Anda di halaman 1dari 25

PENGAWASAN SISTEM TRANSPORTASI LAUT UNTUK KE DAERAH

DESTINASI WISATA DI KOTA TANJUNGPINANG


(Studi Keamanan Transportasi Wisatawan Ke Pulau Penyengat)

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

IRA MONICA
NIM : 120563201152

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2017
ABSTRAK
Tanjungpinang merupakan wilayah destinasi wisata antar pulau, selama ini
pemerintah khususnya Dinas Perhubungan kurang memperhatikan sarana dan
prasarana pariwisata seperti transportasi antar-pulau. Fenomena yang belakangan
ini terjadi yaitu tenggelamnya pompong di sekitar perairan Pulau Penyengat yang
merupakan destinasi wisata di Kota Tanjungpinang dikarenakan tidak adanya
standarisasi pompong dan tidak adanya alat keselamatan yang memadai. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui Pengawasan Sistem Transportasi Laut Untuk Ke
Daerah Destinasi Wisata Di Kota Tanjungpinang Dalam Keamanan Transportasi
Wisatawan Ke Pulau Penyengat.

Dalam penelitian ini jumlah informan adalah dua orang pegawai Dinas
Perhubungan bagian Transportasi Laut. Kemudian dua orang pegawai KSOP,
tekong pompong berjumlah dua orang, satu orang pihak asuransi, satu orang Pol
Air dan tiga orang masyarakat sehingga penelitian ini memiliki jumlah informan
sebelas orang. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
melakukan terlebih dahulu mendeskripsikan, memverifikasi, menginterpretasikan
untuk kemudian di analisis sehingga memperoleh suatu kesimpulan.

Hasil penelitian secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut: 1.


Menetapkan alat ukur (standard) di dapatkan di lapangan tidak memiliki kesamaan
dengan data yang dimiliki oleh Dinas Perhubungan, dari 62 pompong yang
beroperasi, hanya 24 pompong yang terdata dan dianggap layak untuk beroperasi,
sehingga ada sekitar 38 pompong yang belum masuk dalam pendataan karena
belum memenuhi standar namun bisa beroperasi. 2. Mengadakan penilaian
(evaluate) ditemukan bahwa instansi terkait melakukan penilaian dilapangan
seperti pemakaian life jacket. Namun, untuk kepemilikan surat izin pompong,
masih banyak pompong yang tidak bersertifikat tetapi dapat beroperasi secara
bebas. 3. Mengadakan tindakan perbaikan (corrective action) tindakan perbaikan
memang sudah dilakukan walaupun dirasakan masyarakat belum optimal karena
masih banyak yang tidak sesuai dengan standarisasinya, masih banyak pompong
yang beroperasi tidak dilengkapi dengan alat - alat keselamatan yang layak.

Kesimpulan dalam penelitian mengenai Pengawasan Sistem Transportasi


laut Untuk Ke Daerah Destinasi Wisata Di Kota Tanjungpinang belum dilakukan
secara optimal, walaupun saat ini tindakan perbaikan memang sudah ada seperti
tersedianya life jacket, namun keadaannya banyak yang rusak. Untuk kedepannya
diharapkan pihak-pihak yang terlibat dalam transportasi laut sebaiknya
mengoptimalkan pengawasan dari pelaksanaan peraturan yang telah di buat,
sehingga dapat meminimalisir kecelakaan di tengah laut.

Kata Kunci : Pengawasan, Destinasi Wisata, Transportasi

1
ABSTRACT

Tanjungpinang is an inter-island tourist destination area, so far the


government, especially the Transportation Department, has less attention to tourism
facilities and infrastructure such as inter-island transportation. The recent
phenomenon that occurs is the sinking of pompong around the waters of Penyengat
Island which is a tourist destination in Tanjungpinang City due to the lack of
standardization of pompong and the absence of adequate safety tools. The purpose of
this research is to know the monitoring of sea transportation system to the area of
tourist destination in Tanjungpinang city in the security of tourist transport to the
island of Penyengat.

In this research, the number of informants is two employees of


Transportation Department of Sea Transportation. Then two KSOP employees, two
people pompong tekong, one insurer, a Water Pol and three people so that this study
has the number of informants eleven people. Analysis of data used in this research is
to do first describe, verify, interpret to then in the analysis so as to obtain a
conclusion.

The results of the detailed study can be described as follows: 1. Establish the
measuring tools (standard) obtained in the field does not have in common with the
data owned by the Department of Transportation, of 62 pompong that operate, only
24 pompong recorded and considered feasible to operate, so There are about 38
pompong that have not been included in the data collection because it has not met
the standard but can operate. 2. Conducting an assessment (evaluate) found that the
relevant agencies to conduct assessments in the field such as life jacket usage.
However, for ownership of pompong licenses, many pompong are not certified but
can operate freely. 3. Conducting corrective action measures of corrective action
have been done although the public felt not optimal because there are still many that
are not in accordance with the standardization, there are still many pompong that
operate is not equipped with appropriate safety tools.

Conclusions in the study of Marine Transportation System Supervision To


Tourism Destination Region In Tanjungpinang City has not been done optimally,
although currently there are corrective actions such as availability of life jacket, but
the situation is much damaged. For the future, it is expented that the parties involved
in sea transportation should optimize the supervision of the implementation of
regulations that have been made, so as to minimize accidents in the middle of the
sea.

Keywords: Supervision, Tourist Destination, Transportation

2
I PENDAHULUAN Berdasarkan penelitian
A. Latar Belakang terdahulu oleh Novi Dwi Purwanti
dan Retno Mustika Dewi (2014)
Kota Tanjungpinang menjelaskan bahwa sektor
dikenal sebagai Kota Budaya, pariwisata merupakan sektor yang
Selain wisata pantai dan bahari, potensial untuk dikembangkan
Kota Tanjungpinang juga sebagai salah satu sumber
memiliki objek wisata lainnya pendapatan daerah. Untuk
seperti cagar budaya, makam- memperbesar pendapatan asli
makam bersejarah, tarian-tarian daerah maka pemerintah perlu
Tradisional serta event-event khas mengembangkan dan menfasilitasi
daerah. Di Kota Tanjungpinang tempat pariwisata agar sektor
terdapat Pulau Penyengat sebagai pariwisata dapat memberikan
pulau bersejarah karena di pulau sumbangan bagi pembangunan
ini terdapat masjid bersejarah dan ekonomi.Perkembangan
makam-makam Raja Haji pariwisata berdampak terhadap
Fisabillilah dan Raja Ali Haji yang kondisi sosial ekonomi
kedua-duanya adalah pahlawan masyarakat, salah satu diantaranya
nasional. adalah dampak pariwisata
terhadap pendapatan pemerintah.
Salah satu keunikan dari
Kota Tanjungpinang bahwa kota Kemudian dalam penelitian
Tanjungpinang bukan hanya terdahulu Rentetadung (2012)
sebuah kota wisata saja tetapi pengaruh kunjungan wisatawan
disebut sebagai kota budaya, sangat berarti untuk
dimana di Kota Tanjungpinang pengembangan industri pariwisata
tersebar cagar budaya yang dan pendapatan asli daerah
diharapkan mampu menarik sehingga wisatawan domestik
wisatawan. Cagar budaya adalah maupun wisatawan mancanegara
warisan budaya bersifat tertarik untuk berkunjung. Adanya
kebendaan berupa Benda Cagar dukungan alokasi dana dari
Budaya, Bangunan Cagar Budaya, pemerintah setiap tahunnya
Struktur Cagar Budaya, Situs menjadikan sektor pariwisata
Cagar Budaya, dan Kawasan mengembangkan tempat wisata
Cagar Budaya di darat dan/atau di agar banyak dikunjungi oleh
air yang perlu dilestarikan wisatawan. Banyaknya wisatawan
keberadaannya karena memiliki yang berkunjung menjadikan
nilai penting bagi sejarah, ilmu sektor pariwisata berpotensi
pengetahuan, pendidikan, agama, meningkatkan pendapatan asli
dan/atau kebudayaan melalui daerah.
proses penetapan (UU No.11
tahun 2010, pasal 1 ayat 1). Majunya sektor pariwisata
disuatu daerah sangat bergantung
kepada jumlah wisatawan yang
berkunjung. Kedatangan

