Anda di halaman 1dari 14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis

dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai

tujuan belajar. Selain itu model pembelajaran juga dapat diartikan

sebagai suatu pendekatan yang digunakan dalam proses

pembelajaran.

Model pembelajaran juga memiliki arti yang sama dengan

pendekatan, strategi, atau metode pembelajaran. Saat ini telah

banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari

yang sederhana sampai model yang kompleks dan rumit karena

memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya.

Dari uraian di atas dapat disimpilkan bahwa model

pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan

untuk membentuk rencana pembelajaran jangka panjang,

merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing

pembelajaran di kelas. Model pembelajaran dapat dijadikan pola

pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang

sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran.

6
7

b. Ciri-ciri Model Pembelajaran

Model pembelajaran memiliki ciri sebagai berikut:

1) Dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara

demokratis.

2) Mempunyai tujuan atau misi pendidikan tertentu.

3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar

mengajar di kelas.

4) Memiliki bagian-bagian model yaitu urutan langkah-langkah

pembelajaran (syntax), adanya prinsip-prinsip reaksi, sistem

sosial, dan sistem pendukung.

5) Memiliki dampak pelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat

diukur. Memiliki dampak pengiring yaitu hasil belajar jangka

panjang.

6) Membuat persiapan mengajar dengan model pembelajaran

yang dipilihnya.

c. Memilih Model Pembelajaran Yang Baik

Sebelum menentukan model pembelajaran yang akan

digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, ada beberapa hal yang

harus dipertimbangkan guru dalam memilihnya, yaitu:

1) Pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai.

2) Pertimbangan yang berhubungan dengan materi pembelajaran.

3) Pertimbangan dari peserta didik atau siswa.

4) Pertimbangan lainnya yang nonteknis.


8

2. Belajar

a. Pengertian Belajar

Menurut Gagne ada dua definisi belajar, yaitu belajar adalah

suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,

keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku serta belajar adalah

penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari

instruksi. (Slameto, 2013:13)

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam

interaksinya dengan lingkungan. Ringkasnya belajar adalah setiap

perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi

sebagai suatu hasil dari pengalaman peserta didik. (Taufik,

2010:90).

Dari beberapa pengertian tentang belajar di atas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu tindakan sadar yang

dilakukan individu untuk memperoleh perubahan dalam diri

mereka atas stimulus lingkungan dan proses mental mereka

sehingga bertambah pengetahuannya.

b. Tipe-Tipe Belajar

Gagne (Taufik, 2010:4) mengkategorikan pola-pola belajar

peserta didik ke dalam 8 tipe dimana yang satu merupakan


9

prasyarat bagi yang lainnya atau yang lebih tinggi hierarkinya.

Kedelapan tipe belajar itu ialah:

1) Signal Learning (belajar signal atau tanda, isyarat)

Signal learning dapat didefinisikan sebagai proses penguasaan

pola dasar perilaku yang bersifat involunter (tidak disengaja

dan didasari tujuannya). Kondisi yang diperlukan bagi

berlangsungnya tipe belajar ini ialah diberikan stimulus

tertentu secara serempak dan berulang-ulang.

2) Stimulus-Respons Learning (belajar stimulus-respon, sambut

rangsang)

Tipe belajar ini termasuk ke dalam operator or instrumental

condition (Kible, 1961) atau belajar dengan trial and error

(Thorndike). Kondisi yang diperlukan untuk dapat

berlangsungnya tipe belajar ini ialah faktor reinforcement.

3) Chaining (mempertautkan)

Tipe belajar ini setaraf dengan tipe belajar keempat, yaitu

belajar menghubungkan faktor satu dengan yang lainnya. Tipe

Chaining berkenaan dengan aspek-aspek perilaku

psikomotorik dan tipe Verbal Association berkenaan dengan

aspek-aspek verbal.

4) Verbal Association (asosiasi verbal)

5) Discrimination Learning (belajar mengadakan perbedaan)


10

Dalam tahap belajar ini, peserta didik mengadakan seleksi dan

pengujian diantara sejumlah stimulus yang diterimanya

kemudian memilih pola-pola sambutan yang dipandangnya

paling sesuai.

6) Concept Learning (belajar konsep, pengertian)

Yaitu menempatkan objek menjadi satu klasifikasi tertentu.

7) Rule Learning (belajar membuat generalisasi, hukum-hukum)

Pada tingkat ini peserta didik belajar mengadakan kombinasi

dari berbagai konsep dengan mengoperasikan kaidah-kaidah

logika formal sehingga peserta didik dapat membuat konklusi

tertentu.

