Anda di halaman 1dari 16

• guru selalu mendominasi dalam pembelajaran, pola

pembelajaran yang diterapkan masih berpusat pada guru,


pemilihan metode belum tepat
ANALISIS PROFIL DAN PETA
MUTU PENDIDIKAN
Bagaimana Pemecahannya?
PendekatanHUKUM SUMBER
kontekstual merupakanDAYAsuatuALAM
konsep belajar yang
menuntut guru mampu menghadirkan situasi dunia nyata baik di
(Pengaturan Sumber Daya Alam Bidang Perkebunan)
kelas maupun di luar kelas. Metode pembelajaran harus dapat
mendorong aktivitas siswa yang tidak hanya terbatas pada
Tim Dosen:
Dr. H. Fauzi
aktivitas fisik, tetapi Syam,
bersifat S.H.,M.Hum
psikis seperti aktivitas mental.
Dr. Helmi, S.H.,M.H.
Ivan Fauzani Raharja, S.H.,M.H.
Eko Nuryatman, S.H.,M.H.
1. ISTILAH DAN KONSEPSI DASAR BIDANG PERKEBUNAN

ISTILAH DAN KONSPESI DASAR BIDANG PERKEBUNAN

Plantation Law Bahasa Inggris


Wet Plantation Bahasa Belanda
Pengertian Perkebunan Perkebunan adalah segala kegiatan pengelolaan sumber daya alam,
sumber daya manusia, sarana produksi, alat dan mesin, budi daya, panen,
pengolahan, dan pemasaran terkait Tanaman Perkebunan
Pengertian Tanaman Tanaman Perkebunan adalah tanaman semusim atau tanaman tahunan
Perkebunan yang jenis dan tujuan pengelolaannya ditetapkan untuk usaha
Perkebunan
Pengertian Usaha Usaha Perkebunan adalah usaha yang menghasilkan barang dan/atau jasa
Perkebunan Perkebunan
Pengertian Lahan Lahan Perkebunan adalah bidang Tanah yang digunakan untuk Usaha
Perkebunan Perkebunan.
2
1. PENGERTIAN HUKUM PERKEBUNAN

ISTILAH DAN KONSPESI DASAR BIDANG PERKEBUNAN


Pengertian Pelaku Usaha Pelaku Usaha Perkebunan adalah pekebun dan/atau perusahaan Perkebunan
Perkebunan yang mengelola Usaha Perkebunan
Pengertian Pekebun Pekebun adalah orang perseorangan warga negara Indonesia yang melakukan
Usaha Perkebunan dengan skala usaha tidak mencapai skala tertentu.
Pengertian Perusahaan Perusahaan Perkebunan adalah badan usaha yang berbadan hukum, didirikan
Perkebunan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di wilayah Indonesia, yang
mengelola Usaha Perkebunan dengan skala tertentu
Pengertian Hasil Hasil Perkebunan adalah semua produk Tanaman Perkebunan dan
Perkebunan pengolahannya yang terdiri atas produk utama, produk olahan untuk
memperpanjang daya simpan, produk sampingan, dan produk ikutan
Pengertian Pengolahan Pengolahan Hasil Perkebunan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
Hasil Perkebunan terhadap hasil Tanaman Perkebunan untuk memenuhi standar mutu produk,
memperpanjang daya simpan, mengurangi kehilangan dan/atau kerusakan,
dan memperoleh basil optimal untuk mencapai nilai tambah yang lebih
3 tinggi.
1. PENGERTIAN HUKUM PERKEBUNAN

ISTILAH DAN KONSPESI DASAR BIDANG PERKEBUNAN

Pengertian Hak Ulayat Hak Ulayat adalah kewenangan masyarakat hukum adat untuk mengatur
secara bersama-sama pemanfaatan Tanah, wilayah, dan sumber daya
alam yang ada di wilayah masyarakat hukum adat yang bersangkutan
yang menjadi sumber kehidupan dan mata pencahariannya
Pengertian Masyarakat Masyarakat Hukum Adat adalah sekelompok orang yang secara turun-
Hukum Adat temurun bermukim di wilayah geografis tertentu di Negara Kesatuan
Republik Indonesia karena adanya ikatan pada asal usul leluhur,
hubungan yang kuat dengan Tanah, wilayah, sumber daya alam yang
memiliki pranata pemerintahan adat dan tatanan hukum adat di wilayah
adatnya