3
wisatawan tersebut akan hingga sekarang meskipun
mendatangkan penerimaan bagi beberapa bentuknya tidak utuh.
daerah yang dikunjunginya. Bagi
wisatawan mancanegara yang Di Pulau Penyengat juga
datang dari luar negeri, terdapat situs budaya rumah adat
kedatangan mereka akan melayu Kepulauan Riau.
mendatangkan devisa dalam Bangunan ini telah mengalami
negara. pemugaran. Bagian yang unik dari
rumah adalah pada atap terdapat
Penyengat adalah salah satu ornamen berbentuk tiang lurus
tempat di Kota Tanjungpinang yang dimaknai sebagai “alif”
yang memiliki tempat-tempat dalam agama islam.
wisata yang banyak menyimpan
sejarah dan budaya. Dengan Untuk mengelilingi Pulau
adanya objek wisata sejarah di Penyengat dapat dilakukan dengan
Tanjungpinang ini, maka secara berjalan kaki atau menggunakan
tidak langsung memberi fasilitas becak motor. Hanya
konstribusi atau peranan penting dengan membayar sekitar 35 ribu
bagi pemerintah, daerah atau rupiah, dapat berkeliling Pulau
masyarakat, baik dari segi Penyengat untuk melihat situs
ekonomi, sosial maupun budaya. sejarah dan sambil melihat
kehidupan berbudaya masyarakat
Pulau Penyengat terkenal tempatan.
dengan sejarahnya dan banyaknya
objek wisata sejarah yang dimiliki. Untuk menuju ke pulau ini
Adapun persepsi dari beberapa maka wisatawan harus
wisatawan yang datang ke Pulau menyeberang laut dari Kota
Penyengat untuk berkunjung ke Tanjungpinang melalui pompong
situs-situs yakni Pulau Penyengat dengan jarak tempuh ± 15
itu indah dan merupakan pulau menit.Selama ini kurangnya
religius, situs-situs untuk objek perhatian pemerintah khususnya
sejarahnya bagus. Dinas Perhubungan terhadap
sarana prasarana pariwisata seperti
Penyengat menyimpan transportasi sesuai dengan
banyak sejarah, terutama bagi Peraturan Menteri No. 37 Tahun
perkembangan sejarah kerajaan 2015 tentang Standar Pelayanan
melayu yang ada di Riau. Penumpang Angkutan Laut.
Letaknya yang strategis untuk Permasalahan yang terjadi yaitu
pertahanan negeri Riau, Pulau sebuah pompong yang berlayar
Penyengat telah berkali-kali dari pelabuhan Tanjungpinang ke
menjadi medan pertempuran, Pulau Penyengat tenggelam, hal
termasuk perang Riau dengan ini dikarenakan kurangnya
Belanda. Benteng-benteng kelengkapan keselamatan,
pertahanan yang bergaya ala pompong yang beroperasi masih
Portugis masih dapat dilihat belum memenuhi standar
pelayaran, kurangnya pemahaman

4
“tekong pompong” terhadap cuaca Selama ini pompong yang
dan pentingnya keselamatan beroperasi tidak ada standar
penumpang. keselamatan sama sekalidalam
beroperasi. Selain bermodal
Fenomena yang terjadi keberanian dari pengemudinya,
bahwa tekong pompong yang tidak ada batas ketentuan
tenggelam di sekitar perairan maksimal muatan dan tidak ada
Pulau Penyengat, Kota pelampung. Praktis tidak ada
Tanjungpinang, Ibukota pengawasan dan kehadiran
Kepulauan Riau, tidak pemerintah setempat. Dinas
menyediakan pelampung dan Perhubungan Kota
pompong belum sesuai dengan Tanjungpinang, praktis tidak
standar, kemudian kurangnya bekerja dengan optimal
pemahaman tekong pompong melakukan pengawasan
dalam membaca cuaca. Sebuah operasional pompong.
kapal penyeberangan pompong
dari Tanjungpinang ke Pulau Permasalahan lainnya adalah
Penyengat tenggelam. tidak adanya asuransi selama
pelayaran, baik itu untuk nakhoda
Permasalahan yang baru saja pompong maupun bagi
terjadi adalah tenggelamnya penumpang, selain itu tidak
pompong yang di nakhodai oleh adanya life jacket, padahal Standar
Said Ismarullah (35 tahun), Operasional (SOP) sudah
pompong tersebut membawa 17 jelasyakni angkutan laut yang
orang yang terdiri atas 1 terbuka harus menggunakan life
pengemudi, 2 penumpang anak- jacket. Hal ini sesuai dengan
anak, dan 14 penumpang dewasa. Peraturan Menteri No. 37 Tahun
2015 tentang Standar Pelayanan
Kapal tersebut diduga Angkutan Laut bertujuan untuk
tenggelam akibat diterpa angin menjamin terpenuhinya jenis dan
kencang dan gelombang besar di mutu pelayaran yang berhak
perairan Penyengat, diperoleh oleh pengguna jasa
Tanjungpinang, Kepulauan Riau. angkutan laut. Standar pelayanan
Kepala Pusat Data Informasi dan penumpang angkutan laut meliputi
Humas Badan Nasional standar pelayanan angkutan laut di
Penanggulangan Bencana terminal dan standar pelayanan di
mengatakan tim SAR telah atas kapal.
menghentikan pencarian korban
tenggelamnya kapal Standar pelayanan
penyeberangan pompong dari penumpang angkutan laut di atas
Tanjungpinang ke Pulau kapal harus memenuhi persyaratan
Penyengat. Pencarian tersebut tersedianya informasi dan fasilitas
dihentikan karena 17 penumpang keselamatan, informasi dan
kapal itu sudah ditemukan. fasilitas kesehatan, fasilitas
(Sumber : Badan SAR keamanan dan ketertiban berupa
Tanjungpinang, 22 Agustus 2016). sarana naik turun penumpang dari

5
kapal ke kapal, pos dan petugas 2. Kegunaan Penelitian
keamanan, informasi gangguan a. Penerapan ilmu yang telah
keamanan serta peralatan dan peneliti pelajari khususnya
pendukung keamanan. dibidang Ilmu Administrasi
Negara yang erat kaitannya
Kemudian Dalam Peraturan dengan fungsi organik
Menteri Nomor 20 Tahun 2015 manajemen yaitu fungsi
tentang standar keselamatan pengawasan
pelayaran meliputi sumber daya b. Bahan masukan bagi
manusia (SDM), sarana dan Pemerintah dalam hal
prasarana, standar operasional meningkatkan pengawasan
prosedur (SOP), lingkungan serta c. Bahan masukan dan referensi
sanksi. bagi peneliti lain yang akan
melakukan penelitian dengan
Dari uraian latar belakang permasalahan yang sama
diatas penulis menarik kesimpulan
untuk mengambil judul dalam D. Konsep Operasional
penelitian ini yaitu “Pengawasan
Sistem Transportasi Laut Untuk Manullang (2004:184) untuk
Ke Daerah Destinasi Wisata Di
Kota Tanjungpinang (Studi mempermudah dalam merealisasi
Terhadap Keamanan
Transportasi Wisatawan Ke tujuan, pengawasan harus perlu dilalui
Pulau Penyengat)”
beberapa fase atau urutan pelaksanaan
B. Perumusan Masalah
yang terdiri dari :
Berdasarkan latar belakang
adapun yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian adalah Bagaimana a. Menetapkan Alat Ukur
Pengawasan Sistem Transportasi Laut (Standard). Alat penilai atau
Untuk Ke Daerah Destinasi Wisata Di standar bagi hasil pekerjaan
Kota Tanjungpinang Dalam Keamanan bawahan, pada umumnya
Transportasi Wisatawan Ke Pulau terdapat baik pada rencana
Penyengat?” keseluruhan maupun pada
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian rencana-rencana bagian. Dengan
1. Tujuan Penelitian kata lain, dalam rencana itulah
Adapun tujuan dari penelitian pada umumnya terdapat standar
adalah Untuk Mengetahui Pengawasan bagi pelaksanaan pekerjaan.
Sistem Transportasi Laut Untuk Ke Agar alat penilai itu diketahui
Daerah Destinasi Wisata Di Kota benar oleh bawahan, maka alat
Tanjungpinang Dalam Keamanan penilai itu harus dikemukakan,
Transportasi Wisatawan Ke Pulau dijelaskan kepada bawahan.
Penyengat. Dengan demikian atasan dan
bawahan bekerja dalam
menetapkan apa yang menjadi

