Anda di halaman 1dari 8

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : Modul Pembelajaran


B. Kegiatan Belajar : Konsep Modul Pembelajaran (Sesi 1)

C. Refleksi

BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI

Peta Konsep
(Beberapa
istilah dan
1
definisi) di
modul bidang
studi

1. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang


digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas
atau pembelajaran dalam toturial dan untuk menentukan perangkat-perangkat
pembelajaran yang akan digunakan
2. Sintaks (Syntax) dari pada model, yaitu langkah-langkah, fase-fase, atau
Daftar materi
urutan kegiatan pembelajaran.
bidang studi
3. Prinsip Reaksi (Principle of Reaction) yaitu reaksi pembelajar atas aktivitas-
2 yang sulit
aktivitas pebelajar.
dipahami
4. Teori belajar Deskriptif adalah teori yang menjelaskan tujuan dari proses
pada modul
belajar. sedangkan teori pembelajaran preskriptif adalah teori yang
mengutamakan tujuan optimal dari metode pembelajaran.
5. Teori Belajar Behavioristik adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman.
6. Teori Belajar Kognitivistik adalah belajar yang dilakukan individu adalah hasil
interaksi mentalnya dengan lingkungan sekitar sehingga menghasilkan
perubahan pengetahuan atau tingkah laku.
7. Reseptor adalah alat indera
8. Sensory register adalah penampungan kesan-kesan sensoris
9. Short term memory adalah memory jangka pendek
10. Teori Konstruktivistik adalah mengemukakan bahwa lingkungan belajar sangat
mendukung munculnya berbagai pandangan dan interpretasi terhadap
realitas, konstruksi pengetahuan, serta aktivitas-aktivitas lain yang didasarkan
pada pengalaman
11. Teori Belajar Humanistik adalah teori belajar apapun baik dan dapat
dimanfaatkan, asal tujuannya untuk memanusiakan manusia yaitu
pemcapaian aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang belajar
secara optimal
1. Pada berbagai situasi proses pembelajaran seringkali digunakan istilah yang
pada dasarnya dimaksudkan untuk menjelaskan cara, tahapan atau
pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Istilah strategi, metode atau teknik pembelajaran seringkali
Daftar materi digunakan secara bergantian, walaupun pada dasarnya istilah-istilah tersebut
yang sering memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Teknik pembelajaran seringkali
mengalami disamakan artinya dengan metode pembelajaran.
3 2. Teori Behavioristik karena didalamnya para ahli atau penganut paham
miskonsepsi
dalam behavior berbeda dalam teorinya dan sekan bertentangan antara yang satu
pembelajaran dengan yang lainnya.seperti Skinner dan Guthrie yang berbeda pendapat
dalam pengaruh hukuman.
3. Kadang masih banyak yang menyamakan antara teori belajar kognif
dengan kontruktif padahal keduanya adalah teori belajar yang berbeda
Ketika diterapkan dalam pembelajaran.

