Anda di halaman 1dari 11

TRADISI TABOT DI BENGKULU

MAKALAH

Tugas Mata kuliah Agama Islam

Materi Pengaruh Ajaran Islam Terhadap Budaya di Indonesia

Dosen Pengampu :
Ustad. DR. H. Nurhasan, S.Ag, M.Ag.

Disusun Oleh :
ALDILA ATELA
NIM. 04031382126069
FKG B

PROGRAM STUDI S1 KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karuniaNya
Penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah berjudul “TRADISI
TABOT DI BENGKULU”, dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Agama Islam. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ustad. DR. H.
Nurhasan, S.Ag, M.Ag. selaku dosen pengampu mata kuliah Agama Islam yang
telah membimbing dalam pengerjaan tugas makalah ini.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu dalam ketidaksempurnaan ini, penyusun berharap demi perbaikan
kedepannya untuk menerima kritikan dan saran yang tidak lain untuk
kemanfaatannya, baik bagi penyusun maupun para pembaca dalam memperkaya
khasanah ilmu pengetahuan.

Palembang, Juli 2022


Penyusun,

ALDILA ATELA
NIM. 04031382126069

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... II


DAFTAR ISI .................................................................................... III
BAB I ...............................................................................................1
PENDAHULUAN ...............................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................ 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................... 2
1.3 TUJUAN ..................................................................................... 2
BAB II ..............................................................................................3
PEMBAHASAN .................................................................................3
2.1 PENGERTIAN TRADISI TABOT .......................................................... 3
2.2 SEJARAH TABOT .......................................................................... 3
2.3 PERALATAN UPACARA TABOT......................................................... 4
2.4 NILAI-NILAI UPACARA TABOT ........................................................ 4
2.5 RANGKAIAN UPACARA TABOT ........................................................ 5
2.6 HUBUNGAN TRADISI TABOT, MASYARAKAT PESISIR DAN AGAMA ISLAM .. 5
BAB III .............................................................................................7
PENUTUP.........................................................................................7
3.1 KESIMPULAN .............................................................................. 7
3.2 SARAN ...................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... V

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tradisi Tabot merupakan kesenian khas masyarakat Bengkulu dan masih
tetap hidup sampai sekarang. Tradisi Tabot telah diselanggarakan sejak abad ke-
14 oleh masyarakat kota Bengkulu. Tradisi Tabot biasanya dirayakan pada
tanggal 1 sampai 10 muharram. Tujuan dari pelaksanaan tradisi Tabot ialah
dalam rangka memperingati gugurnya Amir Hussain, cucu dari Nabi
Muhammad SAW. Di Irak tepatnya di Padang Karbala Ketika dicegat oleh 4000
pasukan Yazid bin Muawwiyah yang berkeinginan menjadi khalifah. Tradisi
Tabot didatangkan ke Bengkulu oleh bangsa india menggala yang tergabung
dalam tantara Inggris tahun 1685. Tradisi ini bersifat ritual dan kolosal.
Masyarakat Bengkulu percaya apabila tradisi ini tidak dijalankan setiap
tahunnya maka dapat menurunkan musibah. Kini budaya Tabot juga menjadi
suatu tradisi yang dapat dijadikan sebagai pariwisata di kota Bengkulu. Orang-
orang biasa menyebutnya sebagai festival Tabot. Festival ini memberikan
aktraksi berupa penampilan rangkaian upacara ritual Tabot serta penggelaran
seni budaya dan lomba-lomba kreasi seni budaya. Adapun festival dol yaitu
musik khas Bengkulu yang juga berhubungan dengan tradisi tabog.
Tradisi tabot pertama kali dilaksanakan oleh syeh Burhanuddin yang lebih
dikenal sebagai Imam Senggolo tahun 1685. Syeh Burhanuuddin menikahi
seorang wanita dari Bengkulu dan memiliki keturunan yang biasa disebut Tabot.
Keluarga Tabot tersebar di seluruh wilayah pesisir Kota Bengkulu. Mereka lah
yang wajib melakukan upacara Tabot setiap tahunnya dan masyarakat lainnya
boleh menonton.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tradisi Tabot ?
2. Bagaimana sejarah tradisi Tabot ?
3. Apa saja peralatan yang dibutuhkan saat upacara Tabot ?
4. Apa saja nilai-nilai upacara Tabot ?
5. Apa saja rangkaian Upacara Tabot ?
6. Bagaimana hubungan tradisi Tabot, masyarakat pesisir, dan agama Islam?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian tradisi Tabot
2. Mengetahui sejarah tradisi Tabot
3. Mengetahui rangkaian dan peralatan saat upacara Tabot
4. Mengetahui nilai-nilai upacara Tabot
5. Mengetahui hubungan upacara Tabot, masyarakat pesisir dan agama Islam