6
standar hasil pekerjaan bawahan perbandingan atau menghubungkan
tersebut. antara variabel satu dengan variabel
b. Mengadakan Penilaian yang lain.
(Evaluate). Dengan menilai Penelitian ini dilakukan karena
dimaksudkan membandingkan dianggap dapat menyelesaikan
hasil pekerjaan bawahan (actual permasalahan yang ada. Peneliti dalam
result) dengan alat pengukur penelitian ini akan memberikan
(standar) yang sudah ditentukan. gambaran secara sistematis, factual dan
Jadi pimpinan membandingkan akurat mengenai fakta-fakta yang sesuai
hasil pekerjaan bawahan yang dengan ruang lingkup judul penelitian
senyatanya dengan standar yaitu Pengawasan Sistem Transportasi
sehingga dengan perbandingan Laut Untuk Ke Daerah Destinasi
itu dapat dipastikan terjadi tidak Wisata Di Kota Tanjungpinang Dalam
adanya penyimpangan. Keamanan Transportasi Wisatawan Ke
c. Mengadakan Tindakan Pulau Penyengat. Kemudian penelitian
Perbaikan (Corrective Action). ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Dengan tindakan perbaikan Dimana kualitatif merupakan data yang
diartikan, tindakan yang berupa kata-kata, gambar dan bukan
menyesuaikan nyata yang angka-angka (Moleong, 2011:11).
menyimpang agar sesuai dengan
standar atau rencana yang telah F. Teknik Analisis Data
ditentukan sebelumnya. Analisis data yang digunakan dalam
Tindakan perbaikan itu tidak penelitian ini adalah yaitu dengan
serta merta dapat menyesuaikan melakukan terlebih dahulu
hasil pekerjaan yang senyatanya mendeskripsikan, memverifikasi,
dengan rencana atau standar. menginterpretasikan untuk kemudian
Oleh karena itulah, perlu sekali dianalisis sehingga memperoleh suatu
adanya laporan-laporan berkala kesimpulan. Moleong (2011:35)
sehingga segera sebelum menyatakan analisa dan kualitatif
terlambat dapat diketahui adalah proses pengorganisasian, dan
terjadinya penyimpangan- pemilahan data kedalam pola dan
penyimpangan, serta dengan kategori serta satu uraian dasar,
tindakan perbaikan yang akan sehingga dapat dikemukakan tema yang
diambil, pelaksanaan pekerjaan seperti disarankan oleh data. Adapun
seluruhnya dapat diselamatkan langkah – langkah analisa data yang
sesuai dengan rencana. dilakukan adalah : (1) menelaah dari
semua data yang tersedia dari berbagai
sumber, (2) reduksi data yang dilakukan
E. Metode Penelitian dengan membuat abstraksi, (3)
Jenis penelitian yang dilakukan adalah menyusun data kedalam satuan-satuan,
deskriptif dengan pendekatan (4) pengkategorian data sambil
kualitatif. Menurut Sugiyono (2009:11) membuat koding, (5) mengadakan
penelitian deskriptif adalah penelitian pemeriksaaan keabsahan data, dan (6)
yang dilakukan untuk mengetahui nilai penafsiran data secara deskripsi
variabel mandiri, baik satu variabel atau
lebih (indepeden) tanpa membuat

7
II. LANDASAN TEORI terbaik dalam
pengambilan keputusan.
1. Penelitian Terdahulu b. Suparmin (2016) dalam
penelitiannya yaitu
fungsi pengawasan
a. Berdasarkan penelitian dalam meningkatkan
Mudana (2014) tentang keselamatan penumpang
Peningkatan angkutan penyeberangan
Pengawasan kapal ferry tradisional di
Keselamatan Angkutan Desa Perjiwa Kecamatan
Penyeberangan Lintas Tenggarong seberang
Palembang-Muntok Kabupaten Kutai
menjelaskan bahwa hasil Kartanegara
pemeriksaan dan menjelaskan bahwa
investigasi yang dalam penyelengaraan
dilakukan oleh fungsi pengawasan
pemerintah atau lembaga dalam meningkatkan
yang ditunjuk dapat keselamatan penumpang
dipertimbangkan sebagai angkutan penyeberangan
tulang punggung kapal ferry tradisional,
keselamatan angkutan Dinas Perhubungan
penyeberangan. Dalam sudah memaksimalkan
laporan tersebutyang pengawasannya di setiap
dominan adalah pelabuhan yang
kecelakaan dan insiden. mengadakan aktifitas
Berbagai kepentingan penyeberangan. Dengan
diobservasi untuk cara mengadakan
memperkaya prosedur inspeksi langsung,
yang dilakukan dengan melakukan observasi
tujuan untuk ditempat, dan laporan
meningkatkan ditempat. Inspeksi
keselamatan. Indikator langsung yang
kinerja keselamatan dilaksanakan oleh Dinas
perlu dikembangkan Perhubungan hampir
karena dapat dijadikan dilaksanakan setiap hari
sebagai perbandingan yaitu dengan di bantu
dengan moda lain, oleh petugas lapangan
sehingga memudahkan dan staf-staf lainya yang
untuk mencapai tingkat tergabung dalam sebuah
keselamatan yang lebih tim yang ada di Dinas
baik serta mudah Perhubungan Kutai
memahami akibat Kartanegara.
kecelakaan. Dengan c. Penelitian terdahulu
demikian, penyelenggara selanjutnya adalah
angkutan penyeberangan menurut Muhammad
dapat melakukan yang Syabranie, dan Raja

8
Jusmartinah (2013) Berdasarkan analisis
tentang Upaya SWOT maka dapat
Pengembangan Potensi ditentukan pemecahan
Pariwisata Di Kabupaten masalah yaitu
Bulungan menjelaskan mengembangkan potensi
bahwa secara umum objek wisata yang belum
upaya yang telah tergali dengan
dilakukan Dinas memanfaatkan dana
Pariwisata dan yang tersedia,
Kebudayaan untuk memberdayakan
mengembangkan potensi masyarakat di sekitar
pariwisata di Kabupaten objek wisata,
Bulungan belum meningkatkan
optimal. Dalam pembinaan seni budaya
pengembangan potensi daerah, melakukan
pariwisata di Kabupaten koordinasi yang baik
Bulungan, Dinas dengan lintas sektor agar
Pariwisata dan pembangunan sarana dan
Kebudayaan Kabupaten prasarana dapat
Bulungan menghadapi diwujudkan, melakukan
beberapa kendala yaitu kerjasama dengan sektor
kuantitas dan kualitas swasta untuk
yang belum memadai mengadakan biro
mengenai sumber daya perjalanan, dan
manusianya, sarana dan meningkatkan kualitas
prasarana ke tempat sumber daya manusia.
obyek wisata masih d. penelitian oleh I G.A.
minim, dan kondisi jalan Anom Yudistira dan Nur
ke lokasi wisata yang Agus Susanto (2012)
kurang terawat. tentang Rancangan
Di samping itu, Sistem Penilaian
Dinas Pariwisata dan Keselamatan
Kebudayaan juga Pengunjung Tempat
memiliki faktor Wisata dijelaskan bahwa
pendukung yang dapat kecelakaan yang terjadi
menunjang di tempat wisata
pengembangan potensi menimbulkan kerugian
pariwisata di Kabupaten bersifat materi dan
Bulungan yaitu keaslian immateriil kepada
objek wisata alam, pengelola dan
budaya dan kesenian pengunjung yang
tradisional yang merupakan korban.
merupakan produk Pengelola mengalami
wisata daerah, dan dua kerugian sekaligus
keuangan yang dimiliki yaitu mengganti
relatif cukup memadai. kerugian kepada korban

