Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 10, No.

2, Juli 2006

ANALISIS INVESTASI PEMBANGUNAN TAMAN BUDAYA GARUDA


WISNU KENCANA DI KABUPATEN BADUNG

Mayun Nadiasa1, I Gede Astawa Diputra2, dan I Wayan Yansen2

Abstrak: Taman Budaya GWK dibangun di kaki pulau Bali di atas bukit kapur di
desa Ungasan dengan jarak kurang lebih 6 km dari Bandara Internasional I Gusti
Ngurah Rai. Taman Terdiri atas sebuah Patung yang berada di atas bangunan Pedestal
pada ketinggian 144,64 m. Patung ini dikitari atraksi budaya sebagai pendukung
obyek wisata dengan kegiatan bisnis. Apakah proyek ini layak secara financial ?
Analisis finansial didukung data yang sebagian besar menggunakan metode Estimasi
yang berkaitan dengan aspek pembiayaan, menggunakan program analisis risiko
@Risk. Sedangkan metode ramalan yaitu dengan metode dekomposisi, regresi linier
dipergunakan dalam hal peramalan akan kedatangan wisatawan.
Hasil penelitian ini adalah: Secara financial proyek tersebut di atas, NPV, IRR dan
BCR dinyatakan layak dengan probalilitas antara 50 % hingga 55 %. NPV rata-rata
adalah Rp. Rp. 116.162.424.523,10, dengan probabilitas 20 % dan sensitivitas yang
paling kuat pengaruhnya adalah bangunan pedestal dan patung yaitu - 80 %. Distribusi
nilai IRR berada dalam kisaran 16 % hingga 27 % dengan nilai rata-rata 20 %.
Korelasi sebesar 10 % dari kedatangan wisatawan. Nilai BCR terdistribusi antara 0,79
hingga 1,73 dengan rata-rata 1,20. Probabilitasnya hanya 30 % dengan korelasi yang
paling besar pengaruhnya adalah bangunan pedestal dan patung sebesar - 82 %.

Kata kunci: analisis finansial, probabilitas, korelasi.

INVESTMENT ANALYSIS IN THE DEVELOPMENT OF TAMAN BUDAYA


GARUDA WISNU KENCANA IN REGENCY OF BADUNG

Abstract: The Culture Park GWK is developed on Bali’s foot in an abandoned,


upproductive limestone quarry at Ungasan Hill at a distance of approximately 6 km
away from Ngurah Rai International Airport. The main interest is the statue of GWK
with its pedestal, reaching a height of 144,64 m. The statue is surrounded by attractive
culture tourists object supported by a range of business potential involving many
business circles.
The financial analysis was supported by the data generally using Estimation method
related to the financial aspect, while the prediction method with decomposition
method, linear regression analysis was used in predicting the tourist visit to the object.
Financial analysis used @Risk Program.
The result of this study concluded that financially, based on the parameter of NPV,
IRR and BCR was considered proper with a probability rate of 50%, the mean NVP
was Rp. 116.162.424.523,10 with a probability rate of 20% and maximum correlation
to the Pedestal Building and the Statue value was up to -80 %. The IRR value
distribution mentioned above was estimated 16 % to 27 % with a mean value of 20 %.
The correlation to the value was the tourism coming with 10 %. The BCR value was
distributed between 0,79 to 1.73 with a mean value of 1.20. The probability rate was
only 30 % with a most effective correlation rate was the Pedestal Building with
percentage of – 82 %.

Keywords: financial analyses, probability, correlation.

1
Alumnus dari Program Magister Teknik Sipil, Program Pasca Sarjana, Universitas Udayana, Denpasar.
2
Dosen Program Magister Teknik Sipil, Program Pasca Sarjana, Universitas Udayana, Denpasar.

