Anda di halaman 1dari 11

PEMBAHASAN

A. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran


1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah memilih dan menetapkan metode belajar
yang dianggap paling efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh
pendidik dalam menjalankan tugasnya1. Penggunaan strategi pembelajaran
sangat penting dimiliki oleh guru agar mempermudah proses pembelajaran
sehingga mencapai hasil yang optimal. Pengorganisasian sendiri adalah
proses untuk menyusun struktur-struktur untuk mencapai tujuan yang
ingin dicapai.
Dapat disimpulkan bahwa strategi pengorganisasian pembelajaran
adalah metode untuk mengorganisasi bidang studi yang telah dipilih untuk
pembelajaran. Mengorganisasi sendiri lebih mengacu pada suatu tindakan
seperti pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram, dan lain-lain yang
setingkat dengan itu.
2. Hakikat Strategi Pengorganisasian Pembelajaran
Strategi pengorganisasian pembelajaran disebut sebagai struktural
strategi yang mengacu pada cara untuk membuat urutan (sequencing) dan
mensintesis (synthesizing) fakta, konsep, prosedur, dan prinsip yang
berkaitan. Sequencing mengacu pada pembuatan urutan isi bidang studi,
dan synthesizing mengacu pada upaya untuk menunjukkan lepada siswa
keterkaitan antara fakta, konsep, prosedur, atau prinsip yang terkandung
dalam suatu bidang studi2.
Secara khusus pengorganisasian pembelajaran sendiri merupakan fase
yang amat penting dalam rencangan pembelajaran. Mensintesis tentang
membuat topik-topik dalam suatu pembalajaran akan menjadi lebih
bermakna untuk siswa, yaitu dengan cara menunjukkan bagaimana topik-
topik itu terkait dengan bidang studi. Kebermaknaan itu yang akan
mengantarkan para siswa untuk memiliki kemampuan yang lebih baik dan
lebih lama terhadap topik yang dipelajari.
1
Abu Ahmadi dan Joko Tri Praseto. Strategi Belajar Mengajar. (Bandung: Pustaka Setia, 2005),
46
2
Ibid, 48

1
B. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Makro
Strategi pengorganisasian makro, mendeskripsikan cara-cara penanganan
4S yaitu, selection (memilih), sequencing (membuat urutan), synthesizing
(mensintesis), dan summary (merangkum). Strategi makro mengacu pada
metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu
konsep atau prosedur atau prinsip. Strategi makro berurusan dengan bagaimana
memilih, menata urutan, membuat sintesis dan rangkuman isi pembelajaran
yang saling berkaitan. Gagne menguraikan strategi pengorganisasian makro
dalam beberapa hal yaitu3 :
1. Hirarki belajar
Hirarki belajar adalah urutan kemampuan yang harus dikuasai agar
dapat mempelajari hal-hal yang lebih sulit atau lebih kompleks. Namun
sebelum mencapai hirarki belajar akan muncul yang namanya prasyarat
belajar tentunya harus dicapai terlebih dahulu. Artinya pengetauan tertentu
harus dikuasi terlebih dahulu sebelum pengetahuan lain dipelajari. Contoh
ketika guru akan mengajarkan pengurangan pada siswa tentunya guru
harus mengajarkan siswa penjumlahan terlebih dahulu, hal ini yang
disebut prasyarat belajar sehingga dengan begitu akan tercapailah yang
namanya hirarki belajar. Hirarki belajar dari Gagne ini memungkinkan
prasyarat berbeda untuk kemampuan yang berbeda pula.
2. Analisis tugas
Cara yang digunakan dalam pengorganisasian makro selanjutnya
adalah analisis tugas. Berbeda dengan prasyarat belajar yang memberi
petunjuk pengetahuan mana yang harus dipelajari terlebih dahulu. Analisis
belajar akan menampilkan tugas-tugas belajar yang akan dikerjakan oleh
siswa dan menganalisa bagaimana siswa akan mengerjakan tugas tersebut.
3. Subsumptive sequence (urutan umum ke rinci)
Cara membuat isi pembelajaran agar lebih bermakan dalam
pengorganisasian makro yaitu menggunakan subsumptive sequence (urutan
umum ke rinci) sebagai strategi utama dalam pengorganisasian belajar.