9
dengan sejumlah uang urusan pemerintahan di daerah
yang sudah ditentukan, dan pengawasan terhadap
dan kerugian bersifat peraturan daerah dan peraturan
immateriil yaitu reputasi. kepala daerah (Siswanto
Kerugian immateril Sunarno, 2005:97).
bersifat jangka panjang
yaitu kelangsungan Pengertian pengawasan
tempat wisata untuk menurut Ndraha (2003:201)
kembali memulihkan adalah sebagai berikut
image positif sehingga pengawasan diartikan sebagai
pengunjung akan pengawasan sebelum
melupakan kejadian sepanjang dan sesudah sesuatu
tersebut. terjadi maka dari pada itu
dikenal dengan pengawasan
Dari sejumlah kajian dengan namanya pengawasan
terdahulu diatas, yang berbeda preventif dan pengawasan
dari kajian peneliti adalah represif (koreksi) berarti
keamanan transportasi laut pengawasan dapat di artikan
untuk tujuan kawasan sebagai control yang akan
destinasi wisata merupakan dilakukan.
fokus penting karena potensi
pemanfaatannya lebih tinggi Menurut Abdul Halim
frekuensinya dibandingkan dan Theresia Damayanti
kawasan pulau bermukim, (2007:44) menyatakan
sehingga resiko bahaya bagi Pengawasan dilihat dari
penumpang lebih besar. metodenya terbagi menjadi 2
(dua) yaitu: 1. Pengawasan
2. Pengawasan melekat yang dilaksanakan
oleh pimpinan atau atasan
langsung suatu instansi/unit
Bagir Manan kerja dalam lingkungan
memandang control sebagai pemerintah daerah terhadap
sebuah fungsi sekaligus hak, bawahannya. 2. Pengawasan
sehingga lazim disebut sebagai fungsional yang dilakukan
fungsi kontrol atau oleh aparat pengawasan
pengendalian (Bagir Manan, fungsional APBD.
2000:1-2). Dalam pelaksanaan
tugas pengawasan tahapan- Menurut Siagian (2008:
tahapan pada fungsi 258) definisi yang diberikan
manajemen memiliki kepada pengawasan adalah
keterkaitan satu “keseluruhan upaya
samalain.Pengawasan atas pengamatan pelaksanaan
penyelenggaraan pemerintahan kegiatan operasional guna
daerah dilaksanakan oleh menjamin bahwa berbagai
pemerintah yang meliputi kegiatan tersebut sesuai
pengawasan atas pelaksanaan dengan rencana yang telah

10
ditetapkan seluruh proses organisasi
sebelumnya,selanjutnya untuk menjamin agar semua
menurut Gitosudarmo dan pekerjaan yang sedang di
Mulyono (2001:154) lakukan berjalan sesuai dengan
pengawasan merupakan suatu rencana yang telah ditentukan
rangkaian proses kegiatan sebelumnya. Adapun
dalam manajemen untuk pengawasan yang di lakukan
memastikan bahwa aktivitas bertujuan untuk mencegah
yang dilakukan sesuai dengan terjadinya penyimpangan di
aktivitas yang direncanakan. dalam organisasi.

Dale (dalam Winardi Secara filosifis,


2000:224) mengatakan bahwa pentingnya pengawasan
pengawasan tidak hanya berangkat dari kenyataan
melihat sesuatu dengan bahwa manusia penyelenggara
seksama dan melaporkan hasil kegiatan operasional
kegiatan mengawasi, tetapi merupakan makhluk yang
juga mengandung arti tidak sempurna dan memiliki
memperbaiki dan keterbatasan, baik
meluruskannya sehingga kemampuan, pengetahuan
mencapai tujuan sesuai dengan maupun keterampilan.
apa yang direncanakan. Menurut Duncan, sebagaimana
dikutip Harahap (2004:48)
Menurut Saiful Anwar beberapa sifat pengawasan
(2004 : 127), pengawasan atau yang efektif sebagai berikut :
kontrol terhadap tindakan
aparatur pemerintah diperlukan 1. Pengawasan harus
agar pelaksanaan tugas yang dipahami sifat dan
telah ditetapkan dapat kegunaannya, Oleh
mencapai tujuan dan terhindar karena itu harus
dari penyimpangan- dikomunikasikan kepada
penyimpangan. semua pihak yang terlibat
2. Pengawasan harus
Pengawasan merupakan mengikuti pola dan
suatu tindakan atau perbuatan situasi yang dianut atau
yang diberikan oleh seseorang dimiliki oleh organisasi
dalam bentuk pelayanan suatu 3. Pengawasan harus dapat
urusan yang dapat memberikan mengindentifikasi
kontribusi pada prestasi kerja masalah yang dihadapi
pada petugas pelabuhan apa organisasi
yang telah dilayaninya. 4. Pengawasan harus
fleksibel tidak kaku
Pengawasan merupakan 5. Pengawasan harus
fungsi manajemen, di mana memperhatikan aspek
pengawasan merupakan proses ekonomis, cost benefit-
pengamatan pelaksanaan nya

11
Untuk mengetahui proses Alat penilai atau standar
pengawasan dengan bagi hasil pekerjaan
mempergunakan kerangka teori bawahan, pada
menurut Handoko (2003:363) umumnya terdapat baik
yang mengemukakan bahwa pada rencana
proses “pengawasan terdiri dari keseluruhan maupun
lima tahap, diantaranya ialah : pada rencana-rencana
bagian. Dengan kata
a. Penetapan standar lain, dalam rencana
pelaksanaan pengawasan itulah pada umumnya
b. Menentukan pengukuran terdapat standar bagi
pelaksanaan kegiatan pelaksanaan pekerjaan.
pengawasan Agar alat penilai itu
c. Pengukuran pelaksanaan diketahui benar oleh
kegiatan pengawasan bawahan, maka alat
setelah frekuensi penilai itu harus
pengukuran dan sistem dikemukakan,
monitoring ditentukan dijelaskan kepada
d. Pembandingan bawahan. Dengan
pelaksanaan pengawasan demikian atasan dan
dengan standar dan bawahan bekerja dalam
analisa penyimpangan, menetapkan apa yang
atau membandingkan menjadi standar hasil
hasil pelaksanaan pekerjaan bawahan
pengawasan dengan dasar tersebut.
(standar yang
direncanakan/yang telah 2. Mengadakan Penilaian
ditetapkan) (Evaluate)
e. Pengambilan tindakan Dengan menilai
koreksi bila diperlukan dimaksudkan
ketika hasil analisa membandingkan hasil
menunjukkan perlunya pekerjaan bawahan
tindakan harus diambil, (actual result) dengan
menerima hasil atau alat pengukur (standar)
menolak hasil yang yang sudah ditentukan.
dicapai melalui tindakan Jadi pimpinan
yang telah dilakukan membandingkan hasil
pekerjaan bawahan yang
Menurut Manullang senyatanya dengan
(2004:184) untuk mempermudah dalam standar sehingga dengan
merealisasi tujuan, pengawasan perbandingan itu dapat
harus perlu dilalui beberapa fase atau dipastikan terjadi tidak
urutan pelaksanaan yang terdiri dari : adanya penyimpangan.