167
Analisis Investasi Pembangunan Taman Budaya .…………..… Nadiasa, Diputra, dan Yansen

PENDAHULUAN Taman Budaya Garuda Wisnu


Kencana diharapkan akan menjadi land-
Latar Belakang mark pariwisata Bali seperti halnya ikon-
Masyarakat lokal dengan jiwa agama ikon julukan Bali yang telah mendunia
Hindunya telah melahirkan Bali dikenal seperti: Island of paradise, Island of Gods
diseluruh dunia. Konsep Tri Hita Karana dan yang terakhir dikembangkan oleh Bali
dalam menata kehidupan dan penghidupan Tourism Board (BTB) adalah Bali is
masyarakatnya diterima dan tidak diragu- Inspiration. Mendunianya ikon Bali diha-
kan lagi oleh masyarakat Internasional. rapkan mendunia pula monumen ini.
Pura Besakih, Pura Tirta Empul, Goa Taman Budaya Garuda Wisnu
Gajah dan lain-lain adalah tempat-tempat Kencana yang monumental akan membu-
monumental hasil karya masyarakat pada tuhkan dana yang relatif sangat besar.
jamannya yang terkenal sebagai warisan Oleh karena itu suatu permasalahan dapat
budaya. Saat ini tempat-tempat tersebut dirumuskan sebagai berikut :
merupakan warisan budaya yang bernilai 1. Pembangunan Taman Budaya Garuda
tinggi serta menjadi obyek wisata yang Wisnu Kencana dengan investasi yang
sangat menarik. Tidaklah berlebihan jika besar ini, apakah layak jika ditinjau
Bali dikenal sebagai “The Paradise dari aspek finansialnya.
Island, The Island of Tample, The Peace 2. Kontribusi apa yang dapat diberikan
Island dan ikon-ikon baru yang dikem- oleh keberadaan Taman Budaya
bangkan oleh pelaku pariwisata, dimana Garuda Wisnu Kencana terhadap
slogan-slogan ini sudah begitu melekat, Kabupaten Badung.
berasosiasi kuat dan menjadi image bagi
Bali (Pitana, 2005). Manfaat
Agar Bali tetap menarik untuk Penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh
dikunjungi wisatawan, haruslah mempu- instansi terkait sebagai suatu acuan untuk
nyai sesuatu yang monumental. Selama ini perencanaan pembangunan Taman
"Bali is nothing new." (Joop Ave, 2005). Budaya Garuda Wisnu Kencana serta
Karya dan karsa masyarakat masa lalu ditawarkan kepada para investor untuk
sebagai karya monumental yang menarik menanamkan modalnya di bidang pari-
wisatawan seperti tersebut di atas, wisata dan dapat dipakai sebagai evaluasi
mengilhami seniman patung Nyoman terhadap keberadaan Taman Budaya
Nuarta untuk membuat sebuah karya Garuda Wisnu Kencana dalam perkem-
monumental yang menggabungkan salah bangan ekonomi wilayah.
satu ikon kebudayaan Bali dengan industri
pariwisata. Gagasan hasil karya ini diberi Landasan Teori
nama “Taman Budaya Garuda Wisnu Kepariwisataan dan investasi
Kencana”. Obyek ini dibangun di kawasan merupakan dua hal yang saling terkait,
bukit kapur di kaki pulau Bali yaitu desa dimana bidang kepariwisataan memerlu-
Ungasan, Kuta, Badung Bali. Monumen kan suatu investasi yang tidak sedikit. Hal
ini berupa Dewa Wisnu yang sedang ini menyebabkan perlu suatu kajian yang
mengendarai Burung Garuda dengan menyeluruh agar investasi tersebut dapat
landasan suatu bangunan yang dapat dikendalikan sebagai suatu yang mengun-
difungsikan sebagai penunjang atraksi tungkan. Dengan demikian modal inves-
pariwisata. Diharapkan karya ini sebagai tasi dapat kembali pada waktunya.
monumen yang berfungsi sebagai obyek
dan daya tarik wisata sekaligus menjadi Kepariwisataan.
landmark pariwisata Bali. Menurut Undang-Undang Nomor 9
Tahun 1990, tentang Kepariwisataan