Resume

MATERI 1
KONSEP MODEL PEMBELAJARAN

1. Konsep Dasar Model Pembelajaran


Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam toturial dan untuk menentukan
perangkat-perangkat pembelajaran yang akan digunakan.
Model pembelajaran memiliki empat ciri yang tidak dapat ditemukan pada strategi ataupun
prosedur tertentu lainnya, antara lain yaitu:
a. rasional teoritik yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
b. landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai).
c. tingkah laku pelajar yang diperlukan agar model dapat dilaksanakan dengan berhasil.
d. lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran tercapai.
Selain ciri-ciri tersebut di atas, alasan penggunaan model pembelajaran ada dua, pertama, istilah
model mempunyai arti yang lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur. Mereka didasarkan
pada tujuan pembelajaran yang dapat dicapai, sintaksis dan sifat lingkungan belajar itu sendiri. Dengan
bantuan model pembelajaran yang tepat, guru dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Faktanya,
dari sekian banyak model pembelajaran, tidak ada model yang lebih baik dari model lainnya.
Pertimbangan yang dimaksud antara lain : a) Materi pelajaran yang akan disampaikan, b) Tingkat
perkembangan kognitif siswa, c) Sarana dan fasilitas yang tersedia sehingga tujuan pembelajaran dapat
dicapai sesuai yang ditetapkan.
Lebih lanjut Joyce dan Weil (1986) mengemukakan beberapa key ideas yang perlu kita pahami
sebagai komponen suatu model pembelajaran:
a. Sintaks (Syntax) dari pada model, yaitu langkah-langkah, fase-fase, atau urutan kegiatan
pembelajaran.
b. Prinsip Reaksi (Principle of Reaction) yaitu reaksi pembelajar atas aktivitas-aktivitas pebelajar.
c. Sistem-Sosial (social system)
d. Sistem Pendukung (Support System) Sistem pendukung ini sesungguhnya merupakan kondisi yang
dibutuhkan oleh suatu model. Jadi, bukanlah model itu sendiri
e. Dampak instuksional (Instructional effects) Dalam hal ini beberapa model didesain untuk tujuan-
tujuan yang amat spesifik dan beberapa lainnya dapat dipergunakan secara umum
f. Dampak Pengiring (nurturant effect) adalah efek-efek pengiring yang ditimbulkan model

2. Teori Belajar dan Pembelajaran


Belajar merupakan usaha sadar individu untuk berubah dari ketidaktahuan menjadi pengetahuan,
dari sikap kurang menjadi benar, dari ketidakmampuan menjadi kemampuan melakukan sesuatu.
Namun bagaimana melibatkan individu dalam penciptaan atau transformasi aktif hasil belajar yang
diperolehnya menjadi suatu pengalaman yang berguna bagi individu tersebut. Sedangkan menurut
McKeachie, teori adalah seperangkat prinsip yang memuat peristiwa-peristiwa tertentu di dunia nyata.
Namun Hamzah berpendapat bahwa teori adalah seperangkat preposisi yang mengandung gagasan,
konsep, prosedur, dan prinsip yang terdiri atas satu atau lebih variabel yang saling berkaitan dan dapat
dipelajari, dianalisis, diuji, dan dibuktikan kebenarannya.
a. Teori Belajar Deskriptif dan Preskriptif
Bruner berpendapat bahwa teori belajar bersifat preskriptif dan teori belajar bersifat deskriptif.
Preskriptif karena tujuan utama teori pembelajaran adalah untuk menentukan metode pembelajaran
yang optimal, sedangkan pembelajaran bersifat deskriptif karena tujuan utama teori pembelajaran
adalah menjelaskan proses pembelajaran. Dengan kata lain, teori belajar berkaitan dengan upaya
mengendalikan variabel-variabel yang diidentifikasi dalam pembelajaran untuk memudahkan
pembelajaran. Reicheluth berpendapat bahwa teori perspektif berorientasi pada tujuan, sedangkan
teori deskripsi tidak memiliki tujuan. Oleh karena itu, variabel yang diamati dalam pengembangan teori
belajar deskriptif adalah metode yang optimal dalam mencapai tujuan, sedangkan variabel yang
diamati dalam pengembangan teori belajar deskriptif adalah hasil belajar yang dihasilkan dari interaksi
metode dan kondisi.
Kelebihan dari teori belajar deskriftif adalah: a) lebih terkonsep sehingga siswa lebih
memahami materi yang akan disampaikan; b) mendorong siswa untuk mencari sumber pengetahuan
sebanyak – banyaknya dalam mengerjakan suatu tugas. Sementara itu kelebihan teori belajar
preskriptif adalah: a) lebih sistematis sehingga memiliki arah dan tujuan yang jelas; b) banyak memberi
motivasi agar terjadi proses belajar; c) mengoptimalisasikan kerja otak secara maksimal. Kekurangan
teori belajar deskriptif adalah kurang memperhatikan sisi psikologis siswa dalam mendalami suatu
materi. Sementara kekurangan teori preskriptif adalah membutuhkan waktu cukup lama.

