Anda di halaman 1dari 11

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMAS Islamiyah Bawean


Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X/Ganjil
Materi : Pengetahuan Dasar Geografi
DARING Alokasi Waktu : 3 x 30 menit (pertemuan 1)

Tujuan Pembelajaran Langkah-langkah Pembelajaran


Setelah mengikuti kegiatan PENDAHULUAN
pembelajaran melalui Memulai kegiatan pembelajaran dengan memberi salam dan mengajak
pendekatan discovery learning peserta didik bersama-sama membaca do’a kemudian menyanyikan
dengan menggunakan model lagu wajib Indonesia serta membaca sholawat.
pembelajaran Pembelajaran Memberikan motivasi serta mengecek kehadiran peserta didik.
Berbasis Masalah (PBL), Menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang
peserta didik diharapkan akan diajarkan serta menyampaikan garis besar cakupan materi dan
mampu melakukan hal langkah pembelajaran.
berikut : menjelaskan hakikat KEGIATAN INTI
geografi dan menggali Memberikan motivasi dan panduan untuk melihat, mengamati,
informasi terkait konsep
membaca dan menuliskannya kembali. Mereka diberi tayangan dan
geografi dengan aktif
bahan bacaan terkait materi Hakikat Geografi dan Konsep Geografi.
berkerjasama dan
berkomunikasi dengan baik
(Literasi)
selama proses pembelajaran. Memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
hal yang belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
Metode Pembelajaran pertanyaan yang bersifat hipotetik. (HOTS)
1. Pendekatan : Discovery Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendiskusikan,
mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling
Learning
bertukar informasi mengenai materi Hakikat Geografi dan Konsep
2. Model Pembelajaran :
Geografi. (Collecting information and Problem solving)
Problem Based Learning
Membimbing peserta didik mempresentasikan hasil kerjanya kemudian
3. Metode Pembelajaran : ditanggapi peserta didik yang lainnya. (Communication)
Diskusi dan Penugasan Membimbing peserta didik untuk membuat kesimpulan tentang hal-hal
yang telah dipelajari terkait materi Hakikat Geografi dan Konsep
Media Pembelajaran Geografi, dan hal-hal yang belum dipahami. (Creativity)
1. Google Classroom PENUTUP
(LKPD & Bahan Ajar) Melakukan evaluasi dengan mengonfirmasi mengenai tugas (LKPD di
2. Google Meet Google Classroom) dan materi selanjutnya
3. Slide Power Point Mengakhiri pembelajaran dengan mengajak peserta didik bersama-
4. Bahan pembelajaran sama membaca do’a
interaktif lainnya
Gresik, 22 Juli 2021
Sumber Belajar Mengetahui,
1. Bahan Ajar Kepala SMAS Islamiyah Guru Mata Pelajaran
2. Buku referensi yang Bawean
relevan
Saiful Ahzan, S.Sos
Penilaian Drs. H. Abdul Khaliq NIP. -
1. Sikap : Observasi NIP. -
2. Pengetahuan : Tertulis
3. Keterampilan : Presentasi
URAIAN MATERI