168
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 10, No. 2, Juli 2006

bahwa yang dimaksud dengan pariwisata masyarakatnya untuk tetap menjaga


adalah segala sesuatu yang berhubungan perkembangan dan pengembangannya di
dengan wisata, termasuk pengusahaan masa depan.
obyek dan daya tarik wisata serta usaha-
usaha yang terkait dibidang tersebut. Kelayakan Proyek.
Wisatawan adalah orang yang melakukan Suatu studi kelayakan proyek adalah
kegiatan wisata, sedangkan wisata adalah menganalisis tentang layak atau tidaknya
kegiatan perjalanan atau sebagian dari suatu investasi proyek dilaksanakan.
kegiatan tersebut yang dilakukan secara Tolok ukurnya bergantung pada investor
sukarela serta bersifat sementara untuk yang mengembangkan proyek bersang-
menikmati obyek dan daya tarik wisata. kutan. Jika investor dari pihak swasta
Kepariwisataan adalah segala sesuatu akan mengembangkan suatu proyek ke
yang berhubungan dengan penyeleng- arah profitable yang berarti lebih
garaan pariwisata. Jadi ada empat istilah berorientasi pada nilai manfaat ekono-
dalam undang-undang tersebut yaitu : misnya. Sedangkan jika investornya
wisata, wisatawan, pariwisata dan kepari- adalah pemerintah disamping nilai
wisataan. Undang-Undang ini sejalan ekonomis suatu proyek tentu tidak
dengan Peraturan Daerah Propinsi Daerah melupakan aspek nilai sosialnya. Oleh
Tingkat I Bali Nomor 3 Tahun 1991 karena itu studi kelayakan merupakan
tentang pariwisata budaya. studi yang sangat komplek dan haruslah
Peraturan Daerah Propinsi Daerah meninjau dari beberapa aspek seperti :
Tingkat I Bali Nomor 3 Tahun 1991 aspek ekonomi, aspek finansial, aspek
tentang pariwisata budaya menjelaskan teknis, dan aspek pasar.
bahwa Kebudayaan adalah perwujudan Dalam menganalisis aspek finansial
cipta, rasa dan karsa bangsa Indonesia dan suatu proyek digunakan berbagai macam
merupakan keseluruhan daya upaya manu- indek yaitu yang disebut dengan indek
sia Indonesia untuk mengembangkan investasi atau investment creteria. Setiap
harkat dan martabat sebagai manusia, indek harus menggunakan present velue
serta diarahkan untuk memberikan yang telah didiscount dari arus pembia-
wawasan dan makna pada pembangunan yaan dan arus pendapatan selama umur
nasional dalam segenap bidang kehidupan suatu proyek. Tidak jarang digunakan dua
bangsa. atau lebih kreteria investasi dalam
Pariwisata Budaya adalah jenis menentukan kemungkinan investasi.
kepariwisataan yang dalam perkembangan Masing-masing kreteria tersebut mempu-
dan pengembangannya menggunakan nyai kelebihan dan kekurangannya
kebudayaan sebagai potensi dasar yang masing-masing.
paling dominan yang di dalamnya tersirat Beberapa kreteria investasi yang
cita-cita akan adanya hubungan timbal sering dipergunakan dalam menganalisis
balik antara pariwisata dengan suatu investasi adalah :
kebudayaan, sehingga keduanya mening-
kat secara serasi, selaras dan seimbang. a. Net Present Value (NVP).
Bali mengembangkan pariwisata budaya Konsep ini merupakan suatu konsep
sebagai salah satu unggulan dalam yang didasarkan atas Nilai Sekarang
merebut minat wisatawan untuk berkun- Bersih yaitu pendiskontoan seluruh arus
jung ke Bali. Jiwa budaya Bali adalah kas ke nilai sekarang, baik arus kas masuk
masyarakatnya yang dilandasi oleh maupun arus kas keluar selama umur
kehidupan dalam beragama yaitu agama proyek. Kemudian menghitung angka
Hindu. Dengan demikian sebagai suatu bersihnya yang diketahui dari selisih
landasan atau pondasi, haruslah kokoh dengan dasar yang sama saat ini.
dalam menunjang sendi-sendi kehidupan Rumusnya adalah sebagai berikut :

169
Analisis Investasi Pembangunan Taman Budaya .…………..… Nadiasa, Diputra, dan Yansen

NPV  
n
Ct  n Co t sesuatu. Hal utama adalah faktor musiman
t  0 1  i t

t  0 1  i 
t
(1) dengan ketiga komponen tersebut yaitu :
kecendrungan (trend), siklik (cyclical) dan
musim (seasonal) (Vincent Gaspersz,
b. Internal Rate of Return (IRR).
1990). Metode dekomposisi menganggap
Suatu analisis untuk mengetahui
bahwa data yang muncul disebabkan oleh
tingkat pengembalian yang telah
pola ditambah galat atau fungsi trend,
ditentukan. Jadi dari analisis ini dapat
siklus, musiman ditambah galat. Secara
diketahui menarik atau tidak menarik
umum model matematik dari pendekatan
rencana suatu proyek berdasarkan tingkat
dekomposisi adalah :
pengembalian (rate of return). Pada
kondisi ini NPV arus kas masuk sama Yt = f ( It, Tt, Ct, Et ) (4)
dengan arus kas keluar, sehingga pada Selanjutnya model trend linier atau
saat ini ditentukan NPV adalah sama garis lurus untuk mendekati data dengan
dengan 0. Selanjutnya dicari tingkat kecendrungan naik. Model trend ini
pengembaliannya dengan rumus menjadi : rumusnya adalah :
n
Ct  n Co t