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tradisi Tabot


Istilah Tabot berasal dari kata arab “tabut” yang secara harfiah berarti
“kotak kayu” atau “peti”. Kata tabot di dalam Al-Qur’an dikenal sebagai sebuah
peti yang berisikan kitab Taurat. Pada masa itu Bani Israil percaya apabila Tabot
ini berada di tangan pemimpin mereka, maka meraka akan mendapatkan
kebaikan. Lalu apabila Tabot ini hilang, maka mereka akan mendapatkan
keburukan atau petaka.
Adapun inti dari upacara Tabot ialah untuk mengenang upaya pemimpin
Syi’ah dan kaumnya dalam mengumpulkan potongan tubuh Hussain, mengarak
dan memakamkannya di Padang Karbala.
2.2 Sejarah Tabot
Sejarah tradisi Tabot tidak diketahui secara pasti. Upacara Tabot dianggap
ada dari upacara duka para penganut Syi’ah yang dibawa oleh para tukang yang
membangun benteng Marlborough tahun 1718-1719 di Bengkulu dimana
didatangkan oleh Inggris dari Madras dan Bengali di bagian selatan India yang
dimana mereka adalah para penganut Islam Syi’ah.
Para pekerja yang dipimpin oleh Imam Senggolo atau Syekh Burhanuddin
merasa cocok tinggal di Bengkulu. Mereka mendirikan pemukiman baru yang
disebut Berkas, sekarang menjadi kelurahan Tengah Padang. Tradisi Tabot
diwariskan kepada keturunan mereka (orang-orang Sipai).
Tradisi berkabung tadi telah bercampur dengan budaya di Bengkulu, lalu
diwariskan dan dikenal sebagai upacara tradisi Tabot.Upacara Tabot ini juga
mengalami perkembangan ke berbagai daerah antara lain Padang, Banda Aceh.
Singkil, dan lain-lain. Namun, seiring perkembangan zaman tradisi Tabot
dibeberapa daerah menghilang dan kini hanya ada di pesisir Bengkulu dengan
nama Tabot dan di pariaman Sumbar dengan nama Tabuik yang pada dasarnya
sama namun berbeda cara pelaksanaannya.

3
Pada awalnya upacara Tabot dilakukan oleh orang-orang Syiah. Namun
orang-orang sipai lepas dari penagruh ajaran syi’ah, maka upacara ini dilakukan
untuk melaksanakan wasiat leluhur oleh keluarga. Selain itu upacara ini juga
untuk pembinaan dan pengembangan budaya daerah Bengkulu.
Kini tradisi Tabot di Bengkulu memiliki nilai-nilai yang telah bergeser dari
yang awalnya bersifat skakral sekarang berubah hanya sebagai huburan rakyat.

2.3 Peralatan Upacara Tabot


Adapun perlengkapan untuk melaksanakan Upacara Tabot adalah bambo,
rotan, kertas, karton, kertas mar-mar, kertas grip, tali pisau ukir, dan alat-alat
lainnya yang kira-kira dapat memakan harga 5- 15 juta rupiah. Adapun
perlengkapan seperti kenduri dan sesaji, alat musik Dol yang bentuknay seperti
beduk dan tessa seperti rebana, dan kelengkapan lainnya yang salah satu
contohnya berupa duplikat pedang zulfikar (pedang Rasullah) dengan ukuran
mini.

2.4 Nilai-Nilai Upacara Tabot

Ada dua nilai yang terkandung dalam pelaksanaan upacara Tabot. Pertama
nilai agama (sakral) dalam upacara Tabot meliputi sebagai berikut:

a) Proses mengambik tanah, yang mengingatkan manusia akan asal


penciptaannya;
b) Terlepas dari adanya pandangan bahwa ritual Tabot mengandung unsur
penyimpangan dalam akidah, seperti penggunaan mantera- mantera dan
ayat-ayat suci dalam prosesi mengambik tanah, namun esensinya adalah
untuk menyadarkan kita bahwa keberagamaan tidak bisa dilepaskan dari
nilai-nilai budaya lokal;
c) Pelaksanaan upacara Tabot merupakan perayaan untuk menyambutan
tahun baru Islam.

4
Kedua berupa Nilai sejarah yang bermakna manifestasi kecintaan dan untuk
mengenang wafatnya cucu nabi Muhammad SAW. yang terbunuh di Padang
Karbela. Sedangkan nilai sosial yaitu untuk mengikatkan manusia tentang
praktik penghalalan segala cara utnuk menuju puncak kekuasaan dan simbolisasi
keprihatinan sosial.