3
I Nyoman Sudana Degeng, Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel, (Jakarta:Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan,1989), 112

2
Perolehan belajar dan retensi akan dapat ditingkatkan bila pengetahuan
baru diasimilasikan dengan pengetahuan yang sudah ada.
4. Kurikulum spiral
Kurikulum spiral merupakan pendekatan penataan materi dari
umum ke rinci. Jadi dalam pengorganisasian belajar makro pemilihan
kurikulum spiral sangat cocok untuk mengajarkan pengurutan pengajaran
mulai dari yang umum terlebih dahulu secara berkala kemudian
mengajarkan pembelajaran dalam cakupan yang lebih rinci. Contoh
mengajarkan materi bangun ruang dilanjutkan dengan cara
mengelompokkan bangun ruang, dan jenis-jenis bangun ruang.
5. Teori skema
Teori skema merupakan teori yang mengasimilasikan atau
membaurkan pengetahuan baru dengan pengetahuan lama yang telah di
dapatkannya. Dalam strategi makro teori skema diperlukan agar siswa
memiliki pengetahuan jangka panjang dalam memperoleh pembelajaran
sehingga dalam mendapatkan pengetahuan baru, siswa tidak akan
melupakan pengetahuan lama yang telah didapatkanya. Dengan begitu
penggunaan teori skema dalam strategi makro dilakukan dengan cara
mengaitkan pengetahuan yang sudah ada dengan hasil belajar sebagai hasil
pengetahuan baru yang didapatkanya. Dengan begitu struktur pengetahuan
baru itu akan diasimilasikan menjadi assimilative schema pada proses
belajar berikutnya.
6. Webteaching
Pada strategi pengorganisasian makro diperlukan webteaching
untuk menata urutan isi bidang studi. Prosedur ini menekankan pada
pentingnya peran struktur pengetahuan yang telah dimiliki oleh si belajar
dan strktur isi bidang yang akan dipelajari.
7. Teori elaborasi
Strategi elaborasi dikategorikan strategi pengorganiasasian makro
karena mendeskripsikan cara cara pengorganisasian isi pembelajaran
dengan mengikuti urutan umum ke rinci. Pengurutan isi pembelajaran
yang bersifat umum ke rinci dilakukan dengan lengkah pertama yaitu

3
dengan menampilkan epitome (struktur isi bidang studi yang dipelajari)
dan selanjutnya mengelaborasi bagian-bagian yang ada dalam epitome
secara lebih rinci.
C. Komponen Strategi Teori Elaborasi
Dalam melakukan pengorganisasian isi pembelajaran harus
memperhatikan komponen-komponen yang dijadikan dasar teori elaborasi.
Terdapat 7 komponen teori elaborasi yaitu4:
1. Urutan elaboratif
Urutan elaboratif adalah urutan isi pembelajaran dari yang bersifat
sederhana ke kompleks atau dari umum ke rinci yang memiliki
karakteristik khusus. Dikatakan memiliki karakteristik khusus karena
mendiskripsikan cara yang sangat berbeda dengan cara-cara umum yang
dipakai untuk menata urutan pengajaran dari umum ke rinci. Dalam
membuat urutan elaboratif harus memperhatikan dua hal berikut yaitu, 1)
penyajian isi bidang studi pada tingkat umum mengepitomasi (bukan
merangkum) bagian yang lebih rinci, dan 2) epitomasi dibuat atas dasar
satu tipe struktur isi bidang studi.
2. Urutan prasyarat belajar
Urutan prasyarat belajar adalah strategi yang menunjukkan konsep,
prosedur, atau prinsip mana yang harus dipelajari terlebih dahulu sebelum
konsep, prosedur, atau prinsip lain bisa dipelajari. Hal tersebut sama
dengan hirarki belajar yang dikemukakan oleh Gagne.
3. Rangkuman
Rangkuman adalah tinjauan kembali (review) terhadap apa yang
dipelajari. Rangkuman sangat diperlukan karena untuk mempertahakan
retensi (daya ingat) dan rangkuman ditujukan untuk memberikan
pernyataan singkat mengenai isi bidang studi yang telah dipelajari siswa
dan contoh-contoh acuan yang mudah diingat untuk setiap konsep,
prosedur, dan prinsip yang diajarkan. Ada dua jenis rangkuman yaitu
rangkuman internal diberikan pada setiap akhir suatu pelajaran dan hanya
merangkum sisi bidang studi yang baru dipelajari, dan rangkuman