t  0 1  i t

t  0 1  i 
t
(2) Tt = a + bt (5)
.a,b = nilai konstanta yang akan dicari
c. Benefit cost Ratio (BCR) sebagai penduga parameter model.
Suatu analisis yang lain untuk meng- n t y -
 t y
b dan
n  t   t 
kaji kelayakan proyek dapat digunakan 2 2
yaitu yang disebut Benefit – Cost Ratio
(BCR). Konsep ini menekankan pada segi
manfaat (benefit) bagi kepentingan a
y  b t
n n
proyek. Rumus untuk analisis ini adalah
sebagai berikut : Estimasi atau perkiraan yang meliputi
BCR 
PV B (3)
perkiraan biaya yaitu suatu seni untuk
Cf memperkirakan jumlah biaya yang
diperlukan untuk suatu kegiatan pemba-
ngunan dan operasional yang didasarkan
Estimasi dan Regresi.
Dalam beberapa aspek untuk meninjau atas informasi yang tersedia waktu itu
studi kelayakan suatu proyek dipenuhi (Soeharto, 2002). Estimasi atau perkiraan
oleh hal ketidak pastian. Dalam ketidak digunakan pula pada analisis pendapatan
pastian tersebut diharuskan untuk mem- yang didasarkan atas peramalan nilai
buat suatu keputusan. Hal ini tidak berarti pemanfaatan proyek yang bersangkutan.
membuat suatu keputusan yang semba- Proses ini meliputi: definisi lingkup,
rangan saja, akan tetapi perlu suatu uraian kegiatan, sumber daya, perkiraan
metode sehingga dalam ketidak pastian biaya, jadwal aktivitas dan anggaran serta
tersebut dapat disimpulkan sesuatu dengan pendapatan yang akan mungkin
selang kepercayaan tertentu sesuai dengan didapatkan.
kaidah-kaidah ilmiah.
Salah satu cara untuk menentukan hal MATERI DAN METODE
ini adalah metode ramalan, yaitu yang
paling sederhana adalah regresi. Metode Kerangka Konsep.
regresi dikombinasikan dengan metode Penelitian ini akan menganalisis
dekomposisi (decomposition method). pembangunan Taman Budaya Garuda
Metode ini mengidentifikasi tiga kom- Wisnu Kencana di Desa Ungasan,
ponen secara terpisah sebagai pola dasar Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten
yang menggambarkan karakteristik Badung, ProVinsi Daerah Tingkat I Bali.

170
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 10, No. 2, Juli 2006

Analisis ini menyangkut analisis data. Hal ini didukung oleh hasil-hasil
finansial untuk menentukan layak tidak- penelitian yang lain yang sejenis dan atau
nya suatu investasi. Selanjutnya, makalah atau tulisan yang berkaitan
kontribusi apa yang dapat diberikan oleh dengan kepariwisataan.
keberadaan proyek ini terhadap Analisis sensitivitas dilakukan pada
pemerintah Kabupaten Badung. bagian estimasi maupun pada bagian
Data yang dipergunakan dalam pene- peramalan dengan menggunakan program
litian ini adalah data-data primer dan data- @Risk yaitu suatu perangkat lunak untuk
data sekunder yang didapat dari: Dinas menganalisis risiko, sehingga akan
Pariwisata Daerah (Diparda) Bali, Bali didapatkan suatu nilai sensitivitas baik
Tourism Board (BTB), Dinas Pekerjaan pada estimasi maupun pada peramalan
Umum dan Yayasan Garuda Wisnu dan atau keduanya yang dapat saling
Kencana serta instansi lain yang terkait. mempengaruhi.
Disamping itu pula data-data yang didapat
dari observasi, wawancara kepada pihak- HASIL DAN PEMBAHASAN
pihak yang terkait dapat kiranya
melengkapi analisis ini. Aspek Teknis.
Lokasi proyek berada dalam jalur
Metode. lingkar jalan by pass I Gusti Ngurah Rai
Lokasi penelitian adalah obyek pene- menuju jalan Uluwatu dan kembali ke
litian itu sendiri yaitu sebuah proyek jalan by pass I Gusti Ngurah Rai.
pembangunan Taman Budaya Garuda Kawasan ini hanya mempunyai satu jalan
Wisnu Kencana di Desa Ungasan, menuju lokasi yang melalui jalan
Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Uluwatu. Secara administrasi berada
Badung, Provinsi Daerah Tingkat I Bali. dalam wilayah desa Ungasan.
Pembatasan utama meliputi areal yang Zona yang dianalisis dalam penelitian
akan dibahas, yaitu hanyalah area yang ini adalah zona yang merupakan landmark
meliputi zona atau kawasan yang kawasan yaitu Bangunan Pedestal dan
diperuntukan sebagai Monumen yaitu Patungnya serta diorama lingkungan
sebuah bangunan Pedestal sebagai dasar sebagai penunjang atraksi pariwisata.
patung Garuda beserta diorama penun- Zona ini terletak di dataran yang paling
jangnya yaitu: Tirta Agung, Lotus Pond tinggi di lingkungannya serta mempunyai
dan Festival Park. Zona ini dimanfaatkan sumber mata air yang saat ini dijadikan
sebagai tempat untuk : kegiatan seni dan tempat suci.
budaya baik yang rutin maupun yang Bali memiliki konsep segara - gunung
insidental, Forum komunikasi budaya, (arah laut dan arah gunung) yang
pertemuan, pameran beserta fasilitas digunakan sebagai dasar perencanaan
penunjangnya. Adapun dalam pemba- landscape Taman Budaya Garuda Wisnu
hasan analisis kelayakan hanya dilakukan Kencana yang disesuaikan dengan konsep
terhadap aspek teknis, aspek pasar dan desa-kala-patra. Perencanaan ruang ter-
aspek finansialnya saja. buka dan ruang tertutup, menggunakan
Analisis data sebagian besar meng- pola tri hita karana yaitu hubungan
gunakan metode Estimasi atau pendugaan harmonis antara manusia, alam dan
parameter yang berkaitan dengan aspek Tuhannya. Seni tanah dan air, seni ukir,
pembiayaan. Sedangkan metode ramalan dikreasikan bersinergi dengan alam, adat
yaitu dengan metode dekomposisi dan istiadat yang diekpresikan secara indah
dikombinasikan dengan metode regresi melalui dinding-dinding kapur yang
linier dipergunakan dalam hal peramalan menjulang tinggi. Tumbuhan langka yang
akan kedatangan wisatawan pada objek eksotik, dan spesies lain digunakan
wisata tersebut sesuai dengan keberadaan sebagai penataan lingkungan dimana