1. Menetapkan Alat Ukur


(Standard)

12
3. Mengadakan Tindakan ditetapkan dapat mencapai
Perbaikan (Corrective tujuan dan terhindar dari
Action) penyimpangan - penyimpangan.
Dengan tindakan
perbaikan diartikan, Menurut Harold Koontz
tindakan yang (Brantas, 2009:189) bahwa
menyesuaikan nyata “pengawasan adalah
yang menyimpang agar pengukuran dan perbaikan
sesuai dengan standar terhadap pelaksanaan kerja
atau rencana yang telah bawahan, agar rencana-rencana
ditentukan sebelumnya. yang telah dibuat untuk
Tindakan perbaikan itu mencapai tujuan-tujuan
tidak serta merta dapat perusahaan dapat
menyesuaikan hasil terselenggara.”
pekerjaan yang
senyatanya dengan Kemudian menurut
rencana atau standar. Maman Ukas (2006:343)
Oleh karena itulah, perlu menyatakan bahwa Pengawasan
sekali adanya laporan- adalah suatu proses kegiatan
laporan berkala sehingga yang dilakukan untuk
segera sebelum memantau, mengukur dan bila
terlambat dapat perlu melakukan perbaikan atas
diketahui terjadinya pelaksanaan pekerjaan sehingga
penyimpangan- apa yang telah direncanakan
penyimpangan, serta dapat dilaksanakan sesuai
dengan tindakan dengan tujuan yang diinginkan.
perbaikan yang akan Dalam rangka untuk mencapai
diambil, pelaksanaan tujuan organisasi maka
pekerjaan seluruhnya pengawasan perlu dilakukan
dapat diselamatkan agar segala sesuatu yang telah
sesuai dengan rencana. direncanakan dapat berjalan
sesuai dengan yang diharapkan,
Pengawasan adalah suatu dan ketika terjadi penyimpangan
proses untuk menetapkan dapat langsung mengambil
pekerjaan apa yang di jalankan, tindakan sebagai suatu koreksi.
dilaksanakan, atau
diselenggarakan itu dengan apa Karena pengawasan
yang dikehendaki, direncanakan sangat penting untuk mencapai
atau diperhatikan. tujuan organisasi maka ada
beberapa tujuan pengawasan
Menurut Saiful Anwar yang berguna bagi pihak-pihak
(2004:127) menjelaskan bahwa yang melaksanakankegiatan
pengawasan atau kontrol pengawasan seperti yang
terhadap tindakan aparatur dikatakan Soekarno (Gouzali
pemerintah diperlukan agar Saydam, 2000:197) tujuan
pelaksanaan tugas yang telah pengawasan adalah:

13
1. Untuk mengetahui apakah berkelanjutan. Pada dimensi ini, ada
suatu kegiatan sudah sesuai ukuran yang telah dicapai dan
dengan instruksi menjadi dasar untuk langkah
2. Untuk mengetahui apakah selanjutnya. Dalam hal ini penilaian
suatu kegiatan sudah atau evaluasi dilaksanakan secara
berjalan sesuai dengan terukur, dengan kuantitas yang jelas
rencana baik pencapaian maupun target
3. Untuk mengetahui apakah yang diinginkan. Dalam
kegiatan telah berjalan pengawasan terkandung keharusan
efisien untuk secara kongkrit menemukan
4. Untuk mengetahui kesulitan- hambatan apa yang terjadi.
kesulitan dan kelemahan- Berikutnya tentu saja menemukan
kelemahan dalam kegiatan solusi yang tepat.
5. Untuk mencari jalan keluar
bila ada kesulitan, Pengawasan menurut Terry
kelemahan atau kegagalan dan Leslie (2005:232) menjelaskan
kearah perbaikan bahwa seorang manajermengelola
agar tercapai hasil-hasil yang
Adapun tujuan pengawasan diinginkan atau direncanakan.
menurut I.G. Wursanto (2005:158) Keberhasilan atau kegagagalan
adalah sebagai berikut: yang disajikan hasil-hasil ini
dipertimbangkan dari segi tujuan
1. Menentukan dan yang sudah ditentukan. Hal ini
menghilangkan sebab-sebab mencakup pengawasan yaitu
yang menimbulkan kemacetan mengevaluasi pelaksanaan kerja,
sebelum kemacetan itu timbul dan jika perlu memperbaiki apa
2. Mengadakan pencegahan dan yang sedang dikerjakan untuk
perbaikan terhadap kesalahan- menjamin tercapainya hasil-hasil
kesalahan yang timbul menurut rencana.
3. Mencegah penyimpangan-
penyimpangan Berdasarkan pendapat Terry dan
4. Mendidik pegawai untuk Leslie (2005:242) menjelaskan
mempertebal tanggung jawab bahwa pengawasan berkaitan
5. Memperbaiki kesalahan- dengan mengetahui apa yang
kesalahan, kekurangan- sedang terjadi dibandingkan dengan
kekurangan dan kelemahan- apa yang direncanakan. Agar
kelemahan yang timbul seorang manajer tetap mengetahui
6. Mendapat efisiensi dan lebih dahulu apa yang terjadi, maka
efektivitas biasanya adalah perlu untuk
melakukan pengawasan-
Menurut Suriansyah Murhaini pengawasan di bidang kunci
(2014:4) pengawasan adalah suatu tertentu, bidang kunci tersebut
penilaian yang merupakan suatu adalah sebagai berikut:
proses pengukuran dan verifikasi
dari serangkaian proses yang telah 1. Pengawasan kuantitas adalah
di selenggarakan secara pengawasan yang dimaksudkan

14
untuk menimbulkan arus hasil- 1. Mengukur performan dari
hasil produksi yang diinginkan keseluruhan organisasi dan bukan
secara teratur atau jasa-jasa. dari suatu bagian saja
Maksud pengawasan kuantitas
adalah untuk terus 2. Menjamin bahwa performan
memperhatikan bagaimana keseluruhannya adalah konsisten
caranya berbagi hasil-hasil dengan rencana keseluruhannya
produksi atau jasa-jasa itu
bergerak 3. Mengawasi unit-unit yang semi
2. Pengawasan kualitas otonom
dimaksudkan untuk
mempertahankan kualitas yang III. GAMBARAN UMUM LOKASI
memuaskan untuk tujuan yang PENELITIAN
dimaksudkan bukan untuk Pulau Penyengat adalah sebuah
kualitas setinggi mungkin pulau kecil yang terletak di seberang
3. Pengawasan waktu adalah Tanjungpinang sekitar 5, 5km. Pulau ini
pengawasan yang menggunakan berukuran panjang 2.000 meter dan
waktu dengan efektif, manajer lebar 850 meter, berjarak lebih kurang
berada di bawah penekanan 35 km dari Pulau Batam. Pulau ini
untuk mengurangi waktu yang dapat ditempuh dari Tanjungpinang
dipakai untuk membaca dengan menggunakan perahu bermotor
material. Waktu adalah suatu atau lebih dikenal pompong yang
sumber yang terbatas memerlukan waktu tempuh kurang
4. Pengawasan biaya adalah lebih 15 menit. Penyengat keseluruhan
pertimbangan dalam hampir beriklim tropis dengan temperatur 23
semua kegiatan. Kebanyakan °C – 34 °C. Tekanan udaranya berkisar
biaya dapat dikategorikan dalam antara 1.010,2 mbs dan 1.013,7
salah satu dari 5 kategori umum mbs.Secara resmi memiliki musim
yaitu biaya langsung, biaya kemarau dan musim penghujan. Tidak
material langsung, biaya tata ada perbedaan musim yang mencolok
usaha, biaya ongkos jualan, dan di daerah ini. Hujan dapat turun
ongkos administrasi sepanjang tahun. Namun, setiap akhir
tahun sampai dengan awal tahun terjadi
Kemudian menurut Terry dan "Angin Utara" yang sangat berbahaya
Leslie (2005:259) dijelaskan bahwa dengan gelombang yang sangat kuat.
dalam pengawasan ada yang disebut
pengawasan menyeluruh. Pulau Penyengat memiliki
Pengawasan menyeluruh berlaku berbagai macam peninggalan bersejarah
terhadap seluruh organisasi atau seperti makam-makam para raja seperti
sebagian besar dan tidak terbatas Raja Ali Haji, Mesjid Raya Sultan Riau
sampai pada kegiatan tertentu saja. yang terbuat dari putih telur sebagai
Pengawasan-pengawasan ini perekat bangunan dan benteng
memberikan suatu cara untuk : pertahanan di Bukit Kursi. Di dalam
Mesjid Raya Sultan Riau, terdapat dua
buah Al-Quran tulisan tangan yang
berusia 150 tahun dan memiliki ukuran