b. Teori Belajar Behavioristik


Teori behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang yang diperoleh
melalui pengalaman. Stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun
eksternal yang menjadi penyebab belajar. Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat dan
kecenderungan perilaku S-R .
Teori Behavouristik didukung oleh beberapa teori dari para ahli pendidikan antara lain:
1) Pavlov (Classical Conditioning)
2) Thorndike (connectionism) mengemukakan tiga hukum :
a) Law of readiness.
b) Law of readiness.
3) Skinner (Operant Conditioning)

Kelebihan teori belajar behavioristik adalah:


1) Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi belajar.
2) Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang, kelenturan, refleksi, daya tahan, dan
sebagainya
3) Cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominansi peran orang
dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk
penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian
Kekurangan teori belajar behavioristik adalah:
1) Tidak semua pelajaran dapat memakai teori belajar behavioristik.
2) Guru diharuskan untuk menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap.
3) Murid cenderung diarahkan untuk berpikir linier, konvergen, tidak kreatif, dan memposisikan
murid sebagai murid pasif.
4) Dalam proses belajar mengajar, murid hanya bisa mendengar dan menghafal yang didengarkan.
5) Murid membutuhkan motivasi dari luar dan sangat bergantung pada guru.

c. Teori Belajar Kognitivistik


Bagi yang menganut aliran kognitivistik belajar tidak hanya melibatkan hubungan antara stimulus
dan respons. Lebih dari itu belajar adalah melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Menurut
teori kognitivistik, ilmu pengetahuan dibangun didalam diri seseorang melalui proses interaksi yang
berkesinambungan dengan lingkungan. Para psikolog pendidikan kognitif berkeyakinan bahwa
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya sangat menentukan keberhasilan mempelajari informasi atau
pengetahuan yang baru.
Menurut Piaget proses belajar sebenarnya terdiri atas tiga tahapan yaitu:
1) Asimilasi: Proses pengintegrasian informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada.
2) Akomodasi: Proses penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi baru.
3) Equilibrasi: Penyesuaian yang berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.

Kelebihan teori kognitivistik adalah:


1) Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri.
2) Membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah
Kekurangan teori kognitivistik adalah:
1) Teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan.
2) Sulit di praktikkan khususnya di tingkat lanjut.
3) Beberapa prinsip seperti intelegensi sulit dipahami dan pemahamannya masih belum tuntas.

d. Teori Konstruktivistik
Menurut paradigma konstruktivistik, pembelajaran lebih mengutamakan penyelesaian masalah,
mengembangkan konsep, konstruksi solusi dan algoritma ketimbang menghafal prosedur dan
menggunakannya untuk memperoleh satu jawaban benar. Pembelajaran lebih dicirikan oleh aktivitas
eksperimentasi, pertanyaanpertanyaan, investigasi, hipotesis, dan model- model yang dibangkitkan
oleh siswa sendiri.

e. Teori Humanistik
Menurut Teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. proses belajar
dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Teori belajar ini
berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang
pengamatnya. Para ahli humanistik melihat adanya dua bagian pada
- Proses pemerolehan informasi baru.
- Penyampaian informasi ini pada individu.
Tokoh penting dalam teori belajar humanistik secara teoritik antara lain adalah: Arthur W.
Combs, Abraham Maslow, Bloom dan Krathwohl, Kolb, Honey dan Mumford, Habermas, dan Carl
Rogers.

Kelebihan teori humanistik antara lain:


1) Teori ini cocok untuk diterapkan dalam materi pembelajaran yang bersifat pembentukan
kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial.
2) Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam
belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.
3) Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan
mengatur pribadinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain
atau melanggar aturan, norma, disiplin atau etika yang
berlaku.
Kekurangan teori humanistik antara lain:
1) Siswa yang tidak mau memahami potensi dirinya akan ketinggalan dalam proses belajar.
2) Siswa yang tidak aktif dan malas belajar akan merugikan diri sendiri dalam proses belajar.