4
Ibid, 114

4
eksternal yang diberikan setelah beberapa kali pelajaran yang merangkum
semua isi yang telah dipelajarai dalam beberapa kali pelajaran.
4. Pesintesis
Pesintesis berfungsi untuk menunjukkan kaitan-kaitan diantara
konsep, prosedur, atau prinsip yang diajarkan. Pesintesis sangatlah penting
karena akan menunjukkan sejumlah keterkaitan/hubungan diantara konsep,
prosedur, atau prinsip sehingga memudahkan tentang konsep, prosedur,
atau prinsip pada bagian isi yang lebih luas. Pesintesis berfungsi untuk
memudahkan pemahaman, memberikan pengaruh motivasional pada
siswa, dan meningkatkan retensi (daya ingat) siswa.
5. Analogi
Analogi merupakan komponen penting dalam strategi teori
elaborasi karena memudahkan pemahaman terhadap pengetahuan baru
dengan cara membandingkannya dengan pengetahuan yang sudah dikenal
oleh siswa. analogi menggambarkan persamaan antara pengetahuan yang
baru dengan pengetahuan yang lain yang berbeda diluar cakupan
pengetahuan yang sedang dipelajari. Ini sangat membantu pemahaman
terhadap pengetahuan yang sukar dipelajari siswa. makin dekat persamaan
antara pengetahuan baru dengan pengetahuan yang dijadikan analogi,
makin efektif analogi itu.
6. Pengaktifan strategi kognitif
Pengaktifan strategi kognitif adalah keterampilan-keterampilan
yang diperlukan siswa untuk mengatur proses-proses internanya ketika dia
belajar, mengingat, dan berpikir. Ada dua cara untuk mengatifkan strategi
kognitif yaitu, pertama merancang pembelajaran sedemikian rupa sehingga
siswa dipaksa untuk menggunakannya dan biasanya digunakan secara
tidak sadar. Misalkan bisa berupa gambar, diagram, dan pertanyaan-
pertanyaan penuntut. Kedua dengan menyuruh siswa menggunakannya,
cara ini tepat dipakai bila siswa sudah pernah belajar menggunakan
strategi kognitif ini. Misalkan, ‘buatlah diagram untuk menunjukkan
proses yang baru saja diajarkan!”, atau “pikirkan analogi untuk
memperjelas ide yang baru saja dibicarakan”.

5
7. Kontrol belajar
Kontrol belajar mengacu pada kebebasan siswa dalam melakukan
pilihan dan pengurutan terhadap isi yang dipelajari (content control),
kecepatan belajar (pace control), komponen strategi pengajaran yng
digunakan (display control), dan strategi kognitif (conscious cognition
control) yang ingin digunakan. Kontrol si belajar terhadap penggunaan
komponen strategi pengajaran juga amat terbuka dalam model elaborasi. Si
belajar dapat diberikan kebebasan untuk menentukan apakah dan kapan
dia memerlukan rangkuman, pesisntesis atau analogi. Si belajar juga
diberikan kebebasan untuk memilih strategi kognitif yang paling cocok
baginya untuk digunakan dalam situasi pengajaran.
D. Model Elaborasi
Pada bagian ini akan dibahas prinsip-prinsip model elaborasi yaitu5:
1. Penyajian kerangka isi
Dalam teori elaborasi penyajian kerangka isi ditempatkan paling
awal dari keseluruhan isi pembelajaran karena menunjukkan bagian-
bagian utama bidang studi dan hubungan-hubungan utama diantara bagian-
bagian tersebut.
2. Elaborasi secara bertahap
Elaborasi pada tahap pertama akan mengelaborasi bagian-bagian
yang tercakup dalam kerangka isi, elaborasi tahap kedua akan
mengelaborasi bagian-bagian yang tercakup dalam elaborasi tahap pertama
dan begitu seterusnya. Dengan begitu urutan pengajaran bergerak dari
umum ke rinci atau dari sederhana ke kompleks.
3. Bagian terpenting disajikan pertama kali
Berkaitan dengan penekanan bahwa bagian yang terpentinglah
yang harus disajikan pertama kali. Gunanya untuk menentukan penting
atau tidak suatu bagian ditentukan oleh sumbangnya untuk memahami
keseluruhan isi bidang studi.
4. Cakupan optimal elaborasi