15
yang lebih besar. Melihat dari aspek pertemuan). Menurut sejarahnya,
sejarah yang telah diuraikan tersebut masjid ini dibangun dengan
diatas,bahwa Pulau Penyengat menggunakan campuran putih telur,
merupakan daerah yang banyak kapur, pasir dan tanah liat. Terdapat
menyimpan peninggalan sejarah budaya dua buah al-Quran tulisan tangan
yang tidak terlupakan. Hal tersebut yang tersimpan di dalam Masjid
masih dapat kita lihat pada saat ini Sultan Riau Pulau Penyengat. Salah
dengan melihat peninggalan situs – satu yang diperlihatkan kepada
situs yang ada serta benda – benda pengunjung adalah hasil goresan
bersejarah lainnya. Dalam kehdupan tangan Abdurrahman Stambul,
masyarakat Pulau Penyengat masih seorang penduduk Pulau Penyengat
diwarnai dengan kehidupan budaya yang dikirim oleh Kerajaan Lingga
Melayu. Sisi kehidupan yang diwarnai ke Mesir untuk memperdalam ilmu
oleh kebudayaan Melayu tersebut dapat Agama Islam, sekembalinya dari
dilihat pada kekerabatan yang masih belajar dia menjadi guru dan
melekat pada masyarakat Pulau terkenal dengan "khat" gaya
Penyengat itu sendiri. Berikut beberapa Istambul. Al-Quran ini diselesaikan
tempat wisata yang ada di Pulau pada tahun 1867 sambil mengajar.
Penyengat : Keistimewaan al-Quran Mushaf
Abdurrahman Stambul ini adalah
1. Masjid Raya Sultan Riau banyaknya penggunaan "Ya Busra"
Masjid ini awalnya serta beberapa rumah huruf yang
dibangun oleh Sultan Mahmud titiknya sengaja disamarkan
pada tahun 1803. Kemudian pada sehingga membacanya cenderung
masa pemerintahan Yang berdasarkan interpretasi individu
Dipertuan Muda VII Raja sesuai akal dan ilmunya.
Abdurrahman, tahun 1832 masjid
ini direnovasi dalam bentuk yang 2. Istana Kantor
terlihat saat ini. Bangunan utama Istana Kantor adalah
masjid ini berukuran 18 x 20 meter istana dari Yang Dipertuan
yang ditopang oleh 4 buah tiang Muda Riau VIII Raja Ali (1844-
beton. Di keempat sudut bangunan, 1857), atau juga yang disebut
terdapat menara tempat Bilal dengan Marhum Kantor. Selain
mengumandangkan adzan. digunakan sebagai kediaman,
bangunan yang dibangun pada
Pada bangunan Masjid tahun 1844 ini juga difungsikan
Sultan Riau terdapat 13 kubah yang sebagai kantor oleh Raja
berbentuk seperti bawang. Jumlah Ali.Istana Kantor berukuran
keseluruhan menara dan kubah di sekitar 110 m2 dan menempati
Masjid Sultan Riau sebanyak 17 areal sekitar satu hektar yang
buah yang melambangkan jumlah seluruhnya dikelilingi tembok.
rakaat salat wajib lima waktu sehari Bangunan dan puing yang masih
semalam. Di sisi kiri dan kanan ada memperlihatkan
bagian depan masjid terdapat kemegahannya pada masa lalu.
bangunan tambahanyang disebut
dengan Rumah Sotoh (tempat

16
3. Balai Adat Melayu serta bahasa Indonesia yang
digunakan saat ini
Balai Adat Pulau
Penyengat adalah replika rumah 5. Kompleks Makam Raja Ali Haji
adat Melayu yang pernah ada di
Pulau Penyengat. Bangunan Makam Raja Ali Haji
Balai Adat merupakan rumah dikenal sebagai salah satu
panggung khas Melayu yang pahlawan Kepulauan Riau atas
terbuat dari kayu. Balai Adat karya sastranya. Ia menciptakan
difungsikan untuk menyambut gurindam dua belas yang hingga
tamu atau mengadakan kini melekat pada budaya
perjamuan bagi orang-orang melayu di Riau
penting. Di dalam gedung, kita
dapat melihat tata ruang dan 6. Ziarah di Kompleks Makam
beberapa benda perlengkapan Engku Puteri Raja Hamidah
adat resam Melayu, serta
berbagai perlengkapan atraksi Tidak terlalu jauh dari
kesenian yang digunakan untuk masjid, terdapat kompleks
menjamu tamu-tamu tertentu. makam yang memiliki struktur
Di bagian bawah Balai Adat ini atap bersusun dengan ornamen
terdapat sumur air tawar yang yang indah. Dikompleks makam
konon sudah berabad lamanya ini terdapat beberapa makam
dan sampai sekarang airnya pembesar kerajaan Riau, salah
masih mengalir dan dapat satu diantaranya adalah makam
langsung diminum. Engku Puteri.

4. Monumen Bahasa Melayu Engku Puteri yang


memiliki nama lahir Raja
Pada tanggal 19 Agustus Hamidah merupakan anak dari
2013, telah diletakkan batu Raja Haji Yang Dipertuan Muda
pertama pembangunan Riau ke IV. Sejarahnya,
Monumen Bahasa Melayu di perkawinan dengan Sultan
areal dalam bekas Benteng Mahmud mengantar Engku
Kursi, Pulau Penyengat, oleh Puteri Raja Hamidah menjadi
Gubernur Kepulauan Riau, HM tokoh yang sangat penting
Sani. Pembangunan monumen dalam kerajaan Riau-Johor pada
ini merupakan wujud awal abad ke-19. Karena di
penghormatan dan penghargaan dalam tangannya diamanahkan
Pemerintah Provinsi Kepri alat-alat kebesaran kerajaan
terhadap jasa-jasa Raja Ali Haji (insignia atau rgelia).
sebagai pahlawan nasional di Tanpa alat-alat
bidang bahasa. Selain itu juga kebesaran itu penobatan seorang
untuk lebih mengenalkan sultan menjadi tidak sah
tentang asal dan arti bahasa menurut adat setempat. Konon,
Melayu yang dipakai di pulau Pengengat adalah mas
Kepulauan Riau dan Lingga, kawin dari Sultan Mahmud

17
kepada Engku Puteri. pemerintahannya ia membuat
Berdasarkan catatan sejarah, kebijakan untuk mewajibkan
Engku Puteri wafat pada tahun kaum laki-laki melaksanakan
1844. Selain makam Engku sholat jumat dan mewajibkan
Puteri juga terdapat makam Raja kaum wanita untuk
Haji Abdullah Yang Dipertuan menggunakan busana muslimah.
Muda Riau IX, dan makam Raja
Ali Haji Sastrawan dari kerajaan IV. ANALISA DATA DAN
Riau Lingga, karyanya yang PEMBAHASAN
terkenal adalah Gurindam Dua
Belas. 1. Menetapkan Alat Ukur (Standard)

