

4. Ganra 200,82

5. Citta 201,15

6. Lilirilau 202,15

7. Donri-donri 107,60

8. Marioriawa 90,67

Rata-rata 156,78

Sumber : BPS Kabupaten Soppeng Dalam Angka 2021

34
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui kepadatan penduduk


Kapupaten Soppeng tahun 2020 mencapai 156,78 jiwa/km2. Kepadatan
penduduk tertinnggi berada di Kecamatan Liliriaja, sedangkan kecamatan
dengan kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Marioriwawa.
Dalam analisis kepadatan penduduk Kabupaten Soppeng digunakan
tiga cara perhitungan yaitu sebagai berikut:

Jumlah penduduk (jiwa)


a. Kepadatan penduduk bruto =
Luas lahan Keseluruhan (Km2)
235.167 jiwa
= 1.557 km2

= 151,0 jiwa/Km2

Jumlah penduduk (jiwa)


b. Kepadatan penduduk netto = Luas lahan terbangun (Km2)
235.167 jiwa
= 516.2937 Km2

= 0,455 Jiwa/Km2

Jumlah penduduk (jiwa)


c. Kepadatan Penduduk Fisiologis = Luas lahan Pertaman (Km2)
235.167 jiwa
= 983.7063 Km2

= 239,06 Jiwa/Km2

3. Struktur penduduk
Piramida penduduk pada dasarnya memiliki definisi yang sama
dengan komposisi penduduk menurut usia dan jenis kelamin. Struktur
penduduk dibuat dalam grafik secara horizontal yang berbentuk piramida.
Dengan adanya piramida penduduk dapat mengetahui perbandingan
golongan produktif dan tidak produktif. serta perbandingan jumlah
penduduk untuk prediksi di masa depan.

35
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Diagram 3.1 Struktur penduduk Kabupaten Soppeng Tahun 2020

70-74
60-64
50-54
40-44
30-34
20-24
10-14
0-4
15000.0 10000.0 5000.0 .0 5000.0 10000.0 15000.0

Laki – laki Perempuan

Sumber: Hasil Perapihan Umur Dari Data Administrative Dan SP2020

Dari diagram diatas bentuk piramida penduduk Kabupaten Soppeng


adalah bentuk piramida penduduk tua atau konstruktif. Dari diagram
diatas bentuk piramida penduduk Kabupaten Soppeng adalah bentuk
piramida penduduk tua atau konstruktif. Penduduk usia Produktif itu
dianggap sudah mampu menghasilkan barang maupun jasa dalam proses
produksi atau disebut dengan angkatan kerja.

4. Angka Ketergantungan
Dependency ratio atau angka ketergantungan adalah salah satu cara
untuk melihat perbandingan banyaknya penduduk usia produktif (15- 64
tahun) dengan penduduk usia non-produktif (0-14 tahun dan >65 tahun).

Tabel 3.11 Usia produktif dan usia non produktif


Indikator 2019 2020

Jumlah Penduduk 226.991 235.167

0-14 tahun 52.878 47.238

15-64 tahun 150.072 161.744

36
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

65+ 24.041 26.185

Sumber : BPS Kabupaten Soppeng Dalam Angka 2021

𝑃(0−14)+𝑃65+
Dependency Ratio = × 100
𝑃(15−64)
47.238+26.185
= × 100
161.744

= 45%

Kabupaten Soppeng memiliki angka ketergantungan sebesar 45%


yang berarti setiap 100 penduduk angkatan kerja yang bukan
pengangguran menanggung 45 penduduk berumur non-produktif. Angka
ketergantungan masyarakat di Kabupaten Soppeng tergolong tinggi dan
perekonomiannya rendah.

5. Sex Ratio
Sex ratio (rasio jenis kelamin) merupakan salah satu cara mengetahui
bagaimana komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin, dan
komposisi penduduk.

Tabel 3.12 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin, Dan


Rasio Jenis Kelamin
Kecamatan Jenis kelamin

Laki-laki Perempuan Jumlah

Marioriwawo 20.817 24.220 45.037

Lalabata 21.786 23.053 44.839

Liliriaja 12.889 14.386 27.275

Ganra 5.238 6.224 11.462

Citta 3.650 4.463 8.113

37
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Lilirilau 18.026 20.662 38.688

Donri-donri 10.862 12.330 23.192

Marioriawa 13.520 14.644 28.164

Soppeng 106.788 119.982 227.770

Sumber : BPS Kabupaten Soppeng Dalam Angka 2021

𝑃𝑙
Sex ratio = 𝑃𝑝 × 100
Jumlah penduduk Laki−laki
= Jumlah Penduduk Perempuan × 100
106.788
= × 100
119.982

= 89

6. Kelahiran dan Kematian


1. Kelahiran (Natalitas)
Kelahiran memengaruhi jumlah penduduk karena dengan
adanya kelahiran, jumlah penduduk pun bertambah. Angka kelahiran
atau natalitas adalah frekuensi kelahiran hidup dalam suatu populasi.
Angka kelahiran dihitung dengan jumlah kelahiran hidup per seribu
penduduk setiap tahunnya, angka kelahiran di Kabupaten soppeng
sebagai berikut:

Tabel 3.13 Angka Kelahiran di Kabupaten Soppeng dalam angka 2019 2020
Angka Tahun

2019 2020

Kelahiran 788.625 32.54

Sumber: BPS Kabupaten Soppeng dalam angka 2020

38
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

2. Kematian
Angka kematian atau mortalitas adalah frekuensi kematian
dalam suatu populasi perseribu penduduk setiap tahunnya. Kematian
berarti berkurangnya jumlah penduduk disuatu daerah dan dapat
dihitung dengan persamaan:

Tabel 3.14 Angka Kematian di Kabupaten Soppeng dalam angka


2019,dan 2020
Angka Tahun

2019 2020

Kematian 31.49 5.90

Sumber: BPS Kabupaten Soppeng dalam angka 2020

7. Penduduk Berdasarkan Pendidikan


Tingkat pendidikan merupakan salah satu ukuran untuk kualitas
penduduk. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan semakin
baik kualitas SDM di wilayah tersebut. Tamat sekolah didefinisikan
sebagai jenjang pendidikan yang telah berhasil diselesaikan oleh
seseorang dengan dibuktikan adanya ijazah atau surat tanda tamat
belajar. Tetapi jika menggunakan ukuran menurut jenjang tertinggi
merupakan jenjang atau kelas tertinggi yang pernah ditempuh oleh
seseorang. Penduduk berdasarkan Pendidikan dapat dilihat dalam table
dibawah:

39
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Tabel 3.15 Penduduk berumur 15 tahun keatas menurut Pendidikan tertinggi


yang ditamatkan dan jenis kegiatan selama seminggu yang lalu di
Kabupaten Soppeng, 2020

Pendidika Angkatan Kerja Jumlah Persentase Jumlah Persentase


n tertinggi Angkata bekerja Bukan Total Angkatan
yang n Kerja terhadap Angkata kerja
Beker Pengan
ditamatka Angkatan n Kerja terhadap
ja gguran
n kerja penduduk usia
kerja
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 2.750 - 2.750 100.00 4.927 7.677 64,18
2 15.68 648 16.331 96.03 17.708 34.039 52,02
3
3 32.07 603 32.676 98.15 20.660 53.336 38,74
3
4 14.74 749 15.497 95.17 15.926 31.423 50,68
81
5 15.82 774 16.603 95.34 11.460 28.063 40,84
9
6 5.726 376 6.1022 93.84 3.421 9.523 35,92
7 2.252 177 2.429 92.71 1.420 3.849 36,89
8 1.166 1.303 12.469 89.55 3.406 15.875 21,46
Total/ju 100.2 4.630 104.85 95.58 78.928 183.78 42,95
mlah 27 7 5
Sumber: BPS, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakemas) Agustus

8. Migrasi
Migrasi adalah peristiwa berpindahnya suatu organisme dari suatu
bioma ke bioma lainnya. Secara sederhana migrasi didefinisikan sebagai
aktivitas perpindahan. Sedangkan dalam istilah lain, migrasi adalah
perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat
ke tempat lain yang melampaui batas politik/negara ataupun batas
40
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

administrasi/batas bagian suatu negara. Bila melewati batas suatu negara


maka disebut dengan migrasi internasional. Sedangkan migrasi dalam
negeri merupakan perpindahan penduduk yang terjadi dalam batas
wilayah suatu negara, baik antar daerah ataupun antar propinsi, seperti
urbanisasi dan transmigrasi. Didalam formulasi mengukur migrasi
penduduk, dapat diukur atas beberapa ukuran diantaranya angka
mobilitas, angka migrasi masuk, angka migrasi keluar, dan migrasi netto.

Tabel 3.16 Migrasi Penduduk Menurut Kecamatan dan Klasifikasi Pindah


di Kabupaten Soppeng, 2020
Kecamatan Pindah Antar Provinsi
Laki- Perempuan Jumlah Laki- Perempuan Jumlah
Laki Laki
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Marioriwawo 196 167 363 131 159 290
Lalabata 121 102 223 142 155 297
Liliriaja 99 69 168 75 78 153
Ganra 48 46 94 26 31 57
Citta 46 44 90 31 19 50
Lilirilau 157 133 290 161 158 319
Donri-Donri 81 84 165 65 71 136
Marioriawa 164 136 300 95 87 182
Jumlah 912 781 1693 726 758 1484
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Soppeng

b. Sosial Budaya
1. Ketenagakerjaan
Tenaga kerja dibagi atas dua kelompok, yakni kelompok angkatan
kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja merupakan kelompok
penduduk dalam usia kerja yang bekerja atau sedang mencari pekerjaan.
Pada tahun 2020, ada sebanyak 104.857 angkatan kerja usia 15 tahun ke

41
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

atas dan 4.630 penduduk usia 15 tahun ke atas yang merupakan


pengangguran terbuka. Pada angkatan kerja dikenal juga sebagai
kelompok usia produktif. Kelompok Angkatan kerja dan bukan Angkatan
kerja dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 3.17 Kelompok Angkatan kerja dan bukan Angkatan kerja yang ada
di Kabupaten Soppeng
Kegiatan Utama Jenis kelamin Jumlah
Laki-laki perempuan
Angkatan kerja 69.673 35.184 104.857

Bekerja 67.244 32.983 100.227

Pengangguran terbuka 2.429 2.201 4.630

Bukan Angkatan kerja 15245 63683 78928

Sekolah 3957 6016 9973

Mengurus rumah tangga 2990 53193 56183

Lainnya 8298 4474 12772

Jumlah 84.918 98.867 183.785

Sumber : BPS, Survey Angkatan kerja nasional (Sakemas)

2. Tingkat Pengangguran
Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama
sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama
seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan
yang layak. Umumnya pengangguran disebabkan karena jumlah angkatan
kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan
kerja yang ada serta mampu menyerapnya.

42
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Tabel 3.18 Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Dan Angka


Penganggurannya

Pendidikan Tertinggi yang Pengangguran


Ditamatkan
Tidak/Belum Pernah Sekolah -
Tidak/Belum Tamat SD 648
Sekolah Dasar 603
SMP 749
SMA 774
SMK 376
Diploma 177
Universitas 1303
Jumlah 4630
Sumber : BPS Kabupaten Soppeng dalam Angka 2021

3. Kemiskinan
Kemiskinan adalah ketidakmampuan untuk memenuhi standar
minimum kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan makanan maupun
non-makanan. Penduduk miskin adalah penduduk yang berada di bawah
suatu batas atau disebut sebagai garis kemiskinan. Garis kemiskinan
merupakan nilai rupiah yang harus dikeluarkan untuk memenuhi
kebutuhan hidup, baik kebutuhan hidup minimum makanan maupun
kebutuhan hidup minimum non-makanan.

1. Jumlah Penduduk Miskin


Jumlah penduduk miskin lima tahun terakhir ini mengalami
penurunan sampai 17.23.

43
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Tabel 3.19 Jumlah penduduk miskin, Kabupaten Sopppeng dalam


angka 2016-2020

Kabupaten Jumlah Penduduk Miskin (000)

2016 2017 2018 2019 2020

Soppeng 19.12 18.86 16.99 16.45 17.23

Sumber: BPS soppeng dalam angka 2020

2. Garis Kemiskinan
Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per
bulan dibawah Garis Kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk
miskin. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai
pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan
2100 kilokalori perkapita perhari.

Tabel 3.20 Garis kemiskinan, Kabupaten Sopppeng dalam waktu


tahun 2014-2018

Kabupaten Garis Kemiskinan (rupiahperkapita per bulan)

2014 2015 2016 2017 2018

Soppeng 207.084 213.164 220.192 225.936 253.457


S
Sumber:BPS soppeng dalam angka 2019

3. Persentase Penduduk Miskin


Persentase penduduk miskin pada Kabupaten Soppeng
mengalami penurunan pada tahun 2015 sebanyak 8,36%, dan
mengalami peningkatan 9% pada tahun 2016 sebanyak 8,45%.

44
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Tabel 3.21 Persentase Kemiskinan Kabupaten Sopppeng dalam waktu


tahun 2014-2018
Kabupaten Persentase Penduduk Miskin (%)

2014 2015 2016 2017 2018

Soppeng 8,76 8,36 8,45 8,3 7,5

Sumber: BPS soppeng dalam angka 2019

4. Pendidikan
a. Rata-rata lama sekolah
Rata-Rata Lama Sekolah merupakan salah satu indikator dalam
penghitungan Indeks Pembangunan Manusia dari segi pencapaian
pendidikan selain Angka Melek Huruf. Rata-Rata Lama Sekolah
dapat memberikan informasi tentang sejauh mana tingkat
pendidikan yang dicapai oleh penduduk dewasa. Semakin lama
Rata-Rata Lama Sekolah penduduk, maka semakin baik tingkat
pendidikan penduduk tersebut.

Diagram 3.2 Rata-Rata Lama Sekolah

Rata-rata lama sekolah


7.8

7.7

7.6

7.5
Series 1
7.4

7.3

7.2
2017 2018 2019

Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Sulawesi Selatan


2019

45
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Rata-Rata Lama Sekolah penduduk Kabupaten Soppeng


menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2019,
Rata-Rata Lama Sekolah penduduk di Kabupaten Soppeng adalah
7,74 tahun. Angka tersebut memiliki arti bahwa rata-rata
penduduk di Kabupaten Soppeng hanya mengenyam pendidikan
di bangku sekolah selama 7 sampai 8 tahun, atau apabila
dikonversikan ke pendidikan formal, rata-rata kurang lebih tamat
SD/sederajat sampai tahun kedua bangku SMP/sederajat sehingga
Gambar 14 mengandung pengertian bahwa pada tahun 2017
hingga tahun 2019 rata- rata penduduk di Kabupaten Soppeng
mengenyam pendidikan hanya sampai tahun pertama hingga
tahun kedua sekolah menengah pertama.

b. Angka Partisipasi Sekolah


Angka Partisipasi Sekolah didefinisikan sebagai perbandingan
antara jumlah murid kelompok usia sekolah tertentu yang
bersekolah pada berbagai jenjang pendidikan dengan penduduk
kelompok usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam
persentase. Indikator ini digunakan untuk mengetahui banyaknya
anak usia sekolah yang telah bersekolah di semua jenjang
pendidikan. Makin tinggi Angka Partisipasi Sekolah berarti makin
banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah.
Angka Partisipasi Sekolah mempunyai keunggulan dapat
mencerminkan partisipasi akses pendidikan sesuai kelompok usia
sekolah sehingga jelas menggambarkan seberapa besar penduduk
yang sedang menikmati pendidikan. Akan tetapi, kelemahan
Angka Partisipasi Sekolah adalah tidak dapat melihat di jenjang
apa seseorang tersebut bersekolah/menikmati Pendidikan .

46
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Diagram 3.3 Angka Partisipasi Sekolah menurut Kelompok Umur di


Kabupaten Soppeng, 2017-2019

300
250
200
07-12 tahun
150
16-18 tahun
100
50
0
2017 2018 2019

Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Sulawesi Selatan


2019

Terjadi kenaikan angka partisipasi atau sekolah dari tahun ke


tahun. Pada tahun 2017, angka partisispasi sekolah umur 13-15
tahun adalah 94,51% , mengingkat menjadi 95,24% di tahu 2018
dan mencapai 95,38% pada tahun 2019. Hal yang berbeda terjadi
pada kelompok umur 7-12 dan 16-18 tahun. Pada kelompok umur
7-12 tahun, meskipun pada 2017 ke 2018 terjadi peningkatan
angka partisipasi sekolah dari 98.78% menjadi 99,60% tetapi pada
tahun 2019, angkanya turun menjadi 99,46%. Begitu juga
dengan angka partisipasi sekolah kelompok umur 16-18 tahun,
dengan pola serupa terjadi kenaikan pada tahun 2017 ke tahu n
2018 dari 77,91% menjadi 78,86%, tetapi pada tahun 2019 terjadi
penurunan hingga angka partisipasi sekolah kelompok umur
tersebut menjadi 77,96%. Selain itu, apabila diperhatikan semakin
tua kelompok umur maka angka partisipasi sekolahnya semakin
menurun.

47
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

5. Kesehatan
Umur Harapan Hidup Saat Lahir merupakan suatu alat evaluasi
kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk
pada umumnya dan meningkatkan derajat kesehatan pada
khususnya. Umur Harapan Hidup Saat Lahir yang rendah di suatu
wilayah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan dan
program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan
gizi dan kalori, termasuk program pemberantasan kemiskinan.

Diagram 3.4 Umur Harapan Hidup Saat Lahir Kabupaten Soppeng,


2017-2019

Umur Harapan Hidup


69.6
69.4
69.2
69
68.8 Series 1

68.6
68.4
68.2
2017 2018 2019

Sumber: BPS Kabupaten Soppeng Tahun 2020

Umur harapan hidup saat lahir di Kabupaten Soppeng dalam


rentang waktu tahun 2017-2019 menunjukkan tren naik. Pada tahun
2017, umur harapan hidup saat lahir menunjukkan nilai 68,72
meningkat menjadi 69,02 pada tahun 2018, dan meningkat Kembali
menjadi 69,43 pada tahun 2019. Hal ini dapat diartikan rata-rata lama
hidup penduduk Kabupaten Soppeng sampai meninggal yaitu kurang
lebih pada usia 69 tahun. Naiknya angka umur hara pan hidup saat

48
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

lahir dalam tiga tahun terakhir mengindikasikan adanya peningkatan


derajat Kesehatan masyarakat Kabupaten Soppeng.
Untuk mengukur status kesehatan masyarakat digunakan
indikator Angka Kesakitan/ Morbidity Rate. Angka Kesakitan
didefinisikan sebagai proporsi penduduk yang mengalami keluhan
kesehatan sampai mengakibatkan terganggunya pekerjaan, sekolah
maupun kegiatan seharihari terhadap keseluruhan penduduk yang
ada di wilayah tersebut.

Diagram 3.5 Angka Kesakitan (Morbidity Rate) Menurut Jenis Kelamin


di Kabupaten Soppeng Tahun 2017-2019

45
40
35
30
25 laki-laki

20 perempuan

15 rata-rata

10
5
0
2017 2018 2019

Sumber: Sosial Ekonomi Nasional, 2017-2019

Angka Kesakitan Kabupaten Soppeng pada tahun 2019 sebesar


8,69 persen mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2017
sebesar 9,51 persen yang juga mengalami penurunan dari tahun 2017
sebesar 36,35 persen. Hal ini berarti bahwa banyaknya penduduk
Kabupaten Soppeng yang mengalami gangguan kesehatan sampai
mengakibatkan terganggunya kegiatan sehari-hari dari tahun 2017
selalu mengalami penurunan dari tahun ke tahun, atau dengan kata
lain tingkat kesehatan penduduk Kabupaten Soppeng mengalami
kenaikan menjadi lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

49
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

6. Indeks Pembangunan Manusia


Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah indikator penting
untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas
hidup manusia yang dapat menentukan peringkat atau level
pembangunan suatu wilayah. IPM dibentuk oleh 3 dimensi dasar
yaitu umur Panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup
layak. IPM kabupaten Bantaeng berdasarkan komponennya pada
tahun 2013-2017 dapat dilihat pada table berikut ini.

Tabel 3.22 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)


Komponen IPM 2016 2017 2018 2019 2020

INDEKS KESEHATAN 74,80 74,95 75,42 76,05 -

Angka harapan 68,62 68,72 69,02 69,43 69,65


hidup(tahun)
INDEKS PENDIDIKAN 57,42 58,98 60,35 61,16 61,87

Rata-rata lama sekolah 7,06 7,42 12,57 12,73 12,90


(tahun)
Harapan lama sekolah 12,20 12,33 12,57 12,73 12,90
(tahun)
INDEKS PENGELUARAN 66,80 67,04 67,89 68,39 68,51

Paritas daya belli 8.965 9.035 9.291 9.444 9.483


(Ribu/Rupiah/orang/Tahun)

IPM 65,95 66,67 67,60 68,26 68,67

Sumber: BPS Kabupaten Soppeng Tahun 2020

• Ekonomi
A. Struktur Ekonomi
Besarnya peranan berbagai lapangan usaha ekonomi dalam
memproduksi barang dan jasa sangat menentukan struktur ekonomi suatu

50
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

daerah. Struktur ekonomi yang terbentuk dari nilai tambah yang diciptakan
oleh setiap lapangan usaha menggambarkan seberapa besar ketergantungan
suatu daerah terhadap kemampuan berproduksi dari setiap lapangan usaha.
Distribusi persentase PDRB menunjukkan kategori yang memiliki peran paling
besar menyumbang PDRB Kabupaten Soppeng selama 5 tahun terakhir
(2016-2020), kategori yang memiliki distribusi persentase terbesar yaitu
lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan. PDRB atas dasar harga
berlaku Kabupaten Soppeng tahun 2018 sebesar 10.002.456,04 juta rupiah.
PDRB atas dasar harga konstan tahun dasar 2010 Kabupaten Soppeng tahun
2018 sebesar 6.497.184,05 juta rupiah.

Tabel 3.23 Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten


Soppeng Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (persen), 2016-
2020

Lapangan Usaha PDRB Distribusi Persentase PDRB Menurut


Lapangan Usaha (Persen)
2020 2019 2018 2017 2016
A Pertanian,Kehutanan dan 29.31 28.6 30.53 30.77 30.2
Perikanan 9 8
B Pertambangan dan Penggalian 4.45 4.36 4.33 4.33 4.51
C Industri Pengolahan 9.93 10.5 10.48 10.55 10.4
2 2
D Pengadaan Listrik, Gas 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08
E Pengadaan Air 0.04 0.04 0.05 0.05 0.05
F Konstruksi 13.51 13.4 12.9 12.38 12.2
2 1
G Perdagangan dan Reparasi 12.43 13.3 12.76 12.4 12.4
Mobil dan Sepeda Motor 3 2
H Transportasi dan Pergudangan 2.85 3.07 3.03 3.08 3.26
I Penyediaan Akomodasi dan 1.44 1.53 1.47 1.45 1.44
Makan Minum

51
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

J Informasi dan Komunikasi 3.24 3.04 2.99 2.95 2.76


K Jasa Keuangan 3.38 3.22 3.24 3.33 3.5
L Real Estate 5.21 5.2 5.27 5.45 5.55
SM, Jasa Perusahaan 0.19 0.2 0.2 0.2 0.2
N
O Administrasi Pemerintahan 6.35 6.27 6.07 6.32 6.6
Pertahanan dan Jaminan
Sosial
P Jasa Pendidikan 4.95 4.47 4.18 4.27 4.36
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan 1.92 1.76 1.68 1.64 1.63
Sosial
R,S Jasa Lainnya 0.72 0.78 0.74 0.73 0.72
T,U
PDRB 100 100 100 100 100

Sumber : Statistik Kabupaten Soppeng

Distribusi persentase PDRB menunjukkan kategori yang memiliki


peran paling besar menyumbang PDRB Kabupaten Soppeng. kategori yang
memiliki distribusi persentase terbesar yaitu lapangan usaha pertanian,
kehutanan, dan perikanan sebesar 30,53 %. Laju pertumbuhan PDRB pada
tahun 2018 sebesar 8,15 % dimana kategori yang memiliki laju pertumbuhan
paling tinggi yaitu kategori lapangan usaha jasa lainnya tumbuh sebesar 13,16
% diikuti lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar
12,09 %.
Fenomena Pandemi Covid-19 tentu sangat berpengaruh besar
hampir di seluruh lapangan usaha. Salah satu yang terdampak
adalah Sektor Pertanian ,Kehutanan dan Perikanan. Secara garis besar
hampir semua sub-lapangan usaha di lapangan usaha ini juga mengalami
penurunan. Penurunan terjadi pada sub lapangan usaha yang memegang
share yang cukup tinggi, seperti Tanaman Pangan, Perkebunan Tahunan dan
Perikanan.

52
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

B. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan dalam kemampuan dari
suatu perekonomian dalam memproduksi barang dan jasa. Dengan kata lain,
pertumbuhan ekonomi lebih menunjuk pada perubahan yang bersifat
kuantitatif (quantitatif change) dan biasanya diukur dengan menggunakan
data produk domestic bruto (PDB) atau pendapatan output perkapita.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator makro untuk
melihat kinerja perekonomian secara riil di suatu wilayah. Laju pertumbuhan
ekonomi dihitung berdasarkan perubahan PDRB atas dasar harga konstan
tahun yang bersangkutan terhadap tahun sebelumnya. Pertumbuhan
ekonomi dapat dipandang sebagai pertambahan jumlah barang dan jasa yang
dihasilkan oleh semua lapangan usaha kegiatan ekonomi yang ada di suatu
wilayah selama kurun waktu setahun.
Pertumbuhan ekonomi daerah turut dipengaruhi oleh kondisi
perekonomian secara regional dan nasional. Adanya krisis ekonomi global
yang berdampak pada perekonomian nasional sedikit banyak berdampak
pada pertumbuhan ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Soppeng dapat diketahui dari perkembangan 9 (Sembilan) sektor yakni
pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas
dan air bersih, konstruksi, perdagangan, hotel dan restoran, angkutan dan
komunikasi, keuangan persewaan dan jasa perusahaan, dan jasa-jasa.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng mengalami penurunan
dalam kurung waktu tiga tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Soppeng tahun 2017 mencapai 8,29 persen. Namun tahun 2018 hanya
mencapai 8,11 persen, dan tahun 2019 juga mengalami penurunan hanya
mencapai 7,9 persen. Penurunan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019 ini
karena awal tahun terjadi banjir besar, dan akhir tahun kemarau panjang.
Sedang untuk pertumbuhan ekonomi tahun 2020 ini, belum mempunyai data
yang lengkap

53
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Tabel 3.24 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar
Harga Konstan 2010 Kabupaten Soppeng Menurut Lapangan Usaha (persen),
2016-2020
Lapangan Usaha PDRB Laju Pertumbuhan PDRB Menurut
Lapangan Usaha atas dasar Harga
Konstan 2010 (Persen)
2020 2019 2018 2017 2016
A. Pertanian,Kehutanan dan 2.5 2.63 8.12 8.92 11.2
Perikanan
B. Pertambangan dan Penggalian 3.86 10.12 9.58 7.69 10.84
C. Industri Pengolahan -2.68 8.18 5.7 10.15 6.68
D. Pengadaan Listrik, Gas 5.96 6.92 5.95 5.12 8.31
E. Pengadaan Air 5.46 5.45 9.48 7.49 2.46
F. Konstruksi 4.51 10.43 8.94 8.36 4.28
G. Perdagangan dan Reparasi -4.03 11.06 9.64 9.06 9.79
Mobil dan Sepeda Motor
H. Transportasi dan Pergudangan -6.04 10.24 10.07 7.87 6.13
I. Penyediaan Akomodasi dan -2.88 12.39 12.09 10.39 7.91
Makan Minum
J. Informasi dan Komunikasi 11.74 11.09 9.16 11.99 10.53
K. Jasa Keuangan 8.52 6.14 6 3.03 11.56
L. Real Estate 3.96 5.85 5.74 3.39 2.9
M,N. Jasa Perusahaan -5.37 10.14 9.96 7.78 8.62
O. Administrasi Pemerintahan 3.61 10.01 4.29 4.91 0.55
Pertahanan dan Jaminan Sosial
P. Jasa Pendidikan 10.92 10.42 10.08 7.69 9.63
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan 10.57 9.57 9.32 9.74 8.85
Sosial
R,S,T,U. Jasa Lainnya -5.55 12.45 13.16 9.19 8
PDRB 2.19 7.69 8.15 8.29 8.11

Sumber: Badan Pusat Statistik

54
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

C. Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita biasa diartikan sebagai Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB perkapita) atau dalam bahasa Inggrisnya Gross
Domestic Product (GDP), yakni jumlah dari nilai barang/jasa rata-rata yang
tersedia bagi setiap penduduk suatu wilayah dalam suatu periode tertentu,
biasanya dalam periode satu tahun.
Nilai PDRB perkapita Soppeng atas dasar harga berlaku sejak tahun
2016 hingga 2020 selalu mengalami kenaikan. Pada tahun 2016 PDRB
perkapita tercatat sebesar 34,89 juta rupiah. Secara nominal terus
mengalami kenaikan hingga tahun 2020 mencapai 50,10 juta rupiah.
Kenaikan angka PDRB perkapita yang cukup tinggi ini masih dipengaruhi oleh
faktor inflasi.

Tabel 3.25 Produk Domestik Regional Bruto dan PDRB Perkapita Kabupaten
Soppeng 2016-2020
Uraian 2016 2017 2018 2019 2020

Nilai PDRB/GRDP (Miliar Rupiah)

- ADHB 7895,93 8876,20 10005,9 10938,2 11382,1


9 7 38 72 22

- ADHK 5547,69 6007,45 6494,39 6993,53 7146,65


0 5 2 3 4

PDRB perkapita

- ADHB 34,89 39,19 44,12 48,18 50,10

- ADHK 24,51 26,53 28,64 30,81 31,45

Jumlah penduduk 226.305 226.466 226.770 226.991 227.208

Pertumbuhan jumlah 0.08 0.07 0.13 0.09 0.10


penduduk
Sumber: Badan Pusat Statistik

55
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Berdasarkan tabel diatas dapat dianalisis pendapatan perkapita


kabupaten soppeng pada tahun 2020 menggunkan rumus sebagai berikut:
Diketahui:
Jumlah penduduk : 227.208 jiwa
Pendapatan nasional : 50,10 juta
Ditanyakan: pendapatan perkapita?
Penyelesaian:
Pendapatan perkapita = pendapatan nasional tahun t / jumlah penduduk
tahun t = 50,10 Juta / 227.208 jiwa
= 0,0002205028
= Rp 220.502
Berdasarkan hasil analisi diatas, maka jumlah pendapatan perkapita
kabupaten Soppeng pada tahun 2020 yaitu Rp 220.502

D. Location Quotient (Lq)


Analisa LQ ini untuk memperluas analisis Shift-share. Besaran LQ
dapat digunakan sebagai indikator awal untuk melihat sector-sektor
perekonomian sebagai sector potensial (sektor basis) dan yang memiliki
pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi daerah serta sector yang tidak
berpotensial (non basis).

Tabel 3.26 Nilai Location Quotient (LQ) Kabupaten Soppeng 2011-2018


No. Sektor Location Quotlent (LQ) Rata-
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 rata

1 Pertanian, 1.39 1.39 1.36 1.34 1.31 1.35 1.37 1.39 1.36
Kehutanan, dan
Perikanan
2 Pertambangan dan 0.46 0.49 0.50 0.49 0.49 0.53 0.55 0.59 0.51
Penggalian
3 Industri Pengolahan 0.63 0.64 0.69 0.71 0.73 0.71 0.74 0.77 0.70

56
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

4 Pengadaan Listrik 1.40 1.40 1.40 1.27 1.42 1.37 1.34 1.31 1.36
dan Gas
5 Pengadaan Air, 0.48 0.48 0.49 0.49 0.50 0.48 0.47 0.49 0.48
Pengelolaan
Sampah, Limbah
dan Daur Ulang
6 Konstruksi 1.08 1.09 1.09 1.06 1.05 1.02 1.00 1.00 1.05

7 Perdagangan Besar 0.69 0.99 0.99 0.99 1.01 1.00 0.98 0.95 0.98
dan Eceran;
Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
8 Transportasi dan 0.72 0.70 0.71 0.77 0.81 0.79 0.78 0.77 0.76
Pergudangan
9 Penyediaan 1.16 1.12 1.13 1.15 1.16 1.15 1.12 1.11 1.14
Akomodasi dan
Makan Minum
10 Informasi dan 0.57 0.55 0.57 0.45 0.57 0.57 0.58 0.56 0.56
Komunikasi
11 Jasa Keuangan dan 0.81 0.84 0.82 0.86 0.86 0.84 0.82 0.82 0.83
Asuransi
12 Real Estate 1.31 1.33 1.35 1.41 1.45 1.39 1.36 1.37 1.37

13 Jasa Perusahaan 0.43 0.47 0.52 0.51 0.52 0.52 0.51 0.51 0.50

14 Administrasi 1.49 1.50 1.49 1.52 1.51 1.51 1.49 1.40 1.49
Pemerintahan,
Pertahanan dan
Jaminan Sosial
Wajib
15 Jasa Pendidikan 1.05 1.03 1.04 1.05 1.06 1.08 1.05 1.04 1.05

16 Jasa Kesehatan dan 1.01 0.98 0.95 0.94 0.69 0.96 0.96 0.95 0.96

57
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Kegiatan Sosial

17 Jasa lainnya 0.56 0.56 0.55 0.55 0.55 0.54 0.53 0.53 0.55

Sumber : Hasil Analisis

Berdasarkan hasil olah data pada Table 2, beberapa sector yang


memiliki LQ ˃ 1 antara lain pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor
pengadaan listrik dan gas, sektor konstruksi, sektor penyediaan akomodasi
dan makan minum, sektor real estate, sektor administrasi pemerintahan,
pertahanan dan jaminan sosial wajib, dan sektor jasa pendidikan. Sektor-
sektor ini merupakan sector basis dan potensial untuk dikembangkan sebagai
penggerak perekonomian Kabupaten Soppeng.
Sementara sector-sektor lain yang memiliki nilai LQ ˂ 1 merupakan
sectorsektor yang kurang berpotensial untuk dikembangkan sebagai
penggerak perekonomian di Kabupaten Soppeng. Walupun merupakan sector
non basis, tetapi sector-sektor ini sangat diperlukan guna menunjang
perkembangan sektor basis. Dengan demikian keterpaduan antara sektor
basis dan sektor non basis merupakan unsur yang penting dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi Kab. Soppeng di masa yang akan datang.
E. Shift Share
Analisis shift share pada dasarnya digunakan untuk mengukur
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng dengan mengaitkan dengan
PDRB Provinsi Sulawesi Selatan sebagai referensi. Adapun hasil analisis shift
share dapat dilihat pada tabel :

Tabel 3.27 Analisis Shift Share Kabupaten Soppeng 2011-2018 (Juta Rupiah)
No Sektor Nij Mij Cij NS

1 Pertanian, Kehutanan, 841722.97 -168295.15 -42273.55 210568.70


dan Perikanan

2 Pertambangan dan 77926.64 -29738.58 41981.36 12242.78

58
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Penggalian

3 Industri Pengolahan 229696.28 -27688.69 109779.12 82090.43

4 Pengadaan Listrik dan 3185.45 831.59 -738.54 93.05


Gas

5 Pengadaan Air, 1859.25 -899.57 -42.63 -942.21


Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang

6 Konstruksi 328872.24 50174.72 -79783.50 -29608.78

7 Perdagangan Besar dan 344729.23 107620.42 -27186.79 80433.63


Eceran; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor

8 Transportasi dan 71739.28 1738.15 8658.27 10396.43


Pergudangan

9 Penyediaan Akomodasi 41257.56 11901.53 -7949.29 3952.24


dan Makan Minum

10 Informasi dan 81549.25 53490.34 -11848.34 41642.00


Komunikasi

11 Jasa Keuangan dan 69537.85 11964.54 -869.29 11095.26


Asuransi

12 Real Estate 123494.23 -7653.22 5206.61 -2446.61

13 Jasa Perusahaan 5019.14 119.21 1882.08 2001.29

14 Administrasi 206953.09 -100386.14 -32707.97 -


Pemerintahan, 133094.11
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib

15 Jasa Pendidikan 154062.09 1798.42 -10823.69 -9025.27

59
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

16 Jasa Kesehatan dan 48468.69 13448.84 -10637.12 2811.72


Kegiatan Sosial

17 Jasa lainnya 18852.90 5210.01 -4235.64 974.37

Total 2648926.1 -76363.59 -61588.89 -


137952.48
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2021

Hasil analisis shift share menunjukkan bahwa selama 8 (delapan)


tahun, nilai PDRB sektoral Kabupaten Soppeng telah mengalami perubahan
dan perkembangan. Nilai PDRB meningkat sebesar 2510973,66 juta rupiah.
Hal tersebut juga dipengaruhi oleh komponen pertumbuhan nasional (Nij),
pertumbuhan proporsional (Mij), dan keunggulan kompetitif (Cij). Komponen
pertumbuhan nasional (Nij) menunjukkan bahwa pertumbuhan PDRB
Kabupaten Soppeng sebesar 2648926,14 juta rupiah. Nilai positif tersebut
menunjukkan bahwa Kabupaten Soppeng masih sangat bergantung pada
perekonomian Sulawesi Selatan. Atau dapat pula dikatakan bahwa kebijakan
perekonomian Sulawesi Selatan mempengaruhi jalannya perekonomian
Kabupaten Soppeng. Komponen pertumbuhan proporsional (Mij)
menyatakan besar perubahan perekonomian wilayah sebagai akibat adanya
pertumbuhan proporsional. Hasil analisis menunjukkan bahwa pertumbuhan
proporsional memberikan pengaruh yang negatif bagi perkembangan
perekonomian Kabupaten Soppeng sebesar -76,363.59 juta rupiah. Nilai
negatif mengindikasikan bahwa secara umum komposisi sector-sektor
perekonomian di Kabupaten Soppeng cenderung mengarah pada
perekonomin yang lambat. Hasil uji tipologi kesejahteraan perekonomian
wilayah menunjukkan bahwa Kabupaten Soppeng tergolong sebagai daerah
berkembang cepat yang disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi
tetapi pendapatan perkapita kurang dari rata-rata provinsi.
Jika dilihat dari sektor perekonomian, beberapa yang
mengalami pertumbuhan cepat antara lain: pengadaan listrik dan gas,
konstruksi, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan motor,

60
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi dan makan minum,


informasi dan komunikasi, jasa keuangan dan asuransi, jasa perusahaan, jasa
pendidikan, jasa kesehatan dan kegiatan social, dan jasa lainnya. Adapun
sektor-sektor yang bergerak lambat antara lain sektor pertanian, kehutanan,
dan perikanan, sektor pertambangan dan penggalian, industri pengolahan,
sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, real
estate, dan sektor administrasi pemerintah.
Nilai perhitungan komponen keunggulan kompetitif (Cij) yaitu -
61588.89 juta rupiah. Nilai ini mengindikasikan bahwa secara umum,
Kabupaten Soppeng tidak memiliki daya saing dibandingkan dengan
kabupaten lain di Sulawesi Selatan. Beberapa sektor ekonomi yang memiliki
daya saing antara lain pertambangan dan penggalian, industry pengolahan,
transportasi dan pergudangan, real estate, dan jasa perusahaan. Sektor
pertanian, kehutanan, dan perikanan yang memiliki kontribusi terbesar
terhadap PDRB Kabupaten Soppeng memiliki nilai keunggulan kompetitif
yang negatif dan mengalami pertumbuhan yang lambat di tingkat provinsi
Sulawesi Selatan. Begitupun dengan sektor-sektor lain yang memiliki nilai
Cij yang negatif. Hal ini karena lahan pertanian di Kabupaten Soppeng
mulai mengalami alih fungsi menjadi lahan industry dan real estate.
Berdasarkan hasil perhitungan net shift (NS) menunjukkan bahwa
secara agregat NS menghasilkan nilai negatif sebesarr -137952.48 juta rupiah.
Hal ini menunjukkan bahwa secara umum pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Soppeng termasuk dalam kelompok non progresif (lambat). Akan
tetapi walaupun demikian, terdapat beberapa sektor yang tergolong sektor
progresif. Sementara sektor pertanian yang memiliki kontribusi terbesar bagi
pembentukan PDRB Kabupaten Soppeng termasuk sektor non progresif,
begitupun dengan sektor-sektor lainnya.