171
Analisis Investasi Pembangunan Taman Budaya .…………..… Nadiasa, Diputra, dan Yansen

tanaman-tanaman ini sering dipergunakan Persaingan Pasar.


sebagai sarana upacara agama hindu Kondisi pasar saat ini setelah melalui
dalam kegiatan ritualnya. penelitian harga sewa di tiga wilayah segi
Jumlah penduduk pulau Bali pada tiga emas yaitu Sanur, Nusa Dua dan
tahun 2004 adalah 3.179.918 orang, Kuta: Rata-rata luas masing-masing art
dimana 2.514.701 orang adalah penduduk shop adalah 49,43 m2 dengan standart
usia kerja. Dari jumlah tersebut 1.924.805 deviasi sebesar 15,00 m2. Harga sewa
merupakan angkatan kerja yang terdiri rata-rata per tahun adalah Rp.
dari 1.835.165 orang atau 95,34 % sudah 27.095.238,00 dengan stardar deviasi
bekerja dan 89.640 orang atau 4,66 % sebesar Rp. 6.955.639,00. Dengan
mencari pekerjaan demikian dapat ditentukan harga sewa
Di samping itu sarana pendidikan rata-rata per m2 luas lantai adalah Rp.
dalam bidang kepariwisataan tersebar di 1.312.632,00 dengan standar deviasi
Kabupaten Badung dan Denpasar seperti sebesar Rp. 444.436,00
STP Negeri Bali, Politeknik Negeri Bali, Tiket masuk ke objek wisata alam di
Universitas Udayana dan lain-lain. Kebe- Bali saat ini, antara Rp.10.000,00 hingga
radaan sarana pendidikan ini Rp. 20.000,00 untuk WisMan dan antara
menunjukkan bahwa tenaga kerja terdidik Rp. 5.000,00 hingga Rp. 10.000,00 untuk
dan profesional di bidang pariwisata ada WisNus. Sedangkan tiket masuk untuk
di wilayah ini. objek wisata buatan seperti: water boom,
Taman Burung, rata-rata Rp. 75.000,00
Sumber Pendapatan Proyek. dengan standar deviasi Rp. 25.000,00
Sebagai suatu taman umumnya Untuk tiket pertunjukan seni budaya,
hanyalah tempat rekreasi yang tidak di beberapa tempat Denpasar dan Badung,
menarik sebagai tempat untuk berinves- didapatkan harga antara Rp. 35.000,00
tasi. Taman Budaya Garuda Wisnu hingga Rp. 50.000,00. Kondisi ini akan
Kencana sesuai dengan visinya, manja- dipergunakan sebagai dasar dalam menen-
dikan taman ini sebagai sebuah industri tukan harga produk yang berkaitan dengan
dengan produk mengkombinasikan kreasi analisis pendapatan dari sumber ini.
dan rekreasi menjadi sebuah bisnis baru Selanjutnya sewa tempat bagi
yang menarik dalam kegiatan properti ini. wisatawan MICE di beberapa hotel yang
Oleh karena itu harapan selanjutnya direkomendasikan sebagai penyelenggara
adalah menjadikan kawasan yang berori- kegiatan ini, didapatkan harga sewa
entasi pada kegiatan bisnis, sehingga akan minimum Rp. 200.000.,00/pack dan
menarik investor untuk berinvestasi. maksimum Rp. 450.000,00/pack per hari
Pengembalian modal investasi akan (full day meeting), dan ruang pameran
didapatkan dari hasil pendapatan yang harga sewa didapatkan sebesar minimum
diperolehnya. Oleh karenanya dalam Rp. 1.000.000,00/m2/1x selama 1 bulan
jangka waktu tertentu pendapatan ini dan maksimum Rp. 4.500.000,00/m2/1x
haruslah melebihi nilai investasi yang selama 1 bulan. Hal inipun akan menjadi
telah dikeluarkan setelah didiscoun rate bagian dalam analisis sebagai suatu risiko
kedalam nilai sekarang. Pendapatan- dari nilai-nilai tersebut yang mungkin
pendapatan dalam investasi ini akan terjadi.
didapatkan dari: Tiket Pintu masuk, Galeri
pemandangan, Pertunjukan rutin, Pertun- PEMBAHASAN
jukan special; Makanan dan Minuman;
Sewa Tempat; Convention hall, Exhi- Analisis Aspek Teknis.
bition hall, Business area; DAN Souvenier Taman Budaya Garuda Wisnu
Shop & Merchandise Goods. Kencana, di desa Ungasan, kecamatan
Kuta Selatan, berada dalam kawasan yang