3. Rumpun Model Pembelajaran


a. Rumpun Model-Model Pemrosesan Informasi
Model pemrosesan informasi ditekankan pada pengambilan, penguasaan, dan pemrosesan
informasi. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik. Pemrosesan Informasi
merujuk pada cara mengumpulkan/menerima stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data,
memecahkan masalah, menemukan konsep, dan menggunakan simbol verbal dan visual.
Perkembangan merupakan hasil komulatif dari pembelajaran. Dalam pembelajaran terjadi proses
penerimaan informasi yang kemudian diolah sehingga menghasilkan output dalam bentuk hasil
belajar.
Pembelajaran merupakan keluaran dari pemrosesan informasi yang berupa kecakapan manusia
(human capitalities) yang terdiri dari: (1) informasi verbal, (2) kecakapan intelektual, (3) strategi
kognitif, (4) sikap, dan (5) kecakapan motorik.
Ada sembilan langkah yang harus diperhatikan guru di kelas dalam kaitannya dengan
pembelajaran pemrosesan informasi.
1) Melakukan tindakan untuk menarik perhatian peserta didik
2) Memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran dan topik yang akan dibahas
3) Merangsang peserta didik untuk memulai aktivitas pembelajaran
4) Menyampaikan isi pembelajaran sesuai dengan topik yang telah dirancang
5) Memberikan bimbingan bagi aktivitas peserta didik dalam pembelajaran
6) Memberikan penguatan pada perilaku pembelajaran
7) Memberikan feedback terhadap perilaku yang ditunjukkan peserta didik
8) Melaksanakan penilaian proses dan hasil
9) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya dan menjawab berdasarkan
pengalamannya
Model Proses Informasi meliputi beberapa pendekatan/strategi pembelajaran di antaranya
sebagai berikut.
1) Mengajar induktif, yaitu untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan membentuk teori
2) Latihan inquiry, yaitu untuk mencari dan menemukan informasi yang memang diperlukan
3) Inquiry keilmuan, yaitu bertujuan untuk mengajarkan sistem penelitian dalam disiplin ilmu,
diharapkan dapat memperoleh pengalaman dalam domaindomain disiplin ilmu lainnya.
4) Pembentukan konsep, yaitu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir individu
mengembangkan konsep dan kemampuan analisis.
5) Model pengembangan, bertujuan untuk mengembangkan intelegensi umum, terutama berfikir
logis, aspek sosial dan moral.

4. Rumpun Model-Model Pribadi/individual


Model personal menekankan pada pengembangan konsep diri setiap individu. Model
memfokuskan pada konsep diri yang kuat dan realistis untuk membantu membangun hubungan yang
produktif dengan orang lain dan lingungannya. Model ini bertitik tolak dari teori Humanistik, yaitu
berorientasi pada pengembangan individu. Perhatian utamanya pada emosional peserta didik dalam
mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya. Model ini menjadikan pribadi peserta
didik mampu membentuk hubungan harmonis serta mampu memproses informasi secara efektif.
Implikasi teori ini dalam pendidikan adalah sebagai berikut.
a. Bertingkah laku dan belajar adalah hasil pengamatan.
b. Tingkahlaku yang ada dapat dilaksanakan sekarang (learning to do).
c. Semua individu memiliki dorongan dasar terhadap aktualisasi diri.
d. Sebagian besar tingkahlaku individu adalah hasil dari konsepsinya sendiri.
e. Mengajar adalah bukan hal penting, tapi belajar bagi peserta didik adalah sangat penting.
f. Mengajar adalah membantu individu untuk mengembangkan suatu hubungan yang produktif dengan
lingkungannya dan memandang dirinya sebagai pribadi yang cakap