F. Tipologi Klassen
Analisis tipologi klassen digunakan untuk mengetahui gambaran
tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah.
Melalui analisis ini diperoleh empat karakteristik pola dan struktur

61
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

pertumbuhan ekonomi yang berbeda, yaitu daerah cepat maju dan cepat
tumbuh, daerah maju tapi tertekan, daerah berkembang cepat, dan daerah
relative tertinggal. Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah
berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan
pendapatan perkapita daerah.

Tabel 3.28 Analisis Tipologi Klassen Tahun 2013-2017


Sektor Kabupaten Soppeng Provi. Sul-Sel Kuadran
Rata-rata Rata-rata Rata-rata Rata-rata
Pertum Kontribusi partum- Kontribusi
buhan(Yi) (Ri) buhan (y) (r)
Pertanian, Kehutanan,
dan Perikanan 8.12 29.21 8.09 21,31 1

Pertambangan dan 9.21 3.10 6.57 5,92 3


Penggalian
Industri Pengolahan 9.98 10.08 8.07 14,01 3

Pengadaan Listrik dan 7.43 0.13 9.12 0,09 2


Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah, 2.97 0.06 4.14 0,13 4
Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi 5.36 12.52 8.38 12 2

Perdagangan Besar dan


Eceran; Reparasi Mobil 9.40 14.09 10.18 14,35 4
dan Sepeda Motor
Transportasi dan 9.13 2.83 6.57 3,78 3
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi 9.19 1.57 9.55 1,39 2
dan Makan Minum
Informasi dan 9.40 3.68 9.09 6,43 3

62
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Komunikasi
Jasa Keuangan dan 8.23 2.89 8.68 3,53 4
Asuransi
Real Estate 7.32 4.86 7.22 3,58 1

Jasa Perusahaan 7.49 0.22 8.05 0,43 4

Administrasi
Pemerintahan, 3.61 6.54 3.97 4,39 2
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 7.87 5.69 7.9 5,45 2

Jasa Kesehatan dan


Kegiatan Sosial 10.35 1.83 10.54 1,92 4

Jasa lainnya 8.50 0.70 10.27 1,3 4

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2021

Analisis tabel di hitung berdasarkan nilai rata-rata pertumbuhan


Kabupaten Soppeng dan Provinsi Sulawesi Selatan, dan nilai rata-rata
Kontribusi Kabupaten Soppeng dan Provinsi Sulawesi Selatan.

Tabel 3.29 Hasil Analisis Tipologi Klassen Tahun 2013-2017


PDRB Perkapita
(y) Laju Yi > y Yi < y
Pertumbuhan (r)
KUADRAN I KUADRAN II
Sektor maju dan tumbuh cepat Sektor maju tapi tertekan
• Pertanian, Kehutanan dan • Pengadaan Listrik dan Gas
Perikanan • Konstruksi
Ri > r • Real Estate • Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum

63
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

• Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan
Sosial
• Jasa Pendidikan
KUADRAN III KUADRAN IV
Sektor berkembang cepat Sektor relatif tertinggal
• Pertambangan dan • Pengadaan Air
Penggalian • Perdagangan dan Reparasi
Ri < r • Industri Pengolahan Mobil dan Sepeda Motor
• Transportasi dan • Jasa Keuangan
Pergudangan • Jasa Perusahaan
• Informasi dan Komunikasi • Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial
• Jasa Lainnya
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2021

Pada kuadran 1 terlihat bahwa Yi>y dan Ri>r pada sector Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan; dan Real Estate. Hal ini berarti sector tersebut
memiliki kinerja laju pertumbuhan ekonomi dan pangsa yang lebih besar
dibandingkan dengan keadaan provinsinya secara keseluruhan.
Pada kuadran II terlihat bahwa Yi<y dan Ri>r pada sector Pengadaan
Listrik dan Gas; Kontruksi (Bangunan); Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum; Adminstrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial; dan Jasa
Pendidikan. Hal ini berarti nilai pertumbuhan PDRB lebih rendah
dibandingkan dengan pertmbuhan PDRB Provinsi, tetapi memiliki kontribusi
terhadap PDRB Kabupaten yang lebih besar dibandingkan dengan kontribusi
terhadap PDRB Provinsi, pada kuadran II di kategorikan kedalam daerah maju
tetapi tertekan. Pada kuadran III terlihat bahwa Yi>y dan R<r pada sector
Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Transportasi dan
Pergudangan; dan Informasi dan Komunikasi. Hal ini berarti bahwa nilai
pertumbuhan PDRB Provinsi lebih besar dari PDRB Kbupaten Soppeng,

64
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

namun kontribusi laju pertumbuhan PDRB Provinsi lebih besar dari laju
pertumbuhan PDRB Kabupaten Soppeng, artinya sector ini berada pada
sector potensial atau masih dapat berkembang dengan pesat. Pada kuadran
IV terlihat bahwa sektro-sektor ini relative tertinggal, kuadran ini ditempati
oleh sector Pengadaan Air; Perdagangan Besar dan Repaasi Mobil dan
Sepeda Motor; Jasa Keuangan; Jasa Perusahaan; Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial; dan Jasa Lainnya. Sektor ini memiliki nilai PDRB Provinsi (Yi) lebih kecil
dari PDRB Kabupaten Soppeng (y), dan kontribusi laju pertumbuhan PDRB
Provinsi lebih kecil dari laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Soppeng.

• Sumber Daya Alam


a. Pertambangan
Pertambangan adalah suatu kegiatan yang meliputi pengambilan dan
persiapan untuk pengolahan lanjutan dari benda padat, benda cair, dan gas.
Pertambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka)
maupun di bawah tanah (tambang dalam) termasuk penggalian, pengerukan,
dan penyedotan dengan tujuan mengambil benda padat, cair atau gas yang
ada di dalamnya.
Di Kabupaten Soppeng sendiri memiliki potensi bahan tambang galian
berupa Batu bara, batu kerikil, batu kali, batu gunung, batu pecah, pasir, pasir
batu, dan tanah urung. Bahan galian tersebut hampir tersebar di seluruh
wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten soppeng. Adapun persebaran
pertambangan yang ada di Kabupaten Soppeng dapat kita lihat pada tabel
berikut:

Tabel 3.30 Sebaran Pertambangan Di Kabupaten Soppeng


Kecamtan Jenis bahan tambang

Kecamatan Marioriwawo Tambang batu bara


Tambang batu kerikil
Tambang pasir
Tambang batu kali

65
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Tambang batu pecah

Kecamatan Lalabata Tambang batu gunung


Tambang batu
Tambang batu kali

Kecamatan Liliriaja Tambang batu kali


Tambang pasir

Kecamatan Ganra Tambang pasir


Tambang pasir batu
Tambang batu kali

Kecamatan Citta Tambang pasir


Tambang pasir batu

Kecamatan Lilirilau Tambang batu gunung


Tambang batu kali

Kecamatan Marioriawa Tambang batu kali


Tambang pasir

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2021

Pemanfaatan bahan galian ini digunakan oleh masyarakat sekitar,


khususnya masyarakat Kabupaten Soppeng sebagai bahan bagunan maupun
bahan untuk pengerasan jalan. Barang tambang tersebut dikelolah oleh
beberapa pengusaha pada tiap jenis barang tambang. Selain di manfaatkan
untuk masyarakat sekitar, bahan tambang tersebut juga dipasarkan ke
berbagai daerah di luar Kabupaten Soppeng.

b. Peternakan
Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan pemeliharaan
hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut.
Hewan yang banyak diternakkan di antaranya sapi, ayam. kambing, domba,
dan babi. Hasil peternakan di antaranya daging, susu, telur, dan bahan

66
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

pakaian (seperti wol). Selain itu, kotoran hewan dapat menyuburkan tanah
dan tenaga hewan dapat digunakan sebagai sarana transportasi dan untuk
membajak tanah.

Tabel 3.31 Analisis Neraca Moneter Jumlah Ternak di Kabupaten Soppeng


Jenis Hewan Produksi Harga Harga Harga Pendapatan
Ternak (Ton) Standar Per Standar Per Produksi Per
Kg (Rp) Ton (Rp) Komoditas (Rp)

Sapi 8.835 71.868 71.868.000 634.953.780.000

Kambing 498 60.795 60.795.000 30.275.910.000

Kuda 36.209 86.609 86.609.000 3.136.025.281.000

Ayam Petelur 2.141 29.938 29.938.000 6.4097.258.000

Ayam Buras 7.751 33.750 33.750.000 261.596.250.000

Ayam Ras 914 29.938 29.938.000 27.363.332.000

Itik 486 31.860 31.860.000 15.483.960.000

Total 24.254 344.576 13.742.000 4.169.795.771.000

Sumber : Hasil Analisis tahun 2021

Berdasarkan hasil analisis peternakan di Kabupaten Soppeng total


keseluruhan harga pendapatanproduksi hewan ternak di Kabupaten Soppeng
adalah sebesar Rp.4.169.795.771.000,00. produkstivitas hasil ternak
terbanyak adalah kuda dengan total produksi 36.209 ton, yang memiliki
harga pendapatan produksi perkomoditas yaitu sebesar Rp.
3.136.025.281.000,00. Sedangkan untuk produktivitas ternak Kabupaten
Soppeng yang paling sedikit adalah itik, dengan total produksi 486 ton yang
memiliki harga pendapatan produksi sebesar Rp. 15.483.960.000,00.

67
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

c. Pertanian
a) Tanaman Pangan
Tanaman pangan merupakan tanaman yang dapat dimanfaatkan dan
diolah untuk memenuhi kebutuhan makanan bagi manusia dan mampu
menghasilkan produksi yang mengandung karbohidrat dan protein utama
sebagai sumber makanan pokok bagi manusia.

Tabel 3.32 Analisis Jumlah Produksi Pangan di Kabupaten Soppeng


Jenis Produksi Luas Standar Produksi Cadangan
Tanaman (Ton) Panen Produksi Seharusnya (Ton)
(Ha) (Ton/Ha) (Ton)
Padi 276.589 48.802 5,6 276.707,34 -118,34

Jagung 195.504 39.176,30 4,9 195.489 15

Kedelai 525 215,40 2,4 525 0

Ubi Kayu 1.526 37,80 40,3 1.525 1

Ubi Jalar 104 7,30 14,3 104 0

Kacang 61 34,90 1,7 61 0


Hijau
Kacang 1.067 422,20 0,002 1.068 -1
Tanah
Talas 268 16,77 15,9 267 1

Total 475.644 88.712,67 85,102 475.746.34 -102,34

Sumber : Hasil Analisis, 2021

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil produksi tanaman


pangan yang paling banyak yaitu Padi sebanyak 276.589 ton, dengan luas
panen 48.802 Ha dengan cadangan -118,34 ton dan dapat dilihat bahwa
produksi yang paling sedikit yaitu Kacang Hijau dengan produksi 61 ton
dengan luas panen 34,90 Ha.

68
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Tabel 3.33 Analisis Neraca Moneter Tanaman Pangan Kabupaten Soppeng


Jenis Produksi Luas Produksi Harga Harga Harga
Tanaman (Ton) Panen Seharusnya Standar Standar Per Pendapatan
(Ha) (Ton) Per Kg Ton (Rp) Produksi Per
(Rp) Komoditas
(Rp)

Padi 276.589 48.802 276.707,34 4.763 4.763.000 1.317.393.407.


000

Jagung 195.504 39.176,30 195.489 5.075 5.075.000 992.182.800.0


00

Kedelai 525 215,40 525 6.797 6.797.000 3.568.425.000

Ubi Kayu 1.526 37,80 1.525 3.176 3.176.000 4.846.576.000

Ubi Jalar 104 7,30 104 4.049 4.049.000 42.096.000

Kacang 61 34,90 61 11.027 11.027.000 672.647.000


Hijau
Kacang 1.067 422,20 1.068 11.900 11.900.000 12.697.300.00
Tanah 0

Talas 268 16,77 267 4.049 4.049.000 1.085.132.000

Total 475.644 88.712,67 475.746,34 50.836 50.836.000 2.332.488.383.


000

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2021

Berdasarkan data analisis neraca fisik tanaman pangan Kabupaten


Soppeng, Produktivitas tanaman pangan tertinggi adalah padi dengan
jumlah produksi 276.589 ton dengan luas lahan seluas 48.802 ha dan
memiliki harga pendapatan produksi sebesar Rp.1.317.393.407.000.
Sedangkan untuk tanaman pangan dengan produktivitas paling kecil
adalah kacang hijau dengan jumlah produksi sebesar 61 ton dengan luas

69
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

lahan sebesar 34,90 ha dan memiliki harga pendapatan produksi sebesar


Rp.672.647.000.

b) Tanaman Holtikultura
Holtikultura adalah cabang ilmu yang membahas perihal pertanian
yang meliputi tanaman buah,sayur,dan tanaman hias tentunya. Kata
holtikultura berasal dari bahasa latin yakni hortus yang diartikan adalah
taman dan colere yang artinya untuk menumbuhkan.

1) Produksi Sayuran
Tabel 3.34 Analisis Jumlah Produksi Sayuran di Kabupaten Soppeng
Jenis Tanaman Produksi Luas Standar Produksi Cadangan
(Kw) Panen Produksi Seharusnya (Kw)
(Ha) (Ton/Ha) (Kw)
Bawang 2.592 50 51,84 1.250 -2592
Merah
Sawi 5 1 5 5 0

Kacang 51 10 5,1 51 0
Panjang
Cabai Besar 1.256 47 26,7 2.672 -1416

Cabai Rawit 1.720 69 24,9 2.493 -773

Tomat 618 34 18,1 1.818 -1200

Terung 523 31 16,8 1.687 -1155

Buncis 2 1 2 2 0

Ketimun 42 2 21 21 21

Kangkung 170 9 18,8 188 -18

Bayam 132 10 13,2 132 0

70
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Total 7.111 264 203,44 10.319 -7.133

Sumber : Hasil Analisis, 2021

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil produksi sayuran


yang paling banyak yaitu Bawang Merah sebanyak 2592 Kw dengan luas
panen 50 Ha dengan cadangan –2592 Kw dan dapat dilihat bahwa
produksi yang paling sedikit yaitu Buncis dengan produksi 2 Kw dengan
luas panen 1 Ha.

Tabel 3.35 Analisis Neraca Moneter Produksi Sayuran di Kabupaten


Soppeng
Jenis Produksi Luas Harga Harga Harga
Tanaman (Kw) Panen Standar Standar Per Pendapatan
(Ha) Per Kg Kg (Rp) Produksi Per
(Rp) Komoditas (Rp)

Bawang 2.592 50 18.875 18.875.000 48.924.000.000


Merah
Sawi 5 1 4.586 4.586.000 22.930.000

Kacang 51 10 5.370 5.370.000 273.870.000


Panjang
Cabai 1.256 47 14.517 14.517.000 18.262.386.000
Besar
Cabai 1.720 69 17.973 17.973.000 30.913.560.000
Rawit
Tomat 618 34 5.868 5.868.000 3.626.424.000

Terung 523 31 3.651 3.651.000 1.909.473.000

Buncis 2 1 5.370 5.370.000 10.740.000

Ketimun 42 2 3.815 3.815.000 160.230.000

71
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Kangkung 170 9 4.699 4.699.000 798.830.000

Bayam 132 10 4.586 4.586.000 605.352.000

Total 7.111 264 89.310 89.310.000 105.507.795.000

Sumber : Hasil Analisis tahun 2021

Berdasarkan data analisis neraca tanaman holtikultura sayur-


sayuran di atas, total keseluruhan harga pendapatan produksi pertanian
tanaman holtikultura di Kabupaten Soppeng adalah sebesar
Rp.105.507.795.000. Produktivitas tanaman holtikultura tertinggi adalah
bawang merah yang memiliki jumlah produksi sebanyak 2.592 ton
dengan luas lahan 50 ha dan harga pendapatan produksi per komoditas
sebesar Rp.48.924.000.000. Sedangkan produktivitas terendah yaitu
buncis yang memiliki jumlah produksi sebanayak 2 ton dengan luas lahan
1 ha dan harga pendapatan produksi per komoditas sebesar
Rp.10.740.000.
2) Produksi Tanaman Biofarmaka
Tanaman biofarmaka adalah tumbuhan obat yang berasal dari
tanaman yang masih sederhana, murni, belum diolah, memiliki fungsi
dan berkhasiat sebagai obat dan dipergunakan untuk penyembuhan
atau pun mencegah berbagai penyakit.

Tabel 3.36 Analisis Jumlah Produksi Tanaman Biofarmakan di


Kabupaten Soppeng
Jenis Tanaman Produksi Luas Standar Produksi Cadangan
(Kg) Panen Produksi Seharusnya (Kg)
(m2) (Kg/m2) (Kg)
Jahe 13559 10875 1,24 12500 1059

Kencur 33000 22000 1,5 15000 18000

Kunyit 1629 410 3,9 3970 3560

72
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Laos/Lengkuas 1112 249 4,4 446 666

Temulawak 150 213 0,7 100 50

Total 49.450 33.747 11,74 32.016 16.215

Sumber : Hasil Analisi tahun 2021

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil produksi tanaman


biofarmaka yang paling banyak yaitu Kencur sebanyak 33000 Kg dengan
cadangan 18000 Kg dan dapat dilihat bahwa produksi yang paling sedikit
yaitu Temulawak dengan hasil produksi 150 Kg dengan cadangan 50 Kg.

d. Perkebunan
Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman
tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang
sesuai. Mengelolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut
dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tabel 3.37 Analisis Jumlah Produksi Perkebunan Kabupaten Soppeng


Jenis Produksi Luas Standar Produksi Cadangan
Tanaman (Ton) Panen Komoditi Seharusnya (Ton)
(Ha) (Ton)
Kelapa 125 40,38 3,09 124 1
Sawit
Kelapa 3.073,33 4.075,22 0,75 3.056,41 16,9
Kopi 63,12 322,13 0,19 61,2 1,92
Kakao 4.158,15 10.535,56 0,39 41.108,86 -36,9
Tembakau 101,25 198 0,5 97,5 3,75
Total 7.520,85 15.171,29 4,92 44.447,97 -13,33
Sumber : Hasil Analisis, 2021

73
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil produksi Kakao yang paling
banyak yaitu 4.158,15 ton dengan luas panen 10.535,56 ha dan cadangan yaitu -
36,9. Sedangkan produksi yang paling sedikit adalah tembakau yaitu 101,25 ton
dengan luas panen 198 ha dan cadangan yaitu 3,75 ton.

Tabel 3.38 Analisis Neraca Moneter Produksi Perkebunan Kabupaten


Soppeng
Jenis Produksi Luas Harga Harga Harga
Tanaman (Ton) Panen Standar Standar Per Pendapatan
(Ha) Per Kg Ton (Rp) Produksi Per
(Rp) Komoditas (Rp)
Kelapa 125 40,38 24.091 24.091.000 3.011.375.000
Sawit
Kelapa 3.073,33 4.075,22 24.091 24.091.000 74.039.593.030
Kopi 63,12 322,13 25.982 25.982.000 1.639.983.840
Kakao 4.158,15 10.535,56 22.651 22.651.000 94.186.255.650

Tembakau 101,25 198 47.823 47.823.000 4.842.078.750


Total 3.362,7 15.171,29 144.638 144.638.000 177.719.286.270
Sumber : Hasil Analisis, 2021

Berdasarkan hasil analisis neraca fisik perkebunan di Kabupaten Soppeng, total


keseluruhan harga pendapatan produksi perkebunan di Kabupaten Soppeng adalah
sebesar Rp.177.719.286.270. Prduktivitas tanaman hasil perkebunan terbanyak
adalah kakao dengan jumlah produksi sebanyak 3.073,33 ton dengan luas lahan
panen yaitu 4.075,22 ha dan harga pendapatan produksi per komoditas sebesar
Rp.94.186.255.650. Sedangkan untuk tanaman hasil perkebunan yang paling sedikit
adalah kopi dengan jumlah produksi sebanyak 63,12 ton dengan luas lahan panen
seluas 322,13 ha yang memiliki harga pendapatan produksi per komoditas sebesar
Rp.1.639.983.840.

74
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

• Sarana dan Prasarana


A. Sarana Pendidikan
Sarana Pendidikan di Kabupaten Soppeng tergolong cukup memadai yang
terdiri dari 5 jenis jenjang sarana pendidikan diantaranya yaitu, TK/RA,
SD/MI , SMP/MTs, SMA/MA/MK dan Perguruan tinggi. Berikut merupakan
jumlah fasilitas Pendidikan di Kabupaten Soppeng.

Gambar 3.12 Sarana Pendidikan di Kabupaten Soppeng

Sumber : Survey Lapangan Kabupaten Soppeng 2021

Tabel 3.35 Jumlah Sarana Pendidikan di Kabupaten Soppeng


No Jenis Sarana Pendidikan Sarana Pendidikan (unit)

1 TK/RA 131

2 SD/MI 273

3 SMPMTs 71

4 SMA/MA/MK 31

5 Perguruan Tinggi 4

Total 510

Sumber : BPS Kabupaten Soppeng Dalam Angka 2021

Berdasarkan tabel di atas, fasilitas pendidikan terbanyak di Kabupaten


Soppeng yaitu Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidayyah (MI) dengan jumlah

75
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

273 unit. Sedangkan fasilitas pendidikan dengan jumlah yang paling sedikit
yaitu perguruan tinggi yang hanya terdapat 4 unit.

B. Sarana Kesehatan
Sarana Kesehatan di Kabupaten Soppeng tergolong cukup memadai yang
terdiri dari 5 jenis yaitu rumah sakit, poliklinik, puskesmas, pustu, dan apotek.
Berikut merupakan jumlah fasilitas Kesehatan di Kabupaten Soppeng.

Gambar 3.13 Sarana Kesehatan di Kabupaten Soppeng

Sumber : Survey Lapangan Kabupaten Soppeng 2021

Tabel 3.36 Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Soppeng


No Jenis Sarana Kesehatan Sarana Pendidikan (unit)

1 Rumah sakit 1

2 Puskesmas 17

3 Poliklinik 1

4 Pustu 38

5 Apotek 11

Total 68

Sumber : BPS Kabupaten Soppeng Dalam Angka 2021

76
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Berdasarkan tabel di atas, sarana kesehatan di Kabupaten Soppeng


mayoritas didominasi oleh pustu sebanyak 1. unit dan yang paling sedikit
adalah vihara yang hanya terdiri dari 1 unit

C. Sarana Perdagangan dan Jasa


Sarana perdagangan merupakan sektor yang berperan penting dalam
perekonomian sebagai kegiatan yang menghubungkan produsen dan
konsumen. Berdasarkan System of National Accounts (SNA) 2008, sektor
perdagangan ini mencakup perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan
sepeda motor. Pasar sebagai sarana, juga penunjang kegiatan perdagangan
diharapkan mampu memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi
masyarakat untuk dapat meningkatkan aktifitas ekonomi.

Gambar 3.14 Sarana Perdagangan dan Jasa di Kabupaten Soppeng

Sumber : Survey Lapangan Kabupaten Soppeng 2021

D. Prasarana Jalan
Dalam merencanakan jaringan jalan, harus mengacu pada ketentuan
teknis tentang pembangunan prasarana jalan perumahan, jaringan jalan dan
geometri jalan yang berlaku, terutama mengenai tata cara perencanaan
umum jaringan jalan pergerakan kendaraan dan manusia, dan akses
penyelamatan dalam keadaan darurat drainase pada lingkungan perumahan

77
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

di perkotaan. Salah satu pedoman teknis jaringan jalan diatur dalam Pedoman
Teknis Prasarana Jalan Perumahan (Sistem Jaringan dan Geometri Jalan).
Kondisi jalan di Kabupaten Soppeng bisa dikatakan sangat baik, karena
90% dari keseluruhan panjang jalan merupakan aspal hanya saja ada salah
satu jalan yang masih dalam proses pengerasan. Dalam merencanakan jalan
ke depannya harus melihat hirarki jalan dengan melihat prasarana jalan
utama. Keadaan kondisi jalan di wilayah Kabupaten Soppeng sebagian besar
adalah jalan aspal dan pengerasan. Apabila dilihat dari kondisi dan bentuk
topografi wilayah Kabupaten Soppeng yang sekarang ini, maka dalam
merencanakan jaringan jalan dimasa yang akan datang, untuk daerah landai
cocok dikembangkan jaringan jalan dengan pola grid dan harus
memperhatikan hirarki jalan dengan melihat prasarana jalan utama.
Berdasarkan dari kajian teori, bahwa prasarana jalan lokal tidak dibenarkan
langsung menuju kejalan arteri, sehingga sepanjang prasarana jalan utama
hanya dihubungkan oleh prasarana jalan dengan fungsi kolektor.

Gambar 3.15 Prasarana Jalan di Kabupaten Soppeng

Sumber : Survey Lapangan Kabupaten Soppeng 2021

Tabel 3.37 Prasarana Jaringan Jalan Kabupaten Soppeng


Uraian 2018 2019 2020

Tingkat kewenangan Panjang Jalan


pemerintah (km)

78
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Negara - - -

Provinsi - 148,12 159,538

Kabupaten/Kota 898,881 898,88 898,881

Jumlah / Total 898,881 1 047,00 1 058, 419

Kondisi Jalan Panjang Jalan

Baik 356,291 400,24 574,077

Sedang 135,145 170,85 64,068

Rusak 174,002 217,62 44,900

Rusak Berat 233,343 258,29 375,374

Jumlah / Total 898,881 898,88 1 058,419

Jenis Permukaan Jalan Panjang Jalan


(Km)

Aspal 142,462 284,69 552,705

Kerikil 237,904 248,93 290,964

Tanah 59,170 66,95 31,005

Lainnya 159,345 446,43 183,745

Jumlah/Total 898,881 1 047,00 1 058,419

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2021

Berdasarkan tabel di atas, prasarana jalan yang ada di Kabupaten Bone


dari 3 tahun terakhir mengalami peningkatan baik dari segi permukaan dan
kondisi jalan. Jenis permukaan jalan yang ada di Kabupaten Soppeng yaitu
kondisi jalan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sedangkan untuk
kondisi jalan dari 3 tahun terakhir mengalami peningkatan

79
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

E. Prasarana Listrik
Pengembangan sistem kelistrikan dengan tingkat pemakaian daya
listrik yang terus bertambah dengan penambahan energi listrik dan perluasan
jaringan listrik. Penempatan jaringan pada daerah dimana disepanjang
jaringan jalan untuk memudahkan controling system dan keterpaduan
perletakan infrastruktur.
Sistem kelistrikan berfungsi untuk mendistribusikan listrik dari
pembangkit ke pengguna. Sistem kelistrikan terdiri atas pembangkit listrik,
yang berfungsi memproduksi energi listrik. Produksi dan distribusi listrik yang
dibangkitkan oleh PLN di Kabupaten Soppeng pada tahun 2020 tercatat
132.897.898 kwh dan yang listrik terjual sebanyak 87.763.527 kwh. Sistem
kelistrikan terdiri atas pembangkit listrik, yang berfungsi memproduksi
energi listrik.

Gambar 3.16 Prasarana Listrik di Kabupaten Soppeng

Sumber : Survey Lapangan Kabupaten Soppeng 2021

Tabel 3.38 Prasarana Jaringan Listrik di Kabupaten Soppeng 2021


No Uraian Total

1 Daya Terpasang (KW) 73.271.460

80
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

2 Produksi Listrik (KWh) 132.897.898

3 Listrik Terjual (KWh) 87.763.529

4 Dipakai Sendiri (KWh) 53.715,52

5 Susut Hilang (KWh) 4 056.657

Sumber : BPS Kabupaten Bone dalam Angka 2021

F. Prasarana Jaringan Air Bersih


Sistem jaringan air bersih di Kabupaten terdiri dari dua sistem yaitu
jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan. Jaringan perpipaan yaitu
melalui PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) yang merupakan salah satu
usaha milik daerah yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat
umum yang berfungsi sebagai penyedia air bersih yang diawasi dan
dimonitor oleh pemerintah daerah.
Sistem jaringan air bersih di Kabupaten Soppeng terdiri dari dua sistem
yaitu jaringan instalasi perpipaan dan bukan jaringan instalasi perpipaan.
Jaringan instalasi perpipaan meliputi unit air baku, unit produksi, unit
distribusi, unit pelayanan dan unit pengolahan dengan kapasitas produksi
sesuai kebutuhan dan perkembangan di Kabupaten Soppeng. Jaringan
instalasi ini melalui PDAM (Perusahan Daerah Air Minum) yang merupakan
bagian dari usaha milik daerah yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi
masyarakat umum yang berfungsi sebagai penyedia air bersih yg diawasi dan
dimonitori oleh pemerintah daerah.

Tabel 3.39 Prasarana Jaringan Air Bersih di Kabupaten Soppeng 2021


No Uraian Total

1 Jumlah Pelanggan 149.502

2 Air Disalurkan (m3) 2.706.930

3 Nilai (Rp) 7.444.057.500

81
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Sumber : BPS Kabupaten Soppeng dalam Angka 2021

Disamping itu, untuk sistem bukan jaringan instalasi perpipaan yaitu


berupa sumur, masih ada beberapa wilayah di kabupaten Soppeng yang
menggunakan sumur bor sebagai sumber air bersih untuk memenuhi
kebutuhan sehari hari.

G. Jaringan Drainase
Sistem jaringan drainase di kabupaten Soppeng meliputi sistem saluran
drainase primer, sistem jaringan drainase sekunder, dan sistem jaringan
drainase tersier yang di tetapkan dalam rangka mengurangi genangan air dan
mendukung pengendalian banjir, terutama di kawasan permukiman, kawasan
perkantoran, kawasan perdagangan, dan kawasan pariwisata. Sistem saluran
drainase primer di kembangkan melalui saluran pembuangan utama yg
meliputi sungai lawo dan sungai masewali yang melayani kawasan
perkantoran di kabupaten Soppeng. Sistem saluran drainase sekunder
dikembangkan tersendiri pada kawasan industri, kawasan perdagangan,
kawasan perkantoran, dan kawasan pariwisata yang terhubung ke saluran
primer, sehingga tidak mengganggu saluran drainase permukiman, dan untuk
saluran drainase tersier di kembangkan pada kawasan permukiman . Jaringan
drainase di kabupaten Soppeng masih di perlukan perhatian dari pemerintah
daerah disebabkan masih belum meratanya sistem drainase di kabupaten
Soppeng

Gambar 3.17 Jaringan Drainase di Kabupaten Soppeng

82
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Sumber : Survey Lapangan Kabupaten Soppeng 2021

H. Prasarana Persampahan
Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem pengolahan
persampahan kabupaten Soppeng berupa arahan perartuan zonasi untuk
kawasan peruntukan TPA sampah meliputi kegiatan yang di perbolehkan
meliputi kegiatan pengoperasian TPA sampah berupa pemilihan,
pengumpulan, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah, pengurugan
berlapis bersih (sanitary landfill), pemeliharaan TPA sampah, dan industri
terkait pengolahan sampah, serta kegiatan penunjang operasional TPA
sampah. Sistem jaringan persampahan yang ada di kabupaten Soppeng
meliputi keranjang sampah, tong sampah, gerobak sampah, dan TPS/TPA.
Ditinjau dari segi lingkungan masih perlunya campur tangan pemerintah
setempat terkhusus permasalahan sampah di wilayah ibu kota kabupaten
Soppeng untuk wilayah yang di kunjungi khalayak umum dapat segera diatasi
baik begitupun di wilayah sekitar ibukota baik di wilayah kecamatan lainnya yg
ada di kabupaten Soppeng

Gambar 3.18 Sarana Persampahan di Kabupaten Soppeng

Sumber : Survey Lapangan Kabupaten Soppeng 2021

I. Prasarana Telekomunikasi
Telekomunikasi merupakan suatu kebutuhan dalam menghadapi
perkembangan kota. Penduduk yang memiliki prasarana telpon di rumah
menggunakan telepon seluler untuk pemenuhan kebutuhan komunikasi

83
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

termasuk juga yang sudah memiliki. Penduduk di Kabupaten Soppeng


umumnya menggunakan telepon seluler sebagai alat komunikasi. Di
Kabupaten Soppeng terdapat STO dan Tower pemancar. Ini menandakan
bahwa standar akan kebutuhan telekomunikasi terpenuhi.

Gambar 3. 19 Prasarana Telekomunikasi di Kabupaten Soppeng

Sumber : Survey Lapangan Kabupaten Soppeng 2021

J. Transportasi
Sistem transportasi yang berkembang saat ini telah mewujudkan suatu
bentuk pelayanan melalui berbagai sarana pergerakan mekanistik yang hampir
menjangkau ke semua jaringan wilayah di muka bumi ini. Dengan demikian,
saat ini, melalui sistem transportasi moderen bukan hal yang sukar untuk
menjangkau pusat aktivitas manusia dari berbagai sudut pergerakan.
Perkembangan teknologi pergerakan pun telah mengalami kemajuan yang
sangat pesat dalam kurun satu abad ini. Berbagai jenis moda telah tersedia,
dengan berbagai keunggulan dan kelengkapan sarana .
Dari hal tersebut di atas terlihat bahwa kualitas dan perkembangan
teknologi sarana dan prasarana transportasi sangat mempengaruhi kelancaran
kebutuhan perpindahan. Oleh karena itu, terdapat suatu hubungan yang
sangat kuat diantara aktivitas manusia dan transportasi. Dalam sistem
transportasi moderen, transportasi merupakan bagian integral dari fungsi dan
aktivitas masyarakat, dimana ada hubungan yang sangat erat dengan gaya
hidup, jangkauan dan lokasi-lokasi kegiatan produksi dan pemeuhan barang-

84
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

barang serta pelayanan yang tersedia untuk konsumsi. Seiring dengan


perkembangan peradaban manusia, transportasi dalam kehidupan masyarakat
moderen merupakan satu kesatuan rantai kehidupan yang berpengaruh dalam
pembangunan baik segi ekonomi, sosial budaya maupun politik.
- Transportasi darat
Untuk daerah kabupaten Soppeng untuk trasnportasi darat diliat dari
segi perkembangan fisik Kawasan yang ada , padatnya lalu lintas ini berada
di daerah kecamatan lalabata dikarenakan kecamatan ini yang merupakan
ibukota kecamatan untuk daerah kabupaten soppeng . Dimana di daerah
ini yang memiliki tingkat mobilitas yang tinggi , Adapun beberapa jenis
transportasi darat yang ada yaitu mobil pribadi , angkutan umum , mobil
dinas , truck dengan berbagai jenis ukuran dan moda trasnportasi darat
lainnya
- Trasnportasi laut/sungai
Di kabupaten soppeng sendiri terdapat puluhan sungai-sungai yang
cukup banyak berpotensi untuk mengairi tanah-tanah di sekitarnya .
Dimana diantaranya yaitu sungai langkemme , sungai soppeng , sungai
lawo , sungai paddangeng dan sungai lajaroko . Sarana yang tersedia
berupa perahu biasanya di pakai oleh masyarakat untuk mengitari sungai
mencari ikan dan kegiatan lainnya
- Trasnportasi udara
Untuk daerah kabupaten soppeng sendiri tidak memiliki prasarana
maupun saran trasnportasi udara di karenakan daerah kabupaten soppeng
tidak memiliki bandara .

- Struktur Ruang
a. Identifikasi Kawasan Perkotaan
Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial, dan kegiatan ekonomi. Ada 18 jumlah kelurahan yang termasuk dalam
kawasan perkotaan.

85
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Gambar 3.20 Peta Kawasan Perkotaan di Kabupaten Soppeng

Sumber: RTRW Kabupaten Soppeng

Untuk mengidentifikasi daerah perkotaan berdasarkan desa atau


kelurahannya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 3.40 Klasifikasi Kawasan Perkotaan dan Perdesaan


Nama Desa/kelurahan Klasifikasi

Kecamatan Marioriawo

1. Gattareng Perdesaan

2. Mario riaja Perdesaan


3. Watu Perdesaan
4. Mario Ritengnga Perdesaan
5. Goarie Perdesaan
6. Barae Perdesaan
7. Mario Rilau Perdesaan

86
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

8. Tettikengrarae Perkotaan

9. Labessi Perdesaan
10. Congko Perdesaan
11. Watutoa Perdesaan
12. Gattarengtoa Perdesaan
13. Soga Perdesaan
Kecamatan Lalabata

1. Umpungeng Perdesaan

2. Lalabata Rilau Perkotaan

3. Botto Perkotaan
4. Lemba Perkotaan
5. Bila Perkotaan
6. Mattabulu Perdesaan

7. Ompo Perkotaan
8. Lapajung Perkotaan
9. Maccile Perdesaan

10. Salo Karaja Perdesaan

Kecamatan Lili Riaja

1. Timusu Pedesaan

2. Rompegading Pedesaan
3. Pattojo Pedesaan
4. Galung Perkotaan

5. Jennae Perkotaan

6. Jampu Pedesaan
7. Barang Pedesaan
8. Appanang Pedesaan

87
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Kecamatan Ganra

1. Belo Perkotaan

2. Ganra Pedesaan
3. Enrekeng Pedesaan
4. Lompulle Pedesaan
Kecamatan Citta

1. Kampiri Pedesaan

2. Citta Perkotaan

3. Labae Pedesaan

4. Tinco Pedesaan

Kecamatan lili Rilau

1. Pajalesang Perkotaan

2. Cabenge Perkotaan

3. Paroto Perdesaan
4. Palangiseng Perdesaan
5. Tetewatu Perdesaan
6. Abbanuange Perdesaan
7. Parenring Perdesaan
8. Ujung Perkotaan

9. Masing Perdesaan

10. Baringeng Perkotaan

11. Kebo Perdesaan

12. Macanre Perkotaan

Kecamatan Donri-donri

1. Pesse Perdesaan

88
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

2. Pising Perdesaan
3. Labokong Perdesaan
4. Donri-donri Perdesaan
5. Serring Perdesaan
6. Lalabata Riaja Perdesaan
7. Tottong Perdesaan
8. Leworeng Perdesaan
9. Kessing Perdesaan
Kecamatan Marioriawa
1. Patampanua Perdesaan
2. Panincong Perkotaan
3. Tellulimpoe Perdesaan
4. Attang Salo Perdesaan
5. Kaca Perdesaan
6. Limpomajang Perdesaan
7. Batu-batu Perkotaan
8. Manorang Salo Perdesaan
9. Laringgi Perdesaan
10. Bulue Perdesaan
Sumber: Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 37 Tahun 2010

Identifikasi Persebaran Permukiman


Perkembangan permukiman sangat dipengaruhi oleh penghuni permukiman
itu sendiri. Dengan adanya pertumbuhan penduduk yang semakin pesat akan
mengakibatkan kebutuhan permukiman semakin besar. Untuk mengetahui
kepadatan penduduk di Kabupaten Soppeng dapat dilihat dalam peta persebaran
dibawah.

89
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Gambar 3.21 Peta Persebaran Permukiman di Kabupaten Soppeng

Sumber: RTRW Kabupaten Soppeng

Adapun kepadatan penduduk per kilometer persegi di Kabupaten Soppeng


dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.41 Kepadatan Penduduk Kabupaten Soppeng


No Kecamatan Kepadatan Penduduk
/Km2

1 Marioriwawo 160,67

2 Lalabata 175,05

3 Liliriaja 292,78

4 Ganra 200,82

5 Citta 201,15

90
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

6 Lilirilau 202,15

7 Donri-donri 107,60

8 Marioriawa 90,67

Rata-rata 156,78

Sumber : BPS Kabupaten Soppeng Dalam Angka 2021

Berdasarkan Tabel di atas dapat diketahui kepadatan penduduk Kapupaten


Soppeng tahun 2020 mencapai 156,78 jiwa/km2 . Kepadatan penduduk
tertinnggi berada di Kecamatan Liliria, sedangkan kecamatan dengan kepadatan
penduduk terendah adalah Kecamatan Marioriwa.

b. Simpul Perkotaan
Peta simpul perkotaan diperoleh dengan meng-overlay peta seda-kota dan
peta persebaran permukiman. Setelah dilakukan overlay dapat dilihat area mana
saja yang termasuk dalan permukiman perkotaan. Area permukiman perkotaan
yang mengumpul atau teraglomerasi selanjutnya dijadikan sebagai simpul
perkotaan. Melalui analisis tersebut pada Kabupaten Soppeng ditemukan 7
simpul.