4
2. PENGERTIAN HUKUM PERKEBUNAN

Unsur-Unsur Dalam Definisi:


Salim HS 1. Adanya kaidah atau norma hukum
Pengertian Hukum Perkebunan
“Kaidah-kaidah atau norma-norma 2. Adanya subjek hukum, yaitu:
hukum yang mengatur hubungan negara
dengan perkebunan dan (mengatur)
a. Negara dengan perkebunan
hubungan antara negara dengan subjek b. Negara dengan subjek hukum
hukum dalam rangka pengelolaan dan
pemanfaatan usaha perkebunan 3. Adanya objek yang diatur

5
3. LANDASAN FILOSOFIS, YURDIS, DAN SOSIOLOGIS UU PERKEBUNAN
(UU Nomor 39 Tahun 2014)

Landasan Filosofis

“bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalam


wilayah Negara Republik Indonesia merupakan anugerah Tuhan Yang
Maha Esa untuk dimanfaatkan dan dipergunakan bagi sebesar-besar
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun I945 (Bagian Menimbang huruf a)

Meningkatkan nilai tambah usaha perkebunan nasional;

Mewujudkan kemakmuran dan kesejah-teraan rakyat secara berkeadilan


6
3. LANDASAN FILOSOFIS, YURDIS, DAN SOSIOLOGIS UU PERKEBUNAN
(UU Nomor 39 Tahun 2014)

Landasan Yuridis

1. Pasal 33 UUD 1945


2. Pasal 20, 20A ayat (1), Pasal 21 UUD 1945

SISTEMATIKA UU PERKEBUNAN (UU 39/2014)


19 BAB, 119 PASAL

Peraturan Perundang-Undangan Di Bidang Perkebunan


1. PP No. 31 Tahun 2009 tentang Perlindungan Wilayah Geografis Penghasil
Produk Perkebunan Spesifik Lokal
2. PP No. 24 Tahun 2015 tentang Penghimpunan Dana Perkebunan
7
3. LANDASAN FILOSOFIS, YURDIS, DAN SOSIOLOGIS UU PERKEBUNAN
(UU Nomor 39 Tahun 2014)

Belum mampu memberikan hasil yang optimal

Belum mampu meningkatkan nilai tambah usaha perkebunan nasional


Landasan Sosiologis

8
KPK: Kajian Sistem Tata Kelola Komoditas Kelapa Sawit 2016 KPK: Kajian Sistem Tata Kelola Komoditas Kelapa Sawit 2016
3. LANDASAN FILOSOFIS, YURDIS, DAN SOSIOLOGIS UU PERKEBUNAN
(UU Nomor 39 Tahun 2014)
Belum efektifnya pelaksanaan UU No. 18/2004 tentang
Perkebunan. Belum Efektif:
• menangani konflik perkebunan, • Izin usaha perkebunan
• pembatasan penanaman modal asing, • sistem data dan informasi di bidang
• kewajiban menyiapkan sarana dan prasarana perkebunan, dan
Landasan Sosiologis

perkebunan • sanksi bagi pejabat

9
KPK: Kajian Sistem Tata Kelola Komoditas Kelapa Sawit 2016
4. ASAS, TUJUAN, DAN LINGKUP HUKUM SUMBER DAYA PERKEBUNAN
Asas Kedaulatan
Penyelenggaraan Perkebunan harus dilaksanakan dengan menjunjung
Asas-Asas UU Perkebunan (Pasal 2)

tinggi kedaulatan Pelaku Usaha Perkebunan yang memiliki hak untuk


mengembangkan dirinya

Asas kemandirian
Penyelenggaraan Perkebunan harus dilaksanakan secara independen
dengan mengutamakan kemampuan sumber daya dalam negeri.