8) Problem Solving (belajar memecahkan masalah)

Pada tingkat ini peserta didik belajar merumuskan dan

memecahkan masalah dengan menggunakan berbagai rule

yang telah dikuasainya.

3. Pembelajaran Aktif

a. Pengertian Model Pembelajaran Aktif

Dalam proses pembelajaran terdapat beberapa model

pembelajaran salah satunya model pembelajaran aktif. Pembelajaran

aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak

melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dan

pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di


11

kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat

meningkatkan pemahaman dan kompetensinya.

Dalam pembelajaran aktif, guru lebih banyak memposisikan

dirinya sebagai fasilitator, yang bertugas memberikan kemudahan

belajar kepada siswa. Siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran,

sedangkan guru lebih banyak memberikan bimbingan dan arahan serta

mengatur sirkulasi dan jalannya proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran di mana

kegiatan belajar mengajar berpusat pada siswa. Sedangkan guru lebih

banyak berperan sebagai pengarah, pembimbing jalannya proses

pembelajaran.

b. Perbandinggan Model Pembelajaran Aktif dengan Pembelajaran

Konvensional/Tradisional

1) Model pembelajaran aktif berpusat pada siswa sedangkan model

pembelajaran konvensional/tradisional berpusat pada guru

2) Model pembelajaran aktif menggunakan berbagai strategi untuk

melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar, sementara

pembelajaran konvensional/tradisional cenderung monoton

(metode ceramah)

3) Model pembelajaran aktif umumnya disukai siswa karena

membuat mereka lebih aktif dan memberikan kesempatan untuk


12

menunjukan ide-ide mereka, sedangkan pembelajaran

konvensional tidak memberikan kesempatan sedemikian

4) Model pembelajaran aktif lebih menekankan siswa sebagai pencari

pengetahuan sedangkan pembelajaran konvensional lebih bersifat

membuat siswa pasif untuk menerima pengetahuan dari guru.

5) Model pembelajaran aktif menggunakan beragam sumber

informasi, sedangkan pembelajaran konvensional sumber

innformasi utama dan seringkali satu-satunya adalah guru.

6) Model pembelajaran aktif menggunakan beragam media dan alat

pembelajaran untuk membuat siswa berkegiatan secara aktif di

kelas sementara model pembelajaran konvensional umumnya tanpa

atau hanya menggunakan satu atau sedikit media pembelajaran

4. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Mulyasa, hasil belajar merupakan prestasi peserta didik

secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dasar dan

derajat perubahan perilaku yang bersangkutan. Pada hakikatnya, hasil

belajar merupakan perubahan terhadap hasil yang sudah tercapai.

Pengajaran dikatakan berhasil apabila pada proses pembelajaran

terdapat perubahan-perubahan pada siswa, akibat dari hasil belajar.

Hasil belajar adalah seluruh kecakapan yang dicapai melalui proses

belajar di sekolah yang dinyatakan dengan nilai atau angka


13

berdasarkan tes hasil belajar. Pada dasarnya, penilaian hasil belajar

adalah mempermasalahkan bagaimana guru dapat mengetahui hasil

dari pembelajaran yang telah dilaksanakan?

Menurut Bloom (dalam Mohtar Kusuma, 2010:63-66) berikut ini

merupakan klasifikasi hasil belajar:

1) Domain Kognitif

Domain kognitif merupakan proses pengetahuan yang lebih banyak

didasarkan perkembangannya dari persepsi, introspeksi, atau

memori siswa. Tujuan kognitif ini dibedakan menjadi enam

tingkatan yaitu knowledge (pengetahuan), comprehension

(pemahaman), application (penerapan), analysis (analisis),

synthesis (sintesis), evaluation (evaluasi).

2) Domain Afektif

Domain afektif merupakan proses pengetahuan yang lebih banyak

didasarkan pada pengembangan aspek-aspek perasaan dan emosi.

Tujuan afektif ini dibedakan menjadi lima tingkatan dari yang

sederhana sampai pada tingkatan kompleks, yaitu receiving

(menerima), responding (menjawab), valuing (menilai),

organization (mengorganisasi), characterization by value or value

complex (mengorganisasi atas dasar nilai kompleks).