5
Bella Herkiana Risky, Skripsi : “Studi Deskriptif Tentang Strategi Pengorganisasian
Pembelajaran Dalam Pengembangan Sub Tema Berbasis Kompetensi Lokal di Gugus Parkit
Kecamatan Ungalan Barat” (Semarang, Universitas Negeri Semarang, 2017), 29-30

6
Berkaitan dengan tingkat kedalaman dan keluasan elaborasi
hendaknya dilakukan cukup singkat agar konstruk (fakta, konsep, prinsip,
prosedur) dapat diterima dengan baik oleh siswa. namun elaborasi juga
perlu dilakukan dengan cukup panjang agar tingkat kedalaman dan
keluasan memadai.
5. Penyajian pesintesis secara bertahap
Penyajian pesintesis dilakukan secara bertahap yaitu setelah setiap
kali melakukan elaborasi. Secara khusus dimaksudkan untuk menunjukkan
hubungan diantara konstruk-konstruk yang lebih rinci yang baru diajarkan,
dan untuk menunjukkan konteks elaborasi dalam epitome. Dengan begitu
pemahaman suatu konsep, prinsip, dan prosedur menjadi lebih dalam
karena semuanya dipelajari dalam konteksnya.
6. Penyajian jenis pesintesis
Pesintesis yang berfungsi sebagai pengait satuan-satuan konsep,
prinsip, prosedur hendaknya disesuaikan dengan tipe bidang isi studi.
7. Tahapan pemberian rangkuman
Rangkuman yang dimaksud yaitu untuk melakukan tinjauan ulang
mengenai isi bidang studi yang sudah dipelajari, dan hendaknya diberikan
sebelum penyajian pesintesis.
E. Sumber Kesahihan Pendukung Teori Elaborasi
Sumber kesahihan teori elaborasi dibagi menjadi beberapa bagian yaitu6:
1. Struktur kognitif
Struktur kognitif sebagai struktur organisasional yang ada dalam
ingatan seseorang yang mengintegrasikan unsur-unsur pengatahuan yang
terpisah-pisah kedalam suatu unit konseptual. Banyak para pakar yang
memusatkan perhatiannya pada konsepsi bahwa perolehan dan retensi
pengetahuan baru merupakan struktur kognitif yang sudah dimiliki si
pembelajar atau siswa.
2. Skemata memiliki fungsi asimilatif

6
I Nyoman Sudana Degeng, Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel, (Jakarta:Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan,1989), 129-136

7
Skemata memiliki fungsi asimilatif maksudnya bahwa skemata
berfungsi untuk mengasimilasikan pengetahuan baru kedalam hirarki
pengetahuan dalam struktur kognitif siswa. struktur kognitif yang dimiliki
siswa menjadi faktor utama yang mempengaruhi kebermaknaan perolehan
pengetahuan baru. Pengurutan asimilatif untuk mengorganisasi
pembelajaran mulai dengan menyajikan informasi yang sangat umum dan
inklusif menuju ke informasi khusus. Konsepsi dasar mengenai struktur
kognitif inilah yang disajikan landasan teoritik pengembangan teori
elaborasi.
3. Pengolahan informasi dalam ingatan

Pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari proses


menyandian informasi (encoding), penyimpanan informasi (storage), dan
akhirnya pengungkapan kembali (retrieval). Control Elements, Estes
(1972) mengkonsepsikan bahwa informasi diorganisasi di sekitar control
elements. Control element tingkat lebih tinggi merangkai element tingkat
yang lebih rendah sehinga membentuk suatu struktur hirarkhis yang serupa
dengan konsepsi skemata. Prototypes, Norman dan Bobrow (1979)
memandang organisasi ingatan sebagai prototypes yang merupakan
struktur representasi dari informasi-informasi yang telah diperoleh yang
berfungsi sebagai kerangka untuk mengaitkan informasi baru.

