Anda di halaman 1dari 3

1.

Perbedaan pada peserta didik tidak hanya dilihat dari karakteristiknya saja di dalam pembelajaran

tetapi juga meliputi etnik dan kultural. Peserta didik dalam 1 kelas dapat memiliki beragam etnik dan

kultural yang berbeda-beda. Pendidik dan antar peserta didik harus dapat menghargai etnik dan

kultural yang berbeda-beda ini. Pendidik pun dapat menyelipkan budaya, nilai, norma yang berlaku

pada suatu daerah dalam pembelajaran sehingga peserta didik dapat mengetahui hal-hal yang

diperbolehkan dan tidak perbolehkan untuk dilakukan di budaya lain dan mereka pun dapat lebih

mengenal dan menghargai budaya lain.

2. Peserta didik memiliki perbedaan dalam status social yang berasal dari keluarga yang mampu dan

keluarga yang kurang mampu atau berkecukupan. Perbedaan status social ini berpengaruh pada sikap

dan prilaku individu dan antar individu di dalam kelas yang terkadang menimbulkan tindakan

diskriminatif. Hal ini tentunya menjadi tugas guru dalam mengelola suasana kelas dan

mengendalikan sikap dan perilaku peserta didik dengan mengajarkan sikap menghargai, toleransi,

tenggang rasa dan sikap-sikap baik lainnya selama belajar agar tidak membeda-bedakan dalam

berteman dan bersosialisasi. Sehingga peserta didik dapat berteman dan berinteraksi dengan sopan

dan santun antar peserta didik yang memiliki perbedaan status sosial, agama, budaya, dan lain-lain.

Selain itu, guru juga harus memperhatikan minat peserta didik dalam belajar seperti keaktifannya

dan perhatiannya dalam belajar. Jika peserta didik kurang aktif atau tidak fokus, guru dapat

menelaah lebih lanjut untuk menentukan strategi pembelajaran yang tepat

3. Perkembangan kognitif peserta didik mengalami perkembangan sejak dilahirkan hingga ia dewasa.

Jadi, perkembangan kognitif peserta didik untuk setiap jenjang pendidikan sudah pasti berbeda

sehingga membutuhkan media, materi, metode belajar dan mengajar yang berbeda pula yang

menyesuaikan dengan perkembangan kognitifnya. Untuk mengetahui perkembangan kognitif

tersebut, guru dapat melakukan tes atau wawancara untuk mengetahui kemampuan awal peserta

didik. Hasil dari tes atau wawancara ini digunakan sebagai acuan atau dasar dalam merancang

pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan, pengetahuan dan keterampilan peserta didik.

4. Setiap peserta didik memiliki gaya belajarnya seperti lebih menyukai visual, auditory, reading atau

writing. Guru harus memperhatikan hal tesebut karena mempengaruhi hasil belajar peserta didik

dimana guru dapat menampilkan media belajar berbentuk gambar atau video, memberikan tugas

berbentuk proyek atau menuliskan teks narasi dan lain-lainnya. Selain itu, guru juga dituntut dapat

memotivasi peserta didik dalam belajar seperti mengkaitkan materi dengan penerapan di kehidupan
sehari-hari sehingga peserta didik dapat tertarik dan termotivasi dalam belajar dan juga selalu

memberikan nasihat-nasihat yang positif kepada peserta didik.

5. Emosi memiliki peran penting dalam pembelajaran agar tercipta proses belajar mengajar yang

tenang, kondusif dan nyaman Jadi, guru harus memperhatikan sikap dan emosinya dalam mengajar

agar tercipta pembelajaran yang menyenangkan, bermankna, nyaman dan tidak menegangkan bagi

siswa seperti belajar menggunakan permaian, video, audio dan lain lain. Sebaliknya, pembelajaran

yang menegangkan akan berpengaruh pada emosi peserta didik yang akan merasa khawatir atau

ketakutan dalam mengikuti pembelajaran seperti tidak berani mengemukakan pendapatnya atau maju

presentasi ke depan kelas. Selain itu perkembangan social peserta didik dalam berinteraksi dan

bersosialiasi juga harus diperhatikan. Guru dapat membentuk kelompok diskusi yang anggotanya

berubah-ubah di setiap pertemuan sehingga akan meningkatkan kualitas interasi dan sosialiasi

peserta didik di dalam kelas/ luar kelas

6. Perkembangan moral adalah suatu proses perkembangan pikiran, perasaan, dan perilaku yang

sesuai dengan aturan, norma, nilai atau kebiasaan suatu budaya/daerah. Lingkungan seperti

keluarga dan teman sebaya berpengaruh pada moral peserta didik. Guru pun harus mampu

menjaga dan menanamkan nilai-nilai baik dan menjadi teladan selama proses pembelajaran di

kelas dan di luar ruang kelas

7. Perkembangan motorik peserta didik harus dipahami dan dikeali oleh guru agar dapat

menciptakan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi peserta didik dan

mengoptimalkan hasil belajarnya. Setelah memahami dan mengenali perkembangan motorik

peserta didik, guru dapat memilih dan menggunakan media, strategi dan metode pembelajaran

yang tepat dan sekolah dapat menyediakan sarana prasarana belaajr yang memadai seperti

proyektor, komputer, sumber belajar dari perpustakaan dan lain-lain.

8. Di dalam kurikulum merdeka, guru dibebaskan dalam merancang pembelajaran yang

berfokus pada peserta didik sehingga guru perlu melakukan profiling peserta didik sebelum

merencanakan dan merancang pembelajaran. Profiling ini meiliputi mengidentifikasi etnik,

kultural, status social, minat, perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya belajar,

motivasi, perkembangan emsoi, social dan motorik. Hasil dari profiling ini akan digunakan
untuk merencanakan dan merancang pembelajaran agar proses pembelajaran terlaksana sesuai

dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik saat ini

Anda mungkin juga menyukai