Gambar 3.22 Peta Simpul Perkotaan di Kabupaten Soppeng

91
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Sumber: RTRW Kabupaten Soppeng


Melalui analisis simpul perkotaan adapun wilayah yang masuk pada simpul
perkotaan di Kabupaten Sopppeng yaitu Kecamatan Marioriwawo, Kecamatan
Lalabata, Kecamatan Liliriaja, Kecamatan Ganra, Kecamatan Citta, Kecamatan
Lilirilau dan Kecamatan Marioriawa. Klasifikasi simpul perkotaan tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.42 Simpul Perkotaan Kabupaten Soppeng


Nama Kecamatan Nama Desa/Kelurahan Klarifikasi

Kecamatan Mariowawo Tettikengrarae Perkotaan

Kecamatan Lalabata Lalabata Rilau Perkotaan


Botto
Lemba
Bila
Ompo
Lapajung
Kecamatan Liliriaja Galung Perkotaan
Jennae
Kecamatan Ganra Belo Perkotaan

92
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Kecamatan Citta Citta Perkotaan

Kecamatan Lilirilau Pajalesang Perkotaan


Cabenge
Ujung
Baringeng
Macanre
Kematan Marioriawa Panincong Perkotaan
Batu-batu
Sumber: Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 37 Tahun 2010

c. Analisis Tetangga Terdekat


Analisis tetangga terdekat, hasil dari analisis simpul perkotaan diperoleh
berapa simpul , yang kemudian dikaitkan satu sama lain.

Tabel 3.42 Analisis Simpul Perkotaan Kabupaten Soppeng


Simpul Jarak (Km)

Kecamatan Marioriawa – Kecamatan Lalabata 20

Kecamatan Lalabata – Kecamatan Ganra 8

Kecamatan Marioriawa – Kecamatan Ganra 17

Kecamatan Ganra – Kecamatan Lilirilau 12

Kecamatan Lalabata – Kecamatan Marioriwawo 14,8

Kecamatan Liliriaja – Kecamatan Marioriwawo 7,8

Kecamatan Marioriwawo – Kecamatan Citta 15,5

Kecamatan Citta – Kecamatan Lirilau 15,4

Kecamatan Lilirilau – Kecamatan Liliriaja 10

93
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Rata – rata 13,38

Sumber : Hasil Analisis, 2021

Rumus Indeks Ketetanggan :


𝐽𝑢
𝑇 =
𝐽ℎ
1
𝐽ℎ =
√2P
𝑁
𝑃 =
(𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑊𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝐾𝑎𝑏𝑢𝑝𝑎𝑡𝑒𝑛 𝐾𝑚2)

Keterangan :
T = Indeks penyebaran tetangga dekat
Ju = Jarak rata-rata antara satu titik dengan titik tetangga terdekat
Jh = Jarak rata-rata yang diperoleh jika semua titik memiliki pola acak
P = Kepadatan titik dalam tiap kilimeter persegi
N = Jumlah titik simpul permukiman
Perhitungan :
7
𝑃 = = 0,004 𝐾𝑚2
( 1500𝐾𝑚2)
1
𝐽ℎ = = 11,23
√2(0,004)

13,38
𝑇 = = 1,19
11,23

Dari hasil analisis diketahui indeks ketetanggaan Kabupaten Soppeng bernilai


1,19. Nilai tersebut menunjukkan bahwa persebaran permukiman di Kabupaten
Soppeng berpola acak (tersebar tidak merata).

d. Identifikasi Agregasi Jaringan Penghubung

94
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Mengidentifikasi Agregasi Jaringan Penghubung berguna untuk mengetahui


aksebilitas titik simpul perkotaan yang telah ditentukan. Identfikasi Agregasi
Jaringan Penghubung terbagi menjadi 3 yaitu, mengidentifikasi jaringan jalan,
membedakan simpul dan jaringan penghubung dan mengoverplay hasil
perhitungan fasilitas.

Gambar 3.23 Peta Jaringan Jalan di Kabupaten Soppeng

Sumber: RTRW Kabupaten Soppeng

e. Indikator Pusat Pusat Jaringan Jalan


Tabel 3.43 Indikator pusat jaringan jalan
PKN PKW PKL PPK
Ekonomi Pasar Sentral - Pasar Takalalla Pasar dan Supermarket dan
di kecamatan pertokoan yang minimarket seperti

95
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

marioriwawo disediakan untuk Misi pasar raya ,


- Pasar tiap ibukota Alfamart dan
Cabbenge di kecamatan Alfamidi
kecamatan
lilirilau
Kesehatan RSUD - Puskesmas - Apotek Murah
Latemmamala Salotungo di Farma di
Kabupaten Kecamatan kecamatan
Soppeng di Lalabata Lalabata
Kecamatan - Puskesmas - Posyandu Botto
Lalabata Sewo di di Kecamatan
kecamatan Lalabata
Lalabata
- Puskesmas
Batu-Batu di
kecamatan
Pendidikan - STAI Al-Gazali Sarana Pendidikan - SMAN 1 - TK Pertiwi I di
di Kecamatan untuk jenjang Soppeng di Kecamatan
Lalabata SD,SMP,SMA Kecamatan Lalabata
- STIE-STIMIK hingga Perguruan Lalabata - TK Islam
Lamappapole Tinggi tersebar di - SMAN 2 Terpadu Ar-
onro di beberapa titik watansoppeng Raihan di
Kecamatan keseluruhan di Kecamatan kecamatan
Lalabata Lilirilau Lalabata
- SD Negeri 5
Mattiropole di
Kecamatan
Lalabata
- SMP Negeri 1
Watansoppeng
di Kecamatan

96
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Lalabata
Jaringan
Jalan
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2021

97
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

f. Analisis Skalogram
Tabel 3.44 Analisis Skalogram

Kecamatan Pendidikan Kesehatan Peribadatan Perekonomian


SD MI SMP MTs SMA SMK MA Univ RS Polik Puskes Pustu Apo Posya Mesjid Gereja Kope Pasar Bank
linik mas tek ndu rasi
Marioriwawo 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
Lalabata 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Liliriaja 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
Ganra 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0
Citta 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0
Lilirilau 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
Donri-donri 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0
Marioriawa 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0
Sumber : Hasil Analisis 2021

98
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Tabel 3.45 Klasifikasi Hierarki Pada Kabupaten Pada Kabupaten Soppeng


Kecamatan Tingkat

Lalabata I
Lilirilau II
Marioriwawo III
Liliriaja III
Marioriawa IV
Donri donri V
Citta V
Ganra V
Sumber : Hasil Analisis

Dari hasil diatas, dapat disimpulkan bahwa skala pelayanan fasilitas di


kabupaten Sopeeng kurangan terjangkau terhadap keseluruhan wilayah. Hal
ini dilihhat dari hasil perhitungan marshall bahwa dominasinya berhierarki V
yang artinya tingkat paling rendah (tidak terjangkau fasilitas). Dapat
dikatakan bahwa wilayah Kabupaten Soppeng masih bersifat pedesaan
karena kurangnya jangkauan fasilitas bagi masyarakat setempat.
Hasil analisis skalogram yang menggabungkan analisis fasilitas
sekaligus konetivitas, didapatkan data hasil analisis sitem perkotaan sesuai
standar. Hasil ini kemudian dibandingkan dengan rencana struktur ruang
yang tercantum pada RTRW Kabupaten Soppeng tahun 2012-2025 dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Soppeng No. 8 Tahun 2012. Berdasarkan hasil
bahwa sebagian besar kondisi eksisting di Kabupaten Soppeng melebihi
status Perkotaan.

99
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

g. Analisis Mobilitas
Tabel 3.46 Analisis Mbobilitas Jaringan Transportasi
Simpul Jarak Pendek Jarak Panjang Detour Index

A–B 19,60 20 0.98


B–C 20.80 21.7 0.95
C–D 5.01 5.8 0.86
D–E 5.70 6.1 0.93
E–F 6.92 7.7 0.89
F–G 12.03 13 0.92
A–C 8.01 8.8 0.91
B–D 21.70 26.2 0.82
C–E 7.87 9.6 0.81
D–F 10.10 14.2 0.71
E–A 8.93 10.1 0.88
A–D 8.83 10.3 0.85
E–G 10.01 14.8 0.67
D–G 14.30 15.2 0.94
Sumber: Hasil Analisis

Detour Index (DI) digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dari jaringan
trasportasi terhadap jarak antar simpul permukiman wilayah. Dari perhitungan
yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa terdapat beberapa jaringan simpul
yang memiliki mobilitas yang cukup baik atau mendekati angkat 1 yaitu pada
jaringan simpul A – B, B – C, D – E, dan D – G.

h. Rekomendasi
Kabupaten Soppeng memiliki potensi lahan pertanian yang cukup memadai,
sehingga pembangunan yang dilaksanakan bertumpu pada sektor pertanian.
Namun pembangunan yang berlangsung saat ini telah menimbulkan kesenjangan
antara kawasan perkotaan dan perdesaan serta urban bias. Kondisi tersebut

100
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

diindikasikan dengan tingkat urbanisasi yang relatif tinggi dan berdampak pada
terdesaknya sektor pertanian. Oleh karena itu dibutuhkan suatu strategi
alternatif untuk pembangunan perdesaan, salah satunya adalah melalui
pengembangan kawasan agropolitan. Konsep dasar pengembangan kawasan
agropolitan adalah sebagai upaya menciptakan pembangunan inter-regional
berimbang. Artinya adalah untuk meningkatkan keterkaitan pembangunan kota-
desa melalui pengembang.
Kawasan perdesaan yang terintegrasi dalam sistem perkotaan. Dalam upaya
mengembangkan kawasan agropolitan menyeluruh, terintegrasi, dan
berkelanjutan diperlukan Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kabupaten
Soppeng”. Tujuan dari Pengembangan Agropolitan adalah: (1) Jangka panjang:
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat khususnya petani di
kawasan agropolitan. (2) Jangka menengah: (a) Menumbuhkembangkan
kelembagaan usaha petani on/off farm yang efektif, efisien, dan berdaya saing;
(b) Menumbuhkan iklim usaha yang mendorong perkembangan usaha
masyarakat. (3) Jangka pendek: (a) Menetapkan lokasi yang memenuhi
persyaratan sebagai pusat dan wilayah pendukung kawasan agropolitan; (b)
Membuat perencanaan bagi pengembangan kawasan agropolitan.
Kawasan Agropolitan merupakan kawasan yang terdiri atas satu atau lebih
pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan
pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya
keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan
sistem agribisnis. Program pengembangan kawasan sentra produksi pangan
(agropolitan) adalah pembangunan ekonomi berbasis pertanian yang
dilaksanakan dengan jalan mensinergikan berbagai potensi yang ada secara utuh
dan menyeluruh, berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan,
terdesentralisasi, digerakkan oleh masyarakat, dan difasilitasi oleh pemerintah.
Kawasan perdesaan harus dikembangkan sebagai satu kesatuan pengembangan
wilayah berda sarkan keterkaitan ekonomi antara desa-kota (urbanrural
linkages) dan menyeluruh hubungan yang bersifat interdependensi/timbal balik
yang dinamis. Suatu wilayah dapat dikembangkan menjadi suatu agropolitan
harus dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut:

101
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

• Memiliki sumberdaya lahan dengan agroklimat yang sesuai untuk


mengembangkan komoditi pertanian khususnya pangan, yang dapat
dipasarkan atau telah mempunyai pasar atau yang disebut komoditas
unggulan.
• Konservasi alam dan kelestarian lingkungan hidup bagi kelestarian
sumberdaya alam, kelestarian sosial budaya maupun ekosistem secara
keseluruhan.
Untuk mengetahui komoditas unggulan, maka dilakukan analisis potensi
ekonomi dengan menggunakan Analisis LQ dan Analisis Growth Share. Komoditas
yang dihasilkan dari analisis ekonomi akan disesuaikan dengan syarat tumbuh
komoditas untuk mendapatkan komoditas unggulan yang sesuai dengan
agroklimat kawasan.
Pengembangan kawasan agropolitan Kabupaten Soppeng selain
mendasarkan pada kriteria sebagaimana dijelaskan di atas juga mendasarkan
pada beberapa hal, yaitu kondisi fisik dasar, tata guna dan kesesuaian lahan,
komoditas unggulan, kesesuaian agribisnis, kependudukan, ekonomi, fungsi
kawasan serta sarana dan prasarana. Pembahasan secara rinci disajikan pada sub
bab berikut ini:
(1) Analisis Kondisi Fisik Dasar. Analisis fisik bertujuan untuk mengetahui
kemampuan fisik untuk mengakomodir kegiatan agropolitan. Dalam hal ini
analisis kondisi fisik ditekankan pada daerah-daerah rawan tanah longsor dan
kekeringan serta banjir. Kondisi tersebut diperkirakan akan sangat
berpengaruh terhadap rencana pengembangan kawasan agropolitan.
(2) Tata Guna dan Kesesuaian Lahan. Sumber daya lahan merupakan potensi
ruang yang mengandung unsur-unsur lingkungan fisik, kimia dan biologis
yang saling berinteraksi terhadap potensi tata guna lahan. Lahan merupakan
perpaduan dari berbagai unsur atau komponen bentang lahan, geologis,
tanah, hidrologis, iklim, dan alokasi penggunaannya.
(3) Analisis Komoditas Unggulan. Analisis tata guna lahan dapat ditinjau dari segi
penggunaan lahan pertanian eksisting berikut komoditas yang dihasilkan.
Berbagai macam komoditas yang diajukan atas dasar kesesuaian lahan
dengan pembatasan tertentu sebagaimana dijelaskan sebelumnya dapat
102
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

diarahkan beberapa komoditas unggulan, baik yang mempunyai keunggulan


komparatif maupun yang mempunyai keunggulan kompetitif
(4) Analisis Kesesuaian Agribisnis. Analisis kesesuaian agribisnis disini ditinjau
dari jaringan pemasaran komoditas yang diunggulkan (potensial).
(5) Analisis Penerapan Teknologi. Sebagian besar usaha budidaya petani di
Kabupaten Soppeng meliputi; pertanian tanaman pangan, tanaman
hortikultura, tanaman perkebunan, tanaman kehutanan, usaha peternakan,
usaha perikanan dan penangkapan di perairan umum.
(6) Analisis Kependudukan. Sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat
penting dalam proses pembangunan kawasan agropolitan di Kecamatan
Imogiri baik sebagai obyek pembangunan maupun sebagai subyek atau
pelaku pembangunan.
(7) Analisis Fungsi-Fungsi Kawasan. Berdasarkan kondisi fisik dan posisinya
terhadap cakupan wilayah yang lebih luas (kabupaten dan provinsi), wilayah
kecamatan Imogiri dibedakan atas ruang-ruang yang berfungsi sebagai
kawasan lindung (lindung setempat) dan kawasan budidaya (RTRW
Kabupaten Soppeng).
(8) Analisis Ekonomi. Untuk memberikan penilaian viabilitas ekonomi berbagai
komoditas yang dianggap signifikan untuk dikembangkan di kawasan
agropolitan berikut dibuat suatu analisis yang merangking perkiraan prospek
pengembangan komoditas-komoditas tersebut. Kriteria yang ditimbang
meliputi tradisi produksi setiap komoditas, keterkaitan sistemik komoditas
dalam spektrum produksi yang lebih luas, keterkaitan antarwilayah yang
diciptakan, skala produksi di tingkat produsen atau petani serta kemampuan
relatif komoditas untuk menyerap tenaga kerja

- Pola Ruang
a. Identifikasi Pola Ruang
Berdasarkan SK Menteri Pertanian nomor 837/KPTS/UM/1980,pola ruang
wilayah mencakup kawasan budidaya,penyangga,dan lindung.Dalam identifikasi pola
ruang eksisting digunakan peta guna lahan Kabupaten Soppeng dimana terdapat 6
klasifikasi guna lahan di Kabupaten Soppeng.

103
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Gambar 3.24 Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Soppeng

Sumber : RTRW Kabupaten Soppeng

Tabel 3.47 Penggunaan Lahan Kabupaten Soppeng

Penggunaan Lahan Luas (Ha)

Pertanian 68.040

Hutan Produksi 11.415

Hutan Rakyat 2.352

Hutan Lindung 34.287

Perkebunan 1.615

Permukiman 45.028,01

Jumlah 162.737,01

Sumber : RTRW Kabupaten Soppeng Tahun 2012

104
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

b. Kesesuaian Lahan
Analisis kesesuaian lahan digunakan untuk menentukan kawasan
lindung,penyangga dan budidaya yang mengacu pada SK Menteri Pertanian
No.837/KPTS/UM/11/1980 tentang penentuan kawasan lindung dan
budidaya.Berikut adalah indikator kesesuaian lahan :
Tabel 3.48 Kriteria Penetapan Kawasan Lindung dan Budidaya
No Fungsi Kawasan Skor
1 Kawasan Lindung >175
2 Kawasan Penyangga 125-174
Kawasan Budidaya Tanaman
3 <125
Tahunan
Kawasan Budidaya Tanaman
4 <125
Semusim
5 Kawasan Permukiman <125
(Sumber:SK Mentan No. 837/ KPTS/ UM/ / 11/ 1980 dan No .683/ KPTS/ UM/
8/1982)

Tabel 3.49 Hasil Skor Penetapan Fungsi Kawasan Kabupaten Soppeng


Kriteria Kelas Nilai
Kemiringan lereng 41,15% 80
Jenis tanah Litosol 75
Curah hujan 9 mm/hari hujan 10
Skor 165
Sumber: Hasil Analisis 2021

Berdasarkan tabel analisis diatas kesesuaian lahan kabupaten Soppeng hanya


terdiri dari kawasan Penyangga.

105
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

c. Analisis Potensi Pembangunan


Gambar 3.25 Peta Identifikasi Kawasan Budidaya Kabupaten Soppeng

Sumber : RTRW Kabupaten Soppeng

Gambar 3.26 Peta Overlay Lahan Budidaya Eksisting dengan Hasil Kesesuaian Lahan

Sumber : RTRW Kabupaten Soppeng

Berdasarkan pada peta di atas dapat dilihat bahwa lahan budidaya terbagi
menjadi 7 kawasan yaitu kawasan peruntukan perikanan, kawasan peruntukan
perkebunan, kawasan peruntukan pertanian, kawasan peruntukan permukiman,
kawasan hutan produksi, kawasan hutan lindung , dan kawasan peruntukan
pariwisata alam. Evaluasi guna lahan dilakukan untuk mengetahui tingkat
106
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

kesesuaian pamanfaatan lahan yang dikembangkan saat ini dengan kriteria-kriteria


kesesuaian guna lahan yang sudah di tentukan sebelumnya

Metode Analisis Fungsi Kawasan


Klasifikasi fungsi kawasan menggunakan meode analisis fungsi kawasan. Arahan
fungsi pemanfaatan lahan berdasarkan balai rehabilitasi lahan dan konservasi tanah
(BRLKT, 1994) ditetapkan berdasarkan 3 parameter yaitu kemiringan lereng, jenis
tanah dan curah hujan.

• Kemiringan Lereng ( bobot 20)


Tabel 3.50 Skorsing Kelas Lereng
Kelas Lereng Kisaran Lereng (%) Keterangan Hasil Nilai
Kelas x Bobot

1 0–8 Datar 20

2 8 – 15 Landai 40

3 15 – 25 Agak Curam 60

4 25 – 45 Curam 80

5 ≥ 45 Sangat Curam 100

Sumber : Penaganan Khusus Kawasan Puncak “Kritria Lokasi dan Standar Teknik”
Dept. Kimpraswil

Berdasarkan hasil delineasi Peta Kabupaten Soppeng, didapatkan data


kemiringan lereng Kabupaten Soppeng sebagai berikut.

Tabel 3.51 Skorsing Kelas Lereng Kabupaten Soppeng


Kelas Kisaran Lereng Keterangan Hasil Nilai
Kelas x Bobot
1 0 – 15 Landai 40
2 15 – 25 Agak Curam 60

107
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

3 25 – 40 Curam 80
Sumber : Hasil analisiS Kabupaten Soppeng

Berdasarkan tabel tersebut, kelas lereng di Kabupaten Soppeng terdiri dari


kelas 2 kelas 3, dan kelas 4.

• Jenis Tanah (bobot 15)


Tabel 3.52 Skorsing Kelas Jenis Tanah
Kelas Tanah Kelompok Jenis Tanah Kepekaan Hasil Nilai
Terhadap Erosi Kelas x
Bobot

1 Aluvial, Tanah, Glei, Planosol, Tidak Peka 15


Hidromorf Kelabu, Literite Air
Tanah
2 Latosol Agak Peka 30

3 Brown Forest Soil, Non Calcic Kurang Peka 45

4 Andosol, Laterictic Gramusol, Peka 60


Podsolik
5 Regosol, Litosol Organosol, Sangat Peka 75
Renzine
Sumber : Penaganan Khusus Kawasan Puncak “Kritria Lokasi dan Standar Teknik
Dept. Kimpraswil

Berdasarkan hasil delineasi Peta Kabupaten Soppeng, didapatkan data jenis tanah
Kabupaten Soppeng sebagai berikut
Tabel 3.53 Skorsing Jenis Tanah Kabupaten Soppeng
Kelas Kelompok Jenis Tanah Kepekaan Hasil Nilai Kelas
Tanah Terhadap Erosi Bobot
1 Alluvial Tidak Peka 15
2 Gramusol Peka 60

108
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

3 Regosol, Litosol, Kompleks Sangat Peka 75


Renzina, Mediterian Coklat,
Mediterian Coklat Kekuningan,
Mediterian Coklat Kelabu
Sumber : Hasil Analisis 2021

Jenis tanah yang ada di Kabupaten Soppeng yaitu Aluvial, Gramusol, Regosol,
Litosol, Kompleks Renzina, Mediteran coklat, Mediteran Coklat Kekuningan, dan
Mediteran Coklat Kelabu. Jadi, kelas tanah di Kabupaten Soppeng terdiri dari kelas 1,
kelas 4 dan kelas 5.

• Curah Hujan (Bobot 10)


Tabel 3. 54 Skorsing Kelas Intensitas Hujan
Kelas Kisaran Curah Hujan Keterangan Hasil Nilai
Intensitas (mm/hari hujan) Kelas x Bobot
Hujan
1 8 – 13,6 Sangat rendah 10

2 13,6 – 20,7 Rendah 20

3 20,7 – 27,7 Sedang 30

4 27,7 – 34,8 Tinggi 40

5 ≥ 34,8 Sangat tinggi 50

Sumber : penanganan Khusus Kawasan Puncak ” Kriteria Lokasi dan Dan Standar
Teknik” Dept. Kimpraswil

Kisaran curah hujan (mm/hari hujan) di Kabupaten Soppeng dapat dilihat pada tabel
berikut

109
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Tabel 3. 55 Curah Hujan Kabupaten Soppeng

Bulan Jumlah Curah Hujan Jumlah Hari Hujan

Januari 185 13
Februari 39 8
Maret 99 11
April 229 21
Mei 267 22
Juni 229 20
Juli 227 18
Agustus 0 0
September 48 12
Oktober 194 9
November 83 12
Desember 141 18

JUMLAH 1741 164


Sumber : BPS Kabupaten Soppeng 2021

Tabel 3.56 Skorsing Intensitas Hujan


Kelas Intensitas Kisaran Curah Keterangan Hasil Nilai
Hujan Hujan Kelas X Bobot
(Mm/Hari/Hujan)
1 8 – 13,6 Sangat Rendah 10

Sumber: BPS Soppeng dalam Angka

• Skorsing fungsi kawasan


Tabel 3.57 Skor Kriteria Penetapan Kawasan Lindung dan Budidaya
No Fungsi Kawasan Total Skor
1 Kawasan Lindung ≥ 175
2 Kawasan Penyangga 125 -174

110
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

3 Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan < 124


4 Kawasan Budidaya Semusim dan Permukiman < 124 dan lereng < 8%
Sumber : Peraturan Menteri Pekerja Umum Nomor 41 Tahun 2007

Tabel 3.58 Skorsing Fungsi Kawasan Kabupaten Soppeng


Skor Jenis Skor Skor Curah Skor Fungsi Kawasan
Tanah Kemiringan Hujan Fungsi
Lereng Kawasan
15 40 10 65 Kawasan Budidaya
(Alluvial) (0 – 15 %) Tanaman Tahunan
60 10 85 Kawasan Budidaya
(15 – 25 %) Tanaman Tahunan
80 10 105 Kawasan Budidaya
(25 – 40 %) Tanaman Tahunan
60 40 10 110 Kawasan Budidaya
(Gramusol) (0 – 15 %) Tanaman Tahunan
60 10 130 Kawasan Penyangga
(15 – 25 %)
80 10 150 Kawasan Penyangga
(25 – 40 %)
75 40 10 100 Kawasan Budidaya
(Regosol, (0 – 15 %) Tanaman Tahunan
Litosol, 60 10 145 Kawasan Penyangga
Kompleks (15 – 25 %)
Renzina, 80 10 165 Kawasan Penyangga
Mediteran (25 – 40 %)
Coklat
Kekuningan,
Mediteran
Coklat
Sumber : Hasil Analisis tahun 2021

111
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

d. Analisis Highest dan Best Use


Analisis highest and best use digunakan untuk menentukan prioritas
penggunaan lahan untuk mendapatkan penggunaan tertinggi dan terbaik serta
penggunaan lahan yang optimal. Dalam melakukan analisis ini harus memperhatikan
beberapa kriteria yaitu kesesuaian dengan peraturan, kelayakan secara fisik,
kelayakan secara finansial, dan produktivitas tertinggi. Dari segi kelayakan secara
finansial, dapat dilihat dari neraca moneter NSDA masing – masing subsektor yaitu
sebagai berikut:

Tabel 3.59 Analisis highest and best use Kabupaten Soppeng


Subsektor Produktivitas moneter
Peternakan 4.169.795.771.000
Tanaman pangan 2.332.488.383.000
Perkebunan 177.719.286.270
Holtikultura sayuran 105.507.795.000
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2021
Dengan mempertimbangkan produktivitas moneter, kemudian diperoleh
potensi utama dan alternatif sektor yang dapat dikembangkan masing – masing
kecamatan, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.60 Analisis Produktivitas Moneter


Kecamatan Potensi Alternatif
Marioriwawo Perkebunan Peternakan
Lalabata Peternakan Tanaman pangan
Liliriaja Peternakan Tanaman pangan
Ganra Peternakan Tanaman pangan
Citta Perkebunan Holtikultura sayuran
Lilirilau Holtikultura sayuran Perkebunan
Donri – donri Tanaman pangan Peternakan
Marioriawa Tanaman pangan Perkebunan
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2021

112
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

e. Analisis Kebutuhan Permukiman


Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi ketersediaan lahan untuk
kebutuhan perumahan berdasarkan hasil populasi penduduk sampai pada 10 tahun
kedepan dengan menggunakan skenario perumahan 1 : 3 : 6. Berdasarkan standar
rumah sejahtera 1 unit rumah diasumsikan dihuni oleh 1 KK yang berjumlah 5 jiwa.
Dengan menggunakan asumsi ini maka dapat ditentukan jumlah kebutuhan rumah
yang perlu di sediakan di Kabupaten Sinjai.
Berdasarkan Kepmen Kimpraswil No. 534/KPTS/M/2005 dapat diketahui standar
penyediaan fasilitas perumahan tersebut dibagi dalam 3 type, yaitu :
1. Type besar sebanyak 10% dengan luas kapling per unit 600 m2 (20 m x 30 m)
2. Type sedang sebanyak 30% dengan luas kapling per unit 300 m2 (10 m x 30 m)
3. Type kecil sebanyak 60% dengan luas kapling per unit 150 m2 (10 m x 15 m)
Berdasarkan data BPS Kabupaten Soppeng dalam Angka Tahun 2021, jumlah
penduduk Kabupaten Soppeng dalam skala per kecamatan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.

Tabel 3.61 Jumlah Penduduk Kabupaten Soppeng Menurut Kecamatan di Kabupaten


Soppeng Tahun 2020

No Kecamatan Jumlah penduduk

1. Mariowawo 48.200

2. Lalabata 48.663

3. Liliriaja 28.107

4. Ganra 11.447

5. Citta 8.046

6. Lilirilau 37.802

7. Donri-donri 23.887

8. Marioriawa 29.015

113
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Jumlah 226.305

Sumber : KaSumber: BPS Kabupaten Soppeng Dalam Angka 2021

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk di Kabupaten


Soppeng tahun 2020 sebanyak 226.305 dengan jumlah penduduk terbanyak berada
di Kecamatan Lalabata yakni 48.663.
Berdasarkan hasil proyeksi, jumlah penduduk pada setiap kecamatan untuk 10
tahun kedepan di tahun 2030 di Kabupaten Soppeng dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.

Tabel 3.62 Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk dan Jumlah KK Kab. Soppeng Tahun
2020-2030

No Kecamatan Jumlah penduduk Jumlah KK

1. Mariowawo 52.056 10.411

2. Lalabata 52.556 10.511

3. Liliriaja 30.355 6.071

4. Ganra 12.362 2.472

5. Citta 8.689 1.737

6. Lilirilau 40.826 8.156

7. Donri-donri 25.797 5.159

8. Marioriawa 31.336 6.267

Jumlah 253.957 50.784

Sumber: Hasil Proyeksi Tahun 2021

114
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Dari tabel diatas menyimpulkan bahwa jumlah penduduk di Kabupaten Soppeng


tahun 2030 sebanyak 253.957 penduduk dengan jumlah penduduk terbanyak berada
di Kecamatan Lalabata sebanyak 52.556 jiwa. Adapun umlah KK di Kabupaten ini
yakni sebanyak 50.783.
Sesuai Kepmen Kimpraswil No. 534/KPTS/M/2005 dalam pemabagian fasilitas
perumahan dengan asumsi 1 : 3 : 6, dengan jumlah KK sebanyak 5 Jiwa per KK. Maka,
kondisi permukiman yang dibutuhkan pada tahun 2030 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.63 Analisis Kebutuhan Permukiman Kab. Soppeng Tahun 2020-2030


Berdasarkan Type Rumah
No Kecamatan Type Rumah
Besar Sedang Kecil
1. Mariowawo 1.041 3.123 6.246
2. Lalabata 1.051 3.153 6.306
3. Liliriaja 607 1.821 3.642
4. Ganra 247 741 1.483
5. Citta 173 521 1.402
6. Lilirilau 815 2.446 4.893
7. Donri-donri 515 1.547 3.095
8. Marioriawa 626 1.880 3.760
Jumlah 5.075 13.540 30.828
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2021

Dari hasil analisis untuk kebutuhan permukiman Kabupaten Soppeng Tahun


2020-2030 berdasarkan type rumah, maka di butuhkan sekitar 5.075 tipe besar
dengan ukuran per unit sebesar 20 m x 30 m, 13.540 tipe sedang dengan ukuran per
unit sebesar 10 m x 30 m, dan 30.828 tipe kecil dengan ukuran per unit sebesar 10 m
x 15 m.

115
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Tabel 3.64 Analisis Kebutuhan Luas Lahan Permukiman Kab. Soppeng Tahun
2020-2030
No Kecamatan Luas Lahan Permukiman Yang Di Butuhkan
Besar (600m2) Sedang Kecil
(300m2) (150m2)
1 Mariowawo 624.600 936.900 939.900
2 Lalabata 630.600 945.900 945.900
3 Liliriaja 364.200 546.300 546.300
4 Ganra 148.200 222.300 222.450
5 Citta 103.800 156.300 210.300
6 Lilirilau 489.000 733.800 733.950
7 Donri-donri 309.000 464.100 464.250
8 Marioriawa 375.600 564.000 564.000
Jumlah 3.045.000 4.569.600 4.627.050
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2021

Dari hasil analisis untuk kebutuhan luas lahan permukiman Kabupaten Soppeng
Tahun 2020-2030, maka diperoleh kebutuhan luas lahan yang dibutuhkan sekitar
3.045.000 m2 untuk ukuran tipe besar dengan luas kavling per unit 600 m 2,
4.569.600 m2 untuk ukuran tipe sedang dengan luas kavling per unit 300 m 2 , dan
4.627.050 m2 untuk ukuran tipe kecil dengan luas kapling per unit 150 m2.

2. PROYEKSI
A. Proyeksi Penduduk
Tabel 3.65 Proyeksi Penduduk Kabupaten Soppeng
Tahun Jumlah penduduk Presentase
2016 226 116
2017 226 305 0,08
2018 226 446 0,06
2019 226 770 0,14
2020 226 990 0,09

116
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

2021 235 167 3,60


Jumlah / Total 3,97
Sumber : BPS, Kabupaten Soppeng dqalam Angka

Rata-rata presentase pertambahan penduduk dari tahun 2016-2021


3,97 %
= 0,66% = 0,0066
6
Jumlah penduduk kabupaten Soppeng tahun 2021
P2041 = P2021 ( 1 + r )20
= 235.167 ( 1 + 0,0066 )20
= 235.167 ( 1,0066 )20
= 268 . 234

B. Proyeksi Ekonomi
a. Proyeksi PDRB
Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu tolok ukur yang dapat dipakai untuk
meningkatkan adanya pembangunan dalam suatu daerah dari berbagai macam
sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat perubahan
ekonomi dalam daerah tersebut. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi daerah.
Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.
Salah satu indikator untuk menunjukkan tingkat kemakmuran suatu daerah
adalah data mengenai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga
yang berlaku ataupun atas dasar harga konstan. Adapun proyeksi PDRB
Kabupaten Soppeng sesuai pada tabel dibawah ini:

117
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Tabel 3.66 Proyeksi PDRB Kabupaten Soppeng


PDRB Kabupaten Proyeksi PDRB KAbupaten
Sektor Rata-rata
2013 2017 2021 2015 2019 2033 1037
Pertumbuhan
Pertanian,
Kehutanan, dan 1,624,250 2,731,526 8,12 22,179,991 180,101,528 1,462,424,407 11,874,886,181 96,424,075,788
Perikanan
Pertambangan
186,531 384,275 9,21 3,539,173 32,595,781 300,207,143 2,764,907,789 25,464,800,741
dan Penggalian
Industri
512,316 936,725 9,98 9,348,516 93,298,185 931,115,883 9,292,536,514 92,739,514,414
Pengolahan
Pengadaan Listrik
5,120 7,449 7,43 55,346 411,221 3,055,374 22,701,431 168,671,630
dan Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan
3,085 4,050 2,97 12,029 35,725 106,102 315,124 935,917
Sampah, Limbah
dan Daur Ulang
Konstruksi 721,772 1,098,866 5,36 5,889,922 31,569,981 169,215,096 906,992,916 4,861,482,028
Perdagangan
702,571 1,101,069 9,40 10,350,049 97,290,457 914,530,294 8,596,584,766 80,807,896,804
Besar dan

118
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Eceran; Reparasi
Mobil dan
Sepeda Motor
Transportasi dan
145,015 273,811 9,13 2,499,894 22,824,036 208,383,450 1,902,540,899 17,370,198,404
Pergudangan
Penyediaan
Akomodasi dan 82,604 128,378 9,19 1,179,794 10,842,305 99,640,785 915,698,813 8,415,272,089
Makan Minum
Informasi dan
175,947 261,882 9,40 2,461,691 23,139,894 217,514,999 2,044,640,991 19,219,625,319
Komunikasi
Jasa Keuangan
186,325 295,268 8,23 2,430,056 19,999,358 164,594,716 1,354,614,510 11,148,477,416
dan Asuransi
Real Estat 283,950 483,697 7,32 3,540,662 25,917,646 189,717,170 1,388,729,682 10,165,501,273
Jasa Perusahaan 11,013 17,836 7,49 133,592 1,000,601 7,494,504 56,133,838 420,442,444
Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan 386,273 561,179 3,61 2,025,856 7,313,341 26,401,160 95,308,189 344,062,563
Jaminan Sosial
Wajib
Jasa Pendidikan 251,835 379,408 7,87 2,985,941 23,499,355 184,939,927 1,455,477,223 11,454,605,743

119
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Jasa Kesehatan
dan Kegiatan 86,968 145,963 10,35 1,510,717 15,635,921 161,831,787 1,674,958,997 17,335,825,623
Sosial
Jasa lainnya 35,773 64,825 8,50 551,013 4,683,606 39,810,653 338,390,552 2,876,319,688
Produk Domestik
5.401.349,38 8.876.207,02 126,56 70,694,242 590,158,941 5,080,983,450 44,658,418,415 399,217,707,884
Regional Bruto
Sumber : Hasil Proyeksi 2021

Melalui proyeksi ekonomi Kabupaten Soppeng diproyeksikan akan tumbuh dengan rata-rata pertumbuhan 8,5% pertahun dan
memiliki total PDRB proyeksi pada tahun 2037 sebesar 399.217.707.884 juta rupiah.

120
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Diagram 3.6 Proyeksi PDRB

Sumber : Hasil Proyeksi 2021

b. Proyeksi Perkapita
Menurut proyeksi ekonomi, Kabupaten Soppeng akan mencapai PDRB pada
tahun 2037 proyeksi sebesar 399.217.707.884 Juta rupiah. Sedangkan menurut
proyeksi penduduk jumlah penduduk Kabupaten Soppeng adalah 796.037 Jiwa.
Berdasarkan data tersebut, maka ditemukan pada akhir tahun 2037 Proyeksi
PDRB Per-capita Kabupaten Soppeng akan mencapai 501.506 Juta Rupiah.

Diagram 3.7 Proyeksi Perkapita

PDRB PER-CAPITA
6,000,000.00
5,000,000.00
2017
4,000,000.00
2021
3,000,000.00 2025
2029
2,000,000.00
2033
1,000,000.00
0.00
Category 1

Sumber : Hasil Proyeksi 2021

121
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

C. Proyeksi Sarana dan Prasarana


• Sarana dan Prasarana
a. Sarana Pendidikan
➢ Untuk TK, Standar yang digunakan untuk 1 TK yaitu dengan jumlah
penduduk pendukung 1.250 jiwa dengan luas 500m2 .
➢ Untuk SD, Standar yang digunakan untuk 1 SD yaitu dengan jumlah
penduduk pendukung 1.600 jiwa 2000m2 .
➢ Untuk SMP, Standar yang digunakan untuk 1 SMP yaitu dengan jumlah
penduduk pendukung 4.800 jiwa dengan luas 5.400m2 .
➢ Untuk SMU, Standar yang digunakan untuk 1 SMU yaitu dengan jumlah
penduduk pendukung 4.800 jiwa.