Asas keterpaduan
Penyelenggaraan Perkebunan harus dilakukan dengan memadukan
aspek sarana dan prasarana produksi Perkebunan, pembiayaan, budi
daya Perkebunan, serta pengolahan dan pemasaran Hasil
Perkebunan

Asas kebersamaan
4 Penyelenggaraan Perkebunan menerapkan kemitraan secara terbuka
sehingga terjalin saling keterkaitan dan saling ketergantungan
secara sinergis antar Pelaku Usaha Perkebunan 10
4. ASAS, TUJUAN, DAN LINGKUP HUKUM SUMBER DAYA PERKEBUNAN
Asas keterbukaan

5 Penyelenggaraan. Perkebunan dilakukan dg memperhatikan aspirasi


Asas-Asas UU Perkebunan (Pasal 2)

masyarakat dan didukung dengan pelayanan informasi yang dapat diakses


oleh Pelaku Usaha Perkebunan dan masyarakat

Asas efisiensi-berkeadilan

6 Penyelenggaraan Perkebunan harus dilaksanakan secara tepat guna


untuk menciptakan manfaat sebesar-besarnya dari sumber daya dan
memberikan peluang serta kesempatan yang sama secara proporsional
kepada semua warga negara sesuai dengan kemampuannya.

Asas kearifan lokal

7 Penyelenggaraan Perkebunan harus mempertimbangkan karakteristik


sosial, ekonomi, dan budaya serta nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata
kehidupan masyarakat setempat

Asas kelestarian fungsi lingkungan hidup

8 Penyelenggaraan Perkebunan harus menggunakan sarana, prasarana, tata


cara, dan teknologi yang tidak mengganggu fungsi lingkungan hidup, baik
secara biologis, mekanis, geologis, maupun kimiawi11
4. ASAS, TUJUAN, DAN LINGKUP HUKUM SUMBER DAYA PERKEBUNAN

Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat


Tujuan UU Perkebunan (Pasal 3)

Meningkatkan sumber devisa negara

Menyediakan lapangan kerja dan kesempatan usaha

Meningkatkan produksi, produktivitas, kualitas, nilai tambah, daya


4 saing, dan pangsa pasar;

Meningkatkan dan memenuhi kebutuhan konsumsi serta bahan baku


5 industri dalam negeri

Memberikan pelindungan kepada Pelaku Usaha Perkebunan dan


6 masyarakat

7 Mengelola dan mengembangkan sumber daya Perkebunan secara


optimal, bertanggung jawab, dan lestari;

8 Meningkatkan pemanfaatan jasa Perkebunan. 12


5. PERUBAHAN UU PERKEBUNAN PASCA BERLAKUNYA UU CIPTA KERJA

Peta Perubahan Pengaturan UU Perkebunan Dalam UU Cipta Kerja


No Undang-Undang Jumlah Pasal Total Pasal
Diubah Ditambah Dihapus
1 UU No. 39/2014 tentang Perkebunan 26 0 5 31

Alasan Umum Perubahan UU Perkebunan Dalam UU Cipta Kerja


6. Tugas

1. Buatlah matrik perubahan 31 Pasal UU Perkebunan yang diubah oleh UU Cipta Kerja sesuai
format terlampir.
2. Terhadap 31 Pasal dalam UU Perkebunan yang diubah oleh UU Cipta Kerja, komentari
minimal 5 Pasal. Dalam Menyusun komentar, Saudara bisa merujuk pada analisis yang
digunakan oleh Lembaga lain dengan prioritas sbb: (1) Forest Diggest, “Lembar Fakta
Omnibus Law UU Cipta Kerja”; (2) ICEL, “Berbagai Problema Dalam UU Cipta Kerja Sektor
Lingkungan dan Sumber Daya Alama”; (3) PSHK, “UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja Bidang Sumber Daya Alam”; (4) jurnal lain yang mendukun.
3. Dalam memberikan komentar, Saudara bisa setuju dengan pengaturan baru dalam UU Cipta
Kerja, kurang setuju, atau berbeda pendapat dengan komentar yang sudah diberikan oleh 3
Lembaga. Yang penting, jika pendapat tersebut diambil dari pendapat orang lain, sebutkan
sumber rujukannya.
4. Laporan Tugas dibuat sesuai sistematika terlampir.
5. Laporan diserahkan kepada Ketua Kelas dan paling lambat minggu depan dalam pertemuan
berikutnya
Format Tugas
Menuu a World Class Entrepeneurship University inovatif unggul kompetitif

Anda mungkin juga menyukai