172
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 10, No. 2, Juli 2006

direkomendasikan oleh SCETO pada


tahun 1970 sebagai kawasan wisata
dengan pertimbangan pada waktu itu:
jarang penduduk, daerah tidak produktif,
kurang subur, dekat dengan Bandara
Internasional Ngurah Rai dan Pelabuhan
Benoa. Topografi wilayah merupakan
daerah perbukitan kapur dan merupakan
daerah tertinggi di lingkungannya yaitu Gambar 2. Penataan Kawasan.
sekitar 144 m di atas permukaan laut.
Oleh karena itu kawasan berada pada Analisis Aspek Pasar.
puncak ketinggian perbukitan, sehingga Taman budaya yang berorientasi pada
akan memberikan nuansa yang lebih baik kegiatan seni dan budaya dikembangkan
untuk menikmati alam pulau Bali dari menjadi suatu kegiatan bisnis. Menurut
kaki pulau Bali, seperti ditunjukan dalam BPS, Bali hasil penelitian didapatkan
Gambar 1. selama tahun 2004 ada sebanyak 3.647
Penataan kawasan merupakan salah kali pementasan dengan jumlah penonton
satu parameter dalam menganalisis aspek mencapai 246.145 orang. Hal ini menun-
teknis dengan tujuan mendapatkan hasil jukan bahwa rasio penonton dan pertun-
yang optimal. Kawasan yang relatif sangat jukan mencapai angka 67,49 yang berarti
luas sebagai suatu kawasan yang ideal dalam satu kali pertunjukan ditonton oleh
memerlukan penataan yang matang dan 67 orang. Jadi pangsa pasar ini yang akan
konsekuen. Untuk menganalisis hal ini, direbut dengan memberikan kualitas
menurut Indartoyo, 2005 bahwa konsep tempat pertunjukan yang lebih baik.
penataan kawasan yang bersumber pada Keberadaan fasilitas MICE pada
konsep budaya Tri Hita Karana menuntun pedestal patung burung garuda, juga
penataan kawasan yang serasi, selaras dan menjadi pangsa pasar yang sangat poten-
seimbang bersahabat dengan lingkungan sial untuk mendapatkan manfaat dari jenis
telah sejalan dengan penataan kawasan pasar ini. Rata-rata sepanjang tahun
ini. kegiatan jenis ini mencapai angka 177 kali
baik yang bersifat nasional maupun yang
bersifat internasional. Pasar ini masih
terbuka karena pesaing yang ada di Bali
hanya 30 hotel yang mendapatkan reko-
mendasi sebagai penyelengara kegiatan
MICE.
Fasilitas lain adalah sewa tempat yang
ada dalam pedestal, baik sebagai pavilion
untuk suatu negara, museum, restoran dan
art shop memiliki kelebihan dibandingkan
dengan pesaing yang ada.
Gambar 1. Lokasi Proyek. Pada tahun 2004 banyaknya orang
asing pengunjung singkat yang datang
Hal ini berarti penataan kawasan langsung ke Bali melalui bandar udara I
dengan menempatkan bangunan pedestal Gusti Ngurah Rai adalah 1.457.709 orang.
sebagai landasan patung di tempat yang Tabel ini akan dipergunakan sebagai dasar
paling tinggi memiliki keuntungan untuk untuk meramalkan kedatangan wisatawan
mendapatkan pemandangan atau view yang akan datang langsung ke Bali, baik
yang luas sebagai daya tarik wisata telah melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai
optimal lihat Gambar 2. maupun yang melalui pintu-pintu masuk

173
Analisis Investasi Pembangunan Taman Budaya .…………..… Nadiasa, Diputra, dan Yansen

lainnya. Sebagian hasil ramalan pengun- bunga investasi dari tahun 2003 – 2004
jung ini dapat dilihat dalam Tabel 1. dimana berada pada kisaran 15 % - 19 %.
Ramalan menggunakan metoda Dengan demikian pembiayaan dan penda-
dekomposisi, dimana metoda ini sering patan didiscountokan pada range bunga
dipergunakan terhadap data yang memiliki tersebut di atas.
musim. Hasil ramalan ini dipergunakan Hasil simulasi tersebut adalah Net
sebagai dasar dalam menentukan jumlah Present Velue (NPV) rata-rata sebesar Rp.
kunjungan ke kawasan Taman Budaya 116.162.424.523,10, dimana 90 % nilai
dengan memperhatikan prosentase daya tersebut berada dalam bilangan -Rp.
tarik wisatawan yang berkunjung ke Bali. 199.660.000.000,00 hingga Rp.
501.100.000.000,00. Hasil analisis @ Risk
Tabel 1. Ramalan Banyaknya Pengun- dapat dilihat seperti Gambar 3.
jung singkat yang datang ke GWK
KET. 2010 2012 2014 Distribusi Nilai NPV
1.800
1.600 Mean=1.381633E+11
WISMAN 1.075.221 1.185.273 1.295.326 1.400