Tabel 3.67 Analisis Sarana pendidikan Kabupaten Soppeng


Jenis Sarana Jumlah Sarana Kebutuhan Kebutuhan
Pendidikan Penduduk Pendidikan Sarana dan Lahan (m2)
( jiwa) (unit) Prasarana
TK 235.167 131 57 28.500

SD 273 - -

SMP 71 - -

SMA 31 17 8.500

Perguruan 4 - -
Tinggi
Sumber : Hasil Analisis

122
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Gambar 3.2 Peta prasarana persebaran Sekolah Dasar (SD)

Sumber : RTRW Kabupaten Soppeng

Gambar 3.27 Peta Radius sebaran SD

Sumber: RTRW Kabupaten Soppeng

123
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Gambar 3.28 Peta prasarana persebaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Sumber : RTRW Kabupaten Soppeng

Gambar 3.29 Peta Radius sebaran SMP

Sumber: RTRW Kabupaten Soppeng

124
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Gambar 3.30 Peta prasarana persebaran Sekolah Menengah Akhir (SMA)

Sumber : RTRW Kabupaten Soppeng

Gambar 3.31 Peta Radius sebaran SMA

Sumber: RTRW Kabupaten Soppeng

125
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

b. Sarana Kesehatan

Gambar 3.32 Peta Persebaran Sarana Kesehatan

Sumber : RTRW Kabupaten Soppeng

Adapun standar yang digunakan menurut Standar Pelayanan


Minimum (SPM) adalah sebagai berikut;
➢ Standard penyediaan rumah sakit adalah dengan kriteria 240.000 jiwa.
➢ Standard penyediaan puskesmas adalah dengan kriteria 10.000 jiwa
dengan aksesibilitas ke Sarana 1000 m2.
➢ Standard penyediaan apotik adalah dengan kriteria 10.000 jiwa
aksesibilitas ke sarana <1000 m2.
➢ Standar penyediaan posyandu/ poskesdes adalah dengan kriteria 750
jiwa

Tabel 3.68 Analisis Sarana Kesehatan Kabupaten Soppeng


Jenis Sarana Jumlah Sarana Kebutuhan Kebutuhan
Kesehatan Penduduk ( Kesehatan Sarana dan Lahan (m2)
jiwa) (unit) Prasarana
Rumah Sakit 235.167 1 - -

126
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Poliklinik 1 6 9000

Puskesmas 17 - -

Pustu 38 - -

Apotek 11 - -

Sumber : Hasil Analisis 2021

Gambar 3.33 Peta Sebaran Rumah Sakit

Sumber : RTRW Kabupaten Soppeng

127
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Gambar 3.34 Peta Radius Sebaran Rumah Sakit

Sumber : RTRW Kabupaten Soppeng

Gambar 3.35 Peta Sebaran Puskesmas

Sumber : RTRW Kabupaten Soppeng

128
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Gambar 3.36 Peta Radius Sebaran Puskesmas

Sumber : RTRW Kabupaten Soppeng

Gambar 3.37 Peta Sebaran Poliklinik

Sumber : RTRW Kabupaten Soppeng

129
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Gambar 3.38 Peta Radius Sebaran Poliklinik

Sumber : RTRW Kabupaten Soppeng

Gambar 3.39 Peta Sebaran Apotik

Sumber : RTRW Kabupaten Soppeng

130
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Gambar 3.4 Peta Radius Sebaran Apotek

Sumber : RTRW Kabupaten Soppeng

c. Sarana Perdagangan dan Jasa

Gambar 3.41 Peta Sebaran Perdagangan dan Jasa

Sumber : RTRW Kabupaten Soppeng

131
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Gambar 3.42 Peta Radius Sebaran Perdagangan dan Jasa

Sumber : RTRW Kabupaten Soppeng

Adapun standar yang digunakan menurut Standar Pelayanan


Minimum (SPM) adalah sebagai berikut :
➢ Standar penyediaan toko/warung yaitu 250 jiwa dengan luas lahan 100
m2 dan radius pencapaiannya 300 m2.
➢ Standar penyediaan Pertokoan yaitu 6.000 jiwa dengan luas lahan 3.000
m2 dan radius pencapaiannya 2.000 m2.
➢ Standar penyediaan Pusat Pertokoan + Pasar Lingkungan yaitu 30.000
jiwa dengan luas lahan 10.000 m2.
➢ Standar penyediaan Pusat Perbelanjaan dan Niaga ( toko + pasar + bank +
kantor ) yaitu 120.000 dengan luas lahan 36.000 m2

Tabel 3.69 Analisis Sarana Perdagangan Jasa Kabupaten Soppeng


Jenis Sarana Jumlah Sarana Kebutuhan Kebutuhan
Perdagangan Penduduk ( Perdagangan Sarana dan Lahan (m2)
dan Jasa jiwa) dan jasa Prasarana
(unit)
Toko 235.167 4.373 - -

132
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Warung 267 673 201.900

Kios 43 - -

Pasar 46 - -

Sumber : Hasil Analisis 2021


Gambar 3.43 Peta Sebaran Pasar

Sumber : RTRW Kabupaten Soppeng


Gambar 3.44 Peta Radius Sebaran Pasar

Sumber : RTRW Kabupaten Soppeng

133
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Gambar 3.45 Peta Radius Sebaran Toko

Sumber : RTRW Kabupaten Soppeng

d. Sarana Transportasi
Persyaratan dan kriteria ini disusun sebagai acuan bagi pengembang
lingkungan perumahan dalam skala besar untuk memenuhi kebutuhan
aksesibilitas transportasi umum local
• Penyediaan jaringan parkir
Baik pada tiap unit RT (250 penduduk), unit RW (2500 penduduk), unit
kelurahan (30.000 penduduk) maupun unit kecamatan (120.000
penduduk) disediakan lahan parkir umum yang sekaligus dapat
digunakan untuk tempat mangkal sementara bagi kendaraan umum.
Pada malam hari, lahan parkir ini dapat dipergunakan sebagai tempat
pool kendaraan penghuni. Lokasi dan besaran luas yang disyaratkan
untuk lahan parkir ini sebagai berikut:
▪ pada penyediaan lahan parkir umum untuk area hunian pada skala
RT (250 penduduk) lokasinya tersebar di setiap pusat lingkungan
hunian pada skala RT, dan memiliki standar penyediaan 100 m2 ,
dengan penyebaran lokasi pada area pusat lingkungan RT, dan
penggunaannya yang juga sekaligus berfungsi sebagai pangkalan
sementara kendaraan angkutan publik; -

134
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

▪ pada penyediaan lahan parkir umum untuk area hunian pada skala
RW (2500 penduduk) lokasinya tersebar di setiap pusat lingkungan
hunian pada skala RW, dan memiliki standar penyediaan 400 m2 ,
dengan penyebaran lokasi pada area pusat lingkungan RW, dan
penggunaannya yang juga sekaligus berfungsi sebagai pangkalan
sementara kendaraan angkutan publik; -
▪ pada penyediaan lahan parkir umum untuk area hunian pada skala
kelurahan (30.000 penduduk) lokasinya tersebar di setiap pusat
lingkungan hunian pada skala kelurahan, dan memiliki standar
penyediaan 2000 m2 , dengan penyebaran lokasi pada area pusat
lingkungan kelurahan, dan dipisahkan dengan terminal wilayah
kelurahan (seluas 1.000 m2 ) dan pangkalan oplet/angkot (seluas 200
m2 ); -
▪ pada penyediaan lahan parkir umum untuk area hunian pada skala
kecamatan (120.000 penduduk) lokasinya tersebar di setiap pusat
lingkungan hunian pada skala kecamatan, dan memiliki standar
penyediaan 4.000 m2 , dengan penyebaran lokasi pada area pusat
lingkungan kecamatan, dan dipisahkan dengan terminal wilayah
kecamatan (seluas 2.000 m2 ) dan pangkalan oplet/angkot (seluas
500 m2 ); -
▪ besaran yang terdapat pada area RT, RW, kelurahan dan kecamatan
ini belum termasuk penyediaan lahan parkir yang diperuntukkan bagi
bangunan sarana lingkungan pada tiap unit baik RW, kelurahan,
maupun kecamatan; -
▪ lokasi lahan parkir untuk hunian ini ditempatkan di area strategis
sehingga membatasi aksesibilitasnya hanya khusus bagi penghuni,
misalnya di area pintu masuk kompleks hunian tersebut; dan –
▪ luas lahan parkir ini sangat tergantung tidak hanya pada jumlah
pemilikan kendaraan, melainkan juga pada perencanaan karakter
dari kompleks itu sendiri. Sebagai pegangan umum luas parkir untuk
area hunian

135
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Rumus 4 Luas parkir untuk area hunian

Luas lahan parkir (bruto) = 3% x luas daerah yang dilayani

(Catatan Acuan dari dari Pedoman Perencanaan Lingkungan Permukiman Kota,


Dirjen Cipta Karya, 1983)
Luas lahan parkir ( bruto ) = 3% x luas daeerah yang dilayani
= 3% x 1.557km2
= 4671% atau 46,71

e. Prasarana Jalan

Table 3.70 Panjang Jalan menurut jenis permukaan


Jenis permukaan jalan Panjang Jalan (km)

Aspal 552,705

Kerikil 290,964

Tanah 31,005

Lainnya 183,745

Jumlah/Total 1 058,419

Sumber : Hasil Analisis 2021

Table 3.71 Panjang jalan menurut tingkat kewenangan


pemerintahan
Tingkat kewenangan Panjang Jalan (km)
pemerintah
Negara -

Provinsi 159,538

Kabupaten/Kota 898,881

136
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Jumlah / Total 1 058, 419

Sumber : Hasil Analisis 2021

Table 3.72 Panjang jalan menurut kondisi jalan


Kondisi Jalan Panjang Jalan

Baik 574,077

Sedang 64,068

Rusak 44,900

Rusak Berat 375,374

Jumlah / Total 1 058,419

Sumber : Hasil Analisis 2021

Dalam merencanakan jaringan jalan, harus mengacu pada ketentuan


teknis tentang pembangunan prasarana jalan perumahan, jaringan jalan dan
geometri jalan yang berlaku, terutama mengenai tata cara perencanaan
umum jaringan jalan pergerakan kendaraan dan manusia, dan akses
penyelamatan dalam keadaan darurat drainase pada lingkungan perumahan
di perkotaan. Salah satu pedoman teknis jaringan jalan diatur dalam
Pedoman Teknis Prasarana Jalan Perumahan (Sistem Jaringan dan Geometri
Jalan).
Kondisi jalan di Kabupaten Soppeng bisa dikatakan sangat baik,
karena 90% dari keseluruhan panjang jalan merupakan aspal hanya saja ada
salah satu jalan yang masih dalam proses pengerasan. Dalam merencanakan
jalan ke depannya harus melihat hirarki jalan dengan melihat prasarana jalan
utama. Keadaan kondisi jalan di wilayah Kabupaten Soppeng sebagian besar
adalah jalan aspal dan pengerasan. Apabila dilihat dari kondisi dan bentuk
topografi wilayah Kabupaten Soppeng yang sekarang ini, maka dalam
merencanakan jaringan jalan dimasa yang akan datang, untuk daerah landai
cocok dikembangkan jaringan jalan dengan pola grid dan harus

137
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

memperhatikan hirarki jalan dengan melihat prasarana jalan utama.


Berdasarkan dari kajian teori, bahwa prasarana jalan lokal tidak dibenarkan
langsung menuju kejalan arteri, sehingga sepanjang prasarana jalan utama
hanya dihubungkan oleh prasarana jalan dengan fungsi kolektor.

138
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

139
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

POTENSI
Kawasan pertanian Pangan Seluruh Kecamatan
seluas 46.491ha

Pengembangan Kawasan Kawasan pertanian hortikultura


Seluruh Kecamatan
Pertanian dan Perkebunan seluas 21.549ha

Kawasan perkebunan Seluruh Kecamatan

Lalabata, Donri-donri, Marioriawa,


Pariwisata Budaya atau Sejarah Ganra, Liliriaja, Marioriwawo
Pengembangan Kawasan
Pariwisata
Pariwisata Alam Berupa Marioriawa, Citta, Marioriwawo,
Taman Wisata Alam Lalabata, Donri-donri

Peruntukan industri sedang (penggilingan


padi, dan pemintalan sutra) Donri-donri, Lilirilau
Pengembangan Kawasan
industri Peruntukan Industri Rumah Tangga
(Pembuatan gula merah, pertenunan ) Lalabata, Marioriwawo, Citta, Lilirilau,
Donri-donri, Marioriawa

Liliriaja, Lilirilau, Donri-donri,


Perikanan Tangkap
Ganra, Citta, Marioriawa

Pengembangan Kawasan
Seluruh wilayah kecamatan
Peruntukan Perikanan Kawasan budidaya Perikanan

Kawasan Pengolahan Ikan


Seluruh wilayah kecamatan
140
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Masalah

Pembangunan Kabupaten Soppeng Belum


Optimal

Terbatasnya kualitas SDM Belum optimalnya ketersediaan Lingkungan Hidup Kesenjangan antara wilayah
sarana dan prasarana pedesaan dan perkotaan

Rendahnya angka Ketersediaan sarana Terbatasnya Kesadaran masyarakat Angka kemiskinan


indikator angka dan prasaraan jumlah dan swasta dalam Kabupaten Soppeng
harapan lama pendidikan masih prasarana pengelolaan lingkungan mencapai 8,7 %, dibawah
sekolah terbatas kesehatan masi kurang dari rata-rata Sulsel
sebesar 9,38%

IPM Kabupaten
Akses layanan Masih banyaknya Lapangan pekerjaan
Soppeng Jumlah posyandu
PAUD masi terbatas sampah yang cukup tersedia, tetapi
menempati posisi masih kurang
di beberapa wilayah tidak tertangani produktivitas yang dicapai
kelompok bawah
pada lapangan pekerjaan
sebesar 66, 67.
tersebut rendah
Sementara IPM
Sulsel sebesar 70,34 Drainase jalan
tidak berfungsi
secara optimal
141
LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG
STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

142

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

BAB V
ISU STRATEGIS

1. Peningkatan Kinerja Pelayanan Air Bersih


Untuk capaian kinerja pelayanan air bersih, realisasi kinerja mencapai 96,14%. Dengan
asumsi akses air bersih adalah pemenuhan air bersih yang dapat digunakan untuk keperluan
sehari-hari seperti memasak, mencuci mandi, dll dengan kebutuhan pokok 60 liter/orang/hari.
Capaian kinerja ini jauh di atas target kinerja kabupaten yaitu 75% pada tahun 2015. Salah satu
faktor pendukung capaian ini dikarenakan koordinasi yang baik antara stakeholder dan
masyarakat.Dukungan pendanaan dengan alternative pembiayaan tidak hanya dari APBD
Kabupaten juga melalui DAK air bersih.Pendanaan melalui APBN murni seperti pembangunan
SPAM IKK, SPAM Perdesaan dan penyehatan PDAM. Untuk capaian kinerja air minum sesuai
dengan SPM PU (Permen PU No. 1 tahun 2014) capaian kinerja pelayanan untuk indikator
tingkat penyediaan air minum kabupaten adalah 21,47%. Target layanan air minum belum bisa
terpenuhi, termasuk kualitas air minum yang belum sesuai standar yang ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan.

2. Strategi pengembangan permandian air panas lejja


Pengembangan pada objek wisata Permandian Air Panas Lejja masih sederhana. Hal ini
dapat dilihat dari perkembangannya, dimana beberapa tahun terakhir objek wisata ini seperti
tidak ada perubahan dari sebelumnya. Sehingga wisatawan berpikir untuk apa datang berkali-
kali ke objek kalau hanya itu-itu saja yang dari dulu dapat dilihat dan tidak ada perubahannya
sampai sekarang. Pemandian Air Panas Lejja memerlukan inovasi baru untuk berkembang
kearah yang lebih baik. Pemerintah daerah dalam objek wisata Pemandian Air Panas Lejja
terkendala oleh dana maka perlu bantuan dari investor swasta dan pelaku-pelaku pariwisata.
Dalam mengembangkan objek wisata Pemandian Air Panas Lejja perlu segera dilaksanakan
pengembangan dan pembangunan terhadap potensi yang terdapat di objek wisata Pemandian
Air Panas Lejja secara bertahap sesuai prioritas dengan memperhatikan nilai keunggulan saing
dan keunggulan banding, kekhasan objek, kebijaksanaan pengembangan serta ketersediaan
dana dan SDM. Adapun strategi yang dapat dilakukan dalam mengembangkan wisata
permandian ini yaitu dengan meningkatkan promosi mengenai objek wisata Pemandian Air
Panas Lejja melalui berbagai media baik media cetak maupun elektronik (dengan meningkatkan
143

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

kuantitas dan kualitas materi promosi dalam bentuk leaflet, brosur, booklet, CD interaktif dan
website), pameran-pameran wisata yang dilakukan oleh Disbudpar Kabupaten Soppeng. Dan
juga meningkatkan sarana dan prasarana serta infrastruktur yang menunjang seperti membanun
area outbond dan fasilitas-fasilitas penunjang lain sehingga menarik dan memberikan
kenyamanan bagi pengunjung. Disamping itu perbaikan jalan yang rusak dan pelebaran jalan
menuju objek wisata Pemandian Air Panas Lejja dapat memudahkan akses bagi wisatawan yang
ingin berkunjung.

3. Peningkatan system juga sarana dan prasarana transportasi


Belum optimalnya penyediaan sarana dan prasarana Transportasi (Jalan dan Jembatan)
maka perlu dilakukan pengembangan sarana dan prasarana transportasi (jalan dan jembatan),
Terkhusus pengembangan sistem jaringan pergerakan pada Bagian Wilayah Ibu Kota Kabupaten
Watansoppeng, diprioritaskan untuk Mengoptimalkan jaringan jalan eksisting di Bagian Wilayah
Perkotaan Watansoppeng, Mengembangkan sistem jaringan dengan membuka akses dari dan ke
wilayah sekitarnya, dalam upaya mendukung kelancaran fungsi-fungsi ekonomi dan sosial-
budaya, serta untuk mendukung pusat permukiman utama serta zona industri baru, dan zona
ekonomi lainnya, dan Mendukung kelancaran fungsi simpul-simpul transportasi antar kawasan
dalam wilayah Kabupaten Soppeng.

4. Strategis Pengembangan Infrastruktur Sanitasi


Perkembangan pembangunan infrastruktur sanitasi belum mendapat perhatian secara
cermat sesuai dengan kebijakan nasional. Sejalan dengan itu, pembangunan nasional yang
menuntut ketersediaan segala aspek kebutuhan rakyat mulai dari prasarana dan sarana dasar
sampai kepada pemenuhan kebutuhan lain yang harus dilaksanakan secara merata di seluruh
wilayah Kabupaten Soppeng. Salah satu perwujudan pembangunan nasional tersebut adalah
pelaksanaan pembangunan sanitasi yang disiapkan secara lebih cerdas, terencana, terpadu
sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan pembangunan infrastruktur sanitasi menjadi
salah satu prioritas nasional, namun pada pengaplikasiannya masih ada beberapa kendala
sehingga perhatian dan alokasi pendanaan pu cenderung kurang memadai. Disamping itu,
memperhatikan kondisi sanitasi saat ini, masih perlu keberlanjutan dan keterpaduan berbagai
program agar sanitasi dapat lebih baik. Untuk itulah,Kabupaten Soppeng yang merupakan salah
satu kabupaten yang memiliki akses sanitasi yang belum memadai, perlu menyiapkan suatu
Kerangka Pengembangan Infrastruktur Sanitasi Kabupaten Soppeng sebagai acuan perencanaan
144

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

terpadu pengembangan wilayah dengan memperhatikan aspek kelayakan semua aspek-aspek


yang menjadi modal perencanaan pembangunan.

5. Pengembangan infrastruktur berbasis komoditi unggulan


Kabupaten Soppeng dengan potensi pertanian yang cukup luas yang didominasi oleh
tanaman pangan diantaranya komoditi yang memiliki produksi yang cukup menguntungkan yaitu
padi, dan jagung. Hal ini diperkuat oleh laporan akhir master plan bahwa potensi komoditi
unggulan agropolitan di Kabupaten Soppeng yaitu padi dan jagung. Produksi komoditi unggulan
di kawasan agropolitan pada tahun 2011 yaitu produksi padi sebanyak 135.215 ton dengan luas
areal tanam yaitu 21,522 Ha dan produksi jagung sebanyak 29.763 ton dengan luas tanam 6,743
Ha (BPS Soppeng, 2012). Komoditi tersebut secara teknis layak dikembangkan, dari sisi ekonomi
mengutungkan dan secara sosial dapat diterima oleh masyarakat setempat. Namun komoditas
ini akan mendapatkan nilai tambah bagi masyarakatnya jika dikelola dengan baik. Sektor on farm
(budidaya) dan off farm sangatlah penting untuk diperhatikan oleh pemerintah daerah.
Pembangunan infastruktur dapat mendorong konektivitas antar wilayah sehingga dapat
mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi. Penyediaan infrastruktur yang
mendorong konektivitas akan menurunkan biaya transportasi dan biaya logistik sehingga dapat
meningkatkan daya saing produk, dan mempercepat gerak ekonomi.

145

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

146

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

BAB VI
KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH

A. Latar Belakang
Pengembangan wilayah mencakup berbagai ilmu pengetahuan atau multidisiplin.
Pengembangan wilayah adalah pembangunan yang tidak hanya sekedar pembangunan
ekonomi, tetapi juga merupakan fungsi dari ekonomi, lingkungan, dan sumber daya alam,
termasuk berbagai faktor yang menyertainya dalam mempengaruhi kapasitas ekonomi
regional (viable and vibrant) yang berhubungan dengan SDA, keahlian, dukungan sistem politik
dan administrasi, vitalitas, kekuatan budaya dan kohesi sosial (Supriyadi, 2007).
Pengembangan wilayah secara kritis bergantung kepada proses mengembangkan strategi,
rencana merealisasikan potensi yang dimiliki, dan mengatasi faktor yang menurun atau
mendorong pembangunan terhadap wilayah yang lebih luas sehingga mampu bersaing,
memiliki kapasitas, dan memennuhi kebutuhannya dari berbagai iklim dan perubahan global;
disamping tetap menyadari kapasitas dirinya agar mampu berperan dan mempengaruhi
pembangunan ekonomi dan masyarakat.
Berdasarkan Teori Polarization Effect and Trickle Down Effect menganggap bahwa
perkembangan suatu wilayah tidak terjadi secara bersamaan, akan tetapi terdapat sistem
polarisasi perkembangan suatu wilayah yang kemudian akan memberikan efek ke wilayah
lainnya, atau dengan kata lain, suatu wilayah yang berkembang akan membuat wilayah di
sekitarnya akan ikut berkembang. Dalam pemetaan pengembangan wilayah, satu wilayah
pengembangan diharapkan mempunyai unsur-unsur strategis antara lain berupa sumberdaya
alam, sumberdaya manusia dan infrastruktur yang saling berkaitan dan melengkapi sehingga
dapat dikembangkan secara optimal dengan memperhatikan sifat sinergisme di antaranya
(Direktorat Pengembangan Wilayah dan Transmigrasi, 2003).
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan wujud dari upaya pemerintah untuk
menyelaraskan aspek fisik lahan dengan aspek sosial ekonomi. Namun demikian, kompleksitas
147

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

permasalahan sosial ekonomi masyarakat dan upaya meningkatan Pendapat Asli Daerah (PAD)
seringkali melahirkan kebijakan-kebijakan baru yang kurang memperhatikan aspek fisik lahan
sehingga dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Hal ini dapat mengakibatkan timbulnya
bencana seperti degradasi lahan, banjir, tanah longsor dan sebagainya yang dapat merugikan
generasi sekarang maupun yang akan datang.
Berdasarkan Penataan ruang wilayah Kabupaten Soppeng bertujuan untuk mewujudkan
Kabupaten Soppeng yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan serta berwawasan
lingkungan berbasiskan agropolitan dan pariwisata dengan memperhatikan integrasi dan
dinamisasi pertahanan dan keamanan negara menuju tercapainya masyarakat yang maju, adil,
dan sejahtera. Dilihat dari kondisi topografi Kabupaten Soppeng merupakan daerah daratan
dan perbukitan dengan luas wilayah 1.500 Km2 atau 150.000 Ha. Kabupaten Soppeng tidak
memiliki daerah pesisir,sekitar 77% dari total desa/kelurahan di Soppeng bertopografi dataran.
Ditinjau dari ketinggian daratan di Kabupaten Soppeng berkisar 25 – 100 mdpl.
Prioritas pengembangan sektor ekonomi di Kabupaten Soppeng adalah sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan yang kategori sektor unggul dan berpotensi untuk mengembangkan
sektor ekonomi wilayah. Berdasarkan distribusi persentase PDRB menunjukkan kategori yang
memiliki peran paling besar menyumbang PDRB Kabupaten Soppeng. kategori yang memiliki
distribusi persentase terbesar yaitu lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan
sebesar 30,53 %. Laju pertumbuhan PDRB pada tahun 2018 sebesar 8,15 % dimana kategori
yang memiliki laju pertumbuhan paling tinggi yaitu kategori lapangan usaha jasa lainnya
tumbuh sebesar 13,16 % diikuti lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum
sebesar 12,09 %.
Dalam dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Soppeng ditegaskan
bahwa pertumbuhan ekonomi wilayah yang memberikan nilai kontribusi besar terhadap
perekonomian wilayah Kabupaten Soppeng yaitu dibidang pertanian. Maka dari itu konsep
yang akan di gunakan yaitu Konsep Kawasan Agropolitan. Kawasan Agropolitan merupakan
kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai
sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh
adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem
agribisnis. Program pengembangan kawasan sentra produksi pangan (agropolitan) adalah
pembangunan ekonomi berbasis pertanian yang dilaksanakan dengan jalan mensinergikan
berbagai potensi yang ada secara utuh dan menyeluruh, berdaya saing, berbasis kerakyatan,
berkelanjutan, terdesentralisasi, digerakkan oleh masyarakat, dan difasilitasi oleh pemerintah.
148

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

B. Rekomendasi Konsep Pengembangan Wilayah


Pengembangan terhadap produk lokal Kabupaten Soppeng dengan wilayah yang
memiliki potensi yang banyak terlebih dibidang pertaniaan dan perkebunana yang tentunya
hal tersebut dapat mengembangkan meningkatkan pertumbuhan daerah tersebut. Kabupaten
Soppeng memiliki potensi lahan pertanian yang cukup memadai, sehingga pembangunan yang
dilaksanakan bertumpu pada sektor pertanian. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa
kabupaten Soppeng dengan hasil pertanian padi menghasilkan produksi padi sebesar 276.589
ton dengan luas panen 48.802 ha dan juga produksi tanaman perkebunan kakao mencapai
mencapai 4.158,15ton dengan luas panen 322,13 ha. Dengan hasil produksi tersebut
pemerintah harus memberikan wadah agar masyarakat bisa menggembangkan sumber daya
alam di daerah tersebut agar bisa memajukan kabupaten soppeng. Namun pembangunan
yang berlangsung saat ini telah menimbulkan kesenjangan antara kawasan perkotaan dan
perdesaan serta urban bias. Kondisi tersebut diindikasikan dengan tingkat urbanisasi yang
relatif tinggi dan berdampak pada terdesaknya sektor pertanian. Oleh karena itu dibutuhkan
suatu strategi alternatif untuk pembangunan perdesaan, salah satunya adalah melalui
pengembangan kawasan agropolitan. Konsep dasar pengembangan kawasan agropolitan
adalah sebagai upaya menciptakan pembangunan inter-regional berimbang. Artinya adalah
untuk meningkatkan keterkaitan pembangunan kota-desa melalui pengembang.
Pengembangan kawasan agropolitan ini pula merupakan kawasan yang terdiri atas satu
atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan
pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional
dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agribisnis. Program
pengembangan kawasan sentra produksi pangan (agropolitan) adalah pembangunan ekonomi
berbasis pertanian yang dilaksanakan dengan jalan mensinergikan berbagai potensi yang ada
secara utuh dan menyeluruh, berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan,
terdesentralisasi, digerakkan oleh masyarakat, dan difasilitasi oleh pemerintah. Kawasan
perdesaan harus dikembangkan sebagai satu kesatuan pengembangan wilayah berdasarkan
keterkaitan ekonomi antara desa-kota (urbanrural linkages) dan menyeluruh hubungan yang
bersifat interdependensi/timbal balik yang dinamis.
Suatu wilayah dapat dikembangkan menjadi suatu agropolitan harus dapat memenuhi
persyaratan sebagai berikut:

149

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

• Memiliki sumberdaya lahan dengan agroklimat yang sesuai untuk mengembangkan


komoditi pertanian khususnya pangan, yang dapat dipasarkan atau telah mempunyai pasar
atau yang disebut komoditas unggulan.
• Konservasi alam dan kelestarian lingkungan hidup bagi kelestarian sumberdaya alam,
kelestarian sosial budaya maupun ekosistem secara keseluruhan.
Untuk mengetahui komoditas unggulan, maka dilakukan analisis potensi ekonomi
dengan menggunakan Analisis LQ dan Analisis Growth Share. Komoditas yang dihasilkan dari
analisis ekonomi akan disesuaikan dengan syarat tumbuh komoditas untuk mendapatkan
komoditas unggulan yang sesuai dengan agroklimat kawasan.
Pengembangan kawasan agropolitan Kabupaten Soppeng selain mendasarkan pada kriteria
sebagaimana dijelaskan di atas juga mendasarkan pada beberapa hal, yaitu kondisi fisik dasar,
tata guna dan kesesuaian lahan, komoditas unggulan, kesesuaian agribisnis, kependudukan,
ekonomi, fungsi kawasan serta sarana dan prasarana. Pembahasan secara rinci disajikan pada
sub bab berikut ini:
(9) Analisis pembatasan tertentu sebagaimana dijelaskan sebelumnya dapat diarahkan
beberapa komoditas unggulan, baik yang mempunyai keunggulan komparatif maupun
yang mempunyai keunggulan kompetitif
(10) Analisis Kesesuaian Agribisnis. Analisis kesesuaian agribisnis disini ditinjau dari jaringan
pemasaran komoditas yang diunggulkan (potensial).
(11) Analisis Penerapan Teknologi. Sebagian besar usaha budidaya petani di Kabupaten
Soppeng meliputi; pertanian tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman
perkebunan, tanaman kehutanan, usaha peternakan, usaha perikanan dan penangkapan
di perairan umum.
(12) Analisis Kependudukan. Sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat penting
dalam proses pembangunan kawasan agropolitan di Kecamatan Imogiri baik sebagai obyek
pembangunan maupun sebagai subyek atau pelaku pembangunan.
(13) Analisis Fungsi-Fungsi Kawasan. Berdasarkan kondisi fisik dan posisinya terhadap cakupan
wilayah yang lebih luas (kabupaten dan provinsi), wilayah kecamatan Imogiri dibedakan
atas ruang-ruang yang berfungsi sebagai kawasan lindung (lindung setempat) dan kawasan
budidaya (RTRW Kabupaten Soppeng).
(14) Analisis Ekonomi. Untuk memberikan penilaian viabilitas ekonomi berbagai komoditas
yang dianggap signifikan untuk dikembangkan di kawasan agropolitan berikut dibuat suatu
analisis yang merangking perkiraan prospek pengembangan komoditas-komoditas
150

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

tersebut. Kriteria yang ditimbang meliputi tradisi produksi setiap komoditas, keterkaitan
sistemik komoditas dalam spektrum produksi yang lebih luas, keterkaitan antarwilayah
yang diciptakan, skala produksi di tingkat produsen atau petani serta kemampuan relatif
komoditas untuk menyerap tenaga kerja kawasan perdesaan yang terintegrasi dalam
sistem perkotaan. Dalam upaya mengembangkan kawasan agropolitan menyeluruh,
terintegrasi, dan berkelanjutan diperlukan Pengembangan Kawasan Agropolitan di
Kabupaten Soppeng”. Tujuan dari Pengembangan Agropolitan adalah: (1) Jangka panjang:
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat khususnya petani di kawasan
agropolitan. (2) Jangka menengah: (a) Menumbuhkembangkan kelembagaan usaha petani
on/off farm yang efektif, efisien, dan berdaya saing; (b) Menumbuhkan iklim usaha yang
mendorong perkembangan usaha masyarakat. (3) Jangka pendek: (a) Menetapkan lokasi
yang memenuhi persyaratan sebagai pusat dan wilayah pendukung kawasan agropolitan;
(b) Membuat perencanaan bagi pengembangan kawasan agropolitan.

151

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

152

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

BAB VII
RENCANA PEMBANGUNAN WILAYAH

1. Visi Pembangunan
Rumusan visi misi pembangunan Kabupaten Soppeng adalah sebagai berikut:
“Terwujudnya Kabupaten Soppeng yang Maju, Adil dan Sejahtera, melalui sumber
daya manusia yang berkualitas”. Dari visi Kabupaten Soppeng tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 7.1 Penjelasan Visi Pembangunan Kabupaten Soppeng


Visi Pokok-Pokok Penjelasan Visi
Saing
Terwujudnya Maju Maju adalah kondisi kualitas manusia dari
Kabupaten masyarakat Kabupaten Soppeng yang
Soppeng yang diharapkan terus meningkat sehingga setara
Maju, Adil dan dengan kualitas manusia daerah lain di
Sejahtera, Sulawesi Selatan. Kualitas manusia tersebut
melalui sumber dilihat pada derajat pendidikan, derajat

153

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

daya manusia kesehatan, perkembangan kebudayaan


yang berkualitas daerah, kondisi kehidupan mentalspiritual
serta kondisi ketertiban, ketentraman dan
kenyamanan dalam masya

Adil Adil adalah kondisi dimana fungsi


pemerintahan dan pelayanan publik
menjangkau seluruh
golongan/kelompok/lapisan masyarakat pada
seluruh wilayah secara memuaskan. Keadilan
dalam konteks ini tidak hanya mencakupi
dimensi antar golongan/kelompok/lapisan
masyarakat tetapi juga dimensi antar wilayah
khususnya antara wilayah perdesaan dengan
perkotaan

Sejahtera Sejahtera adalah kondisi dimana kehidupan


ekonomi masyarakat Kabupaten Soppeng
berada pada tingkat yang dapat memenuhi
kebutuhan hidup pada standar yang
memuaskan dimana kemiskinan dan
pengangguran dapat ditekan serendah
mungkin dan perekonomian daerah tumbuh
setara dengan ratarata provinsi.

2. Misi Pembangunan
Menurut Permendagri 86 Tahun 2017, misi adalah rumusan umum mengenai
upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi juga dapat
dipandang sebagai pilihan jalan (the chosen track) bagi pemerintahan daerah dalam

154

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

menyediakan dan menyelenggarakan layanan bagi masyarakat dan aktivitas


pembangunan pada umumnya bagi stakeholder pembangunan secara keseluruhan.
Rumusan misi ini memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran serta arah
kebijakan yang akan ditempuh untuk mencapai visi. Rumusan misi dalam RPJPD ini
dikembangkan dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan strategis, baik
eksternal dan internal yang mempengaruhi, serta kekuatan, kelemahan, peluang dan
tantangan yang ada dalam pembangunan daerah. Berdasarkan pemahaman
demikian, maka misi RPJPD ini dirumuskan sebagai berikut.
1. Mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas
Misi ini mencakup upaya umum dalam terwujudnya kualitas manusia yang
seutuhnya baik upaya dalam meningkatkan derajat pendidikan dan kesehatan
maupun upaya dalam memperkokoh kebudayaan daerah, kondisi mental-
spiritual serta kondisi ketertiban, ketenteraman dan kenyamanan dalam
masyarakat.

2. Mewujudkan daya saing daerah


Misi ini mencakup upaya umum dalam terwujudnya kapasitas infrastruktur
daerah dan fasilitas wilayah yang mendukung secara memadai daya saing daerah
bagi berkembangnya investasi untuk sector industri dan jasa. Dengan upaya ini
kemajuan daerah diharapkan terakselerasi.
3. Mewujudkan tatakelola pemerintahan yang baik
Misi ini mencakup upaya umum dalam terwujudnya fungsi pemerintahan dan
pelayanan publik yang adil dan memuaskan.
4. Mewujudkan pemerataan hasil-hasil pembangunan
Misi ini mencakup upaya umum dalam menciptakan keadilan atas hasilhasil
pembangunan baik antar lapisan masyarakat maupun antar wilayah. Tercakup
didalamnya adalah perhatian kepada masyarakat miskin dan desa tertinggal.
5. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat
Misi ini mencakup upaya umum dalam mewujudkan kehidupan ekonomi
masyarakat yang memadai. Tercakup didalamnya upaya dorongan pertumbuhan

155

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

ekonomi melalui sector-sektor unggulan yang bisa memperbaiki pendapatan dan


daya beli masyarakat.

Tabel 7.2 Tujuan Misi Pembangunan Kabupaten Soppeng


No Misi Tujuan

1 Mewujudkan sumberdaya Meningkatkan kualitas sumberdaya


manusia yang berkualitas manusia dengan seutuhnya
2 Mewujudkan daya saing daerah Meningkatkan kapasitas infrastruktur dan
fasilitas wilayah dalam mendukung daya
saing daerah untuk investasi
3 Mewujudkan tatakelola Meningkatkan kualitas dan jangkauan
pemerintahan yang baik penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan public.

4 Mewujudkan pemerataan hasil- Meningkatkan keberdayaan golongan


hasil pembangunan tidak mampu dan desa tertinggal

5 Mewujudkan kesejahteraan Meningkatkan produktivitas sektor


masyarakat perekonomian dan pendapatan
masyarakat

Tabel 7.3 Penjelasan Misi Pembangunan Kabupaten Soppeng


No Pokok Misi Penjelasan
Misi
1 Maju 1. Mewujudkan 1. Meningkatnya kualitas manusia dengan
sumberdaya seutuhnya
manusia yang 2. Berkembangnya tatanan kehidupan
berkualitas masyarakat yang aman, tertib dan nyaman
2. Mewujudkan berlandaskan nilai-nilai spiritual
daya saing 3. Meningkatnya kapasitas infrastruktur dan

156

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

daerah fasilitas dalam mendukung investasi


2 Adil 1. Mewujudkan 1. Meningkatnya akuntabilitas dan
tatakelola transparansi penyelenggaraan
pemerintahan pemerintahan daerah
yang baik 2. Meningkatnya kepuasan masyarakat
2. Mewujudkan terhadap penyelenggaraan pelayanan
pemerataan public
hasilhasil 3. Meningkatnya kualitas hidup golongan
pembanguna tidak mampu
n 4. Berkurangnya ketertinggalan desa dan
kawasan perdesaan.
3 Sejahte Mewujudkan 1. Meningkatnya produktivitas sektorsektor
ra kesejahteraan dan pertumbuhan perekonomian daerah
masyarakat 2. Terpeliharanya kelestarian lingkungan dan
sumberdaya alam dalam mendukung
keberlanjutan produksi dan konsumsi
masyarakat.

3. Strategi Pembangunan
1. Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas
Untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih baik di Kabupaten
Soppeng di perlukan peningkatan kualitas manusia dari masyarakat Kabupaten
Soppeng sehingga bisa setara dan bersaing dengan masyarakat di daerah lain.
Peningkatan kualitas masyarakat tersebut dilihat dari derajat pendidikan, derajat
kesehatan, perkembangan kebudayaan daerah, kondisi kehidupan mental spiritual
serta kondisi ketertiban, ketentraman dan kenyamanan masyarakat.

Strategi:
1) Meningkatkan kualitas sarana pendidikan yang menjadi penunjang utama
untuk meningkatkan kualitas masyarakat Kabupaten Soppeng.

157

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

2) Meningkatkan sarana dan prasaran kesehatan di Kabupaten Soppeng


3) Menjaga dan meningkatkan pemeliharaan terhadap situs-situs peninggalan
sejarah atau budaya sebagai bentuk kebudayaan daerah.

2. Mewujudkan daya saing daerah


Untuk mewujudkan daya saing daerah dilakukan upaya meningkatkan
infrastruktur daerah dan fasilitas pelayanan publik. Peningkatan daya saing daerah
dapat dilihat dari potensi daerah seperti misalnya Kabupaten Soppeng memiliki
potensi alam alami maupun buatan dan situs situs bekas peninggalan zaman dahulu
yang dapat dijadilan sebagai tempat pariwisata.

Strategi:
1) Meningkatkan infrastruktur seperti Jalan dan jembatan untuk meningkatkan
konektivitas, bendungan dan embung untuk mewujudkan ketahanan air.
2) Pengembangan pariwisata sebagai objek atau ikon daerah seta sebagai
katalisator perkembangan sektor perdagangan dan jasa.

3. Revitalisasi kegiatan perekonomian masyarakat berbasis sumber daya alam dan


ekonomi local
Bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Soppeng yang terjadi
dibeberapa kecamatan di wilayah Soppeng telah menyebabkan perekonomian
masyarakat khususnya disektor pertanian yang merupakan mata pencaharian utama
mereka. Untuk itu, diperlukan upaya pengaktifan dan pemulihan kembali keadaan
perekonomian masyarakat.

Strategi:
1) Memulihkan dan meningkatkan kegiatan pertanian yang meliputi rehabilitasi
jaringan irigasi, rehabilitasi jalan usaha tani, pembangunan unit

158

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

perbibitan/perbenihan, pembangunan fasilitas pemasaran hasil pertanian,


penelitian dan pengembangan teknologi tepat guna, pengembangan
pertanian terpadu, bantuan sarana pengolahan dan pemasaran hasil
pertanian.
2) Mengembangkan perekonomian berdasarkan potensi wilayah dan
keanekaragaman komoditas unggulan. Kegiatan pokok meliputi:
pengembangan pariwisata dan budaya, pengembangan ekonomi lokal
komoditas industri seperti perkebunan dan kehutanan (kenari, vanili, kemiri
dll), perikanan dan hasil laut, pertanian dan peternakan (rusa), kerajinan
tenun dll.