A. Hakikat Geografi
Istilah geografi berasal dari bahasa Yunani geo yang artinya bumi dan graphien
yang artinya gambaran atau pencitraan. Secara harfiah geografi berarti ilmu yang
mencitrakan atau menggambarkan tentang bumi. Perkataan ini pertama kali
diperkenalkan oleh Eratosthenes dengan nama geographica yang kemudian dikenal
sebagai peletak dasar ilmu geografi.
Geografi mengalami perkembangan pesat menjelang akhir abad ke-18. Pada era
ini, tokoh yang muncul adalah geograf terkenal dari USA, yaitu Ellsworth Huntington.
Beliau merupakan salah satu tokoh aliran fisis determinis. Perkembangan ilmu geografi
semakin pesat dengan munculnya Paul Vidal de la Blache. Beliau adalah tokoh geograf
Perancis yang menganut paham posibilis. Setelah beberapa abad kemudian muncullah
konsep Geografi yang dikemukakan para ahli berikut ini.
1. Immanuel Kant (1724–1821)
Selain sebagai seorang geograf, Kant juga seorang filsuf. Kant tertarik pada
Geografi karena menurutnya ilmu itu dekat dengan filsafat. Semua gagasan Kant
tentang hakikat Geografi dapat ditemukan dalam buku Physische Geographie yang
ditulisnya. Menurutnya, Geografi adalah ilmu yang objek studinya adalah benda-
benda, hal-hal atau gejala gejala yang tersebar dalam wilayah di permukaan Bumi.
2. Alexander von Humboldt (1769–1859)
Pada mulanya Humboldt adalah seorang ahli botani. Ia tertarik Geografi ketika
ia mulai mempelajari tentang batuan. Ia diakui sebagai peletak dasar Geografi fisik
modern. Ia menyatakan Geografi identik atau serupa dengan Geografi fisik. Ia
menjelaskan bagaimana kaitan Bumi dengan Matahari dan perilaku Bumi dalam
ruang angkasa, gejala cuaca dan iklim di dunia, tipe-tipe permukaan Bumi dan
proses terjadinya, serta hal-hal yang berkaitan dengan hidrosfer dan biosfer.
3. Karl Ritter (1779–1859)
Seperti halnya Humboldt, Ritter juga dianggap sebagai peletak dasar Geografi
modern. Profesor Geografi Universitas Berlin ini mengatakan bahwa Geografi
merupakan suatu telaah tentang Bumi sebagai tempat hidup manusia. Hal-hal yang
menjadi objek studi Geografi adalah semua fenomena di permukaan Bumi, baik
organik maupun anorganik yang berkaitan dengan kehidupan manusia.
4. Bintarto
Bintarto adalah guru besar Geografi di Fakultas Geografi, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta. Ia mengatakan bahwa Geografi pada dasarnya adalah ilmu
pengetahuan yang mencitrakan, menerangkan sifat-sifat Bumi, menganalisis
gejala-gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak yang khas tentang
kehidupan dari unsur-unsur Bumi.
5. Seminar Lokakarya Ikatan Geograf Indonesia (IGI) di Semarang 1988
Dari seminar peningkatan kualitas pengajaran Geografi ini dihasilkan rumusan
Geografi sebagai ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena
geosfer dengan sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan dalam konteks
keruangan. Geografi adalah studi tentang pola-pola dan proses-proses bentang
manusia (built) dan bentang lingkungan (natural), dimana bentang-bentang
tersebut tersusun atas komponen ruang nyata (objektif) dan ruang subjektif
B. Konsep Geografi
Dalam mengkaji peristiwa, geografi selalu menggunakan konsep.Menurut Nursid
Sumaatmadja, konsep geografi dalah pola abstrak yang berkaitan dengan gejala-gejala
nyata tentang geografi. Sementara itu, Ikatan Geografi Indonesia (IGI) merumuskan
sepuluh konsep geografi yaitu sebagai berikut.
1. Konsep Lokasi
Lokasi adalah posisi suatu objek dalam ruang. Secara pokok, konsep lokasi
dibedakan menjadi dua, sebagai berikut :
a. Lokasi absolut
Lokasi absolut merupakan letak atau tempat dilihat dari garis lintang dan
garis bujur ( garis astronomis ). Lokasi absolut keadaannya tetap dan tidak
dapat berpindah karena berpedoman pada garis astronomi bumi.
b. Lokasi relatif
Lokasi relatif sering disebut dengan letak geografis, merupakan posisi
sesuatu berdasarkan kondisi dan situasi daerah di sekitarnya. Kondisi dan
stuasi dapat berupa kondisi fisik, sosial, budaya, ekonomi, maupun
keberadaan sarana transportasi dengan daerah sekitarnya. Letak relatif
dapat berubah sesuai sudut pandang penggunaannya karena digambarkan
melalui obyek –obyek yang diberi nama, mislanya nama benua, samudra,
pulau, laut, dan sebagainya.
2. Konsep Jarak
Konsep jarak mengacu pada ruang yang terdapat di antara dua obyek. Konsep
jarak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu jarak absolut dan jarak relatif.
a. Jarak absolut
Jarak absolut menunjukkan jarak antar wilayah yang diukur menggu-
nakan satuan panjang.
b. Jarak relatif
Jarak relatif menunjukkan jarak antar wilayah yang mempertimbangkan
rute, waktu dan biaya.
3. Konsep Keterjangkauan
Konsep keterjangkauan / aksesibiltas yaitu terkait dengan kemudahan untuk
menjangkau suatu objek. Keterjangkauan tidak hanya tergantung pada jarak
tetapi juga tergantung pada kondisi geografis suatu wilayah dan ada tidaknya
sarana transportasi dan komunikasi.
4. Konsep Pola
Pola berkaitan dengan susunan, bentuk, dan persebaran fenomena dalam
ruang muka bumi. Fenomena yang dipelajari adalah fenomena alami dan
fenomena sosial. Fenomena alami seperti aliran sungai, persebaran vegetasi,
jenis tanah, dan curah hujan. Fenomena sosial misalnya, persebaran
penduduk, mata pencaharian, permukiman, dan lain-lain.
5. Konsep Morfologi
Morfologi merupakan perwujudan bentuk daratan muka bumi sebagai hasil
pengangkatan atau penurunan wilayah seperti erosi dan pengendapan atau
sedimentasi. Melihat peristiwa tersebut ada wilayah yang berbentuk pulau,
pegunungan, dataran, lereng, lembah, dan dataran aluvial. Morfologi dataran
adalah perwujudan wilayah yang biasanya digunakan manusia sebagai tempat
bermukim, untuk usaha pertanian, dan perekonomian. Pada umumnya,
penduduk terpusat pada daerah-daerah lembah sungai besar dan tanah datar
yang subur. Wilayah pegunungan dengan lereng terjal sangat jarang digunakan
sebagai permukiman.
6. Konsep Aglomerasi
Merupakan kecenderungan pengelompokan fenomena atau objek suatu
wilayah.
7. Konsep Nilai Kegunaan
Konsep nilai kegunaan terkait dengan manfaat atau kelebihan yang dimiliki
suatu wilayah. Nilai kegunaan atau sumber – sumber dimuka bumi bersifat
relatif, tidak sama bagi setiap orang atau golongan penduduk.
8. Konsep Interaksi dan Interdependensi
Konsep ini berkaitan dengan hubungan dan kebergantungan timbal balik antar
wilayah.
9. Konsep Diferensi Area
Wilayah pada hakikatnya adalah suatu perpaduan antara berbagai unsur, baik
unsur lingkungan alam ataupun kehidupan. Hasil perpaduan ini akan
menghasilkan ciri khas bagi suatu wilayah (region).
10. Konsep Keterkaitan Keruangan
Keterkaitan keruangan atau asosiasi keruangan adalah derajat keterkaitan
persebaran suatu fenomena dengan fenomena lain di suatu tempat atau ruang.
Fenomena yang dimaksud adalah fenomena alam dan fenomena kehidupan
sosial.
Teknik Penilaian
1. Spiritual
 Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta
didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara
umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh guru.
Instrumen Penilaian Spiritual
Aspek Spiritual yang Dinilai Jumlah Skor Kode
No Nama Siswa
Berdoa Syukur Skor Sikap Nilai
ADILUDDIN
AJNARIAN AHMAD BAHJA
AURA NUR IZZATY
FEBRIYANTI
GERARDO MANULANG
IMARATUL HASANAH
INDA CANTIKA DINATA
INDANAL MUSYARAFA M.
LINDI LISTIA PRABA
MISDIANTO
MOH. FACHRIL SIDIK
MUHAMMAD FAIRUS
MUHAMMAT SAHRUL G.
MUHIBBUDDIN
MUTMAINNAH
NABHAN NAUFAL
NADIFATUL ULYA
NUR HAISAH
NURUL HIKMAH
NURUL ILMA
RIYADUS SHOLIHIN
SAFIQOH
SAIFAH SEPTIANI I.
SALIM
SITI ROHMATUN N.
SITI SAFINA
SULAIMAN AINUR ROFIQ
SYARIFAH SUAIDAH
UMAR KURNIAWAN
YASIR RIFAAT
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 3 x 2
=6
3. Skor sikap = (jumlah sikap yang dinilai dibagi jumlah skor) dikalikan 100 =
(6 : 8) x 100 = (0,75) x 100 = 75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai

2. Sikap
 Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta
didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara
umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh guru.
Instrumen Penilaian Sikap
Aspek Perilaku yang Dinilai Jumlah Skor Kode
No Nama Siswa
BS JJ TJ DS Skor Sikap Nilai
ADILUDDIN
AJNARIAN AHMAD BAHJA
AURA NUR IZZATY
FEBRIYANTI
GERARDO MANULANG
IMARATUL HASANAH
INDA CANTIKA DINATA
INDANAL MUSYARAFA M.
LINDI LISTIA PRABA
MISDIANTO
MOH. FACHRIL SIDIK
MUHAMMAD FAIRUS
MUHAMMAT SAHRUL G.
MUHIBBUDDIN
MUTMAINNAH
NABHAN NAUFAL
NADIFATUL ULYA
Aspek Perilaku yang Dinilai Jumlah Skor Kode
No Nama Siswa
BS JJ TJ DS Skor Sikap Nilai
NUR HAISAH
NURUL HIKMAH
NURUL ILMA
RIYADUS SHOLIHIN
SAFIQOH
SAIFAH SEPTIANI I.
SALIM
SITI ROHMATUN N.
SITI SAFINA
SULAIMAN AINUR ROFIQ
SYARIFAH SUAIDAH
UMAR KURNIAWAN
YASIR RIFAAT
Keterangan :
BS : Bekerja Sama
JJ : Jujur
TJ : Tanggun Jawab
DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 4 x 4
= 16
3. Skor sikap = (jumlah sikap yang dinilai dibagi jumlah skor) dikalikan 100 =
(12 : 16) x 100 = (0,75) x 100 = 75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai

3. Pengetahuan
 Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda
 Penugasan
Tugas Rumah
a. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik
b. Peserta didik memInta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka
telah mengerjakan tugas rumah dengan baik
c. Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah
dikerjakan untuk mendapatkan penilaian.

4. Keterampilan
 Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen
penilaian ujian keterampilan berbicara sebagai berikut :
Instrumen Penilaian Kualitatif
Sangat Baik Kurang Tidak
No Aspek yang Dinilai Baik (75) Baik Baik
(100) (50) (25)
1 Kesesuaian respon dengan pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaan tata bahasa
4 Pelafalan
Kriteria penilaian (skor)
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah
skor maksimal dikali skor ideal (100)
Instrumen Penilaian Kuantitatif
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah
Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik

Instrumen Penilaian Keterampilan


Kualitatif Kuantitatif J
u
m
l
a
Skor Kode
No. Nama Siswa h
2 4 2 4 Sikap Nilai

S
k
o
r
ADILUDDIN
AJNARIAN AHMAD BAHJA
AURA NUR IZZATY
FEBRIYANTI
GERARDO MANULANG
IMARATUL HASANAH
INDA CANTIKA DINATA
INDANAL MUSYARAFA M.
LINDI LISTIA PRABA
MISDIANTO
MOH. FACHRIL SIDIK
MUHAMMAD FAIRUS
MUHAMMAT SAHRUL G.
MUHIBBUDDIN
MUTMAINNAH
NABHAN NAUFAL
NADIFATUL ULYA
NUR HAISAH
NURUL HIKMAH
NURUL ILMA
RIYADUS SHOLIHIN
SAFIQOH
SAIFAH SEPTIANI I.
SALIM
SITI ROHMATUN N.
SITI SAFINA
SULAIMAN AINUR ROFIQ
SYARIFAH SUAIDAH
UMAR KURNIAWAN
YASIR RIFAAT
Kode Nilai :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

5. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


a. Remedial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM),
maka guru bisa memberikan soal tambahan.
b. Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).

Anda mungkin juga menyukai