7. Komplek Makam Raja Jakfar


Berdasarkan hasil wawancara dengan
Komplek makam Raja informan maka diketahui bahwa untuk
Jakfar adalah komplek makam pengawasan sendiri sudah memiliki
yang baik diantara makam aturannya. Syahbandar memiliki
lainnya. Dilapisi dinding dengan kewenangan sesuai dengan Peraturan
pilar dan kubah kecil disamping Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008
terdapat kolam tempat tentang pembagian kewenangan namun
berwudhu untuk sholat. Raja tidak hanya itu ada aturan lainnya
Jakfar adalah anak Raja Haji seperti Kementerian Perhubungan telah
Fisabilillah, merupakan Yang menerbitkan Peraturan Menteri No. 20
Dipertuan Muda Riau VI. Pada Tahun 2015 tentang Standar
masa pemerintahannya Raja Keselamatan dan Peraturan Menteri No.
Jakfar memindahkan pusat 37 Tahun 2015 tentang Standar
kerajaan yang tadinya di hulu Pelayanan Penumpang Angkutan Laut.
Riau ke pulau Penyengat. Kedua Peraturan Menteri tersebut
Raja Jakfar memulai merupakan upaya Kementerian
karirnya sebagai pengusaha Perhubungan untuk memenuhi Standar
pertambangan timah yang Pelayanan Minimal (SPM) bagi
sukses di Kelang, Selangor. pengguna moda transportasi laut, dalam
Karena sering mengunjungi kota Peraturan Menteri No. 20 Tahun 2015
melaka beliau menjadi peka tentang standar keselamatan pelayaran
akan penataan kota dengan meliputi sumber daya manusia (SDM),
arsitektur yang sejalan dengan sarana dan/ prasarana, standar
zaman. Karena itulah pulau operasional prosedur (SOP), lingkungan
Penyengat ditata dan serta sanksi.
dikelolanya dengan selera yang
tinggi. Dalam komplek makam Namun hal ini bertolak belakang
Raja Jakfar juga terdapat dengan hasil observasi yang ditemukan
makam Raja Ali Yang bahwa Syahbandar tidak selalu ada
Dipertuan Muda VIII kerajaan mengawasi dan turun ke laut untuk
Riau anak dari Raja Jakfar. Raja melakukan pengawasan langsung.
Ali merupakan figure yang taat Bahkan kadang yang terjadi adalah para
beribadah. Pada masa

18
tekong kapal terlambat untuk 3. Mengadakan Tindakan Perbaikan
mendapatkan informasi cuaca.
(Corrective Action)
2. Mengadakan Penilaian (Evaluate)

Berdasarkan hasil wawancara dengan


Berdasarkan hasil wawancara dengan seluruh informan diketahui bahwa saat
informan maka dapat dianalisa bahwa ini tindakan perbaikan memang sudah
setelah terjadi kejadian tenggelamnya di lakukan walaupun di
pompong di Pulau Penyengat instansi rasakanmasyarakat belum optimal
terkait khususnya pemerintah karena masih banyak yang tidak sesuai
melakukan penilaian di lapangan dan dengan standarisasinya, pengawasan
menyesuaikan antara aturan yang sangat di butuhkan agar menciptakan
berlaku dengan apa yang ada di rasa aman bagi para wisatawan untuk
lapangan. Pengawasan merupakan salah melakukan perjalanan ke pulau
satu fungsi manajerial setelah Penyengat. Fungsi pengawasan itu
perencanaan, pengorganisasian dan sendiri adalah suatu fungsi dimana
pengarahan. Sebagai salah satu fungsi tindakan atau proses kegiatan itu
manajemen, mekanisme pengawasan di dilakukan untuk mengetahui hasil
dalam suatu organisasi memang mutlak pelaksanaan kesalahan, kegagalan,
diperlukan. untuk kemudian dilakukan perbaikan
dan menjaga agar pelaksanaan berbeda
Pelaksanaan suatu rencana atau dengan rencana yang ditetapkan.
program tanpa diiringi dengan suatu
sistem pengawasan yang baik dan Namun sebaliknya, sebaik apapun
berkesinambungan, jelas akan rencana yang telah ditetapkan, juga
berdampak lambatnya atau bahkan tetap memerlukan pengawasan hal ini
tidak tercapainya sasaran dan tujuan di dukung oleh pendapat Terry (2006)
yang telah ditetapkan. Maman Ukas menjelaskan bahwa fungsi pengawasan
(2006:343) menyatakan bahwa adalah proses penentuan apa yang harus
Pengawasan adalah suatu proses dicapai, yaitu standarapa yang sedang
kegiatan yang dilakukan untuk dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai
memantau, mengukur dan bila perlu pelaksanaan dan bila mana perlu
melakukan perbaikan atas pelaksanaan melakukan perbaikanperbaikan
pekerjaan sehingga apa yang telah sehingga sesuai dengan rencana yaitu
direncanakan dapat dilaksanakan sesuai selaras dengan standar”. Walaupun
dengan tujuan yang diinginkan. Pada dalam kenyataannya masih banyak
pelaksanaannya pengawasan dilakukan yang harus di perbaiki seperti life jacket
oleh seorang pengawas, yang memiliki yang cukup dan layak, pompong yang
kompetensi pengawasan sesuai dengan layak kemudian informasi cuaca yang
tugas dan regulasi yang mengatur diberikan cepat, kemudian kelayakan
tentang fungsi dan tugas pengawas. dermaga, dan kepatuhan tekong
pompong. Hal ini tentu harus menjadi
poin penting bagi tindakan perbaikan.

19
Pulau Penyengat instansi terkait
V. PENUTUP melakukan penilaian dilapangan
A. Kesimpulan seperti pemakaian life jacket.
Namun, untuk kepemilikan surat
Berdasarkan hasil penelitian maka izin pompong, masih banyak
dapat disimpulkan bahwa Pengawasan pompong yang tidak
Sistem Transportasi Laut Untuk Ke bersertifikat tetapi dapat
Daerah Destinasi Wisata Di Kota beroperasi secara bebas.
Tanjungpinang (Studi Terhadap
Keamanan Transportasi Wisatawan Ke 3. Mengadakan Tindakan
Pulau Penyengat) belum di lakukan Perbaikan (Corrective Action)
secara optimal, hal ini dapat dilihat ditemukan bahwa Pemerintah
dari: dan OPPM (Organisasi
Penambang Perahu Motor)
1. Menetapkan alat ukur membentuk Koperasi Nakhoda
(Standard) ditemukan bahwa Bahtera Penyengat pada tanggal
Syahbandar memiliki 19 September 2016 bekerjasama
kewenangan sesuai dengan dengan PT. Jasa Raharja untuk
Peraturan Pemerintah Nomor 38 memberikan santunan jaminan
Tahun 2008 tentang pembagian keselamatan. Kemudian
kewenangan namun tidak hanya pemerintah juga memberikan
itu ada aturan lainnya seperti bantuan berupa life jacket dan
Kementerian Perhubungan telah lampu navigasi untuk berlayar
menerbitkan Peraturan Menteri saat malam hari kepada semua
No. 20 Tahun 2015 tentang pompong Penyengat. Saat ini
Standar Keselamatan dan tindakan perbaikan memang
Peraturan Menteri No. 37 Tahun sudah dilakukan walaupun
2015 tentang Standar Pelayanan dirasakan masyarakat belum
Penumpang Angkutan Laut. optimal karena masih banyak
Namun berdasarkan data yang yang tidak sesuai dengan
ada di dapatkan di lapangan standarisasinya, masih banyak
tidak memiliki kesamaan yang harus dibenahi dan harus
dengan data yang dimiliki oleh ada pengawasan yang ketat,
Dinas Perhubungan, dari 62 karena masih banyak pompong
pompong yang beroperasi, yang beroperasi tidak dilengkapi
hanya 24 pompong yang terdata dengan alat-alat keselamatan
dan dianggap layak untuk yang layak seperti saat ini
beroperasi, sehingga ada sekitar memang sudah ada life jacket.
38 pompong yang belum masuk Namun, keadaannya banyak
dalam pendataan karena belum yang rusak, begitu juga dengan
memenuhi standar namun bisa pompong yang perlu ada
beroperasi. peremajaan sehingga lebih
2. Mengadakan Penilaian aman.
(Evaluate) ditemukan bahwa
setelah terjadi kejadian 4. Saat ini upaya dilakukan
tenggelamnya pompong di pemerintah dengan