4. Meningkatkan penaggulangan bencana


Strategi:
1) Penyelamatan korban bencana yang masih hidup, melalui strategi pelayanan
kesehatan darurat dan pelayanan kesehatan bagi korban yang mengalami
trauma.
2) Pemulihan sistem kesehatan, dengan strategi: merehabilitasi dan
membangun prasarana dan sarana pelayanan kesehatan yang rusak dan
memulihkan fungsi fasilitas pelayanan kesehatan.

159

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

1. Rencana Struktur Ruang

Gambar 8.1 Peta Kawasan Perkotaan dan Perdesaan

160

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Sumber : RTRW Kabupaten Soppeng

Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Soppeng meliputi rencana sistem


perkotaan dan rencana sistem jaringan prasarana wilayah. Rencana pusat
kegiatan terdiri dari sistem perkotaan dan sistem jaringan prasarana wilayah
terdiri dari;
a. Sistem prasarana utama yang meliputi jaringan transportasi darat dan danau;
b. Sistem prasarana lainnya yang meliputi rencana sistem jaringan energi,
rencana sistem jaringan telekomunikasi, rencana sistem jaringan sumber daya
air, dan rencana sistem jaringan prasarana lainnya.

A. Sistem Perkotaan
Pusat-pusat kegiatan yang ada di Kabupaten Soppeng terdiri atas :
a. Pusat Kegiatan Lokal (PKL);
Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di Kabupaten Soppeng yaitu Kawasan
Perkotaan Watansoppeng yang meliputi Kecamatan Lalabata;
b. Pusat Kegiatan Lokal yang dipromosikan (PKLp);

161

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Pusat Kegiatan Lokal yang dipromosikan (PKLp) di Kabupaten Soppeng


yaitu yaitu Kawasan Perkotaan Takalala di Kecamatan Marioriwawo dan
Kawasan Perkotaan Batu-Batu di Kecamatan Marioriawa;

Gambar 8.2 Peta Pusat Pusat Kegiatan

Sumber : RTRW Kabupaten Soppeng

c. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK);


Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) di Kabupaten Soppeng yaitu terdiri atas :
Kawasan Perkotaan Cangadi di Kecamatan Liliriaja; Kawasan Perkotaan
Citta di Kecamatan Citta; Kawasan Perkotaan Ganra di Kecamatan Ganra;
Kawasan Perkotaan Tajuncu di Kecamatan Donri-Donri; dan Kawasan
Perkotaan Cabenge di Kecamatan Lilirilau.
d. Pusat Pelayanan Lokal (PPL).
Pusat Pelayanan Lokal (PPL) merupakan pusat permukiman yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala antardesa, yang ditentukan
berdasarkan antara lain: (1) proyeksi jumlah penduduk; (2) jenis dan
skala fasilitas pelayanan eksisting; (3) jumlah dan kualitas sarana dan
prasarana; dan/atau (4) aksesibilitas masyarakat sekitar terhadap

162

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

pelayanan dasar. Pusat Pelayanan Lokal (PPL) di Kabupaten Soppeng


yaitu meliputi pusat-pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala antar desa terdiri atas: Pusat permukiman perdesaan
Rompegading dan pusat permukiman perdesaan Barang Kecamatan
Liliriaja; Pusat Permukiman perdesaan Watu dan pusat permukiman
perdesaan Goarie Kecamatan Marioriawa; Pusat Permukiman perdesaan
Baringeng dan pusat perdesaan Tetewatu Kecamatan Lilirilau; Pusat
Permukiman perdesaan Panincong Kecamatan Marioriawa; Pusat
Permukiman perdesaan Lalabata Riaja Kecamatan Donri-donri; Pusat
Permukiman perdesaan Belo Kecamatan Ganra; dan Pusat Permukiman
perdesaan Kampiri Kecamatan Citta.

B. Sistem Jaringan Prasarana Utama


Sistem jaringan prasarana utama di daerah terdiri atas sistem jaringan
transportasi darat dan danau.
1) Sistem jaringan transportasi darat
Sistem jaringan transportasi darat terdiri atas:
a. Sistem jaringan jalan;
Sistem jaringan jalan di Kabupaten Soppeng, terdiri atas:
1. Jaringan Jalan
Jaringan jalan kolektor (K2) yang merupakan sistem jaringan jalan
provinsi yang ada di Kabupaten Soppeng, terdiri atas :
• ruas jalan Batas Bone-Takalala sepanjang 11,08 (sebelas koma
delapan) Kilometer;
• ruas jalan Takalala-Cabenge-Salaonro sepanjang 18,43 (delapan
belas koma empat puluh tiga) Kilometer;
• ruas jalan Salaonro-Batas Wajo sepanjang 7,88 (tujuh koma
delapan puluh delapan) Kilometer;
• ruas jalan Salaonro-Batas Bone sepanjang 10,60 (sepuluh koma
enam puluh) Kilometer;

163

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

• ruas jalan Batas Barru-Takalala sepanjang 25,82 (dua puluh lima


koma delapan puluh dua) Kilometer;
• ruas jalan Cabenge-Soppeng sepanjang 11,81 (sebelas koma
delapan puluh satu) Kilometer dan;
• ruas jalan Soppeng-Batas Sidrap sepanjang 35,17 (tiga puluh
lima koma tujuh belas) Kilometer.
2) Lalu lintas dan angkutan jalan.
Lalu lintas dan angkutan jalan di Kabupaten Soppeng meliputi:
a. Trayek angkutan;
Trayek angkutan meliputi :
• Trayek angkutan barang terdiri atas Sentra-sentra produksi
di Kabupaten Soppeng menuju ke Kota Makassar, Kota Pare-
Pare dan Kabupaten Bone;
• Trayek angkutan penumpang antar kota antar provinsi
(AKAP);
• Trayek angkutan penumpang antar kota dalam provinsi
(AKDP); dan
• Trayek angkutan penumpang perdesaan.
b. Terminal
Terminal yang meliputi:
• Rencana pembangunan terminal penumpang tipe C di
Kecamatan Lalabata;
• Pembangunan terminal penumpang terdiri dari :
• Terminal Cabenge di Kecamatan Lilirilau
• Terminal Takalala di Kecamatan Marioriwawo
• Terminal Batu-Batu di Kecamatan Marioriawa
• Terminal Tajuncu di Kecamatan Donri-Donri
• Terminal Ganra di Kecamatan Ganra.
• Rencana pembangunan terminal barang terdapat di
Kecamatan Lilirilau.
164

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Fasilitas pendukung lalu lintas dan angkutan jalan yang


ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3) Sistem jaringan transportasi sungai, danau dan penyeberangan
Sistem jaringan transportasi sungai, danau dan penyeberangan di
Kabupaten Soppeng dikembangkan di Danau Tempe Kecamatan
Marioriawa. Sistem jaringan transportasi sungai, danau dan
penyeberangan berupa pelabuhan danau dan penyeberangan di
Kabupaten Soppeng dikembangkan untuk melayani pergerakan
keluar masuk arus penumpang dan barang yang menghubungkan
antara Kabupaten Soppeng dengan pusat permukiman di
kabupaten sekitarnya. Simpul transportasi penyeberangan terdiri
dari Pelabuhan penyeberangan danau di Dermaga TPI Salomate
Kecamatan Marioriawa dan Pelabuhan penyeberangan danau di PPI
Anetue Kecamatan Marioriawa.
A. Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
Sistem jaringan prasarana lainnya di Kabupaten Soppeng terdiri atas:
a) Sistem jaringan energi
Sistem jaringan energi meliputi:
1) pembangkit tenaga listrik
Pembangkit tenaga listrik merupakan rencana pengembangan energi
listrik dengan memanfaatkan energi terbarukan untuk mendukung
ketersediaan energi listrik pada daerah-daerah terpencil dan terisolir
di Kabupaten Soppeng terdiri atas:
• Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
dengan sumber daya spekulatif sebesar 25 (dua puluh lima)
megawatt di Kecamatan Marioriawa; dan
• Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
(PLTMH) dengan kapasitas 25 (dua puluh lima) megawatt di
Kecamatan Marioriwawo

165

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

2) Jaringan transmisi tenaga listrik


Jaringan transmisi tenaga listrik terdiri atas:
• Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) kapasitas 70 (tujuh puluh)
KV yang menghubungkan GI Sidrap – GI Soppeng, GI Soppeng - GI
Bone; dan GI Soppeng – Sengkang; dan
• Gardu Induk (GI) dengan kapasitas 20 (dua puluh) MVA terdapat
di Desa Maccile Kecamatan Lalabata.

Gambar 8.3 Peta Struktur Ruang Sistem Jaringan Energi

Sumber : RTRW Kabupaten Soppeng

b) Sistem jaringan telekomunikasi


Sistem jaringan telekomunikasi ditetapkan dalam rangka meningkatkan
aksesibilitas masyarakat dan dunia usaha terhadap layanan
telekomunikasi yaitu jaringan teresterial dan jaringan satelit. Arahan
rencana pengembangan jaringan teresterial pada wilayah Kabupaten
Soppeng diharapkan mampu memberikan pelayanan sistem
telekomunikasi pada masyarakat berbasis seluler sebagai bentuk/dampak
meningkatnya kebutuhan terhadap arus informasi dan komunikasi

166

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

antarwilayah, baik lokal, wilayah, nasional maupun internasional. Sistem


teresterial telekomunikasi ini disediakan oleh beberapa provider/
operator penyedia layanan jasa telekomunikasi berbasis sseluler. Namun
pengawasan dan pengaturan regulasi terhadap sistem telekomunikasi
tersebut masih dilakukan oleh pihak pemerintah (PT. Telekomunikasi
Indonesia TBK.). Selain jaringan terestrial dan satelit, sistem jaringan
telekomunikasi juga meliputi jaringan bergerak seluler berupa menara
Base Transceiver Station (BTS) telekomunikasi yang ditetapkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
1) Jaringan teresterial ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2) Jaringan satelit meliputi satelit dan transponden diselenggarakan
melalui pelayanan stasiun bumi ditetapkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Sistem jaringan telekomunikasi dilayani oleh Sentral Telepon Otomat
(STO) Soppeng di Kecamatan Lalabata dan Kecamatan Liliriaja.

c) Sistem jaringan sumber daya air


Sistem jaringan sumber daya air ditetapkan dalam rangka pengelolaan
sumber daya air yang terdiri atas konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air. Sistem
jaringan sumberdaya air terdiri atas sumber air dan prasarana sumber
daya air, sumber air terdiri atas air permukaan pada sungai, bendungan,
waduk, bendung, embung, mata air, dan air tanah pada Cekungan Air
Tanah (CAT).
1) Sumber air
• Wilayah Sungai (WS) yaitu WS Walanae Cenranae yang
merupakan wilayah sungai strategis nasional yang meliputi DAS
Cenrana;

167

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

• Bendung, yaitu Bendung Salobunne dan Bendung Lajaroko di


Kecamatan Marioriawa, Bendung Leworeng di Kecamatan Donri-
Donri dan Bendung Tinco di Kecamatan Lalabata, Bendung
Langkemme di Kecamatan Marioriwawo, dan Bendung Paroto di
Kecamatan Lilirilau;
• Embung, yaitu Embung Allopereng di Kecamatan Donri-donri, dan
Embung Lapince di Kecamatan Marioriwawo.
2) Prasarana sumber daya air terdiri atas sistem jaringan irigasi, dan
sistem pengendalian banjir.
• Sistem jaringan irigasi meliputi jaringan irigasi primer, jaringan
irigasi sekunder, dan jaringan irigasi tersier yang melayani Daerah
Irigasi (DI) di wilayah Kabupaten Soppeng. Jaringan irigasi primer,
jaringan irigasi sekunder, dan jaringan irigasi tersier ditetapkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
Daerah Irigasi (DI) terdiri atas:
• Daerah Irigasi (DI) kewenangan Pemerintah yaitu DI Langkemme
dengan luas pelayanan 6.708 (enam ribu tujuh ratus delapan)
hektar, DI Tinco Kanan/Kiri dengan luas pelayanan 3.520 (tiga ribu
lima ratus dua puluh) hektar, dan DI Lawo dengan luas pelayanan
3.600 (tiga ribu enam ratus) hektar;
• Daerah Irigasi (DI) kewenangan Pemerintah Provinsi yaitu DI
Salobunne dengan luas pelayanan 1.386 (seribu tiga ratus delapan
puluh enam), DI Leworeng dengan luas pelayanan 2.258 (dua ribu
dua ratus lima puluh delapan) hektar, DI Latenreng dengan luas
pelayanan 1.700 (seribu tujuh ratus) hektar, DI Padangnge dengan
luas pelayanan 2.950 (dua ribu sembulan ratus lima puluh) hektar
dan DI Walanae dengan luas pelayanan 2.650 (dua ribu enam
ratus lima puluh) hektar;

168

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

• Daerah Irigasi (DI) kewenangan Pemerintah Kabupaten terdiri dari


118 (seratus delapan belas) DI meliputi total luas pelayanan
10.111 (sepuluh ribu seratus sebelas) hektar.
3) Sistem pengendalian banjir terdiri atas Rencana pembangunan
tanggul Sungai Walanae di Kecamatan Marioriawa, Kecamatan
Lilirilau, Kecamatan Citta, Kecamatan Ganra, Kecamatan Liliriaja dan
Kecamatan Marioriwawo, dan pengendalian terhadap luapan air
Sungai Walanae.

d) Sistem prasarana pengelolaan lingkungan


1) Sistem pengelolaan persampahan
Sistem pengelolaan persampahan ditetapkan dalam rangka
mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah guna
meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta
menjadikan sampah sebagai sumber daya. Sistem pengelolaan
persampahan di Daerah terdiri atas tempat penampungan sementara
(TPS), tempat pengolahan sampah terpadu (TPST), tempat
pemrosesan akhir (TPA) sampah. Pengelolaan persampahan di
Kabupaten Soppeng diatur sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan atau ketentuan lain yang mengaturnya.
• Lokasi TPS di Daerah ditetapkan di perkotaan PKL, PKLp, PPK dan
PPL yang dikembangkan dengan sistem transfer depo.
• Lokasi TPST dan TPA di Daerah ditetapkan di Kawasan TPA Lempa
di Kelurahan Lalabata Rilau Kecamatan Lalabata yang dilengkapi
dengan kawasan industri pengolahan sampah.
2) Sistem penyediaan air minum (SPAM)
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) ditetapkan dalam rangka
menjamin kuantitas, kualitas, kontinuitas penyediaan air minum bagi
penduduk dan kegiatan ekonomi serta meningkatkan efisiensi dan
cakupan pelayanan; SPAM terdiri atas jaringan instalasi perpipaan dan

169

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

bukan jaringan instalasi perpipaan. SPAM jaringan instalasi perpipaan


meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan,
dan unit pengelolaan dengan kapasitas produksi sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan di Kabupaten Soppeng. SPAM bukan
jaringan instalasi perpipaan yang meliputi sumur dangkal, sumur
pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki
air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air diatur
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. SPAM di
Daerah dipadukan dengan sistem jaringan sumber daya air untuk
menjamin ketersediaan air baku.
SPAM jaringan perpipaan terdiri atas:
• Unit air baku yang bersumber dari: 1) Sungai Lawo, Sungai
Walannae, Sungai Langkemme dan Sungai Lajaroko. 2) Mata air
Ompo di Kecamatan Lalabata dan mata air Citta di Kecamatan
Citta.
• Unit produksi air minum meliputi:
1) Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Ompo melayani
Kecamatan Lalabata
2) Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Lawo melayani
Kecamatan Donri-donri;
3) Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Paroto melayani
Kecamatan Lilirilau;
4) Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Asanae melayani
Kecamatan Marioriwawo;
5) Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Barang melayani
Kecamatan Liliriaja;
6) Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Citta melayani
Kecamatan Citta;
7) Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Ganra Melayani
Kecamatan Ganra; dan

170

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

8) Instalasi Pengolahan Air minum (IPA) Batu-batu melayani


Kecamatan Marioriawa.
• Unit distribusi air minum ditetapkan di Ompo Kecamatan
Lalabata.
Penyediaan air baku untuk kebutuhan air minum dapat juga
diupayakan melalui rekayasa pengolahan air baku. Pengelolaan
SPAM dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

e) Sistem jaringan drainase


Sistem jaringan drainase meliputi sistem saluran drainase primer, sistem
saluran drainase sekunder dan sistem saluran drainase tersier yang
ditetapkan dalam rangka mengurangi genangan air dan mendukung
pengendalian banjir, terutama di kawasan permukiman, kawasan
perkantoran, kawasan perdagangan, dan kawasan pariwisata. Sistem
saluran drainase primer dikembangkan melalui saluran pembuangan
utama meliputi sungai Lawo dan sungai Masewali yang melayani kawasan
perkotaan di Kabupaten Soppeng. Sistem saluran drainase sekunder
dikembangkan tersendiri pada kawasan industri, kawasan perdagangan,
kawasan perkantoran, dan kawasan pariwisata yang terhubung ke saluran
primer, sehingga tidak menganggu saluran drainase permukiman. Sistem
saluran drainase tersier dikembangkan pada kawasan permukiman, dan
Sistem jaringan drainase dilaksanakan secara terpadu dengan sistem
pengendalian banjir.

f) Sistem jaringan air limbah


Sistem jaringan air limbah ditetapkan dalam rangka pengurangan,
pemanfaatan kembali, dan pengolahan air limbah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Sistem jaringan air limbah
meliputi sistem pembuangan air limbah setempat dan sistem

171

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

pembuangan air limbah terpusat. Sistem pembuangan air limbah


setempat dilakukan secara individual melalui pengolahan dan
pembuangan air limbah setempat serta dikembangkan pada kawasan
yang belum memiliki sistem pembuangan air limbah terpusat. Sistem
pembuangan air limbah terpusat dilakukan secara kolektif melalui
jaringan pengumpulan air limbah, pengolahan, serta pembuangan air
limbah secara terpusat, terutama pada kawasan permukiman padat,
kawasan perdagangan, kawasan industri dan kawasan rumah sakit. Sistem
pembuangan air limbah terpusat mencakup Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) beserta jaringan air limbah. Sistem pembuangan air limbah
terpusat dilaksanakan dengan memperhatikan aspek teknis, lingkungan,
dan sosial-budaya masyarakat setempat, serta dilengkapi dengan zona
penyangga. Sistem pembuangan air limbah terpusat dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sistem pembuangan
air limbah terpusat meliputi:
1) Sistem pembuangan air limbah terpusat rumah sakit di Kecamatan
Lalabata; dan
2) Sistem pembuangan air limbah terpusat kawasan perkotaan
Watansoppeng di Kecamatan Lalabata.

g) Jalur dan ruang evakuasi bencana


Jalur dan ruang evakuasi bencana bertujuan sebagai penyediaan jalur dan
ruang yang dapat digunakan untuk tempat keselamatan dan tempat
berlindung jika terjadi bencana. Jalur dan ruang evakuasi bencana
ditetapkan dalam skala kota, skala kawasan, dan skala lingkungan berupa
jalur evakuasi bencana (escape way) dan ruang evakuasi bencana (melting
point). Jalur evakuasi bencana meliputi:
a. Jalur dan ruang evakuasi bencana banjir meliputi ruas jalan di
Kecamatan Lilirilau, Kecamatan Liliriaja, Kecamatan Donri-donri,
Kecamatan Marioriawa, Kecamatan Citta, dan Kecamatan Ganra.

172

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

b. Jalur dan ruang evakuasi bencana longsor meliputi Desa Gattareng


Kecamatan Marioriwawo, Desa Mattabulu Kecamatan Lalabata, dan
Desa Citta Kecamatan Citta;
Jalur evakuasi bencana direncanakan mengikuti dan/atau menggunakan
jaringan jalan dengan rute terdekat ke ruang evakuasi dan merupakan
jaringan jalan paling aman dari ancaman berbagai bencana, serta
merupakan tempat-tempat yang lebih tinggi dari daerah bencana. Ruang
evakuasi bencana (Melting point) merupakan kawasan yang dipersiapkan
sebagai tempat sementara evakuasi korban bencana ditetapkan di
Kecamatan Lilirilau, Kecamatan Liliriaja, Kecamatan Lalabata, Kecamatan
Donri-donri, Kecamatan Marioriawa, Kecamatan Citta, dan Kecamatan
Ganra.

2. Rencana Pola Ruang

Gambar 8.4 Peta Pola Ruang

173

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Sumber : RTRW Kabupaten Soppeng

Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan
peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Fungsi lindung adalah kawasan yang di
tetapkan untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan alam mencakup sumber
daya alam dan sumber daya buatan. Sedangkan fungsi budidaya adalah kawasan
yang memiliki fungsi utama untuk dibudidayakan atasa dasar kondisi dan potensi
sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan.
Berdasarkan SK Menteri Pertanian nomor 837/KPTS/UM/1980,pola ruang
wilayah mencakup kawasan budidaya,penyangga,dan lindung.Dalam identifikasi
pola ruang eksisting digunakan peta guna lahan Kabupaten Soppeng dimana
terdapat 6 klasifikasi guna lahan di Kabupaten Soppeng
1) Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Soppeng ditetapkan dengan tujuan
mengoptimalkan pemanfaatan ruang sesuai dengan peruntukannya sebagai
kawasan lindung dan kawasan budidaya berdasarkan daya dukung dan daya
tampung lingkungan;
2) Rencana pola ruang wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
rencana peruntukan kawasan lindung dan rencana peruntukan kawasan
budidaya; dan

174

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

3) Rencana pola ruang wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan
dalam peta dengan tingkat ketelitian 1:50.000 yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraruran Daerah ini.

Gambar 8.5 Peta Penggunaan Lahan

Sumber : RTRW Kabupaten Soppeng

Kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2), terdiri atas:
a. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;
b. kawasan perlindungan setempat;
c. kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam dan kawasan cagar budaya;
d. kawasan rawan bencana alam;
e. kawasan lindung geologi; dan
f. Kawasan lindung lainnya.

Tabel 3.76 Penggunaan Lahan Kabupaten Soppeng:

175

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Penggunaan Lahan Luas (Ha)


Pertanian 68.040
Hutan Produksi 11.415
Hutan Rakyat 2.352
Hutan Lindung 34.287
Perkebunan 1.615
Permukiman 45.028,01
Jumlah 162.737,01
Sumber : RTRW Kabupaten Soppeng Tahun 2012

3. Rencana Kawasan Strategis

Gambar 8.6 Peta Kawasan Strategis

Sumber : RTRW Kabupaten Soppeng

Kawasan strategis Kabupaten Soppeng merupakan bagian wilayah Kabupaten


Soppeng yang penataan ruangnya diprioritaskan, karena mempunyai pengaruh
sangat penting dalam lingkup kabupaten di bidang ekonomi, sumberdaya alam,

176

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

dan/atau lingkungan. Kawasan Strategis yang ada di Kabupaten Soppeng terdiri


atas:
a. Kawasan Strategis Provinsi (KSP); dan
b. Kawasan Strategis Kabupaten (KSK).

A. Kawasan Strategis Provinsi ( KSP)


Kawasan Strategis Provinsi yang ada di Kabupaten Soppeng terdiri atas:
a) KSP dengan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi;
b) KSP dengan sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam dan
teknologi tinggi; dan
c) KSP dengan sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

1) KSP dengan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, terdiri atas:


• Kawasan lahan pangan berkelanjutan komoditas beras dan jagung
ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian
wilayah Kecamatan Lilirilau, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja,
sebagian wilayah Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan
Marioriwawo, sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, sebagian
wilayah Kecamatan Citta, dan sebagian wilayah Kecamatan Donri-
donri; dan
• Kawasan pengembangan budidaya alternatif komoditas perkebunan
unggulan kopi robusta, kakao, dan jambu mete ditetapkan di
sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah Kecamatan
Lilirilau, sebagian wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah
Kecamatan Ganra, sebagian wilayah Kecamatan Marioriwawo,
sebagian wilayah Kecamatan Marioriawa, sebagian wilayah
Kecamatan Citta, dan sebagian wilayah Kecamatan Donri-donri.

177

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Gambar 8.7 Peta Kawasan Strategis Bidang Ekonomi

Sumber : RTRW Kabupaten Soppeng

2) KSP dengan sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam dan


teknologi tinggi, merupakan kawasan penambangan minyak dan gas bumi
Blok Sengkang di wilayah Kabupaten Soppeng ditetapkan di sebagian
wilayah Kecamatan Marioriawa;
3) KSP dengan sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup,
terdiri atas:
• Kawasan hutan lindung ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan
Marioriawa, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagian wilayah
Kecamatan Liliriaja, sebagian wilayah Kecamatan Lilirilau, sebagian
wilayah Kecamatan Donri-donri, dan sebagian wilayah Kecamatan
Citta; Kawasan Danau Tempe ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Marioriawa; dan

178

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

• Kawasan Taman Wisata Alam Lejja ditetapkan di sebagian wilayah


Kecamatan Marioriawa.

B. Kawasan Strategis Kabupaten (KSK)


Kawasan Stategis Kabupaten Soppeng, terdiri atas:
a) kawasan strategis dengan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi;
b) kawasan strategis dengan sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup.

Gambar 8.8 Peta Kawasan Strategis Kabupaten

Sumber : RTRW Kabupaten Soppeng

1) KSK dengan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi terdiri atas:


a) Kawasan perkotaan dan pusat pemerintahan ditetapkan di
Kecamatan Lalabata;
b) Kawasan perkotaan Takkalala di Kecamatan Marioriwawo yang
dipromosikan untuk ditetapkan sebagai PKL;
c) Kawasan perkotaan Batu-Batu di Kecamatan Marioriawa yang
dipromosikan untuk ditetapkan sebagai PKL;

179

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

d) Kawasan simpul transportasi dan perdagangan Cabenge di


Kecamatan Lilirilau; dan
e) Kawasan pengembangan lahan petanian dan kawasan agropolitan
ditetapkan di Kecamatan Liliriaja, Kecamatan Marioriwawo, dan
Kecamatan Ganra.
2) KSK dengan sudut kepentingan lingkungan hidup, terdiri atas;
a) kawasan Danau Tempe di Kecamatan Marioriawa;
b) kawasan Taman Wisata Alam Lejja di Kecamatan Marioriawa; dan
c) kawasan hutan lindung di sebagian wilayah Kecamatan
Marioriawa, sebagian wilayah Kecamatan Lalabata, sebagain
wilayah Kecamatan Liliriaja, sebagain wilayah Kecamatan Lilirilau,
sebagian wilayah Kecamatan Donri-Donri, dan sebagian wilayah
Kecamatan Ganra.

4. Arahan Pemanfaatan Ruang


Peraturan daerah Kabupaten Soppeng tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Soppeng tahun 2012 – 2032 pada Bab VI arahan
pemanfaatan ruang pasal 44:
a. Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten Soppeng berpedoman pada
rencana struktur ruang dan pola ruang;
b. Arahan pemanfaatan ruang wilayah Kkabupaten Soppeng terdiri atas:
1) Indikasi program utama;
2) Indikasi sumber pendanaan;
3) Indikasi pelaksana; dan
4) Indikasi waktu pelaksanaan.
b. Program utama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a meliputi
program utama perwujudan struktur ruang, program utama perwujudan pola
ruang dan program utama perwujudan kawasan strategis kabupaten;
c. Sumber pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b berasal dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan

180

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Belanja Daerah (APBD), dan/atau sumber lain yang sah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan;
d. Instansi pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c terdiri atas
Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah daerah kabupaten, dan/atau
masyarakat;
e. Waktu pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d merupakan
dasar bagi instansi pelaksana, baik pusat maupun daerah, dalam menetapkan
prioritas pembangunan di Daerah; dan
f. Rincian indikasi program utama, indikasi sumber pendanaan, indikasi instansi
pelaksana, dan indikasi waktu pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) tercantum dalam lampiran IX yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

7. Ketentuan Pengendalian Pemanfatan Ruang


Dalam ketentuan Pasal 1 angka 15 Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007
dinyatakan bahwa pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk
mewujudkan tertib tata ruang. Pengendalian pemanfaatan ruang dimaksudkan
agar pemanfaatan ruang dilakukan sesuai dengan rencana tata ruang. Hal yang
berkaitan dengan pengendalian pemanfaatan ruang diatur dalam ketentuan Pasal
35 hingga Pasal 40 Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007. Terdapat empat (4)
upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang,
yakni:
A. Penetapan peraturan zonasi
Penetapan peraturan zonasi diatur dalam ketentuan Pasal 36 Undang–
Undang Nomor 26 Tahun 2007. Peraturan zonasi ini disusun sebagai
pedoman dari pengendalian pemanfaatan ruang dan disusun berdasarkan
rencana rinci tata ruang untuk setiap zona pemanfaatan ruang. Peraturan
zonasi merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan ruang dan unsur –
unsur pengendalian yang disusun untuk setiap zona peruntukan sesuai
dengan rencana rinci tata ruang. Peraturan zonasi berisi ketentuan yang

181

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

harus, boleh, dan tidak boleh dilaksanakan pada zona pemanfaatan ruang
yang dapat terdiriatas ketentuan tentang amplop ruang (koefisien dasar
ruang hijau, koefisien dasar bangunan, koefisien lantai bangunan dan garis
sempadan bangunan), penyediaan sarana dan prasarana, serta ketentuan lain
yang dibutuhkan untuk mewujudkan ruangyang aman, nyaman, produktif,
dan berkelanjutan. Ketentuan lain yang dibutuhkan, antara lain adalah
ketentuan pemanfaatan ruang yang terkait dengan keselamatan
penerbangan, pembangunan pemancar alat komunikasi, dan pembangunan
jaringan listrik tegangan tinggi. Peraturan zonasi ini ditetapkan dengan :
• Peraturan Pemerintah untuk arahan peraturan zonasi sistem nasional;
• Peraturan Daerah Provinsi untuk arahan peraturan zonasi sistem
provinsi;
• Peraturan Daerah Kabupaten / Kota untuk arahan peraturan zonasi
sistem Kabupaten / Kota

B. Perizinan
Ketentuan mengenai perizinan diatur dalam Pasal 37 Undang-undang
Nomor 26 Tahun 2007. Ketentuan perizinan diatur oleh Pemerintah dan
Pemerintah Daerah menurut kewenangan masing – masing sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang – undangan. Dalam hal ini, perizinan yang
dimaksud adalah perizinan yang terkait dengan izin pemanfaatan ruang yang
menurut ketentuan peraturan perundnag – undnagan harus dimiliki sebelum
pelaksanaan pemanfaatan ruang, antara lain : izin lokasi/fungsi ruang,
amplop ruang, dan kualitas ruang. Apabila terdapat izin pemanfaatan ruang
yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dibatalkan
oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah menurut kewenangan masing –
masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan. Apabila
terdapat kerugian yang ditimbulkan akibat pembatalan izin dapat dimintakan
penggantian yang layak kepada instansi pemberi izin. Setiap pejabat
pemerintah yang berwenang menerbitkan izin yang tidak sesuai dengan

182

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

rencana tata ruang. Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur perolehan izin
dan tata cara penggantian yang layak diatur dalam Peraturan Pemerintah.

C. Pemberian insentif dan disinsentif


Ketentuan mengenai pemberian insentif dan disinsentif diatur dalam
Pasal 39 Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007. Yang dimaksud dengan
pemberian insentif dan disinsentif merupakan upaya memberikan imbalan
dan penalti. Insentif dimaksudkan sebagai upaya untuk memberikan imbalan
terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang, baik
yang dilakukan oleh masyarakat maupun oleh pemerintah daerah. Sedangkan
disinsentif merupakan upaya pencegahan, membatasi pertumbuhan,
dan/atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang.
Pemberian insentif dilakukan oleh pemerintah maupun pemerintah daerah
kepada masyarakat mauapun kepada sesama pemerintah daerah karena
pelaksanaan rencana tata ruang dan wilayahnya sesuai dengan apa yang
direncanakan. Pemberian disintensif dilakukan jika rencana tata ruang
tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya, atapun tidak sesuai dengan
apa yang telah direncanakan. Penerapan insentif dan disintensif secara
terpisah dilakukan untuk perizinan skala kecil/individual sesuai dengan
peraturan zonasi, sedangkan penerapan insentif dan disinsentif secara
bersamaan diberikan untuk perizinan skala besar/kawasan dalam skala
besar/kawasan dimungkinkan adanya pemanfaatan ruang yang dikendalikan
dan didorong pengembangannya secara bersamaan.Hermat Hermit
mengungkapkan di dalam Undang-Undang No 26 Tahun 2007 contoh
pemberian insentif melalui program konsolidasi tanah yaitu :
a) Keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa
ruang, dan urun saham;
b) Pembangunan serta pengadaan infrastuktur;
c) Kemudahan prosedur perizinan;

183

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

d) Pemberian pengharhaan kepada masyarakat, swasta dan/atau


pemerintah daerah. Sedangkan disinsentif yaitu :
• Pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya
biaya yang dibutuhkan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan
akibat pemanfaatan ruang;
• Pembatasan penyediaan infrastuktur, pengenaan kompensasi, dan
Disinsentif dapat berupa pengenaan pajak yang tinggi karena
pemanfataan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang
melaui penetapan nilai jual objek pajak (NJOP) dan nilai jual kena
pajak (NJKP) sehingga pemanfaat ruang membayar pajak lebih tinggi.
Kemudian pemberian insentif juga bisa dilakukan antar pemerintah
daerah yang saling berhubungan. Pemberian insentif ini berupa
subsidi silang dari daerah yang penyelenggaraan penataan ruangnya
memberikan dampak kepada daerah yang dirugikan. Juga dapat
diberikan kepada swasta dalam hal pemerintah memberikan prefensi
kepada swasta sebagai imbalan dalam mendukung perwujudan
rencana tata ruang.
D. Pengenaan sanksi
Ketentuan mengenai pemberian sanksi diatur dalam Pasal 40 Undang
–Undang Nomor 26 Tahun 2007. Pengenaan sanksi merupakan tindakan
penertiban yang dilakukan terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai
dengan rencana tata ruang dalam peraturan zonasi. Dalam Undang –undang
Nomor 26 Tahun 2007 diatur 3 (tiga) macam pengaturan sanksi, yaitu :
Sanksi administratif, Sanksi pidana, dan Sanksi perdata.

184

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

185

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Peningkatan Kinerja Pelayanan Air Bersih


Oleh:
Cicu Fajriani 60800119004
Ika Wahdaniyah 60800119018
Alfiandi Akmal 60800119021

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan
program prioritas yang bertema Peningkatan kinerja pelayanan air bersih kabupaten
soppeng. Penulisan ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Studio
Perencanaan Wilayah.

Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Fadhil


Surur, ST., M.Si dan Bapak Khairul Sani Usman, ST., M. Si. selaku dosen mata kuliah Studio
Perencanaan Wilayah yang telah memberi arahan serta bimbingan. Kami menyadari bahwa
teknik penyusunan dan materi yang kami sajikan masih perlu banyak penyempurnaan
karena kesalahan dan kekurangan.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, 19 Juni 2021

Penulis

186

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ 186


DAFTAR ISI ........................................................................................................ 187
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 188
1. Latar Belakang ........................................................................... 188
2. Review Kebijakan Dan Literatur ................................................ 189
3. Metode Penelitian ..................................................................... 193
4. Kerangka Berpikir ...................................................................... 193
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 194
1. Umum………………………………………………………………………….…………194
2. Permasalahan yang dihadapi…………………………………………………..195
3. Analisis kebutuhan dan ketersediaan air………………………………….196
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 201
1. Kesimpulan ……………………………………………………………………………201
2. Rekomendasi…………………………………………………………………………..201
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………203

187

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Penyediaan infrastruktur air bersih merupakan salah satu tanggung jawab
pemerintah melalui penyelenggaraan SPAM oleh PDAM. PDAM dituntut untuk
meningkatkan pelayanannya untuk mencapai target 100% akses air minum di Indonesia.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran
dan industri terdapat pengertian mengenai air bersih yaitu air yang dipergunakan untuk
keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila
dimasak.
Sumber air merupakan tempat atau wadah air alami dan atau buatan yang terdapat
pada, di atas, ataupun dibawah permukaan tanah (UU No.7 Tahun 2004 tentang Sumber
Daya Air). Dalam memilih sumber air baku untuk air bersih, maka harus diperhatikan
persyaratan utama yang meliputi kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Beberapa sumber
air baku yang sering digunakan oleh masyarakat perdesaan dalam memenuhi kebutuhan
air bersihnya antara lain menggunakan air permukaan, mata air, dan air tanah.
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan yang sangat vital bagi semua manusia.
Karena segala aktivitas masyarakat di berbagai aspek kehidupan manapun memerlukan
air bersih. Tersedianya air bersih adalah mutlak untuk menunjang hidup yang sehat.
Apalagi di daerah perkotaan yang tingkat pertumbuhan penduduknya sangat tinggi
dirasakan semakin sulit untuk mendapatkan air bersih yang memenuhi syarat-syarat
kesehatan.
Tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan publik yang berkualitas,
berprosedur jelas, dilaksanakan dengan segera dan dengan biaya yang pantas, telah
terus mengedepan dari waktu ke waktu. Tuntutan ini berkembang seiring dengan
berkembangnya kesadaran bahwa warga negara dalam kehidupan bernegara bangsa
yang demokratik memiliki hak untuk dilayani. Adalah kewajiban pejabat-pejabat

188

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

pemerintahan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan tuntutan para warga itu.
Namun, perubahan-perubahan yang terjadi sepanjang era reformasi ini ternyata belum
sepenuhnya mengubah tatanan kehidupan masyarakat di bidang pelayanan publik.
Harapan masih sangat jauh bahwa warga masyarakat bisa memperoleh akses yang
lapang ke arah pelayanan yang baik dan berkualitas.
Permasalahan pemenuhan hajat hidup orang banyak yang selalu menjadi masalah
bagi pemerintah salah satunya adalah pelayanan air bersih. Air merupakan kekayaan
alam karunia Tuhan untuk umatnya. Dalam Pasal 33 ayat 3 Undang Undang Dasar 1945
diamanatkan bahwa penguasaan atas bumi, air dan serta kekayaan alam yang
terkandung didalamnya itu untuk dipergunakan sebesar-besarnya demi kemakmuran
rakyat. Penguasaan yang dimaksud tidak menempatkan Negara sebagai pemilik, tetapi
tetap pada fungsi-fungsi penyelenggaraan Negara. Air sebagai kebutuhan makhluk hidup
yang paling hakiki, termasuk manusia, tanaman dan hewan, oleh sebab itu air perlu
ditata penggunaannya agar memberikan manfaat bagi rakyatnya. Dalam jaringan
distribusi air, diperlukan suatu sistem yang terkoordinasi, baik antara para pelaku
maupun pembuat kebijakan di sektor perairan, dan jaminan perolehan air yang cukup.

B. Review Kebijakan dan Literatur


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Cakupan Pelayanan Air Bersih Penilaian kinerja
atau kualitas pelayanan PDAM kepada masyarakat di wilayah pelayanannya
menggunakan acuan berupa kriteria teknis pelayanan PDAM yakni :
a. Kualitas, harus memenuhi standar yang telah ditetapkan dalam Permenkes RI
No.492/Menkes/Per/IV/2010.
b. Kuantitas, memenuhi kebutuhan minimal untuk keperluan domestik sehari-hari.
c. Kontinuitas, harus dapat melayani masyarakat secara berkelanjutan dalam 24
jam..
Didalam Pedoman Penyusunan Coorporate Plan

189

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

PDAM, tingkat pelayanan PDAM ditentukan oleh berbagai faktor, yang dibagi
kedalam faktor internal dan eksternal (Wirdanaf, 2006). Faktor-faktor tersebut
adalah:
1. Faktor Eksternal, merupakan kondisi dan lingkungan usaha yang terdiri atas- -
• Pola ruang
• Kondisi sosial ekonomi penduduk, terdiri atas:
a. Jumlah dan distribusi penduduk
b. Pertumbuhan penduduk
c. Pendidikan
d. Mata pencaharian
e. Aktivitas dan distribusi kegiatan ekonomi
f. Tingkat penghasilan
g. Komposisi dan laju pertumbuhan PDRB
• Rencana tata ruang dan potensi perkembangan kota.
• Dukungan eksekutif dan legislatif
• Kebijakan sektoral dan regional pengelolaan sistem penyediaan air bersih.
• Kebijakan pemerintah dan lembaga keuangan internasional terkait
pendanaan infrastruktur.
• Pengaturan dan perlindungan sumber air baku.
• Perlindungan kosum
2. Faktor internal, yaitu kompetensi serta kapasitas sumber daya yang dimiliki
perusahaan, terdiri atas:
• Kondisi eksisting sistem:
a. Sumber air baku;
b. Pengolahan;
c. Sistem transmisi dan distribusi;
d. Tingkat kehilangan air (non revenue water),
• Detail engineering design, program pengembangan atau capital investment
program yang sudah disepakati dan/atau sedang berjalan
• Cakupan dan kondisi pelayanan.
190

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

• Tarif dan biaya pemasangan sambungan baru.