Values in 10^ -12


1.200

Frekuensi
WISNUS 1.358.005 1.613.217 1.868.430 1.000
0.800
BALI 200.309 231.482 267.507 0.600
0.400
TOTAL 2.633.536 3.029.974 3.431.264 0.200
0.000
-0.8 -0.35 0.1 0.55 1
Nilai NPV
Analisis Aspek Finansial. 5%
Values in 10^12
90% 5%
Aspek finansial ini meliputi analisis -.1996 .5011

biaya dan analisis pendapatan, dimana Gambar 3. Distribusi nilai NPV


masing-masing menggunakan program @
Risk sebagai alat bantu dalam analisis ini Sedangkan korelasi beberapa risiko
yang sekaligus memasukan unsur risiko. terhadap nilai NPV tersebut diatas sangat
Pada dasarnya program ini mempergu- dipengaruhi oleh Harga pedestal dan
nakan prinsip excel dalam mengolah data patungnya yaitu korelasi – 80 % Hal ini
dengan tambahan icon risiko sebagai satu berarti bertambahnya harga bangunan
kesatuan analisis. Metoda analisis risiko pedestal dan patung menyebabkan berku-
dalam pengolahan data kuantitatif ini rangnya nilai NPV, dengan kekuatan
adalah dengan memasukkan range korelasi sebesar – 80 % yang berarti
bilangan sebagai suatu distribusi yang berpengaruh sangat kuat. Nilai Internal
disesuaikan dengan karakteristik data Rate of Return (IRR) yang didapatkan
yang merupakan suatu risiko atas dasar adalah rata-rata 20 % dengan standar
hasil wawancara dengan beberapa profe- deviasi sebesar 3,5 %. Nilai ini tersebar di
sional di bidangnya serta kaidah-kaidah antara 16 % hingga 27 %. Hal ini
statistika, sehingga analisis matematis menunjukkan bahwa jika dibandingkan
yang dilakukan oleh program merupakan terhadap bunga investasi yang tertinggi
bilangan-bilangan random terstruktur yaitu 19 % yang mungkin terjadi, nilai
sesuai dengan keperluan. rata-ratanya hanya berselisih sebesar 1 %
Berdasarkan model pembiayaan dan saja. Jadi proyek ini kurang prospektif
model pendapatan dalam penelitian ini, terhadap perkembangan suku bunga
maka analisis selanjutnya adalah kela- investasi.
yakan proyek dengan mempergunakan Selanjutnya hasil Benefit Cost Ratio
program @ Risk dengan factor risiko dari (BCR) adalah rata-rata 1,2 dengan
distribusi harga-harga baik pada kompo- distribusi antara 0,79 hingga 1,73. Hal ini
nen pembiayaan maupun pada komponen menunjukkan bahwa terdapat nilai BCR
pendapatan. Faktor risiko suku bunga yang lebih kecil dari satu sehingga kondisi
investasi diambil berdasarkan factor suku ini menggambarkan proyek tidak layak.

174
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 10, No. 2, Juli 2006

Ternyata nilai BCR yang lebih kecil dari 1 dengan faktor korelasi terhadap risiko
hanya 30 % dan nilai BCR yang ada sebesar – 82 % dan yang paling besar
antara 1 hingga 1,2 adalah 60 % - 30 % = pengaruhnya adalah bangunan pedestal
30 %. Hal ini menunjukkan bahwa dan patungnya.
probabilitas terjadinya BCR yang lebih 5. Membuka lapangan kerja secara
kecil dari rata-rata dan kondisi layak langsung hingga 400 orang sesuai
adalah hanya 30 %. dengan lampiran 17 dan tentu saja
dengan multiplayer effeknya terhadap
Distribusi Kumulatif Nilai NPVterhadap Risiko sektor-sektor lain.
1.000
Mean=1.381633E+11
0.800 Saran
Probabilitas Risiko