4. Integrasi teori elaborasi dalam psikologi kognitif


Teori elaborasi dikembangkan dari teori struktur kognitif dan
proses ingatan. Semua komponen strategi yang diintegrasikan ke dalam
teori elaborasi bersumber pada konsepsi-konsepsi teori psikologi kognitif.
Model elaborasi juga dapat meningkatkan efisiensi perolehan pengetahuan
dengan mengaitkan semua pengetahuan baru yang dipelajari ke dalam
struktur kognitif yang sudah dimiliki siswa. model elaborasi menggunakan
kerangka epitome yang menyajikan hubungan-hubugan konseptual isi
mata pelajaran. Dengan cara seperti ini siswa dapat mengaitkan setiap
konstruk dengan jumlah konstruk lain. Model elaborasi juga merinci
empat jenis hubungan yang tercakup dalam suatu mata pelajaran yang

8
dituangkan dalam struktur konseptual, struktur prosedural, struktur
teoritik, dan struktur belajar. Dalam hal ini struktur belajar dan struktur
konseptual dapat dipadankan dengan represetasi struktur pengetahuan
dalam skemata. Hal penting yang menjadi karakteristik skemata bahwa
skemata berisi variabel informasi yang berfungsi untuk memasukkan dan
mengaitkan berbagai contoh konsep.
5. Kemudahan model elaborasi
Model elaborasi memudahkan proses penyandian dan
penyimpanan informasi dengan jelas mengorganisasi pembelajaran dengan
cara tertentu ejalan dengan proses ingatan.
6. Model pembelajaran kognitif dan model elaborasi
Landasan kognitif dalam tindakan pembelajaran pertama kali dikatakan
oleh Ausubel (1983) kemudian dikembangkan oleh Mayer (1981). Mereka
menyatakan: Teori Instruksional harus secara kognitif. Kegunaan
pengembangan dalam psikologi pembelajaran kognitif dan memori harus
menjadi bagian dalam teori intruksional secara umum. Semenjak 10 tahun
terakhir terjadi ledakan pengetahuan tentang proses kognitif dan struktur
memori manusia. Sebuah teori instruksional yang bagus harus mampu
mengeksploitasi database yang berguna. Dalam subsuming cognitive
structure Ausubel (1968) menyatakan bahwa perolehan dan retensi
pengetahuan baru dapat dimudahkan dengan cara mengasimilasikannya ke
dalam pengetahuan yang sudah dimiliki oleh si-pebelajar. Dalam model
pembelajaran ini Ausubel (1968) mengintegrasikan tiga komponen
struktural, yaitu (1) advance organizer, merupakan pernyataan umum yang
memperkenalkan bagian-bagian utama dalam urutan pembelajaran yang
berfungsi sebagai kerangka konseptualnbagi pengetahuan berikutnya yang
lebih rinci dan abstrae. Oleh Ooyce dan Weil (1980) advance organizar
berfungsi menjelaskan, mengintegrasikan, dan mengaitkan pengetahuan
yang sedang dipelajari dengan pengetahuan yang sudah dimiliki.
(2)progressive differentiation, merupakan pembelajaran yang dimulai
penyajian ide yang paling umum dan inklusif kemudian diikuti dengan
penyajian yang bersifat umum ke rinci dalam penyajian yang hirarkhis.

9
(3)integrative reconciliation, merupakan suatu usaha untuk mengajarkan
kaitan-kaitan di antara konstruk yang sejalan  dengan karakteristik
pengorganisasian bidang studi, Joyce dan Weil (1980), Merrill, Kelety,
Wilson (1981). kistono, 10 Juni 2008.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Joko Tri Praseto. 2005. Strategi Belajar Mengajar.
(Bandung: Pustaka Setia).

10
Bella Herkiana Risky, Skripsi : “Studi Deskriptif Tentang Strategi
Pengorganisasian Pembelajaran Dalam Pengembangan Sub Tema
Berbasis Kompetensi Lokal di Gugus Parkit Kecamatan Ungalan
Barat” (Semarang, Universitas Negeri Semarang, 2017).

Degeng, Nyoman Sudana. 1989. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel.


(Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan).

11

Anda mungkin juga menyukai