• Sistem akuntansi
• Fungsi pengelolaan
• Kondisi sumber daya manusia.
• Kondsi keuangan dan tingkat keuntungan .
Menurut Novianti dan Setiawan (2014) variabel yang mempengaruhi cakupan
pelayanan air bersih perpipaan di kelurahan/desa antara lain adalah:
• Luas permukiman
• Penghasilan penduduk
• Kepadatan penduduk
• Alokasi dana untuk infrastruktur air bersih
• Topografi
• Jarak lokasi produksi terhadap pemusatan penduduk
• Potensi air baku
• Distribusi permukiman
• Tarif
Dari sisi penyedipenyediaan, ketersediaan air bersih perpipaan dipengaruhi oleh
kapasitas pengolahan untuk memasok, menampung, mengolah, dan
mendistribusikan air kepada pelanggan. Hal ini lebih jauh lagi juga dipengaruhi
ketersediaan dana PDAM. Selain itu, ketersediaan air bersih perpipaan juga
dipengaruhi oleh ketersediaan air baku. Hal ini lebih jauh lagi juga dapat dipengaruhi
oleh perubahan guna lahan yang terjadi seiring dengan perkembangan wilayah.
Hubungan diantara berbagai faktor tersebutbersifat komplesk dan dinamis serta
saling mempengaruhi selanjutnya budiman (2012) menyatakan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi ketersediaan air bersih perpipaan antara lain adalah jumlah
penduduk, tarif air bersih, kapasitas terpasang, kehilangan air, dan kuantitas air baku

Berdasarkanperaruran daerah kabupaten soppeng nomor 8 tahun 2012tentang


rencana tata ruang wilayah kabupaten soppeng pasal 7 menyebutkan bahwa Salah
satu kebijakan penataan ruang ialah Peningkatan kualitas dan kapasitas infrastruktur
191

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

serta jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi


dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh daerah;
Rumusan strategi pengembangan sektor air bersih dispesifikkan ke dalam aspek
sosial, ekonomi dan lingkungan. Hal tersebut diharapkan akan menghasilkan dampak
positif dalam masing-masing aspek secara proporsional, berkelanjutan, dan
membawa peningkatan kesejahteraan (social benefit). Rumusan pada dasarnya
mendeskripsikan strategi pengelolaan sumberdaya air dari Le Moigne et al. (1994),
yang terdiri dua kegiatan penting yakni analisis sumberdaya air, yaitu mengkaji aspek
fisik dan faktor-faktor yang mempengaruhi sumberdaya air, dan pendefinisian
strategi, yaitu proses penetapan bentuk-bentuk pengelolaan sumberdaya air.

C. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kabupaten soppeng, jenis penelitian yang digunakan ialah
penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif, pengumpulan data
dalam penelitian ini diperoleh dari wabside resmi. dengan maksud memperoleh
gambaran yang lengkap mengenai implementasi pelayanan air bersih di wilayah
Kabupaten Soppeng

192

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

D. Kerangka Berpikir

KINERJA PELAYANAN AIR


BERSIH

KONDISI UMUM PERMASALAHAN ANALISIS KEBUTUHAN


YANG DIHADAPI PRASARANA DAIR MINUM

KESIMPULAN

REKOMENDASI

193

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

BAB II
Hasil dan Pembahasan

1. UMUM
PDAM Kabupaten Soppeng dalam memenuhi kebutuhan penduduk akan air
bersih, memanfaatkan mata air sebagai sumber air baku, yaitu mata air ompo
yang terletak di Kelurahan Ompo Kecamatan Lalabata untuk melayani kebutuhan
air bersih di 5 kecamatan, yaitu Kecamatan Lalabata, Marioriawa, Marioriwawo,
Donri-donri dan Lilirilau. Jumlah kapasitas produksi terpasang seluruhnya adalah
73,62 liter/detik, dengan sistem pengaliran secara gravitasi dan pompanisasi.
Seluruh kapasitas produksi yang ada telah tersalurkan seluruhnya, sehingga
dengan kapasitas produksi yang ada sudah pasti tidak memenuhi kebutuhan
konsumen. Walaupun saat ini sudah diupayakan pembagian kapasitas sumber
terhadap daerah pelayanan yang diperhitungkan kekurangan suplay air, namun
karena secara umum kebutuhan air jauh melebihi kapasitas produksi, maka
PDAM Soppeng tidak mampu memenuhi kebutuhan pelanggan. Kecamatan
marioriwawo merupakan wilayah yang mengalami kekurangan supplay air bersih
terbesar dari PDAM. Dari total penduduk sebesar 7.923 jiwa, hanya 654 jiwa
(8,25%) yang terpenuhi kebutuhannya. Kualitas sumber air baku pada dasarnya
relative baik namun dengan kapasitas produksi yang terbatas belum mampu
memenuhi kebutuhan. Untuk capaian kinerja air minum sesuai dengan SPM PU
(Permen PU No. 1 tahun 2014) capaian kinerja pelayanan untuk indikator tingkat
penyediaan air minum kabupaten adalah 21,47%. Target layanan air minum
belum bisa terpenuhi, termasuk kualitas air minum yang belum sesuai standar
yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. Pembiayaan yang selama ini
dilakukan adalah berasal dari APBD kabupaten. Oleh Karena itu karena masalah
air bersih merupakan masalah yang paling krusial di kota Watansoppeng maka
diharapkan akan lebih banyak bantuan dana maupun dana sharing dari APBD
Provinsi dan APBN

194

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Gambar 1. Peta Sumber mata air ompo

2. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI


Pada pelayanan air minum Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) Soppeng
mengalami beberapa permasalahan yaitu:
1. Dari teknik system yang ada saat ini, jumlah kapsitas terpasang adalah
295 L/det, sedangkan jumlah kapsitas yang dioperasikan adalah sebesar
140 L/det. Besarnya selisih antara kapasitas terpasang dengan kapasitas
yang dioperasikan sebesar 155 L/Det karena penurunan debit,
sedimentasi dan masalah teknis lainnya,
2. Waktu operasional (distribusi) belum dilakukan 24 jam per harikarena
masih dilakukan pembagian distribusi ke pelanggan secara begilir dengan
jumlah tertentu.
3. Peningkatan jumlah pelanggan, dari tahun ke tahun dimana pada tahu
2010 sebesar 1.002.359 m3 pada tahun 2010 menjadi 1.004.096 m3 pada
tahun 2011.
4. Jumlah kehilangan air pada tahun 2011 (35,49%) masih cukup tinggi.
5. Masalah sumber air baku.
6. Masalah jaringan pipa transmisi dan distribusi (7) Aspek manajemen dan
keuangan.

195

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

3. ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AIR BERSIH

Untuk menentukan kebutuhan air bersih pada masa mendatang pada setiap
zona perlu terlebih dahulu diperhatikan keadaan penduduk yang ada pada saat
ini dan proyeksi jumlah penduduk pada masa mendatang. Dalam perencanaan
proyeksi jumlah penduduk ini direncanakan sampai 10 tahun yang akan datang
terhitung dari tahun 2020 sampai tahun 2030. Data jumlah penduduk yang
digunakan untuk menghitung rerata pertumbuhan penduduk adalah data jumlah
penduduk masing - masing Kecamatan di Kabupaten Soppeng dari tahun 2020.
Berdasarkan hasil proyeksi, jumlah penduduk pada setiap kecamatan untuk
10 tahun kedepan di tahun 2030 di Kabupaten Soppeng dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.

Tabel 1. Hasil Proyeksi penduduk Kab.Soppeng tahun 2020-2030


N0 Kecamatan Jumlah
penduduk
1. marioriwawo 52.056
2. Lalabata 52.556
3. Liliriaja 30.355
4. Ganra 12.362
5. Citta 8.689
6. Lilirilau 40.826
7. Donri – donri 25.797
8. Marioriawa 31.336
Jumlah 253.957

Sebelum menganalisis ketersediaan air bersih yang ada, terlebih dahulu


dilakukan proyeksi kebutuhan air bersih jumlah pelanggan PDAM yang harus
dilayani sampai dengan tahun yang direncanakan. Berikut contoh perhitungan

196

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

proyeksi kebutuhan air bersih untuk Desa Setanggor Kecamatan Sukamulia tahun
rencana 2025.

Diketahui :
a. Jumlah penduduk tahun 2030 : 253.957
b. Cakupan pelayanan : 90%
c. Penduduk terlayani : 228.561
d. Target pelayanan : 100%
e. Pemakaian air (SR) : 100 liter/orang/hari
f. Konsumsi non domestic : 15-30%
g. Kehilangan air : 20%
h. Faktor air maksimum : 1,1

Sehingga:
a. Kebutuhan domestic (SR)
qD = JP x (pl%) x S
= (c) x (d) x (e)
= 228.561 x 90% x 100
= 20.570.490 liter/orang/hari
= 238,084 liter/detik
b. Kebutuhan non domestic
qnD = (nD%) x qD
= (g) x c
= 20% x 238,084
= 47,616 liter/detik
c. Kebutuhan air total
qT = qD+ qnD
=a+b
= 238,084 + 47,616
= 285,7 liter/detik

197

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

d. Kehilangan air
qHL = qT x (Kt%)
= c x (g)
= 285,7 x 20%
= 57,14 liter/detik
e. Kebutuhan air rata – rata
qRH = qT+ qHL
=c+d
= 285,7 + 57,14
= 342,84 liter/detik
f. Kebutuhan air maksimum
Qm = qRH x F
= e x ( h)
= 342,84 x 1,1
= 377,124 liter/detik

Adapun hasil perhitungan proyeksi kebutuhan air Kabupaten Soppeng dari


tahun 2015 – 2025 dapat dilihat pada tabel 2.

198

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Tabel 2. Proyeksi Kebutuhan air bersih kabupaten Soppeng

No Uraian Tahun

Satuan 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030

1 Pelayanan penduduk

Jumlah penduduk Jiwa 226.770 226.990 236.719 238.281 239.854 241.437 243.030 244.634 246.249 247.874 253.957

Cakupan pelayanan (%) 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90% 90%

Penduduk terlayani Jiwa 204.093 204.291 213.047 214.453 215.867 217.293 218.727 220.171 221.624 223.087 228.561

2 Domestik

Sambungan rumah

Tingkat pelayanan (%) 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Penduduk terlayani Jiwa 204.093 204.291 213.047 214.453 215.867 217.293 218.727 220.171 221.624 223.087 228.561

Pemakaian air Lt/org/ 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
hr
Kebutuhan air Lt/dt 212,59 212,80 221,92 223,38 224,86 226,34 227,84 229,34 230,85 232,38 238,08

3 Non domestik (20%) Lt/dt 42,51 42,56 44,38 44,67 44,97 45,26 45,56 45,86 46,17 46,45 47,61

4 Lt/dt 51,02 51,07 53,26 53,61 53,96 54,32 54,68 55,04 55,40 55,76 57,13
Kehilangan air (20%)
5 Kebutuhan air rata-rata Lt/dt 306,12 306,43 319,56 321,66 323,79 325,92 328,08 330,24 332,42 334,59 342,82

6 Kebutuhan air Lt/dt 336,732 337,073 351,516 353,826 356,169 358,512 360,888 363,264 365,662 368,049 377,102
maksimum
199

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Untuk analisis ketersediaan air bersih sampai dengan tahun 2030 dilakukan
dengan membandingkan debit potensi setiap sumber mata air yang dimanfaatkan
saat ini dengan debit yang dibutuhkan sampai tahun 2030 sesuai dengan hasil
perhitungan.
Dengan menjumlahkan kebutuhan air bersih dari wilayah Kabupaten Soppeng
pada tahun 2030 ( 238,08 lt/dt) dengan wilayah yang satu penggunaan air bersih
pada tahun 20230 ( 47,61 lt/dt) , maka didapatkan total kebutuhan air bersih yaitu
sebesar 285,69 lt/dt. Dengan membandingkan kebutuhan dengan ketersediaan air
yang ada, dapat diketahui bahwa jumlah ketersediaan sumber air saat ini yaitu 73,62
lt/detik tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan wilayah Kabupaten Soppeng
sampai dengan tahun 2030

200

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Dalam memenuhi kebutuhan penduduk akan air bersih PDAM kabupaten
soppeng memanfaatkan mata air ompo sebagai sumber air baku, dengan kapasitas
produksi yang terbatas sehingga sudah pasti tidak memenuhi kebu
tuhan konsumen. Walaupun saat ini sudah diupayakan pembagian kapasitas
sumber terhadap daerah pelayanan yang diperhitungkan kekurangan supply air,
namun karena secara umum kebutuhan air jauh melebihi kapasitas produksi, maka
PDAM Soppeng tidak dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Pendanaan melalui
APBN murni seperti pembangunan SPAM IKK, SPAM Perdesaan dan penyehatan
PDAM. Untuk capaian kinerja air minum sesuai dengan SPM PU (Permen PU No. 1
tahun 2014) capaian kinerja pelayanan untuk indikator tingkat penyediaan air
minum kabupaten adalah 21,47%. Target layanan air minum belum bisa terpenuhi,
termasuk kualitas air minum yang belum sesuai standar yang ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan.

2. REKOMENDASI
Dari permasalahan yang ada tersebut diatas maka beberapa rekomendasi yang
dapat diberikan yaitu:
a. Perencanaan teknis yang lebih komprehensif, efektif, efisien dan
berkesinambungan misalnya me-review kembali perencanaan teknis kebutuhan
air bersih kota Watansoppeng sehingga faktor kehilangan air (UFW) lebih dapat
dikendalikan

201

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

b. Membuat perencanaan teknis berupa Rencana Induk Kota / Master Plan /


Outline Plant
c. Memperbaiki seluruh jaringan pipa sampai sambungan rumah ( SR ) termasuk
meteran konsumen
d. Mengoptimalkan fungsi-fungsi reservoir yang ada di kota Watansoppeng dengan
membangun, merehabilitasi dan merawatnya
e. Mencari sumber air yang baru yang dapat mencukupi kebutuhan air masyarakat
kota Watansoppeng misalnya dengan membuat bendung Lawo sebagai alternatif
perencanaan sumber air

202

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

DAFTAR PUSTAKA

https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2005/16TAHUN2005PP.HTM

https://media.neliti.com/media/publications/40088-ID-implementasi-kebijakan-pelayanan-air-bersih-
wilayah-perkotaan-berbasis-kerja-sam.pdf

http://conference.unsri.ac.id/index.php/uniid/article/view/612

https://www.bappenas.go.id/files/2013/5228/1645/iwan__20091015121421__2325__0.doc

https://pupr.soppengkab.go.id/wp-content/uploads/2018/12/RENSTRA-PUPR_2016-2021.pdf

https://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCRPIJM_1480560456BAB_I
V_RPIJM__fix

203

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
STRATEGI PENGEMBANGAN PEMANDIAN AIR PANAS LEJJA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Oleh:
Nini Silvia 60800119009
Linda 60800119012

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan
program prioritas yang bertema Pengembangan Infrastruktur Berbasis Komoditi Unggulan
Pertanian Di Kabupaten Soppeng. Penulisan ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Studio Perencanaan Wilayah.

Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Fadhil


Surur, ST., M.Si dan Bapak Khairul Sani Usman, ST., M. Si. selaku dosen mata kuliah Studio
Perencanaan Wilayah yang telah memberi arahan serta bimbingan. Kami menyadari bahwa
teknik penyusunan dan materi yang kami sajikan masih perlu banyak penyempurnaan
karena kesalahan dan kekurangan.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, 19 Juni 2021

Penulis

204

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ 204


DAFTAR ISI ........................................................................................................ 205
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 206
1. Latar Belakang.......................................................................... 206
2. Review Kebijakan Dan Literatur ............................................... 207
3. Metode Penelitian ................................................................... 208
4. Kerangka Berpikir ..................................................................... 209
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 210
1. Faktor-Faktor Pendorong Pengembangan Objek Wisata…………210
2. Faktor-Faktor Penghambat Pengembangan Objek Wisata……….210
3. Potensi Objek Wisata Pemandian Air Panas Lejja di Lihat dari
Pendekatan 4A……………………………………………………………………….211
4. Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi Pengembangan Objek
Wisata Pemandian Air Panas Lejja…………………………………………217
5. Strategi Pengembangan Objek Wisata PemandianAir Panas Lejja Oleh
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Soppeng……….218
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 219
Kesimpulan dan Saran ..................................................................... 219
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………..220

205

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pemanfaatan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya secara lestari
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan pengelolaan kawasan konservasi.
Bentuk pemanfaatan sumber daya alam hayatidan ekosistemnya sebagai salah satu
objek dan daya tarik wisata alam menjadi trend upaya pemanfaatan yang diyakini akan
lebih mampu menjaga kelestarian alam dibandingkan bentuk pemanfaatan kayu dan
non kayu lainnya.Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya pun mengamanatkan kawasan pelestarian
alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi dan dimanfaatkan
untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,
pariwisata dan rekreasi.
Wisatawan yang pada umumnya berasal dari kota, menginginkan suasana baru di
pedesaan atau di alam yang jauh dari kebisisngan dan hiruk pikuk kehidupan kota,
melakukan perjalanan-perjalanan yang bermakna dengan melihat daerah atau wilayah
yang suasananya berbeda dengan tempat asalnya yang memungkinkan wisatawan
mengalami kepuasan dan pengayaan wawasan. Hingga saat ini destinasi wisata andalan
di Kabupaten Soppeng hampir semua hanya menawarkan satu model atraksi pariwisata
di antaranya permandian alam Lejja yang menawarkan permandian alam air panas,
museum presejarah calio, rumah adat sao mario, maupun villa yuliana yang mengankat
tema wisata budaya.
Objek Wisata yang sering dikunjungi wisatawan diantaranya berupa wisata satwa,
sejarah, alam, agrowisata, cagar bydaya dan agama. Tetapi Kabupaten Soppeng di
Dominas oleh Objek Wisata alam dan Sejarah yang tersebar di 8 Kecamatan yang ada di
Kabupaten Soppeng diantaranya Appejenge, Goa Codong Citta, Kompleks Istana Datu,
Lereng Hijau Bulu Dua, Makam Jera Lompoe, Makam Petta Bulu Matanre, Makam Syekh
Abd.Majid, Museum Situs Calio, Panorama Alam Danau Tempe, dan Permandian Air
Panas Lejja.

206

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Dalam rangka meningkatkan pendapatan asli retribusi wisata serta mewujutkan


kesejahteraan rakyat dalam hal perekonomian maka pemerintah sebagai penyelenggara
pemerintahan dan pembangunan dalam hal ini Dinas Pariwisata Kepemudaan dan
Olahraga harus berperan penting dalam menggali dan mengembangkan potensi-potensi
daerahnya disektor pariwisata, karena tidak dapat dipungkiri bahwa Kabupaten
Soppeng adalah salah satu kabupaten yang berada di Sulawesi Selatan sebagai daerah
dengan sumberdaya alam dan budaya yang khas. Keindahan kota dengan ribuan
kelelawar yang bergelantungan di pohon jantung pusat Kota Watansoppeng merupakan
daya tarik tersendiri sehingga wisatawan lokal maupun mancanegara memberikan
julukan Watansoppeng sebagai Kota Kelelawar.

B. Review Kebijakan dan Literatur


Pengembangan pariwisata memanfaatkan semua sumberdaya yang ada
merupakan hal yang sangat penting untuk mewujudkan wisata yang berkelanjutan.
Pemanfaatan sumberdaya adalah lingkungan objek wisata, keanekaragaman hayati dan
nilai-nilai budaya masyarakat yang ada disekitar kawasan(Doosti et al,2015).

Suwena dan wiyatjama (2010) menuliskan daerah tujuan wisata (DTW)


merupakan tempat segala kegiatan pariwisata bisa dilakukan dengan tersedianya segala
fasilitas dan atraksi untuk wisatawan. Dalam mendukung daerah tujuan wisata, perlu
ada unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna wisatawan bisa tenang, aman,
dan nyaman berkunjung. Semua ini sangat penting dalam meningkatkan pelayanan bagi
wisatawan sehingga wisatawan bisa lebih lama tinggal di daerah yang dikunjungi.
Menurut Suwena dan Wiyatmaja (2010), umumnya daya tarik suatu objek wisata
berdasarkan pada:

1. Adanya sumberdaya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan
bersih.
2. Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk mengunjunginya.
3. Adanya ciri khusus/prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang hadir.
4. Objek wisata alam mempunyai daya tarik tinggi karna keindahan alam pegunungan,
sungai, dan lain-lain.

207

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

5. Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus
dalam bentuk atraksi kesenian, upacara adat, bangunan bersejarah dan lain-lain.

Cooper et al. (1993) dalam Suwena et al. (2010)menyebutkan untuk dapat


memenuhi kebutuhan dan pelayanan tersebut, daerah tujuan wisata harus didukung
oleh keempat komponen utama atau yang dikenal dengan istilah “4A” yaitu:

a) Atraksi (attraction)
b) Amenitas (amenity)
c) Aksessibilitas (accessibility)
d) Pelayanan tambahan (ancillary services).

C. Metode Penelitian
Penelitian dilakukan di Kabupaten Soppeng, Provinsi Sulawesi Selatan pada
tanggal 17 April sampai 22 April. Penelitian ini menggunakan metode kuanlitatif
evaluatif yaitu dengan penilaian berdasarkan pada pedoman penilaian potensi wisata
alam yang diterbitkan oleh Direktorat Bina Pelestarian Alam (Dirjen PHKA, 1994).Dalam
penelitian ini data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder.
Data sekunder bersumber dari studi pustaka, dinas/instansi terkait. Untuk data
primer digunakan metode survey, dengan cara observasi lapangan . Unsur-unsur yang
akan dievaluasi meliputi aspek daya tarik obyek wisata, kondisi fisik objek wisata seperti
sarana dan prasarana penunjang, aksessibilitas, aspek sosial masyarakat dan hubungan
antar objek wisata.
Analisis Deskriptif merupakan proses penggambaran daerah penelitian. Data
yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisa dengan metode analisis deskriptif, untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada kaitannya dengan
masalah yang diteliti. Setelah dilakukan analisis deskriptif kemudian dianalisis dengan
menggunakan Analisis SWOT.
Menurut Sondang P. Siagian (1998:172) SWOT merupakan akronim untuk kata
Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunities (Peluang) dan Threats
(Ancaman). Dari analisis ini akan ditarik kesimpulan bagaimna strategi pengembangan
objek wisata Pemandian Air Panas Lejja dalam meningkatkan jumlah kunjungan

208

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

wisatawan di Kabupaten Soppeng. Tujuan dari perumusan analisis SWOT adalah untuk
mengelompokkan masalah dan memudahkan pendekatan secara strategis.

Tabel 1. Matriks Stengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threaths (SWOT)

IFAS
STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)
EFAS Tentukan 5-10 faktor-faktor Tentukan 5-10 faktor-
Kekuatan Internal faktor Kelemahan Internal
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
Tentukan 5-10 faktor- Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
faktor Peluang menggunakan kekuatan untuk meminimalkan kelemahan
Eksternal memanfaatkan peluang untuk memenfaatkan
peluang
THREATS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
Tentukan 5-10 faktor- Ciptakan strategi yang Ciptakan Strategi yang
faktor Ancaman menggunakan kekuatan untuk menimalkan kelemahan-
Eksternal mengatasi ancaman kelemahan dan
menghindari ancaman

(2) Kerangka Berpikir

209

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

BAB II

Hasil dan Pembahasan


Pemandian Air Panas Lejja terletak di Desa BuluE, Kecamatan Marioriawa,
Kabupaten Soppeng dengan batas kawasan Sebelah Utara Kampong Lejja, Sebelah
Selatan Kampong DataE, Sebelah Barat Gunung Pangesoren, Sebelah Timur Desa BuluE
atau Kampong Galung Kalunge. Dan berjarak sekitar 49 km sebelah utara Kota
Watansoppeng atau sekitar 14 km dari Ibu Kota Kecamatan Marioriawa. Untuk menuju
objek wisata ini, dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan roda 2 dan roda 4
dengan rute perjalanan Makassar-Soppeng-Desa BuluE. Jarak sekitar 175 km dengan
waktu tempuh 4 jam melalui jalan aspal. Daerah ini mempunyai ketinggian antara 239-
398 m di atas permukaan laut dengan keadaan sumber air pada kawasan ini dijumpai
aliran air permukaan (Sungai Mario) dan aliran air bawah tanah. Tipe ekosistem di
kawasan ini adalah hutan hujan tropis daratan rendah.

Faktor-Faktor Pendorong Pengembangan Objek Wisata

1. Fasilitas Sarana dan Prasarana yang Memadai.


Keindahan alam tercermin dari sumber air panas yang melimpah serta
pepohonan yang rindang di sekitar objek wisata merupakan daya tarik tersendiri
bagi wisatawan. Selain itu adanya atraksi fauna langka seperti monyet/kera diatas
pohon yang dapat disaksikan oleh pengunjung objek wisata Pemandian Air Panas
Lejja.
2. Suasana Objek Wisata dengan Kenyamanan yang Bagus.
Apabila masuk ke kawasan objek wisata maka kita akan diberikan
pemandangan yang indah seperti pemandangan hutan belukar yang ditumbuhi
berbagai macam pohon yang menjulang tinggi yang dapat melindungi pengunjung
dari sengatan sinar matahari.
3. Beragam Atraksi Wisata
Adapun keunikan dari Pemandian Air Panas Lejja yaitu adanya mitos-mitos
yang berkembang di masyarakat sekitar objek wisata yang dapat menarik wisatawan
untuk datang berkunjung.
210

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

4. Masyarakat Sekitar
Masyarakat sekitar mempunyai peranan yang sangat penting khususnya di
objek wisata permandian alam ini. Selain untuk untuk memberikan pelayanan
kepada wisatawan yang berkunjung, adat istiadat atau budaya masyarakat sekitar
objek wisata juga dapat menarik kunjungan wisatawan.
5. Sumber Air Panas yang Sangat Melimpah
Pemandian Air Panas Lejja mempunyai sumber mata air panas yang jernih
dan melimpah. Suhu airnya mencapai 500 Celcius, ditambah kandungan sulfur
dengan kadar belerang mencapai 1,5 persen.
6. Pemandangan Alam yang Indah
Keindahan alam dari sumber air panas yang melimpah serta pepohonan yang
rindang di sekitar objek wisata merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Selain itu adanya atraksi fauna langka seperti monyet/kera diatas pohon yang dapat
disaksikan oleh pengunjung objek wisata Pemandian Air Panas Lejja.

Faktor-Faktor Penghambat Pengembangan Objek Wisata


1. Program Pengembangan Objek Wisata yang Masih Sederhana.
Pengembangan pada objek wisata Pemandian Air Panas Lejja masih
sederhana. Hal ini dapat dilihat dari perkembangannya, dimana beberapa tahun
terakhir objek wisata ini seperti tidak ada perubahan dari sebelumnya. Sehingga
wisatawan berpikir untuk apa datang berkali-kali ke objek kalau hanya itu-itu saja
yang dari dulu dapat dilihat dan tidak ada perubahannya sampai sekarang.
2. Lokasi Jauh dari Pusat Kota.
Letak objek wisata Pemandian Air Panas Lejja jauh dari pusat kota Kabupaten
Soppeng. Untuk mencapai objek wisata Pemandian Air Panas Lejja harus menempuk
jarak 49 km dengan jalanan yang berliku dan terjal
3. Susahnya Jaringan Telekomunikasi
Salah satu sarana penting yang berkaitan dalam pengembangan objek wisata
adalah adanya jaringan komunikasi. Akan tetapi dalam objek wisata Pemandian Air
Panas Lejja wisatawan sangat susah untuk mendapatkan jaringan. Banyak

211

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

pengunjung yang enggan tinggal lama-lama atau bahkan sampai bermalam


dikarenakan akses jaringan yang susah didapatkan.
4. Keterbatasan Anggaran
Anggaran dana pengembangan dan pembangunan Pemandian Air Panas Lejja
masih mengandalkan dana APBD. Keterbatasan APBD membuat pembangunan dan
pengembangan objek wisata Pemandian Air Panas Lejja tersendat. Hal ini
dibenarkan oleh Pak Zainal selaku Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Soppeng.
5. Objek Wisata Masuk dalam Kawasan Hutan Konservasi.
Objek wisata ini berada pada kawasan Hutan Konservasi KSDA (Konservasi
Sumber Daya Alam). Jadi dalam pengembangannya Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Soppeng harus meminta izin pada Menteri Kehutanan apabila
ingin membangun suatu fasilitas wisata di Pemandian Air Panas Lejja yang berada di
kawasan KSDA.
6. Kurangnya Tenaga Kerja Profesional dalam Pengelolaan Objek Wisata.
Pengelolaan objek wisata Pemandian Air Panas Lejja masih terlihat kurang
profesional. Hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya kuantitas maupun kualitas
dari tenaga kerja yang ada sehingga mereka kurang menguasai permasalahan.
7. Keadaan Jalan yang Kurang Baik.
Kondisi jalanan yang kurang baik mengakibatkan banyaknya pengunjung yang
merasa keresahan. Akibatnya banyak masyarakat maupun wisatawan yang malas
untuk melakukab kunjungan wisata ke tempat tersebut.

Potensi Objek Wisata Pemandian Air Panas Lejja di Lihat dari Pendekatan 4A.

Adapun hasil dari analisa di objek Wisata Pemandian Air Panas Lejja berdasarkan
metode pendekatan 4A adalah sebagai berikut :

1. Atraksi (Attraction )
Objek wisata Pemandian Air Panas Lejja merupakan objek wisata alam yang masih
alami serta memiliki sumber air panas yang melimpah. Atraksi wisata terdiri dari 2
yaitu :
212

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

a. Site Attraction/Natural Amenities. Adapun atraksi alami semenjak objek wisata


Pemandian Air Panas Lejja ada seperti air panasnya yang dipercaya dapat
menyembuhkan penyakit rematik dan gatal-gatal, hutan dengan pohon-pohon
yang menjulang tinggi, adanya fauna langka seperti monyet/kera.
b. Event Attraction/Man Made Supply. Adapun atraksi objek wisata Pemandian
Air Panas Lejja setelah ada campur tangan manusia yaitu terbagi atas 3 unsur
antara lain:
c. Sejarah (historical): adanya kuburan orang-orang belanda, sumur jodoh serta
mitos-mitos yang berkembang di masyarakat sekitar objek wisata.
d. Budaya (cultural): pesta rakyat setiap 1 tahun sekali dilaksanakan yang sering
disebut dengan pattaungeng, acara tradisional seperti mappadendang/sere
serta ritual yang dilakukan dengan meletakkan sesajian di pusat keluarnya
sumber air panas.
e. Agama (Religious) : Musholla.
2. Aksesbilitas (Accessibility )
Adapun deskripsi mengenai segi aksesibilitas di lokasi objek wisata Pemandian Air
Panas Lejja.
a. Objek Wisata Permandian Air Panas Lejja di Desa Bulue Kecamatan Marioriawa
Kabupaten Soppeng Provinsi Sulawesi Selatan.
b. Jarak Tempuh Objek Wisata Permandian Air Panas Lejja dari Pusat Kota sekitar
49 km. sebelah utara Kota Watansoppeng atau sekitar 14 km dari ibu kota
Kecamatan Marioriawa.
c. Kondisi jalan menuju Objek Wisata Permandian Air Panas Lejja, akses jalannya
sudah diaspal ha;lus, hanya saja masih ada jalanan yang berlubang.
d. Sarana transportasi menuju objek wisata permandian air panas lejja
menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil dan motor
e. Tanda lalu lintas dan petunjuk arah menuju objek wisata (sign road) permandian
air panas lejja dibuat oleh Disbudpar dan Mahasiswa.
3. Amenitas (Amenity)

213

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Adapun amenitas yang berada di objek wisata Pemandian Air Panas Lejja di
Kabupaten Soppeng dengan kriteria-kriteria fasilitas yang ada.

NO Sarana Ada/Tidak Jumlah Keterangan


Ada
1 Penginapan Ada Disbudpar: 9 Villa 1 Kondisinya
Baruga Wisata masih
Dishut : 4 Villa 1 Baruga terbilang
bagus, dan
fasilitasnya
yang lengkap
2 Rumah Makan Ada Kantin : 1 Kantin milik
Pedagang Kaki Lima : 40 Disbudpar,
PKL menjual
makanan dan
minuman
ringan.
3 Area Parkir Ada 2 Area parkeir
masih bisa
terbilang
kurang karena
banyaknya
wisatawan
yang datang
berkunjung.
4 Toilet Ada 6 Kondisinya
Kamar Ganti 14 yang kurang
baik dan ada
beberapa yang
rusak.
5 Air Bersih Ada Setiap villa dan toilet Airnya bersih,
tersedia air bersihnya jernih dan
hangat.
6 Penerangan/Listrik Ada Setiap villa ada Listriknya
penerangannya sekitar 15 bersumber
villa dari PLN.
7 Jasa Angkutan Tidak Ada - Harus
menggunakan
kendaraan
pribadi.
8 Hiburan Ada - Tari-tarian dan
music yang
diputar di
sekitar objek.
214

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

9 Keamanan Ada Polsek, Satpol PP, Dishub, Saling bekerja


Dishut, dan Disbudpar sama dalam
menjaga
keamanan
khususnya
pada hari libur.
10 Tempat Sampah Ada Kurang lebih ada 30 buah Kondisi baik
Sumber : Hasil Penelitian

4. Aktivitas (Aktivity )
Objek wisata Pemandian Air Panas Lejja menyuguhkan berbagai keelokan
suasana alam yang masih alami. Hal ini menjadikan wisatawan yang berkunjung dan
masyarakat sekitar untuk melakukan aktifitas.
a. Aktivitas Wisatawan.
1. Jalan-jalan kehutan sambil menikmati panorama alam Pemandian Air Panas
Lejja.
2. Berendam di kolam renang yang airnya hangat serta bisa menyembuhkan
penyakit rematik dan gatal-gatal.
3. Melihat adat istiadat/ budaya masyarakat sekitar objek wisata.
4. Menikmati hidangan makanan di warung tradisional sekitar objek.
5. Belanja souvenir khas Lejja seperti baju yang bertuliskan Lejja, serta makanan
dan minuman yang diperlukan selama tinggal.
6. Melihat langsung sumber air panas Lejja.
7. Berkunjung ke sumur jodoh dan menggantung harapan lewat botol-botol
plastik (mitos).
b. Aktivitas Masyarakat.
1. Berdagang atau menjual kebutuhan wisatawan seperti makanan dan
minuman, madu asli Lejja serta souvenir khas Lejja seperti baju yang
bertuliskan Lejja.
2. Penyewaann ban untuk para wisatawan.
3. Melaksanakan acara-acara tradisional seperti pattaungeng dan
mappadendang.

215

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

4. Memanfaatkan air yang bersumber dari Pemandian Air Panas Lejja untuk
mengairi sawah masyarakat disekitar objek wisata.

Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi Pengembangan Objek Wisata


Pemandian Air Panas Lejja.

Dalam menyusunan strategi pengembangan objek wisata Pemandian Air Panas


Lejja dilakukan analisis SWOT terlebih dahulu untuk mengidentifikasi faktor
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada.

Tabel 2. Matriks Faktor Internal dan Faktor Eksternal Objek Wisata Pemandian Air
Panas Lejja

FAKTOR INTERNAL
KEKUATAN (STRENGTHS)
1. Panorama alam yang indah, alami, dan masih terjaga
2. Sumber air panas yang memadai
3. Penduduk sekitar objek wisata
4. Keamanan yang sangat baik
5. Memiliki pertunjukan wisata yang beragam
6. Fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung
Kelemahan
1. Jaringan telekomunikasi yang tidak mendukung
2. Pengenalan wisata yang masih kurang
3. Fasilitas jalan yang kurang mendukung
4. Tempat objek wisata jauh dari pusat kota
5. Lokasi objek wisata yang masuk dalam kawasan lindung
6. Kurangnya anggaran untuk biaya fasilitas sarana dan
prasana
7. Minimnya tenaga kerja yang andal yang mengelola
tempat wisata.
Sumber : Diolah Penelitian, 2015

Dari hasil analisa di atas tentang uraian terhadap kajian aspek lingkungan
internal maupun eksternal tersebut, maka terdapat beberapa indicator yang
216

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

mempengaruhi dan menghambat dalam usaha mencapai tujuan. Sehingga secara


keseluruhan dapat ditarik langkah-langkah dalam menanggulangi masalah atau
hambatan yang negatif terhadap pengembangan objek wisata serta untuk
penciptaan strategi pengembangan potensi objek wisata dalam meningkatkan
kunjungan wisatawan. Dan dari analisis SWOT tersebut akan menghasilkan 4
kemungkinan strategi alternatif yaitu:

1. Strategi SO (Strength and Opportunities), yaitu strategi yang mengoptimalkan


kekuatan untuk memanfaatkan peluang
2. Strategi WO (Weaknesses and Opportunities), yaitu strategi yang
meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang.
3. Strategi ST (Strength and Threats), yaitu strategi yang menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman.
4. Strategi WT (Weaknesses and Threats), yaitu strategi yang meminimalkan
kelemahan (weaknesses) dan menghindari ancaman (threats).
Strategi Pengembangan Objek Wisata PemandianAir Panas Lejja Oleh Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Soppeng.
1. Menjalin hubungan kerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk perkembangan
objek wisata Pemandian Air Panas Lejja, adapun pihak-pihak yang dimaksud yaitu
:
a. Menjalin hubungan kerjasama dengan Menteri Kehutanan selaku pemilik
kawasan Hutan Konservasi tempat objek wisata Pemandian Air Panas Lejja
berada agar lebih mempermudah dalam pengembangan objek wisata
kedepannya. Menurut Pak Zainal selaku sekretaris Disbudpar Kabupaten
Soppeng bahwa kedepannya akan ada kontrak kerjasama antara Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Soppeng dengan Menteri Kehutanan
dalam hal ini KSDA (Konservasi Sumber Daya Alam) Provinsi Sulawesi Selatan.
b. Menjalin hubungan kerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk
perbaikan jalan menuju Pemandian Air Panas Lejja agar memudahkan
wisatawan untuk mencapai objek.

217

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

c. Menjalin hubungan kerjasama dengan TELKOMSEL untuk pembangunan


tower agar memudahkan wisatawan dalam mengakses jaringan komunikasi di
objek wisata Pemandian Air Panas Lejja.
2. Meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata Pemandian Air Panas Lejja.
Menurut Kepala Dinas, Sekretaris dan Kabid Pengembangan Kepariwisataan
Kabupaten Soppeng bahwa untuk pengembangan objek wisata Pemandian Air
Panas Lejja adapun program-program pengembangan yang akan dilakasanakan
yaitu :
• Jalan Lingkar di sekitar objek akan dibenahi.
• Perbaikan dan Perluasan Tempat Parkir.
• Pembangunan Gazebo dan Tempat Ibadah (Musholla / Masjid).
• Perbaikan kolam berendam dan pembangunan kolam pemandian khusus
anak-anak.
• Pemeliharaan fasilitas villa dan gazebo.
• Perbaikan toilet/wc.
• Perbaikan kamar ganti pakaian.
• Perbaikan papan seluncuran.
• Pembuatan Tempat Penampungan Sampah (TPS).