20
mengaktifkan collaborative pelayaran, seperti memeriksa surat izin
governance, dimana dalam berlayar pompong di lapangan,jika
pengawasan pemerintah juga tidak memiliki surat izin berlayar maka
mengharapkan adanya dengan tegas pompong tidak boleh
kerjasama berbagai instansi beroperasi dan menarik penumpang.
pemerintah, pihak tekong
pompong dan masyarakat, 3. Pemerintah bisa melakukan
kerjasama yang bersifat sosialisasi dan memberikan bantuan
kolaboratif melibatkan tambahan berupa life jacket untuk
kerjasama yang intensif, keselamatan dan keamanan yang lebih
termasuk adanya upaya secara baik lagi.
sadar untuk memastikan
pompong yang jalan aman untuk
wisatawan DAFTAR PUSTAKA

B. Saran
Anwar, Saiful, 2004. Seni.idi-Sendi
Adapun saran yang dapat Hukum Administrasi Negara. Jakarta:
disampaikan adalah pemerintah daerah Glora Madani Press.
diharapkan mampu membangun posko
untuk meletakkan life jacket dengan 2
orang penjaga sehingga penumpang
dapat menggunakan life jacket secara Atik & Ratminto. 2012. Manajemen
tertib. Pelayanan. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Agar pengawasan dilakukan secara
optimal guna keselamatan keamanan
pengguna jasa transportasi laut berupa
pompong, saran secara khusus adalah Bagir.Manan, 2000.Menyongsong Fajar
sebagai berikut : Otonomi Daerah. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
1. Harus dilakukannya pengawasan
secara rutin dan berkoordinasi dengan
berbagai pihak seperti Dishub,
Syahbandar, dan Pol air agar Dessler Gary, 2009. Manajemen
permasalahan tidak terjadi lagi dengan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT
cara memeriksa standarisasi kelayakan Indeks
pompong. Untuk Syahbandar
seharusnya terus menerus memberikan
informasi cuaca dengan cepat sehingga
meminimalisir kejadian di tengah laut. Ernie dan Saefullah, Kurniawan. 2005.
Pengantar Manajemen. Jakarta:
2. Dinas perhubungan harus Kencana.
memberikan pemahaman kepada
tekong pompong tentang peraturan
yang berlaku mengenai keselamatan

21
Gouzali Saydam, 2000, Manajemen Kusmayadi dan Sugiarto, Endar.
Sumber Daya Manusia (Human 2000,Metode Penelitian dalam Bidang
Resource) Suatu Pendekatan Mikro, Kepariwisataan. Jakarta: PT Gramedia
Djanbatan, Jakarta Pusataka Utama.

Manullang, M. 2004. Dasar-Dasar


Manajemen. Yogyakarta: Gajah Mada
Gie, The Liang 2000. Administrasi University Press.
Perkantoran. Yokyakarta : Modern
Liberty.

Maman Ukas, 2006, Manajemen.


Cetakan keenam Edisi Revisi.
Gibson dan Ivencevich.2005.Organisasi Bandung: Penerbit Aghini.
Edisi Kelima. Jakarta: PT. Gelora
Aksara Pratama

Mathis, Robert L. dan John H. Jackson.


2006. Manajemen Sumber Daya
Gitosudarmo, Drs.Indriyo dan
Mulyono, Drs. Agus. 2001. Prinsip Manusia Jilid 2. Jakarta:
Dasar Manajemen Edisi 3. Yogyakarta : Grafindo.
BPFE Yogyakarta

Maringan Masry, 2004. Dasar-dasar


Handoko, Hani. 2003. Manajemen. dan Administrasi Manajemen. Jakarta:
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta Ghalia Indonesia.

Harahap, Sofyan S. 2004. Management Murhaini, Suriansyah. 2014.


Control System (Sistem Pengawasan Manajemen Pengawasan Pemerintahan
Manajemen). Jakarta: Pustaka Daerah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Quantum.

Ndraha, Taliziduhu. 2003. Kybernology


Hasibuan, Malayu S.P. 2009. (Ilmu Pemerintahan Baru) Jilid 2.
Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Jakarta : PT Rineka Cipta.
Masalah. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi
Aksara

Purnamawati dan Eldarni. 2001. Media


Pembelajaran. Jakarta: CV. Rajawali.

22
Raharjo.2011.Pengelolaan Pendapatan Wursanto. 2005. Dasar-Dasar Ilmu
dan Anggaran Daerah. Yogyakarta: Organisasi. Yogyakarta: Andi.
Graha Ilmu

Robbins SP, dan Judge. 2002. Perilaku


Organisasi Buku 2.Jakarta : Salemba. Jurnal

Safroni, Ladzi. 2012. Manajemen dan Dewi. 2012. Faktor-faktor yang


Reformasi Pelayanan Publik dalam mempengaruhi colaborative governance
Konteks Birokrasi Indonesia. Surabaya: dalam pengembangan industri kecil.
Aditya Media Publishing TESIS. Universitas Sebelas Maret.
https://digilib.uns.ac.id
Siagian, Sondang. 2008. Manajemen
Sumber Daya Manusia (cetakan 15). I G.A. Anom Yudistira dan Nur Agus
Jakarta: Bumi Aksara Susanto. 2012. Rancangan Sistem
Penilaian Keselamatan Pengunjung
Tempat Wisata.
http:download.portalgaruda.org
Siswanto Sunarno, 2005, Hukum
Pemerintahan Daerah. Jakarta: Sinar I Ketut Mudana (2014) tentang
Grafika Peningkatan Pengawasan Keselamatan
Angkutan Penyeberangan Lintas
Palembang-Muntok.Jurnal Manajemen
Transportasi & Logistik (JMTransLog)
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian - Vol. 01 No. 03, November 2014
Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung:
CV.Alfabeta Muhammad Syabranie, Raja
Jusmartinah. 2013. Upaya
Theresia Damayanti. 2007. Pengelolaan Pengembangan Potensi Pariwisata Di
Keuangan Daerah. Edisi Kedua. Kabupaten Bulungan. Jurnal Teknik.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Volume 11 Nomor 01 – Januari 2013 –
ISSN.

Novi Dwi Purwanti, Retno Mustika


Terry, George R. dan Rue, Leslie W. Dewi. 2014. Pengaruh Jumlah
2005.Dasar – Dasar Manajemen. Kunjungan Wisatawan Terhadap
Jakarta: Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Mojokerto. Tahun 2006-2013. Jurnal
Bumi Aksara. Ekonomi. Vol 2 No 3

23
Nurwahida. 2003. Persepsi
Pengambilan Keputusan Terhadap
Implementasi Standar Manajemen
Keselamatan Kapal-kapal Pelayaran
Rakyat. Tesis Magister, Program Pasca
Sarjana UNHAS, Makassar

Rantetadung, M. 2012. Analisis


Pengaruh Dukungan Pemerintah dan
Kunjungan Wisatawan Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten
Nabire. Jurnal Agroforensi. 7 (1), 25-32

Suparmin. 2016. fungsi pengawasan


dalam meningkatkan keselamatan
penumpang angkutan penyeberangan
kapal ferry tradisional di Desa Perjiwa
Kecamatan Tenggarong seberang
Kabupaten Kutai Kartanegara. eJournal
Sosiatri- Sosiologi 2016, 4, (1): 126-
140 ISSN 0000-0000,
ejournal.sos.fisip-unmul.ac.id

Swastini. 2010. Collaborative


Governance Komisi Penanggulangan
AIDS dan Lembaga Swadaya
MasyarakatLokal Dalam Kasus
HIV/AIDS Di Kota
Surakarta.https://eprints.uns.ac.id

Thompson,Perry and
Miller.2007.Conceptualizing and
Measuring Collaboration. Public
Administration Research and Theory
Advance Access. published Local
Government Sudies. 38 (2). 161 - 181.

24

Anda mungkin juga menyukai