2.5 Rangkaian Upacara Tabot


Ada delapan rangkain upacara Tabot. Pertama, upacara pengambilan tanah
di pantai Nala dan Pantai Paderi yang dilaksanakan pada malam hari sebelum
tanggal 1 Muharram setelah shalat Isya dengan tujuan mengingatkan manusia
bahwasannya berasal dari tanah dan akan Kembali menjadi tanah. Rangkaian
selanjutnya adalah upacara duduk penja yang dilakukan pada tanggal 4 dan 5
Muharram selama 2 hari. Lalu, rangkaian upacara manjara yang dilaksanakan
malam hari pada tanggal 5 dan 6 sebagai perjalanan panjang malam hari yang
ditujuan untuk silahturakhmi dan konsolidasi. Lalu, malam arak jari-jari dan arak
sorban yang dilakukan tangal 7 muharram dengan menempatkan penja diatas
Tabot coki sebagai pengibaratan pemberitahuan kepada masyarakat bahwa jari-
jari tangan dan sorban Amir Hussain telah ditemukan di Padang Karbala. Lalu,
Hari GAM yang dilakukan di tanggal 9 muharram yang bearti tidak boleh ada
bunyi-bunyian sama sekali sampai Tabot naik pangkek. Selanjutnya, rangkaian
naik Pangkek yang bearti kegiatan menyambungkan bangunan puncak Tabot.
Selanjunya, malam arak gedang pada tanggal 9 muharram dengan membawa
Tabot ke gerga untuk soja dan penja dinaikkan ke atas tabot. Terakhir adalah
arak-arakan tabot terbuang pada tanggal 10 Muharram di pagi hari. Tabot diarak
kembali untuk bersanding ditanah lapang. Lalu arak-arakan Tabot menuju
kompleks pemakaman kerabela dan di sana dilaksanakannya upacara
penyerahan Tabot.

2.6 Hubungan Tradisi Tabot, Masyarakat Pesisir dan Agama Islam


Tabot secara sosiologis bisa dikategorikan sebagai salah satu Kearifan lokal
yang dimana menjadi bagian kontruksi budaya bangsa khususnya di daerah

5
Bengkulu. Tabot merupakan suatu upacara yang bernafaskan Islam. Agama
Islam merupakan salah satu agama yang masuk dan berkembang di Indonesia
dan masuk pengenut agami Islam terbesar di dunia.

Agama islam dapat masuk ke Indonesia termasuk Bengkulu diawali dari


daerah pesisir dan berkembang ke daerah pedalaman yang dimana Islam
disebarkan oleh para ulama ataupun para penyebar agama Islam. Adapaun
menurut Mansur Suryanegara dalam bukunya yang berjudul Menemukan
Sejarah (1998), ada tiga teori yaitu teori Gujarat, teori Makkah, dan teori Persia
yang dimana teori-teori tersebut menjelaskan tentang bagaimana proses
masuknya islam ke Indoneisa. Adapun teori Persia yang menjelaskan bahwa
islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 yang dibawa oleh Persia (Iran) yang
dimana berhubungan dengan upacara tabot karena adanya kesamaan yaitu
Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husain cucu
Nabi Muhammad SAW. yang sangat dijunjung oleh orang Syiah atau Islam Iran.
Di Bengkulu peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabot, Kesamaan
ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti Jennar dengan sufi dari Iran yaitu Al–Hallaj,
Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tanda-
tanda bunyi Harakat, Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419
di Gresik.

Upacara Tabot mengandung dua Aspek, yaitu aspek ritual (hanya boleh
dilakuakan oleh keluarga Tabot dan dipimpim oleh dukun Tabot atau orang yang
dipercaya dengan ketentuan khusus) dan aspek non ritual (dilakukan oleh siapa
saja,). Masyarakat Bengkulu sejauh ini mengenal ada tujuh belas kelompok
Tabot. Mereka hidup di daerah pesisir Bengkulu dan melaksanakan tradisi ini
secara turun-temurun.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perayaan Tabot oleh masyarakat di Bengkulu pertama kali dilaksanakan
oleh Syeh Burhanuddin yang lebih dikenal sebagai Imam Senggolo tahun 1685.
Syeh Burhanuuddin menikahi wanita Bengkulu dan memiliki keturunuan.
Keturunan itu biasa di sebut Tabot. Keluarga Tabot tersebar di seluruh wilayah
pesisir kota bengkulu dimana mereka yang wajib melakukan upacara Tabot
setiap tahunnya dan masyarakat lainnya boleh menonton. Perayaan Tabot
biasanya dilaksanakan dari tanggal 1 sampai dengan tanggal 10 Muharram setiap
tahun. Tradisi Tabot ini dilakukan untuk mengenang pemimpin syi’ah dan
kaumnya dalam upaya mengumpulkan potongan tubuh Hussain, mengarak dan
memakamkannya di Padang Karbala.

3.2 Saran

Tradisi Tabot haruslah tetap dilestarikan di Indonesia karena merupakan


warisan leluhur yang ditujukan untuk memperingati gugurnya Amir Hussain,
cucu dari Nabi Muhammad SAW. Banyak nilai-nilai kebijaksanaan yang dapat
digali dan dijadikan landasan untuk mengarungi kehidupan dari tradisi Tabot di
Bengkulu. Tetapi jika tidak disikapi dengan bijaksana, maka upacara Tabot akan
menjadi sekedar festival budaya yang kehilangan makna dasarnya. Meriah
dalam pelaksanaan (festival) tapi kehilangan spiritnya dan tujuan
keagamaannya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Sabda. 2011. TABOT: Upacara Tradisi Masyarakat Pesisir Bengkulu. Jurnal


kajian Kebudayaan. 6 (1): 47-55.

Rocmiatun, E. 2014. TRADISi TABOT PADA BULAN MUHARRAM DI


BENGKULU: Paradigma Dekonstruksi. Tamaddun: Jurnal Kebudayaan dan
Sastra Islam. 14 (2): 179-188.

Anda mungkin juga menyukai