218

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di objek wisata Pemandian Air Panas
Lejja dan hasil wawancara dengan beberapa informan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :

1. Faktor Pendorong Pengembangan Objek Wisata Pemandian Air Panas Lejja


yaitu : Panorama alam yang indah, sejuk dan masih asli/alami, Sumber air
panas yang melimpah, Kondisi keamanan yang baik, Masyarakat sekitar objek
wisata, Fasilitas sarana dan prasarana yang memadai, Memiliki atraksi wisata
yang beraneka ragam dan Suasana objek wisata yang memberikan
kenyamanan.
2. Faktor Penghambat Pengembangan Objek Wisata Pemandian Air Panas Lejja
yaitu : Keterbatasan anggaran untuk biaya sarana dan prasarana objek
wisata, Kurangnya tenaga kerja profesional dalam pengelolaan objek wisata,
Promosi objek wisata yang masih kurang, Keadaan jalan yang kurang baik,
Lokasi jauh dari pusat kota, Program pengembangan objek wisata yang masih
sederhana, Jaringan telekomunikasi susah, Objek wisata masuk dalam
kawasan hutan konservasi/lindung.
3. Strategi Pengembangan Objek Wisata Pemandian Air Panas Lejja Dalam
Meningkatkan Kunjungan Wisatawan yaitu : Meningkatkan promosi
mengenai objek wisata Pemandian Air Panas Lejja melalui berbagai media
baik media cetak maupun elektronik dengan meningkatkan kuantitas dan
kualitas materi promosi untuk menarik wisatawan pada umumnya dan secara
khusus untuk menarik investor; Memperbaiki, memelihara dan meningkatkan
sarana dan prasarana serta infrastruktur yang menunjang sehingga menarik
dan memberikan kenyamanan bagi pengunjung; Menjalin hubungan
kerjasama dengan pihak-pihak terkait seperti investor sehingga anggaran

219

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

dana yang awalnya kurang dari pemerintah daerah dapat teratasi. Selain
menjalin kerjasama dengan investor juga sangat penting menjalin kerjasama
dengan pelaku-pelaku pariwisata salah satunya Travel Agent yang dapat
membantu dalam mendatangkan wisatawan lokal maupun wisatawan asing;
Dalam pengembangannya objek wisata Pemandian Air Panas Lejja tetap
harus memperhatiakan keaslian daya tariknya.

Adapun beberapa rekomendasi yang dapat diajukan berdasarkan hasil penelitian ini
adalah :

1. Dalam mengembangkan objek wisata Pemandian Air Panas Lejja harus lebih
memprioritaskan penambahan dan peningkatan fasilitas sarana dan
prasarana serta menambah atraksi wisata sehingga wisatawan tidak bosan
dengan atraksi yang itu-itu saja.
2. Memperluas promosi dan pemasaran objek wisata Pemandian Air Panas Lejja
dari berbagai segmen pasar lokal, regional, nasional maupun internasional
dengan berbagai sarana promosi dan pelayanan kepariwisataan yang
optimal. Salah satu sarana promosi yang bisa diterapkan yaitu membuat
Website resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang berisi informasi-
informasi kepariwisataan yang menarik sehingga wisatawan dapat
mengakses tempat-tempat wisata di Kabupaten Soppeng.
3. Untuk sarana tempat berjualan khususnya Pedagang Kaki Lima (PKL) perlu
diperhatikan dan perlu penataan kembali sehingga terlihat rapih dan teratur
4. Membuat souvenir yang unik dan khas tentang objek wisata Pemandian Air
Panas Lejja
5. Sebaiknya memperbaiki dan memperluas tempat parkir yang bisa memuat
banyak kendaraan, agar tidak di parkir di jalan raya yang dapat menyebabkan
kemacetan.
6. Menambah jumlah tempat sampah agar lingkungan di objek wisata
Pemandian Air Panas Lejja tetap bersih dan nyaman.

220

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

7. Mengadakan pos kesehatan atau klinik untuk mengantisipasi apabila ada


wisatawan yang mengalami gangguan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

https://soppengkab.go.id/potensi-daerah/wisata/

https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10562-Full_Text.pdf

https://www.nativeindonesia.com/pemandian-air-panas-lejja/

https://cpssoft.com/blog/bisnis/pengertian-analisis-swot/

https://ems.ekrut.com/media/analisis-swot-adalah

https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/10562-Full_Text.pdf

221

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
PENINGKATAN TERMINAL ANGKUTAN DARAT
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021 KABUPATEN SOPPENG
Oleh :
Reni Amalia 60800119014
Andi Ummusafaat 60800119020
Rahmat 60800119023

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan
program prioritas yang bertema Peningkatan Terminal Angkutan Darat Kabupaten Soppeng .
Penulisan ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Studio Perencanaan Wilayah.

Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Fadhil


Surur, ST., M.Si dan Bapak Khairul Sani Usman, ST., M. Si. selaku dosen mata kuliah Studio
Perencanaan Wilayah yang telah memberi arahan serta bimbingan. Kami menyadari bahwa
teknik penyusunan dan materi yang kami sajikan masih perlu banyak penyempurnaan
karena kesalahan dan kekurangan.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, 18 Juni 2021

Penulis

222

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ 222


DAFTAR ISI ........................................................................................................ 223
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 224
1. Latar Belakang .................................................................................... 224
2. Review Kebijakan Dan Literatur ......................................................... 224
3. Metode Penelitian .............................................................................. 225
4. Kerangka Berpikir ............................................................................... 225
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 226
1. Kondisi dan Permasalahan …………….…………………………………………………226
2. Analisis Data ………………………………………………………………….…………………227
3. Pembahasan ………………………………….…………………………………………………232
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 235
Kesimpulan dan Saran ..................................................................... 235
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………..235

223

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kota Watan Soppeng merupakan ibu kota sekaligus menjadi pusat kegiatan dan
pemerintahan daerah. Pertumbuhan penduduk yang pesat disertai pertumbuhan
kendaraan yang pesat juga sehingga menyebabkan timbulnyatuntutan besar akan
sarana dan prasarana transportasi.Terminal angkutan darat Kab Soppeng adalah
terminal yang mempunyailetak straregis karena berada dekat pusat kota dan juga
menghubungkan beberapa kecamatan.Terminal ini juga memiliki andil yang besar
dalam roda perekonomian masyarakat di Kabupaten Soppeng.
Menurut hasil pengamatanlapangan,terminal angkutan darat merupakan salah
satu prasarana yang penting di kota Soppeng karena memiliki fasilitas umum yang
kompleks bila ditinjau dari fungsinya yaitu sebagai Terminal angkutan umum dalamdan
luar kota, Pasar tradisional dan ada beberapa fasilitas penunjang
terminallainnya.Meningkatnya kapasitas penggunaan jasa transportasi adalah
faktorutama terjadinya masalah pada terminal ini. Ketersediaan area parkir
tidakseimbang dengan permintaan kedaraan yang masuk. Hal ini juga disebabkankarena
area parkir yang semakin sempit karena luasan yang sebelumnyaadalah area parkir kini
sudah menjadi area pasar dan juga adanya pedagang kaki lima yang berjualan di
beberapa tempat di sekitar areaterminal. Beberapa masalah lain juga seperti kendaraan
yang parkir sembarangdi area terminal, fasilitas penunjang yang mulai rusak, juga
antrian yang panjang karena menunggu kendaraan yang lain penuh.

2. Review Kebijakan dan Literatur


Standar Pelayanan Penyelenggaraan Terminal Angkutan Umum Menurut
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia , Nomor 40 Tahun 2015. Standar
pelayanan terminal penumpang merupakan pedoman bagi penyelenggaraan terminal
angkutan jalan dalam memberikan pelayanan jasa kepada seluruh pengguna terminal.
Standar pelayanan terminal penumpang wajib disediakan akan dilaksanakan oleh
penyelenggara terminal penumpang angkutan jalan yang mencakup sebagai berikut :

224

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

1. Pelayanan keselamatan
2. Pelayanan keamanan
3. Pelayanan kehandalan/keteraturan
4. Pelayanan kenyamanan
5. Pelayanan kemudahan /keterjangkauan
6. Pelayanan kesetaraan
Berdasarkan peraruran daerah kabupaten soppeng nomor 8 tahun 2012tentang
rencana tata ruang wilayah kabupaten soppeng pasal 7 menyebutkan bahwa Salah
satu kebijakan penataan ruang ialah Peningkatan kualitas dan kapasitas infrastruktur
serta jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi dan
sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh daerah.

3. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kabupaten soppeng, jenis penelitian yang digunakan
ialah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif, pengumpulan
data dalam penelitian ini diperoleh dari wabside resmi. dengan maksud memperoleh
gambaran yang lengkap mengenai implementasi pelayanan air bersih di wilayah
Kabupaten Soppeng

4. Kerangka Pikir

Peningkatan terminal angkutan darat


Kabupaten soppeng

Kondisi dan permasalahan Analisis Data Pembahasan

Rekomendasi

Kesimpulan

225

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Kondisi dan Permasalahan


Kehadiran terminal sebagai salah satusarana transportasi daerah, sekaligus
meningkatkan akomodasi perkotaan terutama kepentingan mobilitas penumpang
antara kota maupun dalam daerah.Jaringan jalan yang mendukung terminal
angkutan darat di kab. Soppeng adalahJalur kolektor primer yaitu berada berada
pada jalur jalan malaka Raya.Pelayanan transportasi masih berorentasi pada jalur
pelayanan regional yaitu melalui trans Sulawesi.

Gambar 2.1 Peta jaringan jalan pelayanan Transportasi Regional

Pola arus angkutan ditetapkan lokasi terminal pada bagian utara kota
Watansoppeng sehingga arus transportasi dibagi menjadi pola angkutan luar kota
dan pola angkutan dalam kota. Dua daerah penting dalam fasilitas terminal adalah
daerah pelayanan dan daerah parkir. Lokasi dimana kendaraan parkir dinamakan
fasilitas parkir. Fasilitas parkir merupakan suatu bagian yang sangat penting dari

226

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

sebuah sistem transportasi. Peran fasilitas parkir dalam sebuah sistem transportasi
dapat dilihatdari fungsinya dalam menyediakan tempat untuk menyimpan
kendaraan ditempat-tempat tujuan perjalanan dari pergerakan lalu lintas. Fasilitas
parkir bertujuan memberikan tempat istirahat kendaraan dan menunjang kelancaran
arus lalu-lintas.
Karakteristik parkir dimaksudkan sebagai sifat-sifat dasar yang memberikan
penilaian terhadap pelayanan parkir dan permasalahan parkir yang terjadi pada
lokasi studi. Berdasarkan karakteristik parkir, akan dapat diketahui kondisi
perparkiran yang terjadi pada lokasi studi seperti mencakup volume parkir,akumulasi
parkir, lama waktu parkir, indeks parkir dan kapasitas parkir.
2. Analisis Data
Pengumpulan data di Terminal Angkutan darat Kab Soppeng mengambil
data-data yang lama . Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri atas data sekunder, yaitu: Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari
instansi yang terkait dengan penelitian ini, utamanya data dari Dinas Perhubungan
Kabupaten Soppeng dan data dari kantor terminal.

Adapun data sekundem meliputi jumlah kendaraan angkutan darat roda


empat yang beroperasi sampai tahun2012,jumlah kendaraan masuk/keluar di
terminal penumpang. Analisa data untuk kondisi perencanaan. Analisa data untuk
kondisi perencanaan dibagi dalam tiga bagian yaitu : Penataan luas daerah parkir
(DP), Menghitung efisiensi waktu pela- yanan, Peramalan (Forecastin).
HASIL
Tabel 1 : Jumlah penumpang bus antar kota yang keluar masuk Terminal Soppeng
Tahun Kendaraan Peningkatan

Masuk Keluar Masuk Keluar

Bus Bus Bus Bus Bus Bus Bus Bus


Sedang Kecil sedang kecil sedang kecil sedang kecil
2008 4 , 1 7, 6 40 ,06 227, - - - -

227

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

0 0 2 01 1 061
6 2
2009 4e0,532 229,68 3,285 21,4 1,66 1,13 1,66 1,13
0 76
201 3,320 22,379 3,420 22,3 2,31 13,52 2,31 13,5
0 79 2
201 3,413 22,782 3,523 22,7 2,80 9,86 2,80 9,86
1 82
201 3,517 22,995 3,667 22,9 3,05 11,33 3,05 11,3
2 95 3
Rata-rata kenaikan pertahun 1,96 % 7,17 1,96% 7,17
% %

Tabel 1 memperlihatkan jumlah penumpang bus antar kota yang keluar


masuk terminal Soppeng dari tahun 2008 – 2012. Penumpang bus besar dan bus
kecil masuk keluar terminal rata-rata mengalami kenaikan. Penumpang masuk tahun
2012. Bus sedang : 12.87 %, sedang bus kecil : 87.13 %. Penumpang keluar tahun
2012, bus sedang : 12.87 %, sedang bus kecil : 87.13 %

Tabel 2 : jumlah penumpang angkutan umum ( AK dan ADES ) yang keluar masuk
terminal soppeng
Tahun Penumpang Peningkatan

Masuk Keluar Masuk Keluar

20 623,179 623,179 - -
08
20 630,493 630493 1,17 1,17

228

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

09

20 714,809 714,809 13,37 13,37


10
20 787,725 787,725 10,20 10,20
11
20 876,640 876,640 11,29 11,29
12
Rata-rata kenaikan penumpang/ Tahun 7,21 % 7,21 %

Tabel 2. Memperlihatkan jumlah penumpang angkutan umum (AKdanADES


)yang keluar masuk terminal Soppeng Tahun (2008–2012) mengalami
kenaikan.Penumpang masuk : 402 orang/ Jam. Sedang penumpang keluar: 402
org/jam

Tabel 3 : Jumlah kendaraan bus antar kota dalam provinsi ( AKDP ) yang
masuk keluar Terminal Soppeng.
Tahun Kendaraan Peningkatan

Masuk Keluar Masuk Keluar

Bus Bus Bus Bus Bus Bus Bus Bus


Kecil
Sedan sedan kecil sedan kecil sedan kecil
g g g g
200 3 9 2 2 3 60 21,235 - - - -
8 , 2 1 3 ,
1 , 5 0
2009 3,245 21,476 3,285 21,476 1,66 1,13 1,66 1,13

2010 3,320 22,379 3,420 22,379 2,31 13,52 2,31 13,52

2011 3,413 22,782 3,523 22,782 2,80 9,86 2,80 9,86

229

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

2012 3,517 22,995 3,667 22,995 3,05 11,33 3,05 11,33

Rata-rata kenaikan pertahun 1,96 % 7,17 1,96% 7,17%


%

Tabel.3. Memperlihatkan jumlah kendaraan bus antar kota dalam propinsi (


AKDP) yang masuk keluar terminal Soppeng Tahun 2008-2012. Mengalami kenaikan
yang cukup yaitu masuk bus sedang : 1,96 %, bus ke3cil : 7,17 %, sedang keluar bus
sedang : 1,96 %, bus kecil : 7,17 %

Tabel 4. Memperlihatkan jumlah kendaraan angkutan umum ( AK/ADES) yang


lekuar masuk Terminal Soppeng Tahun 2008 – 2012, menunjukkan kenaikan rata-
ratya kendaraan pertahun, masuk : 5,40 % sedang keluar : 5,40 %

Tahun Kendaraan Peningkatan

Masuk Keluar Masuk Keluar


(bh) (bh) (bh) (bh)
20 62,318 62,318 - -
08
20 63,049 63,049 1,17 1,17
09
20 72,203 72,203 14,51 14,51
10
20 80,380 80,380 11,32 11,32
11
20 91,317 91,317 13,60 13,60
12
Rata-rata kenaikan kendaraan 5,40 % 5,40 %
pertahun

230

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Tabel 5 : Daftar jaringan Trayek angkutan pedesaan/angkutan kota dalam


wilayah Kabupaten Soppeng
No Jaringan Trayek Kode Jara Keterangan
k
(KM
)
1 Terminal Watansoppeng-Takalala 01 17 Aspal

2 Terminal Watansoppeng-CabengE 02 12 Aspal

3 Term Wtansoppeng-Batubatu 03 29 Aspal

4 TrmWtsoppeng-Tajuncu-Leworeng 04 20 Asapal-beton

5 TerWtsoppeng-Tajuncu-labokong 05 18 Aspal

6 TerWtsoppeng-Cendrana-Ganra 06 8 Aspal

Tabel 5. Memperlihatkan daftar jaringan trayek angkutan pedesaan/angkutan


dalam wilayah Kabupaten Soppeng, menunjukkan jarak dalam KM antara masing-
masing terminal dalam wilayah Kabupaten Soppeng.

Tabel 6 : jumlah kendaraan yang berdomisili di kabupaten Soppeng


No Jenis kendaraan Sifat kendaraan Keterangan

Hitam Kuni Mera


(bh) ng h
(bh) (bh)
1 Mobil Penumpang 55 450 - Sedan, Jeep

2 Mobil Bus ( roda 4 ) 260 63 5 Mini bus, micro


5 bus
3 Pic Up ( roda 4 ) 162 - 1 Pic Up, Doubel
4 cabin

231

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

4 Truck ( roda 4,6, 10 ) 368 - 2 Truck, Dump Truck


3
5 Ambulans ( roda 4 ) 7 - 3 -
1
6 Pemadam ( roda 6 ) 1 - 4 -

Jumlah 853 513 1 1.493


2
7
7 Sepeda motor 14.5 - 3 14.877
26 5
1
Jumlah Total 15.3 513 4 16.370
kendaraan 79 7
8

Tabel 6. Memperlihatkan jumlah kendaraan yang berdomisili di Kabupaten


Soppeng, menunjukkan type kendaraan dan jumlah keseluruhan kendaraan, yang
plat hitam : 15.379 buah, plat kuning : 513 buah, plat merah : 478, jadi jumlah
keseluruhan sebesar = 16.370 buah kendaraan.

3. Pembahasan
Tinjauan pengadaan terminal angkutan darat di Soppeng mempertimbangkan
kondisi eksisting terminal angkutan darat di Soppeng dan kondisi fisik bangunan
terminal yang ada sekarang adalah terminal darurat dimana sarana dan fasilitas
terminal yang semestinya melengkapi sebuah terminal di Soppeng belum ada. Faktor
pendukung pengadaan terminal angkutan darat yaitu; penyedian sarana dan prasarana
jalan yaitu mempunyai panjang ruas jalan903.912 KM, terdiri dari jalan beraspal, beton
dan kerikil.
Peningkatan jumlah sarana angkutan umum yang keluar/masuk terminal, yaitu
kendaraan angkutan kota dalam propinsi ( AKDP ) meningkat rata-rata 25,48 % per
232

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

tahun, sedang angkutan kota dan angkutan pedesaan meningkat rata-rata 14,89 %
pertahun.Peningkatan jumlah penumpang bus kota dan angkutan lokal
yangkeluar/masuk terminal yaitu : jumlah penumpang angkutan kota dalam propinsi ( 7
AKDP ) meningkat rata-rata 5,18 % per tahun dan jumlah penumpang angkutan
kota/angkutan pedesaan meningkat rata-rata 6,28 % per tahun.Konsep pendekatan
perancangan mempertimbangkan pendekatan terhadaptata ruang kota Soppeng pada
daerah kecamatan dan desa/kelurahan. Pendekatan terhadap jaringan transportasi
sistim jaringan transportasi unsur terpenting dalam perencanaan terminal.
Sistim jaringan transportasi mendukung keberadaan terminal adalash prasarana
jalan/rute angkutan baik angkutan umum maupun barang. Pendekatan pemilihan lokasi
dan site harus disesuaikan dengan rencana induk kota tentang peruntukan daerah
transportasi, dapat dijangkau oleh sarana transportasi angkutan kota, mendukung
pengadaan bangunan terminal angkutan darat, dan tersedianya sistim infrastruktur
kota. Pengolahan lingkungan, Zoningsite, penampilan bangunan, pencapaian dan pola
sirkulasi. Pendekatan tataruang/lay out yatu ruang dalam, ruang luar, kebutuhan dan
pengelompokan ruangtermasuk kebutuhan ruang terminal penumpang, besaran ruang.

233

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Berdasarkan analisa peningkatan jumlah sarana angkutan umum yangkeluar/masuk
terminal, yaitu kendaraan angkutan kota dalam propinsi( AKDP )meningkat rata-rata
25,48 % per tahun, sedang angkutan kota dan angkutan pedesaan meningkat rata-
rata 14,89 % per tahun.
2. Peningkatan jumlah penumpang bus kota dan angkutan lokal yang
keluar/masukterminal yaitu : jumlah penumpang angkutan kota dalam propinsi (
AKDP )meningkat rata-rata 5,18 % per tahun dan jumlah penumpang
angkutankota/angkutan pedesaan meningkat rata-rata 6,28 % per tahun.
3. Terminal Angkutan darat Kabupaten Soppeng perlu di benahi kembali agardapat
melayani perkembangan dan pertumbuhan penumpang dan kendaraayang tumbuh
sangat pesat.
4. Perencanaan dan pelaksanaan terminal dapat disesuaikan dengan standarnasional
Departemen Perhubungan dan aturan-aturan yang ada dan dapat disesuaikan
dengan kebutuhan,perlengkapan sarana dan prasarana dalam sebuahterminal
angkutan darat.

Rekomendasi
Dari permasalahan yang ada tersebut diatas maka beberapa rekomendasi yang
dapat diberikan yaitu agar dapat diteliti tentang hubungan pertumbuhan ekonomi
dengan pertumbuhan kendaraan dan jumlah penumpang.Terminal Angkutan darat Kota
Soppeng menjadi terminal regional supayakendaraan dari Kabupaten Bone yang mau ke
Siwa dan Kabupaten Luwu harusmasuk ke terminal Soppeng.

234

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Daftar Pustaka
Departemen Perhubungan.1995.
Menuju Lalu Lintas dan Angkutan JalanyangTertib
Direktorat Jendral Perhubungan Darat. Jakarta.Hobbs, F. D., 1979.

235

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
SRATEGIS PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
SANITASI
Oleh :
Nur Wahidan 60800119002
Dewi Puspita Utami 60800119016

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan
program prioritas yang berjudul Strategi Pengembangan Infrastruktur Sanitasi di Kabupaten
Soppeng. Penulisan ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Studio
Perencanaan Wilayah.

Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Fadhil


Surur, ST., M.Si dan Bapak Khairul Sani Usman, ST., M. Si. selaku dosen mata kuliah Studio
Perencanaan Wilayah yang telah memberi arahan serta bimbingan. Kami menyadari bahwa
teknik penyusunan dan materi yan237g kami sajikan masih perlu banyak penyempurnaan
karena kesalahan dan kekurangan.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, 18 Juni 2021

Penulis

236

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ 236


DAFTAR ISI ........................................................................................................ 237
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 238
A. Latar Belakang .................................................................................... 238
B. Review Kebijakan Dan Literatur ......................................................... 239
C. Metode Penelitian .............................................................................. 240
D. Kerangka Berpikir ............................................................................... 240
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 241
1. Sistem Air Limbah.............................……………………….……………………...241
2. Sistem Persampahan ........................................................……………….244
3. Sistem Drainase...............................……………………….……………………….247
BAB III PENUTUP….........................................................................................252
a. Kesimpulan….............................................................................252
b. Rekomendasi..............................................................................252
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 253

237

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Kebutuhan infrastruktur sanitasi senantiasa sejalan dengan perkembangan
peradaban manusia, walaupun dalam perkembangannya tersebut belum mendapat
perhatian secara cermat sesuai dengan tingkat pengetahuan peradaban dimaksud.
Sejalan dengan itu, pembangunan nasional yang menuntut ketersediaan segala aspek
kebutuhan rakyat mulai dari prasarana dan sarana dasar sampai kepada pemenuhan
kebutuhan lain yang harus dilaksanakan secara merata di seluruh wilayah. Salah satu
perwujudan pembangunan nasional tersebut adalah pelaksanaan pembangunan sanitasi
yang disiapkan secara lebih cerdas, terencana, terpadu sesuai dengan kaidah
pembangunan berkelanjutan.
Sejalan dengan hal tersebiut, sejumlah kebijakan nasional telah ditetapkan untuk
mendukung program pengembangan suatu wilayah, khususnya peningkatan kinerja
pembangunan sarana air minum dan sanitasi. Kebijakan Nasional yang dimaksud, antara
lain Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang
Berkeadilan, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang serta Surat
Edaran Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional Nomor 0445/M.PPN/11/2010 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Target Millennium Development Goals
(RAD-MDGs). Berdasarkan kebijakan tersebut, peningkatan kinerja pembangunan air
minum dan sanitasi menjadi salah satu prioritas nasional.
Meskipun pembangunan infrastruktur sanitasi menjadi salah satu prioritas nasional,
namun pada pengaplikasiannya masih ada beberapa kendala sehingga perhatian dan
alokasi pendanaan pun cenderung kurang memadai. Disamping itu, memperhatikan
kondisi sanitasi saat ini, masih perlu keberlanjutan dan keterpaduan berbagai program
agar sanitasi dapat lebih baik. Untuk itulah, Kabupaten Soppeng yang merupakan salah
satu kabupaten yang memiliki akses sanitasi yang belum memadai, perlu menyiapkan

238

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

suatu Kerangka Pengembangan Infrastruktur Sanitasi Kabupaten sebagai acuan


perencanaan terpadu pengembangan wilayah dengan memperhatikan aspek kelayakan
semua aspek-aspek yang menjadi modal perencanaan pembangunan. Kerangka
Pembangunan infrastruktur ini dimaksudkan untuk memberikan arah yang jelas dan
menyeluruh bagi pembangunan infrastruktur sanitasi Kabupaten Soppeng dengan tujuan
agar pembangunan infrastruktur sanitasi dapat berlangsung secara sistematis,
terintegrasi, dan berkelanjutan.

2. Review Kebijakan dan Literatur


Kerangka Pembangunan Infrastruktur Sanitasi Kabupaten Soppeng terkait dengan
berbagai dokumen perencanaan pembangunan, baik tingkat nasional, provinsi, maupun
kabupaten. Oleh karena itu, Kerangka Pembangunan Infrastruktur Sanitasi Kabupaten
Soppeng disusun dengan memperhatikan keterkaitan, keselarasan, dan keterpaduan
dengan berbagai dokumen dimaksud, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
• Memperhatikan RPJP dan RPJM Nasional dilakukan melalui penyelarasan kebijakan,
strategi dan program pembangunan sanitasi Kabupaten Soppeng dengan arah,
kebijakan umum dan prioritas pembangunan nasional dan pembangunan
kewilayahan.
• Memperhatikan RPJPD dan RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan dilakukan melalui
penyelarasan kebijakan, strategi dan program pembangunan sanitasi Kabupaten
Soppeng dengan kebijakan, strategi dan program pembangunan Provinsi Sulawesi
Selatan.
• Berpedoman pada RPJPD dan RTRW Kabupaten Soppeng dilakukan dengan: (1)
penyelarasan kebijakan, strategi dan program pembangunan infrastruktur sanitasi
Kabupaten Soppeng dengan visi, misi, arah, kebijakan pembangunan jangka panjang
daerah; dan (2) penyelarasan kebijakan, strategi dan program pembangunan
infrastruktur sanitasi Kabupaten Soppeng dengan pemanfaatan struktur dan pola
ruang Kabupaten Soppeng.
• Berpedoman pada Renstra SKPD terkait Sanitasi Kabupaten Soppeng dilakukan
dengan penyelarasan kebijakan, strategi dan program pembangunan infrastruktur
sanitasi Kabupaten Soppeng dengan rencana dan strategi SKPD
239

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

• Berpedoman dengan Dokumen Soppeng Dalam Angka dilakukan dengan


penyelarasan data mengenai kondisi infrastruktur sanitasi kabupaten dengan data
yang iperlukan dalam penyusunan Kerangka Pembangunan Infrastruktur Sanitasi
melalui proses validasi data melalui kajian-kajian yang telah ditetapkan.

3. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kabupaten soppeng, jenis penelitian yang digunakan ialah
menggunakan jenis data kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif,
pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari wabsite resmi, dengan maksud
memperoleh gambaran yang lengkap mengenai implementasi infrastruktur prasarana
sanitasi di wilayah Kabupaten Soppeng.

4. Kerangka Berpikir

Pengembangan Infrastruktur

Sektor Sanitasi

Infrastruktur Air Infrastruktur Infrastruktur


Limbah Domestik Sistem Drainase Persampahan

Kesimpulan

Rekomendasi

240

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pencapaian pembangunan sektor sanitasi disusun dengan melakukan analisis terhadap
kondisi wilayah saat ini serta arah pengembangan secara menyeluruh. Faktor-faktor yang
harus dipertimbangkan dalam menentukan pilihan sistem dan penetapan zona sanitasi
antara lain adalah:
a. Arah pengembangan wilayah yang merupakan perwujudan dari visi dan misi
Kabupaten
b. Proyeksi pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk pada setiap kawasan
c. Kawasan beresiko sanitasi
d. Kondisi fisik wilayah (topografi dan struktur tanah)
e. Jumlah penduduk miskin
Fungsi Wilayah , murujuk ke Dokumen Ranperda RTRW Kab. Soppeng (pasal 18):
1. SISTEM AIR LIMBAH
Untuk peruntukan pada Kawasan Permukiman padat dikhususkan pada Sistem
pembuangan air limbah terpusat yang meliputi: kawasan perkotaan PKL, PKLp dan
PPK;
a) PKL yaitu Kawasan Perkotaan Watansoppeng
b) PKLp yaitu Kawasan Perkotaan Takalala di Kecamatan Marioriwawo dan
Kawasan Perkotaan Batu-Batu di Kecamatan Marioriawa.
c) PPK terdiri atas :
- Kawasan Perkotaan Cangadi di Kecamatan Liliriaja;
- Kawasan Perkotaan Citta di Kecamatan Citta;
- Kawasan Perkotaan Ganra di Kecamatan Ganra;
- Kawasan Perkotaan Tajuncu di Kecamatan Donri-Donri; dan
- Kawasan Perkotaan Cabenge di Kecamatan Lilirilau.
Untuk sistem air limbah setempat dikembangkan di kawasan permukiman yang tidak
padat dan tidak terlayani oleh system air limbah terpusat.

241

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Sistem pengolahan limbah yang dilaksanakan di Kabupaten Soppeng adalah


sistem pengolahan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Yang
diusahakan oleh masyarakat yaitu berupa sistem on-site (MCK keluarga). Sedangkan
yang diusahakan oleh pemerintah berupa Instalasi Pengeloahan Air Limbah (IPAL) di
kelurahan Lalabatarilau dan yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah melalui
Dinas Pekerjaan Umum yaitu pembangunan MCK keluarga yang merata di seluruh
kabupaten Soppeng. Prasarana dan sarana yang ada yang menunjang dalam
pengelolaan limbah di kota Watansoppeng yang difokuskan pada limbah cair ini
terutama untuk limbah rumah tangga menggunakan sistem on-site (setempat).

Berikut tabel analisis produksi limbah tinja dan nontinja Kabupaten Soppeng.
No Uraian Jumlah/Volume Keterangan
1. Jumlah Timbunan Tinja/ Black water 61.713 Data
Jumlah KK Dinkes
a. Jamban pribadi 53.166 86.15%
b. Pengguna jamban bersepti tank 13.972 22.64%
c. Standar timbunan tinja/ gram/ Org/ 13 Dinas Kebersihan
hr
d. Jumlah timbunan tinja pemilik 25.60 Asumsi 3.66 jiwa/
jamban (m3)/ hari KK
e. Jumlah timbunan seluruhnya (m3)/ 29.72 Asumsi 3.66 jiwa/
hari KK
2 Jumlah Timbunan Grey Water 226.079 Total Penduduk
a. Standar Timbunan gram org/hr 27 Dinas Kebersihan
Survey
b. Jumlah timbunan (m3)/hari 62.60 Dinas Kebersihan
Sumber : RPIJM Kabupaten Soppeng 2012-2019

Beberapa masalah dan tantangan yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten


Soppeng antara lain :
242

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

1. Faktor Perencanaan Teknis


• Dalam hal perencanaan teknis yang dimaksud adalah belum adanya RTRW
ataupun RDTR Kota Watansoppeng tentang air limbah yang menyebabkan
kurang tertatanya dan terencannya sistem perlimbahan secara terpadu.
• Masih tingginya angka BABS (Buang Air Besar Sembarangan di Kab. Soppeng,
dan rendahnya kesadaran masyarakat untuk memiliki tangki septik sebagai
tempat penampungan limbah tinja masih kurang.
• Masih minimnya penerapan teknolgi pengolahan air limbah secara komunal
(IPAL) di permukiman-permukiman padat.
2. Faktor Kelembagaan
Dalam sektor kelembagaan yaitu belum adanya suatu dinas yang secara khusus
(intens) yang menangani secara profesional dengan sumber daya manusia yang
optimal sehingga masalah air limbah baik dari segi perencanaan, pengelolaan dan
sumber daya manusia yang mendukung sehingga pengelolaan air limbah belum
dapat dijalankan secara terpadu.
3. Faktor Pembiayaan
Program Pemerintah Kabupaten Soppeng dalam rangka mensejahterakan seluruh
masyarakat Kabupaten Soppeng pada umumnya dan Kota Watansoppeng pada
khususnya tak terlepas dari biaya anggaran untuk membiayainya demikian pula
pembiayaan dalam hal penyediaan sarana rasarana air limbah di seluruh
Kabupaten Soppeng khususnya di Kota Watansoppeng yang sementara ini yang
hanya didanai oleh APBD Kabupaten dan parsipasi aktif dari masyarakat masih
kurang dari apa yang diharapkan.
4. Faktor Legalitas
Dari sektor legalitas hukum adalah belum adanya hukum yang jelas yang
mengatur secara tegas tentang masalah perlimbahan di Kabupaten Soppeng
secara teknis namun hanya berupa peraturan daerah tentang retribusi kakus

243

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

2. SISTEM PERSAMPAHAN
Fungsi Wilayah , murujuk ke Dokumen Ranperda RTRW Kab. Soppeng (pasal 14)
• Lokasi TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di Daerah ditetapkan di
perkotaan PKL, PKLp, PPK dan PPL yang dikembangkan dengan sistem transfer
depo;
i. PKL yaitu Kawasan Perkotaan Watansoppeng
ii. PKLp yaitu Kawasan Perkotaan Takalala di Kecamatan Marioriwawo dan
Kawasan Perkotaan Batu-Batu di Kecamatan Marioriawa.
iii. PPK terdiri atas:
- Kawasan Perkotaan Cangadi di Kecamatan Liliriaja;
- Kawasan Perkotaan Citta di Kecamatan Citta;
- Kawasan Perkotaan Ganra di Kecamatan Ganra;
- Kawasan Perkotaan Tajuncu di Kecamatan Donri-Donri; dan
- Kawasan Perkotaan Cabenge di Kecamatan Lilirilau.
iv. PPL terdiri atas
- Desa Rompegading dan Desa Barang di Kecamatan Liliriaja;
- Desa Watu dan Desa Goarie Kecamatan Marioriwawo;
- Desa Baringeng dan Desa Tetewatu di Kecamatan Lilirilau;
- Desa Panincong di Kecamatan Marioriawa;
- Desa Lalabata Riaja di Kecamatan Donri-Donri;
- Desa Belo di Kecamatan Ganra; dan
- Desa Kampiri di Kecamatan Citta.
Lokasi TPST dan TPA ditetapkan di Kawasan TPA Lempa di Kelurahan Lalabata
Rilau Kecamatan Lalabata yang dilengkapi dengan kawasan industri pengolahan
sampah
Berikut adalah tabel sistem pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten
Soppeng:
Fungsi Teknologi yang digunakan Jenis data Perkiraan nilai
sekunder data
User Interface Daerah Perdesaan & Non Layanan

244

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Persampahan
- Ditimbun Cakupan Layanan 7,01 %
- Dibuang Ke Lahan Kosong / Kebun Cakupan Layanan 14,18%
- Dibakar Cakupan Layanan 38,51 %
- Dibuang Ke Sungai Cakupan Layanan 29,62%
Daerah Perkotaan & Daerah Layanan
Persampahan
- Tong
- Plastik Cakupan Layanan 24367 Jiwa
- Keranjang
- Ember
- Tempat Sampah, dll
Taman & Tempat Wisata
- Petugas Kebersihan/ Tukang Sapu Tenaga 44 Orang
Daur Ulang Skala RumahTangga & Jumlah (Kuantitas) 5 Usaha Pengepul
Lingkungan
Pengomposan Skala Lingkungan
- Oleh Masyarakat Lokasi 11 Titik
Volume sampah 32 M3
terolah/ Bulan
- Oleh Instansi Pemerintah Lokasi 11 Titik
Volume sampah 15 M3
terolah/ Bulan
- Pasar Lokasi 2 Titik
Volume sampah 2471 M3
terolah/ Bulan
- Sekolah Lokasi 22 Titik
Volume sampah 22 M3
terolah/ Bulan

245

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

- Fasilitas Umum Lokasi 6 Titik


Volume sampah 8 M3
terolah/ Bulan
Pengumpulan Gerobak Sampah Jumlah 36 Unit
setempat (Kuantitas)
Kapasitas 1,5 M3
Motor Sampah Jumlah 4 Unit
(Kuantitas)
Kapasitas 2,0 M3
Penampungan Tps :
sementara - TPS Permanen (Komunal) Jumlah 85 Buah
(Kuantitas)
- TPS Kayu (Komunal) Jumlah 35 Buah
(Kuantitas)
- TPS Karung Gantung (RT) Jumlah 880 Buah
(Kuantitas)
- TPS Fiber (RT) Jumlah 500 Buah
(Kuantitas)
- TPS Plastik Basah & kering (RT) Jumlah 200 Buah
(Kuantitas)
- TPS Drum (RT) Jumlah 300 Buah
(Kuantitas)
- Kontainer (Pasar & Perkantoran) Jumlah 23 Buah
(Kuantitas)
Pengangkutan Armada Pengangkut Sampah
- Truk Sampah Besar Jumlah 5 Unit
(Kuantitas)
Kapasitas 5,00 M3
- Truk Sampah Kecil Jumlah 2 Unit

246

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

(Kuantitas)
Kapasitas 3,50 M3
- Truk Armrol Jumlah 1 Unit
(Kuantitas)
Kapasitas 6,00 M3
- Trailer Kontainer Jumlah 3 Unit
(Kuantitas)
Kapasitas 6,00 M3
Pengolahan Akhir - Teknologi Pembakaran Jumlah 1 Unit
Terpusat (Incenarator) (Kuantitas)
- Teknologi Komposting Jumlah 1 Unit
(Kuantitas)
Daur ulang/ Tempat pemorsesan akhir
pembuangan akhir Contro/Sanitary Landfill luas 5H

Adapun sasaran yang hendak dituju dalam penyediaan sarana dan prasarana
persampahan adalah sebagai berikut:
1. Pemenuhan kebutuhan dasar Pengadaan tong sampah yang disalurkan kepada
masyarakat merupakan sasaran utama dalam pemenuhan kebutuhan akan sarana
dan prasarana bidang persampahan.
2. Pemenuhan pembangunan skala kabupaten Pengadaan sarana dan prasarana bidang
persampahan alat-alat berat dan peningkatan sarana dan prasarana di lokasi Tempat
Pembuangan Akhir ( TPA ) merupakan sasaran prioritas yang berskala kabupaten.

3. SISTEM DRAINASE
Fungsi Wilayah , murujuk ke Dokumen Ranperda RTRW Kab. Soppeng (pasal 17)
• Sistem jaringan drainase meliputi sistem saluran drainase primer, sistem saluran
drainase sekunder dan sistem saluran drainase tersier yang ditetapkan dalam
rangka mengurangi genangan air dan mendukung pengendalian banjir, terutama

247

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

di kawasan permukiman, kawasan perkantoran, kawasan perdagangan, dan


kawasan pariwisata;
• Sistem saluran drainase primer /makro dikembangkan melalui saluran
pembuangan utama meliputi sungai Lawo dan sungai Masewali yang melayani
kawasan perkotaan Watansoppeng.
• Sistem jaringan drainase dilaksanakan secara terpadu dengan sistem
pengendalian banjir.
Di Kabupaten Soppeng yang termasuk klasifikasi Urban adalah meliputi
kecamatan Marioriwawo, Citta, Lalabata, Donri-donri dan Marioriawa. Kecamatan
dengan klasifikasi Peri Urban meliputi kecamatan Marioriwawo, Liliriaja, Lalabata
dan Donri-donri. Sedangkan Kecamatan klasifikasi Urban Low dan Urban High
meliputi kecamatan Lalabata. Pada lingkup desa menunjukkan bahwa pada
pembagian zona dan sistem sanitasi air limbah yang terdiri dari 28 desa kelurahan di
Kabupaten Soppeng dari total 70 Desa/Kelurahan, sebagian besar termasuk
klasifikasi Urban (64,28%), disusul Peri Urban (28,57%), Urban Low (3,57%), dan
Urban High (3,57%).
Isu strategis utama yang ada di wilayah kota Watansoppeng adalah adanya
genangan air (reterded pond) dibeberapa bagian wilayah kota. Adapun
permasalahan yang dihadapi di dalam pengelolaan sistem sanitasi drainase
lingkungan di kabupaten Soppeng yqitu :
• Lemahnya sistem kelembagaan pengelolaan drainase lingkungan di kabupaten
Soppeng yang terlihat pada lemahnya penyusunan perencanaan, minimnya
penganggaran yang berujung pada terbatasnya penyediaan prasarana drainase,
lemahnya sosialisasi, dan rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan
drainase.
• Pelayanan drainase belum menjangkau seluruh lingkungan permukiman baik di
daerah perdesaan maupun perkotaan, sistem drainase lingkungan belum tertata
dan dikelola dengan baik
• Kondisi fisik drainase yang tidak layak, sebagian besar saluran drainase yang ada
belum permanen, masih berbentuk galian tanah.

