Anda di halaman 1dari 4

Perjanjian Kontrak Keagenan (Kuasa Jual) Properti

Pada hari ini, Senin, tanggal dua puluh lima bulan Februari tahun dua ribu sembilan
belas (25-02-2019), bertempat di Jakarta, telah dibuat suatu perjanjian kontrak
keagenan (kuasa jual) properti diantara :

Nama :
Pekerjaan :
Alamat :
Nomor KTP :
Nomor Handphone :

dalam hal ini bertindak untuk dan atas namanya sendiri, untuk selanjutnya disebut
sebagai Pihak Pertama.

Nama :
Pekerjaan :
Alamat :
Nomor KTP :
Nomor Handphone :

dalam hal ini bertindak untuk dan atas namanya sendiri, untuk selanjutnya disebut
sebagai Pihak Kedua.

Kedua belah pihak terlebih dahulu menerangkan bahwa Pihak Pertama adalah pemilik
dari properti dengan identifikasi sebagai berikut:

Tipe properti : Ruko/Rumah Tinggal


Jumlah lantai :
Luas tanah : ....m2
Luas bangunan : ...m2
Surat-surat : SHM/SHGB/SHGU/Girik
Nomor sertifikat : .........................................
Lokasi : Jl. ................No.... RT.000 RW.00, Kel.................,
Kec........................., Kota Bekasi, Prov. Jawa Barat
IMB Nomor :
Harga jual : Rp......................

Page 1 of 4
Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat untuk mengikatkan diri dalam suatu
perjanjian kontrak keagenan (kuasa jual) properti seperti tertuang dalam pasal-pasal
sebagai berikut:

Pasal 1

Pihak Pertama dengan ini menyerahkan kepada Pihak Kedua


semua data, catatan, dan dokumen yang berhubungan dengan
properti tersebut untuk diperiksa kepada instansi yang berwenang.

Pasal 2

1. Pihak Pertama dengan ini memberikan hak eksklusif kepada Pihak Kedua
selama jangka waktu tiga bulan sejak tanggal perjanjian
ini dibuat hingga dd-mm-yyyy, untuk mencarikan calon pembeli yang berminat
untuk membeli properti dimaksud.
2. Pihak Pertama tidak boleh membatalkan secara sepihak perjanjian ini sebelum
masa berlakunya habis.
3. Perjanjian ini bisa diperpanjang untuk masa tiga bulan selanjutnya apabila
disepkati oleh para pihak.
4. Perjanjian ini akan berakhir dengan sendirinya apabila telah habis masa
berlakunya dan para pihak tidak bermaksud untuk memperpanjangnya.
5. Apabila dalam masa hak eksklusif ini properti belum juga laku terjual, maka Pihak
Kedua berhak menyampaikan maksudnya untuk memperpanjang hak eksklusif ini
dalam jangka waktu 14 hari sebelum berakhirnya hak eksklusif.
6. Pihak Pertama berhak menerima atau menolak perpanjangan hak eksklusif yang
diajukan oleh Pihak Kedua sebagaimana dimaksud dalam ayat 5 pasal ini.

Pasal 3

1. Pihak Pertama tidak diperkenankan, kecuali dengan persetujuan Pihak Kedua,


mencari pembeli atau menunjuk agen lain untuk mencari pembeli selama masa
hak eksklusif tersebut masih berlaku.
2. Jika Pihak Pertama atau
agen lain mendapatkan pembeli selama masa hak eksklusif
dari Pihak Kedua masih berlaku dan properti tersebut terjual bukan oleh Pihak

Page 2 of 4
Kedua, maka Pihak Pertama harus
membayar komisi kepada Pihak Kedua sebagai pembayaran ganti rugi.

Pasal 4

1. Pihak Pertama akan memberikan komisi penjualan kepada Pihak Kedua sebesar
3,5% (tiga koma
lima persen) dari harga transaksi yang disepakati dengan pembeli.
2. Jika selama masa hak eksklusif tersebut
Pihak Kedua secara efektif memperkenalkan kepada
Pihak Pertama seorang/beberapa orang calon pembeli yang sesudah
itu mengadakan
pengikatan jual beli atau perjanjian jual beli atas properti tersebut tanpa
sepengetahuan Pihak Kedua, maka Pihak Pertama berkewajiban untuk
melakukan pembayaran komisi secara penuh kepada Pihak Kedua sejumlah
3,5% sebagaimana disebutkan dalam ayat 1 pasal ini.
3. Komisi yang sudah
dibayarkan tidak bisa diminta kembali oleh Pihak Pertama
dengan alasan apa pun.

Pasal 5

Pihak Pertama dengan ini menjamin bahwa:


1. Dirinya adalah pemilik satu-satunya yang berhak atas properti dalam perjanjian
ini.
2. Properti dalam perjanjian ini tidak sedang terikat dengan agen lain/tidak sedang
dalam sengketa/tidak sedang dalam masa sita jaminan oleh pihak kreditur.

Pasal 6

Pihak Pertama dengan ini memberikan ijin kepada Pihak Kedua untuk melakukan hal-
hal sebagai berikut:
1. Memasuki dan memperlihatkan properti tersebut kepada para peminat/calon
pembeli pada saat yang wajar.
2. Mempromosikan/mengiklankan properti tersebut di media massa, baik cetak
maupun elektronik, baik offline maupun online.

Page 3 of 4
Pasal 7

1. Salah satu pihak tidak dapat mengajukan tuntutan kepada pihak lainnya apabila
terjadi kejadian Force Majeoure.
2. Terhadap pembatalan akibat Force Majeure, Pihak Pertama dan Pihak Kedua
sepakat menanggung kerugiannya masing-masing.
3. Force Majeure yang dimaksud dalam ayaat 1 Pasal ini adalah suatu
keadaan memaksa di luar batas kemampuan kedua belah pihak yang dapat
mengganggu bahkan menggagalkan terlaksananya perjanjian ini, seperti bencana
alam (gempa bumi, tanah longsor, banjir, gunung meletus, tsunami, angin puting
beliung), epidemik, peperangan, pemogokan, sabotase, pemberontakan, blokade,
kebijaksanaan pemerintah khususnya di bidang moneter, kecelakaan atau
keterlambatan yang disebabkan oleh keadaan di luar kemampuan manusia.

Pasal 8

Para pihak sepakat untuk menyelesaikan setiap perselisihan yang terjadi terkait
dengan perjanjian ini dengan cara musyawarah untuk mufakat. Apabila musyawarah
untuk mufakat tidak tercapai, para pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara
hukum. Untuk itu, para pihak memilih domisili hukum yang tetap di Kantor
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Timur.

Pasal 9

Demikian perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) dengan materai cukup, ditanda
tangani oleh para pihak dalam keadaan sehat jasmani dan rohani serta tanpa paksaan
dari pihak manapun.

Pihah Pertama Pihak Kedua

Saksi-saksi

Page 4 of 4

Anda mungkin juga menyukai