3) Domain Psikomotorik

Domain psikomotorik merupakan proses pengetahuan yang lebih

banyak didasarkan dari pengembangan proses mental melalui


14

aspek-aspek otot dan membentuk keterampilan siswa. Tujuan

dalam psikomotorik ini dibedakan menjadi tujuh tujuan yaitu

perception (persepsi), set (penetapan), guided response (reaksi atas

dasar arahan), mechanism (mekanisme), complex overt response

(reaksi terbuka dengan kesulitan kompleks), adaptation (adaptasi),

origination (asli).

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

1) Faktor Internal

a) Intelegensi

Intelegensi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh

terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar siswa, intelegensi

merupakan dasar yang potensial bagi pencapaian hasil belajar.

Artinya, hasil belajar yang dicapai akan sangat bergantung kepada

tingkat intelegensi dan hasil belajar yang dicapai tidak akan

melebihi tingkat intelegensinya.

b) Minat dan Perhatian

Minat dapat diartikan sebagai kecenderungan seseorang

terhadap sesuatu, sedangkan perhatian adalah melihat dan

mendengarkan dengan baik dan tetliti terhadap sesuatu. Minat

mempunyai pengaruh besar tehadap belajar karena bila bahan ajar

yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak

akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak adanya daya

tarik.
15

c) Bakat

Bakat atau atitude menurut Hilgard adalah the capacity of

learn, dengan kata lain bakat adalah kemampuan untuk belajar.

d) Motif

Motif dapat diartikan sebagai dorongan yang membuat orang

melakukan sesuatu. Motif yang kuat akan berpengaruh terhadap

seberapa besar usaha untuk mencapai tujuan belajar.

e) Kematangan

Kematangan adalah tingkat atau fase dalam pertumbuhan

seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk

melaksanakan kecakapan baru.

2) Faktor Eksternal

a) Cara Orang Tua Mendidik

Cara orang tua mendidik sangat berpengaruh terhadap hasil

belajar anak. Di sini, bimbingan dan penyuluhan memegang

peranan penting. Anak atau siswa yang mengalami kesulitan dalam

belajar dapat dibantu dengan memberikan bimbingan belajar dan

peran orang tua mempengaruhi keberhasilan bimbingan tersebut.

b) Pengertian Orang Tua

Anak yang belajar memerlukan dorongan dan pengertian dari

ornag tua. Bila anak sedang belajar tidak boleh ada gangguan

dalam bentuk apapun. Bila anak mengalami kesulitan dalam belajar


16

maka peran orangtua adalah memmbantu anak memecahkan

kesulitan itu serta memberi pengertian dan dorongan.

3) Faktor Pendekatan Belajar

Faktor pendekatan belajar (approach to learning) merupakan upaya

belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan

siswa untuk melakukan pembelajaran.

4) Faktor Sekolah

a) Kurikulum

Kurikulum adalah seperangkat administrasi pembelajaran.

Muatan kurikulum akan mempengaruhi intensitas dan frekuensi

belajar siswa.

b) Metode Pembelajaran

Metode adalah suatu cara yang digunakan dalam proses

pembelajaran, metode pembelajaran sangat berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa.

c) Guru

Guru dalam proses pembelajaran berperan sebagai

demonstrator, pengelola kelas, fasilitator, mediator, dan sebagai

evaluator. Dimana semua peran guru ini sangat menentukan hasil

belajar siswa.

B. Kerangka Berpikir

Dalam kegiatan belajar mengajar guru memiliki peran yang sangat

kompleks, sebagai pengajar, pendidik, pembimbing, penasehat, dan peran


17

lainnya. Selain itu guru juga dituntut menguasai berbagai model, metyode,

pendekatan, dan strategi dalam pembelajaran, salah satunya model

pembelajaran aktif.

Di dalam pembelajaran aktif pun terdapat berbagai macam jenis, ini

semua bertujuan supaya proses pembelajaran berjalan dengan kondusif

dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Tapi pada kenyataanya tidak

semua guru mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif, banyak

siswa yang sering merasa mengantuk pada saat belajar, perhatian yang

teralihkan, minat yang kurang pada pelajaran tertentu. Maka dari itu

dengan diadakannya penelitian pengaruh model pembelajaran aktif

terhadap hasil belajar siswa diharapkan dapat membantu menentukan

langkah selanjutnya setelah diketahui ada atau tidak adanya pengaruh

penerapan model pembelajaran aktif.

Pembelajaran Hasil
Aktif Belajar

Bagan 2.1
18

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis pada penelitian ini adalah:

Ho: Tidak ada pengaruh antara penggunaan model pembelajaran aktif

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

Ha: Ada pengaruh antara penggunaan model pembelajaran aktif terhadap

hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.


19

Anda mungkin juga menyukai