248

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

• Dukungan media komunikasi khususnya media lokasl dalam sosialisasi sistem


sanitasi drainase lingkungan masih sangat rendah.

Data Luas Genangan di Kabupaten Soppeng


Genangan air
Lokasi Lama Genangan
Luas(m2) Tinggi genangan (cm)
(jam)

Kelurahan Lemba 860 72 110


Ompo 15000 24 50
KECAMATAN MARIORIAWA
Desa TellumlimpoE 50000 72 100
Desa Attangsalo 1200 72 80
Desa Limpomajang 70000 221 200
Desa Batu-Batu 680000 88 1
KECAMATAN GANRA
Desa Belo 8000 48 1
KECAMATAN LILIRILAU
Kelurahan CabengE 1180000 120 30 S/D 70
Desa Paroto 20000 5 20 s/d 30
s/d
72
Desa Baringeng 70000 48 200
Desa Kebo 16000 4 25 s/d 30
8
Desa Macanre 317 2 30
KECAMATAN MARIORIWAWO
Desa Marioriaja 3570 9 176
7

249

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Desa Watu 213 3 0


6
Desa GoariE 2460 1 290
2
8
Desa BaraE 148 1 80
Desa Mariorilau 457 4 90
8
Desa Labessi 0 4 1
8
Desa Congko 112 3 92
2
Desa Watu Toa 340 2 90
9
Desa Gattareng Toa 34 2 0
4
Desa Soga 4500 4 1
8
KECAMATAN DONRI-DONRI
Desa Labokong 30000 3 30

Desa Kessing 120000 12 170


Sumber : Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) kabupaten Soppeng
Analisis Permasalahan
• Pembangunan prasarana dan sarana drainase dibangun untuk menanggulangi
genangan air ( reterded pond ) yang terjadi di suatu wilayah / kawasan. Ada
beberapa daerah dikawasan Watansoppeng terjadi genangan air. Maka oleh karena
itu dibutuhkan perencanaan secara menyeluruh dan terpadu. Namun tetap dalam
pelaksanaannya mendahulukan kawasan prioritas yaitu kawasan yang sering terjadi
genangan air.
250

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

• Sistem drainase yang sementara ini diterapkan adalah pembangunan jaringan


drainase parsial. Sehingga fungsi-fungsi cathman area ( daerah tangkapan ) yang ada
di kota Watansoppeng kurang maksimal sehingga disana sini masih banyak genangan
air (reterded pond )
• Hal utama yang harus dilakukan adalah penyusunan rencana ketataruangan yaitu
Tata Bangunan dan Lingkungan yang merupakan induk dari Rencana Induk Kota ( RIK
) / Master Plan / Outline Plan tentang Drainase. Setelah terarahnya perencanaan
yang ada maka diperlukan pembangunan dan penyediaan prasarana dan sarana
drainase yang komprehensif dan berkesinambungan bukan pembangunan yang
parsial

251

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan kerangka pengembangan infrastruktur sanitasi di Kabupaten
Soppeng, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu tahapan pengembangan infrastruktur
sanitasi disusun berdasarkan analisis terhadap kondisi wilayah saat ini serta arah
pengembangan wilayah secara menyeluruh. Penentuan zona sanitasi, yaitu zona
pengembangan infrastruktur air limbah, persampahan, dan drainase, serta pilihan
sistem yang akan diaplikasikan, harus mempetimbangkan faktor-faktor:
• Arah pengembangan wilayah yang merupakan perwujudan dari visi dan misi
Kabupaten
• Proyeksi pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk pada setiap kawasan
• Jumlah penduduk miskin
• Kawasan beresiko sanitasi
• Kondisi fisik wilayah (topografi dan struktur tanah)

b. Rekomendasi
Dari permasalahan yang ada diatas maka beberapa hal yang dapat direkomendasikan
yaitu:
1. Strategi pembangunan infrastruktur sanitasi, baik air limbah, persampahan,
maupun drainase, dengan memperhatikan analisa kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman dari masing-masing sub sektor.
2. Dari analisa tersebut, diharapkan dapat memberi gambaran program dan
kegiatan prioritas dalam penanganan masalah sanitasi di Kabupaten Soppeng.

252

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Daftar Pustaka
Yusuf, Pujarman. 2015. “Kerangka Pengembangan Infrastruktur Sanitasi Dalam
Mendukung Pengembangan Wilayah Kabu[aten Soppeng”,
https://www.academia.edu/19349001/sanitasi_dan_pengembangan_wilayah_kabupat
en_soppeng-, diakses pada 2 Juni 2020.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Soppeng Tahun
2012-2019.

253

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR BERBASIS KOMODITI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021 UNGGULAN PERTANIAN

Oleh:
Iin Indriani 60800119006
Nur Fidia 60800119022

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan
program prioritas yang bertema Pengembangan Infrastruktur Berbasis Komoditi Unggulan
Pertanian Di Kabupaten Soppeng. Penulisan ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Studio Perencanaan Wilayah.

Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Fadhil Surur,


ST., M.Si dan Bapak Khairul Sani Usman, ST., M. Si. selaku dosen mata kuliah Studio
Perencanaan Wilayah yang telah memberi arahan serta bimbingan. Kami menyadari bahwa
teknik penyusunan dan materi yang kami sajikan masih perlu banyak penyempurnaan
karena kesalahan dan kekurangan.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, 18 Juni 2021

Penulis

254

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ 254


DAFTAR ISI .................................................................................................................... 256
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 256
B. Latar Belakang…………………………. ................................................................ 256
C. Review Kebijakan Dan Literatur .................................................................. 258
D. Metode Penelitian ....................................................................................... 259
E. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 262
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 263
A. Perkembangan Komoditas Unggulan……………………………………………………….263
1. Komoditas Unggulan Padi ………………………………………………………………..263
2. Komoditas Unggulan Jagung……………………………………………………………..265
B. Hasil Analisis Status Komoditi Unggulan (padi dan jagung)……………………….267
C. Konsep Pengembangan Infrastruktur……………………………………………………….269
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 272
Kesimpulan dan Saran ................................................................................. 272
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………273

255

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan adalah perubahan mendasar dalam struktur sosial, sikap publik, dan
institusi negara, mempertahankan percepatan pertumbuhan ekonomi, ketimpangan
pendapatan, dan pengentasan kemiskinan (Todoro, 2000). Pembangunan harus
diarahkan pada keseimbangan pemerataan, pertumbuhan (efisiensi) dan keberlanjutan
pembangunan ekonomi (Rustiadi, 2018). Pembangunan yang berimbang didasarkan
pada potensi pembangunan daerah atau daerah yang berbeda-beda (Rustiadi, 2018).
Seperti yang dijelaskan oleh Friedman dan Allonso (2008), untuk mencapai percepatan
pembangunan daerah, diperlukan rencana pembangunan yang komprehensif dan
terkoordinasi untuk mempercepat pembangunan ekonomi masyarakat berbasis sumber
daya lokal. Seperti yang tertuang dalam UU Tata Ruang. Salah satu upaya percepatan
pembangunan melalui pemanfaatan sumber daya lokal dalam Resolusi No. 26 Tahun
2007 adalah dengan mengidentifikasi kawasan strategis.

Banyak daerah yang sebenarnya memiliki potensi pemanfaatan sumber daya alam
seperti pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan sebagai komoditas unggulan
yang layak dikembangkan. Komoditas unggulan tersebut dapat dijadikan sebagai faktor
pendorong pembangunan daerah dan dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Namun karena keterbatasan daerah itu sendiri, maka potensi daerah sebagai komoditas
unggulan tidak dapat menjadi faktor pendorong utama peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Hal lain yang tak kalah penting yang mendukung pengembangan komoditas
utama di daerah adalah ketersediaan infrastruktur. Tanpa dukungan infrastruktur yang
memadai, mustahil kawasan itu bisa berkembang dan menjadi pusat pertumbuhan
ekonomi baru. Setiawan (2010) melalui penelitiannya menyatakan Pendorong yang kuat
dalam pertumbuhan ekonomi yaitu Infrastruktur dan dapat dikatakan bahwa
infrastruktur memilki peran penting dalam pengembangan wilayah. Sehingga
disimpulkan bahwa pengembangan kapasitas infrastruktur berdanding lurus dengan
perkembangan output ekonomi disuatu daerah.

256

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Kemampuan pertanian yang dimiliki Kabupaten Soppeng dengan luas yang


didominasi oleh tumbuhan pangan antara lain komoditi yang mempunyai nilai produksi
menguntungkan ialah padi, jagung. ini diperkuat oleh laporan akhir master plan bahwa
kemampuan komoditi unggulan Pertanian di Kabupaten Soppeng ialah padi,jagung.
Produksi komoditi unggulan di kawasan Pertanian pada tahun 2020 ialah produksi padi
sebanyak 338.933,0 ton dengan luas areal tanam adalah 48.802 Ha serta produksi jagung
sebanyak 195.504,0 ton dengan luas tanam 45.378,20 Ha (BPS Soppeng, 2020). Komoditi
tersebut secara teknis layak dikembangkan, dari sisi ekonomi mengutungkan serta
secara sosial bisa diterima oleh penduduk setempat. Tetapi komoditas ini hendak
memperoleh nilai tambah untuk masyarakatnya bila dikelola dengan baik. Zona on farm
(budidaya) serta off farm sangatlah berarti buat dicermati oleh pemerintah wilayah.

Pembangunan infastruktur bisa menekan konektivitas antar daerah sehingga bisa


memesatkan serta memperluas pembangunan ekonomi. Penyediaan infrastruktur yang
menekan konektivitas hendak mengurangi anggaran transportasi serta pengeluaran
logistik sehingga bisa menambah daya saing produk, serta memesatkan gerak ekonomi.
Pengembangan prasarana daerah dalam prospek pengembangan sumber daya alam
mesti berbasis ciri serta kekhasan daerah tersebut. Pembangunan prasarana daerah
yang berbasis kemampuan (komoditi) unggulan jadi tolak ukur dalam pengembangan
prasarana supaya dalam bisa termanfaatkan secara optimal prasarana tersebut.
Kemampuan sumberdaya lahan serta sumberdaya ekonomi kawasan cuma bisa
dikembangkan lebih lanjut apabila didukung oleh fasilitas serta prasarana (infrastruktur)
yang mencukupi. Infrastruktur yang wajib dibesarkan meliputi infrastruktur pendukung
penciptaan (semacam irigasi, pupuk, pestisida, perlengkapan pengolahan lahan serta
benih), infrastruktur pengolahan hasil/ agroindustri( semacam tenaga, air, pabrik) serta
infrastruktur pemasaran( semacam koperasi, perbankan, pergudangan). Pasti saja
pengembangan komoditi unggulan kawasan strategis ekonomi didetetapkan pula oleh
pasar, baik di tingkatan lokal, regional, terlebih lagi di tingkatan internasional.

257

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

B. Review Kebijakan dan Literatur


Pengembangan infrastruktur menggambarkan salah satu gerakan yang bisa memacu
perkembangan ekonomi kerakyatan berbasis pedesaan dalam rangka memesatkan
pembangunan pertanian. Untuk terlaksananya Gerakan Pengembangan Kawasan
Agropolitan, sehingga butuh dibangun Koordinator Lapangan (KORLAP) pada tiap- tiap
kecamatan dalam kawasan agropolitan, adalah: Kecamatan Lalabata, Lilirilau, Liliriaja,
serta Marioriwawo, serta wilayah pusat perkembangan (DPP) Lajoa selaku ibukota
Kelurahan Jennae Kecamatan Liliriaja.
Bersumber pada strategi pengembangan infrastruktur berbasis komoditi unggulan di
Kabupaten Soppeng, kebijakan yang dicoba oleh pemerintah Kabupaten Soppeng ialah
tingkatkan perkembangan ekonomi kerakyatan berbasis pedesaan dalam rangka
memesatkan pembangunan pertanian. Zona pertanian di Kabupaten Soppeng ialah salah
satu zona di bidang ekonomi yang mempunyai makna serta peran berarti bagi
pembangunan nasional. Zona ini berfungsi selaku sumber penghasil bahan makan,
sumber bahan baku untuk industri, mata pencaharian sebagian besar penduduk,
penghasil devisa negeri dari ekspor komoditinya apalagi mempengaruhi besar terhadap
stabilitas serta keamanan nasional. Tetapi keberadaan sumberdaya lahan yang terbatas
tidak dapat mengimbangi kebutuhan lahan yang sangat pesat baik dari zona pertanian
ataupun non pertanian, dampaknya mencuat persaingan pemanfaatan lahan yang silih
tumpang tindih serta tidak mencermati aspek kelestarian area. Perihal ini bisa jadi
hambatan untuk proses pembangunan nasional, spesialnya di zona pertanian.
Perencanaan yang pas serta data yang aktual sangat diperlukan oleh para pengguna
lahan serta pihak- pihak yang terpaut supaya pemakaian lahan tersebut bisa maksimal
cocok dengan kemampuannya serta bisa digunakan secara berkepanjangan( Soekartawi,
1996).
Dalam perihal meningkatkan infrastruktur berbasis komoditi unggul di Kabupaten
Soppeng, perlu terdapatnya penerapan Gerakan Pengembangan Kawasan agropolitan,
dalam perihal ini perlu dibangun Koordinator Lapangan( KORLAP) pada tiap- tiap
kecamatan dalam kawasan agropolitan, ialah: Kecamatan Lalabata, Lilirilau, Liliriaja,
serta Marioriwawo, serta wilayah pusat perkembangan (DPP) Lajoa selaku ibukota

258

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Kelurahan Jennae Kecamatan Liliriaja. Berikutnya dibangun kelompok kerja (POKJA)


serta pos simpul Koordinasi (POSKO), selaku sekertariat kelompok kerja pengembangan
kawasan agropolitan Kabupaten Soppeng. Setelah itu menetapkan personil POKJA,
personil POSKO serta sekertariat pengembangan kawasan agropolitan kabupaten
soppeng.
Pembangunan nasional yang ditunjukan pada pada pembangunan wilayah
bersumber pada UU 32 tahun 2004 pada dasarnya merupakan buat memacu
pemerataan pembangunan serta tingkatkan kesejahteraan rakyat. Di tingkatan regional
pembangunan daerah yang ditinjau dari aspek ekonomi wajib jadi prioritas utama dalam
menggerakkan ekonomi nasional. Dengan terdapatnya sistem otonomi wilayah, jadi tiap
wilayah kabupaten/ kota diberi wewenang buat meningkatkan serta mengelola
wilayahnya sendiri. Sebagaimana yang diamanatkan di dalam UU 32 tahun 2004 tentang
desentralisasi daerah. Bermacam kebijakan yang di informasikan Pemerintah menimpa
ukuran pembangunan sudah mendesak pembangunan di propinsi serta kabupaten
dalam melakukan desentralisasi selaku bentuk otonomi wilayah. Perihal ini
mengindikasikan kalau daerah- daerah wajib telah tidak bergantung lagi pada dana
anggaran pusat serta wajib mendesak donasi sektor- zona ekonomi yang berbasis
komoditas pertanian yang mempunyai kemampuan besar dalam tingkatkan Pemasukan
Asli Wilayah( PAD) nya, sehingga menunjang untuk suksesnya penerapan pembangunan
daerah di wilayah tersebut. Dalam perspektif jangka panjang, konsep pembangunan
daerah wajib jadi sesuatu upaya buat menumbuhkembangkan perekonomian daerah
(local economic development) sehingga wilayah otonom bisa berkembang serta tumbuh
secara mandiri.

C. Metode Penelitian
Riset dicoba dengan memakai pendekatan deskriptif. Bagi Arikunto( 2002), kalau
riset deskriptif merupakan riset yang menarangkan, menganalisis ataupun
menggambarkan variabel- variabel( keadaan, kondisi ataupun suasana) baik masa
kemudian ataupun saat ini( lagi terjalin). Buat mengenali gimana merumuskan strategi
pengembangan infrastruktur dalam mendukung kawasan agropolitan di Kabupaten
Soppeng.

259

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

a. Metode pengumpulan data


Metode pengumpulan informasi yang digunakan dalam riset ini terdiri atas
informasi sekunder yakni dengan memakai riset kepustakaan yang relevan ataupun
berkaitan dengan rumusan permasalahan serta mengambil data- data yang bisa
diperoleh dari bermacam sumber, baik lewat metode instansional maupun lewat
metode pengumpulan dokumen- dokumen yang bisa menunjang riset. Informasi
primer ialah sesuatu tata cara pengumpulan informasi yang bertabiat observasi
lewat pengamatan secara langsung terhadap objek riset buat mendapatkan
cerminan nyata terhadap indikasi yang terjalin di lapangan yang bisa menunjang
pengumpulan informasi secara objektif dengan memakai sebagian metode
pengumpulan informasi semacam lewat dokumentasi serta wawancara dengan
memakai open- ended question dengan pihak terpaut cocok dengan kebutuhan
informasi yang di idamkan.
b. Jenis dan Sumber Data
Sumber informasi. Awal. Informasi primer merupakan informasi yang
diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak- pihak yang terpaut dengan
pertumbuhan kawasan agropolitan di Kabupaten Soppeng. Informasi primer ini
digunakan buat menguatkan serta menarangkan informasi sekunder yang sudah
didapat dan buat memastikan alternatif strategi pengembangan daerah dengan
memakai analisis SWOT, yang meliputi informasi keadaan pertumbuhan kawasan
agropolitan serta data–data penunjang yang lain, semacam informasi fasilitas serta
prasarana, Kedua. Informasi sekunder merupakan informasi serta data yang didapat
tidak langsung di lapangan melainkan dari buku- buku ataupun dokumen yang sudah
diterbitkan tadinya, yang dibutuhkan buat memenuhi informasi primer, meliputi
informasi luas areal panen (ha) tumbuhan pangan kawasan agropolitan (Kecamatan
Lalabata, Lilirilau, Liliriaja serta Marioriwawo) Kabupaten Soppeng serta informasi
luas areal panen (ha) tumbuhan pangan Kabupaten Soppeng Tahun 2016– 2020,
peta administrasi Kabupaten Soppeng.

260

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

c. Metode Analisis
Dalam menganalisis informasi yang sudah dikumpulkan dalam riset ini
memakai analisis Location Quotient (LQ) buat menganalisis status komoditi unggulan
(padi serta jagung) di Kabupaten Soppeng. Tata cara LQ buat mengenali komoditas
unggulan diakomodasi dari (Miller&amp; Wright (1881), Isserman (1997), serta Ron
Hood (1998) dalam Rachmat 2003). Loqation Quetient merupakan sesuatu
perlengkapan pengembangan ekonomi yang lebih simpel dengan seluruh kelebihan
serta keterbatasannya. Metode LQ ialah salah satu pendekatan yang universal
digunakan dalam model ekonomi basis selaku langkah dini untuk menguasai zona
aktivitas yang jadi pemacu perkembangan. LQ mengukur konsentrasi relatife
ataupun derajat spesialisasi aktivitas ekonomi lewat pendekatan perbandingan.
Dalam mengaplikasikan Analisis Location Question (LQ) ini buat tumbuhan tiap- tiap
digunakan satuan areal luas panen (ha). Hasil LQ yang didasarkan pada aspek luas
areal panen bisa penuhi kriteria unggul dari sisi penawaran, Sebab areal panen ialah
resultante kesesuaian berkembang tumbuhan dengan keadaan agroekologi yang
secara implicit mencangkup unsur- unsur (peubah) hawa, fisiografi serta tipe tanah.

261

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

D. Kerangka Berpikir

(Sektor Pertanian)

Infrastruktur Agropolitan

• Pasar
• Kelembagaan/koperasi dan lembaga keuangan
• Gudang prosessing dan pengolahan hasil
• Sarana transportasi dan irigasi

Pemanfaatan untuk kenaikan jenjang kesejahteraan


serta taraf hidup warga kawasan agropolitan
Kabupaten Soppeng

Kenaikan produksi berbasis


komoditi unggulan di kawasan
agropolitan

Membagikan arahan strategis pengembangan infrastruktur


berbasis komoditi unggulan untuk menunjang percepatan
pengembangan kawasan agrropolitan

Dukungan kebijakan PEMDA

Berkembangnya Kawasan agropolitan

262

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Perkembangan Komoditas Unggulan


Komoditas unggulan Pertanian di tiap kecamatan Kawasan di Kabupaten Soppeng
bisa dikelompokkan atas 2 jenis kawasan, adalah:
1. Kawasan pengembangan utama, ialah kawasan yang sebagai daerah utama
pengembangan tiap- tiap komoditas uanggulan, yang ada di Kecamatan liliriaja,
Kecamatan Lilirilau
2. Kawasan pengembangan penunjang, ialah kawasan yang sebagai daerah
penunjang untuk pengembangan komoditas unggulan, yang ada di Kecamatan
Liliriaja, Kecamatan Lilirilau, Kecamatan Lalabata serta Kecamatan Marioriwawo.

Gambar 4. Peta Kawasan Agropolitan Kabupaten Soppeng

Potensi komoditi unggulan Pertanian di setiap Kecamatan yang telah ditetapkan


menjadi kawasan agropolitan dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut:

263

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Tabel 1.1 Potensi Unggulan Agropolitan Kecamatan (Kawasan Agropolitan)


Potensi iUnggulan i(Komoditi
No. Kecamatan
iPertanian)
1 Liliriaja Jagung, Padi
2 Lilirilau Jagung
3 Lalabata Jagung, Padi
4 Marioriwawo Jagung, Padi
Sumber: Badan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), 2012.

a. Komoditas Unggulan Padi

Tumbuhan padi nyaris diusahakan oleh seluruh desa/ kelurahan dalam


Kawasan Agropolitan Kabupaten Soppeng. Dan membagikan kontribusi yang
lumayan besar untuk perkembangan ekonomi serta penyerapan tenaga kerja dan
pemasukan petani.

Dalam kurun waktu 2016– 2020, luas panen padi di Kabupaten Soppeng
cenderung berfluktasi, tetapi trendnya pula menampilkan kenaikan kurang lebih 13,
14 persen/ tahun yakni dari 38. 868 ha tahun 2016 menjadi 62. 250 ha tahun 2020.
Kenaikan luas panen tersebut mendesak terbentuknya kenaikan produksi kurang
lebih 11, 54 persen/ tahun. Untuk lebih jelasnya menimpa pertumbuhan luas panen,
jumlah produksi serta produktivitas padi, dalam kurun waktu tahun 2016- 2020 bisa
dilihat pada Tabel 1. 2. Pada tahun 2019 jumlah produksi padi sebanyak 276. 589 ton
dengan produktivitas 5, 67 ton/ ha, terjalin penyusutan produksi apabila dibanding
dengan tahun 2018 dengan jumlah produksi 309. 816, 00 ataupun menyusut kurang
lebih 10, 7 persen. Tetapi pada tahun 2020 berlangsung kenaikan produksi menjadi
338. 933, 00 ton.

264

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

Tabel 1.2 Perkembangan luas tanam, luas panen, produksi dan produktivitas padi di
Kabupaten Soppeng tahun 2016-2020.
Luas iTanam Luas iPanen Produksi Produktivitas
Tahun
i(ha) i(ha) i(ton) i(Ton/ha)
2016 47.080 38.868 226.433 5,83
2017 76.043,30 50.822,50 280.905,00 5,527
2018 47.941,50 53.223,80 309.816,00 5,82
2019 49.962,20 52.812,20 276.589 5,67
2020 48.802 62.250 338.933,00 6,42
Perkembangan
6,61 13,14 11,54 2,68
(% Tahun)
Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Soppeng.

Tetapi kenaikan jumlah produksi tersebut tidak diimbangi dengan kenaikan


kualitas ataupun mutu yang dijual petani di Kabupaten Soppeng. Perihal ini
diakibatkan sebab pengendalian pasca panen yang belum dicoba dengan baik serta
benar sehingga harga yang diterima petani pula masih rendah. Dalam mewujudkan
upaya kenaikan produksi melalui pengendalian, pengolahan hasil serta pemasaran,
wajib seluruhnya mengaitkan kedudukan petani selaku pelakon utama dalam
aktivitas tersebut. Melalui kenaikan kapasitas kelembagaan dimaksudkan supaya
mereka sanggup mengaplikasikan prinsip Good Agriculture Practice dalam
menaikkan usaha taninya. Ketersediaan fasilitas pengolahan, pemasaran dan SDM
petani yang mencukupi pula ialah aspek pendukung dalam menggapai target
pengembangan.

b. Komoditas Unggulan Jagung


Tumbuhan jagung (Zea mays) ditetapkan sebagai komoditas unggulan di
sebagian kecamatan yang ditetapkan sebagai kawasan agropolitan di Kabupaten
Soppeng. Dalam pertimbangan, yakni: (1) keempat kecamatan Kawasan Agropolitan

265

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

di Kabupaten Soppeng menenempatkan komoditas jagung sebagai ranking 2 serta 3


dalam komoditas andalan wilayah, (2) kemampuan areal pengembangannya cukup
luas pada lahan kering serta sawah tadah hujan, (3) jagung menggambarkan
komoditas yang mempunyai nilai multiplier effect yang besar dibandingkan
komoditas lain sebab tidak hanya bisa dikonsumsi langsung sebagai hidangan pokok,
pula dijadikan sebagai bahan pakan ternak, (d) teknologi pengembangannya relatife
lebih gampang serta sudah diketahui oleh warga, dan (4) bisa tingkatkan
pemanfaatan lahan baru serta kering yang masih banyak belum termanfaatkan
secara maksimal.
Dalam kurun waktu 2016 hingga tahun 2020, luas panen jagung di Kabupaten
Soppeng cenderung berfluktuasi, tetapi trendnya menampilkan kenaikan kurang
lebih 45, 5 persen per tahun ialah dari 10. 546, 00 ha tahun 2016 menjadi 39. 176, 30
ha pada tahun 2020. Kenaikan luas panen tersebut bisa menekan terbentuknya
kenaikan produksi kurang lebih 58, 8 persen per tahun. Untuk lebih jelasnya bisa
dilihat pada Tabel 1. 3 berikut ini:

Tabel 1.3 Perkembangan luas tanam, luas panen, produksi dan produktivitas Jagung
di Kabupaten Soppeng tahun 2016-2020.

Luas iTanam Luas iPanen Produksi Produktivitas


Tahun
i(ha) i(ha) i(ton) i(Ton/ha)
2016 19.121,00 10.546,00 41.127,00 3,9
2017 18.917,60 19.140,50 93.137,10 4,86
2018 15.495,80 18.799,70 84.759,00 4,49
2019 25.001,30 19.945,30 94.837,00 4,68
2020 45.378,20 39.176,30 195.504,00 4,99
Perkembangan
30,9 45,5 58,8 6,9
(% Tahun)
Sumber: Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Soppeng.

266

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

2. Hasil Analisis Status Komoditi Unggulan (padi dan jagung)


Di dalam aplikasi LQ menuju perolehan komoditi unggulan yang didasarkan
pada aspek luas areal panen didefinisikan jika LQ merupakan rasio antara pangsa
relative( share) luas areal panen komoditi i pada tingkatan kawasan terhadap total
luas areal panen subsektor kawasan dengan pangsa relatif luas areal panen komoditi
i pada tingkatan kabupaten terhadap total luas areal panen subsektor kabupaten.
Pada Tabel 2. 1 di bawah ini bisa dilihat bagaimana komoditi tumbuhan pangan
bersifat basis ataupun non basis dengan range 5 tahun terakhir.

Tabel 2.1 Location Quetion (LQ) komoditi unggulan berdasarkan luas areal panen
terhadap sub sektor tanaman pangan tahun 2007-2011

Komoditi Tahunan Pi i(ha) Pt i(ha) Pi i(Ha) Pt i(ha) LQ Ket.


Luas Total luas Luas areal Total luas
areal areal panen areal
panen panen komoditi panen
komoditi subsektor tingkat subsektor
tingkat komoditi kabupaten komoditi
kawasan tingkat tingkat
kawasan kabupaten
Padi 2016 19291 24.456 38.868 47,014 1,00 Basis
2017 13405,6 26.283 50.822,50 51,701 1,00 Basis
2018 23395,7 25.588 53.223,80 51,450 1,00 Basis
2019 23692,9 28.239 52.812,20 54,853 1,00 Basis
2020 24181 29.774 62.250 63,021 1,00 Basis

Jagung 2016 8679 24.456 10.546,00 47,014 1,31 Basis


2017 22665,7 26.283 19.140,50 51,701 1,50 Basis
2018 12966,5 25.588 18.799,70 51,450 1,72 Basis
2019 15244 28.239 19.945,30 54,853 1,48 Basis
2020 28686,5 29.774 39.176,30 63,021 1,49 Basis

Ubi 2016 105 24.456 801 47,014 1,27 Basis


Kayu 2017 32 26.283 904 51,701 0,26 Non
2018 109 25.588 759 51,450 1,71 Basis
267

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

2019 76 28.239 653 54,853 7,22 Basis


2020 35 29.774 700 63,021 0,89 Basis
Non
Basis
Ubi jalar 2016 28 24.456 38 47,014 1,75 Basis
2017 30 26.283 48 51,701 1,60 Basis
2018 20 25.588 46 51,450 0,74 Non
2019 18 28.239 42 54,853 0,39 Basis
2020 10 29.774 30 63,021 0,71 Non
Basis

Non
Basis

Analisis menampilkan kalau range nilai LQ buat komoditas padi pada kawasan
agropolitan 5 tahun terakhir (2016- 2020) yakni rata- rata 1, 00. Begitu halnya
dengan komoditas jagung range nilai LQ 5 tahun terakhir (2016- 2020) berkisar
antara 1, 21 hingga 1, 62. Dengan nilai LQ 1, 62 maksudnya produksi jagung di
kawasan itu jenjang konsentrasi areal panennya 1, 62 kali lebih besar dibanding areal
panen kabupaten. Sehingga komoditas padi serta jagung yang jadi komoditas
unggulan di Kawasan Agropolitan Kabupaten Soppeng serta mempunyai nilai LQ 1
komoditi tersebut secara teknis layak dibesarkan, dari sisi ekonomi mengutungkan
serta secara sosial bisa diterima oleh penduduk setempat. Tetapi komoditas ini
hendak memperoleh nilai tambah untuk masyarakatnya bila dikelola dengan baik.
Zona on farm( budidaya) serta off farm sangatlah berarti untuk dicermati oleh
pemerintah wilayah (Rachmat, H, 2003).

Dengan penyediaan infrastruktur diharapkan hendak bisa berperan sebagai


primer mover( penggerak utama) pengembangan kawasan agropolitan, sehingga
segala substansi yang terpaut dengan pengembangan kawasan agropolitan bisa
berjalan simultan serta harmonis. Secara simulotan maksudnya subsistem agribisnis
hulu, subsitem usaha tani, subsistem agribisnis hilir serta sub sistem jasa penunjang
268

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

wajib bisa dibesarkan sekalian( Sulistiono, 2008). Bagi Tarigan( 2004) hasil
perhitungan Location Quetion( LQ) dalam perekonomian wilayah yakni bila nilai LQ
1, hingga komoditi tersebut lebih berspesialisasi dibanding daerah rujukan.
Maksudnya, komoditi tersebut dalam perekonomian wilayah di daerah Kabupaten
Soppeng mempunyai keunggulan komparatif serta dikategorikan selaku komoditi
basis. Bila nilai LQ&lt;1, hingga komoditi yang bersangkutan diwilayah Kabupaten
Soppeng kurang berspesialisasi dibanding dengan daerah rujukan. Komoditi tersebut
dikategorikan selaku komiditi nonbasis. Bila nilai LQ= 1, hingga komoditi yang
bersangkutan baik di daerah penelitian ataupun diwilayah rujukan mempunyai
kenaikan.

3. Konsep Pengembangan Infrastruktur


Ketersediaan serta kelengkapan fasilitas serta prasarana sangat memastikan
dalam pengembangan kooditas unggulan di posisi kawasan agropolitan. Bersumber
pada keadaan kawasan dikala ini, hingga konsep pengembangan kawasan spesialnya
pada penyediaan infrastruktur sesuai subsistem agribisnis yang terdapat yakni selaku
berikut:
1. Infrastruktur Subsistem Agribisnis Hulu (up- stream agribusiness) Tidak hanya itu,
untuk mendukung penyediaan fasilitas produksi pertanian diupayakan bisa
disediakan secara kelompok tani dengan membentuk lembaga koperasi ataupun
sejenisnya dan membuka kesempatan untuk swasta/ pengusaha saprotan untuk
bisa membuka usaha di bidang ini berbentuk pembukaan supermarket saprotan
dengan pelayanan yang lebih lengkap. Upaya pengembangan industri bibit pada
kawasan perlu dicoba. Tidak hanya itu untuk memenuhi kebutuhan kawasan.
2. Infrastruktur Subsistem Usaha Tani ( On- Farm Agribusiness) Konsep
pengembangan tipe infrastruktur yang bisa mendukung pengembangan
subsistem ini berbentuk: jalur produksi, kenaikan mutu jalur produksi supaya
pengangkutan hasil dari areal persawahan ke desa induk bisa mudah. Konsep
pengembangan jalur produksi berbentuk normalisasi jalan yang telah terdapat
dengan pelebaran badan jalur diiringi pengerasan jalan. Memandang keadaan

269

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

saluran drainase tersier yang terdapat di sebagian daerah kawasan tersebut yang
mana keadaannya sangat memprihatikan, hingga dibutuhhkan pula pembuatan
saluran drainase tersier dan rehabilitasi berat terhadap Bendungan Polojene
untuk menunjang aktivitas usahatani di Kawasan Agropolitan.
3. Infrastruktur Subsistem Pengolahan Hasil( Down- Steam Agribusiness)
Konsep pengembangan infrastruktur subsistem ini yakni dengan menyediakan
sarana berikut ini dalam kawasan:
• Prasarana serta Fasilitas utilitas Konsep pengembangan merupakan
ekspansi jaringan air bersih, jaringan listrik serta komunikasi ke desa- desa
sentra produksi.
• Peningkatan sistem jaringan air bersih untuk keperluan industri skala
kecil, menengah serta besar, butuh disiapkan pada kawasan ini.
• Tempat pengolahan, tempat pengolahan terpadu skala kelompok tani
supaya menggapai skala ekonomi serta terkonsentrasinya pengolahan
komoditi, mulai dari hasil panen sampai pengolahan limbahnya sehingga
bisa lebih efesien. Limbah sisa semacam jerami dalam bangunan
pengolahan ini diolah menjadi sekian banyak produk turunan yang
mempunyai nilai tambah.
• Gudang penyimpanan hasil pertanian, konsep pengembangan gudang
penyimpanan hasil panen untuk kelompok tani merupakan pembuatan
gudang tempat penyimpanan kelompok yang diatur sedemikian rupa
sehingga hasil panen komoditi senantiasa terpelihara. Sehingga mampu
bisa bertahan dikemas dalam waktu tertentu menunggu harga jual yang
layak.
• Industri pengolahan skala kelompok, buat menggunakan limbah dari
pengolahan komoditi, pengembangan pengolahan limbah butuh dicoba
bersumber pada kelompok pengolahan.
• Industri pengolahan skala menengah, konsep pengembangan kelas
industri menengah merupakan industri pengolahan lanjutan dengan

270

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

menggunakan pengolahan bahan baku yang sudah dilakukan oleh


kelompok tani.
• Industri pengolahan skala besar, konsep pengembangan industri skala
besar merupakan padat modal serta padat teknologi. Lewat industri
pengolahan skala besar, pemerintah wilayah bisa membuka kesempatan
investasi dengan investor yang padat modal dari dalam ataupun luar
negara yang dapat penuhi persyaratan yang ditetapkan.
4. Infrastruktur Subsistem Pemasaran Hasil
Sarana yang perlu dikembangkan antara lain : Perbaikan irigasi teknis, Perlu
renovasi Sub Terminal Agribisnis( STA), Adanya support lembaga dalam
penyediaan anggaran usaha tani, Sarana promosi yang mencukupi/ Data jaringan
pasar serta Tersedianya kapasitas fasilitas pengangkutan.

271

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

Berlandaskan pada hasil perhitungan LQ menetapkan bahwa komoditi unggulan(


padi serta jagung) yang sudah ditetapkan dalam dokumen masterplan kawasan agropolitan
Kabupaten Soppeng yang bersifat basis. Strategi prioritas dalam rangka pengembangan
infrastruktur kawasan agropolitan untuk menunjang kenaikan nilai komoditi unggulan
kawasan agropolitan Kabupaten Soppeng merupakan tingkatkan infrastrukutur penunjang
berbasis komoditas unggulan misalnya kenaikan implementasi fasilitas pertanian,
pengolahan serta jasa penunjang semacam renovasi Tubuh Pengelola Sub Terminal
Agribisnis ( STA), kenaikan impelementasi pasar hasil pertanian buat menggunakan
kesempatan ekspor. Kepada penduduk tani supaya bisa tingkatkan motivasi serta etos kerja
sehingga bisa meningatkan nilai tambah komoditi unggulan yang berimplikasi pada kenaikan
pemasukan, ketahanan pangan serta kesejahteraan penduduk pedesaan dan kenaikan
Pemasukan Anggaran Wilayah( PAD), kepada pemerintah supaya lebih berimbang
melangsungkan pembangunan perkotaan serta pedesaan, paling utama pengembangan
infrastruktur kawasan perdesaan yang mempunyai komoditas unggulan dengan membuat
kebijakan serta regulasi yang berpihak kepada petani sehingga investasi pertanian
kepunyaan rakyat bisa ternikmati langsung oleh petani pada kawasan agropolitan
kabupaten Soppeng sehingga posisi kawasan menjadi kokoh, menghasilkan lapangan kerja.
Kepada pihak swasta/ investor diharapkan kerjasama yang baik buat pengolahan lebih lanjut
yang membutuhkan teknologi besar serta padat modal sehingga terjalin pola kemitraan
yang silih menguntungkan antar petani, kelompok tani serta pihak swasta/ investor.

272

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH
JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2003). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Soppeng. (2020). Kabupaten Soppeng Dalam Angka Tahun
2021. Soppeng : Badan Pusat Statistik Kabupaten Soppeng.

Rachmat, H. (2003). Aplikasi Metode Location Quotient (LQ) Dalam Penentuan Komoditas
Unggulan Nasional. Bogor : Pusat Pengembangan Teknologi Pertanian.

Rustiadi, E., Saefulhakim, S., dan Panuju, D.R. (2011). Perencanaan dan Pengembangan
Wilayah. Jakarta : Crespent Press dan Yayasan Obor Indonesia.

Tarigan, R. (2004). Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi, Cetakan Pertama. Jakarta : PT Bumi
Aksara.

Pranoto, S. (2005). Pembangunan Perdesaan Berkelanjutan Melalui Model Pengembangan


Agropolitan. Bogor.

Sulistiono. (2008). Model Pengembangan Wilayah Dengan Pendekatan Agropolitan di


Kabupaten Banyumas. (tesis). Bogor : Program Pascasarjana IPB.

Soenaryo. (2007). Pengembangan Kawasan Agrpoplitan dalam Rangka Pengembangan


Wilayah. Jakarta : Diakses Januari 2011. www.Kawasan Agropolitan.go.id

273

LAPORAN RENCANA KABUPATEN SOPPENG


STUDIO PERENCANAAN WILAYAH

Anda mungkin juga menyukai