0.600 Dari hasil penelitian dan pembahasan


0.400 di atas, dapat disampaikan beberapa saran
0.200 yaitu:
0.000
1. Jika proyek ini dilaksanakan hendak-
-0.8 -0.35 0.1 0.55 1
nya mengikuti model pembiayaan,
Nilai NPV
Values in 10^12 dimana terdapat risiko rate US $ ke Rp,
5%
-.1996
90%
.5011
5% Harga Satuan Bangunan serta distribusi
Gambar 4. Distribusi Komulatif NPV harga yang lainnya dan model
pendapatan, dimana terdapat unsur
SIMPULAN DAN SARAN risiko rate US $ ke Rp, distribusi harga
tiket, distribusi harga sewa tempat serta
Simpulan risiko bunga investasi antara 15 % - 19
Dari hasil penelitian dan pembahasan %, dengan memperhatikan korelasi
tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa: risiko yang paling berpengaruh terha-
1. Secara financial proyek tersebut, atas dap parameter investasi, sehingga dapat
dasar parameter Net Present Velue meminimalkan risiko tersebut. Atau
(NPV), Internal Rate of Return (IRR) melakukan mitigasi terhadap risiko-
dan Benefit Cost Ratio (BCR) risiko yang memiliki pengaruh yang
dinyatakan layak dengan probalilitas sangat kuat, sehingga kondisi investasi
masing-masing kurang dari 50 %. menjadi semakin prospektif.
2. NPV rata-rata dengan model tersebut 2. Penelitian ini dapat dikembangkan
adalah Rp. 116.162.424.523,10 dengan lebih lanjut dengan berbagai model,
probabilitas 20 % pada kondisi yang sehingga didapatkan hasil dengan
layak yaitu yang lebih besar dari 0 dan masing-masing risiko untuk dikelola
korelasi yang paling berpengaruh dan dianalisis sampai pada tahap
terhadap nilai tersebut adalah harga pengambilan keputusan.
bangunan pedestal dan patung sebesar
– 80 % yang menyebabkan terjadinya UCAPAN TERIMA KASIH
pengurangan nilai NPV.
3. Distribusi nilai IRR dengan model Terima kasih Penulis ucapkan kepada
tersebut di atas berada dalam kisaran semua pihak yang telah membantu
16 % hingga 27 % dengan nilai rata- penelitian ini sehingga terwujud menjadi
rata 20 %. Probabilitas nilai ini 60 % tulisan ini.
dan dengan faktor korelasi sebesar 10
% dari risiko kedatangan wisatawan. DAFTAR PUSTAKA
4. Nilai Benefit Cost Ratio terdistribusi
antara 0,79 hingga 1,73 dengan rata- Ang, A.H.S. 1987. Konsep-Konsep Pro-
rata 1,2 dan standar deviasi 0,31. babilitas dalam Perencanaan dan
Probabilitas nilai ini juga hanya 30 %

175
Analisis Investasi Pembangunan Taman Budaya .…………..… Nadiasa, Diputra, dan Yansen

Perancangan Rekayasa. Jilid 1.


Erlangga, Jakarta.
Anonim. 2002. @ Risk Advanced Risk
Analisis for Spreadsheets, Palisade
Corporation, New York.
Gaspursz, V. 1990. Analisis Kuantitatif
Untuk Perencanaan. Tarsito, Ban-
dung.
Gromang, F. 2003. Manajemen Kepari-
wisataan. PT. Pradnya Paramita,
Jakarta.
Husnan, S. 2004. Manajemen Keuangan.
UPP AMP YKPN, Yogjakarta.
Indartoyo. 2005. Pengaruh Aspek-Aspek
Budaya, Alam dan Masyarakat pada
Perwujudan Proyek Garuda Wishnu
Kencana. Procedings Seminar Nasi-
onal, Fakultas Teknik, Universitas
Udayana, Denpasar.
Juanita, I. 2001. Model Penetapan Harga
Sewa Lahan Di Dalam Kawasan
Pariwisata Nusa Dua. Thesis Pro-
gram Studi Magester Manajemen,
Universitas Udayana.
Levy, H. 1990. Capital Investment and
Financial Decisions. Prentice Hall,
New York.
Mahadewi, N.M.E. 2004. Faktor-Faktor
yang Menentukan Kepuasan Wisata-
wan Konvensi terhadap Bali sebagai
Destinasi MICE, Thesis Program
Studi Magester Kajian Pariwisata,
UNUD.
Pitana. I G. 2005. Tourism Destination
Branding dan Pencitraan Bali. Bali
Post tgl.6 Sept. 2005, Denpasar.
Sirtha I N. 2004. Dinamika Pariwisata
dan Hubungannya dengan Dinamika
Pembangunan Bali. Kantor Bank
Indonesia, Denpasar.
Udayana, I P.A. 2003. Potensi Monumen
Garuda Wisnu Kencana sebagai
Obyek dan Daya Tarik Pariwisata
Budaya Bali. Tugas Akhir STP.
Negeri, Bali.
Vose, D. 2000. Risk Analisis, A Quan-
titative guide, John Wiley & Sons
Ltd, New York.
Yulianti, S.H. 1989. Studi Kelayakan.
Karunika, Jakarta.

176

Anda mungkin juga menyukai