5. Rumpun Model-Model Interaksi Sosial


Model-model pembelajaran yang termasuk dalam rumpun sosial ini menekankan hubungan
individu dengan masyarakat atau orang lain. Model-model pembelajaran dalam kelompok ini memberikan
prioritas pada peningkatan kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain dalam upaya
peningkatan proses demokratis dalam bermasyarakat secara produktif.
Model interaksi sosial ini mencakup strategi pembelajaran sebagai berikut.
a. Kerja Kelompok bertujuan mengembangkan keterampilan berperan serta dalam proses
bermasyarakat dengan cara mengembangkan hubungan interpersonal dan discovery skill dalam
bidang akademik.
b. Pertemuan kelas bertujuan mengembangkan pemahaman mengenai diri sendiri dan rasa
tanggungjawab baik terhadap diri sendiri maupun terhadap kelompok. Pemecahan masalah sosial
atau Inquiry Social bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah-masalah
sosial dengan cara berpikir logis. Model laboratorium bertujuan untuk mengembangkan kesadaran
pribadi dan keluwesan dalam-kelompok.
c. Bermain peran bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik menemukan nilai-nilai
sosial dan pribadi melalui situasi tiruan.
d. Simulasi sosial bertujuan untuk membantu peserta didik mengalami berbagai kenyataan sosial serta
menguji reaksi mereka.

6. Rumpun Model-Model Perilaku


Model behavioral menekankan pada perubahan perilaku yang tampak dari peserta ddik sehingga
konsisten dengan konsep dirinya. Model behaviorial menekankan bahwa tugas-tugas harus diberikan
dalam suatu rangkaian yang kecil, berurutan dan mengandung perilaku tertentu. Ada empat fase dalam
model modifikasi tingkah laku ini, yaitu:
a. Fase mesin pengajaran.
b. Penggunaan media.
c. Pengajaran berprograma (linier dan branching)
d. Operant conditioning, dan operant reinforcement.
Semua model pembelajaran rumpun ini didasarkan pada suatu pengetahuan yang mengacu pada
teori perilaku, teori belajar, teori belajar sosial, modifikasi perilaku, atau perilaku terapi. Model- model
pembelajaran rumpun ini mementingkan penciptaan lingkungan belajar yang memungkinkan manipulasi
penguatan perilaku secara efektif sehingga terbentuk pola perilaku yang dikehendaki.

7. Model Pembelajaran Berdasarkan Rumpun


Kurikulum 2013 menggunakan 3 (tiga) model pembelajaran utama (Permendikbud No. 103 Tahun
2014) yang diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial serta mengembangkan rasa
keingintahuan. Ketiga model tersebut adalah: model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning), model Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning), dan model Pembelajaran
Melalui Penyingkapan/Penemuan Disamping model pembelajaran di atas dapat juga dikembangkan
model pembelajaran Production Based Education (PBE) sesuai dengan karakteristik pendidikan
menengah kejuruan

Sintak model Discovery Learning


a. Pemberian rangsangan (Stimulation);
b. Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);
c. Pengumpulan data (Data Collection);
d. Pembuktian (Verification), dan
e. Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).

Sintak model Inquiry Learning Terbimbing


a. Orientasi masalah;
b. Pengumpulan data dan verifikasi;
c. Pengumpulan data melalui eksperimen;
d. Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan
e. Analisis proses inkuiri.

Sintak model Problem Based Learning dari Bransford and Stein (dalam Jamie Kirkley, 2003:3)
terdiri atas:
a. Mengidentifikasi masalah;
b. Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan menyeleksi informasi-informasi yang
relevan;
c. Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternative alternatif, tukarpikiran dan mengecek
perbedaan pandang;
d. Melakukan tindakan strategis, dan
e. Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruhpengaruh dari solusi yang dilakukan

Sintak model Problem Solving Learning Jenis Trouble Shooting (David H. Jonassen, 2011:93)
terdiri atas:
a. Merumuskan uraian masalah;
b. Mengembangkan kemungkinan penyebab;
c. Mengetes penyebab atau proses diagnosis,
d. Mengevaluasi

Sintak/tahapan model pembelajaran Project Based Learning, meliputi:


a. Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the Essential Question);
b. Mendesain perencanaan proyek;
c. Menyusun jadwal (Create a Schedule);
d. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the
Project);
e. Menguji hasil (Assess the Outcome), dan
f. Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience)

Sintaks/tahapan model pembelajaran Production Based Trainning meliputi:


a. Merencanakan produk;
b. Melaksanakan proses produksi;
c. Mengevaluasi produk (melakukan kendali mutu), dan
d. Mengembangkan rencana pemasaran. (G. Y. Jenkins, Hospitality 2005).

Anda mungkin juga menyukai